Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

17
Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan Fitur Jurnal diawali dengan sketsa kasus yang menyorot kepada masalah klinis umum. Bukti yang mendukung dan berbagai strategi yang kemudian disajikan, dilanjutkan dengan peninjauan pada pedoman formal, yang telah ada. Artikel ini diakhiri dengan rekomendasi klinis dari penulis. Seorang wanita 35 tahun yang belum pernah hamil dan memiliki riwayat 5 tahun hipertensi,dan ingin hamil. Dia telah berhenti menggunakan kontrasepsi. Pengobatan satu-satunya yang masih digunakan adalah lisinopril dengan dosis 10 mg per hari. Tekanan darahnya 124/68 mmHg, dan indeks massa tubuh nya (berat dalam kilogram dibagi dengan tinggi kuadrat dalam meter) adalah 27. Apa yang akan Anda sarankan? Masalah Klinis Hipertensi kronis pada kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah, minimal 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg tekanan diastolik sebelum hamil, atau bagi perempuan yang pertama kali datang untuk perawatan selama kehamilan, sebelum 20 minggu kehamilan. Prevalensi hipertensi kronis pada kehamilan di Amerika Serikat diperkirakan setinggi 3% 1 dan telah meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan prevalensi terutama disebabkan oleh peningkatan prevalensi obesitas,yang merupakan faktor risiko utama untuk hipertensi, serta penundaan dalam memiliki anak sehingga mencapai usia yang lebih sering mengalami hipertensi kronis. Oleh karena itu, peningkatan jumlah perempuan yang memasuki kehamilan dengan resiko hipertensi dan membutuhkan konseling baik mengenai risiko 1

description

Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

Transcript of Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

Page 1: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan

Fitur Jurnal diawali dengan sketsa kasus yang menyorot kepada masalah klinis umum. Bukti

yang mendukung dan berbagai strategi yang kemudian disajikan, dilanjutkan dengan

peninjauan pada pedoman formal, yang telah ada. Artikel ini diakhiri dengan rekomendasi

klinis dari penulis.

Seorang wanita 35 tahun yang belum pernah hamil dan memiliki riwayat 5 tahun

hipertensi,dan ingin hamil. Dia telah berhenti menggunakan kontrasepsi. Pengobatan satu-

satunya yang masih digunakan adalah lisinopril dengan dosis 10 mg per hari. Tekanan

darahnya 124/68 mmHg, dan indeks massa tubuh nya (berat dalam kilogram dibagi dengan

tinggi kuadrat dalam meter) adalah 27. Apa yang akan Anda sarankan?

Masalah Klinis

Hipertensi kronis pada kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah, minimal 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg tekanan diastolik sebelum hamil, atau bagi perempuan yang

pertama kali datang untuk perawatan selama kehamilan, sebelum 20 minggu kehamilan.

Prevalensi hipertensi kronis pada kehamilan di Amerika Serikat diperkirakan setinggi 3% 1

dan telah meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan prevalensi terutama disebabkan oleh

peningkatan prevalensi obesitas,yang merupakan faktor risiko utama untuk hipertensi, serta

penundaan dalam memiliki anak sehingga mencapai usia yang lebih sering mengalami

hipertensi kronis. Oleh karena itu, peningkatan jumlah perempuan yang memasuki kehamilan

dengan resiko hipertensi dan membutuhkan konseling baik mengenai risiko hipertensi kronis

pada kehamilan dan penyesuaian pengobatan antihipertensi sebelum dan selama kehamilan.

Kebanyakan wanita dengan hipertensi kronis memiliki hasil kehamilan yang baik, tapi

perempuan ini berada pada peningkatan risiko komplikasi kehamilan, dibandingkan dengan

populasi umum. Risiko hasil yang tidak diharapkan akan meningkat dengan tingkat

keparahan hipertensi dan berakhir dengan kerusakan organ.2 Selain itu, beberapa obat anti

hipertensi memiliki risiko terhadap kehamilan dan harus dihentikan sebelum konsepsi.3

Karena hampir 50% dari kehamilan di Amerika Serikat tidak direncanakan,4 penting untuk

menasehati wanita usia reproduktif yang memiliki hipertensi mengenai risikonya, sebagai

bagian dari perawatan rutin.

Wanita dengan hipertensi kronis meningkatkan frekuensi terjadinya preeklampsia (17

sampai 25%,1,5,6 vs 3 sampai 5% pada populasi umum), serta terlepasnya plasenta sebelum

waktunya, terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur, dan operasi caesar. Risiko

1

Page 2: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

preeklamsia superimposed meningkat dengan semakin lamanya hipertensi.2 Preeklamsia

adalah penyebab utama persalinan prematur dan sesar pada populasi ini.6, 7 Dalam sebuah

penelitian yang melibatkan 861 wanita dengan hipertensi kronis, preeklamsia memberikan

angka kejadian sebesar 22%, dan Kondisi terjadi di hampir setengah perempuan dengan usia

kehamilan kurang dari 34 minggu, lebih awal dari yang menjadi khas pada wanita tanpa

hipertensi di atas. Wanita dengan hipertensi kronis dengan preeklamsia superimposed

meningkatkan risiko untuk melahirkan bayi yang kecil untuk usia kehamilan6 dan terlepasnya

plasenta sebelum waktunya, dibandingkan dengan wanita dengan hipertensi kronis tanpa

preeklamsia superimposed.

Bahkan tanpa adanya preeklamsia superimposed, wanita dengan hipertensi kronis

memiliki peningkatan risiko hasil yang merugikan.5 Studi yang dilakukan di Kanada,

Amerika Serikat, dan Selandia Baru telah menunjukkan bahwa fetal growth restriction (berat

janin yg diperkirakan atau yang aktual, <10 persentil untuk populasi normal) menyulitkan 10

sampai 20% dari kehamilan tersebut.1, 5,6 Dalam sebuah analisis dari Danish National Birth

Cohort, setelah melakukan penyesuaian pada usia, indeks massa tubuh, status merokok,

paritas, dan diabetes, hipertensi kronis memberikan sekitar lima kali risiko kelahiran

prematur dan peningkatan 50% dalam risiko melahirkan bayi yang kecil untuk masa

kehamilan.8 Wanita dengan hipertensi kronis memiliki resiko lebih dari dua kali untuk

terjadinya terlepasnya plasenta sebelum waktunya disbanding dengan wanita normotensif

(1,56 % vs 0,58%),9 risiko yang lebih tinggi terjadi pada wanita dengan preeclampsia.2, 9

Hipertensi kronis juga dikaitkan dengan meningkatanya risiko bayi lahir mati.10

Kebanyakan wanita dengan hipertensi kronis mengalami penurunan tekanan darah

selama kehamilan, mirip dengan yang diamati pada wanita normotensif, tekanan darah turun

menjelang akhir trimester pertama dan naik kembali ke nilai sebelum hamil selama trimester

ketiga.5,11,12 Alhasil, obat antihipertensi sering kali diturunkan selama kehamilan. Namun,

selain itu sebagian dari wanita dengan hipertensi kronis akan berkrmbang menjadi

preeklampsia, yang lain 7% hingga 20% dari wanita yang telah dalam hipertensi yang

semakin parah selama kehamilan tidak menunjukan perkembangannya ke preeclampsia.13

Strategi dan Bukti

Evaluasi sebelum hamil

Perawatan wanita dengan hipertensi kronis harus dimulai sebelum kehamilan untuk

mengoptimalkan rejimen pengobatan sebelum konsepsi dan memfasilitasi konseling

mengenai komplikasi kehamilan yang potensial. Evaluasi sebelum kehamilan pada hipertensi

2

Page 3: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

kronis umumnya harus mengikuti pedoman dari Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure 7 (JNC 7) untuk penilaian

kerusakan target organ, rekomendasi yang tidak termasuk modifikasi khusus untuk evaluasi

selama pregnancy.14 rekomendasi tersebut termasuk penggunaan elektrokardiografi dan

penilaian dari glukosa darah, hematokrit, kalium serum, kreatinin, kalsium, dan profil

lipoprotein, serta analisa urin. Mengingat peningkatan risiko preeklampsia pada wanita

dengan hipertensi kronis, evaluasi sebelum hamil juga harus mencakup hitung protein urin

selama 24 jam untuk memudahkan identifikasi terhadap preeklamsia superimposed.

Manifestasi hipertensi pada organ dapat memperburuk prognosis selama kehamilan dan harus

diperhitungkan dalam konseling. Sebagai contoh, adanya proteinuria pada awal kehamilan

meningkatkan risiko preeklamsia superimpose dan fetal growth restriction.2

Pada kebanyakan wanita dengan hipertensi kronis, penyebab gangguan ini belum

diketahui. Angka penyebab yang dapat diidentifikasi dari hipertensi pada wanita usia subur

belum diteliti dengan baik. Evaluasi dari penyebab terjadinya hipertensi umumnya terbatas

pada wanita dengan hipertensi yang resisten terhadap terapi atau obat yang memerlukan

beberapa atau untuk mereka yang memiliki gejala atau tanda-tanda yang menunjukkan

adanya penyebab sekunder, evaluasi dalam kasus tersebut harus mengikuti JNC 7

guidelines.14 Namun, karena pengujian dalam kasus ini mungkin memerlukan penggunaan

radiologi dan karena pengobatan kelainan yang terdeteksi sering meliputi operasi, praktisi

harus mengejar evaluasi tersebut sebelum pembuahan bila memungkinkan.

Pemantauan Preeklamsia

Mengidentifikasi preeclampsia superimpose pada wanita dengan hipertensi kronis

sangat menarik, mengingat bahwa tekanan darah yang tinggi untuk memulai dan beberapa

wanita mungkin memiliki proteinuria. Preeklamsia superimpose harus selalu

dipertimbangkan ketika tekanan darah meningkat pada kehamilan atau ketika ada onset baru

atau peningkatan proteinuria baseline. Sebuah tingkat asam urat yang tinggi juga membantu

untuk membedakan dua kondisi, meskipun ada tumpang tindih dalam tingkat substansial.

Adanya trombositopenia dan nilai yang tinggi pada uji fungsi hati juga dapat mendukung

diagnosis preeklampsia. Baru-baru ini, penanda angiogenik serum dan urin telah dipelajari

sebagai alat bantu mungkin dalam diagnosis preeklampsia superimpose,15 tetapi data saat ini

tidak cukup untuk mendukung penggunaannya dalam populasi ini.

3

Page 4: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

Pengobatan Pilihan

Obat anti hipertensi

Alasan utama untuk mengobati hipertensi dalam kehamilan adalah untuk mengurangi

morbiditas ibu terkait dengan hipertensi berat (Tabel 1).

Tabel 1. Terapi farmakologis umum untuk Hipertensi kronis dalam Kehamilan. *

ObatKelas Atau

Mekanisme AksiRentang Dosis Keterangan

MethyldopaTerpusat bertindak

sebagai alpha agonis

250 mg - 1.5 g oral 2x/hari

Sering digunakan sebagai terapi lini pertama

Data jangka panjang menunjukkan keamanan pada keturunannya

LabetololGabungan alpha - dan beta blocker

100 - 1200 mg oral 2x/hari

Sering digunakan sebagai terapi lini pertama

Dapat memperburuk asmaFormulasi intravena tersedia

untuk mengobati keadaan darurat hipertensi

Metoprolol Beta blocker25–200 mg oral

2x/hari

Dapat memperburuk asmaKemungkinan ber hubungan

dengan fetal growth restriction

Beta-blocker lainnya (misalnya, pindolol dan propranolol) telah digunakan dengan aman

Beberapa ahli merekomendasikan menghindari atenolol

Nifedipine (Longacting)

Calcium channel blocker

30–120 mg oral sekali/hari

Penggunaan short-acting nifedipin biasanya tidak dianjurkan, memberkan risiko hipotensi

Calcium channel blocker lainnya telah digunakan dengan aman

HydralazinePeripheral vasodilator

50–300 mg orally in two or

four divided doses

Formulasi intravena tersedia untuk mengobati keadaan darurat hipertensi

Hydrochlorothiazide Diuretik12.5–50 mg oral

sekali/hari

Kekhawatiran sebelumnya tentang peningkatan risiko hasil yang buruk tidak didukung oleh data terbaru

* Penggunaan inhibitor angiotensin converting enzim atau angiotensin-receptor blockers merupakan kontraindikasi pada kehamilan karena risiko cacat lahir dan gagal ginjal janin atau neonatus.

Sebuah meta analisis mencakup 28 percobaan acak membandingkan pengobatan

antihipertensi baik dengan plasebo atau tanpa pengobatan menunjukkan bahwa pengobatan

4

Page 5: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

antihipertensi secara signifikan mengurangi risiko hipertensi berat. Namun, pengobatan tidak

mengurangi risiko preeklamsia superimpose, terlepasnya plasenta sebelum waktunya, atau

fetal growth restriction, juga tidak meningkatkan kualitas outcomes neonatal.13

Obat antihipertensi dengan jumlah terbesar dari data mengenai keselamatan janin

adalah metildopa, yang telah digunakan selama kehamilan sejak 1960-an. Dalam satu studi, 16

tidak ada hasil perkembangan buruk yang dilaporkan selama 7,5 tahun follow up antara 195

anak yang ibunya telah menerima metildopa. Dengan demikian, metildopa dianggap sebagai

terapi lini pertama dalam kehamilan dengan banyak guideline groups.17-19 Namun, metildopa

sering menyebabkan mengantuk, yang dapat membatasi tolerabilitas dan memerlukan

penggunaan obat lainnya.

Dalam meta analisis dari percobaan acak membandingkan obat antihipertensi yang

berbeda pada kehamilan, penggunaan beta blocker menghasilkan episode hipertensi berat

yang lebih sedikit dibandingkan penggunaan methyldopa.13 Labetalol, alpha-dan beta receptor

blocker dikombinasi, sering direkomendasikan sebagai yang lain terapi lini pertama18 atau lini

kedua17 untuk hipertensi dalam kehamilan. Meskipun beberapa data dari sebuah asosiasi telah

menyarankan antara fetal growth restriction dan atenolol, 20 temuan ini belum dilaporkan

dengan penggunaan beta blocker-lain atau labetalol, dan apakah hubungan yang diamati ini

disebabkan penggunaan atenolol atau hipertensi yang mendasarinya. Meskipun demikian,

beberapa ahli menganggap bijaksana untuk menghindari penggunaan atenolol selama

pregnancy.18

Long-acting calcium-channel blockers bertindak juga aman pada kehamilan,

meskipun pengalaman penggunaannya lebih terbatas dibandingkan dengan labetalol.21

Diuretik yang lama dianggap dikontraindikasikan pada kehamilan karena kekhawatiran

tentang penurunan volume cairan. Namun, review dari sembilan percobaan acak

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil kehamilan antara wanita

dengan hipertensi yang mggunakan diuretik dan mereka yang tidak menggunakan obat

antihipertensi. 22 Oleh karena itu, beberapa pedoman mendukung kelanjutan dari terapi

diuretik selama kehamilan pada wanita dengan hipertensi kronis yang sebelumnya dirawat

dengan obat obatan tersebut.17, 18

Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin receptor blocker

(ARB) dikontraindikasikan pada kehamilan. Penggunaan mereka diparuh kedua kehamilan

telah dikaitkan dengan oligohidramnion (mungkin akibat gangguan fungsi ginjal janin) dan

5

Page 6: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

neonatal anuria, kelainan pertumbuhan, hipoplasia tengkorak, dan janin mati.23-26 ACE

inhibitor juga telah dikaitkan dengan efek teratogenik potensial. Dalam sebuah studi kohort

retrospektif yang mencakup wanita yang telah terpapar dengan ACE inhibitor pada trimester

pertama, rasio risiko yang terkait dengan paparan ACE inhibitor, dibandingkan dengan

paparan obat antihipertensi lainnya, adalah 4,0 (95% confidence interval [CI], 1,9-7,3) untuk

cacat jantung dan 5,5 (95% CI, 1,7-17,6) untuk kerusakan sistem saraf pusat.3 Meskipun pada

pengamatan penelitian tidak memungkinkan untuk menyingkirkan perancu oleh faktor-faktor

lain yang terkait dengan penggunaan ACE inhibitor, dianjurkan bahwa wanita yang

menggunakan ACE inhibitor dan, dengan ekstrapolasi, blocker lain dari sistem

reninangiotensin (misalnya, ARB dan inhibitor renin) akan beralih ke kelas lain obat

antihipertensi sebelum pembuahan bila memungkinkan.

Perubahan gaya hidup, termasuk penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas

fisik, telah terbukti untuk mengontrol peningkatan tekanan darah seprti pada orang yang tidak

hamil. Selain itu, indeks massa tubuh meningkat faktor risiko untuk preeclampsia.27 The

American College of Obstetrics and Ginekology merekomendasikan pengurangan berat badan

sebelum hamil pada wanita dengan obesitas.28 Namun, data yang kurang untuk

menginformasikan apakah tindakan tersebut meningkatkan hasil kehamilan khusus pada

wanita dengan hipertensi.

Target Tekanan Darah Pada Kehamilan

Dengan tidak adanya data yang konklusif dari percobaan acak untuk mengarahkan

batasan untuk mengawali obat antihipertensi atau target tekanan darah pada kehamilan,

berbagai pedoman profesional memberikan rekomendasi yang berbeda mengenai indikasi

untuk memulai terapi (mulai dari tekanan darah> 159/89 mm Hg14, 17,29 sampai > 169/109

mm Hg18, 19) dan untuk target tekanan darah untuk wanita yang menerima terapi (mulai

dari <140/90 mm Hg29 sampai <160/110 mm Hg14). Beberapa ahli merekomendasikan

menghentikan obat antihipertensi selama kehamilan, asalkan tekanan darah turun di bawah

batasan tersebut. Bagi wanita yang melanjutkan terapi antihipertensi, penurunan yang agresif

pada tekanan darah harus dihindari. Sebuah meta-analisis dari percobaan acak pengobatan

antihipertensi untuk hipertensi dalam kehamilan dari ringan-sampai sedang (baik kronis dan

terkait kehamilan) menyarankan menyarankan bahwa magnitud yang lebih besar dari

penurunan tekanan darah dikaitkan dengan peningkatan risiko fetal growth restriction.30 Oleh

karena itu, sebelum hamil dosis obat antihipertensi mungkin perlu dikurangi, terutama pada

6

Page 7: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

trimester kedua, ketika tekanan darah biasanya jatuh sehubungan dengan tingkatan sebelum

hamil atau selama trimester pertama.

Pencegahan Preeklampsia

Preeklampsia superimpose ini memberikan hasil kehamilan yang buruk yang terkait

dengan hipertensi kronis, banyak wanita menanyakan apakah ada terapi dapat menurunkan

resiko ini. Besar, percobaan plasebo secara acak, terkontrol telah menunjukkan tidak ada

penurunan yang signifikan dalam risiko preeklampsia yang terkait dengan penggunaan

aspirin dosis rendah, 31 suplementasi kalsium, 32 atau suplemen antioksidan dengan vitamin C

dan E, 33 meskipun metaanalyses studi lebih kecil menyarankan adanya manfaat. 34,35

Pengawasan Janin

Upaya untuk memantau wanita hamil dan janin mereka untuk komplikasi dapat

meliputi kunjungan prenatal yang lebih sering untuk wanita dengan hipertensi kronis

daripada wanita yang tanpa kondisi ini. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk memantau

erat wanita untuk komplikasi hipertensi kronis dengan mengukur tekanan darah dan protein

urin. Karena kehamilan tersebut memiliki kemungkinan peningkatan terjadinya fetal growth

restriction, dianjurkan unutk mengevaluasi pertumbuhan janin. Banyak dokter kandungan

melengkapi evaluasi reguler tinggi fundus dengan ultrasonografi untuk estimasi berat janin,

dimulai pada trimester ketiga awal dan terus pada interval 2 sampai 4 minggu, tergantung

pada tekanan darah ibu, obat, komplikasi, dan temuan pada pencitraan sebelumnya.

Meskipun data dari populasi berisiko rendah menunjukkan bahwa USG dan evaluasi tinggi

fundus telah menunjukkan hasil yang sama untuk mendeteksi restriksi pertumbuhan,36

ultrasonografi juga menilai volume cairan ketuban dan gerakan janin dan denyut jantung

janin (profil biofisik), evaluasi yang mungkin berguna sehubungan dengan risiko yang terkait

dengan hipertensi kronis pada kehamilan.

Mengingat peningkatan risiko bayi lahir mati pada ibu dengan hipertensi,10

pengawasan kesejahteraan janin juga disarankan oleh beberapa ahli, meskipun orang lain

menyarankan membatasi pengujian tersebut untuk kehamilan dengan komplikasi, seperti

restriksi pertumbuhan atau preeclampsia.17, 18 Pengujian juga dapat mencakup evaluasi pola

dan variabilitas denyut jantung janin (nonstress testing). Komplikasi ibu (misalnya,

preeklamsia atau hipertensi yang memburuk), hasil uji nonreassuring janin, atau

kekhawatiran tentang restriksi pertumbuhan janin seringkali mengindikasikan untuk kelahiran

7

Page 8: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

prematur. Dokter harus mempertimbangkan risiko morbiditas janin terkait dengan persalinan

prematur memberikan risiko komplikasi ibu dan janin dari manajemen lanjutan kehamilan.

Pada wanita dengan hipertensi kronis tanpa komplikasi tambahan, persalinan sering

direncanakan dekat tanggal perkiraan, meskipun kebutuhan untuk intervensi tersebut belum

pasti apakah hasil pengujian meyakinkan dan pertumbuhan janin normal.

Menyusui

Menyusui harus dianjurkan pada wanita dengan hipertensi kronis, termasuk mereka

yang membutuhkan obat-obatan. Kendati agen antihipertensi sebagian besar dapat dideteksi

dalam ASI, kadar pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan plasma ibu.37 Ini yang

relatif dalam tingkat rendah dan data pengamatan dari sejumlah wanita yang menerima obat

saat menyusui telah dipimpin American Academy of Pediatrics untuk label obat yang paling

antihipertensif, termasuk ACE inhibitor, sebagai "biasanya cocok" dengan ibu menyusui.38

Sejak laporan kasus telah dijelaskan lesu dan bradikardi pada bayi baru lahir yang disusui

oleh ibu menggunakan atenolol, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar

atenolol digunakan "dengan hati-hati". Tidak seperti obat yang terkenal lainnya beta-

blockers, seperti metoprolol. Karena data yang kurang sehubungan dengan penggunaan ARB

dan menyusui, dianjurkan bahwa obat lain dipertimbangkan untuk mengobati hipertensi pada

wanita menyusui. Rekomendasi dari Society of Obstetricians and Gynaecologists Kanada

dicatat bahwa penggunaan long-acting nifedipin, labetalol, metildopa, captopril, enalapril

dapat digunakan selama menyusui.21

Area Ketidakpastian

Data dari percobaan acak untuk menginformasikan pengobatan wanita dengan

hipertensi kronis pada kehamilan terbatas, termasuk apakah wanita dengan hipertensi ringan

sampai sedang harus menerima pengobatan antihipertensi, yang menargetkan tekanan darah

harus digunakan pengobatan, dan obat antihipertensi yang superior untuk digunakan dalam

kehamilan. The Control of Hypertension in Pregnancy Study (CHIPS, ClinicalTrials.gov

nomor, NCT01192412) adalah uji coba secara acak yang sedang berlangsung yang

melibatkan wanita dengan hipertensi kronis atau hipertensi kehamilan terkait yang

membandingkan kontrol "kurang ketat" (target tekanan darah diastolik, 100 mm Hg) dengan

kontrol "ketat" (target tekanan darah diastolik, 85 mm Hg) sehubungan dengan hasil ibu,

janin, dan neonatus.39 Penyelesaian studi diharapkan pada tahun 2013. Studi prospektif

8

Page 9: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

tambahan diperlukan untuk menilai hasil ibu dan janin terkait dengan penggunaan terapi

antihipertensi yang berbeda dan target tekanan darah. Jangka panjang tindak lanjut dari kedua

ibu dan anak ini juga dibenarkan, terutama mengingat meningkatnya bukti bahwa lingkungan

di dalam rahim mempengaruhi kesehatan kemudian outcomes.40

Pedoman

Pedoman untuk pengelolaan kehamilan pada wanita dengan hipertensi kronis telah

diterbitkan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists, 18 Society of

Obstetricians and Gynaecologists Kanada, 41 the Working Group of the National High Blood

Pressure Education Program, 17 dan the Australasian Society for the Study of Hypertension in

Pregnancy 29 (Tabel 2). Pedoman ini semua menekankan pentingnya perencanaan

prakonsepsi dan manajemen, merekomendasikan bahwa ACE inhibitor dihindari dalam

kehamilan, dan menekankan pengalaman panjang mendukung keamanan metildopa selama

kehamilan. Namun, pedoman yang berbeda menunjukkan ambang batas yang berbeda untuk

pengobatan antihipertensi dan berbeda dalam rekomendasi mengenai obat-obatan tertentu,

termasuk apakah mereka mendukung penggunaan atenolol pada kehamilan.

9

Page 10: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

Tab

el 2

. Ped

oman

Pen

goba

tan

anti

hip

erte

nsi u

ntuk

Hip

erte

nsi k

roni

s da

lam

Keh

amil

an. *

Au

stra

lasi

an29

(20

00)

Men

yeli

diki

pot

ensi

pe

nyeb

ab h

iper

tens

i se

kund

erJi

ka a

nali

sa u

rin

posi

tif

untu

k pr

otei

n, m

aka

24

jam

pro

tein

uri

n an

alis

is

atau

pen

guku

ran

spot

pr

otei

n-to

-kre

atin

in

rasi

o ur

in, p

engu

jian

gl

ukos

a da

rah,

el

ektr

olit

, dan

fun

gsi

ginj

al (

mis

alny

a,

krea

tini

n se

rum

dan

as

am u

rat)

Per

laku

kan

jika

teka

nan

dara

h> 1

70 m

m H

g si

stol

ik a

tau>

110

mm

H

g di

asto

lik

Tar

get y

ang

disa

rank

an

adal

ah 1

20-1

40 m

m H

g si

stol

ik d

an d

iast

olik

80-

90 m

m H

g ji

ka ti

dak

ada

efek

sam

ping

yan

g ti

dak

sem

esti

nya

Pri

orit

as ti

dak

ditu

njuk

kan,

ta

pi a

gen

yang

terd

afta

r da

pat d

iter

ima

term

asuk

m

etil

dopa

, lab

etal

ol,

clon

idin

e, h

ydra

lazi

ne,

aten

olol

, dan

oxp

reno

lol

Hin

dari

inhi

bito

r A

CE

* A

CE

men

anda

kan

angi

oten

sin-

conv

erti

ng e

nzym

e, A

CO

G A

mer

ican

Col

lege

of

Obs

tetr

icia

ns d

an G

ynec

olog

ists

, AR

B a

ngio

tens

in-r

ecep

tor

bloc

ker,

JN

C 7

Kom

ite

Nas

iona

l B

ersa

ma

Pen

cega

han,

Det

eksi

, Eva

luas

i, da

n P

enan

gana

n T

ekan

an D

arah

Tin

ggi 7

, dan

NH

BP

EP

Nas

iona

l Tek

anan

Dar

ah T

ingg

i Pro

gram

Pen

didi

kan

.†

Ped

oman

ters

ebut

dik

elua

rkan

seb

elum

pen

gaku

an lu

as d

ari e

fek

mer

ugik

an d

ari A

RB

s pa

da ja

nin.

Can

adia

n41

(20

08)

Not

spe

cifi

ed

Per

laku

kan

jika

teka

nan

dara

h> 1

59 m

m H

g si

stol

ik a

tau>

109

mm

H

g di

asto

lik

untu

k m

enur

unka

n ri

siko

ibu

Tar

get y

ang

disa

rank

an

<15

6 m

m H

g si

stol

ik

dan

<10

6 m

m H

g di

asto

lik,

teta

pi p

ada

pasi

en d

enga

n fa

ktor

ri

siko

kar

diov

asku

lar,

<

140

mm

Hg

sist

olik

da

n <

90 m

m H

g di

asto

lik

Pal

ing

seri

ng d

igun

akan

, m

etil

dopa

dan

labe

talo

l, pe

nggu

naan

dit

erim

a,

beta

bloc

kers

lain

dan

ca

lciu

m c

hann

el b

lock

ers

Hin

dari

inhi

bito

r A

CE

dan

A

RB

s

JNC

714

(20

03)

Men

ilai

unt

uk p

enye

bab

seku

nder

dan

ada

nya

keru

saka

n ta

rget

org

an

Mel

anju

tkan

pen

goba

tan

jika

ada

targ

et-o

rgan

ke

rusa

kan

atau

pe

rsya

rata

n se

belu

mny

a un

tuk

agen

an

tihi

pert

ensi

beb

erap

a un

tuk

kont

rol b

lood

pr

essu

reJi

ka o

bat d

ihen

tika

n,

rein

stit

ute

jika

teka

nan

dara

h ad

alah

150

-160

m

m H

g si

stol

ik a

tau

100-

110

mm

Hg

dias

toli

k

Met

ildo

pa d

isuk

ai o

leh

bany

ak d

okte

r, d

enga

n la

beta

lol s

emak

in d

isuk

ai

kare

na e

fek

sam

ping

be

rkur

ang

Hin

dari

inhi

bito

r A

CE

dan

A

RB

s

NH

BP

EP

Wor

kin

g G

rou

p17

(20

00)

Pad

a w

anit

a de

ngan

riw

ayat

hi

pert

ensi

sel

ama

bebe

rapa

tahu

n,

men

geva

luas

i ker

usak

an

targ

etor

gan,

term

asuk

hi

pert

rofi

ven

trik

el k

iri,

reti

nopa

ti, d

an p

enya

kit

ginj

al

Per

tim

bang

kan

lent

ik o

bat

anti

hipe

rten

si d

an d

osis

re

inst

itut

e at

au

men

ingk

at ji

ka te

kana

n da

rah>

150

-160

mm

Hg

sist

olik

ata

u> 1

00-1

10

mm

Hg

dias

toli

k

Met

ildo

pa d

isuk

ai o

leh

bany

ak d

okte

r, d

enga

n la

beta

lol a

lter

nati

fH

inda

ri in

hibi

tor

AC

E †

AC

OG

18 (

2001

)

Per

tim

bang

kan

peng

ujia

n kr

eati

nin,

nit

roge

n ur

ea

dara

h, u

rin

24 ja

m

prot

ein

dan

bers

ihan

kr

eati

nin,

asa

m u

rat,

bers

ama

deng

an

elek

trok

ardi

ogra

fi,

ekok

ardi

ogra

fi,

pem

erik

saan

op

htha

lmol

ogic

, dan

gi

njal

ult

raso

nogr

afi

Eva

luas

i unt

uk p

enye

bab

seku

nder

di h

adap

an

suge

stif

den

gan

geja

la

Per

laku

kan

jika

teka

nan

dara

h ≥

180

³ mm

Hg

sist

olik

ata

u ³ ≥

110

mm

H

g di

asto

lik

untu

k ke

pent

inga

n ib

uH

iper

tens

i rin

gan

(140

-179

m

m H

g si

stol

ik a

tau

90-

109

mm

Hg

dias

toli

k)

bias

anya

tida

k m

emer

luka

n pe

ngob

atan

fa

rmak

olog

isJi

ka o

bat y

ang

mer

unci

ng,

rest

art j

ika>

150

-160

m

m H

g si

stol

ik a

tau>

10

0-11

0 m

m H

g

Per

tam

a-li

ne, m

etil

dopa

at

au la

beta

lol

Hin

dari

inhi

bito

r A

CE

pa

da tr

imes

ter

kedu

a da

n ke

tiga

Var

iab

le

Eva

luas

i seb

elum

keh

amil

an

Tek

anan

dar

ah ti

ngka

t un

tuk

peng

obat

an d

an

tuju

an

Pen

goba

tan

10

Page 11: Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan (Terjemahan)

Kesimpulan dan Rekomendasi

Wanita dengan hipertensi yang dijelaskan dalam sketsa itu harus diberi konseling

untuk menggunakan kontrasepsi sampai ia telah mengalami melakukan evaluasi sebelum

hamil, termasuk penilaian kerusakan akhir organ, evaluasi untuk identifikasi penyebab

hipertensi, jika disarankan oleh riwayat medisnya, pemeriksaan fisik, atau laboratorium

pengujian, dan penyesuaian terapi antihipertensi. Jika penyebab reversibel hipertensi yang

teridentifikasi, maka harus ditangani sebelum kehamilan. Sebelum mencoba untuk hamil,

pasien harus mengganti ACE inhibitor dengan obat antihipertensi lain yang dianggap aman

dalam kehamilan (metildopa, labetalol, atau long-acting calcium channel blocker-), dan dia

harus diberi konseling mengenai pengurangan berat badan. Meskipun beberapa pedoman

merekomendasikan penggunaan lini pertama metildopa atas dasar catatan keamanan yang

panjang, kita umumnya akan menggunakan labetalol untuk pertama kali, karena data juga

mendukung keamanan, dan dalam prakteknya kita menemukan itu menjadi lebih efektif dan

memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metildopa.

Pasien harus diikuti selama kehamilan dan dididik mengenai potensi risiko hipertensi

kronis pada kehamilan. Karena dia memiliki sejarah 5 tahun hipertensi, ia berada pada

peningkatan risiko untuk preeklampsia superimposed. 2 Dengan tidak adanya rekomendasi

definitif sehubungan dengan optimal target tekanan darah selama kehamilan, kami bertujuan

untuk menyesuaikan obat untuk menjaga tekanan darah antara 130/80 mmHg dan 150/100

mmHg. Mengingat kebutuhan untuk perencanaan hati-hati prakehamilan dan untuk

perawatan terkoordinasi selama dan setelah kehamilan untuk wanita dengan hipertensi kronis

selama tahun-tahun reproduksi mereka, kami sarankan perawatan interdisipliner yang

melibatkan dokter yang terlatih dalam obstetri dan ginekologi dan mereka yang terlatih dalam

kedokteran internal atau keluarga.

11