Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

20
HIPERKES FAKTOR FISIK

description

Tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya di tempat kerja akan menerima dua macam beban

Transcript of Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Page 1: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

HIPERKES

FAKTOR FISIK

Page 2: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya di tempat kerja akan menerima dua macam beban, yaitu :

• beban pekerjaannya sendiri• beban tambahan sebagai akibat dari pengaruh faktor lingkungan kerja.

HIPERKES FAKTOR FISIK

Faktor lingkungan kerja : fisik fisiologi kimia psikologi biologi

Page 3: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Faktor Fisik

• Intensitas Kebisingan

• Intensitas Pencahayaan

• Iklim kerja setempat

• Getaran

Page 4: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

KEBISINGANKebisingan didefinisikan sebagai :• Suara yang tidak dikehendaki, • Suara yang tidak mengandung kualitas

musik • Suara yang mengganggu• Suara yang timbul secara berkala dari getaran-getaran yang tidak teratur.• Suara yang meyebabkan gangguan kesehatan

Page 5: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

• Kualitas kebisingan ditentukan oleh 2 (dua) hal yaitu intensitas dan frekuensinya.

• Satuan intensitas kebisingan dinyatakan dalam desibel A ( dB.A) dan satuan frekuensi dinyatakan dalam Hertz (Hz).

• Frekuensi suara yang dapat didengar oleh telinga manusia antara 20 Hz - 20.000 Hz.

• Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang dengan beraneka ragam frekuensi.

• Telinga manusia paling sensitif terhadap suara antara 2.000 - 5.000 Hz

Page 6: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Kebisingan kontinyu (Steady State Noise) Kebisingan dimana fluktuasi dari intensitas suara tidak lebih dari 6 dB. Misalnya suara kompressor, kipas angin, dapur pijar, mesin gergaji, dll.

Kebisingan Intermitten (Interupted Noise) Kebisingan dimana suara timbul dan menghilang secara perlahan-lahan. Misalnya suara lalu lintas dan suara pesawat udara yang tinggal landas.

Jenis Kebisingan

Page 7: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Kebisingan impulsif (Impulsive/Impact Noise) kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak intensitasnya tidak lebih dari 35 milidetik dan waktu yang diperlukan untuk penurunan intensitas sampai dengan 20 dB dibawah puncak tidak lebih dari 5000 milidetik. Contoh : suara pukulan palu, mesin plong, suara ledakan. Impuls dengan interval waktu < 0.5 detik atau jumlah impuls per detik > 10, maka impuls noise dapat dianggap sebagai kebisingan kontinyu.

Page 8: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

NAB KEBISINGANDitetapkan menurut Keputusan Menteri Tenaga

Kerja No. Kep. 51/MEN/1999Waktu

pemajanan / Hari

Intensitas kebisingan

(dB.A )

Waktupemajanan /

hari

Intensitas Kebisingan

(dB.A )

8 jam 85 28,12 detik 115

4 jam 88 14,06 detik 118

2 jam 91 7,03 detik 121

1 jam 94 3,52 detik 124

30 menit 97 1,76 detik 127

15 menit 100 0,88 detik 130

7,5 menit 103 0,44 detik 133

3,75 menit 106 0,22 detik 136

1,88 menit 109 0,11 detik 139

0,94 menit 112

Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB.A, walaupun sesaat

Page 9: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

EFEK KEBISINGAN

Pada Indera Pendengaran• Trauma akustik paparan tunggal dng int. tinggi atau tiba-tiba• Ketulian sementara ( temporary threshold shift )• Ketulian menetap ( permanen threshold shift )

Bukan pada Indera Pendengaran• Gangguan komunikasi• Gangguan tidur• Gangguan pelaksanaan tugas• Perasaan tidak senang / mudah marah• Gangguan faal tubuh

Page 10: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Macam – macam ketulian

• Tuli konduktif : adanya gangguan konduksi pada telinga bagian luar dan tengah.

• Tuli saraf : semua kelainan / penyakit pada telinga bagian dalam, saraf pendengar atau otak

• Tuli campuran : kombinasi dari kedua ketulian

Page 11: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

TEKNIK PENGUKURAN INTENSITAS KEBISINGAN

Tujuan Pengukuran

• Untuk pengendalian lingkungan kerja. Dilakukan dimana tenaga kerja berada, pada pagi hari, siang dan sore.

• Untuk mengetahui efek kebisingan terhadap pendengaran dilakukan secara intensif, bila tenaga kerja berpindah tempat maka diukur tingkat tekanan suara dan dicatat waktunya di tempat kerja tersebut, kemudian dihitung rata-ratanya.

Page 12: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Peralatan ; Sound level meter.Macamnya : - Precision SLM - Survey SLM- General purpose SLM - Special purpose SLM

Terdiri dari beberapa komponen al :1. Microphone : mengubah energi gelombang suara

menjadi energi elektrik2. Pre amplifier & amplifier : memperkeras signal3. Weighting network : memodifikasi signal elektrik4. Out put jack : mencatat atau menganalisis5. Rectifier : mengubah arus bolak-balik menjadi

searah (AC – DC) sehingga menggerakkan display

6. Displai meter

Page 13: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

• Calibrator : alat untuk mengkalibrasi SLM• Octave band filter set : dihubungkan

dengan SLM untuk mengetahui tingkat tekanan suara pada berbagai frekuensi.

Page 14: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Page 15: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Page 16: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

PROGRAM PEMELIHARAAN PENDENGARAN

Enginering controlPengendalian secara teknis terutama ditujukan pada sumber suara dan transmisi suara sebelum mengenai tenaga kerja.

> Pada sumber suara al : Desain mesin yang baik. Mengoperasian alat yang baik Merawat mesin secara teratur

Page 17: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

> Pada transmisi suara- Machinery enclosure (total enclosure dan

partial enclosure)- Barrier- Peredam suara

Transmision lose material Damping material

Absorbent material

muffler

sealantVibration isolator

six building blocks of a well designed enclosure

Page 18: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Administrative controlPengendalian secara administrative adalah setiap prosedur yang bertujuan untuk membatasi pemaparan bising melalui pengendalian rencana kerja.

Dilakukan dengan cara antara lain : • Rotasi pekerjaan, • Ruang kontrol, • Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan, • Pemantauan lingkungan kerja, • Pemeriksaan kesehatan.• Pemantauan lingkungan kerja (pengukuran

intensitas kebisingan

Page 19: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

Alat Pelindung Diri

Dibedakan menjadi 2 macam :– Sumbat telinga (ear plug ) – Tutup telinga ( ear muff )

Tingkat perlindungan yang diberikan tergantung pada :– Alat pelindung telinga yang dipakai, – Keadaan alat, – Cara pemakaian, – Cara pemeliharaan, – Lamanya alat pelindung tersebut dipakai

pada waktu kerja.

Page 20: Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN

TERIMA KASIH