Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi

28
HIPERAKTIVITAS DAN SULIT KONSENTRASI HIPERAKTIVITAS Jamridafrizal,S.Ag.S.S.,M.Hum 1. Pengertian Hiperaktivitas Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tinggi dengan ciri-ciri aktivitas selalu berganti, tidak mempunyai tujuan tertentu, berulang dan tidak bermanfaat (Hallahan & Kauffman, 1994). Anak hiperaktif lebih banyak mengalami gerakan mata diluar tugasnya, sehingga gerakan menoleh lebih banyak dibandingkan anak yang lain. Gejala tersebut akan berkurang sesuai denagn bertambahnya usia dan sebagian akan menghilang pada waktu masa remaja. 2. Penyebab Hiperaktivitas Beriktu ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak : a. Faktor neurologik 1. Perilaku hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, persalinan dengan menggunakan alat bantu, dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengna berat bdan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol. 2.Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neurologi yang samapi kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi minimal otak (DMO) dan minimalnya dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk mmemelihara proses konsentrasi. 3.Beberapa studi menunjukan terjadinya gangguan fungsi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah obrital-limbik otak, khususnya sisi otak sebelah kanan  b. Faktor toksik Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah dalam serum darah anak yang meningkat. Ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar rontgen pad saat hamil juga dapat melahirkan calon h iperaktif. c. Faktor genetik Didapatkan hbungna yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pad akeluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35 % dari orang tua dan saudara yang masia kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.

Transcript of Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 1/28

 

HIPERAKTIVITAS DAN SULIT KONSENTRASI

HIPERAKTIVITAS

Jamridafrizal,S.Ag.S.S.,M.Hum1. Pengertian Hiperaktivitas

Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tinggi dengan ciri-ciri aktivitasselalu berganti, tidak mempunyai tujuan tertentu, berulang dan tidak bermanfaat

(Hallahan & Kauffman, 1994). Anak hiperaktif lebih banyak mengalami gerakan mata

diluar tugasnya, sehingga gerakan menoleh lebih banyak dibandingkan anak yang lain.

Gejala tersebut akan berkurang sesuai denagn bertambahnya usia dan sebagian akan

menghilang pada waktu masa remaja.

2. Penyebab HiperaktivitasBeriktu ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :

a. Faktor neurologik 

1. Perilaku hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan

masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, persalinan dengan

menggunakan alat bantu, dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di

samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengna berat bdan rendah, ibu yang

terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol.

2.Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neurologi

yang samapi

kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi minimal otak (DMO) dan minimalnyadopamin.

Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk mmemelihara proses konsentrasi.3.Beberapa studi menunjukan terjadinya gangguan fungsi darah di daerah tertentu pada

anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah obrital-limbik otak,

khususnya sisi otak sebelah kanan

 b. Faktor toksik 

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki potensi

untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah dalam

serum darah anak yang meningkat. Ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol,

terkena sinar rontgen pad saat hamil juga dapat melahirkan calon hiperaktif.

c. Faktor genetik 

Didapatkan hbungna yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pad akeluarga dengan

anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35 % dari orang tua dan saudara yang masia

kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 2/28

 

d. Faktor psikososial dan lingkungan

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang

tua dengan anaknya, misalnya anak kurang diarahkan. Kurang mengontrol diri, menurut

kehendak sendiri, sering gagal dalam pekerjaan, materi yang disampakan kurang

menarik, diterangkan tidak mengerti, ingin bebas, kurang perhatian, anak kurangdiarahkan dari di rumah, kelainan syaraf, fisik, perilaku konsultasi.

3. Gejala-gejala yang tampak 

Gejala hoperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk 

dengna tenang merupakan suatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari,

 berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Disamping itu, ia cenderang banyak 

 bicara dan menimbulkan suara berisik, kurang dapat mengontrol diri, kurang perhatian

atau konsentrasi, keinginan untuk bebas yan kuat, atau berbuat menurut kehendak sendiri.

Berikut ini gejala yang tampak pada anak hiperaktif yang dapat dilihat dari pola

tingkahnya baik 

di rumah yang diamati oleh orang tua dan di sekolah yang diamati oleh para pendidik.1

a.Di Rumah

1.Anak selalu bergerak. Ibaratnya dari bangun tidur sampai tidu kembali, tidak ada waktuuntuk 

“diam”.

2.Tingkah laku anak sulit diduga, khususnya emosinya: lebih seperti rewel tanpa sebab,mudah

“meledak” hanya oleh sedikit masalah, ngambek.3. Bila bermain, anak cepat sekali bosan.4.Keinginan anak harus segera dipenuhi, karena toleransinya rendah terhadap perasaan

frustasi.

5. Anak sulit berkonsentrasi sewaktu menyelesaikan tugas,

6.Sering bertingkah laku seperti digerakan oleh motor.7. Sering kesulitan melewati waktu luang dengan tengang.

 b. Di Sekolah

1. Anak tidak mampu berkonsentrasi, perhatiannya mudah beralih.2. Gagal menyelesaikat tugas

3. Suka berjalan-jalan dalam kelas, lari berputar dan gerak berlebihan pada situasi yang

tidak tepat,seklaipun bukan waut istirahat.

4. Sulit duduk manis atau duduk dengan konsentrasi terhadap sesuatu. Reaksi yang sering

dilaukan

adlah suka menoleh kesana kemari, badan, tangan, atau kaki yang selalu gerak 5. Mengganggu kelas karena sering interupsi : berteriak memanggil pendidik, teman-

temannya

tanpa ada tujuan yang jelas.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 3/28

 

6. Bila anak merasa lelah, maka terkadang sering melamun pada saat mengiktui program

kegiatan

 belajar, sehingga apa yang dijelaskan oleh pendidik tidak mengerti.7. Sering gugup atau gelisah, menggerakan tangan atau kaki atau ribut ketika disuruh

duduk dalam

kelas.8.tidak mengikuti atau mengabaikan intruksi pendidik. Anak berperilaku semaunya.

9.Sulit untuk disiplin, kesulitan menunggu giliran seperti barisa saat masuk kelas.

4. Pengaruh Hiperaktivitas Terhadap Perkembangan Anak 

Pengaruh yang konkrit pada anak hiperaktif adalah kurangnya perhatian terhadap

 pelajaran, anak sering gagal pada tugas-tugas yang diberikan. Selain itu, dalam kelas

anak hiperaktif mengganggu proses belajar mengajar karena ia sering berteriak, berjalan,

 berlari. Pengaruhnya pada anak lain adalah merasa terganggu atau bahkan menjadi

 pemicu anak yang lain ikut berperilaku hiperaktif.

Beberapa contoh yang sering terjadi di sekolah :a. Di sekolah ia tidak dapat duduk diam, berlari, berjalan, berputar kesana-kemari, berceloteh atau

 berbicara berlebihan.

 b. Ketika kegiatan senam, beris berbaris atau kegiatan kelompok lainnya, ia seolah

muncul sendiridengan gerak tubuh yang berbeda dengan yang lain dan bicara terus.

c.Saat kegiatan belajar berlangsung sering memotong pembicaraan atau menyela,

menginterupsiatau memaksa orang lain.

d.ketika absen atau menunggu giliran salaman dengan pendidik ia amat sulit bersabar dan

menunggu5. Intervretasi

a. Hiperaktivitas sebagaian besar disebabkan oleh gangguan fisik, maka dalam sekolah

diharuskan punya kelas khusus, karena memerlukan pengganan yang multidisipliner yaitu

 pendidik, orang tua dan ahli seperti dokter atau psikolog anak.

 b.Tetapi bila ada anak yang mengalami hiperaktivitas, pihak sekolah menyediakan

neurolog,

 psikolog anak, dokter anak pembimbing khusus bagi anak yang hiperaktif, pendidik  bersikap sabar 

dan program kegiatan yang dilakukan harus bersifat khusus.

c.Pada saat pelaksaan proses belajar, pendidik hendaknya menggunakan teknik  penguatan, yaitu

menghargai setiap usaha dan keberhasilan yang dicapai oleh anak. Pendidik harus

menciptakan situasi dan kondisi yang menyebabkan anak merasa berhasil, misanya

memberikan tugas-tugas yang mungkin dapat dislesaikan anak dengan mudah. Dengan

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 4/28

 

cara demikian anak akan merasa senang mengerjakan tugas sehingga anak tidak cepat

mengalihkan kegiatan dengan kegiatan yang lain

Cara Menghadapi anak Hiperaktif:

Menerima dengan ikhlas. Segala sesuatunya telah ditentukan oleh Yang Mahamemberikan anak, yaitu Allah. Jika Allah menguji kita dengan hadirnya anak dengangangguan hiperaktif, itu tandanya Allah Tahu bahwa kita mampu dan dapat mengatasi

serta mendidik anak dengan sebaik-baiknya.

Anak hiperaktif cenderung memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ini yang sering kali

dilupakan bahkan tidak diperhatikan. Para ibu cenderung bergulat dan berkutat padakesedihan dan kekecewaan terhadap putranya. Tapi tidak mau melihat, bahwa anak-anak 

dengan gangguan hiperaktif ternyata memiliki kecerdasan yang luar biasa. Tugas ibulah

yang mencari dan menggali kecerdasan ini.

Ajarkan kedisiplinan. Anak-anak hiperaktif cenderung tidak disiplin. Mereka tidak mautenang, dan cenderung membangkang. Tidak patuh pada aturan. Nah, jika demikian,

maka Anda harus membuat sebuah “kontrak” perjanjian dengannya untuk berlatih

disiplin.

Tidak menghukumnya secara berlebihan. Bukan salah anak Anda jika ia hiperaktif.So, jangan menghukumnya karena gangguan hiperaktif ini. Melatihnya berdisiplin, oke.

Tapi, dengan cara yang baik dan benar.

Lebih banyak bersabar. Ini adalah tuntutan utama bagi para orangtua. Tanpa kesabaran,

maka Anda tidak akan dapat menangani anak Anda dengan baik.

Menjaga komunikasi dan biarkan ia merasakan kasih sayang Anda. Ketika anak 

melihat dan merasakan perhatian yang diberikan orangtuanya, dan memang, perlu diakui,

 bahwa menjalin komunikasi dengan anak-anak hiperaktif ini harus senantiasa. Ibaratnya,

harus setiap menit kita mengajaknya berkomunikasi. Dan bukannya memanjakan, perhatian terhadap anak-anak hiperaktif memang harus lebih banyak dibandingkan

saudara-saudaranya yang normal.

Bagaimana cara mengatasi anak yang bandel dan tidak bisa diam?

Mensikapi anak yang bandel, tidak bisa diam dan susah diatur ini dengan sikap

keras dan galak tidak akan membantu menyelesaikan akar permasalahan yang dihadapianak. Melainkan, perlu melakukan pendekatan khusus.

Untuk mengatasi gangguan neurobiologis atau gangguan emosi ini dibutuhkan

kesabaran dan upaya melakukan pemberian pelatihan pengembangan dan pengendalianemosi anak secara intensif. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk menarik minat dan

 perhatian anak, agar dirinya terbiasa dapat mengendalikan perhatiannya pada satu aspek 

 pengalaman secara intensif dan mengendalikan atau pengarahan energi emosional anak 

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 5/28

 

yang berlebihan pada satu aspek pengalaman yang konstruktif. Begitu juga, pelatihan ini

diharapkan untuk dapat meningkatkan kematangan emosi anak sebagai dasar 

  pembentukan perilakunya dalam merefleksikan (merespon) rangsangan yang adadihadapannya atau bagaimana dirinya mampu membina hubungan yang harmonis dengan

lingkungan di mana ia berada.

Pelatihan-pelatihan yang dapat Anda berikan untuk mengatasi anak yang bandel,

tidak bisa diam dan susah diatur ini, sebagai berikut:

 Menggiring/menarik perhatian anak secara terarah.

Anda dapat mengajak anak untuk selalu melakukan kegiatan atau bermain bersama yang

disesuaikan dengan keinginan anak. Kegiatan atau permainan itu, tentunya sesuai dengan

taraf usianya. Kegiatan yang Anda siapkan tersebut harus benar-benar kegiatan yangdapat menarik perhatian dan minat anak. Begitu juga, kegiatan yang dipilih tersebut

adalah kegiatan yang bisa menyalurkan energi emosional anak yang selalu berlebihan itu.

 Melatih respon terarah atau memberi tanggapan.

Anak perlu dilatih bagaimana dirinya harus memberi respon atau tanggapan terhadap

rangsangan yang diberikan padanya. Misalnya:

- Anak diminta untuk menangkap bola.

- Anak diminta meletakkan sesuatu pada tempatnya.

- Anak diminta menendang bola.

- Anak diminta untuk mewarnai sesuai dengan contoh.

- Anak diminta untuk meneruskan atau melempat bola yang disodorkan padanya.

 Anak dilatih belajar mengamati (mempertajam pengamatan).

Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi, membangun pemusatan perhatian dan meningkatkan kemampuan konsentrasi anak dalam kegiatan

yang konstruktif, maka Anda dapat melatih anak belajar mengamati. Untuk itu, Anda

 perlu menciptakan kondisi yang merangsang anak untuk mau belajar mengamati. Untuk 

dapat menciptakan kondisi yang merangsang aktivitas pengamatan anak, maka Andaharus aktif ikut terlibat dalam kegiatan atau permainan bersama anak.

Modal dasar aktivitas pengamatan adalah fungsi-fungsi alat panca indera, yaitu

 penglihatan, pendengaran, rabaan, pembauan (penciuman) dan pencecapan. Nah, Andadapat mengarahkan alat dria anak tersebut untuk mengamati, mempertajam perhatian dan

tindakan dengan menggiring anak untuk memfokuskan perhatian pada satu sisi kegiatan

atau permainan. Begitu juga, Anda dapat merangsang daya pikir (konsentrasi anak)

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 6/28

 

dengan selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang daya tarik dan daya

nalar anak, Seperti:

•  Meminta anak untuk menendang bola ke gawang atau tertuju pada kiper 

•  Meminta anak membuat gerakan melompat-lompat di antara susunan ban-ban

atau lingkaran•  Meminta anak melempar bola ke dalam keranjang 

•  Meminta anak menghitung benda tertentu dari sekolompok benda-benda yang 

berbeda

•  Meminta anak mencicipi rasa beberapa makanan dan tanyakan rasa masing-masing makanan tersebut 

•   Bagaimana menyusun balok-balok ini, agar menjadi bentuk rumah, Aldi?

•   Ada berapa burung di pohon itu,

•  dan sebagainya.

•  Melatih kecerdasan kinestetik jasmani anak.

Anak yang bandel, tidak bisa diam dan susah diatur ini memiliki energi fisik yang luar 

 biasa. Anak sangat aktif bergerak mengikuti impuls-impuls emosinya. Untuk dapat

mengarahkan dan menyalurkan energi yang berlebihan tersebut, maka anak 

membutuhkan latihan dengan menitik beratkan pada penetralisiran atau penyaluranenergi yang luar biasa tersebut pada kegiatan yang konstruktif, seperti melatih kecerdasan

kinestetik jasmani anak.

Kecerdasan kinestetik jasmani ini adalah gabungan kemampuan berpikir dan ketangkasan

atau kepiawaian dalam melakukan suatu gerakan seluruh anggota tubuh. Untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak ini memerlukan kegiatan belajar yang

 bersifat kinestetik, dinamik dan berkesinambungan. Anda dapat memotivasi anak sesuaidengan minatnya, seperti bermain seni peran, improvisasi dramatis, gerakan kreatif dansemua jenis kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik (olah raga).

Anda dapat mengajak anak ke lapangan bermain, lapangan rintangan, kolam renang dan

ruang olah raga. Begitu juga, Anda dapat memberi kesempatan pada anak untuk membuat

model berbagai mainan, terlibat dalam kegiatan seni kerajinan tangan, misalnya mengukir kayu, menggambar/melukis atau membentuk tanah liat.

Anda pun dapat mengajak anak mengunjungi kegiatan atau pertandingan olah raga.

Begitu juga tak kalah pentingnya, anak dapat diajak berkemah dan melibatkan diri dalam

 berbagai kegiatan di luar, seperti menjelajah alam. Kegiatan-kegiatan ini dapatmenyalurkan aktivitas fisik anak dan relaksasi anak.

Melatih kecerdasan kinestetik jasmani ini juga bermanfaat bagi anak untuk lebih mampu

mengendalikan emosinya, membantu cara untuk mengarahkan dan memfokuskan perhatian serta meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi dalam melakukan

 berbagai kegiatan.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 7/28

 

Di samping itu, Anda perlu menyelusuri kemungkinan pengaruh keracunan

makanan yang menyebabkan atau sebagai faktor pencetus perilaku hiperaktif pada anak 

ini. Jika dari hasil pengamatan Anda ditemukan adanya indikasi pengaruh dari makananyang dimakan oleh anak terhadap pola-pola perilaku agresif (hiperaktif) tersebut, maka

Anda perlu menghindarkan anak mengkonsumsi makanan yang menjadi faktor pencetus

tersebut.

Demikianlah cara yang dapat dipergunakan untuk mengatasi anak yang bandel,tidak bisa diam dan susah diatur. Kunci keberhasilan Anda dalam menghadapi

 penyimpangan perilaku anak tersebut terletak pada kesabaran dan kesedian Anda

membantu memberi pelatihan-pelatihan yang efektif pada anak. Keberhasilan anak dalammengatasi berbagai hambatannya dalam mengontrol emosi dan membina perilaku yang

 baik adalah suatu kemenangan dan kebahagiaan Anda. (Sumber: Hendra Surya, Kiat 

 Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak 2 , Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005)

Berdasarkan penelitian para ahli, makanan dengan kandungan gula atau karbohidrat

sulingan berkadar tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung, dapat

membuat kadar gula darah anjlok sehingga memengaruhi mood . Jenis makanan tersebut

memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang menimbulkan perasaan gelisah,

Selain itu, berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam The Lancet , Pediatrics,dan Journal of Pediatrics, zat penambah rasa serta pewarna dan pemanis buatan dalam

makanan bisa mendorong nervous system menjadi terlampau aktif. Oleh karena itu,

sebaiknya jauhkan sang buah hati dari makanan instan atau frozen food yang banyak 

mengandung senyawa tersebut.

Berikut ini adalah beberapa pilihan makanan yang sebaiknya disuguhkan untuk diet bagi

anak hiperaktif:

• Potongan sayuran segar, seperti wortel, batang seledri, brokoli, dan kembang kol

yang disajikan bersama salad dressing rendah lemak atau saus salsa.

• Yogurt rendah lemak atau keju rendah lemak tanpa perasa/pemanis, disajikan

dengan tambahan buah yang dihaluskan/jus.

Kacang-kacangan atau biji-bijian seperti almond, kacang mende, kenari, kacangtanah, kuaci biji bunga matahari atau labu, dan lain-lain.

• Semangkuk buah-buahan segar/beku/dikeringkan.

• Whole grain cracker, dengan peanut butter atau almond nut butter.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 8/28

 

BAB VIII

SULIT KONSENTRASI

1. Pengertian Sulit Konsentrasi

Seringkali kita mendengan ada orang tua yang dipanggil oleh pendidik diakibatkan

 perestasi belajar anaknya tidak mengalami pengingkatan atau perilakunya di sekolahyang membuat terganggu teman-temannya, anak yang demikian sering dianggap sebagai

 pembuat maslah di sekolah. Mereka dianggap nakal, bodoh, dan tidak dapat bergaul

dengan baik. Salah satu penyebab perilaku anak seperti itu adalah anak memiliki masalah

gangguan pemusatan perhatian.

Gangguan sulit berkonsentrasi atau gangguan pemusatan perhatian (GPP) adalah

suatu gangguan pada otak yang mengakibatkan kesulitan konsentrasi dan pemusatan

 perhatian. Delapan puluh persen anak yang mengalami GPP memperlihatkan kesulitan

 belajar dan kelainan perilaku.

Untuk dipertimbangkan sebagai anak yang memiliki ganggaun dalam pemusatan

 perhatian atau kesuitan berkonsentrasi, maka gajalanya harus tampak sebelum usia 7

tahun, dan bertahan selama paling sedikit 6 bulan dan jadi tidak konsisten dalam

 pertumbuhan seorang anak. Gejala tersebut juga harus bisa diobservasi paling sedikit dua

tempat, misalnya di rumah dan di sekolah, dengan bukti kelemahan yang mencolik atau

nyata dalam fungsi pekerjaan, atau soal. Lebih lanjut, gejala tersebut tidak disebabkan

oleh ganguan mental, seprti gangggaun suasana hati atau kecemasan.

Ada tiga (3) tipe gangguan pemusatan perhatian, yaitu :

a.Tipe kombinasi. Ini mudah dilihat, sehubungan mereka kurang mampu memperhatikanaktivitas

 permainan atau tugas, perhatiannya mudah pecah dan cenderung mudah kehilangan

 bukan hanya miliknya yang disukai melainkan bukan atau pekerjaan (Pr)nya pun kerap

hilang atau tidak lagi diketahui dimana ia menempatkannya. Selain itu, juga mudah

 berubah pendirian, impulsif dan selalku aktir, mereka juga tidak mampu asik dalam

kegatan yang menghabiskan wkatu, seperti membaca dan main puzzle

 b.Tipe predominan kurang mampu memberhatikan, dianggap sebagai “kadet luar 

angkasa” di kelas

maupun di tempat lain seperti laangan sepak bola, mereka kerap kali tidak mendapatkan

 perhatian oleh pendidik karena pendiam dan “kecil hati”, tetapi bukan berarti mereka

“tidak ada”. Di kelas mereka tidak memperhatikan pendidik tetapi melihat langit-langit

ke atas, mereka justru mengamati rerumputan bukan bola atau terlihat terlibat bermain

dengan berbagai arena permainan dan sering tampak melamunl. Mereka tidak 

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 9/28

 

mendengarkan bila diajak bicara, dan kelihatannya tidak dapat mengikuti instruksi atau

suatu kegiatan. Banya yang mengeluh mereka anak yang pelupa dan kacau.

c.Tipe predominan hiperaktif-impulsif, cenderung terlalu energik, lari kesna kemari, tidak 

 bisa diam

dan melompat seenaknya. Meskipun demikian mereka kadangmembuat heran setiap

orang karena mereka sering menaruh perhatian di kelas dan kelihatannya memang

 belajar, bahkan ketika mereka seakan sedang tidak mendengankan.

Membicarakan anak mengalami gangguan pemusatan perhatian atau sulit

 berkonsentrasi berkaitan dengan lemah belajar, harus diberi adanya perbedaan besar 

antara keduanya. Apa yang cenderung bisa dilakukan anak-anak tersebut adalah efek 

masalah mereka terhadap diri mereka sendiri dan keluarga mereka . meskipun titik bera

adanya perbedaan belajar anak yang mengalami gangguan perhatian biasanya di sekolah,

namun konsentrasinya jarang hanya terbatas di ruang kelas semata.

Banyak area kehidupan anak yang berpengaruh, termasuk perannya dalam keluarga,

hubungan dengan teman, kemampuannya untuk berprestasi dan tentunya citra diri dan

 percaya dirinya dalam kemampuan menguasai situasi.

Menurut Osman (1997) ada tiga bidang umum yang meliputi beberapa gejala dari pa

yang menandai adanya suatu perbedaan belajar dari anak yang mengalami gangguan

 pemusatan perhatian atau kesulitan dalam berkonsentrasi, yaitu :

a. Perkembangan Konsep dan Bahasa

Masalah dalam bidang konsep dan bahasa oleh para profesional disebut “inteligensia

linguistik” atau keterampilan bahasa adalah indikator awal dari seoranganak beresiko,

kalau bahasa tampak jelas tertunda atau tetap tidak matang samapai waktu yang

 berkepanjangan, mungkin ini suatu tanda anak menglami kurang mampu memahami,

memproses, atau bahasa yang tidak memadai belum tentu menunjukkan adanya

 perbedaan belajar, hal ini masih memiliki arti yang banyak, mulai dari sekedar tidak 

matang sampai gangguan emosional. Namun penelitan menunjukan bahwa menanggapi

kebutuhan anak sejak dini, khusunya dibidang bahasa dapat mencegah atau paling sedikit

mengurangi maslah sekoalh. Sebagai instrumen pola asuh orangtua, hendaknya para

 pendidik sebagai pengajar 

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 10/28

 

KESULITAN BELAJAR (LEARNING DISSABILITY) DAN MASALAH EMOSI  

20 Feb 2008 4 Comments

 by tarmidi in PSIKOLOGI POPULER  

13 VotesKesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata

atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang

berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta

pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam

Weiner, 2003). Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian kesulitan belajar 

adalah kondisi yang merupakan sindrom multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan

belajar spesifik (spesific learning disabilities), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan masalah

emosional. Kelompok anak dengan Learning Dissability (LD) dicirikan dengan adanya gangguan-

gangguan tertentu yang menyertainya. Menurut Cruickshank (1980) gangguan-gangguan

tersebut adalah gangguan latar-figure, visual-motor, visual-perceptual, pendengaran,

intersensory , berpikir konseptual dan abstrak, bahasa, sosio-emosional, body image, dan konsep

diri.

Tidak seperti cacat fisik, kesulitan belajar tidak terlihat dengan jelas dan sering disebut ”hidden

handicap”. Terkadang kesulitan ini tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya anak yang

mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai anak yang underachiever , pemalas,

atau aneh. Anak-anak ini mungkin mengalami perasaan frustrasi, marah, depresi, cemas, dan

merasa tidak diperlukan (Harwell, 2001).

B. Faktor penyebab Kesulitan Belajar 

Ada beberapa penyebab kesulitan belajar yang terdapat pada literatur dan hasil riset (Harwell,

2001), yaitu :

1. Faktor keturunan/bawaan

2. Gangguan semasa kehamilan, saat melahirkan atau prematur 

3. Kondisi janin yang tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi dan atau ibu yang merokok,

menggunakan obat-obatan (drugs), atau meminum alkohol selama masa kehamilan.

4. Trauma pasca kelahiran, seperti demam yang sangat tinggi, trauma kepala, atau pernah

tenggelam.

5.  infeksi telinga yang berulang pada masa bayi dan balita. Anak dengan kesulitan belajar 

biasanya mempunyai sistem imun yang lemah.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 11/28

 

6.  Awal masa kanak-kanak yang sering berhubungan dengan aluminium, arsenik,

merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya.

Riset menunjukkan bahwa apa yang terjadi selama tahun-tahun awal kelahiran sampai

umur 4 tahun adalah masa-masa kritis yang penting terhadap pembelajaran ke depannya.

Stimulasi pada masa bayi dan kondisi budaya juga mempengaruhi belajar anak. Pada masaawal kelahiran samapi usia 3 tahun misalnya, anak mempelajari bahasa dengan cara mendengar 

lagu, berbicara kepadanya, atau membacakannya cerita. Pada beberpa kondisi, interaksi ini

kurang dilakuan, yang bisa saja berkontribusi terhadap kurangnya kemampuan fonologi anak

yang dapat membuat anak sulit membaca (Harwell, 2001)

Sementara Kirk & Ghallager (1986) menyebutkan faktor penyebab kesulitan belajar 

sebagai berikut:

1. Faktor Disfungsi Otak

Penelitian mengenai disfungsi otak dimulai oleh Alfred Strauss di Amerika Serikat pada

akhir tahun 1930-an, yang menjelaskan hubungan kerusakan otak dengan bahasa, hiperaktivitasdan kerusakan perceptual. Penelitian berlanjut ke area neuropsychology  yang menekankan

adanya perbedaan pada hemisfer otak. Menurut Wittrock dan Gordon, hemisfer kiri otak

berhubungan dengan kemampuan sequential linguistic atau kemampuan verbal; hemisfer kanan

otak berhubungan dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan auditori termasuk melodi,

suara yang tidak berarti, tugas visual-spasial dan aktivitas non verbal. Temuan Harness, Epstein,

dan Gordon mendukung penemuan sebelumnya bahwa anak-anak dengan kesulitan belajar 

(learning difficulty ) menampilkan kinerja yang lebih baik daripada kelompoknya ketika kegiatan

yang mereka lakukan berhubungan dengan otak kanan, dan buruk ketika melakukan kegiatan

yang berhubungan dengan otak kiri. Gaddes mengatakan bahwa 15% dari anak yang termasuk

underachiever , memiliki disfungsi system syaraf pusat (dalam Kirk & Ghallager, 1986).

2. Faktor Genetik

Hallgren melakukan penelitian di Swedia dan menemukan bahwa, yang faktor herediter 

menentukan ketidakmampuan dalam membaca, menulis dan mengeja diantara orang-orang yang

didiagnosa disleksia. Penelitian lain dilakukan oleh Hermann (dalam Kirk & Ghallager, 1986)

yang meneliti disleksia pada kembar identik dan kembar tidak identik yang menemukan bahwa

frekwensi disleksia pada kembar identik lebih banyak daripada kembar tidak identik sehingga ia

menyimpulkan bahwa ketidakmampuan membaca, mengeja dan menulis adalah sesuatu yang

diturunkan.

3. Faktor Lingkungan dan Malnutrisi

Kurangnya stimulasi dari lingkungan dan malnutrisi yang terjadi di usia awal kehidupan

merupakan dua hal yang saling berkaitan yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar 

pada anak. Cruickshank dan Hallahan (dalam Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa

meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara malnutrisi dan kesulitan belajar, malnutrisi berat

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 12/28

 

pada usia awal akan mempengaruhi sistem syaraf pusat dan kemampuan belajar serta

berkembang anak.

4. Faktor Biokimia

Pengaruh penggunaan obat atau bahan kimia lain terhadap kesulitan belajar masih

menjadi kontroversi. Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Comfers (dalam Kirk &Ghallager, 1986) menemukan bahwa obat stimulan dalam jangka pendek dapat mengurangi

hiperaktivitas. Namun beberapa tahun kemudian penelitian Levy (dalam Kirk & Ghallager, 1986)

membuktikan hal yang sebaliknya. Penemuan kontroversial oleh Feingold menyebutkan bahwa

alergi, perasa dan pewarna buatan hiperkinesis pada anak yang kemudian akan menyebabkan

kesulitan belajar. Ia lalu merekomendasikan diet salisilat dan bahan makanan buatan kepada

anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada sebagian anak, diet ini berhasil namun ada

  juga yang tidak cukup berhasil. Beberapa ahli kemudian menyebutkan bahwa memang ada

beberapa anak yang tidak cocok dengan bahan makanan.

C. Karakteristik Kesulitan Belajar 

Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000) terdapat tujuh karakteristik yang ditemui pada anak

dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar disini diartikan sebagai hambatan dalam belajar,

bukan kesulitan belajar khusus.

1. Sejarah kegagalan akademik berulang kali

Pola kegagalan dalam mencapai prestasi belajar ini terjadi berulang-ulang. Tampaknya

memantapkan harapan untuk gagal sehingga melemahkan usaha.

2. Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan berinteraksi dengan kesulitan belajar 

Adanya kelainan fisik, misalnya penglihatan yang kurang jelas atau pendengaran yang

terganggu berkembang menjadi kesulitan belajar yang jauh di luar jangkauan kesulitan fisik awal.

3. Kelainan motivasional

Kegagalan berulang, penolakan guru dan teman-teman sebaya, tidak adanya

reinforcement . Semua ini ataupun sendiri-sendiri cenderung merendahkan mutu tindakan,mengurangi minat untuk belajar, dan umumnya merendahkan motivasi atau memindahkan

motivasi ke kegiatan lain.

4. Kecemasan yang samar-samar, mirip kecemasan yang mengambang

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 13/28

 

Kegagalan yang berulang kali, yang mengembangkan harapan akan gagal dalam bidang

akademik dapat menular ke bidang-bidang pengalaman lain. Adanya antisipasi terhadap

kegagalan yang segera datang, yang tidak pasti dalam hal apa, menimbulkan kegelisahan,

ketidaknyamanan, dan semacam keinginan untuk mengundurkan diri. Misalnya dalam bentuk

melamun atau tidak memperhatikan.

5. Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan tidak terduga

Rapor hasil belajar anak dengan kesulitan belajar cenderung tidak konstan. Tidak jarang

perbedaan angkanya menyolok dibandingkan dengan anak lain. Ini disebabkan karena naik

turunnya minat dan perhatian mereka terhadap pelajaran. Ketidakstabilan dan perubahan yang

tidak dapat diduga ini lebih merupakan isyarat penting dari rendahnya prestasi itu sendiri.

6. Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap

Kesulitan belajar dapat timbul karena pemberian label kepada seorang anak berdasarkan

informasi yang tidak lengkap. Misalnya tanpa data yang lengkap seorang anak digolongkan

keterbelakangan mental tetapi terlihat perilaku akademiknya tinggi, yang tidak sesuai dengan

anak yang keterbelakangan mental.

7. Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai

Terdapat anak-anak yang tipe, mutu, penguasaan, dan urutan pengalaman belajarnya

tidak mendukung proses belajar. Kadang-kadang kesalahan tidak terdapat pada sistempendidikan itu sendiri, tetapi pada ketidakcocokan antara kegiatan kelas dengan kebutuhan

anak. Kadang-kadang pengalaman yang didapat dalam keluarga juga tidak mendukung kegiatan

belajar.

D. Klasifikasi Kesulitan Belajar 

Menurut Kirk & Gallagher (1986), kesulitan belajar dapat dikelompokan menjadi dua

kelompok besar yaitu developmental learning disabilities dan kesulitan belajar akademis.

Komponen utama pada developmental learning disabilities antara lain perhatian, memori,

gangguan persepsi visual dan motorik, berpikir dan gangguan bahasa. Sedangkan kesulitanbelajar akademis termasuk ketidakmampuan pada membaca, mengeja, menulis, dan aritmatik.

Pembagian tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.

Bagan tipe kesulitan belajar (learning disabilities)

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 14/28

 

Sumber : Kirk, S.A, & Gallagher, J.J. (1986). Educating Exceptional Children5th ed. Boston:

Houghton Mifflin Company

D.’1. Developmental Learning Disabilities

D.1.a. Perhatian (attention disorder )

Anak dengan attention disorder akan berespon pada berbagai stimulus yang banyak.

Anak ini selalu bergerak, sering teralih perhatiannya, tidak dapat mempertahankan perhatian

yang cukup lama untuk belajar dan tidak dapat mengarahkan perhatian secara utuh pada

sesuatu hal.

D.1.b. Memory Disorder  

Memory disorder adalah ketidakmampuan untuk mengingat apa yang telah dilihat atau

didengar ataupun dialami. Anak dengan masalah memori visual dapat memiliki kesulitan dalam

me-recall kata-kata yang ditampilkan secara visual. Hal serupa juga dialami oleh anak dengan

masalah pada ingatan auditorinya yang mempengaruhi perkembangan bahasa lisannya.

D.1.c. Gangguan persepsi visual dan motorik

Anak-anak dengan gangguan persepsi visual tidak dapat memahami rambu-rambu lalu

lintas, tanda panah, kata-kata yang tertulis, dan symbol visual yang lain. mereka tidak dapat

menangkap arti dari sebuah gambar atau angka atau memiliki pemahaman akan dirinya.

Contohnya seorang anak yang memiliki penglihatan normal namun tidak dapat mengenali teman

sekelasnya. Dia hanya mampu mengenal saat orang ybs berbicara atau menyebutkan namanya.

Pada anak dengan gangguan persepsi motorik, mereka tidak dapat memahami orientasi kanan-

kiri, bahasa tubuh, visual closure dan orientasi spasial serta pembelajaran secara motorik.

D.1.d. Thinking disorder  Thinking disorder adalah kesulitan dalam operasi kognitif pada pemecahan masalah

pembentukan konsep dan asosiasi. Thinking disorder berhubungan dekat dengan gangguan

dalam berbahasa verbal. Dalam penelitian oleh Luick terhadap 237 siswa dengan gangguan

dalam berbahasa verbal yang parah, menemukan bahwa mereka memperlihatkan kemampuan

yang normal dalam tes visual dan motorik namun berada di bawah rata-rata pada tes persepsi

auditori, ekspresi verbal, memori auditori sekuensial dan grammatic closure.

D.1.e. Language Disorder  

Merupakan kesulitan belajar yang paling umum dialami pada anak pra-sekolah. Biasanya

anak-anak ini tidak berbicara atau berespon dengan benar terhadap instruksi atau pernyataan

verbal.

D.2. Academic Learning Disabilities 

  Academic learning disabilities adalah kondisi yang menghambat proses belajar yaitu

dalam membaca, mengeja, menulis, atau menghitung. Ketidakmampuan ini muncul pada saat

anak menampilkan kinerja di bawah potensi akademik mereka.

E. Assesmen Formal dan Identifikasi Siswa Kesulitan Belajar 

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 15/28

 

Harwell (2001) mengungkapkan bahwa sebaiknya assesmen dan identifikasi siswa berkesulitan

belajar dilakukan oleh team yang terdiri dari berabagi disiplin ilmu, yaitu :

1.  Psikolog sekolah: memperoleh informasi tentang kondisi keluarga, sosial, dan budaya,

mengukur inteligensi dan perilaku melalui alat ukur yang terstandar, dan memperoleh

gambaran tentang kelebihan dan kekurangan siswa.2. Guru kelas dan orang tua: memberi informasi tentang perkembangan anak, keterampilan

yang telah diperoleh anak, motivasinya, rentang perhatiannya, penerimaan sosial, dan

penyesuaian emosional, yang dapat diperoleh dengan mengisi rating scale tentang

perilaku anak.

3.  Ahli pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus: melakukan penilaian akademik

dengan menggunakan berbagai tes individual, mengobservasi siswa dalam situasi belajar 

dan bermain, melihat hasil pekerjaan siswa, dan mendiskusikan performa siswa denga

guru dan orangtua.

4.  Perawat sekolah : memperoleh data perkembangan kesehatan siswa. Perawat bisameminta siswa untuk menunjukkan aktivitas motorik sederhana, melakukan tes

pendengaran dan penglihatan siswa, dan jika ada masalah kesehatan, perawat bisa

mendiskusikannya ke dokter.

5.  administrator sekolah: memfasilitasi pertemuan dengan pihak terkait dan menyediakan

dana.

Dan terkadang juga melibatkan pihak lain seperti guru olahraga, terapis wicara, terapis

okupasi, pekerja sosial, atau dokter anak.

Menurut Harwell (2001), ada beberapa aspek penilaian yang harus dilakukan dalam assesmen,

yaitu:

1. Intelectual assesment.. Penilaian kemampuan intelektual ini meliputi:

 IQ yang bisa diukur dengan tes inteligensi terstandar,

  Peserpsi visual untuk melihat interpretasi otak terhadap apa yang dilihatnya, dapat

diketahui dengan tes Visual Motor Integration (VMI) untuk anak usia 3-18 tahun atau The

Bender Visual Motor Gestalt Test untuk usia 4-11 tahun

  Persepsi Auditori untuk melihat kemampuan proses menerima informasi melalui stimulus

auditori yang bisa dilakukan melalui observasi kelas atau tes-tes auditori.

 Ingatan untuk melihat kemampuan anak dalam mengingat informasi yang diterimanya, bisa

diketahui melalui subtes digit span WISC atau tes lainnya.

2.  Academic assesment .

Penilaian ini dilakukan untuk menilai kemampuan membaca/mengeja, menulis, dan berhitung

yang dapat dilihat melalui test terstandar, observasi kelas dan saat bermain atau hasil kerjanya

sehari-hari.

3. Language assesment 

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 16/28

 

Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bahasa anak yang meliputi

pengetahuan terhadap arti kata, pengetahuan untuk meletakkan kata dalam kalimat, dan

kemampuan memanipulasi kata sehingga memiliki arti yang bermakna. Penilaian dapat

dilakukan dengan:

 Melihat hasil kerja anak dan bagaimana ia merespon huruf, kata, dan kalimat.  Bahasa yang diucapkan, seberapa banyak kosa katanya, apakah kata yang dipilihnya

sesuai atau tidak.

 Mendengar, apakah anak dapat mendengar dan mengikuti pembicaraan.

  Observasi percakapannya dengan teman-teman sebayanya, dengan yang lebih muda,

dengan yang lebih tua. Apakah Ia bisa menyesuaikan bahasa yang tepat.

4. Health assesment. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui riwayat kesehatan siswa.

5.  Behavior assesment . Penilaian perilku ini dilakukan untuk melihat dampak perilaku anak

terhadap keberhasilannya di sekolah., yang dapat dilakukan melalui observasi, wawancara

dengan orangtua dan guru, penggunaan rating scale, penggunaan inventori keprbadian, dan

tes proyektif. Ketika menilai perilaku siswa, ada beberapa hal penting yang harus

diperhatikan, yaitu:

 Kemampuan komunikasi siswa

 Pengetahuan mereka akan komunitasnya

 Kemampuan untuk mengarahkan diri (self directing )

 Kesadaran akan kesehatan dan keselamatan

 Kemampuan untuk menjaga diri sendiri

 Perkembangan kemampuan sosial Kebiasaan kerja dan kesadaran akan pekerjaannnya

 Penggunaan waktu luang

Pengasuhan (Parenting )

Proses  parenting  terdiri dari melahirkan, melindungi, merawat, dan mengarahkan

anak.Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa pengasuhan disadari

sebagai pengalaman penting kehidupan manusia yang dapat berpengaruh secara emosi, sosial,

dan intelektual. Proses ini mempengaruhi orang-orang yang ada di sekitarnya – orang tua, anak,dan masyarakat (Martin & Colbert, 1997).

Pengasuhan adalah proses yang kompleks daripada tampilannya di permukaan.

Karakteristik orang tua dan anak yang unik, dan suasana (setting ) interaksinya, akan saling

mempengaruhi (lihat bagan). Pengaruh tersebut bisa langsung, seperti respon orangtua terhadap

senyum anaknya. Di lain sisi, pengaruh tersebut juga tidak langsung, contohnya orangtua yang

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 17/28

 

memiliki kepuasan terhadap pekerjaan mereka lebih memiliki energi emosi yang positif terhadap

anak-anaknya.

Karakteristik Orangtua

Kepribadian

Sejarah perkembangan

Kepercayaan (beliefs)

Pengetahuan

Gender Konteks

Jaringan sosial (social network )

Situasi kerja (work setting )

Hubungan perkawinan

Struktur keluarga

Status sosial ekonomi

kebudayaanKarakteristik Anak 

Temperamen

Gender 

Kemampuan (abilities)

UsiaPengaruh-pengaruh dalam pengasuhan (Influences on Parenting )

Sumber : Martin, C.A., Colbert, K.K.1997. Parenting A Life Span Perspective. New York : McGraw-Hill

Ketika seseorang menjadi orangtua, mereka membawa kombinasi sifat-sifat pribadi ( personal 

traits) dan pengalaman-pengalamannya. Individu yang menjadi orang tua tersebut mempunyai

tingkatan kematangan, energi, kesabaran, kecerdasan, dan sikap. Karakteristik ini akan

mempengaruhi kepekaan mereka terhadap kebutuhan anak, harapan terhadap diri mereka

sendiri dan anak-anaknya, dan kemampuan mereka untuk melaksanakan tuntutan peran

pengasuhan (Dix dalam Martin & Colbert, 1997)

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 18/28

 

Orangtua mempunyai ide tersendiri tentang bagaimana anak berkembang, belajar, dan

perasaan terhadap proses pengasuhan. Kepercayaan ini merupakan dasar berpikir untuk

merawat anaknya. Kepercayaan tersebut meliputi tahapan perkembangan, ide akan pentingnya

pengaruh keturunan (heredity ) dan lingkungan, harapan akan hubungan orangtua – anak, dan

pikiran mengenai apa mendasari pengasuhan yang baik dan yang buruk (Goodnow & Collins,1990; McGillicuddy-DeLisi & Sigel, 1995 dalam Martin & Colbert, 1997).

Pola Asuh Orang Tua

Kompetensi sosial dan performa akademik seorang anak berhubungan dengan pola

asuh yang diterapkan orangtua (Papalia & Olds, 1995). Menurut Diane Baumrind (dalam Berns

1997), ada tiga macam pola asuh.

a. Pola asuh autoritharian

Biasanya tampak pada orangtua yang sangat menuntut kontrol perilaku dan sopan santun,

sesuai dengan aturan-aturan ketat dan harapan yang ditetapkan oleh mereka sendiri. Anak

diharapkan untuk patuh, dan standar orangtua diterapkan secara keras, memaksa, dan

melalui hukuman-hukuman. Pola asuh seperti ini dapat menghalangi anak untuk berkembang

secara maksimal sesuai dengan potensinya, dan mempengaruhi kemampuan anak untuk

dapat membuat keputusan sendiri. Anak dapat merasa frustrasi, kesal, maral, dan menjadi

tidak berani, tergantung, dan merasa tidak yakin pada dirinya sendiri.

a. Pola asuh autoritatif 

Tampak di mana kontrol yang kuat dilatih dan diterapkan dengan cara yang penuh kasih

sayang dan dalam suasana yang mendukung. Tujuan orangtua adalah menghargai dan

meningkatkan kebebasan dan kemandirian anak, sekaligus memastikan bahwa perilaku

mereka sesuai dengan standar yang ada di masyarakat. Pada pola ini, ada proses memberi

dan menerima secara verbal, kontrol diberikan berdasarkan strategi yang rasional dan

berorientasi pada masalah, serta orangtua bersedia memberikan penjelasan kepada anak

tentang keputusan-keputusan yang diambil oleh orangtua.

Orang tua ini fleksibel namun tegas, memelihara kontrol dan disiplin namun memberikan

alasan yang tepat untuk disiplin tersebut. Mereka juga mengkomunikasikan harapan-harapan

mereka untuk anaknya, namun memberi kesempatan untuk berdiskusi. Disiplin yang mereka

terapkan juga menekankan tanggung jawab, kerja sama, dan pengaturan diri.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 19/28

 

Pola asuh seperti ini cenderung menghasilkan anak yang kompeten, memiliki tanggung

 jawab secara sosial, yakin pada dirinya, dan mandiri. Pada kondisi yang positif seperti inilah

anak dapat mengembangkan rasa percaya diri yang tinggi dan konsep diri yang positif.

b. Pola asuh permisif 

Orangtua yang permisif biasanya menghargai ekspresi diri dan pengaturan terhadap diri

sendiri. Mereka tidak banyak memberi tuntutan, mengijinkan anak untuk sebanyak mungkin

memonitor aktivitas mereka sendiri. Mereka memandang dirinya sebagai sumber (resources),

menghindari diberlakukannya kontrol, dan tidak mendorong anak untuk mematuhi peraturan

yang ditentukan oleh pihak eksternal. Mereka tidak mengontrol, tidak menuntut, dan cukup

hangat. Namun demikian, anak biasanya akan tetap merasa tidak puas karena merasa tidak

nyaman tanpa adanya kontrol, sehingga ia memberikan banyak energi pada usaha untuk

mengontrol orangtua dan mencoba membuat orangtua mengontrol mereka. Hasilnya, anak

menjadi tidak mampu menghadapi rasa frustrasi, mengalami kesulitan dalam menerima

tanggung jawab, tidak dewasa secara sosial-emosional, dan kurangnya kontrol diri serta rasa

percaya diri.

Gangguan Emosi

National Dissemination Center for Children with Disabilities dalam (www.nichcy.org  )

menyatakan bahwa gangguan emosi (emotional disturbance)“ adalah kondisi yang menunjukkan

adanya satu atau lebih karakteristik berikut yang terjadi pada periode yang cukup lama yang

berpengaruh terhadap performa akademis anak. Kondisi tersebut adalah:

1. Ketidakmampuan untuk belajar yang tidak berhubungan dengan kecerdasan, sensori ataupun

kesehatan.

2. Ketidakmampuan untuk membangun atau menjaga hubungan interpersonal dengan teman-

teman sebaya dan guru.

3. Perilaku atau perasaan yang tidak sesuai pada kondisi lingkungan yang normal.

4. Adanya perasaan tidak senang atau depresi yang menetap.

5. Adanya kecenderungan simptom fisik atau ketakutan.

Karakteristik anak yang mengalami gangguan emosi

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 20/28

 

Penyebab gangguan emosional tidak bisa ditentukan dengan pasti, meskipun beberapa

faktor seperti keturunan, kerusakan otak, diet, stress, dan keluarga mungkin menjadi

penyebabnya, penelitain tidak menunjukkan faktor-faktor tersebut menjadi penyebab utama

gangguan emosi. Karakteristik anak yang mengalami gangguan emosi dapat dilihat sebagai

berikut:

• Hyperactivity (attensi yang rendah, impulsif)

• Aggression behavior (berkelahi)

• Withdrawal (kurang dapat menginisiasi interaksi dengan orang lain, cemas)

from exchanges or social interaction, excessive fear or anxiety);

• Immaturity (Menangis yang tidak jelas, temper tantrums, poor coping skills); and

• Learning difficulties (prestasinya rendah)

Sementara itu, Cooper (dalam Farrel, 1995) menyatakan bahwa gangguan emosi adalah hasil

interaksi yang kompleks antara faktor kontekstual dan aspek yang dibawa individu pada situasi

tertentu. Konteks yang berpengaruh dalam hal ini adalah rumah, sekolah, dan kepribadian anak

sendiri. Pada lingkungan rumah, terdapat beberapa pengalaman yang mungkin terjadi pada

anak, antara lain:

- kurangnya perhatian orangtua terhadap sekolah

- penerapan disiplin yang tidak konsisten

- kurangnya atau lebihnya afeksi orangtua terhadap anak 

- adanya sikap permusuhan atau penolakan di rumah

- kekerasan orangtua yang terlihat oleh anak 

- hukuman yang diberikan orangtua

- penelantaran oleh orangtua

- ketidakhadiran orangtua dalam mendidik anak 

Farrel (1995) sendiri menyatakan bahwa anak yang mengalami gangguan emosi dan

 perilaku adalah terlihat pada gejalagejala berikut:

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 21/28

 

- Adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan kognitifnya dengan prestasi

yang dicapainya.

- Anak biasanya menarik diri, kurang percaya diri, ataupun tidak mampu menjalin persahabatan dengan teman sebaya dalam waktu yang lama.

- Sulit dalam hubungan sosial

- Jarang hadir ke sekolah

- Mempunyai kebiasaan makan yang obsesif 

- Anak sulit diprediksi, bizarre, obsesif, melakukan kekerasan

- Berpartisipasi dalam perilaku bulliying 

Konsep diri pada anak 

Konsep diri adalah persepsi individu terhadap dirinya yang dibentuk melalui pengalaman dan bagaimana interpretasi individu tersebut terhadap ingkungannya (Shavelson dalamBracken, 1996) Konsep diri yang terbentuk tersebut dipengaruhi oleh penilaian orang-orang signifikan terhadapindividu, penguatan atas perilaku, dan atribusi individuterhadap perilakunya sendiri. Menurut Shavelson (dalamBracken, 1996), konsep diri bukanlah entitas yang terdapat 

 pada diri seseorang, melainkan konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi bagaimanaseseorang bertindak. Konsep diri yang baik akan terlihat dari (www.virginiatech.com):

• Merasa diterima oleh orang lain

• Memiliki kompetensi

• Percaya diri

• Merasa aman

• Merasa disenangi

Merasa berharga• Merasa bebas

• Menerima diri sendiri

Anak yang merasa konsep dirinya baik, akan merasa puas dengan kehidupannya dan akan

 berpikir bahwa dunia adalah tempat yang menarik. Konsep diri yang baik juga akan

membuat anak mampu menerima tanggung jawab untuk meraih prestasi di sekolah, dantumbuh menjadi pribadi yang produktif di lingkungannya (www.virginiatech.com).

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 22/28

 

Perilaku agresif pada anak 

Anak yang berperilaku agresif, biasanya berlawanan dengan orang lain, melibatkan diri

dalam perkelahian atau memulai perkelahian. Anak yang bertipe ini biasanya dilihatsebagai bully dan cenderung memiliki sedikit teman. Biasanya anak yang seperti ini lebih

senang menyelesaikan permasalahan dengan berkelahi (www.about.com). Sementara itu,Renfrew (1997) lebih memfokuskan pada istilah agresi yang didefinisikan sebagai

 perilaku yang diarahkan individu untuk membuat orang lain berada pada kondisi yangmembahayakan.

Menurut Bandura (dalam Renfrew, 1997), perilaku agresif diperoleh dari pengaruh

lingkungan. Modelling merupakan pemerolehan yang penting dalam munculnya perilaku

agresif, meskipun juga disebabkan oleh adanya penguatan. Efek daari medelling memangtidak otomatis, individu harus menggunakan mekanisme memori dan terjadi berulang

sehingga perilaku agresi tersebut muncul. Ada tiga sebab yang dapat membuat individu

memunculkan perilaku agresifnya melalui modelling , yaitu:

1). Keluarga. Orangtua yang melakukan hukuman misalnya, tanpa sadar sudah

menyatakan pada anak-anaknya bahwa perilaku agresif adalah salah satu cara

mengahdapi kehidupan.

2). Subkultur . Jika anak tinggal pada daerah atau lingkungan yang sering berperilakuagresif, anak juga akan berperilaku sama agar bisa mengikuti lingkungannya.

3). Model simbolik. Model ini biasanya didapatkan anak melalui media televisi dan film

yang mengandung kekerasan.

Referensi

Bracken, B.A. (1996). Handbook of Self Concept: Developmental, Social, and ClinicalConsideration. Canada: John Wiley & Sons.

Cruickshank, W.M. (1980). Psychology of Exceptional Children and Youth. New York:

Prentice Hall Inc.

Farrel, Peter. (1995). Children with Emotional and Behavioural Difficulties: Strategies

for assesment and Intervention. London : The Falmer Press.

Harwell, JM. (2001). Complete Learning Disabilities Handbook. 2nd

ed. San Fransisco:John Wiley & Sons

Kirk, S.A, & Gallagher, J.J. (1986). Educating Exceptional Children 5th ed. Boston:

Houghton Mifflin Company

Mangunsong, F. (1998). Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Depok: LPSP3

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 23/28

 

Martin, C.A., Colbert, K.K.(1997). Parenting A Life Span Perspective. New York :

McGraw-Hill

Renfrew, J.W. (1997). Agrression and Its Causes. New York: Oxford University Press

Weiner, IB. (2003). Handbook of Psychology. Vol 7 : Educational Psychology. NewJersey: John Wiley & Sons

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 24/28

 

Anak yang Kesulitan BelajarSubmitted by admin on Tue, 03/06/2008 - 00:00. Tags 

PENGERTIAN MASALAH

Karena masalah anak yang lamban belajar berbeda-beda, maka sulit untuk menetapkan

secara akurat masalah mereka yang sebenarnya, bahkan juga belum ada data angka yang

tepat dari hasil terapi bagi anak yang lamban belajar. Sebenarnya, masalah ini sangatmenarik perhatian para ahli dari berbagai bidang, misalnya para pendidik, psikiater, ahli

saraf, dokter anak, dokter spesialis mata dan telinga, juga ahli bahasa. Mereka setelah

melihat masalah ini dari sudut pandang yang berbeda-beda, akhirnya secara umum dapatdisimpulkan ada dua faktor penyebab anak mengalami kesulitan belajar, yaitu faktor 

 penyakit dan faktor perilaku.

Dari sudut pandang kedokteran, kelambanan anak dalam belajar dianggap berhubungan

erat dengan ketidaknormalan dalam otak. Oleh sebab itu, mereka menjelaskan adanyaluka pada otak, kurang darah, dan ketidaknormalan dalam saraf sebagai unsur penyebab

kelambanan belajar. Dari sudut pandang ahli psikologi, mereka berusaha menyelidiki

masalah dari perilaku dan kejiwaan anak yang lamban. Mereka menjelaskan adanyagangguan dalam masalah kognitif, yaitu membaca, menghitung, dan berbahasa.

PERNYATAAN MASALAH

Departemen Pendidikan Amerika Serikat bagian anak cacat telah menjelaskan standar 

 penentuan bagi anak yang lamban belajar dalam hal penyampaian secara lisan, pengertian

secara lisan, penyampaian tertulis, teknik membaca, pengertian membaca, penghitunganmatematika, serta kemampuan berpikir logis. Dengan angka IQ, dibedakanlah derajat

kelambanan belajar. Bila tidak mencapai nilai standar normal, seorang anak akan

dipandang mengalami kelambanan dalam belajar. Tes IQ sendiri telah digunakan secaraluas sejak dulu. Meski akhir-akhir ini para ahli mulai meragukan apakah cara penilaian

ini dapat dipercaya, namun pada umumnya tingkat kelambanan dalam belajar seorang

anak sesuai dengan hasil tes IQ.

Dari sisi pelajaran dan pertumbuhan jasmani hambatan belajar dapat diselidiki.

1. Segi pelajaran

Dalam segi pelajaran, hambatan bagi anak dapat dilihat dari kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung. Pada umumnya bila terdapat perbedaan yang

signifikan antara kemampuan belajar dengan hasil pelajaran, dapat disimpulkananak tersebut mengalami kelambanan belajar.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 25/28

 

2. Segi pertumbuhan fisik 

Hal ini meliputi beberapa hal: berbicara, berpikir, mengingat, dan hambatan

fungsi indra. Hambatan berbicara merupakan hambatan belajar yang seringterdapat pada tingkat anak prasekolah, dan umumnya mengakibatkan anak 

terlambat bicara. Sedangkan masalah hambatan dalam berpikir terlihat dari anak 

yang mengalami kesulitan dalam membentuk konsep, mengaitkan apa yangdipikirkan, dan memecahkan masalahnya. Seorang anak yang memiliki hambatan

dalam mengingat akan kesulitan mengingat apa yang telah ia lihat dan ia dengar,

 padahal daya ingat merupakan syarat utama untuk belajar. Anak juga tidak mampu memusatkan pikiran pada sesuatu yang harus dipilihnya, ia hanya berlari

terus ke sana ke mari, dan tidak memiliki konsentrasi belajar dalam jangka waktu

yang lama. Sedangkan hambatan fungsi indra termasuk hambatan dalam

 penglihatan dan pendengaran.

PENYEBAB MASALAH

1. Faktor keturunanDi Swedia, Hallgren (1950) melakukan penelitian dengan objek keluarga dan

menemukan rata-rata anggota keluarga tersebut mengalami kesulitan dalammembaca, menulis, dan mengeja. Kesimpulannya, hal tersebut dipengaruhi oleh

faktor keturunan. Ahli lainnya, Hermann (1959), mempelajari dan

membandingkan anak-anak kembar yang berasal dari satu sel telur. Iamemperoleh kesimpulan bahwa anak kembar dari satu sel itu lebih mempunyai

kesamaan dalam hal kesulitan membaca daripada anak kembar dari dua sel telur.

2. Fungsi otak kurang normal

Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalamimasalah pada saraf otaknya. Pendapat ini telah menjadi perdebatan yang cukup

sengit. Beberapa peneliti menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang lamban belajar dengan anak yang abnormal. Hanya saja, anak yang lamban belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak. Oleh sebab

itu, para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali

ahli saraf membuktikan masalah ini. Mereka menyebutnya sebagai "disfungsiotak" ketimbang "cedera otak". Sebenarnya, sangatlah sulit untuk memastikan

 bahwa keadaan itu disebabkan oleh cedera otak.

3. Masalah organisasi berpikir

Anak yang lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima penjelasantentang dunia luas. Mereka tidak mampu berpikir secara normal. Misalnya, anak 

yang sulit membaca akan sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang

dilihatnya. Para ahli berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang,dengan tujuan meningkatkan daya belajarnya.

4. Kekurangan gizi

Berdasarkan penelitian terhadap anak dan binatang, ditarik suatu kesimpulan bahwa ada kaitan yang erat antara kelambanan belajar dengan kekurangan gizi.

Walau pendapat tersebut tidak seluruhnya benar, tetapi banyak bukti menyatakan

 bila pada awal pertumbuhan seorang anak sangat kekurangan gizi, keadaan itu

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 26/28

 

akan memengaruhi perkembangan saraf utamanya, dan tentunya membawa

dampak yang kurang baik dalam proses belajar.

5. Faktor lingkungan

Pengaruh lingkungan, gangguan nalar, dan emosi, ketiganya mempunyai ciri khas

yang sama, yaitu dapat mengakibatkan kesulitan belajar. Yang dimaksud dengan

faktor lingkungan ialah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapatmengganggu perkembangan mental anak, misalnya keluarga, sekolah,

masyarakat, dan lain-lain. Gangguan tersebut mungkin berupa kepedihan hati,

tekanan keluarga, dan kesalahan dalam menangani anak. Meskipun faktor inidapat memengaruhi, tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab

terjadinya hambatan. Yang pasti, faktor tersebut bisa mengganggu ingatan dan

daya konsentrasinya. Dan dari pengalaman dapat dipetik pelajaran bahwa

lingkungan yang tidak menguntungkan sedikit banyak bisa memengaruhikecepatan belajar.

PENYELESAIAN MASALAH

1. Pemeliharaan sejak dini

Bila faktor lingkungan merupakan penyebab utama mundurnya daya ingat dalam berpikir, pencegahan awalnya mungkin dengan mengubah lingkungan masyarakat

dan lingkungan belajarnya. Perawatan sejak dini juga akan bermanfaat untuk 

 pencegahan. Dalam suatu penelitian, setiap anak tinggal di dalam kamar yang berbeda dan hidup bersama dengan orang dewasa. Mereka mendapat perawatan

yang khusus serta cermat dari para perawat wanita yang berpendidikan rendah.

Dari hasil tes IQ terlihat adanya kemajuan. Dari sini dapat disimpulkan perawatan

dini dan pemeliharaan secara khusus dapat menolong mengurangi tingkatkelambanan belajar.

2. Pengembangan secara keseluruhanUsahakan agar anak mau mengembangkan bakatnya sebagai upaya mengalihkan perhatiannya dari kelemahan pribadi yang telah membuat mereka kecewa dan

apatis. Pengalaman dalam pelbagai hal akan membuat anak mengembangkan

kemampuannya, dan pengalaman yang sukses akan membangun konsep harga diriyang sehat.

3. Lembaga pendidikan khusus atau umum

Suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah dalam upaya untuk 

menolong, anak yang lamban belajar sebaiknya bergabung dalam lembaga pendidikan khusus atau lembaga pendidikan umum. Hasilnya, tidak diperoleh

suatu kepastian karena adanya perbedaan pendapat. Kesimpulannya, dari segi

nalar tidak ditemukan adanya peningkatan ketika anak berada di lembaga pendidikan khusus. Hasil belajarnya pun tidak lebih baik dibandingkan dengan

mereka yang bergabung di lembaga pendidikan umum. Dalam hal pergaulan,

mereka yang ada di lembaga pendidikan umum mungkin mengalami perasaanseperti diasingkan oleh teman-temannya, tetapi di sana mereka dapat memiliki

harga diri yang lebih tinggi daripada yang mengikuti pendidikan di lembaga

khusus. Bagi anak yang lamban belajar, yang terpenting bukanlah di mana mereka

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 27/28

 

disekolahkan, tetapi bagaimana mereka mendapatkan pengaturan lingkungan

 belajar yang ideal.

4. Memberikan pelajaran tambahan

Sekolah dapat mengatur atau menambah guru khusus untuk menolong kebutuhan

 belajar anak. Dapat juga dengan menyediakan program belajar melalui komputer.

Dengan demikian, mereka dapat belajar tanpa tekanan dan memperoleh kemajuanyang sesuai dengan kemampuan diri sendiri. B.F. Skinner mengatakan bahwa

 penggunaan mesin mengajar akan sangat bermanfaat bagi mereka. Dewasa ini

komputer telah menjadi alat pendidikan yang populer. Gereja atau sekolah dapatmenggunakannya untuk mendidik anak yang lamban belajar.

5. Latihan indra

Kesulitan belajar bagi anak yang lamban berhubungan erat dengan

intelektualitasnya. Jadi, penting juga untuk memberikan beberapa teknik latihanindra kepada mereka.

a. Latihan indra

Dengan latihan ini anak dilatih untuk mengenal lingkungan melalui

 penglihatan, pendengaran, atau perabaan. Misalnya, mengenal bendamelalui perbedaan bentuk atau suara. Dengan mata tertutup anak diajak 

untuk mengenal bentuk, kasar, atau halus suatu benda. Semua latihantersebut dapat mempertajam indra anak.

 b. Latihan koordinasi

Hal-hal yang termasuk dalam latihan koordinasi ialah menggunting,

mewarnai, meronce, mengikat, melakukan estafet, atau gerakan lainnya.Latihan tersebut kemudian disatukan dengan gerakan dalam kehidupan

sehari-hari seperti: memakai atau menanggalkan sepatu, menyikat gigi,

menyisir rambut, menuang air, dan sebagainya.c. Latihan konsentrasi

Melalui latihan ini anak dilatih untuk memerhatikan rangsangan-rangsangan yang ada di luar, melalui permainan, nyanyian, menirugerakan guru, bermain kartu, atau berkejar-kejaran untuk melatih

konsentrasinya.

d. Latihan keseimbangan

Rasa keseimbangan akan menenteramkan emosi anak dan menolong

melatih gerak-gerik tubuh mereka. Misalnya, belajar berbaris, menari,

menaiki papan titian, senam irama, dan sebagainya.

6. Prinsip belajar

Semua usaha yang melatih anak untuk meningkatkan daya belajarnya, sebaiknya

memerhatikan prinsip dan keterampilan belajar.

a. Usahakan agar anak lebih banyak mengalami sukacita karenakeberhasilannya. Hindarkan kegagalan yang berulang-ulang.

 b. Dorong anak untuk mencari tahu jawaban yang benar atau salah dengan

usahanya sendiri. Dengan demikian, anak dapat dipacu semangatnya untuk  belajar.

c. Beri dukungan moril atas setiap perubahan sikap anak agar mereka puas.

Kadang-kadang berilah hadiah kepada anak.

5/7/2018 Hiperaktivitas Dan Sulit Konsentrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hiperaktivitas-dan-sulit-konsentrasi 28/28

 

d. d. Perhatikan taraf kemajuan belajar anak, jangan sampai kurang

tantangan dan terlalu banyak mengalami kegagalan.

e. Lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapaikemajuan belajar.

f. Boleh memberikan pengalaman berulang yang cukup, tetapi jangan

diberikan dalam jangka pendek.g. Jangan merencanakan pelajaran yang terlampau banyak bagi murid.

h. h. Gunakan teknik bahasa yang melibatkan lebih banyak penggunaan

indra.i. Lingkungan belajar yang sederhana akan mengurangi rangsangan yang

tidak diinginkan. Aturlah tempat duduk sedemikian rupa agar mereka

tidak merasa terganggu.

7. Dukungan orang tua

Dorongan dan bantuan orang tua erat hubungannya dengan hasil belajar anak 

yang lamban. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orang tua

 bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama,

tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, ibu bolehmeminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah. Ikutilah

seminar-seminar mengenai anak yang lamban belajar untuk menambah wawasanAnda.