HiLda TabA MoDeL 03
-
Upload
radia-yustin-jawas -
Category
Documents
-
view
1.607 -
download
25
Transcript of HiLda TabA MoDeL 03
MODEL TABA SEBAGAI SALAH SATU MODEL PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas
kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang
optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem
pengolahan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang
digunakan. Adapun model dalam pengembangan kurikulum diantaranya yaitu
Model Taba. Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai Model
Pengembangan Kurikulum oleh Taba.
1. Sekilas Biografi Hilda Taba (Pencetus Model Pengembangan Kurikulum
Taba)
Hilda Taba lahir di Kooraste, sebuah desa kecil di Põlva county, di
selatan-timur estonia, pada tanggal 7 Desember 1902. Dia anak pertama dari
sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Robert Taba yang pada saat itu sebagai
kepala sekolah. Robert Taba, seorang kepala sekolah, Hilda mengenyam
pendidikan pertama kali di sekolah dasar paroki setempat. Pada tahun 1921
setelah lulus Voru High School For Girl memutuskan untuk menjadi guru sekolah
dasar. Tetapi dia tidak langsung bekerja, melainkan melanjutkan pendidikannya
ke jenjang lebih tinggi yaitu Universitas Tartu jurusan Ekonomi. Setelah lulus
pada tahun 1926 melanjutkan pendidikan pasca sarjana di Bryn Mawr College.
Pada tahun 1927 melanjutkan studi doktor di Universitas Colombia. Dan
menyelesaikan studinya pada tahun 1931 dan kembali ke Estonia.
Hilda Taba terkenal sebagai seorang pendidik dengan teori kurikulumnya
di Amerika pada abad ke-20. Tiga ide utama Hilda Taba yang sangat penting
untuk sejarah kurikulum dalam abad kedua puluh yaitu Pertama, ia berpendapat
bahwa belajar dan penelitian harus belajar meniru model dinamis yang berasal
dari fisika.
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum Page 1
Gambar 1. Hilda Taba
(1902-1967)
Kedua, ia berpendapat bahwa pendidikan bagi demokrasi adalah
komponen kritis sementara sekolah dan kurikulum, hal itu perlu pengalaman, di
mana anak-anak belajar untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik
bersama-sama. Ketiga, ia berpendapat bahwa pendidik harus memberikan konsep
kurikulum yang terorganisir dan diajarkan secara efektif, dan pemahaman murid
harus dievaluasi dengan menggunakan alat yang sesuai dan proses. Tujuan
terakhir ini menyebabkan adanya inovasi bekerja dalam mengevaluasi sikap sosial
dalam kurikulum pendidikan Progresif.
2. Ciri Khas Model Hilda Taba
Hilda Taba mengembangkan model atas dasar data induktif sehingga
dikenal dengan model terbalik. Dikatakan model terbalik karena pengembangan
kurikulumnya tidak didahului oleh konsep-konsep yang datangnya secara
deduktif. Dalam kurikulum Hilda Taba sebelum melaksanakan langkah-langkah
lebih lanjut, terlebih dahulu mencari data dari lapangan dengan cara mengadakan
percobaan yang kemudian disusun teori atas dasar hasil nyata, baru diadakan
pelaksanaan (Dakir, 2004).
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum Page 2
Model Taba sebagai model pembelajaran secara induktif yang terdiri atas
langkah-langkah terstruktur yang dibagi menjadi tujuh fase. Guru menjadi motor
penggerak untuk menjangkau fase demi fase melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada siswa secara sambung-menyambung. Tujuan utama model ini
adalah pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa di samping penguasaan
secara tuntas topik yang dibicarakan. Model Taba berorientasi pada pendekatan
proses.
3. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Model Terbalik oleh Hilda
Taba
Model Taba bersifat induktif dimana model ini sering disebut juga
dengan model terbalik karena bersifat mengelompokkan dari khusus ke umum
yaitu mengumpulkan unit terlebih dahulu selanjutnya baru membuat kerangka
kurikulum. Terdapat lima langkah pengembangan kurikulum dalam model Taba,
yaitu :
1. Mengadakan unit-unit eksperimen kerjasama guru-guru. Didalam unit
eksperimen ini diadakan studi yang seksama tentang hubungan antara
teori dan praktek. Ada delapan langkah kegiatan dalam unit eksperimen
ini :
a. Mendiagnosis kebutuhan
Pada langkah ini dimulai dengan menentukan kebutuhan siswa, baik
berupa diagnosis tentang berbagai kekurangan dan perbedaan latar
belakang siswa.
b. Merumuskan tujuan khusus
Setelah dilakukannya diagnosis kebutuhan siswa selanjutnya para
pengembang kurikulum mermuskan masalah.
c. Memilih isi
Pada langkah ini dilakukan pemilihan isi bukan saja didasarkan atas
langkah kedua (merumuskan tujuan khusus) tapi dipertimbangkan juga
dari segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum Page 3
d. Mengorganisasi isi
Pada langkah ini, isi kurikulum disusun urutannya sehingga terlihat
kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
e. Memilih pengalaman belajar
Pada tahap ini ditentukan pengalaman-pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan.
f. Mengorganisasi pengalaman belajar
Selanjutnya seorang guru menentukan bagaimana mengemas
pengalaman belajar yang telah ditentukan ke dalam paket kegiatan.
Dimana dalam menentukan paket kegiatan dilibatkan siswa agar mereka
memilki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar.
g. Mengevaluasi
Pada tahap ini dilakukan penentuan alat evaluasi yang dapat
dilakukan dengan berbagai teknik sehingga mampu menilai prestasi
siswa.
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum.
Menguji unit eksperimen. Langkah ini dimaksudkan untuk
mengetahui validitas dan kepraktisannya untuk kelas-kelas atau tempat
lain. Serta melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar, dan tipe-
tipe belajar siswa.
2. Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka
menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya.
3. Mengadakan revisi dan konsolidasi terhadap hasil unit eksperimen
berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba.
4. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum. Perkembangan yang
dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang berdasarkan pada
pertanyaan-pertanyaan apa isi unit-unit yang disusun secara berurutan
itu telah berimbang ke dalamnya dan keluasannya, dan apakah
pengalaman belajar telah memungkinkan belajarnya kemampuan
intelektual dan emosional.
5. Menyusun kurikulum, yang dikembangkan secara menyeluruh dan
mendiseminasikan (menerapkan kurikulum pada daerah atau sekolah
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum Page 4
yang lebih luas). Pada tahap akhir ini perlu dipersiapkan guru – guru
melalui penataran- penataran, lokakarya, dan lain sebagainya serta
mempersiapkan fasilitas dan alat – alat sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
Gambar 2. Bagan Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Taba
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum Page 5
Daftar Pustaka
Dakir, H. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka
Cipta
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group
Chandrawati, Rahayu Sri. 2009. Model-model Pengembangan Kurikulum dan
Fungsinya Bagi Guru http://chandrawati.wordpress.com/2009/04/20/model-
model-pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/ [ diakses: Selasa,
23 Maret 2010]
Hilda Taba http://en.wikipedia.org/wiki/Hilda_Taba [diakses: Selasa, 23Maret
2010]
Model Taba Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Kurikulum Page 6