Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

11
HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan secara fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang menimbulkan stress atau gangguan fisik. Kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kesehatan karyawan agar dapat bekerja secara aktif dan produktif. Ruang lingkup kesehatan kerja mencakup pengobatan preventif untuk menjaga kesehatan dan pengobatan atau penyembuhan untuk meningkatkan kesehatan dan melindungi dari resiko akibat proses produksi yang dapat mempengaruhi pada produktivitas kerja. Sedangkan keselamatan kerja bertujuan untuk meningkatkan usaha-usaha keselamatan dan pencegahan kecelakaan kerja, penyakit kerja, cacat dan kematian. 1. Sejarah Higiene Perusahaan Kesehatan Kerja Higiene perusahaan dan kesehatan kerja ini mulai ada di Indonesia sejak adanya cara-cara kedokteran kuno dan pengobatan Indonesia asli sudah dipergunakan untuk menolong korban-korban peperangan, penyakit-penyakit dan kecelakaan yang diakibatkan adanya pekerjaan dalam bidang industri rakyat pada saat itu.

Transcript of Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

Page 1: Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan secara

fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan dapat

terjadi karena adanya faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi

periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang menimbulkan stress atau

gangguan fisik.

Kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kesehatan karyawan agar

dapat bekerja secara aktif dan produktif. Ruang lingkup kesehatan kerja mencakup

pengobatan preventif untuk menjaga kesehatan dan pengobatan atau

penyembuhan untuk meningkatkan kesehatan dan melindungi dari resiko akibat

proses produksi yang dapat mempengaruhi pada produktivitas kerja. Sedangkan

keselamatan kerja bertujuan untuk meningkatkan usaha-usaha keselamatan dan

pencegahan kecelakaan kerja, penyakit kerja, cacat dan kematian.

1. Sejarah Higiene Perusahaan Kesehatan Kerja

Higiene perusahaan dan kesehatan kerja ini mulai ada di Indonesia sejak

adanya cara-cara kedokteran kuno dan pengobatan Indonesia asli sudah

dipergunakan untuk menolong korban-korban peperangan, penyakit-penyakit dan

kecelakaan yang diakibatkan adanya pekerjaan dalam bidang industri rakyat pada

saat itu.

Kemudian pada abad ke-17 Belanda datang ke Indonesia dengan pendaratan

V.O.C di Jakarta.Dinas kesehatan yang diadakan oleh Belanda pada

permulaannya adalah Dinas Kesehatan Militer, yang kemudian beralih menjadi

Dinas Sipil.Higene perusahan dan kesehatan Belanda ini ditujukan untuk

memberikan kesehatan sekedarnya pada para pekerja Indonesia agar para pekerja

Indonesia tersebut cukup sehat dan mampu untuk memproduksi bahan-bahan

yang diperlukan oleh Belanda.Dan pada abad ke-20 dibuatlah undang-undang

mengenai kebersihan, keselamatan serta kesehatan yang isinya sangat sederhana,

karena disesuaikan dengan keprluan pada saat itu.

Pada zaman Perang Dunia II sedang berlangsung Jepang sama sekali tidak

memberikan dorongan atau pemikiran-pemikiran tentang higene perusahaan dan

Page 2: Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

kesehatan kerja.Setelah Indonesia merdeka higiene perusahaan dan kesehatan

kerja dapat diwujudkan yaitu dimulai beberapa tahun sejak proklamasi

kemerdekaan dengan munculnya undang-undang kerja dan undang-undang

kecelakaan yang kemudian dipraktekkan diperusahaan -perusahaan.

Ditahun yang sama buku pertama tentang Ilmu Kesehatan Buruh

diterbitkan. Pada tahun 1966 dengan reorganisasi Kabinet Ampera, Higiene

Perusahaan dan Kesehatan kerja ini diresmikan yaitu dengan didirikannya Dinas

Higiene Perusahan Sanitasi Umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di

Departemen Kesehatan dan Lembaga Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja di

Departemen Tenaga Kerja dan selain itu dibentuk pula Yayasan Higiene

Perusahaan dan Kesehatan Kerja di Surabaya. Dan setahun kemudian pada tahun

1967 berdiri di Bandung, Badan Pembina dan konsultasi Higiene Perusahaan yang

sekaligus juga merupakan suatu Badan Usaha serta didterbitkannya buku yang

kedua dengan judul Ilmu Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.

Pada tahun 1698 diterbitkannya majalah triwulanan Higiene Perusahaan,

Kesehatan atau Keselamatan Kerja dan Jaminan Sosial.Pada tahun ini juga

merupakan tahun pertama perintisan fungsi Lembaga Nasional Higiene

Perusahaan dan Kesehatan Kerja kearah pendidikan, pelayanan, dan lain

sebagainya.Para ahli dari WHO dan ILO pun mulai menjalin hubungan dengan

Indonesia dalam lapangan kesehatan yang berintegrasi dengan produksi.

Pada tahun 1969 banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu diantaranya:

Diselenggarakannya seminar tentang Kesehatan dan Produktivitas Kerja di

Jakarta dengan diikuti oleh 300 dokter, pengusaha, cendikiawan dan lain-lain.

Seminar ini merumuskan secara jelas ruang lingkup dan tujuan dari Higiene

Perusahaan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pembangunan diIndonesia.

Dimasukkannya suatu Proyek Pembinaan Higiene Perusahan dan Kesehatan

Kerja dalam Pelita 1, untuk pertama kalinya diadakan latihan kepada 27

personil mengenai higene perusahaan dan kesehatan kerja

Konvensi ILO nomor 120 tentang Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

dikantor-kantor dan perniagaan.

Disahkannya undang-undang tentang Poko-Pokok tenaga Kerja yang memuat

pasal-pasal tentang Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja.

Page 3: Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

Pada tahun 1970 disahkannya Undang-undang tentang Keselamatan Kerja,

Dan pada bulan Juli tahun 1971 didirikan Ikatan higiene Perusahan dan Kesehatan

Kerja oleh Dr. Suma’mur P.K., Dr. Sutidjo, Dr. Siddharta, Dr. Marwoto. Dan

pada tahun ini pula di Jakarta untuk pertama kalinya dilakukan training terhadap

30 dokter perusahaan serta diangkatnya Dr. Suma’mur P.K menjadi Presiden dari

Ikatan higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja Asia, dan ditunjuk sebagai

sekertaris untuk komisi Negara berkembang dari komisi tetap Ikatan Inetrnasional

Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.

Seminar Nasional II Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja serta Kongres

ke-1 Ikatan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatn Kerja berlangsung di

Jakarta pada tahun 1972 dengan tema Akselerasi Pertumbuhan Profesi dalam

Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja untuk Menunjang Modernisasi. Pada

seminar ini juga ditetapkan program untuk 3 tahun Higiene Perusahaan dan

Kesehatan Kerja dan dalam Kongres ditetapkan Anggaran dasar dan Anggaran

Rumah Tangga Ikatan serta ditetapkan pula Dr. H. Ibnu Sutowo sebagai Ketua

Kehormatan Ikatan dan di tahun 1972 ini pula Dr. Suma’mur P.K diangkat

menjadi anggota “Pannel Advisory Expert”, WHO. Geneva.Dan untuk tahun 1973

merupakan usaha pembinaan laboratorium Higiene Perusahaan dan Kesehatan

Kerja di Jakarta, bandung, Medan dan Ujung Pandang.

2. Pengertian dan Dasar Hukum Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta

prakteknya yang mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit

kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui

pengukuran.

Hasil dari pengukuran ini dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif

kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pemecahan, agar pekerja dan

masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta

dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya.Sasaran dari

higiene perusahaan adalah lingkungan kerja dan higene perusahan juga bersifat

teknik.

Page 4: Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah spesialis dalam ilmu kesehatan atau kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehataan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun

sosial dengan melakukan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit

atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan

kerja serta terhadap penyakit umum lainnya. Sasaran dari adanya kesehatan adalah

manusia dan sifatnya medis.

Higiene perusahaan dan kesehatan kerja sebagai suatu istilah yang memiliki

satu kesatuan pengertian adalah terjemahan dari “Occupational Health” yang

cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi problematik

kesehatan secara menyeluruh dari seorang tenaga kerja. Menyeluruh disini berarti

melakukan usaha kuratif, preventif, penyesuaian faktor manusiawai terhadap

pekerjaan, higene dan lain-lain.

Menurut Undang-undang No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok

mengenai Tenaga Kerja pasal 9 dan 10 Higiene perusahaan dan kesehatan kerja

ini adalah lapangan kesehatan yang ditujukan kepada pemeliharaan dan

mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan pemberian

pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara-

cara dan syarat yang memenuhi norma-norma higiene perusahan dan kesehatan

kerja untuk mencegah penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit

umum serta menetapkan syarat-syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja.

Hakikat dari Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:

Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-

tingginya, baik itu buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pun pekerja-

pekerja bebas, dengan maksud untuk kesejahteraan tenaga kerja.

Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada

meningginya effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

Page 5: Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

3. Tujuan Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja ini adalah

menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai jika

ada suatu korelasi antara derajat kesehatan dengan produktivitas kerja atau

perusahaan yang didasarkan pada kenyataan sebagai berikut:

Untuk efisiensi kerja yang optimal, maka sebaiknya pekerjaan harus dilakukan

dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat

kesehatan. Lingkungan kerja yang dimaksud yaitu tekanan panas, penerangan

ditempat kerja, udara, sikap badan, penserasian manusia dan mesin, dan

pengekonomisan upaya. Lingkungan kerja inipun perlu disesuaikan dengan

tingkat kesehatan dan keadaan gizi tenaga kerja yang bersangkutan.

Biaya kecelakan dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, serta penyakit

umum lainnya oleh karena pengaruh yang memburukan keadaan sangat mahal

harganya dibandingkan dengan biaya untuk pencegahannya. Biaya kuratif

yang mahal seperti itu meliputi pengobatan, perawatan, rehabilitasi, kerusakan

mesin, peralatan dan bahan akibat kecelakan, terganggunya pekerjaan dan

cacat.

Kecelakaan

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak

terduga, oleh karena dibelakang itu tidak ada unsur kesengajaan, lebih-lebih

dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan

kriminil diluar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan,

oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun

penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.

4. Sumber Bahaya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

Sebelum kita melakukan pencegahan terhadap keelakaan, tentulah kita

terlebih dulu harus mengetuhi apa yang menjadi penyebab adanya kecelakan

kerja. Upaya yang dilakukan untuk mengetahui sebab kecelakaan kerja disebut

analisis kecelakaan kerja. Berapa pendapat mengenai faktor penyebab kecelakaan

kerja adalah sebagai berikut;

Page 6: Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

Bennet Silalahi

Menjelaskan bahwa penyebab kecelakan kerja adalah adanya gejala yaitu

perbuatan atau kondisi tidak selamat. Dimana gejala tersebut berakar pada

kebijakan manajemen jika ditelusuri, maka sebab musabab dapat ditemukan

dan kemungkinan adanya kerusakan atau luka-luka dapat diramalkan atau

analisis resiko (Risk Analisis) dapat dilakukan dengan baik secara skematik

dapat digambarkan sebagai berikut

Perilaku tidak aman menurut Silalahi disebabkan oleh tiga hal yaitu;

1. Tidak tahu tata cara kerja yang aman atau tidak tahu perilaku yang

berbahaya

2. Tidak mampu memenuhi persyaratan kerja yang menyebabkan terjadinya

kecelakaan

3. Tahu seluruh peraturan dan persyaratan kerja, namun tidak mau memenuhi

atau mematuhinya. Perilaku ini kemungkian disebabkan oleh adanya

persepsi resiko dan atau persepsi terhadap kualitas pelaksanaan program

kesehatan keselamatan kerja yang kurang tepat, sehingga cenderung

mengabaikan petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja yang telah

diberikan oleh pihak manajemen.

Suatu kecelakan kerja yang terjadi disuatu lokasi kerja terlebih dahulu

diawali oleh beberapa kali kejadian nyaris kecelakaan kerja. Kecadian nyaris

tersebut disebabkan oleh penyebab langsung (immediate causes) berupa

banyaknya kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan banyaknya

perilaku karyawan yang tidak aman (unsafe act) dilokasi kerja tersebut

(Tjondro.1999). Kondisi yang tidak aman meliputi kondisi lingkungan yang fisik

tempat kerja berupa pengaturan sirkulasi udara, pengaturan penerangan, peralatan

kerja dan pemakaian peralatan pengamanan kerja, sedangkan perilaku tidak aman

meliputi;

1. Kondisi fisik karyawan yang kurang baik misalnya gangguan atau kerusakan

alat indera dan stamina tubuh yang tidak stabil

2. Kondisi psikis karyawan berupa emosi yang tidak stabil, kepribadian rapuh,

cara berpikir dan kemampuan persepsi kurang baik, motivasi kerja kurang,

Page 7: Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja

sikap yang ceroboh atau kurang cermat serta kurang pengetahuan dalam

menggunakan fasilitas kerja terutama yang membawa resiko.

Bambang B. Hantoro

Menerangkan bahwa umumnya penyebab kecelakaan kerja dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu;

1. Tindakan manusia dalam bekerja yang menimbulkan bahaya-bahaya

kecelakan. Sifat manusia yang lalai, malas, lupa, khilaf dan sembrono

dapat mendatangkan akibat yang patal.

2. Lingkungan, failitas dan peralatan kerja yang dapat menimbulkan

bahaya kecelakaan. Kurangnya fasilitas, rusaknya peralatan atau tidak

tersedianya peralatan, atau tidak tersedianya peralatan yang memadai

diertai lingkungan yang tidak memenuhi syarat, sadar atau tidak sadar

akan mengundang kecelakan.

3. Hal-hal yang tidak terjangkau oleh manusia pada saat itu. Hal tersebut

dinamakan faktor x yang perlu pula diperhatikan.