Hidrologi Pantai

40
I.PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi morfologi pantai merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingginya run up gelombang tsunami pada saat mencapai daratan. Gelombang tersebut merayap mengikuti kelandaian pantai dengan kecepatan yangrelatif cepat dan meng hanyutkan serta merobohkan rumah-rumah nelayan sertamenyeret benda-benda sampai ke daratan. Dengan kondisi alam sekarang ini yang makin berubah drastis, sepertipemanasan global mempengaruhi kondisi perairan diseluruh dunia. Perubahan inimempengaruhi parameter-paremeter fisika, kimia dan biologi diperairan tersebut. Pada praktikum Hidrolika Pantai kali ini akan ditinjau bagaimana kelerengan dari pantai Teluk Awur Jepara. Selain itu perubahan apa saja yang terjadi diperairan Teluk Awur, seperti parameter kimia,topografi serta sedimentasi dipantai tersebut. I.2 Tujuan 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses sedimentasi yang terjadidipantai Teluk Awur. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tipe dari kelandaian dipantai Teluk Awur Kampus Jepara.

description

Sedimen pantai adalah material sedimen yang diendapkan di pantai. Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen pantai dapat berkisar antara sedimen berukuran butir lempung hingga butir gravel. Pada praktikum kali ini, analisa yang dikaji ialah mengenai kelandaian pantai serta proses erosi dan sedimentasi yang terjadi di pantai Teluk Awur, Jepara, Jawa Tengah.

Transcript of Hidrologi Pantai

Page 1: Hidrologi Pantai

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kondisi morfologi pantai merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi tingginya run up gelombang tsunami pada saat mencapai daratan.

Gelombang tersebut merayap mengikuti kelandaian pantai dengan kecepatan

yangrelatif cepat dan meng hanyutkan serta merobohkan rumah-rumah nelayan

sertamenyeret benda-benda sampai ke daratan.

Dengan kondisi alam sekarang ini yang makin berubah drastis,

sepertipemanasan global mempengaruhi kondisi perairan diseluruh dunia. Perubahan

inimempengaruhi parameter-paremeter fisika, kimia dan biologi diperairan tersebut.

Pada praktikum Hidrolika Pantai kali ini akan ditinjau bagaimana kelerengan dari

pantai Teluk Awur Jepara. Selain itu perubahan apa saja yang terjadi diperairan

Teluk Awur, seperti parameter kimia,topografi serta sedimentasi dipantai tersebut.

I.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses sedimentasi yang

terjadidipantai Teluk Awur.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tipe dari kelandaian dipantai

Teluk Awur Kampus Jepara.

3. Mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan pengukuran kelerengan

serta perhitungan sedimen yang tertransport diteluk awur.

4. Mahasiswa mengetahui faktor oseanografi apa saja yang mempengaruhi

kelerengan pantai dan sedimen dipantai teluk awur

I.3 Rumusan Masalah

Pada pantai Teluk Awur Jepara dimana memiliki topografi pantai landai, untuk

membuktikannya diperlukan mengukur kelerengan pantai tersebut.

Page 2: Hidrologi Pantai

I.4 Manfaat

1) Mahasiswa mengetahui dan mengerti dalam menentukan kelerengan

suatu pantai

2) Mahasiswa dapat melakukan perhitungan sedimen yang tertranport

disuatu pantai

3) Mahasiswa dapat melakukan praktek dilapangan dimana mengerti apa

saja yang harus dilakukan dan diersiapkan selama praktikum hidrolika

pantai

Page 3: Hidrologi Pantai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kawasan Pantai

Menurut Shandy (1996) pantai adalah bagian dari muka bumi dari muka air laut

rata-rata terendah sampai muka air laut rata-rata tertinggi. Bird (1984) mendefinisikan

pantai sebagai shore, beach dan coast. Shore adalah suatu daerah yang meluas dari

titik terendah air laut pada saat surut hingga batas tertinggi atau efektif yang dapat

dicapai gelombang, yaitu meliputi:

Pantai bagian depan (foreshore) yaitu daerah antara pasang tersurut

sampai daerah pasang.

Pantai bagian belakang (backshore) yaitu daerah antara pasang tertinggi

sampai daerah tertinggi terkena ombak.

Pantai lepas (offshore) yaitu daerah yang meluas dari titik pasang surut

terendah kearah laut.

Beach adalah daerah tempat akumulasi dari sedimen lepas seperti kerikil, pasir,

dan lainnya yang kadang-kadang hanya sampai pada batas backshore tapi lebih sering

sampai pada offshore. Coast adalah daerah dengan lebar bervariasi yang meliputi

shore dan perluasannya sampai pada daerah pengaruh penetrasi laut seperti tebing

pantai, estuaria, laguna, dune, dan rawa-rawa (Bird, 1984 dalam Ayuningtyas, 2008).

II.2 Garis Pantai

2.1.1 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Garis Pantai

A. Gelombang

Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam

yang tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut

adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di

Page 4: Hidrologi Pantai

permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya

tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap

bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi

atau gempa di laut. Gelombang dapat menimbulkan energi

untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor

sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai

(Triatmodjo, 1999).

Apabila gelombang yang terjadi membentuk sudut dengan garis

pantai, maka akan terjadi dua proses angkutan sedimen yang

bekerja secara bersamaan, yaitu komponen tegak lurus dan

sejajar garis pantai. Sedimen yang tererosi oleh komponen tegak

lurus pantai akan terangkut oleh arus sepanjang pantai sampai ke

lokasi yang cukup jauh. Akibatnya apabila ditinjau di suatu

lokasi, pantai yang mengalami erosi pada saat terjadi badai tidak

dapat terbentuk kembali pada saat gelombang normal, karena

material yang tererosi telah terbawa ke tempat lain. Dengan

demikian, untuk suatu periode waktu yang panjang, gelombang

datang akan membentuk sudut terhadap garis pantai dapat

menyebabkan mundurnya (erosi) garis pantai (Triatmodjo,

1999).

Gambar 1. Proses Pembentukan Pantai oleh Gelombang

Page 5: Hidrologi Pantai

Menurut Pratikto et al. (1997), Gelombang yang datang

mendekati pantai cenderung mengepung tanjung, dan

mengkonsentrasikan energinya disisi muka dan samping tanjung

tersebut. Perlindungan ekstra sangat diperlukan untuk daerah

pantai yang memiliki bagian yang menjorok kelaut. Sementara di

daerah teluk, dimana garis pantai lebih panjang dibanding

tanjung, energi gelombang cenderung disebar ke sepanjang garis

pantai.

Gambar 2. Pengaruh Bentuk Pantai terhadap Daya Penghancur Gelombang

B. Arus

Transpor masa dan momentum dalam penjalaran gelombang

menimbulkan arus di dekat pantai. Di beberapa daerah yang

dilintasinya, perilaku gelombang dan arus yang ditimbulkan

berbeda. Di daerah lepas pantai (offshore zone) gelombang

menimbulkan gerak orbit partikel air, gerak orbit partikel air

tidak tertutup sehingga menimbulkan transpor masa air. Transpor

tersebut dapat disertai dengan terangkutnya sedimen dasar dalam

arah menuju pantai (onshore) dan meninggalkan pantai

(offshore). Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi

yang sangat besar yang dapat menggerakkan sedimen

dasar.gerak massa air tersebut disertai dengan terangkutnya

sedimen. Arus yang terjadi si surf zone dan swash zone adalah

yang paling penting di dalam analisis pantai, dimana sangat

tergantung pada arah datang gelombang (Triatmodjo, 1999).

Page 6: Hidrologi Pantai

(αb = sudut datang gelombang)

Gambar 3. Arus di Dekat Pantai

Triatmodjo (1999) menyebutkan Arus pasang terjadi pada waktu

pasang dan arus surut terjadi pada saat periode air surut. Titik

balik (slack) adalah saat di mana arus berbalik antara arus pasang

dan arus surut. Titk balik ini isa terjadi pada saat muka air

tertinggi dan muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan

arus adalah nol.Arus sepanjang pantai dapat juga dibentuk oleh

pasang surut permukaan laut. Diperairan sempit seperti teluk dan

selat, pasang surut merupakan penyebab utama, dan kecepatan

arus yang dihasilkan dapat mencapai 2 knot (1m/det) (Pratikto et

al., 1997).

C. Pasang surut

Pasang surut adalah flutuasi muka air laut sebagai fungsi waktu

karena adalah gaya tarik benda-benda di langit, terutama

matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Mesipun

massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena

jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, msks pengaruh gaya

tarik bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya

tarik matahari (Triatmodjo, 2003). Bentuk pasang surut di

berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari

Page 7: Hidrologi Pantai

dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara umum

pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan dalam empat

tipe, yaitu:

Pasang Surut Harian Tunggal yaitu dalam satu hari

terdapat satu kali pasang dan satu kali surut.

Pasang Surut Harian Ganda yaitu dalam satu hari terdapat

dua kali pasang dan dua kali surut.

Pasang Surut Campuran condong keharian tunggal yaitu

dalam satu hari terdapat satu kali pasang dan satu kali

surut tapi kadang-kadang terjadi dua kali pasang atau dua

kali surut.

Pasang surut campuran condong keharian ganda yaitu

dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan dua kali

surut namun tinggi dan periodenya sangat berbeda

(Triatmodjo, 1999).

D. Angin

Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan

bumi disebut angin. Gerakan udara ini disebabkan oleh

perubahan temperatur atmosfer. Waktu udara dipanasi, rapat

massanya berkurang, yang berakibat naiknya udara tersebut yang

kemudian diganti oleh udara yang lebih dingin di sekitarnya.

Perubahan temperatur di atmosfer disebabkan oleh perbedaan

penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan panas

gunung dan lembah, perbedaan siang dan malam (Triatmodjo,

2003).

Menurut Setiono (1996), angin merupakan massa udara yang

bergerak hampir horizontal. Sirkulasi dilautan dimana keadaan

atmosfer (terutama angin) memainkan peranan penting dalam

Page 8: Hidrologi Pantai

mengendalikan gerakan permukaan laut meskipun pengaruhnya

terbatas sampai kedalaman kurang kebih 100 meter.

E. Transport sedimen

Siebold dan Berger (1993) dalam Setiyono (1996) menyebutkan

bahwa sumber sedimen laut berasal dari angin, vulkanik, dan

masukan dari sungai yang sebagian besar dihasilkan dari

pelapukan batuan diatas daratan. Menurut Poerbandono (2005),

sedimen adalah material yang berasal dari fragmentasi

(pemecahan) batuan. Pemecahan tersebut terjadi karena

pelapukan (weathering) yang dapat berlangsung secara fisik,

kimiawai atau biologis. Sedimen adalah bahan utama pembentuk

morfologi (topografi dan batimetri) pesisir. Berubahnya

morfologi pesisir terjadi sebagai akibat berpindahnya sedimen

yang berlangsung melalui mekanisme erosi, pengangkutan

(transport) dan pengendapan (deposition).

Transpor sedimen pantai adalah gerakan sdimen pantai yang

disebabkan oleh gelombang dan arus pembangkitnya. Transpor

sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu,

transpor sedimen dengn bentuk mata gergaji di garis pantai dan

transpor sedimen sepanjang pantai di surf zone.Analisis

imbangan sedimen dapat memperkirakan daerah pantai yang

mengalami erosi atau akresi (sedimentasi).

Page 9: Hidrologi Pantai

Sedimen yang masuk di daerah pantai yang ditinjau meliputi

suplai sedimen dari sungai, material yang berasal dari erosi

tebing, angkutan sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus

pantai (onshore transport). sedimen yang keluar adalah angkutan

sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus pantai (offshore

transport) dan penambangan pasir (Triatmodjo, 1999).

Gambar 4. Transpor Sedimen Sepanjang Pantai

II.3 Kelerengan/ Kelandaian Pantai

Kelandaian adalah kemiringan pantai yang diukur dari garis horizontal.

Kelandaian pantai dapat diukur dengan menggunakan Δh/L. kelandaian pantai dapat

dinyatakan dalam (%) atau dalam derajat. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh

material lepas. Pantai tipe ini dapatdibedakan menjadi:

1) Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan

pasir.

2) Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai

tersusun olehgravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.Pantai

dapat dibedakan menjadi:

Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama

melalui proseserosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam

kategori ini adalah pantai batu(rocky shore).

Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk

terutama kerenaprose sedimentasi yang bekerja di

Page 10: Hidrologi Pantai

pantai. Termasuk kategori ini adalah beach. Baik  sandy beach

maupun gravely beach.

Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk

karena aktifitasorganisme tumbuhan yang tumbuh di pantai.

Termasuk kategori ini adalahpantai mangrove.

(Anonim, 2011).

II.4 Sedimen

II.4.1 Sedimen Laut dan Jenisnya

Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa

sumber yang menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat

yaitu :

1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi

pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat

sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport

oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika

energi tertransforkan telah melemah.

2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-

sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota

laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena

adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel

yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar

laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit,

phosphorit dan glaukonit.

4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai

sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin.

Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas

gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin.

Page 11: Hidrologi Pantai

Material yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa

meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen

yang berasal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus

berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat.

Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan

terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses

eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah

subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat

(Anonim, 2011).

II.4.2 Abrasi dan Sedimentasi

a. Abrasi

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang

laut dan arus laut yang bersifat merusak (Setiyono, 1996).

Kekuatan abrasi ditentukan oleh besar-kecilnya gelombang yang

menghempas ke pantai. Sebagaimana juga halnya erosi sungai,

kekuatan daya kikis oleh gelombang dipertajam pula oleh

butiran-butiran material batuan yang terkandung bersama

gelombang yang terhempas membentur-bentur batuan. Pada

pantai yang berlereng terjal dan berbatuan cadas, gelombang

mengawali kikisannya dengan membentuk notch, lereng vertikal

yang cekung (concave) ke arah daratan (lereng menggantung,

overhanging). Bentukan lereng yang cekung ini memberi

peluang kerja bagi gaya berat dari batuan di atas (overhanging),

dan menjatuhkannya ke bawah. (hallaf, 2006). (Anonim, 2011).

b. Sedimentasi

Progradasi (sedimentasi) adalah proses perkembangan gisik,

gosong atau bura ke arah laut melalui pengendapan sedimen

yang dibawa oleh hanyutan litoral (Setiyono, 1996). Bentuk-

bentuk endapan yang utama dari gelombang dan arus sepanjang

pantai adalah: beach, bars, spits, tombolo, tidal delta, dan beach

Page 12: Hidrologi Pantai

ridges.Ketika gelombang menghempas (swash) merupakan

kekuatan pukulan untuk memecahkan batuan yang ada di pantai.

Butiran-butiran halus dari pecahan batuan (material klastis),

seperti kerikil atau pasir, kemudian diangkut sepanjang pesisir

(shore, zona pasang-surut), yaitu bagian yang terkadang kering

dan terkadang berair oleh gerak pasang-surut atau oleh arus

terbimbing sepanjang pesisir (long shore currents). Proses erosi

dan pemindahan bahan-bahan penyusun pantai (beach) yang

terangkut disebut beachdrift, yaitu penggeseran-penggeseran

pasir atau kerikil oleh gelombang (swash dan backwash) sampai

diendapkan dan membentuk daratan baru, misalnya, endapan

punggungan pasir memanjang yang disebut off shore bars atau

spit.

Adanya endapan seperti misalnya spit yang berbentuk

memanjang di depan teluk ataupun tombolo yang

menghubungkan pulau dengan daratan utama, menunjukkan

adanya bagian laut yang tenang. Tenangnya gelombang karena

perlindungan tanjung dan merupakan medan pertemuan dua arah

massa arus laut yang saling melemahkan; yaitu arus dari

kawasan laut luar yang memutar di dalam teluk. Di bagian air

yang tenang di situlah terjadi pengendapan (Hallaf, 2006).

II.5 Pantai Utara Jawa

II.5.1 Garis Pantai Utara Jawa

Pada patai utara jawa, garis pantainya banyak terjadi kemunduranhal ini

diakibatkan adanya proses hidro oseanografi walaupun tidak terlalu besar

namun proses seperti abrasi ataupun sedimentasi. Daerah ini merupakan daerah

padat penduduk, akibatnya banyak terjadi perubahan serta menggangu

kestabilitasa daerah pesisir. Perubahan garis pantai selain akibat proses abrasi

Page 13: Hidrologi Pantai

juga disebabkan adanya pengerukan didaerah laut dangkal dimana

menyebabkan pengisian material yang kosong akibat pengerukan dengan

material pada garis pantai (tim asisten praktikum hidrolika pantai,2014).

II.5.2 Kelerengan Pantai Utara Jawa

Kelerengan pantai utara jawa tidak terlalu curam, bahkan hampir landau.

Karena dipantai utara jawa, pola gelombang dan arusnya tidak terlalu besar.

Sehingga dapat diasumsikan bahwa pantai utara jawa tidak terlalu dalam, dan

perubahan kedalamannya tidak terlalu drastis, proses hidro oseanografijuga ikut

andil dalam penentuan kelerengan di pantai utara jawa, dengan pola gelombang

arus dan pasung surut yang tidak terlalu besar mengakibatkan perubahan

kelerengan pantainya juga tidak terlalu besar (tim asisten praktikum hidrolika

pantai,2014).

II.5.3 Sedimen Pantai Utara Jawa

Sedimen yang terjadi dipantai utara jawa, sangatlah tinggi dengan

karakter sedimen yang kandungan besinya tidak terlalu besar namun kandungan

karbonatnya tinggi, hal ini dipengaruhi oleh adanya gelombang lemah, yang

membuat transport sedimen kurang menyebar, dan memiliki kandungan

karbonat yang banyak, karena kecilnya transport sedimen ini akan

mengakibatkan proses pengendapan sedimen yang tinggi sehingga proses

sedimentasinya lebih tinggi, ditambah kecilnya pola gerusan atau erosi dari

gelombang (tim asisten praktikum hidrolika pantai,2014).

II.6 Karakteristik Pantai Teluk Awur

Karaktiristik pantai teluk awur yaitu merupakan pantai utara jawa yang

mempunyai kelerengan rendah atau cenderung lantai. Pada panati ini proses hidro

oseanografi disini bekerja lebih kecil dibandingkan pantai pantai selatan jawa yang

mempunyai kelerengan yang besar dan curam.

Page 14: Hidrologi Pantai

Angin yang berhembus serta fenomena fisis seperti gelombang, arus dan pasutnya

lebih kecil. Sedimen yang didominasi berupa pantai berpasir dan lumpur dengan

proses sedimentasi dan erosi yang cukup besar.

Page 15: Hidrologi Pantai

III. MATERI DAN METODE

III.1 Waktu dan Tempat

Hari / tanggal : Sabtu, 14 Desember 2014

Waktu : 08.00 - Selesai

Tempat : Pesisir Teluk Awur Jepara

III.2 Materi

III.2.1 Alat dan Bahan

III.2.1.1 Kelerengan Pantai

N

o

keterangan gambar fungsi

1 Palem bambu

2 Meter 2

buah

Untuk

menentukan

tinggi

2 Selang water

Pass 20 Meter

Untuk

menentukan

kelandaian

3 Roll Meter Untuk

mengukur

jarak palem

Page 16: Hidrologi Pantai

4 Alat Tulis Untuk

mencatat

data

5 Botol Air

Mineral

Untuk

memasuka

air ke selang

water pass

III.2.1.2 Garis Pantai

No keterangan gambar fungsi

1 GPS Untuk

menentuka

titik

penelitian di

garis pantai

2 Kompas Tembak Untuk

mengukur

sudut garis

pantai

III.3 Metode

III.3.1 Kelerengan dan Kondisi Pantai

1. Mengukur jarak dari batas laut sampai ke batas darat (vegetasi).

2. Jarak tersebut dibagi menjadi 5 segmen.

3. Meletakkan palem bamboo di segmen 1 dan segmen 2.

4. Meletakkan ujung selang waterpass pada masing-masing bamboo

palem

Page 17: Hidrologi Pantai

5. Lihat posisi air pada selang, jika telah stabil ukur tinggi air pada

masing-masing selang. Catat hasilnya.

6. Mengulangi langkah ke-3 sampai ke-5 untuk mengukur segmen

2 hingga segmen 5.

III.3.2 Garis Pantai

1) Tentukan titik penelitian degan menggunakan GPS.

2) Lihat sutuk atau kemiringan garis pantai sebelah kanan dan kiri

dengan kompas Tembak.

III.4 Metode Pengolahan Data

III.4.1 Kelerengan Pantai

1) Data hasil pengukuran didapar nilai jarak tiap segmen, nilai

ketinggian pada segmen 1 disebut dengan d1 dan data segmen 2

disebut d2

2) Cari nilai Δd. Dengan rumus Δd = d2−d1

3) Hitung kelerengan dalam %. Yaitu dengan menggunakan rumus :

Kelerengan (%) =

Hitung kelerengan dalam %. Yaitu dengan menggunakan rumus :

Kelerengan (α) = arc tan α = y/x

Ulangi langkah ke–2 sampai ke–4 untuk mengukur segmen 2 hingga

segmen 5

4) Hitung rata–rata kelerengan dalam %. Dengan menggunakan

rumus :

rata–rata % =

5) klasifikasikan hasil kelerengan dalam % tiap segmen sebagai berikut

:

Page 18: Hidrologi Pantai

pantai dengan nilai < 1 % = sedimentasi

pantai dengan nilai > 1 % = abrasi

6) klasifikasikan hasil kelerengan dalam α tiap segmen sebagai

berikut :

pantai dengan nilai < 1° = datar

pantai dengan nilai 1°-3° = sangat datar

pantai dengan nilai 3°-6° = landai

pantai dengan nilai 6°-9° = agak curam

pantai dengan nilai 9°-25° = curam

pantai dengan nilai 25°-56° = sangat curam

III.4.2 Fluks Energi Gelombang Sepanjang Pantai

1. Diketahuitinggigelombang (H), periodegelombang (T),

kedalamanperairan (d).

2. Menentukannilaipanjanggelombanglautdalam

3. Dari Tabel L-1 (Triatmodjo, 2008), didapatnilai , untuk mencari

nilai

4. Hitungnilai lalu dengan gambar 3.13 (Triatmodjo, 2008)

dilakukan interpolasi terhadap grafik untuk mendapatkan nilai

tinggi gelombang pecahHb

5. Hitungnilai , Selanjutnya dilakukan interpolasi dengan

menggunakan gambar 3.14 (Triatmodjo, 2008), untuk

mendapatkan kedalaman gelombang pecah db

6. Menentukannilaicepatrambatgelombangpecahdenganpersamaan

Page 19: Hidrologi Pantai

Setelahitu, hitungfluksenergigelombang

III.4.3 Sedimen Transport

1. Perhitungan sedimen transport dilakukan setelah didapat nilai

2. Hitunglajusedimentasi per haridenganpersamaan (CERC, 1984)

Page 20: Hidrologi Pantai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Kelerengan Pantai Teluk Awur

d1 d2 delta d jarakm m m m % alfa

1 0.62 1.24 0.62 20 3.1 1.775 landai, abrasi2 0.81 1 0.19 20 0.95 0.544 hampir datar, sedimentasi3 0.95 0.91 -0.04 20 0.2 -0.114 hampir datar, sedimentasi4 1.11 0.8 -0.31 20 1.55 -0.88 sangat landai, sedimentasi5 0.76 1.03 0.27 20 1.35 0.77 sangat landai, sedimentasi1 0.48 1.13 0.65 20 3.25 1.861 landai, abrasi2 0.78 0.91 0.13 20 0.65 0.372 hampir datar, sedimentasi3 0.78 0.85 0.07 20 0.35 0.2 hampir datar, sedimentasi4 0.77 0.87 0.1 20 0.5 0.286 hampir datar, sedimentasi5 0.83 0.86 0.03 20 0.15 0.085 hampir datar, sedimentasi1 0.38 1.07 0.69 20 3.45 1.915 landai, abrasi2 0.61 0.89 0.28 20 1.4 0.801 landai, sedimentasi3 0.7 0.83 0.13 20 0.65 0.372 hampir datar, sedimentasi4 0.73 0.84 0.11 20 0.55 0.315 hampir datar, sedimentasi5 0.76 0.85 0.09 20 0.45 0.257 hampir datar, sedimentasi

2

3

rata-rata

1.43%

0.98%

1.30%

no segmenkelerengan keterangan

1

IV.1.2 Kondisi Pantai Teluk Awur

Kondisi pantai teluk Awur saat dilakukan praktikum lapangan terjadi

gelombang yang cukup besar, cuaca berangin, dan memungkinkan akan terjadi

badai.

Page 21: Hidrologi Pantai

IV.1.3 Garis Pantai Teluk Awur Beserta Pembagian Segmen

Berikut adalah hasil tracking garis pantai teluk awur jepara

Gambar1. Garis pantai Teluk Awur Jepara

IV.1.4 Fluks Energi Gelombang Sepanjang Pantai

diketahui:

Hs: 0.029 meter, Ts: 4.87, α: 45o, m: 0,02, ρair laut: 1025 kg/m3 , kr:

1.05

Mencari nilai Hb

H’0=Hs x kr: 0.029 x 1.05=0.03045

= 0.03045/(9.81 x (4.87)²) = 0.00013

Plot pada grafik:

= 2.2

Hb= 2.2 x H’0 = 2.2 x 0.029 = 0.0638

Mencari nilai db

Keterangan :

Jalur tracking

Page 22: Hidrologi Pantai

= 0.0638 / (232.662) = 0.000274

Plot pada grafik:

= 1.09

db=1.09 x hb = 1.09 x 0.0638 = 0.0695

Cb=

= 0.8252

Mencari energy gelombang sepanjang pantai:

P1 = ( (Hb)2Cb sinα cosα =

x(0.0638)2x 0.8252 sin 45 cos 45= 2.1088 (Nm/d /m)

4.1.5 Sedimen Transport

besarnya transport sedimen sepanjang pantai

Qs = 0.401 P1 (Rumus dari CERC)

= 0.401 x 2.1088

= 0.84 m3/d

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kelerengan Pantai Teluk Awur

Berdasarkan praktikum hidrolika pantai yang dilakukan oleh kelompok

4, kelerengan pada pantai teluk awur pada 3 stasiun berbeda-beda. Dari hasil

perhitung pada stasiun 1 didapatkan rata-rata kelerengan 1.43%, pada stasiun 2

didapatkan rata-rat kelerengan 0.98%, dan pada stasiun 3 didapatkan rata-rata

kelerngan 1.13%. Berdaskan dari ke-3 stasiun dimana setiap stasiunnya terdapat

Page 23: Hidrologi Pantai

5 segmen, pantai teluk awur termasuk dalam kategori hampir datar dan pada

pantai teluk awur jepara banyak terjadi sedimentasi. Hal ini dikarenakan pantai

teluk awur merupakan salah satu pantai yan terletak di pantai utara jawa,

dimana rata-rata dari pantai utara jawa memiliki kelerengan yang rendah atau

cenderung pantai. Selain itu gelombang yang terdapat pada pantai teluk awur

juga tidak terlalu besar, faktor hidro oseanografi yang terjadi pada pantai teluk

awur pengaruh nya juga sangat kecil. Sehingga perubahan kelerengan yang

terjadi tidak terlalu besar.

4.2.2 Kondisi Pantai Teluk Awur

Kondisi pantai teluk awur terlihat dalam praktikum yang sudah

dilakukan kurang terawat terlihat banyaknya sampah yang berserakan dipinggir

pantai serta kerusakan garis pantai yang besar karena pembangunan serta akibat

aktifitas manusianya sendiri. Banyak terlihat terumbu karang yang mati dan

kemunduran garis pantai yang diakibatkan adanya proses erosi. hal ini

dipengaruhi oleh proses hidro oseanografi walaupun kekuatannya cenderung

didaerah pantai utara jawa kekuatannya kecil dan tidak terlalu besar.

4.2.3 Sedimen Transport

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan sedimen transport

yang terjadi di pantai teluk awur didapatkan hasil sebesar 0.84 m3/d. Berarti

sedimen transport yang terjadi di pantai teluk awur relative rendah. Hal ini

terjadi karena topografi pantai teluk awur jepara kelerengannya hampir datar.

4.2.4 Garis Pantai Teluk Awur

Pengukuran garis pantai pada praktikum kali ini dilakukan secara

konvensional (manual) dilakukan dengan GPS dengan jarak dan titik yang telah

ditentukan. Pengukuran garis pantai dilakukan secara bertahap mulai dari satu

titik hingga titik terakhir yang jika ditotal berjumlah sebanyak 10 titik lokasi

pengukuran. Pada masing-masing titik pengukuran dilakukan juga marking

Page 24: Hidrologi Pantai

koordinat untuk mengetahui lokasi spasialnya. Antara titik yang satu ke titik

berikutnya berjarak sebesar 100 meter. Jadi dapat disimpulkan dari pengukuran

garis pantai di parktikum kali ini bahwa garis pantai Teluk Awur sepanjang

dermaga menuju asrama ialah sebesar 1000m (1 km)

V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Kelerangan pantai teluk awur adalah hampir datar dengan dominasi

proses sedimentasi

Sedimen transport pada pantai teluk awur sebesar 0.84 m3/d

Fluks energy gelombang sepanjang pantai nya sebesar 2.1088 (Nm/d

/m)

V.2 Saran

Agar hasil yang diperoleh tepat dan akurat, diharapkan praktikan teliti dalam

melakukan pengambilan data dilapangan.

Page 25: Hidrologi Pantai

DAFTAR PUSTAKA

http://agridtooceanographers.blogspot.com/2011/12/coastal-morphology-beach-delta-

dan.html. Diakses tgl 22 Desember 2014 pukul 15.39..

http://laut-1992.blogspot.com/2011/12/sedimen-dasar-laut.html. Diakses tgl 22

Desember 2014 pukul 15.55

http://dhayatgeo.blogspot.com/2011/12/abrasi-dan-sedimetasi-pantai.html.Diakses 22

desember 2014 pukul 16.20

Pratikto, W.A, Armono H.D, Suntoyo. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut.

Edisi Pertama. BPFE. Yoyakarta. 226 hlm.

Tim asisten hidrolika pantai. 2014. Modul Praktikum Hidrolika Pantai. UNDIP:

Semarang.

Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta Ofset. Yogyakarta.

Page 26: Hidrologi Pantai

Triatmodjo, B. 2003. Pelabuhan. Beta Ofset. Yogyakarta.

DATA PRIBADI

Nama : Rizki Fitria D

Nama Panggilan : Kiki

NIM : 26020212140064

Kelas : Oseanografi C

Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 24 Desember 1993

Agama : Islam

AlamatAsal : Jl. Kelurahan U.Menteng No.92 RT/RW 07/01 ,

Cakung, Jakarta Timur

Alamat Kos : Jl. Ngesrep Timur IV No. 19A Semarang

No. Handphone : 081218546872

Cita-cita : mud engineering

MottoHidup : Let it flow

Page 27: Hidrologi Pantai

LAMPIRAN

Page 28: Hidrologi Pantai

LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

NO KETERANGAN NILAI1 PENDAHULUAN2 TINJAUAN PUSTAKA3 MATERI DAN METODE4 HASIL DAN PEMBAHASAN5 PENUTUP6 LAMPIRAN

JUMLAH

Semarang,22/12/2014

Asisten Praktikum Praktikan

Page 29: Hidrologi Pantai

Ferri Septia Purwadi26020211130065

Rizki Fitria Dwianti 26020212140064

Mengetahui, Koordinator Mata Kuliah Hidrolika Pantai

Nama :......................................NIP:.........................................