Hidrologi Pantai
-
Upload
aulia-try-atmojo -
Category
Documents
-
view
106 -
download
9
description
Transcript of Hidrologi Pantai
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kondisi morfologi pantai merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingginya run up gelombang tsunami pada saat mencapai daratan.
Gelombang tersebut merayap mengikuti kelandaian pantai dengan kecepatan
yangrelatif cepat dan meng hanyutkan serta merobohkan rumah-rumah nelayan
sertamenyeret benda-benda sampai ke daratan.
Dengan kondisi alam sekarang ini yang makin berubah drastis,
sepertipemanasan global mempengaruhi kondisi perairan diseluruh dunia. Perubahan
inimempengaruhi parameter-paremeter fisika, kimia dan biologi diperairan tersebut.
Pada praktikum Hidrolika Pantai kali ini akan ditinjau bagaimana kelerengan dari
pantai Teluk Awur Jepara. Selain itu perubahan apa saja yang terjadi diperairan
Teluk Awur, seperti parameter kimia,topografi serta sedimentasi dipantai tersebut.
I.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses sedimentasi yang
terjadidipantai Teluk Awur.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tipe dari kelandaian dipantai
Teluk Awur Kampus Jepara.
3. Mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan pengukuran kelerengan
serta perhitungan sedimen yang tertransport diteluk awur.
4. Mahasiswa mengetahui faktor oseanografi apa saja yang mempengaruhi
kelerengan pantai dan sedimen dipantai teluk awur
I.3 Rumusan Masalah
Pada pantai Teluk Awur Jepara dimana memiliki topografi pantai landai, untuk
membuktikannya diperlukan mengukur kelerengan pantai tersebut.
I.4 Manfaat
1) Mahasiswa mengetahui dan mengerti dalam menentukan kelerengan
suatu pantai
2) Mahasiswa dapat melakukan perhitungan sedimen yang tertranport
disuatu pantai
3) Mahasiswa dapat melakukan praktek dilapangan dimana mengerti apa
saja yang harus dilakukan dan diersiapkan selama praktikum hidrolika
pantai
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kawasan Pantai
Menurut Shandy (1996) pantai adalah bagian dari muka bumi dari muka air laut
rata-rata terendah sampai muka air laut rata-rata tertinggi. Bird (1984) mendefinisikan
pantai sebagai shore, beach dan coast. Shore adalah suatu daerah yang meluas dari
titik terendah air laut pada saat surut hingga batas tertinggi atau efektif yang dapat
dicapai gelombang, yaitu meliputi:
Pantai bagian depan (foreshore) yaitu daerah antara pasang tersurut
sampai daerah pasang.
Pantai bagian belakang (backshore) yaitu daerah antara pasang tertinggi
sampai daerah tertinggi terkena ombak.
Pantai lepas (offshore) yaitu daerah yang meluas dari titik pasang surut
terendah kearah laut.
Beach adalah daerah tempat akumulasi dari sedimen lepas seperti kerikil, pasir,
dan lainnya yang kadang-kadang hanya sampai pada batas backshore tapi lebih sering
sampai pada offshore. Coast adalah daerah dengan lebar bervariasi yang meliputi
shore dan perluasannya sampai pada daerah pengaruh penetrasi laut seperti tebing
pantai, estuaria, laguna, dune, dan rawa-rawa (Bird, 1984 dalam Ayuningtyas, 2008).
II.2 Garis Pantai
2.1.1 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Garis Pantai
A. Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam
yang tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut
adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di
permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya
tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap
bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi
atau gempa di laut. Gelombang dapat menimbulkan energi
untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor
sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai
(Triatmodjo, 1999).
Apabila gelombang yang terjadi membentuk sudut dengan garis
pantai, maka akan terjadi dua proses angkutan sedimen yang
bekerja secara bersamaan, yaitu komponen tegak lurus dan
sejajar garis pantai. Sedimen yang tererosi oleh komponen tegak
lurus pantai akan terangkut oleh arus sepanjang pantai sampai ke
lokasi yang cukup jauh. Akibatnya apabila ditinjau di suatu
lokasi, pantai yang mengalami erosi pada saat terjadi badai tidak
dapat terbentuk kembali pada saat gelombang normal, karena
material yang tererosi telah terbawa ke tempat lain. Dengan
demikian, untuk suatu periode waktu yang panjang, gelombang
datang akan membentuk sudut terhadap garis pantai dapat
menyebabkan mundurnya (erosi) garis pantai (Triatmodjo,
1999).
Gambar 1. Proses Pembentukan Pantai oleh Gelombang
Menurut Pratikto et al. (1997), Gelombang yang datang
mendekati pantai cenderung mengepung tanjung, dan
mengkonsentrasikan energinya disisi muka dan samping tanjung
tersebut. Perlindungan ekstra sangat diperlukan untuk daerah
pantai yang memiliki bagian yang menjorok kelaut. Sementara di
daerah teluk, dimana garis pantai lebih panjang dibanding
tanjung, energi gelombang cenderung disebar ke sepanjang garis
pantai.
Gambar 2. Pengaruh Bentuk Pantai terhadap Daya Penghancur Gelombang
B. Arus
Transpor masa dan momentum dalam penjalaran gelombang
menimbulkan arus di dekat pantai. Di beberapa daerah yang
dilintasinya, perilaku gelombang dan arus yang ditimbulkan
berbeda. Di daerah lepas pantai (offshore zone) gelombang
menimbulkan gerak orbit partikel air, gerak orbit partikel air
tidak tertutup sehingga menimbulkan transpor masa air. Transpor
tersebut dapat disertai dengan terangkutnya sedimen dasar dalam
arah menuju pantai (onshore) dan meninggalkan pantai
(offshore). Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi
yang sangat besar yang dapat menggerakkan sedimen
dasar.gerak massa air tersebut disertai dengan terangkutnya
sedimen. Arus yang terjadi si surf zone dan swash zone adalah
yang paling penting di dalam analisis pantai, dimana sangat
tergantung pada arah datang gelombang (Triatmodjo, 1999).
(αb = sudut datang gelombang)
Gambar 3. Arus di Dekat Pantai
Triatmodjo (1999) menyebutkan Arus pasang terjadi pada waktu
pasang dan arus surut terjadi pada saat periode air surut. Titik
balik (slack) adalah saat di mana arus berbalik antara arus pasang
dan arus surut. Titk balik ini isa terjadi pada saat muka air
tertinggi dan muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan
arus adalah nol.Arus sepanjang pantai dapat juga dibentuk oleh
pasang surut permukaan laut. Diperairan sempit seperti teluk dan
selat, pasang surut merupakan penyebab utama, dan kecepatan
arus yang dihasilkan dapat mencapai 2 knot (1m/det) (Pratikto et
al., 1997).
C. Pasang surut
Pasang surut adalah flutuasi muka air laut sebagai fungsi waktu
karena adalah gaya tarik benda-benda di langit, terutama
matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Mesipun
massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena
jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, msks pengaruh gaya
tarik bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya
tarik matahari (Triatmodjo, 2003). Bentuk pasang surut di
berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari
dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara umum
pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan dalam empat
tipe, yaitu:
Pasang Surut Harian Tunggal yaitu dalam satu hari
terdapat satu kali pasang dan satu kali surut.
Pasang Surut Harian Ganda yaitu dalam satu hari terdapat
dua kali pasang dan dua kali surut.
Pasang Surut Campuran condong keharian tunggal yaitu
dalam satu hari terdapat satu kali pasang dan satu kali
surut tapi kadang-kadang terjadi dua kali pasang atau dua
kali surut.
Pasang surut campuran condong keharian ganda yaitu
dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan dua kali
surut namun tinggi dan periodenya sangat berbeda
(Triatmodjo, 1999).
D. Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan
bumi disebut angin. Gerakan udara ini disebabkan oleh
perubahan temperatur atmosfer. Waktu udara dipanasi, rapat
massanya berkurang, yang berakibat naiknya udara tersebut yang
kemudian diganti oleh udara yang lebih dingin di sekitarnya.
Perubahan temperatur di atmosfer disebabkan oleh perbedaan
penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan panas
gunung dan lembah, perbedaan siang dan malam (Triatmodjo,
2003).
Menurut Setiono (1996), angin merupakan massa udara yang
bergerak hampir horizontal. Sirkulasi dilautan dimana keadaan
atmosfer (terutama angin) memainkan peranan penting dalam
mengendalikan gerakan permukaan laut meskipun pengaruhnya
terbatas sampai kedalaman kurang kebih 100 meter.
E. Transport sedimen
Siebold dan Berger (1993) dalam Setiyono (1996) menyebutkan
bahwa sumber sedimen laut berasal dari angin, vulkanik, dan
masukan dari sungai yang sebagian besar dihasilkan dari
pelapukan batuan diatas daratan. Menurut Poerbandono (2005),
sedimen adalah material yang berasal dari fragmentasi
(pemecahan) batuan. Pemecahan tersebut terjadi karena
pelapukan (weathering) yang dapat berlangsung secara fisik,
kimiawai atau biologis. Sedimen adalah bahan utama pembentuk
morfologi (topografi dan batimetri) pesisir. Berubahnya
morfologi pesisir terjadi sebagai akibat berpindahnya sedimen
yang berlangsung melalui mekanisme erosi, pengangkutan
(transport) dan pengendapan (deposition).
Transpor sedimen pantai adalah gerakan sdimen pantai yang
disebabkan oleh gelombang dan arus pembangkitnya. Transpor
sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu,
transpor sedimen dengn bentuk mata gergaji di garis pantai dan
transpor sedimen sepanjang pantai di surf zone.Analisis
imbangan sedimen dapat memperkirakan daerah pantai yang
mengalami erosi atau akresi (sedimentasi).
Sedimen yang masuk di daerah pantai yang ditinjau meliputi
suplai sedimen dari sungai, material yang berasal dari erosi
tebing, angkutan sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus
pantai (onshore transport). sedimen yang keluar adalah angkutan
sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus pantai (offshore
transport) dan penambangan pasir (Triatmodjo, 1999).
Gambar 4. Transpor Sedimen Sepanjang Pantai
II.3 Kelerengan/ Kelandaian Pantai
Kelandaian adalah kemiringan pantai yang diukur dari garis horizontal.
Kelandaian pantai dapat diukur dengan menggunakan Δh/L. kelandaian pantai dapat
dinyatakan dalam (%) atau dalam derajat. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh
material lepas. Pantai tipe ini dapatdibedakan menjadi:
1) Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan
pasir.
2) Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai
tersusun olehgravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.Pantai
dapat dibedakan menjadi:
Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama
melalui proseserosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam
kategori ini adalah pantai batu(rocky shore).
Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk
terutama kerenaprose sedimentasi yang bekerja di
pantai. Termasuk kategori ini adalah beach. Baik sandy beach
maupun gravely beach.
Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk
karena aktifitasorganisme tumbuhan yang tumbuh di pantai.
Termasuk kategori ini adalahpantai mangrove.
(Anonim, 2011).
II.4 Sedimen
II.4.1 Sedimen Laut dan Jenisnya
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa
sumber yang menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat
yaitu :
1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi
pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat
sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport
oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika
energi tertransforkan telah melemah.
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-
sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota
laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena
adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel
yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar
laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit,
phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai
sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin.
Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas
gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin.
Material yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa
meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen
yang berasal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus
berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat.
Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan
terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses
eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah
subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat
(Anonim, 2011).
II.4.2 Abrasi dan Sedimentasi
a. Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang
laut dan arus laut yang bersifat merusak (Setiyono, 1996).
Kekuatan abrasi ditentukan oleh besar-kecilnya gelombang yang
menghempas ke pantai. Sebagaimana juga halnya erosi sungai,
kekuatan daya kikis oleh gelombang dipertajam pula oleh
butiran-butiran material batuan yang terkandung bersama
gelombang yang terhempas membentur-bentur batuan. Pada
pantai yang berlereng terjal dan berbatuan cadas, gelombang
mengawali kikisannya dengan membentuk notch, lereng vertikal
yang cekung (concave) ke arah daratan (lereng menggantung,
overhanging). Bentukan lereng yang cekung ini memberi
peluang kerja bagi gaya berat dari batuan di atas (overhanging),
dan menjatuhkannya ke bawah. (hallaf, 2006). (Anonim, 2011).
b. Sedimentasi
Progradasi (sedimentasi) adalah proses perkembangan gisik,
gosong atau bura ke arah laut melalui pengendapan sedimen
yang dibawa oleh hanyutan litoral (Setiyono, 1996). Bentuk-
bentuk endapan yang utama dari gelombang dan arus sepanjang
pantai adalah: beach, bars, spits, tombolo, tidal delta, dan beach
ridges.Ketika gelombang menghempas (swash) merupakan
kekuatan pukulan untuk memecahkan batuan yang ada di pantai.
Butiran-butiran halus dari pecahan batuan (material klastis),
seperti kerikil atau pasir, kemudian diangkut sepanjang pesisir
(shore, zona pasang-surut), yaitu bagian yang terkadang kering
dan terkadang berair oleh gerak pasang-surut atau oleh arus
terbimbing sepanjang pesisir (long shore currents). Proses erosi
dan pemindahan bahan-bahan penyusun pantai (beach) yang
terangkut disebut beachdrift, yaitu penggeseran-penggeseran
pasir atau kerikil oleh gelombang (swash dan backwash) sampai
diendapkan dan membentuk daratan baru, misalnya, endapan
punggungan pasir memanjang yang disebut off shore bars atau
spit.
Adanya endapan seperti misalnya spit yang berbentuk
memanjang di depan teluk ataupun tombolo yang
menghubungkan pulau dengan daratan utama, menunjukkan
adanya bagian laut yang tenang. Tenangnya gelombang karena
perlindungan tanjung dan merupakan medan pertemuan dua arah
massa arus laut yang saling melemahkan; yaitu arus dari
kawasan laut luar yang memutar di dalam teluk. Di bagian air
yang tenang di situlah terjadi pengendapan (Hallaf, 2006).
II.5 Pantai Utara Jawa
II.5.1 Garis Pantai Utara Jawa
Pada patai utara jawa, garis pantainya banyak terjadi kemunduranhal ini
diakibatkan adanya proses hidro oseanografi walaupun tidak terlalu besar
namun proses seperti abrasi ataupun sedimentasi. Daerah ini merupakan daerah
padat penduduk, akibatnya banyak terjadi perubahan serta menggangu
kestabilitasa daerah pesisir. Perubahan garis pantai selain akibat proses abrasi
juga disebabkan adanya pengerukan didaerah laut dangkal dimana
menyebabkan pengisian material yang kosong akibat pengerukan dengan
material pada garis pantai (tim asisten praktikum hidrolika pantai,2014).
II.5.2 Kelerengan Pantai Utara Jawa
Kelerengan pantai utara jawa tidak terlalu curam, bahkan hampir landau.
Karena dipantai utara jawa, pola gelombang dan arusnya tidak terlalu besar.
Sehingga dapat diasumsikan bahwa pantai utara jawa tidak terlalu dalam, dan
perubahan kedalamannya tidak terlalu drastis, proses hidro oseanografijuga ikut
andil dalam penentuan kelerengan di pantai utara jawa, dengan pola gelombang
arus dan pasung surut yang tidak terlalu besar mengakibatkan perubahan
kelerengan pantainya juga tidak terlalu besar (tim asisten praktikum hidrolika
pantai,2014).
II.5.3 Sedimen Pantai Utara Jawa
Sedimen yang terjadi dipantai utara jawa, sangatlah tinggi dengan
karakter sedimen yang kandungan besinya tidak terlalu besar namun kandungan
karbonatnya tinggi, hal ini dipengaruhi oleh adanya gelombang lemah, yang
membuat transport sedimen kurang menyebar, dan memiliki kandungan
karbonat yang banyak, karena kecilnya transport sedimen ini akan
mengakibatkan proses pengendapan sedimen yang tinggi sehingga proses
sedimentasinya lebih tinggi, ditambah kecilnya pola gerusan atau erosi dari
gelombang (tim asisten praktikum hidrolika pantai,2014).
II.6 Karakteristik Pantai Teluk Awur
Karaktiristik pantai teluk awur yaitu merupakan pantai utara jawa yang
mempunyai kelerengan rendah atau cenderung lantai. Pada panati ini proses hidro
oseanografi disini bekerja lebih kecil dibandingkan pantai pantai selatan jawa yang
mempunyai kelerengan yang besar dan curam.
Angin yang berhembus serta fenomena fisis seperti gelombang, arus dan pasutnya
lebih kecil. Sedimen yang didominasi berupa pantai berpasir dan lumpur dengan
proses sedimentasi dan erosi yang cukup besar.
III. MATERI DAN METODE
III.1 Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Sabtu, 14 Desember 2014
Waktu : 08.00 - Selesai
Tempat : Pesisir Teluk Awur Jepara
III.2 Materi
III.2.1 Alat dan Bahan
III.2.1.1 Kelerengan Pantai
N
o
keterangan gambar fungsi
1 Palem bambu
2 Meter 2
buah
Untuk
menentukan
tinggi
2 Selang water
Pass 20 Meter
Untuk
menentukan
kelandaian
3 Roll Meter Untuk
mengukur
jarak palem
4 Alat Tulis Untuk
mencatat
data
5 Botol Air
Mineral
Untuk
memasuka
air ke selang
water pass
III.2.1.2 Garis Pantai
No keterangan gambar fungsi
1 GPS Untuk
menentuka
titik
penelitian di
garis pantai
2 Kompas Tembak Untuk
mengukur
sudut garis
pantai
III.3 Metode
III.3.1 Kelerengan dan Kondisi Pantai
1. Mengukur jarak dari batas laut sampai ke batas darat (vegetasi).
2. Jarak tersebut dibagi menjadi 5 segmen.
3. Meletakkan palem bamboo di segmen 1 dan segmen 2.
4. Meletakkan ujung selang waterpass pada masing-masing bamboo
palem
5. Lihat posisi air pada selang, jika telah stabil ukur tinggi air pada
masing-masing selang. Catat hasilnya.
6. Mengulangi langkah ke-3 sampai ke-5 untuk mengukur segmen
2 hingga segmen 5.
III.3.2 Garis Pantai
1) Tentukan titik penelitian degan menggunakan GPS.
2) Lihat sutuk atau kemiringan garis pantai sebelah kanan dan kiri
dengan kompas Tembak.
III.4 Metode Pengolahan Data
III.4.1 Kelerengan Pantai
1) Data hasil pengukuran didapar nilai jarak tiap segmen, nilai
ketinggian pada segmen 1 disebut dengan d1 dan data segmen 2
disebut d2
2) Cari nilai Δd. Dengan rumus Δd = d2−d1
3) Hitung kelerengan dalam %. Yaitu dengan menggunakan rumus :
Kelerengan (%) =
Hitung kelerengan dalam %. Yaitu dengan menggunakan rumus :
Kelerengan (α) = arc tan α = y/x
Ulangi langkah ke–2 sampai ke–4 untuk mengukur segmen 2 hingga
segmen 5
4) Hitung rata–rata kelerengan dalam %. Dengan menggunakan
rumus :
rata–rata % =
5) klasifikasikan hasil kelerengan dalam % tiap segmen sebagai berikut
:
pantai dengan nilai < 1 % = sedimentasi
pantai dengan nilai > 1 % = abrasi
6) klasifikasikan hasil kelerengan dalam α tiap segmen sebagai
berikut :
pantai dengan nilai < 1° = datar
pantai dengan nilai 1°-3° = sangat datar
pantai dengan nilai 3°-6° = landai
pantai dengan nilai 6°-9° = agak curam
pantai dengan nilai 9°-25° = curam
pantai dengan nilai 25°-56° = sangat curam
III.4.2 Fluks Energi Gelombang Sepanjang Pantai
1. Diketahuitinggigelombang (H), periodegelombang (T),
kedalamanperairan (d).
2. Menentukannilaipanjanggelombanglautdalam
3. Dari Tabel L-1 (Triatmodjo, 2008), didapatnilai , untuk mencari
nilai
4. Hitungnilai lalu dengan gambar 3.13 (Triatmodjo, 2008)
dilakukan interpolasi terhadap grafik untuk mendapatkan nilai
tinggi gelombang pecahHb
5. Hitungnilai , Selanjutnya dilakukan interpolasi dengan
menggunakan gambar 3.14 (Triatmodjo, 2008), untuk
mendapatkan kedalaman gelombang pecah db
6. Menentukannilaicepatrambatgelombangpecahdenganpersamaan
Setelahitu, hitungfluksenergigelombang
III.4.3 Sedimen Transport
1. Perhitungan sedimen transport dilakukan setelah didapat nilai
2. Hitunglajusedimentasi per haridenganpersamaan (CERC, 1984)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Kelerengan Pantai Teluk Awur
d1 d2 delta d jarakm m m m % alfa
1 0.62 1.24 0.62 20 3.1 1.775 landai, abrasi2 0.81 1 0.19 20 0.95 0.544 hampir datar, sedimentasi3 0.95 0.91 -0.04 20 0.2 -0.114 hampir datar, sedimentasi4 1.11 0.8 -0.31 20 1.55 -0.88 sangat landai, sedimentasi5 0.76 1.03 0.27 20 1.35 0.77 sangat landai, sedimentasi1 0.48 1.13 0.65 20 3.25 1.861 landai, abrasi2 0.78 0.91 0.13 20 0.65 0.372 hampir datar, sedimentasi3 0.78 0.85 0.07 20 0.35 0.2 hampir datar, sedimentasi4 0.77 0.87 0.1 20 0.5 0.286 hampir datar, sedimentasi5 0.83 0.86 0.03 20 0.15 0.085 hampir datar, sedimentasi1 0.38 1.07 0.69 20 3.45 1.915 landai, abrasi2 0.61 0.89 0.28 20 1.4 0.801 landai, sedimentasi3 0.7 0.83 0.13 20 0.65 0.372 hampir datar, sedimentasi4 0.73 0.84 0.11 20 0.55 0.315 hampir datar, sedimentasi5 0.76 0.85 0.09 20 0.45 0.257 hampir datar, sedimentasi
2
3
rata-rata
1.43%
0.98%
1.30%
no segmenkelerengan keterangan
1
IV.1.2 Kondisi Pantai Teluk Awur
Kondisi pantai teluk Awur saat dilakukan praktikum lapangan terjadi
gelombang yang cukup besar, cuaca berangin, dan memungkinkan akan terjadi
badai.
IV.1.3 Garis Pantai Teluk Awur Beserta Pembagian Segmen
Berikut adalah hasil tracking garis pantai teluk awur jepara
Gambar1. Garis pantai Teluk Awur Jepara
IV.1.4 Fluks Energi Gelombang Sepanjang Pantai
diketahui:
Hs: 0.029 meter, Ts: 4.87, α: 45o, m: 0,02, ρair laut: 1025 kg/m3 , kr:
1.05
Mencari nilai Hb
H’0=Hs x kr: 0.029 x 1.05=0.03045
= 0.03045/(9.81 x (4.87)²) = 0.00013
Plot pada grafik:
= 2.2
Hb= 2.2 x H’0 = 2.2 x 0.029 = 0.0638
Mencari nilai db
Keterangan :
Jalur tracking
= 0.0638 / (232.662) = 0.000274
Plot pada grafik:
= 1.09
db=1.09 x hb = 1.09 x 0.0638 = 0.0695
Cb=
= 0.8252
Mencari energy gelombang sepanjang pantai:
P1 = ( (Hb)2Cb sinα cosα =
x(0.0638)2x 0.8252 sin 45 cos 45= 2.1088 (Nm/d /m)
4.1.5 Sedimen Transport
besarnya transport sedimen sepanjang pantai
Qs = 0.401 P1 (Rumus dari CERC)
= 0.401 x 2.1088
= 0.84 m3/d
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kelerengan Pantai Teluk Awur
Berdasarkan praktikum hidrolika pantai yang dilakukan oleh kelompok
4, kelerengan pada pantai teluk awur pada 3 stasiun berbeda-beda. Dari hasil
perhitung pada stasiun 1 didapatkan rata-rata kelerengan 1.43%, pada stasiun 2
didapatkan rata-rat kelerengan 0.98%, dan pada stasiun 3 didapatkan rata-rata
kelerngan 1.13%. Berdaskan dari ke-3 stasiun dimana setiap stasiunnya terdapat
5 segmen, pantai teluk awur termasuk dalam kategori hampir datar dan pada
pantai teluk awur jepara banyak terjadi sedimentasi. Hal ini dikarenakan pantai
teluk awur merupakan salah satu pantai yan terletak di pantai utara jawa,
dimana rata-rata dari pantai utara jawa memiliki kelerengan yang rendah atau
cenderung pantai. Selain itu gelombang yang terdapat pada pantai teluk awur
juga tidak terlalu besar, faktor hidro oseanografi yang terjadi pada pantai teluk
awur pengaruh nya juga sangat kecil. Sehingga perubahan kelerengan yang
terjadi tidak terlalu besar.
4.2.2 Kondisi Pantai Teluk Awur
Kondisi pantai teluk awur terlihat dalam praktikum yang sudah
dilakukan kurang terawat terlihat banyaknya sampah yang berserakan dipinggir
pantai serta kerusakan garis pantai yang besar karena pembangunan serta akibat
aktifitas manusianya sendiri. Banyak terlihat terumbu karang yang mati dan
kemunduran garis pantai yang diakibatkan adanya proses erosi. hal ini
dipengaruhi oleh proses hidro oseanografi walaupun kekuatannya cenderung
didaerah pantai utara jawa kekuatannya kecil dan tidak terlalu besar.
4.2.3 Sedimen Transport
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan sedimen transport
yang terjadi di pantai teluk awur didapatkan hasil sebesar 0.84 m3/d. Berarti
sedimen transport yang terjadi di pantai teluk awur relative rendah. Hal ini
terjadi karena topografi pantai teluk awur jepara kelerengannya hampir datar.
4.2.4 Garis Pantai Teluk Awur
Pengukuran garis pantai pada praktikum kali ini dilakukan secara
konvensional (manual) dilakukan dengan GPS dengan jarak dan titik yang telah
ditentukan. Pengukuran garis pantai dilakukan secara bertahap mulai dari satu
titik hingga titik terakhir yang jika ditotal berjumlah sebanyak 10 titik lokasi
pengukuran. Pada masing-masing titik pengukuran dilakukan juga marking
koordinat untuk mengetahui lokasi spasialnya. Antara titik yang satu ke titik
berikutnya berjarak sebesar 100 meter. Jadi dapat disimpulkan dari pengukuran
garis pantai di parktikum kali ini bahwa garis pantai Teluk Awur sepanjang
dermaga menuju asrama ialah sebesar 1000m (1 km)
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kelerangan pantai teluk awur adalah hampir datar dengan dominasi
proses sedimentasi
Sedimen transport pada pantai teluk awur sebesar 0.84 m3/d
Fluks energy gelombang sepanjang pantai nya sebesar 2.1088 (Nm/d
/m)
V.2 Saran
Agar hasil yang diperoleh tepat dan akurat, diharapkan praktikan teliti dalam
melakukan pengambilan data dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://agridtooceanographers.blogspot.com/2011/12/coastal-morphology-beach-delta-
dan.html. Diakses tgl 22 Desember 2014 pukul 15.39..
http://laut-1992.blogspot.com/2011/12/sedimen-dasar-laut.html. Diakses tgl 22
Desember 2014 pukul 15.55
http://dhayatgeo.blogspot.com/2011/12/abrasi-dan-sedimetasi-pantai.html.Diakses 22
desember 2014 pukul 16.20
Pratikto, W.A, Armono H.D, Suntoyo. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut.
Edisi Pertama. BPFE. Yoyakarta. 226 hlm.
Tim asisten hidrolika pantai. 2014. Modul Praktikum Hidrolika Pantai. UNDIP:
Semarang.
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta Ofset. Yogyakarta.
Triatmodjo, B. 2003. Pelabuhan. Beta Ofset. Yogyakarta.
DATA PRIBADI
Nama : Rizki Fitria D
Nama Panggilan : Kiki
NIM : 26020212140064
Kelas : Oseanografi C
Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 24 Desember 1993
Agama : Islam
AlamatAsal : Jl. Kelurahan U.Menteng No.92 RT/RW 07/01 ,
Cakung, Jakarta Timur
Alamat Kos : Jl. Ngesrep Timur IV No. 19A Semarang
No. Handphone : 081218546872
Cita-cita : mud engineering
MottoHidup : Let it flow
LAMPIRAN
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN
NO KETERANGAN NILAI1 PENDAHULUAN2 TINJAUAN PUSTAKA3 MATERI DAN METODE4 HASIL DAN PEMBAHASAN5 PENUTUP6 LAMPIRAN
JUMLAH
Semarang,22/12/2014
Asisten Praktikum Praktikan
Ferri Septia Purwadi26020211130065
Rizki Fitria Dwianti 26020212140064
Mengetahui, Koordinator Mata Kuliah Hidrolika Pantai
Nama :......................................NIP:.........................................