Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

34
LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN UJI PEMANASAN ASPAL Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Konstruksi Jalan di Laboraturium Jalan Raya Mata Kuliah: Konstruksi Jalan Raya Dosen Pengampu: Faqih Ma’arif, M.Eng. Disusun Oleh: Herynda Nevytasari (13505244006) i

Transcript of Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Page 1: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN

UJI PEMANASAN ASPAL

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Konstruksi Jalan

di Laboraturium Jalan Raya

Mata Kuliah:

Konstruksi Jalan Raya

Dosen Pengampu:

Faqih Ma’arif, M.Eng.

Disusun Oleh:

Herynda Nevytasari (13505244006)

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

i

Page 2: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

2014

ii

Page 3: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Konstruksi Jalan ini dengan judul Pengujian Pemanasan Aspal.

Praktikum Konstruksi Jalan bertujuan agar mahasiswa mengetahui bagaimana

cara pemanasan aspal serta memiliki gambaran tentang keguanaan dan manfaat

dalam suatu pekerjaan di lapangan.

Selesainya penulisan laporan ini semata-mata berkat bantuan dari berbagai

pihak yang telah memberikan dukungan dalam segala bentuk kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu:

1. Bapak Faqih Ma’arif, M.Eng, selaku Dosen Pengampu yang selalu

membimbing penulis.

2. Saudara Muhammad Nuruzzaman dan Saudara Maris Setyo N. selaku

pendamping dan pembimbing selama berlangsungnya praktikum.

3. Bapak Sudarman selaku teknisi di ruang praktikum yang selalu

membantu dalam penyiapan alat dan bahan pengujian.

4. Teman–teman satu kelompok yang memberikan bantuannya dan

masukannya dalam pembuatan laporan ini.

5. Semua pihak yang telah mendukung dan memberi bantuan dalam

proses Praktikum Konstruksi Jalan ini sehingga dapat berjalan dengan

lancar.

Pembuatan laporan Praktikum Konstruksi Jalan ini tentunya masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang bersifat memberi dorongan dan membangun sangat penulis harapkan.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa khusunya, jurusan Teknik Sipil

dan semua pihak pada umumnya.

Yogyakarta, Oktober 2014

Penulis

iii

Page 4: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................... v

A. Jenis Pengujian ..................................................................................... 1

B. Kajian Teori ......................................................................................... 1

C. Alat dan Bahan ..................................................................................... 6

D. Langkah Kerja ...................................................................................... 11

E. Penyajian Data ..................................................................................... 12

F. Pembahasan .......................................................................................... 13

G. Kesulitan Pelaksanaan Praktikum ........................................................ 13

H. Kesimpulan .......................................................................................... 13

I. Saran .................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15

LAMPIRAN ................................................................................................ 16

iv

Page 5: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Thermometer..................................................................... 8

Tabel 2. Data Hasil Pengujian...................................................................... 13

Tabel 3. Lembar Konsultasi ........................................................................ 18

v

Page 6: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

DAFTAR GAMBAR

Gambar 0. Komposisi dari Aspal (Ikatan Aspal) ........................................ 2

Gambar 1. Cawan ........................................................................................ 7

Gambar 2. Baskom ...................................................................................... 7

Gambar 3. Kompor Listrik .......................................................................... 8

Gambar 4. Thermometer ............................................................................. 9

Gambar 5. Sendok ....................................................................................... 9

Gambar 6. Tang ........................................................................................... 9

Gambar 7. Piring Logam ............................................................................. 10

Gambar 8. Kain Lap .................................................................................... 10

Gambar 9. Aspal Pabrik .............................................................................. 11

Gambar 10. Proses Pembakaran aspal (Benda Uji) .................................... 16

Gambar 11. Pengukuran Suhu .................................................................... 16

Gambar 12. Pemindahan Aspal ke Dalam Cawan ...................................... 17

Gambar 13. Benda Uji Dalam Cawan ......................................................... 17

vi

Page 7: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

A. Jenis Pengujian.

Pengujian Pemanasan Aspal dilakukan pertama kali dalam Praktikum

Konstruksi Jalan. Pemanasan aspal ini harus dilakukan sebelum menuju

proses pengujian aspal yang lain seperti penetrasi aspal. Dari praktikum ini

diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengerti bagaimana cara

serta proses pencairan aspal sebelum bisa digunakan. Pengujian ini

dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Kajian Teori

Menurut Sukirman (2003), bitumen adalah zat perekat (cementitious)

berwarna hitam atau gelap, yang dapat diperorleh di alam ataupun sebagai

hasil produksi. Bitumen terutama mengandung senyawa hidrokarbon seperti

aspal, tar atau pitch. Aspal didefinisikan sebagai material perekat

(cementitious), berwarna hitam atau cokelat tua, dengan unsur utama

bitumen aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu

penggilingan minyak bumi. Aspal adalah material yang pada temperatur

ruang berbentuk padat sampai agak padat dan bersifat termoplastis. Jadi

aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali

membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat aspal merupakan

material pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya campuran aspal

dalam perkerasan berkisar antara 4-10 % berdarkan berat campuran, atau

10-19% berdasarkan volume campuran.

Secara garis besar komposisi kimiawi aspal terdiri dari asphaltenes,

resins dan oils. Asphaltenes terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon,

merupakan material berwarna hitam atau cokelat tua yamg tidak larut dalam

n-heptane. Asphaltenes menyebar di dalam larutan yang disebut maltenes,

maltenes larut dalam heptane, merupakan cairan kental yang terdiri dari

resins dan oils. Resins adalah cairan berwarna kuning atau cokelat tua yang

memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah hilang

1

Page 8: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

atau berkurang selama masa pelayanan jalan, sedangkan olis yang berwarna

lebih muda merupakan media dari asphaltenes dan resin.

Maltenes merupakan komponen yang mudah berubah sesuai

perubahan temperatur dan umur pelayanan. Durabilitas aspal merupakan

fungsi dari ketahanan aspal terhadap perubahan mutu kimiawi selama proses

pencampuran dengan agregat, masa pelayanan, dan proses pengerasan

seiring waktu atau umur perkerasan. Pengerasan aspal dapat terjadi karena

oksidasi, penguapan, dan perubahan kimiawi lainnya. Reaksi kimiawi dapat

mengubah resins menjadi asphaltenes, dan oils menjadi resins, yang secara

keseluruhan akan meningkatkan viskositas aspal.

Gambar 0. Komposisi dari Aspal (Ikatan Aspal)

(Sumber, Sukirman 2003)

Beberapa klasifiksi dari aspal adalah sebagai berikut:

1. Aspal Hasil Destilasi (Aspal Minyak)

Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses

dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut.

Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan

minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari proses

destilasi akan dihasilkan produk-produk berbasis minyak.

a. Aspal Keras

Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam

minyak bumi dipisahkan dengan destilasi sederhana hingga

2

Page 9: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama aspal keras.

Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui

proses destilasii hampa pada temperatur sekitar 480 ºC.

Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber minyak

mentah yang disuling atau tingkat aspal keras yang akan

dihasilkan.

Untuk menghasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang

diinginkan, proses penyulingan harus ditangani sedemikian rupa

sehingga dapat mengontrol sifat-sifat aspal keras yang

dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan mencampur

berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses

destilasi dilakukan. Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan

aspal keras dengan sifat-sifat yang bervariasi, sesuai dengan

sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang sering dilakukan

untuk mendapatkan aspal keras adalah dengan viskositas

menengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis aspal keras

dengan proporsi tertentu dimana aspal keras yang sangat encer

dicampur dengan aspal lainnya yang kurang encer sehingga

menghasilkan aspal dengan viskositas menengah. Selain melalui

proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari minyak

mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga

dapat dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut. Dalam

proses ini fraksi minyak (bensin, solar, dan minyak tanah) yang

terkandung dalam minyak mentah, dikeluarkan sehingga

meninggalkan aspal sebagai residu (anasaff, 2012).

b. Aspal Cair

Menurut Sukuriman (1991), Aspal cair dihasilkan dengan

melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak.

Aspal ini dapat juga dihasilkan secara langsung dari proses

destilasi, dimana dalam proses ini raksi minyak ringan

terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya dikeluarkan.

3

Page 10: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Kecepatan menguap dari minyak yang digunakan sebagai

pelarut atau minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu

pada proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang

dihasilkan. Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:

1) Aspal Cair Jenis Menguap Cepat (RC = Rapid Curing)

Aspal cair jenis menguap cepat adalah aspal cair yang

terdiri dari campuran antara aspal keras dan pelarut yang

mempunyai daya menguap tinggi dan cepat. Pelarut yang

digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah premium.

2) Aspal Cair Jenis Menguap Sedang (MC = Medium Curing)

Aspal cair jenis menguap sedang adalah aspal cair yang

terdiri dari campuran antara aspal keras dan pelarut yang

mempunyai daya menguap sedang dan tidak begitu cepat,

Contoh pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini

biasanya adalah minyak tanah.

3) Aspal Cair Jenis Menguap Lambat (SC = Slow Curing)

Aspal cair jenis menguap lambat adalah aspal cair yang

terdiri dari campuran antara aspal keras dan pelarut (solar)

yang mempunyai daya menguap lambat. Pelarut yang

digunakan pada aspal jenis ini adalah solar. Tingkat

kekentalan aspal cair sangat ditentukan oleh proporsi atau

rasio bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras

atau yang terkandung pada aspal cair tersebut. Aspal cair

jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi

dari MC-200.

c. Aspal Emulsi

Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal

keras. Pada proses ini partikel-partikel aspal keras dipisahkan

dan didispersikan dalam air yang mengandung emulsifer

(emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran sangat

kecil bahkan sebagian besar berukuran sangat kecil bahkan

4

Page 11: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

sebagian besar berukuran koloid. Jenis emulsifer yang

digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan

aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat

pengemulsi yang digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat

dibedakan menjadi:

1) Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion

negatif.

2) Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion

positif.

3) Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk

berion (netral) (anasaff, 2012).

Menurut Sukirman (1999), berdasarkan kecepatan

pengerasannya aspal emulsi dapat dibedakan atas:

1) Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan

pengelmusi sehingga pengikatan yang terjadi cepat.

2) Medium Setting (MS).

3) Slow Setting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat

menguap.

2. Aspal Alam

Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam.

Berdasarkan depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi dua

kelompok, yaitu:

a. Aspal Danau (Lake Asphalt)

Aspal danau ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad,

Venezuella dan lewele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral,

dan bahan organik lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat

rendah dan titik lembek sangat tinggi. Karena aspal ini dicampur

dengan aspal keras yang mempunyai angka penetrasi yang

tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga dihasilkan aspal

dengan angka penetrasi yang diinginkan.

5

Page 12: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

b. Aspal Batu (Rock Asphalt)

Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara

alamiah terdeposit di daerah Kentucky, USA dan di pulau buton,

Indonesia. Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celah-calah

batuan kapur dan batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam

batuan ini berkisar antara 12 – 35 % dari masa batu tersebut dan

memiliki persentasi antara 0 – 40. Untuk pemakaiannya, deposit

ini harus ditimbang terlebih dahulu, lalu aspalnya diekstrasi dan

dicampur dengan minyak pelunak atau aspal keras dengan angka

penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat ini aspal

batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan

aspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih

kecil dari 1 mm dan dalam bentuk mastik (anasaff, 2012).

C. Alat dan Bahan

Praktikum ini diperlukan alat dan bahan untuk melaksanaan

praktikum, alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain:

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum pemanasan aspal adalah

sebagai berikut:

a. Cawan

Sebagai tempat aspal setelah di lelehkan dengan suhu tertentu.

Bedasarkan SNI 2432:2011, cawan Terbuat dari logam atau

gelas yang berbentuk silinder dengan dasar yang rata dan

berukuran sebagai berikut:

1) Untuk pengujian penetrasi dibawah 200:

a) Diameter 55 mm

b) Tinggi bagian dalam 35 mm

2) Untuk pengujian penetrasi antara 200 dan 350:

a) Diameter 55-75 mm

b) Tinggi bagian dalam 45-70 mm

6

Page 13: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

3) Untuk pengujian penetrasi antara 350 dan 500:

a) Diameter 55 mm

b) Tinggi bagian dalam 70 mm

Gambar 1. Cawan(Sumber: Dokumen Pribadi, 2014)

b. Baskom Logam

Sebagai tempat untuk melelehkan aspal yang di panaskan

dengan kompor listrik.

Gambar 2. Baskom Logam(Sumber: Himawan, 2014)

c. Kompor Listrik

Digunakan untuk memanaskan aspal di baskom logam agar

aspal mencair.

7

Page 14: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Gambar 3. Kompor Listrik(Sumber: Dokumen Pribadi, 2014)

d. Thermometer

1) Thermometer harus dikalibrasi dengan maksimum

kesalahan skala tidak melebihi 0,1 oC atau dapat juga

digunakan pembagian skala thermometer lain yang sama

ketelitiannya dan kepekaannya.

2) Thermometer harus sesuai dengan SNI 19-6421-2000

Spesifikasi Standar Thermometer (SNI 06-2456-1991-

Penetrasi Aspal).

3) Thermometer yang sesuai dan umum digunakan:

Tabel 1. Standar Thermometer

No. ASTM Rentang 17 C 19 sampai dengan 27 oC 63 C 8 sampai dengan +32 oC 64 C 25 sampai dengan 55 oC

(Sumber: ASTM E77)

4) Thermometer yang digunakan untuk bak perendam harus

dikalibrasi secara periodik dengan cara sesuai ASTM E77.

8

Page 15: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Gambar 4. Thermometer (Sumber: Dokumen Pribadi, 2014)

e. Sendok

Digunakan sebagai alat pengaduk dan alat bantu mengambil

aspal saat dipanaskan.

Gambar 5. Sendok(Sumber: Himawan, 2014)

f. Tang

Digunakan sebagai alat bantu menjepit baskom yang panas.

9

Page 16: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Gambar 6. Tang(Sumber: Arista, 2014)

g. Piring

Digunakan untuk tempat menaruh cawan yang sudah terisi

aspal.

Gambar 7. Piring Logam(Sumber: Arista, 2014)

h. Kain Lap

Digunakan untuk membersihkan kotoran atau aspal–aspal yang

tercecer.

10

Page 17: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Gambar 8. Kain Lap(Sumber: Dokumen Pribadi, 2014)

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum pemanasan aspal adalah

sebagai berikut:

a. Aspal

Menurut Sukirman (2003), aspal adalah material yang

pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat dan

bersifat termoplastis. Jadi aspal akan mencair jika dipanaskan

sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika

temperatur turun. Bersama dengan agregat aspal merupakan

material pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya

campuran aspal dalam perkerasan berkisar antara 4-10%

berdarkan berat campuran, atau 10-19% berdasarkan volume

campuran. Dan aspal ini digunakan untuk praktikum.

11

Page 18: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Gambar 9. Aspal(Sumber: Himawan, 2014)

D. Langkah Kerja

Tahapan-tahapan kerja dari pengujian pembakaran aspal ini adalah sebagai

berikut:

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum dimulainya praktik.

2. Alat dan bahan di persiapkan.

3. Aspal diambil secukupnya dan ditaruh ke dalam baskom untuk

dipanaskan.

4. Kompor listrik dinyalakan.

5. Piring yang telah berisi aspal diletakkan di atas kompor listrik yang

sudah dinyalakan.

6. Aspal di panaskan hingga mencair dengan suhu 120 °C

7. Aspal yang cair diaduk sampai tidak berbuih.

8. Suhu aspal yang dipanaskan dipantau menggunakan thermometer

sampai sekitar 110 ºC ± 5 º C.

9. Setelah suhu 120 º C dicapai, cawan diambil dan isi dengan aspal yang

sudah dipanaskan tadi.

10. Cairan aspal dipindahkan perlahan ke dalam cawan.

11. Setelah cawan terisi cairan aspal lalu didiamkan hingga keadaan dingin.

12. Setelah dingin pada suhu ruang, cawan disimpan di tempat yang aman

di laboratorium.

12

Page 19: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

13. Alat-alat yang telah digunakan lalu dibersihkan dan dikembalikan ke

tempat semula.

E. Penyajian Data

Dari praktikum pembakaran aspal kali ini didapatkan beberapa data

yang dapat disajikan. Namun tidak ada hasil data yang dihitung karena pada

praktikum ini hanya dilakukan pengamatan suhu pada aspal saat meleleh.

Dan data yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Data Pengujian.

Waktu PengujianTempat

Pengujian

Data yang diperoleh

Hari,Tanggal WaktuSuhu Awal

Suhu Akhir

Waktu Pemanasan

Cuaca

Rabu, 24

September

2014

16:20 s.d

17:30

WIB

Laboratorium

Jalan Raya,

PTSP, FT

UNY

26°C 120°C ± 15' Cerah

F. Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian pemanasan aspal, maka didapatkan hasil

bahwa suhu akhir 120 ºC. Tetapi aspal akan sudah bisa benar-benar cair

pada suhu 105 ºC ± 5 ºC . Pada rentang suhu tertentu, aspal dapat bersifat

viskoelastik. Artinya aspal dapat menunjukkan sifat seperti cairan kental

dan dapat dengan mudah berubah bentuk. Dan pada suhu 120 ºC aspal

sudah berbentuk sangat cair dan aspal cukup encer. Di dalam proses

pengolahan berperilaku seolah pelumas atau pelincir diantara butiran kerikil

atau agregat dalam campuran aspal panas.

G. Kesulitan Pelaksanaan Praktikum

Kesulitan yang dirasa selama pengujian pemanasan aspal yaitu

terbatasnya waktu dalam praktikum, sehingga pada saat praktikum

pemanasan aspal dilakukan secara bersamaan satu kelas dangan dibantu

13

Page 20: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

oleh teknisi. Selebihnya tidak ada kesulitan lagi meskipun alat terbatas tapi

dengan dilakukannya praktik secara bersamaan membuat lebih mudah.

H. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pemanasan aspal dapat di simpulkan bahwa:

1. Dibandingkan dengan standar yang ada aspal telah mengalami titik

lelehnya pada suhu 105 ºC ± 5 ºC dan aspal bersifat cair, akan tetapi

dari hasil praktikum yang telah didapatkan suhu pemanasan akhir aspal

mencapai titik lelehnya pada suhu 120oC (110 ºC ± 5 º C) dan aspal

bersifat cair bahkan encer.

2. Ketika aspal dipanaskan >120oC, maka aspal akan mengalami titik

lelehnya, namun jika suhunya terlalu tinggi lebih dari 300 oC maka akan

mengalami titik bakar, sehingga aspal bisa menjadi bentuk seperti

arang.

I. Saran

Agar praktikum berjalan dengan nyaman dan aman perlu adanya

kesadaran tentang kebersihan dan keselamatan. Baik itu kebersihan tempat

praktikum maupun kebersihan alatnya dan keselamatan diri pribadi maupun

orang lain. Agar diperoleh hasil praktikum yang maksimal dan tidak ada

kecelakaan kerja yang terjadi. Selain itu untuk hasil praktikum yang baik

perlu juga ada perbaruan alat-alat yang sudah mulai kurang baik atau rusak

saat digunakan dan juga melengkapi atau menambah peralatan praktik,

sehingga bisa mengoptimalkan kerja dan waktu praktikum.

14

Page 21: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

DAFTAR PUSTAKA

- Annasaf, 2012. Aspal dan Karakteristiknya. Diunduh dari

http://anasaff.blogspot.com/2012/08/aspal-dan-

kharakteristiknya.html Diakses pada 04 Oktober 2014, 21.05 WIB

- Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasiaonal Indonesia. Cara

Uji Daktilas Aspal. SNI 2432:2011

- Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasiaonal Indonesia.

Spesifikasi Standar Thermometer. SNI 19-6421:2000

- Badan Standardisasi Nasional, Standar Nasiaonal Indonesia. Bahan

aspal dan Metode pengujian penetrasi. SNI 06-2456:1991

- ASTM E 77, 1998. Standard Test Method for Inspection and

Verification of Thermometers

- Sukirman, Silvia. (2003). Beton Aspal Campuran Panas; edisi 1. Jakarta:

Granit

- Sukirman, Silvia. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova

15

Page 22: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

LAMPIRAN

Gambar 10. Proses Pembakaran Aspal (Sumber : Dokumen Eko, 2014)

Gambar 11. Pengukuran Suhu (Sumber : Dokumen Eko, 2014)

16

Page 23: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

Gambar 12. Pemindahan Aspal ke Dalam Cawan (Sumber : Eko, 2014)

Gambar 13. Benda uji dalam cawan (Sumber : Dokumen Pribadi, 2014)

17

Page 24: Herynda Nevitasari (13505244006). Pemanasan Aspal.doc

LEMBAR KONSULTASI

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN

Nama : Herynda Nevytasari

NIM : 13505244006

Kelas : D1

Tabel 3. Lembar Konsultasi

NO. TANGGAL KETERANGAN PARAF

1.

2.

3.

4.

5.

6.

18