Heru sigit purwanto & Rinhard sinaga - Kemenerusan urat-urat kuarsa yang mengandung mineral emas dan...
-
Upload
dedi-fatchurohman -
Category
Documents
-
view
115 -
download
5
description
Transcript of Heru sigit purwanto & Rinhard sinaga - Kemenerusan urat-urat kuarsa yang mengandung mineral emas dan...
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
1
KEMENERUSAN URAT-URAT KUARSA YANG MENGANDUNG
MINERAL EMAS DAN MINERAL PENGIKUTNYA BERDASARKAN
KONTROL STRUKTUR DI DAERAH MALASARI DAN SEKITARNYA,
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
Heru Sigit Purwanto
* & Rinhard J.P. Sinaga
**
* Magister Teknik Geologi, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta
** PT. Geomin Aneka Tambang Jakarta
SARI
Daerah Malasari, Cimalang dan sekitarnya tersusun oleh satuan batuan breksi tuf yang
terdiri dari breksi tuf, dasit, serta andesit, dengan kedudukan perlapisan umumnya N 50O–
80O
E / 50O-60
O. Satuan batuan breksi tuf dan satuan tuf lapili termasuk dalam Formasi
Cimapag yang berumur Miosen Awal (Basuki, 1992). Batuan volkanik muda banyak
dijumpai di daerah Malasari dengan intrusi dasit. Struktur sesar naik berarah N 300O
E
di sungai Cimapar dan sesar naik N 240O E di sungai Cimalang bawah. Sesar mendatar
kekanan dengan arah N 110OE dijumpai di cabang sungai Cimalang dan sesar mendatar
kanan berarah N 010O E juga dijumpai di sungai Cimalang bagian atas. Alterasi daerah
Nirmala dan sekitarnya didapatkan secara umum adalah silisifikasi, argilisasi dan
kloritisasi. Silisifikasi menempati tempat-tempat sekitar jalur-jalur sesar dan dekat urat
kuarsa, kenampakan secara fisik berupa silika, merupakan jalur urat kuarsa kecil-kecil
(“Quartz veinlets”), biasanya memotong batuan litik tuf dan tuf (host rock). Argilisasi
didapatkan hampir disemua batuan, kenampakan fisik putih kekuningan, kecoklatan,
hadir mineral lempung, kaolin, oksida besi, biasanya juga terdapat urat kuarsa. Kloritisasi
didapatkan hampir pada semua batuan, kenampakan fisik, hijau pucat, keabu-abuan,
hadirnya mineral pirit dan kalkopirit (tidak disemua tempat), biasanya pada batuan breksi
andesit, breksi tuf dan batuan andesit, terdapat juga urat-urat kuarsa kecil. Mineralisasi di
daerah Malasari, Cimalang dan sekitarnya biasanya berasosiasi dengan kehadiran urat-
urat kuarsa, berupa zona urat kuarsa berwarna putih kemerahan dan kekuningan. Mineral
yang hadir biasanya pirit, sedikit kalkopirit, galena dibeberapa tempat, hematit dan
magnetit. Mineral biasanya hadir pada zona urat kuarsa kompresi (Quartz Compression),
kadang berupa urat kuarsa breksiasi (Quartz breccia), sedangkan pada urat kuarsa tension
(Quartz tensional) sedikit ditemukan dipermukaan.
ABSTRACT
Based on measured result of structure elements and geochemical analysis from quartz
veins in Malasari area, there are sulphid mineralization followed to structural pattern.
Malasari areas covered by two lithology units are tuff breccia and tuff lapilli tuff
generally N 50O-80
OE/50
O-60
O include of Cimapag Formation, Early Miocene (Basuki,
1992). All lithology unit was cut by quartz veins and common carried gold mineralization
and mineral association. Wall rock alterations such as argillization, prophylitization /
chloritization dominant and silicification around the lateral fault zones. The common
minerals observed are pyrite, chalcopyrite, arsenopyrite, minor galena. The major
structural trends aligned in NW-SE, N-S and NE-SW directions. These structural trends
were intercepted by several fault zones, which could be classified either as right lateral
slip fault (N 010O-020
OE) and (N110
O-120
OE), thrust slip fault (N 300
O E) and N 240
OE
related with quartz veins. Generally, the gold mineralization in the quartz veins is related
and followed the pattern of the NW-SE and NNE-SSW lateral and shear zones.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
2
1. GEOLOGI UMUM
Daerah Malasari, Cimalang dan sekitarnya tersusun oleh satuan batuan breksi tuf
yang terdiri dari breksi tuf, dasit, serta andesit, dengan kedudukan perlapisan
umumnya N 50O–80
O E / 50
O-60
O dan satuan tuf lapilli, kedudukan secara umum
N 60O-70
OE/ 50
O-60
O. Satuan batuan breksi tuf dan satuan tuf lapili termasuk
dalam Formasi Cimapag yang berumur Miosen Awal (Basuki, 1992). Batuan
volkanik muda banyak dijumpai di daerah Malasari dengan intrusi dasit. Struktur
sesar naik berarah N 300O
E di sungai Cimapar dan sesar naik N 240O E di
sungai Cimalang bawah. Sesar mendatar kanan dengan arah N 110OE dijumpai di
cabang sungai Cimalang dan sesar mendatar kanan berarah N 010O E juga
dijumpai di sungai Cimalang bagian atas.
Alterasi daerah Nirmala dan sekitarnya didapatkan secara umum adalah
silisifikasi, argilisasi dan kloritisasi. Silisifikasi menempati tempat-tempat sekitar
jalur-jalur sesar dan dekat urat kuarsa, kenampakan secara fisik berupa silika,
merupakan jalur urat kuarsa kecil-kecil (“Quartz veinlets”) 0,1 cm – 15 cm,
biasanya memotong batuan litik tuf dan tuf (host rock). Argilisasi didapatkan
hampir disemua batuan, kenampakan fisik putih kekuningan, kecoklatan, hadir
mineral lempung (clay mineral), kaolin, oksida besi, biasanya juga terdapat urat
kuarsa 0,5 cm – 60 cm. Kloritisasi didapatkan hampir pada semua batuan,
kenampakan fisik, hijau pucat, keabu-abuan, hadirnya mineral pirit dan kalkopirit
(tidak disemua tempat), biasanya pada batuan breksi andesit, breksi tuf dan
batuan andesit, terdapat juga urat-urat kuarsa kecil 0,1 cm – 5 cm.
Mineralisasi di daerah Malasari, Cimalang dan sekitarnya biasanya berasosiasi
dengan kehadiran urat-urat kuarsa, berupa zona urat kuarsa berwarna putih
kemerahan dan kekuningan. Mineral yang hadir biasanya pirit, sedikit kalkopirit,
galena dibeberapa tempat, hematit dan magnetit. Mineral biasanya hadir pada
zona urat kuarsa kompresi (Quartz Compression), kadang berupa urat kuarsa
breksiasi (Quartz breccia), sedangkan pada urat kuarsa tension (Quartz
tensional) sedikit ditemukan dipermukaan.
Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
3
2. ALTERASI DAN MINERALISASI
Batuan ubahan di daerah telitian secara dominan terdapat di daerah Cimalang dan
sebagian Malasari, yaitu berupa argilisasi, kloritisasi dan sedikit silisifikasi.
Silisifikasi dijumpai pada zona sesar dan dekat urat kuarsa dengan lebar hanya
beberapa centimeter sampai meter saja, bisanya hadir juga mineral pirit,
magnetit, hematit. Argillisasi dijumpai hampir disepanjang sungai Cimalang,
terutama diindikasikan mengikuti jalur sesar. Kenampakan fisik dilapangan
ubahan argillik warna putih kekuningan, putih kemerahan, limonitik, hadir urat-
urat kuarsa kecil (“Quartz veinlets”) 1 cm – 5 cm, mineral yang hadir pirit,
kalkopirit, hematit, kadang galena.
Argilisasi kuat dijumpai di sungai Cimalang atas, merupakan zona hancuran
dengan bidang-bidang sesar arah N 010OE, merupakan sesar mendatar kanan
naik, hanya dijumpai mineral pirit dan sekunder kaolin dan limonit.
Kloritisasi merupakan ubahan batuan yang ditandai adanya mineral sekunder
klorit, kalsit atau karbonat pada jalur-jalur urat dan sedikit epidot dijumpai
dibeberapa tempat. Didaerah telitian dijumpai dibagian punggungan atau diluar
setelah zona argillik, kenampakan fisik, warna hijau keputihan, hadir klorit,
kalsit, sedikit epidot, kaolinit dan mineral lempung, sehingga di ubahan
kloriritisasi juga terjadi argillisasi sedang sampai lemah. Urat-urat kuarsa kecil
(“Quarzt veinlets”) juga hadir di zona kloritisasi, terutama urat-urat kuarsa yang
diindikasikan urat kuarsa tension, mineral yang hadir pirit.
Ubahan batuan di kawasan Malasari dan Cimalang secara umum susah untuk di
tentukan jalur dan batas antara masing-masing zona alterasinya. Hal ini
disebabkan pada zona ubahan argillisasi juga terjadi ubahan kloritisasi walaupun
bersifat sedang-lemah, demikian juga pada kloritisasi juga terjadi ubahan
kloritisasi dengan hadirnya klorit, walaupun tidak dominan. Oleh sebab itu
pembagian dan batas antara masing-masing zona hanya bersifat perkiraan atau
garis putus-putus pada peta alterasi.
3. STRUKTUR GEOLOGI
Pengukuran unsur struktur dilakukan pada kekar-kekar secara domain (kelompok
daerah), dimana dipisahkan antara kekar tarik (tensional fractures) dan kekar
gerus (compression fractures). Pengukuran urat-urat kuarsa dipisahkan dalam
urat kuarsa akibat tarikan (tensional) dan urat kuarsa akibat tekanan
(compression). Kedudukan bidang sesar juga di ukur untuk mengetahui pola
kompresi dan pola struktur yang terjadi didaerah telitian.
Pengukuran kekar-kekar tarikan dengan kedudukan N100O-120
OE/80
O dan
N 200O-210
OE/80
O dan kekar kompresi N005
O-010
OE/75
O dan N 230
O-
240OE/80
O di kawasan Sungai Cimapar, serta sesar naik N300
OE.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
4
Pengukuran kekar kompresi kawasan punggungan bukit di desa Barusari pada
breksi tuf dengan kedudukan N 170º-180OE/80
O dan N 290
O-300
OE/80
O , juga
pada batuan tuf lapilli dengan kedudukan N 140O-150
OE/85
O dan N250
O-
260OE/80
O. Kedudukan sesar mendatar geser kanan N 290
OE/75
O, memotong
breksi tuf dengan argilisasi kuat. (Gambar 2)
Gambar 2. Hasil pengukuran kekar gerus maupun tarik di daerah Barusari dan
Sungai Cimapar.
Pengukuran sesar mendatar kanan naik juga disekitar sungai Cimalang atas
dengan kedudukan N 005O-010
OE/70
O-80
O dengan pich 35
O serta pengambilan
contoh urat kuarsa kecil (vienlets) 1 – 2 cm untuk analisis AAS (HS-05-01) pada
breksi tuf, teragilisasi (Foto 1). Didaerah sungai Cimalang ini juga dijumpai
batuan intrusi dasit pos-mineral, setempat-setempat mengikuti arah jalur sesar
N 005O-010
OE.
Foto 1. Urat kuarsa kecil (veintlets) dan kekar yang terdapat di Cimalang atas.
Pengukuran kedudukan sesar mendatar kanan naik N110O E/75
O dan kekar gerus
/ kompresi N010OE/70
O dan N 220
OE/80
O, pada zona argilik. Pengukuran kekar
tarikan (tension) N340OE/75
O, dan kekar tarikan N 020
OE/85
O pada zona ubahan
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
5
batuan argilik kuat di Cimalang bawah, sedangkan pengukuran urat kuarsa
kompresi, tebal 1-2 cm, “crumbly”, limonitik, N 115OE/85
O, berupa zona urat
kuarsa. Pengukuran kekar tarik (tension) N 60O-70
O E/80
O dan N 100
O-
110OE/85
O, kekar gerus (“shered”) N110
OE/45
O dan N 160
OE/80
O . (Gambar 3).
Gambar 3. Hasil pengukuran kekar gerus maupun tarik di daerah Cimalang
bawah .
Di cabang sungai Cimapar dijumpai intrusi dasit dengan banyak rekahan tidak
beraturan arahnya (unaxial fractures) yang kemungkinan disebabkan karena
pendinginan (cooling joints). Sesar mendatar naik juga dijumpai di lokasi
tersebut, dengan kedudukan N 050O-060
OE/80
O, kemungkinan sesar ini
merupakan kemenerusan sesar mendatar kanan yang berarah N 010OE di sungai
Cimalang yang mengalami pembelokan. Pengukuran sesar di cabang sungai
Cimapar terdapat cooling joint, sesar mendatar ke arah N050O-060
OE/80
O
(Foto 2).
Foto 2. Colling joint dan urat-urat kuarsa kecil pada batuan intrusi dasit di Sungai
Cimapar
4. ANALISIS GEOKIMIA
Hasil analisis AAS dari sampel urat kuarsa yang diuji menunjukkan bahwa
secara umum unsur Ag, Pb, dan Cu tidak terdeteksi di daerah Malasari dan
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
6
Cimalang. Unsur penyerta yang terdeteksi adalah Au dan Zn. Selanjutnya
keberadaan unsur di daerah Malasari dan Cimalang mengindikasikan adanya
proses sulfidasi dan ubahan batuan. Berdasarkan data hasil analisis tersebut maka
dapat diinterpretasikan bahwa kawasan Malasari dan Cimalang unsur emas akan
muncul apabila dilakukan dengan analisis lebih detail, atau dengan analisis
satuan ppb dan secara umum batuan alterasi berasosiasi dengan mineral Pirit
(Cu) dan zink (Zn).
Analisa AAS (Atomic Absorbtion Spectrum) Daerah Malasari dan Cimalang.
SAMPEL PARAMETER HASIL PENGUKURAN (ppm)
I II III
HS.05.01
Ag ttd ttd ttd
Au 9,627 11,273 12,919
Pb ttd ttd ttd
Cu ttd ttd ttd
Zn 22,585 22,585 21,939
HS.05.02
Ag ttd ttd ttd
Au 11,273 11,273 9,627
Pb ttd ttd ttd
Cu ttd ttd ttd
Zn 21,616 19,032 20,970
HS.05.03
Ag ttd ttd ttd
Au ttd ttd ttd
Pb ttd ttd ttd
Cu ttd ttd ttd
Zn 23,554 22,262 24,523
HS.05.04
Ag ttd ttd ttd
Au 11,234 9,594 9,594
Pb ttd ttd ttd
Cu ttd ttd ttd
Zn 21,541 17,356 16,391
HS.05.05
Ag ttd ttd ttd
Au 11,245 9,603 11,245
Pb ttd ttd ttd
Cu ttd ttd ttd
Zn 5,452 5,774 7,708
HS.05.06
Ag ttd ttd ttd
Au 7,994 6,345 7,994
Pb ttd ttd ttd
Cu ttd ttd ttd
Zn 55,290 54,967 52,379
HS.05.07
Ag ttd ttd ttd
Au 11,228 12,867 11,228
Pb ttd ttd ttd
Cu ttd ttd ttd
Zn 26,034 25,390 27,642
Keterangan : ttd (tidak terdeteksi)
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
7
5. INTERPRETASI STRUKTUR HUBUNGANNYA DENGAN
KEMENERUSAN URAT KUARSA
Berdasarkan pengamatan, data pengukuran dan hasil analisis struktur geologi di
Daerah Malasari, Cimalang dan sekitarnya menunjukkan adanya indikasi
terjadinya 2 (dua) kali periode tektonik. Indikasi interpretasi tersebut adalah
berdasarkan adanya sesar mendatar geser kanan di cabang sungai Cimalang,
dusun Barusari. Diperkirakan sesar ini merupakan sesar periode pertama dengan
arah gaya utama maksimum dari NW – SE. Selanjutnya berdasarkan adanya
sesar mendatar geser kanan di hulu sungai Cimalang dan diperkirakan menerus
berbelok kearah timur laut (NE). Sesar naik dengan arah baratlaut-tenggara
merupakan satu pola periode struktur yang diinterpretasikan merupakan pola
sesar periode kedua dengan gaya utama maksimum NE-SW.
Adanya intrusi dasit di dijumpai di daerah Pinus, Babakan Malasari dan utara
Barusari menunjukkan pola kemenerusan ke arah utara dan berbelok arah ke
Timurlaut. Intrusi tersebut diinterpretasikan keluar melalui rekahan dari sesar
mendatar geser kanan yang berarah N 010OE bebelok kearah N 050
OE/ 80
O di
cabang sungai Cimapar. (Peta Geologi).
Batuan intrusi dasit adalah post-mineral, diinterpretasikan merupakan intrusi dari
aktivitas volkanik paling muda di daerah Malasari-Cimalang, tidak mengalami
alterasi. Batuan intrusi dasit diinterpretasikan menyebabkan alterasi dan
mineralisasi terakhir didaerah telitian, yang mengenai batuan tuf breksi, tuf lapili
dan tuf dan hadirnya urat-urat kuarsa yang mengisi rekahan dengan lebar 0,5 cm
– 10 cm. Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat diinterpretasikan bahwa
daerah Malasari bagian barat mineralisasi dengan assosiasi emas kemungkinan
kurang, sedangkan di daerah Cimalang kemungkinan terdapat mineralisasi
dengan assosiasi emas lebih besar dari Malasari.
6. KESIMPULAN
Daerah Malasari, Cimalang dan sekitarnya tersusun oleh satuan batuan
breksi tuf yang terdiri dari breksi tuf, dasit, serta andesit, dengan kedudukan
perlapisan umumnya N 50O–80
O E / 50
O-60
O dan satuan tuf lapilli,
kedudukan secara umum N 60O-70
OE/ 50
O-60
O. Satuan batuan breksi tuf dan
satuan tuf lapili termasuk dalam Formasi Cimapag yang berumur Miosen
Awal, serta dijumpai batuan intrusi andesit dan dasit.
Struktur sesar naik berarah N 300O
E di sungai Cimapar dan sesar naik N
240O E di sungai Cimalang bawah. Sesar mendatar kanan dengan arah N
110OE dijumpai di cabang sungai Cimalang dan sesar mendatar kanan
berarah N 010O E juga dijumpai di sungai Cimalang bagian atas.
Mineralisasi di daerah Malasari, Cimalang dan sekitarnya biasanya
berasosiasi dengan kehadiran urat-urat kuarsa kompresi (Quartz
Compression), kadang berupa urat kuarsa breksiasi (Quartz breccia),
sedangkan urat kuarsa tension (Quartz tensional) sedikit ditemukan
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008
8
dipermukaan. Zona urat kuarsa mengikuti pola sesar naik dengan arah
N 300O
E dan N 240O E dan sesar mendatar kanan dengan arah N 110
OE dan
N 010O E.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Basuki, D.Aditya Sumanagara, D.Sinambela., 1994. The Gunung
Pongkor gold-silver deposit, West Java, Indonesia. Journal of
Geochemical Exploration 50 (1994) 371-391. Elsevier Science.
Bateman, A.M., Jansen, M.L., 1981, Economic Mineral Deposits, 3 rd
Ed, John
Wiley and Sons, New York.
Corbett,G.J & Leach,T.M.1995. S.W.Pacific Rim Au/Cu Systems : Structure,
Alteration and Mineralization. Short Course, Vancouver, Canada.
Danisworo & Heru Sigit Purwanto.1995. Pemineralan Emas Di Daerah Karang
Tengah dan sekitarnya, Wonogiri. Laporan Penelitian, Lembaga
Penelitian UPN”Veteran” Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan).
Heru Sigit Purwanto. 1997. Pemineralan Emas Dan Kontrol Struktur Daerah
G.Rohtawu dan sekitarnya,Wonogiri. Laporan Penelitian P.T Timah
Ekplorasi Tbk. Jakarta. (Tidak dipublikasikan).
Heru Sigit Purwanto, Subagyo & Sutarto. 2003. Hubungan Mineralisasi emas
dengan unsur-unsur penyerta di kawasan pertambangan rakyat Jendi dan
Jangglengan, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Majalah Geologi
Indonesia.Vol 18.No.2.2003.
Heru Sigit Purwanto, Herry Riswandi & Arfan Parmuhunan, 2007, Prospeksi
Cebakan Emas Berdasarkan Kontrol Struktur Untuk Penentuan Titik
Bor, Nirmala Dan Sekitarnya, Bogor, Jawa Barat. Laporan Penelitian
P.T. Aneka Tambang. Jakarta (Tidak Dipublikasikan).
Leach, T.M., Umali, D.U., Del Rosario, R.C., 1985: Epithermal mineral zonation
in an Active island arc: The Bacon-Manito geothermal system
Philippines, Proceedings of the 7th Annual Geothermal Workshop,
Auckland University: 109 – 114.
Nahrowi,T., Suratman,Y & Hidayat, S. 1978. Geologi Pegunungan Selatan Jawa
Timur. Laporan Eksplorasi PPTMGB,Lemigas Cepu.
Nekrasov,I.Y. 1996. Geochemistry, mineralogy and genesis of gold deposits.
Brookfield.USA : A.A.Balkema Publishers.
Pirajno, F. 1992. Hydrothermal Mineral Deposit. Berlin Heiderberg : Springer-
Verlag.
Samodro,H.,Gafoer,S & Tjokrosaputro,S. 1990. Peta Geologi Lembar Wonogiri
Pacitan, Pegunungan Selatan, Laporan P3G,Bandung.
Seward, T.M. 1982. The transport and deposition of gold in hydrothermal
system. Proceedings of The Symposium Gold ’82, University of
Zimbabwe.125-130.
Surono,Toha,B,Sudarno,Ign & Wiryosujono,S. 1992. Peta Geologi Lembar
Surakarta-Giritontro, Jawa. Skala 1 : 100.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi,Bandung.