Hernia Case
description
Transcript of Hernia Case
CASE REPORT
HERNIA
Oleh
Sundari
Pembimbing
dr. Abdul Raziq Jamil Sp.B
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RSUD SOLOK
SOLOK
2015
BAB I
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. ANATOMI REGIO INGUINALIS
1. Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang
merupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan aponeurosis otot transversus
abdominis. Di medial bawah, di atas tuberculum pubikum, kanal ini dibatasi oleh
anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis otot oblikus eksternus
abdominis. Atapnya ialah aponeurosis otot oblikus eksternus abdominis dan di
dasarnya terdapat ligamentum inguinal.
2. Kanalis Femoralis
Kanalis femoralis terletak medial dari vena femoralis di dalam lakuna
vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna bermuara
dalam vena femoralis.
B. FISIOLOGI
Kanalis inguinalis berisi funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum
rotundum pada perempuan.
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan
menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya
prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui
kanalis tersebut namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup. Karena
testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila
kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal,
kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
C. HERNIA
I. DEFINISI
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan.
II. KLASIFIKASI
Menurut terlihat/tidaknya :
1. Interna
2. Eksterna
1) Inguinal (lateral, medial)
2) Femoral
3) Umbilikal, paraumbilikal
4) Insisional
5) Dan lain-lain
Berdasarkan terjadinya :
1) Kongenital
2) Didapat / akuista
Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai lokasi anatominya.
Menurut sifatnya :
1) Hernia reponibel
2) Hernia ireponibel
3) Hernia inkarserata
4) Hernia strangulata
III. ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
a. Tempat-tempat lemah / Potensi lemah
b. Kongenital
Contoh : Processus Vaginalis Persistent
c. Didapat
Kelemahan dinding anterior abdomen
a) Postoperasi
b) Kegemukan
c) Hamil
d) Proses penuaan
e) Terpotong saraf
f) Polio Myelitis
2. Faktor presipitasi :
Peningkatan Tekanan Intra abdomen yang cepat dan berulang ,seperti
1. Batuk kronis
2. Defekasi yang susah
3. Bladder Neck atau Obstruksi Urethra
4. Kehamilan
5. Muntah
6. Kerja berat
7. Ascites
IV. PATOFISIOLOGI
V. PATOLOGI
a. Sac / Kantong – Peritneum
a) Leher
b) Fundus
c) Body
b. Isi :
a) Omentum
b) Usus
c) Sebagian dinding usus (Richter)
d) Diverticulum Meckel (Littre)
VI. KLINIS :
1. Tonjolan
2. Isi keluar masuk (Reponibilis)
3. Berat (Irreponibilis)
4. Obstruksi / Inkarserata
5. Strangulata – Gangren
VII. PRINSIP PENGOBATAN
a. No treatment – menolak
b. Penyangga / Truss
a) Bahaya Adhesi
b) Atropi otot Inguinal
c. Operatif
a) Obati faktor presipitasi
b) Prinsip : herniotomi dan hernioplasty
1. Operasi : Herniotomi → hernia inguinalis pada anak
2. Hernioplasty
3. Hernioraphy (herniotomi + hernioplasty)
VIII. BEBERAPA HERNIA YANG SERING
1. HERNIA LATERALIS (indirect)
a. Canalis Inguinal
b. Congenital
c. Didapat
d. Bentuk : Bubonocele, Funicular, Scrotal
Gejala :
1. Masa lonjong
2. Jelas → Mengedan, Batuk
3. Hilang → Berbaring
4. Rasa tak enak atau nyeri
5. Gejala obstruksi, Strangulasi
6. Bubonocele → Test impuls
Pengobatan
1. Herniotomi (anak)
2. Hernioraphy / plasty (orang tua)
3. Inkarserata (Strangulata) → Operasi segera
Inkarserata pada Anak ≤ 6 jam
a. Conservatif
b. Puasa
c. Posis Tredelenberg
d. Luminal 100 mg
Reposisi → 2 hari operasi
Gagal → operasi
2. HERNIA MEDIALIS
a. Direct
b. Bulat menonjol
c. Trigonum Hasselbach
d. Tak pernah ke skrotum
e. Jarang sekali inkarserata
f. Orang tua
g. Test impuls → sisi jari
Pentalon Hernia, Dual Hernia (Lat, Med)
Sliding Hernia, Dinding posterior dibentuk oleh organ viscus
Kiri → Sigmoid
Kanan → Caecum, kadang Buli-buli
3. HERNIA FEMORALIS
a. Canalis Femoral di bawah Lig. Inguinalis
b. ♀ > ♂
c. Klinis :
a) Globuler
b) Mudah inkarserata, Irreponibilis
IX. DIAGNOSA BANDING :
1. Psoas Abses
2. Hydrocele
3. Limfadenopati
4. Lipoma
5. Varices Saphena Magna
6. Aneurisma Femoralis
7. Orkitis
X. KOMPLIKASI
1. Hernia inkarserata
Gejala obstruksi usus
2. Hernia strangulasi
Abses lokal, fistel, peritonitis
BAB II
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tarmizi
b. Umur : 83 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Status perkawinan : Kawin
e. Agama : Islam
f. Alamat : Gantung Cirin
II. ANAMNESA
a. Keluhan utama : Bengkak pada scrotum kiri ± sejak 2 bulan yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk bangsal bedah dalam keadaan sadar diantar keluarga dengan
keluhan :
Bengkak pada scrotum kiri.
Bengkak hilang timbul. Bengkak bertambah ketika berdiri dan
mengecil ketika berbaring.
Bengkak pada scrotum terasa nyeri.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat diabetes melitus disangkal
d. Riwayat Keluarga : keluarga riwayat alergi, asma, diabetes melitus disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalisata
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : sedang
Tek. Darah : 140/80 mmHg
Suhu : 36,8 ⁰C
Nadi : 76 x/menit
RR : 24 x/menit
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Thoraks : Cor ( bising (-) ), pulmo ( rhonki (-/-), wheezing (-/-) )
Abdomen : bising usus (+) normal
Ekstremitas : edema (-)
b. Status Lokalis
- Terdapat pembengkakan pada scrotum sinistra.
- Bengkak hilang timbul
- Tanda-tanda peradangan (-)
- Nyeri tekan (+)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium :
Darah rutin : Hb = 10 gr/dL, WBC = 7.360 sel/mm3, HCT = 34,6 %, PLT =
309 ribu/µL, GDP = 101 mg%, 2 jam PP = 138 mg%.
V. DIAGNOSA KERJA
Hernia scrotalis sinistra reponibel
VI. DIAGNOSA BANDING
Hidrocel, orkitis, tumor testis
VII. PENATALAKSANAAN
Hernioraphy
VIII. DIAGNOSA POST OPERASI
Post hernioraphy
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad Bonam
Quo ad sanam : ad Bonam
DAFTAR PUSTAKA
De Jong, Sjamsuhidajat .2010. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi . Jakarta : EGC