Hepatitis B Akut

5
KASUS 1 Topik : Hepatitis B Akut Tanggal Kasus : 17 Juli 2015 Presenter : dr. Putri Humairoh Tanggal Presentasi : 31 Juli 2015 Pendamping : dr. Wenda Thumewa Tempat Presentasi : Ruang Rapat Komite Medik, Pusat Rehabilitasi Medik RS DR Suyoto Obyektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnosis Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Pasien laki-laki 66 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati, mual sejak 2 minggu yang lalu, muntah, wajah terlihat kuning, BAK seperti teh sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Tujuan Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara Membahas : Diskusi Presentasi E-mail Pos Data Pasien Nama: Tn. P Nomor Registrasi: 17-00-96 Data Utama untuk Bahan Diskusi: 1. Diagnosis/ Gambaran Klinis : Hepatitis B akut. Keluhan nyeri ulu hati pasien dirasakan sejak 2 minggu SMRS. Keluhan disertai mual dan muntah 2x. Kemudian pasien menyadari warna air kencing saat BAK menjadi kecoklatan seperti air teh sejak ±1 minggu SMRS. Mata, wajah dan tangan pasien juga terlihat kuning sejak ± 1 minggu SMRS. Keluhan juga ditambah dengan BAB agak cair 2x/ hari sejak ± 2 hari SMRS. Badan terasa lemas. Pasien tampak sakit sedang , kesadaran compos mentis, GCS 15. Tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 82x/ menit, frekuensi napas 18x/ menit, suhu 37 o C. Konjungtiva kedua mata ikterik, wajah ikterik (+), kedua tangan ikterik (+) .Pada pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba. Akral hangat, tidak ada edema. 2. Riwayat Pengobatan :

description

definisi penatalaksanaan gejala klinisbagian ilmu penyakit dalam

Transcript of Hepatitis B Akut

Page 1: Hepatitis B Akut

KASUS 1

Topik : Hepatitis B Akut

Tanggal Kasus : 17 Juli 2015 Presenter : dr. Putri Humairoh

Tanggal Presentasi : 31 Juli 2015 Pendamping : dr. Wenda Thumewa

Tempat Presentasi : Ruang Rapat Komite Medik, Pusat Rehabilitasi Medik RS DR Suyoto

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnosis Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Pasien laki-laki 66 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati, mual sejak 2 minggu yang lalu, muntah, wajah terlihat kuning, BAK seperti teh sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.

Tujuan

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas : Diskusi Presentasi E-mail Pos

Data Pasien Nama: Tn. P Nomor Registrasi: 17-00-96

Data Utama untuk Bahan Diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis : Hepatitis B akut. Keluhan nyeri ulu hati pasien dirasakan sejak 2 minggu SMRS. Keluhan disertai mual dan muntah 2x. Kemudian pasien menyadari warna air kencing saat BAK menjadi kecoklatan seperti air teh sejak ±1 minggu SMRS. Mata, wajah dan tangan pasien juga terlihat kuning sejak ± 1 minggu SMRS. Keluhan juga ditambah dengan BAB agak cair 2x/ hari sejak ± 2 hari SMRS. Badan terasa lemas. Pasien tampak sakit sedang , kesadaran compos mentis, GCS 15. Tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 82x/ menit, frekuensi napas 18x/ menit, suhu 37oC. Konjungtiva kedua mata ikterik, wajah ikterik (+), kedua tangan ikterik (+) .Pada pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba. Akral hangat, tidak ada edema.

2. Riwayat Pengobatan :Pasien belum melakukan pengobatan sebelumnya.

3. Riwayat Kesehatan :Pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang dialaminya. Pasien memiliki riwayat hipertensi terkontrol, dan riwayat stroke 6 bulan yang lalu

4. Riwayat Keluarga :Riwayat HT (+), Riwayat keluarga dengan keluhan sama (-), riwayat stroke (-), DM (-)

5. Riwayat Sosial :Pasien lahir di Jakarta, menikah satu kali, memiliki anak yang sudah berkeluarga. Pasien lulusan SLTA, pensiunan ABRI. Pasien tinggal di daerah Ulujami tinggal hanya berdua bersama istri. Kebiasaan minum alkohol sejak usia muda. Kebiasaaan merokok sejak muda, 1 bungkus per hari. Riwayat penggunaan NAPZA dengan jarum suntik disangkal. riwayat kontak seksual (berganti-ganti pasangan) selain dengan istri disangkal (kurang kooperatif saat ditanya). Riwayat tranfusi

Page 2: Hepatitis B Akut

darah (-). Pasien berobat menggunakan BPJS.

Daftar Pustaka:

1. Soemohardjo S, Gunawan S. 2009. Hepatitis B Kronik. Dalam : Aru W.Sudoyo dkk, editor.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta . Internal Publishing ; 653-661

2. Center for Disease Control and Prevention. Hepatitis B Information for Health Professionals. Centers for Disease Control and Prevention. Available at http://www.cdc.gov/hepatitis/HBV/index.htm. Accessed November 1, 2011

3. Tanto C, Liwang F et al. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Essentials Medicine edisi IV. Jakarta. Media Aesculapius

4. Lok, Anna. S.F, dkk. 2009. Practice Guideline of Chronic Hepatitis B. American Association for the Study of Liver Diseases (AASLD)

Hasil Pembelajaran:

1. Gejala dan tanda hepatitis

2. Diagnosis Hepatitis B akut

3. Tatalaksana Hepatitis B akut

4. Komplikasi Hepatitis B

5. Edukasi pasien dengan Hepatitis B

Rangkuman Pembelajaran Portofolio:1. Subjective

Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak ± 2 minggu SMRS. disaertai mual dan muntah 2x dalam sehari selama, badan terasa lemas dan pusing, BAK warna seperti air teh sejak 1 minggu smrs, BAB agak cair ampas tidak ada darah 2x/hari ± 2 hari SMRS, warna mata dan kulit wajah kuning sejak 1 minggu SMRS. Pasien memiliki riwayat minum alkohol saat masih bekerja sebagai ABRI, riwayat penggunaan NAPZA disangkal, pasien tidak ada riwayat tranfusi darah. Sesuai dengan definisi teori hepatitis, yaitu suatu proses inflamasi/ peradangan organ hepar yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis, yang apabila bersifat akut < 6 bulan, jika kronik menetap > 6 bulan, dengan disertai timbulnya gejala-gejala seperti ikterik, BAK seperti teh, mual, muntah, nyeri epigastrium dan lemas. Pada pasien dengan keluhan diatas perlu dipikirkan adanya kemungkinan hepatitis B. Hal tersebut didukung dengan pasien memiliki riwayat minum alkohol saat masih bekerja sebagai ABRI, walaupun pasien tidak riwayat penggunaan NAPZA disangkal dan tranfusi darah, riwayat kontak seksual (berganti-ganti pasangan) perlu dipertanyakan karena saat diajukan pertanyaan tentang hal tersebut pasien kurang kooperatif. Hal tersebut sesuai dengan literatur mengenai cara penularan virus hepatitis B melalui parenteral/ kontak cairan tubuh. Keluhan pasien tersebut bersifat akut karena <6 bulan, jika keluhan tersebut menetap > 6 bulan ditambah HBsAg (+) yg menetap maka termasuk dalam hepatitis B kronik.

2. Objective Pasien tampak sakit sedang , kesadaran compos mentis, GCS 15. Tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 82x/ menit, frekuensi napas 18x/ menit, suhu 37oC. Konjungtiva kedua mata ikterik, wajah ikterik (+), kedua palmar ikterik (+) .Pada pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba. Akral hangat, tidak ada edema. Pada pasien dengan hepatitis B akut hal yang perlu dinilai dalam pemeriksaan klinis adalah fase pre-ikterik (gejala konstitusional) mual, muntah, malaise, suhu sub febris, fase Ikterik (berlangsung ± 1-3 bulan) dapat disertai Hepatomegali (agak membesar), Splenomegali (5-15%), eritem palmar (jarang), Spider nevi (jarang). Dan pada hasil laboratorium hepatitis akut yang

Page 3: Hepatitis B Akut

dapat ditemui adalah HbsAg (+), HbeAg (+) dan kadar SGOT dan SGPT meningkat. Pada pasien ini hasil laboratorium didapatkan HbsAg (+), SGOT : 236, SGPT : 120 , Bil. Total: 7,5 ,Bil. D: 13,0 ,Bil. I: 4,5. Sesuai dengan literatur, pasien ini tergolong hepatitis B akut.

3. Assessment Infeksi virus hepatitis B pada orang dewasa yang imunotoleran umumnya menyebabkan hepatitis B akut (>90%) dan hanya 1% yang menjadi kronis. Pada kasus infeksi virus hepatitis B akut, penanda HbsAg serum baru dapat terdeteksi 30-60 hari pasca infeksi virus hepatitis B yang diikuti gejala ikterik 2-6 minggu setelahnya. Perjalanan infeksi virus hepatitis B akut diawali oleh fase pre ikterik dengan gejala konstitusional seperti anoreksia, mual, muntah, keletihan, mialgia, atralgia, demam tidak terlalu tinggi. Kemudian terjadi fase ikterik dengan gejala prodormal menurun, ditemukan sklera ikterik dan pengurunan berat badan dan dapat ditemukan hepatomegali. Hanya 1% kasus yang menjadi gagal hati. Fase perbaikan gejala konstitusional sudah menghilang namun terkadang masih ditemukan pembesaran hepar dan abnormalitas kimia hati. Pada pemeriksaan pasien didapatkan keluhan dari fase pre ikterik berupa mual, muntah, letih, lemas. Dan ditemukan gejala pada fase ikterik yang terlihat di sklera, wajah dan tangan, namun pada pasien ini tidak ditemukan hepatomegali yang bermakna. Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis infeksi virus hepatitis akut juga ditegakkan dengan temuan serologis berupa HbsAg (+) dan IgM anti HBc (+). Dapat juga didukung dengan pemeriksaan biokimia hati yaitu ditemukan peningkatan kadar SGOT dan SGPT, bilirubin. Pada pasien ini ditemukan HbsAg (+) namun tidak diperiksakan IgM anti HBc. Selain itu juga ditemukan peningkatan nilai SGOT: 236, SGPT: 120, dan peningkatan kadar bilirubin total, direk dan indirek. Hepatitis B akut pada umumnya sembuh secara spontan dan membentuk antibodi secara alami, ditandai dengan anti-HBs positif, anti HBc positif dan anti Hbe positif. Namun komplikasi terberat yang dapat terjadi adalah hepatitis fulminant ,bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besar mempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhir dengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala ikterus yang berat, tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi pada pemeriksaan fisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun hingga koma, mual dan muntah yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal akut dengan anuria dan uremia.

4. Plan Rencana Diagnosis :- Darah Perifer Lengkap untuk mengetahui tingkat infeksi- Pemeriksaan HbsAg untuk mengetahui penyebab ikterik dan menyingkirkan diagnosis banding- Pemeriksaan fungsi hati (SGOT dan SGPT), Bilirubin total, bilirubin direct dan bilirubin indirect - Urin Lengkap untuk mengetahui risiko infeksi sekunderRencana Pengobatan :- Rawat inap dengan konsultasi dokter Penyakit Dalam.o IVFD D5% 20 tpm o Ondansetron 3x8 mgo Ranitidine 2x1o Ceftriaxon 2 x 2 g injeksio SNMC 2x1 ampo New Diatab 3x2 tab

Rencana Edukasi :- Edukasi Rencana Konsultasi :- Konsultasi dokter penyakit dalam untuk manajemen Hepatitis B

Page 4: Hepatitis B Akut