Hepatitis
-
Upload
erneserlyanasuryawijaya -
Category
Documents
-
view
12 -
download
1
description
Transcript of Hepatitis
Pemicu 2
Ernes Erlyana S405100180
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)
• Enzim mitokondria yang banyak ditemukan dalam jantung, hati, otot tubuh, dan ginjal.
• Nilainya meningkat bila terjadi kerusakan sel akut
• NIlai yang sangat tinggi dapat ditemukan pada nekrosis hepatoselular atau infark miokard
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
• Merupakan enzim sitosol yang jumlah absolutnya < SGOT, tetapi jumlahnya lebih banyak di dalam hati dibanding dalam jantung dan otot tubuh
• Peningkatan nilai SGPT khas pada kerusakan hati
Alkali Fosfatase• Produksi enzim ini dapat dicegah apabila sintesis
protein dalam hati dihambat.• Enzim ini terikat erat pada membran lipid terutama
di daerah kanalikulus• Peningkatan nilainya dijumpai pada tumor primer
atau sekunder, dan pada penyakit seperti amiloid, abses, leukemia / granuloma, yang mungkin disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu kecil pada banyak tempat di hati.
• Peningkatan juga dapat dijumpai pada penyakit tulang dan pada masa pertumbuhan anak
Gamma Glutamyl Transpeptidase (GGT)
• Peningkatan kadar GGT dapat terjadi pada:– Ggg. trak. hepatobilier: metastasis di hati,obstr. bilier– Karsinoma hepatoseluler– Degenerasi hepatoseluler misalnya sirosis– Hepatitis– Kerusakan atau keganasan pankreas dan ginjal– Metastasis prostat– Alkoholisme– Penyakit jantung kongestif,– Infark Miokard Akut (4-10 hari)– Hiperlipoproteinemia tipe IV
BIlirubin serum
• Bilirubin: produk utama katabolisme Hb. dalam btk unconjugated bilirubin (indirek,prehepatik), di dalam hati menjadi conjugated bilirubin (direk, post hepatik)
• Interpretasi:– Bila indirek meningkat : anemia hemolitik, Rx
transfusi, hepatitis, def G6PD– Bila direk meningkat : obstruksi bilier, hepatitis,
sirosis.
Pemeriksaan Faal Hati
Penanda nekrosis sel hati : – SGOT– SGPT– LDH
Penanda kolestasis : – Bilirubin direk– Gama-GT– Fosfatase alkali
Penilaian faal sintesis :– Kadar albumin
serum– Kadar prealbumin– Kolinesterase– Masa protrombin
Hepatitis • Definisi:
Proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati
Hepatitis yg berlangsung < 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yg berlangsung > 6 bulan disebut hepatitis kronis.
• Etiologi : Virus : hepatitis virus A, B, C, D, E, (EBV, CMV, HSV, varicella, rubella,
adenovirus , enterovirus, arbovirus, & HIV) Bakteri : Salmonella thypii Obat : Aspirin, Asetaminofen, isoniazid, rifampisin, metroteksat,
kloramfenikol, asam valproat, ampisilin & halotan Zat kimia: Kloroform Parasit : Plasmodium sp Toxic/ racun : Carbon tetraclorida, amanita phalloides
Hepatitis
Non infeksi
infeksi virus Virus hepatitis A - G
Hepatitis alkoholik
Hepatitis neonatus
Hepatitis autoimun
Hepatitis karena obat
cirhossis
Neoplasma hati
Klasifikasi
Hepatitis
Hepatitis akut
Hepatitis kronik
Masa inkubasi
Fase prodormal
Fase ikterik
Fase pemulihan
Hepatitis virus akut
Hepatitis virus kronik
Penyakit Wilson
Obat -obatan
Alkoholisme kronis
Defisiensi 1-antitripsin
Isoniasid, metildopa, metotreksat,
paracetahamol
Hepatitis alkoholik•Kerusakan hati yg disebabkan oleh minum
alkohol dalam jumlah yang sangat banyak.•Jumlah alkohol yang dikonsumsi (berapa
banyak dan berapa sering)->menunjukkan resiko dan derajat kerusakan hati.
•Alkohol bisa menyebabkan 3 jenis kerusakan hati, yaitu: Pengumpulan lemak (fatty liver) Peradangan (hepatitis alkoholik) Pembentukan jaringan parut (sirosis).
Hepatitis alkoholik
Tanda secara makroskopik & mikroskopik :• Pembengkakan dan nekrosis hepatosit perlemakan hati,
air, protein• Badan Mallory khas di sitoplasma hepatosit yg mengalami
degenerasi• Reaksi neutrofilik neutrofil menembus lobulus &
berkumpul disekitar hepatosit yg berdegenerasi• Fibrosis asupan alkohol >>
Komplikasi :• Perlemakan hati : tampak kuning-coklat, berlemak &
membesar berat > 2kg. • Sirosis alkoholik : berubah menjadi coklat, menciut & tak
berlemak berat <1kg. *Hepatitis alkoholik sirosis : kira-kira 1-2 tahun
•Peradangan hati, bisa menyebabkan: Demam Sakit kuning Leukositosis Hepatomegali teraba lunak & terasa nyeri Pada kulit akan tampak pembuluh balik yg menyerupai
gambaran laba-laba
• Diagnosis Biopsi hati Hasil pemeriksaan fungsi hati bisa normal/abnormal. Kadar GGT dalam darah bisa meningkat. Faktor pembeku dalam darah bisa berkurang
DRUG INDUCED HEPATITIS
Aktifasi metabolitBahan obat Non toksik
Membentuk makro molekul
mutagensitotoksik antigen
nekrosis karsinogenik teratogenik Fenomenaimunologis
DRUG INDUCED HEPATITISPembagian menurut kepekaan obat
pembagian gejala histologi
Dpt diramalkan Tgtg dosis • Kerusakan pd 1 wilayah
• Bnyk netrofil sedikit eosinofil
Idiosinkrasi RuamNyeri sendi Eosinofilia
• Nekrosis merata pada beberapa wilayah
• Sel mono nuklear dgn bnyk eosinofil
DRUG INDUCED HEPATITIS• ASETAMINOFEN
Toksik pd dosis tinggi ± 160 mg/KgBB/hari Bergantung pd :
• Kadar glutation• Pengguna alkohol• usia
• ISONIAZID efek toksik obat ini karena met asetilat --. Asetil
isoniazid dan asetilhidralazin Menyebabkan kadar transminase ↑ dlm 8 minggu
SIT P 450
•HALOTAN Kerusakan hati bersifat alergi berupa nekrosis sel
hati yg letaknya sentrolobular Hipersensitivitas hipoksia & pembentukan hapten ↑ kadar enzim aminotransferase serum yg ringan
sampai gejala hepatitis ringan
• RIFAMPISIN Pengeluaran lewat sal empedu Hiperbilirubinemia terkonjugasi / tak terkonjugasi
• METROTREKSAT Efek hepatotoksik pada dosis rendah & pemakaian
lama steatosis & fibrosis
• KLORAMFENIKOL Ikterus yg berhub dgn nekrosis sel hati
• ASPIRIN ↑ bilirubin >25 mg /dL SGOT SGPT ↑ Eosinofilia; hepatitis, anoreksia, mual,muntah,
nyeri perut, hepatomegali
Terapi • Umumnya sembuh sendiri• Dengan kortikosteroid• Prognosis baik, tetapi pd nekrosis hati yg masif
sering berakibat pada kegagalan hati sehingga prognosis buruk
Hepatitis A
Faktor resikoTransmisi enterik (fekal-oral) predominan diantara anggota keluarga misalnya sumber umum yang digunakan bersama,makanan terkontaminasi dan air.
Faktor resiko lain,meliputi paparan pada :•Pusat perawatan sehari untuk bayi atau anak balita•Institusi untuk developmentaly disadvantage•Bepergian ke negara berkembang•Perilaku seks oral-anal•Pemakaian bersama pada IVDU (Intra Vena Drug User)
Tak terbukti adanya penularan maternal-neonatal
Replikasi • HAV masuk ke dalam sal cerna diabsorbsi oleh
mukosa gastrointestinal • Diangkut ke hati mll aliran darah.• Di dalam hati, HAV berikatan dengan reseptor
hepatocyte dan penetrasi ke dalam sel Kuppfer. • RNA virus mangambil alih sel host dan tjd sintesis
komponen viral yg baru. • Diasembling (dirakit) dan dilepaskan ke dalam vesikel
menuju empedu. • Di dalam empedu, virus kehilangan membran vesikel
dan diteruskan ke dalan feces.
Gambaran klinik• Demam, mual, muntah dan nyeri abdomen bgn atas. • Nyeri sendi (kadang2)• Ikterus dapat berlangsung bbrp hari atau menetap
bbrp minggu. • Hati dapat membeasr, kenyal, dan nyeri tekan. • Sebagian besar sembuh, tapi pada presentase yg
kecil anak terjadi kerusakan hati yg nyata. • Dpt mybbkn gagal hati akuta dg asidosis metabolik ,
hiperamonemia, dan ensefalopati. • Biasanya sembuh sempurna : 99%
Pemeriksaan Lab
• Tes fungsi hati:– Bilirubin total (direk & indirek)– SGOT– SGPT– GGT– Fosfatase Alkali
• Tes serologi : – IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6
bulan setelahnya.– Anti HAV yg positif tanpa IgM anti HAV mengindikasi
infeksi lampau.
Diagnosis Serologi
Pencegahan – Vaksin HAV yg dilemahkan.
• ES utama : nyeri di tempat penyuntikan. • Angka proteksi : 94-100%• Aman, toleransi baik.
– Dosis dan jadwal vaksin HAV• >19 thn. 2 dosis HAVRIX (1440 Unit Elisa) dengan interval 6-12
bulan.• Anak > 2thn. 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa) 0,1, dan 6-12 bulan
atau 2 dosis (720 Unit Elisa) 0, 6-12 bulan.– Indikasi :
• Pengunjung ke daerah resiko tinggi• Homoseksual dan biseksual• IVDU• Anak dan dewasa muda pd daerah yg pernah mengalami
kejuadian luar biasa luas• Ps yg rentan dengan penyakit hati kronik.• Pekerja lab yg menangani HAV• Pramusaji.
Virus hepatitis B (HBV)
Hepatitis B• Masa inkubasi 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari)• Viremia berlangsung selama beberapa minggu-bulan setelah
infeksi akut.• Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus & 50% bayi akan
berkembang hepatitis kronik & viremia yg persisten.• Infeksi persisten dihub dgn hepatitis kronik, sirosis & kanker
hati.• Distribusi di seluruh dunia : prevalensi karier di USA < 1%,di
Asia 5-15%.• HBV ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal,
saliva, cairan tubuh lain.
Cara Transmisi HBV• Melalui darah:
Penerima produk darah IVDU Pasien hemodialisis Pekerja kesehatan Pekerja yg terpapar darah
• Transmisi seksual• Penetrasi jar(perkutan)
atau permukosa: Tertusuk jarum Penggunaan alat medis
berulang yg terkontaminasi Penggunaan bersama alat
cukur & silet
Tato Akupuntur Tindik Penggunaan sikat gigi bersama
• Transmisi maternal-neonatal / maternal-infant
• Tdk ada bukti penyebaran fecal-oral.
Perjalanan Penyakit• Fase imunotoleransi
Masa anak-anak/dewasa muda sistem imun tubuh toleran terhadap HBV konsentrasi virus dlm darah(↑) fase replikatif: titer HBsAg (↑↑↑), HBeAg(+), anti HBe(-), titer DNA HBV(↑), konsentrasi ALT(N)
• Fase imunoaktif 30% pasien dgn persistensi HBV proses nekroinflamasi ALT(↑)
kehilangan toleransi imun terhadap HBV Tubuh berusaha menghancurkan virus pecahnya sel-sel hati yg
terinfeksi Serokonversi HbeAg baik
• Fase residual 70% pasien dpt menghilangkan sebagian besar partikel HBV tanpa ada
kerusakan sel hati yg berarti. Titer HBsAg(↓), HBeAg(-), anti HBe(+), konsentrasi ALT(N) 20-30% pasien dpt mengalami reaktivasi & kekambuhan
Tanda & Gejala
• Hilang nafsu makan• Merasa lelah• Mual & muntah• Gatal seluruh tubuh• Nyeri di epigastrium kanan• Ikterus di kulit & sklera• Dark urine (warna cola / teh)• Feses akolik (pucat)
Diagnosis Secara Serologis• Diagnosis serologis
sudah tersedia mendeteksi keberadaan dari IgM Ab terhadap Ag core hepatitis (IgM anti HBc & HBsAg) Keduanya ada saat gejala muncul HBsAg mendahului IgM anti Hbc HbsAg petanda yg pertama
kali diperiksa secara rutin HbsAg dpt menghilang biasanya
dlm beberapa minggu-bulan setelah kemunculannya, sebelum hilangnya IgM anti HBc
• HbeAg dan HBV DNA HBV DNA di serum petanda yg
pertama muncul, tetapi tdk rutin diperiksa.
HbeAg biasanya terdeteksi setelah kemunculan HbsAg
Kedua petanda tsb menghilang dlm beberapa minggu / bulan pada infeksi yg sembuh sendiri muncul anti HBs & anti HBc menetap.
Tdk diperlukan u/ diagnosis rutin.
• IgG anti HBc Menggantikan IgM anti HBc
pada infeksi yg sembuh. Membedakan infeksi
lampau / infeksi yg berlanjut. Tdk muncul pada pemberian
vaksi HBV.
• Ab terhadap HbsAg (anti Hbs) Ab terakhir yg muncul Merupakan Ab parenteral Mengindikasikan
kesembuhan & kekebalan terhadap reinfeksi
Dimunculkan dgn vaksinasi HBV
Scheme of typical clinical and laboratory features of acute hepatitis B
Scheme of typical laboratory features of wild-type chronic hepatitis B
Penatalaksanaan• Kel.imunomodulasi
INF Timosin alpha-1 Vaksinasi terapi
• Kel.terapi antivirus Lamivudin Adefovir dipvoksil
Pencegahan• Imunoprofilaksis vaksin HBV sebelum paparan
Vaksin rekombinan ragi• Mengandung HbsAg sbg imunogen• Sangat imunogenik, menginduksi konsentrasi proteksi anti HbsAg
pada > 95% pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komplit 3 dosis.
• Efektivitas sebesar 85-95% dlm mencegah infeksi HBV.• ES : nyeri sementara pada tempat suntikan(10-25%) & demam
ringan & singkat(< 3%)• Booster tdk direkomendasikan walaupun setelah 15 thn imunisasi
awal.• Booster hanya utk individu dgn imunokompromais jika titer <10
mU/mL• Peran imunoterapi u/ pasien HBV kronik sedang dlm penelitian.
Dosis dan jadwal vaksinasi HBV• Pemberian IM(deltoid) dosis dewasa u/ dewasa, u/ bayi, anak
sampai usia 19 thn dgn dosis anak (1/2 dosis dewasa)• Diulang pada 1 & 6 bulan kemudian.
Indikasi• Imunisasi universal u/ BBL• Vaksinasi catch-up u/ anak sampai umur 19 thn (bila blm
divaksinasi)
Grup High Risk:- Pasangan & anggota keluarga yg kontak dgn karier HBV- Pekerja kesehatan & pekerja yg terpapar dgn darah- IVDU- Homoseksual & biseksual pria- Individu dgn banyak pasangan seksual- Resipien transfusi darah- Pasien hemodialisis- Sesama narapidana- Individu dgn penyakit hati yg sudah ada (co/ HCV kronik)
• Imunoprofilaksis pasca paparan dgn vaksin HBV dan HBIG Kontak seksual dgn individu yg terinfeksi hepatitis akut
• Dosis 0,04-0,07 mL/kg HBIG sesegera mungkin setelah paparan• Vaksin HBV pertama diberikan pada saat / hari yg sama pada
deltoid sisi lain• Vaksin kedua & ketiga diberikan 1 & 6 bulan kemudian
Neonatus dari ibu yg diketahui mengidap HbsAg(+)• ½ mL HBIG diberikan dlm wkt 12 jam setelah lahir dibgn
anterolateral otot paha atas• Vaksin HBV dgn dosis 5-10 ug diberikan dlm wkt 12 jam pada sisi
lain, diulang pada 1 & 6 bulan Efektivitas perlindungan melampaui 95%
Vaksin HBV dengan pemberian Ig
PENCEGAHAN DOSIS WAKTU PEMBERIAN INTERVAL
Melalui Darah Dalam waktu 24 jam setelah paparan
Vertikal0,5-1 ml atau 150-300 IU
Segera setelah kelahiran 1 – 6 bulan
Horizontal 0,06 ml / kg15 hari setelah kontaminasi seksual potensial
PENCEGAHAN SECARA UMUM :KIE tentang hubungan seks bebas & pemakaian alat secara bersamaan
Pencegahan HBV u/ Tim medis
1) Vaksinasi 2) Protective dressing (sarung tangan, kacamata
pelindung, dll)3) Eliminasi bebas risiko limbah yang berpotensi
terkontaminasi 4) Menggunakan peralatan yang runcing
dengan hati2
Rekomendasi profilaksis HBV post-exposure
Vaksin Kombinasi• u/ perlindungan dari HAV dan HBV
Vaksin kombinasi 20 ug protein HbsAg & > 720 Unit Elisa HAV yg dilemahkan.
Memberikan proteksi ganda pemberian suntikan 3x berjarak 0,1 & 6 bulan.
I: individu dgn risiko baik terhadap infeksi HAV & HBV.
Prognosis• Beberapa orang cepat membaik setelah akut
hepatitis B. • Komplikasi lain HBV infeksi HBV kronis.• Orang-orang dgn infeksi HBV kronis berisiko
lebih lanjut untuk: kerusakan hati (sirosis) hepatoma gagal hati kematian
PROGNOSIS
Hepatitis CHCV• Famili: Flaviviridae• Virion: 60nm bulat• Envelope: ada• Genom: ssRNA• Stabilitas: peka terhadap
asam dan ether• Masa inkubasi: 8mg• Prevalensi: sedang• Penularan: parenteral• Kronis: sering• Onkogenik: ya
Faktor resiko Keterangan
IDU (Intravenous drug use)
Pengguna narkoba lain (mis: kokain hirup)
Transfusi darah dan produk darah
Narapidana
Terapi di RS
Jalur penularan plg lazim di negara berkembang. Penggunaan narkoba suntik bisa saja telah berhenti bertahun2 sebelum terdiagnosis.
Jarang ditemukan sb jalur penularan.
Sering ditemukan pada mereka yg menerima transfusi sebelum thn 1990, tapi sudah jarang saat ini di negara berkembang.
Infeksi biasa ditemukan pada mereka yg dipenjara, kemungkinan akibat penyalahgunaan obat yg menyebabkan seseorang dipenjara atau penggunaan narkoba suntik di penjara.
Cara penularan yg sudah jarang ditemukan di negara berkembang, namun masih umum terjadi di negara kurang berkembang. Prosedur medis ttt (mis:hemodialisis) masih memiliki resiko penularan yg tinggi dan pengawasan yg ketat diperlukan u/ mencegah terjadinya penularan.
Faktor resiko Keterangan
Infeksi pada ibu hamil
Infeksi pada anggota keluarga
Tindik badan
Hubungan seksual
Risiko penularan ke anak < 5 %, kec bila ada ko-infeksi dgn HIV.
Risiko penularan sangat rendah. Namun anggota keluarga tidak boleh berbagi peralatan yg bisa terpapar darah seperti alat cukur dan sikat gigi.
Risiko penularan sangat kecil
Risiko penularan sangat kecil
PemeriksaanKondisi Temuan
Sembuh • anti HCV (+), • HCV-RNA (–), • faal hati normal
Kronik • anti HCV (+), • HCV-RNA (+), • faal hati terganggu, tapi bisa
normal
Sirosis hati • rasio albumin/globulin terbalik,• Bilirubin ↑(< 5mg%), • SGOT > SGPT (↑ 2-4x normal)
Sirosis berat • SGOT/SGPT normal• Anti HCV (+)• HCV-RNA (+)
Hepatitis C
Komplikasi
• Hepatitis fulminant• Hepatitis kronik
persisten• Hepatitis kronik aktif• Sirosis hepatis• Hepatoma
DD
• Hepatitis virus A, B atau E Epstein-Barr CMV• Hepatitis alkoholik• Hepatitis kronik aktif
autoimun• Hepatitis drug-induced• Penyakit Wilson
Hepatitis DCara Penularan• Melalui darah• Transmisi seksual• Penyebaran maternal-neonatal
Faktor Resiko• Infeksi HDV hanya terjadi pada individu dgn resiko infeksi HBV
(koinfeksi / superinfeksi)• IVDU• Homoseksual / biseksual• Resipien donor darah• Pasangan seksual
Tanda & Gejala• Ikterus• Abdominal pain, ruq • Mual dengan muntah • Kebingungan• Perdarahan• Pruritus• Demam • Ensefalopati (jarang)• Petechie dgn memar (jarang)
Diagnosis • Diagnosis secara serologis : infeksi melalui darah • HDV :
• Pasien HBsAG positif dengan : Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi IgM anti HDV dapat muncul sementara
• Koinfeksi HBV/HDV HBsAG positif IgM anti HBc positif Anti HDV dan atau HDV RNA
• Superinfeksi HDV HBsAG positif IgG anti HBc positif Anti HDV dan atau HDV RNA
• Titer anti HDV akan menurun sampai tak terditeksi dgn adanya perbaikan infeksi
Komplikasi
• Liver failure • Hepatocellular carcinoma • Autoimmune manifestations, often including
antinuclear antibodies and smooth muscle antibodies
Hepatitis E• HEV lebih cenderung diderita oleh orang-
orang yg lebih dewasa dibanding anak-anak, dgn umur optimum berkisar 15-34 tahun
• Sangat patogenik pada wanita hamil, dgn angka kematian yg tinggi akibat gagal hati akut
Manifestasi Klinis• Demam akut dgn anoreksia, mual, malaise, muntah, & ikterus• Gejala biasanya berlangsung selama 7-14 hari• Dapat terjadi pembesaran pada nodus limfatik setempat serta
limpa• Terkadang terjadi anemia aplastik• Dapat terjadi ulserasi pada GIT, terutama pada kasus fatal• Dapat terjadi pankreatitis & myocarditis, meski jarang, &
nefritis, arthritis, & vaskulitis dapat terjadi akibat kompleks imun yang berada di peredaran darah
Pemeriksaan Lab
• Enzyme Immunoassay & Western blot assay : mendeteksi IgM & IgG anti HEV dalam serum
• PCR : mendeteksi HEV RNA dalam serum darah & tinja
• Immunofluorescent antibody blocking assay : mendeteksi antibodi terhadap HEV antigen di dalam serum darah & biopsi hati.
Hepatitis G
• GBV-A dan GBV-B merupakan virus yang menginfeksi binatang, sedangkan GBV-C adalah virus penyebab hepatitis pada manusia
• Virus hepatitis VHG/GBV-C mempunyai 29% asam amino identik dengan virus hepatitis C (VHC).
Gejala klinik• HVG ditandai dengan peningkatan minimal
aminotransferase kurang dari 230 U/l tanpa disertai hiperbilirubinemia setelah 10 minggu dan bertahan selama 6 bulan.
• Manifestasi klinis HVG akut, pada umumnya lebih ringan dibandingkan infeksi VHC dan sering asimtomatik.
• Gejala prodromal berupa malaise, nyeri otot dan kepala serta dispepsia, tidak ada yang berat apalagi fulminan.
• sulit menentukan HVG kronik karena perjalanan penyakit HVG sebagian besar bersama dengan infeksi VHB dan VHC
• Dan sebagai innocent bystander virus (virus penyerta yang tidak berpengaruh).
Respon Imun thd VHG
• Virus hepatitis G telah berhasil diisolasi dari serum pasien hepatitis non A-E dengan metode reversed transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)
• metode pemeriksaan antibodi terhadap protein VHG, di mana respon imun humoral terhadap protein E2 dihubungkan dengan hilangnya VHG dalam tubuh
• yang pernah terpapar VHG ditemukan antibodi anti E-2
• yang sedang terinfeksi VHG ditemukan VHG-C/VHG-RNA
Pencegahan • Sejak dipakainya serologi HBs Ag dan anti-HCV sebagai
penyaring donor darah, angka kejadian hepatitis post transfusi menurun pesat, Namun tidak menurunkan risiko infeksi VHG
• sehingga perlu uji saring terhadap VHG secara tersendiri.
Penatalaksanaaan • istirahat total dengan diet rendah lemak dan tinggi
protein serta kalori yang cukup. • Pemberian IFN sebesar 5 juta unit setiap hari atau 10
juta unit 3 kali seminggu selama minimal 6 bulan dapat menekan replikasi VHG, namun hampir semua kasus kambuh setelah IFN dihentikan
Hepatitis F (HFV) / TTVPenyebab: idiopatik (belum diketahui)
Gejala/Tanda: jarang ditemukan pada manusia. Bila ada, mirip HAV/HEV.
Penyebaran: fekal – oral - Parenteral
Catatan: 1. HFV/TTVmerupakan particles mirip Togavirus berukuran 27-37 nm.2. HFV/TTV terjadi di India, Italia, United Kingdom, dan USA. 3. HFV/TTV merupakan penyebab sporadic water-borne non A – non B hepatitis (NANBH) di Perancis, dan juga penyebab hepatitis pada Indian rhesus monkey.
SIFAT-SIFAT VIRUS HEPATITISVIRUS HAV HBV HCV HDV HEV HGV TTV
Famili Picornaviridae Hepadnaviridae
Flaviviridae Tidak terklasifikasi
Hepeviridae
Flaviviridae Tidak terklasifikasi
Virion 27 nm, ikosahedral
42 nm, bulat
60 nm, bulat
35 nm, bulat
30-32 nm, ikosahedral
60 nm, bulat
27-37 nmBulat
Envelop Tidak ada HBsAg ada HBsAg Tidak ada Ada -
Genom ssRNA dsDNA ssRNA ssRNA ssRNA ssRNA dsDNA
Stabilitas
Stabil pdpanas dan asam
Peka pada asam
Peka pd ether dan asam
Peka pd asam
Stabil pd panas
Peka pada ether
GEJALA KLINIS HEPATITIS VIRUSVIRUS HAV HBV HCV HDV HEV HGV TTV
Masa inkubasi
15-45 hr (rt 25-30 hr)
50-180 hr 8 minggu 40-180 hr 45 hr Tidak diketahu
i
Tidak diketahu
i
Prevalensi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah
Penularan Fecal-oral Parenteralsexual, perinatal
Parenteral
Parenteral
Fecal-oral ParenteralFecal-
OralSexual
Perinatal
ParenteralFecal-
OralSexual
Perinatal
Kronis Tidak pernah
Sering Sering Sering Tidak pernah
Ya Ya
Onkogenik
Tidak Ya Ya ? Tidak
Penemuan Lab: Serologi dan PCR ViralHAV HBV HCV HDV HEV
Akut Anti-HAV IgM (+)
Blood PCR (+)
Anti-HBc IgM (+)HBsAg (+)Anti-HBs
HBV DNA (+)(PCR)
Anti-HCV (+)HCV RNA (+)
(PCR)
Anti-HDV IgM (+)
Blood PCR (+)HBsAg (+)
Anti-HBs (-)
Anti-HEV IgM (+)
Blood PCR (+)
Post-infeksi
Anti-HAV IgG (+)
Anti-HBs (+)Anti-HBc IgG (+)
Anti-HCV (-)PCR Darah
(-)
Anti-HDV IgG (+)Blood PCR (-)
Anti-HEV IgG (+)
Blood PCR (-)
Infeksi Kronis
N/A Anti-HBc IgG (+)HBsAg (+)Anti-HBs
PCR (+) atau (-)
Anti-HCV (+)Blood PCR
(+)
Anti-HDV IgG (+)Blood PCR (-)
HBsAg (+)
N/A
Repons terhadap
Vaksin
Anti-HAV IgG (+)
Anti-HBs (+)Anti-HBc (-)
N/A N/A N/A
LO . 3Menjelaskan
Hepatitis kronik aktif & persisten berdasarkan seromarker &
histopatologi
Pembagian histologik Hepatitis Kronik (Sherlock, 1993)
1. Hepatitis Kronik Persisten (HKP)Ditandai dgn adanya peradangan yg terbatas di
daerah segitiga portal tanpa adanya peradangan periportal maupun nekrosis (prognosis baik)
2. Hepatitis Kronik Aktif (HKA)Ditandai dgn adanya peradangan, nekrosis,
serta fibrosis (prognosis buruk, cenderung sirosis)
Pembagian histologik Hepatitis Kronik (Sherlock, 1993)
3. Hepatitis Kronik Lobular (HKL)•Ditandai dgn adanya nekrosis & peradangan
minimal di luar segitiga portal yg bersifat fokal.
•Klasifikasi ini klasik lebih sesuai untuk hepatitis autoimun dibanding hepatitis kronik akibat Hep B atau C.
Diagnosis HKP• SGOT & SGPT ↑ 2-3 kali normal.• GGT < SGOT.• Fosfatase alkali, GLDH, CHE, & enzim koagulasi normal.
HKA• Kerusakan hepatoseluler lebih berat.• SGOT & SGPT ↑ 5-10 kali normal.• GGT < SGOT.• Bila kerusakan yang lebih berat, dapat ditemukan
peninggian GLDH.
Menjelaskan komplikasi hepatitis (sirosis &
hepatoma)
Sirosis HatiSuatu keadaan patologis yg menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yg berlangsung progresif yg ditandai dgn distorsi dari arsitektur hepar & pembentukan nodulus regeneratif terjadi akibat nekrosis hepatoselular
Klasifikasi & Etiologi• Sirosis secara konvensional diklasifikasikan sebagai :1.Makronodular (besar nodul > 3 mm)2.Mikronodular (besar modul < 3 mm)3.Campuran mikro & makronodular• Secara etiologis & morfologis :1.Alkoholik2.Kriptogenik & post hepatitis (pasca nekrosis)3.Biliaris4.Kardiak5.Metabolik, keturunan, & terkait obat
Patologi & Patogenesis•Sirosis alkoholik / sirosis Laennec ditandai
oleh pembentukan jaringan parut yg difus, kehilangan sel2 hati yg uniform, & sedikit nodul regeneratif sirosis mikronodular
•3 lesi hati utama akibat induksi alkohol adalah :
1.Perlemakan hati alkoholik2.Hepatitis alkoholik3.Sirosis alkoholik
Manifestasi KlinisKompensata• Mudah lelah & lemas• Selera makan berkurang• Kembung• Mual• BB ↓• Pada pria dapat timbul
impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas
Dekompensata • Hilangnya rambut badan• Gangguan tidur• Demam yg tdk terlalu tinggi• Gangguan pembekuan darah• Perdarahan gusi• Epistaksis• Gangguan siklus haid• Ikterus• Melena• Perubahan mental : mudah lupa,
sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma
Temuan Klinis• Spider angio maspiderangiomata / spider telangiektasi• Eritema palmaris• Perubahan kuku2 Muchrche berupa pita putih horizontal dipisahkan dgn
warna normal kuku• Jari gada pd sirosis bilier• Kontraktur Dupuytren akibat fibrosis fasia palmaris kontraktur fleksi
jari2• Ginekomastia• Atrofi testis hipogonadisme impotensi & infertil• Hepatomegali-ukuran hati yg sirotik bisa membesar, normal, / mengecil• Splenomegali• Asites• Fetor hepatikum• Ikterus• Asterixis-bilateral tapi tdk isnkron berupa gerakan mengepak-ngepak dari
tangan, dorsofleksi tangan
Pemeriksaan• Pemeriksaan laboratorium :• SGOT & SGPT ↑ tapi tdk terlalu tinggi • Alkali fosfatase ↑ < 2-3 kali batas normal atas• GGT ↑• Bilirubin, pd sirosis hati kompensata normal tapi bisa ↑ pada sirosis yg
lanjut• Albumin ↓• Globulin ↑• Protrombin time memanjang• Natrium serum ↓• Pemeriksaan radiologis barium meal : melihat varises utk konfirmasi
adanya hipertensi porta• USG• Pada kasus ttt diperlukan pemeriksaan biopsi hati /peritoneoskopi
membedakan hepatitis kronik aktif yg berat dgn sirosis hati dini
Komplikasi • Peritonitis bakterial spontan• Sindrom hepatorenal gangguan fx ginjal
akut (oliguri), ↑ ureum kreatinin• Hipertensi porta varises esofagus• Enselofati hepatik, mula2 gangguan tidur,
gangguan kesadaran, sampai koma• Sindrom hepatopulmonal hidrotoraks &
hipertensi portopulmonal
Tatalaksana •Bila tdk ada koma hepatik diberikan diet yg
mengandung protein 1g/kgBB & kalori sebanyak 2000-3000 kkal/hari
•Pengobatan sirosis kompensata• Asetaminofen, kolkisin, & obat herbal hambat kolagenik• Hepatitis autoimun : steroid/imunosupresif• Penyakit hati nonalkoholik : ↓ BB• Hepatitis B : interferon alfa & lamivudin• Hepatitis C kronik : kombinasi interferon dgn ribavirin
•Pengobatan sirosis dekompensata• Asites : tirah baring & diawali diet rendah garam sebanyak 5,2 gram
/ 90 mmol/hari dikombinasi dgn obat diuretik (spironolakton, furosemid)
• Ensefalopati hepatik : laktulosa mengeluarkan amonia, neomisin m-i bakteri usus penghasil amonia, diet protein d-I sampai 0,5 gr/kgBB/hari terutama diberikan yg kaya AARC
• Varises esofagus : propanolol, perdarahan akut diberikan preparat stomatostasin / oktreotid diteruskan dgn tindakan skleroterapi / ligasi endoskopi
• Peritonitis bakterial spontan : antibiotika (sefotaksim IV, amoksisilin, / aminoglikosida)
• Sindrom hepatorenal : atasi perubahan sirkulasi darah di hati, atur keseimbangan garam & air
• Transplantasi hati
Prognosis • Dipengaruhi oleh etiologi, beratnya kerusakan hati,
komplikasi / penyakit lain yg menyertai• Klasifikasi Child-Pugh
Angka kelangsungan hidup selama 1 thn utk pasien dgn Child A, B, & C berturut-turut 100, 80, & 45%
Derajat kerusakan Minimal Sedang Berat
Bil. serum (mu.mol/dl)
< 35 35-50 > 50
Alb. serum (gr/dl > 35 30-50 < 30
Asites nihil mudah dikontrol sukar
PSE/ensefalopati nihil minimal Berat/koma
nutrisi sempurna baik kurang/kurus
HepatomaKarsinoma hepatoseluler / hepatoma adalah tumor ganas hati primer & paling sering ditemukan daripada tumor ganas hati primer lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma, & hemangioendotelioma
Etiologi• Hepatitis virus kronik adalah faktor risiko
penting hepatoma, virus penyebabnya adalah virus hepatitis B & C.
• Pasien hepatoma 88% terinfeksi virus hepatitis B / C, Tampaknya virus ini mempunyai hubungan yang erat dengan
timbulnya hepatoma. • Hepatokarsinogen dibagi menjadi 3 :
Aflatoksin Bahan-bahan kimia Sirosis hepatis
Stadium Hepatoma•Penentuan stadium hepatoma paling sering
berdasarkan Okuda staging system. Pasien dievaluasi berdasar empat hal yaitu: asites albumin bilirubin ukuran tumor
•Penentuan ini berguna untuk prognosis.
•Stadium I mempunyai harapan hidup 3-8 bulan, •Stadium II 0-7 bulan, •Stadium III 0-2 bulan
Pemeriksaan Penunjang• Pemeriksaan Alfa Feto Protein (AFP) sangat
berguna untuk menegakkan diagnosis penyakit hepatoma ini.
• Penggunaan ultrasonografi ( USG ), Computed Tomographic Scanning (CT Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI) penting untuk menegakkan diagnosis & mengetahui ukuran tumor.
Penatalaksanaan•Pengobatan hepatoma masih belum memuaskan. •Pasien sirosis hati mempunyai toleransi yang
buruk pada operasi segmentektomi pada hepatoma.
•Selain operasi masih ada banyak cara misalnya: transplantasi hati, kemoterapi, emboli intra arteri, injeksi tumor dgn etanol agar terjadi nekrosis tumor, tetapi hasil
tindakan tersebut masih belum memuaskan & angka harapan hidup 5 tahun masih sangat rendah.
Gagal Hati Akut
• Perubahan satus mental (ensefalopati) : letargi, mengantuk, koma, perubahan pola tidur, perubahan kepribadian
• Edema serebral (biasanya tanpa edema papil)• Koagulopati (pemanjangan masa protrombin)• Gagal organ multipel. ARDS, aritmia jantung, sindroma
hepatorenal, asidosis metabolik, sepsis, perdarahan gastrointestinal, hipotensi
• Asites, dapat anasarka• Case fatality rate : 60%• Pemeriksaan fisis serial memperlihatkan hati yang mengecil• Frekuensi tinggi mencapai 10-20% pada perempuan hamil
semester ketiga dengan Hepatitis E
Hepatitis dengan Kolestasis
• Kuning sangat menonjol dan menetap selama beberapa bulan sebelum terjadinya perbaikan yang komplit
• Pruritus menonjol• Pada beberapa pasien terjadi anoreksia dan
diare yang persisten• Prognosis baik pada pasien dengan resolusi
yang komplit• Paling sering terjadi infeksi HAV
Gambaran Laboratorium Hepatitis dengan Kolestasis
• Konsentrasi bilirubin serum dapat melebihi 20mg/dl
• Konsentrasi serum aminotransferase dapat kembali normal walaupun kolestasis masih menetap
• Konsentrasi fosfatase alkali serum meningkat secara bervariasi
Gambaran Laboratorium Gagal Hati Akut
• Koagulopati yang berat• Lekositosis, hiponatremia, dan hipokalemia
umum dijumpai• Hipoglikemia• Elevasi yang nyata dari serum bilirubin dan
transaminase, tetapi aminotransferase akan kembali normal meskipun penyakit progresif
Gejala-Gejala Fulminan
• Kesadaran menurun• gejala perdarahan• ALT dan AST lebih dari 1000 iu/l• serum bilirubin lebih dari 10 mg/dl• pemanjangan waktu protrombin lebih dari 3
detik dari nilai normal• Terjadi kolestasis yang memanjang (lebih dari
30 hari)
Daftar Pustaka• Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et al, editors.
Harrison’s principle of internal medicine. 17th ed. USA: Mc.Graw Hill medical, 2008.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S, editor. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi ke-4. jilid I. Jakarta : Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam FKUI,
2006.
• Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Lange Jawetz, Melnick & Naelberg’s Medical
Microbiology. 23rd ed. USA: Mc. Graw Hill Medical, 2004.
• Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran pathologic basic of disease. 7th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders, 2005.