(Hepatitis)

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu organ tubuh yang penting dan berperan dalam sistem pencernaan yaitu hati. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kg.Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H, 2001).Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen.Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut kapsul glisson. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, proses penyimpanan energi, pengaturan metabolisme kolesterol, dan peneralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita. Karena banyaknya fungsi dari hati tersebut, maka kita patut mengetahui tentang jenis penyakit yang sering menyerang organ ini.Penyakit yang penting untuk dibahas di sini adalah hepatitis.Penyakit hepatitis ini adalah 1

description

Hepatitis adalah penyakit kuning.

Transcript of (Hepatitis)

Page 1: (Hepatitis)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu organ tubuh yang penting dan berperan dalam sistem pencernaan yaitu hati. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kg.Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H, 2001).Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen.Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut kapsul glisson.

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, proses penyimpanan energi, pengaturan metabolisme kolesterol, dan peneralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita.

Karena banyaknya fungsi dari hati tersebut, maka kita patut mengetahui tentang jenis penyakit yang sering menyerang organ ini.Penyakit yang penting untuk dibahas di sini adalah hepatitis.Penyakit hepatitis ini adalah penyakit yang sangat berbahaya jika tidak ditangani segera dan dapat menimbulkan kematian.

Dengan demikian, maka dianggap penting kita sebagai perawat untuk mengetahui tentang penyakit hepatitis secara rinci dan asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien hepatitis, sehingga penyakit tersebut dapat diatasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:

1

Page 2: (Hepatitis)

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hepatitis?2. Apa saja jenis-jenis penyakit hepatitis?3. Apa tanda dan gejala penyakit hepatitis?4. Bagaimana etiologi penyakit hepatitis?5. Bagaimana patofisiologi penyakit hepatitis?6. Bagaimana manifestasi klinis penyakit hepatitis?7. Apa komplikasi penyakit hepatitis?8. Bagaimana penatalaksanaan dan terapi penyakit hepatitis?9. Bagaimana proses keperawatan penyakit hepatitis?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah:

1. Tujuan umum dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan penanganan pada pasien hepatitis.

2. Tujuan khusus dari penulisan makalah diharapkan mahasiswa mampu :a. Mengetahui pengertian penyakit hepatitis.b. Mengetahui jenis-jenis penyakit hepatitis.c. Mengetahui tanda dan gejala penyakit heptitis.d. Mengetahui etiologi penyakit hepatitis.e. Mengetahui patofisiologi penyakit hepatitis.f. Mengetahui manifestasi klinis penyakit hepatitis.g. Mengetahui komplikasi penyakit hepatitis.h. Menegtahui penatalaksanaan dan terapi penyakit hepatitis.i. Mengetahui proses keperawatan penyakit hepatitis.

2

Page 3: (Hepatitis)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hepatitis

Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hepatitis.Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus atau obat-obatan.Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia (Sujono Hadi, 1999). Sedangkan virus hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001). Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).

Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol dan penggunaan obat-obatan.Penggunaan alkohol yang berlebihan menyebabkan alkohol hepatitis yang bisa berkembang menjadi alkohol sirosis, sementara penggunaan obat-obatan dapat mengakibatkan hepatitis toksis.

Hepatitis dibagi dua tahapan, yaitu :

1. Hepatitis akut : infeksi virus sistemik yang berlangsung selama < 6 bulan.2. Hepatitis kronik : gangguan-gangguan yang terjadi > 6 bulan dan kelanjutan dari

hepatitis akut.3. Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga

kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu. Oleh karena itu hanya terjadi pada bentuk akut.

2.2 Jenis – Jenis Hepatitis

1) Virus Hepatitis A (HAV)

Hepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat sembuh sendiri dengan masa inkubasi 2 hingga 6 minggu. HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau keadaan pembawa dan hanya sekali-sekali menyebabkan hepatitis fulminant. Hepatitis ini ditularkan

3

Page 4: (Hepatitis)

melalui rute saluran gastrointestinal (oral-fecal) dan dapat juga ditularkan melalui pengolahan makanan yang kurang bersih, makanan yang terkontaminasi, dan kerang-kerangan dari air yang telah terkontaminasi limbah. Penyakit ini jarang ditularkan melalui transfusi.

2) Virus Hepatitis B (HBV)

Hepatitis B adalah virus yang sering dipelajari karena dapat diuji. HBV dapat menyebabkan (1) hepatitis akut dengan pemulihan dan hilangnya virus, (2) hepatitis kronis nonprogresif, (3) penyakit kronis progresif yang berakhir dengan sirosis, (4) hepatitis fulminan dengan nekrosis hati masif, dan (5) keadaan pembawa asimtomatik, dengan atau tanpa penyakit subklinis progresif. HBV juga berperan penting dalam terjadinya karsinoma hepatoselular.

Tidak seperti HAV, HBV menetap didarah selama stadium akhir dari masa inkubasi yang lama (4 hingga 26 minggu) dan selama episode aktif pada hepatitis akut dan kronis.Virus juga terdapat dalam semua cairan tubuh fisiologis dan patologis, kecuali tinja. HBV merupakan virus yang “tahan bating” dan dapat bertahan pada suhu dan kelembapan yang ekstrem. Oleh karena itu, sementara darah dan cairan tubuh merupakan kendaraan utama untuk penularan, virus juga dapat menyebar melalui kontak dengan sekret tubuh, seperti semen, air liur, keringat,air mata, dan air susu.

3) Virus Hepatitis C

HCV mencakup sekitar 20% dari semua kasus hepatitis viral dan paling sering ditularkan melalui darah dan cairan tubuh atau didapat dari tatto. Virus ini dapat menyerang semua kelompok usia, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa. Masa inkubasi berkisar antara 15 sampai 150 hari, rata-rata sekitar 50 hari.

4) Virus Hepatitis D (HDV)

Hepatitis D juga disebut virus delta. Hepatitis D adalah virus yang bergantung pada virus hepatitis B yang lebih kompleks untuk bertahan. Hepatitis D hanya merupakan risiko untuk mereka yang mempunyai antigen permukaan hepatitis B positif.

HDV mencakup sekitar 50% dari semua kasus hepatitis fulminan dan mortalitasnya tinggi. Hepatitis fulminan menyebabkan gagal hati dan ensofalopati yang tidak bisa disembuhkan. Hepatitis D berkembang menjadi koma dan umumnya menyebabkan

4

Page 5: (Hepatitis)

kematian dalam waktu 2 minggu. Infeksi HDV umumnya terbatas pada pencandu obat dan orang yang sering mendapat transfusi (misalnya, pengidap hemofilia), yang memperlihatkan angka prevalensi 1% hingga 10%.

5) Virus Hepatitis E (HEV)

HEV adalah infeksi virus yang ditularkan melalui kontaminasi makanan dan air melalui jalur fekal-oral. Pada sebagian besar kasus, penyakit bersifat swasirna; HEV tidak menyebabkan penyakit hati kronis atau viremia persisten.Gambaran khas infeksi adalah angka kematian yang tinggi pada perempuan hamil, mencapai 20%.Masa inkubasi rerata setelah pajanan adalah 6 minggu (rentang, 2 hingga 8 minggu).

6) Virus Hepatitis F dan Virus Hepatitis G (HGV)

Beberapa epidemi yang disebut “hepatitis F” terjadi beberapa tahun yang lalu dan virusnya belum dapat diidentifikasi. Sementara itu “kereta abjad” terus melaju, dan hepatitis G, suatu flavirus yang mirip dengan HCV, berhasil diklon pada tahun 1995. HGV Merupakan bentuk hepatitis terbaru yang ditemukan. Hepatitis ini ditularkan melalui darah atau produk darah dan paling sering menyerang orang yang menerima transfusi darah dan mungkin melalui hubungan seksual.

2.3 Etiologi Hepatitis

Hepatitis A

Penularan oral-fecal atau parenteral Masuknya makanan, susu atau air terkontaminasi kedalam tubuh Masuknya makanan laut yang berasal dari air terpolusi kedalam tubuh

Hepatitis B

Kontak dengan darah, sekresi atau tinja manusia yang terkontaminasi Kontak seksual intim Penularan perinatal

Hepatitis C

5

Page 6: (Hepatitis)

Darah yang ditransfusi dari donor asimtomatik, berbagi jarum dengan pengguna obat intravena dan tatto

Hepatitis D

Terbatas pada pasien yang mengalami rangkaian hepatitis B akut maupun kronis

Hepatitis E

Penularan oral-fekal Terbawa air

Hepatitis G

Terbawa darah

2.4 Manifestasi Klinis Hepatitis

Infeksi virus hepatitis dapat menimbulkan berbagai efek yang berkisar dari gagal hati yang fulminan sampai hepatitis anikretik subklinis. Hepatitis anikretik subklinis lebih sering terjadi pada infeksi HAV, dan penderita seringkali mengira menderita “flu”.

Dari semua jenis penyakit/tingkatan penyakit hepatitis dapat diketahui bahwa gejala awal yang dirasakan oleh penderita hampir sama diantaranya:

Proses terjadinya mual dan muntah.

Trauma fisik (luka tusuk atau peluru)

Iritasi prankreas

Prankreastitis

Meningkatkan metabolisme tubuh

Meningkatkan produksi asam lambung

Mual dan muntah

6

Page 7: (Hepatitis)

Proses terjadinya Anoreksia

Presdiposisi genetik Faktor psikologi ketidaknormalan postur tubuh Faktor sosial budaya

Perubahan nutrisi makanan

Penyalahgunaan obat

Muntah yang disengaja aktivitas fisik yang ekstrim

perubahan psikologis

penurunan berat badan (rata-rata -45%)

peraturan abnormal sistem nervus otonom dan hormonMalnutrisi

Proses terjadinya faringitis

Faringitis

Nyeri Edema mukosa

makanan kemerahan

Batuk

Demam kesulitan menelan Sputum

Penguapan

7

Inflamasi

Gangguan nutrisiPembrsihan jalan nafas

tidak efektifResti depisit volume cairan

Page 8: (Hepatitis)

Proses terjadinya Batuk

Inspirasi

Glotis akan tertutup

Tekanan paru dan abdomen meningkat

Secara aktif glottis meningkat

Udara terdorong keluar Batuk

Proses terjadinya malaiseInfeksi virus

Antigen (makrofag) menyerang trombosit

Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen

Pembentukan neoantigen

Pendarahan

Anemia

mudah lelah nafsu makan menurun kadar Hb menurun

8

Page 9: (Hepatitis)

Proses terjadinya Diare

Proses Urine Berwarna Gelap

Terbentuknya batu empedu

Menyumbat duktus

Obstruksi saluran empedu menuju duodenum

Aliran balik bilirubin ke pembuluh darah

Filtrasi pigmen empedu di ginjal

Urine berwarna gelap

9

Infeksi pada mukosa usus

Masuknya makanan/minuman yang terkontaminasi

Makanan/zat tidak dapat diserap

Menimbulkan rangsangan

tertentu yaitu menimbulkan

mekanisme tubuh untuk

mengeluarkan toksin

Menimbulkan mekanisme tubuh untuk

mengeluarkan toksin

Tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi

Peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam

rongga usus

Peningkatan gerakan usus (Hiperperistaltik)

Terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga

usus

Berkurangnya kesempatan usus

menyerap makanan

Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya Diare

Page 10: (Hepatitis)

Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu (Sudoyo Aru dkk., 2009):

1. Fase Inkubasi : waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Panjang fase tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi.

2. Fase prodormal (pra ikterik): fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Fase prodromal diikuti oleh fase ikterik dan awitan ikterus. Fase ini biasanya berlangsung selama 4 hingga 6 minggu namun dapat mulai mereda dalam beberapa hari. Awitannya dapat disingkat atu insidious ditandai dengan malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia, diare, demam, dan nyeri abdomen di kuadran kanan atas atau epigastrium.

3. Fase ikterus: fase munculnya setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodormal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.

4. Fase ikterik dikaitkan dengan hiperbilirubinemia (baik fraksi terkonjugasi dan tak terkonjugasi) yang biasanya kurang dari 10 mg/dl.Kadar fosfate alkali serum biasanya normal atau sedikit meningkat.Leukositosis ringan lazim ditemukanpada hepatitis virus, dan waktu protrombin dapat memanjang.HBsAg ditemukan dalam serum selama fase prodromal dan memastikan adanya hepatitis HBV.

5. Fase konvalesen (penyembuhan): menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Nafsu makan kembali normal, keadaan akut akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B.

2.5 Patofisiologi Hepatitis

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru

10

Page 11: (Hepatitis)

yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

11

Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin

Inflamasi pada heparHipertermi Peregangan kapsula hati

Gangguan suplay darah normal pada sel-sel hepar

Hepatomegali

Perasaan tidak nyaman dikuadran kanan atas

Perubahan kenyamanan

Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli empedu intrahepatik

Nyeri Anoreksia

Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan

Gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

Glikogenesis menurun

Glukoneogenesis menurun

Glikogen dalam hepar berkurang

Glikogenesis menurun

Glukosa dalam darah berkurang

Cepat lelah

Intoleransi aktivitas

Obstruksi

Kerusakan konjungsi

Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

Gangguan ekresi empedu

Retensi bilirubin

Regurgugitasi pada duktuli empedu intrahepatik

Bilirubin direk meningkat

Peningkatan garam empedu dalam darah

Larut dalam air

Ikterus

Pruritus Perubahan kenyamanan

Ekresi ke dalam kemih

Bilirubinuria dan kemih berwarna gelap

Resiko gangguan fungsi hati

Bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus

Bilirubin direk meningkat

Page 12: (Hepatitis)

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu

badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman

pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual

dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah

billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi

karena adanya kerusakan sel hati, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin

tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya

billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi

(akibat kerusakan sel ekskresi), empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin

indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi

ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena gangguan dalam

pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Feses mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu feses tampak pucat

(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke

dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.

Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam

empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

2.6 Komplikasi Hepatitis

Komplikasi pada penyakit hepatitis adalah :

Hiperlipidemia (kelebihan kadar lemak dalam darah)

Penyakit liver

Diabetes mellitus

Obesitas (kegemukan)

2.7 Pemeriksaaan Diagnostik Hepatitis

12

Page 13: (Hepatitis)

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit

hepatitis, yaitu :

1. Laboratorium

a. Pemeriksaan pigmen

urobilirubin direk

bilirubun serum total

bilirubin urine

urobilinogen urine

urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

protein totel serum

albumin serum

globulin serum

HbsAG

c. Waktu protombin

respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

AST atau SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)

ALT atau SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase)

LDH

Amonia serum

2. Radiologi

a. foto rontgen abdomen

b. pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang

berlabel radioaktif

c. kolestogram dan kalangiogram

d. arteriografi pembuluh darah seliaka

3. Pemeriksaan tambahan

a. laparoskopi

b. biopsi hati

2.8 Penatalaksaan dan Terapi

13

Page 14: (Hepatitis)

Penatalaksanaan dan terapi pada pasien hepatitis, yaitu :

1. Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif, misalnya istirahat sesuai kebutuhan.

2. Pasien yang menderita hepatitis harus menghindari konsumsi alkohol. Alkohol memperburuk stadium dan mempercepat perburukan HBV dan khususnya HCV. Pemakain alkohol pada pasien yang menderita HCV meningkatkan risiko terjadinya karsinoma hepatoselular dan menurunkan respon terhadap pengobatan.

3. Penderita hepatitis harus mendapatkan penyuluhan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga.

4. Terapi obat bagi individu yang terinfeksi biasanya dilakukan secara bertahap untuk infeksi kronis. Suntikan interferon alfa (IFN-alpa), suatu sitokin paten, telah dipakai untuk mengobati HBV dan HBC. Suntikan biasanya diberikan 3 kali seminggu selama minimal 3 bulan. Keefektifan IFN-alpa untuk kedua infeksi tersebut bervariasi. Bahkan pada individu yang memperlihatkan perbaikan enzim hati setelah pengobatan, efek obat ini hanya smentara. Dengan obat ini, HBV menetap yang dijumoai pada sekitar 30% pasien, sementara hilangnya HCV dalam jangka waktu lama jarang sekali terjadi. Interferon umunya dikontraindikasikan bagi penderita yang penyakit hati yang berada pada stadium sangat lanjut. Selain itu, interferon dihubungkan dengan efek samping yang signifikan, termaksuk mialgia, demam, trombositopenia, dan depresi. Munculnya efek samping tersebut menyebabkan banyak pasien yang tidak diindikasikan untuk pengobatan ini dan pengobatan dihentikan sejak awal untuk pasien tertentu.

5. Analog nukleotida yang secara selektif bekerja pada enzim reverse transcriptase virus menjadi obat penting bagi hepatitis kronis. Obat-obat ini awalnya dibuat dan digunakan untuk pasien pengidap HIV dan khususnya membantu sejumlah besar pasien yang terserang HIV sekaligus hepatitis virus. Tingkat respons terhadap obat-obat golongan ini tinggi. Analog nukleotida, seperti lamivudin dan ribavirin, biasanya ditoleransi dengan baik, sehingga sering dijadikan obat pilihan pertama bagi pasien. Obat-obat lain jenis ini juga telah dikembangkan. Keterbatasannya adalah potensi resistensi terhadap obat.

6. Terapi kombinasi interferon termodifikasi dengan analog nukleotida adalah pengobatan yang paling berhasil untuk saat ini. Interferon termodifikasi, disebut interferon pegilase atau penginterfero, mempunyai paruh waktu kebih lama dibandingkan IFN-alpa dan tidak membutuhkan pengukuran dosis berulang. Terapi kombinasi biayanya mahal dan efek sampingnya menyakitkan, sama dengan interferon pendahulunya.

7. Kerabat penderita hepatitis ditawarkan untuk menerima gamma globulin murni yang spesifik terhadap HAV atau HBV, yang dapat memberikan imunitas pasif

14

Page 15: (Hepatitis)

terhadap infeksi. Imunitas ini bersifat sementara. Tersedia vaksin HAV yang dibuat dari virus hepatitis inaktif. Beberapa studi menunjukkan bahwa vaksin ini 96% efektif setelah pemeberian satu dosis.

8. Tersedia juga vaksin HBV. Karena sifat virus yang sangat menular dan berpotensi menyebabkan kematian, semua individu yang termasuk kelompok beresiko tinggi, termasuk para petugas kesehatan atau individu yang terpajan produk darah sangat dianjurkan selain itu, vaksin ini ditun jukkan untuk individu yang bersiko tinggi terinfeksi virus, termasuk kaum homoseks atau heteroseks yang aktif secara seksual dan berganti-ganti pasangan. Tidak ada efek samping bermakna yang dijumpai setelah pemberian imunisasi HBV.

9. Karena bayi yang terinfeksi HBV sangat beresiko menderita infeksi kronis, penting sekali bagi bayi tersebut untuk mendapat vaksinasi HBV lahir di Negara dengan angka endemic infeksi. Bayi di seluruh dunia mendapatkan keuntungan dari pemeberian vaksinasi segera setelah lahir. Tidak dijumpai efek samping yang serius pada bayi yanf divaksinasi dan dibanyak Negara satu seri vaksinasi HBV yang diberikan sebanyak tiga kali dilakukan segera setelah lahir. Pemberian vaksin ini menghasilkan penurunan besar-besaran penularan virus dari ibu ke anak dan penyakit penyerta pada infeksi HBV kronis dan kanker hati pada anak-anak di seluruh dunia.

10. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkn melalui penyuntikan intramuskulus DNA rekombinan sebanyak tiga kali pada interval-interval yang ditentukan. Dosis pertama dan dua diberikan terpisah satu bulan, dan dosis ketiga diberikan 2-6 bulan setelah dosis kedua. Vaksinasi Ini 85% efektif dalam membentuk kekebalan. Individu yang tidak menunujukan kekebalan setelah pemberian tiga dosis, yang ditandai dengan titer antibody HBV negative, divaksinisasi ulang. Setelah vaksinisasi ketiga atau keempat, sebagian besar individu akan merespon.

2.9 Penatalaksanaan keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien penyakit hepatitis, yaitu :

A. Pengkajian

1. Anamnesa

a. Identitas klien.

b. Identitas penanggung jawab.

c. Riwayat keperawatan

Keluhan utama dan keluhan tambahan.

15

Page 16: (Hepatitis)

Riwayat keperawatan dan kesehatan sekarang.

Riwayat kesehtan masa lalu.

d. Riwayat psikologis

Koping keluarga dalam menghadapi masalah.

e. Riwayat sosial.

Hubungan sosial.

2. Pemeriksaan Fisik

Data dasar yang di dapat dari hasil pemeriksaan fisik tergantung pada

penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.

a. Aktivitas

Kelemahan

Kelelahan

b. Sirkulasi

Bradikardi (hiperbilirubin berat)

Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

c. Eliminasi

Urine gelap

Diare feses warna tanah liat

d. Makanan dan Cairan

Anoreksia

Berat badan menurun

Mual dan muntah

Peningkatan edema

Asites

e. Neurosensori

Peka terhadap rangsang

Cenderung tidur

Letargi

f. Nyeri / Kenyamanan

Kram abdomen

Nyeri tekan pada kuadran kanan

16

Page 17: (Hepatitis)

Mialgia (nyeri otot)

Atralgia (nyeri pada satu sendi/lebih)

Sakit kepala

Gatal ( pruritus )

g. Keamanan

Demam

Urtikaria (hives/biduran)

Eritema (kulit berwarna kemerahan)

Splenomegali (pembesaran limpa)

Pembesaran nodul servikal posterior

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien penyakit hepatitis, yaitu :

1. Ketidakseimangan nutrisi kurang dari kebutuhan tuuh b.d, perasaan tidak nyaman

di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,

kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,

mual, muntah.

2. Nyeri b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan

vena porta.

3. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi

hepar.

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen.

5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus

hepatitis.

6. Resiko ketidakstailan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein, kurang penerimaan terhadap diagnostik dan asupan diet yang

tepat.

C, Intervensi Keperawatan

17

Page 18: (Hepatitis)

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Hasil Intervensi

1. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

Definisi: asupan nutrisi

tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan

metabolik

Batasan karakteristik:

Kram abdomen

Nyeri abdomen

Berat badan 20%

atau lebih dibawah

berat badan ideal

Bising usus

hiperaktif

Ketidakmampuan

memakan mamakan

Kelemahan otot

untuk menelan

Mengeluh gangguan

sensasi rasa

Faktor-faktoryang

berhubungan :

Faktor biologis

Faktor ekonomi

Ketidakmampuan

untuk mencerna

makanan

NOC

Nutritional

Status: Food

and Fluid

Intake

Nutritional

Status: nutrient

intake

Weight control

Kriteria Hasil:

Adanya

peningkatan

berat badan

sesuai dengan

tujuan

Berat badan

ideal sesuai

dengan tinggi

badan

Mampu

mengidentifika

si kebutuhan

nutrisi

Tidak ada

tanda-tanda

malnutrisi

Menunjukkan

peningkatan

NIC

Nutritional Management

- Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien

- Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

- Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

- Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition Monitoring

- BB pasien dalam

batas normal

- Monitor tipe dan

jumlah aktivitas

yang biasa

dilakukan

18

Page 19: (Hepatitis)

Ketidakmampuan

untuk mengabsorbsi

nutrien

Ketidakmampuan

untuk menelan

makanan

fungsi

pengecapan

dari menelan

Tidak terjadi

penurunan

berat badan

yang berarti

- Monitor mual dan

muntah

- Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva

- Monitor kalori dan

intake nutrisi

2. Nyeri akut

Definisi: pengalaman

sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan yang

muncul akibat kerusakan

jaringan yang aktual atau

potensial

Batasan karakteristik:

Perubahan selera

makan

Perubahan tekanan

darah

Perubahan frekwensi

jantung

Sikap melindungi

area nyeri

Melaporkan nyeri

secara verbal

Gangguan tidur

NOC

Pain level

Pain control

Comfort level

Kriteria hasil:

Mampu

mengontrol

nyeri (tahu

penyebab

nyeri, mampu

menggunakan

tekhnik

nonfarmakolog

i untuk

mengurangi

nyeri, mencari

bantuan)

Melaporkan

bahwa nyeri

berkurang

dengan

menggunakan

NIC

Pain management

- Lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor

presipitasi

- Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

- Gunakan teknik

komunikasi

terapeutik untuk

mengetahui

pengalaman nyeri

pasien

- Kaji kultur yang

mempengaruhi

19

Page 20: (Hepatitis)

manajemen

nyeri

Mampu

mengenali

nyeri (skala,

intensitas,

frekwensi dan

tanda nyeri)

Menyatakan

rasa nyaman

setelah nyeri

berkurang

respon nyeri

- Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

3. Hipertermia

Definisi : peningkatan suhu

tubuh diatas kisaran normal

Batasan karakteristik:

Konvulsi

Kulit kemerahan

Peningkatan suhu

tubuh diatas kisaran

normal

Faktor-faktor yang

berhubungan:

Anastesia

Dehidrasi

Penyakit

NOC

Thermoregulation

Kriteria hasil :

Suhu tubuh

dalam rentang

normal

Nadi dan RR

dalam rentang

normal

Tidak ada

perubahan

warna kulit dan

tidak ada

pusing

NIC

Fever treatment

- Monitor suhu

sesering mungkin

- Monitor tekanan

darah, nadi dan

RR

- Berikan anti

piretik

4. Intoleransi aktivitas

Definisi: ketidakcukupan

energi psikologis atau

fisiologis untuk melanjutkan

atau menyelesaikan aktifitas

NOC

Energy

conservation

Activity

tolerance

NIC

Activity Therapy

- Kolaborasikan

dengan tenaga

rehabilitasi medik

20

Page 21: (Hepatitis)

kehidupan sehari-hari yang

harus atau yang inging

dilakukan.

Batasan karakteristik:

Respon tekanan

darah abnormal

terhadap aktivitas

Respon frekuensi

jantung abnormal

terhadap aktifitas

Menyatakan merasa

lemah

Faktor yang berhubungan :

Ketidakseimbangan

antara suplei dan

kebutuhan oksigen

Kelemahan umum

Self care :

ADLs

Kriteria hasil :

Mampu

melakukan

aktifitas sehari-

hari (ADLs)

secara mandiri

TTV normal

Energy

psikomotor

Status

respirasi:

pertukaran gas

dan ventilasi

adekuat

dalam

merencanakan

program terapi

yang tepat

- Bantu untuk

memilih aktivitas

konsisten yang

sesuai dengan

kemampuan fisik,

psikologi, dan

sosial

5. Risiko gangguan fungsi hati

Definisi : berisiko pada

penurunan fungsi hati yang

mungkin menggangu

kesehatan

Faktor risiko:

Penyalahgunaan zat

(misalnya, alkohol,

kokain)

Ko- Infeksi HIV

Infeksi virus (misalnya,

hepatitis A, hepatitis B,

hepatitis C, Epstein-Barr)

NOC

Liver function,

risk for

impaired

Risk control

drug use

Risk control

alcohol use

Kriteria

hasil :Penghent

ian perilaku

penyalahgunaa

n alcohol

Respon

NIC

Teaching disease process

- Beritahukan

pengetahuan

tentang proses

penyakit

- Berikan medikasi

dan terapi untuk

proses penyakit

yang mendasari,

untuk menurunkan

risiko gangguan

fungsi hati.

Surveilance

21

Page 22: (Hepatitis)

terhadap

pengobatan

Pengendalian

risiko :

penggunaan

alkohol

Mengumpulkan,

menginterpretasi

dan mensintesis

data pasien secara

terarah dan

kontinyu untuk

mengambil

keputusan klinis

6. Risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah

Definisi: risiko terhadap

variasi kadar glukosa/ gula

darah dari rentang normal

Faktor risiko

Pemantauan

glukosa darah tidak

tepat

Kurang penerimaan

terhadap diagnosis

Asupan diet

NOC

Blood glucose,

risk for

unstable

Kriteria hasil:

Penerimaan :

kondisi

kesehatan

Kepatuhan

perilaku: diet

sehat

Dapat

mengontrol

kadar gula

darah

NIC

Hyperglikemia

management

- Memantau kadar

gula darah

- Pantau tanda-tanda

dan gejala

hiperglikemia:

poliuria,

polidipsia,

polifagia, lemah,

kelesuan, malaise,

mengaburkan visi,

atau sakit kepala

- Memantau keton

urine , seperti yang

ditunjukkan

- Memantau tekanan

darah dan denyut

nadi ortostatik,

seperti yang

ditunjukkan

22

Page 23: (Hepatitis)

C. Implementasi Keperawatan

Seperti tahap lainnya dalam proses keperawatan fase pelaksanaan terdiri dari :

validasi recana keperawatan, dokumentasi rencana keperawatan dan melakukan

tindakan keperawatan.

1. Validasi rencana keperawatan

Suatu tindakan untuk memberiakn kebenaran. Tujuan validasi data adalah

menekankan serendah mungkin terjadinya kesalahpahaman, salah persepsi.

Karena adanya potensi manusia berbuat salah dalam proses penilaian.

2. Dokumentasi rencana keperawatan

Agar rencana keperawatan dapat berarti untuk semua pihak, maka harus

mempunyai landasan yang kuat dan bermanfaat secara optimal. Perawat

hendaknya mengadakan pertemuan dengan tim kesehatan lain untuk membahas

data, tujuan serta rencana tindakan.

3. Tindakan keperawatan

Meskipun peraawat ssudah mengembangkan rencana keperawatan yang

maksimal, kadang timbul situasi yang bertentangan dengan tindakan yang

direncanakan, maka kemampuan perawat diuji untuk memodifikasi alat ataupun

situasi.

D. Evaluasi Keperawatan

Merupakan suatu kegiatan yang terus menerus dengan melibatkan klien,

keluarga klien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan

pengetahuan kesehatan daan strategi evaluasi.Tujuan dari evaluasi adalah menilai

apakah tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

E. Contoh Kasus Penyakit Hepatitis dan Asuhan Keperawatannya

Tn A, 38 tahun di rawat hari ke 2 di ruang penyakit dalam RS Sahabat. Tn A

datang dengan keluhan demam, mengeluh perut terasa begah dan nyeri abdomen

kurang lebih 4 hari yang lalu. Saat pengkajian didapatkan S 38,7oC, TD

110/80mmHg, FP 22X/mnt vesikuler, FN 80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik

23

Page 24: (Hepatitis)

ditemukan pembengkakan pada hati, sclera ikterik.Selain itu keluarga mengatakan

urin tampak berwarna gelap dan feses berwarna hitam kemerahan.Pada pemeriksaan

HbsAg, konsentrasi IgM, dan tingkat IgG meningkat.

1. Pengkajian

a. DS: keluhan demam, perut terasa begah dan nyeri abdomen kurang lebih 4 hari

yang lalu. keluarga mengatakan urin tampak berwarna gelap dan feses

berwarna hitam kemerahan.

b. DO: pengkajian didapatkan S 38,7oC, TD 110/80mmHg, FP 22X/mnt

vesikuler, FN 80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan

pada hati, sclera ikterik. Pada pemeriksaan HbsAg, konsentrasi IgM, dan

tingkat IgG meningkat.

2. Diagnosa keperawatan:

a. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan hepar ditandai dengan klien mengeluh nyeri

abdomen kurang lebih 4 hari yang lalu, ditemukan pembengkakan hati saat

pemeriksaan fisik.

b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum ditandai dengan klien mengeluh lemah,

enggan untuk bergerak.

c. Hipertermi b.d proses inflamasi ditandai dengan klien mengeluh demam, suhu

38,70C.

3. Rencana keperawatan

N

o

Diagnosa Tujuan dan

KH

Intervensi Rasional

1 Nyeri akut b.d

pembengkaka

n hati ditandai

dengan klien

mengeluh

nyeri abdomen

kurang lebih 4

Tujuan:

Setelah

dilakukan

askep selama

1x24 jam

nyeri

Mandiri:

o Kaji nyeri,

catat lokasi,

karakteristik

, beratnya

(skala nyeri),

o Berguna untuk

pengawasan 

keefektifan obat,

kemajuan

penyembuhan.

Perubahan pada

24

Page 25: (Hepatitis)

hari yang lalu,

ditemukan

pembengkaka

n hati saat

pemeriksaan

fisik

berkurang

KH:

Tidak ada

keluhan

nyeri

Ekspresi

wajah

ceria

Tanda-

tanda vital

dalam

batas

normal

menit P :

16-20x/

menit S :

36 – 370 C

selidiki dan

laporkan

perubahan

nyeri dengan

tepat

o Pertahankan

istirahat

dengan

posisi semi

fowler

o Berikan

aktivitas

hiburan

o Dorong

penggunaan

ketrampilan

manajemen

karakteristik nyeri

menunjukkan

terjadinya

abses/peritonitis

o Menghilangkan

tegangan abdomen

yang bertambah

dengan posisi

terlentang

o Fokus perhatian

kembali,

meningkatkan

relaksasi, dan dapat

meningkatkan

kemampuan koping

o Memungkinkan

pasien untuk

berpartisipasi secara

aktif dan

meningkatkan rasa

control

25

Page 26: (Hepatitis)

nyeri misal

tehnik

relaksasi,

visualisasi,

bimbingan

imajinasi

Kolaborasi:

o Berikan

analgesik

sesuai

indikasi

o Menghilangkan

nyeri,

mempermudah

kerjasama dengan

intervensi terapi

2 Intoleransi

aktivitas b.d

kelemahan

umum

ditandai

dengan klien

mengeluh

lemah, enggan

untuk

bergerak

Tujuan:

Toleransi

aktivitas

setelah

dilakukan

askep selama

KH:

Klien mampu

menunjukkan

perilaku yang

memampuka

n kembali

melakukan

aktivitas,

melaporkan

kemampuan

Mandiri:

o Tingkatkan

tirah

baring/duduk.

Berikan

lingkungan

tenang: batasi

pengunjung

sesuai

keperluan

o Ubah posisi

dengan sering.

Berikan

o Meningkatkan

istirahat dan

ketenangan. Aktivitas

dan posisi duduk

tegak diyakini

menurunkan aliran

darah ke kaki yang

mencegah sirkulasi

optimal ke sel hati.

o Meningkatkan fungsi

pernapasan dan

meminimalkan

tekanan pada area

tertentu untuk

menurunkan resiko

kerusakan jaringan

26

Page 27: (Hepatitis)

melakukan

peningkatan

toleransi

aktivitas

perawatan

kulit yang

baik

o Tingkatkan

aktivitas

sesuai

toleransi,bantu

melakukan

latihan

rentang gerak

sendi pasif/

aktif

o Awasi

terulangnya

anoreksia dan

nyeri tekan

pembesaran

hati

Kolaborasi:

o Berikan

antidote atau

o Tirah baring lama

dapat menurunkan

kemampuan

o Menunjukkan

kurangnya resolusi

penyakit,

memerlukan istirahat

lanjut, mengganti

program terapi

o Membuang agen

penyebab pada

hepatitis toksik dapat

membatasi derajat

kerusakan jaringan

o Membantu dalam

menejemen kebutuhan

tidur

27

Page 28: (Hepatitis)

bantu dalam

prosedur

sesuai indikasi

o Berikan obat

sesuai

indikasi:

sedative, agen

antiansietas,

contoh

diazepam

(valium),

lorazepam

(ativan)

o Awasi kadar

enzim hati

o Menentukan kadar

aktivitas tepat,

sebagai peningkatan

premature pada

potensial resiko

berulang.

3 Hipertermi b.d

proses

inflamasi

ditandai

dengan klien

mengeluh

demam, suhu

38,70 C

Tujuan:

Setelah

dilakukan

askep selama

1x24 jam

suhu tubuh

normal 370 C

KH:

Suhu 370 C,

demam

hilang

Mandiri:

o Kaji adanya

keluahan

tanda-tanda

peningkatan

suhu tubuh

o Monitor tanda

– tanda vital

terutama suhu

tubuh

o Peningkatan suhu

tubuh akan

menujukkan berbagai

gejala seperti badan

teraba hangat

o Demam disebabkan

efek-efek dari

endotoksin pada

hipotalamus dan

efinefrin yang

melepaskan pirogen

28

Page 29: (Hepatitis)

o Berikan

kompres

hangat pada

aksila/ dahi

o Akxila merupakan

jaringan tipis dan

terdapat pembulu

darah sehingga akan

mempercepat proses

konduksi dan dahi

berada didekat

hipotalamus

sehingga cepat

memberikan respon

dalam mengatur suhu

tubuh.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hepatitis merupakan jenis penyakit yang sangat mengganggu bagi sistem pencernaan. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia Sedangkan virus hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Virus yang menyebabkan penyakit

29

Page 30: (Hepatitis)

ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakiatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B). Jadi, untuk mengatasi hal terseut diperlukan asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai pada pasien penyakit hepatitis.

3.2 Saran

Pendidikan kesehatan mengenai cara penularan beserta cara pencegahan dari

hepatitis penting untuk mulai diberikan kepada masyarakat umum sehingga

masyarakat bisa lebih berhati-hati dan memperhatikan lingkungan sekitar untuk

mengantisipasi terjangkit penyakit tersebut.

30