Hepatitis

20
DAFTAR ISI Halaman Daftar isi 1 Hepatitis 2 Definisi 2 Epidemiologi 2 Etiologi 2 Patifisiologi 2 Patogenesis 2 Transimi 3 Manifestasi Klinis 5 Diagnosis 6 Anamnesa 6 Pemeriksaan Fisik 6 Pemeriksaan Penunjang 6 Diagnosa Banding 7 Tatalaksana 7 Medikamentosa 7 Nonmedikamentosa 8 Komplikasi 8 Preventif 9 Prognosa 13 Daftar Pustaka 14 1

description

hepatitis

Transcript of Hepatitis

Page 1: Hepatitis

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar isi 1

Hepatitis 2

Definisi 2

Epidemiologi 2

Etiologi 2

Patifisiologi 2

Patogenesis 2

Transimi 3

Manifestasi Klinis 5

Diagnosis 6

Anamnesa 6

Pemeriksaan Fisik 6

Pemeriksaan Penunjang 6

Diagnosa Banding 7

Tatalaksana 7

Medikamentosa 7

Nonmedikamentosa 8

Komplikasi 8

Preventif 9

Prognosa 13

Daftar Pustaka 14

1

Page 2: Hepatitis

Definisi

penyakit infeksi yang menular disebabkan oleh VIRUS hepatotropik yang menyebabkan pembengkakan dan inflamasi di hepar

Epidemiologi

Hepatitis merupakan penyakit menular yang mempunyai hubungan antara nutrisi, faktor biologi, stres, atau bahan kimia tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, indikator kesehatan tiap masing-masing negara.

Etiologi

Telah diidentifikasikan terdapat 5 virus hepatotropik yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E yang mempunyai strutur, jalur transmisi dan gambaran klinis yang berbeda

PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

Virus Hepatitis A (VHA) adalah pikornavirus RNA rantai tunggal dari

family enterovirus yang diekskresi dalam tinja pada akhir masa inkubasi dan

menghilang saat berkembangnya penyakit. Immunoglobulin M (IgM) antivirus

hepatitis A muncul pada onset penyakit, dan menunjukkan infeksi baru terjadi.

Diawali dengn masuknya virus ke dalam saluran pencernaan,

kemudian masuk ke aliran darah menuju hati (vena porta), lalu menginvasi ke sel

parenkim hati. Di sel parenkim hati virus mengalami replikasi yang menyebabkan sel

2

Page 3: Hepatitis

parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu virus akan keluar dan menginvasi sel

parenkim yang lain atau masuk ke dalam ductus biliaris yang akan diekskresikan

bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi

yang ditandai dengan adanya agregrasi makrofag, pembesaran sel Kupfer yang

akan menekan ductus biliaris sehingga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian

terjadi penurunan ekskresi bilirubin usus. Keadaan ini menimbulkan

ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga

bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk) akan terus menumpuk dalam

sel hati yang akan menyebabkan reflux (aliran kembali ke atas) ke pembuluh darah

sehingga akan bermanifestai kuning pada jaringan kulit terutama pada sclera

kadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti the pekat akibat partikel bilirubin

direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal dan diekskresikan melalui urin.

Akibat bilirubin direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam

produksi asam empedu (produksi sedikit) sehingga proses pencernaan lemak

terganggu (lemak bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama) yang

menyebabkan regangan pada lambung sehingga merangsang saraf simpatis dan

saraf parasimpatis mengakibatkan teraktivasinya pusat muntah yang berada di

medulla oblongata yangmenyebabkan timbulnya gejala mual, muntah, dan

menurunnya nafsu makan.

TRANSMISI

Hepatitis dengan transmisi secara enterik. Terdiri atas HAV dan HEV.

1. Virus tanpa selubung

2. Tahan terhadap cairan empedu

3. Ditemukan di tinja

4. Tidak bersifat kronik

5. Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan

Hepatitis dengan transmisi melalui darah. Terdiri atas HBV, HDV, HCV

1. Virus dengan selubung

2. Rusak ketika terpajan empedu/ detergen

3. Tidak terdapat dalam tinja

3

Page 4: Hepatitis

4. Dihubungkan dengan penyakit kronik

5. Dihubungkan dengan viremia resisten

Hepatitis A

Virus ini bersifat akut karena tidak menjangkiti seseorang dalam waktu lama

dan jarang menyebabkan kerusakan hati yang permanen.virus ini juga biasanya

menghilang sendiri setelah beberapa minggu.

Penularan hepatitis A terjadi melalui makanan dan minuman yang

terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi virus,kurangnya kesadaran akan kebersihan

terlebih lagi ketika menyiapkan dan menyantap makanan membuat virus ini menjadi

lebih mudah untuk menular.

Hepatitis B

Virus ini termasuk berbahaya karena walaupun sebagian besar kasus

penyakit ini bisa menghilang sendiri,namun terdapat beberapa kasus dimana virus

ini berkembang menjadi kronis dan menyebabkan kanker hati.

Penularannya melalui hubungan sexual,darah,dan dari ibu ke anak ketika

melahirkan. Hal yang membuat virus ini lebih berbahaya lagi adalah penularannya

tidak hanya melalui seseorang yang sakit,namun juga bisa juga melalui orang yang

sehat yang membawa virus (tidak mengembangkan virus).

Hepatitis C

Sebenarnya virus ini hampir sama dengan hapatitis B dikarenakan cara

penularan dan gejala yang ditimbulkan relatif sama,namun virus ini lebih berbahaya

karena sebagian besar virus ini bertahan pada tubuh penderita dan menyebabkan

penurunan fungsi hati.

Hepatitis D

4

Page 5: Hepatitis

Ini adalah virus hepatitis yang sangat berbahaya,karena penderitanya

beresiko tinggi untuk mengalami gagal hati akut.dan bukan hanya itu saja,virus

inipun berpeluang besar untuk menjadi kanker hati.

Penularan virus ini mirip dengan hepatitis B, dan hanya bisa berkembang biak

melalui pertolongan virus hepatitis B.

Jadi setiap orang yang menderita hepatitis D,awalnya pasti memiliki hepatitis

B.hal inilah yang membuat virus ini menjadi lebih jarang ditemukan dibandingkan

virus hepatitis lainnya.

Hepatitis E

Virus ini umumnya mirip dengan hepatitis A dari segi penularannya yaitu

penerapan standar kebersihan yang buruk.virus inipun umumnya sembuh tidak

dalam waktu yang terlalu lama.

Namun pada beberapa orang (terutama ibu hamil),virus ini dapat

menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya.

MANIFESTASI KLINIS

A. Masa inkubasi masing-masing hepatitis berbeda, yaitu :

- hepatitis A memiliki masa inkubasi 15-45 hari (kurang lebih 4 minggu),

- hepatitis B dan D masa inkubasi 30-180 hari (kurang lebih 4 – 12 minggu),

- hepatitis C masa inkubasi 15 – 160 hari (kurang lebih 7 minggu), dan

- hepatitis E masa inkubasi 14 – 60 hari (kurang lebih 5 – 6 minggu).

B. Masa prodormal :

Berlangsung 4 – 7 hari dengan gejala :

- demam dengan suhu 38 – 39C

- Faringitis, batuk, coryza

- Anoreksia, nyeri perut

- Nausea

- Malaise, mialgia, arthralgia, fotofobia

- Sakit kepala

5

Page 6: Hepatitis

- Diare

- Urine berwarna gelap seperti teh ditemukan 1 – 5 hari sebelum kuning muncul

C. Masa ikterik :

Berlangsung kira-kira 3 – 6 minggu dengan timbulnya gejala kuning ikterik dan

biasanya gejala prodormal menghilang/

- Ikterus mula-mula terlihat pada sklera, ikterik dapat juga tidak terlihat pada

anak-anak maka perlu uji laboratorium

- Tinja berwarna pucat (clay coloured)

- Hati membesar dan nyeri tekan

- Mengeluh nyeri perut kanan atas

D. Masa Pasca Ikterik atau Penyembuhan

Pada masa ini gejala-gejala akan menghilang. Penyembuhan hepatitis pada

anak-anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa yaitu pada akhir bulan kedua

dan penyembuhan sempurna dalam waktu 3 – 4 bulan (Snyder, 2004).

DIAGNOSIS

A. ANAMNESIS

Gejala non spesifik (prodormal) yaitu anoreksia, mual, muntah, dan demam.

Dalam beberapa hari sampai minggu timbul ikterus, tinja pucat, dan warna

kencing gelap seperti teh. Saat ini, gejala prodormal berkurang. Perlu

ditanyakan riwayat kontak dengan penderita hepatitis sebelumnya dan

riwayat penggunaan obat-obat hepatotoksik.

B. PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan umum : sebagian esar tampak sakit ringan

- Sklera ikterik dan hingga kulit juga dapat ikterik, nyeri tekan di perut kanan

atas, pembesaran hati (Sjamsul, 2008).

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

6

Page 7: Hepatitis

1. Urin : kadar bilirubin urin

2. Biokimia :

a. Serum bilirubin direct dan indirect

b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT)

c. Albumin, globulin

d. Glukosa darah

e. Koagulasi : faal hemostasis terutama prothrombin time

3. USG

4. Pemeriksaan serologis, yaitu :

HEPATITIS ANTIGEN

TERIDENTIFIKASI

ANTIBODI

A HAV Anti HAV

B HBsAg

HBeAg

Anti HbsAg, Anti HbcAg

IgM anti Hbc Ag

Anti HbeAg

C - Anti HCV

D - Anti HDV

E - Anti HEV

DIAGNOSA BANDING

Jaundice fisiologis, penyakit hemolitik, sepsis

Malaria, leptospira

Batu empedu

Keracunan obat seperti acetaminophen, valproic acid, kombinasi obat

tuberkulosa (Sjamsul, 2008).

Terapi

Terapi hepatitis bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari

penyakit ini.Tujuan terapi adalah untuk mencegah kerusakan pada hepar dan

mengatasi gejala.Terapi bersifat simtomatik dan tidak ada pengobatan

spesifik.Terapi meliputi:

1. Perawatan suportif

a. Istirahat

7

Page 8: Hepatitis

- Aktivitas normal dimulai secara bertahap

- Pasien dengan keadaan umum jelek seperti kesadaran menurun,

kejang, muntah dan atau disertai komplikasi berat,didukung hasil

pemeriksaan bilirubin direk >10mg/dl dan SGPT diatas 10x normal

harus MRS.

b. Diet untuk mengatasi anoreksia dapat diberi dalam bentuk cairan seperti

air daging, sari buah. Setelah nafsu makan kembali diberikan diet normal

yang bergizi, seimbang dan enak. Tidak ada kontraindikasi terhadap

lemak.

2. Obat-obatan

a. Vitamin

- Suplementasi vitamin terutama vitamin B kompleks

b. Kortikosteroid

- Tidak dianjurkan untuk hepatitis tanpa disertai komplikasi.

3. Transplantasi hati

Direkomendasikan untuk gagal hati stadium akhir

Komplikasi

Komplikasi yang paling ditakuti selain gagal hati (liver failure), sirosis dan

keganasan adalah timbulnya hepatitis kronis. Dugaan kearah ini perlu manakala

dijumpai hal-hal sbb:

1. Adanya riwayat pemakaian obat-obatan yang dapat menimbulkan kelainan

kronik.

2. Gambaran klinis dan laboratorium hepatitis yang menetap setelah jangka

waktu 2-3 bulan (min 10 minggu).

3. Kekambuhan hepatitis

4. Hepatitis akut yang disertai oleh

a. Hipergammaglobulinemia

b. Kadar antitrypsin yang rendah

c. Kadar seroplasmin serum yang rendah

5. HbsAg tetap positif setelah 1 bulan

6. Hepatitis virus B pada bayi terutama kolestatik

8

Page 9: Hepatitis

Hepatitis fulminan dengan nekrosis hati masif dan gagal hati akibat infeksi

HAV jarang. Hepatitis kolestatik terjadi pada sebagian kecil pasien.Hal ini

diidentifikasi oleh hiperbilirubinemia, pruritus, dan gejala konstitusional yang

berlangsung selama 12-16 minggu dengan tidak adanya obstruksi bilier pada

sonogram.

Pencegahan

Pencegahan merupakan upaya terpenting karena paling cost-effective.secara

garis besar, upaya pencegahan terdiri dari edukasi dan imunisasi baik imunisasi aktif

dan pasif.

1. Edukasi

Pasien dan orang tua diberi edukasi mengenai transmisi virus hepatitis dan

dianjurkan untuk menjaga kebersihan Kebersihan adalah kunci untuk mencegah

penyebaran virus hepatitis. Indikasi profilaksis postexposure harus dijelaskan dan

individu yang terinfeksi virus hepatitis harus diidentifikasi dan diobati dengan tepat.

Tranfusi darah secara rutin harus screening rutin hepatitis untuk mengurangi

resiko infeksi.Selain itu mencakup sterilisasi intrumen kesehatan, alat dialisis

individual, membuang jarum disposable ketempat khusus, dan pemakaian sarung

tangan oleh tenaga medis.Mencakup juga mencegah kontak mikrolesi dan menutup

luka.

Screening ibu hamil trisemester pertama dan ketiga terutama ibu resiko tinggi

dan screening populasi resiko tinggi di daerah hiperendemis dan belum pernah

vaksinasi.

Pemberian antibodi (immunoglobulin) pada anak terexposure virus hepatitis

dapat diberikan untuk membantu melindungi mereka dari tertular penyakit .

2. Vaksinasi

Tujuan

Mencegah infeksi virus hepatitis yang menetap.Sasaran utama vaksinasi

adalah bayi dan anak-anak. Ada 3 cara vaksinasi

Screening

9

Page 10: Hepatitis

Sebelum melakukan vaksinasi perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium

untuk screening.Pemeriksaan laboratorium meliputi HBsAg, anti HBs dan anti HBc,

dimana bila ketiga tes tersebut memberi hasil negatif baru diberikan vaksinasi.

Evaluasi pasca vaksinasi

Untuk mengevalusi berhasil tidaknya vaksinasi, sebulan setelah vaksinasi

terakhir dilakukan pemeriksaan anti HBs. Bila anti HBs negatif, perlu diulang

pemeriksaannya 1 bulan lagi, tetapi bila hasilnya tetap negatif perlu diberikan

vaksinasi pemacu.

HEPATITIS A

Imunisasi pasif

- Normal human immune globulin (NHIG) tiap millimeter-nya

mengandung 100 IU anti HAV.

- NHIG diberikan sebagai upaya pencegahan setelah kontak (kontak

serumah, kontak seksual, saat epidemi) atau upaya profilaksis pasca

paparan.

Saat paparan (minggu) Usia (tahun) Rekomendasi

≤ 2 < 2 Imunoglobulin

≥ 2 Imunoglobulin dan vaksin

>2 < 2 Imunoglobulin

≥ 2 Vaksin

Rekomendasi profilaksis post exposure

- NHIG diberikan pula profilaksis pascapaparan / sebelum kontak (pergi

ke daerah endemis).

Umur (tahun) Lama kunjungan Rekomendasi Keterangan

< 2 < 3bulan

3-5 bulan

Jangkapanjang

Ig 0.02 ml/kg

Ig 0.06 ml/kg

Ig 0.06 ml/kg

1 kali

1 kali

Saat berangkat diulang

tiap 5 bulan

≥ 2 < 3 bulan

3-5 bulan

Vaksin / Ig 0.02 ml/kg

Vaksin / Ig 0.06 ml/kg

10

Page 11: Hepatitis

Jangka panjang Vaksin

Rekomendasi profilaksis pre exposure

- NHIG diberikan< 2 minggu.

- Immunoglobulin (Ig) diberikan secara intramuscular dengan dosis

0,002 ml/kg BB, pada anak besar dan dewasa ≤ 5ml, anak kecil / bayi>

3ml

Imunisasi aktif

- Menyebabkan terbentuknya serum-neutralizing antibodies terhadap

epitope permukaan virus.

- Imunisasi hepatitis A diberikan pada anak usia ≥2 tahun

-

Kandidat vaksinasi HVA

Imunisasi rutin Anak daerah endemis HVA

Resiko tinggi HVA Pengunjung daerah endemis

Pria homoseksual dengan pasangan ganda

IVDU

Pasien yang membutuhkan konsentrasi faktor VIII

Staf TPA, staf dan penghuni institusi cacat mental

Pekerja dengan primate bukan manusia

Staf bangsal neonatologi

Resiko hepatitis fulminant Pasien penyakit hati kronis

Resiko menular HVA Penyaji makanan

Anak usia 2-3 tahun di TPA

Vaksin

- Dibuat dari virus hidup yang dimatikan

- Dosis tergantung produk dan usia resipien

- Vaksin diberikan 2 kali, suntikan kedua/ booster bervariasi antara 6-8

bulan setelah dosis pertama.

- Vaksin diberikan pada usia ≥ 2 tahun.

Efek samping

- Vaksin HVA jarang menimbulkan efek samping

11

Page 12: Hepatitis

- Reaksi lokal merupakan efeksamping tersering (21-54%), demam (4%)

resipien.

Lama proteksi

- Lama proteksi antibodi anti HVA menetap selama ≥ 20 tahun

Kontraindikasi

- Vaksin HVA tidak boleh diberikan pada individu yang mengalami reaksi

berat sesudah penyuntikan dosis pertama.

HEPATITIS B

Imunisasi pasif

- Hepatitis B immunoglobulin (HBIg) dalam waktu singkat segera

memberikan proteksi, meskipun jangka pendek 3-6 bulan.

- HBIg diberikan pascapaparan, misal bayi dari ibu VHB, terciprat darah

ke mukosa / mata.

- Sebaiknya HBIg diberikan bersama vaksin VHB sehingga proteksinya

langsung lama.

Imunisasi aktif

- Vaksin hepatitis B yang tersedia adalah vaksin rekombinan. Pemberian

ketiga dosis vaksin dan dengan dosis yang sesuai memberikan respon

protektif (anti HBs ≥10 mIU/ml)

- Vaksin diberikan secara intramuscular, pada neonatus dan bayi

diberikan di anterolateral paha dan pada anak besar diberikan di region

deltoid.

Jadwal dan dosis

- Min diberikan 3x

- Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir

- Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0,1,6 bulan karena respon

antibody paling optimal

- Interval antara dosis pertama dan dosis kedua min 1 bulan

- Dosis ketiga merupakan dosis booster. Memperpanjang jarak antara

imunisasi kedua dan ketiga (4-12 bulan) semakin tinggi titer

antibodinya.

12

Page 13: Hepatitis

- Bila sesudah dosis pertama imunisasi terputus, segera berikan

imunisasi kedua. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak

terpendek 2 bulan dari imunisasi kedua.

- Bila dosis ketiga terlambat, diberikan segera setelah memungkinkan.

- Setiap vaksin hepatitis B sudah dievaluasi untuk menentukan dosis

sesuai umur yang dapat menimbulkan respon antibody optimum.

- Dosis direkomendasikan tergantung produk dan usia resipien.

- Dosis pada bayi dipengaruhi status HbsAg ibu.

- Pasien hemodialysis membutuhkan dosis lebih besar.

HBsAgibu Imunisasi Keterangan

Positif HBIg (0.5 ml)

Vaksin HB

Dosis I < 12 jam pertama

Negatif/ tidak diketahui Vaksin HB Dosis I segera setelah lahir

Status HBV ibu semula tidak

diketahui tapi bila dalam 7 hari

terbukti ibu HBV, segera beri

HBIg

- Bayi premature bila ibu HBsAg (-) imunisasi ditunda sampai bayi

berusia 2 bulan / BB mencapai 2.000 gram

Catch up immunization

- Merupakan upaya imunisasi pada anak / remaja yang belum pernah

imunisasi/ terlambat imunisasi >1 bulan. Imunisasi diberikan dengan

interval min 4 minggu antara dosis pertama dan kedua, interval dosis

keduadanketiga minimal 8 minggu.

Lama proteksi

- Efektivitas dan proteksi, memori system imun menetap min 15 tahun

pascaimunisasi.

Efek samping

- Efek samping berupa reaksi lokal yang ringan dan bersifat sementara,

kadang menimbulkan demam ringan 1-2 hari.

Kontraindikasi

13

Page 14: Hepatitis

- Kontraindikasi absolut tidak ada, kehamilan dan laktasi bukan

kontraindikasi pemberian imunisasi HBV.

Prognosis

Prognosis hepatitis pada anak yang sangat baik.Prognosis hepatitis

tergantung pada:

- Berat ringan penyakit

- Umur

- Kondisi penderita

- komplikasi

Pada kebanyakan pasien, infeksi HAV adalah self-limited / dapat sembuh

sendiri dan pemulihan lengkap terjadi. Bahkan, banyak kasus tidak menunjukkan

gejala.Kecuali hepatitis fulminan, gejala sisa jarang. Hepatitis fulminan karena HAV

sangat jarang terjadi dan memiliki tingkat fatalitas kasus sebesar 0,4%.

Relaps infeksi HAV dapat terjadi pada ±10% pasien, 1-4 bulan setelah

episode initial dan dapat sembuh sempurna.

Hepatitis kronis aktif dapat terjadi pada infeksi virus hepatitis B (HBV) atau

virus hepatitis C (HCV), tidak terjadi infeksi HAV.

14

Page 15: Hepatitis

Daftar pustaka :

Snyder JD, Pickering LK. 2004. Viral Hepatitis. In Behram RE, Kliegman RM, Jenson

HB. Nelson textbook of pediatrics, 17th ed, W.B. Saunders Co. 2004; 768-775.

Sjamsul A, Boerhan H, Bagus Setyoboedi. 2008. Edisi 2 : Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bag/SMF Ilmu Kesehatan An

Alfan, 2010, Hepatitis Virus, dikutip dari

http://panmedical.wordpress.com/2010/04/10/hepatitis-virus/ pada tanggal 9 April

2014 pukul 9.00 WIB

Kumar, Cotran, Robbins, 2007, Buku Ajar Patologi, Edisi 7, Jakarta: EGC

Yoantama Alva, 2014, cara penularan penyakit hepatitis A,B,C,D,dan E, dikutip dari

http://informasi-wow.blogspot.com/2013/06/Penjelasan-dan-cara-penularan-

penyakit-hepatitis-A-B-C-D-E.html pada tanggal 9 April 2014 pukul 9.00 WIB

15