Hepatitis
-
Upload
yaleswari-hayu-pertiwi -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Hepatitis
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar isi 1
Hepatitis 2
Definisi 2
Epidemiologi 2
Etiologi 2
Patifisiologi 2
Patogenesis 2
Transimi 3
Manifestasi Klinis 5
Diagnosis 6
Anamnesa 6
Pemeriksaan Fisik 6
Pemeriksaan Penunjang 6
Diagnosa Banding 7
Tatalaksana 7
Medikamentosa 7
Nonmedikamentosa 8
Komplikasi 8
Preventif 9
Prognosa 13
Daftar Pustaka 14
1
Definisi
penyakit infeksi yang menular disebabkan oleh VIRUS hepatotropik yang menyebabkan pembengkakan dan inflamasi di hepar
Epidemiologi
Hepatitis merupakan penyakit menular yang mempunyai hubungan antara nutrisi, faktor biologi, stres, atau bahan kimia tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, indikator kesehatan tiap masing-masing negara.
Etiologi
Telah diidentifikasikan terdapat 5 virus hepatotropik yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E yang mempunyai strutur, jalur transmisi dan gambaran klinis yang berbeda
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Virus Hepatitis A (VHA) adalah pikornavirus RNA rantai tunggal dari
family enterovirus yang diekskresi dalam tinja pada akhir masa inkubasi dan
menghilang saat berkembangnya penyakit. Immunoglobulin M (IgM) antivirus
hepatitis A muncul pada onset penyakit, dan menunjukkan infeksi baru terjadi.
Diawali dengn masuknya virus ke dalam saluran pencernaan,
kemudian masuk ke aliran darah menuju hati (vena porta), lalu menginvasi ke sel
parenkim hati. Di sel parenkim hati virus mengalami replikasi yang menyebabkan sel
2
parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu virus akan keluar dan menginvasi sel
parenkim yang lain atau masuk ke dalam ductus biliaris yang akan diekskresikan
bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi
yang ditandai dengan adanya agregrasi makrofag, pembesaran sel Kupfer yang
akan menekan ductus biliaris sehingga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian
terjadi penurunan ekskresi bilirubin usus. Keadaan ini menimbulkan
ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga
bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk) akan terus menumpuk dalam
sel hati yang akan menyebabkan reflux (aliran kembali ke atas) ke pembuluh darah
sehingga akan bermanifestai kuning pada jaringan kulit terutama pada sclera
kadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti the pekat akibat partikel bilirubin
direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal dan diekskresikan melalui urin.
Akibat bilirubin direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam
produksi asam empedu (produksi sedikit) sehingga proses pencernaan lemak
terganggu (lemak bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama) yang
menyebabkan regangan pada lambung sehingga merangsang saraf simpatis dan
saraf parasimpatis mengakibatkan teraktivasinya pusat muntah yang berada di
medulla oblongata yangmenyebabkan timbulnya gejala mual, muntah, dan
menurunnya nafsu makan.
TRANSMISI
Hepatitis dengan transmisi secara enterik. Terdiri atas HAV dan HEV.
1. Virus tanpa selubung
2. Tahan terhadap cairan empedu
3. Ditemukan di tinja
4. Tidak bersifat kronik
5. Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan
Hepatitis dengan transmisi melalui darah. Terdiri atas HBV, HDV, HCV
1. Virus dengan selubung
2. Rusak ketika terpajan empedu/ detergen
3. Tidak terdapat dalam tinja
3
4. Dihubungkan dengan penyakit kronik
5. Dihubungkan dengan viremia resisten
Hepatitis A
Virus ini bersifat akut karena tidak menjangkiti seseorang dalam waktu lama
dan jarang menyebabkan kerusakan hati yang permanen.virus ini juga biasanya
menghilang sendiri setelah beberapa minggu.
Penularan hepatitis A terjadi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi virus,kurangnya kesadaran akan kebersihan
terlebih lagi ketika menyiapkan dan menyantap makanan membuat virus ini menjadi
lebih mudah untuk menular.
Hepatitis B
Virus ini termasuk berbahaya karena walaupun sebagian besar kasus
penyakit ini bisa menghilang sendiri,namun terdapat beberapa kasus dimana virus
ini berkembang menjadi kronis dan menyebabkan kanker hati.
Penularannya melalui hubungan sexual,darah,dan dari ibu ke anak ketika
melahirkan. Hal yang membuat virus ini lebih berbahaya lagi adalah penularannya
tidak hanya melalui seseorang yang sakit,namun juga bisa juga melalui orang yang
sehat yang membawa virus (tidak mengembangkan virus).
Hepatitis C
Sebenarnya virus ini hampir sama dengan hapatitis B dikarenakan cara
penularan dan gejala yang ditimbulkan relatif sama,namun virus ini lebih berbahaya
karena sebagian besar virus ini bertahan pada tubuh penderita dan menyebabkan
penurunan fungsi hati.
Hepatitis D
4
Ini adalah virus hepatitis yang sangat berbahaya,karena penderitanya
beresiko tinggi untuk mengalami gagal hati akut.dan bukan hanya itu saja,virus
inipun berpeluang besar untuk menjadi kanker hati.
Penularan virus ini mirip dengan hepatitis B, dan hanya bisa berkembang biak
melalui pertolongan virus hepatitis B.
Jadi setiap orang yang menderita hepatitis D,awalnya pasti memiliki hepatitis
B.hal inilah yang membuat virus ini menjadi lebih jarang ditemukan dibandingkan
virus hepatitis lainnya.
Hepatitis E
Virus ini umumnya mirip dengan hepatitis A dari segi penularannya yaitu
penerapan standar kebersihan yang buruk.virus inipun umumnya sembuh tidak
dalam waktu yang terlalu lama.
Namun pada beberapa orang (terutama ibu hamil),virus ini dapat
menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya.
MANIFESTASI KLINIS
A. Masa inkubasi masing-masing hepatitis berbeda, yaitu :
- hepatitis A memiliki masa inkubasi 15-45 hari (kurang lebih 4 minggu),
- hepatitis B dan D masa inkubasi 30-180 hari (kurang lebih 4 – 12 minggu),
- hepatitis C masa inkubasi 15 – 160 hari (kurang lebih 7 minggu), dan
- hepatitis E masa inkubasi 14 – 60 hari (kurang lebih 5 – 6 minggu).
B. Masa prodormal :
Berlangsung 4 – 7 hari dengan gejala :
- demam dengan suhu 38 – 39C
- Faringitis, batuk, coryza
- Anoreksia, nyeri perut
- Nausea
- Malaise, mialgia, arthralgia, fotofobia
- Sakit kepala
5
- Diare
- Urine berwarna gelap seperti teh ditemukan 1 – 5 hari sebelum kuning muncul
C. Masa ikterik :
Berlangsung kira-kira 3 – 6 minggu dengan timbulnya gejala kuning ikterik dan
biasanya gejala prodormal menghilang/
- Ikterus mula-mula terlihat pada sklera, ikterik dapat juga tidak terlihat pada
anak-anak maka perlu uji laboratorium
- Tinja berwarna pucat (clay coloured)
- Hati membesar dan nyeri tekan
- Mengeluh nyeri perut kanan atas
D. Masa Pasca Ikterik atau Penyembuhan
Pada masa ini gejala-gejala akan menghilang. Penyembuhan hepatitis pada
anak-anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa yaitu pada akhir bulan kedua
dan penyembuhan sempurna dalam waktu 3 – 4 bulan (Snyder, 2004).
DIAGNOSIS
A. ANAMNESIS
Gejala non spesifik (prodormal) yaitu anoreksia, mual, muntah, dan demam.
Dalam beberapa hari sampai minggu timbul ikterus, tinja pucat, dan warna
kencing gelap seperti teh. Saat ini, gejala prodormal berkurang. Perlu
ditanyakan riwayat kontak dengan penderita hepatitis sebelumnya dan
riwayat penggunaan obat-obat hepatotoksik.
B. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : sebagian esar tampak sakit ringan
- Sklera ikterik dan hingga kulit juga dapat ikterik, nyeri tekan di perut kanan
atas, pembesaran hati (Sjamsul, 2008).
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
1. Urin : kadar bilirubin urin
2. Biokimia :
a. Serum bilirubin direct dan indirect
b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT)
c. Albumin, globulin
d. Glukosa darah
e. Koagulasi : faal hemostasis terutama prothrombin time
3. USG
4. Pemeriksaan serologis, yaitu :
HEPATITIS ANTIGEN
TERIDENTIFIKASI
ANTIBODI
A HAV Anti HAV
B HBsAg
HBeAg
Anti HbsAg, Anti HbcAg
IgM anti Hbc Ag
Anti HbeAg
C - Anti HCV
D - Anti HDV
E - Anti HEV
DIAGNOSA BANDING
Jaundice fisiologis, penyakit hemolitik, sepsis
Malaria, leptospira
Batu empedu
Keracunan obat seperti acetaminophen, valproic acid, kombinasi obat
tuberkulosa (Sjamsul, 2008).
Terapi
Terapi hepatitis bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari
penyakit ini.Tujuan terapi adalah untuk mencegah kerusakan pada hepar dan
mengatasi gejala.Terapi bersifat simtomatik dan tidak ada pengobatan
spesifik.Terapi meliputi:
1. Perawatan suportif
a. Istirahat
7
- Aktivitas normal dimulai secara bertahap
- Pasien dengan keadaan umum jelek seperti kesadaran menurun,
kejang, muntah dan atau disertai komplikasi berat,didukung hasil
pemeriksaan bilirubin direk >10mg/dl dan SGPT diatas 10x normal
harus MRS.
b. Diet untuk mengatasi anoreksia dapat diberi dalam bentuk cairan seperti
air daging, sari buah. Setelah nafsu makan kembali diberikan diet normal
yang bergizi, seimbang dan enak. Tidak ada kontraindikasi terhadap
lemak.
2. Obat-obatan
a. Vitamin
- Suplementasi vitamin terutama vitamin B kompleks
b. Kortikosteroid
- Tidak dianjurkan untuk hepatitis tanpa disertai komplikasi.
3. Transplantasi hati
Direkomendasikan untuk gagal hati stadium akhir
Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakuti selain gagal hati (liver failure), sirosis dan
keganasan adalah timbulnya hepatitis kronis. Dugaan kearah ini perlu manakala
dijumpai hal-hal sbb:
1. Adanya riwayat pemakaian obat-obatan yang dapat menimbulkan kelainan
kronik.
2. Gambaran klinis dan laboratorium hepatitis yang menetap setelah jangka
waktu 2-3 bulan (min 10 minggu).
3. Kekambuhan hepatitis
4. Hepatitis akut yang disertai oleh
a. Hipergammaglobulinemia
b. Kadar antitrypsin yang rendah
c. Kadar seroplasmin serum yang rendah
5. HbsAg tetap positif setelah 1 bulan
6. Hepatitis virus B pada bayi terutama kolestatik
8
Hepatitis fulminan dengan nekrosis hati masif dan gagal hati akibat infeksi
HAV jarang. Hepatitis kolestatik terjadi pada sebagian kecil pasien.Hal ini
diidentifikasi oleh hiperbilirubinemia, pruritus, dan gejala konstitusional yang
berlangsung selama 12-16 minggu dengan tidak adanya obstruksi bilier pada
sonogram.
Pencegahan
Pencegahan merupakan upaya terpenting karena paling cost-effective.secara
garis besar, upaya pencegahan terdiri dari edukasi dan imunisasi baik imunisasi aktif
dan pasif.
1. Edukasi
Pasien dan orang tua diberi edukasi mengenai transmisi virus hepatitis dan
dianjurkan untuk menjaga kebersihan Kebersihan adalah kunci untuk mencegah
penyebaran virus hepatitis. Indikasi profilaksis postexposure harus dijelaskan dan
individu yang terinfeksi virus hepatitis harus diidentifikasi dan diobati dengan tepat.
Tranfusi darah secara rutin harus screening rutin hepatitis untuk mengurangi
resiko infeksi.Selain itu mencakup sterilisasi intrumen kesehatan, alat dialisis
individual, membuang jarum disposable ketempat khusus, dan pemakaian sarung
tangan oleh tenaga medis.Mencakup juga mencegah kontak mikrolesi dan menutup
luka.
Screening ibu hamil trisemester pertama dan ketiga terutama ibu resiko tinggi
dan screening populasi resiko tinggi di daerah hiperendemis dan belum pernah
vaksinasi.
Pemberian antibodi (immunoglobulin) pada anak terexposure virus hepatitis
dapat diberikan untuk membantu melindungi mereka dari tertular penyakit .
2. Vaksinasi
Tujuan
Mencegah infeksi virus hepatitis yang menetap.Sasaran utama vaksinasi
adalah bayi dan anak-anak. Ada 3 cara vaksinasi
Screening
9
Sebelum melakukan vaksinasi perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
untuk screening.Pemeriksaan laboratorium meliputi HBsAg, anti HBs dan anti HBc,
dimana bila ketiga tes tersebut memberi hasil negatif baru diberikan vaksinasi.
Evaluasi pasca vaksinasi
Untuk mengevalusi berhasil tidaknya vaksinasi, sebulan setelah vaksinasi
terakhir dilakukan pemeriksaan anti HBs. Bila anti HBs negatif, perlu diulang
pemeriksaannya 1 bulan lagi, tetapi bila hasilnya tetap negatif perlu diberikan
vaksinasi pemacu.
HEPATITIS A
Imunisasi pasif
- Normal human immune globulin (NHIG) tiap millimeter-nya
mengandung 100 IU anti HAV.
- NHIG diberikan sebagai upaya pencegahan setelah kontak (kontak
serumah, kontak seksual, saat epidemi) atau upaya profilaksis pasca
paparan.
Saat paparan (minggu) Usia (tahun) Rekomendasi
≤ 2 < 2 Imunoglobulin
≥ 2 Imunoglobulin dan vaksin
>2 < 2 Imunoglobulin
≥ 2 Vaksin
Rekomendasi profilaksis post exposure
- NHIG diberikan pula profilaksis pascapaparan / sebelum kontak (pergi
ke daerah endemis).
Umur (tahun) Lama kunjungan Rekomendasi Keterangan
< 2 < 3bulan
3-5 bulan
Jangkapanjang
Ig 0.02 ml/kg
Ig 0.06 ml/kg
Ig 0.06 ml/kg
1 kali
1 kali
Saat berangkat diulang
tiap 5 bulan
≥ 2 < 3 bulan
3-5 bulan
Vaksin / Ig 0.02 ml/kg
Vaksin / Ig 0.06 ml/kg
10
Jangka panjang Vaksin
Rekomendasi profilaksis pre exposure
- NHIG diberikan< 2 minggu.
- Immunoglobulin (Ig) diberikan secara intramuscular dengan dosis
0,002 ml/kg BB, pada anak besar dan dewasa ≤ 5ml, anak kecil / bayi>
3ml
Imunisasi aktif
- Menyebabkan terbentuknya serum-neutralizing antibodies terhadap
epitope permukaan virus.
- Imunisasi hepatitis A diberikan pada anak usia ≥2 tahun
-
Kandidat vaksinasi HVA
Imunisasi rutin Anak daerah endemis HVA
Resiko tinggi HVA Pengunjung daerah endemis
Pria homoseksual dengan pasangan ganda
IVDU
Pasien yang membutuhkan konsentrasi faktor VIII
Staf TPA, staf dan penghuni institusi cacat mental
Pekerja dengan primate bukan manusia
Staf bangsal neonatologi
Resiko hepatitis fulminant Pasien penyakit hati kronis
Resiko menular HVA Penyaji makanan
Anak usia 2-3 tahun di TPA
Vaksin
- Dibuat dari virus hidup yang dimatikan
- Dosis tergantung produk dan usia resipien
- Vaksin diberikan 2 kali, suntikan kedua/ booster bervariasi antara 6-8
bulan setelah dosis pertama.
- Vaksin diberikan pada usia ≥ 2 tahun.
Efek samping
- Vaksin HVA jarang menimbulkan efek samping
11
- Reaksi lokal merupakan efeksamping tersering (21-54%), demam (4%)
resipien.
Lama proteksi
- Lama proteksi antibodi anti HVA menetap selama ≥ 20 tahun
Kontraindikasi
- Vaksin HVA tidak boleh diberikan pada individu yang mengalami reaksi
berat sesudah penyuntikan dosis pertama.
HEPATITIS B
Imunisasi pasif
- Hepatitis B immunoglobulin (HBIg) dalam waktu singkat segera
memberikan proteksi, meskipun jangka pendek 3-6 bulan.
- HBIg diberikan pascapaparan, misal bayi dari ibu VHB, terciprat darah
ke mukosa / mata.
- Sebaiknya HBIg diberikan bersama vaksin VHB sehingga proteksinya
langsung lama.
Imunisasi aktif
- Vaksin hepatitis B yang tersedia adalah vaksin rekombinan. Pemberian
ketiga dosis vaksin dan dengan dosis yang sesuai memberikan respon
protektif (anti HBs ≥10 mIU/ml)
- Vaksin diberikan secara intramuscular, pada neonatus dan bayi
diberikan di anterolateral paha dan pada anak besar diberikan di region
deltoid.
Jadwal dan dosis
- Min diberikan 3x
- Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir
- Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0,1,6 bulan karena respon
antibody paling optimal
- Interval antara dosis pertama dan dosis kedua min 1 bulan
- Dosis ketiga merupakan dosis booster. Memperpanjang jarak antara
imunisasi kedua dan ketiga (4-12 bulan) semakin tinggi titer
antibodinya.
12
- Bila sesudah dosis pertama imunisasi terputus, segera berikan
imunisasi kedua. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak
terpendek 2 bulan dari imunisasi kedua.
- Bila dosis ketiga terlambat, diberikan segera setelah memungkinkan.
- Setiap vaksin hepatitis B sudah dievaluasi untuk menentukan dosis
sesuai umur yang dapat menimbulkan respon antibody optimum.
- Dosis direkomendasikan tergantung produk dan usia resipien.
- Dosis pada bayi dipengaruhi status HbsAg ibu.
- Pasien hemodialysis membutuhkan dosis lebih besar.
HBsAgibu Imunisasi Keterangan
Positif HBIg (0.5 ml)
Vaksin HB
Dosis I < 12 jam pertama
Negatif/ tidak diketahui Vaksin HB Dosis I segera setelah lahir
Status HBV ibu semula tidak
diketahui tapi bila dalam 7 hari
terbukti ibu HBV, segera beri
HBIg
- Bayi premature bila ibu HBsAg (-) imunisasi ditunda sampai bayi
berusia 2 bulan / BB mencapai 2.000 gram
Catch up immunization
- Merupakan upaya imunisasi pada anak / remaja yang belum pernah
imunisasi/ terlambat imunisasi >1 bulan. Imunisasi diberikan dengan
interval min 4 minggu antara dosis pertama dan kedua, interval dosis
keduadanketiga minimal 8 minggu.
Lama proteksi
- Efektivitas dan proteksi, memori system imun menetap min 15 tahun
pascaimunisasi.
Efek samping
- Efek samping berupa reaksi lokal yang ringan dan bersifat sementara,
kadang menimbulkan demam ringan 1-2 hari.
Kontraindikasi
13
- Kontraindikasi absolut tidak ada, kehamilan dan laktasi bukan
kontraindikasi pemberian imunisasi HBV.
Prognosis
Prognosis hepatitis pada anak yang sangat baik.Prognosis hepatitis
tergantung pada:
- Berat ringan penyakit
- Umur
- Kondisi penderita
- komplikasi
Pada kebanyakan pasien, infeksi HAV adalah self-limited / dapat sembuh
sendiri dan pemulihan lengkap terjadi. Bahkan, banyak kasus tidak menunjukkan
gejala.Kecuali hepatitis fulminan, gejala sisa jarang. Hepatitis fulminan karena HAV
sangat jarang terjadi dan memiliki tingkat fatalitas kasus sebesar 0,4%.
Relaps infeksi HAV dapat terjadi pada ±10% pasien, 1-4 bulan setelah
episode initial dan dapat sembuh sempurna.
Hepatitis kronis aktif dapat terjadi pada infeksi virus hepatitis B (HBV) atau
virus hepatitis C (HCV), tidak terjadi infeksi HAV.
14
Daftar pustaka :
Snyder JD, Pickering LK. 2004. Viral Hepatitis. In Behram RE, Kliegman RM, Jenson
HB. Nelson textbook of pediatrics, 17th ed, W.B. Saunders Co. 2004; 768-775.
Sjamsul A, Boerhan H, Bagus Setyoboedi. 2008. Edisi 2 : Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bag/SMF Ilmu Kesehatan An
Alfan, 2010, Hepatitis Virus, dikutip dari
http://panmedical.wordpress.com/2010/04/10/hepatitis-virus/ pada tanggal 9 April
2014 pukul 9.00 WIB
Kumar, Cotran, Robbins, 2007, Buku Ajar Patologi, Edisi 7, Jakarta: EGC
Yoantama Alva, 2014, cara penularan penyakit hepatitis A,B,C,D,dan E, dikutip dari
http://informasi-wow.blogspot.com/2013/06/Penjelasan-dan-cara-penularan-
penyakit-hepatitis-A-B-C-D-E.html pada tanggal 9 April 2014 pukul 9.00 WIB
15