hemoragic

download hemoragic

of 18

Transcript of hemoragic

  • 8/13/2019 hemoragic

    1/18

    1

    BAB 1

    PEMBAHASAN

    1.1 Latar BelakangStroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% - 20% dari semua

    stroke dapat terjadi apa bila lesi vascular intraselebrum mengalami ruptur

    sehingga terjadi pendarahan ke dalam subaraknoid atau langsung ke dalam

    jaringan otak. Sebagian dari levi vascular yang dapat menyebabkan

    pendarahan subaraknoid (PSA) adalah aneurisma sakular (Berry) dan

    malformasi anteriovena (MAV). Mekanisme lain pada stroke hemoragik

    adalah pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat zat ini dapat

    menyebabkan hipertensi berat dan pendarahan intrasebrum atau

    subaraknoid.

    Pendarahan dapat dengan cepat menimbulkan segala neurologic

    karena tekanan pada strukturstruktur saraf di dalam tengkorak. Iskemia

    adalah konsekuensi sekunder dari pendarahan baik yang spontan maupun

    traumatic. Mekanisme terjadinya iskemia tersebut ada dua yaitu :

    1) Tekanan pada pembuluh darah akibat ekstravasasi darah kedalamtengkorak yang volumenya tetap.

    2) Vasospasme reaktif pembuluh pembuluh darah yang terpajan kedarah bebas didalam ruang antara lapisan araknoid dan pia mater

    meningen.

    Biasanya stroke hemoragik secara cepat menyebabkan kerusakan

    fungsi otak dan kehilangan kesadaran. Namun, apabila pendarahan

    berlangsung lambat, pasien kemungkinan besar mengalami nyeri kepalahebat, yanag merupakan scenario khas pendarahan sebaraknoid (PSA).

    Tindakan pencegahan utama untuk pendarahan ortak adalah mencegah

    cedera kepadala dan mengendalikan tekanan darah.

    1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi fokus

    pembahasan makalah ini adalah.

  • 8/13/2019 hemoragic

    2/18

    2

    1. Apa yang dimaksud dengan stroke hemoragik ?2. Apa penyebab stroke hemoragik?3. Apa saja komplikasi pada stroke hemoragik?4. Bagaimana penataksanaan medis pada stroke hemoragik?

    1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk dapat mengetahui tentang stroke hemoragik.

    1.3.2 Tujuan KhususUntuk dapat mengetahui tentang stroke hemoragik meliputi.

    1. Apa yang dimaksud dengan stroke hemoragik ?2. Apa penyebab stroke hemoragik?3. Apa saja komplikasi pada stroke hemoragik?4. Bagaimana penataksanaan medis pada stroke hemoragik?

    1.4 Manfaat PenulisanManfaat dari penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan

    para pembaca tentang stroke hemoragik, penyebab, komplikasi,

    penatalaksanaa, dan asuhan keperawatan pada stroke hemoragik.

    Khususnya bagi tenaga kesehatan, agar dapat lebih mudah dalam

    menentukan kemungkinan penyebab gangguan yang berkaitan dengan

    stroke hemoragik.

  • 8/13/2019 hemoragic

    3/18

    3

    BAB 2

    TINJAUAN TEORI

    2.1 Konsep Dasar2.1.1 Pengertian

    Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik gejala-

    gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan

    kematian tanpa adanya penyebab yang jelas selain vaskular. Stroke

    merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa

    kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat,

    dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi

    otak.

    Menurut Batticaca (2008; 56), Stroke adalah suatu keadaan yang

    timbul karena terjadi gangguan perdarahan di otak yang menyebabkan

    terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang

    menderita kelumpuhan atau kematian.

    Sedangkan stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh

    karena pecahnya pembuluh darah pada otak. Stroke hemoragik terjadi bila

    pembuluh darah di dalam otak pecah. Otak sangat sensitif terhadap

    perdarahan dan kerusakan dapat terjadi dengan sangat cepat. Pendarahan

    di dalam otak dapat menggangu jaringan otak, sehingga dapat

    mengakibatkan pembengkakan, mengumpul menjadi sebuah massa yang

    disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada otak dan

    menekan tulang tengkorak.

    Menurut Muttaqin (2008; 129), ada beberapa faktor risiko strokehemoragik, yaitu.

    1. Hipertensi, merupakan faktor risiko utama2. Penyakit kardiovaskular-embolisme serebral berasal dari jantung.3. Kolesterol tinggi4. Peningkatan hemotokrik meningkatkan risiko infark serebral.5. Diabetes-terkait dengan aterogenesis terakselarasi.

  • 8/13/2019 hemoragic

    4/18

    4

    6. Kontasepsi oral (khususnya dengan hipertensi, merokok, dan kadarestrogen tinggi).

    7. Merokok8. Penyalagunaan obat (khususnya kokain).9. Konsumsi alkohol.

    2.1.2 KlasifikasiMenurut Batticaca (2008 : 129 ), stroke hemoragik merupakan

    pendarahan serebral dan mungkin perdarahan subarakroid. Disebabkan

    oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu. Biasanya

    disebabkan kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun

    bisa juga terjadi saat beristirahat. Kesadaran klien umumnya menurun.

    Perdarahan otak dibagi menjadi 2, yaitu:

    1. Perdarahan intraserebralGejalanya :

    1)Tidak jelas, kecuali nyeri kepala hebat karena hipertensi2)Serangan terjadi pada siang hari, saat beraktivitas, dan emosi atau

    marah.

    3)Mual atau muntah pada permulaan serangan.4)Hemiperesis atau helmiplegia terjadi pada awal serangan.5)Kesedaran menurun dengan cepat dan menjadi koma ( 65 % terjadi

    kurang dari jam2 jam ; < 2 % terjadi setelah 2 jam19 hari ).

    2. Perdarahan subarachnoid1)Nyeri kepala hebat dan mendadak.2)

    Kesedaran sering terganggu dan sangat bervariasi.

    3)Ada gejala atau tanda meningeal.4)Papiledema terjadi bila ada perdarahan subarachnoid karena

    pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau arteri

    karotis interna.

  • 8/13/2019 hemoragic

    5/18

    5

    2.1.3 EtiologiMenurut Batticaca (2008; 56), Stroke hemoragik umumnya

    disebabkan oleh adanya perdarahan intracranial dengan gejala peningkatan

    tekana darah systole > 200 mmHg pada hipertonik dan 180 mmHg pada

    normotonik, bradikardia, wajah keunguan, sianosis, dan pernafasan

    mengorok.

    Penyebab stroke hemoragik, yaitu.

    1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak2. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah

    otak.

    3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak.2.1.4 Manifestasi Klinis

    Menurut Batticaca (2008; 60), Gejala stroke hemoragik bervariasi

    tergantung pada lokasi pendarahan dan jumlah jaringan otak yang terkena.

    Gejala biasanya muncul tiba tiba, tanpa peringatan, dan sering selama

    aktivitas. Gejala mungkin sering muncul dan menghilang, atau perlahan

    lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.

    Gejal stroke hemoragik, antara lain:

    1. Deficit neurologis mendadak, di dahului gejala prodromal yang terjadipada saat istirahat atau bangun pagi.

    2. Kadang tidak terjadi penurunan kesedaran3. Terjadi terutama pada usia > 50 tahun4. Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya

    gangguan pembuluh darah dan lokasinya.

    2.1.5 PatofisiologiStroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya

    arteri penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial

    dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya

    berupa anyaman kapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan

    bertambahnya umur dan adanya hipertensi kronik, sehingga panjang arteri

  • 8/13/2019 hemoragic

    6/18

    6

    penetrans terjadi aneurisma keci-kecil dengan diameter 1 mm.

    Peningkatan tekanan darah yang terus-menerus akan mengakibatkan

    pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi perdarahan dalam

    parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembas

    kesekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang

    intrakranial.

    Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh karena ruktur

    arteri serebril. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau

    subaranoid, sehingga jaringan yang ada di sekitar akan tergeser tekanan.

    Daerah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga dapat

    mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar pendarahan. Spasme ini

    dapat menyerap ke seluruh hemisfer otak dan sirkulus willis. Bakuan

    darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan mengeci. Daerah otak di

    sekitar bekuan darah dapat membengkak nekrosis, karena kerja enzi

    enzim kmaka bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu

    rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti

    oleh astrosit dan kapiler kapiler baru sehingga terbentuk jalinan di

    sekitar rongga tadi . Akhirnya rongga rongga tersebut terisi oleh

    astrogliayang mengalami proliferasi ( Sylvia & Lorraine, 2006 ).

    Perdarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya aneuurisma.

    Kebanyakan aneurisma mengenai sirkulus wil.

  • 8/13/2019 hemoragic

    7/18

    7

    WOC

    Hipertensi, aneurisma serebral, penyakit jantung, perdarahan

    serebral, DM, usia lanjut, rokok, alkohol, peningkatan kolesterol.

    Thrombus, emboli, perdarahan

    INTOLERA

    NSI ADL

    Kelemahan

    otot progresif

    Mobilitas

    terganggu

    Gangguan

    aliran darah

    ke otak

    Kerusakan

    neuromotorik

    Pecahnya pembuluh darah

    Defisit

    perawatan

    diri

    Perdarahan intra kranial

    Darah merembes ke

    dalam paremkim

    Penekanan

    Peningkatan tekanan

    intra kranial

    GANGGUAN

    PERFUSI

    JARINGAN

    Pasien bedrest

    Penekanan lama pada

    daerah panggung danbokong

    Suplai nutrisi dan O2

    kedaerah tertekan

    berkurang

    RESIKO GANGGUAN

    INTERGRITAS KULIT

    Fungsi otak

    Kerusakan pada

    lobus frontal /

    area broca dan

    lobus temporal /

    area wernicke

    Apasia global

    GANGGUAN

    KOMUNIKASI

    VERBAL

  • 8/13/2019 hemoragic

    8/18

    8

    2.1.6 Komplikasi

    Menurut Batticaca (2008; 60)

    1. Gangguan otak yang berat2. Kematian bila tidak dapat mengontrol respons pernafasan atau

    kardiovaskular.

    2.1.7 Pemeriksaan PenunjangMenurut Batticaca (2008; 60), Pemeriksaan penunjang diagnostik yang

    dapat dilakukan adalah :

    1.Laboratorium : darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal,analisa gas darah, biokimia darah, elektolit.

    2.CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan danjuga untuk memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan

    adanya infark.

    3.Ultrasonografi Doppler : mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis ) .

    4.Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secaraspesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

    5.MRI ( magnetic resonance imaging ) : menunjukan daerah yangmengalami infark, hemoragik ).

    6.EEG ( elektroensefalogram ) : memperlihatkan daerah lesi yangspesifik.

    7.Sinar tengkorak : menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pinealdaerah yang berlawanan dari masa yang meluas; klasifikasi karotis

    interna terdapat pada trombosit serebral ; klasifikasi parsial dindinganeurisma pada perdarahan subarachnoid.

    2.1.8 Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan penderita dengan stroke hemoragik adalah sebagai

    berikut :

    1.Posisi kepala dan badan atas 20 30 derajat, posisi miring apabilamuntah dan boleh mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.

  • 8/13/2019 hemoragic

    9/18

    9

    2.Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perludiberikan oksigen sesuai kebutuhan.

    3.Tandatanda vital diusahakan stabil.4.Bed rest5.Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia6.Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit7.Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu kateterisasi8.Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari

    penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonok.

    9.Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction berlebihyang dapat meningkatkan TIK.

    10.Nutrisi peroral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. apabilakesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang

    NGT.

    11. Penatalaksanaan spesifiknya yaitu dengan pemberian obatneuroprotektor, antikoagulan, trombolisis intraven, diuretic,

    antihipertensi, dan tindakan pembedahan, menurunkan TIK yang

    tinggi ( Sylvia dan Lorraine, 2006 ).

    2.1 Asuhan Keperawatan2.1.1 Pengkajian

    1. Identitas klienMeliputi : nama, umur, jenis kelamin, status, suku, agama, alamat,

    pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan tanggal pengkajian

    diambil.2. Keluhan utama

    Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan

    adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat

    berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.

    3. Riwayat penyakit sekarangSerangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak,

    pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri

  • 8/13/2019 hemoragic

    10/18

    10

    kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping

    gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

    Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran

    disebabkan perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan

    perilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat

    terjadi latergi, tidak responsif, dan koma.

    4. Riwayat penyakit dahuluAdanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia,

    riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat

    obat antib koagulan, aspirin, vasodilator, obat obat adiktif,

    kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan

    klien, seperti pemakaian antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta,

    dan lainnya. Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan

    penggunaan obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat

    mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan

    data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan

    selanjutnya.

    5. Riwayat penyakit keluargaBiasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes

    melitus, atau adanya riwayat stroke dan generasi terdahulu.

    6. Riwayat psikososiospiritualPengkajian psikologis klien stroke meliputi beberapa dimensi yang

    memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas

    mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku klien. Pengkajian

    mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk menilairespons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan

    peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau

    pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya, baik dalam keluarga

    ataupun dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien

    yaitu timbul seperti ketakutan akan kecemasan, rasa cemas, rasa

    tidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan

    pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).

  • 8/13/2019 hemoragic

    11/18

    11

    Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami

    kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi

    dan konsep diri menunjukkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada

    harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif. Dalam pola penanganan

    stres, klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah

    karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi. Dalam

    pola tata nilai dan kepercayaan, klien biasanya jarang melakukan ibadah

    spritual karena tingkah laku yang tidak stabil dan

    kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

    7. Pemeriksaan fisik1)Keadaan umum

    Melangalami penurunan kesadaran, suara bicara : kadang mengalami

    gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/ afaksia.

    Tandatanda vital : TD meningkat, nadi bervariasi.

    a. B1 (breathing)Pada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi

    sputum, sesak napas, penggunaan obat bantu napas, dan

    peningkatan frekuensi pernapasan.

    Pada klien dengan tingkat kesadaran compas mentis,

    peningkatan inspeksi pernapsannya tidak ada kelainan. Palpasi

    toraks didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.

    Auskultasi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.

    b. B2 (blood)Pengkajian pada sistem kardiovaskulardidapatkan renjatan (syok

    hipovolemik) yang sering terjadi pada klien stroke. Tekanandarah biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi hipertensi

    masif (tekanan darah >200 mmHg.

    c. B3 (Brain)Stroke yang menyebabkan berbagai defisit neurologis, tergantung

    pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran

    area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah kolateral

    (sekunder atau aksesori). Lesi otak yang rusak dapat membaik

  • 8/13/2019 hemoragic

    12/18

    12

    sepenuhnya. Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan

    fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem

    lainnya.

    d. B4 (Bladder)Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinesia urine

    sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengomunikasikan

    kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandunf

    kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang

    kontrol sfingter urine eksternal hilang atau berkurang. Selama

    periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril.

    Inkontinesia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan

    neurologis luas.

    e. B5 (Bowel)Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan

    menurun, mual muntah pada pasien akut. Mual sampai muntah

    disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung sehingga

    menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. Pola defekasi biasanya

    terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. Adanya

    inkontinesia alvi yang berlanjut menunjukkan kerusakan

    neurologis luas.

    f. B6 (Bone)Pada kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan

    jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu,

    perlu juga tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang

    menonjol karena klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik.Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan,

    kehilangan sensori atau paralise/hemiplegi, serta mudah lelah

    menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.

    2)Pengkajian tingkat kesadaranPada klien lanjut usia tingkat kesadaran klien stroke biasanya

    berkisar pada tingkat latergi, stupor, dan semikomantosa.

    3)Pengkajian fungsi serebral

  • 8/13/2019 hemoragic

    13/18

    13

    Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi intelektual, kemampuan

    bahasa, lobus frontal, dan hemisfer.

    4)Pengkajian saraf kranialUmumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

    5)Pengkajian sistem motorikHampir selalu terjadi kelumpuhan / kelemahan pada salah satu sisi

    tubuh.

    6)Pengkajian refleksPada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.

    Setelah beberapa hari refleks fisiologi akan muncul kembali di

    dahului dengan refleks patologis.

    7)Pengkajian sistem sensoriDapat terjadi hemihipertensi.

    2.1.2 Diagnosa Keperawatan1. Gangguan perfusi jaringan atak yang berhubungan dengan perdarahan

    intra cerebral.

    2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiperese /hemiplegia.

    3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunansirkulasi darah otak.

    4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan kelemahan otot mengunyah dan menelan.

    2.1.3 Intervensi1. Gangguan perfusi jaringan atak yang berhubungan dengan perdarahan

    intra cerebral.

    Tujuan: perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal.

    Kriteria hasil:

    Klien tidak gelisah Tidak ada keluhan nyeri kepala

  • 8/13/2019 hemoragic

    14/18

    14

    GCS 456 Tanda tanda vital normal ( nadi : 60 100 x/menit, suhu : 36

    36,7 C , pernafasan 1620 x/ menit ).

    Intervensi

    1)Berikan penjelasan pada keluarga klien tentang sebab-sebabgangguan perfusi jaringan otak dan akibatnya.

    Rasional : lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan.

    2)Anjurkan kepada klien untuk bed rest total.Rasional : untuk mencegah perdarahan ulang.

    3)Observasi dan catat tanda tanda vital dan kelainan tekananintrakranial tiap dua jam.

    Rasional : mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien

    secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat.

    4)Berikan posisi kepala lebih tinggi 1530 dengan letak jantung ( beribantal tipis ).

    Rasional : mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan

    draimage vena dan memperbaiki sirkulasi serebral.

    5)Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan.Rasional : batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intra

    kranial dan potensial terjadi perdarahan ulang.

    6)Koloborasi dengan tim dokter dalam pemberian obatneuroproterktor.

    Rasional : memperbaiki sel yang masih viabel.

    2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiperese /hemiplegia.

    Tujuan : klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan

    kemampuannya.

    Kriteria hasil:

    Tidak terjadi kontraktur sendi Bertambahnya kekuatan otot

    Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

  • 8/13/2019 hemoragic

    15/18

    15

    Intervensi

    1)Ubah posisi klien tiap 2 jam .Rasional : menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat

    sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan

    2)Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerakan aktif padaekstremitas yang tidak sakit.

    Rasional : gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot

    serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.

    3)Lakukan gerak pada ekstremitas yang sakit .Rasional : otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bola

    tidak dilatih untuk digerakkan.

    4)Tinggikan kepala dan tangan5)Koloborasi dengan ahli fisioterfi untuk latihan fisik klien

    3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunansirkulasi darah otak.

    Tujuan : proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal

    Kriteria hasil:

    Terciptanya sesuatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapatdipenuhi.

    Klien mampu merespons setiap berkomunikasi secara verbal maupunisyarat.

    Intervensi

    1)Memberikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasaisyarat.Rasional : memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan

    kemampuan klien.

    2)Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi.Rasional : mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang

    lain.

    3)Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yangjawabannya ya atau tidak.

  • 8/13/2019 hemoragic

    16/18

    16

    Rasional : mengurangi kecemasan dan kebinggungan pada saat

    komunikasi

    4)Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien .Rasional : mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi

    yang efektif.

    5)Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi.Rasional : memberikan semangat ke pada klien agar lebih sering

    melakukan komunikasi.

    6)Koloborasi dengan pisioterafi untuk latihan berbicara.Rasional : melatih klien beajar bicara secara mandiri dengan baik

    dan benar.

    4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan kelemahan otot mengunyah dan menelan.

    Tujuan : tidak terjadi gangguan nutrisi

    Kriteria hasil:

    Berat badan dapat dipertahankan/ ditingkatkan Hb dan albumin dalam batas normalIntervensi

    1)Tentukan kemampuan klien dengan mengunyah, menelan danrefleks batuk.

    Rasional : untuk menetapkan jenis makanan yang akan di berikan

    kepada klien

    2)Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama dan sesudahmakan.Rasional : untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya

    gravitasi.

    3)Letakkan makanan didaerah mulut yang tidak terganggu.Rasional : membantu dalam melatih sensorik dan meninggkatkan

    kontrol muskuler.

    4)Berikan makanan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang.

  • 8/13/2019 hemoragic

    17/18

    17

    Rasional : klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makanan

    tanpa adanya distrakrasi / gangguan dari luar

    5)Mulailah untuk memberi makan peroral setengah cair, makan lunakketika klien dapat menelan air.

    Rasional : makan lunak/ cairan kental mudah untuk

    mengendalikannya di dalam mulut, menurunkan terjadinya aspirasi.

    6)Anjurkan klien menggunakan sedotan meminum cairan.Rasional : menguatkan otot fasial dan otot menelan dan menurunkan

    resiko terjadinya tersedak.

    7)Koloborasi dengan tim dokter untuk memberikan cairan melalui ivatau makanan melalui selang.

    Rasional : mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti

    dan juga makanan apabila klien tidak mampu untuk memasukkan

    segala sesuatu melalui mulut.

  • 8/13/2019 hemoragic

    18/18

    18

    BAB 3

    PENUTUP

    4.1 KesimpulanMenurut Batticaca (2008; 56), Stroke adalah suatu keadaan yang

    timbul karena terjadi gangguan perdarahan di otak yang menyebabkan

    terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang

    menderita kelumpuhan atau kematian.

    Sedangkan stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh

    karena pecahnya pembuluh darah pada otak. Stroke hemoragik terjadi bila

    pembuluh darah di dalam otak pecah. Otak sangat sensitif terhadap

    perdarahan dan kerusakan dapat terjadi dengan sangat cepat. Pendarahan

    di dalam otak dapat menggangu jaringan otak, sehingga dapat

    mengakibatkan pembengkakan, mengumpul menjadi sebuah massa yang

    disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada otak dan

    menekan tulang tengkorak.

    4.2 SaranDiharapkan dengan adanya Asuhan Keperawatan pada Klien Stroke

    Hemoragik tersebut, dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan

    pengetahuan mahasiswa dalam melakukan pelayanan kesehatan sesuai

    dengan prosedur yang baik dan benar.