HE Estella Control Infection

17
BAB I PENDAHULUAN Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Setiap tahun terdapat lebih dari 200,000 kasus baru kanker anak di seluruh dunia dan 80% dari semua ini adalah dari negara berkembang. 1 Data World Health Organization (WHO) tahun 2009 menyebutkan bahwa secara global, angka kejadian kanker pada anak usia dibawah 15 tahun mencapai 160.000 kasus baru per tahun. Sedangkan angka kematian mencapai 90.000 per tahun. 2 Sedangkan Data Yayasan Onkologi Anak Indonesia menunjukkan 2- 3% dari jumlah kasus kanker di Indonesia terjadi pada anak- anak, yakni sekitar 150 dari 1.0000.000 anak. Oleh karena itu, diperkirakan setiap tahunnya ada 4.100 kasus baru kanker pada anak di Indonesia. Berbagai macam jenis penyakit kanker diantaranya adalah kanker darah, kanker otak, kanker payudara, kanker paru-paru, kanker hati. 2 Kanker darah mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah. Kebanyakan kanker ini berasal dari sumsum tulang belakang tempat darah diproduksi. Pada kanker darah, proses perkembangan sel darah normal terganggu oleh pertumbuhan yang tidak terkontrol dari tipe sel darah yang abnormal. Sel darah abnormal ini atau sel kanker, mencegah darah melakukan fungsinya seperti melawan infeksi atau mencegah perdarahan yang parah. Terdapat tiga tipe utama kanker darah yaitu leukemia, limfoma, dan myeloma. 3 1

description

healt education

Transcript of HE Estella Control Infection

Page 1: HE Estella Control Infection

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Setiap tahun terdapat lebih

dari 200,000 kasus baru kanker anak di seluruh dunia dan 80% dari semua ini adalah dari

negara berkembang.1 Data World Health Organization (WHO) tahun 2009 menyebutkan

bahwa secara global, angka kejadian kanker pada anak usia dibawah 15 tahun mencapai

160.000 kasus baru per tahun. Sedangkan angka kematian mencapai 90.000 per tahun.2

Sedangkan Data Yayasan Onkologi Anak Indonesia menunjukkan 2-3% dari jumlah kasus

kanker di Indonesia terjadi pada anak-anak, yakni sekitar 150 dari 1.0000.000 anak. Oleh

karena itu, diperkirakan setiap tahunnya ada 4.100 kasus baru kanker pada anak di Indonesia.

Berbagai macam jenis penyakit kanker diantaranya adalah kanker darah, kanker otak, kanker

payudara, kanker paru-paru, kanker hati.2

Kanker darah mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah. Kebanyakan kanker ini

berasal dari sumsum tulang belakang tempat darah diproduksi. Pada kanker darah, proses

perkembangan sel darah normal terganggu oleh pertumbuhan yang tidak terkontrol dari tipe

sel darah yang abnormal. Sel darah abnormal ini atau sel kanker, mencegah darah melakukan

fungsinya seperti melawan infeksi atau mencegah perdarahan yang parah. Terdapat tiga tipe

utama kanker darah yaitu leukemia, limfoma, dan myeloma.3

Meski terapi di bidang onkologi sudah semakin maju, infeksi tetap menjadi penyebab

utama morbiditas dan mortalitas pada pasien kanker. Risiko infeksi ini berhubungan dengan

imunosupresi pasien yang disebabkan oleh adanya keganasan yang mendasari dan/atau

kemoterapi dan beberapa prosedur kesehatan yang dibutuhkan.4 Pasien yang menerima

kemoterapi berisiko untuk terkena infeksi ketika sel darah putih mereka rendah. Sel darah

putih merupakan pertahanan utama tubuh melawan infeksi. Kondisi ini disebut neutropenia,

umum terjadi setelah mendapatkan kemoterapi. Untuk pasien dengan kondisi ini, infeksi apa

saja dapat memberat dengan cepat.5 Pasien kanker juga sering membutuhkan penggantian alat

untuk akses intravaskular dan menjalani prosedur operasi yang dapat menyebabkan risiko

yang lebih besar terkena komplikasi infeksi. Sebagai tambahan, karena sifat perjalanan

penyakitnya, pasien kanker sering melakukan kontak dengan lingkungan fasilitas kesehatan

dan dapat terpapar dengan transmisi infeksi dari pasien lain.4 Karena kondisi mereka yang

1

Page 2: HE Estella Control Infection

rentan, perhatian yang besar pada pencegahan dan kontrol infeksi diperlukan pada pasien-

pasien ini.

2

Page 3: HE Estella Control Infection

BAB II

PEMBAHASAN

Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan

memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai kontrol/pengendalian

infeksi. Secara hirarkis hal ini telah di tata sesuai dengan efektivitas pencegahan dan

pengendalian infeksi (Infection Prevention and Control – IPC).6

Standard Precaution

Standard precaution atau tindakan pencegahan standar dilakukan untuk mengurangi

risiko transmisi infeksi dari darah (bloodborne) dan patogen lainnya dari sumber yang telah

diketahui dan belum diketahui. Ini adalah level dasar tindakan kontrol infeksi yang digunakan

sebagai standar minimal, dalam perawatan seluruh pasien.7 Tindakan pencegahan standar ini

meliputi hand hygine (kebersihan tangan) dan penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk

menghindari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, sekret (termasuk sekret

pernapasan) dan kulit pasien yang terluka. Disamping itu juga mencakup: pencegahan luka

akibat benda tajam dan jarum suntik, pengelolaan limbah yang aman, pembersihan,

desinfeksi dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien, dan pembersihan dan

desinfeksi lingkungan. Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan untuk

menerapkan kebersihan/ etika pernafasan.6 Semua individual baik petugas kesehatan, pasien,

keluarga pasien dan pengunjung harus mematuhi dan mempraktekan kontrol infeksi dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan ini.7

Hand Hygine

Hand hygine (kebersihan tangan) merupakan komponen utama dari tindakan pencegahan

standar dan salah satu metode yang paling efektif untuk mencegah transmisi patogen

penyebab penyakit yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.7 Petugas kesehatan harus

menerapkan 5 momen kebersihan tangan menurut WHO (Gambar 1), yaitu: sebelum

menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko

bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah

bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang

tercemar.6,8 Cara mencuci tangan terdiri dari 6 langkah yang dapat dilihat pada Gambar 2.

3

Page 4: HE Estella Control Infection

Gambar 1. 5 Momen Kebersihan Tangan Menurut WHO8

Gambar 2. Cara Mencuci Tangan8

4

Page 5: HE Estella Control Infection

Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai kebersihan tangan (Gambar 3):9

1) Sebelum kebersihan tangan: cincin, jam dan seluruh perhiasan yang ada di

pergelangan tangan harus dilepas.

2) Kuku harus tetap pendek dan bersih

3) Jangan menggunakan pewarna kuku atau kuku palsu karena dapat menjadi tempat

bakteri terjebak dan menyulitkan terlihatnya kotoran di dalam kuku.

4) Selalu gunakan air mengalir, apabila tidak tersedia, maka harus menggunakan salah

satu pilihan sebagai berikut:

Ember berkeran yang tertutup.

Ember dan gayung, dimana seseorang menuangkan air sementara yang Iainnya

mencuci tangan.

5) Tangan harus dikeringkan dengan menggunakan paper toilet atau membiarkan tangan

kering sendiri sebelum menggunakan sarung tangan.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan APD tidak menghilangkan kebutuhan untuk kebersihan tangan.

Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD.6

APD terdiri dari sarung tangan, masker, kacamata pelindung, gaun/baju pelindung (Gambar

4).9 Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian risiko/

antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka.6,7

Gambar 4. Alat Perlindungan Diri (APD)10

5

Page 6: HE Estella Control Infection

Kebersihan dan Desinfeksi

Pastikan bahwa prosedur – prosedur kebersihan dan desinfeksi harus diikuti secara

benar dan konsisten. Membersihkan permukaan – permukaan lingkungan dengan air dan

deterjen serta memakai desinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit) merupakan

prosedur yang efektif dan memadai. Pengelolaan laundry, peralatan makan dan limbah medis

sesuai dengan prosedur rutin.6

Untuk manajemen lingkungan:9

a. Ikuti instruksi pabrik untuk pemakaian yang tepat bahan desinfektan untuk

pembersihan permukaan lingkungan, misalnya menggunakan desinfektan tingkat

rendah seperti fenol-fenol (dettol) untuk membersihkan lantai dan perabot seperti

meja. Desinfektan akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang

berasal dari peralatan maupun dari staf medis yang ada di rumah sakit dan juga

membantu mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien.

b. Jangan menggunakan desinfektan tingkat tinggi untuk desinfeksi permukaan

lingkungan.

c. Pakai Alat Pelindung Diri saat melakukan pembersihan dan desinfeksi pemukaan

lingkungan.

d. Pasang pelindung permukaan untuk mencegah permukaan kontak klinik

terkontaminasi dan ganti pelidung permukaan setiap pasien.

e. Bersihkan dan desinfeksi permukaan kontak klinik yang tidak di lindungi dengan

pelindung setelah kegiatan satu pasien, gunakan desinfeksi tingkat sedang jika

kontaminasi dengan darah.

f. Bersihkan seluruh permukaan lingkungan (lantai, dinding, meja, troley) dengan

detergen dan air atau desinfektan, tergantung dari permukaan, tipe dan tingkat

kontaminasi.

g. Bersihkan kain pembersih setelah digunakan dan keringkan sebelum dipakai

ulang, atau gunakan yang sekali pakai.

h. Sediakan cairan pembersih atau cairan desinfektan setiap hari.

i. Bersihkan dinding, pembatas ruangan, gorden jendela di area perawatan pasien

jika terlihat kotor, berdebu dan ternoda.

j. Segera bersihkan tumpahan darah atau bahan infeksius lainnya menggunakan

cairan desinfektan.

6

Page 7: HE Estella Control Infection

k. Hindari penggunaan karpet dan furnitur dari bahan kain yang menyerap di daerah

kerja, laboratorium dan daerah pemprosesan instrumen.

Isolasi

Isolasi berarti menggambarkan pemisahan pasien dari pasien lain. Isolasi untuk

kontrol infeksi digunakan untuk mencegah pasien yang terinfeksi, menginfeksi orang lain

(isolasi sumber), dan/atau mencegah pasien yang rentan untuk terinfeksi (isolasi protektif).11

Isolasi protektif merupakan salah satu tindakan pencegahan yang dilakukan untuk pasien

kanker yang memerlukan tindakan pengobatan kemoterapi agresif, pasien dengan penurunan

imunitas atau pasien dengan kadar sel darah putih rendah (neutropenik), dimana pasien akan

ditempatkan dalam ruang isolasi selama terapi medis mereka di rumah sakit. Tujuannya

untuk meminimalkan pasien neutropenik untuk terkena infeksi nosokomial dan lama

perawatan diruang isolasi bervariasi tergantung dengan kondisi medis mereka.12-3

Infeksi Nosokomial

infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi saat dirawat di Rumah Sakit, artinya

ketika masuk Rumah Sakit, pasien tersebut belum mengalami infeksi atau tidak dalam masa

inkubasi kuman tertentu. Menurut Center for Desease Control (CDC), suatu infeksi

dikatakan infeksi nosokomial jika memenuhi beberapa kriteria berikut:14

Saat penderita mulai dirawat di Rumah Sakit tidak didapatkan tanda-tanda klinis dari

infeksi tersebut.

Saat penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa inkubasi dari

infeksi tersebut.

Tanda-tanda klinis infeksi baru mulai sekurang-kurangnya setelah 3 kali 24 jam sejak

mulai perawatan.

Infeksi bukan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya.

Kondisi kebersihan sanitasi lingkungan rumah sakit yang tidak memenuhi syarat

sangat beresiko menjadi faktor penyebab infeksi nosokomial. Berbagai macam tindakan

perawatan pasien di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, juga berpotensi

menjadi faktor pencetus terjadinya infeksi nosokomial, seperti tindakan invasif dan

7

Page 8: HE Estella Control Infection

pembedahan yang beresiko tinggi menyebabkan paparan terhadap kuman penyebab infeksi.

Juga beberapa terapi bedah seperti imobilisasi, kateterisasi dan bedrest total pada pasien juga

beresiko terhadap paparan kuman. Contoh bakteri penyebab infeksi nosokomial: E.coli,

Salmonella, Shigella, Camphylobacter, H. influenzae, S.pyogenes, S.pneumoniae.10

Edukasi kepada seluruh petugas pelayanan kesehatan, keluarga, maupun pengunjung

mengenai hand hygiene dan kebersihan lingkungan memegang peranan penting dalam

pencegahan infeksi nosokomial. Pastikan lingkungan selalu bersih, rapi dan aman sehinggan

infeksi dapat dicegah dan terkontrol. Untuk pasien dan keluarga pasien disarankan untuk

mengganti baju, dan handuk setiap hari serta menjaga kebersihan diri juga akan membantu

mengurangi kemungkinan terkena infeksi. Jaga ruangan dan area sekitar ruangan bersih dan

rapi. Disarankan juga untuk mempertimbangkan jumlah dan frekuensi pengunjung pasien.

Pengunjung siapa saja yang memiliki gejala flu, hidung tersumbat, sakit tenggorokan atau

terkena penyakit menular tidak boleh datang ke rumah sakit sampai gejala mereka hilang dan

penyakitnya sembuh, sehingga tidak menginfeksi pasien yang rentan terhadap infeksi.15

8

Page 9: HE Estella Control Infection

BAB III

RINGKASAN

Kanker darah mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah. Terdapat tiga tipe utama

kanker darah yaitu leukemia, limfoma, dan myeloma.

Pasien yang menerima kemoterapi berisiko untuk terkena infeksi ketika sel darah

putih mereka rendah. Sel darah putih merupakan pertahanan utama tubuh melawan

infeksi. Kondisi ini disebut neutropenia, umum terjadi setelah mendapatkan

kemoterapi.

Standard precaution atau tindakan pencegahan standar dilakukan untuk mengurangi

risiko transmisi infeksi dari darah (bloodborne) dan patogen lainnya dari sumber yang

telah diketahui dan belum diketahui.

Tindakan pencegahan standar ini meliputi hand hygine (kebersihan tangan) dan

penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk menghindari kontak langsung dengan

darah, cairan tubuh, sekret (termasuk sekret pernapasan) dan kulit pasien yang terluka.

Disamping itu juga mencakup: pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik,

pengelolaan limbah yang aman, pembersihan, desinfeksi dansterilisasi linen dan

peralatan perawatan pasien, dan pembersihan dan desinfeksi lingkungan.

5 momen kebersihan tangan menurut WHO, yaitu: sebelum menyentuh pasien,

sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko bersentuhan

dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah

bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien, termasuk permukaan atau barang-

barang yang tercemar.

Alat Pelindung diri (APD) terdiri dari sarung tangan, masker, kacamata pelindung,

gaun/baju pelindung.

Prosedur – prosedur kebersihan dan disinfeksi harus diikuti secara benar dan

konsisten. Membersihkan permukaan – permukaan lingkungan dengan air dan

deterjen serta memakai desinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit)

merupakan prosedur yang efektif dan memadai. Pengelolaan laundry, peralatan

makan dan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin.

Isolasi protektif merupakan salah satu tindakan pencegahan yang dilakukan untuk

pasien kanker yang memerlukan tindakan pengobatan kemoterapi agresif, pasien

9

Page 10: HE Estella Control Infection

dengan penurunan imunitas atau pasien dengan kadar sel darah putih rendah

(neutropenik), dimana pasien akan ditempatkan dalam ruang isolasi selama terapi

medis mereka di rumah sakit.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi saat dirawat di Rumah Sakit, artinya

ketika masuk Rumah Sakit, pasien tersebut belum mengalami infeksi atau tidak dalam

masa inkubasi kuman tertentu.

Edukasi kepada seluruh petugas pelayanan kesehatan, keluarga, maupun pengunjung

mengenai hand hygiene dan kebersihan lingkungan memegang peranan penting dalam

pencegahan infeksi nosokomial.

10

Page 11: HE Estella Control Infection

DAFTAR PUSTAKA

1. NJ Ye. Prevalensi Kanker Pada Anak-Anak Di Daerah Kota Medan. Sumatera Utara:

Universitas Sumatera Utara; 2011.

2. Khasanah U. Leukimia Mielostik Kronik: Gejala, Penyebab, dan Bagian Tubuh yang

Mengalami Gangguan (dimuat Mei 2014). Diunduh dari:

http://www.academia.edu/8735360/Leukemia_Myelostik_Cronic. Accessed March

17th 2015.

3. American Society of Hematology. Blood Cancers. Hematology (Nodate).

Downloaded from: http://www.hematology.org/Patients/Cancers/. Accessed March

17th 2015.

4. Guinan JL, McGuckin M, Nowell PC. Management of Health-Care−Associated

Infections in the Oncology Patient. J Oncology 2003; (17) 415−20.

5. Centers for Disease Control and Prevention. Preventing Infections in Cancer Patients

(Nodate). Downloaded from: http:// www.cdc.gov/cancer/preventinfections. Accessed

March 17th 2015.

6. Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Kasus Konfirmasi

Atau Probabel Infeksi Virus MERS-CoV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2013. p. 3,5.

7. World Health Organization. Infection Control Standard Precautions in Health Care.

WHO (2006). Downloaded from:

http://www.who.int/csr/resources/publications/4EPR_AM2.pdf. Accessed March 17th

2015.

8. RS Moewardi. Kepatuhan Cuci Tangan (Hand Hygine) Dokter dan Perawat di RSUD

DR. Moewardi (November 2014). Downloaded from:

http://rsmoewardi.jatengprov.go.id/dtlberita-66-kepatuhan-cuci-tangan-hand-hygiene-

dokter-dan-perawat-di-rsud-dr-moewardi.html. Accessed March 18th 2015.

11

Page 12: HE Estella Control Infection

9. Kemenkes RI. Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan

Gigi dan Mulut di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina

Upaya Kesehatan, 2012. p. 3-5.

10. Indonesian Public Health. Faktor Penyebab dan Cara Mencegah Infeksi Nosokomial

(December 2012). Downloaded from:

http://www.indonesian-publichealth.com/faktor-penyebab-dan-cara-mencegah-

infeksi-nosokomial. Accessed March 18th 2015.

11. Virology Online. Isolation of Patients (Nodate). Downloaded from: http://virology-

online.com/general/InfectionControl5.htm. Accessed March 18th 2015.

12. Lee YM, Lang D, Tho PC. The Experience of being a Neutropenic Cancer Patient in

an Acute Care Isolation Room: A Systematic Review of Qualitative Evidence. J

Joanna Briggs Institute, 2011; (12) 2.

13. RS Metropolitan Medical Centre. Ruangan Isolasi (Nodate). Downloaded from:

www.rsmmc.co.id/ruanganisolasi.htm. Accessed March 18th 2015.

14. The Christie NHS Foundation Trust. Infection Preventrion and Control and You:

Information for patients. The Christie Patient Information Service (June 2012).

Downloaded from: http:// www.christie.nhs.uk%2Fbooklets

%2F656.pdf&ei=uJoIVZG4IIiJuASq5YLwCQ&usg=AFQjCNGCDkCdv5DuEBzC-

vBltPHuJrtIuw&bvm=bv.88198703,d.c2E. Accessed March 18th 2015.

12