HC Pada Maternitas

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien. Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan merupakan bagian dari sebuah rumah sakit, yang menyediakan layanan antenatal komprehensif, intrapartum, dan 1

description

HC Pada Maternitas

Transcript of HC Pada Maternitas

Page 1: HC Pada Maternitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan

keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus

pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan

menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang

(Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang

telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu

bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang

berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat

tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan

kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit

termasuk penyakit terminal.

Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan merupakan

bagian dari sebuah rumah sakit, yang menyediakan layanan antenatal komprehensif,

intrapartum, dan layanan pascakelahiran untuk wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi.

Fasilitas ini harus ditempatkan berdekatan dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat

mengelola kedaan darurat obstetrik dan neonatal.

1.2. Rumusan masalah

Apa saja kegiatan Home care yang berhubungan dengan Maternitas?

Kondisi seperti apa yang butuh Home Care?

1.3. Tujuan

Dapat mengetahui Kegiatan Home Care yang berhubungan dengan maternitas

Dapat mengetahui kondisi apa yang membutuhkan Home care

1

Page 2: HC Pada Maternitas

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Defenisi Home Care

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan

keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada

asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan menyembuhkan,

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.

2.2 Home Care pada Maternitas

Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan merupakan

bagian dari sebuah rumah sakit, yang menyediakan layanan antenatal komprehensif, intrapartum,

dan layanan pascakelahiran untuk wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi. Fasilitas ini harus

ditempatkan berdekatan dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat mengelola kedaan

darurat obstetrik dan neonatal.

2.3 Keuntungan Homecare Maternitas

a. Biaya lebih murah

b. Resiko infeksi nosokomial rendah

c. Peningkatan keterlibatan keluarga

d. Memberikan pelayanan reproduksi yang komprehensif, berkualitas, dan

berkesinambungan.

2.4 Kondisi Perawatan yang Memerlukan Tindakan Homecare

Beberapa perawatan yang memerlukan tindakan homecare adalah :

a. Prenatal:

Childbirth and parenting education, antenatal care, senam hamil, dan antenatal

education (deteksi kesejahteraan janin), dan lain-lain.

b. Intranatal: homebirth

2

Page 3: HC Pada Maternitas

c. Postnatal: early discharge follow up, maternal assessment, senam nifas, postnatal

education

d. Neonatus: perawatan bayi baru lahir (memandikan, memberi makan, massage), follow-

up-post-operative or post-hospitalization follow-up, resusitasi neonatus.

e. Gangguan reproduktif: kanker serviks, mamae, dan lain-lain

f. Kontrasepsi, dan lain-lain.

2.5 Contoh Homecare yang Bisa Diberikan Pada Perawatan Maternitas

Dalam hal ini perawat hanya berwenang memberikan perawatan homecare setelah pasien

tersebut memasuki masa post partum atau setelah melahirkan. Masa nifas (puerperium) menurut

Sarwono Prawirohardjo adalah dimulai setelah placentalahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil, yang berlangsung selama kira-

kira 6 minggu.Masa nifas menurut Rustam Mochtar adalah masa pulih kembali yang dimulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil yang lamanya 6-8

minggu. Definisi lain masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya

kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Menurut HanifahWiknjosastro, masa nifas

adalah dimulai setelah persalian selesai dan berakhir setelah 6 minggu. Bahaya terbesar yang

biasanya terjadi pada masa nifas adalah hemoragie atau perdarahan. 

Oleh karena itu, pengkajian tanda vital, syok hipovolemik, tinggi fundus uteri (untuk

mengetahui intensitas kontraksi), distensi uteri, sifat dan jumlah lokhea, hemostasis

perineum, ketidaknyamanan, bonding attachment dan status emosional sangat penting dilakukan

untuk mengurangi bahaya masa nifas. Selain perdarahan, ada juga bahaya lain yang mengancam

ibu, yaitu infeksi pada masa nifas. Intervensi terhadap gangguan ini difokuskan untuk mencegah

infeksi dan meningkatkan proses penyembuhan dengan perawatan asepsis, kebersihan diri,

perawatan perineum, perawatan hemorargie, peningkatan eliminasi, pengkajian terhadap involusi

uteri, lokhea, episiotomy dan after pain.Perawat juga mengajarkan tentang perawatan payudara

dan teknik menyusui. Perawat juga memberi informasi tentang aktivitas, istirahat, latihan,

makanan, cairan, perawatan kulit, hubungan seksual, fisiologi pasca partum, pelayanan

kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya dan kunjungan ulang 6 minggu pasca partum.

2.6 Hal – hal yang harus diketahui ibu selama menjalani masa nifas di rumah :

3

Page 4: HC Pada Maternitas

2.6.1 Aktivitas

Aktivitas yang cukup beralasan sangat dianjurkan untuk dilakukan.Tidur siang

harus dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.

2.6.2 Higiene personal

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi. Mandi setiap hari sangat

dianjurkan , setelah ibu cukup kuat beraktifitas untuk melaukan hygiene personal.

Hygine personal dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu, misalnya

mengganti pembalut.

2.6.3 Hubungan seksual.

Hubungan seksual tidak boleh dilakuakn segera karena involusi uteri belum

kembali normal dan kemungkinan luka episiotomy belum pulih.70% wanita

melakukan hubungan seksual pada minggu ke -8 pasca partum.Banyak ibu yang

masih takut untuk melakukan hubungan seksual karena trauma persalian atau ibu

takut terjadi perdarahan.Lebih dari 90% primipara mengungkapkan bahwa mereka

mulai aktif melakukan hubungan seksual pada minggu ke-8 pascapartum. Wanita

dianjurkan untuk menyusui bayinya karena dengan menyusui akan menekan

produksi estertogen yang tentu akan berpengaruh pada pemulihan alat- alat

kandungan. Beri ibu konseling tengtang hubungan seksual setelah persalian, yakni

ibu tidak perlu takut untuk melakukan hubungan seksual setalah 6 minggu

pascapartum.

2.6.4 Istirahat

Setelah bayi lahir, kebanyakan wanita sangat emosional dan merasa letih.Umumnya

mereka tertidur sejenak. Ketika bangun, ia sangat ingin melihat dan menggendong

bayinya. Ibu dapatn bangkit dari tempat tidur, tetapi banyak wanita lebih suka di

tempat tidurselama 24 jam pertama dan menikmati istirahatnya. Setelah itu,

sebaiknya ia bangkit dan berjalan untuk meningkatkan otot-ototnya, meningkatkan

aliran darah, dan mempercepat pengeringan lochea.

2.6.5 Lochea

Lochea adalah darah yang dibuang dari rahim yang telah mengerut kembali ke

ukuran semula.Pada saat hamil rahim melindungi janin dari lingkungan luar,

menyediakan gizi melalui plasenta, dan akhirnya dengan kontraksi ototnya

4

Page 5: HC Pada Maternitas

mengeluarkan bayi ke dunia.Lochea terdiri dari darah tempat plasenta menempel

dan luruhan dinding rahim yang berkembang sangat besar selama kehamilan.Dalam

5 hari pertama setelah kelahiran, lochea sebagian besar terdiri dari darah sehingga

berwarna merah.Lima sampai 10 hari berikutnya warnanya menjadi coklat

kemerahan karena jumlah darah yang hilanglebih sedikit dan lebih banyak luruhan

dinding rahim yang dikeluarkan.Pada hari ke-12, warnanya pucat kekuningan atau

putih, luruhan ini mungkin berlanjut dengan jumlah bervariasi selama 6 minggu.

Biasanya, luruhan ini akan berhenti pada akhir minggu ke-3. Lama lochea merah

bervariasi, kadang-kadang masih berlanjut 10 hari atau lebih, atau lochea merah

mungkin muncul pada minggu berikutnya.

2.6.6 After pain

Jika perineum robek atau dilakukan episiotomi saat melahirkan, Ibu akan

merasakan sakit diperineum yang mungkin berlanjut sampai beberapa minggu atau

beberapa bulan. jika pasien mengalami sembelit dan merasa kurang nyaman,

sebaiknya meminta pegobatan. Biasanya obat pencahar ringan atau obat pencahar

supositoria (seperti Bisacodyl) diberikan.Ambeien sering terjadi selama kehamilan,

kadang juga terjadi selama persalinan.Pada beberapa wanita, menyebabkan rasa

tidak nyaman.Pengobatannya menggunakan salep penahan rasa sakit dan berusaha

mendorongnya ke dalam lubang anus setelah membuang kotoran.

2.6.7 Sakit punggung

Sakit punggung tampaknya sangat lazim pada wanita yang memakai obat bius

epidural atau menjalani tahap kedua persalinan yang panjang.Beberapa wanita juga

melaporkan sakit di leher atau di bahu.Sakit punggung ini terjadi selama beberapa

minggu atau beberapa bulan setelah melahirkan.

2.6.8 Eliminasi

Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadang-kadang Ibu merasa susah

berkemih karena robekan selama melahirkan pada jaringan vagina dan jaringan di

sekeliling kandung kemih. Periksa dini di rumah sakit akan membantu masalah ini.

beberapa wanita mengalami kesulitan menahan keluarnya urine sehingga selalu

basah dalam beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan.

2.6.9 Depresi pascapartum

5

Page 6: HC Pada Maternitas

Antara 8-12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan

menjadi sangat tertekan dan mencari bantuan dokter. Wanita yang lain berusaha

melanjutkan hidupnya. Depresi yang terdeteksi secara klinis biasanya muncul pada

6-12 minggu pertama setelah kelahira, tetapi mungkin tidak akan diketahui sampai

jauh setelah itu. Karena alasan ini, dokter meminta Ibu untuk mengisi sebuah

kuosionerpendek (Skala depresi Postpartum Edinburg) dalam kunjungan dokter

setelah melahirkan.selain itu, dokter akan mengajukan pertanyaan untuk

mengetahui apakah Ibu ada kecenderungan mengalami depresi. ibu yang rentan

adalah Ibu yang :

a. mempunyai riwayat keluarga atau riwayat pribadi yang mengalami depresi;

b. tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua di masa anak-anak atau

remaja, misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat;

c. mempunyai keluarga yang tidak stabil atau kasar di masa anak-anak dan

remaja;

d. tidak mempunyai dukungan positif dari suami atau pasangan selama dan

setelah kelahiran;

e. pernah didiagnosis menderita depresi selama kehamilan;

f. terputus dari saudara dekat atau teman yang dapat merawat bayi dari waktu

ke waktu;danmungkin mempunyai pengalaman negatif dalam berhubungan

dengan tenaga kesehatan selama kehamilan (misalnya tidak komunikasi dan

informasi).

Beberapa tanda depresi adalah kesedihan, sulit tidur, hilang selera makan,

hilang konsentrasi, perasaan tidak dapat mengatasi suatu masalah, sensitif,

dan cemas.Dalam kasus yang lebih parah, konsultasi psikiatris mungkin

diperlukan. Penting mendapatkan bantuan secepatnya karena seorang wanita

yang mengalami depresi lebih dari 4 bulan lebih, mungkin akan mengalami

depresi dalam kehamilan berikutnya.

g. Kontrasepsi

Pemberian ASI berarti memberi susu dari payudara Ibu secara teratur.

Dengan demikian ibu akan terlindung terhadapa kehamilan dan tidek perlu

menggunakan kontrsepsi. jika Ibu memilih menggunakan mengganti ASI,

6

Page 7: HC Pada Maternitas

resiko kehamilan terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Karena itu, sebaiknya

bicarakan dengan dokter tentang kontrasepsi paga kunjungan minggu ke-6.

2.7 Pemulangan Rawat Inap Dini

Anjuran pemulangan pascapartum dini memiliki keuntungan sebagai berikut :

a. Memperkuat konsep kelahiran sebagai suatu peristiwa fisiologis.

b. Mempersingkat masa perpisahan antara Ibu dan anak yang lain

c. Mempelluas kemampuan kontrol dan partisipasi pasangan setelah kelahiran itu sendiri

d. Memberi rasa aman karena berada di lingkungan rumah selama masa awal menjadi

orang tua yang menghadapi stressor

e. Mengurangi pajanan patogen yang tidak perlu di lingkungan rumah sakit (harrison,

1990)

f. Membuat tempat tidur di layanan maternitas dipakai secara lebih efektif (pertukaran

pasien yang cepat atau penyediaan tempat tidur untuk individu yang mengalami

komplikasi)

g. Meningkatkan jumlah kelahiran tanpa penggunaan obat

h. Membuat ibu/ayah/pasangan/bayi dan anggota keluarga lain memiliki lebih banyak

waktu bersama

i. Menciptakan gangguan yang lebih sedikit dalam kehidupan sehari-hari keluarga.

Hari ketika sepasang suami istri membawa bayi baru lahir pulang ke rumah untuk

pertama kali, biasanya penuh suka cita dan kenangan.Keadaan ini juga dapat

merupakan suatu keadaan yang sangat tidak nyaman walaupun beberapa orang tua baru

mengantisipasi pemulangan dini dengan antusias, ada juga yang merasa tidak siap

menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Ibu yang memiliki anak yang lain merasa

tidak tenang, ingin cepat pulang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak jarang Ibu

baru terkejut terhadap nyeri yang dialaminya.

7

Page 8: HC Pada Maternitas

Pada

hari

dan

minggu

pertama

TM

8

Kriteria Pemulangan Dini

Ibu

Kehamilan, persalinan, dan masa pascapartum tanpa komplikasi.

Tidak ada bukti Ketuban pecah dini.

Tekanan darah stabil, suhu tubuh <380C

Mampu berjalan sendiri

Mampu berkemih tanpa kesulitan

Perineum utuh tanpa robekan perineum derajat 3 atau 4

Hb >10 gram

Bayi

Bayi aterm (38-41 minggu) dengan berat 2500-4500 gram

Temuan normal pada pengkajian fisik yang dilakukan dokter

Data laboratorium normal, termasuk combs negatif dan hematokrit 40-60%

Tanda vital stabil

Makan dengan baik (mengisap dan menelan dengan normal)

nilai Apgar >7 pada menit pertama dan kelima

Berkemih dan defekasi normal

Uji skrining Tiroid dan PKU telah dilakukan, uji PKU ulang dijadwalkan pada minggu

kedua

Umum

Menghadiri kelas perawatan bayi dan Ibu dengan menekankan masalah perawatan di

rumah pada minggu pertama.

Kehadiran seseorang yang mendukung di rumah untuk membantu perawatan.

Ada strategi untuk tindak lanjut

Kehamilan, persalinan, masa pascapartum tanpa komplikasi, baik pada Ibu maupun bayi

Ibu mendemonstrasikan ketrampilan pemberian makanm merawat kulit, dan tali pusat,

mengukur temperatur dengan termometer, memeriksa keadaan bayi dan tanda penyakit

Page 9: HC Pada Maternitas

keempat, orang tua akan mengalami transisi kehidupan yang utama, yaitu pulih dari peristiwa

sekitar kelahiran, menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir, menjadi orang tua, menerapkan

pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari untuk persiapan kembali ke rumah, mengubah

prioritas, dan mengatur kembali beberapa peran yang lama sambil memulai peran yang baru. Jika

ada anak- anak yang lain, timbul tantangan tambahan yang membantu mereka untuk

menyesuaikan diri berbagi rumah dan orang tua dengan bayi baru lahir. Stres yang terkandung

dalam suatu tradisi besar seperti ini mengontribusi suatu kemungkinan krisis yang besar pada

pengalaman di awal masa pascapartum.

Semua pasangan terutama mereka yang sedang mengantisipasi pulang dini, harus dibantu

untuk mengantisipasi transisi dari rumah sakit ke rumah sehingga keterkejutan menghadapi

kenyataan tidak mengurangi kesenangan atau menyebabkan stress yang tidak perlu.Pedoman

antisipasi harus dipusatkan pada upaya tiba dirumah segera, perjalanan itu sendiri, menyediakan

perawatan bayi yang esensial, menjamin ibu dapat tetap nyaman dan cukup tidur, mengatur

kedatangan tamu dan meminta bantuan.Kadang-kadang, strategi perawatan yang paling

sederhana member dukungan yang sangat besar. Hal kecil sekalipun dapat menimbulkan stress

akibat tuntutan bayi baru lahir yang banyak atau akibat nyeri atau keletihan yang disebabkan

kelahiran dan kesibukan saat kembali ke rumah

Merencanakan pulang segera setelah bayi mulai disusui membuat pasangan memiliki

waktu yang cukup untuk tiba dirumah dan menerima tamu sebelum waktu menyusui berikutnya.

Sampel susu formula tidak perlu diberikan kepada ibu yang menyusui karena akana

membingungkan dan mengurangi keinginan untuk menyusui.

Seorang bayi baru lahir ditengah-tengah keluarga seringkali menarik kedatangan

tamu.Perawat dapat membantu orang tua terlebih dahulu mencari jalan agar mereka dapat

mengatasi keadaan ini. Mereka mungkin perlu menemukan petunjuk untuk mengigatkan bahwa

ibu yang baru melahgirkan sudah lelah dan perl;u istirahat dan membiarkan suami untuk

mengajak tamu melihat – lihat bagian rumah yang lain.

Penyesuaian orang tua yang efektif meliputi hal – hal berikut:

a. Orang tua berinteraksi denganbayi baru lahir dengan penuh kasih sayang.

9

Page 10: HC Pada Maternitas

b. Perilaku orang tua mencerminkan apresiasi sensoris dan kapasitas perilaku bayi

( misal menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris).

c. Orang tua berespon terhadap tanda – tanda dari bayi.

d. Orang tua menyatakan percaya diri semakin terampil dalam merawat bayi

(misal menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris).

e. Orang tua mengidentifikasi penyimpangan dari keadaan normal pada bayi, yang

harus segera mendapat perhatian dokter.

f. Orang tidak hanya menemukan faktor – faktor yang membuat stress dan

menantang, tetapi juga yang positif atau menggembirakan.

g. Orang tua menjelaskan atau mendemonstrasikan prosedur pada keadaan darurat

dan menyebutkan tindakan untuk mengkaji keadaaan kedaruratan.

h. Orang tua berinteraksi dengan suportif.

i. Orang tua bekerjasama secara efektif satu sama lain dalam merawat bayi baru

lahir dan anak – anak yang lain

10

Page 11: HC Pada Maternitas

2.8 KUNJUNGAN RUMAH

Banyak program pulang dini memakai kunjungan rumah pasca partum sebagai

suatu tindakan tambahan untuk pemeriksaan pasca partum lanjutan.Kunjungan rumah dapat

menjadi bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat

atau badan swasta yang khusus member pelayanan dirumah untuk pasien maternitas.

Kunjungan dapat dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan

rumah ditunda sampai hari ke 3 setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang

kontrak kunjungan rumah setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan

masing-masing keluarga.

Selama kunjungan rumah, perawat melakuakn pengkajian yang sistematis terhadap

ibu dan bayi yang baru lahir untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk

mengidentifikasi setiap  komplikasi yang potensial. Pengkajian juga difokuskan pada

penyesuaian emosional ibu, termasuk factor – factor keseimbangan ( persepsi, koping dan

11

Tanda – Tanda fisisk pascapartum yang berbahaya

1.      Demam dengan atau tanpa menggigil

2.      Bau rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi

3.      Lokia atau rabas vagina keluhan secara berlebihan

4.      Lokia kembali berwarna terang setelah sebelumnya berwarna merah

karat

5.      Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri, kemerahan atau panas jika

disentuh

6.      Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas di payudara

7.      Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau tidak dapat berkemih

8.      Nyeri di pelvis atau perineum

Page 12: HC Pada Maternitas

dukungan) dan  mencegah krisis. Perawat juga mengkaji pengetahuan ibu tantang

perawatan diri sendiri dan perawatan bayi. Observasi orang tua baru, bayi baru lahir dan

anggota keluarga lain dan situasi yang alami ini memungkinkan perawat memperoleh data

tentang lingkungan kehidupan mereka yang tidak didapat dengan cara lain.

Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat perawat

dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami

dan aman.Perawat mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula

keamanan di rumah, dan lingkungan sekitarnya.Misalnya, perawat dan Ibu bersama-sama

membahas hal-hal yang harus dipelajari sampai kunjungan berikutnya, mempelajari

perawatan bayi lebih mudah karena benda-benda yang dipakai demonstrasi adalah benda-

benda yang dipakai untuk demonstrasi adalah benda-benda yang sebenarnya yang

digunakan sehari-hari di rumah.Oleh karena itu, kunjungan rumah lebih mudah dilakukan

untuk mengidentifikasi penyesuaian psikologis dan fisik yang rumit.

Ada beberapa keterbatasan kunjungan rumah sebagai suatu strategi tindak lanjut

pascapartum.

a. Biaya untuk mengunjungi keluarga yang jaraknya jauh.

b. Terbatasnya jumlah perawat yang berpengalaman dalam memberi pelayanan

maternitas dan perawatan bayi baru lahir.

c. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi keluarga di daerah tertentu

12

Page 13: HC Pada Maternitas

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan,

dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care

melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya

(WarholaC,1980). Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai

bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu

individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang mereka hadapi.

Banyak program pulang dini memakai kunjungan rumah pasca partum sebagai suatu

tindakan tambahan untuk pemeriksaan pasca partum lanjutan.Kunjungan rumah dapat menjadi

bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat atau badan

swasta yang khusus member pelayanan dirumah untuk pasien maternitas. Kunjungan dapat

dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari

ke 3 setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang kontrak kunjungan rumah

setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.

3.2. Saran

Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat perawat dapat

melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman.

Semoga dengan ada nya Home care pada Maternitas, dapat menjadikan masyarakat dapat lebih

peduli dengan kesehatan Ibu Hamil dan Nenatus yang lebih baik.

13

Page 14: HC Pada Maternitas

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1990. Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Ciptahidayat, Lukman. 2009. Home Care dan “sedikit konsep untuk anda” http

://Jatisoeko.Blogspot.com/2012/03/makalah-home-care.html

http://bidanfirdaku.blogspot.com/2010/12/homecare-maternitas-neonatus.html

http://www.scribd.com/doc/69087326/homecare-nifas-1

14