BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus
pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan
menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang
(Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang
telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu
bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
termasuk penyakit terminal.
Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan merupakan
bagian dari sebuah rumah sakit, yang menyediakan layanan antenatal komprehensif,
intrapartum, dan layanan pascakelahiran untuk wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi.
Fasilitas ini harus ditempatkan berdekatan dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat
mengelola kedaan darurat obstetrik dan neonatal.
1.2. Rumusan masalah
Apa saja kegiatan Home care yang berhubungan dengan Maternitas?
Kondisi seperti apa yang butuh Home Care?
1.3. Tujuan
Dapat mengetahui Kegiatan Home Care yang berhubungan dengan maternitas
Dapat mengetahui kondisi apa yang membutuhkan Home care
1
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Defenisi Home Care
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada
asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan menyembuhkan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
2.2 Home Care pada Maternitas
Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan merupakan
bagian dari sebuah rumah sakit, yang menyediakan layanan antenatal komprehensif, intrapartum,
dan layanan pascakelahiran untuk wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi. Fasilitas ini harus
ditempatkan berdekatan dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat mengelola kedaan
darurat obstetrik dan neonatal.
2.3 Keuntungan Homecare Maternitas
a. Biaya lebih murah
b. Resiko infeksi nosokomial rendah
c. Peningkatan keterlibatan keluarga
d. Memberikan pelayanan reproduksi yang komprehensif, berkualitas, dan
berkesinambungan.
2.4 Kondisi Perawatan yang Memerlukan Tindakan Homecare
Beberapa perawatan yang memerlukan tindakan homecare adalah :
a. Prenatal:
Childbirth and parenting education, antenatal care, senam hamil, dan antenatal
education (deteksi kesejahteraan janin), dan lain-lain.
b. Intranatal: homebirth
2
c. Postnatal: early discharge follow up, maternal assessment, senam nifas, postnatal
education
d. Neonatus: perawatan bayi baru lahir (memandikan, memberi makan, massage), follow-
up-post-operative or post-hospitalization follow-up, resusitasi neonatus.
e. Gangguan reproduktif: kanker serviks, mamae, dan lain-lain
f. Kontrasepsi, dan lain-lain.
2.5 Contoh Homecare yang Bisa Diberikan Pada Perawatan Maternitas
Dalam hal ini perawat hanya berwenang memberikan perawatan homecare setelah pasien
tersebut memasuki masa post partum atau setelah melahirkan. Masa nifas (puerperium) menurut
Sarwono Prawirohardjo adalah dimulai setelah placentalahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil, yang berlangsung selama kira-
kira 6 minggu.Masa nifas menurut Rustam Mochtar adalah masa pulih kembali yang dimulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil yang lamanya 6-8
minggu. Definisi lain masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Menurut HanifahWiknjosastro, masa nifas
adalah dimulai setelah persalian selesai dan berakhir setelah 6 minggu. Bahaya terbesar yang
biasanya terjadi pada masa nifas adalah hemoragie atau perdarahan.
Oleh karena itu, pengkajian tanda vital, syok hipovolemik, tinggi fundus uteri (untuk
mengetahui intensitas kontraksi), distensi uteri, sifat dan jumlah lokhea, hemostasis
perineum, ketidaknyamanan, bonding attachment dan status emosional sangat penting dilakukan
untuk mengurangi bahaya masa nifas. Selain perdarahan, ada juga bahaya lain yang mengancam
ibu, yaitu infeksi pada masa nifas. Intervensi terhadap gangguan ini difokuskan untuk mencegah
infeksi dan meningkatkan proses penyembuhan dengan perawatan asepsis, kebersihan diri,
perawatan perineum, perawatan hemorargie, peningkatan eliminasi, pengkajian terhadap involusi
uteri, lokhea, episiotomy dan after pain.Perawat juga mengajarkan tentang perawatan payudara
dan teknik menyusui. Perawat juga memberi informasi tentang aktivitas, istirahat, latihan,
makanan, cairan, perawatan kulit, hubungan seksual, fisiologi pasca partum, pelayanan
kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya dan kunjungan ulang 6 minggu pasca partum.
2.6 Hal – hal yang harus diketahui ibu selama menjalani masa nifas di rumah :
3
2.6.1 Aktivitas
Aktivitas yang cukup beralasan sangat dianjurkan untuk dilakukan.Tidur siang
harus dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.
2.6.2 Higiene personal
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi. Mandi setiap hari sangat
dianjurkan , setelah ibu cukup kuat beraktifitas untuk melaukan hygiene personal.
Hygine personal dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu, misalnya
mengganti pembalut.
2.6.3 Hubungan seksual.
Hubungan seksual tidak boleh dilakuakn segera karena involusi uteri belum
kembali normal dan kemungkinan luka episiotomy belum pulih.70% wanita
melakukan hubungan seksual pada minggu ke -8 pasca partum.Banyak ibu yang
masih takut untuk melakukan hubungan seksual karena trauma persalian atau ibu
takut terjadi perdarahan.Lebih dari 90% primipara mengungkapkan bahwa mereka
mulai aktif melakukan hubungan seksual pada minggu ke-8 pascapartum. Wanita
dianjurkan untuk menyusui bayinya karena dengan menyusui akan menekan
produksi estertogen yang tentu akan berpengaruh pada pemulihan alat- alat
kandungan. Beri ibu konseling tengtang hubungan seksual setelah persalian, yakni
ibu tidak perlu takut untuk melakukan hubungan seksual setalah 6 minggu
pascapartum.
2.6.4 Istirahat
Setelah bayi lahir, kebanyakan wanita sangat emosional dan merasa letih.Umumnya
mereka tertidur sejenak. Ketika bangun, ia sangat ingin melihat dan menggendong
bayinya. Ibu dapatn bangkit dari tempat tidur, tetapi banyak wanita lebih suka di
tempat tidurselama 24 jam pertama dan menikmati istirahatnya. Setelah itu,
sebaiknya ia bangkit dan berjalan untuk meningkatkan otot-ototnya, meningkatkan
aliran darah, dan mempercepat pengeringan lochea.
2.6.5 Lochea
Lochea adalah darah yang dibuang dari rahim yang telah mengerut kembali ke
ukuran semula.Pada saat hamil rahim melindungi janin dari lingkungan luar,
menyediakan gizi melalui plasenta, dan akhirnya dengan kontraksi ototnya
4
mengeluarkan bayi ke dunia.Lochea terdiri dari darah tempat plasenta menempel
dan luruhan dinding rahim yang berkembang sangat besar selama kehamilan.Dalam
5 hari pertama setelah kelahiran, lochea sebagian besar terdiri dari darah sehingga
berwarna merah.Lima sampai 10 hari berikutnya warnanya menjadi coklat
kemerahan karena jumlah darah yang hilanglebih sedikit dan lebih banyak luruhan
dinding rahim yang dikeluarkan.Pada hari ke-12, warnanya pucat kekuningan atau
putih, luruhan ini mungkin berlanjut dengan jumlah bervariasi selama 6 minggu.
Biasanya, luruhan ini akan berhenti pada akhir minggu ke-3. Lama lochea merah
bervariasi, kadang-kadang masih berlanjut 10 hari atau lebih, atau lochea merah
mungkin muncul pada minggu berikutnya.
2.6.6 After pain
Jika perineum robek atau dilakukan episiotomi saat melahirkan, Ibu akan
merasakan sakit diperineum yang mungkin berlanjut sampai beberapa minggu atau
beberapa bulan. jika pasien mengalami sembelit dan merasa kurang nyaman,
sebaiknya meminta pegobatan. Biasanya obat pencahar ringan atau obat pencahar
supositoria (seperti Bisacodyl) diberikan.Ambeien sering terjadi selama kehamilan,
kadang juga terjadi selama persalinan.Pada beberapa wanita, menyebabkan rasa
tidak nyaman.Pengobatannya menggunakan salep penahan rasa sakit dan berusaha
mendorongnya ke dalam lubang anus setelah membuang kotoran.
2.6.7 Sakit punggung
Sakit punggung tampaknya sangat lazim pada wanita yang memakai obat bius
epidural atau menjalani tahap kedua persalinan yang panjang.Beberapa wanita juga
melaporkan sakit di leher atau di bahu.Sakit punggung ini terjadi selama beberapa
minggu atau beberapa bulan setelah melahirkan.
2.6.8 Eliminasi
Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadang-kadang Ibu merasa susah
berkemih karena robekan selama melahirkan pada jaringan vagina dan jaringan di
sekeliling kandung kemih. Periksa dini di rumah sakit akan membantu masalah ini.
beberapa wanita mengalami kesulitan menahan keluarnya urine sehingga selalu
basah dalam beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan.
2.6.9 Depresi pascapartum
5
Antara 8-12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan
menjadi sangat tertekan dan mencari bantuan dokter. Wanita yang lain berusaha
melanjutkan hidupnya. Depresi yang terdeteksi secara klinis biasanya muncul pada
6-12 minggu pertama setelah kelahira, tetapi mungkin tidak akan diketahui sampai
jauh setelah itu. Karena alasan ini, dokter meminta Ibu untuk mengisi sebuah
kuosionerpendek (Skala depresi Postpartum Edinburg) dalam kunjungan dokter
setelah melahirkan.selain itu, dokter akan mengajukan pertanyaan untuk
mengetahui apakah Ibu ada kecenderungan mengalami depresi. ibu yang rentan
adalah Ibu yang :
a. mempunyai riwayat keluarga atau riwayat pribadi yang mengalami depresi;
b. tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua di masa anak-anak atau
remaja, misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat;
c. mempunyai keluarga yang tidak stabil atau kasar di masa anak-anak dan
remaja;
d. tidak mempunyai dukungan positif dari suami atau pasangan selama dan
setelah kelahiran;
e. pernah didiagnosis menderita depresi selama kehamilan;
f. terputus dari saudara dekat atau teman yang dapat merawat bayi dari waktu
ke waktu;danmungkin mempunyai pengalaman negatif dalam berhubungan
dengan tenaga kesehatan selama kehamilan (misalnya tidak komunikasi dan
informasi).
Beberapa tanda depresi adalah kesedihan, sulit tidur, hilang selera makan,
hilang konsentrasi, perasaan tidak dapat mengatasi suatu masalah, sensitif,
dan cemas.Dalam kasus yang lebih parah, konsultasi psikiatris mungkin
diperlukan. Penting mendapatkan bantuan secepatnya karena seorang wanita
yang mengalami depresi lebih dari 4 bulan lebih, mungkin akan mengalami
depresi dalam kehamilan berikutnya.
g. Kontrasepsi
Pemberian ASI berarti memberi susu dari payudara Ibu secara teratur.
Dengan demikian ibu akan terlindung terhadapa kehamilan dan tidek perlu
menggunakan kontrsepsi. jika Ibu memilih menggunakan mengganti ASI,
6
resiko kehamilan terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Karena itu, sebaiknya
bicarakan dengan dokter tentang kontrasepsi paga kunjungan minggu ke-6.
2.7 Pemulangan Rawat Inap Dini
Anjuran pemulangan pascapartum dini memiliki keuntungan sebagai berikut :
a. Memperkuat konsep kelahiran sebagai suatu peristiwa fisiologis.
b. Mempersingkat masa perpisahan antara Ibu dan anak yang lain
c. Mempelluas kemampuan kontrol dan partisipasi pasangan setelah kelahiran itu sendiri
d. Memberi rasa aman karena berada di lingkungan rumah selama masa awal menjadi
orang tua yang menghadapi stressor
e. Mengurangi pajanan patogen yang tidak perlu di lingkungan rumah sakit (harrison,
1990)
f. Membuat tempat tidur di layanan maternitas dipakai secara lebih efektif (pertukaran
pasien yang cepat atau penyediaan tempat tidur untuk individu yang mengalami
komplikasi)
g. Meningkatkan jumlah kelahiran tanpa penggunaan obat
h. Membuat ibu/ayah/pasangan/bayi dan anggota keluarga lain memiliki lebih banyak
waktu bersama
i. Menciptakan gangguan yang lebih sedikit dalam kehidupan sehari-hari keluarga.
Hari ketika sepasang suami istri membawa bayi baru lahir pulang ke rumah untuk
pertama kali, biasanya penuh suka cita dan kenangan.Keadaan ini juga dapat
merupakan suatu keadaan yang sangat tidak nyaman walaupun beberapa orang tua baru
mengantisipasi pemulangan dini dengan antusias, ada juga yang merasa tidak siap
menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Ibu yang memiliki anak yang lain merasa
tidak tenang, ingin cepat pulang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak jarang Ibu
baru terkejut terhadap nyeri yang dialaminya.
7
Pada
hari
dan
minggu
pertama
TM
8
Kriteria Pemulangan Dini
Ibu
Kehamilan, persalinan, dan masa pascapartum tanpa komplikasi.
Tidak ada bukti Ketuban pecah dini.
Tekanan darah stabil, suhu tubuh <380C
Mampu berjalan sendiri
Mampu berkemih tanpa kesulitan
Perineum utuh tanpa robekan perineum derajat 3 atau 4
Hb >10 gram
Bayi
Bayi aterm (38-41 minggu) dengan berat 2500-4500 gram
Temuan normal pada pengkajian fisik yang dilakukan dokter
Data laboratorium normal, termasuk combs negatif dan hematokrit 40-60%
Tanda vital stabil
Makan dengan baik (mengisap dan menelan dengan normal)
nilai Apgar >7 pada menit pertama dan kelima
Berkemih dan defekasi normal
Uji skrining Tiroid dan PKU telah dilakukan, uji PKU ulang dijadwalkan pada minggu
kedua
Umum
Menghadiri kelas perawatan bayi dan Ibu dengan menekankan masalah perawatan di
rumah pada minggu pertama.
Kehadiran seseorang yang mendukung di rumah untuk membantu perawatan.
Ada strategi untuk tindak lanjut
Kehamilan, persalinan, masa pascapartum tanpa komplikasi, baik pada Ibu maupun bayi
Ibu mendemonstrasikan ketrampilan pemberian makanm merawat kulit, dan tali pusat,
mengukur temperatur dengan termometer, memeriksa keadaan bayi dan tanda penyakit
keempat, orang tua akan mengalami transisi kehidupan yang utama, yaitu pulih dari peristiwa
sekitar kelahiran, menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir, menjadi orang tua, menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari untuk persiapan kembali ke rumah, mengubah
prioritas, dan mengatur kembali beberapa peran yang lama sambil memulai peran yang baru. Jika
ada anak- anak yang lain, timbul tantangan tambahan yang membantu mereka untuk
menyesuaikan diri berbagi rumah dan orang tua dengan bayi baru lahir. Stres yang terkandung
dalam suatu tradisi besar seperti ini mengontribusi suatu kemungkinan krisis yang besar pada
pengalaman di awal masa pascapartum.
Semua pasangan terutama mereka yang sedang mengantisipasi pulang dini, harus dibantu
untuk mengantisipasi transisi dari rumah sakit ke rumah sehingga keterkejutan menghadapi
kenyataan tidak mengurangi kesenangan atau menyebabkan stress yang tidak perlu.Pedoman
antisipasi harus dipusatkan pada upaya tiba dirumah segera, perjalanan itu sendiri, menyediakan
perawatan bayi yang esensial, menjamin ibu dapat tetap nyaman dan cukup tidur, mengatur
kedatangan tamu dan meminta bantuan.Kadang-kadang, strategi perawatan yang paling
sederhana member dukungan yang sangat besar. Hal kecil sekalipun dapat menimbulkan stress
akibat tuntutan bayi baru lahir yang banyak atau akibat nyeri atau keletihan yang disebabkan
kelahiran dan kesibukan saat kembali ke rumah
Merencanakan pulang segera setelah bayi mulai disusui membuat pasangan memiliki
waktu yang cukup untuk tiba dirumah dan menerima tamu sebelum waktu menyusui berikutnya.
Sampel susu formula tidak perlu diberikan kepada ibu yang menyusui karena akana
membingungkan dan mengurangi keinginan untuk menyusui.
Seorang bayi baru lahir ditengah-tengah keluarga seringkali menarik kedatangan
tamu.Perawat dapat membantu orang tua terlebih dahulu mencari jalan agar mereka dapat
mengatasi keadaan ini. Mereka mungkin perlu menemukan petunjuk untuk mengigatkan bahwa
ibu yang baru melahgirkan sudah lelah dan perl;u istirahat dan membiarkan suami untuk
mengajak tamu melihat – lihat bagian rumah yang lain.
Penyesuaian orang tua yang efektif meliputi hal – hal berikut:
a. Orang tua berinteraksi denganbayi baru lahir dengan penuh kasih sayang.
9
b. Perilaku orang tua mencerminkan apresiasi sensoris dan kapasitas perilaku bayi
( misal menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris).
c. Orang tua berespon terhadap tanda – tanda dari bayi.
d. Orang tua menyatakan percaya diri semakin terampil dalam merawat bayi
(misal menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris).
e. Orang tua mengidentifikasi penyimpangan dari keadaan normal pada bayi, yang
harus segera mendapat perhatian dokter.
f. Orang tidak hanya menemukan faktor – faktor yang membuat stress dan
menantang, tetapi juga yang positif atau menggembirakan.
g. Orang tua menjelaskan atau mendemonstrasikan prosedur pada keadaan darurat
dan menyebutkan tindakan untuk mengkaji keadaaan kedaruratan.
h. Orang tua berinteraksi dengan suportif.
i. Orang tua bekerjasama secara efektif satu sama lain dalam merawat bayi baru
lahir dan anak – anak yang lain
10
2.8 KUNJUNGAN RUMAH
Banyak program pulang dini memakai kunjungan rumah pasca partum sebagai
suatu tindakan tambahan untuk pemeriksaan pasca partum lanjutan.Kunjungan rumah dapat
menjadi bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat
atau badan swasta yang khusus member pelayanan dirumah untuk pasien maternitas.
Kunjungan dapat dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan
rumah ditunda sampai hari ke 3 setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang
kontrak kunjungan rumah setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan
masing-masing keluarga.
Selama kunjungan rumah, perawat melakuakn pengkajian yang sistematis terhadap
ibu dan bayi yang baru lahir untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk
mengidentifikasi setiap komplikasi yang potensial. Pengkajian juga difokuskan pada
penyesuaian emosional ibu, termasuk factor – factor keseimbangan ( persepsi, koping dan
11
Tanda – Tanda fisisk pascapartum yang berbahaya
1. Demam dengan atau tanpa menggigil
2. Bau rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi
3. Lokia atau rabas vagina keluhan secara berlebihan
4. Lokia kembali berwarna terang setelah sebelumnya berwarna merah
karat
5. Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri, kemerahan atau panas jika
disentuh
6. Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas di payudara
7. Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau tidak dapat berkemih
8. Nyeri di pelvis atau perineum
dukungan) dan mencegah krisis. Perawat juga mengkaji pengetahuan ibu tantang
perawatan diri sendiri dan perawatan bayi. Observasi orang tua baru, bayi baru lahir dan
anggota keluarga lain dan situasi yang alami ini memungkinkan perawat memperoleh data
tentang lingkungan kehidupan mereka yang tidak didapat dengan cara lain.
Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat perawat
dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami
dan aman.Perawat mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula
keamanan di rumah, dan lingkungan sekitarnya.Misalnya, perawat dan Ibu bersama-sama
membahas hal-hal yang harus dipelajari sampai kunjungan berikutnya, mempelajari
perawatan bayi lebih mudah karena benda-benda yang dipakai demonstrasi adalah benda-
benda yang dipakai untuk demonstrasi adalah benda-benda yang sebenarnya yang
digunakan sehari-hari di rumah.Oleh karena itu, kunjungan rumah lebih mudah dilakukan
untuk mengidentifikasi penyesuaian psikologis dan fisik yang rumit.
Ada beberapa keterbatasan kunjungan rumah sebagai suatu strategi tindak lanjut
pascapartum.
a. Biaya untuk mengunjungi keluarga yang jaraknya jauh.
b. Terbatasnya jumlah perawat yang berpengalaman dalam memberi pelayanan
maternitas dan perawatan bayi baru lahir.
c. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi keluarga di daerah tertentu
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care
melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya
(WarholaC,1980). Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai
bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi.
Banyak program pulang dini memakai kunjungan rumah pasca partum sebagai suatu
tindakan tambahan untuk pemeriksaan pasca partum lanjutan.Kunjungan rumah dapat menjadi
bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat atau badan
swasta yang khusus member pelayanan dirumah untuk pasien maternitas. Kunjungan dapat
dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari
ke 3 setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang kontrak kunjungan rumah
setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
3.2. Saran
Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat perawat dapat
melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman.
Semoga dengan ada nya Home care pada Maternitas, dapat menjadikan masyarakat dapat lebih
peduli dengan kesehatan Ibu Hamil dan Nenatus yang lebih baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1990. Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta: Depkes RI
Ciptahidayat, Lukman. 2009. Home Care dan “sedikit konsep untuk anda” http
://Jatisoeko.Blogspot.com/2012/03/makalah-home-care.html
http://bidanfirdaku.blogspot.com/2010/12/homecare-maternitas-neonatus.html
http://www.scribd.com/doc/69087326/homecare-nifas-1
14