hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

20
DASAR TEORI Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot melekat mampu bergerak. Kontraksi otot yang menghasilkan panan penting untuk mengatur suhu. Karena kemampuan yang tinggi untuk kontraksi sel-sel otot mampu memendek dan membentuk tegangan yang memungkinkan mereka menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Sebagai respon terhadap sinyal listrik, otot mengubah energy kimia ATP menjadi energy mekanis yang dapat bekerja pada lingkungan. Otot digunakan sebagai volunteer atau involunteer beergantung apakah dipersarafi oleh system saraf somatic dan berada dibawah pengaruh kesadaran atau oleh system saraf otonom dan tidak dibawah kontrol kesadaran. Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pengeluaran asetilkolin (AcH) di neuromuscular junction antara ujung-ujung akhir neuron motoric dan sel otot. Salah satu ciri menonjol otot rangka adalah banyaknya nucleus di sel otot, banyaknya mitokondria karena tingginya kebutuhan energy bagi jaringan seaktif otot rangka. Ciri structural yang paling menonjol pada serat otot rangka adalah banyaknya neurofibril. Setiap neurofibril terdiri dari susunan teratur sitoskeleton yang sangat terorganisasi yaitu filament tebal dan filament tipis. Filament tebal adalah susunan khusus dari protein myosin. Dalam filament tebal tersebut tedapat pita gelap atau lebih dikenal dengan pita A. Pada daerah yang lebih terang di dalam bagian tengah pita A terdapat filament-filamen tipis yang tidak bertemu dikenal sebagai zona H. pita terang hanya berisi filament tipis. Garis tengah setiap pita I yang memadat terlihat garis Z vertical. Daerah di antara dua garis Z disebut sarkomer. Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut : 1. Kontraktilitas : kemampuan untuk memendek karena apa adanya gaya. 2. Eksitabilitas : kapasitas otot untuk merespon sebuah rangsang. 3. Ekstensibilitas : kemampuan otot untuk memanjang. 1

description

hasil praktikum fisiologi / faal blok muskuloskeletal tentang gerak otot dan kekuatan gerak otot

Transcript of hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

Page 1: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

DASAR TEORI

Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot melekat mampu bergerak. Kontraksi otot yang menghasilkan panan penting untuk mengatur suhu. Karena kemampuan yang tinggi untuk kontraksi sel-sel otot mampu memendek dan membentuk tegangan yang memungkinkan mereka menghasilkan gerakan dan melakukan kerja.

Sebagai respon terhadap sinyal listrik, otot mengubah energy kimia ATP menjadi energy mekanis yang dapat bekerja pada lingkungan. Otot digunakan sebagai volunteer atau involunteer beergantung apakah dipersarafi oleh system saraf somatic dan berada dibawah pengaruh kesadaran atau oleh system saraf otonom dan tidak dibawah kontrol kesadaran.

Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pengeluaran asetilkolin (AcH) di neuromuscular junction antara ujung-ujung akhir neuron motoric dan sel otot. Salah satu ciri menonjol otot rangka adalah banyaknya nucleus di sel otot, banyaknya mitokondria karena tingginya kebutuhan energy bagi jaringan seaktif otot rangka. Ciri structural yang paling menonjol pada serat otot rangka adalah banyaknya neurofibril. Setiap neurofibril terdiri dari susunan teratur sitoskeleton yang sangat terorganisasi yaitu filament tebal dan filament tipis. Filament tebal adalah susunan khusus dari protein myosin. Dalam filament tebal tersebut tedapat pita gelap atau lebih dikenal dengan pita A. Pada daerah yang lebih terang di dalam bagian tengah pita A terdapat filament-filamen tipis yang tidak bertemu dikenal sebagai zona H. pita terang hanya berisi filament tipis. Garis tengah setiap pita I yang memadat terlihat garis Z vertical. Daerah di antara dua garis Z disebut sarkomer.

Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut :

1. Kontraktilitas : kemampuan untuk memendek karena apa adanya gaya.2. Eksitabilitas : kapasitas otot untuk merespon sebuah rangsang.3. Ekstensibilitas : kemampuan otot untuk memanjang.4. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah mengalami

pemanjangan.

Setiap serat otot diperasarafi oleh neuron motoric. Setiap serat otot memiliki ambang rangsang yang berbeda beda. Oleh karena itu apabila seberkas otot dirangsang dalam arus tertentu yang relative kecil maka tidak semua myofilamen otot berkontraksi karena mempunyai batas threshold yang berbeda-beda. Intensitas (kuat) rangsang dapat dibedakan menjadi :

1. Subminimal/subliminal/subthreshold/dibawah ambangRangsang terkecil yang belum mampu menghasilkan respon.

2. Minimal/liminal/threshold/ambang Rangsang terkecil yang mampu menimbulkan respon.

1

Page 2: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

3. SubmaksimalRangsang dengan intensitas yang bervariasi dari minimal sampai maksimal.

4. MaksimalRangsangan dengan intensitas terbesar dan hasil responnya maksimal.

5. SupramaksimalRangsang dengan intensitas lebih besar dari maksimal tetapi respon yang dihasilkan sama dengan respon maksimal.

Serat otot dalam keadaan relaksasi tidak terjadi kontraksi. Aktin tidak mampu berikatan dengan jembatan silang karena posisi dua jenis protein di dalam molekul aktin yaitu tropomiosin dan troponin. Molekul tropomiosin adalah protein berbentuk benang disepanjang aluur spiral aktin yang menutupi bagian-bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang sehingga molekul ini interaksi antara aktin dan myosin yang akan menghasilkan kontraksi otot. Tropomiosin distabilisasi dalam posisi menghambat ini oleh molekul troponin. Troponin adalah suatu kompleks protein yang terdiri dari tiga jenis polipeptida:

Troponin T : mengikat tropomiosin Troponin I : menghambat ikatan aktin dengan myosin Troponin C : berikatan dengan Ca2+

Urutan peristiwa yang terjadi pada kontraksi dan relaksasi otot rangka adalah sebagai berikut,

1. Asetilkolin akan merangsang otot rangka untuk kontraksi.2. Asetilkolin dilepaskan oleh neuron motoric, lalu bergabung dengan reseptor di motor end-plate

pada serat otot. Sehingga menghasilkan potensial aksi.3. Potensial aksi berjalan menuruni tubulus transversus. Potensial aksi mengaktifkan reseptor

dihidropiridin di tubulus transversus.4. Reseptor dihidropiridin aktif sehingga merangsang pembukaan saluran pengeluaran Ca2+.5. Ca2+ di kantung lateralis pada reticulum sarcoplasm akan keluar dari reticulum sarkoplasma

melalui saluran pengeluaran Ca2+ yaitu reseptor rianodin.6. Ca2+ dibebaskan ke sitosol.7. Ca2+ yang telah dibebaskan kan berikatan dengan filament aktin yaitu troponin.8. Ca2+ yang telah berikatan dengan troponin akan menggeser tropomiosin untuk membuka penutup

jembatan silang.9. Jembatan silang myosin berikatan dengan aktin. Lalu menarik aktin ke bagian tengan sarkomer.10. Apabila tidak ada lagi potensial aksi, Ca2+ akan kembali diserap oleh reticulum sarkoplasma.11. Ca2+ tidak ada lagi, tropomiosin bergeser kembali menutupi tempat pengikatan aktin dan myosin.12. Otot relaksasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot :

1. SuhuSuhu yang meningkat atau menurun akan menyebabkan reaksi enzimatik terganggu dan terjadi denaturasi protein. Hal ini menyebabkan kekuatan kontraksi menurun. Bila kekuatan kontraksi menurun terjadi peningkatan masa laten, masa kontraksi, dan masa relaksasi pada mekanomiogram.

2. Initial length

2

Page 3: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

Panjang otot sebelum berkontraksi juga mempengaruhi kekuatan kontraksi otot. Untuk setiap serat otot terdapat panjang optimal yang pada panjang tersebut dapat dicapai gaya maksimum pada kontraksi tetanus berikutnya. Tegangan yang dicapai selama tetanus akan lebih besar jika dimulai pada panjang optimal otot daripada ketika kontraksi dimulai dengan panjang otot lebih besar atau lebih kecil daripada panjan optimal tersebut.

3. Jenis pembebananBeban merupakan penentu penting kecepatan pemendekan. Selama kontraski konsentrik, semakin besar beban semakin rendah kecepatan saat sebuah serat otot memendek. Sehingga beban dan kecepatan pemendekan berbanding terbalik. Untuk kontraksi eksentrik, beban dan kecepatan pemanjanga berbanding lurus. Semakin besar gaya eksternal (beban) yang meregangkan otot yang sedang berkontraksi untuk menahan regangan, semakin besar kecepatan pemanjangan otot.

4. Cara perangsangana. Rangsang langsung.

Rangsang langsung pada otot tidak melalui saraf motoriknya. Serat otot yang berkontraksi adalah serat otot yang secara mekanik langsung dipengaruhi oleh stimulator.

b. Rangsang tidak langsung.Perangsangan otot melalui saraf motoriknya. Semua saraf otot dengan ambang rangsang terendah dalam satu motor unit akan berkontraksi.

Berbagai faktor yang memepengaruhi tingkat ketegangan yang dapat dihasilkan yaitu :

1. Frekuensi rangsangan.2. Panjang serat pada permukaan kontraksi.3. Tingkat kelelahan.4. Ketebalan serat.

3

Page 4: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

PELAKSANAAN PRAKTIKUMOTOT RANGKA I

TUJUAN

1. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum.2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot dengan berbagai

macam kekuatan: arus tunggal buka dan arus tunggal tertutup. Serta mencatat saat pemberian rangsang dengan menggunakan sinyal magnit.

3. Membuat pencatatan kontraksi otot (mekaniogram) pada kimograf dan memfiksasinya.4. Merangsang dengan beberapa macam kekuatan rangsang yakni rangsang :

a. Subthresholdb. Thresholdc. Submaksimald. Supramaksimal

Masing-masing untuk rangsang buka dan tutup.

5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap kekuatan kontraksi otot.

ALAT DAN BAHAN

1. Kimograf + kertas + perekat.2. Statif + klem + pencatat otot + klem femur + batang kuningan.3. Dua buah sinyal magnit : satu untuk mencatat waktu, satu untuk mencatat tanda rangsang.4. Stimulator induksi +elektroda perangsang + sakelar + kawat-kawat listrik.5. Papan fiksasi + jarum pentul + penusuk katak +katak.6. Benang + kapas + gelas arloji.7. Botol plastic berisi larutan Ringer + pipet + baskom kecil.

TATA KERJA

1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar.2. Buatlah sediaan otot sesuai dengan petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaatn

otot tersebut dengan kapan yang dibasahi dengan larutan ringer dan letakkan di gelas arloji.3. Pasang sediaan otot sesuai gambar.4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan.5. Pencatatan selalu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15 detik

sesudah tiap perangsangan. Putarlah tombol sepanjang 0.5 cm pada tiap kali sesudah pemberian rangsang tutup dan 2 cm pada tiap kali sesudah rangsang buka.

6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut-turut dengan kekuatan rangsang setiap kali diperbesar 0.5 volt sehingga didapatkan mekaniomiogram sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal, maksimal, supramaksimal.

4

Page 5: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

HASIL PRAKTIKUM

Data Hasil Percobaan

Arus tunggal buka

Subthreshold 0,5 V

Threshold 1,5 V

Submaksimal 2 V

Maksimal 2,5 V

Supramaksimal 3 V

Rangsangan 0,5 V merupakan subthreshold. Karena ketika otot dirangsang dengan arus 0,5 V otot tidak menimbulkan respon apapun.

Rangsangan 1,5 V merupakan ambang rangsang otot. Karena ketika otot dirangsang dengan arus 1,5 V otot mulai melakukan kontraksi. Jadi, rangsangan 1,5 V adalah threshold dari otot tersebut yang artinya rangsang terkecil yang menimbulkan otot kontraksi.

Rangsangan 2 V merupakan rangsang submaksimal karena otot dirangsang dengan intensitas yang bervariasi dari minimal sampai maksimal. Sehingga semakin besar rangsangan yang diberikan semakin meningkat pula kontraksi otot yang terjadi.

Rangsangan 2,5 V merupakan rangsang maksimal. Karena otot dirangsang dengan dengan intensitas rangsang terbesar dan hasil responnya maksimal.

Rangsang 3 V merupakan rangsang supramaksimal. Karena otot diberikan rangasang dengan intensitas lebih besar dari maksimal tetapi respon yang dihasilkan sama dengan respon maksimal.

Subthres

hold

Thres

hold

Submak

simal

Maksim

al

Supram

aksm

ial0

0.51

1.52

2.53

3.5

Arus Tunggal Buka

Arus Tunggal Buka

VOLt

5

Page 6: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

Arus tunggal tertutup

Subthreshold 0,5 VThreshold 1 VSubmaximal 1,5 VMaksimal 2 VSupramaksimal 2,5 V

Rangsangan 0,5 V merupakan subthreshold. Karena ketika otot dirangsang dengan arus 0,5 V otot tidak menimbulkan respon apapun.

Rangsangan 1 V merupakan ambang rangsang otot. Karena ketika otot dirangsang dengan arus 1 V otot mulai melakukan kontraksi. Jadi, rangsangan 1 V adalah threshold dari otot tersebut yang artinya rangsang terkecil yang menimbulkan otot kontraksi.

Rangsangan 1,5 V merupakan rangsang submaksimal karena otot dirangsang dengan intensitas yang bervariasi dari minimal sampai maksimal. Sehingga semakin besar rangsangan yang diberikan semakin meningkat pula kontraksi otot yang terjadi.

Rangsangan 2 V merupakan rangsang maksimal. Karena otot dirangsang dengan dengan intensitas rangsang terbesar dan hasil responnya maksimal.

Rangsang 2,5 V merupakan rangsang supramaksimal. Karena otot diberikan rangasang dengan intensitas lebih besar dari maksimal tetapi respon yang dihasilkan sama dengan respon maksimal

Subthres

hold

Thres

hold

Submak

simal

Maksim

al

Supram

aksim

al0

0.5

1

1.5

2

2.5

Kekuatan Rangsang Otot

Kekuatan Rangsang Otot

VOlt

6

Page 7: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

PERTANYAAN

1. Manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?Jawab : pemasangan alat dulu. Karena sediaan otot yang sudah disiapkan harus digunakan sesegera mungkin.

2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimanan memperbesarnya?Jawab : menambah voltase agar otot dapat bekerja lebih optimal.

3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?Jawab : sediaan otot tidak boleh dibiarkan teralu lama dan pada waktu tertentu harus diberi cairan ringer.

4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?Jawab : agar tidak terjadi kelelahan otot dan juga untuk memberikan otot waktu untuk relaksasi.

5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subthreshold) ?Jawab : rangsang terkecil yang belum mampu menghasilkan respon.

6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tertutup walaupun voltase sama?Jawab : karena pada arus buka otot tidak sempat melakukan relaksasi dan terjadi kontraksi yang terus menerus yang membutuhkan energy yang lebih besar.

7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?Jawab : Maksimal : rangsangan dengan intensitas terbesar dan hasil responnya maksimal.Supramaksimal : rangasang dengan intensitas lebih besar dari maksimal tetapi respon yang dihsilkan sama dengan maksimal.

7

Page 8: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

KESIMPULAN

Semakin besar arus atau rangsang yang diberikan maka kontraksi otot juga akan semakin besar. Tetapi apabila otot dirangsang dengan arus yang lebih besar dari maksimal yaitu supramaksimal otot akan tetap berkontraksi seperti saat kontraksi ketika diberikan arus maksimal.

8

Page 9: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

PELAKSAAN PRAKTIKUMOTOT RANGKA II

TUJUAN

1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan berbagai kekuatan rangsang.2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung.3. Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi.4. Menghitung kerja otot katak.5. Mendemostrasikan hubungan antara pembebanan dengan kerja otot6. Megukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan fleksor manusia dalam berbagai sikap tubuh.

ALAT DAN BAHAN

1. Kimograf + kertass + perekat2. Statif + klem + pencatat otot + klem femur3. Stimulator induksi + elektroda perangsang4. Papan fiksasi + jarum pentul + penusuk katak +katak5. Beban dengan penggantungnya6. Benang +kapas + gelas arloji7. Botol plastic berisi larutan ringer + pipet + baaskom +gelas beker8. Dynamometer

TATA KERJA

I. Pengaruh panjang awal (initial length) otot katak terhadap kekuatan kerutan.1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar.2. Buatlah sediaan otot sesuai petunjuk umum praktikum. Sebelum digunakan bungkus

sediaan otot dengan kapas yang dibasahi dengan larutan ringer dan letakan di gelas arloji.

3. Pasang sediaan otot sesuai dengan gambar.4. Bebanilah otot dengan beban seberat 20 gram. Kendoran sekrup penumpu sehingga

terjadi pembebanan langsung. Dengan memutar tromol buatlah garis sepanjang 10 cm tepat diatas garis yang pertama dan tulislah : “garis dasar 20” pada ujung akhir garis tersebut.

5. Angkatlah seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Buatlah sekali lagi garis sepanjang 10 cm dtepat diatas garis pertama dan tulislah : “garis dasar 0” pada ujung garis tersebut.

6. Gantungkan lagi beban 20 gram dan dengan sekrup penumpu kembalikan ujung pencatat otot ke garis dasar 0 sehingga terjadi pembebanan tidak langsung.

7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis dasar 0 carilah kekuatan rangsang faradic maksimal. Rangsangan diberikan paling lama 1 detik. Berilah waktu istirahat selama 30 detik setiap sesudah perangsangan.

8. Gunakan selalu kekuatan rangsang faradic maksimal sub.6 untuk perangsangan selanjutnya.

9. Putarlah tromol sejauh 1 cm setiap sedudah perangsangan. Carilah besar pembebanan yang pada perangsangan menghasilkan mekaniomiogram setinggi 1cm. untuk percobaan selanjutnya tetap gunakan beban ini.

10. Putarlah tromol sejauh 2 cm dan catat sekali lagi mekaniomiogram yang terakhir.11. Putarlah tromol sejauh 1 cm dan kemudian turunkanlah ujung pencatat otot sehingga

terletak tepat ditengah-tengah antara garis dasar 20 dan garis dasar 0 (gunakan skrup penumpu). Putarlah lagi tromol sejauh 1 cm dan ulangilah perangsangan dan pencatatan.

9

Page 10: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

12. Putarlah tromol sejaul 1 cm dan turunkanlah ujung pencatat otot sampai garis dasar 20, putar tomnol lagi sejauh 1 cm dan ulangilah sekali lagi perangsangan dan pencatatan

II. Pengaruh beban terhadap kerja otot.1. Buatlah garis dasar 0 yang baru sepanjang mungkin.2. Dengan menggunakan kekuatan rangsang sebesar ad.I.6. buatlah mekaniomiogram

pada tromol yang diam. Pencatatan selalu dimulai pada garis dasar 0 dengan mengatur sekrup penumpu.

3. Ulangi perangsangan dan pencatatan selalu dimulai dengan pembebanan 10 gram sehingga dicpai beban maksimal. Setiap setelah pencatatan putarlah tromol sepanjang 1 cm dan berilah otot istirahat selama 30 detik.

4. Hitung kerja sediaan otot pada setiap pembebanan yang saudara berikan.5. Simpulkan pengaruh beban terhadap kerja otot.

III. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusia.Untuk latihan ini disediakan sebuah alat dynamometer yang pada dasarnya terdiri dari

meja dan timbangan pegas untuk mengukur kekuatan kerukan otot fleksor dan ekstensor pada manusia. Oleh karena hanya ada satu alat saja maka alat tersebut harus dipakai secara bergilir per regu meja

A. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor1. Suruh OP duduk di pinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dan

dengan tungkai bawah tergantung secara bebas.2. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hubungkanlah ban kulit

tersebut dengan kawt baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.3. Suruhlah OP meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan

otot-otot ekstensor untuk tiap-tiap sikap berikut ini:a. Duduk tegakb. Duduk sambil membungkukkan badan sejauh-jauhnyac. Berbaring terlentang

B. Mengukur kekuatan otot fleksor1. Suruh OP duduk di pinggir meja alat tersebut dengan menghadap timbangan dan

dengan tungkai bawah tergantung secara bebas.2. Pasang ban kulit seperti A.23. Suruhlah OP meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan

otot-otot ekstensor untuk tiap-tiap seperti pada A.3

10

Page 11: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

HASIL PRAKTIKUM

I. Pengaruh panjang awal (initial length) otot katak terhadap kekuatan kerutan.

Data hasil percobaan :

Subthreshold 1 V

Threshold 2,5 V

Submaksimal 3 V

Maksimal 3,5 V

Supramaksimal 4 V

Subthres

hold

Thres

hold

Submak

simal

Maksim

al

Supram

aksim

al0

1

2

3

4

Kekuatan Rangsang

Kekuatan Rangsang

Volt

Rangsangan 1 V merupakan subminimal/subliminal/subthreshold/dibawah ambang. Karena 1 V merupakan rangsang terkecil yang belum mampu menghasilkan respon pada otot.

Rangsangan 2,5 V meruapakan minimal/liminal/threshold/ambang. Karena pada saat otot dirangsang dengan arus 2,5 V otot mulai mampu menimbulkan respon.

Rangsangan 3V merupakan submaksimal. Karena otot diberi rangsang dengan intensitas yang bervariasi dari minimal sampai maksimal.

Rangsangan 3,5 V merupakan rangsang maksimal. Karena otot diberi rangsangan dengan intensitas terbesar dan hasil responnya maksimal.

Rangsangan 4 V merupakan Supramaksimal. Karena otot dirangasang dengan intensitas lebih besar dari maksimal tetapi respon yang dihasilkan sama dengan respon maksimal.

II. Pengaruh beban terhadap kerja otot.Data hasil percobaan :

Subthreshold 0,5 V

Threshold 1 V

Submasksimal 2 V

Maksimal 2,5 V

Supramaksimal 3 V

11

Page 12: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

Subthres

hold

Thres

hold

Submak

simal

Maksim

al

Supram

aksim

al0

0.51

1.52

2.53

3.5

Kekuatan Rangsang

Kekuatan Rangsang

Volt

III. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusia.

Data hasil pengamatan otot ekstensor

Posisi Kekuatan Kontraksi Otot

a. Duduk tegak 25 kg

b. Duduk sambil membungkukan badan sejauh-jauhnya

20 kg

c. Berbaring terlentang 15 kg

Duduk Teg

ak

Duduk mem

bungkuk

Berbari

ng Terl

entan

g0

10

20

30

Kekuatan Kontraksi Otot

Kekuatan Kontraksi Otot

Data hasil pengamatan otot fleksor

Posisi Kekuatan Kontraksi Otot

d. Duduk tegak 10 kg

e. Duduk sambil membungkukan badan sejauh-jauhnya

15 kg

12

Page 13: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

f. Berbaring terlentang 5 kg

Duduk Teg

ak

Duduk Mem

bungkuk

Berbari

ng Terl

entan

g02468

10121416

Kekuatan Kontraksi Otot

Kekuatan Kontraksi Otot

Terdapat perbedaan kekuatan kontraksi otot yang dihasilkan dari posisi yang dilakukan oleh OP. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap sikap memiliki tegangan yang berbeda. Pada kekuatan kontraksi otot fleksor tegangan paling tinggi terjadi padda saat OP duduk sambil membungkukan badan sejauh jauhnya. Karena kuat kontraksi otot berbanding lurus dengan panjang awal (initial length) otot tersebut. Sehingga otot yang panjang akan berkontraksi lebih kuat.

13

Page 14: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

PERTANYAAN

1. Manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?Jawab : pemasangan alat agar otot yang disiapkan bias langsung segera digunakan.

2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?Jawab : beban langsung diberikan pada ujung otot yang bebas dan otot diregang sebelum kontraksi.

3. Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang semula?Jawab : karena pembebanan langsung tadi menyebabkan otot bertambah dan setelah beban diangkat otot berelaksasi sehingga otot kembali ke panjang semula.

4. Apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung?Jawab : beban diberikan pada ujung otot yang terfiksasi dengan penumpu dan otot tidak diregang sebelum berkontraksi.

5. Mengapa harus diberi waktu istirahat?Jawab : agar tidak terjadi kelelahan otot dan juga untuk memberikan otot waktu untuk relaksasi.

6. Apa yang dimaksud dengan rangsang faradic maksimal?Jawab : rangsangan dengan intensitas terbesar dan hasil responnya maksimal.

7. Apa yang kita harapkan terjadi dari tindakan tersebut?Jawab : untuk membuktikan apakah panjang awal berpengaruh terhadap kontraksi otot.

8. Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?Jawab : beban terbesar yang diberikan yang dapat membuat pencatatan kimograf tertinggi.

9. Bagaimana saudara menghitung besar kerja sediaan otot?Jawab : melalui persamaan W=F.s

10. Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada sikap tersebut?Jawab : ada. Karena setiap sikap memberikan tegangan yang berbeda terhadap otot.

14

Page 15: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

KESIMPULAN

Kuat kontraksi otot berbanding lurus dengan panjang mula-mula otot tersebut. Sehingga otot yang panjang akan berkontraksi lebih kuat. Pada pembebanan langsung kekuatan otot yang dihasilkan lebih besar daripada kerja otot pada pembebanan tidak langsung. Semakin berat bebannya, semakin sedikit pemendekan otot, semakin kecil kerja otot. Semakin besar regangan, semakin besar kekuatan kerutan ototnya.

15

Page 16: hasil praktikum fisiologi blok muskuloskeletal

DAFTAR PUSTAKA

Buku Penuntun Praktikum Mahasiswa Blok Muskuloskeletal. (2015). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. (2010). Biologi edisi kedelpan jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Sherwood, L. (2009). Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem edisi keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

16