HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL...

22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL PENELITIAN 1.1.1. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ambon (SMAN 1 Ambon), yang berlokasi di Jl. Raya Pattimura No. 28 Ambon. Populasi siswa adalah 738 dan pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1, X-5, XI-IPA3, XI-IPS2 , dan XII-IPA3 yang berjumlah 176 siswa. Namun demikian, dari jumlah 176 siswa ini terdapat 19 siswa tidak hadir pada saat kegiatan belajar-mengajar ketika skala dibagikan, jadi jumlah sampel yang mengisi skala dalam penelitian ini adalah 157 siswa. Perinciannya sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel Penelitian Kelas Jumlah Siswa Banyaknya Siswa Mengisi Skala Tidak mengisi skala X-1 34 siswa 32 siswa 2 siswa X-5 34 siswa 30 siswa 4 siswa XI-IPA3 38 siswa 32 siswa 6 siswa XI-IPS2 34 siswa 31 siswa 3 siswa XII-IPA3 36 siswa 32 siswa 4 siswa Jumlah 176 siswa 157 siswa 19 siswa Pembagian instrumen dilakukan pada awal proses kegiatan belajar- mengajar berlangsung, dengan ijin dari guru yang mengajar dan dengan didampingi oleh koordinator bimbingan konseling SMUN 1 Ambon.

Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL...

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. HASIL PENELITIAN

1.1.1. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ambon

(SMAN 1 Ambon), yang berlokasi di Jl. Raya Pattimura No. 28 Ambon.

Populasi siswa adalah 738 dan pengambilan sampel dilakukan dengan

cluster random. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1, X-5,

XI-IPA3, XI-IPS2, dan XII-IPA3 yang berjumlah 176 siswa. Namun

demikian, dari jumlah 176 siswa ini terdapat 19 siswa tidak hadir pada saat

kegiatan belajar-mengajar ketika skala dibagikan, jadi jumlah sampel yang

mengisi skala dalam penelitian ini adalah 157 siswa. Perinciannya sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Sampel Penelitian

KelasJumlah

Siswa

Banyaknya Siswa

Mengisi Skala Tidak mengisi

skala

X-1 34 siswa 32 siswa 2 siswa

X-5 34 siswa 30 siswa 4 siswa

XI-IPA3 38 siswa 32 siswa 6 siswa

XI-IPS2 34 siswa 31 siswa 3 siswa

XII-IPA3 36 siswa 32 siswa 4 siswa

Jumlah 176 siswa 157 siswa 19 siswa

Pembagian instrumen dilakukan pada awal proses kegiatan belajar-

mengajar berlangsung, dengan ijin dari guru yang mengajar dan dengan

didampingi oleh koordinator bimbingan konseling SMUN 1 Ambon.

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Pembagian instrumen untuk siswa kelas X-1 dibagikan pada saat pelajaran

Pkn, kelas X-5 pada saat pelajaran matematika, kelas XI-IPA3 pada saat

pelajaran biologi, XI-IPS2 pada saat pelajaran ekonomi, dan kelas XII-IPA3

pada saat pemantapan matematika. Pembagian dan pengerjaan instrumen

berlangsung selama ± 7 menit. Arahan dan petunjuk pengisian instrumen

diberikan secara singkat oleh penulis karena petunjuk pengerjaan

selengkapnya telah tertera dalam instrumen yang dibagikan.

1.1.2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Menemukan tempat penelitian.

Pada tahap ini peneliti menentukan sekolah yang akan

menjadi tempat penelitian dan meminta izin untuk

mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Dalam hal ini,

SMUN 1 Ambon memberikan ijin untuk penelitian ini.

2. Persiapan penelitian.

Sesudah mendapatkan ijin dari tempat penelitian, peneliti

mengurus persyaratan administrasi berupa ijin penelitian dari

Program Pasca Sarjana Magister Sains Psikologi dan

menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

Setelah itu, peneliti meminta ijin penelitian dari Kesatuan

Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Provinsi Maluku dan

juga Dinas Pendidikan dan Olahraga (DIKOR) kota Ambon.

3. Pelaksanaan penelitian.

Kegiatan penelitian atau pengambilan data di lapangan

dilaksanakan pada tanggal 04 April – 12 April 2012.

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Instrumen disebarkan pada siswa dari 5 kelas yang diambil

secara random. Setelah pengambilan data, dilakukan analisis

data serta pengumpulan data-data pendukung lainnya.

1.1.3. Karakteristik Responden

Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai sampel pada penelitian ini. Karakteristik responden

disajikan berdasarkan jenis kelamin, kelas, dan usia.

1.1.4. Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2

Prosentase jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 52 siswa 33%

2 Perempuan 105 siswa 67%

Jumlah total 157 siswa 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2012

1.1.5. Berdasarkan kelas

Tabel 4.3

Prosentase kelas

Kelas Jumlah %

X 62 siswa 39%

XI 60 siswa 38%

XII 35 siswa 23%

Jumlah total 157 siswa 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2012

1.1.6. Berdasarkan usia

Tabel 4.4

Prosentase usia

Usia Jumlah %

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

14 thn 11 siswa 7%

15 thn 57 siswa 36%

16 thn 55 siswa 35%

17 thn 29 siswa 18%

18 thn 5 siswa 4%

Jumlah total 157 siswa 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2012

1.2. DESKRIPSI HASIL PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN

1.2.1. Subjective well-being

1.2.1.1. Skala Kepuasan hidup

Jumlah aitem yang digunakan adalah 35 dengan 20 aitem valid

dan 15 aitem gugur dengan kategori jawaban mulai dari 1 sampai 4.

Dengan demikian untuk variabel SWB – skala kepuasan hidup memiliki

skor terendah 20 (1 X 20) dan skor tertinggi 80 (4 X 20). Kategori yang

digunakan adalah 4 kategori yaitu Sangat Rendah, Rendah, Tinggi, dan

Sangat Tinggi.

Untuk mengetahui kepuasan hidup digunakan interval dengan

ukuran:

i = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah kategori

Sehingga kategorinya adalah:

i = 80 – 20 = 15

4

Tabel 4.5

Interval Skala Kepuasan Hidup

Skor Kriteria N %

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

20 ≤ x ˂ 35

35 ≤ x ˂ 50

50 ≤ x ˂ 65

65 ≤ x ˂ 80

Sangat Rendah

Rendah

Tinggi

Sangat Tinggi

0

1

51

105

0

0.6%

32.4%

67%

N = 157 Mean = 67.90 SD = 6.493

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa skala kepuasan hidup

memiliki rata-rata sebesar 67.90 sehingga tergolong dalam kategori

sangat tinggi dengan skor terendah 49 dan skor tertinggi 78. Prosentase

di setiap kategori yaitu 0.6% subjek berada dalam kategori rendah,

32.4% berada dalam kategori tinggi, dan 67% berada dalam kategori

sangat tinggi. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kepuasan

hidup siswa SMA Negeri 1 Ambon tergolong SANGAT TINGGI.

1.2.1.2. Positive and negative affect schedule

Jumlah aitem yang digunakan adalah 20 kata sifat yang

menggambarkan suasana hati (mood), dengan 18 aitem valid dan 2 aitem

gugur, dengan kategori jawaban mulai dari 1 sampai 4. Dengan

demikian untuk variabel SWB – PANAS memiliki skor terendah 18 (1

X 18) dan skor tertinggi 72 (4 X 18). Kategori yang digunakan yaitu 4

kategori, yaitu Sangat Rendah, Rendah, Tinggi dan Sangat Tinggi.

Untuk mengetahui emosi atau suasana hati digunakan interval

dengan ukuran:

i = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah kategori

Sehingga kategorinya adalah:

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

i = 72 – 18 = 13.5

4

Tabel 4.6

Interval PANAS

Skor Kriteria N %

18 ≤ x ˂ 31.5

31.5 ≤ x ˂ 45

45 ≤ x ˂ 58.5

58.5 ≤ x ˂ 72

Sangat Rendah

Rendah

Tinggi

Sangat Tinggi

2

59

72

24

1.2%

37.6%

46%

15.2%

N = 157 Mean = 48.82 SD = 8.472

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa positive and negative

affect scale memiliki rata-rata sebesar 48.82 sehingga tergolong dalam

kategori tinggi dengan skor terendah 29 dan skor tertinggi 68.

Prosentase di setiap kategori yaitu 1.2% subjek berada dalam kategori

sangat rendah, 37.6% subjek berada dalam kategori rendah, 46% berada

dalam kategori tinggi, dan 15.2% berada dalam kategori sangat tinggi.

secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa keadaan afektif siswa SMA

Negeri 1 Ambon tergolong TINGGI.

1.2.2. School connectedness

Jumlah aitem yang digunakan adalah 15 dengan 14 aitem valid

dan 1 aitem gugur dengan kategori jawaban mulai dari 1 sampai 4.

Dengan demikian untuk variabel school connectedness memiliki skor

terendah 14 (1 X 14) dan skor tertinggi 56 (4 X 14). Kategori yang

digunakan adalah 4 kategori yaitu Sangat Rendah, Rendah, Tinggi, dan

Sangat Tinggi.

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Untuk mengetahui kepuasan hidup digunakan interval dengan

ukuran:

i = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah kategori

Sehingga kategorinya adalah:

i = 56 – 14 = 10.5

4

Tabel 4.7

Interval Skala School Connectedness

Skor Kriteria N %

14 ≤ x ˂ 24.5

24.5 ≤ x ˂ 35

35 ≤ x ˂ 45.5

45.5 ≤ x ˂ 56

Sangat Rendah

Rendah

Tinggi

Sangat Tinggi

2

36

86

33

1%

23%

55%

21%

N = 157 Mean = 40.13 SD = 6.082

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa skala school

connectedness memiliki rata-rata sebesar 40.13 sehingga tergolong

dalam kategori tinggi dengan skor terendah 23 dan skor tertinggi 56.

Prosentase di setiap kategori yaitu 1% subjek berada dalam kategori

sangat rendah, 23% subjek berada dalam kategori rendah, 55% berada

dalam kategori tinggi dan 21% berada dalam kategori sangat tinggi.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa keterhubungan siswa SMA

Negeri 1 Ambon dengan sekolahnya tergolong TINGGI.

1.2.3. Dukungan sosial teman sebaya

Jumlah aitem yang digunakan adalah 20 dan terdapat 2 aitem yang

tidak valid dengan kategori jawaban mulai dari 1 sampai 4. Dengan

demikian untuk variabel dukungan sosial teman sebaya memiliki skor

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

terendah 18 (1 X 18) dan skor tertinggi 72 (4 X 18). Kategori yang

digunakan adalah 4 kategori yaitu Sangat Rendah, Rendah, Tinggi, dan

Sangat Tinggi.

Untuk mengetahui kepuasan hidup digunakan interval dengan

ukuran:

i = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah kategori

Sehingga kategorinya adalah:

i = 72 – 18 = 13.5

4

Tabel 4.8

Interval Dukungan Sosial teman Sebaya

Skor Kriteria N %

18 ≤ x ˂ 31.5

31.5 ≤ x ˂ 45

45 ≤ x ˂ 58.5

58.5 ≤ x ˂ 72

Sangat Rendah

Rendah

Tinggi

Sangat Tinggi

0

1

41

115

0

0.6%

26.1%

73.3%

N = 157 Mean = 61.78 SD = 5.919

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa skala dukungan sosial

teman sebaya memiliki rata-rata sebesar 61.78 sehingga tergolong dalam

kategori sangat tinggi dengan skor terendah 45 dan skor tertinggi 72.

Prosentase di setiap kategori yaitu 0.6% subjek berada dalam kategori

rendah, 26.1% subjek berada dalam kategori tinggi dan 73.3% subjek

berada dalam kategori sangat tinggi. Secara keseluruhan dapat dikatakan

bahwa dukungan sosial teman sebaya siswa SMA Negeri 1 Ambon

tergolong SANGAT TINGGI.

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

1.3. HASIL UJI ASUMSI

1.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat suatu data terdistribusi

normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar di

halaman berikut.

Gambar 4.1

Grafik Uji normalitas

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka,

model regresi layak dipakai untuk memprediksi subjective well-being

(SWB) berdasarkan masukan variabel school connectedness dan

dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel independen.

Selanjutnya, hasil uji residual bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Uji

Normalitas Residual

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai KSZ sebesar 1,117,> 0.05. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai residual normal

dan memenuhi asumsi untuk menggunakan analisis regresi.

1.3.2. Uji Linearitas

Unstandardized

Residual

N 157

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 6,95986411

Most Extreme Differences Absolute ,089

Positive ,062

Negative -,089

Kolmogorov-Smirnov Z 1,117

Asymp. Sig. (2-tailed) ,165

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Berikut ini merupakan hasil uji linearitas antara variabel school

connectedness terhadap SWB dan dukungan sosial teman sebaya terhadap

SWB. Hasil uji dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Tabel 4.10

Uji linearitas dengan analisis varians antara

school connectedness dan SWB

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 61.259 dengan

signifikansi 0.000 ( < 0.05) dan nilai F beda sebesar 0.895, > 0.05,maka dapat disimpulkan bahwa school connectedness dan SWB memiliki

hubungan yang linear. Untuk uji analisis varians dukungan sosial teman

sebaya dan SWB bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11

Uji linearitas dengan analisis varians antara

dukungan sosial teman sebaya dan SWB

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

SWB *

SC

Between

Groups

(Combined) 8717,308 26 335,281 3,217 ,000

Linearity 6384,996 1 6384,996 61,259 ,000

Deviation from

Linearity

2332,311 25 93,292 ,895 ,611

Within Groups 13549,915 130 104,230

Total 22267,223 156

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

SWB * Between Groups (Combined) 10324,991 26 397,115 4,323 ,000

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

D

a

r

i

tabel dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 96.961 dengan signifikansi 0.000

( < 0.05) dan nilai F beda sebesar 0.617, > 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya dan SWB memiliki

hubungan yang linear.

1.3.3. Uji Multikolinearitas

Tabel. 4.12

Nilai Tolerance dan VIF

School connectedness dan dukungan sosial teman sebaya

Adapun nilai tolerance dan VIF school connectedness dan

dukungan sosial teman sebaya dapat dilihat pada tabel 4.12. Angka VIF

school connectedness dan dukungan sosial teman sebaya di sekitar angka

1. Demikian juga nilai tolerance mendekati 1. Dengan demikian, model

regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas. Hasil korelasi

antar variabel yang juga dapat digunakan untuk melihat terjadinya

multikolinearitas dapat dilihat pada halaman berikut:

DTS Linearity 8907,119 1 8907,119 96,961 ,000

Deviation from

Linearity

1417,872 25 56,715 ,617 ,919

Within Groups 11942,232 130 91,863

Total 22267,223 156

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 SC ,998 1,002

DTS ,998 1,002

a. Dependent Variable: SWB

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Tabel 4.13

Koefisien korelasi

school connectedness dan dukungan sosial teman sebaya

Dari hasil di atas, terlihat koefisien korelasi antar variabel bebas

sebesar -0.40 jauh di bawah 0.50. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

1.3.4. Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.2

Coefficient Correlationsa

Model DTS SC

1 Correlations DTS 1,000 -,040

SC -,040 1,000

Covariances DTS ,009 ,000

SC ,000 ,009

a. Dependent Variable: SWB

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskdastisitas.

1.4. HASIL ANALISA DATA

Uji hipotesis : school connectedness dan dukungan sosial teman

sebaya secara simultan menjadi prediktor SWB siswa.

Hasil uji school connectedness, dukungan sosial teman sebaya dan

SWB dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji ANOVA

school connectedness dan dukungan sosial teman sebaya terhadap SWB

Dari tabel, didapat nilai F hitung sebesar 149.898 dengan tingkat

signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0.05,

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini dapat digunakan untuk

memprediksi SWB.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa scchool connectedness

(X1) dan dukungan sosial teman sebaya (X2) secara simultan menjadi

prediktor subjective well-being (Y).

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14710,628 2 7355,314 149,898 ,000a

Residual 7556,595 154 49,069

Total 22267,223 156

a. Predictors: (Constant), DTS, SC

b. Dependent Variable: SWB

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Tabel 4.15

Hasil Analisa Regresi X1 & X2 terhadap Y

Model Summary

a.

Predictors: (Constant), DTS, SC

Dari tampilan PASW Statistic 18 di atas, besarnya R square (R2)

adalah 0.661. Hal ini berarti bahwa 66.1% dari variasi yang terjadi pada Y

dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen, yakni school

connectedness dan dukungan sosial teman sebaya, sedangkan sisanya 33.9%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan karena berada di

luar jangkauan penelitian.

Selanjutnya, ringkasan sumbangan efektif dari tiap prediktor dapat

dilihat pada tabel 24, di mana school connectedness memberi pengaruh yang

signifikan, yakni sebesar 27.3% ( = 1.004) dan dukungan sosial teman

sebaya memberi pengaruh yang signifikan yakni sebesar 38.8% ( =1.235).Proses perhitungan sumbangan efektif dari tiap variabel digunakan

rumus sebagai berikut:

SE X1 = nilai x koefisien korelasi X1Y x 100%

SE X2 = nilai x koefisien korelasi X2Y x 100%

Model

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,813a ,661 ,656 7,005

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Tabel 4.16

Ringkasan Sumbangan Efektif tiap Prediktor

Keterangan Sumbangan Efektif

Variabel school connectedness 27.3%

Variabel dukungan sosial teman

sebaya

38.8%

Total 66.1%

Selanjutnya pada tabel 4.17 berikut merupakan hasil uji signifikansi

parameter individual:

Tabel 4.17

Hasil uji t X1 dan X2 terhadap Y

Dari tabel dapat diketahui bahwa signifikansi school connectedness

sebesar 0.000 dan angka ini berada di bawah 0.05. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa X1 secara parsial menjadi prediktor yang signifikan

terhadap ( = 10,875, < 0.05) dan X2 juga secara parsial menjadi

prediktor yang signifikan terhadap ( = 13,026, < 0.05).

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) ,133 6,827 ,019 ,984

SC 1,004 ,092 ,511 10,875 ,000

DTS 1,235 ,095 ,612 13,026 ,000

a. Dependent Variable: SWB

Page 17: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Merujuk pada tabel 4.17, dapatlah disusun suatu persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = + 1 + 2= 0.133+ 1.004 School Connect. + 1.235 Dukungan Sosial Teman

Sebaya

Keterangan:

Konstanta sebesar 0.133 menyatakan bahwa jika variabel independen

dianggap konstan, maka nilai variabel SWB sebesar 0.133.

Koefisien regresi school connectedness sebesar 1.004 memberikan

pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan

school connectedness akan berdampak pada meningkatnya SWB

sebesar 1.004 satuan juga.

Koefisien regresi dukungan sosial teman sebaya sebesar 1.235

memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau

satu tingkatan dukungan sosial teman sebaya akan berdampak pada

meningkatnya SWB sebesar 1.235 satuan juga.

4.5 PEMBAHASAN

Hipotesis yang menyatakan bahwa school connectedness dan

dukungan sosial teman sebaya secara simultan menjadi prediktor subjective

well-being dinyatakan diterima. Hal ini berarti bahwa school connectedness

dan dukungan sosial teman sebaya bersama-sama menjadi prediktor bagi

subjective well-being siswa. Hal ini diduga disebabkan para guru dan sekolah

memberikan lingkungan yang mendukung siswa dalam berinteraksi maupun

memberikan dukungan positif bagi siswa dalam mengembangkan dirinya.

Selain itu, teman juga menjadi salah satu variabel yang memberikan

kenyamanan bagi anak ketika berinteraksi baik dalam lingkungan sekolah

secara khusus, maupun dalam lingkungan sosialnya secara umum.

Page 18: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya

dari Huan, Chiang, Huang & Hu (2008), Rees, Bradshaw, Haridhan &

Keung (2010), dan Lau & Li (2011) yang mengungkapkan bahwa

keterhubungan yang baik antara siswa dengan sekolahnya, khususnya

dengan para guru dan dukungan baik yang diterima dari teman cenderung

menunjukkan bahwa siswa memiliki SWB yang tinggi dan dapat

meningkatkan perkembangan mereka kearah yang lebih positif. Lebih

daripada itu, school connectedness, dan dukungan teman sebaya secara

positif berpengaruh terhadap SWB, khususnya emotional well-being siswa

(Bond dkk., 2007). Remaja yang tidak memiliki hubungan dengan sekolah

atau mereka yang memiliki hubungan yang buruk dengan guru/teman

sebaya, cenderung menggunakan narkoba dan terlibat dalam perilaku sosial

yang menyimpang, melaporkan timbulnya gejala-gejala depresi, memiliki

hubungan yang buruk dengan orang dewasa lainnya, dan seringkali gagal

dalam sekolah (Bond dkk., 2007).

Dukungan yang diterima dari teman maupun keterhubungan siswa

dengan sekolahnya, memberikan dampak besar bagi SWB-nya secara

umum. Hal ini menjadi penting untuk dipahami dalam rangka pengembangan

diri siswa sebagai individu.

Dengan adanya dukungan-dukungan dan hubungan positif yang

didapatkan siswa dari lingkungan sekitarnya, maka siswa dapat merasakan

kepuasan, kenyamanan, kesejahteraan, dan dapat mengembangkan dirinya

kearah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan teori top-down versus

bottom-up (Diener, 2008) bahwa dukungan yang diterima dari domain

tertentu, dalam hal ini domain lingkungan sosial (sekolah dan teman) dan

perasaan positif yang yang dialami dari peristiwa hidup di lingkungannya

memberikan pengaruh bagi subjective well-being seseorang. Peristiwa-

peristiwa yang terjadi di sekitarnya melalui pemenuhan akan kebutuhan-

Page 19: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

kebutuhan tertentu dalam hidup (dukungan sosial dari teman dan

keterhubungan dengan sekolah) memberikan kenyamanan dan

mendukungnya secara positif, sehingga secara umum siswa merasa puas dan

bahagia. Menurut teori ini, perubahan yang terjadi pada seseorang dalam

menilai kepuasan dirinya dalam domain-domain tertentu dan perasaan yang

dialami berkaitan dengan kepuasan tersebut akan memengaruhi kepuasan

hidup dan kebahagiannya secara umum. Dengan kata lain, school

connectedness dan dukungan sosial teman sebaya sama-sama menjadi

prediktor yang signifikan bagi subjective well-being siswa. Kedua variabel

itu merupakan faktor eksternal yang memberikan pengaruh terhadap SWB

siswa namun juga berdampak pada perasaannya. Teori bottom-up melihat

bahwa domain-domain penting dalam kehidupan seseorang sebagai individu

perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kesehatan mental dan well-

being-nya. Dalam hal ini, pada masa remaja, sekolah dan lingkungan

pertemanan merupakan dua lingkungan penting selain keluarga yang menjadi

fokus utama pertumbuhan dan perkembangan remaja. Dua lingkungan ini

bisa memberikan dampak yang positif maupun negatif pada remaja

tergantung perlakuan yang mereka terima dari lingkungan tersebut. Teori

top-down melihat bahwa, perasaan-perasaan menyenangkan maupun tidak

menyenangkan yang dialami seseorang dalam kehidupannya memberi

pengaruh kebahagiaannya. Sehingga apabila seseorang puas dan senang

maka SWB-nya tinggi (Diener, 2008). Sejalan dengan teori di atas, maka

dari penelitian ini bisa dilihat bahwa dukungan sosial teman sebaya dan

school connectedness yang diterima membuat siswa merasa bahagia dan

dengan begitu memberi pengaruh pada SWB-nya.

Oleh karena itu, dapat diargumentasikan bahwa dengan adanya school

connectedness dan dukungan sosial teman sebaya, maka SWB siswa

meningkat, karena setiap orang memiliki kecenderungan untuk merasa

Page 20: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

nyaman, bahagia, dan bisa berkembang dengan baik apabila lingkungannya,

dalam hal ini sekolah dan teman memberikan dukungan yang positif bagi

perkembangan tersebut.

Disamping school connectedness dan dukungan sosial teman sebaya

yang secara simultan menjadi prediktor SWB, namun secara parsial masing-

masing menjadi prediktor yang signifikan bagi SWB siswa. Hasil ini dapat

dilihat melalui uji t pada tabel 25, yang memperlihatkan bahwa school

connectedness menjadi prediktor yang signifikan ( = 1.004) dan dukungan

sosial teman sebaya ( = 1.235). Dari hasil tersebut, bisa dilihat bahwa

dukungan sosial teman sebaya memiliki nilai signifikan yang lebih tinggi

dibandingkan school connectedness, sehingga bisa dinyatakan bahwa siswa

akan merasa lebih bahagia, nyaman dan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mereka mendapatkan dukungan dari teman sebayanya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Davis, Morris dan Kraus (dalam Whitney, 2010) yang menemukan

bahwa dukungan sosial dari teman merupakan dukungan sosial yang paling

kuat berasosiasi dengan well-being siswa. Selain itu, studi yang dilakukan

Chou (1999) juga menemukan adanya hubungan positif antara dukungan

sosial dari teman dan subjective well-being siswa. Dukungan-dukungan yang

diberikan, baik dalam bentuk dukungan emosional, informasi, penilaian, dan

instrumental, sesuai dengan aspek dari House (dalam Cohen dkk., 2000;

Heaney & Israel Glanz dkk., 2008) ternyata memiliki arti penting bagi

seseorang, khususnya dalam peningkatan SWB-nya. Terlebih bagi siswa

yang mana dalam masa remaja-nya lebih banyak menghabiskan waktu dan

membagi permasalahan mereka bersama dengan teman-temannya

dibandingkan dengan orang tuanya (Chou, 1999; Scholte & Van Aken,

2006). Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari

Gülaçt (2010) yang menemukan bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh

Page 21: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

teman tidak memberikan efek yang penting pada level SWB seseorang,

dengan demikian dukungan sosial yang diterima dari teman tidak menjadi

prediktor SWB. Sebaliknya, dukungan sosial yang diterima dari keluarga

menjadi prediktor yang signifikan untuk SWB siswa.

Selain dukungan sosial teman sebaya, dalam penelitian ini ditemukan

bahwa school connectedness juga menjadi prediktor SWB siswa. Hasil

penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Resnick dkk., (1997), Carter dkk., (2007), Bond dkk., (2007), Shochet

(2006), Eccles (1997). Hasil dari penelitian-penelitian ini menggarisbawahi

pentingnya school connectedness bagi SWB siswa dan peningkatan prestasi

siswa. School connectedness memberi pengaruh pada kesehatan mental

siswa. Oleh karena itu tindakan yang dilakukan oleh para guru dan staf

lainnya di sekolah untuk menolong siswa agar merasa dihargai dan merasa

terhubung dengan sekolahnya menjadi sangat penting. Menurut Leary dan

Baumeister (dalam McGraw dkk., 2008) rasa keterhubungan merupakan

motivasi fundamental yang berfungsi dalam berbagai seting dan memberi

pengaruh pada aspek kognitif dan emosi seseorang. Pengalaman

menyenangkan dan rasa memiliki yang diperoleh siswa di sekolah memiliki

implikasi penting bagi emotional well-being-nya dan kesuksesannya di

sekolah (Resnick dkk., 1997; Roeser dkk., 2000; Wingspread Conference,

2004).

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dengan dukungan dari

penelitian-penelitian terdahulu, maka dapat dikatakan bahwa dukungan

sosial teman sebaya dan school connectedness menjadi prediktor yang bisa

meningkatkan atau menurunkan SWB siswa, tergantung pada bagaimana

keduanya dialami dan dirasakan oleh siswa tersebut. Jika keduanya

memberikan dukungan yang positif dan memberikan ruang bagi anak untuk

Page 22: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. HASIL …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1567/14/T2... ·  · 2013-07-02Test distribution is Normal. b. ... Dari tabel dapat dilihat

berkembang dan menjadi dirinya sendiri, maka SWB siswa akan tinggi dan

bersifat positif pula.