HASIL-HASIL PENELITIANrepository.upi.edu/861/7/T_PK_455_Chapter5.pdf · mahasiswa TTUC Bandung...
Transcript of HASIL-HASIL PENELITIANrepository.upi.edu/861/7/T_PK_455_Chapter5.pdf · mahasiswa TTUC Bandung...
-
BAB V
DISKUSI, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
HASIL-HASIL PENELITIAN
Isi bab terakhir ini terdiri atas (1) Diskusi Hasil-
hasil Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasil-
hasil Penelitian, baik teoretis maupun praktis. Sesuai de
ngan data yang disajikan pada bab IV, maka uraian pada ba
gian ini disusun dalam urutanvsebagai berikut.
Pertama. diskusi tentang hasil analisis skor sikap
mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT,
Diskusi ini menyangkut sikap mahasiswa dengan status bel
ajar in-service dan pre-service maunpun sikap mahasiswa da
ri masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Ban
dung.
Kedua. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua rata-
rata antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
dan pre-service. Masalah utama yang akan didiskusikan pada
bagian kedua ini adalah : "Mengapa terdapat perbedaan yang
signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-
service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT ?"
Ketiga. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ra
ta-rata antara prestasi belajar mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi
MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian yang
ketiga ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang
129
-
130
signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi
MPT ?"
Keempat. diskusi tentang hasil uji perbedaan lebih
dari dua rata-rata antara sikap mahasiswa dari jurusan sa
tu dengan jurusan lainnya yang ada di lingkungan TTUC Ban
dung terhadap materi bidang studi MPT. Masalah utama yang
akan didiskusikan pada bagian ini adalah : "Mengapa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa
dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC
Bandung ?"
Kelima. diskusi tentang hasil uji korelasi antara
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.
Keenam. diskusi tentang hasil uji korelasi antara
sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.
Ketu.iuh. diskusi tentang hasil uji korelasi antara
sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya,
A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian
1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT
Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter
hadap materi bidang studi MPT pada penelitian ini, dapat -
diungkapkan bahwa mahasiswa in-service bersikap ragu-ragu
-
131
(dengan skor rata-rata tiap item 2,54); mahasiswa xre-servJuoe
bersikap positif (2,57); mahasiswa ilurusan Bangunan bersi
kap positif (2,58); mahasiswa Jurusan Elektronika bersikap
ragu-ragu (2,54); mahasiswa Jurusan Listrik bersikap posi
tif (2,56); mahasiswa Jurusan Mesin bersikap ragu-ragu
(2,43); mahasiswa Jurusan Otomotif bersikap positif (2,56);
mahasiswa Jurusan Las Fabrikasi Logam bersikap ragu - ragu
(2,44). Sedangkan secara keseluruhan mahasiswa TTUC Bandung
bersikap ragui-ragu terhadap materi bidang studi MPT' dengan
skor rata-rata setiap item 2,54.
Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa
sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT bergerak
di sekitar ragu-ragu dan positif (setuju). Namun mahasiswa
TTUC Bandung secara keseluruhan bersikap ragu-ragu terha
dap materi bidang. studi MPT. Sikap yang ragu-ragu ini me-
nunjukkan bahwa materi bidang studi MPT yang diberikan ke
pada mahasiswa di TTUC Bandung diterima dengan pengertian
yang samar oleh mahasiswa. Pengertian yang samar ini me-
nunjukkan bahwa mahasiswa belum merasakan manfaat apa jeng
dapat mereka petik dari adanya materi bidang studi MPT,
sehingga materi bidang studi MPT tersebut masih belum da
pat mempergiat kondisi belajar mereka.
Namun, apabila ditilik lebih dalam lagi dari sikap
mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT ini, terutama
apabila ditinjau dari status belajar yang ada, maka dapat
diungkapkan bahwa mahasiswa dengan status belajar pre-
-
132
service yang jumlahnya 56% dari keseluruhan mahasiswa TTUC
Bandung, memiliki sikap yang positif (setuju) terhadap ma
teri bidang studi MPT. Sikap yang positif dari mahasiswa
dengan status belajar pre-service ini memberikan makna bah
wa bagi mereka yang rata-rata belum punya pengalaman menga
jar ini, materi bidang studi MPT' yang diberikan sekokah ke-
padanya diterima dengan pengertian positif, serta lebih da
ri itu, mahasiswa dengan status belajar pre-service ini me
rasa bahwa materi bidang studi MPT yang mereka terima itu
ada manfaatnya bagi pengajaran teknik, khususnya pengajar
an dalam bengkel. Oleh karenanya, adanya bidang studi MPT
ini bagi mahasiswa pre-service akan lebih mempergiat kon
disi belajar mereka yang pada akhirnya akan lebih memper-
tinggi prestasi belajarnya.
Mahasiswa dengan status belajar in-service sendiri
bersikap ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT. Per
bedaan sikap positif (untuk mahasiswa pre-service) dan ra
gu-ragu (untuk mahasiswa in-service) terhadap materi bi
dang studi MPT ini ternyata sangat signifikan (kesimpulan
2. penelitian ini). Namun dalam prestasi belajarnya untuk
bidang studi MPT, mahasiswa kedua status belajar tersebut
tidak berbeda secara signifikan (kesimpulan 3. penelitian
ini). Kondisi ini menunjukkan bahwa sikap yang cenderung
rendah pada mahasiswa dengan status belajar in-service ter
nyata tidak menghalangi mereka untuk berprestasi belajar
-
133
yang tinggi (sama dengan prestasi belajar mahasiswa dengan
status belajar pre-service yang sikapnya terhadap materi
bidang studi MPT cenderung berkadar lebih tinggi). Dan ke-
nyataan ini dipertegas lagi dari kesimpulan 5. penelitian
ini, bahwa ternyata tidak terdapat hubungan positif yang
signifikan antara sikap mahasiswa in-service terhadap ma
teri bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Sedang
kan sikap mahasiswa pre-service terhadap materi bidang stu
di MPT berhubungan dengan sangat signifikan dengan presta
si belajarnya (kesimpulan 6. penelitian ini).
Menilik hasil-hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa
pengalaman mengajar dalam bidang keteknikan bagi mahasiswa
dengan status belajar in-service memeganag peranan penting
pada sikapnya terhadap materi bidang studi MPT dan prestasi
belajarnya dalam bidang studi MPT. Pengalaman mengajar yang
rata-rata di atas lima tahun tersebut, membuat mahasiswa
in-service ini memberikan reaksi sikap yang wajar (apa ada
nya) dan selektif terhadap materi bidang studi MPT, Dan pe
ngalaman mengajar ini pula yang membuat mereka sudah menge-
tahui, memahami dan bahkan telah mengimplementasikannya se
cara nyata di lapangan, sehingga walaupun sikap mereka cen
derung rendah dan selektif, namun prestasi belajar mereka
tetap tinggi. Dan memang, bukan hanya sikap yang mempenga
ruhi prestasi belajar, namun banyak faktor lainnya baik
bersifat internal siswa maupun eksternal.
Sementara itu sikap mahasiswa apabila ditinjau dari
-
134
masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Bandung,
bervariasi antara positif (setuju) dan ragu-ragu. Namun,
secara keseluruhan sikap mahasiswa antar jurusan ini ter
hadap materi bidang studi MPT tidak berbeda secara signify
kan (kesimpulan 4. penelitian ini). Sikap yang tidak ber
beda dari mahasiswa antar jurusan ini terhadap materi bi
dang studi MPT menunjukkan bahwa pengajaran materi bidang
studi MPT tersebut kepada masing-masing jurusan yang ada
tidak menimbulkan dampak yang berbeda. Hal ini antara lain
disebabkan karena kondisi dan situasi pengajaran praktek
dalam bengkel untuk masing-masing jurusan tersebut tidak
jauh berbeda.
Sikap ragu-ragu mahasiswa TTUC Bandung secara kese
luruhan terhadap materi bidang studi MPT ada kemungkinan
disebabkab oleh belum operasionalnya perumusan materi bi
dang studi MPT tersebut, Yang dimaksud dengan belum opera-
sional di sini adalah materi yang ada pada bidang studi
MPT tersebut sebagian besar masih tidak jauh berbeda dengan
apa yang disebut metodologi pengajaran sosial. Dari sembi-
lan komponen materi bidang studi MPT yang menjadi sasaran
penelitian ini, hanya dua komponen saja yang diperkirakan
khusus membahas matodologi pengajaran teknik, yaitu materi
keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel. Sedangkan kom-
ponen-komponen lainnya sifatnya masih generaltdan belum
menunjukkan bnhwa materi tersebut khusus untuk digunakan
dalam proses belajar-mengajar praktek bengkel.
-
135
Namun secara keseluruhan sikap mahasiswa TTUC Ban
dung ini terhadap materi bidang studi MPT mempunyai hubung
an positif yang sangat signifikan dengan prestasi belajar
nya^ (kesimpulan 7. penelitian ini), Kondisi ini menunjuk1*
kan bahwa walau bagaimanapun sikap mahasiswa TTUC Bandung
secara keseluruhan mempengaruhi prestasi belajarnya, Dan
ini secara teoretis mengandung makna bahwa sikap merupak.ti
salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
2. Hasil U.1i Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap
Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Pre-servi ce
Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata -rata
diperoleh \±tung = -2,44 sedangkan ttabel (#01)(126)2,33. Dengan demikian H yang berbunyi "tidak terdapat per
bedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang
studi MPT" ditolak, karena t, .. berada di luar batas pene-
-
136
rimaan hipotesis. Dengan kata lain, terdapat. perbedaan yang
signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-
service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT.
Adanya perbedaan sikap mahasiswa terhadap materi bi
dang studi MPT antara mahasiswa dengan status belajar in-
service dan pre-service ini besar kemungkinan disebabkan
oleh faktor usia dan pengalaman mengajar,
Seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu the
sis ini, bahwa mahasiswa dengan status belajar in-service
adalah mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar pa
ling sedikit 5 tahun pada saat mulai terdaftar sebagai ma
hasiswa TTUC Bandung, Sedang yang pre-service belum punya
sama sekali pengalaman mengajar atau punya pengalaman me
ngajar tapi kurang dari 5 tahun,
Dengan adanya hasil penelitian ini, ternyata status
belajar mahasiswa yang in-service dan pre-service tersebut
mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan pada sikap me
reka terhadap materi bidang studi MPT. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor usia dan pengalaman mengajar memegang peranan
penting terhadap sikap seseorang
-
137
tus belajar in-service mempunyai skor rata-rata 154,196 de
ngan kategori sikap positif-ragu-ragu.
Menilik hasil di atas, kadar sikap yang lebih posi
tif yang diberikan oleh kelompok mahasiswa berstatus bel
ajar pre-'service ini mungkin disebabkan oleh usia mereka
yang relatif masih muda. Dari keseluruhan mahasiswa dengan
status belajar pre-service tersebut sebagian besar ( 70% )
adalah mereka yang baru menyelesaikan pendidikannya di STM,
sedangkan sisanya mereka yang sudah mempunyai pengalaman
mengajar atau sudah menjadi pegawai negeri dengan masa ker
ja di bawah 5 tahun.
Dilihat dari segi usia, mereka yang berstatus bel
ajar pre-service dan relatif masih muda ini cenderung mem
berikan reaksi, khususnya sikap, yang berlebihan terhadap
suatu objek yang baru untuk pertama kali dikenalnya. Objek
sikap ini, khususnya materi bidang studi MPT, menarik bagi
mereka karena belum pernah mendapatkannya selama ini. Di
samping itu kehendak mereka yang ingin mengatakan bahwa,
mereka, walaupun usia masih muda dan relatif .belum punya
pengalaman dalam mengajarkan meteri keteknikan, dapat mem
berikan hal yang sama baiknya dengan mereka yang berstatus
belajar in-service. Gejala psikologis-emosional ini dite-
rangkan oleh Nasution (1982 : 95) sebagai berikut.
Anak-anak mempunyai dorongan untuk memuaskan keinginanuntuk mengetahui sesuatu, untuk menyatakan pikiran danperasaannya dengan jalan bahasa, pekerjaan, lukisan,seni suara, atau gerak. Mereka ingin menguasai suatuketerampilan, ingin merasai kepuasan atas hasil atau
-
138
sukses yang mereka capai. Mereka ingin dipuji atas usaha mereka, sekalipun hasil mereka itu jauh di bawahnorma-norma orang dewasa.
Pendapat di atas luas dan dalam sekali artinya. Se
cara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mereka yang mempu-
nyai usia relatif masih muda cenderung tidak ingin dibeda-
kan dari orang dewasa, dan merupakan suatu kebutuhan bagi-
nya untuk memperoleh pengakuan sebagai orang dewasa. Be-
rangkat dari sinilah mereka yang mempunyai status belajar
pre-service tersebut ternyata memberikan kadar sikap yang
lebih positif dibandingkan dengan mereka yang berstatus be
lajar in-service.
Di samping faktor usia seperti yang telah diuraikan
di atas, faktor pengalaman mengajaraa.juga besar pengaruhnya
pada sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT. Ma
hasiswa yang mempunyai status belajar in-service adalah me
reka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 5
tahun bahkan mungkin ada yang sampai puluhan tahun, sehing
ga mereka praktis sudah banyak mengetahui tentang bagaima
na cara mengajarkan materi keteknikan. Hal ini mengakibat
kan materi bidang studi MPT menurut mereka bukanlah suatu
hal yang baru dan bahkan sudah mereka impleraentasikan se
cara nyata dalam praktek. Yang baru bagi mereka mungkin
adalah sistematika dan pembahasan materi bidang studi MPT
sebagai suatu disiplin ilmu.
Mahasiswa-mahasiswa dengan status belajar in-servioe
yang sudah berpengalaman ini sedikit banyak telah memiliki
-
139
pengetahuan dan keterampilan dalam mengajarkan materi ke
teknikan dalam suatu praktek interaksi proses belajar-me
ngajar, Dengan pengalaman mengajar yang telah dimilikinya
itu, ia akan semakin selektif dalam sikapnya terhadap se
suatu objek, dalam hal ini materi bidang studi.MPT,
Bersasarkan kondisi di atas, maka adalah suatu :.Hal
yang wajar apabila mahasiswa dengan status belajar in-ser
vice, yang rata-rata dari mereka merupakan guru yang sudah
banyak pengalaman mengajarnya, memberikan kadar sikap yang
lebih rendah dan selektif bila dibandingkan dengan mahasis
wa dengan status belajar pre-service.
3. Hasil U.ii Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi
Bela.iar Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Pre.-
service dalam Bidang Studi MPT
Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata-rata,
diperoleh thitung =0,37 sedang ttabel (#01)(126) = 2»33 *Dengan demikian HQ yang berbunyi "tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan
status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu
di MPT" diterima, karena *hj_t.unR berada dalam batas penerimaan hipotesis. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan
status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu
di MPT.
-
140
Dari hasil perhitungan di atas, dapat dikatakan bah
wa adanya perbedaan sikap terhadap materi bidang studi MPT
yang sangat signifikan antara mahasiswa dengan status bel
ajar in-service dan pre-service. tidak diikuti adanya per
bedaan yang signifikan dalam prestasi belajarnya. Dalam pe
ngertian lain, walaupun sikap mahasiswa dengan status bel
ajar in-service kadarnya lebih rendah bila dibandingkan de
ngan sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service. dan
ini sangat signifikan, namun prestasi belajar mahasiswa ke
dua status belajar tersebut tidak berb«da secara signififcan.
Prestasi belajar yang tidak berbeda secara signifi
kan, walaupun kadar sikap cenderung lebih rendah dari maha
siswa dengan status belajar in-service ini bila dibanding
kan dengan mahasiswa pre-service lebih disebabkan oleh fak
tor pengalaman mengajar, Mahasiswa dengan status belajar
in-service adalah mahasiswa TTUC Bandung yang rata - rata
telah mempunyai pengalaman mengajar dalam bengkel 5 tahun
ke atas, Dengan pengalaman mengajar tersebut, materi bidang
studi MPT yang mereka pelajari, sebenarnya telah mereka im-
plementasikan secara nyata dalam kurun waktu yang cukup la
ma. Pengalaman mengajar dan implementasi yang mendalam ini
telah cukup bagi mereka untuk mendapatkan prestasi belajar
dalam bidang studi MPT yang tidak lebih rendah dari maha
siswa dengan status belajar pre-service.
-
141
Di samping faktor pengalaman mengajar tersebut, ten-
tunya masih banyak faktor lagi yang mempengaruhi prestasi
belajar mereka (mahasiswa dengan status belajar in-service)
baik faktor internal maupun faktor yang eksternal sifatnya.
Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penga
laman mengajar tersebut diperkirakan merupakan faktor yang
dominan mempengaruhi sikap mahasiswa in-service terhadap
materi bidang studi MPT maupun prestasi belajarnya dalam
bidang studi MPT.
Salah satu kenyataan lagi yang memperkuat dugaan
tersebut adalah ternyata hubungan positif yang ada antara
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya ( r =
0,0873) tidak signifikan, Ini mengandung makna bahwa tidak
ada skor sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
tersebut dapat dipakai untuk memprediksi prestasi belajar
nya (hasil lain dari penelitian ini),
4. Hasil U.li Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata an
tara Sikap Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lain
nya di Lingkungan TTUC Bandung
Dari hasil perhitungan didapat Fv.-ifunff = 2,48 S F.
b 1 ( 01)(5 1??) = 3,17. Hal ini mengandung makna bahwa ti
dak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasis
wa antar jurusan di TTUC Bandung terhadap materi bidang studi
MPT.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sikap
mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di ling-
-
142
kungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT ini
antara lain disebabkan oleh dua faktor. Pertama. faktor la-
tar belakang disiplin ilmu, khususnya ilmu teknik, yang di
ajarkan pada masing-masing jurusan di lingkungan TTUC Ban-
dung yang lebih menekankan praktek, Dalam disiplin ilmu
teknik, kondisi dan situasi praktek dalam bengkel tidak me
ngandung banyak perbedaan dalam metodologi pengajarannya,
baik itu untuk jurusan Bangunan, Elektronika, Listrik,
Me6in, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam, Oleh karena itu
lah materi bidang studi MPT ini, yang lebih banyak mene
kankan pada proses belajar-mengajar dalam bengkel, diajar
kan secara umum untuk semua jurusan.
Faktor lainnya yang mengakibatkan "sikap mereka ter
hadap materi bidang studi MPT ini tidak berbeda secara sig
nifikan antara jusan satu dengan jurusan lainnya, karena
bidang studi MPT diajarkan dalam suatu ruangan yang besar
(kuliah umum) yang mahasiswanya terdiri atas beberapa ju
rusan sekaligus. Perkuliahan bidang studi MPT dilaksanakan
dalam dua waktu dengan dua orang instruktur yang secara
bergantian melaksanakan tugasnya. Kalau seandainya dalam
jam tertentu kelompok mahasiswa A (yang terdiri atas maha
siswa jurusan Bangunan dan Elektronika) sedang melaksana
kan proses belajar-raengajarnya dalam bidang studi MPT de
ngan instruktur Bapak A', maka dalam saat bersamaan maha
siswa kelompok B (yang terdiri atas mahasiswa jurusan Lis
trik, Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam) juga sedang
-
143
melaksanakan proses belajar-mengajarnya dalam bidang stu
di MPT di kelas lain dengan instruktur B1. Dan untuk perio
de tertentu (3 bulan) kemudian di "change" dengan kelompok
A diajar oleh instruktur Bi dan sebaliknya. Kondisi perku
liahan seperti ini juga menjadi faktor penyebab lain dari
tidak berbedanya secara signifikan sikap mahasiswa antar
jurusan di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang
studi MPT.
5. Hasil Uji Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan
Status Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT
dengan Prestasi Belajarnya
Setelah diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang
mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang sig
nifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-
service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi
belajarnya, diterima. Di antara keduanya terdapat korelasi
positif sebesar r = 0,0873 namun korelasi tersebut tidak
signifikan (thitung =0,64 (ttabel (,01)(54) =2'3^ '"^ini memberi makna bahwa tidak ada skor sikap mahasiswa in-
service yang dapat dipakai untuk memprediksikan prestasi
belajarny/a.
Seperti telah didiskusikan pada bagian-bagian ter
dahulu, hasil korelasi yang tidak signifikan ini kembali
mempertegas dominannya pengaruh faktor pengalaman mengajar
-
144
dalam praktek bengkel bagi guru-guru dengan status belajar
in-service terhadap sikapnya pada materi bidang studi MPT,
Pengalaman mengajar tersebut telah membuat mereka selektif
dalam memberikan sikapnya terhadap materi bidang studi MPT
sehingga ajiabila dibandingkan dengan mahasiswa yang bersta
tus belajar pre-service. kadar sikap mereka itu lebih ren
dah. Dan berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata, ternyata
di antara keduanya terdapat perbedaan yang signifikan. Na
mun dengan kadar sikap yang lebih rendah itu, prestasi bel
ajarnya tidak berbeda secara signifikan dengan prestasi
belajar mahasiswa pre-service, Kondisi inilah yang menye
babkan korelasi positif di antara keduanya tidak signifi
kan.
6. Hasil U.ii Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan
Status Belajar Pre-service Terhadap Materi Bidang Studi
MPT dengan Prestasi Belajarnya
Setelah dilakukan penelitian, ternyata hipotesis
yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang
signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar
pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan presta
si belajarnya, ditolak. Dengan kata lain, terdapat hubung
an positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar pre-service terhadap materi bidang studi
MPT dengan prestasi belajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan
koefisien korelasi di antara keduanya sebesar r=0,40 dengan
-
H5
tingkat kepercayaan 0,99 (thitung =3,65 )ttflbel (.0l)(70)= 2,3895). Angka ini memberi makna bahwa urunan sikap maha
siswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bi
dang studi MPT pada prestasi belajarnya adalah 16%. Dan ini
cukup mengandung makna bahwa sikap mahasiswa dengan status
belajar pre-service terseburt berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya.
Apabila hasil penelitian ini dijabarkan lebih lan-
jut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa de
ngan status belajar pre-service terhadap materi bidang stu
di MPT, akan semakin naik pula prestasi belajarnya. Seba
liknya, semakin kurang baik sikap mahasiswa dengan status
belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT, se
makin turun prestasi belajarnya.
Urunan sikap mahasiswa dengan status belajar pre-
service terhadap materi bidang studi MPT sebesar 16% pada
prestasi belajarnya, juga memberi makna bahwa 84% dari
prestasi belajar mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh 'fak
tor- faktor lainnya, baik faktor dalam diri siswa sendiri
maupun faktor di luar diri siswa yang di samping guru ju
ga terdapat faktor sekolah, keluarga, serta lingkungan so
sial.
-
146
7. Hasil U.1i Korelasi antara Sikap Mahasiswa TTUC
Bandung Secara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi
MPT dengan Prestasi Belajarnya
Uji korelasi ini dimaksudkan untuk menjawab masalah
bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung se
cara keseluruhan terhadap materi bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik (MPT) dengan prestasi belajarnya.
Setelah diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang
mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT de
ngan prestasi belajarnya, ditolak. Dengan kata lain, ter
dapat hubungan positif yang signifikan antara sikap maha
siswa terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi be
lajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi di
antara keduanya sebesar r = 0,24 dengan tingkat keperca
yaan 0,99 (thitung =2.78
-
147
jut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa
terhadap materi bidang studi MPT, akan semakin naik pula
prestasi belajarnya, Sebaliknya, semakin kurang baik sikap
mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT, semakin turun
prestasi belajarnya, Hal ini berarti mendukung hasil pene
litian yang pernah dilakukan McGauvran (Lavin, 1965 * 67)
yang mengungkapkan bahwa baik di tingkat perguruan tinggi,
menengah maupun dasar, sikap yang positif terhadap institu
si pendidikan dan pendidikan pada umumnya berkorelasi po
sitif dengan prestasi belajarnya, .
Urunan sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi
MPT. sebesar 6% pada prestasi belajarnya, juga memberi mak
na bahwa 94% dari prestasi belajar mahasiswa tersebut di
pengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, baik faktor dalam di
ri siswa sendiri maupun faktor di luar diri siswa yang di
sampinjg guru juga terdapat faktor sekolah, keluarga serta
lingkungan sosial.
Keadaan ini kembali memperjelas bahwa faktor inter
nal siswa, khususnya sikap, mempunyai pengaruh yang tidak
kecil terhadap prestasi belajarnya, Dan memang bukan fak
tor internal siswa saja yang berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya, tapi juga faktor di luar diri siswa terutama
guru, seperti yang diungkapkan oleh Benson (Alan Thomas,
1971 : 21) : "We are led to the conclution that the caliber
of the teachers is the single most important factor". Na
mun siswa sebagai subjek yang paling berkepentingan dan pa-
-
148
ling terlibat dalam proses belajar-mengajar merupakan fak
tor yang lain tak bisa diabaikan. Hanya dengan usaha dan
kerja kerasnyalah prestasi belajar yang baik akan dicapai,
karena pada hakekatnya belajar adalah sesuatu di mana se
tiap orang harus memperoleh dari usahanya sendiri (Staton,
1978 : 23-24).
B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian
Hasil-hasil studi ini selengkapnya telah disajikan
pada bab IV dan telah diadakan diskusi sekitar hasil-hasil
tersebut, seperti dikemukakan pada bagian awal bab ini.
Berdasarkan hasil-hasil diskusi tersebut, berikut ini di
kemukakan beberapa kesimpulan penelitian ini.
1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT
Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter
hadap materi bidang studi MPT, maka dapat diungkapkan bah
wa mahasiswa dengan status belajar in-service memiliki si
kap ragu-ragu; mahasiswa dengan status belajar pre-service
memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Bangunan
memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Elektro
nika memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Listrik
memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Mesin
memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Otomotif memi
liki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Las Fabri
kasi Logam memiliki sikap ragu-ragu* Sedangkan secara ke
seluruhan mahasiswa TTUC Banding memiliki sikap ragu-ragu
-
149
terhadap materi bidang studi MPT. Sikap ragu-ragu dari ma
hasiswa TTUC Bandung ini mengandung makna bahwa mereka ma
sih belum merasakan manfaat apa yang dapat dipetik dari
adanya materi bidang studi MPT, sehingga kondisi ini masih
belum dapat mempergiat belajar mereka.
2. Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap Mahasiswa
dengan Status Bela.iar in-service dan Pre-service Terhadap
Materi Bidang Studi MPT
Terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap^ ma
hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service
terhadap materi bidang studi MPT. Signifikansi perbedaan
sikap mahasiswa antar status belajar ini ada dalam taraf
nyata 0,99 (thitung =-2,44 dan ttabel (#01)(126) =2'33)*
3. Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi Bela.iar
Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Rre-service
dalam Bidang Studi MPT
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service
dan pre-service dalam bidang studi MPT. Signifikansi hasil
pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99 (thitung = °,37
sedang ttabel (.01)(126) = 2'33)*
-
150
4« Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata antara Sikap
Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lainnya di Ling
kungan TTUC Bandung Terhadap Materi Bidang Studi MPT
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara si
kap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di
lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT.
Signifikansi hasil pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99
(Fhitung =2^8 'Ftabel (.01)(5,122) =3'17)'5. Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status
Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan
Prestasi Belajarnya
Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan an
tara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service, ter
hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.
Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe
sar r = 0,0873, namun korelasi ini tidak signifikan (thi_
tung =°'6/>
-
151
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Dengan
Koefisien korelasi sebesar r =0,40 (tnitung = 3,65/ tta_
( 01)(70) = 2»3395) maka sikap mahasiswa dengan statusbelajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT mem
berikan urunan sebesar 16% terhadap prestasi belajarnya.
Apabila prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar
pre-service dalam bidang studi MPT ini naik, berarti seba
nyak 16% kenaikan tersebut dipengaruhi oleh sikapnya ter
hadap materi bidang-studi MPT.
7. Korelasi antara Sikap Mahasiswa TTUC Bandung Se^
cara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan
Prestasi Bela.iarnya
Terdapat hubungan korelatif positif yang signifikan
antara sikap mahasiswa TTUC Bandung s«eara keseluruhan ter
hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.
Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe
sar r=0,24 (thitung =2,78 >ttflbel (#01)(126) =2'33)#Dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,24 maka sikap ma
hasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap materi bi
dang studi MPT memberikan urunan sebesar 6% terhadap pres
tasi belajarnya. Apabila prestasi belajar mahasiswa dalam
bidang studi MPT ini naik, berarti sebanyak 6% kenaikan
tersebut dipengaruhi oleh sikapnya terhadap materi "bidang
studi MPT.
-
152
C. Implikasi Hasil-hasil Penelitian
Berikut ini dikemukakan beberapa implikasi hasil-ha
sil penelitian ini, baik secara teoretis maupun praktis.
Pada bagian akhir implikasi hasil-hasil penelitian ini ju
ga dikemukakan implikasi bagi penelitian-penelitian selan
jutnya,
1. Implikasi Teoretis
Hasil-hasil penelitian ini lebih banyak memperkuat
teori yang sudah ada atau penemuan-penemuan terdahulu, Di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Penelitian ini berhasil mengungkapkan adanya per
bedaan sikap antara mahasiswa dengan status belajar in-
service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT.
Perbedaan yang signifikan ini kembali mempertegas teori
yang mengatakan bahwa faktor usia dan pengalaman mengajar
mempegaruhi sikap seseorang terhadap objek tertentu, dalam
hal ini materi bidang studi MPT. Mereka yang berstatus bel
ajar in-service cenderung memberikan sikap yang lebih se
lektif daripada yang berstatus belajar Pre-service. Dengan
kadar sikap yang lebih selektif ini, tidak berarti presta
si belajarnya akan lebih rendah, karena dengan pengalaman-
nya dalam mengajar disiplin keteknikan sudah merupakan be
kal yang sangat berharga bagi mereka untuk mengejar presta
si yang baik.
b. Implikasi teoretis lainnya dari penelitian ini
-
153
adalah ditemukannya pola hubungan yang positif dan signifi
kan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bi
dang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Korelasi kedua
variabel tersebut sebesar r = 0,24 dengan tingkat keper-
cayaan 0,99. Juga ditemukan pola hubungan yang positif dan
signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar
pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan pres
tasi belajarnya ( r = 0,40 dan signifikan dengan tingkat
kepercayaan 0,99). Hasil ini berarti memperkuat teori-teori
yang mengatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara sikap seseorang terhadap suatu objek, dalam hal ini
materi bidang studi MPT, dengan prestasi belajarnya. Namun
hasil penelitian ini menemukan juga bahwa sikap mahasiswa
dengan status belajar in-service terhadap materi bidang
studi MPT tidak berkorelasi positif yang signifikan dengan
prestasi belajarnya. Kondisi ini mengandung makna teoretis
bahwa bukan hanya sikap yang mempengaruhi faktor belajar
mahasiswa, namun banyak faktor lainnya yang di antaranya
adalah faktor usia dan pengalaman.
c. Bersamaan dengan hasil studi ini telah dikembang-
kan secara empirik alat ukur sikap mahasiswa terhadap ma
teri bidang studi MPT. Alat ini telah diuji-cobakan terle
bih dahulu sebelum dipakai untuk mengumpulkan data lapang
an. Data hasil uji-coba ini diolah sesuai dengan kebaikan
skala sikap ala Likert. Reliabilitas alat ukur ini adalah
0,56 dengan tingkat kepercayaan 0,95.
-
154
2. Implikasi Praktis
Hasil studi ini memberikan dampak positif bagi pe
ngembangan materi bidang studi MPT, khususnya bagi TTUC
Bandung yang telah merintisnya dan terus akan mengembang-
kannya, umumnya bagi pendidikan guru kejuruan teknologi.
Dalam rangka semuanya itu, maka implikasi praktis dari ha
sil studi ini adalah sebagai berikut.
a. Dengan terungkapnya sikap mahasiswa TTUC Bandung
yang ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT, maka im
plikasi pratisnya bagi TTUC Bandung adalah perlu adanya
peninjauan korektif kembali terhadap materi bidang studi
MPT. Sikap yang ragu-ragu ini menunjukkan bahwa mahasiswa
masih belum merasakan manfaat adanya materi bidang studi
MPT dalam pengajaran teknik, karena materi bidang studiMPT
tersebut belum sepenuhnya dirumuskan secara operasional
khusus untuk pengajaran teknik. Dari sembilan komponen ma
teri bidang studi MPT' yang menjadi sasaran penelitian ini
hanya dua komponen saja yang telah dirumuskan secara ope
rasional sebagai suatu cara mengajarkan disiplin ilmu tek
nik, yaitu komponen keselamatan kerja dan pengelolaan beng
kel. Sedang komponen-komponen lainnya masih tidak berbeda
jauh dengan metoda mengajar ilmu-ilmu sosial. Untuk itu
perlu dikembangkan apa yang dimaksud dengan perpustakaan
teknologi, pengetahuan kUrikulum teknologi, proses belajar-
mengajar teknologi, pengembangan persiapan pelajaran tekno
logi, media pendidikan teknologi, penilaian teknologi dan
-
155
micro-teaching teknologi. Bagaimana penggunaan OHP untuk
pelajaran teknologi ? Tentunya penggunaan OHP untuk mate
ri ilmu-ilmu sosial berbeda dengan materi ilmu-ilmu tekno
logi, sehingga jelas apa yang terkandung dalam materi bi
dang studi MPT benar-benar merupakan hal yang khas untuk
digunakan dalam proses belajar-mengajar teknologi. Apabi-^
la rumusan operasional ini telah terwujud dalam materi bi
dang studi MPT, maka semestinya mahasiswa akan lebih ber-
gairah dalam belajar sehingga kadar sikapnya akan semakin
baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi bel
ajarnya.
b. Hasil lainnya dari penelitian ini adalah terung-
kapnya perbedaan yang sangat signifikan antara sikap maha
siswa dengan status belajar in-service dan pre-service ter
hadap materi bidang studi MPT. Mahasiswa dengan status bel
ajar in-service memiliki sikap ragu-ragu terhadap materi
bidang studi MPT, sedangkan mahasiswa dengan status belajar
pre-service bersikap positif (setuju). Implikasi praktis
dari hasil ini adalah perlu dilibatkannya mahasiswa, khu
susnya yang in-service, dalam penyusunan dan perencanaan
materi bidang studi MPT karena mereka ini sudah banyak pe
ngalaman dan bahkan sudah mengimplementasikan MPT itu sen
diri secara nyata. Oleh karenanya, apa yang terkandung da
lam materi bidang studi MPT tersebut telah diketahuinya
dan lebih dari itu telah diimplementasikannya, Keterlibat-
an mahasiswa in-service ini dalam penyusunan dan perencana-
-
156
an materi bidang studi MPT akan banyak memberikan masukan
operasional yang sangat berharga bagi pengembangan materi
bidang studi MPT ini. Di samping itu implikasi praktis la
innya dari hasil ini adalah perlu dipikirkannya kemungkin-
an pembedaan-pembedaan dalam pengajaran materi bidang stu
di MPT bagi mahasijswa dengan status belajar in-service dan
pre-service. Khususnya bagi mahasiswa dengan status bel
ajar in-service. kalau ada materi yang kiranya tidak perlu
diberikan kepada mereka karena diperkirakan mereka sudah
mengetahuinya lev/at pengalaman mengajarnya, maka jangan di-
paksakan mereka untuk menerima itu, Lebih baik waktunya di-
pergunakan untuk mengerjakan tugas-tugas lain agar belajar
nya lebih efektif.
c. Dengan terungkapnya adanya hubungan positif yang
signifikan antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang
studi MPT dengan prestasi belajarnya, maka salah satu ja
lan yang dapat ditempuh para pendidik, khususnya para in
struktur di TTUC Bandung, guna meningkatkan prestasi bel
ajar mahasiswa, khususnya dalam bidang studi MPT, adalah
dengan menaikkan kadar sikap mareka terhadap materi bidang
studi MPT. Sikap yang baik dapat dibina dan dikembangkan
dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses bel
ajar-mengajar, di mana mereka ikut serta dalam penyusunan
dan pelaksanaan program yang akan diajarkan melalui "group
process" dan "cooperation" (Nasution, 1982 : 149-150).
Dalam proses kelompok ini mahasiswa mengadakan re-
lasi. Relasi dalam kelompok ini demokratis sifatnya. Ar-
-
157
nya, setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara ak-
tif, dan turut bekerja-sama. Dengan demikian individu akan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan menjalani pe
rubahan sikap serta kelakuan. Dalam hal ini proses kelom
pok mempunyai dua ciri utama, yakni partisipasi oleh siswa
dalam segala kegiatan dan kerja-sama antara individu-indi
vidu dalam kelompok.
Mengenai efektivitas diskusi kelompok dalam mengu-
bah dan mengembangkan sikap-sikap tertentu telah diteliti
oleh Kurt Lewin dan kawan-kawannya (Shaw, 1976 : 46). Me
nurut hasil penelitian mereka, keikutsertaan ibu-ibu rumah
tangga dalam diskusi dan pengambilan keputusan - keputusan
mengenai perubahan menu makanan yang sedang dipropagandakan
pemerintah ternyata sangat efektif dalam merubah sikap ibu-
ibu tersebut terhadap masalah ini, dibandingkan dengan me
toda ceramah.
Yang tidak kalah pentingnya dalam menanamkan sikap
yang baik kepada para mahasiswa adalah sikap para instruk
tur sendiri sebagai identifying figure (Sulaeman, 1984 :
237) bagi para mahasiswanya. Apabila instruktur memperli-
hatkan sikap yang positif terhadap materi bidang studi MPT
yang diajarkannya, menyenangi pelajaran tersebut, menghar-
gai peraturan tata-tertib kelas yang telah ditentukan, me-
nerima dan menghargai pandangan serta perasaan para maha
siswanya, maka sikap tersebut akan "menular" kepada para
mahasiswanya.
-
158
3. Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini tidak sempat untuk mengungkapkan se
mua aspek yang ada pada diri siswa maupun di luar diri sis
wa yang mempengaruhi prestasi belajarnya dalam bidang stu
di MPT. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian -lebih
Ianjut mengenai bidang studi MPT ini. Hal-hal yang dapat
dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut tersebut adalah
sebagai berikut.
a • Faktor sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu
di MPT berhubungan erat dengan prestasi belajarnya telah
terungkap melalui penelitian ini, namun bagaimana dengan
faktor-faktor lainnya ? Seperti motif berprestasi, kebia
saan belajar, kecemasan, mental, dan yang Iain-lain lagi
yang merupakan karakteristik siswa, Juga faktor-faktor di
luar diri siswa seperti guru, sekolah, keluarga, lingkung
an sosial dan sebagainya. Untuk mengetahui itu semua masih
diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan le
bih luas terhadap materi bidang studi MPT di masa-masa men-
datang,
h. Dari sembilan komponen materi bidang studi MPT
yang menjadi sasaran penelitian ini, ada dua komponen yang
diperkirakan telah benar-benar dirumuskan secara operasio-
nal khusus untuk mengajar disiplin ilmu teknik, yaitu kom-
ponen keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel, Bagaimana
sikap mahasiswa terhadap kedua komponen tersebut ? Hal ini
menjadi penting untuk diteliti mengingat pada penelitian
-
359
yang sudah penulis lakukan ini materi bidang studi MPT da
ri komponen-komponen lainnya belum dirasakan benar - benar
menjamah apa yang disebut dengan Metodologi Pengajaran Tek
nik (MPT).
C. Objek penelitian ini hanya terbatas pada materi
bidang studi MPT I dan MPT II. Sedangkan materi bidang stu
di MPT ini dibagi dalam tiga bagian yang diajarkan selama
tiga semester (semester I, III dan V). Mahasiswa TTUC Ban
dung yang telah menyelesaikan perkuliahan MPT I, MPT II dsn
MPT III secara keseluruhan adalah mahasiswa angkatan VII
(terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung sejak Januari
1984), namun pada saat penelitian ini dilakukan mereka se
dang mengikuti program praktek lapangan (PPL) pada semes
ter VI yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, Untuk
itu, penelitian yang mencakup mahasiswa yang sudah menda
patkan materi bidang studi MPT secara keseluruhan (MPT I,
MPT II dan MPT III) masih diperlukan dimasa-masa mendatang.
d . Ada dugaan, bahwa salah satu sebab rendahnya ko
relasi antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu
di MPT dengan prestasi belajarnya yang terungkap pada pe
nelitian ini adalah sempitnya rentangan skor prestasi bel
ajar, oleh karena penelitian ini menggunakan angka presta
si belajar yang sudah ada (studi dokumentasi). Untuk' meng
uji hal ini perlu dilakukan penelitian bandingan dengan in
strumen tes tersendiri yang-rentangan skornya 1 - 100.
-
). • ,