HASIL-HASIL PENELITIANrepository.upi.edu/861/7/T_PK_455_Chapter5.pdf · mahasiswa TTUC Bandung...

32
BAB V DISKUSI, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL-HASIL PENELITIAN Isi bab terakhir ini terdiri atas (1) Diskusi Hasil- hasil Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasil- hasil Penelitian, baik teoretis maupun praktis. Sesuai de ngan data yang disajikan pada bab IV, maka uraian pada ba gian ini disusun dalam urutanvsebagai berikut. Pertama. diskusi tentang hasil analisis skor sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT, Diskusi ini menyangkut sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service dan pre-service maunpun sikap mahasiswa da ri masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Ban dung. Kedua. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua rata- rata antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian kedua ini adalah : "Mengapa terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in- service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT ?" Ketiga. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ra ta-rata antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian yang ketiga ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang 129

Transcript of HASIL-HASIL PENELITIANrepository.upi.edu/861/7/T_PK_455_Chapter5.pdf · mahasiswa TTUC Bandung...

  • BAB V

    DISKUSI, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

    HASIL-HASIL PENELITIAN

    Isi bab terakhir ini terdiri atas (1) Diskusi Hasil-

    hasil Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasil-

    hasil Penelitian, baik teoretis maupun praktis. Sesuai de

    ngan data yang disajikan pada bab IV, maka uraian pada ba

    gian ini disusun dalam urutanvsebagai berikut.

    Pertama. diskusi tentang hasil analisis skor sikap

    mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT,

    Diskusi ini menyangkut sikap mahasiswa dengan status bel

    ajar in-service dan pre-service maunpun sikap mahasiswa da

    ri masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Ban

    dung.

    Kedua. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua rata-

    rata antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service

    dan pre-service. Masalah utama yang akan didiskusikan pada

    bagian kedua ini adalah : "Mengapa terdapat perbedaan yang

    signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-

    service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT ?"

    Ketiga. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ra

    ta-rata antara prestasi belajar mahasiswa dengan status

    belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi

    MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian yang

    ketiga ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang

    129

  • 130

    signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status

    belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi

    MPT ?"

    Keempat. diskusi tentang hasil uji perbedaan lebih

    dari dua rata-rata antara sikap mahasiswa dari jurusan sa

    tu dengan jurusan lainnya yang ada di lingkungan TTUC Ban

    dung terhadap materi bidang studi MPT. Masalah utama yang

    akan didiskusikan pada bagian ini adalah : "Mengapa tidak

    terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa

    dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC

    Bandung ?"

    Kelima. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

    sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap

    materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

    Keenam. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

    sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap

    materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

    Ketu.iuh. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

    sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap

    materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya,

    A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian

    1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT

    Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter

    hadap materi bidang studi MPT pada penelitian ini, dapat -

    diungkapkan bahwa mahasiswa in-service bersikap ragu-ragu

  • 131

    (dengan skor rata-rata tiap item 2,54); mahasiswa xre-servJuoe

    bersikap positif (2,57); mahasiswa ilurusan Bangunan bersi

    kap positif (2,58); mahasiswa Jurusan Elektronika bersikap

    ragu-ragu (2,54); mahasiswa Jurusan Listrik bersikap posi

    tif (2,56); mahasiswa Jurusan Mesin bersikap ragu-ragu

    (2,43); mahasiswa Jurusan Otomotif bersikap positif (2,56);

    mahasiswa Jurusan Las Fabrikasi Logam bersikap ragu - ragu

    (2,44). Sedangkan secara keseluruhan mahasiswa TTUC Bandung

    bersikap ragui-ragu terhadap materi bidang studi MPT' dengan

    skor rata-rata setiap item 2,54.

    Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa

    sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT bergerak

    di sekitar ragu-ragu dan positif (setuju). Namun mahasiswa

    TTUC Bandung secara keseluruhan bersikap ragu-ragu terha

    dap materi bidang. studi MPT. Sikap yang ragu-ragu ini me-

    nunjukkan bahwa materi bidang studi MPT yang diberikan ke

    pada mahasiswa di TTUC Bandung diterima dengan pengertian

    yang samar oleh mahasiswa. Pengertian yang samar ini me-

    nunjukkan bahwa mahasiswa belum merasakan manfaat apa jeng

    dapat mereka petik dari adanya materi bidang studi MPT,

    sehingga materi bidang studi MPT tersebut masih belum da

    pat mempergiat kondisi belajar mereka.

    Namun, apabila ditilik lebih dalam lagi dari sikap

    mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT ini, terutama

    apabila ditinjau dari status belajar yang ada, maka dapat

    diungkapkan bahwa mahasiswa dengan status belajar pre-

  • 132

    service yang jumlahnya 56% dari keseluruhan mahasiswa TTUC

    Bandung, memiliki sikap yang positif (setuju) terhadap ma

    teri bidang studi MPT. Sikap yang positif dari mahasiswa

    dengan status belajar pre-service ini memberikan makna bah

    wa bagi mereka yang rata-rata belum punya pengalaman menga

    jar ini, materi bidang studi MPT' yang diberikan sekokah ke-

    padanya diterima dengan pengertian positif, serta lebih da

    ri itu, mahasiswa dengan status belajar pre-service ini me

    rasa bahwa materi bidang studi MPT yang mereka terima itu

    ada manfaatnya bagi pengajaran teknik, khususnya pengajar

    an dalam bengkel. Oleh karenanya, adanya bidang studi MPT

    ini bagi mahasiswa pre-service akan lebih mempergiat kon

    disi belajar mereka yang pada akhirnya akan lebih memper-

    tinggi prestasi belajarnya.

    Mahasiswa dengan status belajar in-service sendiri

    bersikap ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT. Per

    bedaan sikap positif (untuk mahasiswa pre-service) dan ra

    gu-ragu (untuk mahasiswa in-service) terhadap materi bi

    dang studi MPT ini ternyata sangat signifikan (kesimpulan

    2. penelitian ini). Namun dalam prestasi belajarnya untuk

    bidang studi MPT, mahasiswa kedua status belajar tersebut

    tidak berbeda secara signifikan (kesimpulan 3. penelitian

    ini). Kondisi ini menunjukkan bahwa sikap yang cenderung

    rendah pada mahasiswa dengan status belajar in-service ter

    nyata tidak menghalangi mereka untuk berprestasi belajar

  • 133

    yang tinggi (sama dengan prestasi belajar mahasiswa dengan

    status belajar pre-service yang sikapnya terhadap materi

    bidang studi MPT cenderung berkadar lebih tinggi). Dan ke-

    nyataan ini dipertegas lagi dari kesimpulan 5. penelitian

    ini, bahwa ternyata tidak terdapat hubungan positif yang

    signifikan antara sikap mahasiswa in-service terhadap ma

    teri bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Sedang

    kan sikap mahasiswa pre-service terhadap materi bidang stu

    di MPT berhubungan dengan sangat signifikan dengan presta

    si belajarnya (kesimpulan 6. penelitian ini).

    Menilik hasil-hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa

    pengalaman mengajar dalam bidang keteknikan bagi mahasiswa

    dengan status belajar in-service memeganag peranan penting

    pada sikapnya terhadap materi bidang studi MPT dan prestasi

    belajarnya dalam bidang studi MPT. Pengalaman mengajar yang

    rata-rata di atas lima tahun tersebut, membuat mahasiswa

    in-service ini memberikan reaksi sikap yang wajar (apa ada

    nya) dan selektif terhadap materi bidang studi MPT, Dan pe

    ngalaman mengajar ini pula yang membuat mereka sudah menge-

    tahui, memahami dan bahkan telah mengimplementasikannya se

    cara nyata di lapangan, sehingga walaupun sikap mereka cen

    derung rendah dan selektif, namun prestasi belajar mereka

    tetap tinggi. Dan memang, bukan hanya sikap yang mempenga

    ruhi prestasi belajar, namun banyak faktor lainnya baik

    bersifat internal siswa maupun eksternal.

    Sementara itu sikap mahasiswa apabila ditinjau dari

  • 134

    masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Bandung,

    bervariasi antara positif (setuju) dan ragu-ragu. Namun,

    secara keseluruhan sikap mahasiswa antar jurusan ini ter

    hadap materi bidang studi MPT tidak berbeda secara signify

    kan (kesimpulan 4. penelitian ini). Sikap yang tidak ber

    beda dari mahasiswa antar jurusan ini terhadap materi bi

    dang studi MPT menunjukkan bahwa pengajaran materi bidang

    studi MPT tersebut kepada masing-masing jurusan yang ada

    tidak menimbulkan dampak yang berbeda. Hal ini antara lain

    disebabkan karena kondisi dan situasi pengajaran praktek

    dalam bengkel untuk masing-masing jurusan tersebut tidak

    jauh berbeda.

    Sikap ragu-ragu mahasiswa TTUC Bandung secara kese

    luruhan terhadap materi bidang studi MPT ada kemungkinan

    disebabkab oleh belum operasionalnya perumusan materi bi

    dang studi MPT tersebut, Yang dimaksud dengan belum opera-

    sional di sini adalah materi yang ada pada bidang studi

    MPT tersebut sebagian besar masih tidak jauh berbeda dengan

    apa yang disebut metodologi pengajaran sosial. Dari sembi-

    lan komponen materi bidang studi MPT yang menjadi sasaran

    penelitian ini, hanya dua komponen saja yang diperkirakan

    khusus membahas matodologi pengajaran teknik, yaitu materi

    keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel. Sedangkan kom-

    ponen-komponen lainnya sifatnya masih generaltdan belum

    menunjukkan bnhwa materi tersebut khusus untuk digunakan

    dalam proses belajar-mengajar praktek bengkel.

  • 135

    Namun secara keseluruhan sikap mahasiswa TTUC Ban

    dung ini terhadap materi bidang studi MPT mempunyai hubung

    an positif yang sangat signifikan dengan prestasi belajar

    nya^ (kesimpulan 7. penelitian ini), Kondisi ini menunjuk1*

    kan bahwa walau bagaimanapun sikap mahasiswa TTUC Bandung

    secara keseluruhan mempengaruhi prestasi belajarnya, Dan

    ini secara teoretis mengandung makna bahwa sikap merupak.ti

    salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

    2. Hasil U.1i Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap

    Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Pre-servi ce

    Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata -rata

    diperoleh \±tung = -2,44 sedangkan ttabel (#01)(126)2,33. Dengan demikian H yang berbunyi "tidak terdapat per

    bedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status

    belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang

    studi MPT" ditolak, karena t, .. berada di luar batas pene-

  • 136

    rimaan hipotesis. Dengan kata lain, terdapat. perbedaan yang

    signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-

    service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT.

    Adanya perbedaan sikap mahasiswa terhadap materi bi

    dang studi MPT antara mahasiswa dengan status belajar in-

    service dan pre-service ini besar kemungkinan disebabkan

    oleh faktor usia dan pengalaman mengajar,

    Seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu the

    sis ini, bahwa mahasiswa dengan status belajar in-service

    adalah mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar pa

    ling sedikit 5 tahun pada saat mulai terdaftar sebagai ma

    hasiswa TTUC Bandung, Sedang yang pre-service belum punya

    sama sekali pengalaman mengajar atau punya pengalaman me

    ngajar tapi kurang dari 5 tahun,

    Dengan adanya hasil penelitian ini, ternyata status

    belajar mahasiswa yang in-service dan pre-service tersebut

    mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan pada sikap me

    reka terhadap materi bidang studi MPT. Hal ini menunjukkan

    bahwa faktor usia dan pengalaman mengajar memegang peranan

    penting terhadap sikap seseorang

  • 137

    tus belajar in-service mempunyai skor rata-rata 154,196 de

    ngan kategori sikap positif-ragu-ragu.

    Menilik hasil di atas, kadar sikap yang lebih posi

    tif yang diberikan oleh kelompok mahasiswa berstatus bel

    ajar pre-'service ini mungkin disebabkan oleh usia mereka

    yang relatif masih muda. Dari keseluruhan mahasiswa dengan

    status belajar pre-service tersebut sebagian besar ( 70% )

    adalah mereka yang baru menyelesaikan pendidikannya di STM,

    sedangkan sisanya mereka yang sudah mempunyai pengalaman

    mengajar atau sudah menjadi pegawai negeri dengan masa ker

    ja di bawah 5 tahun.

    Dilihat dari segi usia, mereka yang berstatus bel

    ajar pre-service dan relatif masih muda ini cenderung mem

    berikan reaksi, khususnya sikap, yang berlebihan terhadap

    suatu objek yang baru untuk pertama kali dikenalnya. Objek

    sikap ini, khususnya materi bidang studi MPT, menarik bagi

    mereka karena belum pernah mendapatkannya selama ini. Di

    samping itu kehendak mereka yang ingin mengatakan bahwa,

    mereka, walaupun usia masih muda dan relatif .belum punya

    pengalaman dalam mengajarkan meteri keteknikan, dapat mem

    berikan hal yang sama baiknya dengan mereka yang berstatus

    belajar in-service. Gejala psikologis-emosional ini dite-

    rangkan oleh Nasution (1982 : 95) sebagai berikut.

    Anak-anak mempunyai dorongan untuk memuaskan keinginanuntuk mengetahui sesuatu, untuk menyatakan pikiran danperasaannya dengan jalan bahasa, pekerjaan, lukisan,seni suara, atau gerak. Mereka ingin menguasai suatuketerampilan, ingin merasai kepuasan atas hasil atau

  • 138

    sukses yang mereka capai. Mereka ingin dipuji atas usaha mereka, sekalipun hasil mereka itu jauh di bawahnorma-norma orang dewasa.

    Pendapat di atas luas dan dalam sekali artinya. Se

    cara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mereka yang mempu-

    nyai usia relatif masih muda cenderung tidak ingin dibeda-

    kan dari orang dewasa, dan merupakan suatu kebutuhan bagi-

    nya untuk memperoleh pengakuan sebagai orang dewasa. Be-

    rangkat dari sinilah mereka yang mempunyai status belajar

    pre-service tersebut ternyata memberikan kadar sikap yang

    lebih positif dibandingkan dengan mereka yang berstatus be

    lajar in-service.

    Di samping faktor usia seperti yang telah diuraikan

    di atas, faktor pengalaman mengajaraa.juga besar pengaruhnya

    pada sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT. Ma

    hasiswa yang mempunyai status belajar in-service adalah me

    reka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 5

    tahun bahkan mungkin ada yang sampai puluhan tahun, sehing

    ga mereka praktis sudah banyak mengetahui tentang bagaima

    na cara mengajarkan materi keteknikan. Hal ini mengakibat

    kan materi bidang studi MPT menurut mereka bukanlah suatu

    hal yang baru dan bahkan sudah mereka impleraentasikan se

    cara nyata dalam praktek. Yang baru bagi mereka mungkin

    adalah sistematika dan pembahasan materi bidang studi MPT

    sebagai suatu disiplin ilmu.

    Mahasiswa-mahasiswa dengan status belajar in-servioe

    yang sudah berpengalaman ini sedikit banyak telah memiliki

  • 139

    pengetahuan dan keterampilan dalam mengajarkan materi ke

    teknikan dalam suatu praktek interaksi proses belajar-me

    ngajar, Dengan pengalaman mengajar yang telah dimilikinya

    itu, ia akan semakin selektif dalam sikapnya terhadap se

    suatu objek, dalam hal ini materi bidang studi.MPT,

    Bersasarkan kondisi di atas, maka adalah suatu :.Hal

    yang wajar apabila mahasiswa dengan status belajar in-ser

    vice, yang rata-rata dari mereka merupakan guru yang sudah

    banyak pengalaman mengajarnya, memberikan kadar sikap yang

    lebih rendah dan selektif bila dibandingkan dengan mahasis

    wa dengan status belajar pre-service.

    3. Hasil U.ii Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi

    Bela.iar Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Pre.-

    service dalam Bidang Studi MPT

    Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata-rata,

    diperoleh thitung =0,37 sedang ttabel (#01)(126) = 2»33 *Dengan demikian HQ yang berbunyi "tidak terdapat perbedaan

    yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan

    status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu

    di MPT" diterima, karena *hj_t.unR berada dalam batas penerimaan hipotesis. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan

    yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan

    status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu

    di MPT.

  • 140

    Dari hasil perhitungan di atas, dapat dikatakan bah

    wa adanya perbedaan sikap terhadap materi bidang studi MPT

    yang sangat signifikan antara mahasiswa dengan status bel

    ajar in-service dan pre-service. tidak diikuti adanya per

    bedaan yang signifikan dalam prestasi belajarnya. Dalam pe

    ngertian lain, walaupun sikap mahasiswa dengan status bel

    ajar in-service kadarnya lebih rendah bila dibandingkan de

    ngan sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service. dan

    ini sangat signifikan, namun prestasi belajar mahasiswa ke

    dua status belajar tersebut tidak berb«da secara signififcan.

    Prestasi belajar yang tidak berbeda secara signifi

    kan, walaupun kadar sikap cenderung lebih rendah dari maha

    siswa dengan status belajar in-service ini bila dibanding

    kan dengan mahasiswa pre-service lebih disebabkan oleh fak

    tor pengalaman mengajar, Mahasiswa dengan status belajar

    in-service adalah mahasiswa TTUC Bandung yang rata - rata

    telah mempunyai pengalaman mengajar dalam bengkel 5 tahun

    ke atas, Dengan pengalaman mengajar tersebut, materi bidang

    studi MPT yang mereka pelajari, sebenarnya telah mereka im-

    plementasikan secara nyata dalam kurun waktu yang cukup la

    ma. Pengalaman mengajar dan implementasi yang mendalam ini

    telah cukup bagi mereka untuk mendapatkan prestasi belajar

    dalam bidang studi MPT yang tidak lebih rendah dari maha

    siswa dengan status belajar pre-service.

  • 141

    Di samping faktor pengalaman mengajar tersebut, ten-

    tunya masih banyak faktor lagi yang mempengaruhi prestasi

    belajar mereka (mahasiswa dengan status belajar in-service)

    baik faktor internal maupun faktor yang eksternal sifatnya.

    Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penga

    laman mengajar tersebut diperkirakan merupakan faktor yang

    dominan mempengaruhi sikap mahasiswa in-service terhadap

    materi bidang studi MPT maupun prestasi belajarnya dalam

    bidang studi MPT.

    Salah satu kenyataan lagi yang memperkuat dugaan

    tersebut adalah ternyata hubungan positif yang ada antara

    sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap

    materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya ( r =

    0,0873) tidak signifikan, Ini mengandung makna bahwa tidak

    ada skor sikap mahasiswa dengan status belajar in-service

    tersebut dapat dipakai untuk memprediksi prestasi belajar

    nya (hasil lain dari penelitian ini),

    4. Hasil U.li Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata an

    tara Sikap Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lain

    nya di Lingkungan TTUC Bandung

    Dari hasil perhitungan didapat Fv.-ifunff = 2,48 S F.

    b 1 ( 01)(5 1??) = 3,17. Hal ini mengandung makna bahwa ti

    dak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasis

    wa antar jurusan di TTUC Bandung terhadap materi bidang studi

    MPT.

    Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sikap

    mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di ling-

  • 142

    kungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT ini

    antara lain disebabkan oleh dua faktor. Pertama. faktor la-

    tar belakang disiplin ilmu, khususnya ilmu teknik, yang di

    ajarkan pada masing-masing jurusan di lingkungan TTUC Ban-

    dung yang lebih menekankan praktek, Dalam disiplin ilmu

    teknik, kondisi dan situasi praktek dalam bengkel tidak me

    ngandung banyak perbedaan dalam metodologi pengajarannya,

    baik itu untuk jurusan Bangunan, Elektronika, Listrik,

    Me6in, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam, Oleh karena itu

    lah materi bidang studi MPT ini, yang lebih banyak mene

    kankan pada proses belajar-mengajar dalam bengkel, diajar

    kan secara umum untuk semua jurusan.

    Faktor lainnya yang mengakibatkan "sikap mereka ter

    hadap materi bidang studi MPT ini tidak berbeda secara sig

    nifikan antara jusan satu dengan jurusan lainnya, karena

    bidang studi MPT diajarkan dalam suatu ruangan yang besar

    (kuliah umum) yang mahasiswanya terdiri atas beberapa ju

    rusan sekaligus. Perkuliahan bidang studi MPT dilaksanakan

    dalam dua waktu dengan dua orang instruktur yang secara

    bergantian melaksanakan tugasnya. Kalau seandainya dalam

    jam tertentu kelompok mahasiswa A (yang terdiri atas maha

    siswa jurusan Bangunan dan Elektronika) sedang melaksana

    kan proses belajar-raengajarnya dalam bidang studi MPT de

    ngan instruktur Bapak A', maka dalam saat bersamaan maha

    siswa kelompok B (yang terdiri atas mahasiswa jurusan Lis

    trik, Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam) juga sedang

  • 143

    melaksanakan proses belajar-mengajarnya dalam bidang stu

    di MPT di kelas lain dengan instruktur B1. Dan untuk perio

    de tertentu (3 bulan) kemudian di "change" dengan kelompok

    A diajar oleh instruktur Bi dan sebaliknya. Kondisi perku

    liahan seperti ini juga menjadi faktor penyebab lain dari

    tidak berbedanya secara signifikan sikap mahasiswa antar

    jurusan di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang

    studi MPT.

    5. Hasil Uji Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan

    Status Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT

    dengan Prestasi Belajarnya

    Setelah diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang

    mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang sig

    nifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-

    service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi

    belajarnya, diterima. Di antara keduanya terdapat korelasi

    positif sebesar r = 0,0873 namun korelasi tersebut tidak

    signifikan (thitung =0,64 (ttabel (,01)(54) =2'3^ '"^ini memberi makna bahwa tidak ada skor sikap mahasiswa in-

    service yang dapat dipakai untuk memprediksikan prestasi

    belajarny/a.

    Seperti telah didiskusikan pada bagian-bagian ter

    dahulu, hasil korelasi yang tidak signifikan ini kembali

    mempertegas dominannya pengaruh faktor pengalaman mengajar

  • 144

    dalam praktek bengkel bagi guru-guru dengan status belajar

    in-service terhadap sikapnya pada materi bidang studi MPT,

    Pengalaman mengajar tersebut telah membuat mereka selektif

    dalam memberikan sikapnya terhadap materi bidang studi MPT

    sehingga ajiabila dibandingkan dengan mahasiswa yang bersta

    tus belajar pre-service. kadar sikap mereka itu lebih ren

    dah. Dan berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata, ternyata

    di antara keduanya terdapat perbedaan yang signifikan. Na

    mun dengan kadar sikap yang lebih rendah itu, prestasi bel

    ajarnya tidak berbeda secara signifikan dengan prestasi

    belajar mahasiswa pre-service, Kondisi inilah yang menye

    babkan korelasi positif di antara keduanya tidak signifi

    kan.

    6. Hasil U.ii Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan

    Status Belajar Pre-service Terhadap Materi Bidang Studi

    MPT dengan Prestasi Belajarnya

    Setelah dilakukan penelitian, ternyata hipotesis

    yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang

    signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar

    pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan presta

    si belajarnya, ditolak. Dengan kata lain, terdapat hubung

    an positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan

    status belajar pre-service terhadap materi bidang studi

    MPT dengan prestasi belajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan

    koefisien korelasi di antara keduanya sebesar r=0,40 dengan

  • H5

    tingkat kepercayaan 0,99 (thitung =3,65 )ttflbel (.0l)(70)= 2,3895). Angka ini memberi makna bahwa urunan sikap maha

    siswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bi

    dang studi MPT pada prestasi belajarnya adalah 16%. Dan ini

    cukup mengandung makna bahwa sikap mahasiswa dengan status

    belajar pre-service terseburt berpengaruh terhadap prestasi

    belajarnya.

    Apabila hasil penelitian ini dijabarkan lebih lan-

    jut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa de

    ngan status belajar pre-service terhadap materi bidang stu

    di MPT, akan semakin naik pula prestasi belajarnya. Seba

    liknya, semakin kurang baik sikap mahasiswa dengan status

    belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT, se

    makin turun prestasi belajarnya.

    Urunan sikap mahasiswa dengan status belajar pre-

    service terhadap materi bidang studi MPT sebesar 16% pada

    prestasi belajarnya, juga memberi makna bahwa 84% dari

    prestasi belajar mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh 'fak

    tor- faktor lainnya, baik faktor dalam diri siswa sendiri

    maupun faktor di luar diri siswa yang di samping guru ju

    ga terdapat faktor sekolah, keluarga, serta lingkungan so

    sial.

  • 146

    7. Hasil U.1i Korelasi antara Sikap Mahasiswa TTUC

    Bandung Secara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi

    MPT dengan Prestasi Belajarnya

    Uji korelasi ini dimaksudkan untuk menjawab masalah

    bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung se

    cara keseluruhan terhadap materi bidang studi Metodologi

    Pengajaran Teknik (MPT) dengan prestasi belajarnya.

    Setelah diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang

    mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

    antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT de

    ngan prestasi belajarnya, ditolak. Dengan kata lain, ter

    dapat hubungan positif yang signifikan antara sikap maha

    siswa terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi be

    lajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi di

    antara keduanya sebesar r = 0,24 dengan tingkat keperca

    yaan 0,99 (thitung =2.78

  • 147

    jut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa

    terhadap materi bidang studi MPT, akan semakin naik pula

    prestasi belajarnya, Sebaliknya, semakin kurang baik sikap

    mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT, semakin turun

    prestasi belajarnya, Hal ini berarti mendukung hasil pene

    litian yang pernah dilakukan McGauvran (Lavin, 1965 * 67)

    yang mengungkapkan bahwa baik di tingkat perguruan tinggi,

    menengah maupun dasar, sikap yang positif terhadap institu

    si pendidikan dan pendidikan pada umumnya berkorelasi po

    sitif dengan prestasi belajarnya, .

    Urunan sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi

    MPT. sebesar 6% pada prestasi belajarnya, juga memberi mak

    na bahwa 94% dari prestasi belajar mahasiswa tersebut di

    pengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, baik faktor dalam di

    ri siswa sendiri maupun faktor di luar diri siswa yang di

    sampinjg guru juga terdapat faktor sekolah, keluarga serta

    lingkungan sosial.

    Keadaan ini kembali memperjelas bahwa faktor inter

    nal siswa, khususnya sikap, mempunyai pengaruh yang tidak

    kecil terhadap prestasi belajarnya, Dan memang bukan fak

    tor internal siswa saja yang berpengaruh terhadap prestasi

    belajarnya, tapi juga faktor di luar diri siswa terutama

    guru, seperti yang diungkapkan oleh Benson (Alan Thomas,

    1971 : 21) : "We are led to the conclution that the caliber

    of the teachers is the single most important factor". Na

    mun siswa sebagai subjek yang paling berkepentingan dan pa-

  • 148

    ling terlibat dalam proses belajar-mengajar merupakan fak

    tor yang lain tak bisa diabaikan. Hanya dengan usaha dan

    kerja kerasnyalah prestasi belajar yang baik akan dicapai,

    karena pada hakekatnya belajar adalah sesuatu di mana se

    tiap orang harus memperoleh dari usahanya sendiri (Staton,

    1978 : 23-24).

    B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian

    Hasil-hasil studi ini selengkapnya telah disajikan

    pada bab IV dan telah diadakan diskusi sekitar hasil-hasil

    tersebut, seperti dikemukakan pada bagian awal bab ini.

    Berdasarkan hasil-hasil diskusi tersebut, berikut ini di

    kemukakan beberapa kesimpulan penelitian ini.

    1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT

    Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter

    hadap materi bidang studi MPT, maka dapat diungkapkan bah

    wa mahasiswa dengan status belajar in-service memiliki si

    kap ragu-ragu; mahasiswa dengan status belajar pre-service

    memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Bangunan

    memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Elektro

    nika memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Listrik

    memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Mesin

    memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Otomotif memi

    liki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Las Fabri

    kasi Logam memiliki sikap ragu-ragu* Sedangkan secara ke

    seluruhan mahasiswa TTUC Banding memiliki sikap ragu-ragu

  • 149

    terhadap materi bidang studi MPT. Sikap ragu-ragu dari ma

    hasiswa TTUC Bandung ini mengandung makna bahwa mereka ma

    sih belum merasakan manfaat apa yang dapat dipetik dari

    adanya materi bidang studi MPT, sehingga kondisi ini masih

    belum dapat mempergiat belajar mereka.

    2. Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap Mahasiswa

    dengan Status Bela.iar in-service dan Pre-service Terhadap

    Materi Bidang Studi MPT

    Terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap^ ma

    hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service

    terhadap materi bidang studi MPT. Signifikansi perbedaan

    sikap mahasiswa antar status belajar ini ada dalam taraf

    nyata 0,99 (thitung =-2,44 dan ttabel (#01)(126) =2'33)*

    3. Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi Bela.iar

    Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Rre-service

    dalam Bidang Studi MPT

    Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

    prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service

    dan pre-service dalam bidang studi MPT. Signifikansi hasil

    pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99 (thitung = °,37

    sedang ttabel (.01)(126) = 2'33)*

  • 150

    4« Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata antara Sikap

    Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lainnya di Ling

    kungan TTUC Bandung Terhadap Materi Bidang Studi MPT

    Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara si

    kap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di

    lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT.

    Signifikansi hasil pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99

    (Fhitung =2^8 'Ftabel (.01)(5,122) =3'17)'5. Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status

    Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan

    Prestasi Belajarnya

    Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan an

    tara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service, ter

    hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

    Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe

    sar r = 0,0873, namun korelasi ini tidak signifikan (thi_

    tung =°'6/>

  • 151

    materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Dengan

    Koefisien korelasi sebesar r =0,40 (tnitung = 3,65/ tta_

    ( 01)(70) = 2»3395) maka sikap mahasiswa dengan statusbelajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT mem

    berikan urunan sebesar 16% terhadap prestasi belajarnya.

    Apabila prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar

    pre-service dalam bidang studi MPT ini naik, berarti seba

    nyak 16% kenaikan tersebut dipengaruhi oleh sikapnya ter

    hadap materi bidang-studi MPT.

    7. Korelasi antara Sikap Mahasiswa TTUC Bandung Se^

    cara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan

    Prestasi Bela.iarnya

    Terdapat hubungan korelatif positif yang signifikan

    antara sikap mahasiswa TTUC Bandung s«eara keseluruhan ter

    hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

    Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe

    sar r=0,24 (thitung =2,78 >ttflbel (#01)(126) =2'33)#Dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,24 maka sikap ma

    hasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap materi bi

    dang studi MPT memberikan urunan sebesar 6% terhadap pres

    tasi belajarnya. Apabila prestasi belajar mahasiswa dalam

    bidang studi MPT ini naik, berarti sebanyak 6% kenaikan

    tersebut dipengaruhi oleh sikapnya terhadap materi "bidang

    studi MPT.

  • 152

    C. Implikasi Hasil-hasil Penelitian

    Berikut ini dikemukakan beberapa implikasi hasil-ha

    sil penelitian ini, baik secara teoretis maupun praktis.

    Pada bagian akhir implikasi hasil-hasil penelitian ini ju

    ga dikemukakan implikasi bagi penelitian-penelitian selan

    jutnya,

    1. Implikasi Teoretis

    Hasil-hasil penelitian ini lebih banyak memperkuat

    teori yang sudah ada atau penemuan-penemuan terdahulu, Di

    antaranya adalah sebagai berikut.

    a. Penelitian ini berhasil mengungkapkan adanya per

    bedaan sikap antara mahasiswa dengan status belajar in-

    service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT.

    Perbedaan yang signifikan ini kembali mempertegas teori

    yang mengatakan bahwa faktor usia dan pengalaman mengajar

    mempegaruhi sikap seseorang terhadap objek tertentu, dalam

    hal ini materi bidang studi MPT. Mereka yang berstatus bel

    ajar in-service cenderung memberikan sikap yang lebih se

    lektif daripada yang berstatus belajar Pre-service. Dengan

    kadar sikap yang lebih selektif ini, tidak berarti presta

    si belajarnya akan lebih rendah, karena dengan pengalaman-

    nya dalam mengajar disiplin keteknikan sudah merupakan be

    kal yang sangat berharga bagi mereka untuk mengejar presta

    si yang baik.

    b. Implikasi teoretis lainnya dari penelitian ini

  • 153

    adalah ditemukannya pola hubungan yang positif dan signifi

    kan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bi

    dang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Korelasi kedua

    variabel tersebut sebesar r = 0,24 dengan tingkat keper-

    cayaan 0,99. Juga ditemukan pola hubungan yang positif dan

    signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar

    pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan pres

    tasi belajarnya ( r = 0,40 dan signifikan dengan tingkat

    kepercayaan 0,99). Hasil ini berarti memperkuat teori-teori

    yang mengatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan

    antara sikap seseorang terhadap suatu objek, dalam hal ini

    materi bidang studi MPT, dengan prestasi belajarnya. Namun

    hasil penelitian ini menemukan juga bahwa sikap mahasiswa

    dengan status belajar in-service terhadap materi bidang

    studi MPT tidak berkorelasi positif yang signifikan dengan

    prestasi belajarnya. Kondisi ini mengandung makna teoretis

    bahwa bukan hanya sikap yang mempengaruhi faktor belajar

    mahasiswa, namun banyak faktor lainnya yang di antaranya

    adalah faktor usia dan pengalaman.

    c. Bersamaan dengan hasil studi ini telah dikembang-

    kan secara empirik alat ukur sikap mahasiswa terhadap ma

    teri bidang studi MPT. Alat ini telah diuji-cobakan terle

    bih dahulu sebelum dipakai untuk mengumpulkan data lapang

    an. Data hasil uji-coba ini diolah sesuai dengan kebaikan

    skala sikap ala Likert. Reliabilitas alat ukur ini adalah

    0,56 dengan tingkat kepercayaan 0,95.

  • 154

    2. Implikasi Praktis

    Hasil studi ini memberikan dampak positif bagi pe

    ngembangan materi bidang studi MPT, khususnya bagi TTUC

    Bandung yang telah merintisnya dan terus akan mengembang-

    kannya, umumnya bagi pendidikan guru kejuruan teknologi.

    Dalam rangka semuanya itu, maka implikasi praktis dari ha

    sil studi ini adalah sebagai berikut.

    a. Dengan terungkapnya sikap mahasiswa TTUC Bandung

    yang ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT, maka im

    plikasi pratisnya bagi TTUC Bandung adalah perlu adanya

    peninjauan korektif kembali terhadap materi bidang studi

    MPT. Sikap yang ragu-ragu ini menunjukkan bahwa mahasiswa

    masih belum merasakan manfaat adanya materi bidang studi

    MPT dalam pengajaran teknik, karena materi bidang studiMPT

    tersebut belum sepenuhnya dirumuskan secara operasional

    khusus untuk pengajaran teknik. Dari sembilan komponen ma

    teri bidang studi MPT' yang menjadi sasaran penelitian ini

    hanya dua komponen saja yang telah dirumuskan secara ope

    rasional sebagai suatu cara mengajarkan disiplin ilmu tek

    nik, yaitu komponen keselamatan kerja dan pengelolaan beng

    kel. Sedang komponen-komponen lainnya masih tidak berbeda

    jauh dengan metoda mengajar ilmu-ilmu sosial. Untuk itu

    perlu dikembangkan apa yang dimaksud dengan perpustakaan

    teknologi, pengetahuan kUrikulum teknologi, proses belajar-

    mengajar teknologi, pengembangan persiapan pelajaran tekno

    logi, media pendidikan teknologi, penilaian teknologi dan

  • 155

    micro-teaching teknologi. Bagaimana penggunaan OHP untuk

    pelajaran teknologi ? Tentunya penggunaan OHP untuk mate

    ri ilmu-ilmu sosial berbeda dengan materi ilmu-ilmu tekno

    logi, sehingga jelas apa yang terkandung dalam materi bi

    dang studi MPT benar-benar merupakan hal yang khas untuk

    digunakan dalam proses belajar-mengajar teknologi. Apabi-^

    la rumusan operasional ini telah terwujud dalam materi bi

    dang studi MPT, maka semestinya mahasiswa akan lebih ber-

    gairah dalam belajar sehingga kadar sikapnya akan semakin

    baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi bel

    ajarnya.

    b. Hasil lainnya dari penelitian ini adalah terung-

    kapnya perbedaan yang sangat signifikan antara sikap maha

    siswa dengan status belajar in-service dan pre-service ter

    hadap materi bidang studi MPT. Mahasiswa dengan status bel

    ajar in-service memiliki sikap ragu-ragu terhadap materi

    bidang studi MPT, sedangkan mahasiswa dengan status belajar

    pre-service bersikap positif (setuju). Implikasi praktis

    dari hasil ini adalah perlu dilibatkannya mahasiswa, khu

    susnya yang in-service, dalam penyusunan dan perencanaan

    materi bidang studi MPT karena mereka ini sudah banyak pe

    ngalaman dan bahkan sudah mengimplementasikan MPT itu sen

    diri secara nyata. Oleh karenanya, apa yang terkandung da

    lam materi bidang studi MPT tersebut telah diketahuinya

    dan lebih dari itu telah diimplementasikannya, Keterlibat-

    an mahasiswa in-service ini dalam penyusunan dan perencana-

  • 156

    an materi bidang studi MPT akan banyak memberikan masukan

    operasional yang sangat berharga bagi pengembangan materi

    bidang studi MPT ini. Di samping itu implikasi praktis la

    innya dari hasil ini adalah perlu dipikirkannya kemungkin-

    an pembedaan-pembedaan dalam pengajaran materi bidang stu

    di MPT bagi mahasijswa dengan status belajar in-service dan

    pre-service. Khususnya bagi mahasiswa dengan status bel

    ajar in-service. kalau ada materi yang kiranya tidak perlu

    diberikan kepada mereka karena diperkirakan mereka sudah

    mengetahuinya lev/at pengalaman mengajarnya, maka jangan di-

    paksakan mereka untuk menerima itu, Lebih baik waktunya di-

    pergunakan untuk mengerjakan tugas-tugas lain agar belajar

    nya lebih efektif.

    c. Dengan terungkapnya adanya hubungan positif yang

    signifikan antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang

    studi MPT dengan prestasi belajarnya, maka salah satu ja

    lan yang dapat ditempuh para pendidik, khususnya para in

    struktur di TTUC Bandung, guna meningkatkan prestasi bel

    ajar mahasiswa, khususnya dalam bidang studi MPT, adalah

    dengan menaikkan kadar sikap mareka terhadap materi bidang

    studi MPT. Sikap yang baik dapat dibina dan dikembangkan

    dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses bel

    ajar-mengajar, di mana mereka ikut serta dalam penyusunan

    dan pelaksanaan program yang akan diajarkan melalui "group

    process" dan "cooperation" (Nasution, 1982 : 149-150).

    Dalam proses kelompok ini mahasiswa mengadakan re-

    lasi. Relasi dalam kelompok ini demokratis sifatnya. Ar-

  • 157

    nya, setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara ak-

    tif, dan turut bekerja-sama. Dengan demikian individu akan

    memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan menjalani pe

    rubahan sikap serta kelakuan. Dalam hal ini proses kelom

    pok mempunyai dua ciri utama, yakni partisipasi oleh siswa

    dalam segala kegiatan dan kerja-sama antara individu-indi

    vidu dalam kelompok.

    Mengenai efektivitas diskusi kelompok dalam mengu-

    bah dan mengembangkan sikap-sikap tertentu telah diteliti

    oleh Kurt Lewin dan kawan-kawannya (Shaw, 1976 : 46). Me

    nurut hasil penelitian mereka, keikutsertaan ibu-ibu rumah

    tangga dalam diskusi dan pengambilan keputusan - keputusan

    mengenai perubahan menu makanan yang sedang dipropagandakan

    pemerintah ternyata sangat efektif dalam merubah sikap ibu-

    ibu tersebut terhadap masalah ini, dibandingkan dengan me

    toda ceramah.

    Yang tidak kalah pentingnya dalam menanamkan sikap

    yang baik kepada para mahasiswa adalah sikap para instruk

    tur sendiri sebagai identifying figure (Sulaeman, 1984 :

    237) bagi para mahasiswanya. Apabila instruktur memperli-

    hatkan sikap yang positif terhadap materi bidang studi MPT

    yang diajarkannya, menyenangi pelajaran tersebut, menghar-

    gai peraturan tata-tertib kelas yang telah ditentukan, me-

    nerima dan menghargai pandangan serta perasaan para maha

    siswanya, maka sikap tersebut akan "menular" kepada para

    mahasiswanya.

  • 158

    3. Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya

    Penelitian ini tidak sempat untuk mengungkapkan se

    mua aspek yang ada pada diri siswa maupun di luar diri sis

    wa yang mempengaruhi prestasi belajarnya dalam bidang stu

    di MPT. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian -lebih

    Ianjut mengenai bidang studi MPT ini. Hal-hal yang dapat

    dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut tersebut adalah

    sebagai berikut.

    a • Faktor sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu

    di MPT berhubungan erat dengan prestasi belajarnya telah

    terungkap melalui penelitian ini, namun bagaimana dengan

    faktor-faktor lainnya ? Seperti motif berprestasi, kebia

    saan belajar, kecemasan, mental, dan yang Iain-lain lagi

    yang merupakan karakteristik siswa, Juga faktor-faktor di

    luar diri siswa seperti guru, sekolah, keluarga, lingkung

    an sosial dan sebagainya. Untuk mengetahui itu semua masih

    diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan le

    bih luas terhadap materi bidang studi MPT di masa-masa men-

    datang,

    h. Dari sembilan komponen materi bidang studi MPT

    yang menjadi sasaran penelitian ini, ada dua komponen yang

    diperkirakan telah benar-benar dirumuskan secara operasio-

    nal khusus untuk mengajar disiplin ilmu teknik, yaitu kom-

    ponen keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel, Bagaimana

    sikap mahasiswa terhadap kedua komponen tersebut ? Hal ini

    menjadi penting untuk diteliti mengingat pada penelitian

  • 359

    yang sudah penulis lakukan ini materi bidang studi MPT da

    ri komponen-komponen lainnya belum dirasakan benar - benar

    menjamah apa yang disebut dengan Metodologi Pengajaran Tek

    nik (MPT).

    C. Objek penelitian ini hanya terbatas pada materi

    bidang studi MPT I dan MPT II. Sedangkan materi bidang stu

    di MPT ini dibagi dalam tiga bagian yang diajarkan selama

    tiga semester (semester I, III dan V). Mahasiswa TTUC Ban

    dung yang telah menyelesaikan perkuliahan MPT I, MPT II dsn

    MPT III secara keseluruhan adalah mahasiswa angkatan VII

    (terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung sejak Januari

    1984), namun pada saat penelitian ini dilakukan mereka se

    dang mengikuti program praktek lapangan (PPL) pada semes

    ter VI yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, Untuk

    itu, penelitian yang mencakup mahasiswa yang sudah menda

    patkan materi bidang studi MPT secara keseluruhan (MPT I,

    MPT II dan MPT III) masih diperlukan dimasa-masa mendatang.

    d . Ada dugaan, bahwa salah satu sebab rendahnya ko

    relasi antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu

    di MPT dengan prestasi belajarnya yang terungkap pada pe

    nelitian ini adalah sempitnya rentangan skor prestasi bel

    ajar, oleh karena penelitian ini menggunakan angka presta

    si belajar yang sudah ada (studi dokumentasi). Untuk' meng

    uji hal ini perlu dilakukan penelitian bandingan dengan in

    strumen tes tersendiri yang-rentangan skornya 1 - 100.

  • ). • ,