Wrap Up Skenario 1 MPT

51
BLOK MPT WRAP UP SKENARIO I MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI Kelompok : A 11 Ketua : Bilgis Biladi (NPM: 1102013059) Sekertaris : Inna Nurrohmatul Karima (NPM:1102013135) Anggota : Bayu Hernawan Rahmat (NPM: 1102013054) Betari Texania Harsa (NPM: 1102013058) Camelia F musa’ad (NPM: 1102013061) Chyntia Monica (NPM: 1102013062) Cindy Julia Amanda (NPM: 1102013063) Cintya Ristimawarni (NPM: 1102013064) Intan Purnama Sari (NPM: 1102013138) Indrayanti (NPM: 1102012126)

Transcript of Wrap Up Skenario 1 MPT

BLOK MPTWRAP UP SKENARIO IMENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI

Kelompok: A 11Ketua: Bilgis Biladi (NPM: 1102013059)Sekertaris: Inna Nurrohmatul Karima (NPM:1102013135)Anggota: Bayu Hernawan Rahmat (NPM: 1102013054) Betari Texania Harsa (NPM: 1102013058)Camelia F musaad (NPM: 1102013061) Chyntia Monica (NPM: 1102013062)Cindy Julia Amanda (NPM: 1102013063)Cintya Ristimawarni (NPM: 1102013064)Intan Purnama Sari (NPM: 1102013138)Indrayanti (NPM: 1102012126)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSIJL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIHJAKARTA 10510TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574

LANGKAH 1

1) Skenario

MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASISeorang bayi berumur 2 bulan mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untuk mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi tersebut dibawa kembali ke RS karena timbul benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan didapatkan pembesaran nodus limfatikus di regio axilaris dekstra. Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen yang terdapat dalam vaksin tersebut dan menimbulkan respon imun tubuh.

2) Kata Sulit

Vaksinasi BCG: preparat yang digunakan sebagai antigen imunisasi aktif terhadap TB dan pada pengobatan kanker kandung kemih. Nodus limfatikus: kumpulan kelenjar limfoid yang terorganisasi sebagai satu organ limfoid nyata dsepanjang jalur pembuluh limfatik. Regio axillaris dekstra: Bagian ketiak kanan Antigen: zat yang mampu menginduksi respon imun, spesifik dan bereaksidengan produk respon tersebut, yaitu dengan antibodi spesifik atau limfosit T yang densitisassi khusus Respon imun: semua respon sistem imun terhadap rangsangan antigenik, termasuk pembentukan antibodi, imunitas yang diperantai sel, dan toleransi imunologis.

3) Pertanyaan sementara

1. Mengapa terdapat benjolan diketiak kanan setelah dikasih vaksin BCG?2. Kenapa vaksin BCG diberi pada umur 2 bulan?3. Apakah pada pemberian vaksin BCG normal atau tidak, jelaskan?4. Bagaimana cara kerja vaksin dalam tubuh?5. Berapa lama pembesaran nodus nodus limfatikus kembali normal?6. Bagaimana mekanisme yang terjadi didalam tubuh yang menyebabkan nodus limfatikus membesar?7. Kenapa nodus axillaris yang membesar di axillaris?8. Berapa kali pemberian vaksin BCG?9. Bagaimana cara pemberian vaksin?10. Apa bedanya imunisasi dan vaksin?

4) Jawaban Sementara

1. Karena ada reaksi antigen

2. Karena kalau lebih dari 2 bulan tubuhnya lebih mudah terinfeksi TB

3. Normal, karena proses antibodi mengenal antigen

4. Vaksin masuk sel B plasma

Makrofag

Thymus produksi

5. 4-6 minggu

6. Antigen masuk APC sel T helper membelah & aktif nodus bengkak sel T

7. Karena regio lengan atas pusatnya di axilla

8. Satu kali

9. Subkutan, oral, intrakutan, intramuskular

10. Imunisasi cara pemberian vaksin, sama seperti vaksinasi

5) Hipotesa

Pembengkakan pada regio aksilaris dikarenakan terjadinya proses pembelahan sel T untuk melawan antigen terhadap vaksin yang dimasukkan lewat lengan atas. Imunisasi tau vaksinasi diberikan dengan beberapa cara seperti lewat oral atau injeksi subkutan tergantung dengan beberapa kali pemberian vaksinnya.

6) Sasaran Belajar

I. Memahami dan menjelaskan sistem limfoida. Anatomib. Histologi

II. Memahami dan menjelaskan Immunologia. Klasifikasib. Mekanisme

III. Memahami dan menjelaskan antigena. Definisib. Sifatc. Struktur

IV. Memahami dan menjelaskan antibodia. Definisib. Sifatc. Struktur

V. Memahami dan menjelaskan vaksina. Definisib. Klasifikasic. Tempat pemberiand. Cara pemberian

VI. Memahami dan menjelaskan vaksinasi menurut islama. Dalil

LANGKAH II

Belajar Mandiri

LANGKAH IIII. Memahami dan menjelaskan sistem limfoidDefinisi: Sistem limfatik adalah komponen tambahan sirkulasi. Sistem ini terdiri dari organ-organ yang memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang bersirkulasi (limfe); yang merupakan derivat cairan jaringan; dan pembuluh-pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi.

Fungsi: Sistem limfatik mengembalikan kelebihna cairan jaringan yang keluar dari kapiler. Sistem limfatik juga mengembalikan protein plasma ke dalam sirkulasi. Pembuluh limfatik khusus menstranspor nutrien yang terabsorpsi. Sistem limfatik mengeluarkan zat-zat toksik dan debris selular dari jaringan setelah infeksi atau kerusakan jaringan. Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.

a. Anatomi

1. LymphCairan lymph adalah cairan mirip plasma tetapi protein nya lebih kecil dengan masa yang berat, terdiri dari hampir semua komponen plasma darah, yaitu sel-sel darah putih ,cairan interstisial (cairan diluar/diantara sel), makromolekul dan produk-produk sisa metabolisme lainnya yang masuk ke dalam kapiler limfatik di dalam jaringan perifer dan kemudian ditransportasikan melalui pembuluh limfatik yang lebih besar dan duktus thoracic kembali ke system vaskuler untuk di sirkulasikan kembali ke seluruh tubuh digerakan oleh adanya kontraksi otot rangka di ekstrimitas inferior (muscle pump) dan katup-katup lyphatic.

Fungsi:1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh.5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

2. Pembuluh LymphStruktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan atau tasbih. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium.Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak (kilomikron), disebut lacteal villi

A. Kapiler lymph Terdiri atas selapis endotelium, tetapi membran basalis lebih tipis dan diameter lebih besar Filamen yang berbentuk jangkar mengikat sel endotelia ke struktur yang berdekatan Sel endotelial yang overlap berperan sebagai katup Bila tekanan cairan intertitialis meningkat, cairan masuk ke kapiler limfe dan sel endotelial menutup Cairan yang sudah masuk, tidak bisa kembali lagi kejaringan Merupakan pemb Limfe yang terkecil Membentuk anyaman yang luas & berakhir buntu Berfungsi: menampung cairan Limfe yang berasal dari masing2 kapiler tubulus yang terdapat sepanjang jaringan kapiler, kecuali di dalam sumsum tulang merah dan susunan saraf pusat Usus halus mempunyai kapiler limfatik yang spesial yang dinamakan lacteal Lacteal = mengangkut cairan interstitial, lipid dan vitamin yang larut dalam lipid Limfe pada tractus ini seperti susu dan disebut juga chyle

B. Pembuluh LymphMerupakan muara kapiler limfe. Menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfe kembali kejaringan kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe keluar dari pembuluh Beberapa pembuluh limfe berhubungan dengan nodulilimfatisi yang terdapat pada organ Pembuluh limfe aferen membawa limfe ke Nn LL yang menyaringnya dari benda asing Setelah disaring, limfe dikeluarkan melalui pembuluh limfe eferen

C. trunkus limphaticusMerupakan muara dari pembuluh limfe Terdiri atas := Trunkus yugularis : menerima limfe dari kepala dan leher= Trunkus subclavia: menerima limfe dari exterminitas superior, glandula mama, dinding thorax superficialis= Trunkus Bronchomediastinalis: menerima limfe dari struktur thorax bagian dalam = Trunkus Intestinalis: menerima limfe dari struktur abdomen= Trunkus Lumbalis: menerima limfe dari extremitas inferior, dinding abdomino perlvic dan organ perlvis

D. Ductus LimphaticusMerupakan muara trunkus limfatikus. Fungsi nya mengembalikan limfe ke sirkulasi venaTerdiri atas :

-Duktus Limfatikus Destra= lokasi : dekat clavicula= bermuara ke pertemuan V. Subclavis dextra dan V. Yugularis interna dextra= menerima limfe dari truncus lymphaticus leher dan kepala kanan, ext superior kanan dan bagian kanan thorax

-Ductus ThoracicusPanjang 37,5 45 cm. Basis terletak pada bagian anterior vert. lumbalis 2 yang dinamakan cysterna chyli yang memerima limfe dari : = truncus lumbalis= usus halus

Ductus thoracicus memanjang dari cysterna chyli di anterior corpus vertebra menuju pertemuan V. Subclavia kiri dan V. Yugularis interna kiriMenerima limfe dari : = bagian kiri leher dan kepala = bagian kiri extremitas Sup= bagian kiri thorax= bagian tubuh inferior diaphragm

E. Nodul Lympatic (Lymphatic Follicles)Kelompok sel limfatik yang diselubungi oleh matrix extra celluler. Bagian tengah disebut pusat benih (germinal center) yang berisi proliferasi limfosit B dan makrofag. Limfosit T terdapat diluar pusat benih. Berfungsi menyaring dan membunuh antigen

F. Malt (Mucosa-Associated Lymphatic Tissue)Kumpulan Nodul Lymphatic yang terdapat dilamina propria mucosa tractus gastrointestinalis, respiratorius genitalis dan urinarius. Bila ada antigen, akan menginisiasi respon imun. Sangat banyak di ileum, yang disebut peyer patches

G. TonsilMerupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra seluler yang dibungkus oleh capsul jaringan pemyambung, tapi tidak lengkap. Terdiri atas: = bagian tengah (germinal center)= Crypti, pinggir yang menonjol

Ditemukan dipharyngeal yaitu : = tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx = tonsil palatina, posteo lateral cavum oral= tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah

H. Nodus LymphaticusTerdapat sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda oval atau bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok yang menerima limfe dari bagian tubuh. Fungsi utama menyaring antigen dari limfe dan menginisiasi respon imunCortex : terdiri dari atas nodul limfatikMedulla: mempunyai untaian sel limfatik yang disokong oleh jaringan ikat disebut medullary cords sinus medullaris berupa rongga. Vasa aferen membawa limfe ke nodus da vasa eferen membawa limfe keluar dari nodus

I. ThymusTerletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus. Pada bayi dan anak-anak, timus agak besar dan sampai ke mediastinum superior. Timus terus berkembang sampai pubertas mencapai berat 30 -50 gr/. Kemudian mengalami regresi dan digantikan oleh jaringan lemakPada orang dewasa timus mengalami atrofi dan hampir tidak berfungsi

J. Limpa (Spleen)Terletak di Quadran atas kiri abdomen, di inferior diaphragma yang memanjang dari iga 9 11. Terletak dilateralis ginjal dan posterolateral gaster. Bagian posterolateral disebut permukaan diaphragmatic dan bagian antero medeoial berisi hillus dimana A, V dan Nervus, masuk-keluar melalui hillus ini. Limpa disuplai oleh A. SplenicusFungsi Limpa -Menginisiasi respon imun bila ada antigen didalam darah -Reservoir eritrosit dan platelet -Memfagosit eritrosit dan platelet yang defective -Phagosit bacteri dan benda asing lainnya

Capsul = terdiri atas jaringan pengikat yang iregular yang membungkus limpa= capsul akan menjulur kedalam dinamakan trabecula dimana akan berjalan A dan V trabecularis= Sel disekitar trabecula akan terbagi menjadi Pulpa Alba dan Pulpa Rubra, yang mengelilingi pulpa putih

pulpa alba: Dihubungkan dengan arteri yang mensuplai limpa. Terdiri atas kelompok sel limfatik (limfosit T, B dan Makrofag). Dipusat kelompok terdapat A. Centaralis pulpa rubra: Dihubungkan dengan vena yang mensuplai limpa. Terdiri atas : = Splenic Cords: mengandung eritrosit, platelet, makrofag dan sel plasma= Splenic Sinusoid: berperan sebagai kapiler yang membawa darah

b. Histologi Pembuluh limfe

Limfanodus

Mikroskopis Organ bersimpai berbentuk bulat / mirip ginjal, terdiri dari jaringanlimfoid. Tersebar diseluruh tubuh disepanjang jalannya pembuluh limfe Nodus ditemukan di ketiak dandi lipat paha, sepanjang pembuluh-pembuluh besar di leher dan dalam jumlah besar di toraks danabdomenterutama dalam mesenterium Limfonodus memiliki sisi konveks (cembung) dankonkaf (cekung) ygdisebut hilus tempat arteri dan saraf masuk dan vena keluar dr organ Korteks luar1) Dibentuk oleh jar.limfoid yang terdiri dari satu jar. selretikular danserat retikular yang dipenuhi oleh limfosit B2) Di dalam jar.limfoid korteks terdapat struktur berbentuk sferisyangdisebut nodulus limfatikus3) Terdapat sinus subkapsularis, yang dibentuk oleh suatu jar.ikatlonggar dari makrofag, sel retikular dan serat reticular Korteks dalam1) Merupakan kelanjutan korteks luar, mengandung beberapa nodulus2) Mengandung banyak limfosit T Medulla1) Terdiri dari korda medularis yg merupakan perluasan korteksdalam2) Banyak mengandung Limfosit B dan beberapa sel plasma3) Korda medularis dipisahkan oleh struktur seperti kapiler ygberdilatasi sinus limfoid medularisyang mengandung cairan limfe Limfe mengalir ke nodus limfatikus untuk membersihkannya dari partikel asing sebelum kembali ke sirkulasi darah. Sewaktu cairan limfe mengalir melalui sinus, 99% atau lebih antigen dan kotoran lainnya dipindahkan oleh aktivitas fagositosis makrofag. Infeksi dan perangsangan antigenik menyebabkan limfonodus yangterinfeksi membesar dan membentuk pusat-pusat germinativum yangbanyak dengan proliferasi sel yang aktif

Limpa

Mikroskopis Merupakan tempat destruksi bagi banyak sel darah merah. Merupakan tempat pembentukan limfosit yang masuk ke dalam darah. Limpa bereaksi segera terhadap antigen yang terbawa darah dan merupakan organ pembentuk antibodi penting Dibungkus oleh simpai jaingan ikat padat yang menjulurkan trabekula yang membagi parenkim atau pulpa limpa menjadi kompartemen tidak sempurna Pulpa limpa tidak mempunyai pembuluh limfe Limpa dibentuk oleh jalinan kerja jaringan retikular yang mengandung sellimfoid, makrofag dan sel-sel antigen-presenting Tidak memperlihatkan adanya daerah korteks dan medula yang jelas Kapsul pada limpa lebih tebal dibanding pada limfonodus Pulpa limpa1) Pada permukaan irisan melalui limpa, tampak bintik-bintik putih dalam parenkim nodulus limfatikus (pulpa putih/pulpa alba)2) Pulpa alba terdapat dalam jaringan merah tuayang penuh dengan darah pulpa merah/pulpa rubra.3) Pulpa rubra terdiri atas bangunan memanjang yaitu korda limpa(korda billroth) yg terdapat diantara sinusoid Pulpa putih 1) Terdiri dari jar. limfoid yang menyelubungi A. sentralis dan nodulus limfatikus2) Sel-sel limfoid yang mengelilingi A. sentralis terutama Limfosit T dan membentuk selubung periarteri.3) Nodulus limfatikus terutama limfosit B4) Diantara pulpa putih dan pulpa merah terdapat zona marginalis Pulpa merah: jar.retikular dengan ciri khas, yaitu adanya:1) korda limpa yang terdiri dari sel dan serat reticular2) makrofag3) limfosit4) sel plasma dan banyak unsur darah (eritrosit, trombosit, granulosit)5) Banyak terdapat sinusoid Zona marginalis1) Terdiri dari banyak sinus dan jar.ikat longgar2) Terdapat sedikit limfosit dan banyak makrofag yg aktif3) Banyak mengandung antigen darah peran utama dalam aktivitasi munologis limpa Fungsi limpa 1) Pembentukan limfosit dibentukdalampulpaputih pulpa rubra sinusoidbercampur darah 2) Destruksi eritrositDilakukan oleh makrofag dalam korda pulpa merah3) Pertahanan organismeOleh karena kandungan limfosit B, limfosit T, sel antigenpresenting danmakrofag

Thymus

Mikroskopis Timus memiliki suatu simpai jaringan ikatyang masuk ke dalam parenkim dan membagi timus menjadi lobules Setiap lobulus memiliki satu zona perifer gelap disebut korteks dan zonapusat yg terang disebut medula korteks danmedula berisi sel-sel limfosit Sel limfosit berasal dari selmesenkim yang menyusup ke dalam suatu epitelprimordium dari kantung faringeal ke 3 dan 4. Korteks timus1) limfosit T yg sangat banyak,2) Sel retikular epitel yg tersebar3) Beberapa makrofage. Medullatimus1) Mengandung sel retikular dan limfosit2) Sel2 ini menyebabkan medula tampak lebihpucat dibanding bgn korteks3) Mengandung badan hassal (corpusculum tymicum) yangmerupakan sel retikular epitel gepeng yg tersusun konsentris ,mengalami degenerasi dan mengandung granula keratohialin. Timus mengalami involusi setelah pubertas Timus ditempati oleh sel-sel yg dihasilkan dr sumsum tulang. Sel-sel ini mulai menjalani diferensiasinya mjd sel T Timus menghasilkan beberapa faktor pertumbuhan proteinyg merangsangproliferasi dan diferensiasi limfosit T

Palatina tonsil

Mikroskopis 1) Tonsila palatine Terletak pada dinding lateral faring bagian oral Permukaan tonsila palatina dilapisi oleh epitel berlapis gepengtanpa lapisan tanduk yang juga melapisi bagian mulut lainnya Setiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel (epitel berlapisgepeng tanpa lapisan tanduk) yang menyusup kedalam parenkimmembentuk kriptus yang mengandung sel-sel epitel yg terlepas,limfosit hidup dan mati, dan bakteri dalam lumennya Yang memisahkan jar.limfoid dari organ-organ berdekatan adalahsatu lapis jaringan ikat padat yamgg disebut simpai tonsila ygbiasanya bekerja sebagai sawar terhadap penyebaran infeksi tonsila Di bawah tonsila palatina terdapat jar.ikat padatyang membentukkapsul. Dari kapsul terbentuk trabekula dengan pembuluh darah,dibawah kapsul terdapat serat otot rangka2) Tonsila lingualis Lebih kecil dan lebih banyak Terletak pada pangkal lidah Ditutupi epitel berlapis gepeng Masing-masing mempunyai sebuah kriptus3) Tonsila faringea Merupakan tonsila tunggal yang terletak dibagian supero-posteriorfaring. Ditutupi epitel bertingkat silindris bersilia Terdiri dari lipatan-lipatan mukosa dengan jar. Limfoid difus dannodulus limfatikusi Tidak memiliki kriptus Simpai lebih tipis dari T. palatine

II. Memahami dan menjelaskan Immunologia. Klasifikasi Imunitas alamiah Mencakup respon imun non-spesifik tubuh yang bereaksi segera setelah adanya suatu agen yang mengancam. Respons non-spesifik ini adalah mekanisme pertahanan (inheren (bawaan atau sudah ada) yang secara non-selektif mempertahankan tubuh dari dari benda asing atau materi abnormal apapun jenisnya, bahakn meskipun baru pertama kali terpapar.

Pertahanan bawaan ini mencakup:1) PeradanganSuatu respon nonspesifik terhadap cedera jaringan dimana spesialis-spesialis fagositik (neutrophil dan makrofag) berperan besar, bersama dengan asupan suportif dari tipe sel imun lain.2) InterferonSekelompok protein yang secara nonspesifik mempertahankankan sel dari infeksi virus.3) Natural killer cellsSuatu kelompok khusus sel mirip limfosit yang secara spontan dan nonspesifik melisiskan (memecahkan) dan menghancurkan sel penjamu yang terinfeksi virus dan sel kanker.4) Sistem komplementerSekelompok protein plasma inaktif yang jika diaktifkan secara berurutan, akan merusak sel-sel asing dengan menyerang membran plasmanya.

Imunitas yang didapatMencakup respons imun spesifik yang secara selektif menyerang benda asing tertentu yang tubuh pernah terpajan dan memiliki kesempatan untuk mempersiapkan serangan yang secara khusus ditujukan kepada musuh. Karena itu, system imun ini memerlukan waktu lebih lama untuk menyerang dan mengalahkan musuh spesifik.

Terdapat dua kelas responns imun:1) Imunitas humoralImunitas yang diperantai oleh antibody, yang melibatkan pembentukan antibody oleh turunan limfosit B.

Sel B mengenali mikroba atau benda asing yang berada dalam keadaan bebas misalnya bakteri dan toksinnya serta beberapa virus, yang dilawan dengan mengeluarkan antibody spesifik terhadap benda-benda asing tersebut.

2) Imunitas selularImunitas yang diperantai oleh sel, yang melibatkan pembentukan limfosit T aktif, yang secara langsung menyerang sel yang tidak diinginkan.

Sel T secara khusus mengenal dan menghancurkan sel tubuh yang kacau, termasuk sel yang terinfeksi oleh virus dan sel kanker.

Dua sel T utama adalah:a. Sel CD8 (sel T sitotoksik atau pemusnah), yang menghancurkan sel penjamu yang mengandung apapun yang asing, dan karenanya mengandung antigen asing, misalnya sel tubuh yang dimasuki virus, sel kanker yang memiliki protein mutan akibat transformasi maligna, dan sel cangkokan.b. Sel CD4 (Sel T helper atau penolong), yang meningkatkan pembentukan sel B yang distimulasi antigen menjadi sel plasma penghasil antibodi, meningkatkan aktivitas sel sitotoksik yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.

b. Mekanisme

Komponen utama dalam sistem imun selain yang telah disebutkan diatas, adalah sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh berkaitan dengan sel darah putih atau leukosit. Berdasarkan adanya bintik-bintik atau granular, Leukosit terbagi atas :

Granular, memiliki bintik-bintik. Leukosit granular yaitu Basofil, Acidofil/Eosinofil dan Neutrofil. Agranular, tidak memiliki bintik-bintik Leukosit Agranular yaitu Monosit dan Limfosit.

Selain itu, ada juga sel bernama Macrophage(makrofag), yang biasanya berasal dari monosit. Makrofag bersifat fagositosis, menghancurkan sel lain dengan cara memakannya. Kemudian, pada semua limfosit dewasa, permukaannya tertempel reseptor antigen yang hanya dapat mengenali satu antigen. Ada juga Sel Pemuncul Antigen(Antigen Presenting Cells). Saat antigen memasuki memasuki sel tubuh, molekul tertentu mengikatkan diri pada antigen dan memunculkannya di hadapan limfosit. Molekul ini dibuat oleh gen yang disebut Major Histocompability Complex(MHC) dan dikenal sebagai molekul MHC. MHC 1 menghadirkan antigen di hadapan Limfosit T pembunuh dan MHC II menghadirkan antigen ke hadapan Limfosit T Pembantu.

Limfosit berperan utama dalam respon imun diperantarai sel. Limfosit terbagi atas 2 jenis yaitu Limfosit B dan Limfosit T. Berikut adalah perbedaan antara Limfosit T dan Limfosit B.

Sel B :

Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang sifatnya pluripotensi(pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum tulang(Bone Marrow) Berperan dalam imunitas humoral Menyerang antigen yang ada di cairan antar sel

Sel T : Dibuat di sumsum tulang dari sel batang yang pluripotensi(pluripotent stem cells) dan dimatangkan di Timus Berperan dalam imunitas selular Menyerang antigen yang berada di dalam sel

Terdapat 3 jenis sel Limfosit B yaitu : Limfosit B plasma, memproduksi antibodi Limfosit B pembelah, menghasilkan Limfosit B dalam jumlah banyak dan cepat Limfosit B memori, menyimpan mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh

Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu: Limfosit T pempantu (Helper T cells), berfungsi mengantur sistem imun dan mengontrol kualitas sistem imun Limfosit T pembunuh(Killer T cells) atau Limfosit T Sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen Limfosit T surpressor (Surpressor T cells), berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun jika infeksi berhasil diatasi.

PROSES PERTAHANAN NON SPESIFIK TAHAP PERTAMAProses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat.

Air mata memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.

Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.

PROSES PERTAHANAN NON SPESIFIK TAHAP KEDUAInflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah.

Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom.

Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage), hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(selsel microgial), jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen.

Protein antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.

PERTAHANAN SPESIFIK: IMUNITAS DIPERANTARAI ANTIBODIUntuk respon imun yang diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.

Jika sel limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada respon imun primer.Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati.

Limfosit B memori biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.

PERTAHANAN SPESIFIK:IMUNITAS DIPERANTARAI SELUntuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah limfosit T.

Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya.

Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk menghancurkan sel tersebut dengan patogennya.

Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati.

III. Memahami dan menjelaskan antigena. DefinisiAntigen adalah molekul asing besar yang unik yang memicu respons imun spesifik terhadap dirinya jika masuk kedalam tubuh (Sherwood)

Antigen adalah zat yang mampu meninduksi respons imun spesifik dan bereaksi dengan produk produk respons tersebut, yaitu, dengan antibodi spesifik atau limfosit T yang disensitisasi secara khusus, atau keduanya. (Dorland)

Antigen molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun spesifik dari limfosit pada manusia dan hewan. Antigen meliputi molekul yang dimilki virus, bakteri, fungi, protozoa dan cacing parasit. Molekul antigenic juga ditemukan pada permukaan zat-zat asing seperti serbuk sari dan jaringan yang dicangkokkan. Sel B dan sel T terspesialisasi bagi jenis antigen yang berlainan dan melakukan aktivitas pertahanan yang berbeda namun saling melengkapi (Baratawidjaja 1991: 13; Campbell,dkk 2000: 77).

b. SifatKarakteristik antigen yang sangat menentukan imunogenitas respon imun adalah sebagai berikut:

1) Asing (berbeda dari self)Pada umumnya, molekul yang dikenal sebagai self tidak bersifat imunogenik, jadi untuk menimbulkan respon imun, molekul harus dikenal sebagai nonself.2) Ukuran molekulImunogen yang paling poten biasanya merupakan protein berukuran besar. Molekul dengan berat molekul kurang dari 10.000 kurang bersifat imunogenik dan yang berukuran sangat kecil seperti asam amino tidak bersifat imunogenik.3) Kompleksitas kimiawi dan structuralJumah tertentu kompleksitas kimiawi sangat diperlukan, misalnya homopolimer asam amino kurang bersifat munogenik dibandingkan dengan heteropolimer yang mengandung dua atau tiga asam amino yang berbeda.4) Determinan antigenic (epitop)Unit terkecil dari antigen kompleks yang dapat dikat antibody disebut dengan determinan antigenic atau epitop. Antigen dapat mempunyai satu atau lebih determinan. Suatu determinan mempunyai ukuran lima asam amino atau gula.5) Tatanan genetic penjamuDua strain binatang dari spesies yang sama dapat merespon secara berbeda terhadap antigen yang sama karena perbedaan komposisi gen respon imun.6) Dosis, cara dan waktu pemberian antigenRespon imun tergantung kepada banyaknya natigen yang diberikan, maka respon imun tersebut dapat dioptmalkan dengan cara menentukan dosis antigen dengan cermat (termasuk jumlah dosis), cara pemberian dan waktu pemberian (termasuk interval diantara dosis yang diberikan).

Klasifikasi1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:a. Unideterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satub. Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu, jumlah lebih dari satu

c. Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlahnya satud. Multideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu, jumlah lebih dari satu

2. Jenis antigen berdasarkan spesifiktasnyaa. Heteroantigen dimiliki banyak spesiesb. Xenoantigen dimiliki spesies tertentuc. Alloantigen dimiliki satu spesiesd. Antigen organ spesifik dimiliki organ tertentue. Autoantigen berasal dari tubuhnya sendiri

3. Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:a. T dependen adalah tentang antigen yang perlu pengenalan thd sel T dan sel B untuk merangsang antibodyb. T Independen adalah tentang antigen yang dapat merangsang sel B tanpa mengenal sel T dahulu

4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:a. Karbohidrat merupakan imunogenikb. Lipid: tidak imunogenik merupakan haptenc. Asam nukleat merupakan antigen yang tidak imunogenikd. Protein merupakan imunogenik

c. Struktur

IV. Memahami dan menjelaskan antibodia. DefinisiAntibodi (Antibody) berasal dari bahasa Latin "Anti" yang berarti "melawan" dan "Bodiq" yang berarti "tubuh". Pengertian antibodi adalah suatu zat yang dibentuk oleh tubuh yang berasal dari protein darah jenis gama-globulin yang diubahnya untuk melawan zat antigen (zat asing) yang masuk ke dalam tubuh.

Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh antigen. Berat molekul antibodi berkisar 150000 Da sampai dengan 950000 Da yang tergantung pada kelasnya. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia.

Fungsi; untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen dan membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus melumpuhkannya, Tubuh manusia mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap musuh yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur setiap musuh, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk menghadapi si musuh (antigen).

Antibodi disebut juga immunoglobulin adalah glikoprotein plasma yang bersirkulasi dan dapat berinteraksi secara spesifik dengan determinan antigen yang merangsang pembentukan antibodi, antibodi disekresikan oleh sel plasma yang terbentuk melalui polimerisasi dan diferensiasi limfosit B

Proses pembentukan antibody terbagi dua:

1. Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi tersebut diwariskan dari ibu ke janinnya melalui inntraplasenta. Antibody yang dihasilkan pada bayi yang baru lahir titier masih sangat rendah, dan nanti antibody tersebut berkembang seiring perkembangan seseorang.

2. Pembentukan antibody karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan reaksi imunitas, dimana prosesnya adalah:

Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen (bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing. karena bakteri ini sifatnya interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan dalam makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksinsebagai pertahanan tubuh. Oleh karena itu makrofag juga memproduksi APC yang berfungsi mempresentasikan antigen terhadap limfosit.agar respon imun berlangsung dengan baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T

b. Sifat Opsonin adalah antibodi yang bersifat merangsang serangan leukosit terhadap antigen atau kuman. Lisin adalah antibodi yang bersifat menghancurkan antigen atau kuman. Presipirin adalah antibodi yang bersifat mengendapkan antigen dan kuman. Aglutinin adalah antibodi yang bersifat menggumpalkan antigen, aglutinogen, atau kuman.

c. StrukturSemua molekul antibodi terdiri dari dua untaian peptida pendek yang sama dikenal dengan light chain, sedang yang terdiri dari untaian peptida yang panjang disebut heavy chains. Keduannya terjadi ikatan kovalen bersama yang disebut ikatan disulfide.

Struktur immunoglobulin terdiri dari fragmen ab (fab) dan fragmen c (fc) kedua rangkaian ini dirangkai olehuntaian dua sulfide(s-s). Bagian yang terdiri dari asam amino yang berfugsi untuk mengikat antigen di kenal dengan side binding antigen, sedangkan fc terdiri dari karbohidrat yang berkaitan dengan komplemen.

Rantai berat itu spesifik bagi setiap kelas immunoglobulin mengandung ringkasan asam amino unik yang menspesifikasikan tipenya. Ada 5 tipe rantai berat: diberi nama dengan huruf yunani (gamma) (alfa) (my) (delta) (epsilon) jadi masing-masing kelas immunoglobulin itu disebut IgG,IgA,IgD,IgM,IgE. Semua individu normal memiliki kesemua jenis immunoglobulin itu dengan jumlah yang beragam

Rantai ringan terdiri dari 2 tipe utama yaitu k(kapra) dan Lamda, kedua tipe ini ada pada tiap antibody. Pada tiap molekul immunoglobulin, kedua rantai ringannya selalu bertipe sama , demikian pula tiap rantai hanya memiliki satu tipe rantai berat. Bagian ujung dari baik rantai berat maupun ringan (pada status peningkatan antigen) setiap unit monomerik amat beragam, sedangkan yang lainnya bersifat konstan dalam hal struktur asam aminonya. Jadi rangkaian asam mino pada daerah yang kostan menentukan kelas atau peranan biologis suatu immunoglobulin, dan yang ada pada daerahyang beragam menentukan spesifitssnya (kekhususannya)

Subkelas antibody: IgM : berfungsi sebagai reseptor permukaan sel B untuk mengikat antigen dan disekresikan pada tahap-tahap awal respin plasma. IgG : immunoglobulin terbanyak dalam darah, diproduksi dalam jumlah besar ketika tubuh kemudian terpajan ke antigen yang sama.

Bersama-sama, antibody IgM dan IgG menghasilkan sebagian besar dari respons imun spesifik terhadap bakteri penginvasi dan beberapa jenis virus.

IgE : ikut melindungi tubuh dari cacing parasitic dan merupakan mediator antibody untuk respon alergik umum, misalnya hay fever, asma, dan urtikaria. IgA : ditemukan dalam sekresi sistem pencernaan, pernapsan, dan kemih-kelamin, serta dalam air susu dan air mata. IgD : terdapat di permukaan banyak selB tetapi fungsinya belum diketahui.

Pembagian ini tidak menunjukkan bahwa hanya terdapat lima antibody yang berbeda. Di dalam masing-masing subkelas fungsional terdapat jutaan antibody yang berlainan, masing masing mampu berikatan dengan hanya satu antigen.

V. Memahami dan menjelaskan vaksina. DefinisiSuspensi mikroorganisme (bakteri, virus, dan riketsia) yang dilemahkan atau dimatikan, atau suspensi protein antigenik yang berasal dari mikroorganisme tersebut, yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit menular (Dorland)

Sedangkan, Imunisasi adalah proses membuat subjek menjadi imun, atau menjadi imun.

Jika tubuh terpapar oleh suatu jenis penyakit dimana tubuh telah divaksinasi sebelumnya, kuman penyebab penyakit akan dihadang dan dihancurkan oleh antibodi. Kekebalan yang terbentuk melalui vaksinasi serupa dengan kekebalan yang diperoleh akibat dari infeksi alami.

Ketika vaksinasi berlangsung, vaksin yang berasal dari virus, bakteri atau organisme yang telah mati maupun yang sudah dalam bentuk aman, disuntikkan ke dalam sistem (kiri). Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap suatu organisme (tengah). Kapanpun tubuh terserang oleh kuman ini setelah vaksinasi, antibodi pada sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghentikan infeksi (kanan). Beberapa dosis vaksin mungkin dibutuhkan untuk mencapai suatu reaksi kekebalan sepenuhnya. Sebagian orang gagal mencapai kekebalan penuh pada dosis yang pertama namun bereaksi pada dosis berikutnya. Sebagai tambahan, kekebalan dari beberapa vaksin seperti tetanus dan pertusis, tidaklah berlangsung seumur hidup. Hal ini disebabkan karena reaksi kekebalan dapat berkurang sejalan dengan waktu, dan anda perlu memperoleh vaksin booster untuk mengembalikan ataupun meningkatkan kekebalan.

Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.

b. KlasifikasiPada dasarnya vaksin dibuat dari:

1. Kuman yang telah dilemahkan/ dimatikan Contoh yang dimatikan : Vaksin polio salk, vaksin batuk rejan Contoh yang dilemahkan : vaksin BCG, vaksin polio sabin, vaksincampak

2. Zat racun (toksin) yang telah dilemahkan (toksoid) Contoh : toksoid tetanus, toksoid diphteri

3. Bagian kuman tertentu/ komponen kuman yang biasanya berupa protein khusus Contoh : vaksin hepatitis B

Adapun klasifikasi lain adalah: Live AttenuatedVaksin dibuat dengan modifikasi virus atau bakteri penyebab penyakit yang telah dilemahkan di laboratorium Vaksin InactivedVaksin ini dihasilkan dengan menumbuhkan bakteri atau virus pada media kultur, kemudian di inaktifkan dengan pemanasan atau secara kimiawi ( pada umumnya dengan formalin ) Vaksin PolisakaridaVaksin polisakarida merupakan vaksin inaktif yang unik yang berasal dari molekul gula yang melapisi dinding bakteri, vaksin jenis ini tersedia untuk peneumococcus, meningococcus dan hib Vaksin RekombinanVaksin juga dapat dibuat dengan rekayasa genetika, vaksin jenis ini yang sekarang tersedia ada dua macam yakni vaksin Hepatitis B dan Vaksin Typoid.

c. Tempat pemberianSebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular atau subkutan dalam. Terdapat perkecualian pada dua jenis vaksin yaitu polio diberikan per-oral dan BCG diberikan dengan suntikan intradermal (IC).

Ukuran JarumStandar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25 mm, tetapi ada perkecualian lain dalam beberapa hal seperti berikut :1. Pada bayi-bayi kurang bulan, umur dua bulan atau yang lebih muda dan bayi-bayi kecil lainnya, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm.2. Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dapakai jarum ukuran 25 dengan panjang 16 mm, untuk bayi-bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang 12 mm.3. Untuk suntikan intradermal (IC) pada vaksin BCG dipakai jarum ukuran 25-27 dengan panjang 10 mm.

Sudut jarum suntikan intamuskularJarum suntik harus disuntikkan dengan sudut 45o sampai 90o ke dalam otot vastus lateralis atau otot deltoid (lengan atas). Untuk otot vastus lateralis, jarum harus diarahkan ke arah lutut dan untuk deltoid jarum harus diarahkan ke pundak. Kerusakan saraf dan pembuluh vaskular dapat terjadi apabila suntikan diarahkan pada sudut 90o. pada suntikan dengan sudut jarum 45o sampai 90o akan mengalami hambatan ringan pada waktu jarum masuk ke dalam otot.

Tempat penyuntikan yang dianjurkan Paha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi pada bayi-bayi dan anak-anak umur dibawah 12 bulan. Regio deltoid adalah alternatif untuk vaksinasi pada anak-anak yang lebih besar (mereka yang telah dapat berjalan) dan orang dewasa. Daerah anterolateral paha adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi-bayi dan tidak pada pantat (daerah gluteus) untuk menghindari risiko kerusakan saraf ischiadica (nervus ischiadicus). Risiko kerusakan saraf ischiadica akibat suntikan didaerah gluteus lebih banyak dijumpai pada bayi karena variasi posisi saraf tersebut, masa otot lebih tebal, sehingga pada vaksinasi dengan suntikan intramuskular di daerah gluteal dengan tidak sengaja menghasilkan suntikan subkutan dengan reaksi lokal yang lebih berat. Sedangkan untuk vaksinasi BCG, harus disuntik pada kulit di atas insersi otot deltoid (lengan atas), sebab suntikan-suntikan diatas puncak pundak memberi risiko terjadinya keloid (Jaringan parut).

d. Cara pemberian

A. BCG : Untuk TBUmur : 0 11 bln Dosis : 0,05 cc Cara : Intrakutan, lengan kanan Jumlah suntikan : Satu kali Efek samping : 1. Reaksi normal Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm. 2. Reaksi berat Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi. 3. Reaksi yang lebih cepat Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.

B. DPT : Dipteri Pertusis TetanusUmur : 2 11 bln Dosis : 0,05 cc Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x Selang pemberian : Minimal 4 minggu Efek samping : 1. Panas Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat. 2. Rasa sakit di daerah suntikan Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak. 3. Peradangan Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena : - Tersentuh - Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril. - Sterilisasi kurang lama. - Pencemaran oleh kuman. 4. Kejang-kejang Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT.

C. Polio Umur : 0 11 bln Dosis : 2 tetes Cara : Meneteskan ke dalam mulut Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu. Efek samping : Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.

D. Hepatitis B Umur : Mulai umur 0 bulan Dosis : 0, 5 cc / pemberian Cara : Suntikan IM pada bagian luar Jumlah suntikan : 3 x Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan. Efek samping : tidak ada E. Campak Umur : 9 bln. Dosis : 0, 5 cc Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas Jumlah suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit. Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan. Anak-anak mungkin panas selama 1 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan. Jadwal Pemberian Imunisasi

KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)Penyebab KIPI dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan faktor etiologi menurut klasifikasi lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:

1. Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors)Sebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi, misalnya:

Dosis antigen (terlalu banyak)Lokasi dan cara menyuntikSterilisasi semprot dan jarum suntikJarum bekas pakaiTindakan aseptik dan antiseptikKontaminasi vaksin dan peralatan suntikPenyimpanan vaksinPemakaian sisa vaksinJenis dan jumlah pelarut vaksinTidak memperhatikan petunjuk produsenKecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama.

2. Reaksi suntikanSemua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope.

3. Induksi vaksin (reaksi vaksin)Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan resiko kematian. Reaksi simpang ini sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian khusus, atau berbagai tindakan dan perhatian spesifik lainnya termasuk kemungkinan interaksi obat atau vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.

4. Faktor kebetulan (koinsiden)Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah di imunisasi. Indikator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.

5. Penyebab tidak diketahuiBila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokan ke dalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya dengan kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.

Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat KIPI terjadi makin cepat gejalanya.Reaksi KIPIGejala KIPI

Lokal Abses pada tempat suntikan Limfadenitis Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis, BCG-itis

SSP Kelumpuhan akut Ensefalopati Ensefalitis Meningitis Kejang

Lain-lain Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis, edema Reaksi anafilaksis Syok anafilaksis Artralgia Demam tinggi >38,5C Episode hipotensif-hiporesponsif Osteomielitis Menangis menjerit yang terus menerus (3jam) Sindrom syok septik

Tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, maka apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama observasi sebenarnya sulit ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan observasi selama 15menit.untukmenghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu timbulnya gejala klinis.

Jenis VaksinGejala Klinis KIPISaat timbul KIPI

Toksoid Tetanus (DPT, DT, TT)Syok anafilaksisNeuritis brakhialKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian4 jam2-18 haritidak tercatat

Pertusis whole cell (DPwT)Syok anafilaksisEnsefalopatiKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian4 jam72 jamtidak tercatat

CampakSyok anafilaksisEnsefalopatiKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian4 jam5-15 haritidak tercatat

TrombositopeniaKlinis campak pada resipien imunokompromaisKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian7-30 hari6 bulantidak tercatat

Polio hidup (OPV)Polio paralisisPolio paralisis pada resipien imunokompromaisKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian30 hari6 bulan

Hepatitis BSyok anafilaksisKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian4 jamtidak tercatat

BCGBCG-itis4-6 minggu

Mengingat tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, maka apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama observasi sebenarnya sulit ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan observasi selama 15menit.untukmenghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu timbulnya gejala klinis.

VI. Memahami dan menjelaskan vaksinasi menurut islama. DalilImam Abdurrazaq As-Shananirahimahullahmeriwayatkan, Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma bahwasanya beliau mengurung (mengkarantina) ayam yang biasa makan barang najis selama tiga hari jika beliau ingin memakan telurnya.(Mushannaf Abdurrazaq no. 8717)Kalau saja binatang yang jelas-jelas bersatu langsung dengan najis karena makanannya kelak akan menjadi darah daging bisa di makan, maka jika hanya sebagai katalisator sebagaimana penjelasan diatas serta tidak dimakan lebih layak lagi untuk dipergunakan atau minimal sama.Perubahan Benda Najis atau Haram Menjadi SuciKemudian ada istilah () istihalah yaitu perubahan benda najis atau haram menjadi benda yang suci yang telah berubah sifat dan namanya. Contohnya adalah kulit bangkai yang najis dan haram jika disamak menjadi suci atau ataupun khamr jika menjadi cuka maka menjadi suci misalnya dengan penyulingan. Pada enzim babi vaksin tersebut telah berubah nama dan sifatnya atau bahkan hanya sebagai katalisator pemisah, maka yang menjadi patokan adalah sifat benda tersebut sekarang.Ibnu Qoyyim Al-Jauziyahrahimahullahmenjelaskan masalahistihalah, dan AllahTaalamengeluarkan benda yang suci dari benda yang najis dan mengeluarkan benda yang najis dari benda yang suci. Patokan bukan pada benda asalnya, tetapi pada sifatnya yang terkandung pada benda tersebut (saat itu). Dan tidak boleh menetapkan hukum najis jika telah hilang sifat dan berganti namanya. (Ilamul muwaqqin an rabbil alamin)Percampuran benda najis atau haram dengan benda suciKemudian juga ada istilah () istihlak yaitu bercampurnya benda najis atau haram pada benda yang suci sehingga mengalahkannya sifat najis baik rasa, warna dan baunya. Misalnya hanya beberapa teteskhamrpada air yang sangat banyak. Maka tidak membuat haram air tersebut.Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda, Air itu suci, tidak ada yang menajiskannya sesuatu pun. (Bulughul Maram, Babmiyahno.2) : jika air mencapai dua qullah tidak mengandung najis diriwayat yang lain- tidak najis(Bulughul Maram, Babmiyahno.5)Maka enzim babi vaksin yang hanya sekedar katalisator yang sudah hilang melalui proses pencucian, pemurnian dan penyulingan sudah minimal terkalahkan sifatnya.Jika Kita Berpendapat Vaksin Adalah HaramBerdasarkan fatwa MUI bahwa vaksin haram tetapi boleh digunakan jika darurat. Bisa dilihat diberbagai sumber salah satunya cuplikan wawancara antara Hidayatullah dan KH. Maruf Amin selaku Ketua Komisi Fatwa MUI halaman 23.Berobat dengan yang HaramJika kita masih berkeyakinan bahwa vaksin haram, mari kita kaji lebih lanjut. Bahwa ada kaidahfiqhiyah, Darurat itu membolehkan suatu yang dilarangKaidah ini dengan syarat:1. Tidak ada pengganti lainnya yang mubah2. Digunakan sekadar mancukupi saja untuk memenuhi kebutuhanInilah landasan yang digunakan MUI, jika kita kaji sesuai dengan syarat:1. Saat itu belum ada pengganti vaksin lainnyaAdapun yang berdalil dengan daya tahan tubuh bisa dengan jamu,habbatussauda, madu (bukan berarti kami merendahkan pengobatan nabi dan tradisional), maka kita jawab itu adalah pengobatan yang bersifat umum tidak spesifik, sebagaimana jika kita mengobati virus tertentu, maka secara teori bisa sembuh dengan meningkatkan daya tahan tubuh, akan tetapi bisa sangat lama dan banyak faktor. Bisa saja ia mati sebelum daya tahan tubuh meningkat. Apalagi untuk jamaah haji syarat satu-satunya adalah vaksin.1. Enzim babi pada vaksin hanya sebagai katalisator, sekedar penggunaannya saja.Jika ada yang berdalil dengan, Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram(HR. Thabrani,hasan)Maka, pendapat terkuat bahwa pada pada asalnya tidak boleh berobat dengan benda-benda haram kecuali dalam kondisi darurat, dengan syarat:1. Penyakit tersebut penyakit yang harus diobati2. Benar-benar yakin bahwa obat ini sangat bermanfaat pada penyakit tersebut.3. Tidak ada pengganti lainnya yang mubahHal ini berlandaskan pada kaidahfiqhiyah, . Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka di ambil yang paling ringan Dan Maha Benar Allah yang memang menciptakan penyakit pasti ada obatnya, tidak ada obatnya sekarang karena manusia belum menemukannya. Terbukti baru-baru ini telah ditemukan vaksin meningitis yang halal, dan MUI mengakuinya.Bisa dilihat pernyataan berikut,Majelis Ulama Indonesia menerbitkan sertifikat halal untuk vaksin meningitis produksi Novartis Vaccines and Diagnostics Srl dari Italia dan Zhejiang Tianyuan Bio-Pharmaceutical asal China. Dengan terbitnya sertifikat halal, fatwa yang membolehkan penggunaan vaksin meningitis terpapar zat mengandung unsur babi karena belum ada vaksin yang halal menjadi tak berlaku lagi.Titik kritis keharaman vaksin ini terletak pada media pertumbuhannya yang kemungkinan bersentuhan dengan bahan yang berasal dari babi atau yang terkontaminasi dengan produk yang tercemar dengan najis babi,kata Ketua MUI KH Maruf Amin di Jakarta, Selasa (20/7).

DAFTAR PUSTAKA

Solane, ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC. Jakarta.

Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.

Ross, Michael. Pawlina, Wojciech. (2011) Histology a Text and Atlas with Correlated Cell and Molecular Biology. 6th ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.

Sherwood, lauralee. (2009) Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 6th ed. EGC. Jakarta.

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/respon-imun-vaksin.html

http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/Imunisasi.pdf

http://kesehatanmuslim.com/imunisasi-dalam-pandangan-syariat

37