HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik...

91
HASIL DAN PEMBAHASAN Elemen Sistem Pengembangan Rancang bangun model pengembangan Industri Kecil Jamu terdiri dari tujuh elemen yang diperlukan dalam pengembangan industri kecil jamu. Tujuh elemen tersebut adalah : 1 Elemen kebutuhan pengembangan. 2 Elemen kendala dalam pengembangan. 3 Elemen perubahan yang dimungkinkan. 4 Elemen tujuan pengembangan. 5 Elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan. 6 Elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan. 7 Elemen pelaku pengembangan. Strukturisasi sistem pengembangan industri kecil jamu ini dilakukan dengan menggunakan teknik Interpretative Structural Modelling (ISM). ISM menganalisis elemen-elemen sistem dan memecahkannya dalam bentuk grafik dari hubungan langsung antar sub elemen dan tingkat hirerarki. Proses strukturisasi sistem pengembangan industri kecil jamu didasarkan pada masukan dari pendapat pakar yang dilakukan melalui survei pakar dan pihak yang terkait dalam sistem pengembangan. Hasil yang diperoleh dari analisis ISM ini adalah informasi struktur sistem pengembangan yang berupa hierarki sub elemen diantara sub elemen yang lain, klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat driver power dan tingkat dependency masing masing sub elemen dalam satu elemen pengembangan serta identifikasi elemen kunci dalam pengembangan industri kecil jamu. Hubungan kontekstual antar sub elemen pada setiap elemen pengembangan industri kecil jamu adalah sebagai berikut : 1 Elemen kebutuhan pengembangan hubungan kontekstualnya adalah sub elemen kebutuhan yang satu mendukung terpenuhinya sub elemen kebutuhan yang lain. 2 Elemen kendala dalam pengembangan hubungan kontekstualnya adalah sub elemen kendala yang satu menyebabkan sub elemen kendala yang lain.

Transcript of HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik...

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Elemen Sistem Pengembangan

Rancang bangun model pengembangan Industri Kecil Jamu terdiri dari

tujuh elemen yang diperlukan dalam pengembangan industri kecil jamu. Tujuh

elemen tersebut adalah :

1 Elemen kebutuhan pengembangan.

2 Elemen kendala dalam pengembangan.

3 Elemen perubahan yang dimungkinkan.

4 Elemen tujuan pengembangan.

5 Elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan.

6 Elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan.

7 Elemen pelaku pengembangan.

Strukturisasi sistem pengembangan industri kecil jamu ini dilakukan

dengan menggunakan teknik Interpretative Structural Modelling (ISM). ISM

menganalisis elemen-elemen sistem dan memecahkannya dalam bentuk grafik

dari hubungan langsung antar sub elemen dan tingkat hirerarki. Proses

strukturisasi sistem pengembangan industri kecil jamu didasarkan pada masukan

dari pendapat pakar yang dilakukan melalui survei pakar dan pihak yang terkait

dalam sistem pengembangan.

Hasil yang diperoleh dari analisis ISM ini adalah informasi struktur sistem

pengembangan yang berupa hierarki sub elemen diantara sub elemen yang lain,

klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat

driver power dan tingkat dependency masing masing sub elemen dalam satu

elemen pengembangan serta identifikasi elemen kunci dalam pengembangan

industri kecil jamu. Hubungan kontekstual antar sub elemen pada setiap elemen

pengembangan industri kecil jamu adalah sebagai berikut :

1 Elemen kebutuhan pengembangan hubungan kontekstualnya adalah sub elemen

kebutuhan yang satu mendukung terpenuhinya sub elemen kebutuhan yang lain.

2 Elemen kendala dalam pengembangan hubungan kontekstualnya adalah sub

elemen kendala yang satu menyebabkan sub elemen kendala yang lain.

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

77

3 Elemen perubahan yang dimungkinkan hubungan kontekstualnya adalah sub

elemen perubahan yang satu menyebabkan atau mendorong sub elemen

perubahan yang lain.

4 Elemen tujuan pengembangan hubungan kontekstualnya adalah sub elemen

tujuan yang satu memberikan kontribusi tercapainya sub elemen tujuan yang

lain.

5 Elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan hubungan kontekstualnya

adalah sub elemen indikator pencapaian tujuan yang satu memberikan

kontribusi terhadap sub elemen indikator pencapaian tujuan yang lain yang lain.

6 Elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan hubungan

kontekstualnya adalah sub elemen kegiatan pengembangan yang satu

mendukung sub elemen kegiatan pengembangan yang lain.

7 Elemen pelaku pengembangan hubungan kontekstualnya adalah sub elemen

pelaku yang satu mendukung sub elemen pelaku yang lain.

Elemen Kebutuhan Pengembangan

Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu berdasarkan hasil

kajian terdiri dari sembilan sub elemen kebutuhan yaitu :

1 Jaminan pasar produk jamu yang dihasilkan (A-1).

2 Kontinyuitas pasokan bahan baku jamu (A-2).

3 Pengembangan desain dan teknologi kemasan (A-3).

4 Jaminan keamanan produk jamu (A-4).

5 Pengembangan alternatif sumber permodalan yang memadai (A-5).

6 Pembentukan kelompok usaha untuk meningkatkan skala usaha (A-6).

7 Pembinaan manajemen usaha (A-7).

8 Pengembangan teknologi proses yang higienis dan efisien (A-8).

9 Pengembangan kelembagaan untuk pengendalian harga (A-9).

Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik ISM, maka elemen

kebutuhan pengembangan yang terdiri dari sembilan sub elemen dapat

digambarkan dalam bentuk hirarki dan dibagi dalam empat sektor. Hasil

reachability matrik dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 6.

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

78

Tabel 6 Hasil reachability matriks final elemen kebutuhan pengembangan

Sub Sub-Elemen Kebutuhan Elemen

Kebutuhan A-1 A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9 DP R

A-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 A-2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 A-3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 3 A-4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 4 A-5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 A-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 A-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 A-8 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 2 A-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1

D 6 6 8 9 6 6 6 7 6

Tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa yang menjadi sub elemen kunci

pada elemen kebutuhan pengembangan adalah jaminan pasar produk jamu yang

dihasilkan (A-1), kontinyuitas pasokan bahan baku jamu (A-2), pengembangan

alternatif sumber permodalan yang memadai (A-5), pembentukan kelompok usaha

untuk meningkatkan skala usaha (A-6), pembinaan manajemen usaha (A-7) dan

pengembangan kelembagaan untuk pengendalian harga (A-9). Keenam sub

elemen tersebut merupakan faktor yang harus mendapatkan perhatian utama

dalam pengembangan industri kecil jamu.

Jaminan pasar merupakan elemen kunci dalam pengembangan industri

kecil jamu, tanpa adanya pasar dari produk yang dihasilkan maka pengembangan

industri tidak akan berjalan dengan baik. Pengembangan industri kecil jamu harus

selalu berorientasi pada pasar sehingga produk yang dihasilkan dapat terserap

dengan baik. Dengan semakin ketatnya persaingan pada industri jamu maka

banyak produk industri kecil jamu yang tidak terserap oleh pasar sehingga dalam

pengembangan industri kecil jamu sub elemen ini harus mendapatkan perhatian

utama.

Sub elemen kunci yang lain adalah pengembangan alternatif permodalan

usaha, sebagaimana pengembangan industri kecil yang lain modal merupakan

faktor utama yang harus diperhatikan. Sesuai dengan profil industri kecil maka

dukungan permodalan yang memadai akan merupakan kunci keberhasilan dalam

pengembangan industri kecil jamu.

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

79

Pembentukan kelompok usaha merupakan salah satu sub elemen kunci

yang lain, seperti industri kecil pada umumnya skala usaha yang kecil seringkali

tidak mampu bersaing dengan industri yang lain karena skala usaha yang tidak

ekonomis sehingga tidak mampu untuk melakukan efisiensi dalam berproduksi.

Sub elemen lain yang menjadi kunci dalam pengembangan industri kecil jamu

adalah pembinaan manajemen usaha. Pengelolaan industri kecil seringkali masih

berkaitan erat dengan kegiatan rumah tangga sehingga manajemen usahanya juga

belum dilakukan dengan baik oleh karena itu sub elemen ini merupakan salah satu

kunci keberhasilan dalam pengembangan industri kecil jamu.

Pengembangan kelembagaan untuk pengendalian harga merupakan sub

elemen kuci yang lain. Persaingan harga pada industri kecil jamu sangat ketat

yang menyebabkan harga produk tidak mampu untuk menutupi biaya produksi,

hal ini ditambah dengan semakin banyaknya produk jamu palsu yang akan

semakin menjatuhkan harga produk jamu yang asli.

Dengan terpenuhinya sub elemen kebutuhan yang merupakan elemen

kunci dalam pengembangan industri kecil jamu tersebut maka akan mendorong

terpenuhinya sub elemen kebutuhan yang lainya. Berdasarkan pemisahan tingkat

pada reachability matriks, maka dapat dilakukan penetapan hirarki melalui

ranking dengan merujuk pada aspek driver power. Diagram model struktur dari

elemen kebutuhan pengembangan dapat dilihat pada Gambar 15. Struktur hirarki

mununjukkan hubungan langsung dan kedudukan relatif antar sub elemen

kebutuhan pengembangan. Terpenuhinya sub elemen kebutuhan pengembangan

didukung oleh terpenuhinya sub elemen kebutuhan pengembangan pada hirarki

dibawahnya.

Gambar 15 menunjukkan bahwa sub elemen jaminan pasar produk jamu

yang dihasilkan (A-1), kontinyuitas pasokan bahan baku jamu (A-2),

pengembangan alternatif sumber permodalan yang memadai (A-5), pembentukan

kelompok usaha untuk meningkatkan skala usaha (A-6), pembinaan manajemen

usaha (A-7) dan pengembangan kelembagaan untuk pengendalian harga (A-9)

merupakan elemen kunci pengembangan industri kecil jamu yang akan

mendorong terpenuhinya sub elemen kebutuhan pengembangan teknologi proses

yang higienis dan efisien (A-8) kemudian secara simultan akan mendorong

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

80

terpenuhinya sub elemen kebutuhan pengembangan desain dan teknologi kemasan

(A-3) dan pada akhirnya akan mendorong terpenuhinya sub elemen kebutuhan

jaminan keamanan produk jamu (A-4).

J a m i n a np a s a r

p r o d u ky a n g

d i h a s i l k a n

P e m b i n a a nm a n a j e m e n

u s a h a

P e n g e mb a n g a n

a l t e r n a t i fs u m b e r

p e r m o d a la n y a n g

m e m a d a i

P e m b e n -t u k a n

k e l o m p o ku s a h au n t u k

m e n i n g k a tk a n s k a l a

u s a h a

P e n g e mb a n g a n

k e l e m b ag a a n

p e n g e n d al i a n h a r g a

J a m i n a nk e a m a n a n

p r o d u k

P e n g e m b an g a n

t e k n o l o g ip r o s e sy a n g

h i g i e n i sd a n e f i s i e n

K o n t i n y u it a s

p a s o k a nb a h a n

b a k u j a m u

P e n g e m b an g a n

d e s a i n d a nt e k n o l o g ik e m a s a n

Gambar 15 Struktur hierarki antar sub elemen kebutuhan pengembangan.

Pengembangan teknologi proses yang higienis dan efisien merupakan

kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pengembangan industri kecil jamu agar

dapat menghasilkan produk yang yang mampu bersaing di pasaran. Kebutuhan

lain dalam pengembangan industri kecil jamu adalah pengembangan desain dan

teknologi kemasan. Kemasan merupakan kesan pertama yang akan dilihat oleh

konsumen dalam membeli produk jamu karena dengan kemasan yang baik akan

memberikan persepsi bersih aman dan terjamin produk tersebut, selain kebutuhan

tersebut jaminan keamanan produk juga merupakan kebutuhan yang perlu

diperhatikan dalam pengembangan industri kecil jamu. Dengan semakin

meningkatnya produk jamu palsu dipasaran maka aspek keamanan ini menjadi

salah satu aspek yang perlu diperhatikan untuk dapat bersaing dengan produk-

produk tersebut.

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

81

Berdasarkan matrik driver power dan dependence maka dapat

dikelompokkan kedalam empat sektor sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 16.

Sektor I merupakan sektor autonomous, sektor II merupakan sektor dependent,

sektor III merupakan sektor lingkage dan sektor IV merupakan sektor

independent.

0

Gambar 16 Matrik driver power -dependence elemen kebutuhan pengembangan.

Hasil klasifikasi sub elemen pada elemen kebutuhan pengembangan

menunjukkan bahwa sub elemen jaminan pasar produk jamu yang dihasilkan (A-

1), kontinyuitas pasokan bahan baku jamu (A-2), pengembangan alternatif sumber

permodalan yang memadai (A-5), pembentukan kelompok usaha untuk

meningkatkan skala usaha (A-6), pembinaan manajemen usaha (A-7) dan

pengembangan kelembagaan untuk pengendalian harga (A-9) tergolong dalam

kelompok linkage yang berarti mempunyai kekuatan pendorong yang tinggi tetapi

mempunyai tingkat ketergantungan tinggi. Pada setiap pemenuhan kebutuhan

pada sektor ini akan membawa dampak yang besar terhadap keberhasilan

pengembangan industri kecil jamu, sedangkan tidak terpenuhinya kebutuhan ini

akan membawa dampak pada kegagalan pengembangan industri kecil jamu.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa keenam sub elemen ini

merupakan elemen kunci dalam pengembangan industri kecil jamu maka pada

elemen kebutuhan keenam sub elemen ini merupkan prioritas perhatian agar

pengembangan industri kecil jamu dapat berhasil. Pada proses pengembangan hal

D R I V E R P O W E R

DEPENDENCE

A-4 A-3

A-8

Linkage Independent

Dependent Autonomous

A-1,A-2,A-5,A-6, A-7, A-9,

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8 9

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

82

ini akan dijadikan dasar dalam setiap tindakan pengambilan keputusan terutama

dalam hal skala prioritas pemenuhan kebutuhan program.

Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa sub elemen kebutuhan

pengembangan teknologi proses yang higienis dan efisien (A-8), sub elemen

kebutuhan pengembangan desain dan tekno logi kemasan (A-3) dan sub elemen

kebutuhan jaminan keamanan produk jamu (A-4) adalah tergolong dalam

kelompok dependent. Hal ini berarti bahwa kebutuhan ini mempunyai tingkat

ketergantungan yang tinggi terhadap sub elemen yang lain.

Elemen Kendala Dalam Pengembangan

Elemen kendala pengembangan berdasarkan hasil kajian rancang bangun

model pengembangan industri kecil jamu terdiri dari :

1 Belum terjaminnya kontinyuitas pasokan bahan baku baik dari kualitas dan

kuantitasnya (B-1).

2 Keterbatasan permodalan usaha (B-2).

3 Rendahnya posisi tawar industri kecil jamu bila dibandingkan industri besar

(B-3).

4 Keterbatasan akses informasi (B-4).

5 Masih rendahnya desain dan kualitas kemasan produk jamu (B-5).

6 Persaingan harga antar produsen yang menyebabkan harga produk cenderung

rendah (B-6).

7 Persepsi konsumen yang kurang bagus akibat produk jamu palsu (B-7).

8 Promosi yang kurang sehingga tidak mampu bersaing dengan industri besar

(B-8).

9 Strategi pemasaran industri kecil jamu yang kurang mampu bersaing dengan

industri besar (B-9).

10 Rendahnya informasi produk jamu yang diterima oleh konsumen (B-10).

11 Kapasitas produksi belum optimal (B-11).

Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik ISM, maka elemen

kendala utama pengembangan yang terdiri dari sebelas sub elemen dapat

digambarkan dalam bentuk hirarki dan dibagi dalam empat sektor. Hasil

reachability matrik dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 7.

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

83

Tabel 7 Hasil reachability matriks final elemen kendala pengembangan

Sub Sub-Elemen Kendala Elemen Kendala

B-1 B-2 B-3 B-4 B-5 B-6 B-7 B-8 B-9 B-10 B-11 DP R

B-1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 B-2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 B-3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 B-4 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 3 B-5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 B-6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 4 B-7 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 3 B-8 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 3 B-9 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 3 B-10 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 3 B-11 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 3 D 1 1 10 9 3 10 9 9 9 9 9

Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa yang menjadi sub elemen kunci pada

elemen kendala dalam pengembangan industri kecil jamu adalah belum

terjaminnya kontinuitas pasokan bahan baku baik dari kualitas maupun

kuantitasnya (B-1) dan keterbatasan permodalan usaha (B-2). Kedua sub elemen

inilah merupakan sub elemen yang perlu mendapatkan perhatian utama dalam

pengembangan industri kecil jamu agar keberhasilan tersebut dapat teracapai.

Kendala utama yang sering dihadapi dalam pengembangan industri kecil

jamu adalah belum terjaminnya kontinyuitas pasokan bahan baku jamu baik

kuantitas maupun kualitasnya. Pasokan bahan baku merupakan faktor utama yang

mendukung keberhasilan pengembangan industri kecil jamu, dengan terjaminnya

pasokan bahan baku baik dari segi kualitas maupun kuantitas maka proses

produksi juga akan terjamin dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk

sesuai dengan permintaan pasar. Bertolak dari hal tersebut maka dengan

teratasinya kendala tersebut maka akan merupakan kunci dalam teratasinya

kendala-kendala yang lain.

Kendala utama yang lain dalam pengembangan industri kecil jamu adalah

keterbatasan modal usaha dari industri kecil tersebut. Sebagaimana industri kecil

yang lain dengan skala ekonomi yang relatif kecil serta kemampuan manajemen

yang relatif lemah menyebabkan akses terhadap permodalan juga menjadi

terbatas. Aspek permodalan ini merupakan salah satu sub elemen kunci disamping

sub elemen pasokan bahan baku yang yang menjadi kendala dalam

pengembangan industri kecil jamu. Kedua sub elemen tersebut akan mendorong

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

84

terjadinya kendala-kendala yang lain sehingga dalam pengembangan industri kecil

jamu kedua sub elemen kendala inilah yang harus dipecahkan terlebih dahulu.

Berdasarkan pemisahan tingkat pada reachability matriks, maka dapat

dilakukan penetapan hirarki melalui ranking dengan merujuk pada aspek driver

power. Diagram model struktur elemen kendala pengembangan dapat dilihat pada

Gambar 17. Struktur hirarki mununjukkan hubungan langsung dan kedudukan

relatif antar sub elemen kendala pengembangan, hal ini berarti bahwa sub elemen

kendala yang satu akan didorong oleh sub elemen pada hirarki dibawahnya.

P r o m o s i y a n gk u r a n g

s e h i n g g at i d a k m a m p u

b e r s a i n gd e n g a n

i n d u s t r i b e s a r

S t r a t e g ip e m a s a r a n

y a n g k u r a n gm a m p u

b e r s a i n gd e n g a n

i n d u s t r i b e s a r

M a s i hr e n d a h n y ai n f o r m a s i

p r o d u k j a m uy a n g

d i t e r i m ak o n s u m e n

K e t e r b a t a s a na k s e s

i n f o r m a s i

P e r s e p s ik o n s u m e n

y a n g k u r a n gb a g u sa k i b a t

p r o d u k j a m up a l s u

K a p a s i t a sp r o d u k s i

b e l u mo p t i m a l

M a s i hr e n d a h n y ad e s a i n d a n

k u a l i t a sk e m a s a n

p r o d u kindus t r i kec i l

j a m u

B e l u mt e r j a m i n n y ak o n t i n y u i t a s

p a s o k a nb a h a n b a k u

j a m u

K e t e r b a t a s a np e r m o d a l a n

u s a h a

P e r s i n g a nh a r g a a n t a r

p r o d u s e nm e n y e b a b k a nh a r g a p r o d u k

c e n d e r u n gr e n d a h

R e n d a h n y ap o s i s i t a w a rindus t r i kec i l

j amu b i l ad i b a n d i n g k a ni n d u s t r i b e s a r

Gambar 17 Struktur hierarki antar sub elemen kendala pengembangan.

Gambar 17 menunjukkan bahwa pada elemen kendala pengembangan, sub

elemen belum terjaminnya kontinyuitas pasokan bahan baku jamu (B-1) dan sub

elemen keterbatasan permodalan (B-2) akan menyebabkan terciptanya sub elemen

kendala yang lain yaitu masih rendahnya desain dan kualitas kemasan produk

industri kecil jamu (B-5). Dengan adanya kendala tersebut maka akan

menyebabkan terciptanya sub elemen kendala kerbatasan akses informasi (B-4),

persepsi konsumen yang kurang bagus akibat produk jamu palsu (B-7), promosi

yang kurang sehingga tidak mampu bersaing dengan industri besar (B-8), strategi

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

85

pemasaran yang kurang mampu bersaing dengan industri besar (B-9), masih

rendahnya informasi produk jamu yang diterima oleh konsumen (B-10) dan

kapasitas produksi belum optimal (B-11). Pada akhirnya kendala-kendala tersebut

akan menyebabkan sub elemen kendala rendahnya posisi tawar industri kecil jamu

bila dibandingkan industri besar (B-3) dan sub elemen persaingan harga antar

produsen menyebabkan harga produk cenderung rendah (B-6).

0

Gambar 18 Diagram klasifikasi sub elemen kendala pengembangan.

Berdasarkan matrik driver power dan dependence maka dapat

dikelompokkan kedalam empat sektor sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 18.

Sektor I merupakan sektor autonomous, sektor II merupakan sektor dependent,

sektor III merupakan sektor lingkage dan sektor IV merupakan sektor

independent.

Hasil klasifikasi sub elemen pada elemen kendala pengembangan

menunjukan bahwa sub elemen kendala rendahnya posisi tawar industri kecil

jamu bila dibandingkan industri besar (B-3) dan sub elemen persaingan harga

antar produsen menyebabkan harga produk cenderung rendah (B-6) tergolong

dalam kelompok dependent, hal ini menunjukan bahwa kendala ini mempunyai

ketergantungan yang sangat tinggi terhadap sub elemen yang lain serta

DEPENDENCE

D R I V E R P O W E R

B-5

B-3, B-6

Linkage

Independent

Dependent Autonomous

B-4,B-7,B-8,B-9, B-10, B-11

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

10

11

B-1, B-2

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

86

mempunyai driver power yang rendah terhadap kendala yang lain dalam

pengembangan industri kecil jamu. Sub elemen kendala kerbatasan akses

informasi (B-4), persepsi konsumen yang kurang bagus akibat produk jamu palsu

(B-7), promosi yang kurang sehingga tidak mampu bersaing dengan industri besar

(B-8), strategi pemasaran yang kurang mampu bersaing dengan industri besar (B-

9), masih rendahnya informasi produk jamu yang diterima oleh konsumen (B-10)

dan kapasitas produksi belum optimal (B-11) merupakan sektor linkage yang

berarti mempunyai driver power tinggi tetapi mempunyai tingkat ketergantungan

yang tinggi terhadap sub elemen lain. Pada setiap tindakan pada sub elemen ini

akan menghasilkan sukses pengembangan industri kecil jamu, sedangkan

lemahnya tindakan pada sub elemen ini akan menyebabkan kegagalan

pengembangan program ini.

Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa sub elemen belum terjaminnya

kontinyuitas pasokan bahan baku jamu (B-1), sub elemen keterbatasan

permodalan (B-2), sub elemen masih rendahnya desain dan kualitas kemasan

produk industri kecil jamu (B-5) adalah termasuk peubah bebas (independent).

Dalam hal ini berarti sub elemen ini mempunyai kekuatan penggerak yang sangat

tinggi (driver power) serta tingkat ketergantungan terhadap program

pengembangan kecil.

Elemen Perubahan yang Dimungkinkan

Elemen perubahan yang dimungkinkan berdasarkan hasil kajian rancang

bangun model pengembangan industri kecil jamu terdiri dari sebelas sub elemen

perubahan yang dimungkinkan, yaitu :

1 Perbaikan mutu produk industri kecil jamu (C-1).

2 Peningkatan skala usaha industri kecil jamu sehingga lebih efisien (C-2).

3 Ketersediaan kualitas dan kuantitas bahan baku jamu secara kontinyu (C-3).

4 Peningkatan pendapatan industri kecil jamu (C-4).

5 Perbaikan teknologi proses produksi jamu (C-5).

6 Peningkatan usaha budidaya bahan baku industri kecil jamu (C-6).

7 Persepsi konsumen terhadap produk jamu (C-7).

8 Manajemen usaha industri kecil jamu (C-8).

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

87

9 Efisiensi produksi industri kecil jamu (C-9).

10 Strategi pemasaran produk industri kecil jamu (C-10).

11 Kebersihan dan keamanan produk industri jamu (C-11).

Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik ISM, maka elemen

perubahan yang dimungkinkan yang terdiri dari sebelas sub elemen dapat

digambarkan dalam bentuk hirarki dan dibagi dalam empat sektor. Hasil

reachability matrik dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8 Hasil reachability matriks final elemen perubahan yang dimungkinkan

Sub Sub-Elemen Perubahan Elemen

Perubahan C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 C-7 C-8 C-9 C-10 C-11 DP R

C-1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 C-2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 C-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 C-4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 4 C-5 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 C-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 C-7 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 3 C-8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 C-9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 C-10 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 C-11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 D 9 9 2 11 9 2 10 9 9 9 9

Dari Tabel 8 tersebut menunjukan bahwa yang menjadi sub elemen kunci

dalam rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu pada elemen

perubahan yang dimungkinkan adalah ketersediaan kualitas dan kuantitas bahan

baku jamu secara kontinyu (C-3) dan peningkatan usaha budidaya bahan baku

industri kecil jamu (C-6). Kedua sub elemen ini merupakan faktor yang perlu

diperhatikan dalam pengembangan industri kecil jamu, dengan ketersediaan

kualitas dan kuantitas bahan baku yang lebih baik serta peningkatan usaha

budidaya bahan baku industri jamu ini akan membawa perubahan pada sub

elemen perubahan yang dimungkinkan dalam pengembangan industri kecil jamu.

Berdasarkan pemisahan tingkat pada reachability matriks, maka dapat

dilakukan penetapan hirarki melalui ranking dengan merujuk pada aspek driver

power. Diagram model struktur elemen perubahan yang dimungkinkan dapat

dilihat pada Gambar 19 Struktur hirarki menunjukkan hubungan langsung dan

kedudukan relatif antar sub elemen perubahan yang dimungkinkan, sub elemen

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

88

perubahan yang dimungkinkan satu didukung oleh terpenuhinya sub elemen

kebutuhan pengembangan pada hirarki dibawahnya.

Ketersediaankual i tas dan

kuantitasbahan baku

secarakontinyu

Peningkatanusaha

budidayabahan baku

industri kecilj amu

Strategipemasa ran

produkindustri kecil

j amu

Ef is iens iproduksi

industr i keci ljamu

Manajemenindustri kecil

j amu

Peningkatanska la usahaindustri kecil

j amuseh ingga

lebih ef is ien

Perbaikanmu tu p rodukindustr i keci l

j amu

Kebers ihandan

keamananproduk

industri kecilj amu

Perbaikanteknologi

prosesproduks i

Persepsikonsumenterhadap

produk jamu

Peningkatanpendapatanindustri kecil

jamu

Gambar 19 Struktur hirarki antar sub elemen perubahan yang dimungkinkan.

Gambar 19 menunjukkan bahwa perubahan ketersediaan kualitas dan

kuantitas bahan baku jamu secara kontinyu (C-3) dan peningkatan usaha budidaya

bahan baku industri kecil jamu (C-6) akan mendorong perubahan sub elemen

perbaikan mutu produk industri kecil jamu (C-1), peningkatan skala usaha industri

kecil jamu sehingga lebih efisien (C-2), perbaikan teknologi proses produksi jamu

(C-5), manajemen usaha industri kecil jamu (C-8), efisiensi produksi industri kecil

jamu (C-9), strategi pemasaran produk industri kecil jamu (C-10), kebersihan dan

keamanan produk industri jamu (C-11), yang kemudian secara simultan akan

mendorong perubahan persepsi konsumen terhadap produk jamu (C-7) dan pada

akhirnya akan mendorong peningkatan pendapatan industri kecil jamu (C-4).

Berdasarkan matrik driver power dan dependence maka dapat dikelompokkan

kedalam empat sektor sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 20. Sektor I

merupakan sektor autonomous, sektor II merupakan sektor dependent, sektor III

merupakan sektor lingkage dan sektor IV merupakan sektor independent.

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

89

0

Gambar 20 Matrik driver power-dependence elemen perubahan yang dimungkinkan.

Hasil klasifikasi sub elemen pada elemen perubahan yang dimungkinkan

menunjukan bahwa sub elemen persepsi konsumen terhadap produk jamu (C-7)

dan peningkatan pendapatan industri kecil jamu (C-4) tergolong dalam kelompok

dependent, hal ini menunjukan bahwa sub elemen ini mempunyai ketergantungan

yang sangat tinggi terhadap sub elemen yang lain, tetapi mempunyai kekuatan

pendorong rendah, sehingga sangat penting untuk diperhatikan dalam

pengembangan industri kecil jamu.

Sub elemen perbaikan mutu produk industri kecil jamu (C-1),

peningkatan skala usaha industri kecil jamu sehingga lebih efisien (C-2),

perbaikan teknologi proses produksi jamu (C-5), manajemen usaha industri kecil

jamu (C-8), efisiensi produksi industri kecil jamu (C-9), strategi pemasaran

produk industri kecil jamu (C-10), kebersihan dan keamanan produk industri jamu

(C-11) merupakan sektor linkage yang berarti mempunyai driver power tinggi

tetapi mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sub elemen lain.

Pada setiap tindakan pada sub elemen ini akan menghasilkan sukses

pengembangan industri kecil jamu, sedangkan lemahnya tindakan pada sub

DEPENDENCE

D R I V E R P O W E R

Linkage Independent

Dependent Autonomous

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

10

11

C-3, C-6

C-1, C-2, C-5, C-8, C-9, C-10, C-11

C-7

C-4

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

90

elemen ini akan menyebabkan kegagalan pengembangan program ini, oleh karena

itu maka sub elemen ini perlu dikaji secara hati-hati.

Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa persepsi konsumen terhadap

produk jamu (C-7) dan peningkatan pendapatan industri kecil jamu (C-4) adalah

termasuk peubah bebas (independent). Dalam hal ini berarti mempunyai kekuatan

penggerak yang sangat tinggi (driver power), namun tingkat ketergantungan

terhadap program kecil.

Elemen Tujuan Pengembangan

Hasil kajian terhadap rancang bangun model pengembangan industri kecil

jamu menunjukkan bahwa terdapat sepuluh sub elemen tujuan pengembangan

yaitu :

1 Meningkatkan pendapatan industri kecil jamu (D-1).

2 Memperluas lapangan pekerjaan (D-2).

3 Meningkatkan pendapatan petani bahan baku industri kecil jamu (D-3).

4 Memperluas jangkauan pemasaran (D-4).

5 Meningkatkan ketersedian produk jamu yang aman bagi konsumen (D-5).

6 Perbaikan perekonomian wilayah (D-6).

7 Meningkatkan iklim investasi industri kecil (D-7).

8 Meningkatkan nilai tambah sektor hulu industri kecil jamu (D-8).

9 Meningkatkan kualitas dan keamanan produk industri kecil jamu (D-9).

10 Kemudahan mendapat permodalan usaha (D-10).

Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik ISM, maka elemen

tujuan pengembangan yang terdiri dari sepuluh sub elemen dapat digambarkan

dalam bentuk hirarki dan dibagi dalam empat sektor. Hasil reachability matrik

dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 tersebut menunjukkan bahwa

dalam rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu, kemudahan

mendapat permodalan usaha (D-10) merupakan elemen kunci yang perlu dikaji

lebih hati-hati karena elemen ini akan mendorong terpenuhinya tujuan

pengembangan yang lain.

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

91

Tabel 9 Hasil reachability matriks final elemen tujuan pengembangan

Sub Sub-Elemen Tujuan Elemen Tujuan

D-1 D-2 D-3 D-4 D-5 D-6 D-7 D-8 D-9 D-10 DP R

D-1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 5 D-2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 5 D-3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 5 D-4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 4 D-5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 4 D-6 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 5 D-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 D-8 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 5 D-9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 3 D10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 D 10 10 10 5 5 10 2 10 3 1

Berdasarkan pemisahan tingkat pada reachability matriks, maka dapat

dilakukan penetapan hirarki melalui ranking dengan merujuk pada aspek driver

power. Diagram model struktur dari elemen tujuan pengembangan dapat dilihat

pada Gambar 21. Struktur hirarki mununjukkan hubungan langsung dan

kedudukan relatif antar sub elemen tujuan pengembangan, hal ini berarti bahwa

sub elemen tujuan pengembangan yang satu akan didorong oleh sub elemen pada

hirarki dibawahnya.

Gambar 21 menunjukkan bahwa sub elemen kemudahan mendapat

permodalan usaha (D-10) merupakan tujuan pengembangan yang akan

memberikan kontribusi tercapainya sub elemen tujuan pengembangan yang lain

yakni meningkatkan iklim investasi industri kecil (D-7), sub elemen ini akan

memberikan kontribusi tercapainya tujuan meningkatkan kualitas dan jaminan

keamanan produk industri kecil jamu (D-9) dan secara simultan akan memberikan

kontribusi tercapainya tujuan memperluas jangkauan pemasaran (D-4) dan

meningkatkan ketersediaan produk jamu yang aman bagi konsumen (D-5). Pada

akhirnya dengan tercapainya tujuan tersebut maka akan memberikan kontribusi

tercapainya tujuan meningkatkan pendapatan industri kecil jamu (D-1),

memperluas lapangan pekerjaan (D-2), meningkatkan pendapatan petani bahan

baku industri kecil jamu (D-3), perbaikan perekonomian wilayah (D-6),

meningkatkan nilai tambah sektor hulu industri kecil jamu (D-8)

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

92

M e m p e r l u a sl a p a n g a n

p e k e r j a a n

M e n i n g k a t k a np e n d a p a t a n

p e t a n i b a h a nb a k u i n d u s t r i

j a m u

M e n i n g k a t k a np e n d a p a t a ni n d u s t r i k e c i l

j a m u

P e r b a i k a np e r e k o n o m i a n

w i l a y a h

M i n i n g k a t k a nn i l a i t a m b a hs e k t o r h u l u

i n d u s t r i k e c i lj a m u

M e n i n g k a t k a nk e t e r s e d i a a np r o d u k j a m uy a n g a m a n

b a g ik o n s u m e n

M e m p e r l u a sj a n g k a u a n

p e m a s a r a n

M e n i n g k a t k a nk u a l i t a s d a nd a n j a m i n a n

k e a m a n a np r o d u k i n d u s t r i

k e c i l j a m u

M e n i n g k a t k a ni k l i m i n v e s t a s ii n d u s t r i k e c i l

j a m u

K e m u d a h a nm e n d a p a t k a n

p e r m o d a l a nu s a h a

Gambar 21 Struktur hirarki antar sub elemen tujuan pengembangan.

Berdasarkan matrik driver power dan dependence maka dapat

dikelompokkan kedalam empat sektor sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 22.

Sektor I merupakan sektor autonomous, sektor II merupakan sektor dependent,

sektor III merupakan sektor lingkage dan sektor IV merupakan sektor

independent.

Berdasarkan matrik driver power dan dependence menunjukkan bahwa

meningkatkan pendapatan industri kecil jamu (D-1), memperluas lapangan

pekerjaan (D-2), meningkatkan pendapatan petani bahan baku industri kecil jamu

(D-3), perbaikan perekonomian wilayah (D-6), meningkatkan nilai tambah sektor

hulu industri kecil jamu (D-8) tergolong dalam kelompok dependent. Hal ini

menunjukan bahwa sub elemen ini mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi

terhadap sub elemen yang lain, tetapi mempunyai kekuatan pendorong rendah,

sehingga sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan industri kecil

jamu.

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

93

0

Gambar 22 Matrik driver power-dependence elemen tujuan pengembangan.

Sub elemen tujuan memperluas jangkauan pemasaran (D-4) dan

meningkatkan ketersediaan produk jamu yang aman bagi konsumen (D-5)

berdasarkan matrik driver power dan dependence tersebut merupakan sektor

linkage yang berarti mempunyai kekuatan penggerak tinggi tetapi mempunyai

tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sub elemen lain. Pada setiap tindakan

pada sub elemen ini akan menghasilkan sukses pengembangan industri kecil jamu,

sedangkan lemahnya tindakan pada sub elemen ini akan menyebabkan kegagalan

pengembangan program ini, oleh karena itu maka sub elemen ini perlu dikaji

secara hati-hati.

Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa meningkatkan iklim investasi

industri kecil (D-7) dan sub elemen tujuan meningkatkan kualitas dan jaminan

keamanan produk industri kecil jamu (D-9) adalah termasuk peubah bebas

(independent). Dalam hal ini berarti mempunyai kekuatan penggerak yang sangat

tinggi (driver power), namun tingkat ketergantungan terhadap program kecil.

DEPENDENCE

D R I V E R P O W E R

D-4, D-5

D-7

Linkage Independent

Dependent Autonomous

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

10

D-1, D-2, D-3 D-6, D-8

D-9

D-10

Page 19: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

94

Elemen Indikator Pencapaian Tujuan Pengembangan

Elemen indikator pencapaian tujuan dalam rancang bangun model

pengembangan industri kecil jamu berdasarkan hasil kajian terdiri dari sembilan

sub elemen yaitu:

1 Meningkatnya keuntungan usaha industri kecil jamu (E-1).

2 Meningkatnya usaha sektor hulu industri kecil jamu (E-2).

3 Meningkatnya produk jamu yang higienis dan aman (E-3).

4 Meningkatnya kesempatan kerja (E-4).

5 Meningkatnya pendapatan petani bahan baku (E-5).

6 Meningkatnya akses terdahap sumber permodalan usaha (E-6).

7 Semakin meluasnya jangkauan pemasaran (E-7).

8 Meningkatnya kualitas bahan baku industri kecil jamu (E-8).

9 Meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan daerah (E-9).

Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik ISM, maka elemen

indikator pencapaian tujuan pengembangan yang terdiri dari sembilan sub elemen

dapat digambarkan dalam bentuk hirarki dan dibagi dalam empat sektor. Hasil

reachability matrik dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10 Hasil reachability matriks final elemen indikator pencapaian tujuan

Sub Sub-Elemen Indikator Elemen

Indikator E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 DP R

E-1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 4 E-2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 4 E-3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 3 E-4 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 4 E-5 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 4 E-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 E-7 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 4 E-8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2 E-9 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 D 8 8 3 8 8 1 8 2 9

Tabel 10 tersebut menunjukkan bahwa meningkatnya akses terdahap

sumber permodalan usaha (E-6) dalam rancang bangun model pengembangan

industri kecil jamu, merupakan elemen kunci dalam pengembangan sehingga

perlu dikaji lebih hati-hati karena elemen ini akan mendorong terpenuhinya tujuan

pengembangan yang lain. Berdasarkan pemisahan tingkat pada reachability

Page 20: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

95

matriks, maka dapat dilakukan penetapan hirarki melalui ranking dengan merujuk

pada aspek driver power. Diagram model struktur dari elemen indikator

pencapaian tujuan dapat dilihat pada Gambar 23. Struktur hirarki mununjukkan

hubungan langsung dan kedudukan relatif antar sub elemen tujuan

pengembangan, hal ini berarti bahwa sub elemen tujuan pengembangan yang satu

akan didorong oleh sub elemen pada hirarki dibawahnya.

Gambar 23 menunjukkan bahwa sub elemen meningkatnya akses terhadap

sumber permodalan usaha (E-6) merupakan indikator pencapaian tujuan

pengembangan yang akan memberikan kontribusi terhadap sub elemen indikator

pencapaian tujuan yang lain yakni meningkatnya kualitas bahan baku industri

kecil jamu (E-8), sub elemen ini akan memberikan kontribusi meningkatnya

produk jamu yang higienis dan aman (E-3) dan secara simultan akan memberikan

kontribusi meningkatnya keuntungan usaha industri kecil jamu (E-1),

meningkatnya usaha sektor hulu industri kecil jamu (E-2), meningkatnya

kesempatan kerja (E-4), meningkatnya pendapatan petani bahan baku (E-5),

semakin meluasnya jangkauan pemasaran (E-7). Pada akhirnya dengan adanya

indikator tersebut maka akan memberikan kontribusi adanya indikator pencapaian

tujuan meningkatnya kontribusi terhadap pendapatan daerah (E-9).

M e n i n g k a t n y ak o n t r i b u s it e r h a d a p

p e n d a p a t a nd a e r a h

M e n i n g k a t n y as e k t o r h u l u

i n d u s t r i k e c i lj a m u

M e n i n g k a t n y ap e n d a p a t a n

p e t a n i b a h a nb a k u

M e n i n g k a t n y ak e u n t u n g a n

u s a h a i n d u s t r ik e c i l j a m u

M e n i n g k a t n y ak e s e m p a t a n

k e r j a

S e m a k i nm e l u a s n y aj a n g k a u a n

p e m a s a r a n

M e n i n g k a t n y ap r o d u k j a m u

y a n g h i g i e n i sd a n a m a n

M e n i n g k a t n y aa k s e s

t e r h a d a ps u m b e r

p e r m o d a l a nu s a h a

M e n i n g k a t n y ak u a l i t a s b a h a n

b a k u i n d u s t r ik e c i l j a m u

Gambar 23 Struktur hirarki antar sub elemen indikator pencapaian tujuan.

Page 21: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

96

Berdasarkan matrik driver power dan dependence maka dapat

dikelompokkan kedalam empat sektor sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 23.

Sektor I merupakan sektor autonomous, sektor II merupakan sektor dependent,

sektor III merupakan sektor lingkage dan sektor IV merupakan sektor

independent. Berdasarkan matrik driver power dan dependence menunjukan

bahwa sub elemen meningkatnya keuntungan usaha industri kecil jamu (E-1),

meningkatnya usaha sektor hulu industri kecil jamu (E-2), meningkatnya

kesempatan kerja (E-4), meningkatnya pendapatan petani bahan baku (E-5),

semakin meluasnya jangkauan pemasaran (E-7) merupakan sektor linkage. Hal ini

berarti sub elemen ini mempunyai kekuatan penggerak tinggi tetapi mempunyai

tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sub elemen lain. Pada setiap tindakan

pada sub elemen ini akan menghasilkan sukses pengembangan industri kecil jamu,

sedangkan lemahnya tindakan pada sub elemen ini akan menyebabkan kegagalan

pengembangan program ini, oleh karena itu maka sub elemen ini perlu dikaji

secara hati-hati.

0 Gambar 24 Matrik driver power-Dependence elemen indikator pencapaian tujuan.

D R I V E R P O W E R

DEPENDENCE

E-9

E-8

E-6

Linkage Independent

Dependent Autonomous

E-1, E-2, E-4, E-5, E-7,

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

E-3

Page 22: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

97

Sub elemen meningkatnya akses terhadap sumber permodalan usaha (E-6),

meningkatnya kualitas bahan baku industri kecil jamu (E-8), meningkatnya

produk jamu yang higienis dan aman (E-3) berdasarkan klasifikasi tersebut

tergolong dalam kelompok independent. Hal ini menunjukan bahwa sub elemen

ini mempunyai kekuatan pendorong yang tinggi tetapi tingkat ketergantungan

terhadap pengembangan kecil.

Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa meningkatnya kontribusi terhadap

pendapatan daerah (E-9) adalah termasuk dependent. Dalam hal ini berarti

mempunyai kekuatan penggerak yang rendah dan tingkat ketergantungan tinggi,

sehingga sub elemen ini merupakan akibat dari sub elemen yang lain.

Elemen Kegiatan Pengembangan

Berdasarkan hasil kajian rancang bangun model pengembangan industri

kecil jamu elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan terdiri dari

delapan sub elemen yang dibutuhkan dalam pengembangan yaitu :

1 Pengembangan teknologi proses produksi (F-1).

2 Pengembangan alternatif permodalan usaha (F-2).

3 Perumusan kebijakan pemerintah daerah yang mendukung usaha industri kecil

jamu (F-3).

4 Pengembangan teknologi dan desain kemasan (F-4).

5 Peningkatan promosi yang lebih efektif (F-5).

6 Membentuk forum untuk pemasaran produk bersama (F-6).

7 Rekayasa model kelembagaan usaha (F-7).

8 Peningkatan SDM pelaku usaha (F-8).

Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik ISM, maka elemen

kegiatan pengembangan yang terdiri dari sembilan sub elemen dapat

digambarkan dalam bentuk hirarki dan dibagi dalam empat sektor. Hasil

reachability matrik dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11

tersebut menunjukkan bahwa sub elemen perumusan kebijakan pemerintah daerah

yang mendukung industri kecil jamu (F-3), merupakan elemen kunci dalam

pengembangan sehingga perlu dikaji lebih hati-hati karena elemen ini akan

mendukung kegiatan pengembangan yang lain.

Page 23: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

98

Tabel 11 Hasil reachability matriks final elemen kegiatan pengembangan

Sub Sub-Elemen Kegiatan Elemen

Kegiatan F-1

F-2 F3 F-4 F-5 F-6 F-7 F-8 DP R

F-1 1 0 0 1 1 1 1 0 5 4 F-2 1 1 0 1 1 1 1 0 6 3 F-3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 F-4 1 0 0 1 1 1 1 0 5 4 F-5 0 0 0 0 1 1 1 0 3 5 F-6 0 0 0 0 1 1 1 0 3 5 F-7 0 0 0 0 1 1 1 0 3 5 F-8 1 1 0 1 1 1 1 1 7 2 D 5 3 1 5 8 8 8 2

Berdasarkan pemisahan tingkat pada reachability matriks, maka dapat

dilakukan penetapan hirarki melalui ranking dengan merujuk pada aspek driver

power. Diagram model struktur elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam

pengembangan dapat dilihat pada Gambar 25. Struktur hirarki mununjukkan

hubungan langsung dan kedudukan relatif antar sub elemen kegiatan yang

dibutuhkan, hal ini berarti bahwa sub elemen kegiatan yang satu akan didukung

oleh sub elemen pada hirarki dibawahnya.

Memben tuk f o rum un tukpemasa ran p roduk

b e r s a m a

Pen ingkatan SDM pe lakuusaha

Pemben tukanke lembagaan usaha

Pengembangan tekno log iproses produks i

Pen ingkatan promosi yanglebih efekt i f

Pengembangan a l ternat i fpermoda lan usaha

Pengembangan desa indan tekno log i kemasan

Keb i jakan pemer in tahdaerah yang mendukung

indus t r i kec i l j amu

Gambar 25 Struktur hirarki antar sub elemen kegiatan pengembangan.

Page 24: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

99

Gambar 25 menunjukkan bahwa sub elemen kebijakan pemerintah daerah

yang mendukung industri kecil jamu (F-3) akan mendukung kegiatan peningkatan

sumberdaya manusia pelaku usaha (F-8), sub elemen ini selanjutnya akan

mendukung kegiatan pengembangan alternatif permodalan usaha (F-2) kemudian

secara simultan akan mendukung kegiatan pengembangan teknologi proses

produksi (F-1), pengembangan desain dan teknologi kemasan (F-4).

Pada akhirnya dengan adanya kegiatan tersebut akan mendukung kegiatan

membentuk forum untuk pemasaran produk bersama F-6), pembentukan

kelembagaan usaha (F-7) dan peningkatan promosi yang lebih efektif (F-5).

Berdasarkan matrik driver power dan dependence maka dapat dikelompokkan

kedalam empat sektor sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 26. Sektor I

merupakan sektor autonomous, sektor II merupakan sektor dependent, sektor III

merupakan sektor lingkage dan sektor IV merupakan sektor independent.

0

Gambar 26 Matrik driver power -dependence elemen kegiatan pengembangan.

Berdasarkan matrik driver power dan dependence menunjukan bahwa sub

elemen kegiatan pengembangan teknologi proses produksi (F-1) dan

pengembangan desain dan teknologi kemasan (F-4) merupakan sektor linkage.

DEPENDENCE

D R I V E R P O W E R

F-1, F-4

F-8

F-3

Linkage Independent

Dependent Autonomous

F-5, F-6, F-7,

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

6

7

8

F-2

Page 25: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

100

Hal ini berarti sub elemen ini mempunyai kekuatan penggerak tinggi tetapi

mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap kegiatan yang lain. Pada

setiap tindakan pada sub elemen ini akan menghasilkan sukses pengembangan

industri kecil jamu, sedangkan lemahnya tindakan pada sub elemen ini akan

menyebabkan kegagalan pengembangan program ini, oleh karena itu maka sub

elemen ini perlu dikaji secara hati-hati. Sub elemen kebijakan pemerintah daerah

yang mendukung industri kecil jamu (F-3), sub elemen peningkatan sumberdaya

manusia pelaku usaha (F-8), sub elemen pengembangan alternatif permodalan

usaha (F-2) berdasarkan klasifikasi tersebut tergolong dalam kelompok

independent. Hal ini menunjukan bahwa sub elemen ini mempunyai kekuatan

pendorong yang tinggi tetapi tingkat ketergantungan terhadap pengembangan

kecil.

Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa membentuk forum untuk

pemasaran produk bersama F-6), pembentukan kelembagaan usaha (F-7) dan

peningkatan promosi yang lebih efektif (F-5). adalah termasuk dependent. Dalam

hal ini berarti mempunyai kekuatan penggerak yang rendah dan tingkat

ketergantungan tinggi, sehingga sub elemen ini merupakan akibat dari sub

elemen yang lain.

Elemen Pelaku Pengembangan

Berdasarkan hasil kajian pada elemen pelaku pengembangan industri kecil

jamu diperoleh hasil bahwa elemen ini terdiri dari delapan sub elemen pelaku

pengembangan yaitu:

1 Petani bahan baku jamu (G-1).

2 Industri kecil jamu (G-2).

3 Industri jamu (G-3).

4 Lembaga keuangan (G-4).

5 Pemerintah daerah (G-5).

6 Agen jamu (G-6).

7 Konsumen (G-7).

8 Masyarakat (G-8).

9 Perguruan Tinggi (G-9).

10 Koperasi Jamu Indonesia (KOJAI) (G-10).

Page 26: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

101

Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik ISM, maka elemen

pelaku pengembangan yang terdiri dari sepuluh sub elemen dapat digambarkan

dalam bentuk hirarki dan dibagi dalam empat sektor. Hasil reachability matrik

dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12 Hasil reachability matriks final elemen pelaku pengembangan Sub Sub-Elemen Tujuan

Elemen Tujuan

G-1 G-2 G-3 G-4 G-5 G-6 G-7 G-8 G-9 G-10 DP R

G-1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 4 G-2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 2 G-3 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 4 G-4 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 4 G-5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 G-6 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 5 G-7 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 6 G-8 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 6 G-9 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 3 G-10 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 4

D 7 2 7 7 1 8 10 10 3 7

Tabel 12 tersebut menunjukkan bahwa Pemda merupakan sub elemen

kunci dalam pengembangan industri kecil jamu sehingga perlu dikaji lebih hati-

hati karena sub elemen ini akan mendukung pelaku pengembangan yang lain.

Berdasarkan pemisahan tingkat pada reachability matriks, maka dapat dilakukan

penetapan hirarki melalui ranking dengan merujuk pada aspek driver power.

Diagram model struktur elemen pelaku pengembangan dapat dilihat pada Gambar

27. Struktur hirarki mununjukkan hubungan langsung dan kedudukan relatif antar

sub elemen pelaku pengembangan, hal ini berarti bahwa sub elemen pelaku

pengembangan yang satu akan didukung oleh sub elemen pada hirarki

dibawahnya.

Gambar 27 menunjukkan bahwa sub elemen pemerintah daerah (G-5) akan

mendukung industri kecil jamu (G-2), sub elemen ini selanjutnya akan

mendukung perguruan tinggi (G-9) kemudian secara simultan akan mendukung

industri besar (G-3), petani bahan baku (G-1), lembaga keuangan (G-4), KOJAI

(G-10) dan berikutnya akan mendukung agen jamu (G-6). Pada akhirnya pelaku

pengembangan tersebut akan mendukung konsumen (G-7) dan masyarakat (G-8).

Page 27: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

102

L e m b a g ak e u a n g a n

K o n s u m e n

P e t a n i b a h a nb a k u

I n d u s t r i b e s a r

K o p e r a s iJ a m u

I n d o n e s i a( K O J A I )

A g e n j a m u

I n d u s t r i K e c i lJ a m u

P e r g u r u a nT i n g g i

P e m d a

M a s y a r a k a t

Gambar 27 Struktur hirarki antar sub elemen pelaku pengembangan.

Berdasarkan matrik driver power dan dependence maka dapat

dikelompokkan kedalam empat sektor sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 28.

Sektor I merupakan sektor autonomous, sektor II merupakan sektor dependent,

sektor III merupakan sektor lingkage dan sektor IV merupakan sektor

independent.

0

Gambar 28 Matrik driver power -dependence pelaku pengembangan.

DEPENDENCE

D R I V E R P O W E R

G-7, G-8

G-2 Linkage

Independent

Dependent Autonomous

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

10

G-1, G-3, G-4,G-10

G-5

G-6

G-9

Page 28: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

103

Berdasarkan matrik driver power dan dependence menunjukan bahwa sub

petani bahan baku (G-1), industri besar (G-3), lembaga keuangan (G-4), Koperasi

Jamu Indonesia (G-12) merupakan sektor linkage. Hal ini berarti sub elemen ini

mempunyai kekuatan penggerak tinggi tetapi mempunyai tingkat ketergantungan

yang tinggi terhadap kegiatan yang lain. Pada setiap tindakan pada sub elemen ini

akan menghasilkan sukses pengembangan industri kecil jamu, sedangkan

lemahnya tindakan pada sub elemen ini akan menyebabkan kegagalan

pengembangan program ini, oleh karena itu maka sub elemen ini perlu dikaji

secara hati-hati. Sub elemen industri kecil jamu (G-2), Pemda (G-5), Perguruan

Tinggi (G-9) berdasarkan klasifikasi tersebut tergolong dalam kelompok

independent. Hal ini menunjukan bahwa sub elemen ini mempunyai kekuatan

pendorong yang tinggi tetapi tingkat ketergantungan terhadap pengembangan

kecil.

Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa agen jamu (G-6), konsumen (G-7)

dan masyarakat (G-8) adalah termasuk peubah bebas (dependent). Dalam hal ini

berarti mempunyai kekuatan penggerak yang rendah dan tingkat ketergantungan

tinggi, sehingga sub elemen ini merupakan akibat dari sub elemen yang lain.

Pengadaan Bahan Baku Industri Kecil Jamu

Alternatif Pengadaan Bahan Baku

Industri kecil jamu selalu membutuhkan ketersediaan bahan baku,

kontinyuitas dan keseragaman, karena merupakan faktor kritis bagi kelangsungan

usaha industri tersebut. Pola produksi, jaringan pemasaran tradisional seringkali

tidak efisien sehingga industri perlu merancang suatu sistem pengadaan bahan

baku yang dapat melindungi petani produsen sekaligus menjamin kelayakan usaha

industri tersebut. Budidaya pertanian yang masih tradisional menyebabkan

produksi dan mutu menjadi rendah. Tingkat produksi sangat dipengaruhi musim

dan teknologi budidaya, sehingga ketersediaan dan kontinyuitas bahan baku

industri sering menghadapi hambatan.

Bahan baku industri kecil jamu merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan keberhasilan pengembangan industri ini. Faktor pertama yang harus

Page 29: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

104

diperhatikan dalam penyediaan bahan baku industri kecil jamu adalah harus

mempertimbangkan sifat produk pertanian sebagai input dalam proses

agroindustri. Produk pertanian mempunyai sifat antara lain : produk pertanian

cenderung mudah rusak, produk pertanian cenderung tidak seragam, produk

pertanian bersifat musiman dan produk pertanian mempunyai volume dan jumlah

yang besar (bulky). Faktor yang kedua yang harus diperhatikan adalah produsen

bahan baku industri kecil jamu. Petani sebagai produsen bahan baku industri kecil

jamu dalam menjalankan usahataninya mempunyai dua peranan yakni sebagai

juru tani (cultivator) dan sebagai seorang pengelola (manager).

Peranan pertama dari tiap petani adalah memelihara tanaman guna

mendapatkan hasil-hasil yang berfaedah, sedangkan peranan yang kedua adalah

sebagai pengelola dari usahataninya tercakup didalamnya adalah sebagai

pengambil keputusan atau penetapan pilihan-pilihan dari alternatif-alternatif yang

ada. Keputusan yang diambil mencakup menentukan pilihan dari berbagai

alternatif tanaman yang akan diusahakan, menentukan jenis dan jumlah tanaman

yang akan diusahakan dan juga kepada siapa tanaman hasil budidayanya akan

dijual.

Disamping kedua peranan tersebut petani adalah juga seorang manusia dan

menjadi anggota dari kelompok manusia, anggota keluarga dan anggota

masyarakat setempat. Bagaimanapun petani sebagai manusia banyak ditentukan

oleh keanggotaannya dalam masyarakat tersebut, termasuk dalam pengambilan

keputusan juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana ia tinggal.

Petani bahan bahan baku industri kecil jamu juga mempunyai karakter

sebagaimana yang disebutkan diatas sehingga dalam pengadaan bahan baku juga

harus memperhatikan hal tersebut.

Faktor yang ketiga adalah faktor pemasaran produk bahan baku industri

kecil jamu, hal ini menyangkut ketersediaan bahan baku yang diperlukan oleh

industri kecil jamu tersebut. Industri kecil jamu harus mengetahui struktur pasar

dan pola produksi pertanian sebagai bahan baku yang diperlukan. Secara

tradisional perniagaan produk pertanian banyak dilakukan oleh

pedagang/pengumpul yang pada beberapa kasus karena kedekatannya mereka

dapat memberikan pinjaman sarana produksi, membayar tunai produk pertanian

Page 30: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

105

tersebut, transaksi di lokasi dan bahkan lebih jauh dapat memberikan pinjaman

kepada petani untuk keperluan diluar usahataninya, sehingga jalinan ini sangat

kuat dan sulit untuk digantikan dengan lembaga lain. Demikian halnya dengan

produk bahan baku industri kecil jamu ini, kedekatan antara petani dan pedagang

sangat kuat sehingga lembaga lain sulit menggantikan posisi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tiga faktor sebagaimana

dikemukakan (Brown 1994) yang perlu dipertimbangkan dalam penyediaan bahan

baku agroindustri dan hal ini juga berlaku pada industri kecil jamu yaitu produk

bahan baku, produsen bahan baku, pemasaran bahan baku. Berkaitan dengan tiga

hal tersebut dalam penyediaan bahan baku industri kecil jamu perlu dipahami

potensi wilayah bahan baku tersebut meliputi : pola penggunaan lahan,

penguasaan tanah, pola produksi pertanian, penduduk dan ketenagakerjaan,

transportasi dan jasa pendukung, jasa finansial, struktur sosial ekonomi.

Penyediaan bahan baku industri kecil jamu disamping melihat faktor- faktor

tersebut diatas juga harus dilihat bahan baku dalam suatu sistem yang lebih luas

yakni sistem agroindustri. Faktor- faktor lain yang terkait dalam sistem

agroindustri juga harus menjadi pertimbangan dalam penyediaan bahan baku

industri kecil jamu.

Berdasarkan hasil kajian pustaka dan pendapat beberapa pakar

menyebutkan bahwa terdapat beberapa alternatif pengadaan bahan baku industri

kecil jamu yaitu sebagai berikut :

1 Pembelian melalui pemasok bahan baku.

2 Melalui koperasi.

3 Kerjasama dengan petani penghasil bahan baku.

4 Melalui kelompok usaha.

5 Pembelian langsung di pasar bebas.

Pembelian Melalui Pemasok Bahan Baku. Pengadaan bahan baku

industri kecil jamu dapat dilakukan melalui pemasok bahan baku. Pengadaan

bahan baku dengan cara ini dilakukan dengan cara memesan sejumlah kebutuhan

bahan baku industri kecil jamu kepada pedagang pengumpul bahan baku jamu.

Pengadaan dengan cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh

industri kecil jamu. Keuntungan dengan cara ini adalah jangka waktu pembayaran

Page 31: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

106

yang dapat dilakukan dibelakang sebelum melakukan pemesanan berikutnya.

Keuntungan lain adalah adanya hubungan personal antara pedagang dengan

pengusaha industri kecil jamu yang sudah terjalin, yang tidak hanya sebatas

hubungan antara penjual dan pembeli.

Selain keuntungan tersebut terdapat kelemahan pengadaan bahan baku

industri kecil jamu dengan cara ini, kelemahan tersebut adalah posisi tawar

industri kecil jamu tentang harga bahan baku relatif rendah. Penyebab rendahnya

posisi tawar tentang harga ini disebabkan ketergantungan industri kecil dengan

pemasok bahan baku sangat tinggi.

Pengadaan Bahan Baku Melalui Koperasi. Koperasi Jamu Indonesia

(KOJAI) merupakan koperasi yang beranggotakan pengusaha jamu. Kegiatan

koperasi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya termasuk

didalamnya pengadaan bahan baku industri kecil jamu juga dapat dilakukan

melalui koperasi. Pengadaan bahan baku melalui koperasi dapat menggantikan

posisi pedagang bahan baku sehingga keuntungan pedagang bahan baku dapat

diambil alih koperasi yang selanjutnya akan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan industri kecil jamu sebagai anggota koperasi. Pengadaan bahan baku

melalui koperasi ini belum banyak dilakukan karena pada umumnya kegiatan

koperasi lebih berkonsentrasi pada kegiatan simpan pinjam dan urusan perijinan

usaha.

Kerjasama Dengan Petani Penghasil Bahan Baku. Pengadaan bahan

baku industri kecil jamu dapat dilakukan dengan kerjasama petani bahan baku.

Petani sebagai penghasil bahan baku merupakan sumber pertama bahan baku

industri. Kerjasama dengan petani ini dapat dilakukan dengan cara kontrak antara

petani dengan pengusaha industri kecil jamu atau antara kelompok petani dengan

kelompok usaha industri kecil jamu. Pengadaan bahan baku dengan cara ini akan

memperpendek rantai pemasaran sehingga marjin pemasaran dapat dinikmati oleh

kedua belah pihak.

Pengadaan Bahan Baku Melalui Kelompok Usaha. Pengadaan bahan

baku melalui kelompok usaha dapat dilakukan dengan mengelola bahan baku

industri kecil jamu oleh kelompok usaha yang dipergunakan untuk kepentingan

Page 32: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

107

bersama. Fungsi kelompok ini adalah untuk pengadaan bahan baku dan sekaligus

mendistribusikan untuk kepentingan anggotanya. Pengadaan dengan bahan baku

ini kelompok mengambil alaih fungsi pedagang bahan baku sehingga keuntungan

pedagang dapat diambil alaih untuk kepentingan anggota kelompok.

Pembelian Langsung di Pasar Bebas. Pengadaan bahan baku industri

kecil jamu dapat dilakukan dengan membeli langsung bahan baku tersebut di

pasaran bebas. Keuntungan dengan cara ini adalah tingkat fleksibilitas yang cukup

tinggi, yakni perusahaan dapat membeli bahan baku sesuai dengan jumlah dan

waktu yang diinginkan. Kelemahan dengan cara ini adalah apabila ketersediaan

bahan baku dipasar bebas langka maka industri akan mengalami kesulitan.

Kriteria Pengadaan Bahan Baku

Pengambilan keputusan merupakan suatu pemilihan alternatif dari

beberapa alternatif yang dapat dilakukan. Pengambilan keputusan tersebut

dilakukan dengan melakukan penilaian alternatif yang kemudian memilih nilai

tertinggi dari alternatif tersebut. Untuk melakukan penilaian alternatif diperlukan

kriteria-kriteria sebagai dasar penilaian alternatif tersebut. Penilaian alternatif

pengadaan bahan baku industri kecil jamu dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria

pengadaan bahan baku. Berdasarkan hasil kajian pustaka dan pendapat pakar

kriteria pengadaan bahan baku industri kecil adalah sebagai berikut :

1 Keterjaminan kualitas bahan baku.

2 Keterjaminan kuantitas bahan baku.

3 Jangka waktu pembayaran.

4 Ketepatan waktu pasokan bahan baku.

5 Harga bahan baku.

6 Fasilitas pendukung dengan model pengadaan tersebut.

7 Kemudahan yang diperoleh dengan model pengadaan tersebut.

Keterjaminan Kualitas Bahan Baku. Bahan baku industri kecil jamu

merupakan produk pertanian yang salah satu sifat produk pertanian adalah mudah

rusak dan tingkat keseragaman yang rendah. Bertolak dari kondisi tersebut maka

bahan baku industri kecil jamu merupakan faktor kritis yang akan sangat

Page 33: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

108

menentukan keberhasilan pengembangan industri tersebut. Kualitas bahan baku

merupakan salah satu kriteria yang akan dipertimbangkan dalam pemilihan

pengadaan bahan baku. Semakin tinggi tingkat keterjaminan kualitas bahan baku

maka akan semakin tinggi penilaian alternatif berdasarkan kriteria tersebut.

Keterjaminan Kuantitas Bahan Baku. Kelangkaan bahan baku industri

kecil jamu merupakan salah satu faktor yang akan menghambat proses produksi

yang pada akhirnya akan menyebabkan ketidakberhasilan pengembangan industri

tersebut. Kriteria ini merupakan salah satu dasar dalam menilai alternatif

pengembangan bahan baku. Sama halnya dengan kualitas bahan baku semakin

tinggi tingkat keterjaminan kualitas bahan baku maka semakin tinggi penilaian

alternatif berdasarkan kriteria tersebut.

Jangka Waktu Pembayaran. Pengadaan bahan baku industri kecil jamu

dapat dilakukan dengan cara memesan kepada pemasok dengan cara pembayaran

yang bervariasi. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai dan juga dapat

dilakukan secara tenggang waktu. Faktor inilah yang menjadi salah satu

pertimbangan industri kecil jamu dalam pengadaan bahan baku, semakin lama

tenggang waktu pembayaran akan semakin diminati alternatif pengadaan bahan

baku tersebut. Penilaian alternatif pengadaan bahan baku industri kecil jamu pada

penelitian ini juga menggunakan kriteria jangka waktu pembayaran tersebut.

Ketepatan Waktu Pasokan Bahan Baku. Bahan baku industri kecil jamu

mempunyai sifat sebagaimana sifat produk pertanian lainnya yaitu mudah rusak,

sehingga ketepatan waktu pasokan akan sangat menentukan keberhasilan

pengembangan industri ini. Ketidaktepatan pasokan bahan baku industri kecil

jamu akan mempunyai konsekuensi yang luas terhadap proses produksi, biaya dan

produk yang dihasilkan. Kriteria ketepatan waktu pasokan bahan baku merupakan

salah satu dasar penilaian alternatif pengadaan bahan baku industri industri kecil

jamu. Penilaian alternatif pengadaan bahan baku ini adalah semakin tinggi

ketepatan pasokan akan semakin tinggi nilai alternatif berdasarkan kriteria.

Harga Bahan Baku. Harga bahan baku merupakan faktor yang

mempunyai implikasi sangat luas terhadap kelayakan usaha industri kecil jamu.

Page 34: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

109

Pertimbangan utama pengadaan bahan baku industri kecil jamu akan sangat

ditentukan tingkat harga bahan baku. Pemilihan alternatif pengadaan bahan baku

industri kecil jamu ini akan sangat ditentukan tingkat harga yang ditawarkan dari

model pengadaan tersebut.

Fasilitas Pendukung. Faktor lain yang sangat menentukan dalam

pertimbangan pemilihan model pengadaan bahan baku industri kecil jamu adalah

fasilitas pendukung yang tersedia dengan menggunakan model tersebut. Fasilitas

pendukung tersebut dapat berupa fasilitas transportasi, fasilitas kredit bahkan

fasilitas lain diluar keperluan usaha industri kecil jamu. Fasilitas pendukung ini

juga akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan model pengadaan bahan baku

industri kecil jamu.

Kemudahan yang Diperoleh. Kemudahan model pengadaan bahan baku

merupakan salah satu kriteria dalam penilaian alternatif pengadaan bahan baku.

Kemudahan pengadaan bahan baku dapat berupa kemudahan akses terhadap

sumber bahan baku, kemudahan dalam transaksi, kemudahan dalam pemesanan

bahan baku dan kemudahan lain diluar usaha industri kecil jamu. Penilaian

alternatif pengadaan bahan baku akan ditentukan berdasarkan kriteria kemudahan

yang diperoleh dengan menggunakan model tersebut.

Pemilihan Alternatif Pengadaan Bahan Baku

Pemilihan alternatif pengadaan bahan baku dilakukan dengan

menggunakan teknik pengambilan keputusan ME-MCDM. Penilaian alternatif

berdasarkan kriteria pengadaan bahan baku industri kecil jamu dilakukan oleh

tujuh orang pakar yang mewakili akademisi, pelaku usaha dan birokrat. Pakar

tersebut melakukan penilaian terhadap alternatif berdasarkan kriteria pengadaan

bahan baku yang sudah dirumuskan sebelumnya. Penilaian dilakukan secara

linguistic label dengan skala ordinal yaitu : ST = sangat tinggi (nilai 5), T =

tinggi (nilai 4), S = sedang (nilai 3), R = rendah (nilai 2) dan SR = sangat rendah

(nilai 1). Bobot kriteria pengadaan bahan baku industri kecil jamu ditentukan

dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh

pakar. Skor bobot kriteria dari hasil perbandingan berpasangan

Page 35: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

110

diditransformasikan kedalam bentuk linguistic label. Bobot kriteria pengadaan

bahan baku dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Kriteria dan bobot kriteria pengadaan bahan baku

No Kriteria Bobot Label

1 Keterjaminan kualitas bahan baku 0,291 ST

2 Keterjaminan kuantitas bahan baku 0,243 ST

3 Jangka waktu pembayaran 0,104 R 4 Ketepatan waktu pasokan bahan baku 0,056 SR

5 Harga bahan baku 0,202 T

6 Fasilitas pendukung 0,052 SR 7 Kemudahan dengan model tersebut 0,052 SR

Alternatif pengadaan bahan baku industri kecil jamu dinilai berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Skor alternatif pengadaan bahan baku ini

adalah merupakan agregasi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria dengan

pembobotan yang ditentukan sebelumnya. Agregasi kriteria tersebut dihitung

dengan menggunakan rumus persamaan (2 - 3). Penentuan bobot nilai pakar

ditentukan dengan menggunakan rumus persamaan (4). Penentuan skor alternatif

pengadaan bahan baku indus tri kecil jamu dilakukan dengan cara agregasi skor

alternatif dari beberapa pakar beserta bobot nilai pakar tersebut. Agregasi skor

alternatif dihitung dengan menggunakan rumus persamaan (5).

Hasil penilaian beberapa alternatif pengadaan bahan baku industri kecil

jamu menunjukkan bahwa pengadaan bahan baku melalui kelompok usaha

merupakan alternatif terbaik dengan penilain sangat tinggi (ST). Hasil penilaian

beberapa alternatif pengadaan bahan baku industri kecil jamu secara lengkap

dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 menunjukkan bahwa alternatif pengadaan bahan baku melalui

kelompok usaha mempunyai nilai tertinggi dibanding alternatif yang lain.

Pengadaan bahan baku melalui kelompok ini dapat dilakukan dengan cara

mengorganisasikan unit pengadaan bahan baku pada masing-masing industri kecil

jamu. Pengadaan bahan baku melalui kelompok akan dapat meningkatkan posisi

tawar industri kecil jamu dengan sumber bahan baku (pedagang, petani dan pasar

bebas). Posisi tawar yang tinggi akan mempunyai implikasi positif pada

Page 36: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

111

keterjaminan kualitas dan kuantitas bahan baku, ketepatan waktu pasokan serta

tingkat harga yang lebih menguntungkan.

Tabel 14 Hasil penilaian alternatif pengadaan bahan baku

No Alternatif Pengadaan Bahan Baku Nilai

1 Pembelian melalui pemasok bahan baku T

2 Kerjasama dengan petani penghasil bahan baku T 3 Melalui koperasi T

4 Melalui kelompok usaha ST

5 Pembelian langsung di pasaran bebas S

Struktur Pasar Bahan Baku Industri Kecil Jamu

Struktur pasar dapat dianalisis dengan melihat sifat-sifat organisasi pasar

yang secara strategis akan mempengaruhi sifat-sifat persaingan dan pembentukan

harga pada suatu pasar. Analisis struktur pasar dilakukan dengan mengamati

jumlah penjual dan pembeli (lembaga pemasaran) yang terlibat, konsentrasi pasar

dan kondisi keluar masuknya pasar, ada tidaknya hambatan bagi pesaing baru

memasuki pasar, keadaan produk yang diperjual belikan, penentu harga dan

sumber informasi. Struktur pasar pada berbagai tingkatan pemasaran tanaman

obat (bahan baku jamu) di sentra produksi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

Timur adalah cenderung bersifat oligopoli (Dirjen Bina Produksi Hortikultura

2002).

Dengan menggunakan pendekatan Indeks Hirschman-Herfindahl dan rasio

konsentrasi dapat diketahui kekuatan rebut tawar industri kecil jamu terhadap

pedagang serta struktur pasar bahan baku di lokasi penelitian. Dengan mengetahui

struktur pasar dan kekuatan tawar industri kecil jamu maka akan dapat membantu

dalam pengambilan keputusan model pengadaan bahan baku yang akan dipilih.

Indeks Hirschman-Herfindahl menunjukkan apakah pasar bersifat monopoli (jika

indeks bernilai 1) atau bersifat bersaing sempurna (jika indeks bernilai 0). Rasio

konsentrasi digunakan untuk menentukan klasifikasi struktur pasar apakah bersifat

bersaing sempurna, kompetisi monopolistik, oligopoli atau monopoli.

Analisis indeks Hirschman-Herfindahl dan rasio konsentrasi dihitung

dengan menggunakan rumus persamaan (13-14). Hasil analisis menunjukkan

Page 37: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

112

bahwa nilai indeks Hirschman-Herfindahl adalah 0,1385, indeks Hirschman-

Herfindahl tersebut belum dapat mengklasifikasikan sifat struktur pasar bahan

baku industri kecil jamu. Indeks Hirschman-Herfindahl hanya menunjukkan

kecenderungan apakah struktur pasar bersifat monopoli atau bersaing sempurna.

Analisis lebih lanjut dengan menggunakan rasio konsentrasi menunjukkan

nilai CR4 adalah sebesar 0,6762. CR4 adalah menggambarkan seberapa besar

pangsa pasar yang dikuasai oleh empat pedagang bahan baku terbesar yang berada

disuatu wilayah. Struktur pasar bersaing sempurna apabila nilai CR4 sama dengan

nol, struktur pasar kompetisi monopolistik apabila nilai CR4 lebih besar 0 tetapi

kurang dari 0,4, struktur pasar oligopoli apabila nilai CR4 lebih besar dari 0,4

tetapi kurang dari 1 dan struktur pasar monopoli apabila nilai CR4 sama dengan 1

(Ferguson 1988; Martin 1993; Carlton dan Perloff 2000). Berdasarkan klasifikasi

struktur pasar, maka struktur pasar bahan baku jamu industri kecil jamu adalah

bersifat oligopoli.

Nilai CR4 yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat beberapa pedagang

bahan baku yang mempunyai pangsa pasar yang relatif besar dibandingkan

dengan pedagang lain. Pangsa pasar yang terkonsentrasi hanya pada sedikit

pedagang akan berdampak pada posisi tawar industri kecil jamu menjadi lemah.

Struktur pasar yang bersifat oligopoli ini akan mempunyai kecenderungan

pedagang mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan industri kecil jamu

dalam proses transaksi. Proses penentuan harga cenderung dikuasai oleh pedagang

sehingga industri kecil pada posisi yang lemah. Pada sisi lain dengan struktur

pasar yang oligopoli ini maka ketergantungan industri kecil jamu terhadap

pedagang bahan baku juga besar.

Struktur pasar yang bersifat oligopoli akan menghambat pedagang bahan

baku yang lain untuk memasuki pasar bahan baku karena pedagang baru tidak

mampu bersaing dengan pedagang besar yang sudah menguasai pasar.

Kemampuan pedagang bahan baku besar untuk mensupli bahan baku ke industri

kecil jamu dengan sistem pembayaran tunda merupakan salah satu hambatan

pedagang lain untuk memasuki pasar bahan baku. Ketergantungan industri kecil

jamu dengan pedagang bahan baku yang sangat tinggi akan membatasi informasi

pasar karena informasi pasar cenderung dikuasai oleh pedagang besar. Kondisi

Page 38: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

113

tersebut pada akhirnya akan semakin memperkokoh posisi tawar pedagang bahan

baku terhadap industri kecil jamu.

Sumber Permodalan Industri Kecil Jamu

Faktor Keputusan Pemilihan Sumber Permodalan

Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan sumber

permodalan dilakukan dengan menggunakan regresi logistik dengan melihat

peluang memilih bank dibandingkan dengan sumber permodalan yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peluang memilih bank dibandingkan dengan

sumber permodalan yang lain adalah : skala usaha, tingkat pendidikan, informasi

sumber permodalan, akses terhadap sumber permodalan, prosedur dan

persyaratan, jaminan/agunan yang dipersyaratkan dan jumlah plafon kredit yang

bisa diperoleh. Regresi logistik yang dipergunakan untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi peluang pengusaha industri kecil jamu memilih bank konvensional

terhadap sumber permodalan yang lain adalah sebagai berikut:

Pbank/ Pnonbank = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 +

β7 X7 + e

Keterangan :

Pbank/ Pnonbank = perbandingan peluang memilih bank terhadap sumber

permodalan yang lain.

X1 = Skala usaha.

X2 = Tingkat pendidikan.

X3 = Prosedur dan persyaratan.

X4 = Informasi sumber permodalan.

X5 = Akses terhadap sumber permodalan.

X6 = Jumlah plafon kredit yang bisa diperoleh.

X7 = Jaminan/agunan yang dipersyaratkan.

α = konstanta.

β1-β5 = koefisien regresi.

e = kesalahan pengganggu.

Page 39: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

114

Berdasarkan analisis regresi logistik pada tingkat α 0,01 menunjukkan

bahwa X2hitung > X2

tabel. Angka tersebut dapat disimpulkan bahwa pada taraf

kepercayaan 99% berbeda secara nyata, yang berarti Ho ditolak sehingga model

dapat diterima. Artinya model dapat menjelaskan hubungan fungsional antara

variabel independen dengan variabel dependen, dengan kata lain variabel

dependen secara keseluruhan dapat menjelaskan variabel independen. Hal ini

ditunjang dengan nilai goodness of Fit sebesar 0,995 yang berarti bahwa secara

statistik model tersebut dapat memprediksi faktor yang mempengaruhi peluang

memilih bank terhadap sumber permodalan yang lain (Tabel 15).

Hasil analisis regresi logistik peluang memilih sumber permodalan

dengan bank terhadap sumber permodalan lain secara lengkap disajikan dalam

Tabel 15. Hasil analisis regresi logistik tersebut menunjukkan bahwa variabel

yang secara signifikan mempengaruhi keputusan pemilihan sumber permodalan

bank adalah akses terhadap sumber permodalan, prosedur dan persyaratan, skala

usaha dan jumlah plafon yang bisa diperoleh.

Tabel 15 Hasil analisis regresi logistik peluang memilih bank terhadap sumber permodalan yang lain

Variabel

Koefisien Z p Odds rasio

Konstanta -14,110 -1,21 0,226

Skala usaha 0,243 1,35 0,176 1,27

Pendidikan -0,346 -0,85 0,394 0,71

Prosedur dan persyaratan 3,715 1,86 0,063 41,07

Informasi sumber permodalan

-0,725 -0,30 0,767 0,48

Akses terhadap sumber permodalan

4,544 2,51 0,012 94,08

Jumlah plafon kredit yang bisa diperoleh

1,186 0,68 0,499 3,27

Jaminan/agunan

-2,854 -1,34 0,179 0,06

Tabel 15 mengungkapkan bahwa skala usaha berpengaruh nyata terhadap

peluang keputusan memilih bank pada tingkat kepercayaan 82%. Nilai odds rasio

sebesar 1,27 menunjukkan bahwa kenaikan skala usaha satu satuan dan variabel

Page 40: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

115

yang lain dianggap konstan maka akan meningkatkan rasio peluang memilih bank

terhadap sumber permodalan yang lain sebesar 1,27 kali pada level tertentu.

Semakin besar skala usaha industri kecil jamu akan semakin memperbesar

peluang keputusan memilih sumber permodalan bank.

Tingkat pendidikan berpengaruh tidak nyata terhadap peluang keputusan

memilih sumber permodalan bank pada tingkat kepercayaan 80%. Hal ini berarti

bahwa peluang memilih sumber permodalan bank tidak dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan. Tingkat pendidikan bukan merupakan variabel yang mempengaruhi

peluang memilih bank karena hampir semua pengusaha industri kecil jamu sudah

memiliki pengetahuan yang baik tentang perbankan. Pada sisi lain dengan

semakin majunya teknologi informasi tingkat pendidikan formal tidak lagi

menjadi hambatan pengusaha industri kecil jamu karena pengetahuan tidak hanya

diperoleh dari pendidikan formal.

Prosedur dan persyaratan berpengaruh nyata terhadap peluang keputusan

memilih sumber permodalan bank pada tingkat kepercayaan 93%. Nilai odds rasio

sebesar 41,07 menunjukkan bahwa kenaikan tingkat kemudahan prosedur dan

persyaratan satu satuan dan variabel yang lain dianggap konstan akan

menyebabkan meningkatnya rasio peluang memilih sumber permodalan bank

terhadap pemilihan sumber permodalan lain sebesar 41,07 kali pada level

tertentu. Semakin mudah prosedur dan persyaratam akan semakin meningkatkan

peluang keputusan memilih sumber permodalan bank. Berdasarkan uraian tersebut

maka prosedur dan persyaratan ini merupakan variabel yang harus diperhatikan

dalam merumuskan model sumber permodalan pada pengembangan industri kecil

jamu.

Informasi sumber permodalan berpengaruh tidak nyata terhadap peluang

keputusan memilih sumber permodalan bank pada tingkat kepercayaan 80%. Hal

ini berarti bahwa peluang keputusan memilih sumber permodalan bank tidak

dipengaruhi oleh banyaknya informasi sumber permodalan yang diterima oleh

pengusaha industri kecil jamu. Informasi sumber permodalan yang diterima oleh

pengusaha industri kecil jamu relatif sama antar pengusaha satu dengan yang

lainnya sehingga variabel ini tidak mempengaruhi peluang keputusan memilih

sumber permodalan bank.

Page 41: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

116

Akses terhadap sumber permodalan berpengaruh nyata terhadap peluang

keputusan memilih sumber permodalan bank pada tingkat kepercayaan 95%.

Semakin mudah akses terhadap sumber permodalan semakin meningkat peluang

keputusan memilih sumber permodalan bank. Nilai odds rasio sebesar 94,08

menunjukkan bahwa kenaikan tingkat kemudahan satu satuan dan variabel yang

lain dianggap konstan akan menyebabkan kenaikan rasio peluang keputusan

memilih sumber permodalan bank terhadap sumber permodalan lain sebesar 94,08

kali pada level tertentu. Akses terhadap sumber permodalan merupakan variabel

yang paling mempengaruhi peluang keputusan memilih sumber permodalan bank,

sehingga variabel ini harus diperhatikan dalam merumuskan model sumber

permodalan pada pengembangan industri kecil jamu.

Jumlah plafon kredit yang bisa diperoleh berpengaruh tidak nyata terhadap

peluang keputusan memilih sumber permodalan bank pada tingkat kepercayaan

80%. Hal ini berarti bahwa peluang keputusan memilih sumber permodalan bank

tidak dipengaruhi oleh jumlah plafon kredit yang bisa diperoleh dari sumber

permodalan. Jaminan/agunan berpengaruh nyata terhadap peluang keputusan

memilih sumber permodalan pada tingkat kepercayaan 82%. Nilai odds rasio

sebesar 0,06 menunjukkan ini berarti bahwa kenaikan jumlah agunan satu satuan

dan variabel yang lain dianggap konstan akan menurunkan rasio peluang

keputusan memilih bank terhadap sumber permodalan yang lain sebesar 0,06 kali

pada level tertentu. Semakin besar agunan yang dipersyaratkan akan semakin

menurunkan peluang keputusan memilih sumber permodalan bank.

Hasil analisis regresi logistik tersebut menunjukkan bahwa variabel yang

secara signifikan mempengaruhi keputusan pemilihan sumber permodalan adalah

akses terhadap sumber permodalan, prosedur dan persyaratan, skala usaha dan

jumlah plafon yang bisa diperoleh. Variabel-variabel tersebut selanjutnya akan

digunakan sebagai kriteria dalam pemilihan sumber permodalan dengan

menggunakan AHP.

Page 42: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

117

Alternatif Sumber Permodalan Industri Kecil Jamu

Modal adalah merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan

industri kecil jamu. Pada tahap awal industri kecil jamu investasi awal sumber

permodalan umumnya adalah dari modal pribadi pengusaha kecil atau modal

perorangan yang secara sosial dekat pengusaha tersebut. Pada tahap ini

ketidakpastian usaha masih begitu besar sehingga sulit untuk mendapatkan

komitmen pendanaan dari lembaga keuangan komersial. Tahap selanjutnya usaha

mulai melampaui kemampuan pemilik usaha sehingga pemilik tidak mampu lagi

untuk membiayai investasi berikutnya. Pada tahap ini pemilik usaha harus

mencari sumber permodalan pada lembaga keuangan guna memenuhi kebutuhan

modal tersebut.

Permasalahan yang sering dihadapi industri kecil jamu terutama

disebabkan oleh masih rendahnya akses untuk mendapatkan fasilitas dari lembaga

keuangan dan lemahnya administrasi, jangkauan pasar, legalitas usaha serta

agunan yang memadai. Berdasarkan dari kondisi tersebut kecenderungannya

adalah skim kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan secara teknis kurang

menjangkau usaha kecil, lembaga penyalur kredit belum dapat menyediakan

fasilitas yang sesuai dengan usaha kecil dan anggapan bahwa usaha kecil

tergolong beresiko tingi dengan tingkat pengembalian rendah.

Bentuk-bentuk lembaga keuangan sangat beragam. Ditinjau dari aspek

legalitasnya lembaga keuangan dapat digolongkan menjadi dua yaitu bank (BPD,

BRI, BPR, BNI dll) dan non bank. Katagori non bank dapat dibedakan menjadi

lembaga formal (misalnya koperasi simpan pinjam, koperasi BMT, lembaga kredit

desa) dan lembaga non formal baik berupa perorangan maupun perkumpulan

(pelepas uang, lembaga arisan, kelompok swadaya masyarakat, dll).

Industri kecil jamu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan modalnya

dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan sumber permodalan. Alternatif

sumber permodalan industri kecil jamu berdasarkan hasil kajian dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

1 Bank Perkreditan Rakyat

2 Bank Syariah.

3 Modal Ventura.

Page 43: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

118

4 Koperasi.

5 Pelepas Uang.

Bank Perkreditan Rakyat. Bank perkreditan rakyat adalah bank yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

menerima simpanan hanya dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan atau

bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Bentuk badan hukum BPR dapat

berupa perseroan terbatas atau perusahaan daerah. Kegiatan yang dapat dilakukan

oleh BPR adalah sebagai berikut :

1 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2 Memberikan kredit.

3 Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito

berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.

Kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah

sebagi berikut :

1 Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

2 Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

3 Melakukan penyertaan modal.

4 Melakukan usaha perasuransian.

5 Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR.

Bank Syariah. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat

Islam. Bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya semata-mata

berdasarkan prinsip bagi hasil sebagai pengganti bunga bank. Falsafah dasar dari

hubungan perniagaan atau hubungan transaksi ekonomi antar pihak-pihak yang

terlibat dalam operasi bank berdasarkan syariah Islam adalah :

Page 44: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

119

1 Efisiensi yaitu mengacu pada prinsip saling mendorong untuk berikhtiar dalam

mencapai untung sebesar mungkin dengan masukan-masukan yang perlu

diberikan selayaknya.

2 Keadilan yaitu mengacu pada hubungan yang tidak mendholimi, iklas

mengiklaskan antara pihak yang terlibat dengan persetujuan yang matang

tentang proporsi masukan dan keluaran dari masing-masing pihak.

3 Kebersamaan yaitu mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan

nasehat untuk saling meningkatkan produktifitas.

Modal Ventura. Modal ventura merupakan suatu bentuk pembiayaan

kepada badan usaha (perusahaan) kecil yang berupa penyertaan modal untuk

jangka waktu sementara. Balas jasa yang didapat oleh pemilik modal adalah bagi

hasil jika perusahaan yang dibiayai (perusahaan pasangan usaha) untung dan bagi

resiko jika perusahaan pasangan usaha rugi.

Pada dasarnya pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan pasangan

usaha (PPU) diberikan tidak melalui skema kredit melainkan melalui penyertaan

modal (pemilik modal ikut memiliki saham, yang setelah waktu tertentu akan

dijual kembali) Dengan demikian dari sisi PPU tidak akan terbebani dengan

kewajiban membayar bunga yang tetap tanpa mempertimbangkan naik turunnya

kinerja keuangan perusahaan. Pembayaran yang dilakukan oleh PPU tergantung

pada keuntungan yang dibukukan berupa deviden. Pada sisi pemilik modal

penghasilan yang terutama diharapkan bukanlah dari deviden melainkan dari

capital gain, yakni selisih nilai saham ketika saham dijual dibanding dengan nilai

saham ketika dahulu masuk (saat awal memberikan pembiayaan kepada PPU).

Pada perkembangan selanjutnya berkembang mekanisme bagi hasil.

Mengingat sumber utama pendapatan pemilik modal berasal dari

peningkatan nilai perusahaan maka pemilik modal ventura akan bersikap aktif ikut

mengusahakan terjadinya peningkatan nilai perusahaan baik melalui monitoring,

bantuan manajemen, teknis, hingga upaya-upaya peningkatan nilai yang dapat

dilakukan. Dengan demikian hubungan yang terjadi dengan PPU lebih bersifat

partnership.

Koperasi. Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang

bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-

Page 45: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

120

aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka

kendalikan secara demokratis. Koperasi merupakan perkumpulan demokratis

yang dikendalikan oleh para anggota secara aktif berpartisipasi dalam penetapan

kebijakan-kebijakan perkumpulan dan mengambil keputusan-keputusan. Dalam

koperasi primer anggota-anggota mempunyai hak-hak suara yang sama (satu

anggota, satu suara), dan koperasi pada tingkatan-tingkatan lain juga diatur secara

demokratis.

Anggota-anggota menyumbang secara adil dan mengendalikan secara

demokrasi modal dari koperasi mereka. Sekurang-kurangnya sebagian dari modal

tersebut biasanya merupakan milik bersama dari koperasi. Anggota-anggota

biasanya menerima kompensasi yang terbatas. Koperasi akan dapat memberikan

pelayanan paling efektif kepada para anggota dan memperkuat gerakan koperasi

dengan cara bekerja sama melalui struktur-struktur lokal, nasional, regional, dan

internasional.

Kegiatan koperasi dapat berupa usaha simpan pinjam yang menyediakan

modal usaha bagi anggotanya. Kegiatan simpan pinjam merupakan salah satu unit

usaha koperasi atau dapat sebagai usaha tunggal koperasi yaitu sebagai koperasi

simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi

merupakan salah satu alternatif sumber permodalan untuk pengembangan industri

kecil jamu.

Pelepas Uang. Pelepas uang adalah lembaga lokal yang tumbuh dan

berkembang di tingkat lokal yang melayani kebutuhan mereka dengan azas

swadaya dan pendekatan pasar. Lembaga keuangan ini menyediakan modal

kepada yang membutuhkan dengan imbalan bunga sesuai dengan yang disepakati.

Keberadaan lembaga ini seringkali mengalami hambatan oleh kebijakan

pemerintah. Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 terkesan

menitikberatkan efisiensi dengan menyederhanakan struktur perbankan, tetapi

kurang memperhatikan aspek kebijaksanaan dan keadilan bagi lembaga keuangan

tradisiona l yang telah lama ada. Kebijakan yang mewajibkan lembaga keuangan

untuk mengadaptasi sistem BPR membawa implikasi perubahan sistem akuntansi,

struktur organisasi dan peningkatan biaya yang sukar diadaptasi oleh lembaga

keuangan ini. (Martowijoyo 2002).

Page 46: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

121

Kriteria Sumber Permodalan

Pengambilan keputusan terhadap sumber permodalan untuk

membiayai industri kecil merupakan suatu pemilihan alternatif dari beberapa

alternatif yang dapat dilakukan. Sama halnya dengan pengambilan keputusan

pengadaan bahan baku, pengambilan keputusan sumber permodalan dilakukan

dengan melakukan penilaian alternatif yang kemudian memilih nilai tertinggi dari

alternatif tersebut. Untuk melakukan penilaian alternatif diperlukan kriteria-

kriteria sebagai dasar penilaian alternatif tersebut. Penilaian alternatif sumber

permodalan industri kecil jamu dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria sumber

permodalan. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik terdapat empat variabel

yang secara signifikan mempengaruhi keputusan pemilihan sumber permodalan

yang selanjutnya digunakan sebagai kriteria dalam pemilihan sumber permodalan.

Keempat kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1 Kesesuaian dengan skala usaha

2 Prosedur dan persyaratan sumber permodalan

3 Kemudahan akses terhadap sumber permodalan.

4 Jaminan/agunan yang dipersyaratkan.

Kesesuaian Dengan Skala Usaha. Skala usaha industri kecil seringkali

menjadi hambatan untuk memperoleh modal dari sumber permodalan. Pemilihan

sumber permodalan harus disesuaikan dengan sumber permodalan yang mau

melayani industri jamu dengan skala kecil ini. Oleh karena itu kesesuaian dengan

skala usaha merupakan salah satu pertimbangan dalam pemilihan sumber

permodalan.

Prosedur dan Persyaratan. Persmasalahan klasik yang umum dihadapi

oleh industri kecil adalah keterbatasan akses terhadap sumber permodalan yang

ada. Prosedur dan persyaratan yang diberikan oleh lembaga keuangan sering kali

tidak mampu dipenuhi oleh industri kecil jamu. Pada umumnya industri kecil

jamu belum mampu memenuhi persyaratan teknis bank yang berkaitan dengan

perizinan dan jaminan yang dipunyai. Prosedur dan persyaratan inilah yang

menjadi salah satu pertimbangan industri kecil jamu dalam mengakses sumber

permodalan.

Page 47: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

122

Kemudahan Akses Terhadap Sumber Permodalan. Kemudahan akses

ini merupakan salah satu kriteria yang dipakai pengusaha kecil jamu dalam

menentukan sumber permodalannya. Semakin mudah dan terjangkau sumber

permodalan tersebut maka akan semikin dipilih sebagi sumber permodalan.

Jaminan/Agunan yang dipersyaratkan. Salah satu kendala industri kecil

jamu dalam mengakses sumber permodalan adalah keterbatasan agunan yang

dipersyaratkan oleh lembaga keuangan. Kelonggaran atas jaminan yang

dipersyaratkan akan sangat diminati oleh industri kecil jamu.

Pemilihan Alternatif Sumber Permodalan

Pemilihan alternatif sumber permodalan dilakukan dengan menggunakan

metode pengambilan keputusan AHP. Penilaian alternatif berdasarkan kriteria

sumber permodalan industri kecil jamu dilakukan oleh pakar. Pakar tersebut

melakukan penilaian terhadap alternatif berdasarkan kriteria sumber permodalan

yang sudah dirumuskan sebelumnya. Penilaian dilakukan dilakukan dengan

menggunakan metode perbandingan berpasangan dengan skala 1-9.

Hasil analisis AHP baik pada kasus di Sukoharjo maupun di Cilacap

menunjukkan bahwa bank perkreditan rakyat mendapatkan prioritas tertinggi

sebagai sumber permodalan dalam pengembangan industri kecil jamu (Gambar 29

dan Gambar 30). Bank perkreditan rakyat adalah merupakan sumber permodalan

yang paling banyak digunakan oleh industri kecil jamu. Keunggulan sumber

permodalan ini dibandingkan dengan sumber permodalan lain adalah tersedianya

berbagai skim kredit yang dapat diakses oleh industri kecil jamu.

Meskipun belum semua industri kecil jamu menggunakan sumber

permodalan bank perkreditan rakyat tetapi sumber permodalan bank perkreditan

rakyat merupakan alternatif yang paling memungkinkan untuk pengembangan

industri kecil jamu. Hal ini disebabkan oleh karena ketersedian dana yang cukup

tinggi dan hampir semua industri kecil jamu sudah mengenal dengan baik sumber

permodalan ini. Kredit yang disediakan oleh bank perkreditan rakyat terdiri dari

berbagai macam skim kredit yang dapat diakses oleh industri kecil jamu.

Industri kecil yang sudah mempunyai kemampuan yang memadai dapat

langsung berhubungan dengan pihak bank untuk memperoleh skim kredit dari

Page 48: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

123

bank tersebut sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Industri kecil yang

belum mempunyai kemampuan yang memadai dapat melakukan koordinasi

dengan kelompok usaha untuk memperoleh kredit dari bank. Pada kondisi ini

peran pemerintah daerah (dinas terkait) diperlukan yaitu sebagai fasilitator

industri kecil dalam memperoleh kredit dari bank.

Gambar 29 Hasil pemilihan sumber permodalan dengan metode AHP di

Kabupaten Sukoharjo.

Alternatif:

Tujuan

Pemilihan Sumber Permodalan

Bank Perkreditan

Rakyat 0,4330

Modal Ventura

0,0445

Koperasi

0,3010

Bank Syariah

0,1523

Pelepas Uang

0,0692

Fokus:

Kesesuaian dengan

skala usaha 0,0569

Prosedur dan

persyaratan 0,2176

Jaminan/ agunan

0,0999

Akses thd sumber

permodalan 0,6256

Faktor

Industri Kecil Jamu

0,4825

Pemerintah Daerah 0,3835

Industri Jamu

0,1340 Aktor

Meningkatkan skala usaha

0,3681

Meningkatkan produktifitas

0,2210

Meningkatkan penggunaan

teknologi 0,2751

Meningkatkan distribusi produk 0,1358

Page 49: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

124

Gambar 30 Hasil pemilihan sumber permodalan dengan metode AHP di Kabupaten Cilacap.

Kelembagaan Usaha Industri Kecil Jamu

Alternatif Kelembagaan Usaha Industri Kecil Jamu

Kelembagaan usaha industri kecil jamu sangat penting mengingat

kelembagaan inilah yang akan mendasari keputusan untuk investasi, berproduksi

dan kegiatan ekonomi lain yang didalamnya terdapat kaidah-kaidah atau aturan-

aturan baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan dalam

mencapai tujuan. Pengembangan industri kecil jamu dapat dilakukan melalui

beberapa alternatif kelembagaan usaha. Kelembagaan usaha diperlukan dalam

rangka untuk mengatur alokasi sumber daya yang dimiliki oleh industri kecil

Alternatif:

Tujuan

Pemilihan Sumber Permodalan

Bank Perkreditan

Rakyat 0,4216

Modal Ventura

0,0628

Koperasi

0,3046

Bank Syariah

0,1604

Pelepas Uang

0,0506

Fokus:

Kesesuaian dengan

skala usaha 0,0513

Prosedur dan

persyaratan 0,2393

Jaminan/ agunan

0,1067

Akses thd sumber

permodalan 0,6027

Faktor

Industri Kecil Jamu

0,5037

Pemerintah Daerah 0,3945

Industri Jamu

0,1019

Aktor

Meningkatkan skala usaha

0,3803

Meningkatkan produktifitas

0,3887

Meningkatkan penggunaan

teknologi 0,1340

Meningkatkan distribusi produk 0,0970

Page 50: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

125

sehingga lebih optimal. Bentuk kelembagaan yang menjamin terciptanya

hubungan kerjasama yang bersifat jangka panjang akan sangat ditentukan

besarnya biaya transaksi yang ditimbulkan. Untuk mengatasi hal tersebut maka

perlu adanya koordinasi antar kepentingan dalam mencapai tujuan tersebut.

Pengembangan kelembagaan baru akan membawa konsekuensi adanya

perubahan-perubahan. Nehnevajsa (1986) menyatakan bahwa untuk menentukan

alternatif-alternatif mana yang akan dipilih kaitannya dengan konsekuensi

perubahan perubahan itu maka harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1 Perubahan-perubahan atau inovasi- inovasi manakah yang kelihatannya

praktis, baik ditinjau faktor internal maupun eksternal.

2 Perubahan-perubahan manakah yang paling layak mencapai akibat yang

diinginkan atau sekurang-kurangnya mendekati untuk mencapai tujuan

tersebut.

3 Perubahan manakah yang dapat dilakukan dengan biaya paling rendah dalam

pengertian sumberdaya manusia dan material.

4 Perubahan manakah yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi sampingan

yang paling tidak merugikan.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI (2002) menyebutkan

beberapa pengembangan kelembagaan yang telah dilakukan untuk memajukan

industri kecil menengah antara lain adalah sebagai berikut :

1 Pengembangan koperasi industri dan kerajinan (KOPINKAR).

2 Pembangunan sentra-sentra industri kecil.

3 Pembangunan unit pelayanan promosi, unit pelayanan teknis, unit pelayanan

informasi, pusat promosi dan pemasaran.

4 Pengembangan trading house.

5 Pengembangan pusat promosi khusus.

6 Pendayagunaan pesantren untuk pencetakan wirausaha.

7 Sosialisasi bisnis waralaba.

8 Pengembangan warung informasi.

9 Pengembangan jasa konsultasi untuk industri kecil menengah.

Page 51: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

126

Berdasarkan hasil penelitian beberapa alternatif kelembagaan yang dapat

diterapkan dalam pengembangan industri kecil jamu adalah sebagai berikut :

1 Kemitraan.

2 Koperasi.

3 Kelompok usaha.

4 Sentra industri.

5 Usaha mandiri.

Kemitraan. Konsep kemitraan yang dipakai dalam penelitian ini

mengikuti Undang-undang nomor 9 tahun 1995 yaitu kerjasama antara usaha

kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan

pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan

memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan. Tujuan industri kecil melakukan kemitraan adalah untuk

meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas

sumberdaya kelompok mitra, peningkatan skala usaha, serta menumbuhkan

kemampuan usaha kelompok atau usaha mandiri. Kemitraan pada dasarnya akan

dapat meningkatkan akses industri kecil ke pasar, modal, teknologi dan

meningkatkan skala ekonomi usaha. Hal ini akan terjadi bila terjadi komitmen

bersama antara industri kecil dengan industri besar. Kemitraan harus menyadari

kekuatan dan kelemehan masing masing sehingga dapat saling melengkapi.

Hubungan kemitraan akan berkesinambungan jika hasil kerjasama terjadi

secara berulang-ulang dan saling menguntungkan. Proses tersebut terus dilakukan

sampai melahirkan suatu aturan atau norma hubungan bisnis dan pola perilaku

kemitraan. Dalam kondisi seperti inilah hubungan kemitraan yang terjadi dapat

dikatakan telah melembaga dan bahkan akan berlangsung secara lestari (Sumardjo

et al. 2004). Pada kenyataannya kemitraan seringkali mengalami kegagalan dalam

pelaksanaan. Beberapa hambatan yang sering terjadi adalah lemahnya pengusaha

kecil dalam hal wawasan dan kemampuan wirausaha, kurangnya kesadaran pihak

industri besar untuk membina industri kecil dan etika bisnis kemitraan yang

belum berkembang.

Koperasi. Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya koperasi adalah

perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk

Page 52: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

127

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi- aspirasi ekonomi, sosial dan

budaya bersama melalui perusahaan yang mereka kendalikan secara demokratis.

Koperasi merupakan perkumpulan demokratis yang dikendalikan oleh para

anggota secara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan-kebijakan

perkumpulan dan mengambil keputusan-keputusan. Dalam koperasi primer

anggota-anggota mempunyai hak-hak suara yang sama (satu anggota, satu suara),

dan koperasi pada tingkatan-tingkatan lain juga diatur secara demokratis.

Koperasi-koperasi bersifat otonom, merupakan perkumpulan-perkumpulan

yang menolong diri sendiri dan dikendalikan oleh anggota-anggotanya. Koperasi

mengadakan kesepakatan-kesepakatan dengan perkumpulan-perkumpulan lain,

termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari sumber-sumber luar, dan hal

itu dilakukan dengan persyaratan-persyaratan yang menjamin adanya

pengendalian anggota-anggota serta dipertahankannya otonomi koperasi. Koperasi

dapat merupakan alternatif kelembagaan dalam pengembangan industri kecil

jamu.

Kelompok Usaha. Kelompok usaha adalah merupakan perkumpulan dari

industri kecil jamu yang terorganisir untuk melaksanakan salah satu atau beberapa

bagian dari kegiatan industri. Salah satu ciri dari industri kecil adalah tingkat skala

ekonomi yang relatif kecil sehingga seringkali akan menyebabkan kurang efisien

dalam pemanfaatan sumberdaya. Perry (2000) menyatakan bahwa penggabungan

usaha yang tidak secara menyeluruh akan mempunyai daya tahan operasional dan

ikatan personal antar pengusaha di dalam kelompok usaha. Kelompok usaha

berfungsi untuk mengkoordinasikan suatu bagian usaha sehingga secara ekonomis

dan teknis akan lebih optimal apabila dilakukan secara sendiri-sendiri.

Prinsip dasar dari kelompok usaha ini adalah mensinergikan kekuatan

kekuatan kecil dari industri tersebut menjadi kekuatan yang lebih besar.

Kelompok usaha akan dapat meningkatkan posisi tawar industri kecil karena

secara teknis ekonomis dapat berproduksi lebih efisien. Salah satu alternatif

kelembagaan pengembangan industri kecil jamu adalah melalui kelompok usaha.

Sentra Industri. Sentra industri adalah aglomerasi perusahaan industri di

suatu lokasi yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan usaha yang saling terkait

Page 53: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

128

kerjasama strategis (secara vertikal maupun horisontal) yang bersifat saling

mengisi, dan saling membutuhkan/ mendukung atau komplementer dan sinergik

yang terkait dalam semangat kebersamaan/komitmen kolektif yang kuat. Sentra

industri kecil jamu didefinisikan sebagai suatu konsentrasi dari sekumpulan

industri kecil jamu di suatu lokasai yang sama. Pengembangan industri kecil jamu

dapat dilakukan dengan mengembangkan sentra industri kecil di suatu lokasi.

Dengan terbentuknya sentra industri kecil jamu disuatu wilayah akan lebih

memudahkan koordinasi dan saling komplementer antara industri kecil satu

dengan yang lain. Dari segi pemasaran dengan adanya sentra industri kecil jamu

ini akan lebih mudah diketahui oleh konsumen daripada tidak tersentralisir.

Usaha Mandiri. Usaha mandiri adalah usaha industri kecil jamu yang

dilakukan dengan tanpa melakukan ikatan secara formal dengan industri atau

kelompok lain. Kegiatan usaha mandiri industri kecil jamu ini dilakukan sebagai

satu kesatuan unit sendiri, sehingga baik pengadaan bahan baku, proses produksi,

pengemasan dan pemasaran diupayakan oleh industri kecil itu sendiri.

Pengembangan industri kecil jamu dapat dilakukan dengan mengembangkan

industri kecil melalui usaha mandiri.

Kriteria Kelembagaan Usaha

Pengembangan industri kecil jamu dapat dilakukan melalui alternatif-

alternatif kelembagaan pengembangan sebagaimana yang sudah diuraikan

sebelumnya. Pengambilan keputusan terhadap kelembagaan pengembangan

merupakan suatu pemilihan alternatif dari beberapa alternatif yang dapat

dilakukan. Sama halnya dengan pengambilan keputusan pengadaan bahan baku

dan sumber permodalan yang digunakan untuk membiayaai industri kecil jamu,

pengambilan keputusan kelembagaan pengembangan dilakukan dengan

melakukan penilaian alternatif yang kemudian memilih nilai tertinggi dari skor

alternatif tersebut. Untuk melakukan penilaian alternatif diperlukan kriteria-

kriteria sebagai dasar penilaian alternatif tersebut. Penilaian alternatif

kelembagaan pengembangan industri kecil jamu dilakukan berdasarkan kriteria-

kriteria kelembagaan pengembangan. Berdasarkan hasil kajian pustaka dan

Page 54: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

129

pendapat pakar kriteria kelembagaan pengembangan industri kecil adalah sebagai

berikut :

1 Daya saing kelembagaan tersebut.

2 Pasar yang akan diperoleh dari kelembagaan tersebut.

3 Profit yang diperoleh dengan kelembagaan tersebut.

4 Tingkat kesinambungan dengan kelembagaan tersebut.

5 Akses permodalan dengan kelembagaan tersebut.

6 Efisiensi dengan kelembagaan tersebut.

7 Kemudahan manajemen dengan kelembagaan tersebut.

Daya Saing. Salah satu permasalahan yang menyebabkan tidak

berkembangnya industri kecil jamu adalah posisi dalam persaingan rendah. Hal ini

dikarenakan kurangnya informasi tentang kondisi lingkungan yang menyangkut

pemasok, aturan atau kebijakan pemerintah dan perubahan pasar dan teknologi.

Tujuan pengembangan kelembagaan adalah untuk meningkatkan daya saing

industri kecil jamu. Pertimbangan pemilihan kelembagaan yang akan digunakan

pengembangan industri kecil jamu harus dilihat apakah kelembagaan yang dipilih

mampu meningkatkan daya saing industri kecil jamu. Kriteria ini akan

memberikan penilaian apakah kelembagaan yang dipilih akan mampu

meningkatkan daya saing atau tidak. Semakin tinggi daya saing kelembagaan

tersebut maka akan semakin tinggi penilaian yang diberikan.

Pasar. Industri kecil jamu seringkali tidak mampu memenuhi permintaan

pasar yang menuntut kestabilan mutu, jumlah pesanan yang besar, delivery cepat

dan tepat waktu. Salah satu tujuan pemilihan kelembagaan pengembangan adalah

untuk memilih kelembagaan mana yang dapat meningkatkan pangsa pasar industri

kecil jamu. Dengan kelembagaan yang dipilih diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan dan agresifitas pengusaha kecil jamu mengakses pasar. Kriteria ini

akan memberikan penilaian apakah kelembagaan yang dipilih mampu

meningkatkan peluang pasar yang akan diperoleh atau tidak. Semakin tinggi pasar

yang akan diciptakan dengan kelembagaan tersebut maka akan semakin tinggi

penilaian yang diberikan.

Page 55: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

130

Profit. Tujuan utama dari suatu usaha adalah untuk mendapatkan profit

yang setinggi mungkin. Tingkat keuntungan industri kecil jamu yang relatif kecil

menyebabkan industri ini kurang berkembang dengan baik. Kelembagaan yang

dipilih diharapkan mampu meningkatkan profit industri kecil jamu. Kriteria ini

akan memberikan penilaian apakah kelembagaan yang dipilih mampu

memberikan profit yang lebih tinggi. Semakin tinggi profit yang akan diperoleh

dengan kelembagaan tersebut maka akan semakin tinggi penilaian yang diberikan.

Kesinambungan. Kelembagaan akan berkesinambungan apabila hasil

kerjasama antar elemen terjadi berulang ulang dan saling menguntungkan. Proses

yang terus menerus dilakukan sampai melahirkan norma hubungan bisnis dalam

perilaku usaha. Dalam kondisi seperti inilah kelembagaan usaha akan berlangsung

lestari. Pemilihan kelembagaan pengembangan industri kecil jamu harus mampu

menjamin kesinambungan kelembagaan tersebut. Kriteria ini akan memberikan

penilaian apakah kelembagaan yang dipilih dapat berkesinambungan atau tidak.

Semakin dapat berkesinambungan maka semakin tinggi penilaian yang diberikan.

Akses Permodalan. Salah satu kebutuhan industri kecil jamu untuk

mengembangkan usahanya adalah modal usaha. Kemampuan permodalan industri

kecil jamu masih terbatas dan kemampuan mengakses permodalan juga terbatas.

Hal ini disebabkan catatan usaha yang tidak teratur dan agunan untuk meminjam

di bank seringkali tidak dapat memenuhi audit akuntansi bank. Kelembagaan

pengembanganindustri kecil jamu diharapkan mampu menjawab permasalahan

tersebut. Kriteria ini akan memberikan penilaian kelembagaan yang dipilih

berkaitan dengan kemampuan kelembagaan tersebut mengakses sumber

permodalan. Semakin mudah kelembagaan tersebut mengakses sumber

permodalan akan semakin tinggi penilaian yang diberikan.

Efisiensi. Penguasaan teknologi produksi, daya inovasi dan skala usaha

industri kecil jamu masih terbatas. Teknologi yang digunakan biasanya masih

sederhana. Kondisi ini mengakibatkan tingkat efisiensi industri kecil jamu masing

rendah. Kelembagaan pengembangan industri kecil jamu diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi industri jamu sehingga akan mampu bersaing dengan

industri lain. Kriteria ini akan memberikan penilaian apakah kelembagaan yang

Page 56: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

131

dipilih mempunyai efisiensi lebih tinggi atau tidak. Semakin tinggi tingkat

efisiensi dengan kelembagaan tersebut maka semakin tinggi nilai yang diberikan.

Kemudahan Manajemen. Salah satu ciri industri kecil jamu adalah

manajemen usaha yang sederhana sehingga memungkinkan pengusaha kecil jamu

mengambil tindakan efektif untuk memperbaiki kinerja usaha. Dalam

menjalankan usahanya pengusaha kecil jamu lebih fleksibel bereaksi terhadap

perubahan lingkungan. Struktur usaha yang tidak begitu formal memudahkan

dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Pemilihan kelembagaan

pengambangan industri kecil jamu harus memperhatikan aspek kemudahan

manajemen sehingga akan menjamin keberhasilan pengembangan. Kriteria ini

akan memberikan penilaian apakah kelembagaan yang dipilih mempunyai

kemudahan manajemen atau tidak. Semakin mudah manajemen kelembagaan

tersebut maka akan semakin tinggi penilaian yang diberikan.

Pemilihan Alternatif Kelembagaan Usaha

Penilaian alternatif berdasarkan kriteria kelembagaan usaha industri kecil

jamu dilakukan oleh tujuh orang pakar yang mewakili akademisi, pelaku usaha

dan birokrat. Pakar tersebut melakukan penilaian terhadap alternatif berdasarkan

kelembagaan usaha yang sudah dirumuskan sebelumnya. Penilaian dilakukan

dengan memberikan skor pada masing-masing alternatif dengan skala 1-9. Bobot

kriteria kelembagaan usaha industri kecil jamu ditentukan dengan menggunakan

metode perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh pakar. Skor bobot kriteria

dari hasil perbandingan berpasangan ditransformasikan kedalam nilai bilangan

bulat (Gambar 31).

Page 57: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

132

0123456789

Bo

bo

t

Dayasaing

Pasar Profit Kesinam-bungan

Aksesmodal

Efisiensi Kemu-dahanmana-jemen

Kriteria

Gambar 31 Bobot kriteria pemilihan kelembagaan usaha.

Alternatif kelembagaan usaha industri kecil jamu dinilai berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Skor alternatif kelembagaan usaha adalah

merupakan agregasi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria dengan pembobotan

yang ditentukan sebelumnya. Perhitungan skor alternatif kelembagaan usaha

dihitung dengan rumus persamaan (1). Hasil penilaian beberapa alternatif

kelembagaan usaha industri kecil jamu menunjukkan bahwa kelembagaan

kelompok usaha merupakan alternatif terbaik dengan nilai 135.045.368 Hasil

penilaian beberapa alternatif kelembagaan usaha industri kecil jamu secara

lengkap dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Hasil penilaian alternatif kelembagaan usaha dengan metode MPE

Nilai Alternatif No

Kriteria

Bobot Kemitraan Koperasi Kelompok

Usaha Sentra

Industri Usaha Mandiri

1 Daya saing

2 5 6 8 8 6

2 Pasar

7 7 5 7 8 6

3 Profit

9 5 6 8 7 6

4 Kesinambungan

3 2 3 7 7 7

5 Akses permodalan

5 5 5 5 5 5

6 Efisiensi

2 3 3 7 7 4

7 Kemudahan manajemen

3 3 6 8 7 7

Nilai MPE

2.779.862 10.159.234 135.045.368 42.454.683 10.361.495

Page 58: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

133

Tabel 16 menunjukkan bahwa kelompok usaha merupakan alternatif

kelembagaan usaha yang paling tepat untuk pengembangan industri kecil jamu.

Kelompok usaha adalah merupakan pengembangan usaha yang tergabung dalam

satu kelompok yang berfungsi untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan usaha.

Kegiatan usaha yang dikoordinasikan bisa satu kegiatan atau beberapa kegiatan.

Berdasarkan hasil pemilihan kelembagaan usaha tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa pengembangan industri kecil jamu sebaiknya dilakukan dengan

pengembangan kelompok usaha. Model kelembagaan ini akan dapat menyatukan

dan sekaligus mensinergikan kekuatan-kekuatan kecil yang dimiliki industri kecil

jamu menjadi kekuatan yang lebih besar.

Alternatif kedua kelembagaan usaha untuk pengembangan industri kecil

jamu adalah sentra industri. Tambunan (1999) menyatakan beberapa karakteristik

sentra industri adalah: pertama sejumlah pengusaha dalam skala sama dan pada

umumnya membuat jenis-jenis produk yang sama atau sejenis dan berlokasi

saling berdekatan pada suatu wilayah. Kedua terdapat (tetapi tidak selalu)

fasilitas-fasilitas terutama dari pemerintah yang digunakan secara bersama oleh

semua pengusaha di lokasi tersebut. Ketiga suatu sentra mencerminkan keahlian

yang seragam dari suatu penduduk yang dimiliki sejak lama. Keempat adanya

kerjasama antara sesama pengusaha, misalnya dalam hal pengadaan bahan baku

atau pemasaran. Kelima walaupun tidak selalu didalam sentra terdapat juga

pensuplai bahan baku dan alat-alat produksi.

Performa Kelembagaan Industri Kecil Jamu

Kelembagaan adalah suatu sistem organisasi dan kontrol terhadap

sumberdaya. Dipandang dari sudut individu kelembagaan merupakan gugus

kesempatan bagi individu membuat keputusan dan melaksanakan aktivitasnya.

Suatu kelembagaan dicirikan oleh tiga hal utama yaitu : batas yurisdiksi, hak dan

kewajiban, aturan representasi (Pakpahan 1989). Performa kelembagaan suatu

kelembagaan dapat diukur dari efisiensi kelembagaan tersebut, adanya pemerataan

yaitu terjadinya pemerataan pendapatan bagi seluruh unsur yang ada dalam pola

kelembagaan tersebut, dan berkelanjutan yaitu terjadinya kelangsungan hidup dari

kelembagaan tersebut.

Page 59: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

134

Kelembagaan usaha industri kecil jamu yang ada di daerah penelitian

adalah usaha mandiri dan sebagian tergabung dalam kelembagaan Koperasi Jamu

Indonesia (KOJAI). Bentuk kelembagaan ini belum mampu menjawab

permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil jamu. Dilihat dari efisiensinya

kelembagaan usaha mandiri masih belum efisien. Kriteria efisiensi dapat dilihat

dari besar kecilnya biaya transaksi dan biaya produksi diband ingkan dengan

output yang dihasilkan. Pengertian efisien dalam konteks bangunan kelembagaan

pada proses pertukaran yaitu mampu menekan biaya-biaya transaksi. Usaha

mandiri belum mampu menekan biaya-biaya transaksi tersebut karena skala

usahanya yang relatif kecil. Skala usaha yang kecil akan menyebabkan

perbandingan antara biaya transaksi dan biaya produksi dibandingkan dengan

output yang dihasilkan menjadi kecil sehingga tidak efisien.

Kelembagaan koperasi diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang

dihadapi industri kecil jamu ternyata dalam perannya masih belum optimal.

Keanggotaan koperasi jamu sebagian besar lebih didasarkan pada keinginan

anggota untuk memperoleh ijin usaha, sehingga setelah ijin usaha diperoleh maka

ikatan dengan koperasi sudah tidak ada lagi. Keberadaan koperasi jamu ini lebih

didominasi oleh pengurus sehingga lebih mencerminkan kepentingan pengurus

daripada anggotanya. Kondisi ini akan menyebabkan penyimpangan dari aturan

representasi.

Salah satu ciri dari kelembagaan adalah adanya aturan representasi yang

akan mengatur permasalahan siapa yang berhak berpertisipasi terhadap apa dalam

proses pengambilan keputusan. Keputusan apa yang diambil dan apa akibatnya

terhadap performa kelembagaan akan ditentukan oleh kaidah representasi yang

digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam proses ini bentuk

partisipasi tidak ditentukan oleh rupiah seperti halnya dalam aturan representasi

melalui pasar. Partisipasi lebih banyak ditentukan oleh keputusan politik

organisasi. Koperasi jamu aturan representasinya semestinya sudah jelas yakni

ditentukan oleh Undang-undang koperasi dimana keputusan anggota menentukan

kebijaksanaan organisasi. Karena terjadi penyimpangan aturan representasi ini

maka kelembagaan koperasi akan sulit untuk dipertahankan.

Page 60: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

135

Dominasi pengurus koperasi jamu dalam menjalankan kepengurusan ini

akan berdampak pada ketidakadilan. Persyaratan keadilan yang diwujudkan dalam

pemerataan adalah penyebaran manfaat kepada anggota-anggota dalam suatu

organisasi kelembagaan. Bila terjadi pemerataan maka anggota kelembagaan akan

percaya terhadap kelembagaan tersebut, sehingga kesinambungan akan dapat

terjamin. KOJAI yang anggotanya adalah industri kecil jamu belum manjamin

pemerataan yang diharapkan karena anggota belum merasa memperoleh manfaat

dan merasa kegiatan koperasi hanya menguntungkan pengurusnya. Kegiatan

simpan pinjam yang dilakukan KOJAI seringkali menimbulkan kecemburuan

anggota yang lain karena tidak mampu menjamin kebutuhan modal yang

diperlukan industri kecil jamu.

Ukuran ketiga yang dipakai untuk mengetahui performa suatu

kelembagaan yaitu kelangsungan hidup kelembagaan tersebut. Kelangsungan

hidup dapat diukur adanya kemungkinan re- investasi dari hasil produksi dan

kepastian pasar. Kelembagaan yang ada belum mampu menjawab kedua hal

tersebut. Banyak usaha mandiri yang mengalami penurunan omset dan bahkan

gulung tikar karena tidak mampu lagi melakukan reinvestasi dan kepastian pasar

yang tidak terjamin. Keberadaan KOJAI yang mulai ditinggalkan para angotanya

karena tidak mampu menjawab permasalahan industri kecil jamu akan terancam

kesinambungannya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu adanya alternatif

kelembagaan yang mampu mengatasi segala permasalahan industri kecil jamu

sehingga pengembangan industri kecil jamu dapat terjamin. Pembenahan

kelembagaan yang sudah ada ataupun pembentukan/penyempurnaan kelembagaan

yang ada merupakan faktor yang penting diperhatikan dalam pengembangan

industri kecil jamu. Dengan pembentukan atau terbentuknya kelembagaan baru

maka kemampuan reinvestasi dan jaminan pasar industri kecil jamu dapat terjadi

sehingga pengembangan industri kecil jamu dapat dijamin keberhasilannya.

Strategi Bauran Pemasaran Industri Kecil Jamu

Pemasaran adalah merupakan salah satu bidang fungsional perusahaan

yang harus mendapatkan perhatian serius. Pemasaran bukanlah sekedar menjual

Page 61: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

136

produk yang dihasikan oleh industri, tetapi merupakan keseluruhan proses yang

menyesuaikan perusahaan dengan peluang-peluang terbaiknya. Umar (2003)

menyatakan pemasaran terdiri atas proses pembuatan perencanaan pemasaran,

menganalisis peluang pasar, memilih pasar sasaran, mengembangkan bauran

pemasaran dan mengelola usaha pemasaran. Proses-proses ini dilakukan dalam

rangka membantu tercapainya sasaran strategis yang telah dicanangkan secara

menyeluruh. Pertimbangan utama dalam mengembangkan strategi pemasaran

adalah posisi produk perusahaan dan posisi pesaing. Perusahaan harus merancang

strategi pemasaran sesuai dengan posisi dan sumberdaya perusahaan dalam

menghadapi posisi dan sumberdaya pesaing, kemudian secara efektif mengelola

dan menyesuaikan strategi-strategi ini dengan kondisi-kondisi yang terus berubah.

Dari uraian tersebut strategi pemasaran dapat disimpulkan sebagai

keputusan tentang alokasi dan koordinasi sumberdaya pemasaran untuk mencapai

keunggulan bersaing perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Strategi

pemasaran dilakukan melalui perencanaan terintegrasi dengan aktivitas program

bauran pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah kepada kebutuhan dan

keinginan konsumen pada pasar sasaran. Ada empat komponen pokok bidang

pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan, keempat komponen pokok

tersebut adalah produk, harga, distribusi dan promosi.

Strategi pemasaran industri kecil jamu yang akan dikembangkan adalah

strategi bauran pemasaran. Faktor- faktor bauran pemasaran industri kecil jamu

diidentifikasi yang kemudian akan disintesis menjadi parameter-parameter yang

akan dinilai untuk menentukan strategi bauran pemasaran. Parameter-parameter

ini disusun secara ringkas agar lebih mudah dipahami dan mudah diaplikasikan

oleh pengusaha industri kecil jamu.

Sub model strategi bauran pemasaran industri kecil jamu dirancang dalam

suatu sistem pakar. Sistem pakar yang dirancang menyediakan fasilitas dialog

yang berupa konsultasi yang berfungsi untuk berinteraksi dengan pengguna

dalam menentukan strategi bauran pemasaran industri kecil jamu. Sistem pakar

akan menampilkan kotak dialog yang berupa tahapan konsultasi berupa

pertanyaan pertanyaan parameter dan nilai parameter yang harus dijawab oleh

pengguna. Keluaran sistem pakar berupa ringkasan hasil konsultasi dan hasil

Page 62: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

137

konsultasi serta saran dan pertimbangan yang akan diberikan oleh sistem. Sistem

pakar dirancang melalui pengorganisasian pengetahuan yang menggunakan

sumber pengetahuan dari pustaka dan pakar. Sistem pakar yang disusun

menggunakan konsep rule base. Pengetahuan-pengetahuan yang disusun

kemudian diterjemahkan kedalam logika IF … THEN dalam mesin inferensi.

Parameter Bauran Pemasaran

Strategi bauran pemasaran dirancang melalui beberapa tahapan proses,

pada tahap awal kegiatan adalah analisis semua faktor yang berkaitan dengan

produk, harga, distribusi dan promosi. Pada tahap awal ini cukup kompleks karena

banyak faktor yang saling berkitan antara satu dengan yang lain sehingga perlu

sintesis dari semua faktor tersebut. Berdasarkan analisis tersebut maka diperoleh

beberapa parameter strategi bauran pemasaran yang akan digunakan sebagai

masukan dari model.

Parameter bauran pemasaran ini merupakan masukan yang akan

digunakan saat konsultasi dengan sistem. Parameter yang diperlukan untuk

menentukan strategi bauran pemasaran industri kecil jamu adalah sebagai berikut :

1 Penjualan.

2 Tipe pelanggan.

3 Permintaan.

4 Persaingan.

5 Biaya.

6 Laba perusahaan.

Parameter tersebut diisikan pada saat konsultasi dengan sistem. Sistem

akan menanyakan nilai suatu parameter jika dibutuhkan. Pada saat sistem

membutuhkan nilai parameter penjualan, maka akan keluar tampilan seperti pada

Gambar 32. Pengguna harus memilih salah satu nilai parameter yang tersedia

yaitu menurun, stabil atau meningkat. Demikian seterusnya untuk parameter yang

lainnya yang masing-masing parameter sudah tersedia pilihan nilai parameter

tersebut.

Page 63: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

138

Gambar 32 Contoh konsultasi sistem pakar.

Strategi Bauran Pemasaran

Keluaran yang dihasilkan oleh sistem pakar strategi bauran pemasaran

adalah berupa ringkasan hasil konsultasi, hasil konsultasi berupa strategi bauran

pemasaran industri kecil jamu dan saran pertimbangan dalam menerapkan strategi

tersebut. Hasil konsultasi tersebut akan ditampilkan langsung oleh sistem yang

dapat dibaca oleh pengguna pada akhir proses konsultasi. Contoh tampilan hasil

konsultasi dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33 Contoh hasil konsultasi sistem pakar.

Hasil Konsultasi: Strategi Menarik jenis yang lemah, harga menggunakan biaya tambah, menghapus outlet yang tidak menguntungkan, mengadakan pengurangan promosi sampai tingkat yang dibutuhkan untuk mempertahankan pelanggan loyal. CF = 0,86

Halaman Konsultasi

1. Bagaimana kondisi penjualan sekarang ? Menurun Stabil Meningkat CF : 0.9 2. Bagaimana tipe pelangga ? Pembaharu Masal CF: 1

Page 64: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

139

Kelayakan Finansial Industri Kecil Jamu

Keputusan untuk melakukan suatu investasi industri kecil jamu merupakan

keputusan yang menyangkut sejumlah sumber dana yang dialokasikan untuk

mendapatkan suatu keuntungan, oleh sebab itu sebelum mengambil keputusan

tersebut maka salah satu aspek yang perlu dikaji adalah aspek finansial.

Pengambilan keputusan apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak

maka diperlukan suatu metode atau prosedur yang dapat dipakai sebagai alat

bantu untuk membuat keputusan investasi tersebut.

Proses pengkajian kelayakan investasi industri kecil jamu dari aspek

finansial adalah dengan menggunakan pendekatan konvensional yakni dengan

menganalisa perkiraan arus kas keluar dan arus kas masuk selama umur proyek

atau investasi. Arus kas akan terbentuk dari perkiraan biaya awal, modal kerja,

biaya operasi, biaya produksi dan pendapatan. Alat ukur atau kriteria yang biasa

dilakukan adalah dengan menggunakan NPV (Net Present value), Net B/C ( Net

Benefit Cost ratio dijalankan yaitu,) dan IRR (Internal Rate Of Return) Net

Present Value (NPV).

Asumsi-asumsi

Sebagai titik tolak analisis finansial perlu adanya sumsi-asumsi sebagai

landasan untuk memperkirakan biaya investasi. Asumsi dasar yang dipakai untuk

analisis finansial industri kecil jamu disesuaikan dengan kondisi pada saat kajian

dilakukan dan mengacu pada hasil-hasil perhitungan yang telah dilakukan pada

aspek lain. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis finansial industri kecil

jamu adalah sebagai berikut :

1 Discount factor didasarkan pada suku bank yakni sebesar 20%.

2 Umur ekonomis proyek diperhitungkan selama 10 tahun.

3 Nilai penyusutan sebesar 20 % untuk bangunan dan 10% untuk mesin dan

peralatan, alat kantor, transportasi yang diperhitungkan dengan metode garis

lurus.

4 Kapasitas Produksi sebesar 308.880 pak per tahun.

5 Harga produk jamu sebesar Rp 1.500 per pak dan konstan selama umur

investasi.

Page 65: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

140

6 Debtt of equity ratio (DER) = 70:30.

7 Kredit investasi dan kredit modal kerja jangka waktunya 5 tahun angsuran

prorata dengan tingkat suku bunga 20 % per tahun..

8 Biaya pemeliharaan sebesar 2 % terhadap bangunan, 2,5 % terhadap mesin

dan peralatan, 2,5% untuk instalasi penunjang, 3 % untuk peralatan kantor dan

5 % untuk kendaraan.

9 Pajak sebesar 35 %.

Kriteria Kelayakan

Alat ukur atau kriteria kelayakan digunakan ntuk menentukan apakah

suatu usaha tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Alat ukur atau

kriteria tersebut digunakan untuk mengambil keputusan layak tidaknya suatu

usaha untuk dijalankan. Alat ukur atau kriteria yang biasa dipakai adalah dengan

menggunakan NPV (Net Present value), Net B/C ( Net Benefit Cost ratio), IRR

(Internal Rate Of Return), BEP (Break Even Point) dan PBP (Pay Back Period).

Net present value dapat diartikan sebagai nilai bersih sekarang,

menunjukan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi. Net benefit

cost ratio menujukkan berapa kali lipat keuntungan yang akan diperoleh dari

besarnya investasi yang dikeluarkan. Internal rate of return menunjukkan

prosentase keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut tiap tahun. IRR

merupakan kemampuan dari usaha tersebut dalam mengembalikan atau membayar

bunga bank. Pengertian yang sederhana tentang kriteria tersebut saling

mendukung atau saling melengkapi dalam menunjukkan kelayakan dari suatu

usaha.

Analisis yang biasa digunakan dalam menilai kelayakan usaha yaitu

analisis finansial. Analisis finansial pendekatannya individual, yang dimaksud

dengan individu ini adalah dapat berupa perusahaan perorangan atau lembaga

ekonomi (PT, CV). Analisis finansial menujukkan kelayakan usaha dilihat dari

perusahaan. Keuntungan yang diraih merupukan keuntungan yang dilihat dari segi

perusahaan. Analisis suatu usaha yang direncanakan diperlukan data-data yang

relevan dengan usaha tersebut. Biaya yang diperlukan untuk usaha tersebut

dibandingkan dengan nilai hasil produksi yang akan dicapai selama umur proyek

Page 66: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

141

merupakan benefit dari usaha tersebut. Pengertian biaya tersebut adalah meliputi

biaya investasi dan biaya operasional/variabel.

Biaya investasi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan sebelum usaha

tersebut berjalan yang meliputi biaya peralatan, mesin-mesin sesuai dengan besar

kecilnya usaha tersebut. Biaya investasi tersebut dikeluarkan pada awal proyek.

Biaya operasional/variabel merupakan seluruh biaya yang dikelua rkan selama

proses produksi meliputi biaya tenaga kerja, produksi, bahan baku, pajak dan

biaya operasional lainya yang digunakan dalam proses produksi. Pengertian

benefit sebenarnya adalah pendapatan yang tampak yaitu benefit yang dapat

dihitung atau dinilai dengan uang dan benefit yang intangible yaitu benefit yang

sulit dihitung dengan uang. Analisis yang digunakan adalah benefit yang tampak

yaitu dinilai hasil produksi tiap tahun/ periode selama umur proyek.

Hasil analisis finansial industri kecil jamu menunjukkan bahwa nilai NPV

dari proyek ini adalah sebesar Rp 225.050.966. Hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat bunga 20% nilai NPV masih menunjukkan positif sehingga

pada tingkat opportunity (discount rate) 20% investasi industri kecil jamu layak

untuk dilakukan. Alat analisis yang lain yang dapat digunakan untuk menentukan

kriteria layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan adalah dengan menghitung

net B/C ratio. Bila net B/C > 1 maka usaha tersebut dapat dilakukan, sedangkan

bila net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak dapat dilaksanakan. Hasil analisis

menunjukkan bahwa nilai Net B/C sebesa 2,43 hal ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa investasi industri kecil jamu layak untuk dilaksanakan.

IRR menunjukkan persentase keuntungan yang akan diperoleh tiap tahun

atau merupakan kemampuan usaha dalam mengembalikan bunga bank, hal ini

berarti IRR sama dengan tingkat bunga (discount factor) pada waktu NPV = 0.

Nilai IRR dihitung dengan mencari nilai NPV positif dan negatif yang kemudian

dilakukan interpolasi, apabila IRR > tingkat suku bunga bank maka usaha tersebut

layak dilakukan dan apabila IRR < tingkat suku bunga bank maka usaha tersebut

tidak layak dilakukan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai IRR sebesar

52,21% hal ini berarti bahwa bila dibandingkan dengan tingkat bunga bank

sebesar 20 % investasi industri kecil jamu masih menguntungkan

Page 67: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

142

Kapasitas produksi minimal yang harus diproduksi dihitung dengan

menggunakan analisis Break Even Point (BEP). Analisis Break Event Point atau

analisis titik impas dapat merumuskan pada titik mana tercapai penerimaan sama

dengan biaya. Skala atau volume usaha yang dilakukan harus diatas titik impas.

Perhitungan titik impas industri kecil jamu menunjukkan produksi minimal yang

harus diusahakan adalah sebesar 111.120 pak per tahun. Hal ini apabila

dibandingkan dengan kapasitas produksi yang direncanakan masih lebih kecil

sehingga layak untuk diusahakan. Waktu pengembalian modal atau Pay Back

Period adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi

awal. Hasil perhitungan proyek ini menunjukkan bahwa waktu pengembalian

modal investasi adalah selama 2,84 tahun. Hal ini berarti investasi yang

dikeluarkan akan kembali pada tahun ketiga pada umur investasi.

Analisis sensitivitas kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan

tiga skenario perubahan yang berbeda. Skenario pertama yaitu terjadi kenaikan

harga bahan baku sebesar 20% dan yang lainnya tetap. Skenario kedua terjadi

penurunan harga jual produk sebesar 20% yang lainnya tetap. Skenario ketiga

merupakan kombinasi dari perubahan tersebut yaitu terjadi kenaikan harga bahan

baku 20% dan penurunan harga jual produk sebesar 20%. Hasil analisis

sensitivitas dari ketiga skenario tersebut disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17 Analisis sensitivitas kelayakan finansial

Kriteria kelayakan Harga bahan baku naik 20%

Harga jual produk turun 20%

Harga bahan baku naik 20% dan harga

jual produk turun 20%

NPV Rp 160.595.665,- Rp -27.468.335,- Rp -91.923.636,-

IRR 42,84% 15,96% 6,22%

Net B/C ratio 2,02 0,83 0,42

BEP 121.735 175.973 204.166

Keputusan Layak Tidak layak Tidak layak

Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa kenaikan harga bahan baku

sebesar 20% tidak mempengaruhi keputusan kelayakan finansial. Hal ini dapat

dilihat dari beberapa kriteria kelayakan yang masih menunjukkan keputusan

layak. Nilai NPV positif sebesar Rp 160.595.665,-, nilai IRR lebih besar dari

Page 68: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

143

bunga bank yaitu sebesar 42,84%, nilai net B/C ratio lebih besar dari satu yaitu

2,02 dan PBP kurang dari umur proyek yaitu 3,78 tahun.

Pada skenario kedua yaitu harga jual produk turun 20% kelayakan

finansial menjadi tidak layak, hal ini dapat dilihat pada beberapa kriteria

kelayakan finansial. Nilai NPV negatif sebesar – Rp 27.468.335,-, nilai IRR lebih

kecil dari tingkat bunga yang ditentukan yaitu sebesar 15,96%, nilai net B/C ratio

kurang dari satu yaitu 0,83 dan PBP lebih besar dari umur proyek yaitu sebesar 11

tahun. Skenario ketiga yaitu harga bahan baku naik 20% dan harga produk turun

20% menunjukkan keputusan kelayakan finansial tidak layak, hal ini dapat dilihat

pada beberapa kriteria kelayakan finansial. Nilai NPV negatif sebesar – Rp

91.923.636,-, nilai IRR lebih kecil dari tingkat bunga yang ditentukan yaitu

sebesar 6,22%, nilai net B/C ratio kurang dari satu yaitu 0,42 dan PBP lebih besar

dari umur proyek yaitu sebesar 11 tahun.

Page 69: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JAMU

Model Struktur Elemen Pengembangan

Rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu merupakan

permasalahan yang kompleks yang melibatkan beberapa pelaku yang saling

terkait yang masing-masing mempunyai kepentingan. Berkaitan dengan hal

tersebut maka bangun model pengembangan industri kecil jamu ini menggunakan

pendekatan sistem. Sistem pengembangan industri kecil jamu dibagi dalam tujuh

elemen pengembangan yang masing masing elemen terdiri dari sub-sub elemen.

Ketujuh elemen tersebut adalah elemen kebutuhan pengembangan, elemen

kendala dalam pengembangan, elemen perubahan yang dimungkinkan, elemen

tujuan pengembangan, elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan,

elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan dan elemen pelaku

pengembangan. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya keluaran dari sub model

ini adalah struktur masing masing elemen dan sub elemen kunci yang harus

diperhatikan dalam pengembangan industri kecil jamu.

Hasil strukturisasi sistem pengembangan menunjukkan bahwa dalam

pengembangan industri jamu terdapat sub elemen kunci pada masing-masing

elemen. Sub elemen kunci pada elemen kebutuhan pengembangan adalah jaminan

pasar produk jamu yang dihasilkan (A-1), kontinyuitas pasokan bahan baku jamu

(A-2), pengembangan alternatif sumber permodalan yang memadai (A-5),

pembentukan kelompok usaha untuk meningkatkan skala usaha (A-6), pembinaan

manajemen usaha (A-7) dan pengembangan kelembagaan untuk pengendalian

harga (A-9). Keenam sub elemen tersebut merupakan faktor yang harus

mendapatkan perhatian dalam pengembangan industri kecil jamu dan

pengembangan sub model yang lainnya.

Sub elemen kunci pada elemen kendala dalam pengembangan adalah

belum terjaminnya kontinuitas pasokan bahan baku baik dari kualitas maupun

kuantitasnya (B-1) dan keterbatasan permodalan usaha (B-2). Elemen

pengembangan perubahan yang dimungkinkan sub elemen kuncinya adalah

ketersediaan kualitas dan kuantitas bahan baku jamu secara kontinyu (C-3) dan

peningkatan usaha budidaya bahan baku industri kecil jamu (C-6). Kedua sub

Page 70: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

145

elemen ini merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

industri kecil jamu, dengan ketersediaan kualitas dan kuantitas bahan baku yang

lebih baik serta peningkatan usaha budidaya bahan baku industri jamu ini akan

membawa perubahan-perubahan pada sub elemen perubahan yang lain dalam

pengembangan industri kecil jamu ini.

Gambar 34 Sub elemen kunci pengembangan industri kecil jamu.

Sub elemen kunci pada elemen tujuan adalah kemudahan mendapat

permodalan usaha (D-10) sedangkan sub elemen kunci pada elemen indikator

pencapaian tujuan pengembangan adalah meningkatnya akses terdahap sumber

permodalan usaha (E-6). Sub elemen kunci yang lain yaitu pada elemen kegiatan

yang dibutuhkan adalah perumusan kebijakan pemerintah daerah yang

Sub elemen kunci kebutuhan - Jaminan pasar produk jamu yang dihasilkan. - Kontinyuitas pasokan bahan baku jamu. - Pengembangan alternatif sumber permodalan yang memadai - Pembentukan kelompok usaha untuk meningkatkan skala usaha. - Pembinaan manajemen usaha. - Pengembangan kelembagaan untuk pengendalian harga.

Model Pengembangan Industri Kecil

Jamu

Sub elemen kunci kendala - Belum terjaminnya kontinuitas pasokan bahan baku baik dari

kualitas maupun kuantitasnya. - Keterbatasan permodalan usaha.

Sub elemen kunci perubahan yang dimungkinkan - Ketersediaan kualitas dan kuantitas bahan baku jamu secara

kontinyu. - Peningkatan usaha budidaya bahan baku industri kecil jamu.

Sub elemen kunci tujuan - Kemudahan mendapat permodalan usaha.

Sub elemen kunci indikator pencapaian tujuan - Meningkatnya akses terdahap sumber permodalan usaha.

Sub elemen kunci kegiatan - Perumusan kebijakan pemerintah daerah yang mendukung

industri kecil jamu

Sub elemen kunci pelaku - Pemerintah daerah.

Page 71: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

146

mendukung industri kecil jamu (F-3) dan sub elemen kunci pada elemen pelaku

adalah pemerintah daerah (G-5). Secara skematis sub elemen kunci pada masing-

masing elemen yang harus diperhatikan dalam pengembangan industri kecil jamu

dapat dilihat pada Gambar 34.

Empat belas sub elemen kunci tersebut merupakan kunci pengembangan

industri kecil jamu. Sub elemen kunci tersebut akan dipakai sebagai dasar

pertimbangan dalam penyusunan model pengadaan bahan baku, model sumber

permodalan dan model kelembagaan usaha. Sub elemen kunci ini merupakan

faktor pendorong bekerjanya sub elemem yang lain sehingga akan sangat

menentukan keberhasilan pengembangan industri kecil jamu.

Hasil analisis ISM terhadap elemen-elemen pengembangan industri kecil

jamu juga menghasilkan pengelompokan sub elemen dalam sektor-sektor

independent, linkage dan dependent (Tabel 18). Sub elemen yang berada pada

sektor independent berarti sub elemen ini mempunyai kekuatan penggerak yang

tinggi dan tingkat ketergantungan yang kecil. Sektor linkage menunjukkan bahwa

sub elemen ini mempunyai kekuatan penggerak yang tinggi tetapi mempunyai

tingkat ketergantungan yang tinggi. Pada setiap tindakan pada sub elemen ini akan

sangat menentukan keberhasilan pengembangan industri kecil jamu sedangkan

lemahnya tindakan pada sub elemen ini akan sangat menyababkan kegagalan

pengembangan industri kecil jamu. Sektor dependent menunjukkan bahwa sub

elemen ini mempunyai kekuatan penggerak yang rendah dan tingkat

ketergantungan yang tinggi.

Pengembangan industri kecil jamu harus memperhatikan keberadaan sub

elemen pengembangan pada masing masing elemen berdasarkan sektornya.

Dengan memperhatikan sektor tersebut maka tindakan pada masing masing-

masing elemen akan lebih terarah karena kita dapat menentukan skala prioritas

tindakan pengembangan. Dengan demikian maka keberhasilan pengembangan

industri kecil jamu akan lebih terjamin.

Page 72: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

147

Tabel 18 Pengelompokan sektor elemen pengembangan industri kecil jamu

Sub elemen pada sektor Elemen Independent Lingkage Dependent

1. Kebutuhan pengembangan

1 Jaminan pasar produk jamu yang dihasilkan (A-1)

2 Kontinyuitas pasokan bahan baku jamu (A-2)

3 Pengembangan alternatif sumber permodalan yang memadai (A-5)

4 Pembentukan kelompok usaha untuk meningk atkan skala usaha (A-6)

5 Pembinaan manajemen usaha (A-7)

6 Pengembangan kelembagaan untuk pengendalian harga (A-9)

1. Pengembangan desain dan teknologi kemasan (A-3)

2. Jaminan keamanan produk jamu (A-4)

3. Pengembangan teknologi proses yang hegienis dan efisien (A-8)

2. Kendala pengembangan

1. Belum terjaminnya kontinyuitas pasokan bahan baku baik kualitas dan kuantitasnya (B-1)

2. Keterbatasan permodalan usaha (B-2)

3. Masih rendahnya desain dan kualitas kemasan produk jamu (B-5)

1. Keterbatasan akses informasi (B-4)

2. Persepsi konsumen yang kurang bagus akibat produk jamu palsu (B-7)

3. Promosi yang kurang sehingga tidak mampu bersaing dengan industri besar (B-8)

4. Strategi pemasaran industri kecil jamu yang kurang mampu bersaing dengan industri besar (B-9)

5. Rendahnya informasi produk jamu yang diterima oleh konsumen (B-10)

6. Kapasitas produksi belum optimal (B-11)

1. Rendahnya posisi tawar industri kecil jamu bila dibandingkan industri besar (B-3)

2. Persaingan harga antar produsen yang menyebabkan harga produk cenderung rendah (B-6)

3. Perubahan yang dimungkinkan

1.Ketersediaan kualitas dan kuantitas bahan baku jamu secara kontinyu (C-3)

2. Peningkatan usaha budidaya bahan baku industri kecil jamu (C-6)

1. Perbaikan mutu produk industri kecil jamu (C-1)

2. Peningkatan skala usaha industri kecil jamu sehingga lebih efisien (C-2)

3. Perbaikan teknologi proses produksi jamu (C-5)

4. Manajemen usaha industri kecil jamu (C-8)

5. Efisiensi produksi industri kecil jamu (C-9)

6. Strategi pemasaran produk industri kecil jamu (C-10)

7. Kebersihan dan keamanan produk industri jamu (C-11)

1. Persepsi konsumen terhadap produk jamu (C-7)

2.Peningkatan pendapatan industri kecil jamu (C-4)

Page 73: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

148

Tabel 18 Lanjutan

Sub elemen pada sektor Elemen Independent Lingkage Dependent

4. Tujuan pengembangan

1. Meningkatkan iklim investasi industri kecil (D-7)

2. Meningkatkan kualitas dan keamanan produk industri kecil jamu (D-9)

3. Kemudahan mendapat permodalan usaha (D-10)

1. Memperluas jangkauan pemasaran (D-4)

2. Meningkatkan ketersedian produk jamu yang aman bagi konsumen (D-5)

1. Meningkatkan pendapat an industri kecil jamu (D-1)

2. Memperluas lapangan pekerjaan (D-2)

3. Meningkatkan pendapatan petani bahan baku industri kecil jamu (D-3)

4. Perbaikan perekonomian wilayah (D-6)

5. Meningkatkan nilai tambah sektor hulu industri kecil jamu (D-8)

5. Indikator pencapaian tujuan

1. Meningkatnya produk jamu yang higienis dan aman (E-3)

2. Meningkatnya akses terdahap sumber permodalan usaha (E-6)

3. Meningkatnya kualitas bahan baku industri kecil jamu (E-8)

1. Meningkatnya keuntungan usaha industri kecil jamu (E-1)

2. Meningkatnya usaha sektor hulu industri kecil jamu (E-2)

3. Meningkatnya kesempatan kerja (E-4)

4. Meningkatnya pendapatan petani bahan baku (E-5)

5. Semakin meluasnya jangkauan pemasaran (E-7)

1. Meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan daerah (E-9)

6. Kegiatan pengembangan

1. Penge mbangan alternatif permodalan usaha (F-2)

2. Perumusan kebijakan pemerintah daerah yang mendukung usaha industri kecil jamu (F-3)

3. Peningkatan SDM pelaku usaha (F-8)

1. Pengembangan teknologi proses produksi (F-1)

2. Pengembangan teknologi dan desain kemasan (F-4)

1. Peningkatan promosi yang lebih efektif (F-5)

2. Membentuk forum untuk pemasaran produk bersama (F-6)

3. Rekayasa model kelembagaan usaha (F-7)

7. Pelaku pengembangan

1. Industri kecil jamu (G-2)

2. Pemerintah daerah (G-5)

3. Perguruan Tinggi (G-9)

1. Petani bahan baku jamu (G-1)

2. Industri jamu (G-3) 3. Lembaga keuangan

(G-4) 4. Koperasi Jamu

Indonesia (KOJAI) (G-10)

1. Agen jamu (G-6) 2. Konsumen (G-7) 3. Masyarakat (G-8)

Page 74: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

149

Model Pengadaan Bahan Baku Industri Kecil jamu Permasalahan bahan baku industri kecil jamu antara lain adalah suplai

bahan baku yang berfluktuasi dan harga bahan baku yang relatif tinggi. Hal ini

antara lain disebabkan oleh struktur pasar yang monopolistik yang cenderung

dikuasai oleh pedagang besar. Kondisi tersebut seringkali menyulitkan industri

kecil jamu untuk berkembang. Pada sisi lain keterbatasan sumberdaya industri

kecil jamu turut mendukung tidak berkembangnya industri tersebut.

Bertolak dari uraian tersebut maka model pengadaan bahan baku ini

dirancang untuk menentukan model pengadaan bahan baku industri kecil jamu

yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil analisis ISM pada

elemen kebutuhan pengembangan menunjukkan bahwa kontinyuitas pasokan

bahan baku dan pembentukan kelompok usaha untuk meningkatkan skala usaha

merupakan sub elemen kunci. Dengan melihat kedua sub elemen kunci tersebut

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengadaan bahan baku akan lebih baik

dilakukan dengan melalui kelompok usaha.

Analisis lain pada elemen kendala menunjukkan bahwa belum terjaminnya

kontinyuitas pasokan bahan baku baik dari kuantitas maupun kualitas merupakan

sub elemen kunci. Hal ini sesuai dengan elemen kebutuhan bahwa permasalahan

bahan baku merupakan faktor yang harus diperhatikan karena dengan mengatasi

kendala tersebut maka pengembangan industri kecil jamu akan lebih terjamin

keberhasilannya. Pada elemen perubahan yang dimungkinkan yang menjadi sub

elemen kunci adalah ketersediaan kualitas dan kuantitas bahan baku secara

kontinyu dan peningkatan usaha budidaya bahan baku. Hal ini berarti bahwa

model pengadaan bahan baku dapat diarahkan untuk kerjasama antara industri

kecil jamu dengan petani sebagai pemasok bahan baku. Berdasarkan uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa temuan penting dari analisis ISM berkaitan

dengan model pengadaan bahan baku yaitu : pertama alternatif pengadaan bahan

baku jamu yang paling memungkinkan adalah melalui kelompok usaha, kedua

pengadaan bahan baku dapat dilakukan antara lain melakukan kerjasama dengan

petani bahan baku.

Analisis pemilihan alternatif pengadaan bahan baku industri jamu

menunjukkan bahwa terdapat lima model pengadaan bahan baku yaitu :

Page 75: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

150

pembelian melalui pemasok bahan baku, melalui koperasi, kerjasama dengan

petani penghasil bahan baku, melalui kelompok usaha, pembelian langsung di

pasar bebas. Hasil pemilihan alternatif dengan menggunakan metode pengambilan

keputusan ME-MCDM menunjukkan bahwa pengadaan bahan baku melalui

kelompok usaha adalah merupakan alternatif terbaik diantara lima alternatif

tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil analisis ISM bahwa kelompok usaha

merupakan alternatif terbaik yang dapat dipilih dalam pengadaan bahan baku

industri kecil jamu.

Kelompok usaha adalah merupakan hal yang sangat strategis dalam

pengembangan industri kecil jamu. Ditinjau dari teori pembentukan kelompok hal

ini sangat mungkin untuk dilakukan. Menurut teori tukar menukar (exchange

theory of attraction) suatu kelompok terbentuk dalam proses tukar menukar

imbalan dengan ongkos (Thibaut dan Kelley dalam Indrawijaya 2002). Dalam

setiap interaksi seseorang selalu mendapatkan imbalan dengan terpenuhinya

kebutuhan tetapi harus membayar sejumlah biaya dalam bentuk berkurangnya

kebebasan dan keharusan tunduk pada sistem nilai kelompok. Dalam proses tukar

menukar tersebut senantiasa berusaha agar imbalan yang diperoleh selalu lebih

besar dari biaya yang dikeluarkan. Demikian halnya dengan industri kecil jamu

membentuk kelompok untuk pengadaan bahan baku jamu akan mengeluarkan

sejumlah biaya yang kemudian akan mendapatkan imbalan dengan terpenuhinya

kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan.

Teori lain yang dikemukakan Newcomb dalam Indrawijaya (2002)

menyatakan bahwa terbentuknya kelompok karena adanya kesamaan sikap

(theory of similar attitudes). Adanya sikap yang sama ini akan mendorong untuk

bergabung dalam rangka untuk memperjuangkan kepentingannya, karena sikap

adalah fungsi kepentingan. Industri kecil jamu mempunyai sikap yang sama yakni

sikap atas kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku, sehingga

pembentukan kelompok sangat mungkin untuk dilakukan.

Analisis struktur pasar menunjukan bahwa nilai CR4 lebih besar dari 0,4

sehingga struktur pasar bahan baku jamu adalah bersifat oligopoli (Ferguson

1988; Martin 1993; Carlton dan Perloff 2000). Struktur pasar yang demikian ini

akan cenderung terjadi penguasaan pangsa pasar oleh beberapa pedagang yang

pada akhirnya akan memperlemah posisi industri kecil jamu sebagai konsumen

Page 76: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

151

bahan baku jamu. Dengan melihat kondisi tersebut maka hal yang perlu dilakukan

adalah memperkuat posisi industri kecil jamu dalam proses transaksi bahan baku.

Salah satu alternatif adalah industri kecil jamu bergabung menjadi kekuatan yang

lebih besar dengan melalui pembentukan kelompok untuk transaksi bahan baku.

Pada sisi lain industri kecil mencari alternatif sumber bahan baku selain dari

pedagang sehingga kekuatan tawar pedagang dapat dikurangi. Hal ini perlu

dilakukan karena dilihat dari kondisi empiris dilapangan menunjukkan bahwa

selama ini pasokan bahan baku industri kecil jamu berasal dari pedagang.

Berdasarkan analisis ISM, ME-MCDM dan analisis struktur pasar dapat

disimpulkan bahwa model pengadaan bahan baku jamu dilakukan dengan melalui

kelompok usaha. Salah satu ciri dari kelompok adalah adanya kesamaan tujuan

yang akan dicapai bersama-sama, demikian halnya dengan kelompok usaha

pengadaan bahan baku industri kecil jamu, yaitu merupakan beberapa industri

kecil jamu yang tergabung dalam suatu tujuan. Kelompok usaha dibentuk untuk

meningkatkan efisiensi dan menyatukan potensi industri kecil jamu agar

mempunyai kekuatan yang lebih besar.

Industri kecil jamu mengkoordinasikan pengadaan bahan baku menjadi

satu kesatuan kelompok yang akan berfungsi untuk pengadaan bahan baku.

Melalui kelompok ini bahan baku industri jamu disuplai ke industri kecil jamu

anggotanya. Kelompok usaha memperoleh bahan baku jamu dapat berasal dari

pedagang, petani maupun di pasar bebas. Sumber bahan baku tidak hanya berasal

dari satu sumber sehingga kelompok usaha mempunyai posisi tawar yang lebih

baik karena tidak adanya ketergantungan. Pengadaan bahan baku melalui

kelompok dilakukan dengan cara mengintegrasikan unit pengadaan bahan baku

pada masing-masing industri kecil jamu. Pengadaan bahan baku melalui

kelompok usaha dapat meningkatkan posisi tawar petani sebagai penyedia bahan

baku terhadap pedagang bahan baku jamu. Petani dapat menjual langsung ke

industri kecil jamu dengan harga yang lebih menarik. Pendapatan usahatani jahe

dengan luas lahan 0,25 ha adalah sebesar Rp. 16.000.000,- dengan jangka waktu

panen 10 bulan, dengan demikian pendapatan petani dari usahatani jahe sebulan

Rp. 1.600.000,-. Pendapatan sebesar ini cukup layak bagi petani untuk melakukan

usahatani jahe sebagai salah satu bahan baku industri kecil jamu.

Page 77: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

152

Kelompok usaha berperan untuk mengorganisir pengadaan bahan baku

yang dibutuhkan oleh industri kecil jamu. Kelompok usaha akan berhubungan

langsung dengan sumber bahan baku. Peran kelompok adalah mengambil

keputusan sumber bahan baku mana yang paling optimal yang akan dipilih dan

sekaligus menentukan mekanisme pengadaan bahan baku tersebut. Sumber bahan

baku tidak harus berasal dari satu sumber dan bersifat dinamis dapat berubah-ubah

sesuai dengan kebutuhan. Dengan model ini maka posisi tawar industri kecil

terhadap sumber bahan baku akan lebih tinggi. Industri kecil tidak akan

tergantung pada satu sumber bahan baku. Peran kelompok usaha dapat diperluas

tidak hanya mengintegrasikan pada satu unit pengadaan bahan baku tetapi dapat

juga pada unit yang lain. Mekanisme pengadaan bahan baku industri kecil jamu

secara skematis dapat dilihat pada Gambar 35.

Keterangan: : Hubungan fungsional : Koordinasi

Gambar 35 Mekanisme pengadaan bahan baku melalui kelompok usaha.

Model Sumber Permodalan Industri Kecil Jamu

Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh industri kecil pada umumnya dan

demikian juga pada industri kecil jamu adalah keterbatasan modal untuk

mengembangkan usahanya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut industri kecil

jamu harus mampu mendapatkan modal dari sumber permodalan yang ada.

Industri kecil harus dapat menentukan sumber permodalan mana yang paling baik

Kerjasama pengadaan bahan baku

Kelompok Usaha

Industri Kecil Jamu

Industri Kecil Jamu

Industri Kecil Jamu

Industri Kecil Jamu

Pedagang Pemasok

Pasar bahan baku Petani

Page 78: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

153

untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Model sumber permodalan ini dirancang

untuk menentukan pilihan sumber permodalan yang terbaik dari beberapa

alternatif sumber permodalan yang ada.

Hasil analisis ISM pada elemen kebutuhan menunjukkan bahwa

pengembangan alternatif sumber permodalan yang memadai merupakan sub

elemen kunci. Pada elemen kendala keterbatasan modal merupakan sub elemen

kunci yang harus diatasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka perumusan

sumber permodalan yang memadai sangat penting untuk pengembangan industri

kecil jamu. Hal ini diharapkan dapat memenuhi tujuan kemudahan mendapatkan

permodalan usaha yang merupakan sub elemen kunci pada elemen tujuan, dengan

demikian meningkatnya akses terhadap sumber permodalan dapat tercapai karena

ini merupakan sub elemen kunci indikator pencapaian tujuan pengembangan

industri kecil jamu.

Hasil analisis ISM juga menunjukkan bahwa peran pemerintah daerah

sangat diperlukan dalam pengembangan industri kecil jamu. Hal ini ditunjukkan

bahwa sub elemen kunci kegiatan pengembangan adalah perumusan kebijakan

pemerintah daerah yang mendukung industri kecil jamu. Pada sisi lain bahwa sub

elemen kunci pelaku pengembangan adalah pemerintah daerah. Berdasarkan hasil

analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam perumusan model sumber

permodalan peran pemerintah daerah sangat diperlukan.

Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan sumber

permodalan dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa akses

terhadap sumber permodalan, prosedur dan persyaratan, jaminan/agunan yang

dipersyaratkan dan skala usaha merupakan variabel yang mempengaruhi peluang

keputusan pemilihan sumber permodalan bank. Dari hasil analisis tersebut maka

dalam merumuskan sumber permodalan keempat variabel tersebut harus

mendapatkan perhatian. Kondisi empiris lapangan menunjukkan bahwa variabel-

variabel tersebut yang menjadi penghambat industri kecil dalam memperoleh

sumber permodalan.

Analisis pemilihan sumber permodalan menunjukkan bahwa terdapat lima

alternatif sumber permodalan yang dapat dipilih oleh industri kecil jamu yaitu :

bank perkreditan rakyat, bank syariah, modal ventura, koperasi, dan pelepas uang.

Hasil pemilihan alternatif dengan menggunakan metode pengambilan keputusan

Page 79: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

154

AHP menunjukkan bahwa bank perkreditan rakyat adalah merupakan alternatif

terbaik diantara enam alternatif tersebut. Bank perkreditan rakyat merupakan

alternatif terbaik sebagai sumber permodalan industri kecil jamu, hal ini

disebabkan sumber permodalan tersebut sudah dikenal luas oleh industri kecil

jamu dan keberadaannya sudah sangat luas.

Berdasarkan uraian tersebut maka maka pemenuhan modal industri kecil

dari sumber permodalan bank perkreditan rakyat dapat dilakukan melalui dua

jalur. Jalur yang pertama adalah industri kecil yang sudah cukup mapan dapat

langsung berhubungan dengan bank untuk mendapatkan kredit komersial sesuai

dengan mekanisme bank. Pada jalur yang kedua industri kecil jamu melakukan

koordinasi dengan kelompok usaha untuk memperoleh skim kredit dari bank.

Pada jalur ini peran pemerintah daerah diperlukan untuk memfasilitasi industri

kecil dalam memperoleh kredit dari bank. Peran pemerintah daerah adalah untuk

melakukan pembinaan dan koordinasi dengan bank sehingga industri kecil jamu

dapat memperoleh skim kredit yang dibutuhkan.

Permasalahan klasik yang seringkali muncul pada industri kecil jamu

adalah masih lemahnya akses terhadap sumber permodalan. Lemahnya akses ini

disebabkan oleh lemahnya administrasi, jangkauan pasar, lega litas dan agunan

yang dipunyai. Permasalahan tersebut seringkali menjadi hambatan dalam proses

penyediaan modal oleh sumber permodalan. Oleh karena itu maka peran

pemerintah/pemda/dinas terkait masih diperlukan dalam pengembangan industri

kecil jamu. Gambar 36 menunjukkan mekanisme penyaluran modal dari lembaga

keuangan. Peran pemerintah daerah masih diperlukan dalam penyedian sumber

permodalan untuk pengembangan industri kecil jamu. Pemerintah daerah

berfungsi sebagai fasilitator antara industri kecil jamu dan sumber permodalan

dalam hal ini adalah bank sehingga ketersediaan sumber permodalan di bank

untuk pengembangan usaha kecil dapat tersalurkan dengan baik sehingga akan

menguntungkan semua elemen yang terkait.

Page 80: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

155

Industri Kecil Jamu

Penjelasan olehLembaga Keuangan

Konsultasi denganpihak Lembaga

Keuangan

Memenuhipersyaratan kredit

Mengajukanpermohonan kredit

Proses oleh pihakLembaga Keuangan

Layak?

Penentuan plafonkredit

Koordinasi denganKelompok

Koordinasi denganPemda

Survey kelayakanoleh Lembaga

Keuangan

Pengembalian pokokpinjaman + bunga

Pencairan kredit

Pengajuankredit baru Pelunasan kredit

Penagihan olehLembagaKeuangan

Daftar tungguTersedia dana?

Layak?

Tepat waktu?

Tidakmemperoleh

kreditSanggup bayar? Macet

Tidakmemperoleh

kredit

Ya

Tidak

Ya

YaTidak

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Gambar 36 Mekanisme penyaluran modal dari lembaga keuangan.

Page 81: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

156

Model Kelembagaan Usaha

Kelembagaan usaha merupakan salah satu faktor yang akan menentukan

keberhasilan pengembangan industri kecil jamu. Industri kecil jamu harus mampu

memilih model kelembagaan usaha mana yang paling cocok untuk pengembangan

industri kecil jamu.Model kelembagaan usaha dirancang untuk menentukan

kelembagaan usaha industri kecil jamu. Hasil analisis ISM menunjukkan bahwa

salah satu elemen kebutuhan kunci dalam pengembangan industri kecil jamu

adalah pembentukan kelompok usaha untuk meningkatkan skala usaha. Dari hasil

analisis itu menunjukkan bahwa kelembagaan kelompok usaha merupakan

kelembagaan usaha yang cocok dalam pengembangan industri kecil jamu. Sejalan

dengan teori pembentukan kelompok exchange theory of attraction maupun

theory of similar attitudes sebagaimana yang sudah dibahas sebelumnya bahwa

kelembagaan usaha dengan membentuk kelompok usaha merupakan alternatif

yang paling mungkin dilakukan.

Hasil analisis pemilihan alternatif kelembagaan menunjukkan ada

beberapa alternatif kelembagaan usaha yang dapat diterapkan dalam

pengembangan industri kecil jamu. Berdasarkan hasil kajian terdapat lima

alternatif kelembagaan usaha yaitu : kemitraan, koperasi, kelompok usaha, sentra

industri dan usaha mandiri. Hasil pemilihan alternatif dengan menggunakan

metode pengambilan keputusan MPE menunjukkan bahwa kelembagaan usaha

kelompok usaha adalah merupakan alternatif terbaik diantara lima alternatif

tersebut. Hal ini sejalan dengan salah satu kebutuhan kunci pengembangan yaitu

pembentukan kelompok usaha.

Performa kelembagaan industri kecil jamu menunjukkan bahwa

kelembagaan yang ada belum mampu mengatasi permasalahan-permasalahan

yang dihadapi oleh industri kecil jamu. Kelembagaan KOJAI dalam

pelaksanaanya bias kepada kepentingan pengurus sehingga belum menjamin

kepentingan anggota. Dengan demikian kelembagaan tersebut akan sulit terjamin

kesinambungannya. Bertolak dari hal tersebut pembentukan kelompok usaha

merupakan upaya strategis dalam pengembangan industri kecil jamu.

Menurut Esman (1986) pengembangan kelembagaan dapat dirumuskan

sebagai perencanaan, penataan dan bimbingan dari organisasi-organisasi baru atau

Page 82: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

157

yang disusun kembali yang mewujudkan: (1) perubahan dalam nilai-nilai, fungsi-

fungsi, teknologi fisik dan/atau sosial, (2) menetapkan, mengembangkan dan

melindungi hubungan-hubungan normatif dan pola-pola tindakan yang baru, (3)

memperoleh dukungan dan kelengkapan dalam lingkungan tersebut.

Pengembangan kelembagaan usaha industri kecil jamu ini diarahkan untuk

membentuk kelompok usaha yang didalamnya akan akan terbentuk fungsi- fungsi

baru dan norma-norma baru yang akan mengatur industri kecil jamu dalam

mencapai tujuannya. Dukungan dan kelengkapan lingkungan akan diperoleh

manakala tujuan dari masing-masing industri itu akan terpenuhi.

Dengan kelompok usaha maka industri kecil akan mampu mensinergikan

kekuatan-kekuatan kecil yang dimiliki menjadi suatu kekuatan besar sehingga

akan meningkatkan posisi tawar industri kecil tersebut. Pengembangan industri

kecil jamu yang akan dilakukan diharapkan akan mempunyai karakteristik

sebagaimana yang diuraikan tersebut. Industri kecil tergabung dalam kelompok

usaha yang akan mengkoordinasikan unit kegiatan pengadaan bahan baku,

pemasaran dan pengemasan dan lain sebagainya. Unit kegiatan yang

dikoordinasikan dapat salah satu atau kesemuanya tergantung kebutuhan masing-

masing industri.

Nehnevajsa (1986) mengatakan bahwa dalam pengembangan kelembagaan

akan lebih mudah mendorong perubahan yang diinginkan bilamana alasan

kesulitan terutama bukan semata-mata bersifat interen lembaga, daripada

bilamanan kesulitan-kesulitan terletak dalam kaitan kaitan dengan bagian-bagian

lembaga lain dalam kerangka sistem secara menyeluruh. Sebaliknya akan lebih

mudah untuk mendorong perubahan bilamana sumber kesulitan berhubungan

dengan lembaga lain khususnya yang berkaitan dengan hubungan secara

fungsional (dalam menyediakan masukan-masukan atau memanfaatkan hasil).

Apabila dilihat dari kesulitan-kesulitan yang dialami oleh industri kecil ini maka

kesulitan tersebut bukan semata-mata dari interen industri kecil tersebut tetapi

lebih dikarenakan kaitan-kaitan dengan industri kecil lain maupun lembaga lain.

Hasil analisis ISM menunjukkan bahwa salah satu kebutuhan kunci

pengembangan industri kecil jamu adalah pengembangan kelembagaan untuk

pengendalian harga, hal ini disebabkan karena terjadi persaingan harga antar

produsen yang berakibat pada kerugian industri kecil itu sendiri. Dari uraian

Page 83: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

158

tersebut dapat dikatakan bahwa kesulitan industri kecil tidak semata-mata dari

interen industri kecil tersebut. Dengan demikian pengembangan kelembagaan

industri kecil jamu akan sangat memungkinkan untuk dikembangkan.

Sebagaimana dikemukakan Nehnevajsa (1986) tersebut bahwa pengembangan

kelembagaan akan lebih mudah bila berkaitan dengan hubungan fungsional maka

dalam pengembangan kelembagaan ini diarahkan pada kelembagaan kelompok

usaha yang didalamnya terdapat kerjasama fungsional untuk pencapaian tujuan

bersama.

Berdasarkan beberapa analisis tersebut menunjukkan bahwa kelompok

usaha merupakan kelembagaan usaha yang paling baik untuk pengembangan

industri kecil jamu. Industri kecil jamu merupakan industri yang mempunyai

keterbatasan-keterbatasan skala ekonomi sehingga dalam operasionalnya

seringkali tidak efisien dan tidak dapat optimal. Dengan melihat kondisi tersebut

maka penggabungan kekuatan-kekuatan tersebut merupakan alternatif terbaik

yang dapat dilakukan.

Industri kecil jamu dapat menggabungkan salah satu atau beberapa unit

kegiatan kedalam koordinasi kelompok sehingga akan lebih efisien dan optimal.

Penggabungan ini dapat dilakukan pada unit pengadaan bahan baku, pemasaran,

pengemasan atau unit lain yang dianggap penting untuk digabungkan. Industri

kecil masih mempunyai otonomi sendiri pada unit kegiatan lain yang tidak

digabungkan dalam kelompok tersebut. Penggabungan ini diharapkan dapat

mengoptimalkan sumberdaya yang ada sehingga secara ekonomis akan lebih

efisien dan layak. Secara skematis model kelembagaan usaha industri kecil jamu

dapat dilihat pada Gambar 37.

Pada tahap selanjutnya kelompok usaha ini akan berkembang menjadi

skala yang lebih besar. Penggabungan unit usaha kedalam skala yang lebih besar

ini dapat berkembang pada unit kegiatan yang lebih banyak atau juga dapat

menjadi lebih sedikit tergantung kebutuhan pada skala yang lebih besar tersebut.

Perkembangan menjadi skala lebih besar ini diharapkan akan berkembang sesuai

dengan kebutuhan industri kecil jamu. Pada suatu titik tertentu akan tercapai suatu

skala yang optimal untuk menyatukan kekuatan kekuatan tersebut. Kelompok

usaha yang terbentuk dapat melakukan kerjasama dengan kelompok lain melalui

jaringan kelompok usaha.

Page 84: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

159

Industri KecilJamu

Kelompok Usaha

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Kelompok Usaha

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Kelompok Usaha

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Kelompok Usaha

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

Industri KecilJamu

JaringanKelompok Usaha

Keterangan :

: Kerjasama Fungsional : Koordinasi

Gambar 37 Model kelembagaan usaha industri kecil jamu.

Kelompok Usaha Industri Kecil Jamu

Kelompok usaha adalah merupakan perkumpulan dari industri kecil jamu

yang terorganisir untuk melaksanakan salah satu atau beberapa bagian dari

kegiatan industri. Otonomi masing masing industri kecil jamu masih terjaga

dalam menentukan kebijakan manajemen usahanya. Kelompok usaha berfungsi

untuk mengkoordinasikan suatu bagian usaha sehingga secara ekonomis dan

teknis akan lebih optimal apabila dilakukan secara sendiri-sendiri. Kerjasama

merupakan salah satu cara bagi industri kecil jamu yang kurang baik dalam

kemampuan sumberdaya tertentu untuk bergabung dengan industri kecil jamu

lain yang saling melengkapi dengan tujuan memberikan keunggulan kompetitif

yang dicapai bersama.

Page 85: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

160

Prinsip dasar dari kelompok usaha ini adalah mensinergikan kekuatan kekuatan

kecil dari industri tersebut menjadi kekuatan yang lebih besar dengan mengubah

persaingan antar industri kecil jamu yang tidak sehat menjadi suatu kolaborasi

antar industri kecil jamu sehingga akan dapat mengurangi kelemahan-kelemahan

yang dimiliki industri kecil jamu tersebut. Kelompok usaha ini terdiri dari kurang

lebih 10 industri kecil jamu yang mempunyai kepentingan yang sama untuk

melakukan kerjasama fungsional.

Pada tahap awal pembentukan kelompok usaha diawali dengan identifikasi

potensi kerjasama antar industri kecil jamu untuk memperoleh informasi

mengenai potensi yang dimiliki oleh masing-masing industri kecil jamu. Potensi

inilah yang akan merupakan dasar pertimbangan dalam melakukan kerjasama

fungsional antar industri kecil jamu. Pada tahap selanjutnya adalah identifikasi

kebutuhan kerjasama dari masing-masing industri kecil jamu yang akan

melakukan kerjasama, hasil dari identifikasi ini adalah unit kegiatan yang perlu

dilakukan kerjasama dalam kelompok usaha pada industri kecil jamu.Unit

kegiatan yang dilakukan kerjasama dapat satu atau beberapa unit kegiatan sesuai

dengan kebutuhan dan kesepakatan dari masing-masing industri kecil jamu yang

akan melakukan kerjasama tersebut.

Tahapan selanjutnya adalah penentuan industri kecil jamu yang akan

melakukan kerjasama. Dengan melihat potensi dan kebutuhan kerjasama pada

tahap sebelumnya maka akan dapat ditentukan industri kecil mana yang akan

melakukan kerjasama fungsional melalui kelompok usaha. Tahapan ini akan

menghasilkan kesiapan industri kecil jamu untuk melakukan kerjasama. Penataan

aturan kerjasama sangat diperlukan setelah terjadi kesepakatan untuk melakukan

kerjasama dalam kelompok usaha. Aturan ini diperlukan untuk mendapatkan

kepastian usaha sehingga masing-masing industri kecil jamu mengetahui hak dan

kewajiban masing-masing. Aturan yang disepakati akan menghasilkan batasan

kelembagaan, hak dan kewajiban masing-masing industri kecil jamu, struktur

insentif dan mekanisme penegakan hak dan kewajiban.

Dengan terbentuknya kesepakatan kerjasama tersebut maka proses

kerjasama dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan tersebut. Anggota

kelompok usaha berkewajiban untuk melaksanakan semua kesepakatan yang telah

dibuat bersama. Proses operasional kerjasama perlu adanya penyesuaian antar

Page 86: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

161

masing-masing industri kecil jamu agar kerjasama dapat berjalan

berkesinambungan. Untuk menjamin keberlangsungan proses kerjasama tersebut

maka perlu adanya evaluasi yang terus menerus selama proses berlangsung.

Umpan balik dari evaluasi ini akan sangat diperlukan dalam proses pentuan

industri kecil jamu pelaku kerjasama, penataan aturan kerjasama dan proses

operasional kerjasama. Penyesuaian-penyesuaian akan dilakukan selama proses

berlangsung sehingga akan tercipta suatu pemahaman yang saling menguntungkan

masing-masing industri kecil jamu.

Model Strategi Bauran Pemasaran

Permasalahan usaha kecil pada bidang pemasaran terfokus pada tiga hal

yaitu permasalahan persaingan pasar dan produk, permasalahan akses terhadap

informasi pasar dan permasalahan kelembagaan pendukung usaha. Munculnya

permasalahan-permasalahan bidang pemasaran pada usaha kecil tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang berpengaruh antara lain sumberdaya

manusia yaitu tingkat pendidikan dan ketrampilan pengusaha, khususnya

berkaitan dengan pemasaran. Pengusaha kecil dituntut untuk dapat menyusun

perencanaan dan strategi pemasaran yaitu meliputi : pengembangan produk,

kebijakan harga, promosi dan distribusi.

Pengusaha kecil jamu juga kurang mampu membaca dan mengakses

peluang-peluang pasar yang potensial dan memiliki prospek yang cerah.

Akibatnya pemasaran produk cederung statis dan monoton, baik dilihat dari segi

diversifikasi produk, kualitas, maupun pasar. Dengan melihat kenyataan tersebut

maka usaha kecil termasuk industri kecil jamu harus mampu menerapkan strategi

pemasaran sehingga mampu bersaing di pasar.

Model strategi bauran pemasaran dirancang untuk membantu pengusaha

kecil jamu menentukan strategi apa yang akan dipakai berdasarkan parameter-

parameter yang ada. Model strategi bauran pemasaran dirancang dalam bentuk

sistem pakar. Pengusaha kecil dapat melakukan konsultasi melalui sistem pakar

ini yang kemudian akan diperoleh hasil konsultasi yang berupa strategi bauran

pemasaran dan saran/pertimbangan dalam menerapkan strategi tersebut.

Page 87: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

162

Model Pengembangan Industri Kecil Jamu

Model pengembangan industri kecil jamu dirancang untuk mensinergikan

kekuatan-kekuatan pada industri jamu jamu yang tergabung dalam kelompok

usaha. Otonomi masing masing industri kecil jamu masih terjaga dalam

menentukan kebijakan manajemen tetapi terkoordinasi dalam suatu manajemen

operasional kelompok usaha. Sebagai suatu sistem pengembangan industri kecil

jamu akan melibatkan berbagai pelaku seperti pemerintah daerah (instansi terkait),

petani bahan baku, industri besar jamu, lembaga keuangan, konsumen jamu,

perguruan tinggi dan masyarakat sekitar.

Masing-masing pelaku akan mempunyai peran sendiri-sendiri dan

mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri. Model pengembangan industri kecil jamu

dapat dilihat pada Gambar 38. Dari Gambar 38 tersebut akan terlihat peran

masing-masing pelaku dalam pengembangan industri kecil jamu. Dengan model

ini maka akan tercipta kombinasi antara persaingan yang ketat disatu pihak dan

kerjasama yang kuat di pihak yang lain diantara industri kecil jamu. Melalui

kerjasama yang kuat ini akan tercipta suatu spesialisasi dan efisiensi kolektif yang

tinggi. Pengembangan industri kecil jamu dengan menggunakan model ini akan

menarik pusat-pusat pelayanan yang akan disediakan oleh pemerintah yang dapat

digunakan oleh industri kecil ini secara bersama-sama. Melalui model ini industri

kecil jamu diharapkan mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam

menghadapi perubahan-perubahan pasar.

Page 88: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

Keterangan: : Hubungan fungsional : Koordinasi

Gambar 38. Model pengembangan industri kecil jamu.

Pemasaran

Kerjasama Fungsional

Koperasi Jamu

Indonesia

Layanan dan konsultasi

Pengembangan SDM

Kerjasama Fungsional

Pembiayaan Dukungan Kebijakan Kerjasama

Fungsional

Sumber bahan baku

Petani bahan baku

Pedagang pemasok

Pasar bahan baku

Pemda Lembaga keuangan

Pedagang jamu

Agen jamu

Konsumen

Industri besar jamu

Perguruan Tinggi

Pusat Pengembangan

bisnis

Industri kecil jamu

Industri kecil jamu

Industri kecil jamu

Industri kecil jamu

Kelompok Usaha

Page 89: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

Tahapan Implementasi

Pengembangan industri kecil jamu dirancang untuk mensinergikan sumber

daya dan kekuatan-kekuatan pada industri kecil jamu yang tergabung dalam

kelompok usaha. Otonomi masing masing industri kecil jamu masih terjaga dalam

menentukan kebijakan manajemen tetapi terkoordinasi dalam suatu manajemen

operasional kelompok usaha. Prinsip dasar dari pengembangan industri kecil jamu

ini adalah mengubah persaingan antar industri kecil jamu yang tidak sehat

menjadi suatu kolaborasi antar industri kecil jamu sehingga akan dapat

mengurangi kelemahan-kelemahan yang dimiliki industri kecil jamu tersebut.

Kerjasama merupakan cara utama bagi perusahaan yang kurang baik dalam

kemampuan sumberdaya tertentu untuk bergabung dengan perusahaan lain yang

mempunyai keahlian dan sumberdaya lain untuk saling melengkapi dengan tujuan

memberikan keunggulan kompetitif yang dicapai bersama (Faulker dan Bowman

1997).

Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam industri kecil jamu akan

diatasi dengan mensinergikan sumberdaya dan kompetensi yang dimiliki oleh

masing-masing industri kecil jamu. Pada tahap awal implementasi model perlu

adanya fasilitasi dari lembaga yang kompeten sehingga sinergi sumberdaya dan

kompetensi dapat terjadi. Pemerintah dengan lembaga pendamping memiliki

peran penting pada tahap awal ini sehingga proses kerjasama antar industri kecil

jamu dapat berjalan dengan baik. Tahapan implementasi model pengembangan

industri kecil jamu dapat dilihat pada gambar 39.

Model pengembangan industri kecil jamu diimplementasikan dengan

membentuk kelompok usaha yang akan melakukan kerjasama fungsional antar

industri kecil jamu. Kerjasama fungsional dilakukan sesuai dengan kebutuhan

masing-masing industri kecil jamu sehingga akan tercipta kerjasama yang saling

menguntungkan. Pada tahap awal implementasi diawali dengan identifikasi

potensi kerjasama antar industri kecil jamu untuk memperoleh informasi

mengenai potensi yang dimiliki oleh masing-masing industri kecil jamu. Potensi

inilah yang akan merupakan dasar pertimbangan dalam melakukan kerjasama

fungsional antar industri kecil jamu. Pada tahap selanjutnya adalah identifikasi

kebutuhan kerjasama dari masing-masing industri kecil jamu yang akan

Page 90: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

165

melakukan kerjasama, hasil dari identifikasi ini adalah unit kegiatan yang perlu

dilakukan kerjasama dalam kelompok usaha pada industri kecil jamu.Unit

kegiatan yang dilakukan kerjasama dapat satu atau beberapa unit kegiatan sesuai

dengan kebutuhan dan kesepakatan dari masing-masing industri kecil jamu yang

akan melakukan kerjasama tersebut.

Gambar 39 Tahapan implementasi model pengembangan industri kecil jamu.

Tahapan selanjutnya adalah penentuan industri kecil jamu yang akan

melakukan kerjasama. Dengan melihat potensi dan kebutuhan kerjasama pada

tahap sebelumnya maka akan dapat ditentukan industri kecil mana yang akan

melakukan kerjasama fungsional melalui kelompok usaha. Tahapan ini akan

menghasilkan kesiapan industri kecil jamu untuk melakukan kerjasama. Penataan

Ya

Tidak

Identifikasi potensi kerjasama kelompok usaha

Mulai

Identifikasi kebutuhan kerjasama kelompok usaha

Penentuan industri kecil jamu pelaku kerjasama kelompok usaha

Evaluasi hasil kerjasama kelompok usaha

Proses operasional Kerjasama kelompok usaha

Penataan aturan kerjasama kelompok usaha

Potensi kerjasama

Kerjasama yang dibutuhkan

Kesiapan industri kecil jamu

Kesepakatan kerjasama

Selesai

Terpenuhi

Page 91: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · klasifikasi sub elemen berdasarkan karakteristik yang dinyatakan dengan tingkat ... Elemen kebutuhan pengembangan industri kecil jamu

166

aturan kerjasama sangat diperlukan setelah terjadi kesepakatan untuk melakukan

kerjasama dalam kelompok usaha. Aturan ini diperlukan untuk mendapatkan

kepastian usaha sehingga masing-masing industri kecil jamu mengetahui hak dan

kewajiban masing-masing. Aturan yang disepakati akan menghasilkan batasan

kelembagaan, hak dan kewajiban masing-masing industri kecil jamu, struktur

insentif dan mekanisme penegakan hak dan kewajiban.

Dengan terbentuknya kesepakatan kerjasama tersebut maka proses

kerjasama dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan tersebut. Proses operasional

kerjasama perlu adanya penyesuaian antar masing-masing industri kecil jamu agar

kerjasama dapat berjalan berkesinambungan. Untuk menjamin keberlangsungan

proses kerjasama tersebut maka perlu adanya evaluasi yang terus menerus selama

proses berlangsung. Umpan balik dari evaluasi ini akan sangat diperlukan dalam

proses penentuan industri kecil jamu pelaku kerjasama, penataan aturan kerjasama

dan proses operasional kerjasama. Penyesuaian-penyesuaian akan dilakukan

selama proses berlangsung sehingga akan tercipta suatu pemahaman yang saling

menguntungkan masing-masing industri kecil jamu.