HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing...

46
37 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik dan Morfometri Bandikut Karakteristik Eksternal Hasil identifikasi di Australia melalui LIPI diketahui bahwa bandikut yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejenis kalubu (Echymipera kalubu) yang merupakan jenis kompleks yang saat ini sedang dipelajari di Australia oleh Dr.Kent Aplin. Jenis ini termasuk Anak Kelas (Subclassis) Eutheria/Marsupialia, Bangsa (Ordo) Peramelemorphia, Suku (Familia) Peroryctidae. Menurut Flannery (1995a), bandikut jenis ini termasuk dalam kategori secure yang berarti masih aman, tidak terancam punah atau tingkat kepunahannya masih rendah. Bandikut (E. kalubu) ini memiliki karakteristik dan sifat yang unik. Tubuhnya tebal dan padat dengan leher yang pendek. Warna bulu kecoklatan dan hitam dengan bagian atas (dorso-lateral) mulai dari moncong sampai caudal kehitaman yang merupakan campuran rambut berujung kuning dan hitam. Rambut yang menutupi kulitnya kaku seperti duri biasa disebut pula sebagai spiny bandicoot. Bagian ventral memanjang dari kaki belakang bagian dalam (ventral), dada, abdomen dan kaki depan sampai rahang bawah dan tepat di bawah mata berwarna putih tetapi ada juga yang berwarna kemerahan atau coklat kekuningan sehingga seperti terdapat batas warna yang tajam terutama dari moncong sampai tepat di bawah mata. Oleh karena itu sampel bandikut yang digunakan dalam materi penelitian ini terdiri dari 2 jenis yang kemudian disebutkan sebagai bandikut dada putih dan dada merah sesuai sebutan lokal oleh masyarakat di Papua (Gambar 7). Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan indra penciumannya yang tajam. Pada jenis dada putih pada bagian hidung lebih meruncing atau memanjang (Gambar 8A), sedangkan pada jenis dada merah kepala ke arah hidung lebih pendek (Gambar 8C). Beberapa rambut pelindung (sungut) tumbuh panjang disekitar moncong dan di kanan kiri bagian atas bawah mata, pada bandikut

Transcript of HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing...

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

37

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik dan Morfometri Bandikut

Karakteristik Eksternal

Hasil identifikasi di Australia melalui LIPI diketahui bahwa bandikut yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sejenis kalubu (Echymipera kalubu) yang

merupakan jenis kompleks yang saat ini sedang dipelajari di Australia oleh Dr.Kent

Aplin. Jenis ini termasuk Anak Kelas (Subclassis) Eutheria/Marsupialia, Bangsa

(Ordo) Peramelemorphia, Suku (Familia) Peroryctidae. Menurut Flannery (1995a),

bandikut jenis ini termasuk dalam kategori secure yang berarti masih aman, tidak

terancam punah atau tingkat kepunahannya masih rendah.

Bandikut (E. kalubu) ini memiliki karakteristik dan sifat yang unik. Tubuhnya

tebal dan padat dengan leher yang pendek. Warna bulu kecoklatan dan hitam dengan

bagian atas (dorso-lateral) mulai dari moncong sampai caudal kehitaman yang

merupakan campuran rambut berujung kuning dan hitam. Rambut yang menutupi

kulitnya kaku seperti duri biasa disebut pula sebagai spiny bandicoot. Bagian ventral

memanjang dari kaki belakang bagian dalam (ventral), dada, abdomen dan kaki

depan sampai rahang bawah dan tepat di bawah mata berwarna putih tetapi ada juga

yang berwarna kemerahan atau coklat kekuningan sehingga seperti terdapat batas

warna yang tajam terutama dari moncong sampai tepat di bawah mata. Oleh karena

itu sampel bandikut yang digunakan dalam materi penelitian ini terdiri dari 2 jenis

yang kemudian disebutkan sebagai bandikut dada putih dan dada merah sesuai

sebutan lokal oleh masyarakat di Papua (Gambar 7).

Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang

panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan indra

penciumannya yang tajam. Pada jenis dada putih pada bagian hidung lebih meruncing

atau memanjang (Gambar 8A), sedangkan pada jenis dada merah kepala ke arah

hidung lebih pendek (Gambar 8C). Beberapa rambut pelindung (sungut) tumbuh

panjang disekitar moncong dan di kanan kiri bagian atas bawah mata, pada bandikut

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

38

A B

Gambar 7 Bandikut dada merah (A) dan bandikut dada putih (B).

dada putih rambut tersebut lebih panjang dibanding pada bandikut dada merah. Mata

terlihat kecil dan hitam. Telinga gelap, pendek dan membulat diselimuti bulu yang

sangat halus (Gambar 8B).

A B C

Gambar 8 Kepala dan moncong bandikut dada putih dan dada merah.

Ekor pendek dan gelap serta kasar dan kaku, ditumbuhi bulu halus dan jarang

seperti pada telinga. Kaki depan dan belakang batas meta tarsal/carpal ditumbuhi

bulu halus dengan telapak gelap. Jari kedua dan ketiga kaki belakang pada pangkal

cakarnya disatukan oleh kulit dan hanya ujung sendi terakhir (tanda panah) dan

kukunya yang terpisah, sedangkan jari kaki depan tidak (Gambar 9).

Kaki depan bandikut lebih pendek dan kecil dari kaki belakang tetapi kuat

dengan tiga cakar yang panjang sebagai senjata untuk melindungi diri dan menangkap

mangsa, juga sebagai alat untuk menggali lubang sarang atau makanan serta untuk

menggaruk waktu membersihkan diri dari kotoran atau ektoparasit. Kaki belakang

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

39

A B C

Gambar 9 Jari kaki depan (A), jari kaki belakang (B) dan

telapak kaki depan dan kaki belakang (C).

yang memanjang mirip kanguru, bila berdiri terlihat punggungnya melengkung

seperti duduk dan kedua kaki depan menggantung. Berjalannya dengan cara

berjingkrak atau meloncat-loncat pelan. Kaki belakang yang panjang memungkinkan

bandikut mampu meloncat setinggi 150 meter.

Bandikut ini mempunyai susunan gigi poliprotodon yaitu memiliki banyak

pasang gigi seri di rahang di antara gigi taringnya. Formula susunan gigi bandikut

yang diteliti adalah I4/3 C1/1 P3/3 M4/4 (Gambar 10). Susunan gigi tersebut sesuai

dengan yang dilaporkan Tate (1948) dan Lindenmayer (1997) bahwa susunan gigi

bandikut I4-5/3 C 1/1 P 3/3 M 4/4. Bentuk geligi yang kecil-kecil dapat diduga bahwa

bandikut kurang mampu mengunyah makanan yang keras.

Gambar 10 Susunan geligi bandikut.

Antara bandikut jantan dan betina dewasa terdapat sedikit perbedaan dalam

berat tubuh, pada jantan memiliki ukuran sedikit lebih besar dari betina. Secara

morfologi, bandikut jantan dan betina mudah dibedakan. Pada betina memiliki

Rahang atas

Rahang bawah

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

40

kantung tempat menyusui anak yang terbuka ke arah belakang, di bagian ventro-

abdomen dekat anus. Di dalam kantung tersebut terdapat 8 buah puting susu yang

berjajar dua, masing-masing jajar membentuk setengah busur yang saling

berhadapan. Pada jantan ditandai dengan adanya 2 buah testes yang terbungkus dalam

scrotum menggantung keluar dari abdomen sekitar 3 cm dari anus. Saluran testes ini

menggantung sepanjang 1,7 cm. Saluran akhir alat reproduksi, saluran kencing dan

saluran pembuangan kotoran bermuara dalam satu saluran anus atau dapat pula

disebut sebagai kloaka seperti yang terdapat pada hewan unggas pada umumnya

(Gambar 11).

8 puting susu urogenital betina

dalam kantung testes penis anus

Gambar 11 Puting susu dalam kantung bandikut betina serta

alat reproduksi bandikut jantan dan betina.

Selama penelitian diketahui bahwa bandikut merupakan satwa yang sangat

nervous dan mudah stress. Setiap individu harus dipisahkan dan tidak dapat dicampur

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

41

di dalam satu kandang. Apabila dicampur maka akan saling berkelahi, baik antar

jantan, antar betina maupun antar jantan dan betina. Menurut Menzies (1991),

keadaan tersebut merupakan ciri hewan soliter dan memiliki daerah territorial tertentu.

Mackerras and Smith (1960) juga menjelaskan bahwa secara umum bandikut

dianggap sebagai hewan soliter dan suka berkelahi (pugnacious). Aktifitas harian

bandikut hanya dilakukan pada malam hari, sedangkan waktu siang hari digunakan

untuk istirahat di sarang.

Pada induk yang sedang menyusui, bila anaknya sudah berbau asing, misal di

pegang manusia maka anak tersebut akan dimakan oleh induknya sendiri. Induk

biasa sangat bereaksi bila anaknya diambil dan dikembalikan maka anaknya akan

dibunuh dan dimakan. Hal ini diduga sebagai suatu cara pertahanan diri untuk

menghilangkan jejak. Menurut Gemmell (1982), bandikut betina di dalam kandang

cenderung kanibal untuk membunuh dan memakan anaknya. Bayi bandikut lahir

dalam keadaan belun tumbuh sempurna, berwarna merah jambu tanpa ditumbuhi

rambut dan mata tertutup (Gambar 12).

1 2 3

4 5

Gambar 12 Perkembangan bayi bandikut (1 ke 5) dalam kantung sampai

mulai tumbuh rambut dengan mata masih tertutup.

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

42

Menurut Lyne (1990), rambut pertama akan muncul di tubuh pada umur 45 hari,

mata akan terbuka dan mulai meninggalkan kantung induknya antara umur 45-50 hari,

selanjutnya penyapihan terjadi pada umur 56-60 hari dan akan mengikuti induknya

sampai umur 71-73 hari. Induk mulai kawin kembali setelah anak di dalam kantung

umur 49-50 hari dan masih didalam kantung. Anaknya berhenti menyusu pada umur

59-61 hari ketika induk melahirkan anak berikutnya. Rata-rata kelahiran terjadi setiap

65 hari atau 6 kali kelahiran terjadi selama 13 bulan (Stodart, 1977).

Reproduksi bandikut dicirikan oleh masa bunting yang pendek dan kelahiran

anak yang belum sempurna. Pertumbuhan dan perkembangan anak bandikut

selanjutnya terjadi didalam kantung selama periode menyusu, yaitu perkembangan

atau perubahan pendewasaan yang lebih sempurna dari pada waktu lahir. Selama

pertumbuhan dan perkembangan di dalam kantung, selain sintesis oleh bayi bandikut

itu sendiri, susu induknya yang hanya memungkinkan sebagai sumber hormon dan

faktor-faktor pertumbuhan. Saunders et al. (2000) melaporkan bahwa kelenjar

pituitary pada marsupial yang baru dilahirkan mampu mensistesis dan mensekresikan

hormon pertumbuhan (GH-growth hormone), tetapi kelenjar tyroid tidak terdapat saat

lahir dan akan berkembang selama hidup di dalam kantung. Hal ini telah dibuktikan

bahwa konsentrasi GH plasma paling tinggi pada awal kehidupan dalam kantung dan

setelah itu cenderung turun secara eksponensial sampai waktu penyapihan (sekitar

umur 60 hari) tetapi masih lebih tinggi dari level periode dewasa. Sebaliknya,

konsentrasi thyroxin plasma rendah pada awal menyusu, kemudian meningkat

mencapai maksimal pada hari ke 40 post-partum dan menurun kembali hingga ke

level pada periode dewasa. Folikel kelenjar tyroid dan lysosoma mulai muncul pada

umur 12 hari pos-partum yang diperlukan untuk mensekresikan hormon aktif ke

dalam pembuluh darah dan nampak nyata pada umur 30 hari. Gemmell dan Hendrikz

(1993) juga melaporkan bahwa dari pertumbuhan lambat ke pertumbuhan yang lebih

cepat pada bayi bandikut terjadi pada hari ke 30 post-partum. Hal ini disebabkan

sekresi GH yang masih di atas level periode dewasa untuk fase pertama pertumbuhan

cepat dari umur 20-30 hari. Sedangkan pada mamalia berplacenta (eutherian), folikel

kelenjar tyroid sudah ada sejak awal dalam kebuntingan dan puncak konsentrasi

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

43

thyroxin terjadi setelah lahir. Konsentrasi GH juga tinggi selama dalam kebuntingan

dan terjadi penurunan beberapa hari sebelum lahir.

Morfometri Bandikut

Morfometri merupakan ukuran-ukuran tubuh yang tampak dari luar. Ukuran

tubuh sangat penting terutama untuk keperluan seleksi pada ternak. Melalui ukuran

tubuh dapat digunakan sebagai alat untuk menduga produktivitas ternak yang

bersangkutan. Pada penelitian ini digunakan sampel 30 ekor bandikut tanpa

dibedakan jenis kelamin dan jenis warna dada. Ukuran tubuh bandikut hasil

penelitian disajikan pada Tabel 2.

Pada Tabel 2 terlihat bahwa berat tubuh bandikut yang ditemukan pada

penelitian ini sangat bervariasi mulai dari berat 450 – 4 600 g dengan rataan

1 188.33 g. Bandikut seberat 4 600 g tersebut merupakan berat paling tinggi yang

pernah ditemukan. Keadaan ini dapat mengindikasikan bahwa apabila dibudidayakan

bandikut di Papua memiliki potensi bisa mencapai berat di atas 4.5 Kg jika ditunjang

dengan faktor-faktor lingkungannya. Menurut Berg dan Butterfield (1976), faktor

lingkungan yang dimaksud adalah iklim, makanan dan tatalaksana. Rata-rata berat

bandikut pada jenis yang sama yang tercatat telah ditemukan adalah 1 800 g di PNG

dengan berat jantan rata-rata 1 173 g dan betina 685 g (Anderson, Berry, Amos and

Cook, 1988), 450 - 1500 g (Flannery, 1995a), 405 - 1 000g (Flannery, 1995b) dan

500-2 000 g (Strahan, 1990).

Hasil uji korelasi Pearson dapat diketahui bahwa dari ukuran-ukuran tubuh yang

di amati hanya pada ukuran panjang ekor (r = 0.23), lebar telapak kaki depan (r =

-0.25), lebar telapak kaki belakang (r = 0.17), panjang caecum (r = 0.33) dan panjang

colon (r = 0.24) menunjukkan memiliki keeratan hubungan yang rendah (P>0.05)

terhadap berat tubuh bandikut. Pada lebar kaki depan terdapat hubungan negatif yang

tidak nyata. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa terdapat kecenderungan semakin

tinggi bobot badan bandikut tidak diikuti oleh semakin lebar telapak kaki depannya.

Keadaan tersebut diduga karena telapak kaki depan bandikut kurang aktif digunakan

untuk menapak. Sedangkan panjang telinga (r = 0.41), dan lingkar kaki depan

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

44

Tabel 2 Rataan, standar deviasi, maksimum, minimum dan koefisien

korelasi ukuran-ukuran tubuh terhadap berat badan bandikut

Parameter n Rataan SD Max Min r - thd

brt bdn

Berat badan (g)

Panjang badan+kpl (cm)

Panjang moncong (cm)

Panjang kepala (cm)

Panjang badan (cm)

Lingkar leher (cm)

Lingkar dada (cm)

Lebar dada (cm)

Dalam dada (cm)

Panjang telinga (cm)

Lebar telinga (cm)

Tinggi badan dpn bahu (cm)

Tinggi bdn blk pinggul (cm)

Lingkar kaki depan (cm)

Lingkar kaki belakang (cm)

Lingkar perut (cm)

Panjang ekor (cm)

Panj. telapak kaki dpn (cm)

Panj. Telapak kaki blk (cm)

Panj. kuku kaki depan (cm)

Panj. kuku kaki blk (cm)

Lebar telapak kaki dpn (cm)

Lebar telapak kaki blk (cm)

Morfometri visceral

Berat jantung (g)

Berat paru-paru (g)

Berat hati (g)

Berat ginjal (g)

panjang oesophagus (cm)

panjang usus halus (cm)

panjang ventriculus (cm)

panjang caecum (cm)

panjang colon (cm)

Berat limpa (g)

lebar ventriculus (cm)

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

28

30

30

30

30

30

30

27

27

27

18

27

27

26

25

26

24

21

1 188.33

33.40

4.26

9.04

25.38

14.73

22.34

5.64

7.52

2.19

1.72

11.47

12.27

8.07

12.69

22.97

7.32

3.21

5.97

1.45

1.31

1.19

1.42

5.06

7.91

29.30

3.93

9.71

76.65

4.38

3.10

17.53

3.61 3.04

776.34

4.46

0.66

1.28

3.47

1.77

2.99

1.13

1.17

0.47

0.19

2.03

2.20

1.54

1.87

2.90

1.26

0.60

0.89

0.36

0.34

0.40

0.38

2.97

3.90

11.06

3.26

2.08

16.82

1.0

0.83

3.95

2.16

0.88

4600

43

5.5

12

32

21

28.5

9

11

3

2.1

17

18

11.5

16

28.5

10

4.5

8

2.2

2.2

1.8

2

14.3

18

62.9

13.2

15

118.5

7

5

33

8.5

5.3

455

26

3

7

19

12

17

4.1

5.6

0.2

1.4

6.8

9

6

9

16

5.5

2

4.4

0.7

0.7

0.3

0.4

1.5

2.5

10.5

1

6

48

2.6

1.5

12

1

2

0.73**

0.56**

0.76**

0.70**

0.48**

0.64**

0.81**

0.83**

0.41*

0.47**

0.77**

0.79**

0.42*

0.49**

0.58**

0.23

0.66**

0.68**

0.55**

0.53**

-0.25

0.17

0.77**

0.74**

0.72**

0.61**

0.50**

0.62**

0.53**

0.33

0.24

0.54**

0.57** Keterangan : r = koefisien korelasi, *) taraf kepercayaan 95 %, **) taraf kepercayaan 99 %

(r = 0.42) secara nyata (P<0.05) mempunyai korelasi positip terhadap berat tubuh.

Tetapi sebagian besar ukuran-ukuran tubuh bandikut lainnya secara sangat nyata

(P<0.01) memiliki korelasi yang sangat nyata terhadap berat badan bandikut. Artinya,

semakin besar ukuran-ukuran bagian tubuh tersebut semakin tinggi pula berat tubuh

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

45

bandikut yang bersangkutan. Artinya ukuran tubuh tersebut mempunyai keeratan

hubungan yang sangat tinggi terhadap berat badan bandikut.

Gambaran morfometri bandikut berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

Tabel 3. Hasil uji beda nyata terkecil (LSD) antara ukuran-ukuran tubuh bandikut

jantan dan betina disajikan pada Lampiran 1.

Pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa berat badan jantan (1 483.75 g), panjang

badan tanpa kepala (26.66 cm), dalam dada (7.92 cm) dan tinggi badan depan bahu

(12.2 cm) secara nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran pada betina

secara berurutan adalah 850.71 g, 23.93 cm, 7.06 cm dan 10.63 cm. Sedangkan

ukuran-ukuran tubuh bandikut jantan yang secara sangat signifikan (P<0.01) lebih

tinggi dari ukuran betina adalah lingkar leher (15.47 cm), lingkar dada (23.63cm),

tinggi badan belakang pinggul (13.19 cm), lingkar kaki depan (8.69 cm), lingkar kaki

belakang (13.49 cm), panjang ekor (7.83 cm), panjang telapak kaki depan (3.48 cm)

dan panjang telapak kaki belakang (6.46 cm) dan pada betina yaitu 13.89 cm, 20.95

cm, 11.22 cm, 7.36 cm, 11.79 cm, 6.74 cm, 2.89 cm dan 5.41 cm. Ukuran tubuh

lainnya, terutama morfometri organ visceral tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata (P>0.05) antara jantan dan betina. Tingginya beberapa ukuran pada tubuh

jantan dibandingkan pada betina diduga karena ukuran-ukuran tersebut kecuali

panjang ekor (Tabel 2) memiliki korelasi positif yang cukup tinggi terhadap berat

badan, sedangkan berat badan jantan secara nyata lebih tinggi dibandingkan berat

betina sehingga sangat erat sekali hubungannya, semakin berat tubuh akan cenderung

semakin tinggi pula ukuran tubuh yang berkorelasi positif terhadap berat tubuhnya.

Lebih tingginya berat badan bandikut jantan dari pada betina diduga karena faktor

jenis kelamin. Menurut Devendra & Burns (1970), hewan jantan lebih besar dari

betina.

Gambaran morfometri bandikut berdasarkan jenis warna dada ditampilkan pada

Tabel 4. Hasil uji beda nyata terkecil (LSD) antara ukuran-ukuran tubuh bandikut

dada putih dan dada merah diperlihatkan pada Lampiran 2.

Pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa dari hasil uji beda nyata terkecil

(Lampiran 2), panjang moncong (4.76 cm), panjang kepala (9.84 cm) dan lebar

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

46

telinga bandikut dada putih secara sangat nyata (P<0.01) lebih panjang dan lebar

dibandingkan dengan bandikut dada merah yaitu 3.77 cm, 8.23 cm dan 1.61 cm.

Tabel 3 Rataan morfometri bandikut berdasarkan jenis kelamin

Ukuran Tubuh Jantan Betina

Rataan SD Rataan SD

Berat badan (g)

Panjang badan+kpl (cm)

Panjang moncong (cm)

Panjang kepala (cm)

Panjang badan (cm)

Lingkar leher (cm)

Lingkar dada (cm)

Lebar dada (cm)

Dalam dada (cm)

Panjang telinga (cm)

Lebar telinga (cm)

Tinggi badan dpn bahu (cm)

Tinggi bdn blk pinggul (cm)

Lingkar kaki depan (cm)

Lingkar kaki belakang (cm)

Lingkar perut (cm)

Panjang ekor (cm)

Panj. telapak kaki dpn (cm)

Panj. Telapak kaki blk (cm)

Panj. kuku kaki depan (cm)

Panj. kuku kaki blk (cm)

Lebar telapak kaki dpn (cm)

Lebar telapak kaki blk (cm)

Morfometri visceral

Berat jantung (g)

Berat paru-paru (g)

Berat hati (g)

Berat ginjal (g)

panjang oesophagus (cm)

panjang usus halus (cm)

panjang ventriculus (cm)

panjang caecum (cm)

panjang colon (cm)

Berat limpa (g)

lebar ventriculus (cm)

1483.75a

34.72

4.41

9.40

26.66a

15.47A

23.63A

5.95

7.92a

2.21

1.73

12.2a

13.19A

8.69A

13.49A

23.88

7.83A

3.48A

6.46A

1.52

1.38

1.25

1.45

5.02

8.01

27.44

2.82

10.30

79.36

4.69

3.57

18.22

3.54

3.38

952.29

4.55

0.71

1.40

3.53

2.03

3.47

1.36

1.28

0.63

0.25

2.05

2.32

1.64

1.61

2.65

1.20

0.55

0.89

0.37

0.35

0.45

0.43

2.74

4.42

8.73

1.26

2.46

19.19

1.04

0.64

4.89

2.48

1.01

850.71b

31.89

4.10

8.62

23.93b

13.89B

20.95B

5.29

7.06b

2.16

1.72

10.63b

11.22B

7.36B

11.79B

21.93

6.74B

2.89B

5.41B

1.38

1.23

1.18

1.39

4.14

7.36

28.86

3.36

8.75

69.86

3.91

2.49

16.59

3.25

2.73

260.69

3.99

0.58

1.01

2.86

0.92

1.72

0.68

0.87

0.20

0.09

1.70

1.54

1.10

1.77

2.92

1.10

0.50

0.52

0.35

0.31

0.30

0.32

1.87

3.13

10.01

2.75

0.98

11.06

0.92

0.52

0.69

1.93

1.64 *) superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0.05) dan superskrip huruf besar pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat

nyata (P<0.01).

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

47

Panjang telinga (2.37 cm), panjang kuku kaki depan (1.64 cm) dan berat paru-

paru (9.99 g) secara nyata (P<0.05) lebih tinggi dari pada bandikut dada merah

Tabel 4 Rataan morfometri bandikut berdasarkan jenis warna dada

Ukuran Tubuh Dada Putih Dada Merah

Rataan SD Rataan SD

Berat badan (g)

Panjang badan+kpl (cm)

Panjang moncong (cm)

Panjang kepala (cm)

Panjang badan (cm)

Lingkar leher (cm)

Lingkar dada (cm)

Lebar dada (cm)

Dalam dada (cm)

Panjang telinga (cm)

Lebar telinga (cm)

Tinggi badan dpn bahu (cm)

Tinggi bdn blk pinggul (cm)

Lingkar kaki depan (cm)

Lingkar kaki belakang (cm)

Lingkar perut (cm)

Panjang ekor (cm)

Panj. telapak kaki dpn (cm)

Panj. Telapak kaki blk (cm)

Panj. kuku kaki depan (cm)

Panj. kuku kaki blk (cm)

Lebar telapak kaki dpn (cm)

Lebar telapak kaki blk (cm)

Morfometri visceral

Berat jantung (g)

Berat paru-paru (g)

Berat hati (g)

Berat ginjal (g)

panjang oesophagus (cm)

panjang usus halus (cm)

panjang ventriculus (cm)

panjang caecum (cm)

panjang colon (cm)

Berat limpa (g)

lebar ventriculus (cm)

1475.00

35.40

4.76A

9.84A

26.73

15.03

23.07

6.03

8.09

2.37a

1.83A

12.33

13.23

8.33

13.30

24.13

7.89

3.50

6.25

1.64a

1.41

1.21

1.45

6.24

9.99a

34.86

5.05

10.18

81.50

4.91

2.47

19.04

4.24

3.31

984.27

4.35

0.45

1.22

3.39

2.35

2.64

1.26

1.09

0.32

0.15

1.91

2.47

1.37

1.53

2.66

1.30

0.56

0.77

0.21

0.29

0.42

0.38

3.49

4.13

11.76

4.01

1.93

18.62

0.97

0.90

0.60

4.68

2.28

901.67

31.40

3.77B

8.23B

24.03

14.43

21.60

5.25

6.94

2.01b

1.61B

10.61

11.31

7.81

12.09

21.80

6.71

2.91

5.69

1.27b

1.21

1.17

1.39

3.79

5.69b

23.31

2.53

9.17

71.43

3.77

3.73

15.78

2.86

2.79

321.82

3.71

0.43

0.71

3.10

0.90

3.22

0.85

0.97

0.54

0.16

1.81

1.38

1.71

2.03

2.74

0.93

0.50

0.93

0.39

0.36

0.38

0.38

1.60

2.09

6.35

1.06

2.20

13.42

0.64

0.70

0.58

1.81

1.83 *) superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang

nyata (P<0.05) dan superskrip huruf besar pada baris yang sama menunjukkan perbedaan

yang sangat nyata (P<0.01).

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

48

yang secara berurutan ukuran tersebut adalah 2.01 cm, 1.27 cm dan 5.69 g. Ukuran-

ukuran tubuh lainnya relatif sama tidak menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan (P>0.05) antara bandikut dada putih dan bandikut dada merah. Ukuran

tubuh yang berbeda secara signifikan ini dapat pula digunakan sebagai salah satu

penciri untuk membedakan kedua jenis bandikut tersebut. Disamping itu, tingginya

ukuran panjang moncong dan panjang kepala serta telinga dapat diduga bahwa

bandikut dada putih memiliki penciuman dan pendengaran yang lebih tajam dari

bandikut dada merah. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

indra penciumannya yang tajam. Sedangkan lebih panjangnya kuku kaki depan dan

lebih beratnya paru-paru dapat mengindikasikan bahwa bandikut dada putih lebih

tahan dan kuat dalam melakukan aktifitas hidupnya dibandingkan bandikut dada

merah. Panjang kuku kaki depan bandikut dada merah yang lebih pendek

dibandingkan pada bandikut dada putih, diduga bandikut dada merah lebih aktif

sehingga kuku kaki depannya menjadi aus karena banyak digunakan untuk aktivitas,

seperti berkelahi dan menggali tanah untuk mencari makanan dalam tanah.

Tingkah Laku dan Konsumsi Pakan Bandikut

Tingkah Laku Bandikut

Studi tingkah laku dan interaksi sosial di dalam kandang dari bandikut jenis ini

(Echymipera kalubu) belum banyak informasi. Beberapa peneliti Australia

melaporkan bandikut jenis Eastern barret (perameles gunii) yang ditempatkan di

dalam kandang tidak dapat bertahan hidup lama juga tidak dapat bereproduksi

(Murphy, 1993). Kajian tingkah laku bandikut jenis ini (Echymipera sp.) yang

ditempatkan di dalam kandang merupakan bagian dari upaya budidaya. Pengamatan

bandikut di lingkungan kandang dilakukan pada malam hari sesuai kebiasaan

bandikut sebagai hewan nokturnal. Delapan ekor bandikut ditempatkan dalam 8

kandang individu dengan ukuran setiap kandang adalah 2x1,8x1,5m. Lama

pengamatan setiap individu dilakukan selama 3 hari. Tingkah laku yang diamati

dalam penelitian ini meliputi tingkah laku makan, minum dan grooming serta aktifitas

lain yang dapat diamati.

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

49

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa waktu aktifitas bandikut di mulai pada

jam 18.05 – 18.55 dan mulai masuk sarang terakhir pada jam 01.39 – 04.20 subuh.

Pada siang hari, bandikut sama sekali tidak melakukan aktifitas, hanya terdengar

sekali-sekali suara garukan cakar membersihkan rambut (grooming) dan decak mulut

seperti mengecap makanan, diduga suara tersebut adalah suara bandikut sedang

makan makanan (pisang) sisa dari makanan yang di bawa ke sarang. Bandikut yang

baru pertama dimasukkan di dalam kandang pemeliharaan membutuhkan waktu 1-2

hari untuk keluar sarang. Waktu pertama bandikut ditempatkan dalam kandang yang

dilengkapi sarang, secara naluri bandikut beberapa lama kemudian akan membuat

lubang sarang tempat untuk keluar masuk sarangnya. Pembuatan lubang sarang

dilakukan oleh moncongnya dengan mengatur rumput atau daun kering yang ada di

dalam sarang sehingga membentuk lubang (Gambar 13).

Flannery (1995a) melaporkan bahwa pada habitatnya di alam, terdapat 3 tipe

sarang yang dapat ditemukan, yaitu (1) berupa lubang dangkal dengan 2 lubang

tempat masuk dan panjang sekitar 4 meter, (2) lubang pada batang pohon yang

tumbang dan lapuk dan (3) pada tumpukan daun atau rumput kering. Sebelum keluar

Lubang sarang dari samping Lubang sarang dari depan

Gambar 13 lubang sarang tempat keluar masuk yang dibuat bandikut.

sarang bandikut akan mengendus menyelidik dengan moncongnya keluar di

permukaan sarang berputar ke segala arah, sambil mengangkat kedua kaki depan dan

sering terdengar suara mengendus-endus. Setelah merasa aman barulah bandikut

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

50

keluar sarang dengan melompat secara perlahan-lahan dan selanjutnya melakukan

aktifitas di luar sarang secara naluri. Bila merasa tidak aman misal terdengar aktifitas

orang atau hewan lain maka bandikut akan bersembunyi masuk sarang kembali

sambil menunggu saat yang tepat untuk keluar sarang

Durasi dan frekuensi aktifitas makan, minum dan grooming bandikut di dalam

kandang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rataan durasi dan frekuensi makan, minum dan grooming

bandikut di dalam kandang Waktu

Aktifitas Jam 18.00 – 22.00 Jam 22.00 – 02.00 Jam 02.00 – 06.00

Durasi (detik) frek Durasi (detik) frek Durasi (detik) frek

Makan

Minum

Grooming

197.83696.9

58.696 73.7

53.60636.7

4

2

1.5

60.17628.1

34.04627.7

35.43610.2

2

2

1.6

46.31624.1

21.0668.4

62.43623.2

1.4

1.3

1.75

Tabel 5 memperlihatkan bahwa waktu yang paling banyak digunakan bandikut

untuk aktifitas makan (197.83 detik), minum (58.69 detik) dan grooming atau

membersihkan diri (53.6 detik) dengan frekuensi masing-masing 4, 2 dan 1.5 kali

adalah pada periode waktu antara jam 18.00 sampai 22.00. Periode waktu jam 22.00

sampai jam 02.00 menunjukkan semakin menurun tetapi waktu untuk membersihkan

diri (grooming) (62.43 detik) dengan frekuensi (1.75) meningkat pada periode waktu

jam 02.00 sampai masuk sarang kembali dan istirahat. Kecenderungan lebih lama

waktu yang digunakan bandikut untuk makan pada periode waktu jam 18.00 – 22.00

dibandingkan periode waktu tengan malam (jam 22.00 – 02.00) dan subuh (jam 02.00

– 06.00) disebabkan bandikut sudah merasa lapar karena pada siang hari hanya

berada di dalam sarang. Waktu subuh (jam 02.00 – 06.00) bandikut sudah merasa

kenyang dan banyak waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan diri (grooming)

sebelum masuk kembali ke dalam sarang sampai malam berikutnya. Rata-rata dalam

semalam waktu yang dibutuhkan oleh seekor bandikut dewasa untuk makan adalah

304.31 detik atau 5 menit 42 detik dengan frekuensi 7.4 kali, untuk minum 113.79

detik atau 1 menit 54 detik dengan frekuensi 5.3 kali dan waktu untuk grooming

dibutuhkan selama 151.46 detik atau 2 menit 32 detik dengan frekuensi 4-5 kali.

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

51

Total waktu yang digunakan untuk aktifitas makan, minum dan grooming adalah 9

menit 30 detik (1.32 %). Waktu yang digunakan untuk makan, rata-rata lebih lama

dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk minum dan grooming. Keadaan

ini sama dengan hasil penelitian Murphy (1993) terhadap tingkah laku eastern barred

bandicoot di dalam kandang penangkaran. Selanjutnya dilaporkan bahwa waktu

untuk foraging meningkat tiga kali ketika pakan ditahan (tidak disediakan)

dibandingkan bila pakan disediakan di dalam kandang.

Selama semalam rata-rata seekor bandikut dewasa kembali masuk ke sarang

sebanyak 3-4 kali dengan lama waktu di dalam sarang 309.13 menit atau 5 jam 9

menit (42.93 %). Jadi sebagian besar waktu (55.75 %) aktifitas bandikut di dalam

kandang banyak digunakan untuk aktifitas lain seperti mencari makanan lain di dalam

kandang (foraging) dengan cara mengendus dan menggaruk lantai, menjilati semut

yang ada dan mengelilingi kandang mencari jalan untuk keluar kandang dengan cara

berjalan keliling kandang, melompat, merayap di kawat ram dan mencongkel dinding

pembatas dengan cakarnya yang tajam dan kuat. Hal ini diduga bandikut yang

dipelihara belum bisa beradaptasi dengan baik pada lingkungan kandang dan pakan

yang disediakan sehingga terlihat waktu yang digunakan untuk makan pakan yang

disediakan , minum dan grooming hanya sedikit yaitu 1.32 %. Lebih banyak waktu

yang digunakan untuk berusaha lepas dan foraging sebanyak 55.75 % dan waktu

untuk bersembunyi atau berlindung di dalam sarang (shelter seeking) sebesar 42.93 %.

Secara naluri bandikut yang keluar sarang sambil mengendus-endus mencari

makanan dan mendekat ke arah tempat pakan. Bandikut akan mengandalkan alat

indra penciuman untuk mencari makanan atau mendeteksi keadaan sekelilingnya.

Cara makan bandikut yaitu dengan dibantu kedua tungkai kaki depan untuk menahan

makanan yang akan dimakan kemudian mulutnya dimajukan untuk mengambil atau

menggigit makan dengan mengunyah 1-2 kali sambil mendorong makanan masuk

dan menelannya. Kadang-kadang juga dibantu kedua kaki depannya untuk

mengambil dan memasukkan kedalam mulut, mirip cara makan kanguru, kelinci dan

tikus. Cara mengambil makanan ada yang langsung makan di tempat pakan tetapi ada

juga yang dilakukan dengan cara mengabil makanan dari tempat pakan kemudian di

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

52

bawa ke tempat yang dirasa aman atau di bawa ke tempat sarang kemudian baru di

makan di tempat tersebut. Posisi mengambil makanan tidak selalu tetap tapi

tergantung posisi jenis pakan yang disukai atau dipilih dan tempat yang dianggap

nyaman. Aktifitas makan ini akan diulangi lagi setelah minum atau setelah masuk dan

keluar dari sarang lagi. Rata-rata bandikut akan kembali makan setelah 21 menit

sampai 174 menit kemudian.

Aktifitas minum biasa dilakukan setelah bandikut mengkonsumsi pakan atau

setelah foraging (mencari makanan lain di sekitar kandang) atau setelah grooming

(membersihkan tubuh) sebelum masuk kembali ke dalam sarang. Cara minum

bandikut dilakukan dengan cara mulut didekatkan ke air yang ada di tempat air

minum kemudian dengan menggunakan lidah air dimasukkan ke dalam mulut, mirip

seperti cara minum sapi atau anjing.

Aktifitas membersihkan tubuh (grooming) biasa dilakukan pada saat setelah

selesai aktifitas makan atau minum atau menjelang istirahat sebelum masuk kembali

ke dalam sarang. Cara bandikut membersihkan diri dilakukan misal sehabis makan

atau minum atau foraging maka bagian moncong atau mulut akan dibersihkan dengan

dibantu oleh kedua kaki depan yang mengusap-usap mulut atau moncongnya yang

kotor. Tingkah laku untuk membersihkan ke empat tungkai kakinya dilakukan

dengan cara menjilati pada bagian kaki yang kotor atau terluka. Bila ada kotoran yang

menempel pada bulu tubuhnya atau merasa gatal oleh ektoparasit, maka cara bandikut

melakukan grooming dengan menggunakan salah satu tungkai kaki belakang pada

jari kedua dan ketiga yang berfungsi sebagai sisir untuk menggaruknya.

Aktifitas lain yang sempat teramati adalah cara bandikut melakukan foraging,

istirahat, berkelahi (aggression) dan eliminasi (buang feses dan urin). Aktifitas

foraging atau mencari makanan lain yaitu dilakukan dengan cara mengendus-endus

tempat yang dicurigai ada makanan atau serangga yang bisa di makan dan kemudian

kedua kaki depan bandikut akan menggaruk-garuk dengan kukunya yang tajam,

panjang dan kuat. Apabila terdapat celah atau lobang kecil maka bandikut akan

berusaha keras untuk bisa masuk. Pada saat aktifitas ini badan bandikut bisa terputar

lentur sampai 1800. Cara bandikut beristirahat yaitu dilakukan dengan cara tubuh

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

53

dibaringkan di atas tumpukan alas rumput atau daun kering yang tersedia di dalam

sarang dan badan dibengkokkan sampai tungkai kaki depan bersinggungan dengan

tungkai kaki belakang kemudian kepala dimasukan di antara kedua paha kaki

belakang (Gambar 14).

Gambar 14 Posisi bandikut saat tidur.

Sifat agresifitas perkelahian bandikut terjadi dikarenakan salah satu bandikut

berhasil menerobos sekat ke kandang sebelahnya. Cara bandikut berkelahi yaitu

dilakukan dengan cara kedua kaki depan dicakarkan berkali-kali secara bersamaan

dibarengi dengan suara dengusan beeuusss…beeuuss…sambil berdiri, bila keduanya

saling berhadapan, kedua kaki belakang sebagai penumpu kuda-kuda dan hanya

sekali-kali digunakan untuk menendang. Tapi bila pada posisi salah satu menyamping

maka akan dilanjutkan dengan gigitan ke arah punggung leher. Moncong

menyeringai dan bulu punggung sedikit berdiri. Perkelahian akan berakhir setelah

salah satu merasa kalah dan lari menghindar, meskipun yang dominan masih

mengejar namun tidak lama selama masih bisa menghindar. Bila tidak bisa

menghindar maka bandikut yang kalah akan dilukai dan dibunuh atau sering pula

dimakan (ada sifat kanibal).

Bandikut melakukan eliminasi atau membuang kotoran (feses dan urin) biasa

dilakukan diluar sarang pada waktu dan tempat yang tidak teratur. Sebelum feses

dikeluarkan, bandikut akan mengendus tempat yang akan dipilih kemudian bandikut

diam sambil punggung agak melengkung dan pantat didekatkan ke lantai kandang

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

54

sambil merejan. Feses akan keluar mirip kotoran kucing, bisa lembek bisa agak keras

tergantung pakan yang dikonsumsi. Posisi bandikut saat kencing sama dengan posisi

bandikut waktu buang feses. Hal ini mungkin karena lubang akhir pembuanganya

antara alat pencernaan, alat reproduksi dan alat ekresi berada pada satu tempat yaitu

di kloaka.

Konsumsi Segar dan Preferensi Pakan Bandikut

Jumlah makanan yang dimakan oleh ternak atau hewan dan tingkat kesukaan

terhadap suatu bentuk pakan baru dapat diukur dari besarnya pakan yang di

konsumsi. Jenis pakan yang diberikan pada pengamatan ini adalah pisang susu

sebagai salah satu pakan alami dan pakan konsentrat sebagai bentuk pakan baru yang

diberikan secara bergantian pada kondisi kandang gelap dan terang. Sebelum

diberikan pakan percobaan tersebut, pada pengamatan awal bandikut dicobakan

dengan beberapa jenis pakan alami antara lain belalang, cacing tanah, pisang, jambu

biji masak, papaya, kacang tanah ikan dan pakan konsentrat. Bahan pakan yang

paling disukai hanya pisang, cacing tanah dan belalang. Pisang dipilih sebagai pakan

dalam percobaan ini untuk mempermudah pengadaan bahan pakannya. Bobot tubuh

bandikut yang digunakan di dalam percobaan berkisar antara 350 – 2 020 g dengan

rataan 938.756598.96 g.

Rataan konsumsi pakan pada kondisi kandang gelap dan terang ditampilkan

pada Tabel 6.

Tabel 6 Rataan konsumsi pakan segar bandikut pada kondisi kandang

gelap dan terang (g/ekor/hari))

Jenis Pakan N Gelap Terang

Pakan alami (pisang) 8 46.14622.38 39.27621.04

Alami + konsentrat 8 50.69611.73 47.58615.11

Konsentrat 8 19.0069.58 21.8464.52

Tabel 6 menunjukkan bahwa pada kondisi kandang terang (penerangan lampu)

konsumsi segar pakan bandikut menjadi turun, baik pada pemberian secara sendiri-

sendiri (pakan tunggal) maupun bila diberikan secara campuran (konsentrat dan

pakan alami). Hal ini diduga karena berkaitan dengan sifat alami dari bandikut

Page 19: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

55

sebagai hewan nokturnal yang aktif pada malam hari dan biasa dengan kondisi gelap

saat mencari makanan. Konsumsi segar pakan alami juga cenderung menurun bila

diberikan secara tunggal, pada kondisi kandang gelap yaitu 46,14g/e/h atau 11,07g

BK/e/h dan pada kondisi kandang terang menjadi 39,27g/e/h atau 9,42g BK/e/h.

Namun demikian bandikut bisa mengkonsumsi pakan konsentrat walaupun sedikit

yaitu 19 g/e/h atau 14,73g BK/e/h pada kondisi kandang gelap dan meningkat

menjadi 21.84 g/e/h atau 16.93g BK/e/h pada kondisi kandang terang. Hal ini diduga

bandikut sudah mulai terbiasa dengan pakan konsentrat dan pada kondisi kandang

terang kemungkinan bandikut merasa hari hampir fajar dan masih merasa lapar

sedang pakan yang tersedia hanya konsentrat sehingga untuk memenuhi

kebutuhannya maka konsumsi pakan konsentratnya menjadi bertambah. Pakan

konsentrat yang diberikan disini dalam bentuk sedikit hancur dalam butiran yang

agak kecil dan tidak keras tetapi sedikit remah. Pada pengamatan awal, diketahui

bahwa bandikut lebih menyukai pakan yang sedikit basah, lembek dan agak manis.

Keadaan tersebut mungkin sesuai dengan struktur giginya. Konsumsi paling tinggi

yaitu pada pemberian pakan campuran dimana pakan alami (pisang) dan konsentrat

yang diberikan secara bersamaan sebesar 50.69 g/e/h atau 20.61g BK/e/h pada

kondisi kandang gelap dan 47.58 g/e/h atau 17,55g BK/e/h pada kondisi kandang

terang bila dibandingkan bila diberikan pakan secara tunggal baik hanya berupa

pakan alami ataupun konsentrat saja. Keadaan ini menunjukkan bahwa variasi ransum

dapat meningkatkan jumlah konsumsi segar bandikut.

Rataan tingkat kesukaan (palatabilitas) atau preferensi bandikut terhadap pakan

konsentrat dibandingkan pakan alami disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Rataan preferensi konsumsi pakan segar bandikut

Jenis Pakan N Gelap Terang

g/e/hr % g/e/hr %

Pakan alami (pisang) 8 34.92612.09 68.89 36.15613.97 75.98

Konsentrat 8 15.7764.9 31.11 11.4462.61 24.02

Alami + konsentrat 8 50.69611.73 100 47.58615.11 100

Page 20: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

56

Pada Tabel 7 nampak dari konsumsi pakan campuran (pakan alami/pisang dan

konsentrat) yang diberikan secara terpisah dapat diketahui bahwa tingkat kesukaan

bandikut terhadap pakan konsentrat sebesar 31.11 % pada kondisi kandang gelap dan

24.02 % pada kondisi kandang terang. Keadaan tersebut dapat sedikit

menggambarkan bahwa ada harapan bandikut bisa dibudidayakan dengan pakan

konsentrat secara bertahap sehingga dalam upaya pengembangannya dapat

dioptimalkan.

Konsumsi bahan kering dan zat gizi pakan

Konsumsi merupakan jumlah makanan yang dimakan berhubungan erat dengan

sifat fisik atau kimiawi makanan, berat badan dan sifat fisiologis hewan. Tingkat

kecernaan konsumsi dapat menggambarkan tingkat kualitas pakan dan menentukan

produksi hewan yang bersangkutan. Percobaan ini hanya menggunakan pakan

kosentrat selama 4 minggu. Hasil pengukuran konsumsi bahan kering dan zat gizi

pakan selama percobaan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Rataan konsumsi bahan kering dan zat gizi lainnya

Peubah Konsumsi bahan kering dan zat gizi (g/e/h)

Jantan Betina

Bahan kering

Protein kasar

Lemak kasar

Serat kasar

Bahan ekstrak tanpa N

Abu

Calsiun

Phospor

Gross Energy (kal/g)

30.1866.54

9.956 2.16

6.416 1.39

2.046 0.44

18.0563.91

2.486 0.54

0.586 0.13

0.216 0.04

157.52 634.15

30.1266.32

9.936 2.08

6.396 1.34

2.046 0.43

18.0263.78

2.476 0.52

0.586 0.12

0.216 0.04

157.21632.98

Pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa konsumsi bahan kering dan zat gizi antara

bandikut jantan dan betina cenderung tidak berbeda. Hal ini diduga disebabkan oleh

berat badan bandikut yang digunakan di dalam percobaan ini relatif sama dan

kandungan gizi atau kualitas pakan yang digunakan juga sama. Rata-rata bobot badan

awal bandikut jantan adalah 1 223,36266,3 g dan betina 1 263,3615,27 g. Konsumsi

bahan kering pakan berkaitan erat dengan karakteristik ternak, seperti berat badan,

Page 21: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

57

tingkat produksi dan karakteristik pakan, seperti kandungan nutrisi. Semakin

meningkatnya berat badan dan produksi ternak, relatif akan meningkatkan konsumsi.

Menurut Parakkasi (1999) tingkat konsumsi seekor ternak atau hewan dipengaruhi

oleh berbagai faktor kompleks, yang terdiri dari faktor ternak, makanan dan

lingkungan.

Jumlah bahan kering yang dikonsumsi oleh bandikut jantan sebesar 30.1866.54

g/ekor/hari dan betina 30.1266.32 g/ekor/hari ini merupakan 3.05 % dari bobot

badan bandikut jantan dan 3.04 % dari berat badan bandikut betina.

Besar konsumsi bahan kering bandikut tersebut tidak jauh berbeda dengan konsumsi

bahan kering tikus ekor putih yaitu 3.46 % dari berat badan (Wahyuni, 2005), napu

3.78 % (Arifin, 2004), kancil 3.40 - 4.93 % (Putrawan, 2005; Nolan et al. 1995;

Hawa et al. 1993), kambing 2.16 – 2.78 % (Damshik, 2001), rusa 3.0 – 3.50 %,

domba 3.0 – 3.90 % dan sapi 2.10 – 3.06 % (Crampton and Harris, 1969). Banyak

factor yang berinteraksi sebagai penyebab variasi konsumsi. Hal ini menunjukkan

bahwa konsumsi bahan kering dan zat gizi tersebut dipengaruhi banyak faktor yang

saling berinteraksi, diantaranya antar hewan tersebut, seperti aspek anatomi, status

fisiologi, bobot badan, tingkat produksi, kandungan nutrisi dan palatabilitas.

Peningkatan konsumsi bahan kering pakan sangat ditentukan oleh kapasitas alat

pencernaan dari satwa tersebut. Satwa akan berhenti makan bila alat pencernaannya

dan atau kebutuhan energinya telah terpenuhi. Konsumsi pakan bandikut sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti komposisi kimia, jumlah kalori, bentuk fisik,

palatabilitas, lingkungan, jumlah dan variasi makanan, bobot tubuh dan kondisi

fisiologis yang baik.

Rataan bobot badan bandikut jantan pada minggu 0,1, 2, 3 dan 4 secara

berurutan adalah 1 223.3 g, 1 140 g, 1 023.3 g, 843.3 g, 716.7 g, sedangkan bobot

betina adalah 1 263 g, 1 150 g, 1 000 g, 843.3 g, 700 g. Keadaan bobot badan

bandikut ini menunjukkan semakin menurun dan akhirnya ada yang mati. Kondisi

tersebut juga diikuti oleh penurunan konsumsi bahan kering. Rataan konsumsi bahan

kering pada minggu 0, 1, 2, 3 dan 4 yaitu pada jantan 37.77 g, 33.91 g, 27.64 g, 21.40

g dan pada betina 37.22 g, 34.04 g, 27.71 g, 21.51 g. Penurunan konsumsi bahan

Page 22: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

58

kering ini seiring dengan penurunan bobot badan yang terjadi pada bandikut. Hal ini

disebabkan bandikut masih mengalami stress terhadap lingkungan, terutama

lingkungan kandang. Keadaan yang sama juga terjadi pada beberapa peneliti di

Australia yang melaporkan bahwa bandikut jenis Eastern barret (perameles gunii)

yang ditempatkan di dalam kandang tidak dapat bertahan hidup lama juga tidak dapat

bereproduksi (Murphy, 1993).

Karakteristik Karkas dan Distribusi Daging Bandikut

Produk karkas terutama daging dari seekor hewan budidaya merupakan salah

satu produk suatu industri peternakan. Bandikut adalah salah satu satwa harapan

sebagai penghasil daging yang telah dikenal oleh masyarakat Papua. Karkas bandikut

diperoleh setelah pemisahan tubuh dengan darah, kulit, kepala, keempat kaki batas

carpus dan tarsus, ekor dan isi rongga dada dan rongga perut terkecuali ginjal, sesuai

petunjuk Berg & Butterfield (1976), Ensminger (1978) dan Blakely & Bade (1985).

Karkas dan potongan karkas bandikut mengacu pada potongan karkas kelinci, karkas

dibagi menjadi 4 potongan utama yaitu kaki depan (shank dan shoulder), dada (rack

dan breast), pinggang (loin dan flank) dan kaki belakang (hind leg) (Blasco et al.,

1993). Sedangkan daging bandikut diperoleh dari hasil pemisahan antara bagian

karkas atau potongan karkas dengan tulang dan lemak.

Karakteristik Karkas Bandikut

Karakteristik dan komponen karkas bandikut berdasarkan warna dada dan jenis

kelamin ditampilkan pada Tabel 9. Hasil analisis ragam dan uji-t (LSD) disajikan

pada Lampiran 3a dan 3b.

Hasil uji LSD (Lampiran 3a dan 3b) memperlihatkan bahwa secara umum

karkas dan potongan karkas bandikut jantan secara nyata (P < 0.05) lebih tinggi dari

pada bandikut betina, kecuali berat potongan karkas bagian kaki belakang dan luas

otot mata rusuk (longissimus dorsi) pada tulang rusuk 12 dan 13 yang relatif sama

(P > 0.05) antara jantan dan betina. Berdasarkan warna dada, produksi karkas dan

Page 23: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

59

potongan karkas antara bandikut dada putih dan bandikut dada merah tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan (P > 0.05).

Tabel 9 Rataan berat karkas dan potongan karkas bandikut berdasarkan

jenis kelamin dan warna dada.

Jenis kelamin Warna dada

Karkas

(1)

Jantan

(2)

Betina

(3)

Putih

(4)

Merah

(5)

Berat Mati (g)

Karkas panas

- berat (g)

- persentase (%)

Karkas dingin

- berat (g)

- persentase (%)

Fore leg

(shoulder+shank)

- berat (g)

- persentase (%)

- berat daging (g)

- meat:bone

Karkas dada

(breast+rack)

- berat (g)

- persentase (%)

- berat daging (g)

- meat:bone

Karkas pinggang

(loin+flank)

- berat (g)

- persentase (%)

- berat daging (g)

- meat:bone

Hind leg

- berat (g)

- persentase (%)

- berat daging (g)

- meat:bone

Luas mata rusuk

(inch2)

1 252a ±384.59

890 a

±299.50

70.48 a

±3.54

820.05 a±92.51

64.51 a

±4.78

252.43 a±97.67

19.74 a

±1.98

184.09 a±73.58

2.68 a

±0.37 : 1

74.34 a

±29.93

5.80 a

±0.74

59.09 a

±25.91

3.83 a

±0.86 : 1

174.10 a±17.84

13.91a±1.47

144.70 a±50.60

4.83 a

±0.89 : 1

318.42a±119.09

25.00 a

±3.31

253.37 a

±97.25

3.86 a

±0.59 : 1

0.80 a

±0.55

948b±213.99

619 b

±148.13

65.13 b

±2.86

572.11b±143.52

60.08 b

±2.79

167.52 b±40.34

17.64 b

±0.89

119.71b±29.83

2.56 a

±0.31 : 1

50.43 b±15.82

5.25 a

±0.63

37.65 b

±12.11

2.97 b

±0.55 : 1

123.14 b±24.02

13.10 a±1.05

100.35 b±19.98

4.59 a

±0.44 : 1

231.02 a ±67.25

24.09 a

±2.49

178.77 b

±50.49

3.47 a

±0.31 : 1

0.45 a

±0.14

1 198±358.32

821±289.46

67.82±3.83

760.7±273.64

62.72±3.77

227.10±92.17

18.58±1.74

162.18±68.11

2.54±0.26 : 1

67.2±29.43

5.46±0.79

51.32±25.77

3.17±0.91 : 1

155.44±49.84

12.99±0.98

127.31±44.77

4.84±0.67 : 1

310.2±110.08

25.63±2.76

242.16±89.09

3.56±0.41 : 1

0.69±0.48

1 002±308.72

688±242.66

67.78±4.69

631.46±368.90

61.87±5.19

192.85±77.62

18.80±2.02

141.62±61.09

2.7±0.4 : 1

57.57±23.37

5.59±0.70

45.38±19.71

3.63±0.72 : 1

141.80±51.19

14.02±1.44

117.74±44.70

4.79±0.74 : 1

239.24±89.63

23.46±2.72

189.98±75.16

3.77±0.58 : 1

0.55±0.38

Keterangan : Superskrip yang beda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0.05).

Page 24: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

60

Tabel 9 menunjukkan bahwa berat dan persentase karkas panas (890 g dan

70.48 %) maupun karkas dingin (820.05 g dan 64.51 %) bandikut jantan secara nyata

(P<0.05) lebih tinggi dari betina (619 g, 65.13 % dan 572.11 g, 60.08 %). Pada

potongan karkas kaki depan (shoulder dan shank) bandikut jantan, berat dan

persentase potongan karkas serta berat daging (252.43 g, 19.74 %, 184.09 g) secara

nyata (P < 0.05) lebih besar dari betina (167.52 g, 17.64 %, 119.71 g), tetapi

mempunyai rasio daging tulang yang relatif sama (P > 0.05). Potongan karkas bagian

dada (breast dan rack) menunjukkan pada bandikut jantan, berat potongan karkas

dada (74.34 g) dan berat dagingnya (59.09 g) serta rasio daging tulang (3.83 : 1) yang

bermakna lebih besar (P < 0.05) dari betina (50.43 g, 37.65 g; 2.97 : 1), namun

persentase karkas dada tidak bermakna ((P > 0.05). Potongan karkas pinggang (loin

dan flank) pada bandikut jantan menunjukkan berat potongan karkas dan berat daging

(174.10 g dan 144.70 g) secara nyata (P < 0.05) lebih besar dari betina (123.14 g dan

100.35 g), tetapi persentase potongan karkas pinggang dan ratio daging tulang yang

relatif sama (P > 0.05) dengan potongan karkas bagian pinggang bandikut betina.

Pada potongan karkas kaki belakang, bandikut jantan mempunyai berat daging

potongan karkas bagian kaki belakang (253.37 g) secara nyata (P < 0.05) lebih

banyak dari pada bandikut betina (178.77 g), namun berat dan persentase potongan

karkas pinggang serta ratio daging tulang relatif sama (P > 0.05) antara bandikut

jantan dan betina. Sedangka luas otot mata rusuk (otot longissimus dorsi) antara

tulang rusuk 12 dan 13 pada bandikut jantan (0.80 inch2

) tidak menunjukkan

perbedaan yang nyata (P > 0.05) dengan luas mata rusuk bandikut betina (0.45 inch2).

Rataan besar nilai luas otot mata rusuk ini dapat mencerminkan bahwa secara

dimensional perototan karkas bandikut jantan relatif lebih mascling dibandingkan

yang betina. Beberapa peneliti melaporkan bahwa makin luas otot mata rusuk

menunjukkan makin besar bobot karkasnya dengan nilai korelasi partial pada sapi

sebesar 0.5 (Preston dan Willis, 1982).

Keadaan tersebut di atas dapat menggambarkan bahwa berdasarkan jenis

kelamin, konformasi tubuh bandikut jantan lebih besar dan kompak ke arah depan

dari batas pinggang, sedangkan tubuh bandikut betina ke arah depan lebih ramping.

Page 25: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

61

Tingginya produksi karkas bandikut jantan dibandingkan bandikut betina disebabkan

berat bandikut jantan (1 252 g) lebih besar dari pada bandikut betina (948 g). Hal ini

dikarenakan banyaknya jumlah karkas yang mampu dihasilkan oleh seekor ternak

atau hewan sangat berkaitan erat dengan bobot badan. Sebab peningkatan bobot

badan akan diikuti pula dengan meningkatnya bobot karkas (Leche,1973). Menurut

Forrest at al. (1975) dan Berg & Butterfield (1976), persentase karkas meningkat

seiring dengan peningkatan bobot potong. Sedangkan berdasarkan warna dada,

konformasi tubuh bandikut dada putih dan dada merah tidak menunjukkan perbedaan.

Hal ini diduga kedua jenis bandikut yang digunakan dalam materi penelitian ini

masih dalam satu spesies yaitu Echymipera kalubu.

Gambaran produksi karkas bandikut dan beberapa jenis ternak atau hewan lain

tercantum di dalam Tabel 10.

Tabel 10 Persentase karkas bandikut dan beberapa jenis ternak atau

hewan lain (%)

Jenis Hewan Rataan Maksimum Minimum

Bandikut

Tikus hutan 1

Tikus budidaya 1

Kancil 2

Napu 3

Sapi Madura 4

Sapi Bali 4

Sapi Sumba Ongole 4

Kambing Kacang 5

Kambing PE 6

Domba 7

Babi 7

Ayam pedaging 8

67.8064.17

57.6761.15

62.1963.62

52.03

59.31

46.8861.34

53.6160.82

43.6261.32

42.46

46.65

52.00

72.00

71.25

74.59

-

-

55.68

61.94

49.25

55.48

46.67

44.22

49.76

57.00

77.00

73.70

60.98

-

-

47.14

55.65

44.44

51.78

41.63

40.72

43.37

45.00

68.00

66.50

Sumber : 1 Wahyuni (2005);

2 Rosyidi (2005);

3 Arifin (2004);

4 Warsono (1994);

5 Damsyik (2001);

6 Rosyidi (1992);

7 Boggs et al. (1998);

8Rose (1997).

Pada Tabel 10 tampak bahwa persentase karkas bandikut (67.80 %) lebih tinggi

dibandingkan dengan persentase karkas hewan lainnya, kecuali pada babi (72 %). dan

ayam pedaging (71.25 %). Lebih tingginya persentase karkas babi dan ayam pedaging

tersebut mungkin disebabkan pada babi dan ayam tidak dilakukan pengulitan

Page 26: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

62

melainkan dilakukan pengerikan bulu (pada babi) dan pencabutan bulu (pada ayam).

Pengerikan bulu bandikut dengan cara pembakaran bulu dan pencelupan kedalam air

panas yang pernah dilakukan menghasilkan persentase karkas bandikut yang lebih

tinggi yaitu 74.5 % - 80.52 %. Pada masyarakat Papua biasa melakukan dengan cara

pembakaran bulu dan tidak dengan cara pengulitan, karena kulitnya cukup tipis dan

lunak. Cara pembakaran bulu lebih cepat dan praktis tetapi meninggalkan bau tajam

yang kurang enak pada karkas. Sedangkan pengerikan bulu dengan cara pencelupan

ke dalam air panas terlebih dahulu, bau karkas bandikut kurang tajam namun

memerlukan waktu yang lebih lama. Meskipun dengan cara pengulitan, ternyata

persentase karkas bandikut masih lebih tinggi dari ternak budidaya yang lain.

Keadaan tersebut bisa berarti bandikut berpotensi untuk dijadikan sebagai alternatif

hewan penghasil daging. Menurut Williamson & Payne (1993), pada umumnya satwa

liar menghasilkan karkas dengan persentase lebih tinggi. Penampilan karkas seekor

ternak dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan atau interaksi keduanya.

Selanjutnya Soeparno (1992) juga mengemukakan bahwa bangsa ternak dapat

menghasilkan karkas dengan karakteristinya sendiri dan di dalam bangsa ternak yang

sama, komposisi karkas dapat berbeda. Hal ini menegaskan bahwa tinggi rendahnya

pesentase karkas yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

perlemakan, kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi serta bobot organ

visceranya. Kemampuan ternak dalam memanfaatkan energi pakan yang lebih besar

akan menyebabkan deposisi lemak karkas lebih besar pula. Deposisi lemak dapat

berupa lemak subkutan, lemak visera, lemak intermuskuler dan lemak marbling.

Partisi lemak tersebut dapat menyebabkan perbedaan dalam pertumbuhan otot dan

mempengaruhi komposisi karkas hewan, termasuk perbedaan persentase karkas antar

hewan.

Distribusi Potongan Karkas dan Daging Bandikut

Distribusi bobot daging pada potongan karkas dan bobot potongan karkas

terhadap bobot karkas dan bobot total daging bandikut berdasarkan jenis kelamin dan

Page 27: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

63

jenis warna dada disajikan pada Tabel 11. Hasil analisis peragam disajikan pada

Lampiran 4a, 4b dan 4c.

Tabel 11 Distribusi bobot daging potongan karkas (Y) dan bobot potongan

karkas (Y) terhadap bobot karkas (X) dan bobot total daging (X)

pada jenis kelamin dan warna dada berbeda.

Komponen Jenis kelamin Warna dada

Jantan Betina Merah putih Potongan karkas

terhadap bobot

karkas (g)

---------------------- 696,08 g -------------------

Kaki depan

Dada

Pinggang

Kaki belakang

212,84

61,89

152,42

268,35

207,11

62,88

144,82

281,09

214,12

64,11

153,93

263,81

205,83

60,66

143,31

285,63 Daging potongan

karkas terhadap

bobot karkas (g)

---------------------- 696,08 g -------------------

Kaki depan

Dada

Pinggang

Kaki belakang

154,66

48,72

125,65

215,10

149,14

47,98

119,40

221,04

157,7a

50,99

128,46

210,50

146,10b

45,71

116,59

224,64 Daging potongan

karkas terhadap

bobot total daging(g)

---------------------- 540,34 g -------------------

Kaki depan

Dada

Pinggang

Kaki belakang

153,41

48,28

124,77

214,38

150,39

48,42

120,28

221,76

155,55

50,24

127,03

207,52a

148,25

46,46

118,02

227,62b

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang beda dalam satu baris menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05)

Hasil analisis peragam (Lampiran 4a, 4b dan 4c) distribusi berat daging

potonganan karkas terhadap berat karkas yang sama menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang nyata antara bandikut jantan dan betina, tetapi berbeda

secara signifikan (P<0.05) antara bandikut berdada merah dan putih. Berat daging

potongan karkas bagian kaki depan bandikut berdada merah (157,7 g) secara

bermakna (P<0.05) lebih tinggi dari pada berat daging potongan karkas kaki depan

bandikut berdada putih (146,10 g). Sebaliknya, distribusi berat daging potonganan

karkas terhadap berat total daging karkas yang sama menunjukkan berat daging

potongan karkas bagian kaki belakang bandikut berdada merah (207,52 g) secara

Page 28: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

64

bermakna (P<0.05) lebih rendah dari pada berat daging potongan karkas kaki

belakang bandikut berdada putih (227,62 g).

Tingginya perdagingan pada bagian karkas kaki depan (shoulder dan shank)

bandikut dada merah diduga karena bandikut dada merah lebih lincah dan agresif

dibanding dengan bandikut dada putih yang lebih bertemperamen lamban. Selain itu

diduga pula bahwa pertumbuhan pertulangan terutama bagian kaki depan bandikut

dada putih lebih berkembang dibanding bandikut dada merah. Menurut Berg and

Butterfield (1975) yang dikemukakan oleh Lawrie (2003), bahwa hewan yang lebih

lincah (agile) mempunyai perkembangan urat daging yang lebih besar pada anggota

badan depan. Selanjutnya di ilustrasikan pula bahwa pada anjing laut, urat daging

bagian perut berkembang 3 kali dibanding sapi, domba atau babi karena banyak

terlibat dalam lokomosi. Namun dari sisi komersil untuk upaya budidaya, jenis

bandikut berdada putih lebih banyak berdaging terutama pada karkas bagian kaki

belakang yang biasa dipertimbangkan oleh konsumen.

Karakteristik Fisik dan Kimia Daging Bandikut

Karakteristik fisik dan kimia daging adalah faktor yang turut menentukan nilai

atau mutu daging hewan yang bersangkutan. Karakteristik daging ini dapat dinilai

secara visual dan pemeriksaan atau pengujian di laboratorium. Secara fisik warna

daging bandikut memiliki warna merah di antara warna merah daging sapi dan babi

yaitu lebih terang dari warna merah daging sapi Bali dan lebih merah tua dari merah

daging babi. Pada penelitian ini variabel yang diamati meliputi sifat fisik daging (pH,

keempukan susut masak, daya mengikat air), dan komposisi kimia daging (air,

protein, lemak, abu dan energi) serta komposisi asam-asam amino dan asam-asam

lemak daging bandikut.

Sifat Fisik Daging Bandikut

Rataan sifat fisik daging bandikut dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil analisis

ragam sifat fisik daging berdasarkan jenis kelamin dan warna dada disajikan pada

Lampiran 5 dan 6.

Page 29: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

65

Tabel 12 Sifat fisik daging bandikut berdasarkan jenis kelamin dan warna

dada

Sifat fisik daging Jenis kelamin Warna dada

Jantan Betina Putih Merah

pH

Keempukan (kg/cm2)

Susut masak (%)

WHC (% mgH2O)

5.7860.31

1.0360.33

33.6263.57

37.1463.23

5.6660.33

1.0760.44

34.4762.21

35.9864.12

5.6160.32

1.1760.44

35.1662.51

36.0964.11

5.8460.29

0.9360.36

32.9263.13

37.0263.24

Secara umum pada Tabel 12 menjelaskan bahwa pH dan daya mengikat air

daging (WHC) bandikut jantan relatif lebih tinggi tetapi keempukan dan susut masak

daging relatif lebih rendah dari pada betina. Keadaan yang sama ditunjukkan pula

pada bandikut dada merah terhadap bandikut dada putih. Hal ini diduga bandikut

jantan dan bandikut dada merah memiliki tingkat stress relatif lebih tinggi serta kadar

kolagen daging yang relatif lebih rendah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan

hasil penelitian Putrawan (2005) dan Rosyidi (2005) bahwa pH dan daya mengikat air

daging kancil jantan relatif lebih tinggi dari betina. Menurut Pearson (1971a),

Forrest et al. (1975), Swatland (1984), Lawrrie (1988) dan Soeparno (1992), ada

hubungan yang erat antara pH daging, susut masak dan daya mengikat air daging.

Daging dengan pH post-mortem tinggi, daya ikat air daging juga relatif tinggi serta

susut masak daging relatif rendah, dan akan terjadi sebaliknya apabila pH daging

rendah.

Hasil analisis ragam (Lampiran 5 dan 6) menunjukkan bahwa jenis kelamin

dan warna dada bendikut tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap sifat fisik daging

bandikut, baik pada pH, keempukan, susut masak maupun daya mengikat air (WHC-

water holding capacity). Tidak adanya perbedaan ini diduga disebabkan bandikut

yang digunakan dalam materi penelitian ini masih dalam kelompok jenis yang sama

yaitu Echymipera kalubu. Hal ini telah dipertegas oleh hasil deskripsi Kent Aplin di

Australia bahwa sampel materi penelitian ini adalah sejenis anggota kalubu yang

merupakan jenis kompleks yang saat ini sedang dipelajari di Australia. Disamping itu,

Page 30: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

66

bandikut materi penelitian ini berasal dari habitat yang sama di daerah pesisir

Kecamatan Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari, Papua Barat sehingga

topografi, sumber dan bahan pakan yang dikonsumsi diduga juga tidak berbeda, serta

mengalami perlakuan pemotongan yang sama. Bandikut dari jenis yang sama dengan

lingkungan (habitat) yang sama, secara anatomi dan fisiologis diduga akan memiliki

sifat atau karakteristik fisik daging yang relatif sama pula.

Perbandingan sifat fisik daging bandikut dengan beberapa daging ternak,

ditampilkan pada Tabel 13.

Tabel 13 Sifat Fisik daging bandikut dan beberapa daging ternak

Sifat Fisik Daging

Jenis Hewan/Ternak pH Keempukan

(Kg/Cm2)*)

Susut Masak

(%)

WHC

(% mgH2O)

Bandikut

Tikus 2)

Kelinci 7)

Kancil 3)

Napu 4)

Babi 5)

Domba 6)

Sapi Madura 1)

Sapi Bali 1)

Sapi Sumba Ongole 1)

Kuda 8)

Ayam 9)

5.71

6.22

-

6.32

6.36

5.57

6.10

5.57

5.71

5.64

5.5111)

-

1.05

-

-

1.80

5.25

-

5.09 10)

4.59

4.38

5.36

8.08

4.60

34.04

-

52.90

45.16

30.21

23.22

28.98 10)

32.87

34.66

38.34

28.88

4.60

36.56

31.61

23.90

32.82

45.30

-

32.20

25.91

23.99

25.61

32.30

21.14

Sumber : 1 Warsono (1994);

2 Wahyuni (2005);

3 Rosyidi (2005);

4 Arifin (2004);

5 Soeparno (1988);

6 Dewi (2004); 7 Bovera (2002);

8 Rosmawati (2003);

9 Hector (2002);

10 Hongping et al.

(2000), 11

Lawrie (2003).

*) semakin tinggi nilai keempukan, daging semakin liat.

Tabel 13 memperlihatkan pH daging bandikut masih memperlihatkan pH

normal daging segar yaitu 5.71 dan setara dengan nilai pH daging sapi lokal, sapi

Madura (5.57), Bali (5.71) dan Sumba Ongole (5.64 ) dan babi (5.57). Menurut

Lawrie (1988) pH daging segar normal berkisar antara 5.4 – 5.8. Tingkat pH daging

diantara hewan atau ternak setelah dipotong (post-mortem) dapat dipengaruhi oleh

factor spesies, tipe otot dan variabilitas antar hewan (aktivitas enzim-enzim glikolisis

Page 31: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

67

dan suhu otot post-mortem) serta suhu lingkungan dan perlakuan sebelum

pemotongan (ante-mortem). Nilai pH otot post-mortem banyak ditentukan oleh

laju glikolisis post-mortem dan cadangan glikogen otot. Glikogen otot merupakan

sumber energi dalam proses glikolisis anaerobik untuk dikonversikan menjadi asam

laktat pada saat pemotongan. Jumlah cadangan glikogen otot pada saat pemotongan

menentukan besarnya penimbunan atau pembentukan asam laktat dan tercapainya pH

ultimat daging. Semakin tinggi kadar asam laktat, semakin rendah pH daging. pH

ultimat berpengaruh positif terhadap susut masak daging, keempukan, daya mengikat

air, warna dan citarasa daging (Forrest et al., 1975, Preston dan Willis, 1982, Arka,

1984, Lawrie, 1988).

Keempukan daging bandikut (1.05) setara dengan daging kelinci (1.80)

termasuk ke dalam kriteria empuk bila dibandingkan dengan keempukan daging

ternak lainnya. Pearson (1971b) mengemukakan bahwa kriteria keempukan daging

dibagi menjadi 3 kelompok yaitu empuk (0 – 3), cukup empuk (>3 – 6) dan a lot (>6

– 11). Keempukan daging tersebut diduga daging bandikut mengandung jaringan ikat

yang lebih sedikit dan memiliki tekstur atau serat otot yang lebih halus serta lemak

daging lebih tinggi dari pada daging ternak yang lain. Daging yang lebih banyak

mengandung jaringan ikat akan kurang empuk bila dibandingkan dengan daging yang

lebih sedikit jaringan ikatnya (Lawrrie, 1974). Menurut Williamson dan Payne (1993)

keempukan daging hewan liar lebih disebabkan karena serat-serat atau tekstur ototnya

lebih halus. Komponen utama yang mempengaruhi keempukan daging adalah

jaringan ikat, serat otot dan lemak (Forrest et al., 1974) dan tingkat keempukan dapat

bervariasi diantara spesies, bangsa, potongan karkas, dan diantara otot serta pada otot

yang sama (Preston dan Willis, 1982, Lawrie, 1988).

Susut masak (cooking loss) daging bandikut sebesar 34.04 % masih berada di

dalam keadaan normal yang tidak jauh berbeda dibanding susut masak daging sapi

lokal dan ternak atau hewan lain (< 40 %), selain ayam, kelinci dan kancil (4.60 %,

52.90 % dan 45.16). Menurut Soeparno (1992) dan Arifin (2004), susut masak daging

masih berada di dalam keadaan normal berkisar antara 15 – 40 %. Daging bandikut

yang memiliki susut masak relatif sama ini diduga juga memiliki panjang serabut

Page 32: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

68

otot, luas penampang lintang dan panjang sarkomer yang relatif sama sehingga

mempunyai susut masak daging yang sama pula. Menurut Swatland (1984) susut

masak dapat meningkat dengan panjang serabut yang lebih pendek. Selanjutnya

Lawrie (1988) menjelaskan bahwa lemak intramuskuler dapat menghambat atau

mengurangi cairan daging yang keluar selama pemasakan dan meningkatkan daya

ikat air, karena lemak intramuskuler dapat melonggarkan mikrostruktur daging,

sehingga memberikan lebih banyak kesempatan kepada protein daging untuk

mengikat air. Susut masak mempunyai hubungan yang erat dengan daya ikat air dan

keempukan daging (Soeparno dan Sumadi, 1991). Semakin tinggi daya ikat air

semakin rendah susut masak daging. . Menurut Babiker & Bello (1986), persentase

air bebas yang rendah menunjukkan nilai daya mengikat air daging oleh protein yang

tinggi dan akan terjadi sebaliknya bila persentase air bebas yang tinggi.

Daya mengikat air oleh protein daging (water holding capacity) bandikut

cukup tinggi yaitu 36.56 % mgH2O dibanding dengan daya ikat air daging hewan

ternak lain tetapi lebih rendah dari napu (45.30 % mgH2O). Hal ini menunjukkan

bahwa daging bandikut dengan daya mengikat air yang cukup tinggi mempunyai

kualitas lebih baik dibandingkan daging dengan daya mengikat airnya rendah karena

protein daging bandikut bersifat lebih stabil dan dapat meningkatkan juiceness dan

keempukan daging serta menurunkan susut masak. Sebaliknya daging dengan daya

mengikat air rendah dapat mengurangi mutu daging akibat keluarnya nutrisi daging

yang terlarut dalam air seperti protein, vitamin larut air dan zat warna daging

(mioglobin) ketika air dibebaskan oleh daging (Natasasmita, 1978). Cukup tingginya

daya ikat air daging bandikut diduga lebih disebabkan karena disamping umur muda

juga memiliki lemak daging intramuskuler yang tinggi. Forrest et al. (1975)

menjelaskan bahwa jumlah air yang terikat dalam daging tergantung pada tingkat dan

kecepatan penurunan pH serta jumlah denaturasi protein daging. Selanjutnya menurut

Lawrie (1988), secara umum, daya ikat air daging dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang menyebabkan diferensiasi dalam otot seperti spesies, umur dan fungsi otot itu

sendiri.

Page 33: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

69

Komposisi Kimia Daging Bandikut

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, komposisi kimia daging bandikut

adalah kadar air 72.42 %, protein 18.72 %, lemak 3.26 %, serat kasar 4.43 %, abu

2.53 % dan energi 1090 kkal/kg. Gambaran komposisi kimia daging bandikut bila

dibandingkan dengan beberapa daging hewan/ternak lain dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Komposisi kimia daging bandikut dan beberapa hewan/ternak

Komposisi Kimia Daging (%)

Hewan/Ternak Air Protein Lemak Abu

Bandikut *)

Tikus 2)

Kancil 3)

Napu 4)

Kelinci 5)

Rusa Timor 6)

Babi rusa 6)

Babi hutan 6)

Babi 7)

Kambing 8)

Domba 7)

Sapi Madura 1)

Sapi Bali 1)

Sapi Sumba Ongole 1)

Kerbau 9)

Kuda 10)

Kanguru 10)

Itik 7)

Ayam 7)

72.42

63.27

76.33

75.24

69.8

76.00

74.64

71.00

69.00

70.00

73.70

72.34

71.57

72.68

74.42

72.63

-

67.90

73.70

18.72

19.11

21.42

22.28

20.35

18.16

21.00

20.80

19.50

22.00

21.50

25.94

26.25

25.63

20.20

21.39

24.00

17.60

21.50

3.26

3.41

0.51

1.43

7.94

1.20

1.60

0.90

10.00

6.80

5.50

3.43

4.05

3.35

6.49

4.60

1-3

9.00

5.50

2.53

0.99

1.20

1.05

1.00

2.45

1.15

1.81

1.40

1.20

1.00

1.30

1.07

1.21

1.10

-

-

0.70

1.00 Sumber : *) Hasil analisis;

1 Warsono (1994);

2 Wahyuni (2005);

3 Rosyidi (2005);

4 Arifin (2004);

5

Chosh and Mandal (2007); 6 Reksowardojo (2001); 7 Hultin (1985);

8 Gall (1981);

9 Chang

(1975); 10

USDA (2007).

Pada Tabel 14 menunjukkan bahwa komposisi gizi daging bandikut masih

relatif sama dengan kadar gizi ternak domestikasi lain. Kadar lemak daging bandikut

masih lebih tinggi dari satwa liar lain seperti rusa, napu, kancil dan babi hutan namun

setara dengan kadar lemak daging tikus dan sapi Madura dan Sumba ongole. Keadaan

Page 34: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

70

tersebut menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara kadar air dan kadar lemak

daging. Hal ini sependapat dengan Soeparno (1992) bahwa terdapat korelasi negatif

yang nyata antara kadar air dan kadar lemak daging. Semakin tinggi kadar air,

semakin rendah kadar lemak daging. Tingginya kadar air dalam daging dapat

mempengaruhi penampakan, tekstur, citarasa, kesegaran dan daya tahan daging serta

penerimaan terhadap daging yang bersangkutan oleh konsumen. Tingginya kadar

lemak daging yang tinggi dapat menunjukkan bahwa hewan tersebut diduga lebih

mampu memanfaatkan energi pakan lebih besar. Soeparno dan Sumadi (1991)

melaporkan bahwa kemampuan ternak dalam memanfaatkan energi pakan yang

lebih besar akan menyebabkan deposisi lemak lebih besar pula. Kadar lemak daging

akan meningkat bila hewan diberi pakan dengan tngkat energi yang tinggi (Lewis et

al., 1990) dan peningkatan kadar lemak akan diikuti oleh penurunan kadara air

daging (Basuki, 2000). Selanjutnya Berg dan Butterfield (1976) mengemukakan

bahwa kandungan lemak dalam daging bervariasi dan sangat tergantung pada jumlah

dan ragam pakan yang dikonsumsi. Sehingga besar kemungkinan perbedaan

kandungan lemak daging tersebut dapat dipengaruhi oleh komposisi nutrisi pakan

yang dikonsumsi hewan yang bersangkutan. Secara umum, faktor-faktor yang

menentukan kandungan lemak daging adalah keadaan serabut otot, jenis ternak, umur,

pakan, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan (Aberle et al., 2001).

Kadar protein daging bandikut nampak paling rendah bila dibandingkan dengan

kadar protein daging hewan lainnya meski lebih tinggi dari daging itik. Menurut

Moran dan Wood (1986), bahwa semakin rendah kadungan air daging semakin besar

kadar protein daging. Meskipun demikian fenomena tersebut ternyata tidak tercermin

pada komposisi kimiawi protein daging bandikut. Rendahnya kadar protein daging

bandikut tersebut diduga karena faktor genetik. Nilai nutrisi daging bervariasi

tergantung spesies, bangsa (breed) dan jenis otot (Lawrie, 1988). Pembentukan

protein di dalam tubuh antara lain dipengaruhi oleh status fisiologis dari hewan yang

bersangkutan. Kadar protein jaringan tubuh hewan mencapai konstan setelah hewan

tersebut mencapai pubertas.

Page 35: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

71

Kadar abu daging bandikut (2.53 %) pada Tabel 14 terlihat paling tinggi

diantara daging hewan lainya, tingginya kadar abu daging bandikut diduga pakan

yang dikonsumsi di alam adalah bahan pakan sumber protein dan energi, seperti

insekta (belalang, rayap), invertebrata (cacing, ulat kayu), vertebrata ( kadal, katak)

dan buah/biji yang jatuh serta akar-akar pohon lapuk sehingga cukup tingginya kadar

lemak daging (3.26 %), sedangkan energi daging bandikut adalah 1090 kkal/kg.

Menurut Judge et al., (1989), kadar abu daging mempunyai hubungan yang erat

dengan kadar protein dan air daging. Moran dan Wood (1986), melaporkan bahwa

dengan pakan konsentrat tinggi dapat meningkatkan kadar abu, lemak dan energi

daging namun sebaliknya kadar air dan protein daging menurun.

Komposisi Asam Amino dan Asam Lemak Daging Bandikut

Komposisi Asam Amino. Daging adalah sumber asam amino esensial yang sangat

baik terutama leusin, lisin dan valin. Kebutuhan protein dari bahan pakan atau

makanan pada dasarnya tergantung pada kebutuhan asam amino yang tidak dapat

disintesis oleh tubuh sehingga harus diberikan melalui bahan makanan yang kaya

akan asam amino seperti daging, susu dan telur. Asam amino ini adalah asam amino

esensial seperti isoleusin, leusin, lisin, methionin, fenilalanin, threonin, triptofan,

valin, arginin dan histidin. Sedangkan asam amino non esensial antara lain sistin,

alanin, asam aspartat, asam glutamat, glisin, prolin, serin, tirosin adalah asam amino

yang dapat disintesis oleh tubuh sendiri. Komposisi asam-asam amino dari daging

segar bandikut dan beberapa daging hewan domestikasi yang lain diperlihatkan

dalam Tabel 15.

Pada Tabel 15 memperlihatkan bahwa komposisi asam amino daging bandikut

adalah cukup lengkap seperti halnya pada daging kancil dan kerbau hanya kurang

pada jenis asam amino triptofan, bila dibandingkan dengan daging sapi, babi dan

domba. Secara umum dari sisi jumlah kandungan (kadar) setiap jenis asam aminonya

pada daging bandikut relatif rendah dari pada daging ternak lainnya. Rendahnya

kadar asam amino daging bandikut ini diduga umur bandikut yang masih muda

dibandingkan hewan yang lain. Menurut Lawrie (2003), perbedaan urat daging,

Page 36: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

72

bangsa dan umur hewan sangat penting pengaruhnya terhadap komposisi kadar asam

amino. Dilaporkan pula bahwa kadar arginin, valin, metionin, isoleusin dan

fenilalanin meningkat dengan bertambahnya umur.

Tabel 15 Komposisi asam amino daging bandikut dan beberapa hewan

domestikasi (% Protein Kasar)

Asam

Amino

Katagori Bandikut

(1)

Kancil

(2)

Sapi

(3)

Babi

(3)

Domba

(3)

Kerbau

(4)

Isoleusin

Leusin

Lisin

Methionin

Fenilalanin

Threonin

Triptofan

Valin

Arginin

Histidin

Sistin

Alanin

As.aspartat

As.glutamat

Glisin

Prolin

Serin

Tirosin

esensial

esensial

esensial

esensial

esensial

esensial

esensial

esensial

esensial

esensial

non esensial

non esensial

non esensial

non esensial

non esensial

non esensial

non esensial

non esensial

0.104

0.576

0.246

0.182

0.348

0.138

*)

0.582

0.530

0.348

0.156

0.110

1.062

2.876

0.110

0.196

0.266

0.300

0.36

0.18

0.56

0.21

1.19

0.41

-

0.41

0.47

0.43

1.32

0.90

0.93

1.49

0.30

0.46

0.58

0.35

5.1

8.4

8.4

2.3

4.0

4.0

1.1

5.7

6.6

1.4

2.9

6.4

8.8

14.4

7.1

5.4

3.8

3.2

4.9

7.5

7.8

2.5

4.1

5.1

1.4

5.0

6.4

1.3

3.2

6.3

8.9

14.5

6.1

4.6

4.0

3.0

4.8

7.4

7.6

2.3

3.9

4.9

1.3

5.0

6.9

1.3

2.7

6.3

8.5

14.4

6.7

4.8

3.9

3.2

1.23

1.88

1.80

0.65

0.90

1.17

-

1.32

1.22

0.77

0.36

1.42

2.56

3.97

1.07

1.19

0.87

0.82 Sumber :

1 Hasil analisis;

2 Rosyidi (2005);

3 Lawrie (2003);

4 Ogujanovic (1974)

*) Tidak dilakukan analisa

Kandungan asam amino esensial daging bandikut antara lain, asam amino leusin

(0.576 %), valin (0.582 %) dan arginin (0.530 %) serta asam amino non esensial asam

glutamat (2.876 %) dan asam aspartat (1.062 %) lebih tinggi dari pada yang

terkandung di dalam daging kancil. Nelson et al., (2000) menjelaskan bahwa leusin

berperan penting dalam metabolisme protein dan vital diperlukan untuk pertumbuhan

optimal bayi serta mendorong pertumbuhan otot selama pemulihan setelah banyak

kerja keras. Arginin berperan penting dalam pembelahan sel, penyembuhan luka,

membuang ammonia dari tubuh dan pelepasan hormon-hormon , seperti prolaktin

untuk laktasi dan sekresi testosteron serta meningkatkan produksi hormon

pertumbuhan yang berpengaruh terhadap perkembangan perototan. Asam aspartat

Page 37: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

73

penting untung merangsang aktivasi pompa natrium-kalium di dalam membrane sel.

Asam glutamat berfungsi sebagai transmiter impuls saraf otak dan sumsum tulang

belakang dan sekarang banyak digunakan sebagai penyedap berbagai macam proses

makanan.

Komposisi Asam Lemak. Asam lemak dapat dikelompokkan menjadi asam lemak

jenuh (saturated fatty acid) dan asam lemak tidak jenuh jenuh (unsaturated fatty

acid). Asam lemak jenuh terdiri dari laurat (C12:0), miristat (C14:0), palmitat (C16:0)

dan stearat (C18:0), sedang asam lemak tidak jenuh antara lain palmitoleat (C16:1),

oleat (C18:1), linoleat (C18:2), linolenat (C18:3), palmitoleat (C16:1) dan

arakhidonat (C20:4). Tingkat kejenuhan asam lemak dapat mempengaruhi

penampilan fisik dan kualitas daging. Daging yang lebih banyak mengandung asam

lemak tidak jenuh akan terlihat lebih berminyak karena rendahnya titik cair asam

lemak tersebut dan yang banyak mengandung asam lemak ikatan rangkap tidak jenuh

akan lebih mudah teroksidasi (Lawrie, 1979).

Kandungan dan komposisi asam lemak daging bandikut dengan beberapa

daging hewan domestikasi lain dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Komposisi asam lemak daging bandikut dengan beberapa daging

hewan domestikasi (% lemak daging)

Asam Lemak

Hewan Laurat

C12:0

Miristat

C14:0

Palmitat

C16:0

Stearat

C18:0

Oleat

C18:1

Linoleat

C18:2

Linolenat

C18:3

Bandikut 1

Kancil 2

Napu 3

Tikus 4

Kanguru 5

Kuda 5

Domba 6

Babi 6

Sapi 6

Ayam 6

Itik8

1.97

1.04

1.66

0.39

0.10

0.10

-

-

-

-

0.19

3.79

3.09

2.22

2.94

1.30

2.20

2.00

1.50

2.50

1.30

0.63

36.76

30.97

20.71

31.95

23.80

19.60

21.00

24.00

24.50

23.20

34.56

0.98

0.77

18.67

6.97

7.20

8.30

28.00

14.00

18.50

6.40

13.62

24.93

59.41

15.98

40.72

31.50

28.10

37.00

43.00

40.00

41.60

38.79

5.33

3.22

2.50

3.99

19.90

17.60

4.00

9.50

5.00

18.90

6.40

0.93

1.12

1.70

1.40

5.40

21.50

0.50 7

1.00

0.50

1.30

0.15 Sumber :

1 Hasil analisis;

2 Rosyidi (2005);

3 Arifin (2004);

4 Wahyuni (2005);

5 Singhal et al. (1997);

6

Alan et al. (1995); 7 Lawrie (2003); 8 Randa (2007)

Page 38: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

74

Pada Tabel 16 memperlihatkan bahwa asam lemak jenuh yang ditemukan pada

daging bandikut adalah asam laurat (1.97 %), miristat (3.79 %) dan palmitat (36.76 %)

mempunyai konsentrasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan daging hewan yang

lain, sedangkan asam stearat (0.98 %) setara dengan kancil (0.77 %) dan relatif lebih

rendah dari hewan lainnya. Asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat, linoleat dan

linolenat yang ditemukan pada daging bandikut masing-masing dengan konsentrasi

sebesar 24.93 %, 5.33 % dan 0.93 % . Kadar asam lemak oleat daging bandikut lebih

tinggi dari napu, linoleat bandikut lebih tinggi dari linoleat kancil, napu dan tikus, dan

linolenat bandikut lebih tinggi dari linolenat domba dan sapi. Asam lemak

tidak jenuh terutama linoleat (C18:2), linolenat (C18:3) dan arakhidonat (C20:4)

adalah esensial dan penting sebagai komponen dinding sel mitokondria dan tempat-

tempat yang metabolismenya aktif. Fungsi lain asam lemak esensial tersebut antara

lain meningkatkan fungsi otak, menjaga kesehatan kulit, mengurangi resiko

terjadinya penyempitan pembuluh darah, meningkatkan fungsi hormon,

meningkatkan retensi mineral, pembentukan spermatozoa, pengaturan siklus

reproduksi dan mencegah terjadinya penyakit diabetes (Clark, 2000).

Konsentrasi asam-asam lemak jenuh yang tinggi pada daging bandikut diduga

bandikut lebih suka mengkonsumsi makanan yang berasal dari bahan pakan yang

kaya akan asam lemak jenuh sehingga dalam proses metabolisme lemak,

pendepositan lemak pakan tanpa diubah. Tidak seperti sapi dimana asam-asam lemak

tidak jenuh yang termakan dihidrogenasi oleh mikroba rumen menjadi deposit lemak-

lemak jenuh. Menurut Lawrie (2003), babi dan nonruminan lain seperti kuda,

cenderung mendeposit lemak-lemak ransum tanpa diubah. Upaya-upaya didalam

praktek budidaya bandikut yang akan dikembangkan sebagai satwa harapan untuk

penganeka ragamanan sumber protein hewani, dapat dilakukan melalui pemberian

pakan bandikut yang banyak mengadung asam lemak tidak jenuh. Sebab tingginya

asam lemak jenuh dalam daging bandikut (laurat, miristat dan palmitat) dapat

menjadi faktor pembatas bagi konsumen, karena telah disinyalir bahwa konsumsi

asam-asam lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol plasma darah. Fenomena

tersebut dapat diantisipasi bila ratio asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh

Page 39: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

75

dalam makanan sama tinggi atau seimbang karena dapat merendahkan kerentanan

individu terhadap penyakit-penyakit vaskuler umumnya. Meningkatnya asam-asam

lemak poli tak jenuh (linolenat, arakhidonat, eikopentanoat dan dekosaheksanoat)

dalam makanan akan menurunkan kolesterol darah meskipun konsumsi lemak dan

kolesterol tinggi.

Penilaian Organoleptik Daging Bandikut

Penilaian organoleptik terhadap penerimaan umum warna, bau dan rasa daging

bandikut yang dibandingkan dengan daging sapi, daging ayam dan daging babi pada

penelitian ini digunakan uji hedonik atau uji kesukaan (Rahayu, 1994). Uji ini

merupakan salah satu uji penerimaan. Pada uji ini panelis diminta mengungkapkan

tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidak sukaan. Penilaian

meliputi warna, bau dan rasa dari masing-masing jenis daging. Uji dilakukan

langsung kepada panelis tidak terlatih sebanyak 85 orang panelis dengan memberikan

jenjang skor yang telah ditetapkan, yaitu nilai 1 = tidak suka; nilai 2 = biasa/netral;

nilai 3 = agak suka; nilai 4 = suka dan nilai 5 = sangat suka.

Warna Daging

Warna daging sangat berpengaruh terhadap penampilan daging. Perubahan

warna daging sering dikaitkan dengan kesegaran daging. Rataan skor dan median

variable respon yang mencerminkan penerimaan tingkat kesukaan terhadap warna

daging bandikut dapat dilihat pada Tabel 17. Hasil uji Kruskal-Wallis antara jenis

daging sapi, bandikut, babi dan ayam terhadap warna daging ditampilkan pada

Lampiran 7.

Tabel 17 Rataan skor dan median kesukaan terhadap warna daging

Jenis Daging Rataan Median

Sapi

Bandikut

Ayam

Babi

3.282 6 1.271

3.612 6 1.048

3.306 6 1.354

3.235 6 1.324

4.00

4.00

4.00

3.00

Page 40: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

76

Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 7) menunjukkan bahwa antara jenis daging

sapi, bandikut, ayam dan babi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap warna

daging. Hal ini menggambarkan bahwa warna daging bandikut dapat diterima sama

disukai seperti halnya warna daging lainnya (sapi ayam dan babi). Meskipun

demikian pada Tabel 24 terlihat bahwa nilai median warna daging babi adalah 3

(agak suka) sedangkan warna daging bandikut memiliki nilai median sama dengan

warna daging ayam dan sapi yaitu 4 (suka). Keadaan ini dapat menggambarkan

bahwa warna daging babi cenderung kurang disukai dibandingkan warna daging

lainnya. Hal ini disebabkan warna daging babi terlihat lebih merah terang

dibandingkan warna daging lainnya yang diduga karena daging babi lebih sedikit

mengandung mioglobin. Warna daging segar bandikut merah, sedang daging sapi

berwarna merah tua dan warna daging ayam adalah putih sehingga dalam proses

pembakaran sebagai produk sate, daging babi menjadi lebih terang dibanding daging

sapi dan bandikut sedang daging ayam menjadi kuning kecoklatan dan hal ini dapat

mempengaruhi tingkat preferensi konsumen. Menurut Arbelle et al., 2001, Forrest et

al., 1975 warna daging dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi penentu

utamanya adalah konsentrasi mioglobinnya. Tingkat mioglobin di dalam daging

tergantung pada spesies, bangsa, umur, jenis kelamin, tipe otot dan aktifitas fisik

(Lawrie 1988).

Rentangan median tingkat kesukaan panelis terhadap warna daging disajikan

pada Gambar 15.

Page 41: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

77

1

2

3

4

5

wa

rna

Jenis Daging

sapi bandikut ay am babi

Gambar 15 Boksplot median terhadap warna daging.

Pada Gambar 15 menunjukkan bahwa rentang tingkat kesukaan panelis

terhadap warna daging sapi, ayam dan babi memiliki pemusatan median yang sama

yaitu antara nilai 2 (biasa atau netral) sampai nilai 4 (suka), sedang terhadap warna

daging bandikut memiliki rentang pemusatan median yang lebih sempit yaitu antara

nilai 3 (agak suka) dan nilai 4 (suka). Hal ini dapat menggambarkan bahwa warna

daging bandikut cenderung lebih disukai dibanding warna daging lainnya. Keadaan

ini juga ditunjukkan pada rataan skor yang lebih tinggi (3.612) dari pada sapi (3.282),

ayam (3.306) dan babi (3.235) sehingga bila ditinjau dari segi warna daging maka

pilihan pertama yang disukai adalah daging bandikut.

Bau Daging

Bau merupakan sensasi kompleks yang melibatkan cita rasa, tanpa bau maka

satu atau 4 taste utama (pahit, asin, asam dan manis) akan menjadi dominan. Pada

bahan makanan bau sangat penting secara estetis dan fisiologis untuk merangsang

sekresi cairan pencernaan bila bau menyenangkan. Rataan skor dan median variable

respon yang mencerminkan penerimaan tingkat kesukaan terhadap bau daging

bandikut disajikan pada Tabel 18. Hasil uji Kruskal-Wallis antara jenis daging sapi,

bandikut, babi dan ayam terhadap baud aging ditampilkan pada Lampiran 8.

Tabel 18 Rataan skor dan median kesukaan terhadap bau daging

Page 42: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

78

Jenis Daging Rataan Median

Sapi

Bandikut

Ayam

Babi

3.282 6 1.333

3.224 6 1.294

3.306 6 1.372

3.329 6 1.117

4.00

3.00

3.00

3.00

Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 8) menunjukkan bahwa antara jenis daging

sapi, bandikut, ayam dan babi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap bau daging.

Hal ini menunjukkan bahwa bau daging bandikut dapat diterima sama disukai seperti

halnya terhadap bau daging sapi, ayam dan babi. Pada Tabel 18 dapat dilihat pula

bahwa nilai median terhadap penerimaan bau daging sapi adalah 4 (suka) sedangkan

nilai median pada bau daging bandikut, ayam dan babi sama yaitu 3 (agak suka).

Keadaan ini menggambarkan bahwa bau daging sapi cenderung lebih disukai dari

pada bau daging bandikut, ayam dan babi. Hal ini diduga daging sapi banyak

mengandung zat nutrisi yang dapat menghasilkan zat yang berbau harum dalam

proses pemanasan produk sate. Menurut Lawrie (2003), dalam pemanasan daging ada

proses karamelisasi dengan pembentukan banyak zat yang berbau harum, termasuk

furan-furan, alkohol dan hidrokarbon aromatik. Selain itu dijelaskan pula bahwa

asam-asam amino, karbohidrat, lemak dan tiamin merupakan prekusor yang penting

dalam aroma atau bau daging.

Rentangan median tingkat kesukaan panelis terhadap bau daging dapat dilihat

pada Gambar 16.

Page 43: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

79

5

4

3

2

1

ba

u

Jenis Daging

sapi bandikut ay am babi

Gambar 16 Boksplot median terhadap bau daging.

Gambar 16 dapat dilihat bahwa rentang tingkat kesukaan panelis terhadap bau

daging memiliki tingkat pemusatan median yang sama yaitu dari skor 2 (biasa atau

netral) sampai skor 4 (suka). Keadaan ini juga dapat sebagai petunjuk bahwa

sebagian besar tingkat kesukaan panelis terhadap bau daging bandikut maupun bau

daging sapi, ayam dan babi adalah sama, tetapi pada Tabel 18 terlihat bahwa daging

bandikut memiliki rataan skor paling rendah (3.224) dibanding bau daging sapi

(3.282 ), ayam (3.306) dan babi (3.329). Hal ini dapat menggambarkan pula bahwa

bau daging bandikut kecenderungan kurang disukai dibanding bau daging lainnya.

Kecenderungan bau daging bandikut kurang disukai diduga adanya komponen

volatile yang khas yang dikeluarkan oleh kelenjar tertentu, seperti halnya bau daging

pada babi jantan (boar odour) atau pada kambing/domba (lamb odour). Bila ditinjau

dari segi bau daging maka daging bandikut merupakan pilihan terakhir yang disukai.

Rasa Daging

Rasa atau cita rasa (flavour) daging merupakan hasil sensasi yang melibatkan 4

sensasi dasar yaitu pahit, asam, manis dan asin. Daging sebagai bahan makanan, rasa

sangat menentukan untuk disukai atau ditolak oleh konsumen. Rataan skor dan

median variabel respon yang mencerminkan penerimaan tingkat kesukaan terhadap

rasa daging bandikut dapat dilihat pada Tabel 19. Hasil uji Kruskal-Wallis antara

Page 44: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

80

jenis daging sapi, bandikut, babi dan ayam terhadap rasa daging ditampilkan pada

Lampiran 9.

Tabel 19 Rataan skor dan median kesukaan terhadap rasa daging

Jenis Daging Rataan Median

Sapi

Bandikut

Ayam

Babi

3.271 6 1.575

3.459 6 1.332

3.635 6 1.233

3.824 6 1.226

4.00

4.00

4.00

4.00

Hasil uji Kruskal-Wallis (Lampiran 9) menunjukkan bahwa antara jenis daging

sapi, bandikut, ayam dan babi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap rasa daging.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesukaan terhadap rasa daging bandikut sama

seperti halnya terhadap daging sapi, ayam dan babi. Keadaan ini juga ditunjang

dengan nilai median yang sam yaitu 4 (suka), tetapi dari rataan skor pada Tabel 19

memperlihatkan bahwa rataan skor daging babi paling tingggi (3.824) kemudian

diikuti oleh daging ayam (3.635), daging bandikut (3.459), dan daging sapi (3.271).

Hal ini dapat menggambarkan pula bahwa rasa daging babi cenderung lebih disukai

dibanding daging lainnya. Kecenderungan ini diduga karena daging babi sudah biasa

dikonsumsi oleh masyarakat papua pada umumnya.

Rentangan median tingkat kesukaan panelis terhadap rasa daging dapat dilihat

pada Gambar 17.

Page 45: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

81

5

4

3

2

1

rasa

Jenis Daging

sapi bandikut ay am babi

Gambar 17 Boksplot median terhadap rasa daging.

Pada Gambar 17 menunjukkan bahwa rentang median tingkat kesukaan panelis

terhadap rasa daging sapi bervariasi dari 2 (biasa/netral) sampai 5 (sangat suka), pada

daging bandikut antara 2 (biasa/netral) sampai 4 (suka), sedangkan pada daging ayam

dan babi memiliki pemusatan median yang sama yaitu antara nilai 3 (agak suka)

sampai nilai 5 (sangat suka). Hal ini dapat menggambarkan bahwa tingkat kesukaan

panelis terhadap rasa daging bandikut masih dalam taraf suka belum mencapai taraf

sangat suka seperti pada rasa daging ternak konvensional tersebut diatas.

Page 46: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Bentuk kepala bandikut jenis ini sempit dan runcing mengarah ke hidung yang panjang. Menurut Petocz (1994), moncong yang panjang menunjukkan

82