Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili,...

17
5 TINJAUAN PUSTAKA Sistematika Zoologis Bandikut Secara umum kedudukan bandikut dalam sistematika zoologis adalah sebagai berikut (Van Der Zon, 1979; Strahan, 1990; Flannery, 1995a dan 1995b; Petocz, 1994) : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata Class : Mamalia Subclass : Theria (Parker and Haswell,1897) Infraclass : Metatheria (Huxley, 1880) Superordo : Marsupialia (Illeger, 1811) Ordo : Peramelemorphia (Kirsch,1968) – Bandicoots and bilbies Family : Peroryctidae (Groves and Flannery,1990) – Peroryctid bandicoots Genus : Echymipera – New Guineaan Spiny Bandicoots Species : Echymipera kalubu (Lesson, 1828) Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, 10 spesies, dan Peroryctidae (Peroryctid bandcoots) mempunyai 4 genus 11 spesies (Lindenmayer, 1997). Family Peramelidae banyak terdapat di Australia, sedangkan family Peroryctidae, terutama genus Echymipera banyak ditemukan di kepulauan Maluku, dan New Guinea (Menzies, 1991). Daratan New Guinea memiliki 5 genus dan 11 spesies. 3 genus (Peroryctes, Microperoryctes dan Rhynchomeles) dengan 11 spesies merupakan endemik dan genus Echymipera yang merupakan pusat genus di New Guinea dengan 4 spesies dan, 1 spesies di antaranya meluas sampai di bagian utara Australia. Genus lain (Isodoon) merupakan pusat genus di Australia dengan 1 spesies juga penyebarannya meluas sampai ke New Guinea bagian selatan (Graeme dan Maynes, 1990).

Transcript of Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili,...

Page 1: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

5

TINJAUAN PUSTAKA

Sistematika Zoologis Bandikut

Secara umum kedudukan bandikut dalam sistematika zoologis adalah sebagai

berikut (Van Der Zon, 1979; Strahan, 1990; Flannery, 1995a dan 1995b; Petocz,

1994) :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Subclass : Theria (Parker and Haswell,1897)

Infraclass : Metatheria (Huxley, 1880)

Superordo : Marsupialia (Illeger, 1811)

Ordo : Peramelemorphia (Kirsch,1968) – Bandicoots and bilbies

Family : Peroryctidae (Groves and Flannery,1990) – Peroryctid

bandicoots

Genus : Echymipera – New Guineaan Spiny Bandicoots

Species : Echymipera kalubu (Lesson, 1828)

Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and

bilbies) memiliki 4 genus, 10 spesies, dan Peroryctidae (Peroryctid bandcoots)

mempunyai 4 genus 11 spesies (Lindenmayer, 1997). Family Peramelidae banyak

terdapat di Australia, sedangkan family Peroryctidae, terutama genus Echymipera

banyak ditemukan di kepulauan Maluku, dan New Guinea (Menzies, 1991). Daratan

New Guinea memiliki 5 genus dan 11 spesies. 3 genus (Peroryctes, Microperoryctes

dan Rhynchomeles) dengan 11 spesies merupakan endemik dan genus Echymipera

yang merupakan pusat genus di New Guinea dengan 4 spesies dan, 1 spesies di

antaranya meluas sampai di bagian utara Australia. Genus lain (Isodoon) merupakan

pusat genus di Australia dengan 1 spesies juga penyebarannya meluas sampai ke New

Guinea bagian selatan (Graeme dan Maynes, 1990).

Page 2: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

6

Diskripsi Umum dan Penyebaran Bandikut

Nama bandikut (bandicoot) pertama kali diberikan tahun 1799 oleh peneliti

pada beberapa marsupialia Australia dari bahasa Telugu (‘pandi-kokku’) dari suku

yang tinggal di dataran Deccan India Tengah yang berarti “tikus babi”, yaitu nama

tikus lokal India dari marga Bandicota (Petocz, 1994). Menurut Menzies (1991) dan

Chambers (2001) semua jenis bandikut dapat mudah dikenali karena ciri utamanya

yaitu jari kaki belakang kedua dan ketiga pada pangkal cakarnya disatukan oleh kulit

dan hanya ujung sendi terakhir dan kukunya yang terpisah. Kedua jari yang bersatu

tersebut berfungsi sebagai sisir untuk membersihkan diri dari ektoparasit dan kotoran.

Bandikut mempunyai susunan gigi poliprotodon yaitu mempunyai banyak pasang

gigi seri di rahang bawah dan di antara taring. Formula susunan gigi : I 4-5/3, C 1/1,

P 3/3, M 4/4 (Tate, 1948 dan Lindenmayer, 1997).

Bandikut mempunyai kepala panjang dengan telinga agak berbulu dan moncong

runcing yang menandakan indera penciumannya yang tajam. Tubuhnya agak kompak

dan berukuran antara kelinci besar dan tikus. Kaki belakang memanjang mirip kaki

kuskus dan kanguru atau walabi yang memungkinkan bandikut untuk berjingkrak,

berlari kencang dan meloncat. Tungkai kaki depan jauh lebih pendek tetapi kuat dan

mempunyai tiga cakar yang mencolok untuk menggaruk dan menggali. Panjang

ekornya beragam dan tidak prehensile. Rambutnya halus tetapi ada yang jarang, agak

kasar dan kaku, terutama pada bandikut berduri dari genus Echymipera. Warna

bulunya beragam bergantung pada spesies, bisa orange, kelabu coklat atau bergaris.

Panjang bandikut berkisar antara 28-81 cm dengan panjang ekor sampai 20 cm

(Manzies, 1991).

Bandikut merupakan hewan marsupial metatherian, mamalia berkantung yang

mempunyai plasenta mirip mamalia eutherian (mamalia berplasenta). Di antara

marsupialia lain, bandikut mempunyai ciri yang unik yaitu mempunyai plasenta

korioalantois, suatu saluran panjang dari dinding uterus induk ke embrio yang

berfungsi untuk mengikat anak yang baru lahir selama perjalanan ke kantung

induknya (Petocz, 1994) . Permukaan kantung bandikut menghadap ke arah bawah

Page 3: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

7

dan belakang, Di dalam kantung terdapat 6 atau 8 puting susu teratur dalam 2 baris

membusur (Lyne, 1990).

Di dunia terdapat 21 spesies bandikut, sebagian besar hanya ditemukan di New

Guinea dan sedikit di pesisir utara dan timur Australia. Bandikut termasuk hewan

nokturnal, soliter, omnivora (Menzies, 1991). Secara umum daerah penyebaran

bandikut dari ketinggian 0 – 4 300 meter dari permukaan laut pada habitat padang

rumput alam, alang-alang, hutan terbuka, hutan hujan dataran rendah, hutan lebat,

hutan lumut dan areal berpohon.

Bandikut hidup dalam dua kondisi musim, yaitu musim kering dan musim

hujan. Selama musim kering, bandikut hidup pada vegetasi yang lebat yang terdiri

atas gulma-gulma yang tinggi, pohon-pohon kecil dan semak perdu yang lebat.

Kemungkinan ini terjadi karena persediaan pakan yang jarang ditemukan. Sedangkan

selama musim hujan, bandikut keluar dan mengembara di padang rumput terbuka

yang merupakan sumber makanan berlimpah.

Bandikut membuat sarang individu dalam tanah yang terdiri atas timbunan

tanah dan rumput kering yang sederhana serta ranting yang merupakan kamuflase

yang baik dan tahan air. Sarang tempat persembunyiannya di bawah tanah bisa digali

sampai mencapai panjang 1,5 meter. Banyak pula bandikut yang menggunakan

rongga batang pohon sebagai tempat persembunyian atau berlindung. Namun

demikian secara umum, bandikut sangat menyukai dalam area tanah tertutup yang

rendah sebagai tempat tinggal.

Penyakit yang sering menyerang dan membahayakan kesehatan bandikut adalah

toxoplasmosis (Obendorf & Munday, 1990; Miller, et al., 2000). Bandikut hasil

tangkapan dari hutan sebagian besar menderita ektoparasit.

Echymipera kalubu (Spiny Bandicoot)

E. kalubu dikenal juga sebagai bandikut kepala hitam (Gambar 1). Bagian

kepala berwarna kehitaman dan terdapat batas tajam pada bagian tenggorokan dan

pipi yang lebih terang. Bandikut jenis ini mempunyai ciri rambut berduri, bagian

Page 4: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

8

punggung kehitaman dengan sejumlah variasi kuning kecoklatan sampai leher. Warna

rambut coklat muda pada bagian ventral dan coklat gelap kehitaman dengan ujung

Gambar 1 Echymipera kalubu.

lebih pucat dan panjang pada bagian dorsal. Moncong agak panjang, telinga, ekor dan

kaki pendek serta memiliki 4 pasang gigi seri (Graeme & Maynes, 1990). Pada

telapak kaki belakang berwarna hitam dan sedikit berkembang baik dibanding

Echimipera secara umum (Ziegler, 1977). Bobot badan jantan lebih besar dari pada

betina. Spesies ini merupakan bentuk fauna peralihan antara Australia Utara dan

New Guinea (Gordon, at al. 1990). Populasinya tersebar luas di dataran rendah pada

habitat hutan tertutup, hutan terbuka, padang rumput dan semak belukar yang lebih

kering di pulau Wageo, Biak dan Yapen serta bagian utara, timur dan selatan New

Guinea, dengan ketinggian sampai 1550 meter dari permukaan laut .

E. kalubu mempunyai empat sub species yaitu E.k. kalubu, Lesson, 1828; E.k.

cockerelli, Ramsay, 1877; E.k. oriomo, Tate and Archbold, 1936; dan E.k. philipi,

Throughton, 1945. Rataan ukuran tubuh jantan dan betina (Strahan, 1990; Graeme &

Maynes, 1990; Flannery, 1995a dan 1995b;), sebagai berikut :

Page 5: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

9

Ukuran Jantan Betina

Berat Badan (g) 1 500 850

Kepala-badan (mm) 380 280

Ekor (mm) 98 78

Kaki belakang (mm) 66 48,5

Telinga (mm) 32 28

Sifat-sifat Biologis Bandikut

Makanan

Bandikut tergolong hewan omnivora (Cockburn, 1990; Reese, 2001; Paliling,

2002), pemakan insekta (semut hitam, belalang, serangga kecil, kumbang muda, larva,

pupa, kupu-kupu kecil, rayap), invertebrata (cacing tanah, laba-laba, ulat kayu) dan

vertebrata kecil, buah-buahan yang jatuh, biji-bijian dan akar pohon. Jenis vertebrata

kecil yang sering dikonsumsi adalah kadal, katak dan tikus. Selain itu bandikut juga

memakan keong, kelapa, pisang, pepaya, ubi jalar, buah sagu, dan sisa makanan

manusia bila masuk ke pemukiman atau kebun penduduk. Namun demikian bandikut

paling menyukai tipe makanan jenis insekta dan invertebrata (Quin, 1985; Stodart,

1977).

Sesuai sifat soliter dan nokturnal pada bandikut, di alam bebas satwa ini

mencari makanan sendirian sepanjang malam, kecuali ada betina yang sedang estrus,

mereka akan mencari makan secara bersama/berpasangan. Bandikut memiliki daerah

teritori tertentu dengan daerah jelajah (home range) sangat luas yaitu 1-4 ha untuk

betina dan jantan sampai 40 ha dan saling tumpang tindih (overlap) (Gemmell, 1988).

Daerah jelajah jantan 10 kali lebih luas dibanding betina (Cockburn, 1990). Bandikut

menemukan makanan pada tempat yang terbuka atau di dalam tanah. Di dalam

penangkaran, bandikut akan mengkonsumsi makanan di tempat makanan yang sudah

tersedia atau dibawa ke tempat tertentu kemudian sisanya dibawa ke sarangnya. Cara

menggigit makanan sangat bervariasi dalam mencari posisi bergantung pada tekstur

Page 6: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

10

makanannya. Bandikut betina di dalam kandang cenderung kanibal untuk membunuh

dan memakan anaknya (Gemmell, 1982).

Reproduksi

Tingkat reproduksi bandikut pada umumnya sangat tinggi, tetapi tingkat

mortalitasnya juga tinggi (30-50%), terutama bandikut muda dalam kantung dan

setelah penyapihan (Gemmell, 1988) . Bandikut termasuk poliestrus dan bereproduksi

sepanjang tahun (Mackerras & Smith, 1960). Betina dewasa mulai kawin sekitar

umur 4 bulan dengan berat badan paling rendah 450 gram dan panjang badan dari

kepala sampai 225 mm dan jantan pada umur 5 bulan dengan berat badan 650 gram

(Lyne, 1964; Flannery, 1995a). Jumlah anak per kelahiran (litter size) 2-4 ekor

bahkan ada yang 7 ekor. Seekor betina dalam setahun dapat beranak 5-6 kali.

Interval kelahiran paling umum selama 58 hari. Anak bandikut tinggal dan menyusu

dalam kantung induk sampai umur 48-53 hari dan berhenti menyusu pada umur 59-61

hari ketika kelahiran berikutnya kemudian mengikuti induknya sampai umur 71-73

hari. Induk kawin lagi ketika anaknya berumur 49-50 hari dan masih menyusu

didalam kantung (Stodart, 1977).

Kopulasi berlangsung pada waktu aktif di malam hari tetapi kelahiran terjadi di

siang hari pada waktu betina istirahat. Siklus estrus berkisar antara 17-34 hari atau

rata-rata 21 hari dan puncak estrus terjadi hanya pada satu malam (Lyne, 1976 &

1990). Lama kebuntingan antara 12 hari 8 jam dan 12 hari 14 jam atau rata-rata 12,5

hari (Stodart, 1977; Petocz, 1994; Fishman, 2001). Hal ini merupakan lama bunting

yang paling pendek dan pertumbuhannya dalam kantung lebih cepat dari marsupial

lain. Bandikut lahir dalam kondisi belum berkembang sempurna dan berlindung

dalam kantung induk sampai perkembangannya sempurna. Rambut pertama muncul

di tubuh pada umur 45 hari, mata terbuka antara umur 45 dan 50 hari dan penyapihan

terjadi pada umur 60 hari (Lyne, 1990).

Percumbuan bandikut dilakukan saat betina mengalami estrus (birahi). Betina

yang sedang estrus akan mensekresikan bau spesifik melalui urine yang dibuang

sepanjang jalan yang dilewati sehingga bandikut jantan akan mencium bau tersebut

Page 7: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

11

dan mengejar sampai betina bersedia dikopulasi (Petocz, 1994). Masa estrus hanya

beberapa malam saja. Proses percumbuan sampai terjadi kopulasi berlangsung sampai

5 jam lebih. Sedangkan proses kopulasinya sendiri hanya berlangsung selama 2-4

menit (Manufandu, 2000).

Proses kelahiran bandikut sama seperti hewan marsupialia lainnya, lahir dalam

kondisi belum masak, kurang dari 10 menit mampu merayapi rambut menuju ke

puting susu di kantung induknya dengan ikatan plasenta korioalantois dan induknya

tidak mencoba membersihkan tubuh anaknya karena tidak berselaput (Stodart, 1990).

Plasenta ini merupakan saluran berbentuk bebat panjang yang menghubungkan

dinding uterus induk dan embrio. Fungsi saluran tersebut hanya sebagai pengikat

anak yang baru lahir dengan induknya selama proses perjalanan ke kantung dan tidak

berfungsi dalam pertukaran nutrisi dan darah dari induk ke anaknya seperti pada

hewan-hewan eutherian (mamalia berplasenta). Menurut Lyne (1990), alantois

sebagai vesikel kecil mulai muncul dan tertanam ketika embrio berumur 9,5 hari.

Proses masuknya anak ke kantung induk saat kelahiran merupakan naluri alami

anak yang berusaha tanpa bantuan induk. Induk secara naluri membantu membuat

jalan pada rambut antara pangkal kedua paha menuju ke kantung dengan cara

menjilati sambil mengeluarkan cairan atau lendir dari mulutnya sehingga cukup licin

untuk dilewati anaknya. Anak bandikut yang baru dilahirkan dilengkapi dengan cakar

besar yang dapat membantu bergelantungan ketika merayap ke kantung induknya.

Setelah masuk ke dalam kantung, cakar tersebut akan tanggal dengan sendirinya

(Manufandu, 2000).

Bayi bandikut dalam keadaan tidak berambut, mata tertutup dan kaki depan

berkembang tidak sebanding dengan bagian tubuh lainnya. Bandikut muda

melekatkan diri pada salah satu puting dan memulai masa menyusu selama 55-60 hari

untuk menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan di dalam kantung induknya

sampai anak berikutnya lahir (Petocz, 1994; Lancaster, 2001). Rata-rata panjang anak

bandikut yang baru dilahirkan sekitar 13 mm dengan berat 0,2 gram (Lyne, 1990).

Anak-anak yang sudah disapih ikut mencari makan bersama induknya hanya

satu atau dua minggu sebelum mereka menjalani pola hidup soliter dan membuat

Page 8: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

12

teritori atau home rangenya sendiri. Lama hidup (lifespan) bandikut sekitar 3.3-4

tahun (Lobert & Lee, 1990).

Tingkah laku (Behavior)

Tingkah laku hewan merupakan suatu kondisi penyesuaian hewan terhadap

lingkungannya. Setiap hewan secara naluri dengan tingkah lakunya akan beradaptasi

dengan lingkungan tertentu dan pada banyak kasus merupakan hasil seleksi alam

seperti terbentuknya perubahan struktur fisik (Stenley & Andrykovitch, 1984).

Tingkah laku hewan mamalia umumnya mempunyai fleksibilitas dan bervariasi.

Menurut Vaughan (1986), hewan mamalia akan belajar lebih cepat dan dapat

memodifikasi tingkah laku untuk menyesuaikan dengan lingkungan. Satwa liar yang

didomestikasi akan mengalami perubahan tingkah laku yaitu berkurangnya sifat liar,

sifat bersarang, sifat berpasangan, sifat terbang dan agresivitas (Craig, 1981).

Pada tingkat adaptasi, tingkah laku ditentukan oleh kemampuan belajar hewan

untuk menyesuaikan tingkah lakunya terhadap suatu lingkungan yang baru. Menurut

Stanley & Andrykovitch (1984), tingkah laku maupun kemampuan belajar hewan

ditentukan oleh sepasang gen atau lebih sehingga terdapat variasi tingkah laku

individu dalam satu spesies meskipun secara umum relatif sama dan tingkah laku

tersebut dapat diwariskan kepada turunannya yaitu berupa tingkah laku dasar.

Tingkah laku dasar hewan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir (innate

behaviour), antara lain gerakan menjauh atau mendekat dari stimulus, perubahan pola

tingkah laku dengan adanya kondisi lingkungan yang berubah dan tingkah laku akibat

mekanisme fisiologis, seperti tingkah laku jantan dan betina saat estrus. Penampilan

tingkah laku individu selain dipengaruhi oleh faktor genetik tetua juga dipengaruhi

oleh faktor lingkungan internal atau status fisiologis (misal umur, sex, lapar, sehat)

dan faktor ekternal seperti lingkugan fisik (nutrisi, temperature, pembatasan gerakan,

panjang hari) dan lingkungan social, misal ukuran kelompok, kelompok sexual,

parental contact (Craig, 1981).

Menurut Craig (1981) sistem tingkah laku hewan (misalnya tingkah laku

makan, minum, tidur dan kawin) terdiri atas tiga fase aktivitas yang terjadi dalam satu

Page 9: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

13

rangkaian, yaitu fase hasrat (appetitive behaviour), fase kebiasaan yang konsisten

atau naluri (consummatory behaviour) dan fase respon kelanjutan yang

menguntungkan (refractory behaviour). Selanjutnya Scott (1972) membagi sistem

tingkah laku berdasarkan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan kenyamanan

hewan, yaitu ingestive (tingkah laku makan dan minum); eliminative (tingkah laku

kencing dan membuang kotoran); shelter seeking (tingkah laku mencari tempat

berlindung); investigatory (tingkah laku penyelidikan terhadap keadaan bahaya di

sekitarnya); allelomimetic (tingkah laku berkelompok); agonistic (tingkah laku yang

berkaitan dengan agresivitas, kepatuhan dan pertahanan); sexual (tingkah laku

kawin); epimeletic (care-giving), tingkah laku keindukan; et-epimeletic (care-

seeking), tingkah laku melindungi anak atau interaksi dengan hewan dari kelompok

lain; play (tingkah laku bermain).

Tingkah laku bandikut di alam (in-situ) selalu menandai dan mempertahankan

daerah teritorinya. Bandikut mempunyai kelenjar bau di telinga, mulut, kantung dan

kloaka yang mensekresikan bau spesifik (Fisherman, 2001) sehingga dapat menandai

melalui urin dan fesesnya. Satwa ini termasuk satwa marsupial yang soliter yaitu

tidak hidup dalam kelompok kecuali induk dan anaknya, nocturnal (lebih banyak

aktif pada malam hari) dan oportunis (selalu mencari kesempatan dan menghabiskan

waktu untuk mencari makan).

Pada siang hari bandikut lebih banyak berada di sarangnya dan hanya muncul

dari sarangnya pada senja atau bila terancam untuk melarikan diri dengan cepat. Saat

akan meninggalkan sarang, bandikut akan memastikan keadaan sekelilingnya dengan

berjalan pelan, mengendus dan bergerak kemudian masuk kembali ke sarang.

Beberapa saat setelah yakin aman, bandikut akan keluar dan lari cepat setelah

menutupi lubang sarang dengan serasah di sekitarnya.

Bandikut secara gigih akan melindungi diri sendiri dan mempertahankan

teritorinya dari bandikut jantan yang lain, terutama bila terdapat betina yang sedang

birahi. Paling sedikit ada dua jantan akan saling berkelahi satu sama lain untuk

menguasai teritori. Selanjutnya akan ada satu jantan yang dibunuh atau menjadi

subordinat bagi jantan yang lain (jantan dominan) dan menghindari perkelahian

Page 10: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

14

(takut). Konsekuensi dari jantan subordinat harus menyerahkan semua bandikut

betinanya kepada jantan dominan.

Pertumbuhan dan Perkembangan

Istilah pertumbuhan sudah banyak didefinisikan. Pertumbuhan tubuh hewan

adalah pembentukan jaringan baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan berat,

bentuk dan komposisi tubuh (Hammond, 1982), perubahan ukuran atau bentuk tubuh

yang dapat dinyatakan dengan ukuran panjang, volume ataupun berat (Williams,

1982), peningkatan bobot badan yang berhubungan dengan interval waktu (Maynard

et al, 1982), peningkatan bobot badan sampai mencapai ukuran dewasa (Taylor,

1984), peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada

hewan muda yang sehat, diberi pakan, minum dan tempat berlindung yang layak

(Swatland, 1984). Lebih khusus Boggs & Markel (1984) menjelaskan bahwa

pertumbuhan merupakan suatu bagian integral dari produksi daging hewan karena

tingkat pertumbuhan mempengaruhi efisiensi produksi dan secara luas mencerminkan

keuntungan atau kerugian selama produksi.

Tidak semua bagian tubuh berkembang sama selama pertumbuhan. Perbedaan

pertumbuhan bagian tubuh ini disebut perkembangan. Perkembangan adalah

progress, suatu kemajuan kekompleksitas yang lebih tinggi dan ekspansi ukuran

(Forrest et al, 1975). Perkembangan terjadi dari tahap embrio sampai hewan dewasa

(Boggs & Markel, 1984).

Pertumbuhan sering dijelaskan sebagai suatu peningkatan dalam struktur

jaringan, yaitu tulang, otot dan jaringan ikat yang berkaitan dengan otot. Jaringan

tersebut akan dibedakan dari lemak yang berkembang kemudian selama fase

perlemakan. Perlemakan terjadi selama pertumbuhan dan perkembangan normal otot

dan tulang. Sebagian besar perlemakan terjadi setelah perkembangan tulang

sempurna dan perototan mencapai maksimum. Jaringan otot sangat penting bagi ahli

ternak karena komponen ini akhirnya akan dikonsumsi sebagai daging. Sedangkan

tulang, struktur dan kekuatan pertulangan secara fungsional penting untuk

Page 11: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

15

memaksimumkan efisiensi produksi selama pertumbuhan. Lemak juga penting karena

dapat menentukan citarasa/kualitas daging.

Pola pertumbuhan hewan pada kondisi lingkungan ideal, bentuk kurve

pertumbuhan untuk semua spesies mengikuti pola kurve pertumbuhan sigmoid

(Gambar 2). Pada tahap awal, pola pertumbuhan terjadi lambat, kemudian cepat

hingga umur pubertas dan secara berangsur lambat kembali dan berhenti setelah

mencapai kedewasaan (Forrest et al. 1975).

Gambar 2 Kurve pertumbuhan normal dan laju pertumbuhan

(Forrest et al. 1975)

Titik belok

Laju pertumbuhan

maksimum

lahir

pubertas Pertumbuhan

Umur Laju Pertumbuhan

Dewasa tubuh

Lahir

umur

Page 12: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

16

Titik belok (point of inflection) umumnya dicapai pada awal masa pubertas dan

selanjutnya diikuti peningkatan konversi pakan (Williams, 1982), semua jaringan

juga menurun lambat dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Boggs &

Markel, 1984). Selama pertumbuhan sampai dewasa, komposisi tubuh akan

mengalami perubahan. Kerangka berkembang relatif lebih baik setelah lahir dan

setelah pertumbuhan hampir mendekati konstan. Pertumbuhan otot lebih cepat dari

pada tulang setelah lahir sehingga rasio antara otot dan tulang mengalami

peningkatan yang progresif, sedangkan pertumbuhan jaringan lemak pada mulanya

berlangsung lambat tetapi selama periode penggemukan pertumbuhannya meningkat

secara drastis (Kempster et al. 1982). Peningkatan deposit lemak dengan cepat

dimulai saat pertumbuhan dan perkembangan otot mulai menurun (Boggs & Markel,

1984). Kurve pertumbuhan postnatal dari tulang, otot dan lemak digambarkan pada

Gambar 3.

Gambar 3 Kurve pertumbuhan tulang, otot, dan lemak

Pertumbuhan Alometri

Pertumbuhan alometri merupakan kajian pertumbuhan relatif yaitu perubahan-

perubahan proporsional tubuh terhadap peningkatan ukuran tubuh. Hal ini atas dasar

konsep bahwa selama pertumbuhan dan perkembangan serta peningkatan berat tubuh

Otot

Lemak

Tulang

Unit Pertumbuhan

Page 13: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

17

juga akan terjadi perubahan komponen tubuh seperti proporsi organ dan jaringan

(tulang, otot dan lemak) yang berbeda (Soeparno, 1992).

Secara prinsip pertumbuhan merupakan kumpulan dari pertumbuhan bagian-

bagian dari komponennya dan berlangsung dengan kecepatan yang berbeda.

Perubahan ukuran komponen tersebut akan menghasilkan diferensiasi karakteristik

organ dan jaringan termasuk komponen kimia penyusunnya (air, lemak, protein dan

abu). Berat jaringan atau organ suatu spesies pada dasarnya ditentukan oleh berat

tubuhnya. Cara menentukan dan mengukur hubungan alometrik antara berat tubuh

dan komponen-komponen tubuh selama pertumbuhan dapat digunakan persamaan

alometri Huxley : Y = a Xb

, dimana Y adalah berat jaringan atau organ, X adalah

berat ternak atau variable tidak bebas lain, a adalah konstanta dan b adalah koefisien

pertumbuhan relatif atau ratio pertumbuhan alometrik dari variable bebas Y.

Alometri Huxley pada penggunaannya ditransformasikan dalam bentuk

logaritma sehingga menghasilkan garis lurus untuk setiap komponen tubuh (variable

bebas Y) terhadap berat tubuh (variable tidak bebas X). Bentuk transformasi

logaritma persamaan alometri Huxley tersebut adalah log Y = log a + b log X atau ln

Y = ln a + b ln X. Nilai b (slope) menunjukkan besar koefisien pertumbuhan Y relatif

terhadap X. Jika nilai b < 1 berarti kecepatan pertumbuhan relatif variable Y lebih

lambat dari pada variable X, b = 1 berarti kecepatan pertumbuhan relatif variable Y

sama dengan variabel X, dan bila b > 1 berarti kecepatan pertumbuhan relatif variabel

Y lebih cepat dari pada variabel X. Menurut Forrest et al. (1975), pada waktu

kecepatan pertumbuhan mendekati konstan, maka slope kurva pertumbuhan hampir

tidak berubah, dalam hal ini pertumbuhan otot, tulang dan organ-organ penting

lainnya mulai berhenti, sementara pertumbuhan lemak mulai dipercepat.

Interpretasi terhadap nilai b menurut Natasasmita (1978; 1979), dimana jika

nilai b<1 berarti : (1) persentase Y akan menurun dengan meningkatnya X, (2)

kecepatan pertumbuhan Y dibandingkan X adalah kecil, (3) waktu perkembangan Y

adalah masak dini dan (4) potensi pertumbuhan Y rendah atau sudah berhenti

bertumbuh. Jika nilai b>1 berarti : (1) persentase Y akan meningkat dengan

meningkatnya nilai X, (2) kecepatan pertumbuhan Y dibandingkan X adalah besar, (3)

Page 14: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

18

waktu perkembangan Y adalah masak lambat dan (4) potensi pertumbuhan Y tinggi

atau sedang bertumbuh. jika nilai b=1 berarti : (1) persentase Y konstan dengan

meningkatnya X, (2) kecepatan pertumbuhan Y dibandingkan X adalah sama, (3)

waktu perkembangan Y adalah masak sedang dan (4) potensi pertumbuhan Y sedang

atau bertumbuh konstan.

Sifat Fisik dan Kimia Daging

Daging merupakan sumber pangan bermutu gizi tinggi yang berasal dari hewan.

Bergizi tinggi karena mudah dicerna dan mengandung asam amino esensial yang

lengkap dan seimbang (Forrest et al., 1975), berperan penting untuk hidup dan

penampilan fisiologis yang optimum (Levie, 1979).

Daging adalah komponen utama karkas. Komponen utama daging terdiri atas

otot, lemak dan sejumlah jaringan ikat (kolagen, retikulin dan elastin) di samping

terdapat juga sejumlah pembuluh darah dan saraf (Lawrie, 1988). Kolagen adalah

komponen terpenting, merupakan protein yang paling banyak terdapat dalam tubuh

hewan (Swatland, 1984). Menurut Lister (1980), semakin tua seekor hewan,

kolagennya semakin bertambah besar dan jaringan ikat yang bersilang lebih banyak

sehingga daging menjadi tidak empuk dan liat.

Otot merupakan penyusun utama daging berisi berkas otot (muscle bundle),

berkas otot berisi serat otot (muscle fibre), serat otot berisi serabut otot (myofibril)

dan serabut otot berisi sarkomer (sarcomere). Di dalam sarkomer terdapat

myofilament actin dan myifilament myosin merupakan unsur terkecil yang

membentuk daging (Forrest et al., 1975).

Penilaian terhadap kualitas daging selain dipengaruhi oleh selera, ditentukan

pula oleh sifat fisik dan kimia daging.

Sifat Fisik Daging

Sifat fisik daging yang merupakan kriteria penentu kualitas daging, di antaranya

adalah keempukan, susut masak, daya ikat air, warna serta tekstur daging.

Page 15: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

19

Keempukan (tenderness) merupakan salah satu faktor yang berhubungan

dengan palatabilitas. Komponen utama yang mempengaruhi keempukan daging

adalah jaringan ikat, serat daging, lemak intra muskular, daya ikat air oleh protein

daging, tingkat kontraksi miofibril, tipe otot, lama dan suhu pemanasan (Forrest et al.,

1975; Soeparno, 1992; Lawrie, 2003). Kesan keempukan mencakup tekstur yang

melibatkan aspek kemudahan awal penetrasi gigi, mudah dikunyah menjadi fragmen

kecil dan jumlah residu yang tertinggal setelah pengunyahan (Lawrie, 1988). Tingkat

keempukan dapat bervariasi di antara spesies, bangsa, potongan karkas, diantara otot

dan pada otot yang sama (Preston & Willis, 1982).

Susut masak (cooking loose) adalah kondisi daging mengalami penyusutan

atau kehilangan berat selama pemasakan. Secara umum, makin tinggi suhu

pemasakan dan atau makin lama waktu pemasakan, makin besar kadar cairan daging

yang hilang sampai mencapai tingkat konstan. Lemak intramuskuler dapat

menghambat atau mengurangi cairan daging yang keluar selama pemasakan dan

meningkatkan daya ikat air karena dapat melonggarkan mikrostruktur daging

sehingga protein daging dapat lebih banyak mengikat air (Lawrie, 1988). Susut

masak merupakan indikator nilai nutrisi daging yang berhubungan dengan kadar jus

daging yaitu banyaknya air yang terikat di dalam dan di antara otot. Jus daging

termasuk komponen tekstur yang turut menentukan keempukan daging. Daging

dengan susut masak lebih rendah mempunyai kualitas yang lebih baik karena

kehilangan nutrisi selama pemasakan lebih sedikit. Menurut Swatland (1984) susut

masak dapat meningkat dengan panjang serabut yang lebih pendek dan pemanasan

yang lama dapat menurunkan pengaruh panjang serabut otot terhadap susut masak.

Susut masak berhubungan erat dengan daya ikat air dan keempukan daging. Makin

tinggi daya ikat air makin rendah susut masak daging.

Daya ikat air oleh protein daging (water-holding capacity-WHC/water-binding

capacity-WBC) adalah kemampuan daging untuk mengikat airnya atau air yang

ditambahkan selama ada pengaruh kekuatan dari luar, seperti pemotongan,

pemanasan, penggilingan dan tekanan (Forrest et al., 1975; Swatland, 1984).

Penurunan daya ikat air dapat diketahui dengan adanya eksudasi cairan (weep) pada

Page 16: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

20

daging mentah yang dibekukan atau dreep pada daging mentah beku yang disegarkan

kembali atau kerut pada daging masak (Lawrie, 1988). Jumlah air yang terikat dalam

daging tergantung pada tingkat dan kecepatan penurunan pH serta jumlah denaturasi

protein (Forrest et al., 1975). Secara umum, daya ikat air dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang menyebabkan diferensiasi dalam otot, seperti spesies, umur dan fungsi

otot itu sendiri.

Sifat Kimia Daging

Nilai nutrisi daging bervariasi tergantung spesies, bangsa dan jenis otot (Lawrie,

1988). Secara umum, daging hewan mamalia mengandung air 75%, protein 19%,

lemak 2,5%, karbohidrat 1,2%, substansi non-protein soluble 2,3% dan vitamin

dalam jumlah sedikit (Lawrie, 2003).

Protein daging adalah komponen bahan kering yang sebagian besar berupa

kolagen terdapat dalam otot dan jaringan ikat. Kolagen jaringan ikat mempunyai

peranan penting terhadap kualitas daging. Nilai nutrisi jaringan ikat lebih rendah dari

pada protein otot sebab sulit untuk diserap dan tidak memiliki asam amino yang

lengkap. Kadar kolagen berbeda pada setiap otot dan tingkatan umur hewan. Keadaan

tersebut dapat dipengaruhi oleh aktivitas gerak urat daging. Di dalam otot, proporsi

protein terbesar terdapat pada myofibril, yaitu lebih dari 50% dan sisanya dalam

jumlah kecil berupa protein regulator. Miofibril mengandung 55-60% protein myosin

dan sekitar 20% protein aktin (Forrest et al., 1975; Swatland, 1984). Protein terdiri

atas serangkaian asam-asam amino yang terikat secara kimiawi. Asam amino

merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsional, yaitu gugus amino dan

asam karboksilat dan terikat pada atom karbon yang sama (Gaman & Sherrington,

1991). Asam amino dapat berperan pula sebagai pembentuk citarasa (flavour) pada

daging. Asam inosinat, glikoprotein adalah komponen senyawa asam amino yang

sangat aktif terhadap citarasa.

Lemak hewan sebagian besar komponennya dipengaruhi oleh unsur-unsur

nutrisi pakan yaitu trigliseria, fosfolipid dan sejumlah kecil vitamin yang larut dalam

lemak. Nilai kalori lemak dalam daging diturunkan dari asam-asam lemak dalam

Page 17: Sifat Biologis dan Karakteristik Karkas dan Daging ... · Ordo bandikut dibedakan dalam 2 famili, yaitu Peramelidae (bandicoots and bilbies) memiliki 4 genus, ... pada beberapa marsupialia

21

trigliserida dan phospolipid. Kemampuan hewan memanfaatkan energi pakan yang

lebih besar akan menyebabkan deposisi lemak lebih besar pula. Sebagian lemak

tubuh disimpan didalam depot lemak dan lemak otot (intramuskuler) yang didominasi

oleh lemak netral, terdapat dalam bentuk ester gliserol dan asam lemak rantai panjang

(Forrest et al., 1975). Lemak tubuh banyak didominasi oleh trigliserida yang

mengandung satu molekul asam palmitat dan dua molekul asam oleat (palmitodiolin)

dan trigliserida yang mengandung satu molekul asam oleat, palmitat dan stearat

disebut oleopalmitostearin. Trigliserida berfungsi menyimpan kalor dan sebagai

bantalan untuk melindungi organ vital tubuh, sedangkan phospolipid dan sterol

(kolesterol) berperan untuk pembentukan membrane sel dan substrat dalam

pembentukan asam empedu (Linder, 1992). Menurut Lawrie (1988) Lemak yang

lebih banyak mengandung ikatan rangkap tidak jenuh akan lebih mudah mengalami

oksidasi. Tingkat kejenuhan lemak banyak dipengaruhi oleh kondisi pakan hewan

dan keadaan ini akan mempengaruhi kualitas daging hewan sendiri.

Abu (mineral) yang terkandung dalam daging relatif konstan di antara otot,

umur dan jenis kelamin. Menurut Moran & Wood (1986), pakan konsentrat tinggi

dapat meningkatkan kadar abu dan energi daging tetapi menurunkan kadar air dan

proteinnya. Kadar abu daging berhubungan erat dengan kadar protein dan kadar air

(Judge et al., 1989).