Karakteristik Ternak dan Karkas Sapi untuk Kebutuhan Pasar ...
Survey karkas presentasi 2012
-
Upload
m-sirod-rasoma -
Category
Education
-
view
2.626 -
download
4
description
Transcript of Survey karkas presentasi 2012
SURVEY KARKAS 2012
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTRIAN PERTANIAN RI
2012
TUJUAN• Memperoleh beberapa parameter teknis produk
ternak sapi dan kerbau, yang meliputi:
– Berat karkas dan persentase karkas terhadap bobot badan saat dipotong
– Persentasi daging terhadap karkas
– Konversi jeroan terhadap karkas, dan
– konversi komponen lain non-karkas yang dianggap perlu.
• Menghasilkan formula untuk mengestimasi produksi daging sapi dan kerbau; produksi jeroan, dan produksi daging variasi (edible portion)
LOKASI SURVEINo Provinsi Nama/lokasi RPH
1 Banten (1) Bayur; (2) Agrisatwa
2 Jawa Barat (1) Bubulak-Bogor; (2) Cibinong; (3) Elders-Bogor
3 DKI Jakarta (1) Darmajaya-Cakung
4 Jawa Tengah (1) Semarang; dan (2) Salatiga
5 Jawa Timur (1) Suryajaya; dan (2) Pegirian
6 Kalimantan Selatan (1) Banjarmasin
7 Lampung (1) Metro
8 Nusa Tenggara Barat (1) Banyumulek; dan (2) Potatano
9 Sumatera Utara (1) Kabanjahe
10 Sulawesi Selatan (1) Makassar; dan (2) Gowa
PERIODE SURVEI
Tahap 1 (periode normal)
24 Juni – 3 Juli 1012
Tahap 2 (periode unggahan/menjelangpuasa)
4 - 19 Juli 2012
Tahap 3 (periode puasa)
19 Juli – 5 Agustus 2012
METODE SURVEI
Pra-survei dan persiapan survei
Pra-survei (4 malam di RPH)
• Observasi lokasi RPH (penampungan, pemotongan, pengkarkasan)
• Pemantauan kegiatan RPH mulai sapi datang sampai karkas diangkut keluar
• Pemantauan perilaku pekerja RPH, jagal, pedagang, dan pegawai RPH
• Pencatatan bobot badan sapi, bobot karkas
• Analisa hasil pencatatan dan evaluasi kinerja
Persiapan survei (5 hari)
• Pembekalan materi survei kepada surveyor
• Penyamaan persepsi pelaksanaan survei
• Pemahaman tahapan dan prosedur survei
• Pembekalan tentang perilaku surveyor dalam melakukan survei
• Pengorganisasian tim surveyor
• Simulasi survei di RPH Bogor
Pelaksanaan survei: karkas• Pengambilan foto sapi (kepala, tubuh, dan pantat)
sebelum dipotong
• Penimbangan bobot badan sapi
• Penimbangan karkas dan komponen lain non-karkas seperti kepala, kulit, ofal, ekor, dan lain lain yang relevan
• Pencatatan semua informasi ke dalam tabel survei
• Pengambilan foto berbagai kejadian yang relevan dalam kegiatan survei
Kepala
Tubuh
dan BCS
Pantat dan
penentuan
jenis kelamin
Umur
dari gigi
Pelaksanaan survei: daging & daging variasi
• Identifikasi sapi atau kerbau yang dipotong (rumpun, body condition score, umur, dan jenis kelamin) di RPH Bogor
• Membeli “setengah karkas” sapi/kerbau yang teridentifikasi tersebut dari RPH Bogor
• Menyimpan “setengah karkas” tersebut dalam cooling unit di Fakultas Peternakan IPB
• Deboning karkas untuk menghasilkan potongan komersial daging, trim lemak dan tulang
• Pemisahan edible portion dari kepala, kaki bawah, dan ekor
HASIL PELAKSANAAN SURVEI:
SEBARAN DATA
TOTAL SAMPEL YANG DIPEROLEH:
295
4 SAMPEL DISINGKIRKAN KARENA
PERSENTASE KARKAS TERLALU TINGGI
(63.60%) DAN TERLALU RENDAH (39.32%;
39.91%; DAN 40.36%)
TOTAL SAMPEL YANG DIOLAH:
291
Sebaran sampel berdasarkan provinsi dan kondisi ternak
Kurus Sedang Gemuk
Banten 18.6 72.1 9.3 43
Jabar 44.7 48.2 7.1 85
Jakarta 5.6 38.9 55.6 18
Jateng 34.0 42.0 24.0 50
Jatim 65.9 34.1 0.0 41
Kalsel 9.5 52.4 38.1 21
Lampung 30.0 60.0 10.0 10
NTB 12.5 75.0 12.5 8
Sulsel 18.2 63.6 18.2 11
Sumut 50.0 50.0 0.0 4
Total 34.7 50.2 15.1 291
Provinsi
Proporsi Kondisi Ternak (%) Total
Sampel
Kondisi Bali Madura Ongol Silangan PFH Kerbau Total
Kurus 7,5 47,6 58,3 31,4 69,0 0,0 34,7
Sedang 60,0 52,4 29,2 55,2 27,6 20,0 50,2
Gemuk 32,5 0,0 12,5 13,4 3,4 80,0 15,1
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Sebaran sampel menurut kondisi sapi, dirinci menurut bangsa sapi
Jenis Kelamin Bali Madura Ongol Silangan PFH Kerbau Total
Jantan 90,0 100,0 66,7 63,4 86,2 100,0 72,9
Betina 10,0 0,0 33,3 36,6 13,8 0,0 27,1
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Sebaran sampel menurut jenis kelamin, dirinci menurut bangsa sapi
Sebaran sampel berdasarkan provinsi dan rumpun
Bali Madura Ongol Silangan BFH Kerbau
Banten 0.0 2.3 2.3 95.3 0.0 0.0 43
Jabar 0.0 0.0 5.9 94.1 0.0 0.0 85
Jakarta 66.7 0.0 0.0 33.3 0.0 0.0 18
Jateng 0.0 0.0 12.0 46.0 42.0 0.0 50
Jatim 0.0 29.3 7.3 43.9 19.5 0.0 41
Kalsel 42.9 38.1 0.0 0.0 0.0 19.0 21
Lampung 0.0 0.0 60.0 40.0 0.0 0.0 10
NTB 87.5 0.0 0.0 0.0 0.0 12.5 8
Sulsel 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 11
Sumut 25.0 0.0 75.0 0.0 0.0 0.0 4
Total 13.7 7.2 8.2 59.1 10.0 1.7 291
Provinsi
Proporsi Rumpun (%) Total
Sampel
Sebaran sampel berdasar umur, sex, dan periode survei
0 5 10 15 20 25 30
< 1.5 thn
1.5-2.5 thn
2.5-3.5 thn
3.5-4.5 thn
4.5-5.5 thn
Proporsi (%)
JENIS KELAMINJantan : 72.9%
Betina : 27.1%
PERIODENormal : 58%
Puasa : 42%
291
HASIL PELAKSANAAN SURVEI:
K A R K A S
Bobot badan, bobot karkas, dan %karkasberdasar periode survei
Periode N Bobot Badan(kg) *)
Bobot Karkas(kg)
% karkas
NORMAL 169 348.33 ± 87.61 176.20 ± 47.14 50.47 ± 3.83
PUASA 122 342.35 ± 90.09 176.74 ± 50.10 51.36 ± 3.22
*) sapi ditimbang sesaat sebelum dipotong
Jantan (212) Betina (79)
Bobot Badan (kg) 348.14 ± 90.97 339.61 ± 81.94
Bobot karkas (kg) 180.18 ± 50.15 166.35 ± 41.69
% Karkas 51.54 ± 3.49 48.98 ± 3.27
Bobot badan, bobot karkas, dan %karkasberdasar jenis kelamin
Rumpun N Bobot Badan (Kg) Bobot Karkas (Kg) % Karkas
Sapi Bali 40 275.56 ± 61.93 141.04 ± 35.61 50.95 ± 3.49
Sapi Madura 21 248.00 ± 71.00 128.90 ± 45.16 51.08 ± 4.50
Sapi Ongole 24 317.80 ± 81.40 164.50 ± 49.00 51.36 ± 3.58
Sapi silangan 172 370.24 ± 75.61 190.46 ± 42.75 51.30 ± 3.37
Sapi PFH 29 392.10 ± 103.00 186.93 ± 51.97 47.56 ± 3.09
Kerbau 5 344.90 ± 60.50 172.80 ± 36.80 49.85 ± 3.08
Bobot badan, bobot karkas, dan %karkasberdasar rumpun ternak
Umur (tahun) N Bobot Badan (Kg) Bobot Karkas (Kg) % Karkas
Sampai 1.5 53 314.30 ± 89.70 161.00 ± 51.14 50.80 ± 3.84
1.5 – 2.5 78 345.90 ± 89.00 177.41 ± 46.39 51.32 ± 3.36
2.5 – 3.5 74 354.10 ± 90.80 180.35 ± 49.60 50.76 ± 3.12
3.5 – 4.5 31 366.30 ± 95.60 183.54 ± 51.17 49.97 ± 4.57
4.5 – 5.5 55 353.45 ± 74.10 180.59 ± 43.24 50.82 ± 3.68
Bobot badan, bobot karkas, dan %karkasberdasar umur
Kondisi Tubuh N Bobot Badan (Kg) Bobot Karkas (Kg) % Karkas
Kurus 101 316.14 ± 88.42 154.90 ± 45.27 48.88 ± 3.63
Sedang 146 347.81 ± 83.24 180.45 ± 45.26 51.81 ± 3.31
Gemuk 44 407.40 ± 73.40 212.46 ± 40.05 52.13 ± 2.48
Bobot badan, bobot karkas, dan %karkasberdasar kondisi tubuh
Provinsi N Bobot Badan (Kg) Bobot Karkas (Kg) % Karkas
Banten 43 401.40 ± 55.22 206.01 ± 33.42 51.24 ± 3.17
Jawa Barat 85 371.48 ± 69.61 190.06 ± 39.33 51.07 ± 3.64
DKI Jakarta 18 348.10 ± 66.60 176.87 ± 42.40 50.44 ± 3.66
Jawa Tengah 50 403.10 ± 72.70 202.25 ± 37.36 50.25 ± 3.67
Jawa Timur 41 242.62 ± 61.68 121.05 ± 37.44 49.38 ± 3.62
Kalsel 21 317.50 ± 52.40 170.64 ± 29.72 53.72 ± 2.82
Lampung 10 308.00 ±103.00 164.60 ± 60.70 53.07 ± 3.43
NTB 8 231.30 ±59.70 113.80 ± 28.70 49.22 ± 3.15
Sulsel 11 238.50 ±38.00 120.20 ± 21.16 50.36 ± 3.47
Sumut 4 302.40 ± 31.70 151.09 ± 16.31 49.99 ± 1.07
Bobot badan, bobot karkas, dan %karkasberdasar provinsi
Bobot badan (BB), bobot karkas (BK), dan %karkas (K)secara keseluruhan (N = 291)
BB • 345.82 ± 88.55 Kg
BK •176.42 ± 48.32 kg
K • 50.84 ± 3.61 %
Rataan bobot komponen non-karkasKomponen N Rataan ± stdev (kg) Rataan ± stdev (%)
Bobot badan 291 345.82 ± 88.55 -------
Bobot karkas 291 176.42 ± 48.32 50.84 ± 3.61 *)
Bobot kulit 291 27.04 ± 8.14 15.42 ± 2.44
Bobot ofal merah 263 13.69 ± 7.53 7.58 ± 2.94 **)
Bobot ofal hijau 259 71.55 ± 22.62 41.72 ± 10.03
Bobot ofal hijau kosong 258 20.78 ± 7.47 11.95 ± 3.04 **)
Bobot lemak 173 6.41 ± 7.38 3.40 ± 3.55
Bobot kaki 265 8.25 ± 2.51 4.74 ± 0.89
Bobot kepala 265 18.00 ± 4.22 10.52 ± 1.87
Bobot ekor 265 1.00 ± 0.33 0.57 ± 0.15
*) persentase terhadap bobot badan, sedangkan komponen lainnya adalah
persentase terhadap bobot karkas
**) Merupakan persentase jeroan
HASIL PELAKSANAAN SURVEI:
D A G I N G (DEBONING KARKAS)
Rumpun Jantan Betina
Bali 2 -
Madura 1 1
Ongole 3 1
Silangan 5 1
PFH 2 1
Kerbau 2 1
Total 15 5
Sampel yang digunakan
“Setengah karkas” yang diambil dari ternak yang
rumpun dan jenis kelaminnya teridentifikasi
Rataan bobot karkas, bobot daging, dan persen daging
secara keseluruhan (N = 20)
Parameter Rataan (kisaran)
Bobot Karkas Kiri (kg) 92.71 ± 29.62
Bobot Daging (kg) 63.78 ± 20.62
Persen Daging (%) 68.77 ± 3.16
HASIL PELAKSANAAN SURVEI:
DAGING VARIASI (DEBONING NON-KARKAS)
Rumpun Jantan Betina
Bali 1 -
Madura - -
Ongole 1 1
Silangan 2 1
PFH - 1
Kerbau - 1
Total 4 4
Sampel yang digunakan
“Kepala, kaki bawah, dan ekor” yang diambil dari
ternak yang rumpun dan jenis kelaminnya teridentifikasi
Asal Bagian yang ditimbang
Kepala Otak, lidah, mata, telinga,
daging (pipi, bibir dan kepala),
trachea, kulit
Kaki bawah Tendon/ jaringan ikat, kulit
Ekor Daging
Daging variasi (edible portion)
Rataan bobot karkas, bobot daging variasi, dan persen
daging variasi secara keseluruhan (N = 8)
Parameter Rataan
Bobot Karkas (kg) 175.93 (123.20 – 215.00)
Bobot Daging Variasi (kg) 14.98 (10.04 – 20.52)
Persen Daging Variasi (%) 8.47 (6.78 – 10.14)
HASIL PELAKSANAAN SURVEI:
ESTIMASI P R O D U K S I
Produksi Daging = ΣPS * BP * PK/100*PD/100
Estimasi Produksi Daging
Dimana :
Σ PS : jumlah pemotongan sapi dan kerbau
BP: rata-rata bobot potong sapi dan kerbau
(345.82 kg)
PK : persentase karkas thd bobot potong (50,84)
PD : persentase daging thd karkas (68,77)
Produksi Jeroan = ΣPS * BP * PK/100*PJ/100
Estimasi Produksi Jeroan
Dimana :
Σ PS : jumlah pemotongan sapi dan kerbau
BP: rata-rata bobot potong sapi dan kerbau
(345.82 kg)
PK : persentase karkas thd bobot potong (50.84)
PJ : persentase jeroan thd karkas (19.53)
Produksi Daging Variasi = ΣPS * BP * PK/100*PDV/100
Estimasi Produksi Daging Variasi
Dimana :
Σ PS : jumlah pemotongan sapi dan kerbau
BP: rata-rata bobot potong sapi dan kerbau
(345.82 kg)
PK : persentase karkas thd bobot potong (50.84)
PDV : persentase daging variasi thd karkas (8.47)
REMARK (CATATAN PENTING)
• Sapi silangan memberikan kontribusi terbesar dalam penyediaan daging dibanding sapi lokal lainnya dan kerbau
• Pola pemeliharaan sapi secara tradisional yang dilakukan oleh lebih dari 98% peternak berskala kecil menghasilkan 85% ternak potong berkondisi sedang dan kurus; sekitar 30 % berumur tua; dan bobot potong yang 50 kg di bawah potensi sebenarnya
• Peternak berskala kecil dengan pola pemeliharaan tradisional menghabiskan tenaga lebih banyak dan lebih lama untuk menghasilkan daging yang tidak optimal
• Perlu upaya khusus untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas ternak dalam rangka meningkatkan kinerja dan kesejahteraan peternak
DKI-Jabar-Banten
PRODUSEN SAPI DAN DAGING
SAPIAUSTRALIA
Feedloter
dan importir
daging Indonesia
Peternak
skala kecil
sbg produsen<------Pedagang --
POLA PENGADAAN SAPI LOKAL DAN IMPOR SAAT INI
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil survei karkas, maka mendesak untukdilaksanakan:
– Program tunda potong sampai ternak mencapai umur 2-2.5 tahundengan peningkatan kuantitas dan kualitas pakan (dapatmeningkatkan bobot potong 7.01kg dari 345.84 kg menjadi 352.85 kg, dengan persentase karkas tetap)
– Program penggemukan terhadap 35% sapi berkondisi kurus denganpeningkatan kualitas pakan, lingkungan, kesehatan hewan, dantatalaksana pemeliharaan (dapat meningkatkan bobot potong 15.76kg dari 345.84 kg menjadi 361.60 kg dan peningkatan persentase karkasdari 50.84 menjadi 51.89%)
– Kemitraan antara peternak berskala kecil dengan pelaku usaha yang saling menguntungkan (meningkatkan kinerja peternak danproduktivitas ternak melalui solusi bisnis)
– Penguatan kelembagaan peternak berskala kecil untuk meningkatkanposisi tawar dalam melaksanakan kemitraan dengan pelaku usaha
– Peningkatan kesadaran untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal danmengurangi ketergantungan impor
JABO DETABEK
PRODUSEN SAPI DAN DAGING
SAPIAUSTRALIA
Feedloter
dan importir
daging Indonesia
LembgProv
Peternak membentuk
Kelembagaan yang kuat
Dan Tidak ada pedagang perantara
KENAKAN BEA MASUK!!!:Daging > Bakalan > Betina produktif. Hanya
ternak bibit yang bebas bea masuk.
POLA IDEAL PENGADAAN SAPI LOKAL DAN IMPOR
LembgProv
Lembg Kab
TIM PELAKSANA
Tim Pengarah/ Narasumber
Tim surveyor:Dr. Jakaria (koordinator);
Baihaqi M.Sc; Eko Prasetyo A.Md;
Cucu Diana S.Pt; Dudi Firmansyah
S.Pt; Eryk Andreas M.Si; Parsaoran
Silalahi M.Si; Wike A. Septian S.Pt;
Ayub Rizal S.Pt; Ferdy Saputra S.Pt;
Febriwendi Firdaus S.Pt; Ismail S.Pt;
Ihsan Adi Putra S.Pt; Rullyana Nur
Bianti S.Pt; dan Irma Indah Kurnia
S.Pt serta
Sugma Ginanjar; Artadi Nugraha;
dan I Made Joni (mahasiswa tingkat
akhir)
Prof. Muladno (Guru Besar
Fapet IPB; pengamat
kebijakan pemerintah; dan
narasumber Unit
Manajemen PSDSK, Ditjen-
PKH)
Dr. Rudy Priyanto (ahli
produksi dan ilmu daging,
Fakultas Peternakan IPB)
Dr. Henny Nuraeni (ahli
pengolahan daging, Fakultas
Peternakan IPB)
Dr. Hari Wijayanto (ahli
statistik, Fakultas
Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam, IPB)