HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah...

14
38 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara 110 01’ 51’’ dan 110 26’ 58’’ Bujur Timur dan 7 19’ 13’’ dan 7 42’ 16’’ Lintang Selatan. Luas kabupaten Magelang 108.573 Ha atau 3,34% luas propinsi Jawa Tengah dan letaknya diapit kabupaten Temanggung, kabupaten Wonosobo, kabupaten Semarang, kabupaten Boyolali, kabupaten Purworejo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, serta kota Magelang ditengah-tengahnya. Kabupaten Magelang terdiri dari 21 kecamatan, 365 desa dan sebagian besar merupakan daerah dataran datar dengan ketinggian rata-rata 360 m dpl. Secara administrasi pemerintahan kabupaten Magelang dibatasi oleh : a) Utara : kabupaten Temanggung dan kabupaten Semarang b) Timur : kabupaten Semarang dan kabupaten Boyolali c) Selatan : provinsi DIY dan kabupaten Purworejo d) Barat : kabupaten wonosobo dan kabupaten Temanggung e) Ditengah Kabupaten Magelang terdapat Kota Magelang Jumlah penduduk kabupaten Magelang tahun 2006 sebesar 1.188.141 jiwa, dimana 600.434 jiwa adalah perempuan. Kepadatan penduduk adalah 1.094,32 jiwa/km2. Jumlah kepala keluarga 266.111 dengan rata-rata 4,46 jiwa per kepala keluarga. Pertumbuhan penduduk sebesar 0,98/tahun. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian terlihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian No Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Prosentase ( orang ) ( % ) 1 Petani 159,938 25,39 2 Buruh tani 201,305 31,95 3 Pedagang 76,594 12,10 4 Transportasi 12,115 1,92 5 Industri 43,183 6,85 6 Jasa 100,666 15,98 7 Lainnya 36,167 5,74

Transcript of HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah...

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum

Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah.

Kabupaten Magelang terletak diantara 110 01’ 51’’ dan 110 26’ 58’’ Bujur

Timur dan 7 19’ 13’’ dan 7 42’ 16’’ Lintang Selatan. Luas kabupaten

Magelang 108.573 Ha atau 3,34% luas propinsi Jawa Tengah dan letaknya

diapit kabupaten Temanggung, kabupaten Wonosobo, kabupaten Semarang,

kabupaten Boyolali, kabupaten Purworejo, propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, serta kota Magelang ditengah-tengahnya.

Kabupaten Magelang terdiri dari 21 kecamatan, 365 desa dan sebagian

besar merupakan daerah dataran datar dengan ketinggian rata-rata 360 m dpl.

Secara administrasi pemerintahan kabupaten Magelang dibatasi oleh :

a) Utara : kabupaten Temanggung dan kabupaten Semarang

b) Timur : kabupaten Semarang dan kabupaten Boyolali

c) Selatan : provinsi DIY dan kabupaten Purworejo

d) Barat : kabupaten wonosobo dan kabupaten Temanggung

e) Ditengah Kabupaten Magelang terdapat Kota Magelang

Jumlah penduduk kabupaten Magelang tahun 2006 sebesar 1.188.141 jiwa,

dimana 600.434 jiwa adalah perempuan. Kepadatan penduduk adalah 1.094,32

jiwa/km2. Jumlah kepala keluarga 266.111 dengan rata-rata 4,46 jiwa per

kepala keluarga. Pertumbuhan penduduk sebesar 0,98/tahun. Jumlah penduduk

menurut mata pencaharian terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Prosentase

( orang ) ( % )

1 Petani 159,938 25,39

2 Buruh tani 201,305 31,95

3 Pedagang 76,594 12,10

4 Transportasi 12,115 1,92

5 Industri 43,183 6,85

6 Jasa 100,666 15,98

7 Lainnya 36,167 5,74

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

39

Dilihat dari peta orientasi propinsi Jawa Tengah wilayah Kabupaten

Magelang memiliki posisi yang strategis karena keberadaannya terletak

ditengah-tengah mudah dicapai berbagai arah. Dilihat secara geo ekonomis

Kabupaten Magelang merupakan daerah perlintasan jalur ekonomi yaitu

Semarang-Magelang-Purwokerto dan Semarang-Magelang-Yogyakarta-Solo.

Wilayah Kabupaten Magelang secara topografi merupakaan dataran

tinggi berbentuk menyerupai cawan (cekungan) karena dikelilingi 5 gunung

yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Telomoyo

dan Gunung Sumbing dan pegunungan Menoreh.

Kondisi ini menjadikan sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang

merupakan daerah tangkapan air sehingga menjadikan tanah yang subur karena

berlimpahnya sumber air dan sisa abu vulkanis.

Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan dua

musim yaitu musim hujan dan kemarau dengan temperatur 20-27C. Dengan

melihat kondisi agro klimat kabupaten Magelang tersebut maka cocok dipakai

sebagai objek penelitian budidaya pepaya. Pepaya merupakan jenis tanaman

tropis basah yang cocok dengan kondisi tersedianya air dan curah hujan, suhu

berkisar antara 22-26C, pertumbuhan baik di tanah yang subur.

Kondisi lahan yang cukup baik, tanah subur, cukup air dan didukung

dengan iklim yang sesuai dengan tanaman pepaya menjadikan pepaya yang

dihasilkan Kabupaten Magelang mempunyai kualitas yang cukup baik dan

mempunyai daya saing yang cukup kompetitif dengan sesama penghasil

pepaya dari kota lain. Dan berdasarkan informasi di pasaran bahwa pepaya

Kabupaten Magelang mempunyai cita rasa dan aroma yang lebih unggul

dibandingkan pepaya daerah lain. Kondisi ini yang menjadikan nilai tambah

dari produk pepaya Kabupaten Magelang.

Dilihat dari letak geografis dan geo-ekonomis dimana Kabupaten

Magelang merupakan perlintasan jalur ekonomi, maka untuk tata niaga

perdagangan termasuk untuk tata niaga buah-buahan secara umum dan buah

pepaya secara khusus daerah ini berpotensi dikembangkan untuk dijadikan

sentra budidaya pepaya.

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

40

Dilihat secara perusahaan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah

milik bapak Asfuri yang merupakan pengusaha budidaya pepaya bangkok yang

berlokasi di desa Prangkoan, kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Bapak Asfuri menjalankan usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok ini

sejak tahun 2007. Sebelumnya usaha yang dikelola adalah usaha penggemukan

sapi, akan tetapi sejak tahun 2006 usaha penggemukan sapi tersebut mengalami

penurunan karena menderita kerugian. Tahun 2007 melirik usaha budidaya

tanaman pepaya Bangkok.

Pada awal usaha bapak Asfuri menanam pepaya Bangkok di lahan

sendiri seluas dua ha dengan modal awal Rp.60.000.000,- dari penjualan sisa

sapi. Saat ini seiring dengan makin berkembangnya budidaya pepaya Bangkok

menambah lahan penanaman dengan menyewa lahan bengkok dari kelurahan

seluas 20 ha dan sebagian modal kerja merupakan hasil pinjaman dari bank.

Legalitas usaha Perusahaan cukup komplit untuk kategori industri kecil

dimana sudah mempunyai ijin-ijin Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP),

Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Dilihat dari sisi permodalan perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman

dari salah satu Bank di Magelang. Adanya pemberian bantuan modal kerja dari

perbankan tersebut menunjukkan perusahaan dalam menjalankan usaha cukup

layak. Konsekuensi dari adanya fasilitas kredit tersebut perusahaan harus

mampu untuk memenuhi komitmen pembayaran angsuran ke bank, minimal

untuk pembayaran bunga setiap bulannya sehingga perusahaan tiap bulannya

dituntut untuk memperoleh pendapatan yang sebagian hasilnya digunakan

untuk membayar setoran ke bank.

Aspek Teknis Produksi

Budidaya pepaya Bangkok yang dijalankan oleh bapak Asfuri sebagian

besar dengan menggunakan lahan sewa dari tanah bengkok kelurahan. Luas

lahan yang digunakan untuk usaha saat ini sebesar 20 ha.

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

41

Biaya sewa lahan sebesar Rp. 5.000.000,-/ha, dengan sistem pembayaran

dimuka. Lahan yang disewa merupakan tanah bengkok sehingga lahan tersebut jika

dilihat dari tingkat kesuburan tanah lebih rendah dibandingkan tanah biasa untuk

pertanian.

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dari satu pohon mulai tanam sampai

dengan tanaman tersebut berbuah sebesar Rp. 15.000,-. Biaya tersebut meliputi

biaya sewa lahan, biaya bibit, biaya tenaga kerja, biaya pupuk dan obat-obatan.

Dalam satu ha bisa ditanam pepaya sebanyak 1.200 batang pohon pepaya

dan harga bibit pepaya saat ini seharga Rp.500,-. Masa tanam pepaya dari

pesemaian sampai tanaman berbuah selama sembilan bulan, dan lamanya umur

pepaya antara 3 tahun s/d 4 tahun.

Banyaknya buah pepaya dari satu batang pohon untuk masa panen pertama

dengan masa panen berikutnya berbeda, dimana masa panen tahun pertama hasil

buah pepaya lebih banyak daripada masa panen berikutnya. Banyaknya buah pada

masa panen tahun pertama sebanyak 25 buah, pada masa panen kedua sebanyak 20

buah dan pada masa panen ketiga sebayak 15 buah. Masa panen buah pepaya

sebanyak dua kali setiap tahun, dikarenakan proses bunga s/d tanaman panen

membutuhkan waktu selama enam bulan.

Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam usaha budidaya pepaya

Bangkok selama ini cukup bervariasi yaitu pada musim tanam untuk lahan seluas

20 Ha jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 50 orang, sedangkan rata-

rata jumlah tenaga kerja harian sebanyak 15 orang. Sistem penggajian yang

dilakukan oleh perusahaan selama ini dengan sistem penggajian secara harian.

Resiko yang ada dalam usaha budidaya pepaya yaitu sebagai berikut.

1. Adanya varian terhadap buah.

Hasil buah ada yang berbentuk bulat dan lonjong. Harga buah yang lonjong

separo dari harga buah yang bulat. Varian perbedaan buah tersebut rata-rata

sebesar 5% dari buah normal.

2. Tanaman mati karena hama ulat pemakan akar.

Terjadi karena melakukan penanaman pepaya tidak tepat waktu, sehingga pada

waktu pesemaian ulat belum berubah menjadi kepompong atau kupu-kupu.

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

42

Aspek produksi merupakan salah satu aspek yang perlu diteliti pada suatu

usaha yang meliputi penentuan jumlah order, penentuan jumlah input produksi

sebagai persediaan, dan penentukan bagaimana dan kapan input produksi akan

dibeli. Penentuan jumlah order harus diketahui oleh pengusaha untuk

memperkirakan kebutuhan papaya dan seberapa jauh produknya diminati oleh

pasar.

Untuk meningkatkan jumlah produksi maka pembudidaya harus

mempunyai strategi khusus yang berupa pemberian pupuk terutama pupuk

organik secara berkala. Pupuk organik yaitu pupuk yang bahan bakunya berasal

dari sisa makhluk hidup yang telah mengalami proses pembusukan oleh

mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur, dan kadar airnya tidak

serupa lagi dengan aslinya. Penggunaan pupuk organik bermanfaat untuk

meningkatkan efisiensi penggunaaan pupuk kimia sehingga dosis pupuk dan

dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaaan pupuk kimia dapat

dikurangi.

Dilihat dari analisis aspek input produksi petani sampai saat ini belum

pernah menemui kendala dalam pemenuhan input produksi. Dapat dikatakan dari

aspek input produksi usaha ini layak untuk dilaksanakan karena tidak ada

hambatan baik dalam hal pemenuhan input produksi maupun dalam

penggunaannya. Input produksi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal oleh

petani. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya persediaan input produksi, artinya

input produksi yang ada selalu habis digunakan untuk proses produksi.

Aspek Manajemen

Usaha budidaya pepaya Bangkok telah dimulai sejak tahun 2007,

dimana usaha tersebut dirintis oleh bapak Asfuri sebagai diversifikasi dari usaha

penggemukan sapi. Seiring dengan kesibukan bapak Asfuri sebagai pegawai di

lingkungan PEMDA Magelang maka usaha ini pengelolaannya dibantu oleh

adiknya.

Tidak ada struktur organisasi dalam perusahaan, karena perusahaan

bersifat perorangan semua urusan perusahaan ditangani sendiri dengan bantuan

saudara. Integrasi dan reputasi perusahaan selama ini cukup baik dimana bapak

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

43

Asfuri sebagai debitur bank belum pernah melakukan tunggakan pembayaran

kewajiban.

Pemilik usaha selama ini sering mengikuti seminar-seminar baik yang

diadakan instansi pertanian Kabupaten Magelang maupun seminar di tingkat

Nasional. Pemilik usaha sering juga sebagai pembicara seminar peternakan atau

pertanian, sehingga pengalaman usaha dirasa cukup.

Aspek Pemasaran

Sistem pemasaran yang dilakukan perusahaaan selama ini yaitu penjualan

secara langsung ke pedagang pengecer langganan di pasar. Pasar yang menjadi

tujuan bapak Asfuri selama ini adalah pasar di daerah Yogyakarta dan Semarang,

dikarenakan lokasi Kabupaten Magelang cukup dekat dengan lokasi pemasaran

hingga biaya trasportasi bisa ditekan.

Beberapa pasar yang menjadi tempat untuk menjual hasil pepaya Bangkok

bapak Asfuri untuk wilayah Yogyakarta adalah pasar Beringharjo dan pasar

Gamping. Sedangkan untuk wilayah Semarang adalah pasar Johar. Pembayaran

selama ini dilakukan secara tunai. Besarnya nilai penjualan tergantung dari berat

pepaya dikalikan dengan harga, karena ada juga pembelian yang dilakukan hanya

memperhatikan berapa banyaknya pepaya atau sistem tebas. Rata-rata harga

papaya saat ini Rp. 1.500,-/kg.

Perusahaan saat ini belum melakukan penjualan hasil pepaya melalui toko

atau supermarket karena dengan beberapa pertimbangan yaitu pepaya yang mau

diterima supermarket adalah pepaya dengan mutu terbaik saja, harga lebih rendah

dari harga dipasaran, pembayaran dilakukan secara tempo dalam jangka waktu

yang panjang yaitu minimal 3 bulan. Kondisi ini yang menyebabkan perusahaan

belum melirik untuk melakukan penjualan papaya ke toko atau supermarket.

Pengaruh komoditas buah lain terhadap permintaan pepaya ada, tetapi

cukup kecil pengaruhnya terutama untuk buah mangga. Pada waktu musim buah

mangga harga pepaya mengalami penurunan harga, tetapi cukup kecil sekitar

Rp.200,- s/d Rp.300,- per kilogram.

Pengaruh pesaing pepaya Bangkok yang dihasilkan dari daerah lain

misalnya dari Kediri, Klaten, Kutoarjo selama ini tidak ada permasalahan,

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

44

dikarenakan kualitas pepaya Bangkok dari Magelang lebih baik dibandingkan

dengan pesaing baik dari sisi rasa maupun dari bentuk pepaya.

Usaha yang dikelola adalah budidaya papaya Bangkok. Potensi pasar

pepaya Bangkok tergolong cukup tinggi. Hal ini terbukti dari jumlah permintaan

yang besar tiap minggunya terutama di kota-kota besar. Sedangkan produksi yang

dapat dihasilkan masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan mengingat jumlah

petani pepaya Bangkok masih sangat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa

pasar pepaya Bangkok masih sangat terbuka lebar. Bahkan di kota besar seperti

Jakarta, kebutuhan pasokan papaya mencapai 100 ton per hari. Namun permintaan

tersebut belum dapat dipenuhi seluruhnya baik dari segi kuantitas maupun

kualitas.

Perbaikan taraf hidup masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar,

berkontribusi nyata terhadap peningkatan konsumsi buah papaya yang berkualitas.

Umumnya, konsumen papaya masih mengeluhkan ukuran buah yang terlalu besar

dan tidak seragam, warna kulit yang kurang menarik, rasa daging buah yang

kurang manis, dan lain-lain. Disamping itu, kandungan vitamin C dalam buah

pepaya yang tinggi sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Tingginya suatu potensi pasar tidak hanya dilihat dari tingkat permintaan

tetapi juga dari tingkat penawaran. Penawaran pepaya dapat dikatakan masih

sangat rendah karena saat ini hanya sedikit petani yang mengusahakan usaha tani

pepaya di Kabupaten Magelang, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat

persaingan budidaya pepaya tidak terlalu tinggi karena pasar yang dimasuki masih

terbuka dengan jumlah permintaan yang belum terpenuhi sepenuhnya. Dengan

kondisi yang demikian, petani akan memperoleh keuntungan tersendiri dalam

menjalankan usahanya. Dengan tidak adanya pesaing secara langsung, petani

mampu memperoleh bargaining position yang tinggi di mata konsumen. Melihat

potensi penawaran tersebut, budidaya pepaya ini cukup menjanjikan untuk

diusahakan.

Untuk sarana promosi, petani belum memiliki cara atau media khusus

untuk memasarkan pepaya yang diproduksinya. Sejauh ini, petani menjual hasil

produksinya kepada agen yang telah dikenal dan dijual kepada masyarakat di

lingkungan sekitar tempat produksi. Ada juga agen yang mengambil pepaya

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

45

lengung ke petani sehingga petani cukup diuntungkan karena tidak ada

penambahan biaya transportasi.

Berdasarkan analisis potensi pasar pepaya di atas, dapat disimpulkan

bahwa pengusahaan usaha tani pepaya ini layak untuk diusahakan. Hal ini

dikarenakan besarnya potensi pasar untuk pepaya dilihat dari sisi permintaan,

penawaran, dan harga. Jumlah permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah

penawaran menciptakan peluang besar pada pengusahaan pepaya. Di samping itu,

harga jual yang tinggi juga cukup menjanjikan bahwa usaha budidaya pepaya

dapat mendatangkan keuntungan.

B. Kelayakan Budidaya Pepaya di Lahan Milik Sendiri

Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk

mengetahui kelayakan usaha tani pepaya Bangkok yang dilakukan oleh Bp

Sugeng Sulistio di Kabupaten Magelang. Analisis kelayakan finansial meliputi

jumlah biaya investasi, NPV, IRR, Gross B/C, Sensitifitas, dan BEP. Analisis

kelayakan finansial bertujuan untuk melihat alternatif yang paling menguntungkan

dengan menentukan prioritas investasi.

Biaya investasi adalah biaya yang perlu dikeluarkan oleh petani untuk

memulai usaha tani pepaya. Biaya investasi dihitung pada tahun pertama. Pada

tahun selanjutnya terdapat biaya reinvestasi yang sesuai dengan umur teknis

investasi tersebut. Biaya investasi usaha tani pepaya dapat meliputi perhitungan

alat-alat yang digunakan oleh petani. Biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 3

berikut.

Tabel 3. Biaya investasi budidaya pepaya di lahan sendiri

No. Keterangan Unit Harga Jumlah

(Rp.)

Umur

Ek

Depresiasi

( Rp.)

1 Cangkul 2 25,000 50,000 3 16,667

2 Kored 4 15,000 60,000 3 20,000

3 Sprayer 400,000 3 133,333

4 Ember 4 5,000 20,000 3 6,667

5 Keranjang 10 42,000 420,000 3 140,000

6 Parang 2 15,000 30,000 3 10,000

7 Bibit 1,500 700 1,050,000 3 350,000

Jumlah 676,667

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

46

Analisis kelayakan finansial dilihat dari lima kriteria kelayakan investasi

melalui nilai NPV, IRR, Gross B/C, Sensitifitas, dan BEP. Dari hasil

penghitungan analisis kelayakan finansial diperoleh hasil analisis finansial sebagai

berikut.

Tabel 4. Kelayakan budidaya pepaya di lahan sendiri

Budidaya di Lahan Sendiri

1. NPV Rp 103.793.371,93

2. IRR 14 %

3. Gross B/C 5,24

4. Sensitifitas -0,81

4,24

5. BEP 1.548 unit

Rp 6.190.661

Berdasarkan analisis finansial di atas dapat dilihat bahwa budidaya pepaya

ini memperoleh NPV > 0, yaitu sebesar Rp 103.793.371,93 yang artinya bahwa

budidaya pepaya ini layak untuk dijalankan. Net Present Value (NPV)

Rp 103.793.371,93 menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari budidaya

pepaya selama umur usaha terhadap tingkat diskon (discount rate) yang berlaku.

Kriteria lain yang dianalisis adalah Internal Rate Return (IRR) yang diperoleh dari

analisis finansial adalah 14 % dimana IRR tersebut sama dengan discount factor

(rate) yang berlaku yaitu 14 %. Nilai IRR tersebut menunjukkan tingkat

pengembalian internal usaha sebesar 14% dan karena IRR = 14%, maka usaha ini

masih dinyatakan layak dan menguntungkan. Gross Benefit and Cost Ratio (Gross

B/C) dimana penanaman di lahan sendiri diperoleh nilai Gross B/C > 0, yaitu

sebesar 5,24 yang menyatakan bahwa usahatani pepaya ini layak dijalankan. Nilai

Net B/C sama dengan 5,24 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan selama umur

usaha menghasilkan Rp 5,24 satuan manfaat bersih. Adapun BEP (unit)

mempunyai nilai 1.548 buah. Artinya, nilai impas akan didapatkan dengan

menjual 1.548 buah, sedangkan BEP (rupiah) mempunyai nilai Rp 6.190.661.

Artinya nilai impas akan didapatkan dengan nilai penjualan sebesar Rp 6.190.661.

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

47

C. Kelayakan Budidaya Pepaya dengan Sistem Lahan Sewa

Analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan usaha tani

pepaya Bangkok juga dilakukan pada Bp Asfuri di Kabupaten Magelang. Bp

Asfuri melakukan budidaya pepaya dengan menyewa lahan kas desa. Analisis

kelayakan finansial meliputi jumlah biaya investasi, NPV, IRR, Gross B/C,

Sensitifitas, dan BEP. Analisis kelayakan finansial bertujuan untuk melihat

alternatif yang paling menguntungkan dengan menentukan prioritas investasi.

Tabel 5. Biaya investasi budidaya pepaya di lahan sewa

No. Keterangan Unit Harga Jumlah

(Rp.)

Umur

Ek

Depresiasi

(Rp.)

1 Cangkul 2 25,000 50,000 3 16,667

2 Kored 4 15,000 60,000 3 20,000

3 Sprayer 400,000 3 133,333

4 Ember 4 5,000 20,000 3 6,667

5 Keranjang 10 42,000 420,000 3 140,000

6 Parang 2 15,000 30,000 3 10,000

7 Bibit 1,200 500 600,000 3 200,000

Jumlah 526,667

Tabel 6. Kelayakan budidaya pepaya di lahan sewa

Budidaya di Lahan Sewa

1. NPV Rp 60.069.785,97

2. IRR 14 %

3. Gross B/C 4,55

4. Sensitifitas -0,78

3,55

5. BEP 6.972 unit

Rp 10.457.406,67

Berdasarkan analisis finansial di atas dapat dilihat bahwa budidaya pepaya

ini memperoleh NPV > 0, yaitu sebesar Rp 60.069.785,97 yang artinya bahwa

budidaya pepaya ini layak untuk dijalankan. Net Present Value (NPV) Rp

60.069.785,97 menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari budidaya pepaya

selama umur usaha terhadap tingkat diskon (discount rate) yang berlaku. Kriteria

lain yang dianalisis adalah Internal Rate Return (IRR) yang diperoleh dari analisis

finansial adalah 14% dimana IRR tersebut sama dengan discount factor (rate)

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

48

yang berlaku yaitu 14%. Nilai IRR tersebut menunjukkan tingkat pengembalian

internal usaha sebesar 14% persen dan karena IRR = 14%, maka usaha ini masih

dinyatakan layak dan menguntungkan. Gross Benefit and Cost Ratio (Gross B/C)

dimana penanaman di lahan sendiri diperoleh nilai Gross B/C > 0, yaitu sebesar

4,55 yang menyatakan bahwa usahatani pepaya ini layak dijalankan. Nilai Net

B/C sama dengan 4,55 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan selama umur usaha

menghasilkan Rp 4,55 satuan manfaat bersih. Adapun BEP (unit) mempunyai

nilai 6.972 buah. Artinya, nilai impas akan didapatkan dengan menjual 6.972

buah, sedangkan BEP (rupiah) mempunyai nilai Rp 10.457.406,67. Artinya nilai

impas akan didapatkan dengan nilai penjualan sebesar Rp 10.457.406,67.

D. Analisis Komparatif

Analisis komparasi merupakan analisis untuk membandingkan dua atau

lebih kegiatan investasi dan mencari investasi mana yang lebih menguntungkan.

Dalam penelitian ini, membandingkan tentang kelayakan budidaya pepaya di

lahan sendiri (di lahan yang dibeli) terhadap budidaya di lahan sewa. Berdasarkan

hasil analisis maka dapat diketahui perbandingannya sebagai berikut:

Tabel 7. Komparasi kelayakan budidaya pepaya di lahan sendiri dan di

lahan sewa

No. Indikator

Kelayakan

Sistem Usaha

Lahan Sendiri Lahan Sewa

1. NPV Rp 103.793.371,93 Rp 60.069.785,97

2. IRR 14 % 14 %

3. Gross B/C 5,24 4,55

4. Sensitifitas -0,81

4,24

-0,78

3,55

5. BEP 1.548 unit

Rp 6.190.661

6.972 unit

Rp 10.457.406,67

Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa nilai NPV budidaya di

lahan sendiri lebih tinggi yaitu Rp 103.793.371,93, sedangkan budidaya di lahan

sewa Rp 60.069.785,97. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat bersih yang

diterima dari budidaya di lahan sendiri lebih besar daripada di lahan sewa. Dilihat

dari nilai IRR dan Gross B/C, menunjukkan bahwa nilai IRR dan Gross B/C untuk

semua budidaya adalah > 0, sehingga kedua budidaya tersebut baik di lahan

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

49

sendiri maupun di lahan sewa layak untuk dijalankan. Apabila dilihat dari BEP,

nilai BEP untuk budidaya di lahan sendiri adalah 1.548 buah dan Rp 6.190.661,

sedangkan untuk budidaya di lahan sewa adalah 6.972 buah dan Rp

10.457.406,67. Hal ini menunjukkan bahwa nilai impas lahan sendiri lebih cepat

dibandingkan dengan lahan sewa. Untuk memperoleh nilai impas untuk budidaya

lahan sendiri dengan menjual 1.548 buah, sedangkan untuk lahan sewa harus

menjual 6.972 buah.

E. Analisis Komprehensif

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya

bekerja pada sektor pertanian. Produk-produk pertanian yang dihasilkan sangat

beraneka ragam. Salah satu sub-sektor pertanian yang memiliki peranan penting

terhadap pendapatan nasional adalah hortikultura. Komoditi buah-buahan

merupakan produk hortikultura yang telah memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan komoditas

sayuran, tanaman hias, dan biofarmaka.

Pepaya merupakan buah yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Hal

ini dapat diketahui dari besarnya konsumsi per kapita. Di Indonesia sendiri

konsumsi pepaya menempati urutan kedua setelah pisang. Dengan kondisi yang

seperti ini sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk membantu petani

hortikultura khususnya dalam membudidayakan pepaya.

Petani di Indonesia merupakan petani tradisional yang mengolah lahan

pertaniannya secara sederhana dan apa adanya. Hal ini menjadikan petani tidak

bias mengembangkan lahan pertaniannya secara maksimal. Melihat fenomena

seperti itu sudah seharusnya pemerintah ikut turun tangan untuk membantu petani

mengembangkan lahan pertaniannya untuk dapat menghasilkan hasil pertanian

yang maksimal.

Pemerintah melalui instansi atau dinas pertanian harus ikut andil dalam

memberikan pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan kepada petani untuk

memberikan pengetahuan bahwa pertanian yang dikelala secara baik maka

hasilnya juga akan maksimal. Partisipasi lembaga-lembaga penelitian dan pusat

kajian universitas juga harus dilibatkan untuk selalu mengembangkan penelitian

guna memperoleh varietas baru buah-buahan yang unggul termasuk varietas

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

50

pepaya baru. Bibit unggul atas varietas baru tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan dari petani.

Pemerintah juga perlu mengelola tata niaga pupuk yang baik dimana

pemerintah harus mampu menyediakan pupuk murah kepada petani secara merata.

Dengan adanya pengetahuan budidaya yang benar dan didukung dengan

ketersediaan pupuk yang memadai maka hasil budidaya akan maksimal. Selain

itu, perlu diadakan penyuluhan mengenai bagaimana mengelola hasil budidaya

pasca panen.

Kondisi ini memberikan peluang bagi pemerintah untuk menggerakkan

Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan membentuk kelompok tani hortikultura

karena dengan membentuk kelompok tani maka kendala-kendala yang ada akan

dapat diselesaikan dengan baik seperti masalah produksi, masalah pemasaran, dan

lain-lain.

Pengembangan wilayah untuk membentuk kerjasaama antara pengusaha

budidaya buah dengan kelompok-kelompok industri kecil yang mengolah hasil

buah secara rumahan dapat meningkatkan nilai dari komoditas buah tersebut.

Kerjasama dengan kelompok-kelompok industri kecil dapat juga meminimalkan

resiko apabila pengusaha budidaya buah mengalami panen raya sehingga

kapasitas melimpah. Mengatasi resiko tersebut, kelompok industri masyarakat

melakukan kegiatan pengembangan pasca panen berupa membuat manisan buah,

keripik buah, Jeli buah yang mempunyai nilai tambah produk apabila dijual

secara buah segar. Pola kerjasama pengolahan buah tersebut diadopsi dari pola

kemitraan yang ada di sentra-sentra penghasil buah di Indonesia, seperti Kota

Malang.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah harus bisa juga menjembatani

untuk membuat pasar Agrobisnis untuk menampung hasil agribisnis dari

masyarakat baik berupa hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Dengan adanya pasar agrobisnis secara terpadu ini membuat konsumen baik

konsumen lokal maupun konsumen luar negeri langsung mengetahui pasar yang

dituju untuk melakukan transaksi, seperti pasar agribisnis di Sidoarjo Jawa Timur.

Petani juga perlu diberikan bekal pengetahuan mengenai analisis budidaya

pepaya di sistem lahan sewa. Dengan demikian petani akan terhindar dari

kerugian yang besar. Dengan adanya pengelolaan yang dilakukan secara

profesional diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dari petani buah di

Indonesia.

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara

51

Dari penjelasan di atas, untuk mencapai tingkat efisiensi budidaya pepaya

yang optimal, dibutuhkan kiat-kiat sebagai berikut : (1) Melakukan efisiensi biaya

produksi, tanpa harus mengurangi biaya yang semestinya dikeluarkan untuk

tetap menjaga kualitas dan kontinuitas hasil usaha dan panen; (2) Mencapai

tingkat produktivitas yang tinggi yaitu berusaha meningkatkan hasil panen dengan

menerapkan manajemen tata kelola tanaman yang baik; (3) Mengurangi tingkat

resiko kematian tanaman dan varian buah yang dihasilkan dengan menerapkan

manajemen pemupukan dan obat-obatan dengan benar; (4) Meningkatkan

pemberian pupuk organik, dikarenakan pupuk organik dapat sebagai penahan air

tanah yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesuburan dan kelembaban tanah;

serta (5) Selalu berusaha meningkatkan kesuburan tanah, karena hasil panen yang

diperoleh sangat berkaitan dengan kesuburan lahan.