Harga Beras dan Cabai Terus Meroket filepaya tidak terjadi kelangkaan. Khusus raskin, Agustus ini...

1
U NTUK menstabil- kan harga beras, selama pekan per- tama Agustus Pem- kab Banyumas, Jawa Tengah, mempercepat distribusi beras untuk rakyat miskin (raskin) ke masyarakat. Namun, harga beras kelas medium jenis IR 64 masih Rp6.000 per kg. Itu sama seperti sebelum pembagian raskin. Menurut Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Banyumas, Asis Kusuman- dani, pemerintah tidak bisa mengintervensi harga di pasar. Penyaluran raskin hanya untuk membantu keluarga miskin yang terbebani oleh tingginya harga beras. “Yang dapat kami lakukan hanyalah menjamin stok su- paya tidak terjadi kelangkaan. Khusus raskin, Agustus ini disalurkan dua kali, sudah sesuai dengan permintaan pemkab,” katanya. Adapun operasi pasar oleh Bulog Jawa Timur ke sejumlah lokasi di Surabaya dinilai sia- sia oleh pedagang. Saat ini, menurut mereka, harga beras otomatis sudah turun sebab masa panen baru berlangsung di sejumlah sentra beras. “Mestinya operasi pasar digelar saat harga beras tinggi. Kalau baru sekarang, tentu sia-sia. Yang membeli bukan masyarakat, melainkan peda- gang sendiri untuk stok,” kata Ketua Himpunan Pedagang Pasar Beras Bendul Mrisi Sura- baya Sudarno, kemarin. Akhir pekan lalu, Bulog Jatim menebar operasi antara lain di Pasar Wonokromo Surabaya, Pasar Pucang, Pasar Bendul Mrisi, dan Pasar Tambah Rejo Surabaya. Selama operasi pasar, Bulog menjual beras kelas me- nengah-bawah seharga Rp5.400 per kg. Pasar murah cabai Harga cabai yang terus me- roket hingga Rp50 ribu per kg membuat Pemprov Sulawesi Selatan mulai menggelar pasar murah cabai di Anjungan Pantai Losari, Makassar, ke- marin. Gubernur Syahrul Yasin Lim- po mengutarakan pihaknya sengaja tidak menggelar ope- rasi pasar, tetapi pasar murah cabai sebab harga sembako lain masih bisa dikontrol. Kecuali harga cabai yang kini melonjak hebat. “Ini yang pertama di Indo- nesia. Memang diakui, suplai cabai turun. Jadi, harga me- ningkat. Tapi setidaknya ada- nya pasar murah, meski hanya sehari, dapat menekan harga cabai di pasar,” katanya. Pasar murah yang dijuluki Pasar Tani Angingmammiri tersebut membawa stok 1,3 ton cabai merah asal empat kabu- paten, yaitu Gowa, Enrekang, Maros, dan Jeneponto. Jumlah tersebut dianggap mencukupi bagi sedikitnya 1.500 pembeli cabai. Jika di pasar-pasar tradi- sional harga cabai melambung Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kg, di pasar tersebut harga hanya Rp30 ribu per kg. Di Majene, Sulawesi Barat, meski harga cabai sudah naik dari Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilo- gram, pemda baru akan meng- gelar operasi pasar setelah peringatan kemerdekaan 17 Agustus. Dari pantauan Media Indo- nesia di Pasar Sentral Pakkola, Majene, harga ayam potong juga naik signikan dari awal- nya Rp30 ribu per kg menjadi Rp45 ribu per kg. Tren berbeda terjadi di Ka- bupaten Tulungagung, Jawa Timur. Harga sembako se- lama pekan pertama Ramadan cenderung turun dan stabil. Penyebabnya yaitu perminta- an yang relatif turun selama puasa. Di Pasar Ngemplak misal- nya, harga ayam potong yang sempat naik pada awal Rama- dan mencapai Rp22 ribu per kg, kini malah turun menjadi Rp20 ribu per kg. Beberapa sayur-mayur bah- kan mengalami penurunan hingga 50%. Harga kol, sawi, dan buncis yang semula Rp3.000 per kg merosot men- jadi Rp1.500 per kg. Hanya harga cabai merah yang masih tinggi, bertengger di kisaran Rp40 ribu per kg. (Tim/N-4) [email protected] D I ketinggian sekitar 1.100-1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), dua desa ketiban rezeki. Yakni Desa Serang dan Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah. Betapa tidak, panenan cabai yang harganya melambung tinggi membuat para petani menangguk untung. Tak sedikit dari mereka berubah ekonominya, mulai membeli mobil bahkan sampai mampu ke tanah suci untuk naik haji. Pagi itu, tiga perempuan bercaping lebar terlihat sibuk mengambil cabai dari pohon. Mereka memilih yang berwarna merah. Setelah tas penuh, lalu membawanya kepada pemilik lahan. Sobari, 41, pemilik lahan tersebut membawa karung plastik mengumpulkan cabai yang dipetik pekerjanya. Dia membawa cabai itu ke Pasar Pratin, Kutabawa, untuk dijual terkumpul tiga karung besar cabai. ‘’Panenan kali ini sebetulnya kurang maksimal, tetapi karena harganya mahal, petani untung,’’ ujar Sobari sambil menutup karung yang penuh cabai merah besar. Dua bulan terakhir, harga cabai tinggi. Di tingkat petani harga tertinggi Rp23 ribu per kg, tetapi kini mulai turun menjadi Rp15 ribu. ‘’Satu pohon membutuhkan biaya pemeliharaan sampai panen Rp5.000. Satu pohon minimal menghasilkan 1 kg cabai. Saya memiliki 8.000 pohon,’’ ujar Sobari, pekan lalu. Baginya, mendapatkan keuntungan cukup besar memang baru tahun ini. Dari hasil keuntungannya itu, dia membeli mobil niaga. Petani cabai lainnya, Daryono, 42, sudah tercatat sebagai calon haji yang akan berangkat tahun ini. Ia menanam pohon cabai seluas 1 hektare. Tahun ini menjadi tahun yang penuh rezeki bagi warga Desa Serang dan Kutabawa. Sebab pada umumnya harga cabai merah besar tahun lalu paling tinggi hanya Rp10 ribu, bahkan terendahnya bisa mencapai Rp2.000 per kg. Kepala Desa Kutabawa Supono mengakui bahwa tingginya harga cabai membuat petani di Kutabawa seperti memeroleh durian runtuh. Puluhan petani membeli mobil baru. Rata-rata mereka membeli mobil niaga, tetapi ada pula yang membeli mobil pribadi jenis Avanza dan Xenia. Banyak juga yang membeli motor baru. Bahkan, di Desa Kutabawa saat ini ada tujuh warga yang siap naik haji. (Liliek Dharmawan/N-2) Pimpinan DPRD Jatim Dukung Pansus Lumpur Lapindo SEJUMLAH ruas jalan di jalur selatan antara perbatasan Jateng-Jabar di Cilacap hingga Banyumas, Jateng, masih be- lum selesai. Titik jalan yang tengah diselesaikan ialah di Ci- manggu (Cilacap), dan Lumbir (Banyumas). Berdasarkan pemantauan Media Indonesia , bahu jalan di Desa Krapyak, Kecamatan Lumbir, Banyumas, mengalami longsor sepanjang sekitar 100 meter. Sejumlah pekerja terlihat sibuk untuk membuat talut guna menahan bahu jalan kem- bali longsor. ‘’Pengerjaan ini mungkin hanya tinggal satu minggu lagi. Pada minggu ketiga atau maksimal keempat, dapat diselesaikan,’’ jelas Tar- win, 43, pekerja di tempat itu. Jalan lainnya yang masih da- lam proses penyelesaian adalah di Cimanggu, Cilacap, tepatnya di jalur Cimanggu-Majenang KM 75+500. Di tempat itu, jalan sengaja ditinggikan untuk menghindari banjir bandang. Selain itu, di sisi jalan tersebut juga dibangun gorong-gorong untuk menampung air yang datangnya dari atas perbukitan di samping jalan. Menurut warga setempat, Tarnowo, 35, mungkin jalan tersebut akan selesai pada pe- kan mendatang, karena hanya tinggal diaspal. ‘’Sampai sekarang memang masih belum diapa-apakan sehingga warga di sini menga- tur arus lalu lintas dengan buka tutup. Kalau dari barat ada kendaraan, dari arah timur dihentikan, begitu sebaliknya,’’ katanya. Sementara itu, jalur pantai utara (pantura) Semarang-Ku- dus, Jawa Tengah, sepanjang 60 kilometer paling siap dilintasi arus mudik Lebaran, sedang- kan jalur pantura timur Jateng lainnya, yakni Kudus-Rembang sepanjang 120 kilometer, baru sebagian kecil yang siap dan masih merupakan dua lajur dengan kondisi berlubang, bergelombang, dan memba- hayakan pemudik. Adapun jalan dari Purwo- kerto-Temanggung sepanjang 130 kilometer, yang merupakan jalur alternatif Jakarta-Sema- rang dan Yogyakarta untuk dilalui arus mudik dan balik Lebaran tahun ini secara umum dalam kondisi kurang bagus. (LD/AS/TS/DY/HM/N-2) PIMPINAN DPRD Jawa Timur (Jatim) mendukung usulan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Lumpur Lapindo dari 44 anggotanya. ‘’Tidak ada salahnya mereka mengajukan, nanti pimpinan yang akan mengajukan sesuai aturan yang berlaku,’’ kata Ketua DPRD Jatim Imam Sunardhi di Sura- baya, kemarin. Alasan mereka untuk kepen- tingan warga Porong Sidoarjo yang juga banyak di antaranya konstituen dari berbagai partai politik di DPRD Jatim. Pansus tersebut bentuk dukungan konkret DPRD agar korban Lumpur Lapindo bisa menda- patkan ganti rugi, yang selama ini macet di tengah jalan. Korban semburan lumpur sejak 29 Mei 2006 yang belum menerima ganti rugi sekitar 50 ribu keluarga atau 40% dari seluruh korban. Padahal, sesuai dengan Perpres Nomor 14 Tahun 2007, pembayaran ganti rugi tersebut sudah harus dilunasi sebelum masa kontrak rumah warga korban lumpur habis. Akibatnya, para korban ini terus melakukan aksi unjuk rasa agar mereka mendapatkan ganti rugi. Pimpinan, kata Imam, akan menjadwalkan untuk diajukan ke rapat paripurna. Kemudian hasilnya ditindaklanjuti Badan Musyawarah. ‘’Kalau memang seluruh proses dipenuhi, tidak akan lama bisa dibentuk.’’ Upaya membentuk pansus kasus semburan lumpur La- pindo oleh DPRD Jatim tam- paknya bakal berjalan mulus. Dari 10 fraksi, hanya Fraksi Golkar yang menolak pemben- tukan pansus tersebut. Sejak diusulkannya pemben- tukan Pansus Lumpur, saat ini 44 dari 100 anggota dewan yang memberikan tanda tangan. Menurut Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Mahdi, usulan pansus Lapindo bakal diserah- kan pada saat rapat paripurna 16 Agustus ini, sehingga amat mungkin jumlahnya akan terus bertambah. Mahdi mengutarakan, de- ngan dibentuknya pansus ini, DPRD optimistis pemberian ganti rugi terhadap korban yang rumah dan tanahnya telah terendam lumpur dapat terealisasi. Ia mengutarakan pansus akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk segera memberikan ganti rugi melalui APBN. (FL/N-1) Harga Beras dan Cabai Terus Meroket Meski penyaluran beras untuk rakyat miskin dipercepat, harga tetap tidak turun. Harga Melambung, Petani Untung Perbaikan Ruas Jalur Selatan belum Tuntas 8 | Nusantara SENIN, 16 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Liliek Dharmawan Yang dapat kami lakukan hanyalah menjamin stok supaya tidak terjadi kelangkaan.” Asis Kusumandani Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Banyumas PANEN CABAI: Petani memanen cabai di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (12/8). PERBAIKI JALAN: Pekerja menyelesaikan perbaikan bahu jalan yang longsor di Desa Krapyak, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah, kemarin. Bahu jalan itu diharapkan akan rampung pada pekan keempat bulan ini. MI/ LILIEK DHARMAWAN MI/ LILIEK DHARMAWAN

Transcript of Harga Beras dan Cabai Terus Meroket filepaya tidak terjadi kelangkaan. Khusus raskin, Agustus ini...

Page 1: Harga Beras dan Cabai Terus Meroket filepaya tidak terjadi kelangkaan. Khusus raskin, Agustus ini disalurkan dua kali, sudah ... Harga cabai yang terus me-roket hingga Rp50 ribu per

UNTUK menstabil-kan harga beras, selama pekan per-tama Agustus Pem-

kab Banyumas, Jawa Tengah, mempercepat distribusi beras untuk rakyat miskin (raskin) ke masyarakat.

Namun, harga beras kelas medium jenis IR 64 masih Rp6.000 per kg. Itu sama seperti

sebelum pembagian raskin.Menurut Kepala Bagian

Perekonomian Kabupaten Banyumas, Asis Kusuman-dani, pemerintah tidak bisa mengintervensi harga di pasar. Penyaluran raskin hanya untuk membantu keluarga miskin yang terbebani oleh tingginya harga beras.

“Yang dapat kami lakukan hanyalah menjamin stok su-paya tidak terjadi kelangkaan. Khusus raskin, Agustus ini disalurkan dua kali, sudah sesuai dengan permintaan pemkab,” katanya.

Adapun operasi pasar oleh Bulog Jawa Timur ke sejumlah lokasi di Surabaya dinilai sia-sia oleh pedagang. Saat ini, menurut mereka, harga beras otomatis sudah turun sebab

masa panen baru berlangsung di sejumlah sentra beras.

“Mestinya operasi pasar digelar saat harga beras tinggi. Kalau baru sekarang, tentu sia-sia. Yang membeli bukan masyarakat, melainkan peda-gang sendiri untuk stok,” kata Ketua Himpunan Pedagang Pasar Beras Bendul Mrisi Sura-baya Sudarno, kemarin.

Akhir pekan lalu, Bulog Jatim menebar operasi antara lain di Pasar Wonokromo Surabaya, Pasar Pucang, Pasar Bendul Mrisi, dan Pasar Tambah Rejo Surabaya. Selama operasi pasar, Bulog menjual beras kelas me-nengah-bawah seharga Rp5.400 per kg.

Pasar murah cabaiHarga cabai yang terus me-

roket hingga Rp50 ribu per kg membuat Pemprov Sulawesi Selatan mulai menggelar pasar murah cabai di Anjungan Pantai Losari, Makassar, ke-marin.

Gubernur Syahrul Yasin Lim-po mengutarakan pihaknya sengaja tidak menggelar ope-rasi pasar, tetapi pasar murah cabai sebab harga sembako lain masih bisa dikontrol. Kecuali harga cabai yang kini melonjak hebat.

“Ini yang pertama di Indo-nesia. Memang diakui, suplai cabai turun. Jadi, harga me-ningkat. Tapi setidaknya ada-nya pasar murah, meski hanya sehari, dapat menekan harga cabai di pasar,” katanya.

Pasar murah yang dijuluki Pasar Tani Angingmammiri tersebut membawa stok 1,3 ton cabai merah asal empat kabu-paten, yaitu Gowa, Enrekang, Maros, dan Jeneponto. Jumlah tersebut dianggap mencukupi bagi sedikitnya 1.500 pembeli

cabai. Jika di pasar-pasar tradi-

sional harga cabai melambung Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kg, di pasar tersebut harga hanya Rp30 ribu per kg.

Di Majene, Sulawesi Barat, meski harga cabai sudah naik dari Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilo-gram, pemda baru akan meng-gelar operasi pasar setelah peringatan kemerdekaan 17 Agustus.

Dari pantauan Media Indo-nesia di Pasar Sentral Pakkola, Majene, harga ayam potong juga naik signifi kan dari awal-nya Rp30 ribu per kg menjadi Rp45 ribu per kg.

Tren berbeda terjadi di Ka-bupaten Tulungagung, Jawa Timur. Harga sembako se-

lama pekan pertama Ramadan cenderung turun dan stabil. Penyebabnya yaitu perminta-an yang relatif turun selama puasa.

Di Pasar Ngemplak misal-nya, harga ayam potong yang sempat naik pada awal Rama-dan mencapai Rp22 ribu per kg, kini malah turun menjadi Rp20 ribu per kg.

Beberapa sayur-mayur bah-kan mengalami penurunan hingga 50%. Harga kol, sawi, dan buncis yang semula Rp3.000 per kg merosot men-jadi Rp1.500 per kg.

Hanya harga cabai merah yang masih tinggi, bertengger di kisaran Rp40 ribu per kg. (Tim/N-4)

[email protected]

DI ketinggian sekitar 1.100-1.200 meter di atas permukaan laut

(mdpl), dua desa ketiban rezeki. Yakni Desa Serang dan Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah.

Betapa tidak, panenan cabai yang harganya melambung tinggi membuat para petani menangguk untung. Tak sedikit dari mereka berubah ekonominya, mulai membeli mobil bahkan sampai mampu ke tanah suci untuk naik haji.

Pagi itu, tiga perempuan bercaping lebar terlihat sibuk mengambil cabai dari pohon. Mereka memilih yang berwarna merah. Setelah tas penuh, lalu membawanya kepada pemilik lahan.

Sobari, 41, pemilik lahan tersebut membawa karung plastik mengumpulkan cabai yang dipetik pekerjanya. Dia membawa cabai itu ke Pasar Pratin, Kutabawa, untuk dijual terkumpul tiga karung besar cabai. ‘’Panenan kali ini sebetulnya kurang maksimal, tetapi karena harganya mahal, petani untung,’’ ujar Sobari sambil menutup karung yang penuh cabai merah besar.

Dua bulan terakhir, harga cabai tinggi. Di tingkat petani harga tertinggi Rp23 ribu per kg, tetapi kini mulai turun menjadi Rp15 ribu. ‘’Satu pohon membutuhkan biaya pemeliharaan sampai panen Rp5.000. Satu pohon minimal menghasilkan 1 kg cabai. Saya memiliki 8.000 pohon,’’ ujar Sobari, pekan lalu.

Baginya, mendapatkan keuntungan cukup besar memang baru tahun ini. Dari

hasil keuntungannya itu, dia membeli mobil niaga.

Petani cabai lainnya, Daryono, 42, sudah tercatat sebagai calon haji yang akan berangkat tahun ini. Ia menanam pohon cabai seluas 1 hektare. Tahun ini menjadi tahun yang penuh rezeki bagi warga Desa Serang dan Kutabawa. Sebab pada umumnya harga cabai merah besar tahun lalu paling tinggi hanya Rp10 ribu, bahkan terendahnya bisa mencapai Rp2.000 per kg.

Kepala Desa Kutabawa Supono mengakui bahwa tingginya harga cabai membuat petani di Kutabawa seperti memeroleh durian runtuh.

Puluhan petani membeli mobil baru. Rata-rata mereka membeli mobil niaga, tetapi ada pula yang membeli mobil pribadi jenis Avanza dan Xenia. Banyak juga yang membeli motor baru. Bahkan, di Desa Kutabawa saat ini ada tujuh warga yang siap naik haji. (Liliek Dharmawan/N-2)

Pimpinan DPRD Jatim Dukung Pansus Lumpur Lapindo

SEJUMLAH ruas jalan di jalur selatan antara perbatasan Jateng-Jabar di Cilacap hingga Banyumas, Jateng, masih be-lum selesai. Titik jalan yang tengah diselesaikan ialah di Ci-manggu (Cilacap), dan Lumbir (Banyumas).

Berdasarkan pemantauan Media Indonesia, bahu jalan di Desa Krapyak, Kecamatan Lumbir, Banyumas, meng alami longsor sepanjang sekitar 100 meter.

Sejumlah pekerja terlihat sibuk untuk membuat talut guna menahan bahu jalan kem-bali longsor. ‘’Pengerjaan ini mungkin hanya tinggal satu minggu lagi. Pada minggu ketiga atau maksimal keempat, dapat diselesaikan,’’ jelas Tar-win, 43, pekerja di tempat itu.

Jalan lainnya yang masih da-lam proses penyelesaian adalah di Cimanggu, Cilacap, tepatnya di jalur Cimanggu-Majenang KM 75+500. Di tempat itu, jalan sengaja ditinggikan untuk menghindari banjir bandang.

Selain itu, di sisi jalan tersebut juga dibangun gorong-gorong untuk menampung air yang datangnya dari atas perbukitan di samping jalan.

Menurut warga setempat, Tarnowo, 35, mungkin jalan tersebut akan selesai pada pe-kan mendatang, karena hanya tinggal diaspal.

‘’Sampai sekarang memang masih belum diapa-apakan sehingga warga di sini menga-tur arus lalu lintas dengan buka tutup. Kalau dari barat ada kendaraan, dari arah timur dihentikan, begitu sebaliknya,’’ katanya.

Sementara itu, jalur pantai utara (pantura) Semarang-Ku-dus, Jawa Tengah, sepanjang 60 kilometer paling siap dilintasi arus mudik Lebaran, sedang-kan jalur pantura timur Jateng lainnya, yakni Kudus-Rembang sepanjang 120 kilometer, baru sebagian kecil yang siap dan masih merupakan dua lajur dengan kondisi berlubang, bergelombang, dan memba-hayakan pemudik.

Adapun jalan dari Purwo-kerto-Temanggung sepanjang 130 kilometer, yang merupakan jalur alternatif Jakarta-Sema-rang dan Yogyakarta untuk dilalui arus mudik dan balik Lebaran tahun ini secara umum dalam kondisi kurang bagus. (LD/AS/TS/DY/HM/N-2)

PIMPINAN DPRD Jawa Timur (Jatim) mendukung usulan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Lumpur Lapindo dari 44 anggotanya. ‘’Tidak ada salahnya mereka mengajukan, nanti pimpinan yang akan mengajukan sesuai aturan yang berlaku,’’ kata Ketua DPRD Jatim Imam Sunardhi di Sura-baya, kemarin.

Alasan mereka untuk kepen-tingan warga Porong Sidoarjo yang juga banyak di antaranya konstituen dari berbagai partai politik di DPRD Jatim. Pansus tersebut bentuk dukungan konkret DPRD agar korban

Lumpur Lapindo bisa menda-patkan ganti rugi, yang selama ini macet di tengah jalan.

Korban semburan lumpur sejak 29 Mei 2006 yang belum menerima ganti rugi sekitar 50 ribu keluarga atau 40% dari seluruh korban. Padahal, sesuai dengan Perpres Nomor 14 Tahun 2007, pembayaran ganti rugi tersebut sudah harus dilunasi sebelum masa kontrak rumah warga korban lumpur habis. Akibatnya, para korban ini terus melakukan aksi unjuk rasa agar mereka mendapatkan ganti rugi.

Pimpinan, kata Imam, akan

menjadwalkan untuk diajukan ke rapat paripurna. Kemudian hasilnya ditindaklanjuti Badan Musyawarah. ‘’Kalau memang seluruh proses dipenuhi, tidak akan lama bisa dibentuk.’’

Upaya membentuk pansus kasus semburan lumpur La-pindo oleh DPRD Jatim tam-paknya bakal berjalan mulus. Dari 10 fraksi, hanya Fraksi Golkar yang menolak pemben-tukan pansus tersebut.

Sejak diusulkannya pemben-tukan Pansus Lumpur, saat ini 44 dari 100 anggota dewan yang memberikan tanda tangan.

Menurut Wakil Ketua Komisi

D DPRD Jatim Mahdi, usulan pansus Lapindo bakal diserah-kan pada saat rapat paripurna 16 Agustus ini, sehingga amat mungkin jumlahnya akan terus bertambah.

Mahdi mengutarakan, de-ngan dibentuknya pansus ini, DPRD optimistis pemberian ganti rugi terhadap korban yang rumah dan tanahnya telah terendam lumpur dapat terealisasi.

Ia mengutarakan pansus akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk segera memberikan ganti rugi melalui APBN. (FL/N-1)

Harga Beras dan Cabai Terus MeroketMeski penyaluran beras untuk rakyat miskin dipercepat, harga tetap tidak turun.

Harga Melambung, Petani Untung

Perbaikan Ruas Jalur Selatan belum Tuntas

8 | Nusantara SENIN, 16 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Liliek Dharmawan

Yang dapat kami lakukan hanyalah menjamin stok supaya tidak terjadi kelangkaan.”

Asis KusumandaniKepala Bagian Perekonomian Kabupaten Banyumas

PANEN CABAI: Petani memanen cabai di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (12/8).

PERBAIKI JALAN: Pekerja menyelesaikan perbaikan bahu jalan yang longsor di Desa Krapyak, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah, kemarin. Bahu jalan itu diharapkan akan rampung pada pekan keempat bulan ini.

MI/ LILIEK DHARMAWAN

MI/ LILIEK DHARMAWAN