Hanya sepenggal cerita

1
Di sela waktu ujian nasional kami siswa kelas 3 sma tetap belajar seperti biasa. Namun sabtu itu terasa beda, karena terlihat beberapa orang dengan memakai pakaian kedinasan yang datang kesekolahku. Seusai jam belajar selesai kami dikumpulkan oleh kepala sekolah karena ada beberapa pengumuman dari sekolah. Sekali lagi, orang orang itu terlihat di depan bersama dengan kepala sekolah. Kepala sekolah memberitahukan bahwa ternyata orang-orang itu merupakan utusan dari DIKTI Jakarta, entah angin apa yang membawa mereka kesini. Bapak-bapak itu menjelaskan bahwa karena kami merupakan provinsi baru, ya Kaltara atau Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi baru. Atas dasar provinsi baru, DIKTI mempunyai sebuah program bernama Afirmasi yang bertujuan untuk meratakan pendidikan khususnya bagi daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal). Sungguh ironi bukan, setelah setengah abad lebih negara ini merdeka, masih saja terjadi ketimpangan sosial dimana-mana. DIKTI menjelaskan kepada kami bahwa kami berkesempatan melanjutkan pendidikan tinggi ke universitas yang memang cukup ternama dengan tanpa biaya sepeserpun. Kami diberikan form untuk memilih universitas dan jurusan yang kami mau, setelah itu kami mengumpulkannya kembali. Kebanyakan temanku waktu itu memilih jurusan kedokteran. Namun mataku tertuju kepada sebuah tulisan Institut Teknologi Bandung. Aku berpikir untuk memilih ITB, karena menurutku waktu itu ini adalah sebuah Perguruan Tinggi yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Sebenarnya waktu itu aku sudah diterima di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Namun karena aku ingin mencoba hal baru dan juga ingin tahu lebih, aku memilih ITB dan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. Faktor lain karena aku juga ingin

description

Hanya sepenggal cerita

Transcript of Hanya sepenggal cerita

Page 1: Hanya sepenggal cerita

Di sela waktu ujian nasional kami siswa kelas 3 sma tetap belajar seperti biasa. Namun sabtu itu terasa beda, karena terlihat beberapa orang dengan memakai pakaian kedinasan yang datang kesekolahku. Seusai jam belajar selesai kami dikumpulkan oleh kepala sekolah karena ada beberapa pengumuman dari sekolah. Sekali lagi, orang orang itu terlihat di depan bersama dengan kepala sekolah. Kepala sekolah memberitahukan bahwa ternyata orang-orang itu merupakan utusan dari DIKTI Jakarta, entah angin apa yang membawa mereka kesini. Bapak-bapak itu menjelaskan bahwa karena kami merupakan provinsi baru, ya Kaltara atau Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi baru. Atas dasar provinsi baru, DIKTI mempunyai sebuah program bernama Afirmasi yang bertujuan untuk meratakan pendidikan khususnya bagi daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal). Sungguh ironi bukan, setelah setengah abad lebih negara ini merdeka, masih saja terjadi ketimpangan sosial dimana-mana.

DIKTI menjelaskan kepada kami bahwa kami berkesempatan melanjutkan pendidikan tinggi ke universitas yang memang cukup ternama dengan tanpa biaya sepeserpun. Kami diberikan form untuk memilih universitas dan jurusan yang kami mau, setelah itu kami mengumpulkannya kembali. Kebanyakan temanku waktu itu memilih jurusan kedokteran. Namun mataku tertuju kepada sebuah tulisan Institut Teknologi Bandung. Aku berpikir untuk memilih ITB, karena menurutku waktu itu ini adalah sebuah Perguruan Tinggi yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Sebenarnya waktu itu aku sudah diterima di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Namun karena aku ingin mencoba hal baru dan juga ingin tahu lebih, aku memilih ITB dan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. Faktor lain karena aku juga ingin