Hanif's Scripti

92
i SKRIPSI ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP DIVIDEN PADA INDUSTRI MAKANAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : NURUDIN HANIF STB: 09.401.031 PROGRAM STUDI : AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG MAKASSAR 2011

description

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIODAN DEBT RATIO TERHADAP DIVIDEN PADA INDUSTRIMAKANAN KONSUMSI YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA Seperti yang dijelaskan dalam kegunaan penelitian dalam skripsi ini, maka alangkah bergunanya jika saya upload Skripsi saya di internet. Semoga bermanfaat.

Transcript of Hanif's Scripti

Page 1: Hanif's Scripti

i

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO

DAN DEBT RATIO TERHADAP DIVIDEN PADA INDUSTRI

MAKANAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

NURUDIN HANIF

STB: 09.401.031

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2011

Page 2: Hanif's Scripti

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Diterangkan bahwa skripsi yang disusun oleh:

Nama : Nurudin Hanif

Nomor Pokok Mahasiswa : 09.401.031

Jurusan : Akuntansi

Jenjang Program : Strata Satu (S1)

Judul : Analisis Pengaruh Return On Assets, Current Ratio

Dan Debt Ratio Terhadap Dividen Pada Industri

Makanan Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia

Telah kami periksa, perbaiki dan menyetujui skripsi ini untuk memenuhi syarat guna

memperoleh Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Makassar, Agustus 2011

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Eldi Manca, M.Si, Ak Drs. Idham Mannaga, MM

Page 3: Hanif's Scripti

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada hari Sabtu, tanggal 20

Agustus 2011 dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi yang dibentuk berdasarkan Surat

Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

(YPUP) Nomor: 33/it/III-A/50/08/2011 tanggal 19 Agustus 2011 untuk memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan

Pendidikan Ujung Pandang (YPUP) dengan susunan Panitia Skripsi sebagai berikut:

Pengawas Ujian : Pembina STIE, STKIP-YPUP

Ketua : DR. H. M. Kamal Hidjaz, SH., MH.

Sekretaris : Drs.H.Muhammad Basir, M.Si

Anggota : 1. Hadidu, SE., MM.

2. Rohani, SE., M.Pd

Tim Penguji : 1. Drs. Eldi Manca, M.Si, Ak. (……………….......)

2. Sultan Iskandar SE, MM (……………….......)

3. Hj.Rusdiah Hasanuddin, SE, M.Si, Ak. (……………….......)

4. Nur Alimin Aziz, S.E, M.Si, Ak. (……………….......)

Makassar, 20 Agustus 2011

Ketua STIE – YPUP

DR. H. M. Kamal Hidjaz, SH., MH.

Page 4: Hanif's Scripti

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbil ‘aalamin. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga di bulan Ramadhan ini

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar. Sholawat dan salam

semoga tetap tercurah kepada Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para

pengikut beliau yang mengikuti ajaran beliau sampai hari akhir kelak. Skripsi yang saya

kerjakan ini dipergunakan untuk memenuhi prasyarat kelulusan strata 1 pada Program Studi

Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Penulis menyadari tanpa dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

akan sulit untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karenanya, penulis mengucapkan

terima kasih yang dalam dan penghargaan yang tinggi kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta, Drs. Muhammad Ali dan Dra. Nuryati Masrurotun, atas doa restu,

nasihat, kasih sayang, kesabaran dan dukungan yang tiada habis-habisnya kepada penulis.

Semoga Allah senantiasa memberikan kasih sayang-Nya sebagaimana ketika kalian telah

mengasihiku ketika masih kecil. Juga kepada Mbak Alif, Mas Endro, Dik Nikmah dan Dik

Dian atas segala dukungannya.

2. Bapak DR. H. M. Kamal Hidjaz S.H, M.H selaku Ketua STIE-YPUP dan Bapak Sultan

Iskandar SE, MM selaku Ketua Program Studi Akuntansi STIE-YPUP

3. Bapak Drs. Sri Haryoso Suliyanto, M.Si selaku Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan

Provinsi Sulawesi Barat yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan

pendidikan S-1 pada STIE-YPUP.

Page 5: Hanif's Scripti

v

4. Drs. Eldi Manca, M.Si, Ak. dan Drs. Idham Mannaga, MM. Selaku dosen pembimbing

yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan semangat kepada

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs.H.Muhammad Basir, M.Si, Bapak Nur Alimin Aziz, S.E, M.Si, Ak, Ibu Hj.

Rusdiah Hasanuddin, SE, M.Si, Ak, Bapak Drs. H. Kamaruddin DP, Ak, dan Bapak

Yusriadi Hala, SE, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan,

kritik dan saran bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Mas Fahmin dan Mbak Dian beserta seluruh staf pada Pusat Informasi Pasar Modal

(PIPM) Bursa Efek Indonesia di Makassar atas data referensi dan fasilitasnya.

7. Para dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi STIE-YPUP yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

8. Teman-temanku, Hera, Inna, Ike, Rafiqa, Nia, Nani, Yeni, Desi, Yos, Mulyadi dan masih

banyak yang lain yang tak bisa disebutkan di sini satu persatu, terimakasih atas motivasi

dan dorongannya, serta kerjasama selama kuliah di STIE-YPUP.

9. Rekan sekantor di BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat; Ibu Nurul Sa’diyah,

Yonas, Dimaz, Kang Indra, Herry dan seluruh rekan, atas kerjasama yang baik dan

dukungan bagi penulis untuk segera menyelesaikan kuliah.

10. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan

bantuan baik moril maupun materiil.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih dan semoga

amal dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah

SWT.

Page 6: Hanif's Scripti

vi

Penulis menyadari bahwa karya ini tidak luput dari kekurangan dan

ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan di masa mendatang. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

dapat menjadi sumbangan bagi almamater tercinta dan dapat menjadi catatan dari amal

kebaikan penulis. Amin ya robbil’alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Makassar, 19 Agustus 2011

Penulis

Nurudin Hanif

Page 7: Hanif's Scripti

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

PENGESAHAN........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Rasio Keuangan ....................................................................... 5

B. Return On Assets ................................................................................... 6

C. Current Ratio .......................................................................................... 8

D. Debt Ratio .............................................................................................. 9

E. Pasar Modal ............................................................................................ 11

F. Dividen ................................................................................................... 13

G. Hipotesis ................................................................................................ 26

Page 8: Hanif's Scripti

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 27

B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 27

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 28

D. Metode Analisis ..................................................................................... 29

E. Definisi Operasional ............................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ................................................... 31

B. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ............................................. 33

C. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 38

D. Prosedur Analisa Data ........................................................................... 45

E. Analisis Deskriptif .................................................................................. 46

F. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 51

G. Analisis Regresi dan Koefisien Determinasi ......................................... 57

H. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 65

B. Saran ....................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: Hanif's Scripti

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR) ...................................... 46

Tabel 2 Hasil Perhitungan Return On Assets (ROA) ............................................... 47

Tabel 3 Hasil Perhitungan Current Ratio (CR) ....................................................... 48

Tabel 4 Hasil Perhitungan Debt Ratio (DR) ............................................................ 49

Tabel 5 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov .................................. 52

Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 54

Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson .......................................... 54

Tabel 8 Hasil Perhitungan Regresi Berganda .......................................................... 57

Tabel 9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi .................................................. 58

Tabel 10 Hasil Uji F .................................................................................................. 60

Tabel 11 Hasil Uji t .................................................................................................... 61

Page 10: Hanif's Scripti

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia .............................................. 33

Gambar 2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plots...................................... 53

Gambar 3 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ...................................... 55

Gambar 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot ................................... 56

Page 11: Hanif's Scripti

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR)

Lampiran 2 Perhitungan Return On Assets (ROA)

Lampiran 3 Perhitungan Current Ratio (CR)

Lampiran 4 Perhitungan Debt Ratio (DR)

Lampiran 5 Output SPSS

Lampiran 6 Tabel F, signifikansi 0.05

Lampiran 7 Tabel t, signifikansi 0.05

Page 12: Hanif's Scripti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika menanamkan modal di perusahaan emiten, pemegang saham

mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

ditanamkannya itu. Keuntungan tersebut dapat diperoleh melalui capital gain

(selisih lebih harga saham pada saat menjual dan membeli saham), pembagian

dividen atau berupa penguasaan manajerial suatu perusahaan.

Dividen adalah pembagian laba bersih perusahaan kepada pemegang

saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Ada dua jenis dividen yang

bisa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash

dividend) adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada pemegang saham

dalam bentuk uang tunai. Dividen non kas adalah dividen yang dibayarkan dalam

bentuk saham (stock dividend) atau aktiva lainnya dengan proporsi tertentu.

Pembagian dividen bergantung pada kebijakan dividen yang ditetapkan

oleh perusahaan. Kebijakan dividen ini menjadi penting karena melibatkan

beberapa pihak yang berkepentingan yaitu kepentingan para pemegang saham

dengan dividennya, kepentingan perusahaan dengan laba ditahan (retained

earning)-nya dan kepentingan kreditor atas pelunasan piutang-piutangnya.

Ditinjau dari kepentingan perusahaan emiten, kebijakan dividen yang

optimal sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan perusahaan di masa yang akan

datang karena pembagian dividen kas akan mengurangi kas dan laba ditahan yang

merupakan sumber pembiayaan internal perusahaan. Perusahaan yang

Page 13: Hanif's Scripti

2

mengandalkan sumber pembiayaan internal daripada menjual saham atau obligasi

mempunyai kecenderungan untuk tidak membayar dividen secara kas dan nantinya

dapat digunakan sebagai modal perusahaan.

Di lain pihak ditinjau dari kepentingan pemegang saham, terutama bagi

pemegang saham jangka menengah, distribusi keuntungan perusahaan dalam

bentuk dividen yang tinggi dan stabil merupakan salah satu tujuan yang

diharapkan investor dari kepemilikan saham. Sedangkan bagi pemegang saham

yang membeli saham untuk kepentingan jangka panjang, relatif lebih

menginginkan pengembangan modal perusahaan sehingga tidak terlalu menuntut

untuk dibagikan dividen. Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa kebijakan

dividen yang tepat sangat diperlukan untuk memenuhi harapan pihak perusahaan

dan pihak pemegang saham.

Selain untuk memenuhi harapan pihak perusahaan dan pihak pemegang

saham dalam pembagian dividen, kebijakan dividen juga berguna bagi investor

yang akan menanamkan modalnya di perusahaan. Perubahan pengumuman

pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan para investor

untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Perubahan ini juga akan

mempengaruhi nilai saham perusahaan, sehingga seringkali dividen digunakan

sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan di masa mendatang.

Besarnya dividen kas yang dibayar oleh perusahaan diduga berkaitan

dengan kinerja keuangan perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai kinerja

keuangan yang baik diduga perusahaan dapat mempertahankan kemampuannya

untuk membayar dividen kepada para pemegang saham.

Page 14: Hanif's Scripti

3

Bagi pemegang saham, semakin besar Return On Assets (ROA)

menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, sehingga wajar jika

pemegang saham mengharapkan pembagian dividen kas jika ROA meningkat.

Demikian juga apabila current ratio meningkat, maka pemegang saham

mempunyai harapan bahwa perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk

membagi dividen kas. Sebalikya jika debt ratio perusahaan emiten meningkat,

maka pemegang saham tidak mengharapkan perusahaan membagikan dividen kas

karena terlebih dahulu akan digunakan untuk menutup utang-utang perusahaan.

Bagi perusahaan emiten, pertimbangan yang digunakan untuk

memutuskan pembagian dividen kas tidak semudah itu. Perusahaan emiten akan

mempunyai banyak pertimbangan yang kadangkala bertentangan dengan harapan

dari pemegang saham. Ketika terjadi pertentangan seperti ini, segala teori yang

berkaitan dengan pembagian dividen kas, faktor ROA, current ratio, debt ratio

dan rasio-rasio keuangan lainnya tidak dipertimbangkan dalam pembagian cash

dividend karena keputusan akhir untuk membagi dividen kas berada sepenuhnya

di tangan manajemen perusahaan emiten, khususnya RUPS.

Berdasarkan uraian di atas, maka ingin diteliti Return On Assets,

Current Ratio dan Debt Ratio yang diduga berpengaruh terhadap dividen kas.

Dividen kas dalam hal ini direpresentasikan oleh dividend payout ratio pada setiap

perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, peneliti akan menuangkannya dalam

sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh

Return On Assets, Current Ratio dan Debt Ratio terhadap Dividen Pada Industri

Makanan Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Page 15: Hanif's Scripti

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Apakah Return On Assets, Current Ratio dan Debt Ratio berpengaruh secara

simultan dan parsial terhadap pembagian dividen kas pada industri makanan

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Assets,

Current Ratio dan Debt Ratio baik secara simultan maupun parsial terhadap

pembagian dividen kas pada industri makanan konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Memberikan kontribusi pemikiran tentang pengaruh Return On Assets,

Current Ratio dan Debt Ratio terhadap pembagian dividen kas pada industri

makanan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat

digunakan sebagai acuan bagi investor untuk menilai prestasi dan kinerja

manajemen terkait kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang bermaksud

mengadakan penelitian yang sama.

Page 16: Hanif's Scripti

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Rasio Keuangan

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dan

masalah-masalah yang sedang dihadapinya adalah melalui analisis rasio

keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik yang digunakan

dalam analisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu

perusahaan dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat

dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mencegah semakin memburuknya kondisi

atau kesehatan perusahaan. Selain itu, analisis ini juga dapat dijadikan sebagai

dasar untuk mengevaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja

manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target

perusahaan.

Kasmir (2009 : 104) menyatakan bahwa rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan

cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Dari hasil rasio keuangan ini

akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut J. Fred Weston (2004) dalam Kasmir (2009 : 106), bentuk-

bentuk rasio keuangan antara lain:

1. Rasio Likuiditas, misalnya rasio lancar (current ratio) dan rasio sangat lancar

(quick ratio).

2. Rasio Solvabilitas, misalnya rasio total utang terhadap total aset (debt ratio)

dan jumlah kali perolehan bunga (times interest earned).

Page 17: Hanif's Scripti

6

3. Rasio Aktivitas, misalnya perputaran persediaan (inventory turnover).

4. Rasio Profitabilitas, misalnya hasil pengembalian total aktiva (return on

assets).

5. Rasio Pertumbuhan (Growth), misalnya pertumbuhan penjualan dan

pertumbuhan laba bersih.

6. Rasio Penilaian (Valuation), misalnya rasio harga saham terhadap

pendapatan.

B. Return On Assets

Analisa ROA dalam analisa rasio keuangan mempunyai arti yang sangat

penting sebagai salah satu teknik untuk memprediksi profitabilitas perusahaan

yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan

merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang

mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk

menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang

tinggi pula.

Menurut Kasmir (2009: 201), hasil pengembalian investasi atau lebih

dikenal dengan Return On Investment atau Return On Total Assets merupakan

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan oleh

perusahaan. Sedangkan Darmadji (2011 : 158) menyatakan bahwa rasio ini

adalah salah satu rasio yang paling banyak digunakan untuk mengukur kinerja

perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. Return on Assets

itu sendiri merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang

Page 18: Hanif's Scripti

7

dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam seluruh aktiva perusahaan, baik yang

digunakan secara langsung untuk operasi perusahaan maupun aktiva non

operasional seperti aktiva penyertaan atau aktiva yang tidak lagi digunakan

oleh perusahaan namun mungkin dapat dijual di masa mendatang.

Besarnya tingkat Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan

rumusan sebagai berikut :

(Sumber: Kasmir, 2009 : 202)

Return On Asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax)

terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka

menghasilkan laba perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja

perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian investasi (return)

yang semakin besar.

Apabila dikaitkan dengan cash dividend, keuntungan yang didapatkan

perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat. Dividen adalah merupakan

sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen

akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang

layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah

perusahan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak.

Karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan, maka keuntungan

tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Perusahaan yang

Laba Bersih Setelah Pajak

Return On Assets =

Total Aktiva

Page 19: Hanif's Scripti

8

memperoleh keuntungan lebih besar cenderung akan membayar porsi

keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang

diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen.

C. Current Ratio

Hal penting yang harus diperhatikan tentang perusahaan adalah

likuiditasnya atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban lancarnya (Stice,

2009 : 805). Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum

digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Semakin besar

current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk didalamnya kewajiban

membayar dividen kas yang terutang).

Rumus untuk mencari Current Ratio (CR) adalah sebagai berikut:

(Sumber: Kasmir, 2009 : 135)

Perhitungan rasio lancar (current ratio) dilakukan dengan cara

membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar (Kasmir,

2009 : 134). Dalam hal ini aktiva lancar terdiri dari uang kas dan juga surat-surat

berharga antara lain surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas

kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu

kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar

Total Aktiva Lancar

Current Ratio =

Total Utang Lancar

Page 20: Hanif's Scripti

9

uang dan pasar modal. Di lain pihak utang jangka pendek dapat berupa utang

pada pihak ketiga (bank atau kreditur lainnya).

Dari hasil pengukuran rasio ini, apabila rasio lancar rendah, dapat

dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang jangka

pendek. Namun, apabila hasil pengukurannya tinggi, belum tentu kondisi

perusahaan sedang baik dan sehat. Hal ini dapat terjadi karena kas tidak

digunakan secara optimal. Untuk mengatakan suatu kondisi likuiditas perusahaan

baik atau tidak, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata

industri untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah

ditetapkan perusahaan sebelumnya (Kasmir, 2009 : 135).

Jika pada saat yang bersamaan dibutuhkan aktiva lancar untuk

membayar utang dan cash dividend maka yang didahulukan adalah pembayaran

utang, baru kemudian jika perusahaan masih mampu untuk membayar cash

dividend, maka perusahaan membagi cash dividend kepada investor. Dalam

kaitannya dengan cash dividend, semakin tinggi current ratio menunjukkan

semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar cash dividend yang

dijanjikan.

D. Debt Ratio

Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan

adalah aspek leverage atau hutang perusahaan. Hutang merupakan komponen

penting perusahaan khususnya sebagai salah satu sarana pembiayaan selain

saham. Sering terjadi penurunan kinerja perusahaan karena besarnya tingkat

Page 21: Hanif's Scripti

10

hutang yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam membayar

kewajibannya tersebut.

Debt Ratio atau sering disebut juga dengan Debt to Total Asset Ratio

(DAR) merupakan rasio antara total hutang (total debts) baik hutang jangka

pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term debt) terhadap

total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva

tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya (other assets). Rasio ini menunjukkan

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dan seberapa besar utang

perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Besarnya tingkat Debt Ratio (DR) dapat dihitung dengan rumusan

sebagai berikut :

(Sumber: Kasmir, 2009 : 156)

Debt Ratio dipengaruhi oleh unsur total hutang dan total asset. Dalam

hal ini semakin besar Debt Ratio menunjukkan semakin besar tingkat

ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar

pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan.

Dengan demikian semakin meningkatnya Debt Ratio (dimana beban hutang juga

semakin besar), maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang

diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga

pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas

(earning after tax) semakin berkurang (karena sebagian dipergunakan untuk

Total Utang

Debt Ratio =

Total Aktiva

Page 22: Hanif's Scripti

11

membayar bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin

berkurang (menurun).

Jika dikaitkan dengan cash dividend dapat dilihat bahwa antara cash

dividend dengan Debt Ratio mempunyai hubungan yang negatif. Hal ini

ditunjukkan oleh semakin besar Debt Ratio, maka semakin banyak bagian dari

keuntungan harus dikurangi untuk membayar utang, akibatnya keuntungan yang

dibagi sebagai cash dividend semakin berkurang.

E. Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya

(Darmadji, 2011). Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan

maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan

berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan

prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan

instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,

obligasi, warrant, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif (turunan)

seperti option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan

Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan

Page 23: Hanif's Scripti

12

dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus: ekonomi dan keuangan

(Darmadji, 2011 : 2). Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi ekonomi, karena

pasar menyediakan fasilitas atau wahana untuk mempertemukan dua kepentingan

yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan

dana (issuer). Dengan kata lain, pasar modal berfungsi sebagai sarana bagi

pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

dari masyarakat pemodal. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan

untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain

tanpa menunggu tersedianya dana dari laba operasional perusahaan.

Kedua, pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan/return bagi

pemilik dana sesuai dengan karasteristik investasi yang dipilih. Masyarakat

diberi pilihan untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,

obligasi, reksadana, dan lain-lain, sesuai dengan karakteristik keuntungan dan

risiko masing-masing instrumen. Salah satu yang diharapkan oleh pemilik dana

adalah dividen.

Beberapa manfaat dari keberadaan pasar modal adalah sebagai berikut

(Darmadji, 2011 : 2):

1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

Page 24: Hanif's Scripti

13

2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan

upaya diversifikasi.

3. Menyediakan indikator utama bagi tren ekonomi suatu negara.

4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme

serta penciptaan iklim berusaha yang sehat.

5. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai

prospek.

7. Menjadi alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan

risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan

diversifikasi investasi.

8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol

sosial.

9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan

pemanfaatan manajemen profesional.

F. Dividen

1. Pengertian Dividen

Perusahaan yang berhasil pasti meraih laba. Laba tersebut

kemudian direinvestasikan dalam aktiva operasi, digunakan untuk

membeli sekuritas, melunasi hutang atau dibagikan kepada pemegang

saham dalam bentuk dividen. Menurut Ahmad Syafi’i Syakur (2009 :

378), dividen merupakan bagian dari laba ditahan yang dibagikan kepada

setiap lembar saham. Sedangkan menurut Stice (2009 : 138) dividen

Page 25: Hanif's Scripti

14

adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara

proporsional sesuai dengan jumlah lembah saham yang dipegang oleh

masing-masing pemilik. Dividen ini untuk dibagikan kepada para

pemegang saham sebagai pembagian keuntungan dari laba perusahaan.

Menurut Weston dan Copeland (2005) dalam Rodoni (2010 :

121), dividen adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan

terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen

yang diberikan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase tertentu

atas nilai nominal saham. Pembayaran dividen hanya dapat dilakukan jika

saldo laba ditahan adalah positif.

Pembagian dividen adalah salah satu tindakan/aksi korporasi

(corporate action) selain penerbitan rights, pemecahan saham (stock split)

dan saham bonus (Darmadji, 2011 : 139). Corporate action yaitu aktivitas

emiten/perusahaan yang berpengaruh terhadap jumlah saham yag beredar

dan berpengaruh terhadap harga saham di pasar bursa efek. Corporate

action ini sering menyedot perhatian pihak-pihak yang terkait di pasar

modal, khusunya para pemegang saham.

Dividen merupakan pendapatan investor yang dikenakan pajak.

Besarnya pajak untuk pemegang saham dalam negeri adalah 15% dan

untuk pemegang saham luar negeri adalah 20% (Pasal 23 dan Pasal 26

Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan). Pajak

ini tidak boleh dikurangkan dari laba perusahaan (tidak boleh menjadi

beban).

Page 26: Hanif's Scripti

15

Menggunakan istilah dividen tanpa perkecualian biasanya

berarti pembagian tunai (Stice, 2009 : 138). Pembagian dividen non kas

harus dinyatakan dalam bentuk khusus dan dijelaskan tersendiri dalam

laporan keuangan.

Dalam hal pembagian dividen ini dikenal istilah dividen interim

dan dividen final (Darmadji, 2011 : 141). Istilah interim atau sementara

menunjukkan bahwa dividen tersebut merupakan dividen yang sifatnya

sementara sehingga dimungkinkan adanya pemberian dividen lanjutan

sampai tercipta nilai dividen yang sifatnya final untuk tahun buku

tertentu. Berikut gambaran dividen interim dan dividen final yang pernah

dibagikan Unilever Indonesia Tbk.

Dividen Tunai (Rp) Payment Date Interim/Final

1.900 20 Juli 2000 Final 1999

200 18 Desember 2001 Interim 2000

490 01 Agustus 2001 Final 2000

250 07 Desember 2001 Interim 2001

(Sumber: Darmadji, 2009 : 142)

Dari tabel di atas diketahui bahwa pembagian dividen tahun

buku 2000, terdapat dividen interim yang dibayarkan pada tahun 2000

yaitu sebesar Rp200 tanggal 18 Desember 2000. Dividen final untuk laba

ditahan tahun 2000 baru dibayarkan pada tanggal 01 Agustus tahun 2001

sebesar Rp490, sehingga total pembagian dividen per lembar saham dari

laba ditahan tahun 2000 adalah Rp690.

Wewenang untuk menentukan kebijakan pembagian dividen ini

didelegasikan oleh pemegang saham kepada dewan direksi perusahaan

(Stice, 2009 : 141). Pendelegasian wewenang ini berkaitan dengan

shareholder’s right atau hak pemegang saham untuk memilih direksi

Page 27: Hanif's Scripti

16

perusahaan dalam RUPS. Oleh karena itu, RUPS merupakan alat penting

bagi pemegang saham. Karena pembagian ini ditentukan oleh direksi,

maka pembagian dividen bukan suatu kewajiban perusahaan. Sebuah

perusahaan tidak dapat dikatakan bangkrut karena tidak memberikan

dividen (Rodoni, 2010 :116).

Adapun tipe pembayaran dividen (Rodoni, 2010 :122) adalah

sebagai berikut:

1. Perusahaan membayar dividen kas reguler

a. Perusahaan publik sering membayar triwulan

b. Kadang perusahaan akan memberikan dividen kas ekstra

c. Kasus ekstrim adalah dividen likuidasi

2. Perusahaan sering membagikan dividen saham

a. Tidak ada kas keluar dari perusahaan

b. Perusahaan menambah jumlah saham beredar

3. Beberapa perusahaan memberikan dividend in kind, contohnya

seperti Wrigley’s Gum yang mengirimkan sekitar satu kotak permen

karet kepada para pemegang saham.

2. Dividend Payout Ratio

Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) adalah

rasio terpenting dalam menganalisis kebijakan dividen sebuah perusahaan

(Stice, 2009 : 807). Rasio ini merupakan rasio dividen tunai yang

dibagikan kepada pemegang saham dengan laba bersih perusahaan

(Kieso, 2007 : 333).

Page 28: Hanif's Scripti

17

Besarnya tingkat Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dihitung

dengan rumusan sebagai berikut :

(Sumber: Stice, 2009 : 807)

Menurut Darmadji (2011: 159), jika rasio pembayaran dividen

dihitung dalam basis per lembar saham, maka rumus perhitungannya

adalah sebagai berikut :

(Sumber: Darmadji, 2011 : 159)

3. Jenis Dividen

Ahmad Syafi’i Syakur (2009 : 379) menyebutkan lima jenis

dividen yang dapat dibagikan oleh perusahaan yaitu:

1. Dividen tunai (cash dividend), yaitu pembayaran dividen dengan

menggunakan kas.

2. Dividen aktiva selain kas (property dividend), yaitu pembayaran

dividen dengan menggunakan aktiva selain kas.

3. Dividen utang (script dividend), yaitu surat janji atau tanda kesediaan

melakukan pembayaran sejumlah uang di waktu kemudian yang

diberikan oleh perusahaan sebagai dividen. Dividen jenis ini timbul

karena pada saat diputuskan untuk melakukan pembayaran dividen

tunai, tidak memperhatikan ketercukupan kas sebagai alat

pembayarannya.

Dividen per Saham (DPS)

Dividend Payout Ratio =

Laba Bersih per Saham (EPS)

Dividen

Dividend Payout Ratio =

Laba Bersih

Page 29: Hanif's Scripti

18

4. Dividen likuidasi (liquidating dividend), yaitu dividen yang di

dalamnya termasuk pengembalian modal kepada pemegang saham

dan tidak berdasarkan laba ditahan, biasanya mengurangi paid in

capital. Pada saat pemegang saham menerima dividen, pemegang

saham juga mengkredit investasinya sebesar bagian dari

pengembalian modal dari dividen yang diterima.

5. Dividen saham (stock dividend), yaitu dividen yang dibayarkan dalam

bentuk saham perusahaan itu sendiri.

4. Pengakuan dan Pembayaran Dividen

Ada tiga tanggal penting dalam pengakuan dan pembayaran

dividen: (1) tanggal pengumuman, (2) tanggal pencatatan, dan (3) tanggal

pembayaran (Stice, 2009 : 142). Adapun rincian tanggal- tanggal yang

perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut:

a. Tanggal pengumuman

Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana

secara resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya

serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Isi

pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap

penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya

dividen kas per lembar.

b. Tanggal pencatatan

Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-

nama pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada

Page 30: Hanif's Scripti

19

daftar pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan

pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan

tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.

c. Tanggal pembayaran

Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh

perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai

hak atas dividen . Jadi pada tanggal tersebut, para investor

sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan jumlah saham

kepemilikannya.

5. Kebijakan Dividen

Salah satu komitmen penting para penegelola keuangan

perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan atau maksimalisasi

kesejahteraan pemilik perusahaan. Bila perusahaan mampu memberikan

ekspektasi nilai yang besar di masa depan, maka perusahaan akan

memperoleh nilai yang tinggi. Sebaliknya bila perusahaan tidak mampu

memberikan ekspektasi yang mantap terhadap nilainya di masa depannya,

perusahaan akan dinilai rendah oleh masyarakat dan pemilik perusahaan.

Kebijakan dividen optimal merupakan kebijakan yang

menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan

dimasa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan

laba dan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Rodoni (2010 : 4) bahwa terdapat tiga faktor utama

Page 31: Hanif's Scripti

20

yang mendorong terciptanya suatu value atau nilai dalam suatu

perusahaan, yaitu:

1. Mencoba untuk membuat keputusan investasi yang tepat.

2. Mencoba untuk membuat keputusan pendanaan yang tepat.

3. Keputusan dividen yang tepat dan keputusan investasi modal kerja

bersih.

Dalam hal perusahaan telah berhasil mendapatkan laba bersih,

manajemen perusahaan memiliki 2 (dua) alternatif dalam perlakuannya,

yaitu yang pertama dibagi kepada para pemegang saham perusahaan

dalam bentuk dividen dan yang kedua diinvestasikan kembali kepada

perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Jika seluruh

keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibayarkan sebagai dividen

kepada para pemegang saham, maka perusahaan tidak memiliki cadangan

dana (kepentingan akan laba ditahan terabaikan) untuk melakukan

reinvestment. Sebaliknya, jika seluruh keuntungan yang dihasilkan

perusahaan akan tetap dipertahankan, maka kepentingan pemegang saham

akan terabaikan sehingga dapat menyebabkan hilangnya kesempatan

untuk mendapatkan investor baru. Selain itu, semakin besar dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan

dianggap semakin baik pula dan pada akhirnya perusahaan yang memiliki

kinerja yang baik dianggap menguntungkan dan penilaian terhadap

perusahaan tersebut akan semakin baik pula, yang biasanya tercermin

melalui tingkat harga saham perusahaan (Haruman, 2008). Oleh karena

itu, kebijakan dividen yang tepat sangat diperlukan untuk menciptakan

Page 32: Hanif's Scripti

21

keseimbangan antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan

pemegang saham.

Rodoni (2010 :125) menjelaskan bahwa kebijakan dividen

penting karena dua alasan, yaitu:

1. Pembayaran dividen akan berpengaruh terhadap harga saham, dengan

demikian akan berpengaruh pula terhadap perdagangan saham.

2. Laba ditahan biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri

(equity capital) yang terpenting dan terbesar untuk pertumbuhan

perusahaan.

Kedua alasan ini merupakan dua sisi kepentingan perusahaan

yang agak kontroversial dan agar kedua kepentingan itu dapat terpenuhi

secara optimal, perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan

teliti kebijakan dividen yang akan dipilih oleh perusahaan

Jika manajemen perusahaan mengambil keputusan untuk

membagikan dividen kepada pemegang saham, akan muncul tiga masalah

penting (Brigham, 2001 : 65) yaitu:

1. Berapa persentase dari laba yang harus dibagikan.

2. Apakah pembagian itu harus berupa dividen tunai atau dalam bentuk

pembelian kembali saham (menjadi treasury stock).

3. Bagaimana kestabilan pembagian itu, yakni apakah dana yang

dibayarkan dari tahun ke tahun akan stabil atau dapat diandalkan

(yang mungkin disukai oleh para pemegang saham) atau

diperbolehkan bervariasi disesuaikan dengan arus kas atau kebutuhan

Page 33: Hanif's Scripti

22

investasi perusahaan (yang mungkin lebih baik dari sudut pandang

perusahaan).

Bodie (2008) dalam Rodoni (2010 : 122) menjelaskan bahwa

terdapat dua asumsi yang mendasari kebijakan dividen yaitu:

a. Kebijakan dividen pada perusahaan yang tidak sedang tumbuh (a

low reinvestment rate plan). Pada perusahaan-perusahaan yang

termasuk kategori ini mampu membayarkan dividen lebih tinggi

pada awal periode, tetapi pertumbuhan dividen pada tahun-tahun

berikutnya lebih rendah.

b. Kebijakan dividen pada perusahaan yang sedang tumbuh (a high

reinvestment rate plan). Perusahaan-perusahaan yang sedang

tumbuh akan memberikan dividen relatif rendah pada awalnya,

karena adanya rencana reinvestasi (reinvestment) dari sebagian laba

yang diperoleh untuk membiayai aktifitas ekspansi usaha. Tetapi

perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok perusahaan yang

sedang tumbuh akan mampu menghasilkan tingkat perumbuhan

dividen yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Walaupun

sebagian besar perusahaan kelompok ini tetap berusaha

mempertahankan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio)-

nya. Namun pertumbuhan laba yang lebih besar akhirnya

memberikan dividen yang lebih besar pula.

Page 34: Hanif's Scripti

23

6. Teori Kebijakan Dividen

Ada lima teori tentang kebijakan dividen sebagaimana yang

dijelaskan oleh Sjahrial (2010 : 311) yaitu:

1. Teori “Dividen Tidak Relevan”

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak

mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.

Pendukung utama teori ketidak relevanan dividen ini adalah Merton

Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai

suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk

menghasilkan laba dan resiko bisnisnya, artinya nilai suatu perusahaan

tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya,

bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan

laba yang ditahan.

2. Teori “Bird In The Hand”

Sementara itu, menurut Myron Gordon dan John Linther,

sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang

diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari

keuntungan modal (capital gain) karena komponen hasil dividen,

resikonya lebih kecil. Teori ini juga beranggapan investor memandang

bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di

udara.

3. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy karena

adanya perbedaan perlakuan pajak terhadap dividen dan capital gains.

Page 35: Hanif's Scripti

24

Para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda

pembayaran pajak. Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk

beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen

yang rendah daripada yang tinggi, yaitu (1) Keuntungan modal jangka

panjang yang dikenakan dengan pajak lebih rendah dari pajak atas

dividen (2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham

tersebut dijual sehingga dengan adanya nilai waktu dari uang, nilai rupiah

yang sama untuk pajak yang dibayarkan di masa mendatang nilainya akan

lebih rendah dari pajak yang dibayarkan pada saat ini, dan (3) Apabila

sebuah saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, keuntungan

modal tersebut tidak akan dibebankan pajak sama sekali, dan bagi para

ahli waris dapat menggunakan nilai saham pada saat kematian sebagai

dasar perolehan sehingga terhindar dari pajak keuntungan modal.

4. Teori “Signaling Hypothesis”

Teori ini menyebutkan bahwa jika ada kenaikan dividen

seringkali diikuti dengan naiknya harga saham. Menurut Modigliani dan

Miller, kenaikan dividen merupakan suatu “signal (tanda)” kepada para

investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan

yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau

kenaikan dividen di bawah normal, biasanya diyakini investor sebagai

tanda (signal) bahwa perusahaan akan menghadapai masa sulit di waktu

mendatang.

Page 36: Hanif's Scripti

25

5. Teori “Clientele Effect”

Kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki

preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Kelompok pemegang saham yang memerlukan penghasilan pada saat ini

lebih menyukai adanya pembagian dividen yang tinggi. Kelompok

lainnya lebih menyukai menghindari pajak dengan cara pembagian

dividen yang rendah. Dengan demikian kebijakan dividen ditujukan untuk

memenuhi segmen investor tertentu karena akan menarik segmen tertentu

pula. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien

tersebut dan menyebabkan harga saham berubah.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Sjahrial (2010 : 305) menyebutkan terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain:

1. Posisi likuiditas perusahaan

Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang

dibayarkan.

2. Kebutuhan dana untuk membayar utang

Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka

sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.

3. Rencana perluasan usaha

Makin besar perluasan usaha perusahaan makin berkurang dana yag

dibayarkan untuk dividen.

Page 37: Hanif's Scripti

26

4. Pengawasan terhadap perusahaan

Kebijakan pembiayaan untuk ekspansi apakah dibiayai oleh sumber

intern (laba) atau ekstern (saham/obligasi). Apabila ekspansi usaha

dibiayai dengan penjualan saham baru, hal ini akan melemahkan

kontrol dari kelompok pemegang saham mayoritas, karena suara

pemegang saham mayoritas berkurang.

G. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka

hipotesis yang diajukan adalah diduga bahwa nilai Return On Assets, Current

Ratio dan Debt Ratio secara simultan dan parsial tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap nilai Dividend Payout Ratio pada industri makanan

konsumsi yang terdaftar di BEI.

Page 38: Hanif's Scripti

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Bursa

Efek Indonesia, Jalan A.P. Pettarani 18 A-4, Makassar dengan waktu penelitian

dari bulan Juni sampai dengan Juli 2011.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang nilainya tidak dinyatakan dalam

bentuk angka, yakni berupa sejarah perusahaan dan jenis kegiatan yang

dilakukan.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data laporan keuangan dan ringkasan

kinerja industri makanan konsumsi di Bursa Efek Indonesia untuk periode

2007-2009. Periode penelitian mencakup data selama tiga tahun dengan

alasan periode ini dipandang cukup mewakili kondisi bursa yang relatif

stabil dan normal pada tahun-tahun tersebut. Penelitian ini belum

memasukkan tahun 2010 sebagai objek penelitian karena masih terdapat

perusahaan yang belum membagikan dividen final untuk tahun laba 2010

sehingga perhitungan dividend payout ratio tidak dapat dilakukan.

Page 39: Hanif's Scripti

28

2. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan workshop dengan

petugas di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Makassar.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh oleh pihak lain

atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh

pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya

disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder

dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi

perusahaan yang dipublikasikan pada Bursa Efek Indonesia (Indonesian

Stock Exchange).

C. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara dengan petugas di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)

Makassar.

2. Dokumentasi, yaitu data laporan keuangan dan ringkasan kinerja industri

makanan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun

2007-2009 yang diambil dari penelusuran data lewat internet melalui situs

Bursa Efek Indonesia (BEI) di http://www.idx.co.id serta artikel-artikel dari

media cetak dan jurnal ilmiah.

Page 40: Hanif's Scripti

29

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Rumusan model dari regresi linier berganda adalah

sebagai berikut :

Dimana :

Y = Dividend Payout Ratio (DPR)

α = Konstanta

β 1 s/d β 3 = Koefisien Regresi

X1 = Nilai Return On Assets

X2 = Nilai Current Ratio

X3 = Nilai Debt Ratio

e = Error Terms (kesalahan pengganggu)

Pengujian hipotesis menggunakan uji F dan t. Tingkat signifikansi yang

digunakan adalah 5%. Hipotesis awal (Ho) akan ditolak bila signifikansi F dan t

lebih kecil dari 5%.

E. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dan untuk tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda mengenai penelitian ini, maka setiap

variabel perlu adanya batasan pengertian dan definisi operasinal sebagai berikut:

a. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri makanan

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sampel yang

diambil adalah perusahaan industri makanan konsumsi yang selama tiga

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Page 41: Hanif's Scripti

30

tahun berturut-turut membagikan dividen kepada pemegang sahamnya,

yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009.

b. Dividend Payout Ratio yaitu rasio antara dividen per lembar saham dengan

laba bersih per lembar saham, yang dalam penelitian ini dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐷𝑃𝑅 = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑕𝑎𝑟𝑒 (𝐷𝑃𝑆)

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑕𝑎𝑟𝑒 (𝐸𝑃𝑆)

c. Return On Assets (X1) yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak (earning

after tax) dengan total aktiva (total assets) yang dirumuskan sebagai

berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑂𝐴 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝑇)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

d. Current Ratio (X2) yaitu rasio antara total aktiva lancar (current assets)

dengan total hutang lancar (current liabilities) yang dirumuskan sebagai

berikut:

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐶𝑅) = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

e. Debt Ratio (X3) yaitu rasio antara total hutang (total liabilities) dengan total

aktiva (total assets) yang dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜(𝐷𝑅) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Page 42: Hanif's Scripti

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya

pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah

Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan

seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Berikut ini disajikan perkembangan pasar modal Indonesia (bursa efek)

sejak tahun 1977 hingga menjadi Bursa Efek Indonesia di akhir tahun 2007:

1. 1977 - 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu, jumlah emiten hingga

1987 baru mencapai 24 perusahaan.

Page 43: Hanif's Scripti

32

2. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang

memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum

dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

3. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.

4. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh

Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya

terdiri dari broker dan dealer.

5. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)

yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa

kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

6. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh

Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

7. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

8. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan

sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

9. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai

Januari 1996.

10. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

11. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

Page 44: Hanif's Scripti

33

12. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading).

13. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang

didalamnya menggambarkan tugas dan wewenang yang harus dijalankan sesuai

dengan posisinya dalam suatu organisasi tersebut. Dengan kata lain, dalam

struktur organisasi yang baik tidak akan terjadi penyerobotan wewenang dan

pelemparan tanggung jawab oleh dan kepada orang atau bagian lain.

Adapun struktur organisasi Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Sumber: www.idx.co.id, diakses 19 Agustus 2011

Berdasarkan struktur organisasi tersebut maka diperlukan suatu sistem

pembagian tugas/kerja (Job Description) yaitu sebagai berikut:

RUPS

Direktur

Perdagangan

dan Pengaturan

Anggota Bursa

Direktur

Utama

Direktur

Pengawasan

Transaksi dan

Kepatuhan

Divisi Hukum Dewan Komisaris

Direktur

Penilaian

Perusahaan

Direktur

Keuangan dan

SDM

Direktur

Teknonogi

Dan Manajemen

Risiko

Direktur

Pengembangan

Satuan Pemeriksa

Internal Sekretaris

Perusahaan

Page 45: Hanif's Scripti

34

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) merupakan organ yang

memiliki kewenangan khusus yang tidak diberikan kepada Dewan

Komisaris atau Direksi terkait penetapan keputusan-keputusan penting

yang berhubungan dengan kebijakan Bursa. RUPST dilaksanakan sekali

dalam setahun, sedangkan RUPSLB dapat dilaksanakan sewaktu-waktu

bila diperlukan.

2. Direktur Utama

Direktur Utama bertanggungjawab atas pelaksanaan dan

pengelolaan Bursa secara umum dalam rangka mencapai hasil usaha yang

telah ditetapkan serta optimalisasi nilai bagi para pemangku kepentingan.

Direktur Utama juga bertanggungjawab atas upaya koordinasi kegiatan

Bursa, memproyeksikan citra Bursa yang positif melalui kegiatan

kehumasan dan komunikasi perusahaan yang efektif, serta kegiatan

lainnya yang dapat meningkatkan citra Bursa.

3. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan dan

pengarahan Direksi dalam mengelola Bursa sehari-hari. Dewan Komisaris

bertugas mengarahkan pengelolaan tersebut sesuai dengan visi dan misi

Bursa yang telah digariskan, serta kebijakan dan panduan tata kelola

perusahaan yang berlaku, dalam rangka mengupayakan pertumbuhan nilai

jangka panjang yang berkesinambungan bagi segenap pemangku

kepentingan

Page 46: Hanif's Scripti

35

Di dalam menjalankan fungsi pengawasan, setiap anggota Dewan

Komisaris secara berkala menerima penjelasan dan laporan mengenai

perkembangan Pasar Modal pada umumnya dan perkembangan bursa pada

khususnya. Untuk memperoleh informasi lengkap yang mendukung proses

pembuatan keputusan, anggota Dewan Komisaris memiliki akses penuh

kepada setiap pejabat senior Bursa dan jasa konsultan profesional

independen yang ditunjuk BEI.

4. Sekretaris Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah

membantu Direktur Utama dalam mengatur kegiatan kerja, menjadi

penghubung Bursa dengan berbagai lembaga terkait; menyiapkan laporan

pertanggungjawaban Direksi; mengkoordinasikan penyelenggaraan

RUPST dan RUPSLB; mengadministrasikan dokumen resmi seperti

risalah rapat Dewan Komisaris dan Direksi, daftar pemegang saham, dan

MoU dengan pihak ketiga; serta membantu Direksi merancang dan

mengkoordinasikan perencanaan strategis.

5. Divisi Hukum

Divisi Hukum bertanggung jawab untuk mempersiapkan

peraturan dan perjanjian perusahaan, membuat peraturan perdagangan

dan keanggotaan, membuat peraturan pencatatan serta bekerja sama

dengan lembaga hukum dan menteri kehakiman mengenai kebijaksanaan

hukum yang digunakan dalam pembuatan aturan Bursa.

Page 47: Hanif's Scripti

36

6. Satuan Pemeriksa Internal

Tanggungjawab utama Satuan Pemeriksa Internal adalah

mengkaji ulang proses audit internal Bursa, mengevaluasi survei awal

kegiatan audit dan memastikan keandalan sistem maupun proses

pengendalian internal; mengawasi jalannya pelaksanaan audit umum,

menguji keabsahan laporan keuangan yang belum diaudit serta mengkaji

proposal audit yang diajukan oleh auditor eksternal; melaporkan hal-hal

penting dari laporan keuangan baik yang belum diaudit maupun yang

sudah diaudit; dan mempersiapkan agenda rapat yang dihadiri anggota

Dewan Komisaris dan Direksi untuk membahas pelaporan keuangan

pada tahun yang bersangkutan.

7. Direktur Penilaian Perusahaan

Direktur Penilaian Perusahaan bertanggung jawab untuk menilai

perusahaan yang ingin menjadi anggota dan perusahaan yang sudah

terdaftar di Bursa, termasuk mengawasi aturan kerja yang berlaku antara

Emiten dengan Bursa; melakukan koordinasi dan pengawasan atas

pelaksanaan tindakan korporasi oleh Emiten, membangun arahan strategis

dan implementasi program pelatihan dan pendidikan Emiten, serta

melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur Utama.

8. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa

bertanggung jawab untuk menetapkan peraturan perdagangan saham di

bursa, memimpin dan mengelola aktivitas perdagangan saham dan

informasi pasar, meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem

Page 48: Hanif's Scripti

37

perdagangan, menetapkan peraturan keanggotaan bursa dan pelanggaran

peraturan keanggotaan bursa, serta melaporkan semua kegiatan tersebut

kepada Direktur Utama.

9. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan bertanggung

jawab untuk mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor

kegiatan audit eksternal agar kegiatan audit kepada Anggota Bursa dan

Partisipan berjalan secara efektif, mengawasi kegiatan pengawasan

perdagangan Bursa dan pemeriksaan Emiten, memastikan bahwa kegiatan

usaha yang dijalankan memenuhi aturan yang berlaku, meningkatkan

kepastian hukum di Bursa, serta melaporkan semua kegiatan tersebut

kepada Direktur Utama.

10. Direktur Pengembangan

Direktur Pengembangan bertanggung jawab untuk mengelola

program pengembangan usaha Bursa yang mencakup pemasaran,

penyebaran informasi, sosialisasi dan edukasi, riset dan pengembangan

produk baru, serta melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur

Utama.

11. Direktur Teknonogi dan Manajemen Risiko

Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko bertanggung jawab

untuk memimpin dan mengelola strategi pengembangan dan implementasi

sistem Teknologi Informasi, yang meliputi pengadaan piranti lunak dan

keras untuk mendukung jalannya operasi; bekerja sama dengan pihak-

pihak terkait, termasuk didalamnya mengembangkan sistem penghubung

Page 49: Hanif's Scripti

38

antar platform dengan Bursa-bursa lainnya di dunia; serta

mengembangkan system teknologi informasi untuk memberikan solusi

bisnis bagi kepentingan internal organisasi, calon investor, investor. dan

pengguna jasa, serta melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur

Utama.

12. Direktur Keuangan dan SDM

Direktur Keuangan dan SDM bertanggungjawab untuk

memimpin dan mengelola pengembangan serta implementasi strategi

SDM dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi Bursa, mengatur

urusan administrasi dan perencanaan keuangan, mengendalikan anggaran

tahunan, serta melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur

Utama.

C. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri

makanan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

membagikan dividen secara terus-menerus selama periode 2007-2009. Industri

makanan konsumsi (consumer goods industry) adalah salah satu sektor dari

perusahaan manufaktur dan dibagi lagi menjadi lima sektor yaitu industri makanan

dan minuman (food and beverages), perusahaan tembakau (tobacco

manufactures), farmasi (pharmaceuticals), perusahaan kosmetik (cosmetics and

household), dan peralatan rumah tangga (houseware). Berdasarkan ketentuan

tersebut, terdapat sembilan perusahan industri makanan konsumsi dengan

gambaran umum sebagai berikut.

Page 50: Hanif's Scripti

39

1. Aqua Golden Mississipi Tbk.

Aqua Golden Mississipi Tbk. adalah perusahaan industri yang

bergerak di bidang pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan.

Produk utamanya adalah air minum dalam kemasan (AMDK) Aqua dan

Mizone.

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 23 Februari 1973 berdasarkan

akta notaris Tan Thong Kie, SH. dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada

tanggal 1 Maret 1990. Pada awalnya saham perusahaan ini dikuasai oleh

PT Tirta Investama, namun karena ketatnya persaingan dan munculnya

pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto (putra dari perintis AMDK Tirto Utomo)

menjual sahamnya kepada Danone pada tanggal 4 September 1998.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jl.H. R.

Rasuna Said, Jakarta. Pabrik perusahaan berlokasi di Bekasi, Citeureup dan

Mekarsari, Jawa Barat.

2. Delta Djakarta Tbk.

Delta Djakarta Tbk. adalah perusahaan yang memproduksi dan

menjual bir serta produk minuman non-alkohol. Perusahaan ini berdiri pada

tanggal 15 Juni 1970. PT. Delta Djakarta Tbk. terdaftar di Bursa Efek

Jakarta pada tanggal 27 Februari 1984.

Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jl. Inspeksi Tarum Barat,

Bekasi Timur, Jawa Barat. Produk utama yang dipasarkan dengan merek

dagang Anker Bir. Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam dan di

luar negeri.

Page 51: Hanif's Scripti

40

3. Gudang Garam Tbk.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, perusahaan bergerak

di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok.

Perusahaan ini pada awalnya adalah perusahaan perseorangan yang

didirikan tahun 1958, kemudian pada tahun 1969 berubah status menjadi

firma dan pada tahun 30 Juni 1971 menjadi Perseroan Terbatas dengan

nama PT Perusahaan Rokok Tjap ”Gudang Garam” Kediri. Perusahaan ini

terdaftar di Bursa Efek Jakarta tanggal 17 Juli 1990.

Perusahaan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat di Jl.

Semampir II/1 Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang berlokasi di

Kediri dan Gempol. Perusahaan juga mempunyai kantor-kantor perwakilan

yaitu kantor perwakilan Jakarta dan kantor perwakilan Surabaya.

4. HM Sampoerna Tbk.

PT. Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk. adalah perusahaan

yang bergerak di bidang industri dan perdagangan rokok serta investasi

saham pada perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan ini berdiri pada

tanggal 19 Oktober 1963. HM Sampoerna Tbk. terdaftar di Bursa Efek

Jakarta pada tahun 1990. Dji Sam Soe dan Sampoerna A Mild merupakan

merek-merek utama Sampoerna di segmen premium, sementara Sampoerna

Kretek adalah merek yang bersaing pada segmen harga menengah.

Sampoerna mengoperasikan enam pabrik rokok di Jawa Timur (Surabaya,

Pandaan, Malang) dan di Jawa Barat (Karawang).

Page 52: Hanif's Scripti

41

5. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak

di bidang makanan. Perusahaan ini pada awalnya adalah perusahaan

perseorangan yang berdiri pada tahun 1971 oleh Sudono Salim dengan

nama perusahaan Panganjaya Intikusuma yang pada tanggal 14 Agustus

tahun 1990 berubah menjadi Indofood, kemudian terdaftar di Bursa Efek

Jakarta tanggal 14 Juli 1994. Perusahaan ini mengekspor bahan

makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.

Kantor pusat perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood

Tower, Lantai 27, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta. Pabrik

perusahaan berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood

memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari

empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling melengkapi sebagai

berikut:

a. Produk Konsumen Bermerek (CBP). Kegiatan usahanya

dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP),

yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal

7 Oktober 2010.

b. Bogasari, memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung

terigu dan pasta.

c. Agribisnis. Kegiatan usahanya terkonsentrasi pada Indofood Agri

Resources Ltd., yang tercatat di Bursa Efek Singapura, dan anak-

Page 53: Hanif's Scripti

42

anak perusahaanya termasuk PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

(Lonsum) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), yang tercatat

di BEI. Kegiatan usaha utama Grup ini meliputi penelitian dan

pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit

hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan

shortening bermerek. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga

mencakup pemuliaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman

lainnya.

d. Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di

Indonesia.

6. Kalbe Farma Tbk.

Kalbe Farma Tbk. memulai operasi komersial pada tanggal 10

September 1966 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 Juli

1991. Perusahaan ini bergerak di bidang industri dan distribusi produk

farmasi (obat-obatan bagi manusia dan hewan).

Saat ini, perusahaan terutama bergerak dalam bidang produksi

dan pengembangan produk farmasi. Perusahaan telah berhasil

memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-

masing kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun

juga di berbagai pasar internasional, dengan produk-produk kesehatan dan

obat-obatan yang telah senantiasa menjadi andalan keluarga seperti

Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen dan Extra Jos.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dimana kantor pusat berada

di gedung KALBE, Jl. Letnan Jenderal Suprapto Kav 4, Cempaka Putih,

Page 54: Hanif's Scripti

43

Jakarta 10510. Fasilitas pabrik berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon,

Jl. M. H. Thamrin Blok A.3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

7. Multi Bintang Indonesia Tbk.

NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen awalnya berdiri di

Medan tahun 1929 dan memiliki pabrik bir di Surabaya. Kemudian di tahun

1936 domisili perusahaan dipindahkan ke Surabaya dimana pada tahun

yang sama Heineken NV menjadi pemegang saham mayoritas. Di tahun

1951, perusahaan mengubah namanya menjadi Heineken’s Nederlandsch-

Indische Bierbrouwerijen Maatschappij NV, dan pada tahun 1972

membangun satu pabrik bir lagi di Tangerang.

Setelah beberapa kali berganti nama, perusahaan akhirnya

memakai nama PT Multi Bintang Indonesia dan resmi menjadi perusahaan

publik di tahun 1981 dan mengalihkan domisilinya dari Surabaya ke

Jakarta. Pada tahun ini pula, perseroan mencatatkan perusahaannya di

Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 30 November 2007, Bursa

Efek Surabaya dimerger ke Bursa Efek Indonesia dan membentuk Bursa

Efek Indonesia. Dengan demikian, sejak 3 Desember 2007, saham

perusahaan telah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan anggaran dasar, perusahaan beroperasi dalam

industri bir (seperti Bir Bintang dan Green Sands) dan minuman lainnya.

Perusahaan mengoperasikan pabrik-pabriknya di Sampang Agung

(Mojokerto) dan Tangerang, sedangkan anak perusahaannya, PT MuIti

Bintang Indonesia Niaga, mempunyai kantor penjualan dan pemasaran di

Page 55: Hanif's Scripti

44

semua kota besar di Indonesia, dari Medan di Sumatra Utara hingga

Jayapura di Papua.

8. Mustika Ratu Tbk.

Awal pendirian perusahaan ini pada tahun 1975, dimulai dari

garasi kediaman Ibu BRA. Mooryati Soedibyo, kemudian menjadi Mustika

Ratu Tbk berdasarkan akta No. 35 pada tanggal 14 Maret 1978 oleh Notaris

G.H.S. Loemban Tobing, S.H. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar

perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi pabrikasi,

perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman

sehat dan kegiatan usaha lain yang berkaitan.

Perusahaan berdomisili di Jalan Gatot Subroto, Jakarta dan

pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM. 26,4 Ciracas, Jakarta Timur.

Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1978.

9. Unilever Indonesia Tbk.

Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 dengan

nama pertama kali Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang

dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, seorang notaris di Batavia. Kemudian

dengan akta No.92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H.

tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever

Indonesia Tbk.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 16 November 1981.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

Page 56: Hanif's Scripti

45

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan

minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Kantor pusat perusahaan berada di Graha Unilever, Jalan Jend.

Gatot Subroto Kav.15, Jakarta. Perusahaan ini memiliki enam pabrik di

Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan

Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

D. Prosedur Analisa Data

Langkah pertama sebelum dilakukan pengujian terhadap variabel

dependen dan independen adalah menghitung variabel dependen dan independen.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR),

sedangkan variabel independen adalah Return On Assets (ROA), Current Ratio

(CR) dan Debt Ratio (DR) pada perusahaan industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel ini diperoleh dengan cara menghitung

sesuai rumus masing-masing, yang sumber datanya diperoleh dari Indonesian

Capital Market Directory.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

metode statistik memakai analisis regresi linier berganda. Menurut Priyatno

(2010 : 61), analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara

dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3,.... Xn) dengan variabel

dependen (Y).

Agar metode regresi berganda dapat dijadikan alat estimasi yang tidak

bias, maka harus memenuhi asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

Page 57: Hanif's Scripti

46

E. Analisis Deskriptif

Analisis dalam statistik deskriptif pada umumnya berkaitan dengan

pengumpulan dan peringkasan data, serta menggambarkan karakteristik data yang

digunakan dalam penelitian seperti ukuran data, nilai rata-rata, nilai maksimum

dan minimum, standar deviasi, dan variasi.

1. Gambaran Mengenai Dividend Payout Ratio

Berikut ini disajikan ikhtisar mengenai Dividend Payout Ratio dari

perusahaan industri konsumsi selama tahun 2007 s.d 2009 yang dapat dilihat

dalam tabel 1.

Tabel 1

Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR)

No Nama Perusahaan 2007 2008 2009 Rata-rata

1    Aqua Golden Mississippi Tbk 19,97% 19,18% 24,70% 21,28%

2    Delta Djakarta Tbk 47,37% 66,92% 120,25% 78,18%

3    Gudang Garam Tbk 33,32% 35,81% 36,19% 35,11%

4    HM Sampoerna Tbk 65,31% 12,38% 65,91% 47,86%

5    Indofood Sukses Makmur Tbk 41,42% 39,89% 39,34% 40,22%

6    Kalbe Farma Tbk 14,39% 17,96% 27,33% 19,89%

7    Multi Bintang Indonesia Tbk 124,84% 142,17% 99,95% 122,32%

8    Mustika Ratu Tbk 20,00% 25,00% 20,00% 21,67%

9    Unilever Indonesia Tbk 99,81% 99,84% 100,01% 99,89%

Rata-rata (mean) 51,83% 51,02% 59,30% 54,05%

Standar deviasi 38,94

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan excell dan software SPSS

Berdasarkan tabel 1 tersebut, dapat diketahui variabel DPR memiliki

nilai terendah (minimum) sebesar 12,38% yaitu HM Sampoerna Tbk (2008) dan

nilai tertinggi (maximum) sebesar 142,17% yaitu Multi Bintang Indonesia Tbk

(2008). Perusahaan yang mempunyai rata-rata DPR terbesar adalah Multi Bintang

Indonesia Tbk (122,32%). Hal ini menunjukkan bahwa Multi Bintang Indonesia

Tbk membagi dividen per lembar saham lebih dari laba per lembar saham. Hasil

penelusuran laporan keuangan Multi Bintang Indonesia diketahui bahwa dividen

Page 58: Hanif's Scripti

47

yang dibagi ini merupakan akumulasi dari laba ditahan yang tidak seluruhnya

dibagikan sebelum tahun 2007.

Bila dilihat dari besaran pembagian dividen selama 2007-2009, rata-rata

perusahaan industri konsumsi membagikan dividen relatif stabil. Misalnya

Unilever Indonesia Tbk yang mempunyai DPR berturut-turut sebesar 99,81%

(2007), 99,84% (2008) dan 100,01% (2009). Hanya ada dua perusahaan yang

rasio DPR-nya berfluktuatif yaitu Delta Jakarta Tbk dan HM Sampoerna Tbk.

Besarnya nilai rata-rata variabel DPR adalah 54,04% dengan nilai

standar deviasi sebesar 38,94331%. Nilai rata-rata sebesar 54,04% menunjukkan

bahwa secara umum perusahaan industri bahan konsumsi membayarkan dividen

per lembar saham dari 54,04% laba bersihnya.

2. Gambaran Mengenai Return On Assets

Berikut ini disajikan ikhtisar mengenai Return On Assets dari

perusahaan industri konsumsi selama tahun 2007 s.d 2009 yang dapat dilihat

dalam tabel 2.

Tabel 2

Hasil Perhitungan Return On Assets (ROA)

No Nama Perusahaan 2007 2008 2009 Rata-rata

1    Aqua Golden Mississippi Tbk 7,39% 8,21% 8,36% 7,99%

2    Delta Djakarta Tbk 7,99% 11,99% 16,64% 12,21%

3    Gudang Garam Tbk 6,03% 7,81% 12,69% 8,84%

4    HM Sampoerna Tbk 23,11% 24,14% 28,72% 25,32%

5    Indofood Sukses Makmur Tbk 3,32% 2,61% 5,14% 3,69%

6    Kalbe Farma Tbk 13,73% 12,39% 14,33% 13,49%

7    Multi Bintang Indonesia Tbk 13,57% 23,61% 34,27% 23,82%

8    Mustika Ratu Tbk 3,52% 6,28% 5,75% 5,18%

9    Unilever Indonesia Tbk 36,84% 37,01% 40,67% 38,17%

Rata-rata (mean) 12,83% 14,90% 18,51% 15,41%

Standar deviasi 11,49

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan excell dan software SPSS

Page 59: Hanif's Scripti

48

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa nilai terendah (minimum) dari

variabel Return On Assets adalah sebesar 2,61% yaitu Indofood Sukses Makmur

Tbk (2008) dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 40,67% yaitu Unilever

Indonesia Tbk (2009). Dari tahun 2007 s.d 2009, rata-rata tingkat profitabilitas

perusahaan industri konsumsi menunjukkan kenaikan yang artinya kinerja

perusahaan semakin membaik.

Kemudian nilai rata-rata variabel Return On Assets adalah 15,41%

dengan nilai standar deviasi sebesar 11,49%. Nilai 15,41% menunjukkan bahwa

untuk setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan

mendapatkan keuntungan sebesar 15,41 rupiah.

3. Gambaran Mengenai Current Ratio

Berikut ini disajikan ikhtisar mengenai Current Ratio dari perusahaan

industri konsumsi selama tahun 2007 s.d 2009 yang dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3

Hasil Perhitungan Current Ratio (CR)

No Nama Perusahaan 2007 2008 2009 Rata-rata

1    Aqua Golden Mississippi Tbk 709,16% 781,86% 633,52% 708,18%

2    Delta Djakarta Tbk 417,26% 378,94% 470,36% 422,19%

3    Gudang Garam Tbk 193,48% 221,74% 246,00% 220,40%

4    HM Sampoerna Tbk 177,97% 144,43% 188,06% 170,15%

5    Indofood Sukses Makmur Tbk 92,10% 89,77% 116,09% 99,32%

6    Kalbe Farma Tbk 498,26% 333,35% 298,70% 376,77%

7    Multi Bintang Indonesia Tbk 59,12% 93,53% 65,89% 72,84%

8    Mustika Ratu Tbk 768,02% 631,06% 717,89% 705,66%

9    Unilever Indonesia Tbk 110,98% 100,39% 104,17% 105,18%

Rata-rata (mean) 336,26% 308,34% 315,63% 320,08%

Standar deviasi 244,58

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan excell dan software SPSS

Nilai standar deviasi sebesar 244,58 yang artinya penyebaran atau

penyimpangan data dalam variabel Current Ratio cukup besar. Hal ini dapat

Page 60: Hanif's Scripti

49

dilihat dari selisih antara nilai tertinggi dan terendah dari variabel ini. Variabel

Current Ratio mempunyai nilai terkecil (minimum) sebesar 59,12% yaitu Multi

Bintang Indonesia Tbk (2007) dan terbesar (maximum) adalah 781,86% yaitu

Aqua Golden Mississipi Tbk (2008).

Rata-rata (mean) dari Current Ratio adalah 320,08% yang berarti bahwa

setiap 1,00 rupiah hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar 3,20 rupiah.

Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2007 – 2009, perusahaan industri

makanan konsumsi mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, atau

dengan kata lain perusahaan industri makanan konsumsi mampu untuk melunasi

hutang lancarnya yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar, karena nilai aktiva

lebih besar dibandingkan dengan nilai utang lancarnya.

4. Gambaran Mengenai Debt Ratio

Berikut ini disajikan ikhtisar mengenai Debt Ratio dari perusahaan

industri konsumsi selama tahun 2007 s.d 2009 yang dapat dilihat dalam tabel 4.

Tabel 4

Hasil Perhitungan Debt Ratio (DR)

No Nama Perusahaan 2007 2008 2009 Rata-rata

1    Aqua Golden Mississippi Tbk 42,35% 41,10% 41,92% 41,79%

2    Delta Djakarta Tbk 22,21% 24,96% 21,15% 22,77%

3    Gudang Garam Tbk 40,91% 35,53% 32,49% 36,31%

4    HM Sampoerna Tbk 48,56% 50,10% 40,93% 46,53%

5    Indofood Sukses Makmur Tbk 63,26% 66,77% 61,63% 63,88%

6    Kalbe Farma Tbk 21,83% 23,83% 26,10% 23,92%

7    Multi Bintang Indonesia Tbk 68,19% 63,43% 89,40% 73,67%

8    Mustika Ratu Tbk 11,53% 14,42% 13,46% 13,13%

9    Unilever Indonesia Tbk 49,49% 52,24% 50,45% 50,73%

Rata-rata (mean) 40,92% 41,38% 41,95% 41,42%

Standar deviasi 19,49

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan excell dan software SPSS

Page 61: Hanif's Scripti

50

Pada variabel Debt Ratio, nilai terendah (minimum)-nya adalah sebesar

11,53% yaitu Mustika Ratu Tbk (2007) serta nilai tertinggi (maximum) sebesar

89,40% yaitu Multi Bintang Indonesia Tbk (2009). Kemudian nilai rata-rata

variabel Debt Ratio adalah 41,42% dengan nilai standar deviasi sebesar 19,49.

Standar deviasi ini menunjukkan bahwa variabel Debt Ratio mempunyai

persebaran yang kecil.

Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar tingkat

ketergantungan perusahaan terhadap pihak kreditur. Namun, tidak seluruh

perusahaan yang hutangnya lebih besar dari modal/ekuitasnya maka pasti

hutangnya tidak wajar dan menunjukkan bahwa perusahaan tidak sehat. Salah

satu contohnya adalah Multi Bintang Indonesia Tbk. Penelusuran lebih lanjut

terhadap laporan keuangan perusahaan ini menunjukkan bahwa hutang usaha

yang dimiliki adalah hutang produktif yang digunakan dalam operasional

perusahaan. Sebagai contoh dalam laporan keuangan tahun 2009, perusahaan

memiliki hutang usaha sebesar Rp888.122.000.000,00, terdiri dari hutang lancar

sebesar Rp852.194.000,00 dan hutang tidak lancar sebesar Rp35.928.000.000,00.

Hutang lancar terdiri dari hutang usaha, hutang pajak, hutang dividen, biaya yang

masih harus dibayar, dan hutang lain-lain. Hutang-hutang ini pada umumnya

tidak mengandung bunga yang terlalu tinggi atau denda yang memberatkan

perusahaan, sehingga dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perolehan laba

bersih perusahaan di tahun selanjutnya.

Page 62: Hanif's Scripti

51

F. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengestimasi model regresi yang

digunakan dalam penelitian agar menunjukkan hubungan yang valid atau tidak

bias. Berikut hasil analisis masing-masing uji asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi yang normal.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Data yang memiliki distribusi normal merupakan salah satu

syarat dilakukannya parametric-test. Menurut Sujianto (2009 : 78) normalitas

dapat dideteksi dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov yang dipadukan

dengan kurva normal Q-Q Plots. Ketentuan dalam pengujian ini adalah jika

probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari level of significant (α)

maka data berdistribusi normal. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II,

penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan 95% atau level of significant (α)

5%, sehingga jika nilai Sig. atau signifikansi > 0,05 maka distribusi data adalah

normal.

Hasil pengujian normalitas tampak dalam Tabel 5 sebagai berikut:

Page 63: Hanif's Scripti

52

Tabel 5

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DPR (%) ROA (%) CR (%) DR (%)

N 27 27 27 27

Normal Parametersa,,b

Mean 54.0470 15.4067 320.0774 41.3333

Std. Deviation 38.94331 11.48919 244.57817 19.49359

Most Extreme

Differences

Absolute .220 .204 .179 .118

Positive .220 .204 .179 .118

Negative -.142 -.133 -.143 -.086

Kolmogorov-Smirnov

Z

1.142 1.060 .931 .611

Asymp. Sig. (2-tailed) .147 .211 .352 .850

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa data telah

terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Asymp. Sig. (2-

tailed) yang memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 untuk setiap variabel.

Hasil terakhir di atas juga didukung hasil grafik Normal Probability Plot-nya

seperti Gambar 2 di bawah ini:

Page 64: Hanif's Scripti

53

Gambar 2

Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plots

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Dengan melihat tampilan grafik normal plot terlihat bahwa titik-titik

sebaran mendekati garis normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak

mengalami gangguan normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi

korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas (multiko). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dan Tolerance dengan kriteria dikatakan bebas dari masalah

multikolinearitas bila memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan angka tolerance

lebih dari 0,1.

Page 65: Hanif's Scripti

54

Tabel 6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 ROA (%) .743 1.346

CR (%) .428 2.335

DR (%) .496 2.018

a. Dependent Variable: DPR (%)

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika

mempunyai nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari Tabel 6

dapat diketahui bahwa semua variabel independen memiliki nilai Tolerance di

atas 0.1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Hal ini menunjukkan dalam

model ini tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi

linier adanya korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Metode pengujian

autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson (Uji DW).

Hasil uji autokorelasi ditunjukkan dala tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .692a .479 .411 29.87740 2.236

a. Predictors: (Constant), DR (%), ROA (%), CR (%)

b. Dependent Variable: DPR (%)

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Page 66: Hanif's Scripti

55

Autokorelasi

Positif

Daerah ragu-

ragu

Tidak ada

autokorelasi

Autokorelasi

Negatif

Daerah ragu-

ragu

Berdasar hasil analisis regresi pada Tabel 7 maka diperoleh nilai

hitung Durbin Watson sebesar 2,236; Sedangkan besarnya DW-tabel untuk

k (banyaknya variabel independen) = 3 dan n (banyaknya observasi) = 27

adalah: dl (batas luar) = 1,162; du (batas dalam) = 1,651; 4 – du = 2,349;

dan 4 – dl = 2,838; maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test

terletak pada daerah uji. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai

berikut:

Gambar 3

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

0 1,162 1,651 2,349 2,838 4

2,236

Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,236 terletak

pada daerah yang tidak mengalami autokorelasi. Dari hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa model regresi memenuhi kriteria bebas asumsi

autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Penelitian ini menggunakan grafik

Scatterplot of Regresion Studentized Residual untuk menguji asumsi

heteroskedastisitas. Menurut Sujianto (2009 : 79) tidak terdapat

heteroskedastisitas jika penyebaran titik-titik data tidak berpola, titik-titik data

Page 67: Hanif's Scripti

56

menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, dan titik-titik data tidak

mengumpul di atas atau di bawah saja.

Gambar 4

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Dari hasil tersebut terlihat bahwa titik-titik yang ada, meski

penyebarannya tidak berpencar sempurna di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, namun tidak ada pola yang jelas atau pola tertentu seperti titik-titik

(point-point) yang membentuk pola teratur seperti bergelombang, menyebar

kemudian menyempit. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa model ini bebas

masalah asumsi heteroskedastisitas.

Page 68: Hanif's Scripti

57

G. Analisis Regresi dan Koefisien Determinasi

Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode regresi dan

dihitung dengan menggunakan program SPSS. Berdasar output SPSS

tersebut secara parsial pengaruh dari Return On Assets (ROA), Current Ratio

(CR) dan Debt Ratio (DR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ditunjukkan

pada Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Perhitungan Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24.109 30.091 .801 .431

ROA (%) 1.622 .592 .478 2.741 .012

CR (%) -.028 .037 -.178 -.774 .447

DR (%) .339 .427 .170 .794 .435

a. Dependent Variable: DPR (%)

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Dari tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

DPR = 24,109 + 1,622 ROA – 0,028 CR + 0,339 DR

Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda tersebut dapat

diketahui bahwa:

1. Nilai konstanta DPR sebesar 24,109. Hal ini mengindikasikan bahwa DPR

mempunyai nilai sebesar 24,109 dengan tidak dipengaruhi oleh variabel-

variabel independen (ROA, CR dan DR).

2. Variabel ROA sebesar 1,622 menjelaskan pengaruh positif terhadap

variabel DPR. Koefisien ini menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan

Page 69: Hanif's Scripti

58

ROA sebesar 1 satuan akan menambah kemampuan perusahaan membayar

dividen sebesar sebesar 1,622.

3. Variabel CR sebesar (-0,028) menjelaskan pengaruh negatif terhadap DPR.

Koefisien ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan CR sebesar 1 satuan

akan mengurangi pembayaran dividen sebesar 0,028.

4. Variabel DR sebesar 0,339 menjelaskan pengaruh positif terhadap DPR.

Koefisien ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan DR sebesar 1 satuan

akan meningkatkan Dividend Payout Ratio sebesar 0,339.

Selanjutnya, hasil perhitungan koefisien determinasi (Adjusted R

square) ditunjukkan dengan tabel 9 berikut ini:

Tabel 9

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .692a .479 .411 29.87740

a. Predictors: (Constant), DR (%), ROA (%), CR (%)

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Angka Adjusted R Square atau koefisien determinasi yang mengukur

seberapa jauh kemampuan variabel independen mempengaruhi variabel

dependen adalah 0,411. Angka ini menunjukkan bahwa 41,1% variabel DPR

bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independent, yaitu ROA, CR

dan DR. Sedangkan sisanya sebesar 58,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain

yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

Page 70: Hanif's Scripti

59

H. Pengujian Hipotesis

1. Uji F

Hipotesis pertama yang akan diuji adalah apakah variabel dependen

yaitu ROA, CR dan DR berpengaruh secara bersama-sama/ simultan

terhadap variabel dependen yaitu DPR.

H0: Diduga nilai Return On Assets, Current Ratio dan Debt Ratio secara

simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai

Dividend Payout Ratio.

Ha : Diduga nilai Return On Assets, Current Ratio dan Debt Ratio secara

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai Dividend

Payout Ratio.

Uji F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan dilakukan

berdasarkan perbandingan antara nilai Fhitung (F ratio) dengan nilai Ftabel

(nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Jika Fhitung

< Ftabel, maka keputusannya adalah menerima daerah penerimaan hipotesis

nol (H0). Jika Fhitung > Ftabel , maka keputusannya adalah menolak hipotesis

nol (H0) dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Artinya, secara statistik

data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen, yaitu

nilai Return On Assets (X1), Current Ratio (X2), dan Debt Ratio (X3)

berpengaruh terhadap nilai variabel dependen, yaitu nilai Dividend Payout

Ratio (Y).

Page 71: Hanif's Scripti

60

Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18899.960 3 6299.987 7.058 .002a

Residual 20531.156 23 892.659

Total 39431.116 26

a. Predictors: (Constant), DR (%), ROA (%), CR (%)

b. Dependent Variable: DPR (%)

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai Fhitung adalah

7,058 sedangkan nilai Ftabel untuk df1=(k-1)=(3-1)=2 dan df2=(n-k-1)=(27-

3-1)=23 adalah 3,422, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara

bersama-sama ketiga variabel independen (ROA, CR dan DR) berpengaruh

terhadap variabel dependen (DPR).

Selain itu, nilai sig. F sebesar 0,002 berada jauh dibawah 0,05 (0,002

< 0,05) sehingga diketahui bahwa secara simultan semua variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap DPR. Demikian Dengan

demikian, uji F menghasilkan kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima.

2. Uji t

Uji t atau t test dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pembuktian

dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan α = 5 %, dan

membandingkan tingkat sig. t dengan α yang ditetapkan untuk melihat

Page 72: Hanif's Scripti

61

signifikansinya, Jika thitung < ttabel, maka keputusannya adalah menerima daerah

penerimaan hipotesis nol (H0). Jika pengujian terhadap koefisien regresi, thitung

> ttabel, maka hasil keputusannya adalah menolak hipotesis nol (H0) dan

menerima hipotesis alternatif (Ha). Artinya variabel independen tersebut

masing-masing berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu nilai Dividend

Payout Ratio.

Berikut ini adalah hasil uji t analisis regresi:

Tabel 11

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24.109 30.091 .801 .431

ROA (%) 1.622 .592 .478 2.741 .012

CR (%) -.028 .037 -.178 -.774 .447

DR (%) .339 .427 .170 .794 .435

a. Dependent Variable: DPR (%)

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS

Dengan melihat tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel dengan df (N-k) =

27-3 = 24 dan adalah 2,0639, sedangkan nilai thitung masing-masing variabel

independen dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh ROA terhadap DPR

Hipotesis kedua ditujukan untuk mengetahui pengaruh Return On Assets

(ROA) terhadap besarnya pembayaran dividen.

H0: Diduga nilai Return On Assets tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap nilai Dividend Payout Ratio.

Page 73: Hanif's Scripti

62

Ha: Diduga nilai Return On Assets mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap nilai Dividend Payout Ratio.

Dari uji t diperoleh angka thitung ROA adalah 2,741. Angka thitung ternyata

lebih besar dari ttabel (2,741 > 2,0639), maka secara statistik terbukti bahwa

secara parsial ROA berpengaruh terhadap DPR. Angka signifikansinya (sig.)

adalah 0,012. Nilai Sig. t ini berada dibawah 0,05 (0,012 < 0,05), dengan

demikian ROA berpengaruh secara signifikan. Dari koefisien regresinya

diketahui bahwa pengaruh ROA ini adalah positif. Oleh karena itu, dapat

diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha.

Tanda positif pada koefisien ROA sesuai dengan asumsi semula bahwa

semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pembayaran

dividen kepada pemegang saham. Dengan pembagian dividen ini, perusahaan

ingin menunjukkan kepada para investor dan calon investor bahwa perusahaan

dalam kondisi sehat sekaligus menunjukkan indikator dari keberhasilan operasi

perusahaan.

2. Pengaruh CR terhadap DPR

Hipotesis ketiga ditujukan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio

(CR) terhadap besarnya pembayaran dividen.

H0: Diduga nilai Current Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap nilai Dividend Payout Ratio.

Ha: Diduga nilai Current Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

nilai Dividend Payout Ratio.

Dari uji t diperoleh angka thitung CR adalah (-0,744). Angka thitung

ternyata lebih kecil dari ttabel (-0,744 < 2,0639), maka secara statistik terbukti

Page 74: Hanif's Scripti

63

bahwa secara parsial CR tidak memiliki pengaruh terhadap DPR. Hal ini

menunjukkan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi belum

tentu melakukan pembagian dividen. Begitu juga dengan perusahaan yang

mempunyai likuiditas rendah belum tentu tidak membagikan dividen, karena

boleh jadi perusahaan tetap akan membayarkan dividen melalui hutang.

Angka signifikansi (sig.) dalam variabel ini adalah 0,447. Nilai Sig. t ini

berada di atas 0,05 (0,447 > 0,05), dengan demikian CR ini dapat dikatakan

tidak signifikan. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima

dan menolak Ha.

3. Pengaruh DR terhadap DPR

Hipotesis keempat ditujukan untuk mengetahui pengaruh Debt Ratio

(DR) terhadap besarnya pembayaran dividen.

H0: Diduga nilai Debt Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap nilai Dividend Payout Ratio.

Ha : Diduga nilai Debt Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

nilai Dividend Payout Ratio.

Dari uji t diperoleh angka thitung DR adalah 0,794. Angka thitung ternyata

lebih besar dari ttabel (0,794 < 2,0639), maka secara statistik terbukti bahwa

secara parsial DR tidak memiliki pengaruh terhadap DPR. Angka

signifikansinya (sig.) adalah 0,435. Nilai Sig. t ini berada di atas 0,05 (0,435 >

0,05), dengan demikian dapat dikatakan DR ini tidak berpengaruh signifikan

terhadap DPR. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima

dan menolak Ha.

Page 75: Hanif's Scripti

64

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif tidak signifikan

DR terhadap DPR. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang tidak memiliki

dana internal yang memadai tetapi bermaksud mempertahankan dividen dan

melakukan investasi akan mengeluarkan utang untuk membayar dividen dan

melakukan investasi. Ini dapat dlihat dari nilai utang perusahaan yang juga

semakin meningkat.

Page 76: Hanif's Scripti

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mencoba untuk meneliti, apakah Return On Assets (ROA),

Current Ratio (CR) dan Debt Ratio (DR) berpengaruh terhadap Dividen Payout

Ratio (DPR) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2007-2009. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian secara simultan dengan uji F, diperoleh hasil nilai

Fhitung (7,058) lebih besar dari Ftabel (3,422), maka ketiga variabel

independen yang terdiri dari ROA, CR dan DR, secara bersama-sama

terbukti berpengaruh signifikan terhadap tingkat pembayaran dividen kas

yang ditunjukkan dengan rasio DPR.

2. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan uji t, diketahui bahwa terdapat

satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap DPR, yaitu

ROA, sedangkan variabel CR dan DR ditemukan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel DPR.

3. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah 41,1% yang berarti

41,1% variabel DPR bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel

independent, yaitu ROA, CR dan DR, sedangkan sisanya sebesar 58,9%

dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian

ini.

Page 77: Hanif's Scripti

66

4. Para pemegang saham dan investor dapat memperkirakan besarnya dividen

yang akan dibagikan oleh perusahaan melalui rasio profitabilitasnya. Jika

perusahaan mempunyai net income yang tinggi, biasanya perusahaan akan

membagi dividen yang tinggi pula.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka

disarankan sebagai berikut:

1. Bagi para investor dan manajemen perusahaan sebaiknya

mempertimbangkan tingkat Return On Assets (ROA) dalam menetapkan

rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) serta berupaya untuk

meningkatkan rasio profitabilitas dengan cara meningkatkan laba bersih

perusahaan.

C. Faktor-faktor yang digunakan untuk menjelaskan variabel DPR hanya

mencakup 41,1%, oleh sebab itu bagi para pemegang saham dan manajemen

perusahaan sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor lain sebagai

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi maupun penetapan

kebijakan dividen.

2. Bagi para akademisi yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis,

sebaiknya menggunakan objek penelitian, periode penelitian dan faktor-

faktor yang lebih lengkap agar hasil penelitian dapat lebih sempurna.

Page 78: Hanif's Scripti

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu

Apperaningrum, Izzati dan Engela Vianita. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Dividen Kas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta:

Erlangga

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2011. Pasar Modal di Indonesia.

Jakarta: Salemba Empat

Efferin, Sujoko, Stevanus Hadi Darmadji, Yuliana Tan. 2004. Metode Penelitian untuk

Akuntansi, Sebuah Pendekatan Praktis. Malang: Bayumedia Publishing

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta: PT.

Bumi Aksara

Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan

Keuangan Dan Nilai Perusahaan (Survey Pada Perusahaan Manufaktur di

PT. Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Indonesia Stock Excange (http//:www.idx.co.id), Juli 2011

Kasmir, 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pres

Kieso, Donald E., Jerry J Weygandt, Terry D. Warfield. 2007. Intermediate Accounting.

Jilid 2. Edisi 12. Terjemahan. Jakarta: Erlangga

Lubis, Tapi Anda Sari dan Yurico. Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating

Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets

Turnover, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatra Utara.

Manurung, Indah Agustina dan Hasan Sakti Siregar. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus

Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Go Publik. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

MediaKom

Page 79: Hanif's Scripti

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana

Media

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta:

CV. Andi Offset

Sjahrial, Dermawan. 2010. Manajemen Keuangan Edisi 4. Jakarta: Mitra Wacana

Media

Stice, Earl K., James D.Stice, K. Fred. Skousen. 2009. Intermediate Accounting, Buku

2. Edisi 16. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2009. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan

Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo

Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT. Prestasi

Pustakaraya

Syakur, Ahmad Syafi’i. 2009. Intermediate Accounting dalam Perspektif Lebih Luas.

Jakarta: AV Publisher

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajawali Pres

Wahana Komputer, 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Yogyakarta: CV.

Andi Offset

Page 80: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN DIVIDEND PAYOUT RATIO

No DPS (Rp) EPS (Rp) DPR (%)

1

2007 1.000,00 5.007,63 19,97%

2008 1.200,00 6.255,43 19,18%

2009 1.800,00 7.286,85 24,70%

2

2007 1.400,00 2.955,73 47,37%

2008 3.500,00 5.230,34 66,92%

2009 9.500,00 7.900,00 120,25%

3

2007 250,00 750,27 33,32%

2008 350,00 977,34 35,81%

2009 650,00 1.796,02 36,19%

4

2007 540,00 826,84 65,31%

2008 110,00 888,72 12,38%

2009 765,00 1.160,70 65,91%

5

2007 43,00 103,81 41,42%

2008 47,00 117,81 39,89%

2009 93,00 236,42 39,34%

6

2007 10,00 69,49 14,39%

2008 12,50 69,60 17,96%

2009 25,00 91,47 27,33%

7

2007 5.000,00 4.004,98 124,84%

2008 15.000,00 10.550,88 142,17%

2009 16.150,00 16.158,42 99,95%

8

2007 5,20 26,00 20,00%

2008 13,02 52,08 25,00%

2009 9,82 49,10 20,00%

9

2007 257,00 257,49 99,81%

2008 315,00 315,50 99,84%

2009 399,00 398,97 100,01%

   Kalbe Farma Tbk

   Multi Bintang Indonesia Tbk

   Mustika Ratu Tbk

   Unilever Indonesia Tbk

Nama Perusahaan

   Aqua Golden Mississippi Tbk

   Delta Djakarta Tbk

   Gudang Garam Tbk

   HM Sampoerna Tbk

   Indofood Sukses Makmur Tbk

Page 81: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN RETURN ON ASSETS

No EAT (Juta Rp) Total Assets

(Juta Rp) ROA (%)

1

2007 65.913 891.530 7,39%

2008 82.337 1.003.488 8,21%

2009 95.913 1.147.206 8,36%

2

2007 47.331 592.359 7,99%

2008 83.754 698.297 11,99%

2009 126.504 760.426 16,64%

3

2007 1.443.585 23.928.968 6,03%

2008 1.880.492 24.072.959 7,81%

2009 3.455.702 27.230.965 12,69%

4

2007 3.624.018 15.680.542 23,11%

2008 3.895.280 16.133.819 24,14%

2009 5.087.339 17.716.447 28,72%

5

2007 980.357 29.527.466 3,32%

2008 1.034.389 39.594.264 2,61%

2009 2.075.861 40.382.953 5,14%

6

2007 705.694 5.138.213 13,73%

2008 706.822 5.703.832 12,39%

2009 929.004 6.482.447 14,33%

7

2007 84.385 621.835 13,57%

2008 222.307 941.389 23,61%

2009 340.458 993.465 34,27%

8

2007 11.130 315.998 3,52%

2008 22.290 354.781 6,28%

2009 21.017 365.636 5,75%

9

2007 1.964.652 5.333.406 36,84%

2008 2.407.231 6.504.736 37,01%

2009 3.044.107 7.484.990 40,67%

   Kalbe Farma Tbk

   Multi Bintang Indonesia Tbk

   Mustika Ratu Tbk

   Unilever Indonesia Tbk

Nama Perusahaan

   Aqua Golden Mississippi Tbk

   Delta Djakarta Tbk

   Gudang Garam Tbk

   HM Sampoerna Tbk

   Indofood Sukses Makmur Tbk

Page 82: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN CURRENT RATIO

No Current Assets

(Juta Rp)

Current

Liability (Juta

Rp)

Current

Ratio (%)

1

2007 564.787 79.642 709,16%

2008 660.532,00 84.482,00 781,86%

2009 780.488 123.198 633,52%

2

2007 432.547 103.664 417,26%

2008 544.237,00 143.621,00 378,94%

2009 612.987 130.322 470,36%

3

2007 17.262.980 8.922.569 193,48%

2008 17.008.576 7.670.532 221,74%

2009 19.584.533 7.961.279 246,00%

4

2007 11.056.457 6.212.685 177,97%

2008 11.037.287 7.642.207 144,43%

2009 12.688.643 6.747.030 188,06%

5

2007 11.766.665 12.776.365 92,10%

2008 14.598.422 16.262.161 89,77%

2009 12.954.813 11.158.962 116,09%

6

2007 3.760.008 754.629 498,26%

2008 4.168.055 1.250.372 333,35%

2009 4.701.893 1.574.137 298,70%

7

2007 228.688 386.816 59,12%

2008 524.813 561.144 93,53%

2009 561.482 852.194 65,89%

8

2007 235.829 30.706 768,02%

2008 274.499 43.498 631,06%

2009 279.387 38.918 717,89%

9

2007 2.694.667 2.428.128 110,98%

2008 3.103.295 3.091.111 100,39%

2009 3.598.793 3.454.869 104,17%

   Kalbe Farma Tbk

   Multi Bintang Indonesia Tbk

   Mustika Ratu Tbk

   Unilever Indonesia Tbk

Nama Perusahaan

   Aqua Golden Mississippi Tbk

   Delta Djakarta Tbk

   Gudang Garam Tbk

   HM Sampoerna Tbk

   Indofood Sukses Makmur Tbk

Page 83: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 4

PERHITUNGAN DEBT RATIO

No Total Liabilities

(Juta Rp)

Total Assets

(Juta Rp)

Debt Ratio

(%)

1

2007 377.577 891.530 42,35%

2008 412.466 1.003.488 41,10%

2009 480.891 1.147.206 41,92%

2

2007 131.545 592.359 22,21%

2008 174.316 698.297 24,96%

2009 160.808 760.426 21,15%

3

2007 9.789.435 23.928.968 40,91%

2008 8.553.688 24.072.959 35,53%

2009 8.848.424 27.230.965 32,49%

4

2007 7.614.388 15.680.542 48,56%

2008 8.083.584 16.133.819 50,10%

2009 7.250.522 17.716.447 40,93%

5

2007 18.679.042 29.527.466 63,26%

2008 26.435.324 39.594.264 66,77%

2009 24.886.781 40.382.953 61,63%

6

2007 1.121.539 5.138.213 21,83%

2008 1.359.297 5.703.832 23,83%

2009 1.691.775 6.482.447 26,10%

7

2007 424.028 621.835 68,19%

2008 597.123 941.389 63,43%

2009 888.122 993.465 89,40%

8

2007 36.426 315.998 11,53%

2008 51.146 354.781 14,42%

2009 49.211 365.636 13,46%

9

2007 2.639.287 5.333.406 49,49%

2008 3.397.915 6.504.736 52,24%

2009 3.776.415 7.484.990 50,45%

   Kalbe Farma Tbk

   Multi Bintang Indonesia Tbk

   Mustika Ratu Tbk

   Unilever Indonesia Tbk

Nama Perusahaan

   Aqua Golden Mississippi Tbk

   Delta Djakarta Tbk

   Gudang Garam Tbk

   HM Sampoerna Tbk

   Indofood Sukses Makmur Tbk

Page 84: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 5

OUTPUT SPSS

DESCRIPTIVES

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR (%) 27 12.38 142.17 54.0470 38.94331

ROA (%) 27 2.61 40.60 15.4067 11.48919

CR (%) 27 59.12 781.86 320.0774 244.57817

DR (%) 27 12.00 89.00 41.3333 19.49359

Valid N (listwise) 27

NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DPR (%) ROA (%) CR (%) DR (%)

N 27 27 27 27

Normal Parametersa,,b

Mean 54.0470 15.4067 320.0774 41.3333

Std. Deviation 38.94331 11.48919 244.57817 19.49359

Most Extreme Differences Absolute .220 .204 .179 .118

Positive .220 .204 .179 .118

Negative -.142 -.133 -.143 -.086

Kolmogorov-Smirnov Z 1.142 1.060 .931 .611

Asymp. Sig. (2-tailed) .147 .211 .352 .850

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 85: Hanif's Scripti

MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 ROA (%) .743 1.346

CR (%) .428 2.335

DR (%) .496 2.018

a. Dependent Variable: DPR (%)

AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .692a .479 .411 29.87740 2.236

a. Predictors: (Constant), DR (%), ROA (%), CR (%)

b. Dependent Variable: DPR (%)

Page 86: Hanif's Scripti

HETEROSKEDASTISITAS

REGRESSION

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficient

s

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24.109 30.091 .801 .431

ROA (%) 1.622 .592 .478 2.741 .012

CR (%) -.028 .037 -.178 -.774 .447

DR (%) .339 .427 .170 .794 .435

a. Dependent Variable: DPR (%)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .692a .479 .411 29.87740

a. Predictors: (Constant), DR (%), ROA (%), CR (%)

Page 87: Hanif's Scripti

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18899.960 3 6299.987 7.058 .002a

Residual 20531.156 23 892.659

Total 39431.116 26

a. Predictors: (Constant), DR (%), ROA (%), CR (%)

b. Dependent Variable: DPR (%)

Page 88: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 6

Tabel Uji F

α = 0,05 df1=(k-1) df2=(n-k-1) 1 2 3 4 5 6 7 8

1 161.448 199.500 215.707 224.583 230.162 233.986 236.768 238.883 2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296 19.330 19.353 19.371 3 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013 8.941 8.887 8.845 4 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256 6.163 6.094 6.041 5 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050 4.950 4.876 4.818 6 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387 4.284 4.207 4.147 7 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972 3.866 3.787 3.726 8 5.318 4.459 4.066 3.838 3.687 3.581 3.500 3.438 9 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482 3.374 3.293 3.230 10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326 3.217 3.135 3.072 11 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204 3.095 3.012 2.948 12 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106 2.996 2.913 2.849 13 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025 2.915 2.832 2.767 14 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958 2.848 2.764 2.699 15 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901 2.790 2.707 2.641 16 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852 2.741 2.657 2.591 17 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810 2.699 2.614 2.548 18 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773 2.661 2.577 2.510 19 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740 2.628 2.544 2.477 20 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711 2.599 2.514 2.447 21 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685 2.573 2.488 2.420 22 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661 2.549 2.464 2.397 23 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640 2.528 2.442 2.375 24 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621 2.508 2.423 2.355 25 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603 2.490 2.405 2.337 26 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587 2.474 2.388 2.321 27 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572 2.459 2.373 2.305 28 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558 2.445 2.359 2.291 29 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545 2.432 2.346 2.278 30 4.171 3.316 2.922 2.690 2.534 2.421 2.334 2.266 31 4.160 3.305 2.911 2.679 2.523 2.409 2.323 2.255 32 4.149 3.295 2.901 2.668 2.512 2.399 2.313 2.244 33 4.139 3.285 2.892 2.659 2.503 2.389 2.303 2.235 34 4.130 3.276 2.883 2.650 2.494 2.380 2.294 2.225 35 4.121 3.267 2.874 2.641 2.485 2.372 2.285 2.217 36 4.113 3.259 2.866 2.634 2.477 2.364 2.277 2.209 37 4.105 3.252 2.859 2.626 2.470 2.356 2.270 2.201 38 4.098 3.245 2.852 2.619 2.463 2.349 2.262 2.194 39 4.091 3.238 2.845 2.612 2.456 2.342 2.255 2.187 40 4.085 3.232 2.839 2.606 2.449 2.336 2.249 2.180 41 4.079 3.226 2.833 2.600 2.443 2.330 2.243 2.174 42 4.073 3.220 2.827 2.594 2.438 2.324 2.237 2.168 43 4.067 3.214 2.822 2.589 2.432 2.318 2.232 2.163 44 4.062 3.209 2.816 2.584 2.427 2.313 2.226 2.157 45 4.057 3.204 2.812 2.579 2.422 2.308 2.221 2.152 46 4.052 3.200 2.807 2.574 2.417 2.304 2.216 2.147 47 4.047 3.195 2.802 2.570 2.413 2.299 2.212 2.143 48 4.043 3.191 2.798 2.565 2.409 2.295 2.207 2.138 49 4.038 3.187 2.794 2.561 2.404 2.290 2.203 2.134 50 4.034 3.183 2.790 2.557 2.400 2.286 2.199 2.130 51 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397 2.283 2.195 2.126 52 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393 2.279 2.192 2.122 53 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389 2.275 2.188 2.119 54 4.020 3.168 2.776 2.543 2.386 2.272 2.185 2.115 55 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383 2.269 2.181 2.112 56 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380 2.266 2.178 2.109 57 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377 2.263 2.175 2.106 58 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374 2.260 2.172 2.103

Page 89: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 6

59 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371 2.257 2.169 2.100 60 4.001 3.150 2.758 2.525 2.368 2.254 2.167 2.097 61 3.998 3.148 2.755 2.523 2.366 2.251 2.164 2.094 62 3.996 3.145 2.753 2.520 2.363 2.249 2.161 2.092 63 3.993 3.143 2.751 2.518 2.361 2.246 2.159 2.089 64 3.991 3.140 2.748 2.515 2.358 2.244 2.156 2.087 65 3.989 3.138 2.746 2.513 2.356 2.242 2.154 2.084 66 3.986 3.136 2.744 2.511 2.354 2.239 2.152 2.082 67 3.984 3.134 2.742 2.509 2.352 2.237 2.150 2.080 68 3.982 3.132 2.740 2.507 2.350 2.235 2.148 2.078 69 3.980 3.130 2.737 2.505 2.348 2.233 2.145 2.076 70 3.978 3.128 2.736 2.503 2.346 2.231 2.143 2.074 71 3.976 3.126 2.734 2.501 2.344 2.229 2.142 2.072 72 3.974 3.124 2.732 2.499 2.342 2.227 2.140 2.070 73 3.972 3.122 2.730 2.497 2.340 2.226 2.138 2.068 74 3.970 3.120 2.728 2.495 2.338 2.224 2.136 2.066 75 3.968 3.119 2.727 2.494 2.337 2.222 2.134 2.064 76 3.967 3.117 2.725 2.492 2.335 2.220 2.133 2.063 77 3.965 3.115 2.723 2.490 2.333 2.219 2.131 2.061 78 3.963 3.114 2.722 2.489 2.332 2.217 2.129 2.059 79 3.962 3.112 2.720 2.487 2.330 2.216 2.128 2.058 80 3.960 3.111 2.719 2.486 2.329 2.214 2.126 2.056 81 3.959 3.109 2.717 2.484 2.327 2.213 2.125 2.055 82 3.957 3.108 2.716 2.483 2.326 2.211 2.123 2.053 83 3.956 3.107 2.715 2.482 2.324 2.210 2.122 2.052 84 3.955 3.105 2.713 2.480 2.323 2.209 2.121 2.051 85 3.953 3.104 2.712 2.479 2.322 2.207 2.119 2.049 86 3.952 3.103 2.711 2.478 2.321 2.206 2.118 2.048 87 3.951 3.101 2.709 2.476 2.319 2.205 2.117 2.047 88 3.949 3.100 2.708 2.475 2.318 2.203 2.115 2.045 89 3.948 3.099 2.707 2.474 2.317 2.202 2.114 2.044 90 3.947 3.098 2.706 2.473 2.316 2.201 2.113 2.043 91 3.946 3.097 2.705 2.472 2.315 2.200 2.112 2.042 92 3.945 3.095 2.704 2.471 2.313 2.199 2.111 2.041 93 3.943 3.094 2.703 2.470 2.312 2.198 2.110 2.040 94 3.942 3.093 2.701 2.469 2.311 2.197 2.109 2.038 95 3.941 3.092 2.700 2.467 2.310 2.196 2.108 2.037 96 3.940 3.091 2.699 2.466 2.309 2.195 2.106 2.036 97 3.939 3.090 2.698 2.465 2.308 2.194 2.105 2.035 98 3.938 3.089 2.697 2.465 2.307 2.193 2.104 2.034 99 3.937 3.088 2.696 2.464 2.306 2.192 2.103 2.033

100 3.936 3.087 2.696 2.463 2.305 2.191 2.103 2.032

Page 90: Hanif's Scripti
Page 91: Hanif's Scripti

LAMPIRAN 7

TABEL t

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884 2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712 3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453 4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318 5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343 6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763 7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529 8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079 9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370 11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470 12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963 13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198 14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739 15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283 16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615 17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577 18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048 19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940 20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181 21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715 22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499 23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496 24 0.68485 1.31784 1.71088 2.0639

0 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019 26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500 27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103 28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816 29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624 30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518 31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490 32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531 33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634 34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793 35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005 36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262 37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563 38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903 39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279 40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

Page 92: Hanif's Scripti