Handouts Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor1

download Handouts Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor1

of 17

description

analisis rangkaian

Transcript of Handouts Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor1

  • 8/3/2013

    1

    AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis RangkaianRangkaianRangkaianRangkaian ListrikListrikListrikListrik

    di di di di KawasanKawasanKawasanKawasan FasorFasorFasorFasor(Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

    Sudaryatno Sudirham

    1

    Isi

    1. Fasor2. Pernyataan Sinyal Sinus3. Impedansi4. Kaidah Rangkaian5. Teorema Rangkaian6. Metoda Analisis7. Sistem Satu Fasa8. Analisis Daya9. Penyediaan Daya10. Sistem Tiga-fasa Seimbang

    2

    Fasor

    3

    Mengapa Fasor?

    )cos( = tAySudut fasa

    Frekuensi sudutAmplitudo

    Analisis rangkaian listrik di kawasan waktu melibatkanoperasi diferensial dan integral, karena hubungan arus-

    tegangan elemen-elemen adalah

    dtdiLv LL = dt

    dvCi CC = = dtiCv CC

    1

    Di kawasan waktu bentuk gelombang sinus dinyatakan sebagai

    4

    Energi listrik, dengan daya ribuan kilo watt, disalurkanmenggunakan bentuk gelombang sinus.

    Pekerjaan analisis rangkaian, dimana peubah rangkaiannyaberbentuk gelombang sinus, akan sangat dipermudah jika

    operasi-operasi diferensial dapat dihindarkan.

    Siaran radio juga dipancarkan dengan menggunakan bentukgelombang sinus.

    Bentuk gelombang sinus sangat luas digunakan

    5

    Dalam matematika ada sebuah fungsi yang turunannya berbentuk sama dengan fungsi itu

    sendiri, yaitu

    Jika sinyal sinus dapat dinyatakan dalam bentukfungsi eksponensial, maka operasi diferensial

    dan integral akan terhindarkan

    Fungsi Eksponensial

    xx

    edxde

    =x

    x

    Aedx

    dAe=

    6

  • 8/3/2013

    2

    Hal itu dimungkinkan karenaada hubungan antara fungsi sinus dan fungsi eksponensial yaitu

    xjxe jx sincos +=

    Ini adalah fungsi eksponensial kompleks

    Berikut ini kita akanmelihat ulang bilangan

    kompleks

    Bagian nyata pernyataankompleks ini yang digunakanuntuk menyatakan sinyal sinus

    Identitas Euler

    7

    Pengertian Tentang Bilangan Kompleks

    012 =+s

    Tinjau Persamaan:

    js == 1Akar persamaan adalah:

    Bilangan tidak nyata (imajiner)

    00.5

    11.5

    22.5

    33.5

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10x

    x

    Tak ada nilai untuk negatifx x

    8

    Bilangan Kompleks

    jbas += dengan a dan b adalahbilangan nyatabagian nyata dari sRe(s) = a

    bagian imajiner dari sIm(s) = b

    Re(sumbu nyata)

    Im(sumbu imajiner)

    a

    s = a + jbjb

    Bilangan kompleks didefinisikan sebagai

    9

    |S|cos = Re (S)|S| sin = Im (S)

    = tan1(b/a)

    22 baS +=

    bagian nyata dari Sbagian imaginer dari S

    Bilangan kompleks

    S = |S|cos + j|S|sin

    a Re

    Im

    S = a + jbjb

    (sumbu nyata)

    (sumbu imajiner)

    Re

    Im

    S = a + jb

    jb

    a

    Representasi Grafis Bilangan Kompleks

    10

    -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5Re

    Im

    4

    32

    1

    -1

    -2

    -3

    3 + j4 = 5cos + j5sin

    5

    Contoh

    11

    Penjumlahanjbas +=1

    )()(21 qbjpass +=Perkalian

    ))(())(( 21 jqpjbass ++=

    Pembagian

    jqpjba

    s

    s

    +

    +=

    2

    1

    jqps +=2jbas +=1jqps +=2

    )()(21 qbjpass +++=+

    )()( bpaqjbqap ++=

    22)()(

    qpaqbpjbqap

    +

    ++=jqp

    jqp

    + --

    Operasi-Operasi Aljabar Bilangan Kompleks

    Pengurangan

    12

  • 8/3/2013

    3

    43dan 32 21 jsjs +=+=

    251

    2518

    43)98()126(

    4343

    4332

    22

    2

    1

    jjjj

    jj

    s

    s

    +=+

    +++=

    +

    +=

    75)43()32(21 jjjss +=+++=+11)43()32(21 jjjss =++=

    176)98()126( )43)(32())(( 21

    jjjjss

    +=++=

    ++=

    diketahui:

    maka:

    Contoh

    13

    )sin(cos)( +== + jeeee jjFungsi eksponensial bilangan kompleks didefinisikan sebagai

    dengan e adalah fungsi eksponensial riil

    jbaS +=

    )sin(cos22 ++= jbaS

    += jebaS 22

    Dengan identitas Euler ini bilangankomleks yang dituliskan sebagai:

    += sincos je jdan Ini identitas Euler

    Penulisan bilangan kompleks di atas adalah penulisan dalam bentuk sudut siku yang juga dapat dituliskan dalam bentuk polar yaitu:

    dapat dituliskan sebagai:

    Bentuk Sudut Siku dan Bentuk Polar

    14

    |S| = 10 sudut fasa: = 0,5 radS = 10 e j0,5Bentuk Polar

    8,48,8)48,088,0( 10 )5,0sin5,0(cos 10

    jjjS

    +=+=

    +=Bentuk Sudut Siku

    rad 93,034

    tan 1 == S = 3 + j4 543 || 22 =+=SBentuk Sudut SikuS = 5e j 0,93Bentuk Polar

    543 || 22 =+=S rad 93,034

    tan 1 ============ SS = 3 j4Bentuk Sudut SikuS = 5e j 0,93Bentuk Polar

    Contoh

    15

    * atau ||* 2 SS|S|SSS ==

    ( ) ( )( )** 2121 SSSS * =*

    **

    1

    1

    2

    1

    S

    SSS

    =

    ( ) ** 2121 SSSS * +=+

    Suatu bilangan kompleks dan konjugatnya mempunyai hubungan-hubungan berikut:

    S = a + jb

    S* = a jb

    Re

    Im

    Re

    Im

    Bilangan kompleks S mempunyai konjugat S* Konjugat dari S = a + jb adalah S* = a - jb

    S* = p + jq

    S = p jq

    Kompleks Konjugat

    16

    Dalam Bentuk FasorPernyataan Sinyal Sinus

    17

    hanya amplitudo A dan sudut fasa yang diperhatikankarena diketahui sama untuk seluruh sistem

    Sinyal Sinus di kawasan waktu : )cos( += tAvMengingat relasi Euler, fungsi ini bisa dipandang sebagai

    bagian riil dari suatu bilangan kompleksA e j(t+) = A {cos(t + ) + j sin(t + )} = V

    v = Re(V) = Re ( A e j t e j )sehingga dapat ditulis dalam bentuk:

    Jika seluruh sistem (rangkaian) mempunyai bernilai sama maka ejt bernilai tetap sehingga tak perlu selalu dituliskan

    V = A e j dapat ditulis dalam bentuk eksponensial kompleks : dan sinyal sinus )cos( += tAv

    Re dan e jtidak ditulis lagi

    Inilah yang disebut Fasor

    Fasor

    18

  • 8/3/2013

    4

    =

    =

    A

    Ae j

    V

    V

    dituliskan

    sincos +== jAAAV

    +=+= a

    bbajba 122 tanV

    Karena hanya amplitudo dan sudut fasa saja yang diperhatikan maka

    V

    |A|

    Im

    Rea

    jb

    Penulisan dan Penggambaran Fasor

    19

    Penulisan sinyal sinus dalam bentuk fasor

    07,707,7)45sin(10)45cos(10atau 4510

    oo1

    o1

    jj =+==

    V

    V )45500cos(10)( o1 = ttv

    )30500cos(15)( o2 += ttv5,799,12)30sin(15)30cos(15

    atau 3015oo

    2

    o2

    jj +=+==

    V

    V

    menjadi:

    menjadi:Pada frekuensi = 500

    1000cos4)( 1 tti =4)0sin(4)0cos(4

    atau 04oo

    1

    o1

    ==

    =

    jII

    )901000cos(3)( o2 = tti3)90sin(3)90cos(3

    atau 903oo

    2

    o2

    jj =+==

    I

    I

    menjadi:

    menjadi:Pada frekuensi = 1000

    Contoh

    20

    A

    Im

    ReA

    A*

    a

    jb

    a

    jb

    Jika = AA

    = A*A

    ( )( )

    180 180

    o

    o

    =+=

    A

    AA

    maka negatif dari A adalah

    dan konjugat dari A adalah

    jba = A

    jba =*Ajba +=AJika

    Fasor Negatif dan Fasor Konjugat

    21

    Perkalian )( 21 += ABBA

    )( 212

    1 =

    =

    BA

    BA

    BA

    Pembagian

    ( ) ( )( ) ( )2121

    2121

    sinsincoscossinsincoscos

    +=+++=+

    BAjBABAjBA

    BABA

    Penjumlahan dan Pengurangan

    2= BB1= AAJika diketahui :

    maka :

    Operasi-Operasi Fasor

    22

    (((( )))) (((( )))) 343004213 jjj ====++++++++====++++==== IIIo122

    3 9,216 5 43

    tan)3()4( ====

    ++++==== I

    ooo*

    111 4540 )04()4510( ============ IVSooo*

    222 12045)903()3015( ============ IVS

    o

    o

    o

    2

    22 1205903

    3015 =

    ==

    IVZ

    o

    o

    o

    1

    11 455.204

    4510=

    ==

    IVZ

    o1 4510 =V

    o2 3015=V

    o1 04=I

    o2 903 =I

    Diketahui:

    maka :

    Re

    I3

    -4

    -3

    Im216,9o

    5

    Contoh

    23

    Impedansi

    24

  • 8/3/2013

    5

    25

    Impedansi suatu elemen rangkaian di kawasanfasor adalah perbandingan antara

    fasor tegangan dan fasor arus elemen tersebut

    Impedansi di Kawasan Fasor

    x

    xxZ I

    V=

    impedansi

    fasor tegangan

    fasor arus

    Catatan: Ada pengertian impedansi di kawasan s yang akan kita pelajari kemudian

    +

    =

    =

    +=

    jtjRm

    tjRm

    RmR

    eei

    ei

    titi

    )cos()()(

    + vR

    iR

    =

    =

    jtjRm

    RR

    eeRi

    tRitv

    )()(

    = RR II

    RR RIV =

    R

    RRIV

    =

    Kawasan fasor

    Kawasan waktu

    Impedansiresistansi resistor di kawasan waktubernilai sama denganimpedansinya di kawasan fasor

    R

    R

    ivR =

    Resistor

    26

    iL+vL

    +

    =

    =

    +=

    jtjLm

    tjLm

    LmL

    eei

    ei

    titi

    )cos()()(

    )(

    )()(=

    =

    jtjm

    LL

    eeiLjdt

    tdiLtv

    = LL II

    LL Lj IV =

    LjZL

    LL == I

    V

    Kawasan fasor

    Impedansi

    Induktor

    dtdiLv LL =

    Kawasan waktu

    hubungan diferensial hubungan linier

    27

    iC

    + vC

    `

    )(

    )()( +=

    =

    tjCm

    CC

    evCjdt

    dvCti

    )(

    )cos()(+

    =

    +=tj

    Cm

    CmC

    ev

    tvtvKawasan fasor

    Impedansi

    CC Cj VI =

    = CC VV

    Cj

    CjZ CC

    C

    =

    ==

    1

    1IV

    Kapasitor

    dtdvCi CC =

    Kawasan waktu

    hubungan diferensial hubungan linier

    28

    Impedansi dan Admitansi

    R

    RRIV

    =LjZL

    LL == I

    VC

    jCjZ C

    CC

    =

    ==

    1

    1IV

    Impedansi: Z

    Admitansi: Y = 1 / Z

    RYR

    1= L

    jLjZY LL

    =

    ==

    11 CjZ

    YC

    C ==1

    IV Z=

    Perhatikan: relasi ini adalah relasi linier. Di kawasan fasor kita terhindar dari

    perhitungan diferensial.

    VI Y=

    29

    )()( += jXRZ

    ( ) ( )

    +

    +

    +=

    +

    +=+

    11 )/1(

    )/1(2

    2

    2// RCCRLj

    RCR

    CjRCjRLjZ CRL

    Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan yang berbentuk kompleks, akan tetapi impedansi bukanlah fasor. Impedansi dan fasor merupakan dua pengertian dari dua konsep yang berbeda.

    Fasor adalah pernyataan dari sinyal sinus

    Impedansi adalah pernyataan elemen.

    Impedansi Secara Umum

    30

  • 8/3/2013

    6

    Kaidah Rangkaian

    31

    LjRZ seriRL += ( )IV

    LjRseriRL +=R

    + VR

    I

    + VL

    jL

    CjRZ seriRC

    =

    IV 1

    +=

    CjRseriRC+ VC

    Rj/C

    + VR

    I

    Hubungan Seri

    32

    IV

    =

    CjLjseriLC

    =

    CLjZ seriLC

    1

    j/CjL

    + VL + VC

    I

    nseritotal

    seritotalseritotal

    ZZZZZ

    +++=

    =

    21

    IV

    totalseritotal

    kk Z

    Z VV =

    Kaidah Pembagi Tegangan

    33

    VVI kk

    k YZ==

    VVII totaln

    kk

    n

    kktotal YY ===

    == 11

    n

    n

    kktotal ZZZ

    YY 111211

    +++===

    totaltotal

    kkk Y

    YY IVI ==

    Itotal

    I3

    R

    jL

    j/C

    I1 I2

    Kaidah Pembagi Arus

    34

    Diagram Fasor

    35

    IL

    VL

    Re

    ImArus 90o di belakang tegangan

    L = 0,5 H , iL(t) = 0,4cos(1000t) A

    Arus dan Tegangan pada Induktor

    == 5005,01000 jjZ L

    V 9020004,090500 04,0)500(

    ooo

    o

    ==

    == jZ LLL IV

    Arus dijadikan referensi (sudut fasa = 0)

    Di kawasan waktu:

    -200-150-100-50

    050

    100150200

    0 0,002 0,004 0,006 0,008

    100 iL(t)vL(t)VA

    detik

    Misalkan

    36

  • 8/3/2013

    7

    C = 50 pF , iC(t) = 0,5cos(106 t) mA

    Arus dan Tegangan pada Kapasitor

    V 9010

    )0105,0()901020(

    k 20)1050(10

    1

    o

    o3o3

    126

    =

    ==

    =

    =

    =

    CCC

    C

    Z

    jjCjZ

    IV

    IC

    VC

    Re

    Im

    arus 90o mendahului teganganArus dijadikan referensi (sudut fasa = 0)

    detik

    Di kawasan waktu:

    -10

    -5

    0

    5

    10

    0 0,0005 0,001 0,0015 0,002

    10 iC(t)VmA

    vC(t)

    Misalkan

    37

    A 405dan V 10120 oo == IV

    =+=

    =

    ==

    128,20)30sin(24)30cos(24

    302440510120 o

    o

    o

    jj

    Z B IV

    Pada sebuah beban : v(t) =120cos(314t +10o) V i(t) = 5cos(314t + 40o) A

    IV

    Re

    Im arus mendahului tegangan

    Beban Kapasitif

    38

    Pada sebuah beban : v(t) =120cos(314t + 20o) V i(t) = 5cos(314t 40o) A

    +=+=

    =

    ==

    8,2012 )60sin(24)60cos(24

    602440520120

    oo

    o

    o

    o

    jj

    Z B IV

    I

    V

    Re

    Im

    arus tertinggal dari tegangan

    A 405 dan V 20120 oo == IV

    Beban Induktif

    39

    =

    +=

    =+=

    87,36125 100

    75tan)75()100(

    7510025 100100

    o

    122

    jjjZ tot

    A 36,87287,36125

    0250 oo

    o

    =

    ==

    tot

    s

    ZV

    I

    100 j100j25

    Vs=2500oV

    +

    I

    V Re

    Im

    100+

    20F50mHvs(t) =

    250 cos500t VTransformasi rangkaianke kawasan fasor

    Beban RLC seri ini bersifat kapasitif|ZC| > |ZL| arus mendahului tegangan

    25 ; 100 100 ;0250 o

    ====

    jZjZZ

    LC

    RsV

    Beban RLC Seri, kapasitif

    i(t) = 2 cos(500t + 36,87o) AJika kita kembali ke kawasan waktu

    40

    100 j100j25

    Vs=2500oV

    +

    VL = jXL I

    VR = RI

    VsRe

    Im

    VC = jXC II

    V 26,87105025087,36125

    9025

    V ,1335200025087,36125

    90100

    V 36,87200025087,36125

    100

    oo

    o

    o

    oo

    o

    o

    oo

    o

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    L

    C

    R

    V

    V

    V

    A 36,87287,36125

    0250 oo

    o

    =

    ==

    tot

    s

    ZV

    I

    87,3612575100 o == jZtot

    Fasor tegangan rangkaianmengikuti hukum Kirchhoff

    LCRs VVVV ++=

    Fasor Tegangan Tiap Elemen

    41

    V 0250 100 25

    100

    o=

    ==

    =

    s

    L

    C

    R

    jZjZ

    Z

    V

    =

    +=

    +=+=

    87,36125 10075

    tan)75()100(

    75100100 25100

    o

    122

    jjjZtot

    A 36,87287,36125

    0250 oo

    o

    =

    ==

    tot

    s

    ZVI

    100 j25j100

    Vs=2500oV

    +

    IV Re

    Im

    Pada beban kapasitif |ZL| > |ZC|arus tertinggal dari tegangan

    Beban RLC seri, induktif

    42

  • 8/3/2013

    8

    .0250 01.0

    04.0 01.0

    o=

    ==

    =

    s

    L

    C

    R

    jYjY

    Y

    V

    Beban RLC Paralel

    03.001.0 01.004.001.0

    jjjYtot

    +=

    +=

    100

    j25j100

    Vs=2500oV

    +

    I

    o122 6.719.75.25.7

    tan5.72.5

    5.75.2)03.001.0(250

    =+=

    +=+==

    jjYVI

    I

    V Re

    Im

    43

    Teorema Rangkaian

    44

    Prinsip Proporsionalitas

    XY K=

    Y = fasor keluaran,

    X = fasor masukan,

    K = konstanta proporsionalitas yang pada umumnya merupakan bilangan kompleks

    45

    Prinsip Superposisi selalu berlaku di kawasan waktu dan

    berlaku di kawasan fasor bila frekuensi sama

    Prinsip Superpossi

    46

    20cos4t V +_ 8 3cos4t Aio3H

    200o +_

    8 j6

    Io1j12 830o

    j6Io2j12

    Contoh

    A 9,3629,3610

    020

    68020

    6128020

    o

    o

    o

    oo

    o1

    =

    =

    +

    =

    +

    = jjjI

    A 4,1932,4039,36103,564,14

    0368

    12803)128/(1)6/(1)6/(1

    oo

    o

    o

    ooo2

    =

    =

    +

    +=

    ++

    = jj

    jjjI

    24,07,544,11,42,16,1o21oo jjj +=++=+= IIIo

    o 4,27,5 =I )4,24cos(7,5)( oo += tti

    47

    TNTNNNTT Z

    YYZ 1 ; ; === VIIV

    RT

    A

    B

    vT+

    VTZT

    A

    B

    +

    Kawasan waktu Kawasan fasor

    Teorema Thvenin

    48

  • 8/3/2013

    9

    V 3,399,19 45207,5995,0

    452010010

    100V 9010901,0100

    o

    o

    o

    oo

    =

    =

    =

    ==

    jj

    B

    A

    V

    V

    ( ) V 6,226,156,124,1510 3.399,199010 oo

    jjjBAT

    =+=

    == VVV

    =

    += 99,09,109

    10010)100(10100 jj

    jZT

    +j100

    10100

    0,190o A2045o V

    `

    A B

    +

    VT ZT

    A B

    Contoh Rangkaian Ekivalen Thvenin

    49

    Metoda Analisis

    50

    j9 j3

    +

    140 V

    12A B C

    D

    9 3

    Ix

    j3I1I2

    I3I4

    + vx +

    14cos2tV

    12A B C

    D

    9 3

    ix

    3/2H

    1/6 F1/18 F

    Metoda Keluaran Satu Satuan

    ti

    K

    x

    xx

    2cos5,0

    05,028

    014281

    281 oo

    AA

    =

    ===== VIVI

    A )01(Misalkan jx +=I

    ( ) V 28912134

    =

    ++= jjBA VV

    V 3jC =V V 13

    jC == VI4

    ( ) A 11 jx +=+= 43 III( ) ( ) V 311333 =+=+= jjjjCB 3IVV

    A 31

    92==

    BVI A 134

    321

    +=+= jIII

    51

    A )8,732cos(3)9,364cos(2 sehinggaA )8,732cos(3dan A )9,364cos(2

    ooo2o1o

    o2o

    o1o

    ++=+=

    +==

    ttiii

    titi

    Karena sumber berbeda frekuensi maka fasor Io1 dan Io2 tidak dapat langsungdijumlahkan. Kembali ke kawasan waktu, baru kemudian dijumlahkan

    20cos4t V +_ 9 3cos2t Aio3H

    200o+_

    9 j6

    Io1j12 930o

    j12Io2j6

    Metoda Superposisi

    A 9,3629,3610

    020

    68020

    6128020

    o

    o

    o

    oo

    o1

    =

    =

    +

    =

    +

    = jjjI

    A 8,733039,3610

    9,3610

    03686803)68/(1)12/(1

    )12/(1

    oo

    o

    o

    ooo2

    =

    =

    +=

    ++

    = jj

    jjjI

    52

    + 18cos2t V

    i

    62

    21H

    A

    B

    2H

    1/8 F

    V 12

    9 018

    4622 o

    jjhtT +=++== VV

    A 2cos1 A 01

    )12(2)47()12(

    )12(9

    42o

    ti

    jjjj

    jjjZTT

    =

    =

    ++

    +

    +=

    +=

    VI

    +

    180o V

    6

    2

    A

    B

    j4

    j2j4

    I

    2

    + 180o V

    6 2

    A

    B

    j42

    (((( )))) 1247

    48812816

    4624622 j

    jj

    jjj

    jZ T ++++

    ++++====

    ++++

    ++++++++++++====

    ++++++++

    ++++++++====

    + VT

    IA

    B

    j4

    ZT j2

    Metoda Rangkaian Ekivalen Thvenin

    53

    +

    i1 =0.1cos100t A

    v =

    10sin100t V

    200F 1H

    50

    ix?A B

    A B +

    I1 =0.10o A

    V=1090oV

    j50 j100

    50

    Ix

    Sumber tegangan dan sumber arus berfrekuensi sama, = 100. Tetapi sumber tegangan dinyatakan dalam sinus, sumber arus dalam cosinus. Ubah kedalam bentuk standar, yaitu bentuk cosinus melalui kesamaansinx = cos(x90)

    sumber tegangan tersambung seri dengan resistor 50 paralel dengan induktor j100

    Simpul B hilang. Arus Iy yang sekarang mengalir melalui resistor 50, bukanlah arus Ix yang dicari; Iy kali 50 adalah tegangan simpul A, bukan tegangan simpul B tempat Ix keluar

    IyA

    I2j50 j100

    50I1 =0.10o A

    Iy

    j50 j100

    50I1 I2

    Metoda Reduksi Rangkaian

    54

  • 8/3/2013

    10

    Metoda Tegangan Simpul

    =

    =

    3010

    120122

    : Gauss eliminasi 10

    10

    11122

    B

    A

    B

    A

    VV

    VV

    jjj

    jjj

    VVV

    VVVI

    =

    =++

    +

    BA

    BBA1

    : B

    05010050

    :A jj

    =

    + o

    o

    B

    A

    901001,0

    11501

    1001

    501

    VV

    jj

    =

    +

    =

    ++=+=

    ===+=

    =

    V 4,186,1215,0

    101015,0

    151010

    6,26 0,268 V; 6,264,136125

    )12(3012

    30

    oBA

    ooB

    jj

    jjjj

    jjj x

    VV

    IV

    +

    I1 =0,10o A

    V=1090oV

    j50 j100

    50

    Ix=?A B

    55

    +

    I =0,10o A

    V=1090oV

    j50 50

    A B

    I1 I2 I3

    ( ) ( ) ( )( ) ( )

    ( )

    =

    +

    +

    0101.0

    1005010001001005050001

    3

    2

    1

    jjj

    jjjjIII

    ( ) ( ) ( )( ) ( )

    ( )

    =

    +

    011.0

    21201055

    001

    3

    2

    1

    jjj

    jjjIII

    ( ) ( )( )

    ( )( )

    =

    35.1

    1.0

    105001050

    001

    3

    2

    1

    jj

    jjj

    III

    A 2,533,0 5

    105,1 A; 6,2627,0

    1053

    A; 01,0 o32o

    30

    1 =+

    ==

    == jjj

    jj IIII

    Metoda Arus Mesh

    56

    Analisis Daya

    57

    viptIitVv mm ==+= ; cos ; )cos(

    ( )

    ( ) tIVtIVt

    IVt

    IVIVtttIVttIVvip

    mmmm

    mmmmmm

    mmmm

    +

    =

    +=

    =+==

    2sinsin2

    2cos1cos2

    2sinsin2

    2coscos2

    cos2

    cossinsincoscos cos)cos(

    Nilai rata-rata= VrmsIrmscos

    Nilai rata-rata= 0

    -1

    1

    0 15t

    pb

    Komponen ini memberikan alih energi netto; disebut daya nyata: P

    Komponen ini tidak memberikan alih energi netto; disebut daya reaktif: Q

    Tinjauan Daya di Kawasan Waktu

    58

    Tegangan, arus, di kawasan fasor:

    irmsirmsvrms IIV === IIV ; ; besaran kompleks

    Daya Kompleks :

    )(* ivrmsrms IVS == IV

    ====

    +=

    sinsin

    cos cos

    rmsrms

    rmsrms

    IVSQIVSP

    jQPS

    Re

    Im

    P

    jQ

    Segitiga daya

    *IV=S

    *I

    IV

    Tinjauan Daya di Kawasan Fasor

    59

    Faktor Daya dan Segitiga Daya

    SP

    == cos f.d.

    S =VI*

    jQ

    PRe

    Im

    V

    I (lagging)

    I*

    Re

    Im

    jQ

    PRe

    Im

    S =VI*

    VI (leading)

    I*Re

    Im

    Faktor daya lagging

    Faktor daya leading

    60

  • 8/3/2013

    11

    IVIV

    BB ZZ == atau

    ( )22

    2

    2*

    *

    rmsBrmsB

    rmsBB

    BB

    IjXIRIjXR

    ZZ

    S

    +=

    +=

    ==

    =

    III

    VI22

    rmsBrmsB IjXIRjQPS

    +=

    +=

    2

    2 dan

    rmsB

    rmsB

    IXQIRP

    =

    =

    Daya Kompleks dan Impedansi Beban

    61

    seksisumber

    seksibeban

    A

    B

    I

    A(rms) 10575,8 dan V(rms) 75480 ooAB +=+= IV

    VAR 2100dan W 3640 == QP

    866,0)30cos( dayafaktor ==

    VA 2100364030sin420030cos4200 30420010575,875480

    oo

    ooo*

    jjS

    ==

    =+== VI

    === 5,47)75,8(

    364022

    rms

    BI

    PR

    === 4,27)75,8(

    210022

    rms

    BIQX

    Contoh

    62

    Dalam rangkaian linier dengan arus bolak-balik keadaan mantap, jumlah daya

    kompleks yang diberikan oleh sumber bebas, sama dengan jumlah daya kompleks yang

    diserap oleh elemen-elemen dalam rangkaian

    Alih Daya

    63

    50

    +

    I1 =0,10o A

    V=1090oV

    j50 j100I3

    BA

    C

    I2 I4 I5

    [ ] [ ] oAC

    oAC

    010212atau

    001,050

    150

    11001

    501

    =+

    =+

    ++

    jj

    jjj

    VV

    VV

    [ ]V 612

    1230

    010)9090(10212

    C

    oooC

    jj

    j

    +=+

    =

    =++

    V

    V

    [ ]VA 4,02,1

    01,010612)( o*1j

    jjS ACi=

    +== IVV

    A 24,018,0 01.024,008,0

    A 24,008,0 50

    )612(901050

    o123

    o

    2

    123

    jj

    jj

    jj

    CA

    +=

    +==

    +=

    +=

    =

    =

    III

    VVI

    III

    VA 8,14,2 )24,018,0(9010 o*3

    jjSv

    +=

    == VI

    VA 4,16,3 8,14,24,02,1

    jjj

    SSS vitot

    +=

    +=

    +=

    V 90109010 ooA === VV

    Berapa daya yang diberikan oleh masing-masing sumber dan berapa diserap R = 50 ?

    Contoh

    64

    Dengan Cara Penyesuaian Impedansi

    +

    VT

    ZT = RT + jXTZB = RB + jXB

    A

    B22

    22

    )()( BTBTBT

    BBXXRR

    RRP

    +++==

    VI

    (maksimum) 4

    Jika 2

    B

    TBBT R

    PRRV

    ==

    dan :adalah maksimum dayaalih adinyauntuk terjsyarat Jadi

    TBBT XXRR ==

    22 )()( BTBTT

    XXRR +++=

    VI

    2

    2

    )( BTBT

    BRR

    RP

    +=

    VBT -XX =Jika

    Alih Daya Maksimum

    65

    V 551011

    10105010050

    50 o jjj

    jjj

    T =+

    =+

    =V

    =++

    += 7525

    1005050)10050(50 jjj

    jjZT

    += 7525 jZ B W5,025455

    4

    22

    =

    ==

    jR

    PB

    TMAX

    V

    A 13502,050

    55 o==

    +=

    jZZ BT

    TB

    VI

    B

    +

    50 j100

    j50

    A

    100o V25 + j 75

    A 01,0

    752550)7525)(50(10050

    010 oo =

    ++

    +++

    =

    jjjjj

    sI

    W1)02,0(25)1,0(50 2550

    22

    22

    =+=

    += BssP II

    Contoh

    66

  • 8/3/2013

    12

    Dengan Cara Sisipan Transformator

    BB ZNNZ

    2

    2

    1

    =

    impedansi yang terlihat di sisi primer

    += sincos BBB ZjZZ

    TTTB ZXRZ =+=22

    B

    T

    ZZ

    NN

    =

    2

    1

    ZB+

    ZT

    VT

    N1 N2

    ( ) ( )222

    sincoscos

    +++

    =

    BTBT

    BTB

    ZXZR

    ZP

    V

    0=B

    B

    ZddP

    Alih Daya Maksimum

    67

    +

    50 j100

    j50

    A

    B100o V

    25 + j 60

    1028,16025

    752522

    22

    2

    1=

    +

    +===

    B

    T

    ZZ

    NN

    a

    ( ) ( )( ) ( ) W49,060216,17525216,125

    25216,150 22

    2222

    22

    =

    +++

    =

    +++=

    BTBT

    BTB

    XaXRaR

    RaP

    V

    Seandainya diusahakan = )6025( jZ B

    ( ) ( ) W06,060216,17525216,12525216,150

    22=

    ++

    =BP

    Tidak ada peningkatan alih daya ke beban.

    V 55 jT =V = 7525 jZT

    Dari contoh sebelumnya:

    Contoh

    68

    Fasor adalah pernyataan sinyal sinus yang fungsi waktu ke dalambesaran kompleks, melalui relasi Euler.

    Dengan menyatakan sinyal sinus tidak lagi sebagai fungsi waktu, makapernyataan elemen elemen rangkaian harus disesuaikan.

    Dengan sinyal sinus sebagai fungsi t elemen-elemen rangkaian adalahR, L, C.Dengan sinyal sinus sebagai fasor elemen-elemen rangkaian menjadiimpedansi elemen R, jL, 1/jC. Impedansi bukanlah besaran fisis melainkan suatu konsep dalamanalisis. Besaran fisisnya tetaplah R = l/A, dan C = A/d

    Dengan menyatakan sinyal sinus dalam fasor dan elemen-elemen dalaminpedansinya, maka hubungan arus-tegangan pada elemen menjadihubungan fasor arus - fasor tegangan pada impedansi elemen.

    Hubungan fasor arus dan fasor tegangan pada impedansi elemen merupakan hubungan linier.

    Rangkuman Mengenai Fasor

    69

    Dengan menyatakan arus dan tegangan menjadi fasor arus dan fasortegangan yang merupakan besaran kompleks maka daya juga menjadidaya kompleks yang didefinisikan sebagai S = V I*.

    Besaran-besaran kompleks dapat digambarkan di bidang kompleks sehingga kita mempunyai digram fasor untuk arus dan tegangan serta segitiga daya untuk daya.

    Hukum-hukum rangkaian, kaidah-kaidah rangkaian, serta metoda analisis yang berlaku di kawasan waktu, dapat diterapkan pada rangkaian impedansi yang tidak lain adalah transformasi rangkaian ke kawasan fasor.

    Sesuai dengan asal-muasal konsep fasor, maka analisis fasor dapat diterapkan hanya untuk sinyal sinus keadaan mantap.

    Rangkuman (lanjutan)

    70

    Penyediaan Daya

    71

    Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangan tinggi.

    Dengan transformator tegangan tinggi, penyaluran daya listrik dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya pada jaringan dapat ditekan.

    Di jaringan distribusi listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari tegangan menengah 20 kV menjadi 380 V untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada tegangan 220 V.

    Transformator daya tersebut pada umumnya merupakan transformator tiga fasa; namun kita akan melihat transformator satu fasa lebih dulu

    Transformator

    72

  • 8/3/2013

    13

    +E2

    N2N1

    If

    V1

    +E1

    +

    Transformator Dua Belitan Tak Berbeban

    o11 0= EE

    efektif nilaiadalah

    44.42 2

    11

    1 maksmaks NfNfE =pi=

    Belitan primer:

    maksNfE = 22 44.4

    Belitan sekunder:

    I2 = 0tmaks = sinJika

    Fasor E1 sefasa dengan E2 karenadiinduksikan oleh fluksi yang sama.

    o22 0= EE

    tNdtdNe maks =

    = cos111

    masi transforrasio 2

    1

    2

    1== a

    NN

    EE

    73

    +E2

    N2N1

    If

    V1

    +E1

    +

    111 EIV += RfArus magnetisasi yang membangkitkan

    Resistansi belitanprimer

    E1=E2

    I

    Ic

    If

    If R1V1

    Diagram fasor denganmengambil rasio

    transformasi a=1, sedangkan E1 sefasa E2

    Arus magnetisasi If dapat dipandang sebagai terdiri

    dari I (90o dibelakang E1) yang menimbulkan

    dan IC (sefasa dengan E1) yang mengatasi rugi-rugi inti.

    74

    E2V1 l1

    If

    E1=E2I

    Ic

    IfIfR1

    V1

    l jIfXl

    Representasi fluksi bocor di belitan primer

    1111111 XjRR fflf IIEEIEV ++=++=

    ada fluksi bocor di belitan primer

    Fluksi Bocor di Belitan Primer

    75

    V2I2I2

    IfI1

    I2R2

    jI2X2E2E1

    I1R1

    jI1X1V1

    beban resistif , a > 1

    22222

    22222

    XjRR l

    IIVEIVE

    ++=

    ++=

    11111

    11111

    XjRR l

    IIEEIEV

    ++=

    ++=

    V1 l1

    I1

    V2l2

    I2

    RB

    Transformator Berbeban

    76

    ZR2

    If BjX2R1 jX1

    I1 I2

    V1 E1V2=aV2

    21

    222221

    111111

    IIIIIVE

    IIEV

    +=

    ++=

    ++=

    fXjRa

    XjR I2 , R2 , dan X2 adalah arus, resistansi, dan reaktansi sekunder yang dilihat dari sisi primer

    R2

    IfB

    jX2R1 jX1

    I1 I2

    V1 E1V2=aV2

    jXcRcIc I

    Rangkaian Ekivalen Transformator

    77

    B

    jXe =j(X1+ X2)Re = R1+R2

    I1=I2

    V1V2

    I2I2Re

    jI2XeV2V1

    Arus magnetisasi hanya sekitar 2 sampai 5 persen dari arus beban penuh

    Jika If diabaikan terhadap I1kesalahan yang terjadi dapat

    dianggap cukup kecil

    Rangkaian Ekivalen yang Disederhanakan

    78

  • 8/3/2013

    14

    10 kW f.d. 0,8 lagging

    8 kW f.d. 0,75 lagging

    380 V rmsPenyediaan

    Daya

    Contoh

    kVA 5,710sincos

    sin 11

    11111111 j

    PjPSjPjQPS +=+=+=+=

    kVA 78sincos

    sin|| 22

    222222 j

    PjPSjPS +=

    +=+=

    kVA 5,1418785,7102112 jjjSSS +=+++=+=

    Impedansi saluran diabaikan

    lagging 78.05,1418

    18cos

    2212=

    += Faktor daya total

    tidak cukup baik

    79

    Im

    Re

    jQ beban (induktif)

    jQ kapasitor

    P beban

    kVA beban tanpakapasitor

    kVA beban dengan kapasitor

    Perbaikan faktor daya dilakukan pada beban induktif dengan menambahkan kapasitor yang diparalel dengan beban, sehingga daya reaktif yang harus diberikan oleh sumber menurun tetapi

    daya rata-rata yang diperlukan beban tetap dipenuhi

    Daya yang harus diberikan oleh sumber kepada beban turun dari |S| menjadi |S1|.

    kapasitorparalel dengan beban

    Perbaikan Faktor Daya

    80

    S12 jQ12

    P12

    -jQ12CS12C

    10 kW f.d. 0,8 lagging

    8 kW f.d. 0,75 lagging

    380 V rms 50 Hz C

    kVA 5,141812 jS += lagging 78.0cos 12 =

    Contoh

    kVA 9,518)95.0tan(arccos181812 jjS C +=+=laggingC 95.0cos 12 =

    kVAR 58,8 5,149,512 jjjjQ C ==

    F 190380100

    8580 2 pi

    =

    =C

    ( )CX

    Q CC

    CC ==

    22

    VV

    diinginkan

    kVA 5,710)8,0tan(arccos10101 jjS +=+=kVA 78)75,0tan(arccos882 jjS +=+=

    2C

    CQCV

    =

    81

    Diagram Satu Garis

    82

    beban 110 kWcos = 1

    beban 28 kWcos = 1

    0,2 + j2 0,2 + j2 Vs

    | V | = 380 V rms

    kVA 0101 jS +=

    A 021 A 0210380

    08000 o2

    o

    o

    *2 ==

    +

    = II j

    kVA 9,009,0 )22,0()22,0( 222

    jjjSsal

    +=

    +=+= 22 II

    kVA 9,009,8222 jSSS saltot +=+=

    V 4,66,387

    V 9,422,385021

    9008090

    o

    o*2

    21

    =

    +=+

    == jjStotI

    V

    A 4,68,254,66,387010000 o

    o*1

    11 =

    +

    ==

    jSV

    I

    A 5,373,46 88,264,46 0214,68,25

    o

    oo21

    =+=

    +=+=

    js III

    kVA 37,444,0 73,46)22,0()22,0( 221

    jjjS ssal

    +=

    +=+= I

    kVA 27,553,18 9,009,81037,444,0

    2211

    jjj

    SSSSS salsals

    +=

    ++++=

    +++=

    V 4,19412 3,546,73

    9,15192653,546,73527018530 o

    o

    o

    o*=

    =

    +

    ==

    jSs

    ss

    IV

    kVA 082 jS +=

    Contoh

    83

    Sistem Tiga Fasa Seimbang

    84

  • 8/3/2013

    15

    u

    s

    vs(t)1/jCR

    jLVs

    u

    s

    vs(t)

    vs(t)vs(t)

    Sebuah kumparan dipengaruhi oleh medan magnet yang berputar dengan kecepatan perputaran konstan

    B

    A

    C

    NVANVBN

    VCN

    Tegangan imbas yang muncul di kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik, sebesar Vs

    Tiga kumparan dengan posisi yang berbeda120o satu sama lain berada dalam medanmagnet yang berputar dengan kecepatanperputaran konstan

    Tegangan imbas di masing-masing kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik. Dengan hubungan tertentu dari tiga kumparan tersebut diperoleh sumber tegangan tiga fasa

    Sumber Satu Fasa dan Tiga Fasa

    85

    B

    A

    C

    NVANVBN

    VCN

    +

    +

    +

    Dalam pekerjaan analisis rangkaian kita memerlukanreferensi sinyal. Oleh karena itu tegangan bolak balik kita

    gambarkan dengan tetap menyertakan referensi sinyal

    Untuk sumber tiga fasa, referensi sinyal teganganadalah sebagai berikut

    A, B, C : titik fasa

    N : titik netral

    VAN , VBN ,VCNbesar tegangan fasa ke netraldituliskan pula sebagai Vfn atau Vf

    besar tegangan antarfasa adalah

    VAB , VBC ,VCAdituliskan pula sebagaiVff

    Simbol sumber tiga fasa:

    Referensi Sinyal

    86

    Sumber terhubung YVAN = |VAN| 0o VBN = |VAN| -120oVCN = |VAN| -240oKeadaan Seimbang|VAN| = |VBN| = |VCN|

    B

    A

    C

    NVANVBN

    VCN

    +

    +

    + VAN

    VBN

    VCNIm

    Re

    Diagram fasortegangan

    120o

    120o

    Diagram Fasor Sumber Tiga Fasa

    87

    C

    B

    AN

    VANVBN

    VCN

    +

    +

    + VAB

    VBC VCA

    IA

    IB

    ICTegangan

    fasa-netral

    Tegangan fasa-fasa

    Arus saluran

    Sumber Tiga Fasa Terhubung Y

    Saluran ke beban

    Sumber Tiga Fasa dan Saluran ke Beban

    88

    Hubungan Fasor-Fasor Tegangan

    BNANNBANAB VVVVV =+=

    o

    o

    o

    2103

    903

    303

    =

    =

    =

    fnCA

    fnBC

    fnAB

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    Tegangan fasa-fasa:

    fasa-fasa tegangan nilai : 3

    netral-fasa tegangan nilai:

    fnffCABCAB

    fnCNBNAN

    VVVVV

    VVVV

    ====

    ===

    CNBNNCBNBC VVVVV =+=

    ANCNNACNCA VVVVV =+=

    Dalam keadaan seimbang:

    VAN

    VBN

    VCN VAB

    VBC

    VCA

    Re

    Im

    30o30o

    30oTegangan Fasa-netral 120o

    VBN

    89

    Arus di penghantar netraldalam keadaan seimbang bernilai nol

    B

    A

    C

    N

    VANVBN

    VCN

    +

    +

    +N

    A

    B

    C

    Beban terhubung

    Y

    Bebanterhubung

    Sumberterhubung

    Y

    A

    B

    C

    Arus saluran

    IA

    IC

    IB

    Arus fasa

    Arus fasa

    Arus Saluran dan Arus Fasa

    90

  • 8/3/2013

    16

    Beban Tiga Fasa

    91

    NA

    B

    C

    ZIA

    IC

    IB

    IN Z

    Z

    ==

    == fANANAN

    A ZZZI

    VVVIo0

    Beban Terhubung Y

    3

    3

    ***

    3

    =

    =

    ++=

    fff

    AAN

    CCNBBNAANfS

    IV

    IV

    IVIVIV

    0=++ CBA IIIKeadaan seimbang

    )120()120(120 ooo

    ==

    == f

    BNBNBNB ZZZ

    IVVVI

    )240()240(240 ooo

    ==

    == f

    CNCNCNC ZZZ

    IVVVI

    IA

    VBN

    VCN

    VANRe

    Im

    IB

    IC

    referensi

    92

    V 2203

    3803

    ===

    fffn

    VV

    V 240220V 120220

    referensi) sebagai ( V 0220

    o

    o

    o

    ==

    =

    CN

    BN

    AN

    VVV

    A 44A 8,27644

    A 8,15644)1208,36(44

    A 8,63448,3650220

    430220

    o

    ooo

    o

    o

    oo

    =

    =

    ==

    =

    =

    +

    ==

    II

    I

    VI

    C

    B

    ANA jZ

    kVA 8,3629

    8,364402203 3o

    oo*

    3

    =

    == AANfS IV

    kW 2,238.36cos29 o3 ==fP

    kVAR 4,178.36sin29 o3 ==fQ

    Z = 4 + j 3 Vff = 380 V (rms)VAN referensi

    NA

    B

    C

    ZIA

    IC

    IB

    IN Z

    Z

    VBN

    VCN

    VAN

    Re

    Im

    IA

    IB

    IC

    Contoh

    93

    ZAB

    ABVI =

    CAABA III =

    Beban Terhubung

    ZV

    ZV

    ZffffAB

    AB =

    ==

    o0VI

    )270(3 )270(3)150(3 )150(3

    )30(3 )30(3

    oo

    oo

    oo

    ==

    ==

    ==

    fCAC

    fBCB

    fABA

    II

    II

    II

    I

    I

    I

    === 3 03 3 o*3 AfffffABABf IVIVS IV

    sinsin3

    coscos3

    33

    33

    ==

    ==

    fAfff

    fAfff

    SIVQSIVP

    IB

    IA

    IC

    B

    C

    A

    IBCICA

    IABZ

    Z

    Z

    VBC

    VCA

    VABRe

    Im

    IAB

    IBC

    ICA

    ICA IA

    ZZCA

    CABC

    BCVIVI == ;

    oo 240 ;120 == ABCAABBC IIII

    BCCACABBCB IIIIII == ;

    94

    A

    B

    C

    IA

    IB

    IC

    IAB

    IBC

    ICA

    Z = 4 + j 3 Vff = 380 V (rms)VAN referensi

    oooo 240220 ;120220 ;022003

    380==== CNBNAN VVV

    oo 30380)30(3 =+= ANANAB V V

    A 8,6768,365

    3038034

    30380 oo

    oo

    =

    =

    +

    == jZ

    ABAB

    VI

    A 8,366.1318,36376)308,6(3 oooo === ABA II

    kVA 523,69 8.3664.86

    8.676303803 3o

    oo*

    3

    jS ABABf

    +==

    +== IV

    kVAR 52)76(333kW 3,69)76(433

    223

    223

    ===

    ===

    ABf

    ABf

    XQRP

    I

    I

    IAB

    VBN

    VCN

    VANIBC

    ICA

    Re

    Im VAB

    oo 210380 ; 90380 == CABC VV

    A 8,246762408,676A 8,126761208,676

    ooo

    ooo

    ==

    ==

    CA

    BC

    I

    I

    A 8.2766,131)2408,36(6.131A 8,1566,131)1208,36(6.131

    ooo

    ooo

    ====

    C

    B

    II

    Contoh

    95

    Pada dasarnya analisis daya pada sistem tiga fasa tidak berbeda dengan sistem satu fasa

    Analisis Daya Pada Sistem 3 Fasa

    96

  • 8/3/2013

    17

    Y 50 kVA f.d. 0,9 laggingVLL = 480 VIs = ? RB = ? XB = ?

    A 603480

    500003

    3====

    ff

    ffs

    S

    VII

    03,216,4)60(1000)3,715(

    22 jjSZf

    fasaper+=

    +==

    I

    ;kW 459,050cos3 === fSP

    kVA 8,2145 3 jS f +=

    33 3 fffffnfS IVIV ==

    3 *3 ffnfS IV= ifvfn = IV3 )(3 ivffn = IV

    kVAR 8,21436,050sin3 === fSQ

    kVA 3,7153

    3

    jSS ffasaper +==

    . 03,2 ; 16,4 == XR

    Contoh

    97

    == coskW 100 BB SP

    A 1538,04800

    100

    3cos

    =

    =

    =

    B

    BBB

    I

    IVP

    kVA 5,1335,115)202(3 2 jjS sal +=+=

    kVA 5,1345,8835,101

    kVA 5,8835,101 22

    =+=

    +=+=

    Sumber

    salBSumber

    S

    jSSS

    rms V 518031510005,134

    3

    33

    =

    ==

    ==

    B

    SS

    BSSSSumber

    S

    S

    IV

    IVIV

    kVA 75100 jSB +=

    beban

    VS VB

    Z = 2 + j20

    IS IB100 kW4800 V rmscos = 0,8 lag

    |Ssumber| = ?Vsumber= ?

    kVAR 756,0125sin === BB SQkVA 1258,0100

    ==BS

    Contoh

    98

    Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

    (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)

    Sudaryatno Sudirham

    99