Handouts Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor1
-
Upload
kingkin-permadi -
Category
Documents
-
view
35 -
download
1
description
Transcript of Handouts Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor1
-
8/3/2013
1
AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis RangkaianRangkaianRangkaianRangkaian ListrikListrikListrikListrik
di di di di KawasanKawasanKawasanKawasan FasorFasorFasorFasor(Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)
Sudaryatno Sudirham
1
Isi
1. Fasor2. Pernyataan Sinyal Sinus3. Impedansi4. Kaidah Rangkaian5. Teorema Rangkaian6. Metoda Analisis7. Sistem Satu Fasa8. Analisis Daya9. Penyediaan Daya10. Sistem Tiga-fasa Seimbang
2
Fasor
3
Mengapa Fasor?
)cos( = tAySudut fasa
Frekuensi sudutAmplitudo
Analisis rangkaian listrik di kawasan waktu melibatkanoperasi diferensial dan integral, karena hubungan arus-
tegangan elemen-elemen adalah
dtdiLv LL = dt
dvCi CC = = dtiCv CC
1
Di kawasan waktu bentuk gelombang sinus dinyatakan sebagai
4
Energi listrik, dengan daya ribuan kilo watt, disalurkanmenggunakan bentuk gelombang sinus.
Pekerjaan analisis rangkaian, dimana peubah rangkaiannyaberbentuk gelombang sinus, akan sangat dipermudah jika
operasi-operasi diferensial dapat dihindarkan.
Siaran radio juga dipancarkan dengan menggunakan bentukgelombang sinus.
Bentuk gelombang sinus sangat luas digunakan
5
Dalam matematika ada sebuah fungsi yang turunannya berbentuk sama dengan fungsi itu
sendiri, yaitu
Jika sinyal sinus dapat dinyatakan dalam bentukfungsi eksponensial, maka operasi diferensial
dan integral akan terhindarkan
Fungsi Eksponensial
xx
edxde
=x
x
Aedx
dAe=
6
-
8/3/2013
2
Hal itu dimungkinkan karenaada hubungan antara fungsi sinus dan fungsi eksponensial yaitu
xjxe jx sincos +=
Ini adalah fungsi eksponensial kompleks
Berikut ini kita akanmelihat ulang bilangan
kompleks
Bagian nyata pernyataankompleks ini yang digunakanuntuk menyatakan sinyal sinus
Identitas Euler
7
Pengertian Tentang Bilangan Kompleks
012 =+s
Tinjau Persamaan:
js == 1Akar persamaan adalah:
Bilangan tidak nyata (imajiner)
00.5
11.5
22.5
33.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10x
x
Tak ada nilai untuk negatifx x
8
Bilangan Kompleks
jbas += dengan a dan b adalahbilangan nyatabagian nyata dari sRe(s) = a
bagian imajiner dari sIm(s) = b
Re(sumbu nyata)
Im(sumbu imajiner)
a
s = a + jbjb
Bilangan kompleks didefinisikan sebagai
9
|S|cos = Re (S)|S| sin = Im (S)
= tan1(b/a)
22 baS +=
bagian nyata dari Sbagian imaginer dari S
Bilangan kompleks
S = |S|cos + j|S|sin
a Re
Im
S = a + jbjb
(sumbu nyata)
(sumbu imajiner)
Re
Im
S = a + jb
jb
a
Representasi Grafis Bilangan Kompleks
10
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5Re
Im
4
32
1
-1
-2
-3
3 + j4 = 5cos + j5sin
5
Contoh
11
Penjumlahanjbas +=1
)()(21 qbjpass +=Perkalian
))(())(( 21 jqpjbass ++=
Pembagian
jqpjba
s
s
+
+=
2
1
jqps +=2jbas +=1jqps +=2
)()(21 qbjpass +++=+
)()( bpaqjbqap ++=
22)()(
qpaqbpjbqap
+
++=jqp
jqp
+ --
Operasi-Operasi Aljabar Bilangan Kompleks
Pengurangan
12
-
8/3/2013
3
43dan 32 21 jsjs +=+=
251
2518
43)98()126(
4343
4332
22
2
1
jjjj
jj
s
s
+=+
+++=
+
+=
75)43()32(21 jjjss +=+++=+11)43()32(21 jjjss =++=
176)98()126( )43)(32())(( 21
jjjjss
+=++=
++=
diketahui:
maka:
Contoh
13
)sin(cos)( +== + jeeee jjFungsi eksponensial bilangan kompleks didefinisikan sebagai
dengan e adalah fungsi eksponensial riil
jbaS +=
)sin(cos22 ++= jbaS
+= jebaS 22
Dengan identitas Euler ini bilangankomleks yang dituliskan sebagai:
+= sincos je jdan Ini identitas Euler
Penulisan bilangan kompleks di atas adalah penulisan dalam bentuk sudut siku yang juga dapat dituliskan dalam bentuk polar yaitu:
dapat dituliskan sebagai:
Bentuk Sudut Siku dan Bentuk Polar
14
|S| = 10 sudut fasa: = 0,5 radS = 10 e j0,5Bentuk Polar
8,48,8)48,088,0( 10 )5,0sin5,0(cos 10
jjjS
+=+=
+=Bentuk Sudut Siku
rad 93,034
tan 1 == S = 3 + j4 543 || 22 =+=SBentuk Sudut SikuS = 5e j 0,93Bentuk Polar
543 || 22 =+=S rad 93,034
tan 1 ============ SS = 3 j4Bentuk Sudut SikuS = 5e j 0,93Bentuk Polar
Contoh
15
* atau ||* 2 SS|S|SSS ==
( ) ( )( )** 2121 SSSS * =*
**
1
1
2
1
S
SSS
=
( ) ** 2121 SSSS * +=+
Suatu bilangan kompleks dan konjugatnya mempunyai hubungan-hubungan berikut:
S = a + jb
S* = a jb
Re
Im
Re
Im
Bilangan kompleks S mempunyai konjugat S* Konjugat dari S = a + jb adalah S* = a - jb
S* = p + jq
S = p jq
Kompleks Konjugat
16
Dalam Bentuk FasorPernyataan Sinyal Sinus
17
hanya amplitudo A dan sudut fasa yang diperhatikankarena diketahui sama untuk seluruh sistem
Sinyal Sinus di kawasan waktu : )cos( += tAvMengingat relasi Euler, fungsi ini bisa dipandang sebagai
bagian riil dari suatu bilangan kompleksA e j(t+) = A {cos(t + ) + j sin(t + )} = V
v = Re(V) = Re ( A e j t e j )sehingga dapat ditulis dalam bentuk:
Jika seluruh sistem (rangkaian) mempunyai bernilai sama maka ejt bernilai tetap sehingga tak perlu selalu dituliskan
V = A e j dapat ditulis dalam bentuk eksponensial kompleks : dan sinyal sinus )cos( += tAv
Re dan e jtidak ditulis lagi
Inilah yang disebut Fasor
Fasor
18
-
8/3/2013
4
=
=
A
Ae j
V
V
dituliskan
sincos +== jAAAV
+=+= a
bbajba 122 tanV
Karena hanya amplitudo dan sudut fasa saja yang diperhatikan maka
V
|A|
Im
Rea
jb
Penulisan dan Penggambaran Fasor
19
Penulisan sinyal sinus dalam bentuk fasor
07,707,7)45sin(10)45cos(10atau 4510
oo1
o1
jj =+==
V
V )45500cos(10)( o1 = ttv
)30500cos(15)( o2 += ttv5,799,12)30sin(15)30cos(15
atau 3015oo
2
o2
jj +=+==
V
V
menjadi:
menjadi:Pada frekuensi = 500
1000cos4)( 1 tti =4)0sin(4)0cos(4
atau 04oo
1
o1
==
=
jII
)901000cos(3)( o2 = tti3)90sin(3)90cos(3
atau 903oo
2
o2
jj =+==
I
I
menjadi:
menjadi:Pada frekuensi = 1000
Contoh
20
A
Im
ReA
A*
a
jb
a
jb
Jika = AA
= A*A
( )( )
180 180
o
o
=+=
A
AA
maka negatif dari A adalah
dan konjugat dari A adalah
jba = A
jba =*Ajba +=AJika
Fasor Negatif dan Fasor Konjugat
21
Perkalian )( 21 += ABBA
)( 212
1 =
=
BA
BA
BA
Pembagian
( ) ( )( ) ( )2121
2121
sinsincoscossinsincoscos
+=+++=+
BAjBABAjBA
BABA
Penjumlahan dan Pengurangan
2= BB1= AAJika diketahui :
maka :
Operasi-Operasi Fasor
22
(((( )))) (((( )))) 343004213 jjj ====++++++++====++++==== IIIo122
3 9,216 5 43
tan)3()4( ====
++++==== I
ooo*
111 4540 )04()4510( ============ IVSooo*
222 12045)903()3015( ============ IVS
o
o
o
2
22 1205903
3015 =
==
IVZ
o
o
o
1
11 455.204
4510=
==
IVZ
o1 4510 =V
o2 3015=V
o1 04=I
o2 903 =I
Diketahui:
maka :
Re
I3
-4
-3
Im216,9o
5
Contoh
23
Impedansi
24
-
8/3/2013
5
25
Impedansi suatu elemen rangkaian di kawasanfasor adalah perbandingan antara
fasor tegangan dan fasor arus elemen tersebut
Impedansi di Kawasan Fasor
x
xxZ I
V=
impedansi
fasor tegangan
fasor arus
Catatan: Ada pengertian impedansi di kawasan s yang akan kita pelajari kemudian
+
=
=
+=
jtjRm
tjRm
RmR
eei
ei
titi
)cos()()(
+ vR
iR
=
=
jtjRm
RR
eeRi
tRitv
)()(
= RR II
RR RIV =
R
RRIV
=
Kawasan fasor
Kawasan waktu
Impedansiresistansi resistor di kawasan waktubernilai sama denganimpedansinya di kawasan fasor
R
R
ivR =
Resistor
26
iL+vL
+
=
=
+=
jtjLm
tjLm
LmL
eei
ei
titi
)cos()()(
)(
)()(=
=
jtjm
LL
eeiLjdt
tdiLtv
= LL II
LL Lj IV =
LjZL
LL == I
V
Kawasan fasor
Impedansi
Induktor
dtdiLv LL =
Kawasan waktu
hubungan diferensial hubungan linier
27
iC
+ vC
`
)(
)()( +=
=
tjCm
CC
evCjdt
dvCti
)(
)cos()(+
=
+=tj
Cm
CmC
ev
tvtvKawasan fasor
Impedansi
CC Cj VI =
= CC VV
Cj
CjZ CC
C
=
==
1
1IV
Kapasitor
dtdvCi CC =
Kawasan waktu
hubungan diferensial hubungan linier
28
Impedansi dan Admitansi
R
RRIV
=LjZL
LL == I
VC
jCjZ C
CC
=
==
1
1IV
Impedansi: Z
Admitansi: Y = 1 / Z
RYR
1= L
jLjZY LL
=
==
11 CjZ
YC
C ==1
IV Z=
Perhatikan: relasi ini adalah relasi linier. Di kawasan fasor kita terhindar dari
perhitungan diferensial.
VI Y=
29
)()( += jXRZ
( ) ( )
+
+
+=
+
+=+
11 )/1(
)/1(2
2
2// RCCRLj
RCR
CjRCjRLjZ CRL
Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan yang berbentuk kompleks, akan tetapi impedansi bukanlah fasor. Impedansi dan fasor merupakan dua pengertian dari dua konsep yang berbeda.
Fasor adalah pernyataan dari sinyal sinus
Impedansi adalah pernyataan elemen.
Impedansi Secara Umum
30
-
8/3/2013
6
Kaidah Rangkaian
31
LjRZ seriRL += ( )IV
LjRseriRL +=R
+ VR
I
+ VL
jL
CjRZ seriRC
=
IV 1
+=
CjRseriRC+ VC
Rj/C
+ VR
I
Hubungan Seri
32
IV
=
CjLjseriLC
=
CLjZ seriLC
1
j/CjL
+ VL + VC
I
nseritotal
seritotalseritotal
ZZZZZ
+++=
=
21
IV
totalseritotal
kk Z
Z VV =
Kaidah Pembagi Tegangan
33
VVI kk
k YZ==
VVII totaln
kk
n
kktotal YY ===
== 11
n
n
kktotal ZZZ
YY 111211
+++===
totaltotal
kkk Y
YY IVI ==
Itotal
I3
R
jL
j/C
I1 I2
Kaidah Pembagi Arus
34
Diagram Fasor
35
IL
VL
Re
ImArus 90o di belakang tegangan
L = 0,5 H , iL(t) = 0,4cos(1000t) A
Arus dan Tegangan pada Induktor
== 5005,01000 jjZ L
V 9020004,090500 04,0)500(
ooo
o
==
== jZ LLL IV
Arus dijadikan referensi (sudut fasa = 0)
Di kawasan waktu:
-200-150-100-50
050
100150200
0 0,002 0,004 0,006 0,008
100 iL(t)vL(t)VA
detik
Misalkan
36
-
8/3/2013
7
C = 50 pF , iC(t) = 0,5cos(106 t) mA
Arus dan Tegangan pada Kapasitor
V 9010
)0105,0()901020(
k 20)1050(10
1
o
o3o3
126
=
==
=
=
=
CCC
C
Z
jjCjZ
IV
IC
VC
Re
Im
arus 90o mendahului teganganArus dijadikan referensi (sudut fasa = 0)
detik
Di kawasan waktu:
-10
-5
0
5
10
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002
10 iC(t)VmA
vC(t)
Misalkan
37
A 405dan V 10120 oo == IV
=+=
=
==
128,20)30sin(24)30cos(24
302440510120 o
o
o
jj
Z B IV
Pada sebuah beban : v(t) =120cos(314t +10o) V i(t) = 5cos(314t + 40o) A
IV
Re
Im arus mendahului tegangan
Beban Kapasitif
38
Pada sebuah beban : v(t) =120cos(314t + 20o) V i(t) = 5cos(314t 40o) A
+=+=
=
==
8,2012 )60sin(24)60cos(24
602440520120
oo
o
o
o
jj
Z B IV
I
V
Re
Im
arus tertinggal dari tegangan
A 405 dan V 20120 oo == IV
Beban Induktif
39
=
+=
=+=
87,36125 100
75tan)75()100(
7510025 100100
o
122
jjjZ tot
A 36,87287,36125
0250 oo
o
=
==
tot
s
ZV
I
100 j100j25
Vs=2500oV
+
I
V Re
Im
100+
20F50mHvs(t) =
250 cos500t VTransformasi rangkaianke kawasan fasor
Beban RLC seri ini bersifat kapasitif|ZC| > |ZL| arus mendahului tegangan
25 ; 100 100 ;0250 o
====
jZjZZ
LC
RsV
Beban RLC Seri, kapasitif
i(t) = 2 cos(500t + 36,87o) AJika kita kembali ke kawasan waktu
40
100 j100j25
Vs=2500oV
+
VL = jXL I
VR = RI
VsRe
Im
VC = jXC II
V 26,87105025087,36125
9025
V ,1335200025087,36125
90100
V 36,87200025087,36125
100
oo
o
o
oo
o
o
oo
o
=
=
=
=
=
=
L
C
R
V
V
V
A 36,87287,36125
0250 oo
o
=
==
tot
s
ZV
I
87,3612575100 o == jZtot
Fasor tegangan rangkaianmengikuti hukum Kirchhoff
LCRs VVVV ++=
Fasor Tegangan Tiap Elemen
41
V 0250 100 25
100
o=
==
=
s
L
C
R
jZjZ
Z
V
=
+=
+=+=
87,36125 10075
tan)75()100(
75100100 25100
o
122
jjjZtot
A 36,87287,36125
0250 oo
o
=
==
tot
s
ZVI
100 j25j100
Vs=2500oV
+
IV Re
Im
Pada beban kapasitif |ZL| > |ZC|arus tertinggal dari tegangan
Beban RLC seri, induktif
42
-
8/3/2013
8
.0250 01.0
04.0 01.0
o=
==
=
s
L
C
R
jYjY
Y
V
Beban RLC Paralel
03.001.0 01.004.001.0
jjjYtot
+=
+=
100
j25j100
Vs=2500oV
+
I
o122 6.719.75.25.7
tan5.72.5
5.75.2)03.001.0(250
=+=
+=+==
jjYVI
I
V Re
Im
43
Teorema Rangkaian
44
Prinsip Proporsionalitas
XY K=
Y = fasor keluaran,
X = fasor masukan,
K = konstanta proporsionalitas yang pada umumnya merupakan bilangan kompleks
45
Prinsip Superposisi selalu berlaku di kawasan waktu dan
berlaku di kawasan fasor bila frekuensi sama
Prinsip Superpossi
46
20cos4t V +_ 8 3cos4t Aio3H
200o +_
8 j6
Io1j12 830o
j6Io2j12
Contoh
A 9,3629,3610
020
68020
6128020
o
o
o
oo
o1
=
=
+
=
+
= jjjI
A 4,1932,4039,36103,564,14
0368
12803)128/(1)6/(1)6/(1
oo
o
o
ooo2
=
=
+
+=
++
= jj
jjjI
24,07,544,11,42,16,1o21oo jjj +=++=+= IIIo
o 4,27,5 =I )4,24cos(7,5)( oo += tti
47
TNTNNNTT Z
YYZ 1 ; ; === VIIV
RT
A
B
vT+
VTZT
A
B
+
Kawasan waktu Kawasan fasor
Teorema Thvenin
48
-
8/3/2013
9
V 3,399,19 45207,5995,0
452010010
100V 9010901,0100
o
o
o
oo
=
=
=
==
jj
B
A
V
V
( ) V 6,226,156,124,1510 3.399,199010 oo
jjjBAT
=+=
== VVV
=
+= 99,09,109
10010)100(10100 jj
jZT
+j100
10100
0,190o A2045o V
`
A B
+
VT ZT
A B
Contoh Rangkaian Ekivalen Thvenin
49
Metoda Analisis
50
j9 j3
+
140 V
12A B C
D
9 3
Ix
j3I1I2
I3I4
+ vx +
14cos2tV
12A B C
D
9 3
ix
3/2H
1/6 F1/18 F
Metoda Keluaran Satu Satuan
ti
K
x
xx
2cos5,0
05,028
014281
281 oo
AA
=
===== VIVI
A )01(Misalkan jx +=I
( ) V 28912134
=
++= jjBA VV
V 3jC =V V 13
jC == VI4
( ) A 11 jx +=+= 43 III( ) ( ) V 311333 =+=+= jjjjCB 3IVV
A 31
92==
BVI A 134
321
+=+= jIII
51
A )8,732cos(3)9,364cos(2 sehinggaA )8,732cos(3dan A )9,364cos(2
ooo2o1o
o2o
o1o
++=+=
+==
ttiii
titi
Karena sumber berbeda frekuensi maka fasor Io1 dan Io2 tidak dapat langsungdijumlahkan. Kembali ke kawasan waktu, baru kemudian dijumlahkan
20cos4t V +_ 9 3cos2t Aio3H
200o+_
9 j6
Io1j12 930o
j12Io2j6
Metoda Superposisi
A 9,3629,3610
020
68020
6128020
o
o
o
oo
o1
=
=
+
=
+
= jjjI
A 8,733039,3610
9,3610
03686803)68/(1)12/(1
)12/(1
oo
o
o
ooo2
=
=
+=
++
= jj
jjjI
52
+ 18cos2t V
i
62
21H
A
B
2H
1/8 F
V 12
9 018
4622 o
jjhtT +=++== VV
A 2cos1 A 01
)12(2)47()12(
)12(9
42o
ti
jjjj
jjjZTT
=
=
++
+
+=
+=
VI
+
180o V
6
2
A
B
j4
j2j4
I
2
+ 180o V
6 2
A
B
j42
(((( )))) 1247
48812816
4624622 j
jj
jjj
jZ T ++++
++++====
++++
++++++++++++====
++++++++
++++++++====
+ VT
IA
B
j4
ZT j2
Metoda Rangkaian Ekivalen Thvenin
53
+
i1 =0.1cos100t A
v =
10sin100t V
200F 1H
50
ix?A B
A B +
I1 =0.10o A
V=1090oV
j50 j100
50
Ix
Sumber tegangan dan sumber arus berfrekuensi sama, = 100. Tetapi sumber tegangan dinyatakan dalam sinus, sumber arus dalam cosinus. Ubah kedalam bentuk standar, yaitu bentuk cosinus melalui kesamaansinx = cos(x90)
sumber tegangan tersambung seri dengan resistor 50 paralel dengan induktor j100
Simpul B hilang. Arus Iy yang sekarang mengalir melalui resistor 50, bukanlah arus Ix yang dicari; Iy kali 50 adalah tegangan simpul A, bukan tegangan simpul B tempat Ix keluar
IyA
I2j50 j100
50I1 =0.10o A
Iy
j50 j100
50I1 I2
Metoda Reduksi Rangkaian
54
-
8/3/2013
10
Metoda Tegangan Simpul
=
=
3010
120122
: Gauss eliminasi 10
10
11122
B
A
B
A
VV
VV
jjj
jjj
VVV
VVVI
=
=++
+
BA
BBA1
: B
05010050
:A jj
=
+ o
o
B
A
901001,0
11501
1001
501
VV
jj
=
+
=
++=+=
===+=
=
V 4,186,1215,0
101015,0
151010
6,26 0,268 V; 6,264,136125
)12(3012
30
oBA
ooB
jj
jjjj
jjj x
VV
IV
+
I1 =0,10o A
V=1090oV
j50 j100
50
Ix=?A B
55
+
I =0,10o A
V=1090oV
j50 50
A B
I1 I2 I3
( ) ( ) ( )( ) ( )
( )
=
+
+
0101.0
1005010001001005050001
3
2
1
jjj
jjjjIII
( ) ( ) ( )( ) ( )
( )
=
+
011.0
21201055
001
3
2
1
jjj
jjjIII
( ) ( )( )
( )( )
=
35.1
1.0
105001050
001
3
2
1
jj
jjj
III
A 2,533,0 5
105,1 A; 6,2627,0
1053
A; 01,0 o32o
30
1 =+
==
== jjj
jj IIII
Metoda Arus Mesh
56
Analisis Daya
57
viptIitVv mm ==+= ; cos ; )cos(
( )
( ) tIVtIVt
IVt
IVIVtttIVttIVvip
mmmm
mmmmmm
mmmm
+
=
+=
=+==
2sinsin2
2cos1cos2
2sinsin2
2coscos2
cos2
cossinsincoscos cos)cos(
Nilai rata-rata= VrmsIrmscos
Nilai rata-rata= 0
-1
1
0 15t
pb
Komponen ini memberikan alih energi netto; disebut daya nyata: P
Komponen ini tidak memberikan alih energi netto; disebut daya reaktif: Q
Tinjauan Daya di Kawasan Waktu
58
Tegangan, arus, di kawasan fasor:
irmsirmsvrms IIV === IIV ; ; besaran kompleks
Daya Kompleks :
)(* ivrmsrms IVS == IV
====
+=
sinsin
cos cos
rmsrms
rmsrms
IVSQIVSP
jQPS
Re
Im
P
jQ
Segitiga daya
*IV=S
*I
IV
Tinjauan Daya di Kawasan Fasor
59
Faktor Daya dan Segitiga Daya
SP
== cos f.d.
S =VI*
jQ
PRe
Im
V
I (lagging)
I*
Re
Im
jQ
PRe
Im
S =VI*
VI (leading)
I*Re
Im
Faktor daya lagging
Faktor daya leading
60
-
8/3/2013
11
IVIV
BB ZZ == atau
( )22
2
2*
*
rmsBrmsB
rmsBB
BB
IjXIRIjXR
ZZ
S
+=
+=
==
=
III
VI22
rmsBrmsB IjXIRjQPS
+=
+=
2
2 dan
rmsB
rmsB
IXQIRP
=
=
Daya Kompleks dan Impedansi Beban
61
seksisumber
seksibeban
A
B
I
A(rms) 10575,8 dan V(rms) 75480 ooAB +=+= IV
VAR 2100dan W 3640 == QP
866,0)30cos( dayafaktor ==
VA 2100364030sin420030cos4200 30420010575,875480
oo
ooo*
jjS
==
=+== VI
=== 5,47)75,8(
364022
rms
BI
PR
=== 4,27)75,8(
210022
rms
BIQX
Contoh
62
Dalam rangkaian linier dengan arus bolak-balik keadaan mantap, jumlah daya
kompleks yang diberikan oleh sumber bebas, sama dengan jumlah daya kompleks yang
diserap oleh elemen-elemen dalam rangkaian
Alih Daya
63
50
+
I1 =0,10o A
V=1090oV
j50 j100I3
BA
C
I2 I4 I5
[ ] [ ] oAC
oAC
010212atau
001,050
150
11001
501
=+
=+
++
jj
jjj
VV
VV
[ ]V 612
1230
010)9090(10212
C
oooC
jj
j
+=+
=
=++
V
V
[ ]VA 4,02,1
01,010612)( o*1j
jjS ACi=
+== IVV
A 24,018,0 01.024,008,0
A 24,008,0 50
)612(901050
o123
o
2
123
jj
jj
jj
CA
+=
+==
+=
+=
=
=
III
VVI
III
VA 8,14,2 )24,018,0(9010 o*3
jjSv
+=
== VI
VA 4,16,3 8,14,24,02,1
jjj
SSS vitot
+=
+=
+=
V 90109010 ooA === VV
Berapa daya yang diberikan oleh masing-masing sumber dan berapa diserap R = 50 ?
Contoh
64
Dengan Cara Penyesuaian Impedansi
+
VT
ZT = RT + jXTZB = RB + jXB
A
B22
22
)()( BTBTBT
BBXXRR
RRP
+++==
VI
(maksimum) 4
Jika 2
B
TBBT R
PRRV
==
dan :adalah maksimum dayaalih adinyauntuk terjsyarat Jadi
TBBT XXRR ==
22 )()( BTBTT
XXRR +++=
VI
2
2
)( BTBT
BRR
RP
+=
VBT -XX =Jika
Alih Daya Maksimum
65
V 551011
10105010050
50 o jjj
jjj
T =+
=+
=V
=++
+= 7525
1005050)10050(50 jjj
jjZT
+= 7525 jZ B W5,025455
4
22
=
==
jR
PB
TMAX
V
A 13502,050
55 o==
+=
jZZ BT
TB
VI
B
+
50 j100
j50
A
100o V25 + j 75
A 01,0
752550)7525)(50(10050
010 oo =
++
+++
=
jjjjj
sI
W1)02,0(25)1,0(50 2550
22
22
=+=
+= BssP II
Contoh
66
-
8/3/2013
12
Dengan Cara Sisipan Transformator
BB ZNNZ
2
2
1
=
impedansi yang terlihat di sisi primer
+= sincos BBB ZjZZ
TTTB ZXRZ =+=22
B
T
ZZ
NN
=
2
1
ZB+
ZT
VT
N1 N2
( ) ( )222
sincoscos
+++
=
BTBT
BTB
ZXZR
ZP
V
0=B
B
ZddP
Alih Daya Maksimum
67
+
50 j100
j50
A
B100o V
25 + j 60
1028,16025
752522
22
2
1=
+
+===
B
T
ZZ
NN
a
( ) ( )( ) ( ) W49,060216,17525216,125
25216,150 22
2222
22
=
+++
=
+++=
BTBT
BTB
XaXRaR
RaP
V
Seandainya diusahakan = )6025( jZ B
( ) ( ) W06,060216,17525216,12525216,150
22=
++
=BP
Tidak ada peningkatan alih daya ke beban.
V 55 jT =V = 7525 jZT
Dari contoh sebelumnya:
Contoh
68
Fasor adalah pernyataan sinyal sinus yang fungsi waktu ke dalambesaran kompleks, melalui relasi Euler.
Dengan menyatakan sinyal sinus tidak lagi sebagai fungsi waktu, makapernyataan elemen elemen rangkaian harus disesuaikan.
Dengan sinyal sinus sebagai fungsi t elemen-elemen rangkaian adalahR, L, C.Dengan sinyal sinus sebagai fasor elemen-elemen rangkaian menjadiimpedansi elemen R, jL, 1/jC. Impedansi bukanlah besaran fisis melainkan suatu konsep dalamanalisis. Besaran fisisnya tetaplah R = l/A, dan C = A/d
Dengan menyatakan sinyal sinus dalam fasor dan elemen-elemen dalaminpedansinya, maka hubungan arus-tegangan pada elemen menjadihubungan fasor arus - fasor tegangan pada impedansi elemen.
Hubungan fasor arus dan fasor tegangan pada impedansi elemen merupakan hubungan linier.
Rangkuman Mengenai Fasor
69
Dengan menyatakan arus dan tegangan menjadi fasor arus dan fasortegangan yang merupakan besaran kompleks maka daya juga menjadidaya kompleks yang didefinisikan sebagai S = V I*.
Besaran-besaran kompleks dapat digambarkan di bidang kompleks sehingga kita mempunyai digram fasor untuk arus dan tegangan serta segitiga daya untuk daya.
Hukum-hukum rangkaian, kaidah-kaidah rangkaian, serta metoda analisis yang berlaku di kawasan waktu, dapat diterapkan pada rangkaian impedansi yang tidak lain adalah transformasi rangkaian ke kawasan fasor.
Sesuai dengan asal-muasal konsep fasor, maka analisis fasor dapat diterapkan hanya untuk sinyal sinus keadaan mantap.
Rangkuman (lanjutan)
70
Penyediaan Daya
71
Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangan tinggi.
Dengan transformator tegangan tinggi, penyaluran daya listrik dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya pada jaringan dapat ditekan.
Di jaringan distribusi listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari tegangan menengah 20 kV menjadi 380 V untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada tegangan 220 V.
Transformator daya tersebut pada umumnya merupakan transformator tiga fasa; namun kita akan melihat transformator satu fasa lebih dulu
Transformator
72
-
8/3/2013
13
+E2
N2N1
If
V1
+E1
+
Transformator Dua Belitan Tak Berbeban
o11 0= EE
efektif nilaiadalah
44.42 2
11
1 maksmaks NfNfE =pi=
Belitan primer:
maksNfE = 22 44.4
Belitan sekunder:
I2 = 0tmaks = sinJika
Fasor E1 sefasa dengan E2 karenadiinduksikan oleh fluksi yang sama.
o22 0= EE
tNdtdNe maks =
= cos111
masi transforrasio 2
1
2
1== a
NN
EE
73
+E2
N2N1
If
V1
+E1
+
111 EIV += RfArus magnetisasi yang membangkitkan
Resistansi belitanprimer
E1=E2
I
Ic
If
If R1V1
Diagram fasor denganmengambil rasio
transformasi a=1, sedangkan E1 sefasa E2
Arus magnetisasi If dapat dipandang sebagai terdiri
dari I (90o dibelakang E1) yang menimbulkan
dan IC (sefasa dengan E1) yang mengatasi rugi-rugi inti.
74
E2V1 l1
If
E1=E2I
Ic
IfIfR1
V1
l jIfXl
Representasi fluksi bocor di belitan primer
1111111 XjRR fflf IIEEIEV ++=++=
ada fluksi bocor di belitan primer
Fluksi Bocor di Belitan Primer
75
V2I2I2
IfI1
I2R2
jI2X2E2E1
I1R1
jI1X1V1
beban resistif , a > 1
22222
22222
XjRR l
IIVEIVE
++=
++=
11111
11111
XjRR l
IIEEIEV
++=
++=
V1 l1
I1
V2l2
I2
RB
Transformator Berbeban
76
ZR2
If BjX2R1 jX1
I1 I2
V1 E1V2=aV2
21
222221
111111
IIIIIVE
IIEV
+=
++=
++=
fXjRa
XjR I2 , R2 , dan X2 adalah arus, resistansi, dan reaktansi sekunder yang dilihat dari sisi primer
R2
IfB
jX2R1 jX1
I1 I2
V1 E1V2=aV2
jXcRcIc I
Rangkaian Ekivalen Transformator
77
B
jXe =j(X1+ X2)Re = R1+R2
I1=I2
V1V2
I2I2Re
jI2XeV2V1
Arus magnetisasi hanya sekitar 2 sampai 5 persen dari arus beban penuh
Jika If diabaikan terhadap I1kesalahan yang terjadi dapat
dianggap cukup kecil
Rangkaian Ekivalen yang Disederhanakan
78
-
8/3/2013
14
10 kW f.d. 0,8 lagging
8 kW f.d. 0,75 lagging
380 V rmsPenyediaan
Daya
Contoh
kVA 5,710sincos
sin 11
11111111 j
PjPSjPjQPS +=+=+=+=
kVA 78sincos
sin|| 22
222222 j
PjPSjPS +=
+=+=
kVA 5,1418785,7102112 jjjSSS +=+++=+=
Impedansi saluran diabaikan
lagging 78.05,1418
18cos
2212=
+= Faktor daya total
tidak cukup baik
79
Im
Re
jQ beban (induktif)
jQ kapasitor
P beban
kVA beban tanpakapasitor
kVA beban dengan kapasitor
Perbaikan faktor daya dilakukan pada beban induktif dengan menambahkan kapasitor yang diparalel dengan beban, sehingga daya reaktif yang harus diberikan oleh sumber menurun tetapi
daya rata-rata yang diperlukan beban tetap dipenuhi
Daya yang harus diberikan oleh sumber kepada beban turun dari |S| menjadi |S1|.
kapasitorparalel dengan beban
Perbaikan Faktor Daya
80
S12 jQ12
P12
-jQ12CS12C
10 kW f.d. 0,8 lagging
8 kW f.d. 0,75 lagging
380 V rms 50 Hz C
kVA 5,141812 jS += lagging 78.0cos 12 =
Contoh
kVA 9,518)95.0tan(arccos181812 jjS C +=+=laggingC 95.0cos 12 =
kVAR 58,8 5,149,512 jjjjQ C ==
F 190380100
8580 2 pi
=
=C
( )CX
Q CC
CC ==
22
VV
diinginkan
kVA 5,710)8,0tan(arccos10101 jjS +=+=kVA 78)75,0tan(arccos882 jjS +=+=
2C
CQCV
=
81
Diagram Satu Garis
82
beban 110 kWcos = 1
beban 28 kWcos = 1
0,2 + j2 0,2 + j2 Vs
| V | = 380 V rms
kVA 0101 jS +=
A 021 A 0210380
08000 o2
o
o
*2 ==
+
= II j
kVA 9,009,0 )22,0()22,0( 222
jjjSsal
+=
+=+= 22 II
kVA 9,009,8222 jSSS saltot +=+=
V 4,66,387
V 9,422,385021
9008090
o
o*2
21
=
+=+
== jjStotI
V
A 4,68,254,66,387010000 o
o*1
11 =
+
==
jSV
I
A 5,373,46 88,264,46 0214,68,25
o
oo21
=+=
+=+=
js III
kVA 37,444,0 73,46)22,0()22,0( 221
jjjS ssal
+=
+=+= I
kVA 27,553,18 9,009,81037,444,0
2211
jjj
SSSSS salsals
+=
++++=
+++=
V 4,19412 3,546,73
9,15192653,546,73527018530 o
o
o
o*=
=
+
==
jSs
ss
IV
kVA 082 jS +=
Contoh
83
Sistem Tiga Fasa Seimbang
84
-
8/3/2013
15
u
s
vs(t)1/jCR
jLVs
u
s
vs(t)
vs(t)vs(t)
Sebuah kumparan dipengaruhi oleh medan magnet yang berputar dengan kecepatan perputaran konstan
B
A
C
NVANVBN
VCN
Tegangan imbas yang muncul di kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik, sebesar Vs
Tiga kumparan dengan posisi yang berbeda120o satu sama lain berada dalam medanmagnet yang berputar dengan kecepatanperputaran konstan
Tegangan imbas di masing-masing kumparan memberikan sumber tegangan bolak-balik. Dengan hubungan tertentu dari tiga kumparan tersebut diperoleh sumber tegangan tiga fasa
Sumber Satu Fasa dan Tiga Fasa
85
B
A
C
NVANVBN
VCN
+
+
+
Dalam pekerjaan analisis rangkaian kita memerlukanreferensi sinyal. Oleh karena itu tegangan bolak balik kita
gambarkan dengan tetap menyertakan referensi sinyal
Untuk sumber tiga fasa, referensi sinyal teganganadalah sebagai berikut
A, B, C : titik fasa
N : titik netral
VAN , VBN ,VCNbesar tegangan fasa ke netraldituliskan pula sebagai Vfn atau Vf
besar tegangan antarfasa adalah
VAB , VBC ,VCAdituliskan pula sebagaiVff
Simbol sumber tiga fasa:
Referensi Sinyal
86
Sumber terhubung YVAN = |VAN| 0o VBN = |VAN| -120oVCN = |VAN| -240oKeadaan Seimbang|VAN| = |VBN| = |VCN|
B
A
C
NVANVBN
VCN
+
+
+ VAN
VBN
VCNIm
Re
Diagram fasortegangan
120o
120o
Diagram Fasor Sumber Tiga Fasa
87
C
B
AN
VANVBN
VCN
+
+
+ VAB
VBC VCA
IA
IB
ICTegangan
fasa-netral
Tegangan fasa-fasa
Arus saluran
Sumber Tiga Fasa Terhubung Y
Saluran ke beban
Sumber Tiga Fasa dan Saluran ke Beban
88
Hubungan Fasor-Fasor Tegangan
BNANNBANAB VVVVV =+=
o
o
o
2103
903
303
=
=
=
fnCA
fnBC
fnAB
V
V
V
V
V
V
Tegangan fasa-fasa:
fasa-fasa tegangan nilai : 3
netral-fasa tegangan nilai:
fnffCABCAB
fnCNBNAN
VVVVV
VVVV
====
===
CNBNNCBNBC VVVVV =+=
ANCNNACNCA VVVVV =+=
Dalam keadaan seimbang:
VAN
VBN
VCN VAB
VBC
VCA
Re
Im
30o30o
30oTegangan Fasa-netral 120o
VBN
89
Arus di penghantar netraldalam keadaan seimbang bernilai nol
B
A
C
N
VANVBN
VCN
+
+
+N
A
B
C
Beban terhubung
Y
Bebanterhubung
Sumberterhubung
Y
A
B
C
Arus saluran
IA
IC
IB
Arus fasa
Arus fasa
Arus Saluran dan Arus Fasa
90
-
8/3/2013
16
Beban Tiga Fasa
91
NA
B
C
ZIA
IC
IB
IN Z
Z
==
== fANANAN
A ZZZI
VVVIo0
Beban Terhubung Y
3
3
***
3
=
=
++=
fff
AAN
CCNBBNAANfS
IV
IV
IVIVIV
0=++ CBA IIIKeadaan seimbang
)120()120(120 ooo
==
== f
BNBNBNB ZZZ
IVVVI
)240()240(240 ooo
==
== f
CNCNCNC ZZZ
IVVVI
IA
VBN
VCN
VANRe
Im
IB
IC
referensi
92
V 2203
3803
===
fffn
VV
V 240220V 120220
referensi) sebagai ( V 0220
o
o
o
==
=
CN
BN
AN
VVV
A 44A 8,27644
A 8,15644)1208,36(44
A 8,63448,3650220
430220
o
ooo
o
o
oo
=
=
==
=
=
+
==
II
I
VI
C
B
ANA jZ
kVA 8,3629
8,364402203 3o
oo*
3
=
== AANfS IV
kW 2,238.36cos29 o3 ==fP
kVAR 4,178.36sin29 o3 ==fQ
Z = 4 + j 3 Vff = 380 V (rms)VAN referensi
NA
B
C
ZIA
IC
IB
IN Z
Z
VBN
VCN
VAN
Re
Im
IA
IB
IC
Contoh
93
ZAB
ABVI =
CAABA III =
Beban Terhubung
ZV
ZV
ZffffAB
AB =
==
o0VI
)270(3 )270(3)150(3 )150(3
)30(3 )30(3
oo
oo
oo
==
==
==
fCAC
fBCB
fABA
II
II
II
I
I
I
=== 3 03 3 o*3 AfffffABABf IVIVS IV
sinsin3
coscos3
33
33
==
==
fAfff
fAfff
SIVQSIVP
IB
IA
IC
B
C
A
IBCICA
IABZ
Z
Z
VBC
VCA
VABRe
Im
IAB
IBC
ICA
ICA IA
ZZCA
CABC
BCVIVI == ;
oo 240 ;120 == ABCAABBC IIII
BCCACABBCB IIIIII == ;
94
A
B
C
IA
IB
IC
IAB
IBC
ICA
Z = 4 + j 3 Vff = 380 V (rms)VAN referensi
oooo 240220 ;120220 ;022003
380==== CNBNAN VVV
oo 30380)30(3 =+= ANANAB V V
A 8,6768,365
3038034
30380 oo
oo
=
=
+
== jZ
ABAB
VI
A 8,366.1318,36376)308,6(3 oooo === ABA II
kVA 523,69 8.3664.86
8.676303803 3o
oo*
3
jS ABABf
+==
+== IV
kVAR 52)76(333kW 3,69)76(433
223
223
===
===
ABf
ABf
XQRP
I
I
IAB
VBN
VCN
VANIBC
ICA
Re
Im VAB
oo 210380 ; 90380 == CABC VV
A 8,246762408,676A 8,126761208,676
ooo
ooo
==
==
CA
BC
I
I
A 8.2766,131)2408,36(6.131A 8,1566,131)1208,36(6.131
ooo
ooo
====
C
B
II
Contoh
95
Pada dasarnya analisis daya pada sistem tiga fasa tidak berbeda dengan sistem satu fasa
Analisis Daya Pada Sistem 3 Fasa
96
-
8/3/2013
17
Y 50 kVA f.d. 0,9 laggingVLL = 480 VIs = ? RB = ? XB = ?
A 603480
500003
3====
ff
ffs
S
VII
03,216,4)60(1000)3,715(
22 jjSZf
fasaper+=
+==
I
;kW 459,050cos3 === fSP
kVA 8,2145 3 jS f +=
33 3 fffffnfS IVIV ==
3 *3 ffnfS IV= ifvfn = IV3 )(3 ivffn = IV
kVAR 8,21436,050sin3 === fSQ
kVA 3,7153
3
jSS ffasaper +==
. 03,2 ; 16,4 == XR
Contoh
97
== coskW 100 BB SP
A 1538,04800
100
3cos
=
=
=
B
BBB
I
IVP
kVA 5,1335,115)202(3 2 jjS sal +=+=
kVA 5,1345,8835,101
kVA 5,8835,101 22
=+=
+=+=
Sumber
salBSumber
S
jSSS
rms V 518031510005,134
3
33
=
==
==
B
SS
BSSSSumber
S
S
IV
IVIV
kVA 75100 jSB +=
beban
VS VB
Z = 2 + j20
IS IB100 kW4800 V rmscos = 0,8 lag
|Ssumber| = ?Vsumber= ?
kVAR 756,0125sin === BB SQkVA 1258,0100
==BS
Contoh
98
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor
(Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap)
Sudaryatno Sudirham
99