Sampling (Handouts) (4)

download Sampling (Handouts) (4)

of 30

Transcript of Sampling (Handouts) (4)

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    1/30

    SAMPLING PROCEDURES

    (PROSEDUR PENGAMBILANCONTOH)

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    2/30

    Pengambilan sampel

    Merupakan kegiatan penting dalam pemastian mutu

    Hanya sebagian kecil saja dari satu lot/bets yang

    diambil

    Keabsahan kesimpulan secara keseluruhan tidak dapatdidasarkan pada pengujian yang dilakukan terhadap

    sampel yang tidak mewakili satu bets

    Cara pengambilan sampel yang benar adalah bagian

    penting dari Sistem Pemastian Mutu

    Personil yang melakukan pengambilan sampel harus

    memperoleh pelatihan awal dan pelatihan berkelanjutan

    secara teratur tentang tata cara pengambilan sampel

    yang benar

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    3/30

    PROSES DI INDUSTRI FARMASI

    PREPARATIONWARE

    HOUSEPPIC Q PRODUCTIONQC

    Raw material,

    packaging material,

    apparatus,

    intrument etc.

    PACKAGINGWARE

    HOUSEDISTRIBUTION

    OUTLET

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    4/30

    TAHAP SAMPLING DILAKUKAN

    PREPARATIONWARE

    HOUSEPPIC Q PRODUCTIONQC

    PACKAGINGWARE

    HOUSEDISTRIBUTION

    OUTLET

    QC

    QC

    QC

    QC

    QCQC QCQC

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    5/30

    Bahan Awal (1)

    Identitas suatu bets bahan awal : hanya dapatdipastikan apabila sampel diambil dari tiap wadahdan dilakukan uji identitas terhadap setiap sampel.

    Pengambilan sampel dapat dilakukan dari sebagianwadah bila telah dibuat prosedur tervalidasi untukmemastikan bahwa tidak satupun wadah bahanawal yang salah label indentitasnya.

    Mutu suatu bets bahan awal dapat dinilai denganmengambil dan menguji sampel yang representatif.

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    6/30

    Bahan Awal (2)

    Validasi tersebut mencakup minimal aspek-aspek

    berikut:

    a) Sifat dan status pabrik pembuat dan pemasok

    serta pemahaman mereka tentang ketentuanCPOB pada industri farmasi;

    b) Sistem Pemastian Mutu pabrik pembuat bahan

    awal;

    c) Kondisi pembuatan pada saat bahan awal

    tersebut diproduksi dan diperiksa;

    d) Sifat bahan awal dan produk jadi yang akan

    menggunakan bahan awal tersebut.

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    7/30

    Prosedur (Protap)

    Pengambilan Contoh (1)

    Mencakup :

    a. Prosedur pengambilan contoh

    b. Perlengkapan yang digunakan untuk pengambilan contoh

    c. Departemen yang berwenang untuk pengambilan contoh(yaitu QC).

    d. Lokasi pengambilan contoh

    e. Waktu pengambilan contohf . Wadah yang digunakan

    g. Standar rumus pengambilan contoh yang berlaku

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    8/30

    Prosedur (Protap)

    Pengambilan Contoh (2)

    h. Metoda dan pola pengambilan contoh.

    i. Jumlah contoh yang diambil

    j. Jenis wadah contoh yang digunakan untuk yang aseptis

    atau normal.

    k. Identitas wadah yang diambil contohnya

    l. Peringatan-peringatan untuk pengambilan contoh

    bahan steril atau bahan berbahaya.m. Kondisi penyimpanan

    n. Instruksi tentang cara pembersihan dan penyimpananalat pengambil contoh

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    9/30

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    10/30

    Pengambilan Contoh Bahan Awal (1)

    (Petunjuk Operasional penerapan CPOB 2009)

    Ada beberapa pola :

    Pola n :

    - Jika bahan yang akan diambil contohnya diperkirakan

    homogen dan diperoleh dari pemasok yang disetujui,

    - Sampel dapat diambil dari bagian manapun dari wadah(umumnya bagian atas).

    n : Jumlah wadah yang diambil contohnya

    N : Jumlah wadah yang diterima

    N 4 : contoh diambil dari setiap wadah

    n = 1 + N

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    11/30

    Pengambilan Contoh Bahan Awal (2)

    Pola p :

    - Jika bahan homogen,diterima dari pemasok yang

    disetujui, tujuan utama adalah untuk pengujian

    identitas.

    N : jumlah wadah yang diterima

    p : jumlah wadah yang diambil contohnya

    berdasarkan pembulatan ke atas

    p = 0,4 N

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    12/30

    Pengambilan Contoh Bahan Awal (3)

    Pola r :

    - Jika bahan diperkirakan tidak homogen dan/atau diterimadari pemasok yang belum dikualifikasi.

    - Dapat digunakan untuk Produk Herbal yang digunakansebagai Bahan Awal

    N = jumlah wadah yang diterima

    r = jumlah contoh yang diambil (pembulatan ke atas)

    r = 1,5 N

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    13/30

    Angka n, p atau r untuk N unit yang

    diambil sampel

    Angka untuk

    n, p atau r

    N = Jumlah wadah yang diterima

    Pola n Pola p Pola r

    2 1

    3 1

    25 1

    23 4 6 26 56 3 4

    4 7 13 57 100 5 7

    5 14 20 101 156 8 11

    6 21 30 157 225 12 16

    7 31 42 17 22

    8 43 56 23 28

    9 57 72 29 36

    10 73 90 37 44

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    14/30

    Contoh: Bila diterima 25 wadah bahan awal

    maka untuk

    Pola n : ambil sampel dari 6 wadah, lakukan uji

    identifikasi dari tiap wadah sampel,

    bila identitas sesuai campur menjadi 1

    sampel dan lakukan uji selanjutnya

    Pola p : ambil sampel dari semua wadah, lakukan uji

    identifikasi, bila identitas sesuai campur

    menjadi 2 sampel dan lakukan uji selanjutnya

    Pola r : ambil sampel dari semua wadah, lakukan uji

    identifikasi, bila identitas sesuai, ambil secara

    acak 8 sampel dan lakukan uji selanjutnya

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    15/30

    Bahan Pengemas

    Pola pengambilan sampel bahan pengemas setidaknyamemperhatikan hal berikut :

    - Jumlah yang diterima,

    - Mutu yang dipersyaratkan,- Sifat bahan,

    - Metode produksi dan pengetahuan tentangpelaksanaan Sistem Pemastian Mutu di pabrikpembuat bahan pengemas berdasarkan audit.

    Jumlah sampel yang diambil ditentukan secara statistikdan disebutkan dalam pola pengambilan sampel.

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    16/30

    Prosedur Sampling

    Menurut Mil-Std-105D, dipakai sebagai contohpada Protap Rencana Pengambilan Contoh(Buku Petunjuk Operasional CPOB 2001)

    Menurut American National Standard tentangSampling Procedures and Tables for Inspectionby Attributes (American Society for Quality,2003)

    ISO 2859,ANSI/ASQCZ ( Buku PetunjukOperasional CPOB 2009) halaman 288-292

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    17/30

    Definitions and Terminology

    Inspection : is the process of measuring, examining, testing, orotherwise comparing the unit of product with the requirements. Inspection by attributes : is inspection whereby either the unit

    or product classified simply as conforming or nonconforming, or thenumber of nonconformities in the unit product is counted with respect toa given requirement or set of requirements

    Defect : a departure of a quality characteristic from its intended levelor state that occurs with a severity sufficient to cause an associatedproduct or service not to satisfy intended normal, or foreseeable, usagerequirements.

    Nonconformity :a departure of quality characteristic from its

    intended level or state that occurs with severity sufficient to cause anassociated product or service not to meet a specification requirement(American National Standard, Sampling Procedures and Tables for Inspection by Attributes,

    American Society for Quality,2003)

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    18/30

    Perencanaan Pengambilan Contoh

    Perencanaan Pengambilan Contoh : -

    Menetapkan banyaknya contoh atau kumpulan contoh produkdari tiap lot/bets yang akan diinspeksi atau diperiksa.- Kriteria penentuan diluluskan atau ditolaknya lot/betsberdasarkan batas numerik pelulusan atau penolakan.

    Tingkat Inspeksi : menentukan hubungan antara jumlah unit

    sampel dengan besarnya lot/bets. Tingkat inspeksi : - Tingkat Inspeksi I,

    - Tingkat Inspeksi II,

    - Tingkat Inspeksi III

    Kecuali dinyatakan lain :Biasa digunakan Tingkat Inspeksi II (normal)

    Tingkat Inspeksi I : longgar

    Tingkat Inspeksi III : ketat

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    19/30

    Pengambilan Contoh (1)

    Pola Pengambilan Contoh : menetapkan jumlah unitcontoh (yakni banyaknya contoh atau kumpulancontoh) produk dari tiap lot/bets yang akan diinspeksiatau diperiksa,dan kriteria penentuan diluluskan atauditolaknya lot/bets tersebut berdasarkan batasnumerik pelulusan atau penolakan

    Kode Pengambilan contoh : Jumlah unit contoh yangdiambil ditetapkan dengan pemberian kode huruf.

    Kode huruf thd besar lot/bets ( Sample Size CodeLetter) dilihat pada tabel 1 (hal 289)

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    20/30

    Pengambilan Contoh (2)

    Tingkat Inspeksi : Menentukan hubungan antara jumlah unitcontoh dengan ukuran lot/bets.

    Tingkat Inspeksi yang diberlakukan terhadap tiap kebutuhan

    ditetapkan oleh Bagian pengawasan Mutu :

    a. Tingkat Inspeksi Ib. Tingkat Inspeksi II (normal inspection)

    c. Tingkat Inspeksi III

    Yang biasa digunakan : tingkat inspeksi II

    Inspeksi Prosentase yang cacat : Untuk menentukan dapat

    diterimanya suatu lot/bets berdasarkan inspeksi prosentase yg

    cacat: gunakan rencana pengambilan contoh yg berlaku untuk

    Pengambilan Contoh tunggal (single sampling).

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    21/30

    Rencana Pengambilan Contoh

    Jumlah unit yang diperiksa sesuai dengan jumlah yang ditetapkandalam perencanaan pengambilan contoh.

    Ekspresi dari ketidaksesuaian (non conformance): dinyatakan dalam(%) defectives atau defect per 100 unit

    number of defectives Percent defectives = ---------------------------------- x 100%

    number of unit inspected

    number of defect Defect per hundred units = ----------------------------------- x 100%

    number of units inspected

    Defectives : unit produk yang mengandung satu atau lebih defect.

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    22/30

    Rencana Pengambilan Contoh

    Jumlah Unit Diterimaper Lot atau Bets

    Tingkat inspeksiI II III

    2 s/d 8 A A B

    9 s/d 15 A B C

    16 s/d 25 B C D

    26 s/d 50 C D E

    51 s/d 90 C E F

    91 s/d 150 D F G

    151 s/d 280 E G H

    281 s/d 500 F H J

    501 s/d 1200 G J K

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    23/30

    Rencana Pengambilan Contoh

    Jumlah Unit Diterimaper Lot atau Bets

    Tingkat inspeksi

    I II III

    1201 s/d 3200 H K L

    3201 s/d 10000 J L M

    10001 s/d 35000 K M N

    35001 s/d 150000 L N P

    150001 s/d 500000 M P Q

    500001 N Q R

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    24/30

    KlasifikasiCacat/defect

    Critical Defect : cacat yang menurut pertimbangan dan

    pengalaman menimbulkan keadaan yang berbahaya

    atau menimbulkan ketidakamanan pada penggunaan.

    Major Defect : cacat yang mungkin menghasilkan

    kegagalan atau mengurangi kemanfaatan unit produk

    yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

    Minor Defect : cacat yang tidak mengurangikemanfaatan dari unit produk atau merupakan cacat

    yang dapat mengurangi sedikit penggunaan unit produk

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    25/30

    Persentase Cacat Bahan Pengemas

    Dibuat berdasarkan kesepakatan antara pembeli denganpemasok.

    Usahakan pemasok dapat memenuhi persyaratan yang

    diminta oleh pembeli Misal:

    Critical Defect : 0,65%

    Major Defect : 1,5 %

    Minor Defect : 4,0%

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    26/30

    Switching Procedures

    Normal Inspection (Tingkat Inspeksi II): Pada permulaan inspeksi

    biasa dilakukan Normal Inspection.

    Pertukaran Prosedur Normal Inspection Reduced inspection;

    Pertukaran Prosedur Normal Inspection Tightened Inspection;

    Pertukaran Prosedur Reduced Inspection Normal Inspection ;

    Pertukaran Prosedur Tightened Inspection Normal Inspection ;

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    27/30

    CONTOH KASUS(gunakan tabel 1 dan tabel 2)

    Diterima kiriman ampul sebanyak 50.000 A dikemasdalam dus @ 5.000 ampul

    Tingkat inspeksi (Inspection Level) : II

    Pengambilan Contoh : tunggal (single sampling) Kriteria cacat : kritis 0,65%; major : 1,5%; minor : 4%

    Untuk cacat kritis :

    ~ Berapa jumlah cacat ampul untuk diterima ?

    ~ Berapa jumlah cacat ampul untuk ditolak ?

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    28/30

    Terima Kasih

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    29/30

    CONTOH KASUS(gunakan tabel 1 dan tabel 2)

    Diterima kiriman ampul sebanyak 50.000 A dikemasdalam dus @ 5.000 ampul

    Tingkat inspeksi (Inspection Level) : II

    Pengambilan Contoh : tunggal (single sampling) Kriteria cacat : kritis 0,65%; major : 1,5%; minor : 4%

    Kode huruf (alfabet) pada tabel I untuk 50.000 ampulkolom tingkat inspeksi II : menunjukkan huruf N

    Dari tabel 2 huruf N menunjukkan jumlah contoh yangdiambil 500 ampul.

    Untuk cacat kritis : jumlah cacat 7 : ampul diterima

    jumlah cacat 8 : ampul ditolak

  • 7/22/2019 Sampling (Handouts) (4)

    30/30