Handout Kajian Korupsi HMIF
-
Upload
syafira-fitri-auliya -
Category
Documents
-
view
117 -
download
0
Transcript of Handout Kajian Korupsi HMIF
![Page 1: Handout Kajian Korupsi HMIF](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fcf54979599169983efa/html5/thumbnails/1.jpg)
5/10/2018 Handout Kajian Korupsi HMIF - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/handout-kajian-korupsi-hmif 1/7
Kajian Korupsi HMIF
14 Oktober 2011
Korupsi : penyuapan; pemalsuan (Kamus Bahasa Indonesia, 1991) / penyelewengan atau penggelapan uang
negara atau perusahaan sebagai tempat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang lain (Kamus
Hukum, 2002)
Kondisi yang mendukung munculnya korupsi
Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang
sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal. Proyek
yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan
"teman lama". Lemahnya ketertiban hukum. Lemahnya profesi hukum. Kurangnya kebebasan berpendapat atau
kebebasan media massa. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
Kejadian – kejadian Korupsi di Indonesia
Masih segar dalam ingatan kita kejadian – kejadian korupsi yang terkuak belakangan ini.
- Kasus Gayus Halomoan Tambunan (mantan pegawai Dirjen Pajak) terlibat dalam korupsi/suap
pajak. Ia merugikan negara sebesar Rp 24 miliar. Putusan pengadilan 7 tahun penjara. Sempat
kabur ke Singapura, tetapi berhasil dibujuk oleh Satgas Anti Mafia dan kembali ke tanah air.
- Kasus korupsi proyek pembangunan wisma atlet di Jakabaring, Palembang dengan nama yang
terlibat adalah M Nazarudin (mantan Bendahara Umum Partai Demokrat) Kasus aliran dana BI
dengan orang-orang yang terlibat : Aulia Pohan, Maman H. somantri, Bun Bunan Hutapea, Aslim
Tadjuddin. Keempatnya adalah mantan deputi BI dan telah divonis 2 tahun, dan semuanya
dibebaskan bersyarat pada Agustus 2011.
- Kasus penyuapan Arthalyta Suryani (pengusaha) kepada jaksa Urip Tri Gunawan, telah divonis 4,5
tahun penjara dan bebas bersyarat pada Januari 2011. Kasus Kriminalisasi Pimpinan KPK Bibit-
Chandra dengan yang terlibat Susno Duadji, meraup untung sekitar 10 M. Kasus CitiBank dengan
Malinda Dee, merugikan sebesar 17 M Kasus Bank Century dengan terpidana Robert Tantular
divonis 4 tahun penjara dan dengan Rp50 miliar.
- Pada Oktober 2011, Mochtar Mohammad sebagai Wali Kota Bekasi (nonaktif) didakwa melakukan
korupsi senilai 5,5 Milyar rupiah (Rp669 juta dalam kasus Dana Makan Minum Pemkot Bekasi
dengan modus kegiatan audiensi fiktif dengan tokoh masyarakat, Suap anggota DPRD Kota Bekasi
sebesar Rp4 miliar sebagai upaya percepatan pengesahan APBDTA 2010, Kasus suap terhadap
panitia Adipura Tahun 2010 sebesar Rp500 juta, dan kasus suap BPK)
Bahkan berdasar versi PERC 2010, Indonesia adalah negara terkorup di Asia Tenggara.
![Page 2: Handout Kajian Korupsi HMIF](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fcf54979599169983efa/html5/thumbnails/2.jpg)
5/10/2018 Handout Kajian Korupsi HMIF - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/handout-kajian-korupsi-hmif 2/7
Penyelewengan Penanganan Korupsi di Indonesia
Indonesia menempati peringkat terbawah di Asia Pacific dalam penerapan praktik GCG (Good Corporate
Governance atau tata kelola korporasi yang baik), berdasarkan data yang dilaporkan CLSA (Credit Lyonnais Securities)
pada tahun 2003. Hasil senada juga dilaporkan berdasarkan penelitian Mckinsey & Company mengenai peringkat
pelaksanaan GCG yang melibatkan para investor di Asia, Eropa, dan Amerika terhadap lima Negara di Asia menyatakan
bahwa Indonesia menempati peringkat terendah dalam pelaksanaan GCG (McKinsey Investor Opinion Survey,1999-
2000). Data lainnya yang masih seirama, bersumber dari Transparency International Ranking tahun 2010, Indonesia
berada pada peringkat 110 indeks persepsi korupsi, dari 200 negara di seluruh dunia. Dan ternyata di Asia Pasifik
sendiri, Indonesia adalah negara paling korup dari 16 negara yang menjadi tujuan investasi para pelaku bisnis. Hasil
senada juga dikeluarkan oleh Survey Political and Economic Risk Consultancy yang menyatakan Indonesia merupakan
negara yang paling tinggi tingkat KKN-nya di Asia.
Dengan kata lain selama ini para pelaku korupsi dan suap menyuap memberi andil besar pada rusaknya
martabat bangsa di mata dunia internasional. Tata kelola perusahaan (bahasa Inggris: corporate governance) adalah
rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta
pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para
pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata
kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk
karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
Contoh kasus penyelewengan :
1. Penyimpangan Kasus Gayus
Jaksa Cirus Sinaga mengaku ada penyimpangan penanganan berkas penyidikan kasus mafia pajak
Gayus Halomoan P. Tambunan yang saat itu menjadi tersangka. Pengakuan ini disampaikan Cirus saat
dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan kasus mafia pajak dengan terdakwa Gayus Tambunan di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Rabu (24/11).
Ketika kasus itu masuk, Kejaksaan Agung melimpahkannya menjadi dua. Rinciannya, kasus pencucian
uang diserahkan kepada Pidana Umum. Sedangkan untuk kasus korupsi dilimpahkan ke Pidana
Khusus.Penanganan ini menyimpang. Kasus mafia pajak Gayus itu seharusnya ditangani oleh Pidana Khusus
Kejaksaan Agung.
2. Kasus Nazarudin
Ini terkait penanganan kasus yang menyeret mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin
yang tak kunjung selesai. Terlebih saat ini kasusnya telah menyeret pimpinan KPK.
Sehingga, tidak ada yang bisa diharapkan penegakan hukum ditangani tuntas bila sudah terjadi deal-
deal politik antara yang bersengketa dengan pihak penegak hukum.
![Page 3: Handout Kajian Korupsi HMIF](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fcf54979599169983efa/html5/thumbnails/3.jpg)
5/10/2018 Handout Kajian Korupsi HMIF - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/handout-kajian-korupsi-hmif 3/7
3. Penanganan Kasus PLN
Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan kecewa dan menyesalkan kinerja Kejaksaan Agung dan
Kepolisian RI dalam penanganan kasus dugaan korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Borang.
Meski sudah ada kesepakatan antara Jaksa Agung dan Kepala Polri untuk mempercepat penanganan perkara
korupsi, tetap saja kasus korupsi tak kunjung selesai di kedua instansi itu.
Ada dua hal yang seharusnya membuat penanganan kasus-kasus korupsi tidak perlu bolak-balik terlalu
lama, yaitu sudah ada lembaga Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tastipikor), yang di dalamnya sudah
terdapat unsur Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI.
4. Penanganan Kasus di Sulawesi
Sejumlah penggiat LSM anti-korupsi menyampaikan uneg-uneg mereka seputar penanganan kasus
korupsi di daerah. Sebagaian besar bernada sumbang.
Sementara itu, Adnan Buyung Aziz, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, mengemukakan
beragam “permainan kotor” sejumlah oknum aparat penegak hukum yang membuat penanganan kasus tidak
jelas. Mulai dari bolak-baliknya berkas antara Kepolisian dan Kejaksaan, jual-beli penangguhan penahanan
tersangka, sampai aksi gratifikasi.
Seperti halnya Handoyo, Gayus berharap KPK daerah nantinya tidak terjebak dengan kultur birokrasi
daerah yang selama ini terjadi. Forum seperti Muspida pada dasarnya penting dalam rangka mempererat
hubungan antar lembaga terkait. Namun, dalam konteks pemberantasan korupsi, Gayus berpendapat seharusnya
pihak eksekutif tidak dilibatkan, cukup hanya instansi penegak hukum.
Selain itu, Gayus menegaskan perlunya kajian yang cermat untuk mewujudkan gagasan ini, karena
akan terkait dengan ketersediaan SDM dan anggaran.
Celah UU Penanganan Anti-Korupsi Indonesia
Kenapa korupsi masih merajarela di Indonesia? Salah satunya karena Undang-Undang yang berlaku di
sini masih memungkinkan terjadinya korupsi. Seperti UU Tipikor yang masih mempunyai celah : Pasal 1 angka 4
terkait penuntutan, Dalam Pasal 1 huruf 4 hanya disebutkan, penuntut umum adalah penuntut umum
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Ini dianggap rancu, karena tidak disebutkan dengan
jelas peraturan perundang-undangan yang mana. UU KPK atau UU Kejaksaan? Seharusnya dalam UU tersebut
disebutkan saja secara gamblang bahwa penuntut umum berdasarkan UU KPK Pasal 3 mengenai kedudukan
pengadilan tipikor yang ada di tiap kabupaten/kota, Pasal 28 mengenai penyadapan, serta Pasal 12 hingga pasal
16 tentang hakim ad hoc yang sama sekali tidak menyebutkan berapa komposisi hakim ad hoc dibandingkan
dengan hakim karier. Hakim karier adalah hakim pada pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan Mahkamah
![Page 4: Handout Kajian Korupsi HMIF](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fcf54979599169983efa/html5/thumbnails/4.jpg)
5/10/2018 Handout Kajian Korupsi HMIF - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/handout-kajian-korupsi-hmif 4/7
Agung yang ditetapkan sebagai hakim tipikor. Sedangkan hakim ad hoc adalah seseorang yang diangkat
berdasarkan UU sebagai hakim tipikor.
Berdasar data Indonesia Budget Centre (IBC), terdapat 63 anggota DPR sejak periode 1999-2014 terlibat
berbagai aksi korupsi. Dan menurut Koalisi Anti Mafia Anggaran, faktor-faktor yang mendukung antara lain :
1. Bertambahnya kekuasaan DPR dalam penganggaran.
Banggar memiliki wewenang menentukan besaran plafon anggaran, baik penerimaan maupun pengeluaran.
Bahkan hingga menentukan pula perusahaan-perusahaan yang melaksanakan sejumlah proyek. Banggar bisa
lebih detail mengetahui perencanaan anggaran. Kondisi tersebut rentan terhadap penyimpangan anggaran yang
sebelumnya berpusat di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Kementerian Keuangan.
2. Adanya penyusunan anggaran yang tidak transparan dan koruptif.
Dalam proses penyusunan anggaran, mulai dari perencanaan sampai pada penetapan, seringkali tidak
transparan dan beberapa rapat cenderung tertutup. Semisal saat rapat panitia kerja (panja). Situasi ini rawat,
karena Banggar dengan Menteri Keuangan, BAPPENAS, dan Gubernur Bangk Indonesia, penyampaian Rencana
Kerja Pemerintah (RKP), Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal dalam Rencana APBN;
hingga pembentukan Panja. Biasanya mulai terlihat adanya upaya pembagian-pembagian kue anggaran.
3. Memunculkan pos alokasi di Luar UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Dalam UU Nomor.
17 Tahun 2003 sebenarnya hanya dikenal Dana Perimbangan. Namun beberapa waktu lalu, muncul alokasi
anggaran di luar ketentuan resmi yaitu Dana Penyesuaian dan Percepatan Pembangunan, yang dimunculkan oleh
Banggar. Hal ini berawal dari celah antara pendapatan dan belanja negara. Sehingga selisihnya sering
dimanfaatkan oleh aktor mafia anggaran untuk dialokasikan dengan alas an untuk daerah. Padahal dalam
ketentuan undang-undang belum ada.
4. Tidak ada masyarakat saat penentuan anggaran.
Walaupun APBN sudah berbentuk undang-undang, namun berbeda dengan undang-undangn seperti biasanya.
Jika setiap undang-undang sebelum pengesahan harus melalui proses Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU)
dengan masyarakat, namun ironisnya saat pembahasan RUU APBN tidak dilakukan pertemuan dengan
masyarakat. Ini berdampak pada pembahasan yang cenderung elitis. Selain itu, proses pembahasan yang kental
dengan nuansa politik dan tertutup menjadikan proses penganggaran menjadi tidak transparan.
5. Ketiumpangan Antara Rencana Alokasi Dengan Kebutuhan Daerah Atau Konstituen Prinsip alokasi anggaran
berdasarkan kebutuhan tidak diindahkan.
![Page 5: Handout Kajian Korupsi HMIF](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fcf54979599169983efa/html5/thumbnails/5.jpg)
5/10/2018 Handout Kajian Korupsi HMIF - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/handout-kajian-korupsi-hmif 5/7
Sehingga proses diduga menjadi elitis dan tidak berdasarkan kebutuhan konstituen. Badan Anggaran (Banggar)
kurang memperbarui data riil di lapangan sehingga alokasinya cenderung kepada kepentingan politik semata.
Dokumen sebagai perencanaan sering kali tidak relevan dengan kondisi sebenarnya. Selain itu, tidak ada proses
uji efisiensi dalam alokasi anggaran. Akibatnya tidak ada proses check and balance untuk mengukur keakuratan
alokasi anggaran agar sesuai dengan kebutuhan daerah.
6. Adanya hukum “Memancing Uang Dengan Uang” Dengan praktik -praktik yang tidak transparan, dalam
menentukan besaran anggaran untuk daerah, ada proses jual beli alokasi.
Kasus Korupsi Lain yg Terjadi di Indonesia
1. Sjamsul Nursalim, terlibat dalam kasus korupsi BLBI Bank BDNI. Perkiraan kerugian negara mencapai Rp
6,9 triliun dan 96,7 juta dolar Amerika. Kasus Sjamsul masih dalam proses penyidikan. Namun kasusnya
dihentikan (SP3) oleh Kejaksaan.
2. Bambang Sutrisno, terlibat dalam korupsi BLBI Bank Surya. Perkiraan kerugian negara mencapai Rp 1,5
triliun. Proses hukum berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Bambang lari ke Singapura dan Hongkong.
Pengadilan memvonis Bambang in absentia.
3. Andrian Kiki Ariawan, terlibat dalam korupsi BLBI Bank Surya. Perkiraan kerugian negara mencapai Rp 1,5
triliun. Proses hukum berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Andrian kabur ke Singapura dan Australia.
Pengadilan kemudian memutuskan melakukan vonis in absentia.
4. Eko Adi Putranto, terlibat dalam korupsi BLBI Bank BHS. Kasus korupsi Eko ini diduga merugikan negara
mencapai Rp 2,659 triliun. Ia melarikan diri ke Singapura dan Australia. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
menjatuhkan vonis in abenstia 20 tahun penjara.
5. Sherny Konjongiang, terlibat dalam korupsi BLBI Bank BHS bersama Eko Adi Putranto dan diduga
merugikan negara sebesar Rp 2,659 triliun. Ia melarikan diri ke Singapura dan Amerika Serikat. Pengadilan
menjatuhkan vonis 20 tahun penjara, in absentia.
6. David Nusa Wijaya, terlibat dalam korupsi BLBI Bank Servitia. Ia diduga merugikan negara sebesar Rp 1,29
triliun. Sedang dalam proses kasasi. David melarikan diri ke Singapura dan Amerika Serikat. Namun, ia
tertangkap oleh Tim Pemburu Koruptor di Amerika.
7. Samadikun Hartono, terlibat dalam korupsi BLBI Bank Modern. Dalam kasus ini ia diperkirakan merugikan
negara sebesar Rp169 miliar. Kasus Samadikun dalam proses kasasi. Ia melarikan diri ke Singapura.
8. Agus Anwar, terlibat dalam korupsi BLBI Bank Pelita. Dalam kasus ini ia diperkirakan merugikan negara
sebesar Rp 1,9 triliun Kasusnya saat itu masih dalam proses penyidikan. Saat ini melarikan diri ke Singapura, ia
diberitakan mengganti kewarganegaraan Singapura. Proses selanjutnya tidak jelas.
![Page 6: Handout Kajian Korupsi HMIF](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fcf54979599169983efa/html5/thumbnails/6.jpg)
5/10/2018 Handout Kajian Korupsi HMIF - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/handout-kajian-korupsi-hmif 6/7
9. Sujiono Timan , kasus korupsi BPUI. Sujiono diduga merugikan negara 126 juta dolar Amerika. Proses
hukum kasasi. Ia melarikan diri ke Singapura.
10. Maria Pauline , kasus pembobolan BNI. Diperkirakan kerugian negara mencapai Rp 1,7 triliun. Proses
hukumnya masih dalam penyidikan dan ditangani Mabes Polri. Maria kabur ke Singapura dan Belanda.
11. GN (mantan direktur dan komisaris PT MBG) . Ia menyewa aset BPPN dengan kerugian negara Rp 60
miliar. Kasus masih dalam penyidikan dan dalam penanganan Mabes Polri. Ia melarikan diri ke Singapura.
12. IH (mantan direktur dan komisaris PT MBG) . IH menyewa aset BPPN dengan kerugian negara Rp 60
miliar. Kasusnya masih dalam penyidikan dan dalam penanganan Mabes Polri. Ia melarikan diri ke Singapura.
13. SH, (mantan direktur dan komisaris PT MBG) . SH menyewa aset BPPN dengan kerugian negara Rp 60
miliar. Kasusnya masih dalam penyidikan dan dalam penanganan Mabes Polri. Ia melarikan diri ke Singapura.
14. HH (mantan direktur dan komisaris PT MBG) . HH menyewa aset BPPN dengan kerugian negara Rp 60
miliar. Kasusnya masih dalam penyidikan dan dalam penanganan Mabes Polri. Ia melarikan diri ke Singapura.
15. Djoko S Tjandra , terlibat dalam kasus korupsi Cessie Bank Bali. Kasus ini merugikan negara Rp 546 miliar.
Vonis PK 2 tahun penjara. Djoko melarikan diri ke Singapura dan masuk dalam DPO.
16. Gayus Tambunan , terlibat dalam korupsi/suap pajak. Ia merugikan negara sebesar Rp 24 miliar. Putusan
pengadilan 7 tahun penjara. Sempat kabur ke Singapura, tetapi berhasil dibujuk oleh Satgas Anti Mafia dan
kembali ke tanah air.
17. Anggoro Widjojo , kasus SKRT Dephut. Merugikan negara sebesar Rp 180 miliar. Dalam proses penyidikan
ke KPK. Anggoro lari ke Singapura dan masuk dalam DPO.
18. Nunun Nurbaeti , kasus dugaan suap Cek Pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI. Kasus Nunun saat
ini dalam tahap penyidikan di KPK. Istri Adang Daradjatun ini masuk dalam DPO. Terakhir dikabarkan ia lari ke
Thailand.
19. Robert Dale Mc Cutchen , kasus Karaha Bodas. Rugikan negara senilai Rp 50 miliar. Ia masuk dalam DPO,
lari ke Amerika Serikat.
20. Marimutu Sinivasan , kasus korupsi Bank Muamalat. Kasus ini merugikan negara Rp 20 miliar. Masuk
dalam proses penyidikan Mabes Polri. Marimutu melarikan diri ke India.
21. Nader Thaher , terlibat kasus korupsi kredit Bank Mandiri oleh PT Siak Zamrud Pusako. Diduga merugikan
negara senilai Rp 35 miliar. Nader divonis di Mahkamah Agung 14 tahun penjara. Melarikan diri ke Singapura dan
menjadi DPO.
22. Lesmana Basuki , diduga terlibat dalam kasus korupsi Sejahtera Bank Umum (SBU). Dalam kasus ini
diduga merugikan negara sebesar Rp 209 miliar dan 105 juta dollar Amerika. Lesmana divonis di Mahkamah
Agung 14 tahun penjara. Ia melarikan diri ke Singapura dan menjadi DPO. ICW menyatakan tak jelas
perkembangan terakhir kasus ini.
23. Tony Suherman , diduga terlibat dalam kasus korupsi Sejahtera Bank Umum (SBU). Dalam kasus ini
diduga merugikan negara sebesar Rp 209 miliar dan 105 juta dollar Amerika. Tony divonis 2 tahun penjara. Ia
melarikan diri ke Singapura dan menjadi DPO. ICW menyatakan tak jelas perkembangan terakhir kasus ini.
![Page 7: Handout Kajian Korupsi HMIF](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020807/5571fcf54979599169983efa/html5/thumbnails/7.jpg)
5/10/2018 Handout Kajian Korupsi HMIF - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/handout-kajian-korupsi-hmif 7/7
24. Hendra Rahardja , terlibat kasus korupsi BLBI Bank BHS. Kasus ini merugikan negara sebesar Rp 2,659
triliun. Ia divonis in absentia seumur hidup di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hendra meninggal di Australia
pada 2003, dengan demikian kasus pidananya gugur.
25. Hartawan Aluwi , terlibat kasus Bank Century. Kasus ini merugikan negara Rp 3,11 triliun. Kasus tersebut
dalam penyidikan di Mabes Polri, Namun, menurut ICW perkembangan kasus tersebut tak jelas. Ia dikabarkan
lari ke Singapura.
26. Hendro Wiyanto , terlibat kasus Bank Century. Kasus ini merugikan negara Rp 3,11 triliun. Kasus tersebut
dalam penyidikan di Mabes Polri, Namun, menurut ICW perkembangan kasus tersebut tak jelas. Ia dikabarkan
lari ke Singapura.
27. Dewi Tantular , terlibat kasus Bank Century. Kasus ini merugikan negara Rp 3,11 triliun. Kasus tersebut
dalam penyidikan di Mabes Polri, Namun, menurut ICW perkembangan kasus tersebut tak jelas. Ia dikabarkan
lari ke Singapura.
28. Anton Tantular , terlibat kasus Bank Century. Kasus ini merugikan negara Rp 3,11 triliun. Kasus tersebut
dalam penyidikan di Mabes Polri, Namun, menurut ICW perkembangan kasus tersebut tak jelas. Ia dikabarkan
lari ke Singapura.
29. Hesyam Al-Waraq , terlibat kasus Bank Century dengan kerugian negara Rp 3,11 triliun. Ia dikabarkan
kabur ke Singapura dan Inggris.
Sumber:
(sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/opini/11/07/04/lnspo8-suap-menyuap-vs-prinsip-ekonomi-syariah)