Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
Transcript of Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
1/10
MAGISTER
MANAJEMEN
RUMAHSAKIT
M O D U L8.0REGULASI
PELAYANAN
KESEHATAN
Fasilitator :
Adi Utarini, dr, MSc, MPH, PhD
MAGISTER MANAJEMEN RUMAHSAKIT
Gedung IKM Lt. 2 J ln Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281Telp. dan Fax. (0274) 581679, 551408e-mail : [email protected]
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
2/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
2
RegulasiPelayananKesehatan
Regulasiperijinandanaktivitasnya
1. PengertiandantujuanregulasiDefinisi regulasi menurut Stewart and Walshe (1992) adalah : theprocessofensuringthat
standars and legal requirements are metfor spesific service orpublic activies, in order to
ensurethatpoliciesarefulfilled.
Berdasarkan definisi tersebut, pengertian regulasi adalah suatu aktivitas publik yang akan
i kebijakan yangdilaksanakan oleh masyarakat harus memenuhi standar dan aturan sesualayanan.
dengan tujuan:
telah ditetapkan untuk suatu aktivitas pe
Menurut Brennan dan Berwick (1996) regulasi diperlukan
a yang sangat tinggi;
nformasi yang dimiliki oleh konsumen;
a) Mencegah biay
ib) Keterbatasan
c) Moral hazard;
d) Kelangkaan;
) Mencegah monopoli;
) Mengutamakan kesejahteraan/keselamatan publik.
e
f
2. PeranregulatorpemerintahPeran pemerintah menurut laporan Pembangunan Bank Dunia (1997) berjudul State in
Chaging World, peran negara mempunyai 3 tingkatan, yaitu (1) peran minimal; (2) peran
menengah; dan (3) peran sebagai pelaku kegiatan. Pada peran minimal, pemerintah
bertugas untuk menyediakan pelayanan publik murni, misalnya pertahanan, tata hukum
dan perundangan, hak cipta, manajemen ekonomi mikro dan kesehatan masyarakat. Selain
itu peran pemerintah saat ini tidak dapat dipisahkan dari konsep goodgovernance. Kovner
(1995) menyatakan bahwa peran pemerintah ada tiga, yaitu sebagai : (1) Regulator; (2)
Pemberi biaya; dan (3) Sebagai Pelaksana atau pelaku kegiatan. Dalam konteks good
governance peran pemerintah dalam sektor kesehatan terdapat berbagai lembagapemerintah yang beroperasi. Peran sebagai pelaksana dilakukan misalnya oleh rumah sakit
pemerintah pusat atau daerah. Peran sebagai pemberi biaya dapat dilakukan oleh
pemerintah pusat ataupun daerah. Peran sebagai regulator pelayanan kesehatan dapat
ilakukan oleh Departemen Kesehatan ataupun Dinas Kesehatan propinsi dan
abupaten/kota (Trisnantoro, 2004)
d
k
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
3/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
Laporan WHO (2000) berjudul HealthSystemsPerformancemembedakan peran pemerintah
sebagai pengarah (stewardship atau oversight), regulator (yang melaksanakan kegiatan
regulasi) dan yang diregulasi (pelaku pelayanan kesehatan). Peran pengarah mencakup 3
aspek utama yaitu, (1) Menetapkan, melaksanakan dan memantau aturan main dalam
sistem kesehatan; (2) Menjamin keseimbangan antar berbagai keyplayer
dalam sektor
esehatan (terutama pembayar, penyedia pelayanan dan pasien); dan (3) Menetapkan
naan stratejik h
3
k
perenca bagi keseluruhan sistem kese atan.
Fungsi stewardship ini dapat dibagi dalam 6 subfungsi, yaitu perancangan sistem
keseluruhan, penilaian kinerja, penetapan prioritas, advokasi intersektoral, regulasi dan
perlindungan konsumen. Tidak seluruh subfungsi ini dapat dilakukan oleh pemerintah,
akan tetapi pemerintah harus menjamin bahwa fungsi tersebut ada, dilakukan oleh pihak
tertentu dan berjalan. Selain itu, regulasi hanya merupakan satu dari 6 subfungsi dalam
stewardship. Tabel 3. berikut ini menjabarkan lebih lanjut perbedaan antara peran sebagai
pengarah, regulator dan yang diregulasi (pelaksana), dengan penekanan pada mutu
pelayanan.
Tabel 1. Perbedaan peran pemerintah a pengarah, regulator dan pelaksana
di bid anan
sebagai lembag
ang mutu pelay
(Utarini,2001)
Pemerintahsebagai
Pengarah
Pemerintahsebagai
Regulator
Pemerintahsebagai
Pelaksana
Peran
Menetapkan
kebijakan untuk
lembaga regula tor
dan lembaga
penyedia pelayanan
Melakukan pengawasan/
regulasi
Mengelola institusi
pelayanan publik
Tujuan
Menjamin
tercapainya
indikator mutu kese
hatan wilayah
dengan menetapkan
kebijakan regulasi
mutu
Menjamin bahwa
lembaga penyedia
pelayanan di suatu
wilayah memberikan
pelayanan yang bermutu
Efisiensi dan survival
institusi pelayanan
publik dengan
pelayanan yang
bermutu
Unit
analisisFokus pada wilayah Fokus pada berbagai
jenis fasilitas pelayanan
kesehatan modern dan
tradisional, milik
pemerintah dan swasta
di suatu wilayah
Fasilitas pelayanankesehatan pemerin
tah, terutama
Puskesmas dan
rumahsakit.
Konse Mengembangkan Melaksanakan regulasi Bersaing dengan
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
4/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
4
Pemerintahsebagai
Pengarah
Pemerintahsebagai
Regulator
Pemerintahsebagai
Pelaksana
kuensi kebijakan sistem
reg ulasi wilayah
mutu penyedia
pelayanan
swasta
Persya-ratan
- Mempunyaisistem informasi
kesehatan
pelayanan publik
dan swasta yang
terintegrasi
- Mengembangkan
standar institusi &
standar pelayanan
sesuai kebutuhan
wilayah (optimal)
- Merupakan lembagayang diakui oleh
pemerintah dan
mempunyai
kredibilitas dalam
melak sanakan
regulasi mutu
- Mempunyai surveyor
surveyor yang handal
dan objektif
Sistem manajemenorganisasi yang baik
3. akupa AktivitasRegulasiSecara umum aktifitas regulasi bertujuan untuk mencapai perbaikan mutu yang
berkelanjutan sehingga dapat memberikan pelayanan yang aman kepada masyarakat
(patient/community safety). Aktifitas regulasi mutu secara umum terdiri dari lisensi,
sertifikasi dan akreditasi. Lisensi, akreditasi dan sertifikasi adalah tiga cara utama dalam
aktifitas regulasi pelayanan kesehatan. Ketiga istilah tersebut seringkali dianggap sama
artinya dan digunakan secara bergantian sehingga membingungkan. Definisi istilah lisensi
yang komprehensif adalah menurut Rooney & Ostenberg, 1999. Lisensi adalah suatu proses
pemberian ijin oleh pemerintah kepada prktisi individual atau lembaga pelayanan
kesehatan untuk melaksanakan atau terlibat dalam suatu profesi atau pekerjaan. Regulasi
lisensi pada umumnya dikembangkan untuk menjamin bahwa organisasi atau individu
tenaga kesehatan tersebut dapat memenuhi standart menimal untuk melindungi kesehatan
dan keselamatan public. Pemberian lisensi kepada individu tenaga kesehatan umumnya
diberikan setelah adanya ujian tertentu serta dapat diperbaharui secara periodic melalui
pembayaran fee dan atau bukti mengikuti pemngambangan profesi kelanjutan atau bukti
kompetensi professional. Pemberian lisensi kepada lembaga pelayanan kesehatan diberikan
setelah kunjungan inspeksi yang menetapkan apakah telah dipenuhi standar kesehatan daneselamatan. Monitoring lisensi merupakan persyaratan yang harus selalu dipenuhi oleh
C n
k
lembaga pelayan kesehatan untuk dapat tetap memberikan pelayanan.
Akreditasi adalah suatu proses penilaian dan pengakuan yang dilakukan oleh badan yang
diakui (biasanya non pemerintah) yang menyatakan bahwa lembaga pelayanan kesehatan
tersebut telah memnuhi standart dan dipublikasikan. Standar akreditasi dianggap sebagai
standar optimal yang dapat di capai, serta dirancang untuk selalu dapar memacu
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
5/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
peningkatan mutu pelayanan di lembaga tersbeut. Keputusan akreditasi di putuskan oleh
tim setelah kunjungan periodic. Tim tersebut terdiri dari peerreviewer, biasanya setiap 23
tahun. Akreditasi seringkali perupakan proses sukarela sehingga lembaga pelayanan dapat
emilih untuk berpartisipasi atau tidak, dan bukan proses yang diwajibkan oleh undang
5
m
undang atau peraturan.
Sertifikasi adalah sebuah proses evaluasidan pengakuan oleh pemerintah ataupun LSM
bahwa seseorang atau lemabga telah memnuhi standart atau criteria tertentu. Meskipun
sertifikasi dan akreditasi seringkali digunakan secara bergantian namun akreditasi
umumnya di terapkan pada lembaga sedangkan sertifikasi diterapkan kepada pada indivisu
dan lembaga. Seritfikasi pada indivisu diberikan apabila individu tersebut mempunyai
tambahan keahlian sehingga kedudukannya tidak menggantikan lisensi. Sednagkan
sertifikasi pada lembaga diberikan apabila lembaga tersebut mempunyai tambahan
pelayanan yang telah terstandar dan kedudukannya juga tidak menggantikan lisensi.
Perbedaan utama anatara ketiga istilah tersebut terutama terletak pada prosesnya (yaitu
bersifat sukarela atau wajib) dan standart yang digunakan (yaitu standar minimal atau
optimal). Lisensi bersifat wajib dan menggunakan standart minimal, sedangkan sertifikasi
dan akreditasi bersifat sukarela dengan standar optimal serta dilaksanakan oleh organisasi
non pemerintah.
Roa dan Rooney (1999) di dalam Utarini dan jasri (2004) menyajikan dalam bentuk tabel,
seperti di bawah ini.
D
Tabel 3. Ciri utama akreditasi, lisensi dan sertifikasi
LISENSI SERTIFIKASI AKREDITASI
Standard Minimal Maksimal Maksimal
Tujuan Melindungi safety
dan meminimalkan
risiko
Melakukan
pengembang an
to-profesional yang up-
date
Memacu upaya
perbaikan secara
kontinyu
Sasaran Individu dan
lembaga pelayanan
Individu, pelayanan
ndan lembaga pelayana
Lembaga pelayanan
dan pelayanan
Sifat Wajib Sukarela Tergantung sistem
Persyaratan Bagian dari regulasi
untuk menjaminstandar/kompetensi
minimum, kunjungan
ke lembaga
Evaluasi persyaratan
yang ditetapkan,pendidikan /pelatihan
tambahan, dan
kompetensi di bidang
tertentu (untuk
individu), atau menun
jukkan bahwa lembaga
mempunyai pelayanan,
Kepatuhan terhadap
standard, on-site
evaluation;
kepatuhan tersebut
tidak diharuskan
oleh hukum dan/
atau regulasi
tertentu
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
6/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
6
LISENSI ASI AKREDITASISERTIFIK
teknologi atau
kapasitas khusus
Pelaksana Pemerintah dan/ataulembaga yang
ditunjuk
Konsil/OrganisasiProfesi
Tergantung sistem:SMpemerintah atau L
Contoh Lisensi dokter,
lisensi bidan, lisensi
dokter gigi; lisensi
rumah sakit, apotek,
aboratorium,
uskesmas, RB, BP
l
p
ATLS/ACLS, Case
manager certification,
Certification Program
for Healthcare Quality
Professionals (CPHQ),
ISO 9000
Akreditasi rumah
sakit, akreditasi
baby/motherfriendly
hospital,akreditasi
pelayanan medik
dasar
Pelayanan regulasi yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun badan independen
emberikan jaminan bahwa regulasi tersebut memberikan jaminan untuk masyarakatm
secara umum dan bukan kelompok tertentu saja.
Regulasi lisensi menurut Osterweis (1996) diberikan kepada pihak yang memenuhi syarat
endidikan, pelatihan, dan berpengalaman untuk melakukan suatu upaya pelayananp
tertentu di wilayah tertentu.
Definisi menurut Rooney & Ostenberg, 1999. Lisensi adalah suatu proses pemberian ijin
oleh pemerintah kepada praktisi individual atau lembaga pelayanan kesehatan untuk
melaksanakan atau terlibat dalam suatu profesi/pekerjaan. Regulasi lisensi pada umumnya
dikembangkan untuk menjamin bahwa organisasi atau individu tenaga kesehatan tersebut
dapat memenuhi standar minimal untuk melindungi kesehatan dan keselamatan publik.
Pemberian lisensi kepada lembaga pelayanan diberikan setelah kunjungan inspeksi yang
menetapkan apakah telah dipenuhi standar kesehatan dan keselamatan. Monitoring lisensi
erupakan persyaratan yang harus selalu dipenuhi oleh lembaga pelayanan kesehatan
ntuk tetap memberikan pelayanan.
m
u
4. ParadigmaregulasiPeran pemerintah dalam regulasi pelayanan sangat dipicu dengan semakin maraknya
sektor swasta sebagai penyedia pelayanan kesehatan, mulai dari praktek mandiri, praktek
berkelompok, laboratorium, apotek, klinikklinik hingga rumah sakit. Fakta ini semakin
mendorong pemerintah untuk segera bergerak dari peran sebagai penyedia pelayanan
(dengan konsekuensi berkompetisi dengan swasta) menjadi peran sebagai regulator
pelayanan (dengan konsekuensi meregulasi penyedia pelayanan pemerintah dan swasta).
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
7/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
i daerahdaerah yang masyarakat dan/atau pemerintahnya kaya (misalnya DIY, Bali, Riau,
a jel
7
D
DKI), fenomena berkembangnya sektor swast as terlihat (Utarini,2004)
Menurut Ogus (1994, dalam Kumaranayake, etal, 2000), terdapat dua pendekatan regulasi
pelayanan. Pendekatan pertama adalah pendekatan sosial, yang lebih menekankan padapengembangan berbagai standar (misalnya untuk menjamin mutu dan keamanan minimal),
baik standar profesi, standar pelayanan ataupun standar perijinan lembaga. Tujuan
pendekatan ini adalah meningkatkan keadilan dan mutu pelayanan kesehatan (Harding,
2000). Dalam pendekatan sosial, variabel yang menjadi fokus regulasi adalah marketentry
dan mutu pelayanan. Sebagai contoh, seorang dokter untuk praktek di suatu wilayah harus
melalui proses perijinan untuk menilai kompetensi minimal dokter tersebut dan perijinan
ntuk tempat prakteknya. Dengan demikian terdapat proses pengujian sebelum
a
u
memasuki p sar.
Pendekatan kedua adalah pendekatan ekonomik yang melihat peran regulasi dalam
kaitannya dengan mekanisme pasar. Pendekatan ini bertujuan untuk mencegah monopoli
pelayanan kesehatan, kelangkaan pelayanan kesehatan tertentu, ataupun pelayanan yang
berlebih (Harding, 2000 dan Kumaranayake et al., 2000). Regulasi terjadi apabila
pemerintah berusaha mengkontrol atau mempengaruhi aktivitasaktivitas individu atau
lembaga melalui harga, kuantitas, kualitas dan distribusi. Pandangan Walshe mengenai
regulasi lebih dipengaruhi oleh pendekatan ini. Walshe (2002) melihat regulasi sebagai
suatu usaha secara terus menerus yang dilakukan oleh lembaga publik untuk mengkontrol
aktivitas yang bernilai bagi masyarakat. Dalam pandangan ahli ekonomi, regulasi tersebut
dibutuhkan karena adanya kegagalan mekanisme pasar, dimana regulasi diharapkan dapat
ewujudkan apa yang tidak terwujud dalam mekanisme pasar seperti efisiensi, keadilan,
n se a
m
kualitas, ketersediaan, da b gainya.
Kedua pendekatan di atas digunakan dalam mengembangkan regulasi pelayanan.
Contohnya dalam hal pendirian apotek. Selain apotek harus memenuhi persyaratan dalam
perijinan apotek, apakah diperlukan pengaturan distribusi apotek sehingga aksesibilitasnya
lebih tinggi? Berapa sesungguhnya estimasi jumlah rumah sakit yang diperlukan di DIY?
Apakah halhal tersebut diserahkan pada mekanisme pasar (sehingga tidak dibatasi jumlah
an tidak ada regulasi mengenai lokasi pendirian atau distribusi apotek/rumah sakit)
taukah diperlukan regulasi yang lebih jelas?
d
a
Sasaran regulasi dapat dilihat dengan pendekatan proses produksi pelayanan kesehatan
(input, output, outcome) dimana regulasi input akan mengkontrol tarif (biaya/gaji), jumlah,
dan mutu SDM, obat, peralatan, bangunan, dan sebagainya. Regulasi output akan
mengkontrol tarif, jumlah, dan mutu lembaga pelayanan kesehatan (organisasi). Kedua
macam regulasi inilah yang umumnya berkembang, sedangkan regulasi outcome untuk
mewujudkan outcome kesehatan baik dari segi pembiayaan kesehatan (tarif), kemudahan
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
8/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
akses (jumlah) dan status kesehatan masyarakat (mutu) sangatlah kompleks dan belum
erkembang di negaranegara berkembang.
8
b
Instrumen regulasi secara umum dapat menggunakan tiga macam kategori, yakni melalui:hukum (kontrol), insentif, regulasi insentif dan tekanan pasar. Instrumen yang biasa
digunakan adalah instrumen kontrol melalui mekanisme hukum yang dapat berbentuk
seperti: Regulasi harga, kapasitas, market entry dan tingkat pelayanan, anti-trust dan
struktur pasar, mutu pelayanan, dan lisensi lembaga pelayanan. Regulasi yang lebih
kompleks adalah regulasi yang mendesak timbulnya respons positif provider terhadap
insentif (baik insentif ekonomi maupun nonekonomi). Di tingkat yang lebih tinggi lagi
terdapat regulasi yang bertujuan untuk merubah struktur pasar sehingga muncul tekanan
pasar yang mengarah ke perilaku provideryang dituju. Secara singkat variabel, sasaran dan
nstrumen regulasi dapat terlihat pada gambar 1.i
Variabel Sasaran Cara ryMarket ent Harga Kuantitas Distribusi Kualitas Nilai kompetisi
Input Hukum Insentif fRegulasi insenti Tekanan pasar
Output
Outcome
Gambar 1. Proses regulasi (Kumaranayake, etal, 2000)
ebagai gambaran disajikan perijinan rumah sakit yang berlaku di Yogyakarta. Dimana
erdapat dua tahap perijinan yaitu tahap perijinan awal dan perijinan operasional.
S
t
Tabel 3. Data Perijinan Rumah Sakit yang berlaku di Yogyakarta
IJIN-IJIN AWAL
INSTANSI PEMBERI IJIN
1. Akte pendirian RS Notaris
2. Sertifikat tanah BPN3. Ijin tetangga Pemkot/Pemkab/Dinas
Perekonomian4. Keterangan domosili Kelurahan5. NPWP Kantor Pajak6. Ijin Lokasi/Kawasan Bapeda (K)
a. Setifikat tanahb. PBB terakhirc. KTP pemohond. Gambar lokasi bangunan
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
9/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
9
IJIN-IJIN AWAL
INSTANSI PEMBERI IJIN
7. Ijin prinsip Walikota/Bupati Pemkot/Pemkab/DinasPerekonomian
8. Ijin penanaman modal BKPMD (P)9. Ijin Usaha Pemkot/Pemkab/Dinas
Perekonomian10. Amdal/UKL/UPL KPDL (K)11. Ijin Mendirikan Bangunan Dinas Tata Kota (K)
a. Gambar denah bangunanb. Gambar situasi bangunanc. Gambar tampak dan potongan bangunand. Sertifikat tanahe. KTP pemohonf. PBB terakhir
12. Ijin UU gangguan (HO) Kantor lingkungan hidup(K)a. Sertifikat tanahb. IMB dan IPBc. KTP pemohond. Akta pendirian notaris
e. PBB terakhirf. NPWPD/NPWPRDg. Rekomendasi lokasi dari dinas tata kotah. Gambar situasi tempat usahai. Denah tempat usahaj. Materai
IJ IN MENDIRIKAN RUMAH SAKIT Dinas Kesehatan (K)a. Akte pendirian PTb. Sertifikat tanahc. IMBd. HOe. Studi kelayakanf. Amdal/UKL/UPLg. Surat permohonan
h. Surat pernyataan sanggup mentaati peraturan
IJIN OPERASIONAL SEMENTARA
Dinkes (K/P)
a. Akte pendirian PT/Yayasan/Lembagab. Sertifikat tanahc. IIMBd. HOe. Ijin mendirikan rumah sakitf. Ijin Bapeten untuk alat rontgeng. Amdal/UKL/UPLh. Surat permohonani. Surat pernyataan sanggup men-taati peraturanj. Daftar ketenagaan medis, para-medis dan non
paramedisk. Data kepegawaian direktur (ijasah, SP , SIP, surat
lolos butuh/SK pensiun, SK pengangkatan seba-gaidirektur, surat pernyataan kesanggupan sbgdirektur)
l. Data kepegawaian tenaga medis /dokter (ijasah,SP, SIP, surat perjanjian kerja, surat ijin atasan bilaybs PNS).
m. Data kepegawaian paramedis (Ijasah, SIP bagiperawat, SIB bagi bidan)
-
7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan
10/10
RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment
10
IJIN OPERASIONAL SEMENTARA
Dinkes (K/P)
n. Daftar inventaris alat medis, pe-nunjang medis dannon medis
o. Daftar tarif pelayananp. Denah situasi, bangunan, jaringan listrik, air dan air
limbah.q. Hasil pemeriksaan air minum 6 bulan terakhirr. Dokumen UKL/UPL/Amdals. Rencana pemenuhan tenaga dok-ter spesialist. Perjanjian pemilik dan pengelolau. Struktur organisasi rumah sakit
13. Ijin Penggunaan bangunan Dinas Kesehatan (K)a. Denah bangunan
14. Ijin Instalasi Alarm Kebakaran Kantor pemadam kebakaran (K)a. Gambar instalasi alat pencegahan bahaya
kebakaran15. Ijin Deep well Bapedalda
a. Ijin lokasib. IMB
c. HOd. Peta topografi skala 1:50.000e. Peta situasi skala 1:1.000f. Informasi pengeboran air bawah tanahg. Dokumen UKL dan UPLh. Surat kesanggupan pemasangan water meteri. Materai
16. Ijin Pemakaian Lift Depnaker (K)17. Ijin Instalasi Listrik PLN (K)
a. Permohonan tertulisb. Rekening tetangga terdekatc. Foto Copy KTP pemohon
DaftarPustaka
Disadur dari Tesis Inni Hikmatin, MMR 2005