Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

download Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

of 10

Transcript of Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    1/10

    MAGISTER

    MANAJEMEN

    RUMAHSAKIT

    M O D U L8.0REGULASI

    PELAYANAN

    KESEHATAN

    Fasilitator :

    Adi Utarini, dr, MSc, MPH, PhD

    MAGISTER MANAJEMEN RUMAHSAKIT

    Gedung IKM Lt. 2 J ln Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281Telp. dan Fax. (0274) 581679, 551408e-mail : [email protected]

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    2/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    2

    RegulasiPelayananKesehatan

    Regulasiperijinandanaktivitasnya

    1. PengertiandantujuanregulasiDefinisi regulasi menurut Stewart and Walshe (1992) adalah : theprocessofensuringthat

    standars and legal requirements are metfor spesific service orpublic activies, in order to

    ensurethatpoliciesarefulfilled.

    Berdasarkan definisi tersebut, pengertian regulasi adalah suatu aktivitas publik yang akan

    i kebijakan yangdilaksanakan oleh masyarakat harus memenuhi standar dan aturan sesualayanan.

    dengan tujuan:

    telah ditetapkan untuk suatu aktivitas pe

    Menurut Brennan dan Berwick (1996) regulasi diperlukan

    a yang sangat tinggi;

    nformasi yang dimiliki oleh konsumen;

    a) Mencegah biay

    ib) Keterbatasan

    c) Moral hazard;

    d) Kelangkaan;

    ) Mencegah monopoli;

    ) Mengutamakan kesejahteraan/keselamatan publik.

    e

    f

    2. PeranregulatorpemerintahPeran pemerintah menurut laporan Pembangunan Bank Dunia (1997) berjudul State in

    Chaging World, peran negara mempunyai 3 tingkatan, yaitu (1) peran minimal; (2) peran

    menengah; dan (3) peran sebagai pelaku kegiatan. Pada peran minimal, pemerintah

    bertugas untuk menyediakan pelayanan publik murni, misalnya pertahanan, tata hukum

    dan perundangan, hak cipta, manajemen ekonomi mikro dan kesehatan masyarakat. Selain

    itu peran pemerintah saat ini tidak dapat dipisahkan dari konsep goodgovernance. Kovner

    (1995) menyatakan bahwa peran pemerintah ada tiga, yaitu sebagai : (1) Regulator; (2)

    Pemberi biaya; dan (3) Sebagai Pelaksana atau pelaku kegiatan. Dalam konteks good

    governance peran pemerintah dalam sektor kesehatan terdapat berbagai lembagapemerintah yang beroperasi. Peran sebagai pelaksana dilakukan misalnya oleh rumah sakit

    pemerintah pusat atau daerah. Peran sebagai pemberi biaya dapat dilakukan oleh

    pemerintah pusat ataupun daerah. Peran sebagai regulator pelayanan kesehatan dapat

    ilakukan oleh Departemen Kesehatan ataupun Dinas Kesehatan propinsi dan

    abupaten/kota (Trisnantoro, 2004)

    d

    k

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    3/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    Laporan WHO (2000) berjudul HealthSystemsPerformancemembedakan peran pemerintah

    sebagai pengarah (stewardship atau oversight), regulator (yang melaksanakan kegiatan

    regulasi) dan yang diregulasi (pelaku pelayanan kesehatan). Peran pengarah mencakup 3

    aspek utama yaitu, (1) Menetapkan, melaksanakan dan memantau aturan main dalam

    sistem kesehatan; (2) Menjamin keseimbangan antar berbagai keyplayer

    dalam sektor

    esehatan (terutama pembayar, penyedia pelayanan dan pasien); dan (3) Menetapkan

    naan stratejik h

    3

    k

    perenca bagi keseluruhan sistem kese atan.

    Fungsi stewardship ini dapat dibagi dalam 6 subfungsi, yaitu perancangan sistem

    keseluruhan, penilaian kinerja, penetapan prioritas, advokasi intersektoral, regulasi dan

    perlindungan konsumen. Tidak seluruh subfungsi ini dapat dilakukan oleh pemerintah,

    akan tetapi pemerintah harus menjamin bahwa fungsi tersebut ada, dilakukan oleh pihak

    tertentu dan berjalan. Selain itu, regulasi hanya merupakan satu dari 6 subfungsi dalam

    stewardship. Tabel 3. berikut ini menjabarkan lebih lanjut perbedaan antara peran sebagai

    pengarah, regulator dan yang diregulasi (pelaksana), dengan penekanan pada mutu

    pelayanan.

    Tabel 1. Perbedaan peran pemerintah a pengarah, regulator dan pelaksana

    di bid anan

    sebagai lembag

    ang mutu pelay

    (Utarini,2001)

    Pemerintahsebagai

    Pengarah

    Pemerintahsebagai

    Regulator

    Pemerintahsebagai

    Pelaksana

    Peran

    Menetapkan

    kebijakan untuk

    lembaga regula tor

    dan lembaga

    penyedia pelayanan

    Melakukan pengawasan/

    regulasi

    Mengelola institusi

    pelayanan publik

    Tujuan

    Menjamin

    tercapainya

    indikator mutu kese

    hatan wilayah

    dengan menetapkan

    kebijakan regulasi

    mutu

    Menjamin bahwa

    lembaga penyedia

    pelayanan di suatu

    wilayah memberikan

    pelayanan yang bermutu

    Efisiensi dan survival

    institusi pelayanan

    publik dengan

    pelayanan yang

    bermutu

    Unit

    analisisFokus pada wilayah Fokus pada berbagai

    jenis fasilitas pelayanan

    kesehatan modern dan

    tradisional, milik

    pemerintah dan swasta

    di suatu wilayah

    Fasilitas pelayanankesehatan pemerin

    tah, terutama

    Puskesmas dan

    rumahsakit.

    Konse Mengembangkan Melaksanakan regulasi Bersaing dengan

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    4/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    4

    Pemerintahsebagai

    Pengarah

    Pemerintahsebagai

    Regulator

    Pemerintahsebagai

    Pelaksana

    kuensi kebijakan sistem

    reg ulasi wilayah

    mutu penyedia

    pelayanan

    swasta

    Persya-ratan

    - Mempunyaisistem informasi

    kesehatan

    pelayanan publik

    dan swasta yang

    terintegrasi

    - Mengembangkan

    standar institusi &

    standar pelayanan

    sesuai kebutuhan

    wilayah (optimal)

    - Merupakan lembagayang diakui oleh

    pemerintah dan

    mempunyai

    kredibilitas dalam

    melak sanakan

    regulasi mutu

    - Mempunyai surveyor

    surveyor yang handal

    dan objektif

    Sistem manajemenorganisasi yang baik

    3. akupa AktivitasRegulasiSecara umum aktifitas regulasi bertujuan untuk mencapai perbaikan mutu yang

    berkelanjutan sehingga dapat memberikan pelayanan yang aman kepada masyarakat

    (patient/community safety). Aktifitas regulasi mutu secara umum terdiri dari lisensi,

    sertifikasi dan akreditasi. Lisensi, akreditasi dan sertifikasi adalah tiga cara utama dalam

    aktifitas regulasi pelayanan kesehatan. Ketiga istilah tersebut seringkali dianggap sama

    artinya dan digunakan secara bergantian sehingga membingungkan. Definisi istilah lisensi

    yang komprehensif adalah menurut Rooney & Ostenberg, 1999. Lisensi adalah suatu proses

    pemberian ijin oleh pemerintah kepada prktisi individual atau lembaga pelayanan

    kesehatan untuk melaksanakan atau terlibat dalam suatu profesi atau pekerjaan. Regulasi

    lisensi pada umumnya dikembangkan untuk menjamin bahwa organisasi atau individu

    tenaga kesehatan tersebut dapat memenuhi standart menimal untuk melindungi kesehatan

    dan keselamatan public. Pemberian lisensi kepada individu tenaga kesehatan umumnya

    diberikan setelah adanya ujian tertentu serta dapat diperbaharui secara periodic melalui

    pembayaran fee dan atau bukti mengikuti pemngambangan profesi kelanjutan atau bukti

    kompetensi professional. Pemberian lisensi kepada lembaga pelayanan kesehatan diberikan

    setelah kunjungan inspeksi yang menetapkan apakah telah dipenuhi standar kesehatan daneselamatan. Monitoring lisensi merupakan persyaratan yang harus selalu dipenuhi oleh

    C n

    k

    lembaga pelayan kesehatan untuk dapat tetap memberikan pelayanan.

    Akreditasi adalah suatu proses penilaian dan pengakuan yang dilakukan oleh badan yang

    diakui (biasanya non pemerintah) yang menyatakan bahwa lembaga pelayanan kesehatan

    tersebut telah memnuhi standart dan dipublikasikan. Standar akreditasi dianggap sebagai

    standar optimal yang dapat di capai, serta dirancang untuk selalu dapar memacu

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    5/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    peningkatan mutu pelayanan di lembaga tersbeut. Keputusan akreditasi di putuskan oleh

    tim setelah kunjungan periodic. Tim tersebut terdiri dari peerreviewer, biasanya setiap 23

    tahun. Akreditasi seringkali perupakan proses sukarela sehingga lembaga pelayanan dapat

    emilih untuk berpartisipasi atau tidak, dan bukan proses yang diwajibkan oleh undang

    5

    m

    undang atau peraturan.

    Sertifikasi adalah sebuah proses evaluasidan pengakuan oleh pemerintah ataupun LSM

    bahwa seseorang atau lemabga telah memnuhi standart atau criteria tertentu. Meskipun

    sertifikasi dan akreditasi seringkali digunakan secara bergantian namun akreditasi

    umumnya di terapkan pada lembaga sedangkan sertifikasi diterapkan kepada pada indivisu

    dan lembaga. Seritfikasi pada indivisu diberikan apabila individu tersebut mempunyai

    tambahan keahlian sehingga kedudukannya tidak menggantikan lisensi. Sednagkan

    sertifikasi pada lembaga diberikan apabila lembaga tersebut mempunyai tambahan

    pelayanan yang telah terstandar dan kedudukannya juga tidak menggantikan lisensi.

    Perbedaan utama anatara ketiga istilah tersebut terutama terletak pada prosesnya (yaitu

    bersifat sukarela atau wajib) dan standart yang digunakan (yaitu standar minimal atau

    optimal). Lisensi bersifat wajib dan menggunakan standart minimal, sedangkan sertifikasi

    dan akreditasi bersifat sukarela dengan standar optimal serta dilaksanakan oleh organisasi

    non pemerintah.

    Roa dan Rooney (1999) di dalam Utarini dan jasri (2004) menyajikan dalam bentuk tabel,

    seperti di bawah ini.

    D

    Tabel 3. Ciri utama akreditasi, lisensi dan sertifikasi

    LISENSI SERTIFIKASI AKREDITASI

    Standard Minimal Maksimal Maksimal

    Tujuan Melindungi safety

    dan meminimalkan

    risiko

    Melakukan

    pengembang an

    to-profesional yang up-

    date

    Memacu upaya

    perbaikan secara

    kontinyu

    Sasaran Individu dan

    lembaga pelayanan

    Individu, pelayanan

    ndan lembaga pelayana

    Lembaga pelayanan

    dan pelayanan

    Sifat Wajib Sukarela Tergantung sistem

    Persyaratan Bagian dari regulasi

    untuk menjaminstandar/kompetensi

    minimum, kunjungan

    ke lembaga

    Evaluasi persyaratan

    yang ditetapkan,pendidikan /pelatihan

    tambahan, dan

    kompetensi di bidang

    tertentu (untuk

    individu), atau menun

    jukkan bahwa lembaga

    mempunyai pelayanan,

    Kepatuhan terhadap

    standard, on-site

    evaluation;

    kepatuhan tersebut

    tidak diharuskan

    oleh hukum dan/

    atau regulasi

    tertentu

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    6/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    6

    LISENSI ASI AKREDITASISERTIFIK

    teknologi atau

    kapasitas khusus

    Pelaksana Pemerintah dan/ataulembaga yang

    ditunjuk

    Konsil/OrganisasiProfesi

    Tergantung sistem:SMpemerintah atau L

    Contoh Lisensi dokter,

    lisensi bidan, lisensi

    dokter gigi; lisensi

    rumah sakit, apotek,

    aboratorium,

    uskesmas, RB, BP

    l

    p

    ATLS/ACLS, Case

    manager certification,

    Certification Program

    for Healthcare Quality

    Professionals (CPHQ),

    ISO 9000

    Akreditasi rumah

    sakit, akreditasi

    baby/motherfriendly

    hospital,akreditasi

    pelayanan medik

    dasar

    Pelayanan regulasi yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun badan independen

    emberikan jaminan bahwa regulasi tersebut memberikan jaminan untuk masyarakatm

    secara umum dan bukan kelompok tertentu saja.

    Regulasi lisensi menurut Osterweis (1996) diberikan kepada pihak yang memenuhi syarat

    endidikan, pelatihan, dan berpengalaman untuk melakukan suatu upaya pelayananp

    tertentu di wilayah tertentu.

    Definisi menurut Rooney & Ostenberg, 1999. Lisensi adalah suatu proses pemberian ijin

    oleh pemerintah kepada praktisi individual atau lembaga pelayanan kesehatan untuk

    melaksanakan atau terlibat dalam suatu profesi/pekerjaan. Regulasi lisensi pada umumnya

    dikembangkan untuk menjamin bahwa organisasi atau individu tenaga kesehatan tersebut

    dapat memenuhi standar minimal untuk melindungi kesehatan dan keselamatan publik.

    Pemberian lisensi kepada lembaga pelayanan diberikan setelah kunjungan inspeksi yang

    menetapkan apakah telah dipenuhi standar kesehatan dan keselamatan. Monitoring lisensi

    erupakan persyaratan yang harus selalu dipenuhi oleh lembaga pelayanan kesehatan

    ntuk tetap memberikan pelayanan.

    m

    u

    4. ParadigmaregulasiPeran pemerintah dalam regulasi pelayanan sangat dipicu dengan semakin maraknya

    sektor swasta sebagai penyedia pelayanan kesehatan, mulai dari praktek mandiri, praktek

    berkelompok, laboratorium, apotek, klinikklinik hingga rumah sakit. Fakta ini semakin

    mendorong pemerintah untuk segera bergerak dari peran sebagai penyedia pelayanan

    (dengan konsekuensi berkompetisi dengan swasta) menjadi peran sebagai regulator

    pelayanan (dengan konsekuensi meregulasi penyedia pelayanan pemerintah dan swasta).

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    7/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    i daerahdaerah yang masyarakat dan/atau pemerintahnya kaya (misalnya DIY, Bali, Riau,

    a jel

    7

    D

    DKI), fenomena berkembangnya sektor swast as terlihat (Utarini,2004)

    Menurut Ogus (1994, dalam Kumaranayake, etal, 2000), terdapat dua pendekatan regulasi

    pelayanan. Pendekatan pertama adalah pendekatan sosial, yang lebih menekankan padapengembangan berbagai standar (misalnya untuk menjamin mutu dan keamanan minimal),

    baik standar profesi, standar pelayanan ataupun standar perijinan lembaga. Tujuan

    pendekatan ini adalah meningkatkan keadilan dan mutu pelayanan kesehatan (Harding,

    2000). Dalam pendekatan sosial, variabel yang menjadi fokus regulasi adalah marketentry

    dan mutu pelayanan. Sebagai contoh, seorang dokter untuk praktek di suatu wilayah harus

    melalui proses perijinan untuk menilai kompetensi minimal dokter tersebut dan perijinan

    ntuk tempat prakteknya. Dengan demikian terdapat proses pengujian sebelum

    a

    u

    memasuki p sar.

    Pendekatan kedua adalah pendekatan ekonomik yang melihat peran regulasi dalam

    kaitannya dengan mekanisme pasar. Pendekatan ini bertujuan untuk mencegah monopoli

    pelayanan kesehatan, kelangkaan pelayanan kesehatan tertentu, ataupun pelayanan yang

    berlebih (Harding, 2000 dan Kumaranayake et al., 2000). Regulasi terjadi apabila

    pemerintah berusaha mengkontrol atau mempengaruhi aktivitasaktivitas individu atau

    lembaga melalui harga, kuantitas, kualitas dan distribusi. Pandangan Walshe mengenai

    regulasi lebih dipengaruhi oleh pendekatan ini. Walshe (2002) melihat regulasi sebagai

    suatu usaha secara terus menerus yang dilakukan oleh lembaga publik untuk mengkontrol

    aktivitas yang bernilai bagi masyarakat. Dalam pandangan ahli ekonomi, regulasi tersebut

    dibutuhkan karena adanya kegagalan mekanisme pasar, dimana regulasi diharapkan dapat

    ewujudkan apa yang tidak terwujud dalam mekanisme pasar seperti efisiensi, keadilan,

    n se a

    m

    kualitas, ketersediaan, da b gainya.

    Kedua pendekatan di atas digunakan dalam mengembangkan regulasi pelayanan.

    Contohnya dalam hal pendirian apotek. Selain apotek harus memenuhi persyaratan dalam

    perijinan apotek, apakah diperlukan pengaturan distribusi apotek sehingga aksesibilitasnya

    lebih tinggi? Berapa sesungguhnya estimasi jumlah rumah sakit yang diperlukan di DIY?

    Apakah halhal tersebut diserahkan pada mekanisme pasar (sehingga tidak dibatasi jumlah

    an tidak ada regulasi mengenai lokasi pendirian atau distribusi apotek/rumah sakit)

    taukah diperlukan regulasi yang lebih jelas?

    d

    a

    Sasaran regulasi dapat dilihat dengan pendekatan proses produksi pelayanan kesehatan

    (input, output, outcome) dimana regulasi input akan mengkontrol tarif (biaya/gaji), jumlah,

    dan mutu SDM, obat, peralatan, bangunan, dan sebagainya. Regulasi output akan

    mengkontrol tarif, jumlah, dan mutu lembaga pelayanan kesehatan (organisasi). Kedua

    macam regulasi inilah yang umumnya berkembang, sedangkan regulasi outcome untuk

    mewujudkan outcome kesehatan baik dari segi pembiayaan kesehatan (tarif), kemudahan

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    8/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    akses (jumlah) dan status kesehatan masyarakat (mutu) sangatlah kompleks dan belum

    erkembang di negaranegara berkembang.

    8

    b

    Instrumen regulasi secara umum dapat menggunakan tiga macam kategori, yakni melalui:hukum (kontrol), insentif, regulasi insentif dan tekanan pasar. Instrumen yang biasa

    digunakan adalah instrumen kontrol melalui mekanisme hukum yang dapat berbentuk

    seperti: Regulasi harga, kapasitas, market entry dan tingkat pelayanan, anti-trust dan

    struktur pasar, mutu pelayanan, dan lisensi lembaga pelayanan. Regulasi yang lebih

    kompleks adalah regulasi yang mendesak timbulnya respons positif provider terhadap

    insentif (baik insentif ekonomi maupun nonekonomi). Di tingkat yang lebih tinggi lagi

    terdapat regulasi yang bertujuan untuk merubah struktur pasar sehingga muncul tekanan

    pasar yang mengarah ke perilaku provideryang dituju. Secara singkat variabel, sasaran dan

    nstrumen regulasi dapat terlihat pada gambar 1.i

    Variabel Sasaran Cara ryMarket ent Harga Kuantitas Distribusi Kualitas Nilai kompetisi

    Input Hukum Insentif fRegulasi insenti Tekanan pasar

    Output

    Outcome

    Gambar 1. Proses regulasi (Kumaranayake, etal, 2000)

    ebagai gambaran disajikan perijinan rumah sakit yang berlaku di Yogyakarta. Dimana

    erdapat dua tahap perijinan yaitu tahap perijinan awal dan perijinan operasional.

    S

    t

    Tabel 3. Data Perijinan Rumah Sakit yang berlaku di Yogyakarta

    IJIN-IJIN AWAL

    INSTANSI PEMBERI IJIN

    1. Akte pendirian RS Notaris

    2. Sertifikat tanah BPN3. Ijin tetangga Pemkot/Pemkab/Dinas

    Perekonomian4. Keterangan domosili Kelurahan5. NPWP Kantor Pajak6. Ijin Lokasi/Kawasan Bapeda (K)

    a. Setifikat tanahb. PBB terakhirc. KTP pemohond. Gambar lokasi bangunan

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    9/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    9

    IJIN-IJIN AWAL

    INSTANSI PEMBERI IJIN

    7. Ijin prinsip Walikota/Bupati Pemkot/Pemkab/DinasPerekonomian

    8. Ijin penanaman modal BKPMD (P)9. Ijin Usaha Pemkot/Pemkab/Dinas

    Perekonomian10. Amdal/UKL/UPL KPDL (K)11. Ijin Mendirikan Bangunan Dinas Tata Kota (K)

    a. Gambar denah bangunanb. Gambar situasi bangunanc. Gambar tampak dan potongan bangunand. Sertifikat tanahe. KTP pemohonf. PBB terakhir

    12. Ijin UU gangguan (HO) Kantor lingkungan hidup(K)a. Sertifikat tanahb. IMB dan IPBc. KTP pemohond. Akta pendirian notaris

    e. PBB terakhirf. NPWPD/NPWPRDg. Rekomendasi lokasi dari dinas tata kotah. Gambar situasi tempat usahai. Denah tempat usahaj. Materai

    IJ IN MENDIRIKAN RUMAH SAKIT Dinas Kesehatan (K)a. Akte pendirian PTb. Sertifikat tanahc. IMBd. HOe. Studi kelayakanf. Amdal/UKL/UPLg. Surat permohonan

    h. Surat pernyataan sanggup mentaati peraturan

    IJIN OPERASIONAL SEMENTARA

    Dinkes (K/P)

    a. Akte pendirian PT/Yayasan/Lembagab. Sertifikat tanahc. IIMBd. HOe. Ijin mendirikan rumah sakitf. Ijin Bapeten untuk alat rontgeng. Amdal/UKL/UPLh. Surat permohonani. Surat pernyataan sanggup men-taati peraturanj. Daftar ketenagaan medis, para-medis dan non

    paramedisk. Data kepegawaian direktur (ijasah, SP , SIP, surat

    lolos butuh/SK pensiun, SK pengangkatan seba-gaidirektur, surat pernyataan kesanggupan sbgdirektur)

    l. Data kepegawaian tenaga medis /dokter (ijasah,SP, SIP, surat perjanjian kerja, surat ijin atasan bilaybs PNS).

    m. Data kepegawaian paramedis (Ijasah, SIP bagiperawat, SIB bagi bidan)

  • 7/22/2019 Hand Out Regulasi Pelayanan Kesehatan

    10/10

    RegulasiPelayananKesehatan Blok 4-Corporate-Clinical GovernanceandBusiness Environment

    10

    IJIN OPERASIONAL SEMENTARA

    Dinkes (K/P)

    n. Daftar inventaris alat medis, pe-nunjang medis dannon medis

    o. Daftar tarif pelayananp. Denah situasi, bangunan, jaringan listrik, air dan air

    limbah.q. Hasil pemeriksaan air minum 6 bulan terakhirr. Dokumen UKL/UPL/Amdals. Rencana pemenuhan tenaga dok-ter spesialist. Perjanjian pemilik dan pengelolau. Struktur organisasi rumah sakit

    13. Ijin Penggunaan bangunan Dinas Kesehatan (K)a. Denah bangunan

    14. Ijin Instalasi Alarm Kebakaran Kantor pemadam kebakaran (K)a. Gambar instalasi alat pencegahan bahaya

    kebakaran15. Ijin Deep well Bapedalda

    a. Ijin lokasib. IMB

    c. HOd. Peta topografi skala 1:50.000e. Peta situasi skala 1:1.000f. Informasi pengeboran air bawah tanahg. Dokumen UKL dan UPLh. Surat kesanggupan pemasangan water meteri. Materai

    16. Ijin Pemakaian Lift Depnaker (K)17. Ijin Instalasi Listrik PLN (K)

    a. Permohonan tertulisb. Rekening tetangga terdekatc. Foto Copy KTP pemohon

    DaftarPustaka

    Disadur dari Tesis Inni Hikmatin, MMR 2005