Hand Out Fisika i
-
Upload
fulian-nanda-dwi-permana -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Hand Out Fisika i
HAND OUT FISIKA I
PERTEMUAN KE I
MATERI: BAB I.
KOMPETENSI:
Mahasiswa bisa memahami tentang besaran, satuan, dan operasi vektor dan
dapat menerapkannya pada permasalahan yang berhubungan dengan fisika
PENDAHULUAN
1. Besaran.
2. Satuan.
3. Dimensi.
4. Vektor.
1.1 Besaran:
a. Besaran dasar
b. Besaran turunan
1.2 Satuan:
a. SI
b. Sistem British
1.3 Dimensi:
* Massa (M)
* Panjang (L)
* Waktu (T)
1.4 Besaran:
a. Skalar
b. Vektor
1.5 Penjumlahan dan pengurangan vektor secara grafis.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 1
HAND OUT FISIKA I
1.6 Perkalian vektor
1.6.1 Perkalian antara vektor dengan skalar k
Hasilnya merupakan vektor baru.
Bila k >0 vektor baru k searah dengan
Bila k <0 vektor baru k berlawanan arah dengan vektor
1.6.2 Perkalian vektor dengan vektor
a. Perkalian titik.
Hasilnya merupakan besaran skalar.
dan
Dimana θ adalah sudut antara kedua vektor.
b. Perkalian silang. Hasilnya merupakan besaran vektor.
Hasilnya besaran vektor yang besarnya sama dengan luas jajaran genjang
yang
dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Dan arahnya sesuai dengan arah
putar
sekrup kanan.
θ b sinθ
PERTEMUAN KE 2
KOMPETENSI:
Mahasiswa bisa menerapkan operasi dan penguraian vektor pada
permasalahan yang berhubungan dengan fisika.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2
HAND OUT FISIKA I
1.7 Uraian Vektor
Koordinat Kartesian
y
θ
x
; ;
;
Koordinat Ruang
y
β α
γ x
z
;
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 3
HAND OUT FISIKA I
Vektor satuan
y
x
z
dengan vektor satuan, yang besarnya 1 satuan.
contoh:
dan
Pengoperasian vektor dalam notasi vektor satuan.
*
*
*
* Perkalian titik antara dua vektor.
; ; ; ; ;
sehingga,
* Perkalian silang antara dua vektor.
; ; ; ; ; ; Jika dibalik,
harganya
negatif. contoh:
PERTEMUAN KE 3
RESPONSI ATAU LATIHAN-LATIHAN SOAL.
PERTEMUAN KE 4
BAB II. KINEMATIKA PARTIKEL
KOMPETENSI:
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 4
HAND OUT FISIKA I
Mahasiswa mampu memahami konsep kecepatan dan percepatan. Mampu
merumuskan persamaan gerak dari suatu paetikel. Mampu menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak dari suatu partikel.
2.1 Kecepatan dan Percepatan.
* Kecepatan rata-rata dimana arah vektor V sama dengan arah vektor r.
* Kecepatan sesaat
* Percepatan rata-rata
* Percepatan sesaat
2.2 Gerak Lurus
* Gerak Lurus Beraturan.
Pada gerak lurus beraturan, kecepatannya konstan, atau percepatannya
sama dengan nol. Jarak yang ditempuh dalam selang waktu dt adalah: X=Vx.dt.
* Gerak Lurus Berubah Beraturan.
Artinya kecepatan partikel yang bergerak berubah secara beraturan atau
mempunyai percepatan yang konstan.
; ;
dengan C1 adalah konstanta yang didapat dari syarat batas pengintegralan.
Misalnya pada t=0 maka Vx=Vxo, maka diperoleh
Untuk menurunkan persamaan vektor posisi:
Dimana C2 adalah konstanta yang diperoleh dari syarat batas pengintegralan.
Misalnya pada t=0, X=X0 maka,
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 5
HAND OUT FISIKA I
Dari dua persamaan kecepatan dan posisi diatas, diperoleh persamaan:
Benda jatuh bebas dibawah pengaruh percepatan grafitasi bumi yang bisa dianggap
konstan sehingga persamaannya analog dengan GLBB diatas.
* Gerak lurus dengan percepatan fungsi waktu.
xdimana C3 dapat diperoleh dari syarat batas pengintegralan.
Untuk menentukan persamaan posisinya:
dimana C4 dicara dari syarat batas pengintegralan.
* Gerak lurus dengan percepatan sebagai fungsi posisi.
dimana C5 diperoleh dari syarat batas
pengintegralan.
PERTEMUAN KE 5
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami konsep kecepatan dan percepatan. Mampu
merumuskan persamaan gerak dari suatu paetikel. Mampu menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak dari suatu partikel.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 6
HAND OUT FISIKA I
2.3 Gerak Peluru.
Merupakan contoh gerak dalam bidang. Pada gerak peluru gerak ke arah
sumbu x mengikuti aturan GLB, sedangkan gerak ke arah sumbu y mengiukuti
aturan GLBB, karena ada pengaruh percepatan grafitasi yang dianggap konstan.
y
ymax
vyo vo
θo
vxo x
R atau Xmax
Vxo=Vx cosθo; Vyo=Vysinθo
Gerak kearah sumbu x mengikuti aturan GLB.
Vx=Vxo=Vxcosθo; X=Vx .t (Persamaan gerak kearah sumbu x)
Gerak kearah sumbu y mengikuti aturan GLBB.
Vy=Vyo-gt
Y=Yo+Vyot+1/2gt2 (Persamaan gerak kearah sumbu y)
Sedang persamaan lintasannya:
Dari persamaan lintasan diatas dapat dicari jarak lempar terjauh yaitu:
dan akan memperoleh harga maksimum jika sudut
elevasinya (sudut lempar) 45o.
2.4 Gerak Melingkar
Gerak melingkar dibagi menjadi:
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 7
HAND OUT FISIKA I
1. Gerak melingkar beraturan GMB. Dimana besar kecepatan liniernya
konstan, sedangkan arah kecepatannya berubah secara kontinu (beraturan).
Karena adanya perubahan arah kecepatan inilah maka timbul percepatan
yang disebut percepatan sentripetal, atau percepatan normal, atau
percepatan radial. Yang besarnya :
ar=V2/r
2. Gerak melingkar berubah beraturan GMBB. Disini besar kecepatan
liniernya juga berubah secara beraturan selain arahnya berubah secara
beraturan. Sehingga disini mempunyai dua macam percepatan, yaitu
percepatan sentripetal dan percepatan tangensial. Dengan aT= rα.
Pada GMBB berlaku persamaan yang analog dengan persamaan GLBB
yaitu:
PERTEMUAN KE 6
RESPONSI/ LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 7
BAB III. DINAMIKA PARTIKEL
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu menerapkan Hukum Newton I, II, III untuk
menyelesaikan persoalan tentang dinamika partikel.
3.1 Hukum Newton
a. Hukum Newton 1.
b. Hukum Newton 2.
c. Hukum Newton 3.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 8
HAND OUT FISIKA I
3.2 Macam-macam gaya.
1. Gaya Berat
w=mg (Satuannya Newton)
2. Gaya Tegangan Tali
m1 T
T
m2g
3. Gaya Normal (N)
Gaya normal adalah gaya reaksi oleh bidang akibat gaya-gaya yang bekerja
pada bidang tersebut. Arahnya selalu tegak lurus dengan permukaan bidang.
4.Gaya Gesekan
besarnya sama dengan koefisien gesekan antara benda dan bidang, kali
gaya normal pada bidang tersebut. Arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak.
f=μN
5. Gaya Sentripetal
Gaya ini timbul akibat adanya percepatan sentripetal, yaitu percepatan yang
arahnya ke pusat lingkaran, pada gerak melingkar. Percepatan sentripeteal adalah
percepatan yang timbul karena adanya perubahan arah dari vektor kecepatan.
Fsp=masp=m.v2/r
PERTEMUAN KE 8
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 9
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 9
HAND OUT FISIKA I
QUIS I
PERTEMUAN KE 10
BAB IV. KERJA DAN ENERGI
KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami teorema kerja energi, dan mampu menerapkannya
dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan kerja dan energi.
1. Kerja
F sin θ F
θ F cos θ
ds
dW=F cosθ. ds
Integral diatas bukan integral eksak, artinya kerja bukan merupakan fungsi
dari posisi awal dan posisi akhir saja, melainkan merupakan fungsi lintasan yang
dilalui. Meskipun posisi awal dan posisi akhir sama kedudukannya, jika lintasan
yang dilalui berbeda, maka besar kerja yang dilakukan juga berbeda.
2. Energi
y
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 10
HAND OUT FISIKA I
N F
Fsinθ θ Fcosθ
y2
wsinφ f y1 wcosφ
φ w=mg
x
Hukum Newton II
ΣF=m.a=m.v.dv/ds
Untuk gaya yang tegak lurus bidang, resultannya adalah nol, sedang yang ke arah
sumbu y:
Fcosθ-mgsinφ-f=m.v.dv/ds, jika dikalikan dengan ds
Fcosθ ds=m.v.dv+mg sinφ.ds+f.ds
dimana sinφ .ds=dy sehinga
Fcosθ.ds=m.v.dv+m.g.dy+f.ds, setelah diintegralkan maka akan diperoleh
persa
maan TEOREMA KERJA ENERGI:
WF=ΔEk+ΔEp+Wf
3.Energi Potensial Pegas
Yang dipakai dasar disini adalah hukum Hooks
F=k.ΔL=k.x,
dimana x adalah perubahan panjang pegas, dan k adalah tetapan pegas.
Kerja yang dilakukan oleh pegas adalah W=1/2k.x2, yang biasanya disebut
juga dengan energi potensial pegas (Ep’). Sehingga teorema kerja energi sistem jika
melibatkan sistem pegas adalah:
WF=ΔEk+ΔEp+ΔEp’+Wf
4. Daya
dan daya sesaat adalah
PERTEMUAN KE 11
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 11
HAND OUT FISIKA I
PERTEMUAN KE 12
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami hubungan antara impuls dan momentum
dan mampu menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal tentang tumbukan.
5. Impuls dan Momentum
Impuls adalah gaya yang bekerjanya hanya sesaat.
Dimana m.v disebut momentum. Jadi bisa dikatakan bahwa impuls sama dengan
perubahan momentum. Momentum ini selalu kekal untuk satu benda yang
bergerak, maupun dua atau lebih benda yang mengalami tumbukan.
6. Tumbukan
Tumbukan menurut arahnya dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Tumbukan sentral
b. Tumbukan tidak sentral
VA1 VB1 VA2 VB2
FAB FBA
a) b) c)
Kekekalan momentum:
Tumbukan yang tidak sentral:
y VA1 y y VA2
VB1 VB2
x x
x
a. b. c.
Kekekalan momentumnya:
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 12
HAND OUT FISIKA I
Tumbukan dibedakan menjadi tiga menurut koefisien restitusinya:
1. Tumbukan yang lenting sempurna. Ini terjadi jika dalam tumbukan tersebut
selain momentum, energi kinetik benda juga mengalami kekekalan.
Koefisien restitusinya (e = 1)
2. Tumbukan yang lenting sebagian, jika 0<e<1
3. Tumbukan yang tidak lenting sama sekali, atau setelah tumbukan kedua
benda menyatu. Pada kasus ini e = 0.
7. Aplikasi Tumbukan dan Kekekalan Energi
Diberikan contoh-contoh aplikasi mengenai tumbukan dan kekekalan
energi antara lain yang terjadi pada ayunan balistik.
8. Penentuan Pusat Berat.
Ada beberapa cara dalam menetukan pusat berat suatu benda. Penentuan
pusat berat secara matematis, sudah diberikan pada mata kuliah matematika. Pada
mata kuliah fisika ini, penentuan pusat berat yang diajarkan adalah penentuan
pusat berat benda dengan cara digantung (untuk benda yang tipis), dan ditumpu
pada dua timbangan untuk benda yang bentuknya lebih tidak beraturan.
PERTEMUAN KE 13
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 14
BAB.V DINAMIKA ROTASI.
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami benda bukan lagi sebagai partikel tetapi
sebagai
benda pejal. Mampu memahami dan menghitung momen inersia benda. Mampu
memahami penerapan hukum Newton I, II, III, pada benda tegar. Memahami
analogi gerak translasi dan rotasi.
5.1 Pertama-tama mahasiawa difahamkan mengenai sistem diskrit dan sistem
kontinu. Untuk selanjutnya pembahasan dalam bab ini meliputi:
a. Pernyataan vektor dalam gerak rotasi.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 13
HAND OUT FISIKA I
b. Momentum linier , dan momentum sudut
c. Perhitungan momen inersia untuk beberapa benda yang simetris dan
teratur bentuknya. Misalkan cicin, silinder pejal, silinder berongga, bola dll.
5.2 Analogi Persamaan dalam gerak translasi dan gerak rotasi.
Translasi Rotasi
massa, (m) momen inersia, (I)
kecepatan, (v) kecepatan sudut, (ω)
percepatan, (a) percepatan sudut, (α)
gaya, (F=ma) momen gaya, ( τ=Iα)
momentum, p=m.v momentum sudut, L=Iω
5.3 Aplikasi dalam contoh sistem
N
m1 T1 M
f
w1 T2
m2
w2
Misalnya koefisien gesekan antara benda 1 dan lantai adalah μ maka kita dapat
menentukan percapatan benda, dengan persamaan-persamaan berikut:
persamaan benda 1:
T1-f = m1.a
T1- μN = m1.a maka T1= m1.a + μN
persamaan benda 2
m2.g – T2 = m2.a maka T2 = m2.g – m2.a
persamaan katrol
(T2 – T1).R = Iα
(T2 – T1).R = ½ MR2 .a/R maka (T2 – T1) = ½ M.a
Kemudian ketiga persamaan diatas disubstitusi untuk mendapatkan nilai a, T1, T2.
Berikan juga contoh-contoh yang lain, misalkan sistem dengan dua benda yang
terletak pada bidang miring, sistem dengan dua katrol yang diklem jadi satu,
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 14
HAND OUT FISIKA I
sehingga kecepatan sudut dua katrol tersebut sama, tetapi karena diameter katrol
berbeda maka kecepatan liniernya juga berbeda, dll.
PERTEMUAN KE 15
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 16
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami benda bukan lagi sebagai partikel tetapi
sebagai
benda pejal. Mampu memahami dan menghitung momen inersia benda. Mampu
memahami penerapan hukum Newton I, II, III, pada benda tegar. Memahami
analogi gerak translasi dan rotasi.
3. Gerak Menggelinding
ω
v
Benda mengalami gerak rotasi, dan pusat massanya bertranslasi. Dalam gerak
menggelinding ini energi kinetik yang ada meliputi energi kinetik translasi dan
energi kinetik rotasi, sehingga:
Ek = ½ mv2 + ½ Iω2
Dalam menyelesaikan persoalan dalam gerak menggelinding dapat dengan dua
cara yaitu: 1. Cara kekekalan energi
2. Cara Dinamika
Tinjau sistem dibawah ini:
s
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 15
HAND OUT FISIKA I
r
1 R
h 2 R
θ
Dengan cara kekekalan energi
Ek1 + Ep11 = Ek2 + Ep2 dimana Ek1 = 0 dan Ep2 = 0 maka:
m.g.h = ½ mv2 + ½ Iω2
jika yang menggelinding adalah bola pejal dimana I = 2/5 m.R2 maka,
maka
Untuk menghitung percepatan:
h/s = sinθ; sehingga s = h sinθ
digunakan persamaan gerak, v2 = vo2 + 2 a s.
Dengan cara dinamika.
Hukum Newton II untuk translasi:
ΣF = m.a
mg sinθ – f = m.a
Hukum Newton II untuk rotasi:
τ = Iα
f.R = 2/5 mR2. a/R
f = 2/5 m.a
Jika dua persamaan diatas disubstitusikan akan dapat ditentukan berapa nilai
percepatannya (a). Kemudian dengan menggunakan persamaan gerak akan didapat
harga dari kecepatan (v).
PERTEMUAN KE 17
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 16
HAND OUT FISIKA I
PERTEMUAN KE 18
QUIS II.
PERTEMUAN KE 19
BAB.VII MEKANIKA FLUIDA
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu menghitung tekanan hidrostatik. Mahasiswa mampu
menerapkan hukum Archimedes, Pascal, dalam menyelesaikan soal-soal tentang
statika fluida.
7.1 Statika Fluida
* Rapat massa
* Tekanan
* Tekanan dalam fluida pada kedalaman h (Tekanan hidrostatis)
(p+dp)A
dy
y dw p.A
dV = A dy
dm = ρ dV = ρ A dy
dw = ρ g A dy
Syarat kesetimbangan ΣFy = 0
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 17
HAND OUT FISIKA I
karena p2 = po dan y2 – y1 = h maka
Hukum Archimedes: ’Jika suatu benda berada dalam suatu zat cair, maka
pada benda tersebut akan dikerjakan gaya ke atas sebesar berat fluida yang
dipindahkan’.
Tegangan permukaan γ = kerja / tambahan luas.
Kapilaritas:
a. Suatu fluida akan naik didalam pipa kapilar, dan permukaannya akan
berbentuk cekung, bila:
- sudut kontaknya 0o < θ <90o
- Adhesi > kohesi (gaya tarik menarik antara molekul yang
berbeda lebih kuat jika dibandingkan dengan gaya tarik menarik
antara molekul yang sejenis)
- Dikatakan fluidanya membasahi dinding.
b. Suatu fluida akan berada dibawah permukaan jika didalam kapilar,
dan permukaan dalam kapilar cembung, jika:
- sudut kontaknya 90o <θ < 180o
- Kohesi > adhesi
- Dikatakan fluidanya tidak membasahi dinding
Rumusnya:
PERTEMUAN KE 20
RESPONSI/ LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 21
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 18
HAND OUT FISIKA I
KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami Hukum Kontinuitas, hukum Bernoulli, dan mampu
menerapkannya untuk menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan aliran
fluida yang tidak kental, dan steady.
7.2 Dinamika Fluida
7.2.1 Macam-macam aliran Fluida
a. Aliran laminar : alirannya mengikuti garis arus (stream line), bilangan
Reynoldnya Re < 2000
b. Aliran turbulen (bergolak), bilangan Reynoldnya Re > 3000
Dimana bilangan Re tersebut fungsi dari kecepatan aliran fluida, rapat
fluida, diameter pipa dan kekentalan fluida.
dengan ρ = rapat massa fluida
V = kecepatan aliran
D = diameter pipa
μ = kekentalan mutlak
ν = kekentalan kinematis
Dalam bab ini pembahasannya dibatasi untuk fluida yang tidak kental, dan tidak
bisa dikompresikan.
7.2.2 Persamaan Kontinuitas
V1.t
V2.t
A1 A2
fluidanya tidak kompresibel maka dalam waktu yang sama, volume fluida
yang masuk, sama dengan volume fluida yang keluar.
A1V1.t = A2V2.t
A1V1 = A2V2 = konstan
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 19
HAND OUT FISIKA I
7.2.3 Persamaan Bernoulli
V2
F2 = P2A2
dL2
V1
y2
F1=P1A1
y1
dL1 1 datum
Fluida mengalir akibat perbedaan tekanan P1 dan P2. Kerja dari F1 dan F2, atau
kerja total dari sistem adalah:
W1 + W2 = P1A1L1 – P2A2L2
jika A.L = volume = , maka kerja total:
Dari teorema kerja energi, dengan mengabaikan gaya gesek dari fluida dan dinding
pipa, maka didapat persamaan Bernoulli:
= konstan
7.2.4 Pemkaian Persamaan Bernoulli
a. Persamaan statika fluida
Po 2
h
1 y2
y1
V1 dan V2 = 0 dan P2 = Po (Tekanan udara luar), maka:
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 20
HAND OUT FISIKA I
b. Teorema Toricelli
1
h
2
h2 = 0, dan lubang di titik 2 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan luas
permukaan di titik 1, maka V2 jauh lebih besar jika dibanding dengan V1. Dan V1
bisa dianggap sama dengan nol. Di titik 1 dan di titik 2 sama-sama berhubungan
dengan udara luar, jadi tekanannya sama, maka persamaan bernoulli menjadi:
c. Alat ukur Venturi
h
A1 V1 V2 A2
h1 dan h2 sama, beda tekanan di titik 1 dan titik 2 adalah seperti yang terbaca pada
manometer, yaitu ρgh, maka persamaan Bernoulli menjadi:
dari alat ukur venturi meter ini bisa diketahui berapa kecepatan aliran fluida yang
mengalir dalam pipa, dimana fluidanya adalah yang bersifat tidak kompresibel.
d. Tabung Pitot
V
ρ
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 21
HAND OUT FISIKA I
1
h
ρo 2
Pada titik 1 kecepatan aliran fluida sama dengan kecepatan gas. Sedang di titik 2 =
0.
Dari statika fluida P2 = P1 + ρgh maka:
PERTEMUAN KE 22
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 23
QUIS III
PERTEMUAN KE 24
BAB VIII. TERMOMETRI DAN KALORIMETRI
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami konsep temperature. Memahami
bagaimana pemuaian, dan dapat menghitung pemuaian pada suatu benda.
Mahasiswa mampu memahami konsep panas, dan mampu menerapkannya untuk
menyelesaikan soalsoal tentang panas.
Temperatur adalah besaran fisis yang menentukan ukuran panas
dinginnya suatu benda secara relative.
Konversi temperatur:
t(oF) = 9/5 t(oC) + 32
t(oC) = [t(oF) – 32]5/9
suhu mutlak untuk satuan SI adalah Kelvin, dimana K = t(oC) + 273
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 22
HAND OUT FISIKA I
sedangkan dalam satuan british Rankine R = t(oF) + 459,67
Pemuaian.
a. Muai panjang L = Lo (1 + αΔt)
b. Muai luas A = Ao (1 + βΔt)
c. Muai Volume V = Vo (1 + γΔt)
dimana β = 2α dan γ = 3α
Konsep panas
1. Sesuatu yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan karena adanya beda
temperatur.
2. Panas sebagai salah satu bentuk energi.
Definisi
1. Satu kalori adalah banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 gr air dari 14,5o C ke 15,5oC pada tekanan 1 atm.
2. 1 kalori = 1/860 watt jam = 4,18605 joule.
3. Satu BTU (British Thermal Unit) adalah banyaknya panas yang diperlukan
untuk menaikkan temperatur 1 lbm air dari 63oF ke 64oF pada tekanan 14,7
psi ( 1 atm).
Kapasitas Panas (kal/K), (Joule/K), (kal/oC).
Kapasitas Panas Jenis (Kapsitas panas per satuan massa).Satuannya dlm
kal/groC, Joule/kg K.
c air = 1 kal /groC
Panas laten
Q = mL
dimana L adalah panas Laten.
Di bagian akhir bab ini juga diterangkan beberapa macam kalorimeter, termasuk
yang ada di lab fisika.
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 25
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 23
HAND OUT FISIKA I
BAB X. TERMODINAMIKA
KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami tentang sistem yang ada pada bidang
termodinamika, memahami sifat-sifat gas, memahami jenis jenis proses yang ada
dalam termodinamika, dan bisa menggambarkan diagram proses, pada p-v, t-s, dan
t-v diagaram.
10.1 Sistem Termodinamik
Ada dua macam sistem dalam termodinamika, yaitu sistem tertutup dan
sistem terbuka yang lebih dikenal dengan sebutan volume atur. Kedua sistem
tersebut digambarkan seperti dibawah ini.
Gas Keluar
Gas W Gas W
Q Q
Batas sistem Gas Masuk Batas sistem
a. Sistem Tertutup b. Sistem Terbuka (Volume Atur)
10.2 Hukum Termodinamika ke nol.
Jika dua sistem masing-masing berada dalam kesetimbangan termal
dengan suatu sistem ketiga, maka ketiganya juga berada dalam kesetimbangan
termal satu sam lainnya. hukum ke nol in merupakan dasar konsep temperatur dan
akan memungkinkan kita untuk membandingkan temperatur dua buah benda A dan
B, dengan bantuan benda ketiga C, dan mengatakan temperatur A sama dengan
temperatur B tanpa perlu membuat benda A kontak dengan benda B secara fisis.
Benda uji C yang disebut termometer.
A B
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 24
HAND OUT FISIKA I
C Termometer
10.3 Proses Reversibel dan Ireversibel
Jika suatu proses terjadi pada urutan terbalik, dan jika tingkat keadaan
awal dan seluruh energi yang dipindahkan atau ditransformasikan selama proses
itu dapat dikembalikan secara utuh pada sistem dan sekelilingnya, maka proses ini
disebut dengan proses Reversibel. Suatu proses disebut Ireversibel jika sistem atau
sekelilingnya tidak dapat dikembalikan seutuhnya ke tingkat keadaan awal setelah
prosesnya berlangsung.
10.4 Gas ideal
Gas ideal adalah gas yang memenuhi persamaan PV = nRT atau PV =
mRT
Dimana P = Tekanan
V = Volume
n = Mol gas
m = Massa gas
T = Temperatur
R = tetapan gas ideal, yang harganya
= 0,287 kJ/kg K
= 287 J/kg K
= 1545,3 lb ft/lb mole oR
10.5 Macam-macam Proses
a. Proses Isovolumis, Isometric, Isochoris
PV = nRT V, n, R adalah berharga konstan sehingga
Diagram prosesnya:
P V P
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 25
HAND OUT FISIKA I
T T
V
b. Proses Isobaris
PV = nRT P, n, R = konstan, maka
Diagram prosesnya:
P V P
V T T
c. Proses Isotermis
PV = nRT n, R, T berharga konsta maka,
PV = konstan
P1V1 = P2V2 = konstan
Diagram prosesnya:
P V P
V T
T
d. Proses Isotermis dan Isobaris, Proses Boyle Gay Lusac
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 26
HAND OUT FISIKA I
e. Proses Adiabatik
Yaitu suatu proses dimana selama proses berlangsung tidak ada panas yang
masuk kedalam sistem, dan panas yang keluar dari sistem. Dengan kata lain proses
adiabatik adalah proses dimana Q = konstan.
dimana
Diagram prosesnya
P
V
f. Proses Politropik
P
V
g. Siklus
Siklus adalah rangkaian proses-proses yang pada akhir proses, system
kembali ke keadaan semula (tingkat keadaan awal).
P 2
3 1
V
Latihan / soal-soal.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 27
HAND OUT FISIKA I
PERTEMUAN KE 26
KOMPETENSI:
Mahasiawa mampu memahami kerja pada system termodinamika, dan
mampu menghitung kerja pada system termodinamika, untuk bermacam-macam
proses termodinamika.
10.6 Usaha / Kerja
F
P A
ds
a. Proses Isovolumis
dV=0 maka W=0
b. Proses Isobaris
c. Proses Isotermis
e. Proses Adiabatis
f. Proses Politropik
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 28
HAND OUT FISIKA I
g. Proses Siklus
W positif jika arah siklus searah jarum jam.
W negatif jika arah siklus berlawanan arah jarum jam.
h. Untuk Volume atur
Kerja dapat ditunjukkan sebagai luasan yang berada dibawah lintasan
proses, seperti pada gambar dibawah:
P c 2
P2
P1 dP
d dV 1
a V1 V2 b V
Luasan ab12a adalah kerja untuk proses pada sistem tertutup.
Luasan d12cd adalah kerja untuk proses pada system volume atur.
Responsi / Latihan soal-soal
PERTEMUAN KE 27
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami tentang hokum termodinamika I, dan
mampu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan dalam termodinamika.
10.7 Hukum Termodinakmia Pertama.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 29
HAND OUT FISIKA I
10.7.1 Untuk Sistem tertutup.
Pada system tertutup, tidak ada aliran fluida kerja yang melintasi batas
sistem, artinya tidak ada energi lain yang dibawa bersama aliran fluida sehingga
hanya ada energi. Dan persamaan Hukum Termodinamika Pertama dapat ditulis
sebagai berikut:
dQ – dW = dU dQ=dW+dU
Artinya bahwa panas yang diserap sistem digunakan untuk melakukan kerja dan
untuk meningkatkan energi dalam. Energi dalam ini hanya bergantung keadaan
awal dan akhir dari proses. Beda dengan panas dan kerja, keduanya merupakan
fungsi dari jenis proses, jadi hanya tergamtung keadaan awal dan akhir proses.
10.7.2 Penerapan Hukum Termodinamika Pertama pada Sistem Tertutup.
a. Pada Proses Isovolumis
Pada proses ini tidak ada perubahan volume, sehingga dW = 0. Jika dW = 0
maka persamaan termodinamika pertama akan menjadi:
dQ = dU = m cv ∆T
Dengan demikian, perpindahan kalor ke sistem diperhitungkan sebagai
peningkatan [ada energi dalam sistem. Serupa dengan hal itu, maka perpindahan
panas keluar dari sistem ke sekitar merupakan penurunan ekuivalen pada energi
dalam sistem tersebut.
b. Pada Proses Tekanan Konstan (Isobaris)
Pada proses tekanan konstan W = P (V2 – V1), maka hukum termodinamika
pertama menjadi:
Q1-2 –P (V2 – V1) = (U2 – U1)
Q1-2 = (PV2 + U2) – (PV1 + U1)
Q1-2 = H2 – H1 (Perubahan entalpy)=m cp ∆T
Artinya panas ang diserap sistem sama dengan perubahan entalpy sistem.
c. Pada Proses Temperatur Konstan
Selama proses ini temperatur sistem dipertahankan konstan. Jika suatu gas
ideal mengalami proses temperatur konstan, energi dalamnya, yang hanya
merupakan fungsi temperatur, akan konstan. Maka persamaan termodinamika
pertama akan menjadi:
dQ - dW = 0 dQ=dW
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 30
HAND OUT FISIKA I
artinya, pada kompresi atau ekspansi isotermal yang hanya melibatkan gas ideal,
jumlah kalor dan kerja sama dengan nol.
d. Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik, tidak ada panas yang keluar dan masuk sistem
sehingga hukum termodinamika pertama menjadi:
-dW = dU
Artinya kerja yang dilakukan ke sistem untuk meningkatkan energi dalam sistem.
dari persamaan gas ideal perbandingan volume dapat digantikan sehingga
dalam gas ideal cp=cv + R sehingga diperoleh hubungan;
10.7.3 Hukum Termodinamika Pertama untuk Volume Atur.
Energi dapat diangkut melintasi batas volume (batas sistem) tidak saja
dengan kalor, tetapi juga dengan materi yang melintasi batas sistem ini. Materi
dapat mengangkut energi dalam, energi kinetik, energi potensial, kimiawi, dan
magnetik melintasi batas sistem. Menurut hukum pertama termodinamika, energi
yang memasuki volume atur harus sama dengan energi yang meninggalkan volume
atur ditambah sebarang energi dalam volume atur tersebut.
Interaksi kalor dan kerja + Energi yang memasuki volume atur pada penampang i
= energi yang meninggalkan volume atur pada penampang e + perunahan energi
dalam volume atur.
(Joule, lb ft)
dalam persatuan waktu:
(Joule/dtk, lb ft/dtk)
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 31
HAND OUT FISIKA I
Proses aliran tunak.
Untuk suatu volume atur yang berada pada keadaan tunak, pernyataan berikut akan
berlaku:
1. Massa yang memasuki volume atur mengalir pada laju konstan, dan pada
sebarang waktu, aliran massa pada sisi masuk sama dengan aliran massa
pada sisi keluar. Ini menyiratkan bahwa massa dalam volume atur tidak
akan bertambah dan tidak pula berkurang pada saat kapan pun. (berlaku
hkm kontinuitas).
2. Tingkat keadaan dan energi fluida pada sisi masuk, pada sisi keluar, dan
pada setiap titik di dalam volume atur tidak tergantung pada waktu.
3. Laju energi , dalam bentuk kalor atau kerja, melintasi permukaan atur akan
konstan.
Maka persamaan Hukum Termodinamika Pertama untuk volume atur pada aliran
tunak akan menjadi:
Jika dalam persatuan massa:
PERTEMUAN KE 28
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami Hukum Termodinamika I pada volume
atur, dan mampu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang
berhubungan dangan aplikasi hukum termodinamika I, pada turbin, kondensor,
throutle, nosel, boiler dan lain-lain.
10.7.4 Aplikasi Hukum Termodinamika Pertama pada Volume atur pada kedaan
tunak.
a. Penukar Panas
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 32
HAND OUT FISIKA I
Pada penukar panas seperti ketel, kondensor, radiator, dan evaporator, kalor
dipindahkan dari aliran bertemperatur tinggi ke aliran bertemperatur rendah. Pada
penukar panas, entalpy pada sisi masuk dan sisi keluar biasanya sangat berbeda,
tetapi energi kinetik, dan potensial besarnya kecil dibandingkan dengan perubahan
entalpynya sehingga biasanya diabaikan. Karena tidak ada kerja yang dilakukan
pada penukar panas ini, maka penggunaan hukum termodinamika I menjadi:
atau
b. Turbin dan Kompresor
i
w
e
Turbin mengkonversi entalpy fluida menjadi kerja. Pada volume atur yang
ditunjukkan pada gamvabr diatas, sejumlah energi fluida berada dalam bentuk
energi kinetik, dan energi potensial. Hanya sedikit perbedaan kedua jenis energi ini
begitu fluida melintasi penampang i hingga ke penampang e, sehingga bisa
diabaikan. Karena interaksi antara turbin dan sekeliling relatif kecil jika
dibandingkan dengan perubahan entalpy sistem, dan interaksi kerja, ekspansi
dapat dianggap adiabatik, sehingga hukum pertama termodinamika menjadi:
-wi-e + Σh = 0 atau -wi-e = he - hi wie = hi-he
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan fluida dan untuk ini kompresor
memerlukan kerja.
c. Nosel
Nosel merupakan jalan lalu yang luas penampangnya bervariasi sehingga
kecepatan fluida akan meningkat begitu fluida berekspansi ke tekanan yang lebih
rendah. dalam nosel adiabatik yang didalamnya energi potensial dapat diabaikan
dan satu-satunya interaksi kerja ialah kerja aliran, energi entalpy dikonversi
menjadi energi kinetik. Untuk volume atur seperti gambar dibawah ini persamaan
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 33
HAND OUT FISIKA I
energi keadaan tunak memperlihatkan bahwa perubahan entalpy sama dengan
peningkatan energi kinetik.
atau
i e
d. Piranti Pencekik
Dalam sistem ini, volume atur diisolasi secara termal (qi-e = 0), dan tidak
terjadi perpindahan kalor dalam bentuk kerja aliran dan sekelilingnya (wi-e= 0).
Jika perubahan energi kinetik tidak begitu mencolok, maka persaman energi
keadaan tunak menjadi:
hi = he
e. Contoh-contoh soal.
PERTEMUAN KE 29
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 30
KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami tentang hukum Termodinamika II dan mampu
menerapkannya untuk menyelesaika persoalan yang berhubungan dengan mesin
panas dan mesin pendingin karnot.
10.8 Hukum Termodinamika kedua
Terdapat sejumlah pernyataan hokum kedua termodinamika. Pasal ini
berkenaan dengan kedua pernyataan yang paling sering digunakan dalam
termodinamika klasik, yaitu:
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 34
HAND OUT FISIKA I
a. Pernyataan Kelvin-Planck. Tidak mungkin membuat suatu piranti,
yang beroperasi secara terus-menerus (dalam suatu siklus) yang
tidak akan menghasilkan pengaruh selain dari pemindahan kalor
dari reservoir termal tunggal dan pelaksanaan sejumlah kerja yang
sama. Pernyataan ini berarti bahwa hanya sebagian kalor yang
dipindahkan ke siklus dari reservoir bertemperatur tinggi yang dapat
dikonversi menjadi kerja; sisanya harus dibuang ke reservoir
bertemperatur rendah.
b. Pernyataan Clausius. Tidak mungkin untuk membuat suatu piranti,
yang beroperasi secara terus-menerus, yang tidak akan
menghasilkan pengaruh selain perpindahan kalor dari benda yang
bertemperatur rendah ke benda yang bertemperatur tinggi.
Pernyataan ini berati bahwa perlu energi yang harus dipasok ke
piranti untuk memindahkan kalor dari benda dingin ke benda panas.
10.1. Aplikasi Hukum Termodinamika kedua.
a. Pernyataan Kelvin-Planck (pada mesin panas)
Siklus Carnot
1 2
Q+12
Proses 1-2 Ekspansi Isotermal reversibel pada T2
2 3
Proses 2-3 Ekspansi Adiabatik reversibel dari T2 ke T1
4 3
Q-34
Proses 3-4 Kompresi isotermal reversibel pada T1
1 4
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 35
HAND OUT FISIKA I
Proses 4-1 Kompresi adiabatik reversibel dari T1 ke T2
P
P1
Q12
P2
P4
Q34
P3
V1 V4 V2 V3 V
Kerja netto dari siklus carnot
Efisiensi termal siklus carnot:
Sehingga untuk siklus ideal berlaku:
Skema diagram untuk mesin panas:
Q2 T2 dimana T2 > T1
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 36
HAND OUT FISIKA I
W
Q1 T1
b. Pernyataan Clausius (Mesin Pendingin Carnot)
Q2 T2 dimana T2 > T1
W
Q1 T1
Q2
W
valve
Q1
PERTEMUAN KE 31
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 32
PRE TEST MENGHADAPI UAS
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL 37
kondensor
kompresor
evaporator