Hama dan Penyakit Utama Tanaman Lada dan...

2
5 H ama utama yang menyerang tanaman lada adalah pengge- rek batang, pengisap bunga, dan pengisap buah. Sementara untuk penyakit adalah busuk pangkal ba- tang (BPB), penyakit kuning, dan penyakit kerdil/keriting. Kerusakan yang Ditimbulkan Hama penggerek batang (Lophoba- ris piperis) tersebar hampir di se- luruh daerah pertanaman lada di Indonesia. Penggerek batang me- rupakan hama yang paling meru- gikan. Larvanya menggerek batang dan cabang, dan pada serangan be- rat dapat menyebabkan kematian tanaman. Serangga dewasa me- nyerang pucuk, bunga, dan buah sehingga dapat menurunkan pro- duksi dan kualitas buah. Hama pengisap bunga (Dicono- coris hewetti) dikenal dengan se- butan nyamuk lada, enduk-enduk, kapal terbang atau fui-khicong di Bangka. Hama pada stadia nimfa maupun dewasa dapat merusak Hama dan Penyakit Utama Tanaman Lada dan Pengendaliannya Hama dan penyakit utama tanaman lada dapat dikendalikan dengan menerapkan teknik budi daya anjuran. Budi daya dengan tajar atau tegakan hidup yang dikombinasikan dengan ternak, tanaman penutup tanah (Arachis pintoi), dan pagar hidup dari tanaman pakan merupakan teknik budi daya anjuran yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. bunga dan tandan bunga. Serangan ringan menyebabkan tandan rusak, salah bentuk, dan buah sedikit. Bila tanaman terserang berat, seluruh bunga akan rusak, tangkai bunga menjadi hitam dan akhirnya bunga gugur sebelum waktunya. Hama ini juga memakan buah muda. Hama pengisap buah (Dasynus piperis) dikenal dengan berbagai nama, seperti kepik, kepinding, wa- lang sangit, dan di Bangka disebut semunyung atau bilahu. Hama pa- da stadium nimfa maupun dewasa mengisap cairan buah. Serangan pada buah muda menyebabkan tan- dan buah banyak yang kosong, se- dangkan pada buah tua mengakibat- kan buah hampa, kering, dan gugur. Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Phy- tophthora capsici, merupakan pe- nyakit yang paling berbahaya ka- rena dapat menyebabkan kema- tian tanaman dalam waktu singkat. Sebenarnya jamur P. capsici dapat menyerang seluruh bagian tanam- an lada, namun serangan yang paling membahayakan yaitu pada pangkal batang atau akar. Gejala serangan dini sulit diketahui, se- dangkan gejala serangan lanjut berupa tanaman layu. Serangan P. capsici pada daun menyebabkan gejala bercak pada bagian tengah atau tepi daun. Tepi bercak berwarna hitam bergerigi seperti renda, yang tampak jelas bila gejala masih segar dan tidak tampak bila daun telah mengering atau pada gejala lanjut. Bila dalam kebun terdapat ta- naman yang sakit, dalam 1-2 bulan kemudian penyakit akan menyebar ke tanaman di sekitarnya. Penyakit akan lebih cepat menyebar pada musim hujan, terutama pada per- tanaman lada yang disiang bersih. Penyakit kuning banyak dijum- pai di Bangka dan Kalimantan. Pe- nyebabnya sangat kompleks, yaitu nematoda Radopholus similis dan Meloidogyne incognita, jamur Fusa- rium oxysporum, serta kesuburan dan kelembapan tanah rendah. Serangan nematoda R. similis dan M. incognita berlangsung se- cara bersamaan. Luka akibat se- rangan nematoda akan memu- dahkan infeksi jamur F. oxysporum, serta menyebabkan tanaman peka terhadap kekeringan dan kekurang- an unsur hara. Gejalanya yaitu daun menjadi kuning, kaku tergantung tegak lurus pada waktu awal dan makin lama makin mengarah ke batang. Daun sangat rapuh sehing- ga mudah gugur. Secara bertahap, cabang akan gugur dan akhirnya tanaman gundul. Pada bagian akar, sebagian akar rambut rusak akibat Kerusakan tanaman lada akibat serangan penggerek batang (inzet: larvanya) (kiri), pengisap bunga (tengah), dan pengisap buah (kanan). Gejala penyakit busuk pangkal batang, (inzet: gejala di pangkal batang) (kiri), penyakit kuning (tengah), dan penyakit kerdil/keriting (kanan).

Transcript of Hama dan Penyakit Utama Tanaman Lada dan...

Page 1: Hama dan Penyakit Utama Tanaman Lada dan …pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr294073.pdf · Oleh karena itu, usaha tani ... (Trichoderma harzi-anum) diberikan pada awal

5

Hama utama yang menyerangtanaman lada adalah pengge-

rek batang, pengisap bunga, danpengisap buah. Sementara untukpenyakit adalah busuk pangkal ba-tang (BPB), penyakit kuning, danpenyakit kerdil/keriting.

Kerusakan yang Ditimbulkan

Hama penggerek batang (Lophoba-ris piperis) tersebar hampir di se-luruh daerah pertanaman lada diIndonesia. Penggerek batang me-rupakan hama yang paling meru-gikan. Larvanya menggerek batangdan cabang, dan pada serangan be-rat dapat menyebabkan kematiantanaman. Serangga dewasa me-nyerang pucuk, bunga, dan buahsehingga dapat menurunkan pro-duksi dan kualitas buah.

Hama pengisap bunga (Dicono-coris hewetti) dikenal dengan se-butan nyamuk lada, enduk-enduk,kapal terbang atau fui-khicong diBangka. Hama pada stadia nimfamaupun dewasa dapat merusak

Hama dan Penyakit UtamaTanaman Lada dan Pengendaliannya

Hama dan penyakit utama tanaman lada dapat dikendalikan denganmenerapkan teknik budi daya anjuran. Budi daya dengan tajar atau

tegakan hidup yang dikombinasikan dengan ternak, tanaman penutuptanah (Arachis pintoi), dan pagar hidup dari tanaman pakanmerupakan teknik budi daya anjuran yang ramah lingkungan

dan berkelanjutan.

bunga dan tandan bunga. Seranganringan menyebabkan tandan rusak,salah bentuk, dan buah sedikit. Bilatanaman terserang berat, seluruhbunga akan rusak, tangkai bungamenjadi hitam dan akhirnya bungagugur sebelum waktunya. Hama inijuga memakan buah muda.

Hama pengisap buah (Dasynuspiperis) dikenal dengan berbagainama, seperti kepik, kepinding, wa-lang sangit, dan di Bangka disebutsemunyung atau bilahu. Hama pa-da stadium nimfa maupun dewasamengisap cairan buah. Seranganpada buah muda menyebabkan tan-dan buah banyak yang kosong, se-dangkan pada buah tua mengakibat-kan buah hampa, kering, dan gugur.

Penyakit busuk pangkal batangyang disebabkan oleh jamur Phy-tophthora capsici, merupakan pe-nyakit yang paling berbahaya ka-rena dapat menyebabkan kema-tian tanaman dalam waktu singkat.Sebenarnya jamur P. capsici dapatmenyerang seluruh bagian tanam-an lada, namun serangan yangpaling membahayakan yaitu pada

pangkal batang atau akar. Gejalaserangan dini sulit diketahui, se-dangkan gejala serangan lanjutberupa tanaman layu.

Serangan P. capsici pada daunmenyebabkan gejala bercak padabagian tengah atau tepi daun. Tepibercak berwarna hitam bergerigiseperti renda, yang tampak jelasbila gejala masih segar dan tidaktampak bila daun telah mengeringatau pada gejala lanjut.

Bila dalam kebun terdapat ta-naman yang sakit, dalam 1-2 bulankemudian penyakit akan menyebarke tanaman di sekitarnya. Penyakitakan lebih cepat menyebar padamusim hujan, terutama pada per-tanaman lada yang disiang bersih.

Penyakit kuning banyak dijum-pai di Bangka dan Kalimantan. Pe-nyebabnya sangat kompleks, yaitunematoda Radopholus similis danMeloidogyne incognita, jamur Fusa-rium oxysporum, serta kesuburandan kelembapan tanah rendah.

Serangan nematoda R. similisdan M. incognita berlangsung se-cara bersamaan. Luka akibat se-rangan nematoda akan memu-dahkan infeksi jamur F. oxysporum,serta menyebabkan tanaman pekaterhadap kekeringan dan kekurang-an unsur hara. Gejalanya yaitu daunmenjadi kuning, kaku tergantungtegak lurus pada waktu awal danmakin lama makin mengarah kebatang. Daun sangat rapuh sehing-ga mudah gugur. Secara bertahap,cabang akan gugur dan akhirnyatanaman gundul. Pada bagian akar,sebagian akar rambut rusak akibat

Kerusakan tanaman lada akibat serangan penggerekbatang (inzet: larvanya) (kiri), pengisap bunga (tengah),dan pengisap buah (kanan).

Gejala penyakit busuk pangkal batang, (inzet: gejala dipangkal batang) (kiri), penyakit kuning (tengah), danpenyakit kerdil/keriting (kanan).

Page 2: Hama dan Penyakit Utama Tanaman Lada dan …pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/wr294073.pdf · Oleh karena itu, usaha tani ... (Trichoderma harzi-anum) diberikan pada awal

6

serangan R. similis dan terdapatpuru atau bintil-bintil akar akibatserangan M. incognita.

Penyakit kerdil/keriting saat initelah menyebar hampir di seluruhdaerah pertanaman lada di Indone-sia. Penyakit ini tidak mematikantanaman, tetapi menghambat per-tumbuhan sehingga tanaman kerdildan produksi menurun. Penyebab-nya adalah virus seperti pepperyellow mottle virus (PYMV) dancucumber mosaic virus (CMV).Penyakit kerdil ditandai denganmunculnya daun-daun muda yangabnormal, berukuran lebih kecil, se-ring kali bergelombang atau belang-belang. Pada serangan berat, per-tumbuhan ruas memendek sehing-ga tanaman kerdil. Sering pula per-tumbuhan cabang menjadi berle-bihan dengan daun kecil atau tidakberdaun.

Tanaman yang terserang ri-ngan tetap dapat berproduksi, te-tapi tandan buah menjadi pendekdan tidak penuh. Ukuran buah lebihkecil dari buah normal. Bila terse-rang berat, tanaman menjadi sa-ngat kerdil dan tidak berbuah. Ta-naman yang telah menunjukkangejala penyakit ini, walaupun masihdalam stadium ringan, tidak dapatmenjadi sumber bibit. Selain olehserangga vektor (Aphis sp., Plano-coccus citri, dan Ferrisia sp.), pe-nyakit juga dapat menyebar melaluialat pertanian yang dipakai padatanaman sakit.

Strategi Pengendalian

Fluktuasi harga lada yang cukuptajam menyebabkan petani ladatidak dapat membeli sarana pro-duksi. Oleh karena itu, usaha tanilada dianjurkan diintegrasikan de-ngan ternak disertai penanamanpenutup tanah (Arachis pintoi).

Pengendalian menggunakanpestisida kimiawi dilakukan jikapopulasi hama atau intensitas se-rangan penyakit tinggi, diikuti pe-ngendalian secara hayati menggu-nakan musuh alaminya. Pengenda-lian terpadu yang dianjurkan meli-puti teknik budi daya serta pengen-dalian secara hayati dan kimiawi.

Teknik Budi Daya

Bahan tanaman yang tidak sehatdapat menjadi sumber inokulum didaerah yang baru. Oleh karena itu,bahan tanaman harus sehat. Pemi-lihan varietas yang akan ditanamjuga perlu dilakukan dengan hati-hati, karena sampai saat ini belumada varietas lada yang tahan ter-hadap semua jenis hama dan pe-nyakit. Bila di pembibitan dijumpaibibit dengan gejala kerdil maka bibitdimusnahkan.

Tanaman lada membutuhkancahaya matahari 50-75% sehinggaperlu tajar (penegak hidup). Tajardapat berupa tanaman hidup se-perti dadap cangkring atau gliri-sidia.

Pemeliharaan tanaman ladameliputi pemangkasan atau pem-buangan sulur cacing dan sulurgantung. Pembuangan sulur cacingdapat mengurangi infeksi P. capsicidari tanah.

Pemupukan perlu memperhati-kan komposisi dan saat aplikasinya.Pupuk yang diperlukan adalah 1,6kg NPKMg (12-12-17-2)/tanaman/tahun untuk tanaman umur pro-duktif. Pupuk diberikan 3-4 kali se-lama musim hujan. Pada waktu pe-mupukan pertama ditambahkan 5kg pupuk kandang. Tajar dipangkas7-10 hari sebelum pemupukan. Ta-naman penutup tanah seperti A.pintoi dapat menjadi sumber nutrisibagi musuh alami hama serta meng-hambat penyebaran patogen BPBpada musim hujan.

Penyiangan terbatas “bobokor”dilakukan secara rutin di sekitar ta-naman sebatas kanopi tanaman. Pa-rit keliling dan saluran drainase da-pat mencegah penyebaran patogendari lahan yang tercemar dan jugauntuk mencegah genangan air didalam kebun. Membuat pagar keli-ling dengan tanaman sumber pakansangat dianjurkan untuk membatasijalan masuk ke dalam kebun sehing-ga dapat menghindarkan masuknyapatogen dari luar kebun. Ternak pe-liharaan tidak boleh dibiarkan ber-keliaran di dalam kebun.

Tanaman yang terserang BPBdimusnahkan dengan cara dibakardi tempat atau disiram bubur bordo.

Alat pertanian yang digunakan un-tuk memusnahkan tanaman sakitharus dicuci terlebih dahulu sebe-lum dipakai untuk tanaman sehat.

Pengendalian Hayati dan Kimiawi

Agens hayati (Trichoderma harzi-anum) diberikan pada awal tanam,diikuti bahan organik/sisa tanamanatau potongan alang-alang secaraberkala. Apabila dijumpai tanamanyang dicurigai terkena BPB makatanaman tersebut dan tanaman disekitarnya diberi fungisida siste-mik atau disiram bubur bordo. Apli-kasi bubur bordo diikuti denganpemberian agens hayati (T. harzi-anum) 2-4 minggu kemudian. Apa-bila populasi hama penggerek ba-tang atau gejala penyakit kuningmeningkat diberikan karbofuran30-50 g/tanaman. Alang-alang da-pat digunakan sebagai penutup ta-nah untuk mengendalikan penyakitkuning. Apabila pemberian alang-alang dimaksudkan untuk mengen-dalikan BPB maka harus dibenam-kan. Pengendalian penyakit kuningdengan bakteri Pasteuria penetransakan lebih efektif bila diikuti denganpemberian bahan organik.

Ternak seperti kambing dansapi dapat diintegrasikan dalamusaha tani lada. Biomassa pang-kasan tajar, penutup tanah, dan pa-gar keliling dapat dimanfaatkansebagai pakan, sedangkan kotoranternak untuk tanaman lada. Integ-rasi ternak dalam usaha tani ladamerupakan budi daya anjuran yangramah lingkungan dan berkelan-jutan (Dyah Manohara dan Nurheru).

Untuk informasi lebih lanjuthubungi:

Balai Penelitian Tanaman Rempahdan Aneka Tanaman IndustriJalan Raya Pakuwon km 2ParungkudaSukabumi 43357Telepon : (0266) 531241Faksimile : (0266) 533283E-mail : [email protected]

[email protected]

Administrator
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 29, No. 4, 2007