Halaman Angkag,

download Halaman Angkag,

of 18

description

mjbgj

Transcript of Halaman Angkag,

Lomba Kegiatan Ilmiah untuk Siswa SLTA Tingkat Nasional Tahun 2012

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangTenaga air merupakan sumber daya terpenting setelah tenaga uap atau panas. Hampir 30% dari seluruh tenaga di dunia dipenuhi oleh pusat-pusat listrik tenaga air. Jumlah seluruh potensi tenaga air yang bisa dimanfaatkan di seluruh dunia sejumlah 5.000 GW. Namun sampai dengan sekarang, pemanfaatan air untuk tenaga listrik hanya sekitar 200 GW. Dengan demikian masih banyak potensi tenaga air yang harus digunakan untuk memaksimalkan energi yang ada. Di Indonesia sendiri, pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain. Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 persen dari jumlah energi pembangkitan PT PLN. Padahal Indonesia mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air yang baru untuk memenuhi kebutuhan warga negara atas pasokan listrik untuk menjalankan aktifitasnya. Selain itu, pembangunan pusat tenaga listrik bertenaga air ini juga didorong oleh krisis energi, terutama di bidang listrik, secara nasional. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan negara yang mengelola distribusi listrik ke banyak wilayah mengalami penurunan produkstifitas yang disebabkan oleh semakin sedikitnya pasokan listrik dari sumber-sumber pembangkit listrik. Sebab yang lain karena tidak berimbangnya ketersediaan listrik dengan semakin tingginya permintaan konsumen atas listrik. Di Jawa Timur sendiri mengalami defisit listrik sebanyak 130 MW. Oleh karena itu, listrik secara nasional harus mendapatkan perhatian secara khusus terutama dalam pemanfaatan sumber energi yang ada dan pembangunan sumber-sumber pembangkit listrik yang berpotensi. Komsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan mejadi suatu masalah bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Kebijakan-kebijakan yang diambil PLN sebagai BUMN penyedia energi listrik semakin menunjukkan bahwa PLN sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listrik nasional. Bahkan PLN sampai melakukan pencarian sumber-sumber pendanaan melalui penerbitan obligasi untuk menunjang kegiatan operasional dan memenuhi kebutuhan listrik nasional hingga 10 tahun mendatang (http://www.depkominfo.go.id/).Dalam hal ini peneliti mengemukakan gagasan baru untuk meningkatkan daya guna air nasional dengan menambahkan prinsip pegas terhadap sistem PLTA yang konvensional saat ini. Dalam sistem ini pegas berfungsi sebagai penyimpan enrgi yang di hasilkan, sehingga akan melipat ganda kan hasilnya. Hasil yang didapat peneliti yaitu dengan variable input x, output yang didapat pada PLTA konvensional biasa adalah variable y. Sedangkan pada PLTA yang menggunakan prinsip pegas didapatkan hasil output PLTA yang memakai inovasi ini menjadi 225% y.Peneliti berharap dengan inovasi bisa meningkatkan daya guna air nasional karena dengan sedikit input atau sumber daya air yang digunakan bisa menghasilkan output yang berlipat-lipat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Dari serangkaian permasalahan tersebut, penulis berusaha mencari solusi alternatif untuk memanfaatkan pegas untuk memutar turbin menjadi lebih besar. Penulisan gagasan ini dikemas dalam karya tulis yang berjudul SHEP (Spring Hydro Environmental Powerplant) Pembangkit Listrik Tenaga Air Prinsip Pegas sebagai Inovasi Pembangkit Listik Masa Depan yang Efisien dan Ramah Lingkungan.

B. RumusanMasalahDari latar belakang di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut.1. Apakah SHEP itu ?2. Apakah prinsip pegas dalam sistem SHEP dapat menambah energi dari generator untuk memutar turbin dalam membangkitkan listrik ?3. Bagaimana sistem kerja prinsip SHEP dalam menambah energi untuk membangkitkan listrik dengan input sumber daya air yang minimal ?4. Apa saja kelebihan sistem kerja SHEP dibandingkan dengan sistem kerja PLTA biasa ?

C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui tentang SHEP dan manfaat yang dimilikinya dalam peminimalan penggunaan daya air.2. Mengetahui peran pegas dalam meningkatkan energi untuk memutar turbin.3. Mengetahui sistem kerja prinsip SHEP secara langsung.4. Mengetahui kelebihan SHEP jika dibandingkan dengan PLTA biasa.

D. HipotesisAdapun hipotesis yang peneliti kemukakan pada penelitian ini adalah bahwa pemberian sistem SHEP dalam sistem PLTA akan menghasilkan energi listrik yang berlipat ganda daripada energi listrik yang dihasilkan oleh sistem PLTA biasa dan hal ini juga dapat mengurangi penggunaan sumber daya air dalam PLTA.

E. AsumsiDalam penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa SHEP (Spring Hydro Environmental Powerplant) dapat menjadi pembangkit listrik sederhana yang memiliki efisiensi lebih tinggi daripada pembangkit listrik biasa (tanpa menggunakan prinsip pegas). Hal ini dikarenakan SHEP menggunakan prinsip pegas. Fungsi dari penambahan prinsip pegas dalam penelitian ini adalah untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh turbin (input) dan menghasilkan output lebih besar dari input. yang dapat memanfaatkan input tenapa pemutar dari turbin dengan maksimum. Dengan demikian air yang digunakan untuk memutar generator menjadi lebih sedikit. Jadi SHEP memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dalam menghasilkan energi listrik dan dapat memanfaatkan daya guna air dengan maksimum.

D. Manfaat Penelitian1. Bagi penelitia. Meningkatkan wawasan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis dalam bidang pengelolaan dan pelestarian sumber daya air.b. Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh ilmuan dalam penelitian.c. Menambah pengalaman dalam mencari data lapangan.d. Meningkatkan kepekaan sosial penulis dalam mengetahui dan memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat. 2. Dapat menyumbangkan ide untuk masyarakat berdasarkan hasil penelitian.3. Memberikan alternatif bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan dan untuk memberikan inovasi dalam pemanfaatan daya guna air.

E. Batasan MasalahDalam penelitian ini, peneliti mengungkap pemanfaatan pegas berbentuk spiral dalam sistem pemutar generator berdasarkan energi yang dimilikinya sehingga bisa meminimalkan penggunaan air dalam sistem pembangkit listrik tenaga air. Penelitian ini dibatasi pada kajian pustaka tentang kekuatan SNI pegas, pengaruh pemanfaatan pegas, serta sebuah inovasi baru berupa SHEP (Spring Liquid Environmental Powerplant) sebagai pembangkit listrik tenaga air masa depan yang efisien dan ramah lingkungan.

Lomba Kegiatan Ilmiah untuk Siswa SLTA Tingkat Nasional Tahun 2013

SMA Negeri 1 Ponorogo, Jawa Timur15

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Sumber Daya Air1. Definisi Sumber Daya AirAir adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Sedangkan pengertian sumberdaya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air, termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk kekayaan hewani yang ada di dalamnya (Sunaryo, 2004). Menurut Middleton (2008) dalam Sunaryo (2004) air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi 70 persen permukaannya dan berjumlah kira-kira 1.4 ribu juta kilometer kubik. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003 persen. Sebagian besar air, kira-kira 97 persen, ada dalam samudera, laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi.

B. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Gambar 1. PLTA (www.energitoday.com)Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkanenergi potensialdankinetikdariairuntuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagaihidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan keturbinyang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuahwadukatauair terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenagaombak (http://id.wikipedia.org).C. Pegas1. Definisi PegasPegasmerupakan bendaelastisyang dapat digunakan untuk menyimpanenergi mekanis. Bahan pembuatan pegas biasanya terbuat daribaja.2. Pegas SpiralPegas spiral Atau sering disebut juga coil spring dan sering juga disebut per keong atau pegas ulir. Pegas sepiral ini terdiri atas sebuah uliran batang baja dalam bentuk melingkar seperti rumah siput atau keong. Pegas ini memiliki ketahanan sangat baik terhadap beban kejut, dan ketika terjadi defleksi tidak akan menimbulkan gesekan. Namun pegas spiral tidak memiliki sifat meredam beban kejut, sehingga dalam pemakaiannya selalu dirangkaikan dengan peredam kejut (shock absorber) serta memerlukan dudukan pegas yang dipasang dikedua ujung pegas spiral. Pegas ini umumnya dipasang pada system suspensi depan, karena daya pemegasan pegas spiral bergantung pada garis tengah dan panjang batang baja yang dipakai. Semakin diameter pegas dan semakin panjang pegas tersebut maka akan semakin fleksible. Pegas spiral yang panjang dapat memegas lebih leluasa dan dapat melentur lebih jauh.

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Metode PenelitianDalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan data berupa angka atau statistik dalam mendeskripsikan laporan penelitian. Metode ini mempunyai keunggulan lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola permasalahan yang dihadapi. Metode ini dipilih karena penelitian ini menyangkut tentang pengaruh pengaruh pemberian HYDROXYTRAP dalam mekanise sistem kerja pada motor 4 Tak. Dalam penelitian ini, metode deskriptif kuantitatif mempermudah peneliti untuk membandingkan hasil uji produk kami yang berupa generator HHO dengan dua selang pemisah hidrogen dan oksigen yang dapat diatur laju produksi gas dengan Generator HHO umum.

B. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, kami menggunakan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh, yang memiliki nilai (ukuran tertentu) dan dapat berubah sesuai perlakuan tertentu. Adapun beberapa variabel dalam penelitian ini adalah: hydrogen dan oxygen. Di antara variabel-variabel tersebut kami memilih variabel perbandingan jumlah hirogen dan oxygen yang dihasilkan oleh Generator HHO tanpa dua selang pemisah (HIDROXYTRAP dengan perbandingan hidrogen dan oksigen 1:1) dan Generator HHO dengan dua selang pemisah (HIDROXYTRAP dengan perbandingan hidrogen dan oksigen x:y) . Variabel yang lain tidak diteliti. Variabel Generator HHO dengan dua selang pemisah disebut variabel bebas, sedangkan variabel yang lain (ukuran paralon, sendok, kabel dll) disebut variabel kontrol. Adapun skema penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Skema PenelitianKondi Awal Objek Penelitian (Kondisi awal diseragamkan)Perlakuan(Variabel Bebas)Kondisi Akhir Eksperimen(Kondisi akhir di ukur)Faktor lain yang ikut berpengaruh diseragamkan(Variabel Kontrol)(Variabel Terikat)

C. Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa sampel HIDROXYTRAP. Pengambilan sampel dilakukan dengan pemberian perlakuan yang berbeda. Adapun tabel perlakuan sampel adalah sebagai berikut :NO.Kode SampelPerlakuan

1AGenerator HHO tanpa dua selang pemisah (HIDROXYTRAP dengan perbandingan hidrogen dan oksigen 1:1)

2B Generator HHO dengan dua selang pemisah (HIDROXYTRAP dengan perbandingan hidrogen dan oksigen x:y)

3CSepeda motor 4 Tak tanpa generator HHO

Tabel 1. Teknik Pengambilan Sampel

D. Instrumen PenelitianPada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut :1. Eksperimen: Instrumen ini merupakan salah satu tahap metode ilmiah yang menggunakan langkah-langkah yang sistematis dengan memberikan suatu perlakuan terhadap suatu objek penelitian agar muncul akibat dari perlakuan itu. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh sumber data utama dan dicatat serta disimpulkan dalam catatan tertulis. 2. Kajian literatur: Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tambahan. Data sekunder digunakan sebagai pelengkap data primer. Kajian literatur dapat diperoleh dari majalah ilmiah, buku dan internet.3. Foto: Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan gambaran yang bersifat umum. Pada penelitian ini, foto diambil dari dokumentasi peneliti yang dihasilkan peneliti sendiri. 4. Wawancara : Instrumen ini digunakan untuk memperoleh sumber data pendukung (sekunder). Sumber data sekunder dicatat melalui catatan tertulis atau direkam melalui alat perekaman, dan di dokumentasikan dengan foto atau video.

E. Pelaksana PenelitianDalam penelitian ini, yang bertindak sebagai pelaksana penelitian adalah Arief Dwi Kurniawan, Okky Ardiansyah, dan Zia Ade Achmad selaku penulis. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu Bapak Drs. Sudarsono selaku pembina Ganesha KIR sebagai konsultan dan pengarah. F. Setting Penelitian1. Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 3 Februari s/d 8 April 2014. 2. Tempat Penelitian Adapun waktu dan tempat penelitian adalah sebagai berikut:NoTanggal PenelitianTempat PenelitianKegiatan

1

3.

4

3 Februari 2014 s/d 20 Februari 2014

21 Februari s/d 5 Maret 2014

6 Maret s/d 8 April 2014-Rumah Zia Ade Achmad-Perpustakaan Daerah, Perpustakan Sekolah, Sekretariat Ganesha -KIR dll

-SMAN 1 PONOROGO, Rumah Zia Ade Achmad

-Mempersiapkan peralatan pembuatan HYDROXYTRAP-Studi pustaka untuk mengkaji konsep keilmuwan yang terkait dengan rencana produk- Pembuatan produk sampai pengujian beban produk penelitian serta pengumpulan sampel penelitian - Wawancara tentang proses mekanisme pembuatan pembangkit listrik sederhana- Akumulasi Data, Estimasi produk serta penghitungannya

- Penyusunan laporan penelitian serta pengesahannya

Tabel 2. Jadwal dan Tempat Kegiatan PenelitianG. Desain Alat Percobaan Dalam penelitian ini, peneliti membuat HYDROXYTRAP yang dipasang dalam sepeda motor 4 Tak yang nantinya akan digunakan untuk menghemat kuantitas bensin. Adapun bahan-bahan dalam pembuatan ini adalah sebagai berikut :NONAMA BENDAJUMLAHHARGA

1.Kabel Bekas ( panjang 3 m )1 buah X @ Rp.9.000 Rp. 9.000

2.Sendok Stainles Steel 2 buah X @ Rp. 2.500Rp. 5.000

4.Selang Plastik ( panjang 1.5 m )4 buah X @ Rp. 3000Rp. 12.000

5.Kiprok1 buah X @ Rp. 10.000Rp. 10.000

6.Paralon bekas (panjang 12 cm, diameter 10 cm)1 buah X @ Rp. 3.000Rp. 3.000

7.Aquades ( 1 liter)2 buah X @ Rp. 4.000Rp. 8.000

9.Pipa T Kuningan1 buah X @ Rp. 3.000Rp. 3.000

10Paralon bekas ( panjang 10 cm, diameter 2.5cm)1 buah X @ Rp. 500Rp. 5000

11Baut 2 buah X @ Rp. 500Rp 1.000

12Kran kuningan2 buah X @ Rp. 2.000Rp.4.000

13Penutup Paralon bekas(diameter 7cm)2 buah X @ Rp. 1000Rp.4.000

TOTALRp.64.000

H. Prosedur Perakitan HIDROXYTRAP Dalam penelitian ini prosedur perakitan bagian-bagian HIDROXYTRAP antara lain sebagai berikut :1. Memotong selang,kabel dan paralon sama panjang,2. Memasukan paralon kecil kedalam paralon besar,3. Memasang sendok Stainles Steelke dalam paralon kecil,4. Menutup atas paralon besar dengan tutup paralon yang telah dilubangi 3 lubang,5. Memasukan selang pada tutup paralon atas,6. Menutup bawah paralon besar dengan tutup paralon yang telah dilubangi 2 lubang,7. Memasang baut pada bawah paralon besar,8. Memasang kabel pada kedua baut,9. Memasukan air suling pada bagian atas paralon besar, I. Prosedur Pengujian HIDROXYTRAP Dalam penelitian ini, prosedur pengujian besarnya perbandingan energi dihasilkan oleh HIDROXYTRAP dengan dua selang pemisah dan HIDROXYTRAP tanpa dua selang pemisah antara lain sebagai berikut :1. Mempersiapkan alat dan bahan yang tertera pada tabel 4 dan 5,2. Memasang bagian-bagian HIDROXYTRAP ,3. Melubangi bagian karbursi pada sepeda motor 4 Tak,4. Memasang HIDROXYTRAP pada sepeda motor 4 Tak5. Memasang kabel pada accu yang telah tersambung kiprok6. Memasang selang pada lubang karburasi,7. mengatur perbandingan laju produksi oxygen, hydrogen dan8. Mmbandingkan jarak tempuh sepeda motor.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitaan Pengujian dua sampel generator HHO dengan memberikan input arus listrik yang. Dalam hal ini untuk memperoleh perbandingan laju produksi, peneliti menggunakan keran yang dapat mengatur laju produksi HHO. Peneliti menggunakan perbandingan sudut putar keran. Untuk sudut 45 derajat akan sama dengan sudut 90 derajat, yaitu laju produksi gas yang akan sama. Pemilihan penghitunggan menggunakan laju produksi gas karena, perhitungannya yang kana lebih mudah.

1. Perbandingan Hidrogen dan Oxygen yang dihasilkan oleh Generator HHO tanpa dua selang pemisah HIDROXYTRAP dengan laju perbandingan hidrogen dan oksigen 1:1 PercobaanVolume H2 /menit(cc)Volume O2 /menit(cc)Sisa bensin (cc)

15,84,3681,9

25,734,380,3

35,754,2782

Jumlah17,2812,93244,2

Rata-Rata5,764,3181,4

Tabel 5 Hasil Perhitungan Kuat Arus Sampel A

2. Perbandingan Hidrogen dan Oxygen yang dihasilkan oleh Generator HHO dengan dua selang pemisah (HIDROXYTRAP dengan laju perbandingan hidrogen dan oksigen x:y)a. 2:3PercobaanVolume H2 /menit(cc)Volume O2 /menit(cc)Sisa bensin (cc)

12,454,379,8

22,64,278

32,54,3577,3

Jumlah7,5512,85235,1

Rata-Rata2,524,378,36

Tabel 6 Hasil Perhitungan Kuat Arus Sampel B

b. 3:2PercobaanVolume H2 /menit(cc)Volume O2 /menit(cc)Sisa bensin (cc)

15,62,181,5

25,722,579

35,752,4280,4

Jumlah17,077,02240,9

Rata-Rata5,692,3480,3

c. Sepeda motor 4 Tak tanpa generator HHO

PercobaanVolume H2 /menit(cc)Volume O2 /menit(cc)Sisa bensin (cc)

1--78

2--72

3--76

Jumlah--226

Rata-Rata--75,3

2. Nilai optimalisasi Penggunaan Generator HHO dalam Pembakaran Mesin Sisa bensin S.M. HIDROXYTRAP - Sisa bensin S.M. biasa) 100% Sisa bensin S.M. biasa = 81,4 75,3/75,3100% dan 80,3-75,3 100% = 8,2% dan 6,6% Berdasarkan perhitungan nilai efisiensi antara PLTA sistem SHEP dengan PLTA biasa diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan PLTA sitem SHEP mempunyai nilai efisiensi sebesar 8,2 %.Untuk HIDROXYTRAP yang memiliki perbandingan gas hydrogen dan oksigen 3:2 memiliki nilai optimalisasi yang lebih kecil dari pada HIDROXYTRAP yang memeliki nilai perbandingan 1:1. Namun Hidroxytap dengan perbandingan 1:1 memeliki kelebihan dalam penyimpanan hydrogen ketika arus listrik tidak ada

1. Nilai efisiensi penggunaan HYDROXYTRAP ( Hydrogen Oxygen Trapper ) Berdasarkan perhitungan nilai efisiensi antara PLTA sistem SHEP dengan PLTA biasa diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan PLTA sitem SHEP mempunyai nilai efisiensi sebesar 225 %.

3. Keuntungan Penggunaan Sistem HYDROXYTRAP pada sepeda motor 4 takPenggunaan sitem SHEP dalam PLTA mempunyai banyak sekali keuntungan, tidak hanya dari segi peminimalan penggunanan sumber daya air tetapi juga dari segi menambah jumlah energi listrik yang di hasilkan oleh generator dengan sumber daya air yang minimal. Sehingga hal ini bisa dijadikan sebagi inovasi baru oleh masyarakat, lembaga-lembaga terkait dan pemerintah dalam penyuplaian kebutuhan energi listrik di Indonesia yang notabene sekarang ini masih banyak kekuranagan, maka dari itu dengan adanya sistem SHEP kita tidak memerlukan sumber daya air yang melimpah untuk bisa menghasilkan energi listrik.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanPenelitian dan prosedur yang telah dilaksanakan, peneliti dapat menyimpukan hal-hal sebagai berikut :1. Prinsip Pegas dapat dijadikan penyimpan energi putar dalam memutar generator yang menjadikan output dari putaran lebih banyak dari pada yang tidak menggunakan pegas,2. Penggunaan sumber daya air dalam prinsip pegas bisa digunakan sebijak mungkin karena dengan sitem SHEP tidak memerlukan sumber daya air yang melimpah,3. Pemanfaatan PLTA selama ini masih belum maksimal jika dilihat total energi listrik yang diperlukan oleh masyarakat sangat tidak sebanding dengan total suplai listrik yang dhasilkan leh pembangkit tenaga listrik 4. Dengan dasar teori yang sudah ada, PLTA sistem SHEP memiliki potensi untuk diterapkan pada PLTA secara besar. Dengan beberapa alasan pendukung antara lain memiliki keunggulan dalam menghasilkan energi listrik, meminimalkan penggunaan sumber daya air dan lebih efisien. Nilai efisiensi dari perbandinggan antara PLTA sederhana sistem SHEP dengan PLTA sistem biasa sebesar 225 % lebih layak digunakan

B. SaranDari penelitian ini peneliti masih dalam tahap awal jadi perlu adanya tindak lanjut antara lain :1. Hendaknya diteliti lebih lanjut mengenai hasil produk peneliti yaitu PLTA sederhana sistem SHEP untuk pengembangan lebih lanjut. Jadi, perlu penelitian dan pengujian yang lebih mendetail.2. Hendaknya diketahui sifat-sifat pegas dan PLTA yang terdapat dengan uji laboratorium karena peneliti hanya meneliti pegas melalui kajian literatur yang terbatas.3. Sebaiknya hasil karya ini dapat dikembangkan di masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas bangunan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di sekitar kita.4. Hendaknya beberapa dinas-dinas PLN mensosialisasikan hasil karya ini dan memberikan penyuluhan masyarakat Indonesia bahwa untuk mendapatkan output energi listrik yang maksimal bisa menggunakan sitem SHEP dalam prakteknya.