HALAM AN JUDUL RENCANA AKSI KEGIATAN … HALAM AN JUDUL RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BALAI PELATIHAN...
Transcript of HALAM AN JUDUL RENCANA AKSI KEGIATAN … HALAM AN JUDUL RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BALAI PELATIHAN...
1
HALAM AN JUDUL
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2015– 2019
REVISI IV
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2
KATA PENGANTAR
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang merupakan dokumen perencanaan yang
mengimplementasikan Rencana Aksi Program (RAP) Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan (PPSDM) Kesehatan untuk kegiatan program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam hal pelaksanaan pelatihan kesehatan bagi Sumber
Daya Manusia (SDM) Kesehatan dan masyarakat. Rencana Aksi Kegiatan ini juga digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Balai Pelatihan Kesehatan
(Bapelkes) Semarang dari tahun 2015 – 2019.
Dalam perjalanannya, RAK dievaluasi dan dimonitoring pencapaiannya oleh Tim Monitoring
yang diketuai oleh Ka. Sub. Bag. Tata Usaha. Pada akhir tahun anggaran, RAK juga direview
oleh tim independen internal Bapelkes Semarang. Hasil dari review tersebut memungkinkan
terjadinya revisi terhadap RAK yang telah dibuat.
Untuk tahun 2018, review terhadap RAK Bapelkes Semarang didasarkan pada hasil masukan
mid term review tahun 2018, perubahan kebijakan pusat tahun 2018, dan rasionalitas target
berdasarkan kebijakan tersebut. Dari hasil review internal direkomendasikan untuk
melakukan penyesuaian format RAK.. Penyesuaian juga dilakukan terhadap target setiap
strategi.
Revisi terhadap RAK melibatkan tim penyusun RAK dengan Ka. Sub. Bag. Tata Usaha sebagai
penanggung jawab. Revoew terhadap RAK ini terlaksana atas kerjasama, dukungan berbagai
pihak terkait. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga
bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi bahan perencanaan serta evaluasi untuk
masa mendatang.
Semarang, Oktober 2018 Kepala Bapelkes Semarang Emmilya Rosa, SKM, MKM NIP.
3
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY
A. LATAR BELAKANG ORGANISASI
a. Sejarah
b. Landasan Hukum Organisasi
c. Visi
d. Misi
e. Tujuan
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
a. Arah Kebijakan dan Strategi BPPSDM
b. Arah Kebijakan dan Strategi Poltekkes
C. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
A. Faktor Eksternal
1) Regulasi
2) Segmen Pasar (Pengguna)
3) Kompetitor
4) Supplier
5) Stakeholders lain
6) Produk Substitusi
7) Faktor Lingkungan Eksternal Lainnya
B. Faktor Internal
1) Aktivitas Utama
2) Aktivitas Pendukung
C. Analisis SWOT
1) Kekuatan
2) Kelemahan
3) Peluang
4) Ancaman
D. STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
a. Strategi Pengembangan
b. Sasaran
c. Indikator Kinerja Sasaran
d. Target Tahunan
E. PROGRAM TAHUN 2015-2019
a. Proyeksi Kebutuhan SDM
b. Proyeksi Kebutuhan Peralatan
c. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana
d. Proyeksi Kebutuhan Pengembangan Sub Sistem Pendukung
e. Program Tahunan
f. Anggaran Program
F. PENUTUP: MONITORING DAN EVALUASI
4
a. Definisi Monitoring dan Evaluasi
b. Merencanakan monitoring dan Evaluasi
c. Kerangka kerja Monitoring dan Evaluasi
d. Rencana Monitoring
e. Rencana Evaluasi
f. Sumber Daya untuk Melakukan Monitoring dan Evaluasi
g. Pelibatan Stakeholders untuk Monitoring dan Evaluasi
h. Instrumen untuk Melakukan Monitoring dan Evaluasi
LAMPIRAN
5
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkiraan Kebutuhan Biaya Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019 ………………… 25
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tujuan, Ukuran, dan Target Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019………………… 17
Gambar 2 Sasaran Strategis & Indikator Kinerja Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019…. 18
Gambar 3 Kegiatan, Indikator Kegiatan, dan Target Volume Bapelkes Semarang
Tahun 2015-2019. ………………………………………………………………………………………….. 18
7
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kesehatan adalah hak asazi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan investasi
sumber daya manusia dan memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Walaupun setiap tahunnya IPM meningkat, pada tahun 2014
Indonesia masih menempati urutan ke108 dari 187 negara dengan angka IPM 68,4. Hal ini
menunjukkan kualitas hidup manusia di berbagai negara lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya.
Pembangunan Indonesia saat ini mengacu pada sembilan program yang dinamakan Nawa
Cita. Pembangunan bidang kesehatan tecantum pada cita ke-lima yaitu meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan,
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 sebagaimana tertuang
dalam UU Nomor 17 Tahun 2007, mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan
nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan peri
kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta mengutamakan
manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak,
kelompok usia lanjut dan keluarga miskin.
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), disebutkan bahwa pembangunan kesehatan dilaksanakan
dengan cara meningkatkan : 1) upaya kesehatan; 2) penelitian dan pengembangan
kesehatan; 3) pembiayaan kesehatan; 4) sumber daya manusia kesehatan; 5) sediaan
farmasi dan alat kesehatan dan makanan; 6) manajemen dan informasi kesehatan ; dan 7)
pemberdayaan masyarakat yang disertai peningkatan pengawasan dan manajemen
kesehatan.
8
Program pembangunan kesehatan periode 2015 – 2019 adalah Program Indonesia Sehat,
yaitu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indoesia yang berperilaku sehat, hidup dalam
lingkungan yang sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Program ini terdirii dari : 1) Paradigma
Sehat; 2) Penguatan Pelayanan Primer; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiganya
dilakukan dengan menerapkan pendekatan Continuum of Care dan intervensi berbasis
resiko (Health Risk) (www.depkes.go.id : Program Indonesia Sehat untuk atasi masalah
kesehatan, 3 Feruari 2015).
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat: 1) meningkatkan status kesehatan dan
gizi ibu dan anak; 2) meningkatkan pengendalian penyakit; 3) meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan; 4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; 5) terpenuhinya kebutuan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin; serta 6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Target Millenium Development Goals (MDGs) akan segera berakhir pada tahun 2015, namun
Angka Kematian Anak sebagai terget MDGs ke-4 belum mencapai target karena terjadinya
stagnasi selama 5 tahun terakhir pada angka kematian neonatal yaitu 19/1000 kelahiran
hidup. Demikian juga dengan Angka Kematian Ibu sebagai target MDGs nomor 5, walaupun
sudah mengalami penurunan selama satu dekade, tetapi masih jauh dari terget MDGs.
Tujuan pembangunan dalam MDGs sebagai momenklatur tidak akan terhenti pada tahun
2015. Agenda ke depan akan dikembangkan suatu konsepsi agenda pembangunan paska
2015 yang disebut Sustainability Development Goals (SDGs). Tiga pilar yang akan menjadi
indikator dalam konsep pembangunan SDGs salah satunya yaitu indikator dalam konsep
melekat pada pembangunan manusia diantaranya pendidikan dan kesehatan
(www.bappenas.go.id)
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) untuk periode 2015 – 2019 adalah
penguatan Pelayanan Kesehatan Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan
9
yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk,
serta angka harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer.
Penguatan pelayanan kesehatan primer mencakup tiga hal yaitu fisik (pembangunan
infrastruktur), sarana (pembenahan fasilitas), dan sumber daya manusia (penguatan tenaga
kesehatan selain dokter).
Pada Rencana Stategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 disebutkan bahwa
jumlah SDM kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 707.234 orang dan meningkat menjadi
877.088 orang pada tahun 2013. Dari jumlah tersebut sekitar 40% bekerja di Puskesmas.
Hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) mengungkap data persebaran SDM kesehatan
masih belum merata. Selain itu, komposisi jenis tenaganya pun masih sangat tidak
berimbang. Komposisi tenaga kesehatan tersebut antara lain : tenaga medis (9,37 orang per
puskesmas), perawat termasuk perawat gigi (13 orang per puskesmas), dan bidan (10,6
orang per puskesmas). Begitu pula dengan tenaga penyuluh kesehatan di puskesmas baru
mencapai 0,46 orang per puskesmas.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit, masih terdapat kendala yaitu kekurangan jumlah
tenaga. Dokter umum yang memiliki STR berjumlah 88.309 orang, sehingga rasio dokter
umum sebesar 3,61 orang dokter per 10.000 penduduk. Padahal menurut rekomendasi
WHO seharusnya 10 orang dokter umum per 10.000 penduduk. Masalah kompetensi, mutu
lulusan tenaga kesehatan juga masih belum sesuai harapan, hasil dari uji kompetensi
prosentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi belum memadai, yaitu dokter 71,3%,
dokter gigi 76%, perawat 63%, D3 keperawatan 76,5%, dan D3 Kebidanan 53,5%.
Perbaikan kualitas dan kuantitas SDM Kesehatan perlu dilakukan berkaitan dengan
diterapkannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan peluncuran Kartu Indonesia
Sehat (KIS) pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai komitmen
terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat.
Hal ini perlu diikuti dengan penguatan sistem layanan kesehatan primer, dimana penguatan
layanan primer menjadi vital dalam perannya sebagai garda terdepan menjaga kesehatan
10
masyarakat dalam melakukan upaya preventif atau pencegahan peyakit secara luas
termasuk melalui edukasi kesehatan, konseling serta skrining/penapisan. Kuatnya sistem
pelayanan kesehatan hingga ke akar rumput dan meminimalisir ketidakadilan akses
terhadap kesehatan antar kelompok masyarakat.
Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen
implementasi Renstra Kementerian Kesehtan RI di Bidang Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan. Semua kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan mutu
SDM Kesehatan haruslah mengacu pada Rencana Aksi Program Badan Badan PPSDM
Kesehatan.
Kepmenkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 – 2019 merupakan acuan bagi Kemenkes RI dalam
menyelenggarakan program pembangunan kesehatan termasuk peningkatan kualitas SDM
Kesehatan. Institusi yang berperan diantaranya Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)
Semarang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM). Bapelkes Semarang merencanakan
kegiatan pengembangan program pendidikan dan pelatihan yang diwujudkan dalam bentuk
Rencana Aksi Kegiatan (RAK).
RAK Bapelkes Semarang merupakan Dokumen perencanaan lima tahunan (tahun 2015 –
2019) sebagai pedoman implementasi Rencana Kerja Tahunan untuk mendukung program
pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan.
11
BAB I
LATAR BELAKANG ORGANISASI
A. Sejarah
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang merupakan salah satu Bapelkes di
Indonesia yang cukup tua keberadaannya. Sejarah panjang yang mengantar Bapelkes
Semarang menjadi salah satu Bapelkes tingkat Nasional. Sebelum menjadi Bapelkes
Semarang bernama Pusat Pelatihan Kesehatan Masyarakat (PLKM) Salaman yang
terkenal dikalangan mahasiswa kedokteran yang telah memasuki kepaniteraan klinik
khususnya kesehatan masyarakat. Sesuai dengan tugas dan fungsinya kemudian
berubah menjadi Balai Latihan Kesehatan Masyarakat (BLKM) yang tugas dan fungsi
pelatihan kesehatannya melekat pada balai ini.
Semenjak tahun 1991, BLKM berganti nama menjadi Balai Pelatihan Kesehatan
(Bapelkes). Tidak hanya masalah kesehatan masyarakat saja yang menjadi prioritas d
ibalai pelatihan ini, tetapi berkembang dengan pesat sebagi tempat berbagai pelatihan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan tanpa meninggakan cirri khasnya
yaitu masalah kesehatan masyarakat.
Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
2361/Menkes/Per/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan, maka sejak peraturan
menteri tersebut disahkan, nama UPT Bapelkes Salaman berganti menjadi Bapelkes
Semarang, dengan kantor pusat yang sebelumnya berkedudukan di Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang berpindah kedudukan di Kota Semarang, dikarenakan
Bapelkes Semarang juga mempunya kantor yang sangat representatif di kota
Semarang.
Permenkes tersebut kemudian direvisi dengan menerbitkan Permenkes baru bernomor
39 tahun 2018, tentang Organisasi dan Tata kerja unit pelaksana teknis di bidang
pelatihan kesehatan. Berdasarkan permenkes tersebut, Bapelkes memiliki tugas
12
melakukan pengelolaan pelatihan sumber daya manusia kesehatan. Program
pendidikan dan pelatihan (diklat) yang ditanda tangani oleh Bapelkes Semarang bukan
hanya berorientasi pada kebutuhan institusi kesehatan dan pelatihan berorientasi
masyarakat saja, namun Bapelkes Semarang juga digunakan sebagai sarana
pelaksanaan diklat non kesehatan, baik dari pemerintah maupun swasta.
B. Landasan Hukum Organisasi
1. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia No 36 tentang Kesehatan
3. Undang undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
5. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
6. Peraturan Pemerintah No 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian/Lembaga
7. Instruksi Presiden No 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
8. Peraturan Menteri Kesehatan No 144/MENKES/PER/VII/2010 tanggal 19 Agustus
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan RI
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan No 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
10. Keputusan Menteri Kesehatan No HK 03.01/160/2010 tentang Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan
11. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 Tahun 2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kesehatan
12. Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan No HK 02.03/1.1/008232/2015
tentang Rencana Aksi Program BPPSDM Kesehatan tahun 2015 2019
13
C. Visi dan Misi
1. Visi
“Menjadi lembaga diklat percontohan, berstandar nasional, terpercaya dan
pilihan utama”.
2. Misi
a) Meningkatkan kompetensi SDM kesehatan, calon tenaga kesehatan dan
kemampuan memberdayakan masyarakat
b) Merencanakan diklat sesuai kebutuhan
c) Menyelenggarakan diklat yang bekualitas dan bergaransi sesuai standart
d) Meningkatkan sarana prasarana dan pemberdayaan sumber daya bapelkes
secara optimal
e) Memperluas jaringan kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun
swasta.
D. Tujuan
Dalam menetapkan tujuan strategis Balai Pelatihan Kesehatan Semarang, perlu lebih
dulu memperhatikan tujuan strategis Kementrian Kesehatan RI dan Badan PPSDM
Kesehatan sebagai eselon satu pembina. Dalam renstra Kemenkes RI dinyatakan
bahwa tujuan strategis Kemenkes RI pada tahun 2015-2019 adalah: 1) meningkatnya
status kesehatan masyarakat serta 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness)
dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Tujuan strategis Kementrian Kesehatan tersebut memiliki 12 (dua belas) sasaran
strategis yang salah satunya adalah “meningkatnya jumlah, jenis, kualitas, dan
pemerataan tenaga kesehatan”.
Sasaran strategis Kemenkes “meningkatnya jumlah, jenis kualitas, dan pemerataan
tenaga kesehatan” merupakan tanggung jawab PPSDM Kesehatan dalam pencapaian.
Karena itu tujuan rencana aksi program PPSDM adalah tercapainya arah kebijakan
Kemenkes berkaitan dengan peningkatan jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan
tenaga kesehatan. Sasaran strategis PPSDM Kesehatan terdiri dari tiga hal:
14
1. Jumlah Puskesmas yang minimal dimiliki minimal 5 jenis tenaga kesehatan
sebanyak 5.600 Puskesmas.
2. Prosentase RS Kab/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3
dokter spesialis penunjang mencapai 60%.
3. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya.
Dari ketiga indikator tujuan tersebut, indikator ketiga merupakan tujuan yang menjadi
tanggung jawab BBPK dan Bapelkes dalam pencapaian. Adapun sasaran Badan PPSDM
Kesehatan yang terkait dengan pencapaian tujuan tersebut adalah jumlah SDM
kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56.910 orang. Dengan merujuk
pada pada sasaran strategus tersebut, maka tujuan Rencana Aksi Bapelkes Semarang
tahun 2015-2019 adalah meningkatnya kompetensi SDM kesehatan yang dilatih di
Bapelkes Semarang. Tujuan tersebut memiliki ukuran keberhasilan dan target sebagai
berikut:
Gambar 1. Tujuan, Ukuran, dan target Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019
Tujuan Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019:
Meningkatnya kompetensi SDM kesehatan yang dilatih di Bapelkes Semarang
Ukuran Keberhasilan 1:
Jumlah SDM yang ditingkatkan kompetensi
target : 11.555 orang
Ukuran keberhasilan 2:
Jumlah dan jenis pelatihan yang
diselenggarakan sesuai amanah Kemenkes RI
target: 100%
Ukuran keberhasilan 3:
Jumlah sertifikat pelatihan yang diberikan pada peserta pelatihan
target: 11.555 lembar
15
BAB II
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
A. Arah Kebijakan dan Strategi BPPSDM Kesehatan
1. Arah Kebijakan
Arah kebijakan program pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan adalah
meningkatkan jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan.
2. Strategi
Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56.910 orang.
Dalam upaya mencapai sasaran pokok dan sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan
pada tahun 2019, ditempuh berbagai strategi sebagai berikut :
a) Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis Tim Team Based), individu maupun
calon dokter spesialis (residen).
b) Wajib kerja sarjana bagi lulusan pendidikan dokter spesialis..
c) Peningkatan distribusi tenaga yang terintegrasi, mengikat dan lokal spesifik
d) Pengembangan insentif baik material dan non material untuk tenaga kesehatan
dan SDM Kesehatan
e) Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu
f) Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga dengan uji kompetensi pada
seluruh tenaga kesehatan
g) Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan
h) Pengendalian peserta pendidikan dan hasil pendidikan
i) Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak jauh
j) Pengembangan sistem kinerja.
B. Arah Kebijakan dan Strategi Bapelkes Semarang
1. Arah Kebijakan
Arah kebijakan Bapelkes Semarang didasarkan pada arah kebijakan Kementerian
Kesehatan dan arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan. Arah kebijakan Kementerian
Kesehatan adalah meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga
kesehatan. Arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan yaitu peningkatan mutu pelatihan
16
melalui akreditasi pelatihan dan peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan
persyaratan jabatan.
Adapun arah dan kebijakan Bapelkes Semarang adalah :
a. Pencapaian kuantitas tenaga kesehatan yang ditargetkan.
b. Pencapaian kuantitas jumlah dan jenis diklat seperti yang diamanatkan Badan
PPSDM Kesehatan
c. Peningkatan kualitas diklat tenaga kesehatan
2. Strategi
Strategi Bapelkes Semarang mengarah pada pencapaian:
a. Pencapaian target aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional,
dan penjenjangan.
b. Ketersediaan layanan internal (overhead):
c. ketersediaan sarana prasarana pendukung pelatihan:
d. Ketersediaan gedung layanan pendidikan/pelatihan:
17
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
A. Faktor Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan penapisan berdasarkan data-data
kuantitatif dan kualitatif organisasi, didapat :
1. PELUANG
a. Pelayanan
1) Mempunyai jejaring lintas sektor dan lintas program
2) Adanya MOU dengan stakeholder
3) Variasi Jenis pelatihan yang beragam
4) Komitmen pemerintah untuk pengembangan SDM aparatur dan masyarakat
5) Kuatnya jejaring dengan dan perguruan tinggi
6) Perkembangan teknologi dan metodologi kediklatan
7) Kebijakan otonomi daerah untuk diversifikasi kerjasama kediklatan
b. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1) Kesempatan untuk tugas belajar dan pelatihan
2) Pengajuan formasi rekruitmen SDM sesuai kebutuhan organisasi
3) Bapelkes Semarang berada strategis wisata
4) Terakreditasi institusi oleh LAN dan Pusdiklat
5) Kebutuhan aparatur dan tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional
c. Keuangan
1) Adanya kebijakan tunjangan kinerja
2) Adanya system akuntansi instansi (SAI), system akuntansi keuangan (SAK) dan
SABMN
d. Sarana dan Prasarana
1) Berkembangnya teknologi kediklatan berbasis internet
2. ANCAMAN
a. Pelayanan
1) Tingginya tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kediklatan yang berkualitas
2) Adanya competitor dari lembaga diklat swasta
18
b. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1) Penyediaan formasi PNS terbatas
2) Tuntutan terhadap profesionalisme dan kompetensi SDM kesehatan
c. Keuangan
1) Realisasi pendapatan PNBP melebihi target tidak bisa digunakan pada tahun
anggaran berikutnya.
2) Regulasi keuangan dan penggunaannya berubah ubah.
d. Sarana dan Prasarana
1) Perubahan teknologi fasilitas pelayanan kediklatan yang lebih cepat
B. Faktor Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan dengan penapisan berdasarkan data-data
kuantitatif dan kualitatif organisasi, didapat :
1. Kekuatan (Strenghts) :
a. Pelayanan
1) Institusi sudah terakreditasi baik sandar nasional LAN dan Kementerian
kesehatan
2) Mempunyai visi dan misi organisasi
3) Adanya paket-paket pelatihan unggulan :
a) Diklat bagi Nakes
b) Diklat bagi Masyarakat
c) Kinerja Puskesmas
d) Akreditasi Puskesmas
e) Building Learning Organization
4) Mempunyai sarana dan prasarana Out Bond
5) Mempunyai system informasi diklat dan pusat informasi online
6) Tersedianya sistem informasi organisasi online (website)
b. Organisasi Dan Sumber Daya Manusia
1) Permenkes No. 39 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kesehatan.
2) Keberadaan lembaga diklat seja 1968 dalam mengelola kediklatan
3) Memiliki tenaga Kediklatan dan non Kediklatan yang kompeten di bidangnya
19
4) Sebagai Pusat Pembelajaran dan pengembangan Primary Health care di bawah
naungan kementerian kesehatan.
c. Keuangan
1) Masih tersedianya anggaran bersumber APBN
2) Adanya dana penerimaan PNBP
3) Sistem keuangan terpadu dan transparan
4) Adanya potensi pasar mengembangkan unit layanan
d. Sarana dan Prasarana
1) Lokasi mudah terjangkau dan strategis
2) Mempunyai laboratorium & workshop lingkungan yang lengkap menunjang
bisnis utama (core bisnis)
3) Luas lahan yang memadai dan memiliki desa desa yang unggulan Primary Health
Care.
4) Mempunyai kurikulum dan modul pelatihan inovatif
5) Tersedianya asrama/penginapan di lingkungan Bapelkes bertaraf hotel bintang
3
6) Tersedianya hotspot
2. Kelemahan (Weaknesses) :
a. Pelayanan
1) Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi pelayanan kediklatan
2) Pelayanan belum mengacu SOP secara optimal
b. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1) Belum tersedianya kualifikasi dan spesifikasi tenaga kediklatan yang dibutuhkan
pasar.
2) Strategi pengembangan institusi belum didukung grand strategi
3) Belum adanya penjaminan mutu bersifat internasional ISO 12.000
4) Belum adanya spesialisasi SDM yang menunjang core bisnis
5) Sistem marketing secara online belum optimal
c. Keuangan
1) Sistem akuntansi belum sepenuhnya sesuai standar
2) Belum terbentuk Sistem pengawasan internal
20
3) Budaya hemat belum berkembang
4) Birokrasi keuangan terkunci dengan aturan yang sering berubah
5) Perhitungan tarif berdasarkan unit cost
d. Sarana dan Prasarana
1) Pemanfaatan laboratorium kelas belum optimal
2) Jumlah dan jenis referensi dan modul masih terbatas
3) Jumlah dan jenis sarana dan prasarana kediklatan belum sesuai tuntutan
pelanggan.
C. Analisis SWOT
1. Kekuatan
URAIAN
Faktor Sub
Faktor Rating Nilai
A B C a x b x
c
a. PELAYANAN 0.35
1) Institusi sudah terakreditasi baik sandar nasional LAN dan Kementerian kesehatan
0.35 0.4 4 0.56
2) Mempunyai visi dan misi organisasi 0.35 0.15 3 0.16
3) Adanya paket-paket pelatihan unggulan 0.35 0.2 2 0.14
4) Mempunyai sarana dan prasarana Out Bond 0.35 0.1 2 0.07
5) Mempunyai system informasi diklat dan pusat informasi online 0.35 0.15 2 0.11
6) Tersedianya sistem informasi organisasi online (website)
7) Mempunyai sarana dan prasarana Out Bond
Sub Jumlah 1 1.03
b. ORGANISASI DAN SDM 0.25
1) Permenkes No. 39 tahun 2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang
Pelatihan Kesehatan
0.25 0.25 4 0.25
2) Keberadaan lembaga diklat seja 1968 dalam
mengelola kediklatan 0.25 0.2 3 0.15
3) Memiliki tenaga Kediklatan dan non Kediklatan
yang kompeten di bidangnya 0.25 0.25 4 0.25
21
4) Sebagai Pusat Pembelajaran dan pengembangan
Primary Health Care di bawah naungan
kementerian kesehatan.
0.25 0.3 4 0.30
Sub Jumlah 1 0.95
c. KEUANGAN 0.2
1) Masih tersedianya anggaran bersumber APBN 0.2 0.25 2 0.1
2) Adanya dana penerimaan PNBP 0.2 0.3 3 0.18
3) Sistem keuangan terpadu dan transparan 0.2 0.25 2 0.1
4) Adanya potensi pasar mengembangkan unit
layanan 0.2 2 0.08
Sub Jumlah 1 0.46
d. SARANA DAN PRASARANA 0.2
1) Lokasi mudah terjangkau dan strategis 0.2 0.2 3 0.12
2) Mempunyai laboratorium & workshop lingkungan
yang lengkap menunjang bisnis utama (core bisnis) 0.2 0.25 3 0.15
3) Luas lahan yang memadai dan memiliki desa desa
yang unggulan Primary Health Care. 0.2 0.2 3 0.12
4) Mempunyai kurikulum dan modul pelatihan
inovatif 0.2 0.1 2 0.04
5) Tersedianya asrama/penginapan di lingkungan
Bapelkes bertaraf hotel bintang 3 0.2 0.05 0
6) Tersedianya hotspot 0.2 0.2 3 0.12
Sub Jumlah 1 0.57
TOTAL JUMLAH 3.01
2. Kelemahan
URAIAN
Faktor Sub
Faktor Rating Nilai
A B c a x b x
c
a. PELAYANAN 0.35
1) Belum optimalnya penggunaan teknologi
informasi pelayanan kediklatan 0.35 0.35 3 0.37
2) Pelayanan belum mengacu SOP secara optimal 0.35 0.25 3 0.26
22
Sub Jumlah 1 0.63
b. ORGANISASI DAN SDM 0.25
1) Belum tersedianya kualifikasi dan spesifikasi tenaga
kediklatan yang dibutuhkan pasar. 0.25 0.25 5 0.31
2) Strategi pengembangan institusi belum didukung
grand strategi 0.25 0.15 2 0.075
3) Belum adanya penjaminan mutu bersifat
internasional ISO 12.000 0.25 0.2 3 0.15
4) Belum adanya spesialisasi SDM yang menunjang
core bisnis 0.25 0.2 3 0.15
5) Sistem marketing secara online belum optimal 0.25 0.1 3 0.075
Sub Jumlah 1 0.96
c. KEUANGAN 0.2
1) Sistem akuntansi belum sepenuhnya sesuai standar 0.2 0.35 4 0.28
2) Belum terbentuk Sistem pengawasan internal 0.2 0.3 2 0.12
3) Budaya hemat belum berkembang 0.2 0.2 3 0.12
4) Birokrasi keuangan terkunci dengan aturan yang
sering berubah 0.2 0.05 3 0.03
5) Perhitungan tarif berdasarkan unit cost 0.2 0.1 2 0.04
Sub Jumlah 1 0.59
d. SARANA DAN PRASARANA 0.2
1) Pemanfaatan laboratorium kelas belum optimal 0.2 0.3 4 0.24
2) Jumlah dan jenis referensi dan modul masih
terbatas 0.2 0.4 2 0.16
3) Jumlah dan jenis sarana dan prasarana kediklatan
belum sesuai tuntutan pelanggan. 0.2 0.3 2 0.12
Sub Jumlah 1 0.52
TOTAL JUMLAH 2.70
3. Peluang
URAIAN
Faktor Sub
Faktor Rating Nilai
A B c a x b x
c
a. PELAYANAN 0.35
1) Mempunyai jejaring lintas sector dan lintas
program 0.35 0.3 5 0.53
2) Adanya MOU dengan stakeholder 0.35 0.2 4 0.28
23
3) Variasi Jenis pelatihan yang beragam 0.35 0.1 3 0.11
4) Komitmen pemerintah untuk pengembangan
SDM aparatur dan masyarakat 0.35 0.1 5 0.18
5) Kuatnya jejaring dengan dan perguruan tinggi 0.35 0.2 4 0.28
6) Perkembangan teknologi dan metodologi
kediklatan 0.35 0.1 2 0.07
7) Kebijakan otonomi daerah untuk diversifikasi
kerjasama kediklatan
Sub Jumlah 1 1.44
b. ORGANISASI DAN SDM 0.25
1) Kesempatan untuk tugas belajar dan pelatihan 0.25 0.4 5 0.50
2) Pengajuan formasi rekruitmen SDM sesuai
kebutuhan organisasi 0.25 0.2 4 0.20
3) Bapelkes Semarang berada strategis wisata 0.25 0.1 3 0.08
4) Terakreditasi institusi oleh LAN dan Pusdiklat 0.25 0.1 4 0.1
5) Kebutuhan aparatur dan tenaga kesehatan yang
kompeten dan professional 0.25 0.2 4 0.2
Sub Jumlah 1 1.08
c. KEUANGAN 0.2
1) Adanya kebijakan tunjangan kinerja 0.2 0.35 4 0.28
2) Adanya system akuntansi instansi (SAI), system
akuntansi keuangan (SAK) dan SABMN 0.2 0.3 3 0.18
Sub Jumlah 1 0.74
d. SARANA DAN PRASARANA 0.2
1) Berkembangnya teknologi kediklatan berbasis
internet 0.2 0.6 4 0.48
Sub Jumlah 1 0.88
TOTAL JUMLAH 4.13
4. Ancaman
URAIAN
Faktor Sub
Faktor Ratin
g Nilai
a B c a x b x
c
a. PELAYANAN 0.35
1) Tingginya tuntunan masyarakat terhadap pelayanan
kediklatan yang berkualitas 0.35 0.4 4 0.56
2) Adanya competitor dari lembaga diklat swasta 0.35 0.6 3 0.63
24
Sub Jumlah 1 1.19
b. ORGANISASI DAN SDM 0.25
1. Penyediaan formasi PNS terbatas 0.25 0.3 4 0.3
2. Tuntutan terhadap profesionalisme dan kompetensi SDM kesehatan
0.25 0.7 3 0.525
Sub Jumlah 1 0.83
c. KEUANGAN 0.2
1) Realisasi pendapatan PNBP melebihi target tidak
bisa digunakan pada tahun anggaran berikutnya. 0.2 0.4 4 0.32
2) Regulasi keuangan dan penggunaannya berubah
ubah. 0.2 0.6 3 0.36
Sub Jumlah 1 0.68
d. SARANA DAN PRASARANA 0.2
1) Perubahan teknologi fasilitas pelayanan kediklatan
yang lebih cepat 0.2 1 4 0.8
Sub Jumlah 2.8 1 0.8
TOTAL JUMLAH 3.50
5. Rekapitulasi Perhitungan SWOT
NO. S W O T
Pelayanan 1.03 0.63 1.44 1.19
Organisasi dan SDM 0.95 0.96 1.08 0.83
Keuangan 0.46 0.59 0.74 0.68
Sarana dan Prasarana 0.57 0.52 0.88 0.8
3.01 2.7 4.14 3.5
Berdasarkan hasil rekapitulasi diatas maka didapatkan posisi sumbu sebagai berikut :
Sumbu X = S – W = 3.01 - 2.7 = 0.31
Sumbu Y = O – T = 4.14 – 3.5 = 0.64
6. Gambaran Posisi Kuadran
25
D. Identifikasi Isu
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang berperan aktif dalam pengembangan
kompetensi SDM Kesehatan, melalui pendidikan dan pelatihan yang diarahkan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan profesional sesuai standar pelayanan dan standar
kompetensi dan pengembangan pola karir, serta peningkatan kemandirian dan
pemberdayaan profesi kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih dijumpai isu-isu internal maupun isu
eksternal organisasi yang antara lain berkaitan dengan implementasi Rencana Aksi
Kegiatan Bapelkes Semarang 2015 – 2019 antara lain :
1. Bahwa setiap warga negara berhak atas pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan
kesehatan yang bermutu (Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
2. Bahwa setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengikuti peningkatan kompetensi (
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN);
3. Bahwa kesehatan harus mengikuti peningkatan kompetensi di institusi diklat yang
terakreditasi (Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan);
4. Bahwa unit diklat harus terakreditasi (Peraturan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara
Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Pemerintah Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan
Kepemimpinan);
26
5. Bahwa Penyelenggara Diklat Teknis mengacu pada pedoman atau juknis yang
dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis);
6. Bahwa pembiayaan pendidikan dan pelatihan diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan Fasilitas, Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berlaku pada Kementerian Kesehatan) dan :
7. Untuk meningkatkan pelayanan diklat kepada pengguna, maka diperlukan mekanisme
koordinasi antar setiap unit dan sektor terkait, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
E. Isu Strategis
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi sebagaimana tersebut di atas dan
memperhatikan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, maka isu
strategis yang diangkat dalam Rencana Aksi Kegiatan Bapelkes Semarang tahun 2015 –
2019 adalah sebagai berikut :
1. Negara wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
2. Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengikuti peningkatan kompetensi.
3. Tenaga kesehatan harus mengikuti peningkatan kompetensi di istitusi diklat yang
terakreditasi.
4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan atau unit diklat harus terakreditasi.
Isu-isu strategis tersebut menuntut kesigapan dan kesiapan yang prima dari seluruh
komponen Bapelkes Semarang. Mengantisipasi isu tersebut, maka fokus kegiatan yang
harus ditangani berkaitan dengan tugas dan fungsi. Untuk menerjemahkan isu strategis
di atas, dipersiapkan perencanaan yang cermat dan akurat.
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
27
A. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Balai Pelatihan Kesehatan Semarang telah ditetapkan oleh Badan
PPSDM Kesehatan. Sasaran strategis dan indikator kinerja Bapelkes Semarang tersebut
merupakan turunan dari dari indikator kinerja utama ketiga Badan PPSDM Kesehatan,
yaitu “Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif)”. Untuk
tahun 2015-2019, sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran Bapelkes Semarang
adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Bapelkes Semarang
Tahun 2015-2019
B. Indikator Kinerja Sasaran
Indikator Kinerja Kegiatan Bapelkes Semarang pada tahun 2014-2018 terdiri dari satu
indikator, yaitu:
“Jumlah sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang mendapat sertifikat pada
pelatihan terakreditasi”.
Sejalan dengan perubahan pada struktur organisasi dan tata kerja Bapelkes Semarang
pada tahun 2018 dan hasil tindak lanjut mid term review atas indikator kinerja pada unit
kerja PPSDM Kesehatan, tahun 2019 indikator kinerja kegiatan menjadi sebagai berikut:
No Sasaran Program / Kegiatan Indikator Kinerja
(1) (2) (3)
28
1 Pelaksanaan Pelatihan Sumber
Daya Manusia (SDM) Kesehatan
1. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
yang mendapat sertifikat pada pelatihan
terakreditasi
2. Jumlah peserta TOT dengan nilai akhir ≥ 80,1
3. Persentase peserta pelatihan ( latsar dan
kepemimpinan ) dengan nilai akhir ≥ 80,1
4. Persentase Peserta pelatihan teknis dan
fungsional dengan nilai akhir ≥ 75
5. Jumlah Sumber Daya Manusia ( SDM ) Non
kesehatan yang mendapat sertifikat pada
pelatihan terakreditasi
6. Persentase widyaiswara yang judul karya
tulisnya dipublikasikan
7. Persentase widyaiswara yang melakukan kajian
proses pembelajaran
8. Nilai Akreditasi Institusi
Kegiatan yang diselenggarakan Bapelkes Semarang merupakan cara untuk mencapai
tujuan Bapelkes Semarang yaitu meningkatnya kompetensi SDM Kesehatan melalui
kegiatan diklat. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan tersebut, maka ada
dua kegiatan yang dilakukan, yaitu: 1) penyelenggaraan diklat dan 2) pelaksanaan
kegiatan manajemen dan teknis yang mendukung pelaksanaan diklat yang lebih
bermutu. Penjabaran dari pencapaian tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Salah satu cara meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan adalah melalui pelatihan.
Karena itu, Bapelkes Semarang berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan
pelatihan di setiap tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Agar pelatihan efektif meningkatkan kompetensi peserta (SDM Kesehatan), maka
perlu didukung oleh manajemen dan pemenuhan kebutuhan teknis lainnya seperti
gedung diklat yang represenstatif, fasilitas yang memadai, dan dukungan anggaran
yang cukup.
C. Target Tahunan
29
Kegiatan yang diselenggarakan Bapelkes Semarang merupakan cara untuk mencapai
tujuan Bapelkes Semarang yaitu meningkatnya kompetensi SDM Kesehatan melalui
kegiatan diklat. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan tersebut, maka ada dua
kegiatan yang dilakukan, yaitu: 1) penyelenggaraan diklat dan 2) pelaksanaan kegiatan
manajemen dan teknis yang mendukung pelaksanaan diklat yang lebih bermutu.
Penjabaran dari pencapaian tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Salah satu cara meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan adalah melalui pelatihan.
Karena itu, Bapelkes Semarang berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan
pelatihan di setiap tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Agar pelatihan efektif meningkatkan kompetensi peserta (SDM Kesehatan), maka
perlu didukung oleh manajemen dan pemenuhan kebutuhan teknis lainnya seperti
gedung diklat yang represenstatif, fasilitas yang memadai, dan dukungan anggaran
yang cukup.
Berikut adalah target volume kegiatan Bapelkes Semarang tahun 2015-2019:
Gambar 3. Target Volume Kegiatan Bapelkes Semarang
Tahun 2015-2019
D. Strategi Pengembangan
Pelatihan SDM Kesehatan
Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan
teknis, fungsional, dan penjenjangan
Target: 11.555 orang
Jumlah layanan internal (overhead)
Target: 6 layanan, 5 dokumen, 1 layanan per
tahun
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya
Pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan
Tersedianya sarana prasarana pendukung diklat Target: 150 unit per tahun
Tersedianya gedung layanan diklat
Target: 1 paket per tahun
Tersedianya layanan perkantoran
Target: 12 bulan per tahun
30
Untuk dapat mencapai target tersebut, strategi yang akan dilaksanakan adalah:
1. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional, dan
penjenjangan:
a. Melakukan kajian kebutuhan pelatihan (Training Need Assessment) agar pelatihan
yang diselenggarakan berkualitas, sesuai kebutuhan, dan sasaran tercapai. Kegiatan
TNA minimal dilakukan satu tahun sekali.
b. Menyusun/mengembangkan kurikulum dan modul pelatihan sesuai hasil TNA atau
merevisi kurikulum dan modul sebelumnya agar up to date. Target
penyusunan/pengembangan/revisi kurikulum modul adalah satu kurmod setiap
tahun.
c. Mengajukan akreditasi pelatihan untuk setiap jenis pelatihan yang akan
diselenggarakan Bapelkes Semarang, kecuali untuk pelatihan-pelatihan yang
merupakan program langsung dari Kemenkes RI.
d. Melaksanakan diklat sesuai standar yang ditetapkan Puslat Aparatur dan standar
mutu internal. Target peserta yang dilatih tahun 2015-2019 adalah 11.555 orang.
e. Melaksanakan seluruh jenis pelatihan yang diamanatkan Kementrian Kesehatan
untuk dilakukan dan yang dianggarkan dalam POK.
f. Memberikan sertifikat seluruh peserta yang lulus pelatihan.
g. Melakukan evaluasi paska pelatihan terhadap minimal satu jenis pelatihan setiap
tahunnya.
h. Mengajukan akreditasi institusi dan ISO serta pemeliharaannya untuk menjamin
kualitas pelatihan.
2. Jumlah layanan internal (overhead):
a. Menyusun rencana program dan anggaran yang dibutuhkan dalam
memyelenggarakan pelatihan dan kegiatan pendukung lainnya. Output yang
dihasilkan adalah 1 (satu) dokumen rkakl setiap tahunnya.
b. Mengelola urusan kepegawaian, umum, dan pengadaan setiap tahun. Termssuk
dalam urusan kepegawaian adalah seminar, workshop, peningkatan kapasitas SDM,
dan pembinaan pegawai. Setiap tahun, masing-masing pegawai ditargetkan
mengikuti kegiatan peningkatan kemampuan mereka minimal 1 (satu) kali.
31
c. Menyusun laporan keuangan dan barang milk Negara. Termasuk dalam kegiatan ini
adalah pengelolaan sistem akuntansi keuangan dan pembinaan serta pengelolaan
PNBP.
d. Menyusun laporan evaluasi akuntabilitas kinerja. Termasuk dalam kegiatan ini
adalah penyusunan RAK, RKT, LAKIP, Laptah, evaluasi dan monitoringnya. Target
yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah dokumen SAKIP setiap tahun.
e. Melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program untuk menjalin kerjasama
dalam kegiatan pelatihan dan mendukung program Kemenkes yang diamanatkan
pada Bapelkes Semarang. Kegiatan ini dilakukan minimal satu tahun satu kali.
3. Tersedianya sarana prasarana pendukung pelatihan:
a. Pengadaan peralatan kantor sesuai analisis kebutuhan dari BMN
b. Pengadaan meubelair kelas sesuai analisis kebutuhan dari BMN
4. Tersedianya gedung layanan pendidikan/pelatihan:
a. Pembangunan gedung pendidikan dan pelatihan antara lain:
b. Pembangunan gedung asrama
c. Pembangunan prasarana penunjang diklat
d. Pembangunan sumur artesis
e. Pembangunan tempat parkir
f. Pembangunan rumah genset dan gensetnya
g. Rehabilitasi gedung pendidikan dan pelatihan terdiri dari renovasi gedung yang
kondisinya perlu perbaikan dan peningkatan, dapat berupa gedung asrama, kelas,
prasarana penunjang diklat, dan sebagainya. Target output dalam tiap tahun ada
renovasi bergiliran terhadap gedung
5. Tersedianya layanan perkantoran:
a. Menjamin ketercukupan pembayaran gaji dan tunjangan untuk seluruh pegawai
sesuai aturan PMK yang berlaku
b. Memberikan kompensasi uang lembur bagi seluruh pegawai yang bekerja di luar
jam kerja.
c. Menjamin kecukupan anggaran bagi :
1) Pengadaan pakaian dinas seluruh pegawai minimal 1 stel setiap tahun.
2) Pemeliharaan rutin gedung dan bangunan minimal 1 tahun sekali.
32
3) Perawatan gedung sarana kantor seperti komputer, genset, instalasi air listrik
dan telepon, alat bantu pembelajaran, alat pertamanan, dan lift.
4) Pemeliharaan kendaraan roda 2/4/6 berupa pembayaran pajak, pemeliharaan
rutin seperti ganti oli, dan pemeliharaan non rutin selama 12 bulan.
5) Pembayaran langganan daya listrik, telepon, dan air sesuai target tahun-tahun
sebelumnya
6) Penyediaan perlengkapan kantor selama 12 bulan.
7) Operasional perkantoran dan pimpinan selama 12 bulan.
8) Adminstrasi kegiatan perkantoran dan keuangan selama 12 bulan.
33
BAB V
PROGRAM TAHUN 2015-2019
A. Proyeksi Kebutuhan SDM
Tabel
Proyeksi Kebutuhan Pegawai
Bapelkes Semarang tahun 2014-2019
STRUKTUR ORGANISASI (SESUAI PETA JABATAN) ket: berisi nama
ABK KEBERADAAN/ EKSISTING
RIIL KEKURANGAN
RENC
ANA PEMENUHA
N
PNS PPPK CPNS TENAGA
BLU
TENAGA
KONTRAK/
HONORER
2015 2016 2017 2018 2019 TUBEL/ IBEL
DIKLAT
(FUNGSIONAL/ TEKNI
S)
REKRUT
BARU
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang
Kepala Bapelkes 1 1 1 0 0 0 0 0
Jabatan Fungsional Tertentu :
1 Widyaiswara Madya 8 4 4 4 4 4 4 4
2 Widyaiswara Muda 4 2 2 2 2 2 2 2
Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 1 1 0 0 0 0 0
a.
Jabatan Fungsional Tertentu :
1
Pengelola Pengadaan Barang / Jasa Muda 1 1 1 0 0 0 -1 -1
2
Pengelola Pengadaan Barang / Jasa Pertama 1 1 1 0 0 0 0 0
b. Jabatan Fungsional Umum :
1 Pengadministrasi Umum
8 8 8 -1 -2 -2 -3 -6
2
Pengelola Barang Milik Negara
2 2
2 0 -1 -1 -1 -1
3 Penyusun Laporan
1 1 1 0 0 0 0 0
4 Pengolah Data 1 1 1 0 0 0 0 0
5
Pengevaluasi 1 1 1 0 0 0 0 0
6
Operator Mesin (Lift, Genset, Air) 2 1 1 1 1 1 0 0 1
7
Teknisi Jaringan (air, listrik, Telp) 2 0 2 2 2 2 2 1
8
Analis Kepegawaian 1 1 1 0 0 0 0 0
9
Analis Kepegawaian Pemula 1 2 2 -1 -1 -1 -1 -1
10
Pranata Komputer 1 1 1 1 1 1 1
11
Pranata Komputer Pemula 1 1 1 1 1 1 1
12 Sekretaris 1 1 1 1 1 1 1
13 Agendaris 2 1 1 0 0 0 0 0 1
14 Arsiparis Pemula 2 2 2 0 0 0 -1 -1
15
Pembuat Daftar Gaji 1 1 1 0 0 0 0 0
16
Pengelola Pengadaan Barang / Jasa 0 0 0 0 0 0
17
Bendahara 2 1 1 1 1 1 1 1
18
Pengadministrasi Keuangan 2 1 1 1 1 1 1 1
19
Penata Laporan Keuangan 2 2 2 2 2 2
20
Perencana 2 1 1 1 1 1 1 1 1
21 Petugas Gudang 1 1 1 1 1 1
22
Petugas Keamanan 10 10 10 0 0 -1 -1 -1
23 Pramu 15 15 15 -1 -3 -3 -4 -4
34
24
Pengemudi 3 3 3 0 0 0 0 0
25
Pustakawan Pemula 1 1 1 0 0 0 0 0
26 Pranata Humas 1 1 1 1 1 1
Seksi Pengkajian dan Pengembangan
Kepala Seksi Pengkajian dan Pengembangan 1 1 1 0 0 0 0 0
a.
Jabatan Fungsional Tertentu :
1
Widyaiswara Pertama 1 1 1 0 0 0 0 0
b.
Jabatan Fungsional Umum :
1 Analis Data 2 2 2 0 0 0 0 0
2
Penyusun
Laporan 1 1 1 0 0 0 0 0
3 Pengolah Data 1 0 1 1 1 1 1
4 Widyaiswara (JFU) 1 1 1 0 0 0 0 0
Seksi Pengendalian Mutu
Kepala Seksi Pengendalian Mutu 1 1 1 0 0 0 0 0
a.
Jabatan Fungsional Tertentu :
1
Widyaiswara Pertama 1 1 1 1 1 1
b.
Jabatan Fungsional Umum :
1 Analis Data 2 1 1 1 1 1 1 1
2 Penyusun Laporan 1 2 2 -1 -1 -1 -1 -1
3 Pengolah Data 1 1 1 1 1 1
4 Widyaiswara (JFU) 1 1 1 0 0 0 0 0
Seksi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kepala Seksi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan 1 1 1 0 0 0 0 0
a.
Jabatan Fungsional Tertentu :
1
Widyaiswara Pertama 2 1 1 1 1 1 1 1
b.
Jabatan Fungsional Umum :
1 Penyusun Laporan 6 4 4 2 2 2 2 2 1
2 Pengolah Data 2 1 1 1 1 1 1 1
3 Analis Data 2 2 2 2 2 2
4 Widyaiswara (JFU) 1 1 1 0 0 0 0 0
Jumlah 110 79 0 0 0 3 82 25 21 20 15 12 1 0 7
B. Proyeksi Kebutuhan Peralatan
Tabel Proyeksi Kebutuhan Peralatan
Bapelkes Semarang Tahun 2014-2019
2015 2016 2017 2018 2019
Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Kelas: Kelas 225 Unit Kelas: Kelas: Kelas:
Kamera CCTV
Kamera CCTV
Indoor 20 UNIT Kursi Aula 100 UNIT
Komputer Desktop All in
One 2 UNIT Amplifier 2 UNIT
DVR CCTV 15 UNIT Kamera CCTV Outdoor 6 UNIT Kursi Ruang Makan 100 UNIT LCD Proyektor 10 UNIT Speaker 4 UNIT
Monitor 1 UNIT DVR CCTV 2 UNIT Kursi Kelas 120 UNIT Layar Proyektor 2 UNIT Mic Wireless 2 SET
VGA Splitter 7 UNIT
Instalasi/pemasang
an CCTV 1 PT Meja Kelas 2 UNIT
Unit Power
Supply (UPS) 15 UNIT Papan Nama Akrilik 3 UNIT
LED Proyektor 7 UNIT LCD 6.500 Lumens 2 UNIT Kursi Kelas 4 UNIT Kamera 2 UNIT Wireless Access Point 8 UNIT
Layar Proyektor Otomatis 2 UNIT
Instalasi/Pemasang
an LCD 6.500 Lumens 2 PT
Meja Tempat Pendaftaran 2 UNIT Printer Laserjet 4 UNIT Paket Sound System 2 PT
35
Mic Wireless 2 UNIT LCD 4.500 Lumens 7 UNIT Kursi Tempat Pendaftaran 8 UNIT Printer Inkjet 10 UNIT
5 UNIT Layar LCD Proyektor 4 UNIT
Almari Besi 2 Pintu 13 UNIT Alat Kesehatan:
Asrama: Printer 4 UNIT Kantor: Meja Belajar 80 UNIT
Body Phantom Airway
Management Trainir 8 UNIT
Televisi 32" Scanner 2 UNIT Scanner 4 UNIT Kursi Hadap 4 UNIT Body Phantom Resusitasi Full Body 8 UNIT
Antena Parabola 32 UNIT Mic Wireless 2 SET AC Floor Standing 2 UNIT Body Phantom Infus 8 UNIT
LNB 1 UNIT Vacuum Cleaner 2 UNIT
Automatic External
Defibrilator 4 UNIT
Receiver Digital 3 UNIT Ruang Makan High Pressure Cleaner 2 UNIT Kantor: ECG 12 Channel 4 UNIT
Kabel dan Instalasi 16 UNIT
Meja dan Kursi
Makan (1 meja 4 Kursi) 25 SET Facsimile 2 UNIT Tempat Tidur 68 UNIT DC Shock Biphasic 4 UNIT
Bed Atas (Asrama
Nusa Indah dan Mess) 1 PT Televisi 32 Inch 18 UNIT
Matras/Spring Bed 68 UNIT Emergency Troley 4 UNIT
Kasur Matras 25 UNIT Alat Kesehatan: Carpet Extractor 1 UNIT Almari Pakaian 18 UNIT TRaction Splint Set Adult 4 UNIT
Sice 25 UNIT Tensi Digital 4 UNIT Dispenser 20 UNIT Meja Belajar 18 UNIT
Kendrick Extrication
Device 4 UNIT
Solar Water Heater (Kapasitas 300 Liter) 6 UNIT Tensi Pegas 2 UNIT
Telephone PABX dan Instalasi 1 PT Nakas 18 UNIT Air Splint 6 Size 4 UNIT
Solar Water Heater (Kapasitas 150 Liter) 12 UNIT Stetoscope 4 UNIT AC Split 1,5 PK 36 UNIT Rak 18 UNIT Vacuum Splint 4 UNIT
Electric Water
Heater 4 UNIT Termometer Digital 4 UNIT
Upgrade CCTV dan
instalasi 1 PT Sice 1 UNIT Scoop Stretcher 4 UNIT
Pipa Solar Water Heater 12 UNIT
Set Tabung Oksigen Kecil 2 UNIT Meja Kerja 2 UNIT Head Immobilizer Spinal 4 UNIT
Pipa Electric Water Heater 160 M Pinset Cirurgis 4 UNIT Tas Kamera 1 BUAH Long Spine Board 4 UNIT
Instalasi Solar Water
Heater 48 M Pinset Anatomis 4 UNIT Printer 20 UNIT Kulkas 2 UNIT
Instalasi Electric Water Heater 16 UNIT Gunting Perban 4 UNIT Laptop 3 UNIT
Pompa 12 UNIT Kom Kecil 4 UNIT Kamera 1 UNIT Kantor:
AC Split 1 PK (Asrama Lily dan Kenanga) 10 UNIT Bengkok 4 UNIT Laptop Hybrid 13 UNIT Televisi 20 UNIT
32 UNIT Bak Instrumen 4 UNIT Printer Laserjet 15 UNIT Bed Set 85 UNIT
Tromol Kasa Kecil 2 UNIT Peralatan Dapur 14 UNIT
Kantor Kursi Roda 2 UNIT Asrama: Kulkas 1 Pintu 5 UNIT
Laptop (Struktural
dan Staf) 6 UNIT
Set Alat Tes Gula
Darah 3 UNIT Electric Kettle 60 UNIT Penerangan Jalan Umum 12 UNIT
Komputer PC (Staf) 10 UNIT Set Alat Test Asam Urat 2 UNIT
Telephone PABX dan instalasi 1 PT PC All In One 2 UNIT
UPS 10 UNIT Set Alat Tes Kolesterol 2 UNIT
AC Split 1 PK dan instalasi 18 UNIT Kamera DSLR 3 UNIT
Printer 10 UNIT Tiang Infus 4 UNIT
Solar Water Heater dan Instalasi 3 UNIT Drone 1 UNIT
Laptop 15 UNIT Spalk Tangan, Tali 4 UNIT
AC Split 1,5 PK
dan Instalasi 7 UNIT
Unallocated 1 PT Spalk Kaki, Tali 4 UNIT Perpustakaan:
Mesin Genset 400 KVA 1 UNIT Hammer Reflex 4 UNIT Buku-buku perpustakaan 1 PT
Instalasi Jaringan
Listrik dan Genset 1 PKT Oxymeter 3 UNIT
Transformator 1000 KVA 1 UNIT
Freezer Obat dan ASI 2 UNIT
Panel/Cubicle 1 UNIT Pen Light 4 UNIT
Dryer 18 Kg Putaran
Bolak Balik 2 UNIT Lampu Tindakan 4 UNIT
Mesin Cuci 22 Kg 2 UNIT Tas P3K 4 UNIT
Instalasi Loundry 1 PKT Timbangan Badan 2 UNIT
Almari 4 UNIT Almari Obat Alkes 2 UNIT
Filling Cabinet 4 Laci 2 UNIT Tandu Strecher 2 UNIT
Trolly 5 UNIT
Almari Buku 1 UNIT Asrama:
Mesin Penghancur Kertas 3 UNIT AC 1,5 PK 42 UNIT
Hand Dryer (R Makan) 1 UNIT
AC Split 1 PK 24 UNIT Kantor:
Almari Buku (R Akreditasi) 2 UNIT Laptop 2 UNIT
Almari buku (Perpustakaan) 2 UNIT Mobile Scanner 2 UNIT
Almari Buku Dinding 1 UNIT
Mesin Penghancur
Kertas 4 UNIT
Peralatan Musik 1 PT Mesin Laundry 22 Kg 2 UNIT
Meja Rapat 13 UNIT Dryer 18 Kg 1 UNIT
Kursi Rapat 13 UNIT
Mesin Laundry 22
Kg 1 PT
Sound System (Kantor Salaman dan Semarang) 2 PT
Tangki Penampungan Solar
10.000 liter dan instalasi pemasangan 1 UNIT
36
C. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Tabel
Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasasana
Bapelkes Semarang
Tahun 2014-2019
2015 2016 2017 2018 2019
Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Rumah Genset dan Rumah Laundry 1 PKT
Tangki Penampungan Solar 10.000 liter dan instalasi pemasangan 1 UNIT Asrama Pendidikan 1 PT
Pembangunan Gudang 1 PT
Kendaraan Roda 4 1 UNIT
Pembangunan Pagar Keliling Rumah Dinas Kantor 1 PKT
Tempat Parkir Kendaraan 1 PT
Renovasi Gedung Dapur 1 PT
Pembangunan Jalan Parkir Kendaraan Roda 2 1 PKT
Prasarana Penunjang Diklat 1 PT
Renovasi Gedung Kantor 1 PT
Tempat Parkir Kendaraan Roda 2 Karyawan 1 PKT Sumur Artesis 1 PT
Rehabilitasi Dinding ACP Gedung Kantor 1 PT
Renovasi Gedung Asrama dan Kelas 1 PT
Rehabilitasi Selasar Kantor 1 PT
Renovasi Selasar Kantor 1 PT
Rehabilitasi Pagar Kantor 1 PT
Renovasi Rumah Dinas 1 PT
Rehabilitasi Dapur Kantor 1 Semarang 1 PT
D. Proyeksi Kebutuhan Pengembangan Sub Sistem Pendukung
Tabel Proyeksi Kebutuhan Pengembangan Sub Sistem Pendukung
Bapelkes Semarang Tahun 2014-2019
2015 2016 2017 2018 2019
Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Perangkat SMS Gateway 1 UNIT Pengembangan Aplikasi Data PHC 1 PT
Maintenance Aplikasi Data PHC 1 PT
Penyusunan Buletin 1 PT
Aplikasi Android Sipelatdu dan Maintenance 1 PT
Sistem Informasi Pendaftaran Peserta Terpadu 1 UNIT
E. Rencana Kerja Tahunan
Balai Pelatihan Kesehatan Semarang dalam merancang dan menyusun Rencana Kerja
Tahunan (RKT) berdasarkan pada indikator kinerja 2015 – 2019. Pada Rencana Kerja
Tahunan ini disajikan secara rinci paket-paket kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kurun waktu 5 tahun (2015 – 2019) yang berisikan komponen, indikator dan target
tahunan. Rincian kegiatan setiap komponen pertahun disajikan dalam matrik komponen
dan kegiatan terlampir.
37
Tabel
Program Tahunan Bapelkes Semarang Tahun 2015-2018
Indikator Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi 1086 1077 1897 1128
Tersusunnya dokumen pemetaan kompetensi/TNA 1 1 1 1
Tersusunnya panduan/bahan ajar/kurmod 1 1 1 1
Tersusunnya dokumen EPP 1 1 2 1
Tersusunnya dokumen akreditasi pelatihan 8 9 61 16
Tabel
Program Tahun 2019
Bapelkes Semarang
No Sasaran Program /
Kegiatan
Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1 Pelaksanaan Pelatihan
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan
1. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan yang mendapat sertifikat pada
pelatihan terakreditasi
1487 orang
2. Jumlah peserta TOT dengan nilai akhir ≥
80,1
-
3. Persentase peserta pelatihan ( latsar
dan kepemimpinan ) dengan nilai akhir ≥
80,1
100%
4. Persentase Peserta pelatihan teknis dan
fungsional dengan nilai akhir ≥ 75
85%
38
5. Jumlah Sumber Daya Manusia ( SDM ) Non
kesehatan yang mendapat sertifikat pada
pelatihan terakreditasi
10%
6. Persentase widyaiswara yang judul karya
tulisnya dipublikasikan
25%
7. Persentase widyaiswara yang melakukan
kajian proses pembelajaran
50%
8. Nilai Akreditasi Institusi A
F. Anggaran Program
Dalam memperkirakan kebutuhan biaya setiap program indikatif, digunakan minimal
asumsi kenaikan linier inflasi yang terjasi pada tahun berjalan. Selanjutnya penyesuaian
anggaran dapat dilakukan apabila terjadi kenaikan pembiayaan karena:
1. Diterapkannya amanah undang-undang kesehatan minimal 5% dari APBN untuk
sektor kesehatan.
2. Adanya peningkatan PNBP yang signifikan.
Pemenuhan kebutuhan pembiayaan ini diperoleh dari sumber APBN dan PNBP. Perkiraan
kebutuhan biaya program indikatif sebagimana tabel berikut :
Tabel 1
Perkiraan Kebutuhan Biaya Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019
No Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pelatihan SDM
Kesehatan 21.394.087 22.463.800 23.586.990 24.766.340 26.004.700
2 Dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya
4.433.520 4.655.190 4.888.000 5.132.400 5.389.000
Jumlah 25.827.607 26.118.990 27.474.990 29.898.740 31.433.720
39
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
A. Definisi Monitoring dan Evaluasi
B. Merencanakan monitoring dan Evaluasi
C. Kerangka kerja Monitoring dan Evaluasi
D. Rencana Monitoring
E. Rencana Evaluasi
F. Sumber Daya untuk Melakukan Monitoring dan Evaluasi
G. Pelibatan Stakeholders untuk Monitoring dan Evaluasi
H. Instrumen untuk Melakukan Monitoring dan Evaluasi
40
BAB V
PENUTUP
Dengan ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Pelatihan
Kesehatan Semarang tahun 2015 – 2019 dapat disusun. RAK Bapelkes Semarang diharapkan
dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
penyelenggaraan kediklatan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Penyusunan RAK ini
mengacu pada Rencana Aksi Badan Pengembangan dan Pembedayaan Sumber Daya
Manusia (PPSDM) Kesehatan, sehingga hasil pencapaiannya dapat mendukung kinerja
Badan PPSDM Kesehatan
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RAK ini kami sampaikan penghargaan
setinggi-tingginya. Tentunya RAK Bapelkes Semarang Tahun 2015 – 2019 ini dapat
dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja
keras dari segenap aparatur kesehatan dan lingkungan Bapelkes Semarang.
41
Lampiran 1 : Matrik Kegiatan Bapelkes Semarang Tahun 2015 – 2019
NO
Sasaran Strategis
Kegiatan
INDIKATOR
Strategi
BASE
LINE
2014
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
A Pelaksanaan pelatihan
teknis, jabatan
fungsional,
penjenjangan, dan
prajabatan bagi aparatur
kesehatan
Pelatihan SDM
Kesehatan
Jumlah aparatur
kesehatan yang mengikuti
pelatihan
Memenuhi target peserta pelatihan
sesuai perencanaan
677
orang
1086
orang
4722
orang
1747
orang
1128
orang
1487
orang
Melaksanakan TNA 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok
Mengembangkan kurikulum dan
modul pelatihan sesuai hasil TNA atau
merevisi kurikulum dan modul
sebelumnya
1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok
Mengajukan akreditasi pelatihan 3 dok 8 dok 6 dok 1 dok 1 dok 1 dok
Melaksanakan jenis diklat sesuai
amanat Kemenkes
10 jenis 10 jenis 10 jenis 10 jenis 10 jenis 10 jenis
Menerbitkan sertifikat sejumlah
peserta diklat
677 lb 1086 lb 4722 lb 1747 lb 1128 lb 1487 lb
Mengajukan akreditasi institusi dan
surveillance atas sertifikasi ISO
2 keg 2 keg 2 keg 2 keg 2 keg 2 keg
42
Jumlah layanan internal Menyusun rencana program dan
anggaran
1
layanan
1
layanan
1
layanan
1
layanan
1
layanan
1
layanan
Mengelola urusan kepegawaian,
umum, dan pengadaan.
5
layanan
5
layanan
5
layanan
5
layanan
5
layanan
5
layanan
Menyusun laporan keuangan dan
barang milik negara
4 dok 4 dok 4 dok 4 dok 4 dok 4 dok
Menyusun laporan evaluasi
akuntabilitas kinerja
1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok
Melakukan koordinasi lintas sektor dan
lintas program
1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya pada
Program
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Tersedianya sarana
prasarana pendukung
pelatihan
Melakukan pengadaan peralatan
kantor sesuai analisis kebutuhan BMN
50 unit 50 unit 50 unit 50 unit 50 unit 50 unit
Melakukan pengadaan mebeulair 100 unit 100
unit
100
unit
100
unit
100
unit
100
unit
Tersedianya gedung
layanan
pendidikan/pelatihan
Membangun gedung pendidikan dan
pelatihan
1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
43
Merehabilitasi gedung pendidikan dan
pelatihan
1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
Tersedianya layanan
perkantoran
Memenuhi pembayaran gaji dan
tunjangan
12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln
Memenuhi pembayaran uang lembur 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln
Menjamin ketercukupan anggaran
operasional dan pemeliharaan
perkantoran:
Pengadaan pakaian dinas
Pemeliharaan gedung sarana dan
bangunan
Pemeliharaan kendaraan
Pembayaran daya listrik, telepon, air
dan internet
Penyediaan perlengkapan kantor
Operasional perkantoran dan
pimpinan
Adminstrasi kegiatan perkantoran dan
keuangan
1
16.310
m2
18 unit
12
bulan
12
bulan
12
bulan
12
bulan
1
16.310
m2
18 unit
12
bulan
12
bulan
12
bulan
12
bulan
1
16.310
m2
18 unit
12
bulan
12
bulan
12
bulan
12
bulan
1
16.310
m2
18 unit
12
bulan
12
bulan
12
bulan
12
bulan
1
16.310
m2
18 unit
12
bulan
12
bulan
12
bulan
12
bulan
1
16.310
m2
18 unit
12
bulan
12
bulan
12
bulan
12
bulan
44
45
Lampiran 2. Ilustrasi Keterkaitan Tujuan Pembangunan Kesehatan; Sasaran Strategis
Kemenkes; Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Badan PPSDM Kesehatan,; Tujuan dan
Sasaran Strategis Bapelkes Semarang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019
•meningkatnya status kesehatan masyarakat
•meningkatnya daya tanggap
•Perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial bidang kesehatan
Sasaran Strategis Kemenkes Tahun 2015-2019
• meningkatnya kesehatan masyarakat
• meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit
• meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
• meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
• meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan
• meningkatnya sinergitas antar kementrian/lembaga
• meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
• meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan/evaluasi
• meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan
• meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur kementrian kesehatan
• meinggkatnya sistem informasi kesehatan terintegrasi
Sasaran Sasaran Strategis Program Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
•Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan
Indikator Kinerja Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan Tahun 2015-2019
•Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
•Persentase RS Kabupaten/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
•Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
Tujuan Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019
•Meningkatnya kompetensi SDM Kesehatan yang dilatih di Bapelkes Semarang
Sasaran Strategis Bapelkes Semarang Tahun 2015-2019
•Pelaksanaan pelatihan sumber daya manusia (SDM) kesehatan
46
Lampiran 3. Ilustrasi Keterkaitan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, Kegiatan, Indikator
Kegiatan, dan Strategi Pencapaian Sasaran
47
Sasaran Strategis:
Pelaksanaan pelatihan sumber daya manusia (SDM) kesehatan
Indikator Kinerja:
Jumlah sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi
Kegiatan:
Pelatihan SDM Kesehatan
Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknislainnya pada program pengembangan danpemberdayaan sumber daya manusia (SDM)kesehatan
Indikator Kegiatan:
Pelatihan SDM Kesehatan: Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional, dan penjenjangan; jumlah layanan internal (overhead)
Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan: tersedianya sarana prasarana pendukung diklat; tersedianya gedung layanan diklat; tersedianya layanan perkantoran
Strategi pencapaian sasaran:
Melakukan kajian kebutuhan pelatihan; mengembangkan kurmod,mengajukan akreditasi pelatihan; melaksanakan diklat sesuai standar;melaksanakan diklat sesuai amanat kemenkes; memberikan sertifikat padapeserta diklat; melakukan EPP; mengajukan akreditasi institusi dan ISO;menyusun rencana program dan anggaran; mengelola urusan kepegawaian,umum, dan pengadaan; menyusun laporan keuangan dan BMN; menyusunLKj; melakukan koordinasi lintas sektor; mengadakan peralatan kantor danmeubelair; membangun dan merehabilitasi gedung diklat; menjaminketercukupan pembayaran gaji, tunjangan, dan uang lembur; menjaminkecukupan anggaran atas pemeliharaan rutin, pengadaan pakaian dinas,perawatan gedung sarana kantor, pemeliharaan kendaraan, pembayaranlayanan daya, penyediaan perlengkapan kantor, operasional perkantoran,dan administrasi kegiatan perkantoran.
48
KEPUTUSAN KUASA PENGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
NOMOR : HK.02.05/1/146.1/2015 TENTANG
RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2015 – 2019
KUASA PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG BALAI PELATIHAN KEEHATAN SEMARANG
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan
Nasional di bidang kesehatan sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan untuk mewujudkan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2015 – 2019, perlu disusun Rencana Aksi Kegiatan;
b. Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, maka diperlukan tujuan,
sasaran, strategi, tugas dan fungsi, dalam Rencana Aksi
Kegiatan;
c. Bahwa Rencana Aksi Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b telah disusun satu dokumen
perencanaan indikatif yang memuat kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh Balai Pelatihan Kesehatan Semarang
selama 5 tahun mendatang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 –
2019;
49
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tantang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2361/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Pelatihan Bidang Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indinesia Nomor
725/Menkes/SK/V/2003 tantang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan di Bidang Kesehatan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.01/Mekes/52/2015 tentang Rencana Strategis
Kementarian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
Memperhatikan 1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran
2015 Nomor 024.12.2.4.416233/2015 tanggal 14 November
2014 Satuan Kerja Balai Pelatihan Kesehatan Semarang;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.03?I/000141/2015 tentang Penetapan Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran/Barang, Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Penerima pada Balai Pelatihan Kesehatan
Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Balai
Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang tantang Rencana Aksi
Kegiatan Tahun 2015 – 2019;
Kedua : Rencana Aksi Kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan SemarangTahun
2015 – 2019 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Balai Pelatihan Kesehatan
Semarang;
Ketiga : Rencana Aksi Kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang Tahun
2015 – 2019 sebagimana dimaksud dalam Diktum kesatu
digunakan sebagai acuan bagi Balai Pelatihan Kesehatan Semarang
dalam perencanaan tahunan dan pelenggaraan kegiatan;
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
50
Pada tanggal : 12 Februari 2015 Kepala Taufik Hidayat NIP. 19671020 199403 1 012