HAL 190-194

7
Net heating value (kering) akan berubah menjadi net heating value (basah) Dimana 0.0175 adalah fraksi mol dari water vapor dalam gas yang tersaturasi pada kondisi standar. Total heating (kering) dapat berubah menjadi total heating (basah) Dimana 0.9 dari heat released (BTU/scf) selama kondensasi air ‘vapor’ yang was ini the gas prior to pembakaran. Efek Joule-Thomson Suhu berubah karena penurunan tekanan ‘when a flowing stream of gas passes through a throttle a valve, choke atau perforasi di dalam casing yang disebut Efek Joule-Thomson. perubahan suhu is directly related to the attraction dari molekul. Memberi perubahan pada temperature dan suhu yang berubah. Perhitungan valid ketika tekanan berubah menjadi adiabatic maka artinya tidak ada energy yang masuk atau keluar dari system, dan dimana tekanan beubah menjadi kecil. Istilah Cp adalah kapasitas panas dari gas pada tekanan konstan, it is related to the energy required

description

KIMIA FISIKA HIDROKARBON

Transcript of HAL 190-194

Page 1: HAL 190-194

Net heating value (kering) akan berubah menjadi net heating value (basah)

Dimana 0.0175 adalah fraksi mol dari water vapor dalam gas yang tersaturasi pada kondisi standar. Total heating (kering) dapat berubah menjadi total heating (basah)

Dimana 0.9 dari heat released (BTU/scf) selama kondensasi air ‘vapor’ yang was ini the gas prior to pembakaran.

Efek Joule-Thomson

Suhu berubah karena penurunan tekanan ‘when a flowing stream of gas passes through a throttle a valve, choke atau perforasi di dalam casing yang disebut Efek Joule-Thomson. perubahan suhu is directly related to the attraction dari molekul.

Memberi perubahan pada temperature dan suhu yang berubah. Perhitungan valid ketika tekanan berubah menjadi adiabatic maka artinya tidak ada energy yang masuk atau keluar dari system, dan dimana tekanan beubah menjadi kecil.

Istilah Cp adalah kapasitas panas dari gas pada tekanan konstan, it is related to the energy required to overcome molekul attraction as the gas expands due to heating pada tekanan konstan.

Subtitusi kompresibilitas

Ke dalam persamaan

Page 2: HAL 190-194

Istilah V, T, z dan Cp selalu positif. Arah perubahan temperature terbagi oleh ∆p dan the derivative.

Seorang teknik perminyakan setuju dengan situasi dimana tekanan rendah. Flow of gas through restriction such as a valve or choke or through perforations at the bottom of the well are example. Konsekuensinya,kita akan mencoba menghitung untuk nilai negatif dari ∆p.

Perhitungan pada gambar 3-7 menunjukan bahwa tekanan cukup, nilai pseudoreduced pressure kurang dari 6.0 z-faktor meningkat Karen atemperatur meningkat pada tekanan konstan. Berarti seudoreduced pressure kurang dari 6.0 derivative dari z-faktor dengan T positif.

Penggunaan nilai negative dari ∆p dan nilai positif dari (dz/dT)p di perhitungan 6-23 karena ∆T menjadi negative. Berarti suhu menurun begitu juga dengan tekanan.

Pada tekanan tinggi (pseureduced pressure lebih dari 11.0 pada gambar 3-7 atau gambar 3-8) z-faktor menurun saat temperature meningkat. Dibawah kondisi tersebut, turunan z-faktor menjadi negatif. Dengan demikian, perhitungan 6-23 mengindikasikan bahwa suhu meningkat saat tekanan juga meningkat.

Jarak tekanan saat kondisi isothermal pada gambar 3-7. Zona transisi ini antara5000 psia dan 7000psia untuk natural gas.

Pada tekanan tinggi. Suhu meningkat saat tekanan menurun. Efeknya lebih baik jika tekanan lebih tinggi. Situasi ini berdampak ketika tekanan menurun gas menyebar melalui perforasi di dalam casing di dalam sumur gas yang paling dalam. Survey suhu di dalam sumur menunjukan “hot spots” dimana jumlah yang lebih baik dari gas saat masuk ke sumur.

Pada tekanan di bawah 5000psia, suhu menurun saat tekanan menurun. Suhu menurun berdampak ketika tekanan menurun antara 1500 dan 2000 psia. This is observed as gas flow through di permukaan the surface choke pada kondisi umum di permukaan.

Latihan

6-1 sebuah bejana berisi 100 lb moles gas hidrokarbon.

6-2 daftar kondisi standar yang digunakan di daerah anda. Daftar kondisi standar yang digunakan di buku ini. masukkan tekanan 10 atm (absolute) menjadi psia.

Page 3: HAL 190-194

6-3 lapangan gas wilayah barat adalah di wilayah Texas. Tekanan atmosfer di suatu area rata-rata 13.2 psia. Apakah standar kondisi yang digunakan untuk menghitung kuantitas (jumlah) gas yang terproduksi di lapangan ini ? pressure gauged kepala sumur terbaca47.0. berapa tekanan pada psia? Berapa tekanan di atmosfer?

6-4 hitung standar cubic feet pada silinder di contoh 3-6

6-5 hitung kembali latihan 3-27. Berikan jawaban (scf)

6-6 hitung volume factor formasi pada etane di contoh 3-7 pada 918 psia dan 117 F

6-7 hitung volume factor fomasi gas di contoh 3-10 pada 3810 psia dan 194 F

6-8 sumur gas yang diproduksi pada latihan 6-7 (contoh 3-10) dibor pada 640 m2 . berapa banyak gas, scf, yang terkandung pada daerah drainase di sebuah sumur yang memiliki ketebalan formasi rata-rata 21 feet, rata-rata porositas 18% dan rata-rata saturasi air 33%.

6-9 hitung volume factor formasi gas pada contoh 3-10 5000 psig dan 194 F

6-10 hitung volume factor formasi gas pada contoh 3-28 5420 psig dan 257 F

6-11 hitung volume factor formasi gas pada contoh 3-30 90 F dan 455 psia

6-12 ubah kedalam 6 inch (ID=5.761 inches) pada pipa 1000 psia adalah 2.4 MMscfd dari separator gas di halaman 9 pada tabel10-1. Asumsikan suhu 100 F. hitung actual volumetric flow rate dalam cubic feet per hari, massa aliran dalam pounds per jam, dan kecepatan gas per detik.

6-13 determine nilai koefisien kompresibilitas isothermal gas pada contoh 6-4 1100 psia dan 150 F

6-14 anda perlu menargetkan koefisien isothermal kompresibilitas gas pada 1100 psia dan 150 F. berapa nilai yang anda gunakan?

6-15 modifikasi data dari pembagian tiap daerah adalah

Dimana B adalah koefisien detik. Koefisien detik dari gas adalah -2.12 cu ft/lb mole. Hitung koefisien kompresibilita sisotermla [ada 200 psia dna 100 F. bandingkan dengan kompresibilitas gas ideal.

Page 4: HAL 190-194

6-16 masukkan nilai koefisien dari kompresibilitas isothermal etane pada 1000 psia dna 284 F

6-17 volume molar dri dry gas sekitar 200 F. berapa koefisien kompresibilitas isothermal gas pada 900 psia dan 200 F

Bandingkan hasil anda dengan komresibilitas gas ideal pada 900 psia dan 200 F

6-18 nilai moefisien kompresibilitas isothermal gas pada contoh 3-10 3335 psia dan 170 F. gunakan gambar 3-7 dan equation 6-14

6-19 hitung koefisien kompresibilitas isothermal gas pada latihan 3-28 5420 psig dan 257 F. gunakan gambar 6-4

6-20 hitung koefisien kompresibilitas isothermal gas dengan specific gravity 0.862 pada 3025 psia dan 175 F. gunakan gambar 6-4

6-21 hitung koefisien kompresibilitas isothermal gas pada latihan 3-30 455psia dan 90F. gunakan gambar 6-4

6-22 hitung kecepatan gas pada 1 atm dry gas dari contoh 3-10 pada 194F. gunakan equation 6-16 dan gambar 6-7.

6-23 ulangi latihan 6-22. Gunakan gambar 6-8

6-24 hitung viskositas gas di latihan 6-22 pada 3810 psia dan 194 F

6-25 estimasi koefisien viskositas gas di latihan 3-28 pada 5420 psig dan 257 F

6-26 estimasi koefisien viskositas gas di latihan 6-20 pada 3025 psig dan 175 F

6-27 estimasi koefisien viskositas gas di latihan 3-30 pada 455 psia dan 90 F

6-28 hitung gross heating value (dry) gas di contoh 3-5

Page 5: HAL 190-194

6-29 hitung gross heating value (dry) gas di contoh 3-28

6-30 hitung gross heating value (dry) gas di contoh 3-10