HAKIKAT KELOMPOK

4
HAKIKAT KELOMPOK Nama : Tasya Masyeba NPM : 1406569453 FG : 3 Kelas : MPKT A 06 Fakultas : Teknik Kelompok merupakan sekumpulan atau sekelompok orang yang ada di masyarakat dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi satu sama lainnya, serta biasanya memiliki suatu kesukaan ataupun tujuan yang sama. Kelompok menurut Soerjono Soekanto adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi. Menurut George Homans, kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik. Sebuah kelompok dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Idealnya, setiap kelompok memiliki seorang pemimpin. Kelompok dibagi menjadi 2, yaitu kelompok formal dan informal. Didalam kelompok formal, sudah terbentuk struktur anggotannya agar tidak terjadi penyimpangan tugas yang diberikan. Contoh kelompok formal adalah organisasi mahasiswa seperti BEM. Sedangkan kelompok informal tidak memiliki struktur organisasi, seperti kelompok yang memiliki kesamaan hobi. Kelompok informal terbentuk atas dasar kedekatan dan kesamaan pada setiap anggota. Contohnya, kelompok pecinta kucing.

description

atd

Transcript of HAKIKAT KELOMPOK

HAKIKAT KELOMPOKNama: Tasya MasyebaNPM: 1406569453FG: 3Kelas: MPKT A 06Fakultas: TeknikKelompok merupakan sekumpulan atau sekelompok orang yang ada di masyarakat dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi satu sama lainnya, serta biasanya memiliki suatu kesukaan ataupun tujuan yang sama. Kelompok menurut Soerjono Soekanto adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi. Menurut George Homans, kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik. Sebuah kelompok dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Idealnya, setiap kelompok memiliki seorang pemimpin. Kelompok dibagi menjadi 2, yaitu kelompok formal dan informal. Didalam kelompok formal, sudah terbentuk struktur anggotannya agar tidak terjadi penyimpangan tugas yang diberikan. Contoh kelompok formal adalah organisasi mahasiswa seperti BEM. Sedangkan kelompok informal tidak memiliki struktur organisasi, seperti kelompok yang memiliki kesamaan hobi. Kelompok informal terbentuk atas dasar kedekatan dan kesamaan pada setiap anggota. Contohnya, kelompok pecinta kucing.Pembentukan sebuah kelompok memiliki beberapa tahapan, yaitu forming (pembentukan), storming (goncangan), norming (pembentukan norma), performing (melakukan atau melaksanakan), dan adjourning (penangguhan). Pada tahap pembentukan, kelompok dibentuk untuk menyelesaikan tugas tertentu. Pembentukan kelompok ini dibuat oleh orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dan disinilah tempat anggota kelompok untuk mengenal satu dengan yang lainnya. Pembagian tugas juga dilakukan agar setiap anggota mengetahui dan mengerjakan tugas-tugasnya seperti yang disepakati oleh kelompok. Tahap kedua adalah goncangan. Didalam sebuah kelompok, dapat dipastikan adanya beberapa perbedaan pendapat. Di tahap ini, anggota kelompok akan belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan menahan diri untuk tidak terpaku terhadap pendapat diri sendiri. Kelompok juga mulai mengembangkan ide-ide yang berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Anggota kelompok juga akan saling terbuka dengan ide-ide yang ada. Tahap selanjutnya yaitu pembentukan norma. Disini peraturan mulai dibentuk agar terhindar dari konflik-konflik yang dapat muncul. Setiap anggota sudah mengetahui peranan dan tanggungjawabnya masing-masing. Tahap ini adalah saat anggota kelompok mulai bersatu untuk mencapai tujuannya. Tahap keempat yaitu melakukan atau melaksanakan. Setelah terjadinya beberapa konflik dan usaha untuk mencapai tujuan bersama, anggota kelompok akan menutupi kekurangan anggota lainnya. Dalam tahap ini, kelompok dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar. Tahap terakhir adalah penangguhan, tahap dimana pekerjaan berakhir dan kelompok membubarkan diri. Yang lebih ditekankan di tahap ini adalah apakah kelompok tersebut dapat menyampaikan apa saja yang dialami didalam kelompok kepada kelompok yang baru, seperti konflik-konflik yang terjadi beserta solusinya dan pemecahan masalah yang didiskusikan dalam kelompok.Menurut Johnson dan Johnson (2006), kelompok dibagi empat berdasarkan efektivitasnya, yaitu kelompok pseudo, tradisional, efektif, dan kinerja tinggi. Kelompok pseudo semua anggotanya bersifat kompetitif sehingga terjadi kurangnya pertukaran informasi antar anggota kelompok karena semua sama-sama tidak memberikan informasi yang seutuhnya. Bersaing memang baik, namun dalam kelompok semua anggota harus bekerja sama dalam mencapai tujuannya. Sebisa mungkin kelompok seperti ini dihindari karena memungkinkan tidak tercapainya tujuan bersama. Anggota kelompok tradisional sudah mengetahui tanggungjawab masing-masing, namun tidak ingin memberikan informasi kepada anggota yang lain tetapi hanya ingin mendapatkan informasi. Dengan kata lain, hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Kelompok seperti ini juga sebaiknya dihindari. Kelompok efektif termasuk ciri-ciri kelompok yang baik karena di dalam kelompok ini para anggota saling bertukar informasi sehingga setiap anggota kaya akan informasi dan saling melengkapi. Kelompok dengan kinerja tinggi terletak diatas kelompok efektif karena selain efektif, kelompok ini memiliki tingkat kepedulian yang tinggi antar anggotanya. Namun, kelompok ini jarang sekali terlihat. Diharapkan kelompok ini dapat sering muncul dari berbagai aspek yang ada.Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan manusia yang lainnya. Sebuah kelompok juga tidak dapat mencapai tujuannya jika anggota-anggotanya tidak dapat saling membantu satu sama lain. Komunikasi yang baik adalah kunci dari kelompok yang efektif. Tanpa adanya komunikasi, aktivitas kelompok dapat terhambat. Namun, semuanya bergantung kepada setiap anggota yang ada di dalam kelompok tersebut. Jika anggota kelompok dapat berkomunikasi dengan baik serta memiliki rasa tanggungjawab dengan tugas-tugas yang diberikan, kelompok tersebut akan berhasil untuk mencapai tujuan bersama. Rasa kepedulian juga penting untuk dimiliki oleh setiap individu dalam sebuah kelompok.