HAKIKAT PROFESI

36
Shalih Fadholi 1401410137 HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN Hakikat Profesi Secara umum yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah orang-orang yang berkecimpung dengan peserta didik dan peduli dengan masalah-masalah kependidikan serta meiliki tugas dan wewenang tertentu dibidang kependidikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peraturan pemerintah No.38/1992 tentang tenaga kependidikan banyak diatur tentang jenis, jenjang, wewenang, pengadaan, penugasan dan pemberhentian, pembinaan dan pengembangan, kesejahteraan, kedudukan dan penghargaan, dan ikatan profesi tenaga kependidikan. Harapan dan Tantangan Profesi Tenaga Kependidikan Salah satu ciri profesi adalah kontrol yang ketat atas para anggotanya. Suatu profesi ada dan diakui masyarakat karena ada usaha dari orang-orangnya untuk menghimpun diri. Lewat organisasi itu, profesi dilindungi dan kemungkinan penyalahgunaan yang bisa membahayakan keutuhan dan wibawa profesi itu. Kode etik pun disusun dan disepakati oleh para anggotanya. Bagaimana dengan profesi mengajar atau keguruan? Profesi ini termasuk yang bernasib kurang baik. Ada yang ngotot menyebutnya profesi. Ada juga yang menganggapnya bukan. Ada yang mengambil jalan tengah dengan menyebut mengajar/keguruan sebagai “semi profesional”. Kriteria profesi boleh saja diurutkan satu persatu, tetapi percuma. Keguruan tetap saja begini, dianggap profesi antara ada dan tiada. Disebut ada, memang ada, terbukti dari adanya

Transcript of HAKIKAT PROFESI

Page 1: HAKIKAT PROFESI

Shalih Fadholi1401410137

HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

Hakikat Profesi

Secara umum yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah orang-orang yang berkecimpung dengan peserta didik dan peduli dengan masalah-masalah kependidikan serta meiliki tugas dan wewenang tertentu dibidang kependidikan  sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peraturan pemerintah No.38/1992 tentang tenaga kependidikan banyak diatur tentang jenis, jenjang, wewenang, pengadaan, penugasan dan pemberhentian, pembinaan dan pengembangan, kesejahteraan, kedudukan dan penghargaan, dan ikatan profesi tenaga kependidikan.

Harapan dan Tantangan Profesi Tenaga Kependidikan

Salah satu ciri profesi adalah kontrol yang ketat atas para anggotanya. Suatu profesi ada dan diakui masyarakat karena ada usaha dari orang-orangnya untuk menghimpun diri. Lewat organisasi itu, profesi dilindungi dan kemungkinan penyalahgunaan yang bisa membahayakan keutuhan dan wibawa profesi itu. Kode etik pun disusun dan disepakati oleh para anggotanya.

Bagaimana dengan profesi mengajar atau keguruan? Profesi ini termasuk yang bernasib kurang baik. Ada yang ngotot menyebutnya profesi. Ada juga yang menganggapnya bukan. Ada yang mengambil jalan tengah dengan menyebut mengajar/keguruan sebagai “semi profesional”. Kriteria profesi boleh saja diurutkan satu persatu, tetapi percuma. Keguruan tetap saja begini, dianggap profesi antara ada dan tiada. Disebut ada, memang ada, terbukti dari adanya kegiatan belajar mengajar dan ada jutaan guru. Dikatakan tiada, bisa juga, karena profesi ini tidak jelas defenisinya.

Profesi dalam dirinya mengandung pengertian penyerahan, pengabdian penuh pada suatu jenis pekerjaan yang mengimplikasikan tanggung jawab pada diri sendiri, orang lain dan profesi. Seorang profesional bukan hannya berkerja, melainkan ia tahu mengapa dan untuk apa ia berkerja serta tanggung jawab apa yang melekat dalam pekerjaannya. Jadi ia tidak boleh semaunya dalam berkerja.

Guru pada jenjang kebawahlah sering menjadi sorotan. Pada mereka, mengajar sebagai suatu kegiatan profesional masih dipertanyakan kebenarannya. Kini situasinya memang sudah lebih baik sehubungan dilakukannya secara ketat sertifikat mengajar yang hanya membolehkan orang-orang berwenang untuk berdiri di muka kelas.

Page 2: HAKIKAT PROFESI

Pengertian Profesi

Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Istilah profesi, menurut Everest Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu sendiri. Hoyle, (dalam Dedi supriadi, 1997) merupakan salah satu versi tentang ciri-ciri pkok suatu profesi walaupun tidak sepenuhnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dan kondisi kita yaitu:

1. Fungsi signifikan sosial; suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang benar.

2. Keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keterampilan tertentu.

3. Proses pemrolehan ketrampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan sifat pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang menuntut pemecahan.

4. Batang tubuh ilmu; suatu profesi didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas, sistematis dan ekplisit.

5. Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan keterampilan-keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang sama, bertahun-tahun, dan tidak cukup hanya beberapa minggu atau bulan. Hal ini dilakukan sampai tingkat perguruan tinggi.

6. Sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut juga merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa.

7. Kode etik; dalam memberikan pelayanan kepada client, seorang profesional berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.

8. Kebebasan untuk memberikan judgment-nya; anggota suatu profesi mempunyai suatu kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.

9. Tanggung jawab profesional dan otonomi; komitmen suatu profesi adalah klien dan masyarakat. Tanggung jawab profesi harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, praktek profesional itu otonom dari campur tangan pihak luar.

Page 3: HAKIKAT PROFESI

Ciri-ciri Profesi

Kesadaran akan perlunya peningkatan profesionalisme berlangsung dalam berbagai bidang pekerjaan. Banyak orang menganggap begitu pentingnya profesionalisme. Tetapi begitu dijabarkan secara operasional kedalam langkah-langkahyang nyata dalam apa dan bagaimananya, tidak gampang, banyak kendala yang dihadapi, mulai pengertian profesionalisme itu sendiri sampai pada cara untuk meningkatkan profesionalisme itu.

Dalam bidang apapun, profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal, dan tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang mewujudkan profesionalismenya , yaitu: keahlian, komitmen dan skiil yang relevan. Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan, dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalam jabatan. Karena keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi.

Menurut jurnal (dalam Dedi Supriadi, 1998) untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal. Pertama, guru mempunyai komitmen pada murid dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswanya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil  belajar murid melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku murid sampai tes hasil belajar. keempat, guru mempu bersifir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Profesionalisasi guru

Meningkatkan kualifikasi dan pelatihan mereka adalah penting, melalui pendidikan pra-jabatan maupun dalam jabatan. Suatu hal lagi yang menentukan penampilan profesional guru adalah sejauh manakah ia menguasai prinsip-prinsip pedagogi secara umum mau pun didaktik-metodik secara khusus yang berlaku pada setiap mata pelajaran. Segi lain yang perlu dicatat adalah profesionalisasi harus dipandang sebagaiproses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam masa jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan. Penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatakn kualitas calon guru, imbalan, dll. Secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk guru. Jika demikian, maka usaha peningkatan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Dinas Pendidikan atau Yayasan swasta), PGRI, dan masyarakat.

Page 4: HAKIKAT PROFESI

Shalih Fadholi1401410137

HAKIKAT PROFESI GURU

A.          KOMITMEN GURU PROFESIONAL

Komitmen adalah tindakan yang diambil untuk menopang suatu pilihan tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat kita jalankan dengan mantap dan sepenuh hati.

Park (dalam Ahmad dan Rajak, 2007) menjelaskan, komitmen guru merupakan kekuatan bathin yang datang dari dalam hati seorang guru dan kekuatan dari luar itu sendiri tentang tugasnya yang dapat memberi pengaruh besar terhadap sikap guru berupa tanggung jawab dan responsive (Inavotif) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Menurut Louis (dalam Ahmad dan Razak,2007) menjelaskan 4 jenis komitmen guru, yaitu :

1.      Komitmen Terhadap Sekolah Sebagai Satu Unit Sosial.

Sekolah adalah lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Lembaga sosial formal tersebut merupakan suatu organisasi yaitu terikat terhadap tata aturan formal memiliki program dan target atau sasaran yang jelas serta struktur kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi.

Pendidikan sekolah pada dasarnya adalah bagian dalam pendidikan keluarga, sekaligus lanjutan pendidikan dalam keluarga. Kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat. (Hasbullah,2006;46) Sebagai lembaga formal sekolah terdiri dari pendidik dan anak didik yang sudah terjalin hubungan antar guru dan anak didik atau siswa-siswinya.

Guru sebagai pendidik berkewajiban membawa anak didik kearah kedewasaan dengan memanfaatkan pergaulan sehari-hari. Dalam pendidikan merupakan cara yang paling baik dan efektif dalam pembentukan pribadi anak didik. Cara ini akan menghilangkan jurang pemisah antara guru dan anak didik. Dengan kata lain guru mempunyai komitmen terhadap sekolah, bertanggung jawab terhadap sekolah dan profesinya dalam arti dengan suka rela, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan

Page 5: HAKIKAT PROFESI

berusaha mewujudkan tanggung jawab dan peranan sekolah dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan dan pengajaran.

Menurut Hasbullah (2006;47), sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah di dalam melaksanakan fungsi pendidikan didasari oleh asas tanggung jawab sebagai berikut :

1.      Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentan yang berlaku.

2.      Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.

3.      Tanggung jawab fungsional yaitu tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan. Tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua atau masyarakat kepada sekolah atau guru.

Fungsi peran sekolah dalam pedidikan, sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki tingkah laku anak didik. Dalam mengembangkan kepribadian anak didik, peran sekolah melalui kurikulum menurut Hasbulloh (2006; 49-50) antara lain :

1.      Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan karyawan.

2.      Anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.

3.      Mempersiapkan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

2.      Komitmen Terhadap Kegiatan Akademik Sekolah

Guru yang mempuyai komitmen menyiapkan banyak waktu untuk melaksaakan tugas yang berkaitan dengan pembelajaran seperti, perancangan pengajaran, pengelolaan pengajaran dan senantiasa berfikir tentang cara untuk meningkatkan keaktifan prestasi belajar siswa-siswi. Tugas guru terkait dengan komitmen terhadap kegiatan akademik sekolah antara lain :

1)      Guru sebagai perancang pembelajaran, meliputi kegiatan :

a.       Membuat dan merumuskan pembelajaran

b.      Menyaiapkan materi yang relevan dan dengan tujuan waktu, faslitas, perkembang-an imu, kebutuhan dan kemmpuan siswa siswi.

Page 6: HAKIKAT PROFESI

c.       Merancang metode yang seusia dengan situasi dan kondisi siswa-siswi.

d.      Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pengajaran.

e.       Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan memperhatikan relevansi, efektifitas dan efisiensi, kesesuaian dengan motode serta pertimbangan praktis.

2)      Guru sebagai pengelola pembelajaran

Tujuan  umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa-siswi dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa-siswi bekerja dan belajar, serta membantu siswa-siswi memperoleh hasil yang diharapkan. Selain itu guru juga membimbing pengalaman sehari-hari anak didik kearah pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri.

3)      Guru sebagai pengarah pembelajaran

Guru hendaknya berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motovasi adalah :

a.       Membangkitkan dorongan siswa-siswi untuk belajar

b.      Menjelaskan secara kongkrit apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.

c.       Memberikan gambaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pecapaian prestasi yang lebih baik.

d.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

4)      Guru sebagai pelaksana kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama dia mengikuti proses pendidikan. Keberhasilan dari suatu kurikulum tergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru, artinya guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang ada dalam kurikulum resmi.

Jadi guru yang professional harus memiliki tanggung jawab dan komitmen untuk mengembangkan kurikulum dalam arti menganggap bahwa kurikulum sebagai program

Page 7: HAKIKAT PROFESI

pembelajaran yang diberikan pada peserta didik. Dengan demikian apa yang terdapat dalam kurikulum dapat dijabarkan oleh guru menjadi materi yang menarik untuk disajikan kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

5)      Guru sebagai evaluator

Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan efektifitas dan efisiensi dalam proses pebelajaran. Di samping itu, penilaian juga bertujuan untuk mengetahui kedudukan peserta didik didalam kelas atau kelompoknya. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Infrmasi yang diperoleh dari evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik yang diperoleh lewat penialaian akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian proses pembelajaran akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal. (Uno, 2008; 2004)

3.      Komitmen Terhadap Siswa-Siswi Sebagai Individu Yang Unik

Berikut ini adalah pendapat Gardner (1995) mengenai perbedaan prinsip dari siswa-siswi yang harus diketahui oleh guru sebagai landasan membangun komitmen kesadaran bahwa pelajar adalah individu yang unik.

1.      Perbedaan dalam latar belakang rumah; Rumah yang kaya dan rumah yang miskin, rumah tempat anak hidup berbahagia dan rumah tempat anak tidak  hidup berbahagia, rumah tempat banyak yang dikerjakan dan dilihat, dan rumah tempat yang sedikit hal-hal yang menstimulasi anak, bahasa yang berbeda-beda yang dipergunakan di rumah-rumah, Pekerjaan yang dikerjakan para orang tua, para anggota keluarga atau para tetangga, dan lingkungan sekitar sekolah

2.      Perbeadaan dalam kesehatan dan nutrisi; Tinggi dan berat anak; energy anak dan kesiagaan umum, sering dikaitkan dengan makanan yang mereka makan, catatan tentang penyakit anak berapa sering anak tidak masuk sekolah, kesehatan nasional anak, apakah anak bahagia dan dapat bergaul dengan yang lain-lain/apakah anak menunjukkan tanda-tanda “bahaya” ketidakbahagian (kurang minat, terlalu diam dan terlalu agresif), dan penglihatan dan pendengaran anak.

3.      Perbedaan dalam kemampuan anak di sekolah; Perkembangan pengetahuan dan keterampilan anak, khususnya dalam mata-mata pelajaran dasar, seperti bahasa dan matematika. perkembangan pemahaman anak, khususnya kemampuan mereka untuk memahami ide-ide abstrak, perkembangan minat anak pada subject-subject estetis seperti seni dan music, perkembangn anak pada mata-mata pelajaran yang menuntut kondisi

Page 8: HAKIKAT PROFESI

fisik, seperti permainan, keterampilan dan kerajinan, dan perkembangan tanggung jawab anak dan pengertiannya tentang cara berperilaku.

4.      Perbedaan dalam minat; Anak-anak memiliki perbedaan minat baik didalam maupun diluar sekolah. Dengan mengetahui minat anak-anak, guru dapat belajar bagaimana menyajikan pelajaran, sehingga dapat lebih diminati dan bermakna bagi anak. Dengan cara ini anak-anak lebih cenderung mengarahkan perhatiannya dan upayanya pada pekerjaannya.

4.      Komitmen Untuk Menciptakan Pengajaran Bermutu

Seorang guru senantiasa merespons perubahan - perubahan pengetahuan baru dan terkini terutama ide-ide baru tersebut dalam implementasi kurikulum dikelas, sehingga pembelajaran bermutu.

Mutu pembelajaran atau mutu pendidikan akan dapat dicapai jika guru memenuhi kebutuhan siswa-siswi dan yang harus dipersiapkan oleh guru. Kemampuan guru menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan adalah upaya posistif untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Keterampilan itu ditambah lagi dengan upaya maksimal guru dengan menerapkan 8 keterampilan dasar mengajar yaituKeterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan keterampilan mengajar kelompok kecil.

Mengajar adalah upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana yang kondusif agar terjadi proses pembelajaran yang efektif. Menjadikan proses pembelajaran yang efektif artinya harus mampu melibatkan peserta didik, baik keterlibatan emosional, pikiran dan fisik. Keterlibatan emosinal menjadikan siswa-siswi merasakan pentingnya materi yang dipelajari, sehingga benar-benar menjadi sebuah kebutuhan. Melibatkan pikiran, siswa-siswi dapat digerakan dan dibangkitkan motivasinya agar melibatkan pikiran untuk mempelajari konsep maupun prinsip dalam ilmu pengetahuan yang dipelajari, dan keterlibatan fisik adalah untuk mengasah keterampilan dan mengembangkan bakat.

Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mengelola proses belajar-mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa-siswi sehingga dia mampu belajar. Dengan demikian keinginan untuk mencapai 3 ranah pembelajaran, yakni Kognitif, Afekti dan Psikomotorik dapat dicapai.

Upaya dalam menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan pada dasarnya dapat dilakukan melalui penerapan keterampilan dasar mengajar tersebut dengan

Page 9: HAKIKAT PROFESI

konsisten, apalagi jika guru mampu menciptakan improvisasi dan pengembangan setiap keterampilan dasar mengajar.

B.           TANGGUNG JAWAB SEORANG GURU

Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah mengembangkan kecerdasan yang ada dalam diri setiap anak didiknya. Kecerdasan ini harus dikembangkan agar anak didik dapat tumbuh dan besar menjadi manusia yang cerdas dan siap menghadapi segala tantangan di masa depan. Di antara kecerdasan yang perlu dikembangkan oleh seorang guru adalah sebagai berikut :

a.      Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan intelektual atau biasa disebut Intelligence Quotient (IQ) adalah kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari segala sesuatu dengan alat-alat berpikir. Kecerdasan intelektual ini bisa diukur dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang. Secara teknis, kecerdasan ini pertama kali digagas dan ditemukan oleh Alfred Binet, seorang tokoh psikologi dari Prancis.

Kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan yang tampaknya menjadi primadona dan dikembangkan dengan porsi lebih besar dihampir seluruh sekolah formal di dunia, termasuk di Indonesia. Seorang anak didik mendapatkan nilai baik atau tidak, naik kelas atau lulus sekolah, sangat ditentukan oleh nilai dari kecerdasan intelektualnya. Di sinilah seorang guru diharapkan mampu mengembangkan kecerdasan intelektual dengan baik, disamping juga mengembangkan kecerdasan yang lainnya.

b.      Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional biasa disebut Emotional Quotient (EQ). Kecerdasan ini setidaknya terdiri dari lima komponen pokok, yakni Kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur sebuah hubungan sosial. Kecerdasan ini juga dikembangkan pada sekolah-sekolah formal, namun porsinya jauh di bawah kecerdasan intelektual. Di sinilah dibutuhkan seorang guru yang bisa mengembangkan kecerdasan emosional murid-muridnya.

c.       Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual atau yang biasa juga disebut sebagai Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri, sehingga seseorang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu. Secara teknis, kecerdasan ini pertama kali digagas dan ditemukan oleh Danah Zohar.

Page 10: HAKIKAT PROFESI

Dalam beberapa penelitian dibidang kecerdasan dan psikologi, kecerdasan spiritual dikatakan sebagai kecerdasan yang paling penting. Hal ini karena terkait erat dengan kebahagiaan hidup seseorang. Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik akan mampu memaknai secara positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan demikian seseorang akan lebih mudah meraih kebahagiaan. Di sinilah sesungguhnya sangat penting bagi seorang guru untuk bisa mengembangkan kecerdasan spiritual anak didiknya.

Dari ketiga macam jenis kecerdasan yang ada pada diri anak tersebut sangat perlu untuk diperhatikan oleh seorang guru, sehingga kecerdasan anak-anak secara keseluruhan pun dapat berkembang dengan baik. Secara garis besar, inilah tugas dan tanggung jawab seorang dalam mendidik murid-muridnya. Sebuah tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan, namun sangat penting dan mulia, demi generasi masa depan yang cerdas dan berakhlak mulia.

Guru juga bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dengan tugas utama melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi :

1.  Membuat perangkat pembelajaran, meliputi Silabus, Program Tahunan dan Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS.

2.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3.    Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar; ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir sekolah.

4.      Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

5.      Menyusun dan melaksanakan program remedi dan pengayaan

6.      Mengisi daftar nilai siswa

7.   Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

8.      Membuat alat peraga/media pembelajaran

9.      Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni

10.  Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

11.  Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

Page 11: HAKIKAT PROFESI

12.  Mengadakan pengembangan program pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya

13.  Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

14.  Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pembelajaran

15.  Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum

16.  Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

C.          PERAN GURU DALAM MEMBANGUN TRADISI KEJUJURAN

Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (HR. Bukhari-Muslim).

Berdasarkan hadits di atas, jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan, sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisaahan dalam jiwa.

Ada kata bijak “ orang yang pinter tapi tidak jujur, lebih baik orang yang bodoh tapi jujur”.  Pinter tidak menjamin masa depan, sedangkan jujur adalah jaminan masa depan.  Ada anekdot dalam masyarakat “Mencari orang pinter di negeri ini sungguh banyak, tetapi mencari orang yang jujur (bener/lurus) menjadi hal yang teramat langka dan sulit”. Kejujuran menempati kedudukan istimewa dalam ajaran islam, karena ia merupakan penopang/penyangga jalan kebaikan bagi manusia.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi perserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar, menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Dalam konteks yang lebih luas keberadaan guru dalam proses mengajar menjadi sesuatu yang menentukan, jika kemudian di maknai secara integral oleh para guru. Sebab salah satu kunci dari keberhasilan dalam proses pembelajaran bukan hanya dilihat dari aspek keberhasilan seorang siswa (murid) mendapatkan nilai yang bagus, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah sejauh mana seorang guru membangun dan menanamkan nilai-nilai akhlak mulia dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sehingga kemudian diharapkan anak-anak didiknya menjadi anak

Page 12: HAKIKAT PROFESI

yang berkarakter, disiplin, mandiri, jujur dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan potensi  dirinya

Peran guru dalam membangun tradisi (budaya) kejujuran dilingkungan akademiknya sangat penting dan luas. Di anggap sangat penting karena guru sering bersentuhan langsung dengan anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran, saat proses itulah peran-peran guru menanamkan tradisi kejujuran kepada siswa-siswinya. Contoh sederhana peran guru dalam membangun tradisi kejujuran kepada murid-muridnya, ketika ulangan, seorang guru harus menyampaikan secara jujur agar tidak menyontek, baik kepada temannya maupun pada buku catatan, pesan itu disampaikan dengan bahasa yang sederhana yang bisa ditangkap anak didiknya dan itu harus dilakukan secara istiqomah dan tidak pernah berhenti menyampaikan pesan-pesan moral. Contoh yang lain, ketika melaksanakan shalat, baik di sekolah maupun dirumahnya. Seorang guru harus menyampaikan secara jujur agar melaksanakan shalat 5 waktu secara istiqomah dan tepat waktu. Pesan itu akan sambung dalam batin (hati nurani) siswa, ketika guru benar-benar melaksanakan apa yang dipesankan kepada murud-muridnya.  Sehingga pada akhirnya terwujudlah rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berwawasan luas dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Keseriusan  guru dalam membangun budaya (tradisi) kejujuran dilingkungan akademiknya, bisa dilihat dengan tugas utama seorang guru yaitu:

Ø      Mendidik

Ø      Mengajar

Ø      Melatih

Ø      Menilai dan mengevaluasi.

Seorang guru memastikan dalam proses penilaian harus mengedepankan nilai obyektifitas dan kejujuran, karena ini menyangkut masa depan anak didiknya. Jika guru sudah tidak obyektif dan jujur dalam penilaian dan pengevaluasiaan, maka sesungguhnya guru sudah membunuh karakter anak bangsa dan merusak tatanan pendidikan baik langsung maupun tidak langsung.

Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya adalah peran guru dalam membangun tradisi kejujuran dengan teman seprofesi (teman sejawat), harus di akui secara jujur tidak semua guru peduli terhadap nilai-nilai kejujuran, sehingga sangat penting memberikan wawasan akan pentingnya kejujuran dalam kehidupan sehari, baik jujur dalam perkataan,

Page 13: HAKIKAT PROFESI

perbuatan maupun tindakan (aksi). Sungguh sangat ironis jika anak didiknya diajarkan kejujuran, sementara gurunya sendiri tidak memberikan teladan yang baik, bahkan merusak tradisi (budaya) yang sudah mengakar kepada peserta didikanya demi kepentingan pribadi, sekolah yang kemudian anak didik dan lembaganya dikorbankan. Contoh ketika Unas, karena sama-sama khawatir baik lembaga maupun siswa tidak lulus Unas, kadang-kadang diberi bocoran jawaban Unas. Hal itu terjadi, karena memang system pendidikan di negeri ini yang menciptakan seperti itu. Mengapa ? kalo ada siswa yang ndak lulus maka yang kena imbasnya tidak hanya guru mata pelajaran dan kepala sekolahnya saja, kepala Dinas Cabang (pemerintah) dan seterusnya ke atas juga kena dampaknya.

Dari diskripsi yang sederhana di atas, maka untuk menciptakan kejujuran akademik harus ada kerja sama  baik siswa, guru dan yang sangat penting lagi adanya system yang mendukung.  Walaupun demikian, sesungguhnya peran guru sebagai garda terdepan dalam melaksankan belajar dan pembelajaran untuk membentuk karakter siswa dalam membangun tradisi kejujuran akademik ada tiga aspek, pertama; membangun kejujuran harus dimulai dari dirinya sendiri, yakni antara perkataan, perbuatan dan tindakan harus sesuai. Kedua; sebagai seorang guru, yang tugas utamanya adalah mendidik, melatih, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi kepada peserta didiknya, maka guru mempunyai kewajiban untuk membentuk karakter anak didiknya memiliki sikap, jujur, mandiri, disiplin, tidak malas, mempunyai  dedikasi tinggi, tahan banting  dan bertangungjawab. Ketiga; guru secara akademik juga mempunyai tanggunjawab untuk membesarkan lembaga (sekolah), maka dalam konteks ini guru harus mampu membangun dan memberi keteladan kepada teman seprofesinya untuk terus menerus menanamkan nilai-nilai kejujuran baik untuk dirinya (teman seprofesi), maupun peserta didiknya melalui mata pelajaran yang di ampu.

Page 14: HAKIKAT PROFESI

Shalih Fadholi1401410137

Hakikat, Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan

A. Hakikat Profesi 

Profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu : profesi, profesionalitas, profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme (Abin Syamsuddin Makmun, 1999). Profesi menunjuk pada suatu pelayanan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadapnya (Dedi Supriadi, 1998 : 95). Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi individu terhadap suatu pekerjaan. Profesional menunjuk pada penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya dan menunjuk pada orangnya itu sendiri. Profesionalisasi menunjuk pada proses menjadikan seseorang sebagai profesional. Profesionalisme menunjuk pada (a) derajat penampilan seseorang sebagai profesional; tinggi, rendah sedang, dan (b) sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang paling ideal dari kode etik profesinya. 

Public Trust atau kepercayaan masyarakat (Bigs dan Blocher, 1986 : 7). Kepercayaan masyarakat yang menjadi penopang suatu profesi didasari oleh tiga perangkat keyakinan. Pertama, kepercayaan masyarakat terjadi dengan adanya suatu persepsi tentang kompetensi. Kedua, adanya persepsi masyarakat bahwa kelompok-kelompok profesional mengatur dirinya dan lebih lanjut diatur oleh masyarakat berdasarkan minat dan kepentingan masyarakat. Ketiga, persepsi yang melahirkan kepercayaan masyarakat itu ialah anggota-anggota suatu profesi memiliki motivasi untuk memberikan layanan kepada orang-orang dengan siapa mereka bekerja.Oemar Hamalik (1984 : 2) sampai pada suatu kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka. Suatu profesi mengandung unsur pengabdian (Oemar Hamalik, 1984 : 3) menurutnya, suatu profesi bukanlah dimaksudkan untuk mencari keuntungan materi belaka, melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian seorang profesional menunjuk pada pengutamaan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri sendiri.

1. Ciri-Ciri ProfesiErik Hoyle (1969 : 80-85) mengemukakah enam ciri profesi, yaitu:a. A profession performa an esential social service (suatu profesi menunjukkan suatu pelayanan sosial) b. A profession is founded up on a systematic body of knowledge (suatu profesi didasari oleh tubuh keilmuan yang sistematis);c. A profession requires a lengthy periode of academic and practical Training (suatu profesi memerlukan suatu pendidikan dan latihan dalam periode waktu yang cukup

Page 15: HAKIKAT PROFESI

lama);d. A profession has a light degree of autonomy (suatu profesi memiliki otonomi yang tinggi);e. A profession has a code of ethics (suatu profesi memliki kode etik);f. A profession gengerat in service growth (suatu profesi berkembang dalam proses pemberian layanan).

Menurut Sutan Zanti dan Syahmiar Syahrun (1992 : 133) suatu jabatan profesional harus mempunyai beberapa ciri pokok yaitu : (a) pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan secara formal; (b) pekerjaan itu mendapat pengakuan dari masyarakat; (c) adanya pengawasan dari suatu organisasi profesi seperti IDI, PGRI dan IPBI; (d) mempunyai kode etik sebagai landasan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesi tersebut.

Dedi Supriadi 91998 : 96) mengemukakah lima ciri suatu profesi. Pertama, pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikansi sosial karena diperlukan mengabdi kaepada masyarakat. Kedua, profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang “lama” dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga, profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu. Keempat, ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik. Kelima, sebagai konsekuensi profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial atau materiil.

2. Organisasi Profesi KependidikanSesuai dengan hakikat profesi dan ciri-cirinya, dapatlah diterima bahwa jabatan kependidikan / keguruan merupakan suatu profesi. Pekerjaan sebagai guru muncul dari kepercayaan masyarakat dan mengabdikan diri pada masyarakat. Pekerjaan itu menuntut keterampilan tertentu yang dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti IKIP, FKIP di pelbagai universitas dan sekolah tinggi serta LPTK lainnya. Profesi keguruan didukung oleh suatu disiplin ilmu, yaitu ilmu keguruan dan ilmu pendidikan. Profesi ini juga memiliki kode etik dan organisasi profesinya. Dari pekerjaan ini seroang guru memperoleh imbalan finansial dari masyarakat sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikannya.

B. Fungsi Organisasi Profesi kependidikan Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini.1. Fungsi Pemersatu

Page 16: HAKIKAT PROFESI

Abin Syamsuddin, 1999 : 95, yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Abin Syamsuddin, 1999 : 95), yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks.

2. Fungsi Peningkatan Kemampuan ProfesionalFungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi:Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ; ayat 4 dinyatakan bahwa :Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.Abin Syamsuddin (1999 : 70) dijelaskan bahwa kompetensi merupakan kecakapan atau kemampuan mengerjakan kependidikan.Menurut Johnson (Abin Syamsuddin (1999 : 72) kompetensi dibangun oleh 6 perangkat kompetensi berikut ini.a. Performence componentb. Subject componentc. Professional componentd. Process componente. Adjustment componentf. Attidudes component

Kurikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua program, yaitu program terstruktur dan tidak terstruktur. Program terstruktur adalah program yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.

Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini adalah :a. Penataran tingkat nasionalb. Supervisic. Pembinaan dan pengembangan sejawat

Page 17: HAKIKAT PROFESI

d. Pembinaan dan pengembangan individual

C. Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu : meningkatkan dan/atau mengembangkan. Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.1. Meningkatkan dan / atau mengembangkan karier anggota2. Meningkatkan dan / atau mengembangkan kemampuan anggota.3. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota.4. Meningkatkan dan / atau mengembangkan martabat anggota.5. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan

Shalih Fadholi

Page 18: HAKIKAT PROFESI

1401410137

Hakikat Profesi

A. Hakikat Profesi

Agar kita dapat hakikat profesi guru, peril kita telaah lebih dahulu apakah sebenarnya hakikat profesi. Dalam rangka untuk mengerti hakikat suatu profesi, ada beberapa kata kunci yang perlu disimak yaitu profesi, profesional, profesionalisme, dan orgnisasi profesi.

PROFESI

Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan didalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Inti dari pengertian profesi ialah seseorang harus memiliki keahlian tertentu. Didalam masyarakat sederhana, keahlian tersebut dengan cara meniru dan diturunkan dari orang tua kepada anak atau dari kelompok masyarakat kegerasi penerus. Pada masyarakat modern, keahlian tersebut diperoleh melalaui pendidikan dan pelatihan khusus. Sebagai lawan dari profesi ialah amatir. Suatu profesi adalah kegiatan seseorang untuk menghidupi kehidupan (earning a living). Seorang amatir menekuni suatu kegiatan terutama karena hobi atau mencari kesenangan atau untuk mengisi waktunya yang terluang.

PROFESIONAL, PROFESIONALISME

Seorang professional menjalankan pekerjaannya sesuai denga tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara amatir. Profesionalisme bertentangan dengan amatirisme. Dapat saja hasil karya seorang amatir sangat tinggi mutunya. Seorang professional akan terus-menerus mengingkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.

PROFESIONALISASI

Profesionalisasi berarti menjadikan atau mengembangkan suatu bidang pekerjaan atau jabatan secara porfesional. Hal ini berarti pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan criteria-kriteria profesi yang terus- menerus berkembang sehingga tingkat keahlian, tingkat tanggung jawab (etika profesi), serta perlindungan terhadap profesi terus-menerus disempurnakan. Dalam proses profesionalisasi yang dituju ialah produktivitas kerja yang tinggi secara mutu karya semakin lama semakin baik dan kompetitif.

Page 19: HAKIKAT PROFESI

ORGANISASI PROFESI DAN ETIKA PROFESI

Organisasi profesi adalah organisasi dari para professional dalam suatu profesi tertentu seperti PGRI, IDI, IKAHI, dan sebagainya. Organisasi profesi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggotanya dalam bidang profesinya, serta melindungi hak dan kewajiban anggota profesi tersebut. Suatu organisasi profesional mempunyai kode eti atau etika profesi yang harus dipatuhi oleh para anggotanya sebagai suatu paguyuban.Kehidupan masyarakat ditandai oleh semakin profesionalnya tata kehidupan masyarakat tersebut. Didalam suatu masyarakat sederhana sebagai profesi dilaksanakan berdasarkan tradisi dan kebudayaan yang statis. Berbagai profesi bahkan diselimuti oleh berbagai mitos sebagai dasar legitimasi pekerjaan tersebut. Didalam masyarakat modern, profesi merupakan suatu bentuk spesialisasi pekerjaan yang menuntut kemampuan yang terus-menerus berubah dan berkembang. Bahkan berbagai profesi sedang digantikan dengan profesi lainnya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Profesi-profesi yang ada berubah semakin lama dan semakin canggih sesuai dengan kemajuan dan ilmu pengetahuan.

B. Guru Dalam Abad 21: Era Profesional

Abad 21 merupakan abad global. Kehidupan bermasyarakat berubah dengan cepat karena dunia semakin menyatuh apalagi ditopang oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sehingga batas-batas masyarakat dan Negara menjadi kabur. Ekonomi dunia berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Ekonomi berdasarkan ilmu pengetahuan merupakan lokomotif dari perubahan dunia abad 21. Ekonomi yang berdasarkan ilmu pengetahuan (knowledge-based economy) menuntutpenguasaan ilmu pengetahuan dari para pelaku ekonomi profesional. Didalam masyarakat sederhana, berbagai pekerjaan dilakukan secara rutin. Keadaan ini tidak dapat dipertahankan didalam ekonomi berdasarkan ilmu pengetahuan.Masyarakat konsumen menuntut kualitas produksi yang tinggi dan terus-menerus diperbaiki. Oleh sebab itu, profesionalisme merupakan syarat mutlak didalam kehidupan global. Globalisasi mengubah hakikat kerja amatirisme menujuk kepada profesionalisme. Memang inilah dasar dari suatu masyarakat yang berdasarkan meritsystemI. Legitimasi dari suatu pekerjaan atau jabatan didalam masyarakat abad 21 tidak lagi didasarkan amatirisme atau keterampilan yang diturunkan atau dengan dasar-dasar yang lain, tetapi berdasarkan dengan kemampuan seseorang yang diperoleh secara sadar dan terarah dalam menguasai berbagai jenis ilmu pengetahuan dan keterampilan.Termasuk didalam perubahan global ialah profesi guru. Sesuai dengan tuntutan masyarakat, profesi guru juga menuntut profesionalisme. Guru yang professional bukan hanya sekedar alat untuk transmisi kebudayaan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu kearah budaya yang dinamis yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan, produktifitas yang tinggi, dan kualitas karya yang dapat bersaing. Guru profesional bukan lagi merupakan sosok yang berfungsi sebagai robot, tetapi merupakan dinamisator yang

Page 20: HAKIKAT PROFESI

mengantar potensi-potensi peserta didik kearah kreativitas. Tugas seorang guru profesional meliputi tiga bidang utama: 1) dalam bidang profesi, 2) dalam bidang kemanusiaan, dan 3) didalam bidang kemasyarakatan.Dalam bidang profesi, seorang guru profesional berfungsi untuk mengajar, mendidik, melatih, dan melaksanakan penelitian masalah-masalah kependidikan.Dalam bidang kemanusiaan, guru profesional berfungsi sebagai pengganti orang tua khususnya didalam bidang peningkatan kemampuan intelektual peserta didik. Guru profesional menjadi fasilitator untuk membantu beserta didik mentransformasikan potensi yang dimiliki peserta didik menjadi kemampuan serta keterampilan yang berkembang dan bermanfaat bagi kemanusiaan.Seorang guru professional dapat melakukan evaluasi didalam proses belajar-mengajarnya, dan membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan program belajar dan mengajar. Selain itu seorang guru profesional adalah seorang administrator, baik didalam administrasi proses belajar mengajar maupun didalam kemampuan manajerial dalam lingkungan sekolah. Sebagai seorang pendidik, seorang guru profesional adalah seorang komunikator. Ia dapat berkomunikasi dengan peserta didiknya dalam upaya untuk mengembangkan kepribadian peserta didiknya. Selanjutnya, sebagai suatu profesi yang terus menerus berkembang, seorang guru profesional hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan profesional seorang pendidik.

C. Profesi Guru Dan Profesi Lainnya

Didalam masyarakat modern yang menempatkan profesionalisme sebagai salah satu tonggak pengembangan masyarakat global, maka profesi guru merupakan salah satu profesi yang ada didalam masyarakat. Seperti telah diuraikan, suatu profesi yang bermutu ditentukan oleh kemampuan dari anggotanya. Apabila kemampuan para anggotanya rendah maka profesi tersebut tidak akan mempunyai pasaran. Setiap profesi harus terus menerus dikembangkan; kalau tidak maka profesi tersebut akan tidak memperoleh penghargaan dari masyarakat dan akan menghilang. Kemajuan teknologi yang begitu pesat meminta perkembangan profesi yang terus menerus. demikian pula dengan profesi guru. Apabila profesi guru tidak berkembang sehingga tidak dipercayai oleh masyarakat, tentunya profesi tersebut tidak akan diminati oleh putra-putra terbaik dari masyarakatnya. Dengan kata lain profesi guru didalam masyarakat modern harus dapat bersaing dengan profesi-profesi lainnya. Profesi guru hanya dapat bersaing apabila dia memiliki bibit-bibit unggul yang dikembangkan untuk dapat menguasai dan mengembangkan profesi tersebut. Hal ini berarti pembinaan profesi guru haruslah dimulai dengan merekrut calon-calon profesi guru yang mempunyai inteligensi tinggi, dedikasi yang besar terhadap profesinya, serta kemampuan untuk mengembangkan profesionalisme. Hanya dengan demikian diharapkan profesi guru dapat menunjukan performance yang diakui oleh masyarakat sehingga profesi tersebut berhak untuk meminta imbalan dari masyarakat konsumen.

Page 21: HAKIKAT PROFESI

D. Guru Dalam Masyarakat Dan Kebudayaan Indonesia

Seorang guru adalah sebenarnya seorang dari Kasta Brahmin. Para Brahmin ini mempunyai hak-hak khusus didalam masyarakat dan mereka diberi gelar kaum Mahardika atau Begawan. Para Begawan tersebut mempunyai hak-hak istimewa yang dapat disetarakan dengan hak-hak para raja. Para Begawan tersebut mempunyai kedudukan yang tinggi sehingga mendapatkan hak-hak istimewa, seperti bebas pajak. Mereka dapat digolongkan orang kaya pada masa itu. Didalam menyampaikan pengetahuan dari buku-buku suci (Weda), para siswanya tinggal dirumah Begawan serta mengabdi dengan penuh kesetiaan dan pengabdian.Didalam perkembangan selanjutnya dengan lahirnya gerakan bakti, status guru menjadi sangat penting oleh karena mereka dianggap sebagai penjelmaan para dewa sehingga perlu dipuja. Status sosial tersebut dibenarkan pula, oleh karena para Begawan tidak perlu menyembah kepada raja. Guru dianggap sebagai penjelmaan hidup spiritual kebenaran. Dengan demikian para siswa menyerahkan sebulat-bulatnya akal budi, tubuh, dan hak milik kepada gurunya. Bahkan hari lahirnya Sang Begawan dirayakan sebagai hari raya. Dengan mantera-mantera yang diajarkan oleh Begawan sebagai Sang Guru berupa formula-formula suci, maka para siswa dapat mencapai pencerahan jiwa dan menemukan serta mengembangkan potensi yang tersimpan didalam dirinya.Kedudukan sosial yang tinggi dari guru terus hidup sampai kini. Tentunya status sosial dengan citra yang demikian telah merupakan anomali didalam suatu kehidupan modern. Kehidupan modern yang menuju kearah profesionalisme menuntut kedudukan seorang guru sebagai pekerjaan professional. Demikian pula pekerjaan guru merupakan salah satu dari begitu banyak pekerjaan yang lahir didalam suatu kehidupan modern. Seperti yang telah dijelaskan diatas, profesi guru perlu bersaing dengan profesi-profesi lainnya yang lahir didalam masyarakat. Semua hal ini mempengaruhi penghargaan masyarakat terhadap profesi guru dan tuntutan masyarakat terhadap kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru professional. Hal tersebut merupakan tantangan, baik dari masyarakat maupun dari profesi guru itu sendiri.Ada hal yang positif yang masih tersisa ialah bahwa masyrakat Indonesia khususnya masyarakat pedesaan masih tetap memberikan penghargaan dan status sosial yang tinggi kepada profesi guru. Penghargaan tersebut tentunya perlu ditindak lanjuti dengan penghargaan yang seimbang dari segi material yang akan menunjang tugas profesional seorang guru. Penghargaan masyarakat tersebut tentunya harus diimbangi dengan usaha dari profesi guru itu sendiri untuk semakin meningkatkan mutu profesionalnya sehingga dapat membantu masyarakat mengembangkan kemampuan putra-putrinya sebagaimana yang dinginkan. Di dalam proses ini pemerintah mempunyai tanggung jawab sebagai fasilitator serta membantu lahirnya saling menghargai antara masyarakat dan profesi guru yang tidak dapat diabaikan di dalam membangun masyarakat Indonesia baru.

Page 22: HAKIKAT PROFESI

E. Demitologisasi Profesi Guru Di Indonesia

Memburuknya status profesi guru sebagian disebabkan karena kesalahan masyarakat kita sendiri yang meninggikan dan sekaligus mencampakan profesi guru sebagai profesi yang terhormat di dalam masyarakat. Komitmen masyarakat dan komitmen pemerintah tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat untuk membangun suatu masyarakat Indonesia yang lebih terhormat. Selanjutnya, merosotnya profesi guru lebih dikarenakan lembaga organisasi profesi guru sangat lemah sehingga tidak menopang perbaikan profesi guru, baik dari segi kualitasnya pengabdiannya maupun di dalam kualitas penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap profesi tersebut. Keseluruhan kelemahan dalam perkembangan profesi guru di dalam era modern dewasa ini telah melanggengkan berbagai mitos yang menyelimuti perkembangan profesi guru. Mitos-mitos tersebut perlu kita ketahui dan kuliti sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan apresiasi orang tua, masyarakat, dan pemerintah terhadap profesi yang mulia, profesi guru.

1. Status Sosiala. Guru adalah profesi pahlawan tanpa tanda jasaProfesi guru harus dihormati dan memperoleh imbalan yang sesuai dengan profesionalismenya. Di makam-makam pahlawan terbaring banyak pahlawan bangsa yang penuh dengan bintang-bintang jasa. Namun, profesi guru yang tidak kurang nilai kepahlawanannya tidak memperoleh tanda-tanda jasa dan gaji memadai apalagi mendapat tempat terhormat di makam-makam pahlawan. Sungguh suatu ironi apabila pada masa silam seorang guru (Begawan) mempunyai status sosial yang setara dengan sang raja.b. Guru adalah pekerjaan orang suci (saint)Citra seorang guru sebagai orang suci atau Begawan memang dapat hidup di dalam masyarakat pra-modern. Dalam masyarakat sederhana tersebut, pekerjaan sebagai orang suci memang merupakan pekerjaan yang terhormat dan patut dihargai oleh masyarakat. Di dalam dunia modern, apabila profesi guru masih dianggap profesi seorang suci, maka pada tempatnyalah masyarakat dan pemerintah memberikan penghargaan yang sesuai dengan statusnya itu. Pengabdian seseorang di dalam masyarakat modern menuntut haknya yang setimpal dengan pengabdiannya. Termasuk di dalam hak tersebut ialah hak untuk memperoleh pengahargaan material yang sesuai untuk hidup layak. Profesi guru adalah profesi terhormat yang layak mendapatkan imbalan sosial dan material yang optimal.c. Those who can not think and do, teach!Ungkapan tersebut diatas ini sangat populer di dalam berbagai masyarakat di dunia.

Page 23: HAKIKAT PROFESI

Dengan kata lain, seseorang yang tidak dapat berpikir dan berbuat maka dia lebih baik memilih pekerjaan mengajar. Sungguh suatu hal yang ironis, seakan-akan profesi guru itu merupakan profesi dari manusia-manusia robot yang tidak dapat berpikir dan tidak dapat berbuat. Mitos ini sebenarnya juga merupakan bahan refleksi untuk profesi guru yang tidak kreatif, yang tidak membangkitkan kemampuan kretivitas peserta didik. Juga berarti bahwa profesi guru haruslah diubah bukan merupakan profesi dari manusia-manusia robot tetapi manusia-manusia yang penuh kreativitas yang tuganya bukan mendikte tetapi membangkitkan minat peserta didik untuk bereksplorasi dan berekspresi. Kreativitas haruslah merupakan ciri dari profesi guru modern. Mengembangkan kemampuan kreativitas guru juga harus menjiwai program-program pendidikan dan pelatihan guru modern. Dengan demikian ungkapan tersebut di atas perlu diubah menjadi: those who can think and do, teach!

2. Status Profesia. Profesi guru adalah profesi terbukab. Siapa saj dapat dan boleh menjadi guruc. Profesi guru bukanlah suatu profesi pekerja

3. Gendera. Guru adalah by nature profesi perempuanSuatu pekerjaan tidaklah dapat dikaitkan dengan gender. Baik pria maupun perempuan mempunyai kemampuan dan hak yang sama di dalam setiap jenis pekerjaan.Perbedannya terletak kepada keadaan fisik perempuan yang kemungkinan tidak cocok untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Pekerjaan yang meminta kekuatan fisik yang relative lebih berat tentunya tidak cocok untuk perempuan. Sebaliknya, pekerjaan yang meminta ketelitian dan kesabaran lebih cocok untuk dilaksanakan tangan-tangan halus perempuan. Barangkali bias gender yang dikhawatirkan melanda profesi guru dengan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut muncul dari suatu bias akan ketidakmampuan kaum perempuan di dalam berbagai lapangan pekerjaan.b. Perempuan puas dengan imbalan gaji kecilBerkaitan dengan trend semakin banyaknya perempuan memasuki profesi guru dikaitkan dengan anggapan bahwa perempuan telah puas dengan imbalan gaji yang kecil. Hal ini ditentang oleh gerakan feminisme yang menyatakan bahwa kesediaan perempuan untuk memasuki profesi guru sebagai suatu profesi yang “natural” perempuan telah disalahgunakan oleh masyarakat yang didominasi oleh laki-laki. Perempuan memang kurang memberikan protes terhadap imbalan gaji yang relative lebih kecil. Hal ini perlu segera dibenahi oleh karena kekurangan insetif bagi kaum perempuan untuk mengemban tugas dalam profesi guru, dapat berpengaruh terhadap dedikasinya dan prestasi kerjanya. Selain dari pada itu, hak-hak asasi manusia dalam semua bidang pekerjaan tidak dapat dibenarkan membeda-bedakan berdasarkan gender. Perempuan yang memasuki profesi guru harus mendapatkan hak dan perlindungan kerja yang sama dengan apa yang

Page 24: HAKIKAT PROFESI

diperoleh oleh kaum pria. Belum dapat dibuktikan dengan riset bahwa kemampuan dan prestasi kerja guru perempuan lebih rendah dari guru laki-laki.