Hak Dan Kewajiban Dokter Dan Pasien

112
Hak dan Kewajiban Dokter dan Pasien HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Dokter: HAK 1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur. 2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur. 3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya. 4. Menerima imbalan jasa. KEWAJIBAN 1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur serta kebutuhan medis. 2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik. 3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu meninggal dunia. 4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya. 5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 52 dan 53, Hak dan Kewajiban Pasien: HAK 1. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang akan dilakukan dokter.

description

P

Transcript of Hak Dan Kewajiban Dokter Dan Pasien

Hak dan Kewajiban Dokter dan Pasien

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Dokter:HAK1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur.2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur.3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya.4. Menerima imbalan jasa.KEWAJIBAN1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur serta kebutuhan medis.2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik.3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu meninggal dunia.4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya.5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 52 dan 53, Hak dan Kewajiban Pasien: HAK1. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang akan dilakukan dokter.2. Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion).3. Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan.4. Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada keraguan.5. Bisa mendapat informasi rekam medis.KEWAJIBAN1. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah kesehatannya.2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Konsekwensi hukum yang timbul dari pola hubungan kontraktual atau terapetik, maka kedua belah pihak masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Bagi pasien dia tidak hanya menuntut dokteruntuk dapat memberikan terapi yang benar atas penyakit yang ia derita. Tetapi dibalik tuntutan tersebut maka pasien memiliki kewajiban atas apa yang akan dilakukan oleh dokter. Pada bahagian ini akan dibahas mengenai hak dan kewajiban dari keduanya. Sofyan Dahlan 10 membagi hak pasien ini kedalam dua bahagian yaitu : Hak primer Yang dimaksud dengan hak primer disini adalah hak memperoleh pelayanan medik yang benar dan layak, berdasarkan teori kedokteran yang telah teruji kebenarannya. Hak sekunder Hak sekunder adalah hak dimana pasien : 1. Memperoleh informasi medik tentang penyakitnya 2. Memperoleh informasi tentang tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter 30 3. Memberikan konsen ( informed consent) atas tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter 4. Memutuskan hubungan kontraktual setiap saat ( sesuai azas kepatutan dan kebiasaan ) 5. memperoleh rahasia kedokteran 6. Memperoleh surat keterangan dokter bagi kepentingan pasien yang bersifat non yustisial; seperti misalnya surat keterangan sakit, surat keterangan untuk kepentingan asuransi, surat kematian dan sebagainya7. Hak atas second opinionD. Kewajiban pasien Selain pasien memiliki hakdalam hubungan terapetikmaka di salah satu sisi pasien memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan memiliki keterkaitan erat dalam hubungan terapetik tersebut . Adapun kewajiban pasien adalah sebagai berikut : 1. Kewajiban memberikan informasi 2. Kewajiban melaksanakan nasehat dokter atau tenaga kesehatan 3. kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan 4. kewajiban memberikan imbalan jasa 5. kewajiban memberikan ganti rugi apabila tindakannya merugikan dokter atau tenaga kesehatan. 31 E. Hak Dokter Selain pasien yang memiliki hakdan kewajiban dalam hubungan terapeutik, dokter jugamemiliki hak dan kewajiban sebagai pengemban profesi yang harus dilaksanakan. Johan Nasution9menyebutkan beberapa hak dokter adalah : 1. Hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujur-jujurnya dari pasien yang akan digunakan bagi kepentingan diagnosis maupun terapetik 2. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien 3. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan transaksi terapetik 4. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya 5. hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medik dari pasien atau keluarganya. F. Kewajiban Dokter Kewajiban dokter terbagi kedalam beberapa bahagian yaitu : 1. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan antara lain : a. Mempertimbangkan untuk tidak menulis suatu resep untuk obat yang tidak begitu perlu b. Mempertimbangkan penulisan resep obat yang murah dari pada obat yang mahal untuk penyembuhan pasien 19 C. Pertanyaan penelitian Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah disebutkan diatas maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien pra operasi katarak di rumah sakit umum William Booth Semarang ? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini meliputi : 1.Tujuan umum Untuk mengetahui faktor faktor kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien pra operasi katarak di Rumah Sakit Umum William Booth Semarang . 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran persepsi pasien tentang kejelasan informasi medis yang diterimanya . b. Menganalisis hubungan antara persepsi responden tentang tingkat kegawatan penyakit katarak dengan kejelasan informasi medis yang diterimanya c. Menganalisis hubungan antara komunikasi empati yang dilakukan oleh komunikator tentang penyakit katarak dengan kejelasan informasi medis yang diterima pasien d. Menganalisis hubungan antara penyampaian pesan komunikator yang mudah dipahami dengan kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien. e. Menganalisis hubungan antara umpan balik yang dilakukan oleh komunikator tentang penyakit katarak dengan kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien. 20 f. Menganalisis pengaruh bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi kejelasan informasi medis yang meliputi : persepsi responden tentang tingkat kegawatan penyakit katarak, komunikasi empati yang dilakukan oleh komunikator, penyampaian pesan oleh komunikator yang mudah dipahami, umpan balik komunikator tentang penyakit katarak. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi manajemen Rumah Sakit a. Memperoleh informasi tentang kejelasan informasi medis yang diterima pasien pra operasi katarak b. Mengembangkan strategi hubungan pasien dokter yang berkaitan dengan kejelasan informasi medis 2. Bagi MIKM Sebagai bahan pengembangan keilmuan di bidang hukum perumahsakitan secara khusus pelaksanaan informed consent3. Bagi peneliti lain Sebagai referensi untuk pengembangan keilmuan dan penelitian di bidang hukum perumahsakitan khususnya dalam kelengkapan informasi medis F. Keaslian Penelitian 1. Hapsari ( 2000) Meneliti tentang hubungan karakteristik pasien dengan kelengkapan informasi medis yang diterima penderita kanker di bangsal bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang Bulan Februari April 2000. dari penelitian ini ditemukan bahwa karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap kelengkapan informasi medis adalah hanya pendidikan pasien. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Perbedaan penelitian 21 yang penulis akan teliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari adalah kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien akan ditinjau bukan saja dari faktor subyektif pasien tetapi juga dari faktor komunikator 62. Iswandiri H.D (2005) dari Universitas Diponegoro meneliti tentang Hukum dalam upaya pelayanan kesehatan di Jawa Tengah ( kontruksi hukum yang diimplementasikan dalam pelayanan para dokter rumah sakit yang melakukan tindakan pembedahan ) tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model berpikir para dokter tentang hukum dalam lingkup sosial yang sarat dengan berbagai tuntutan nilai-nilai budaya, sosial,ekonomi dan keamanan. Dan hasil penelitian ini ditemukan bahwa kewajiban dokter adalah memberikan pelayanan terbaik bagi pasiennya sesuai standar profesinya dan kelemahan para dokter adalah permasalahan komunikasi, empati dan hukum. Dalam penelitian ini Iswandiri melihat dari berbagai faktor yaitu :faktor nilai , kompentensi, organisasi profesi, rumah sakit dan ekonomi global.7sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menitikberatkan pada ketrampilan komunikator dalam penyampaian informasi medis. G. Ruang Lingkup 1. Ruang lingkup sasaran Penelitian ini ditujukan pada pasien pasca operasi katarak di rumah Sakit umum William Booth Semarang 2. Ruang lingkup masalah Masalah dibatasi pada faktor-faktor kelengkapan informasi medis yang diterima pasien pasca operasi katarak di rumah sakit umum William Booth Semarang 22 3.Ruang lingkup keilmuan Lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Hukum perumahsakitan secara khusus informed consent4. Ruang lingkup metode Metode yang digunakan adalah observasional dengan survey pendekatan cross sectional studyatau study belah lintang dimana dalam waktu bersamaan variabel bebas dan variabel terikat pada obyek penelitian yang diambil datanya. 5. Ruang lingkup lokasi Lokasi penelitian adalah di rumah sakit umum William Booth Semarang 6. Ruang lingkup waktu Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2006 juni 200623 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Katarak Penyakit katarak adalah penyakit mata yang dapat menyerang semua tingkatan umur manusia, namun pada umumnya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Menurut Sidarta Ilyas penyakit katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau lensa didalam kapsul lensa. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akaibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Berdasarkan pengelompokan usia, maka penyakit katarak dapat digolongkan menjadi 1. Katarak kogenital. Yaitu penyakit katarak yang dapat terjadi /terlihat pada usia dibawah 1 tahun dan hal ini disebabkan oleh kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin 2. Katarak juvenil Adalah katarak yang terlihat pada usia diatas 1 tahun dan dibawah 40 tahun. Katarak juvenil dapat terjadi karena lanjutan katarak kengenital yang makin nyata, penyulit penyakit lain dan katarak komplikata 3. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun 4. Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahunKedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama ataupun berbeda. Katarak senil akan terjadi degenerasi lensa secara 24 perlahan-lahan. Tajam penglihatan akan menurun secara berangsur-angsur hingga tinggal proyeksi sinar saja. Katarak senil merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan. Sementara untuk stadium katarak senil dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu : 1. Stadium insipien. Pasien akan mengeluh ganguan penglihatan seperti melihat ganda dengan satu matanya. Pada stadium ini proses degenerasi belum menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai dengan kekeruhan ringan pada lensa. Pada stadium ini tajam penglihatan pasien belum terganggu. 2. Stadium imatur Pada stadium ini lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung. Pada stadium ini terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. Pada katarak imatur penglihatan mulai berangsur-angsur berkurang dan hal ini disebabkan media penglihatan tertutup oleh kekeruhan lensa yang menebal . 3. Stadium matur Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini terjadi kekeruhan seluruh lensa. Pada stadium ini tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi sinar positif. 4. Stadium hipermatur 25 Pada stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa. B. Hubungan pasien dokterHubungan pasien dan doktersebenarnya memiliki keterkaitan dengan masalah pelayanan kesehatan. Masalah pelayanan kesehatan ini sesungguhnya merupakan pelayanan yang melalui proses yang dinamik, berkaitan dengan permasalahan dibidang ekonomi, sosial, dan budaya masayarakat yang sangat kompleks. Sebelum abad ke 20 perkembangan pengertian profesi hanya dimiliki oleh divinitas, medik dan hukum, tetapi pengertian profesi pada abad ke 20 sudah mulai berkembang dan bukan hanya dimiliki oleh golongan tertentu atau orang perorangan. Profesi kedokteran yang merupakan bahagian dari apa yang disebutkan tersebut juga mengalami perubahan-perubahan dalam pola hubungannya dengan penerima jasa pelayanan kesehatan yaitu pasien. Pada dasarnya perubahan pola hubungan antara pemberi pelayanan Kesehatan dengan penerima pelayanan kesehatan disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 1. Meningkatnya jumlah permintaan atas pelayanan kesehatan. 2. Berubahnya pola penyakit 3. Teknologi medik. Hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dan penerima jasa pelayanan kesehatan berawal dari pola hubungan vertikal yang paternalistik. Dimana antara sang pengobat( dokter ) dan sang sisakit tidak memiliki kedudukan yang sama. Koeswadji menyatakan demikian tentang pola hubungan ini : Dalam pola hubungan verrtikal ini kedudukan /posisi antara pemberi jasa Yankes dengan penerima jasa Yankes tidak sederajat, karena pemberi jasa 26 Yankes mengetahui tentang segala sesuatu yang berkait dengan penyakit, sedang penerima jasa Yankes tidak tahu apa-apa tentang penyakit, apalagi tentang bagaimana penyembuhannya. Oleh karena itu dalam hubungan yang paternalistic si sakit menyerahkan nasibnya kepada sang pengobat8. Dalam pola hubungan ini terjadi ketidakseimbangan dan ketidak seimbangan ini disebabkan dokter mempunyai kedudukan yang lebih kuat karena 9: a. Mempunyai ilmu pengetahuan tentang ilmu kedokteran b. Seorang dokter tidak bergantung kepada pasien itu c. Seorang dokter secara umum berada dalam keadaan sehat d. Seorang dokter tidak berada dibawah tekanan mental e. Seorang dokter berada dalam kedudukan yang bebas Pasien mempunyai kedudukan yang lebih lemah, karena : a. Secara umum tidak berpengetahuan ilmu medis b. Tidak berdaya, sangat tergantung kepada dokternya c. Pasien berada dalam keadaan sakit d. Pasien berada dalam keadaan tekanan psikis, cemas dan ketakutan, e. Pasien berada dalam keadaan tidak bebas karena penyakitnya Pola hubungan ini sebenarnya memiliki dampak positip dan negatif. Pola hubungan vertikal paternalistik ini terjadi karena kepercayaan penerima jasa Yankes yang diberikan kepada pemberi jasa Yankes. Pola hubungan pemberi pelayanan Yankes kepada penerima jasa Yankes mengalami perkembangan dari pola hubungan vertikal paternalistik ke pola hubungan Horisontal Kontraktual. Sebenarnya kedua pola hubungan ini memiliki persamaan yaitu keduanya merupakan pola perilaku hubungan antara pemberi jasa Yankes dengan penerima /pengguna Yankes. Perbedaanya adalah dalam 27 pola hubungan vertikal paternalistik posisi keduanya tidak sederajat ( pemberi dan penerima ) sementara dalam hubungan horizontal kontraktual antara pemberi dan penerima Yankes memiliki kedudukan yang sama. Kedudukan yang sederajat dalam hubungan horizontal ini merupakan pangkal tolak dari hubungan kontraktual, yaitu suatu hubungan dalam mana para pihak bersama-sama sepakat untuk mengadakan hubungan saling memberikan prestasi Menurut Sofwan Dahlan10 hubungan kontraktual antara pasien dan dokter digambarkan sebagai berikut : Hubungan kontraktual yang terjadi antara pasien dan dokter tidak dimulai dari saat pasien memasuki tempat praktek dokter sebagaimana yang diduga banyak orang, tetapi justru sejak dokter menyatakan kesediannya yang dinyatakan secara lisan ( oral statement)atau secara tersirat ( implied statement) dengan menunjukan sikap atau tindakan yang menyimpulkan kesediaan, seperti misalnya menerima pendaftaran, memberikan nomor urut, menyediakan serta mencatat rekam mediknya dan sebagainya. Dengan kata lain, hubungan terapetik juga memerlukan kesediaan dokter. Hal ini sesuai azaz konsensual berkontrak. Bila hubungan kontraktual dimulai saat pasien mendaftarkan diri pada bahagian registasi atau saat dokter menyatakan kesediaanya baik secara lisan maupun implied statementlalu kapan hubungan horizontal kontraktual ini akan berakhir ? hubungan kontraktual antara dokter atau rumah sakit dengan pihak pasien akan berakhir bila pasien mengalami kesembuhan atas penyakit yang diderita dan tidak lagi memerlukan penanganan dokter, atau saat pasien meninggal dunia, dan dokter telah melaksanakan kewajibannya 28 Ada hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pola hubungan horizontal kontraktual ini. Bila dokter dan pasien telah menyepakati hubungan horizontal kontraktual ini, maka perlu diperhatikan bahwa ketika hubungan ini telah disepakati, maka tidak ada satu pihakpun yang boleh memutuskan hubungan secara sepihak di tengah jalan tanpa persetujuan pihak lainnya. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan hubungan horizontal kontraktual ini dapat diputuskan adalah bila hilangnya faktor kepercayaan pasien terhadap dokter. Bila pasien telah kehilangan kepercayaaan terhadap dokter, maka pasien dapat menjadi tidak kooperatif dalam hal ini sudah sepatutnya pemutusan kontrak secara sepihak dapat dilakukan. Dokter tidak perlu merasa kecewa bila menghadapi masalah yang demikian sebab masalah kepercayaan merupakan masalah yang tidak dapat dipaksa-paksakan. Pola hubungan pasien dokter yang lain yang dapat dianut adalah pola hubungan fiduciaryatau Friendship approach yaitu suatu pendekatan yang dilakukan dengan persahabatan. Pola hubungan ini lebih ditekankan pada membangun kepercayaan, saling ketergantungan dengan saling memberikan respon. Lebih lanjut pola hubungan friendship dikatakan demikian It is the one to which we and most physicians subscribe. It is a private personal professional relationship, one that involves mutual trust and mutual dependence with mutual respect, consideration and courtesy of the parties for each other.11Pola hubungan fiduciaryini dapat terwujud apabila dokter dapat menciptakan suatu hubungan yang bukan saja menyangkut masalah tindakan medis untuk mengobati pasien, tetapi dokter dapat terlibat dalam situasi emosional pasien. Dan keterlibatan dokter dalam situasi emosional pasien perlu didukung dengan ketrampilan berkomunikasi. Ketrampilan berkomunikasi ini oleh 29 Supartondo dan Djauzi disingkat dengan jembatan keledai CAREyaitu: comfort, Acceptance, responsiveness dan empati dimana melalui keempat ketrampilan ini dapat menolong para dokter mengatasi dimensi afektif pasien.12Comfortberarti dokter nyaman dan tidak enggan berkomunikasi yang melibatkan emosi seperti kematian, seksualitas. Acceptanceadalah kesediaan dokter menerima pasien. Responsivenessberarti dokter bereaksi terhadap pesan yang tidak langsung atau tidak lengkap. Empati adalah kemampuan dokter mengerti perasaan pikiran dan keinginan orang lain. C. Hak pasien Konsekwensi hukum yang timbul dari pola hubungan kontraktual atau terapetik, maka kedua belah pihak masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Bagi pasien dia tidak hanya menuntut dokteruntuk dapat memberikan terapi yang benar atas penyakit yang ia derita. Tetapi dibalik tuntutan tersebut maka pasien memiliki kewajiban atas apa yang akan dilakukan oleh dokter. Pada bahagian ini akan dibahas mengenai hak dan kewajiban dari keduanya. Sofyan Dahlan 10 membagi hak pasien ini kedalam dua bahagian yaitu : Hak primer Yang dimaksud dengan hak primer disini adalah hak memperoleh pelayanan medik yang benar dan layak, berdasarkan teori kedokteran yang telah teruji kebenarannya. Hak sekunder Hak sekunder adalah hak dimana pasien : 1. Memperoleh informasi medik tentang penyakitnya 2. Memperoleh informasi tentang tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter 30 3. Memberikan konsen ( informed consent) atas tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter 4. Memutuskan hubungan kontraktual setiap saat ( sesuai azas kepatutan dan kebiasaan ) 5. memperoleh rahasia kedokteran 6. Memperoleh surat keterangan dokter bagi kepentingan pasien yang bersifat non yustisial; seperti misalnya surat keterangan sakit, surat keterangan untuk kepentingan asuransi, surat kematian dan sebagainya7. Hak atas second opinionD. Kewajiban pasien Selain pasien memiliki hakdalam hubungan terapetikmaka di salah satu sisi pasien memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan memiliki keterkaitan erat dalam hubungan terapetik tersebut . Adapun kewajiban pasien adalah sebagai berikut : 1. Kewajiban memberikan informasi 2. Kewajiban melaksanakan nasehat dokter atau tenaga kesehatan 3. kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan 4. kewajiban memberikan imbalan jasa 5. kewajiban memberikan ganti rugi apabila tindakannya merugikan dokter atau tenaga kesehatan. 31 E. Hak Dokter Selain pasien yang memiliki hakdan kewajiban dalam hubungan terapeutik, dokter jugamemiliki hak dan kewajiban sebagai pengemban profesi yang harus dilaksanakan. Johan Nasution9menyebutkan beberapa hak dokter adalah : 1. Hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujur-jujurnya dari pasien yang akan digunakan bagi kepentingan diagnosis maupun terapetik 2. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien 3. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan transaksi terapetik 4. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya 5. hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medik dari pasien atau keluarganya. F. Kewajiban Dokter Kewajiban dokter terbagi kedalam beberapa bahagian yaitu : 1. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan antara lain : a. Mempertimbangkan untuk tidak menulis suatu resep untuk obat yang tidak begitu perlu b. Mempertimbangkan penulisan resep obat yang murah dari pada obat yang mahal untuk penyembuhan pasien 32 2. Kewajiban yang berhubungan dengan hak pasien Yaitu dokter wajib menghormati hak yang dimiliki oleh pasien serta memberi kesempatan kepada pasien untuk melaksanakan haknya 3. Kewajiban yang berhubungan dengan standar profesi kedokteran. yaitu dokter melaksanakan tugas profesi sesuai dengan standar profesi kedokteran. Penyimpangan dari standar profesi ini akan menjerumuskan dokter ke malpraktek medis 4. Kewajiban yang timbul dari standar profesi kedokteran. Yang termasuk kewajiban ini, adalah : a. Terus menerus menambah pengetahuan medis, mengikuti perkembangan ilmu kedokteran pada umumnya dan ilmu kategori spesialis sendiri pada khususnya b. Selalu membuat rekam medis yang baik secara berkesinambungan atau kontinu, berkaitan dengan keadaan pasien : diagnosa, terapi, riwayat medis pasien, hal-hal lain yang berhubungan dengan penyakit dan perawatan pasien. Kewajiban dokter yang disebutkan diatas selayaknya dapat dilaksankan oleh dokter namun kewajiban tersebut secara khusus kewajiban memberikan informasi medis sangat berkaitan erat dengan karakter pasien. Informasi yang diberikan oleh dokter ke pasien dapat diterima dan dipahami oleh pasien dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif pasien. Kerbala 14menyatakan bahwa faktor-faktor subyektif pasien yang turut mempengaruhi penyampaian informasi ini adalah 33 1. Tingkat pendidikan pasien Bagi pasien yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas akan manayakan perihal penyakitnya sampai kepada hal-hal yang terkecil sedangkan pasien yang berpendidikan rendah dan kurang dapat memahami penjelasan dan informasi medis dokter akan selalu menerima dan menyetujui tindakan apapun yang akan dilakukan dokter 2. Persepsi pasien terhadap dokter dan alat-alat kedokteran Menghadapi pasien yang mempunyai persepsi negatif terhadap dokter dan alat-alat kedokteran dimana dokter digambarkan sebagai sosok yang menakutkan dan selalu memegang jarum suntik, maka selengkap apapun informasi dari tindakan invasif dan operatif yang akan diambil oleh dokter maka pasien tidak akan pernah menyetujuinya. 3. Persepsi pasien terhadap penyakitnya Bagi pasien yang mempunyai persepsi/anggapan bahwa penyakit yang dideritanya ini cepat atau lambat akan membawa kepada kematian, cenderung akan menyetujui tindakan-tindakan invasivedan operatif yang mempunyai resiko besar sekalipun seperti pembedahan. Informasi dari dokter kepada pasien ini akan penyakit dan terapi ringan yang dapat dilaksanakan, tidak akan banyak mempengaruhi sikap pasien untuk memutuskan tindakan operatif yang radikal tersebut. Sementara bagi pasien yang selalu memandang penyakitnya itu dengan sebelah mata dan meremehkan padahal menurut penilaian medis dokter, penyakit itu sudah pada stadium parah, tidak akan pernah menyetujui tindakan operatif maupun tindakan invasive lainnya seperti pembedahan. 34 G. Informed Consent Tonggak lahirnya konsep informed consent diambil dari ucapan hakim B. Cordozo J. dalam menangani kasus Schoendorff vs Society of the New York Hospital. Lengkapnya ucapan tersebut adalah : every human being of adult years and sound mind has a right to determine what shall be done with his own body: and a surgeon who perfoms an operation without his patients consenttcommits and assault for which he is liable in damages14Dalam kasus Schoendorff tersebut, sebenarnya yang bersangkutan sudah memberikan persetujuannya tetapi hanya untuk tindakan medik diagnosticguna menemukan dan mengidentifikasikan penyakit dengan menggunakan obat bius ether. Namun dalam tindakan tersebut dokter telah melampaui kewenangannya dengan mengangkat tumor beserta rahimnyaselagi Ny. Schloendorff dalam keadaan terbius di kamar operasi. Sebenarnya dari kasus tersebut dan kasus lain yang muncul membuat dunia kedokteran terkejut, tidak mengerti bahkan marah. Namun pada akhirnya para dokter menyadari bahwa tindakan medik yang sudah benar bahkan yang terbaik sekalipun belum cukup untuk dijadikan jaminan baginya untuk menghindar dari tuntutan. Definisi informed consentmenurut Permenkes NO 585 th 1989 tentang persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Dari definisi tersebut diatas sebenarnya dapat dipahami bahwa informed consent itu mengandung hak atas informasi dan hak untuk memberi persetujuan. Hak atas informasi memiliki korelasi dengan persetujuan tindakan medis. Tanpa 35 pemberian informasi terlebih dahulu maka informed consent yang diberikan oleh pasien dianggap tidak syah demi hukum, kecuali sang pasien menderita dont tell me, doctor, syndrome yang dengan tegas menolak menerima informasi. Proses penyampaian informasi hendaknya dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga pasien dan keluargannya dengan accuan informasi yang diterimanya dapat mengambil suatu keputusan apakah setuju atau menolak tindakan yang akan dilakukan. Dalam penyampaian informasi tersebut hal hal yang perlu diperhatikan untuk disampaikan kepada pasien atau keluarganya adalah : a. Alasan perlunya dilakukan tindakan medik b. Sifat tindakan medik tersebut, apakah eksperimen atau bukan c. Tujuan tindakan medik tersebut yaitu : diagnostic, terapetik, rehabilitatif, promotif

d. Resikonya e. Akibat ikutan yang tak menyenangkan f. Masih ada tindakan medik alternatif atau tidak g. Kerugian yang akan atau mungkin dialami jika menolak tindakan medik tersebut Informasi yang disebutkan diatas hendaknya disampaikan secara lisan dengan memperhatikan karakteristik pasien atau keluarga yang mewakili. Tentunya diperlukan seni atau teknik tersendiri dalam penyampaian informasi tersebut agar pasien atau keluarga yang mewakili dapat memahami informasi yang diberikan. Dalam penyampaian informasi ini hendaknya memperhatikan beberapa hal sehingga persetujuan yang diberikan tidak akan menjadi cacat hukum. Persetujuan tindakan medis akan menjadi cacat hukum bila dalam

STANDAR PELAYANANPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANGDINAS KESEHATANPUSKESMAS OMBENKEPUTUSAN KEPALA PUSKESMASNOMOR : 188/45/434.101.05/2009TENTANGSTANDART PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS OMBENKEPALA PUSKESMAS OMBENMenimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, diperlukan standart pelayanan;1. Bahwa untuk maksud pada huruf a. Standart Pelayanan Publik Puskesmas Omben ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas Omben Kab. Sampang.Mengingat : 1. Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen1. Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;2. Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;3. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik;5. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No 11 tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Jawa Timur;6. Peraturan Bupati Sampang Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang.MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERTAMA : Standart Pelayanan Publik pada Puskesmas Omben sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada publik;KEDUA : Standart pelayanan publik pada Puskesmas Omben Kab. Sampang disusun dengan sistematika sebagai berikut :1. Pendahuluan 1. Visi2. Misi3. Tupoksi4. Jenis Pelayanan2. Standart Pelayanan 1. Jenis Pelayanan2. Persyaratan Pelayanan3. Biaya / Tarif Pelayanan4. Waktu Penyelesaian Pelayanan5. Produk Pelayanan6. Prosedur Pelayanan7. Kompetensi Petugas8. Sarana dan Prasarana9. Petugas yang menangani fungsi :10. Pelayanan Informasi Publik11. Penanganan Pengaduan3. PenutupKETIGA : Uraian secara rinci standart pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KEDUA, dimuat dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Puskesmas Omben;KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.Ditetapkan di : OMBENPada tanggal : Juli 2009KEPALA PUSKESMAS OMBENDr.Hj. TITIN HAMIDAHNIP. 19731020 200212 2 006 NIP. 197LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS OMBENNOMOR : 188/45/434.101.05/2009TANGGAL : JULI 2009STANDART PELAYANAN PUBLIKPUSKESMAS OMBEN1. A. PENDAHULUAN1. V i s i : Terwujudnya Puskesmas Omben sebagai sentra pelayanan Kesehatan yang berkualitas, profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan layanan yang memuaskan2. M i s i : 1. Ikut menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan2. Menciptakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar sesuai standart3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau4. Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat5. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat6. Tugas Pokok dan FungsiDalam menjalankan fungsinya Tugas pokok yang harus dijalankan Puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan adalah menjalankan program pokok:1. Promosi Kesehatan2. Upaya Penyehatan Lingkungan3. Upaya Perbaikan Gizi4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak5. Keluarga Berencana6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular7. PengobatanFungsi Puskesmas1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.1. Jenis Jenis PelayananJenis-jenis pelayanan yang menjadi kewenangan dan Tupoksi Puskesmas Omben meliputi Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Kesehatan terdiri dari :1) Rawat Jalan : Poli umum, Poli KIA/KB, Poli Gigi, Poli Kusta, Poli TB2) Rawat Inap3) PONED4) UGD5) Persalinan Normal6) Pelayanan Administratif7) Laboratorium8) Konsultasi : Kesehatan, Pojok GiziB. STANDAR PELAYANAN1. PELAYANAN RAWAT JALANa. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatanb. Jam Kerja : Pelayanan rawat jalan dimulai dari pendaftaran pasien di loket.v Loket pendaftaran : Senin Kamis : Pukul 07.00 12.00 WIBJumat : Pukul 07.00 10.30 WIBSabtu : Pukul 07.00 11.30 WIBv Rawat Jalan : Senin Kamis : Pukul 07.30 13.00 WIBJumat : Pukul 07.30 10.30 WIBSabtu : Pukul 07.30 12.00 WIBc. Persyaratan Pelayanan :v Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di Puskesmas Ombenv Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmasv Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askesd. Biaya / Tarif Pelayananv Untuk Pasien umum : membayar karcis retribusi Rp.2.000, ditambah biaya cetak Kartu Berobat Rp. 1.000,-v Untuk Pasien Jamkesmas dan Askes: Gratisv Untuk pelayanan di poli gigi, biaya pelayanan terdiri dari: Scalling atas atau bawah : Rp. 6.000,- Pencabutan gigi anak : Rp. 3.000-5.000,- Pencabutan gigi dewasa : Rp. 8.000-20.000,- Penambalan gigi sementara : Rp. 3.000,- Penambalan gigi tetap amalgam : Rp. 7.500,- Penambalan gigi komposit : Rp. 12.000,- Operculectomy dan koreksi oklusi : Rp. 3.500,- Pasang gigi tiruan sebagian : Rp. 150.000,- Pasang gigi tiruan lengkap : Rp.300.000,-e. Waktu Penyelesaian Pelayanan :1) Loket : 3 menit2) Poli Umum : 10 menit3) Poli KIA : 15 menit4) Poli Gigi : Scalling atas atau bawah : 30 menit Pencabutan gigi anak : 5 menit Pencabutan gigi permanent : 15 menit Konservasi / penambalan : 30 menit5) Apotek : Resep tanpa puyer : 3 menitResep dengan puyer : 5 menit6) Laboratorium : 10-120 menit1. Produk Pelayanan : Jasa Pelayanan Kesehatan2. Prosedur Pelayanan1) Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran .Bagi yang belum Pernah berkunjung ke Puskesmas Omben (Kunjungan Baru), mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat, nama KK, keperluan , ke Petugas Loket, dengan membayar karcis retribusi Rp. 2.000,- ditambah biaya cetak kartu berobat Rp. 1.000,- kemudian semua data dimasukkan ke Komputer, sementara Petugas Loket mencetak Kartu berobat Pasien diantar oleh Petugas lainnya ke tempat pelayanan lainnya. (Pasien yang tidak membawa kartu akan diberi kartu baru lagi dan membayar biaya cetak kartu Rp.1.000,-)Bagi Pasien yang membawa kartu Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket Pendaftaran dengan menyodorkan Kartu berobat dan membayar karcis retribusi Rp. 2.000,-. Setelah semua data dimasukkan ke Komputer Pasien diantar petugas menuju tempat pelayanan yang lain.Untuk Pasien Jamkesmas, Askes tidak dikenakan biaya sama sekali.2) Di Poli Pasien akan mendapatkan pelayanan yang diinginkan sesuai standart. Setelah Pasien mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan konseling pasien menuju apotik untuk mengambil obat kemudian pulang.Setelah dari Poli sesuai keperluan, pasien bisa dirujuk ke Laboratorium, Pojok Gizi, dll. Bila di Poli / Unit pelayanan yang lain ada tindakan mendis pasien akan dikenakan biaya tindakan sesuai Perda dan dibayar di Kasir ( Apotik ).ALUR PELAYANAN RAWAT JALAN

1. Kompetensi PetugasPasien / Klien ditangani oleh Petugas sesuai bidangnya. Loket ditangani oleh tenaga administrasi. Poli KIA ditangani oleh bidan. Poli Umum ditangani oleh Perawat. Poli Gigi ditangani oleh Perawat Gigi. Apotik dilayani oleh tenaga administrasi. Masing-masing Poli dalam melaksanakan tugasnya berkolaborasi dengan dokter dan dokter gigi.1. Sarana dan Prasaranav Mejav Kursiv Komputerv Alat medisv Obat-obatan dan bahan habis pakaiv Bed pasienv Mesin laminating1. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben1. Pemberian Kompensasi kepada Penerima Pelayanan Publik1. PELAYANAN RAWAT INAPa. Jenis Pelayanan :Pelayanan jasa kesehatan berupa Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan dengan menyediakan tempat tinggal untuk menginap.b. Jam Pelayanan : 24 jam.c. Persyaratan Pelayanan1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan rawat inap2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan rawat inap harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSKd. Biaya / Tarif Pelayanan1) Perawatan / hari : Rp.27.000,-2) Tindakan Ringan I : Rp. 7.500,-3) Tindakan Ringan II : Rp.12.500,-4) Tindakan Sedang : Rp.40.000,-5) Px.Laboratorium : Menyesuaikan6) Ambulan ke Sampang : Rp. 120.000,-7) Ambulan ke Pamekasan : Rp.160.000,-8) Bahan & obat : Menyesuaikane. Waktu Penyelesaian Pelayanan : sesuai kasusf. Produk Pelayanan : berupa jasa pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kesehatang. Prosedur Pengajuan PelayananPasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatannya.1. Prosedur Proses Penyelesaian PelayananPasien datang langsung masuk Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dilakukan pemeriksaan, kemudian identitas Pasien di data dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus, setelah dilakukan observasi pasien dibawa ke ruang rawat inap. Di ruang rawat inap, pasien mendapatkan perawatan yang intensif dari Perawat dan dokter. Setelah kondisinya membaik pasien diijinkan pulang.ALUR PELAYANAN RAWAT INAP

1. Kompetensi PetugasPelayanan di Rawat Inap dilaksanakan oleh Perawat dan Dokter1. Sarana dan Prasarana1) Obat dan bahan habis pakai2) Bed Pasien3) Alat medis4) Ruang Rawat Inap5) Rekam Medis Penderita1. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben yang tergabung dalam team management complaint.1. PELAYANAN PONEDa. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan kasus Obstetri Neonatal Emergensi Dasarb. Jam Pelayanan : 24 jamc. Persyaratan Pelayanan1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan Poned2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Poned harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSKd. Biaya / Tarif Pelayanan1). Persalinan Normal : Rp. 350.000,-2). Ekstraksi Vacum : Rp. 650.000,-e. Waktu Penyelesaian Pelayanan : Menyesuaikan kasusf. Produk Pelayanan : berupa jasa kasus Obstetri Neonatal Emergensi Dasarg. Prosedur Pengajuan PelayananPasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya.1. Prosedur Proses Penyelesaian PelayananPasien ibu mau melahirkan datang langsung masuk bagian Poned untuk dilakukan pemeriksaan secara cermat dan tepat oleh bidan atau dokter jaga, kemudian identitas Pasien didata dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus dan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam membantu persalinan. Apabila tidak ada kegawat daruratan di bidang kebidanan, persalinan dapat dilakukan di Puskesmas dan dilakukan observasi ing pasien pulang. Sebaliknya, apabila ada kegawat daruratan pasien segera dirujuk ke Rumah SakitALUR PELAYANAN PONED

1. Kompetensi PetugasPetugas yang melayani Poned adalah Bidan, Dokter dan Perawat1. Sarana dan Prasarana1) Obat dan bahan habis pakai2) Bed Obgin3) Alat medis4) Ruang Rawat Inap5) Ruang VK6) Status Penderita7) Komputer1. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben yang tergabung dalam team management complaint.1. PELAYANAN UGDa. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan kasus kegawat daruratanb. Jam Pelayanan : 24 jamc. Persyaratan Pelayanan1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan UGD2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Poned harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSKd. Biaya / Tarif Pelayanan1) Tindakan Ringan I : Rp. 7.500,-2) Tindakan Ringan II : Rp.12.500,-3) Tindakan Sedang : Rp.40.000,-e. Waktu Penyelesaian Pelayanan : Sesuai kasusf. Produk Pelayanan : berupa jasa kesehatan kasus kegawat daruratang. Prosedur Pengajuan PelayananPasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatannya.1. Prosedur Proses Penyelesaian PelayananPasien datang langsung masuk Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dilakukan pemeriksaan, kemudian identitas Pasien di data dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Setelah dilakukan pemeriksaan yang cermat, cepat dan tepat ditentukan apakah Pasien bisa diijinkan pulang atau perlu rawat inap atau perlu dirujuk ke Rumah Sakit.ALUR PELAYANAN UGD

1. Kompetensi PetugasPetugas yang melayani UGD adalah Dokter, dan Perawatj. Sarana dan Prasarana1) Obat dan bahan habis pakai2) Bed Pasien3) Alat medis4) Ruang Rawat Inap5) Ruang UGD6) Status Penderita7) Komputerk. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditanngani oleh satu orang staf Puskesmas Omben1. PELAYANAN PERSALINAN NORMALa. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan Persalinan Normalb. Jam Pelayanan : 24 jamc. Persyaratan Pelayanan1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan Persalinan2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Persalinan harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSKd. Biaya / Tarif PelayananPersalinan Normal : Rp. 350.000,-e. Waktu Penyelesaian Pelayanan : Menyesuaikan kasusf. Produk Pelayanan : berupa Persalinan secara Normalg. Prosedur Pengajuan PelayananPasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya.1. Prosedur Proses Penyelesaian PelayananPasien ibu mau melahirkan datang langsung masuk bagian Poned untuk dilakukan pemeriksaan secara cermat dan tepat oleh bidan, kemudian identitas Pasien didata dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus dan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam membantu persalinan. Berbeda dengan Poned, pada pelayanan persalinan normal jarang ditemukan penyulit di bidang kebidanan.ALUR PELAYANAN PERSALINAN NORMAL1. Kompetensi PetugasPetugas yang melayani UGD adalah Dokter, dan Perawatj. Sarana dan Prasarana1) Obat dan bahan habis pakai2) Bed Pasien3) Alat medis4) Ruang Rawat Inap5) Ruang UGD6) Status Penderita7) Komputerk. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditanngani oleh satu orang staf Puskesmas Omben1. PELAYANAN PERSALINAN NORMALa. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan Persalinan Normalb. Jam Pelayanan : 24 jamc. Persyaratan Pelayanan1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan Persalinan2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Persalinan harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSKd. Biaya / Tarif PelayananPersalinan Normal : Rp. 350.000,-e. Waktu Penyelesaian Pelayanan : Menyesuaikan kasusf. Produk Pelayanan : berupa Persalinan secara Normalg. Prosedur Pengajuan PelayananPasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya.1. Prosedur Proses Penyelesaian PelayananPasien ibu mau melahirkan datang langsung masuk bagian Poned untuk dilakukan pemeriksaan secara cermat dan tepat oleh bidan, kemudian identitas Pasien didata dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus dan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam membantu persalinan. Berbeda dengan Poned, pada pelayanan persalinan normal jarang ditemukan penyulit di bidang kebidanan.ALUR PELAYANAN PERSALINAN NORMAL

1. Kompetensi PetugasPetugas yang melayani Persalinan normal adalah Bidan1. Sarana dan Prasarana1) Obat dan bahan habis pakai2) Bed Obgin3) Alat medis4) Ruang Rawat Inap5) Ruang VK6) Status Penderita7) Komputer1. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben1. PELAYANAN ADMINISTRASIa. Jenis Pelayanan : Pelayanan administratif berupa Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit, beserta legalisirb. Jam Pelayanan : Senin Kamis : Pukul 07.30 13.00 WIBJumat : Pukul 07.30 10.30 WIBSabtu : Pukul 07.30 12.00 WIBc. Persyaratan PelayananUntuk Permohonan Surat keterangan sehat : membawa pas foto 34 sebanyak 1 (satu) lembard. Biaya / Tarif Pelayanan1). Surat Keterangan sehat : Rp. 5.000,-2). Surat Keterangan Sakit : Rp. 5.000,-3). Legalisir : gratise. Waktu Penyelesaian Pelayanan : 5 menitf. Produk Pelayanan : berupa Surat Keterangan sehat dan Surat Keterangan Sakit serta legalisirnyag. Prosedur Pengajuan Pelayanan1) Untuk Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit: Pemohon datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan kesehatan di poli umum. Hasil pemeriksaan akan ditulis di blangko Surat Keterangan kemudian ditandatangani oleh dokter.2) Untuk Permohonan Legalisir : Pemohon datang ke Puskesmas Omben dengan membawa Surat Keterangan Sehat / Sakit yang asli beserta foto copy langsung menuju ruang tata usaha untuk mendapat legalisir yang ditandatangani oleh kepala atau staff tata usaha.1. Prosedur Proses Penyelesaian Pelayanan

1). Surat Keterangan Sehat / Sakit

LEGALISIR

i. Kompetensi Petugasv Petugas yang melayani Permohonan Surat Keterangan Sehat / Sakit : Petugas administrasi Loket, Perawat dan Dokterv Petugas yang melayani Permohonan Legalisir adalah Petugas urusan Tata Usahaj. Sarana dan Prasarana1) Komputer2) Meja3) Kursi4) Blangko Surat Keterangan Sakit/Sehat5) Stempel1. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas OmbenALUR PELAYANAN PUSKESMAS OMBEN

7. PELAYANAN LABORATORIUMa. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan dengan memeriksa spesimen.b. Jam pelayanan : Senin Kamis : Pukul 07.30 13.00 WIBJumat : Pukul 07.30 10.30 WIBSabtu : Pukul 07.30 12.00 WIBUntuk kasus emergensi, laboratorium buka 24 jam.c. Persyaratan Pelayanan :v Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di Puskesmas Ombenv Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmasv Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askesd. Biaya / Tarif Pelayanan Pemeriksaan Darahv Hb : Rp. 8.000,-v Hit.Leucosit : Rp. 5.000,-v PCV / Hematokrit / LED : Rp. 3.000,-v Golongan Darah : Rp. 8.000,-v Hit.Trombosit : Rp. 7.000,-v Darah Lengkap : Rp. 20.000,-v Glukosa / GDA / 2 JPP : Rp. 10.000,-v Asam Urat : Rp. 10.000,-v Kolesterol : Rp. 15.000,-v Trigliserida : Rp. 14.000,-v BUN / Kreatinin : Rp. 16.000,-v SGOT / SGPT : Rp. 22.000,- Urinev Urine Lengkap : Rp. 8.000,-v Urine Lengkap + Reduksi : Rp. 12.000,-v Tes Kehamilan / PPT : Rp. 6.000,- BTA : Gratis Serologiv Widal : Rp.15.000,- Untuk Pasien Jamkesmas seluruh pemeriksaan laboratorium gratis.1. Waktu Penyelesaian Pelayanan :1) Hb / Gol. Darah / Tes Kehamilan : 10 Menit2) Urine Lengkap : 15 Menit3) Urine Lengkap + Reduksi : 30 Menit4) DL / Widal : 90 Menit5) BTA : 90 Menit6) Kimia klinik : 120 Menit1. Produk Pelayanan : Jasa Pelayanan Kesehatan2. Prosedur PelayananPasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran, dan membayar retribusi serta biaya cetak kartu (bagi pasien baru / tidak membawa kartu berobat), kemudian dengan diantar petugas pergi ke Poli, bila hasil pemeriksaan di Poli menunjukkan indikasi yang perlu dilakukan pemeriksaan Laboratorium, petugas akan merekomendasikan untuk melanjutkan pemeriksaan di laboratorium Puskesmas Omben. Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium, Petugas Laboratorium memberikan hasil pemeriksaan di laboratorium untuk dianalisa dan dilakukan therapy pengobatan di Poli yang merujuk.ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

1. Kompetensi PetugasLaboratorium Puskesmas Omben ditangani oleh tenaga yang berkompeten yaitu Analis Kesehatan1. Sarana dan Prasaranav Mejav Kursiv Alat laboratoriumv Reaganv Bahan habis pakaiv ATKv Ruangan1. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditanngani oleh satu orang staf Puskesmas Omben8. PELAYANAN POJOK GIZIa. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa berupa pemeriksaan status Gizi dan konselingb. Jam pelayanan : Senin Kamis : Pukul 07.30 13.00 WIBJumat : Pukul 07.30 10.30 WIBSabtu : Pukul 07.30 12.00 WIBc. Persyaratan Pelayanan :v Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di Puskesmas Ombenv Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmasv Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askesv Membawa KMS bagi bayi dan balitad. Biaya / Tarif Pelayanan : Gratis1. Waktu Penyelesaian Pelayanan : 15 menit2. Produk Pelayanan : Jasa Pelayanan Kesehatan dan konsultasi3. Prosedur PelayananPasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran, dan membayar retribusi serta biaya cetak kartu (bagi pasien baru / tidak membawa kartu berobat), kemudian dengan diantar petugas pergi ke Poli, bila hasil pemeriksaan di Poli menunjukkan indikasi perlu pemeriksaan status gizi, petugas akan merekomendasikan untuk melanjutkan pemeriksaan di Pojok Gizi Puskesmas Omben. Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa di Pojok Gizi, Petugas memberikan konseling kepada pasien, dan bila ada persediaan pasien diberikan makanan tambahan, susu atau vitamin.ALUR PELAYANAN POJOK GIZI

1. Kompetensi PetugasUnit Pelayanan Pojok Gizi Puskesmas Omben ditangani oleh tenaga yang berkompeten yaitu Nutrisionis1. Sarana dan Prasaranav Mejav Komputerv ATKv Kursiv Timbanganv Ruanganv Pengukur Tinggi Badan1. Petugas Yang Menangani Fungsi :1). Pelayanan Informasi PublikPetugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.2). Penanganan PengaduanPenanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben9. PELAYANAN PENGADUAN / KELUHAN PELANGGANa. Jenis Pelayanan : Pelayanan yang mencakup aktivitas penerimaan dan tindak lanjut terhadap keluhan pelanggan, pengaduan dapat disampaikan pelanggan apabila pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan Standard pelayanan yang ada.b. Persyaratan Pelayanan :v Pelanggan yang mengajukan pengaduan harus mencantumkan nama, alamat, umur, dan keluhannya, serta mencantumkan unit pelayanan yang memberikan pelayanan tidak sesuai dengan SPPv Pelanggan yang mengadukan keluhannya bersedia dihubungi kembali dengan maksud untuk klarifikasi dan untuk menginformasikan kembali tentang penyelesaian dan tindak lanjut atas pengaduan keluhan yang disampaikanv Pengaduan keluhan pelanggan dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau tertulis pada lembar kritik dan saran atau melalui telepon1. Biaya / Tarif PelayananTidak dipungut biaya1. Waktu Penyelesaian Pelayanan :Keluhan dapat disampaikan sewaktu-waktu / 24 jamLama Penyelesaian keluhan 1-3 hari kerjaBila keluhan tidak dapat diselesaikan dalam 3 hari kerja maka hari ke 4 keluhan akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang1. Prosedur Pelayanan1). Pelanggan mengajukan pengaduan keluhan secara langsung dapat berupa lesan ke Petugas di Puskesmas, atau tertulis lewat lembar kritik dan saran yang disediakan di Puskesmas dan dimasukkan kedalam kotak saran, atau lewat telepon Puskesmas2). Petugas di Puskesmas menerima keluhan dari Pelanggan dan mencatat setiap keluhan Pelanggan di buku keluhan pelanggan.3). Petugas menyampaikan keluhan ke Tim Managemen Komplain Puskesmas.4). Tim managemen komplain Puskesmas bersama-sama dengan Penanggung Jawab unit pelayanan terkait menganalisa keluhan dan membuat rencana perbaikan dan pemberian kompensasi pelanggan.5). Tim managemen komplain Puskesmas menginformasikan rencana perbaikan dan pemberian kompensasi ke Pelanggan.6). Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan Tim Managemen Komplain Puskesmas tidak dapat menyelesaikan keluhan pelanggan maka permasalahan keluhan pelanggan akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang.ALUR PELAYANAN PENGADUAN PELANGGAN

f. Spesifikasi Produk Pelayanan Informasi penyelesaian keluhan Kompensasig. Kompetensi PetugasTim Managemen Komplain yang menangani keluhan pelanggan :Ketua : dr. YUSKI AMINAnggota : DWI RUSMANTOHAFSATUNM. JASULI ADI KARYAdrg. YUNITA PURNAWATINURUL KOMARIYAH P.h. Sarana dan Prasaranav Lembar kritik dan saran serta kotak saranv Telepon Puskesmas Omben (0323) 781153-781118v Kepala Puskesmas Omben ( dr. Hj. Titin Hamidah : HP 0818524499)v Ketua Tim Managemen komplain ( dr. Yuski Amin : HP 0811377110 )1. KompensasiPelanggan mendapatkan kompensasi akibat ketidak sesuaian Pelayanan yang diterima dengan Standard Pelayanan yang telah ditentukan.1. C. PENUTUPDemikian SK Kepala Puskesmas Omben NOMOR : 188/45/434.101.05/2006 tentang STANDART PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS OMBEN ini dibuat untuk memenuhi tuntutan aspek legalitas sesuai Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, sehingga Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Omben dapat berjalan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat luas.LAMPIRAN SILAHKAN KLIK DISINIMAKLUMAT,STANDAR PELAYANAN & PROSEDURPELAYANANMAKLUMAT PELAYANANDENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA KAMI TIDAK MEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.STANDART PELAYANAN PUBLIKA. STANDAR PELAYANANPELAYANAN DALAM GEDUNG I. Jenis Pelayanan : LOKETPendaftaran pengunjung dengan membawa tanda pengenal / kartu berobat / ASKES / JAMKESMAS saat berkunjung pada pelayanan kamiNOKOMPONENURAIAN

1.Dasar HukumKepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas

2.Persyaratan Pelayanan Kunjungan pertama kali membawa indentitas (KTP / SIM / Kartu pelajar) dan selanjutnya mengisi formulir family folder untuk mendapatkan Kartu Tanda Peserta Kartu Tanda Peserta harus dibawa untuk kunjungan berikutnya. Pengguna layanan ASKES harus membawa Kartu ASKES yang masih berlaku. Pengguna layanan Maskin harus membawa kartu JAMKESMAS

3.Sistem, mekanisme, dan prosedur Penderita harus datang sendiri / dengan pendamping Membawa indentitas / Identitas jelas Melalui Loket, Ikuti nomor antrian kecuali kasus kegawat daruratan bisa langsung ke poli umum. Bagi pasien JAMKESMAS menandatangani Bukti Kunjungan Pasien Setelah didaftar, dengan membawa Kartu Rawat Jalan / Kartu Ibu / Kartu Anak untuk dibawa ke Poli Umum, Poli Gigi, dan KIA.

4.Jangka waktu penyelesaian Jangka waktu penyelesaian pelayanan tiap pengunjung 3 menit (kunjungan baru). Jangka waktu penyelesaian pelayanan tiap pengunjung 1 menit (kunjungan lama).

5.Biaya / tarif Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka pasien ASKES bebas biaya Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB)

6.Produk pelayananMembawa kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu anak, yang selanjutnya dibawa ke masing-masing tempat pelayanan (Poli Umum,KIA,Poli gigi)

7.Sarana, prasarana, dan / atau fasilitas Seperangkat Komputer Lemari arsip Meja pendaftaran Nomer antrian Buku regester Kipas angin Kartu pasien Status pasien Family folder Luas 2 x 5 m Ruang tunggu TV hiburan VCD Penyuluhan Media Informasi Kesehatan

8.Kompetensi PelaksananPengetahuan :o Pendidikan SMAKeahlian dan Ketrampilan :o Bisa mengoperasikan komputer Pengalaman :o 2 tahun

9.Pengawasan InternalSeluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh: Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil

10.Penanganan pengaduan, saran, dan masukan1. Cara pengaduan:Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu dengan cara: Datang langsung kePuskesmas Kertosari dan menemui : 1.drg.Wahyu Primawati,2.Dadang Tripitoko,3. Atim Bakhrowi Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas KertosariJln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi(Lewat Pos / Kotak pengaduan)Email : [email protected] Mengisi pada buku pengaduan di meja informasi pada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon:o drg. Hj. Wahyu primawati,MAP : 08123330322212o Puskesmas Kertosari : (0333) 410676o Puskesmas Kertosari : 082258205439

11.Jumlah pelaksana1 orang

12.Jaminan pelayananJaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan, kode etik dan janji layanan.Puskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung)

13.Jaminan keamanan dan keselamatan pelayananJaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguanSeluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinyaDengan MAKLUMAT PELAYANANMAKLUMAT PELAYANANDENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.

14.Evaluasi kinerja pelaksana IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota

II. Jenis Pelayanan : Balai Pengobatan / Poli UmumPelayanan yang professional dengan standart operating prosedur dan pengobatan rasional dengan standart Quality Assurance dan WHO, akan mendapatkan ketepatan untuk anamnesa, diagnosa dan pemberian terapi. Kami melayaniPemeriksaan dan Pengobatan PasienNOKOMPONENURAIAN

1.Dasar HukumKepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas

2.Persyaratan Pelayanan Membawa Kartu Rawat Jalan dari loket Bagi pasien ASKES membawa Kartu ASKES Bagi pasien maskin membawa Kartu JAMKESMAS

3.Sistem, mekanisme, dan prosedur Penderita harus datang sendiri / dengan pendamping Dilakukan anamnesa kepada pasien Dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Dilakukan tindakan apabila diperlukan Diberikan resep obat sesuai diagnosa

4.Jangka waktu penyelesaian Lama pelayanan 7 menit

5.Biaya / tarif Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka pasien ASKES bebas biayaSesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB)

6.Produk pelayanan Mendapatkan pemeriksaan dan penjelasan tentang penyakit Mendapatkan tindakan yang diperlukan Mendapatkan resep sesuai diagnosa Mendapatkan rujukan apabila diperlukan

7.Sarana, prasarana, dan / atau fasilitas Tensimeter dan Stetoscope. Obat obatan emergensi dan pendukungnya. Obat obatan injeksi tertentu , Alkohol , Kapas , Kasa Seteril. Spuit Disposibel ( 1 ml, 3m1, 5m1 dan 10 ml). Protap penyakit dan Prosedur penangan Shock Anafilaktik. Thermometer, Senter. Reflex Hammer. Oksigen Paket alat-alat tindakan. Kayu blok setinggi 15 Cm. Timbangan dewasa. Pengukur tinggi badan Snellen card Stirisator Poster Luas ruangan 5 x 5 m2 Tempat tidur lengkap Meja kursi Lemari instrumen Ruang tunggu TV hiburan VCD Penyuluhan Media Informasi Kesehatan

8.Kompetensi Pelaksanan Pengetahuan Dokter Umum Sarjana Keperawatan Perawat SPK Keahlian dan Ketrampilan Sesuai Profesi dan Kompetensi Pengalaman > 5 tahun

9.Pengawasan InternalSeluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh: Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil

10.Penanganan pengaduan, saran, dan masukan 1. Cara pengaduan:Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu dengan cara: Datang langsung ke Puskesmas Kertosari dan menemui : 1. drg.Wahyu Primawati, 2. Dadang Tripitoko, 3. Atim Bakhrowi Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas KertosariJln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi(Lewat Pos / Kotak pengaduan)Email : [email protected] Mengisi pada buku pengaduandi meja informasi pada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon:o drg. Hj. Wahyu primawati,MAP : 08123330322212o Puskesmas Kertosari : (0333) 410676o Puskesmas Kertosari : 082258205439

11.Jumlah pelaksana Dokter Umum : 1 orang Sarjana Keperawatan : 4 orang Perawat SPK : 1 orang

12.Jaminan pelayananJaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan, kode etik dan janji layanan.Puskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung)

13.Jaminan keamanan dan keselamatan pelayananJaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguanSeluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinyaDengan MAKLUMAT PELAYANANMAKLUMAT PELAYANANDENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.

14.Evaluasi kinerja pelaksana IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota

III. Jenis Pelayanan :KIA dan KBPelayanan kesehatan yang dilayani meliputi pemeriksaan ibu hamil, imunisasi dasar lengkap dan imunisasi untuk catin, pertolongan persalinan dan KBPemeriksaan Ibu HamilNOKOMPONENURAIAN

1.Dasar HukumKepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas

2.Persyaratan Pelayanan Bagi pasien ASKES membawa Kartu ASKES Bagi pasien maskin membawa Kartu JAMKESMAS Membawa Kartu Ibu bagi ibu hamil dan buku KIA

3.Sistem, mekanisme, dan prosedur Penderita datang sendiri / dengan pendamping Melakukan Anamnesa kepada pasien / pengantar Melakukan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil Memberikan konseling sesuai kebutuhan ibu hamil Memberikan resep Memberikan rujukan apabila diperlukan Memberikan konseling tentang kehamilanya

4.Jangka waktu penyelesaian Kunjungan baru : 10 menit Kunjungan lama : 7 menit

5.Biaya / tarif Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka pasien ASKES bebas biaya Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB)

6.Produk pelayanan Memperoleh pemeriksaan kesehatan sesuai dengan keluhan yang diderita dengan tata cara pemeriksaan sesuai pedoman pemeriksaan Memperoleh tindakan medis yang tepat apabila diperlukan Mendapat Resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya dan Vitamin yang dibutuhkan Imunisasi sesuai jadwal Surat Rujukan kasus Resiko Tinggi dan kasus lain yang seharusnya dirujuk Informasi medis tentang: Keadaan dan masalah kehamilan/persalinan/meneteki, kesehatan ibu bayi dan anak Pelayanan Keluarga Berencana. Tindakan Medis yang akan dilakukan Penyuluhan personal

7.Sarana, prasarana, dan / atau fasilitasSarana Tensimeter Stetoskope Funandoskope / dopler Metlin Timbangan injak dan pengukur tinggi badan Pita lilaPrasarana Luas ruangan 5 x 5 m2 Tempat tidur periksa Meja kursi Almari instrumenfasilitas Ruang tunggu Leaflet

8.Kompetensi Pelaksanan Pengetahuan Bidan D4 Bidan D3 Keahlian dan Ketrampilan Pernah mengikuti sosialisasi pemeriksaan ibu hamil dg 7T Pengalaman >5 tahun

9.Pengawasan InternalSeluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh: Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil

10.Penanganan pengaduan, saran, dan masukan 1. Cara pengaduan:Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu dengan cara: Datang langsung ke Puskesmas Kertosari dan menemui : 1. drg.Wahyu Primawati, 2. Dadang Tripitoko, 3. Atim Bakhrowi Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas KertosariJln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi(Lewat Pos / Kotak pengaduan)Email : [email protected] Mengisi pada buku pengaduan di meja informasipada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon:o drg. Hj. Wahyu primawati,MAP : 08123330322212o Puskesmas Kertosari : (0333) 410676o Puskesmas Kertosari : 082258205439

11.Jumlah pelaksana Bidan D4 : 5 orang Bidan D3 : 3 orang

12.Jaminan pelayananJaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayananPuskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung)

13.Jaminan keamanan dan keselamatan pelayananJaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguanSeluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinyaDengan MAKLUMAT PELAYANANMAKLUMAT PELAYANANDENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.

14.Evaluasi kinerja pelaksana IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota

IV. Jenis Pelayanan :Poli GigiPerawatan gigi secara teratur, kunjungan pelayanan gigi setiap 6 bulan sekali akan mengurangi resiko gangguan pada gigi dan mulut. Poli gigi melayani pemeriksaan, pencabutan, tambal gigi sementara dan tetap, pembersihan karang gigi serta konseling kesehatan gigi.Pelayanan yang ada di Poli Gigi :Penambalan GigiNOKOMPONENURAIAN

1.Dasar HukumKepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas

2.Persyaratan Pelayanan Membawa Kartu Pemeriksaan dari loket Bagi pasien ASKES membawa Kartu ASKES Bagi pasien maskin membawa Kartu JAMKESMAS

3.Sistem, mekanisme, dan prosedur Pasien datang sendiri / dengan pendamping Membawa Kartu Bukti Pelayanan Pasien dan Kartu Rawat Jalan Melakukan anamnesa kepada pasien Melakukan tindakan penambalan gigi Memberikan konseling Memberikan resep sesuai diagnosa Memberikan rujukan bila diperlukan

4.Jangka waktu penyelesaian Lama pelayanan 15 menit

5.Biaya / tarif Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka pasien ASKES bebas biaya Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB)

6.Produk pelayanan Memperoleh pemeriksaan kesehatan sesuai dengan penyakit / keluhan yang diderita dengan tata cara pemeriksaan sesuai pedoman pemeriksaan Memperoleh tindakan penambalan gigi Mendapatkan resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya Mendapatkan Surat Rujukan bila diperlukan Informasi medis / penyuluhan tentangPenyakit dan masalah Gigi mulut yang dikeluhkan

7.Sarana, prasarana, dan / atau fasilitas Obat obat emergensi dan pendukungnya Obat tambal gigi Bahan habis pakai Obat obatan injeksi tertentu, Alkohol, Kapas, Kasa Setril, Betahadine Tensi Meter Stetoscope Luas ruangan 4 x 5 m2 Dental Kit Meja kursi Ruang tunggu TV hiburan VCD Penyuluhan Media Informasi Kesehatan Ruang ber-AC / kipas angin

8.Kompetensi Pelaksanan Pengetahuan Dokter Gigi D3Keperawatan Gigi SMA Keahlian dan Ketrampilan Sesuai Profesi dan Kompetensi Pengalaman >5 tahun

9.Pengawasan InternalSeluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh: Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil

10.Penanganan pengaduan, saran, dan masukan 1. Cara pengaduan:Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu dengan cara: Datang langsung ke Puskesmas Kertosari dan menemui : 1. drg.Wahyu Primawati, 2. Dadang Tripitoko, 3. Atim Bakhrowi Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas KertosariJln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi(Lewat Pos / Kotak pengaduan)Email : [email protected] Mengisi pada buku pengaduan di meja informasipada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon:o drg. Hj. Wahyu primawati,MAP : 08123330322212o Puskesmas Kertosari : (0333) 410676o Puskesmas Kertosari : 082258205439

11.Jumlah pelaksana Dokter Gigi : 1 orang D3 Keperawatan Gigi: 1 orang Administrasi : 1 orang

12.Jaminan pelayananJaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayananPuskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung)

13.Jaminan keamanan dan keselamatan pelayananJaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguanSeluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinyaDengan MAKLUMAT PELAYANANMAKLUMAT PELAYANANDENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.

14.Evaluasi kinerja pelaksana IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota

STANDART OPERASIONAL PROSEDURI. PELAYANAN DI LOKETSOP PENERIMAAN PASIEN KUNJUNGAN BARUMENILAI PENERIMAAN PASIEN KUNJUNGAN BARU

NO. DOKUMENNO. REVISIHALAMAN

PROSEDUR TETAPTANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013

DIBUAT OLEHEMI WIDIASTUTIMENGETAHUIKEPALA PUSKESMASdrg. WAHYU PRIMAWATI, MAPNIP.19650227 199201 2 003

PENGERTIANTahaptahapdalampenerimaankunjunganpasienbaru

TUJUANUMUMMemberikanpelayanan publik denganbaikdanbenar.Meningkatkan kepuasan publik terhadap pelayanan di Puskesmas Kertosari

KHUSUSMeningkatkan tertib administrasi pelayanan di puskesmas Kertosari

PELAKSANAPetugasLOKET

PROSEDURa. PersiapanalatNomorantrianSoundsistemFamily folder , Bukunomor register keluargaKarturawatjalan, Kartu pengenal pasienRegister kunjunganharianBukubuktipelayanandankunjunganpasien JPKMB, JamkesmasKarturawatjalan, buktipelayanan, buktikunjunganpasien

b. PelaksanaanPasien datang mengambil nomorantrianPanggilannomorantrianMemasukkan data awal pasien ke dalam SIMPUSPemberiannomor register danpembuatan Kartu Pengenal kunjungandenganalamat ( desa/ Kel )PengisianidentitaskarturawatjalanpasienPencacatannamapasiendalambuku register kunjunganharianberdasarkanjenislayanan ( Askes, JPKMB, Jamkesmas ) dengantujuan :- Poli umum , Poligigi , KIA , LaboratoriumPencacatanbuktipelayanandanbuktikunjunganuntukpasien denganlayanan JPKMB dan JamkesmasPenyerahankarturawatjalankepadapasienuntukdibawa Poli yang dituju

II. JENIS PELAYANAN DI BP UMUMSOP PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK

NO. DOKUMENNO. REVISIHALAMAN

PROSEDUR TETAPTANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013

DIBUAT OLEHdr. PURWANTONIP. 19760124 200801 1 014MENGETAHUIKEPALA PUSKESMASdrg. WAHYU PRIMAWATI, MAPNIP.19650227 199201 2 003

PENGERTIANMenyelengarakan kegiatan pemeriksaan fisik (tanda-tanda vital)

TUJUANUMUM1.Kelancaran kegiatan pelayanan pasien di ruang pelayanan 2. Mengetahui abnormal dari tanda vital3. Menemukan tanda klinis suatu penyakit

PELAKSANADokter / Perawat

PROSEDURa. Persiapan alat1. Jam tangan2. Tensimeter 3. Stetoskop4. Alat tulis5. Termometer 6. Larutan disinfektan7. Tissue

PELAKSANAAN1. Peralatan didekatkan2. Menjelaskan maksud dan tujuan ke pasien3. Pemeriksa cuci tangan4. Pemeriksaan tekanan daraha. Bebaskan lengan yang akan ditensib. Letakkan manset pada lengan atas, periksa agar manset tidak terlalu longgarc. Cari arteri brachialis dan letakkan stetoskop diatasnyad. Kunci pompa balon dan pompa sampai terdengar sistolee. Buka kunci balon perlahan lahan sampai terdengar diastolef. Catat hasil dan peralatan di rapikan 5. Pemeriksaan nadia. Letakkan 3 ujung jari ke arteri yang mau kita periksa (arteri radialis, arteri brakialis, arteri karotis, arteri poplitea, arteri dorsalis pedis)b. Hitung selama 1 menitc. Catat hasil 6. Pemeriksaan respirasia. Lihat, dengarkan dan rasakan pernafasan pasienb. Pada pasien yang sadar menghitung respirasi tanpa diketahui pasienc. Hitung selama 1 menitd. Catat hasil 7. Pemeriksaan suhua. Termometer diturunkan sampai batas yang ditentukanb. Letakkan termometer pada tengah axilla, tunggu 3-5 menitc. Baca hasil dan dokumentasikand. Termometer ditaruh dilarutan disinfektan dan di lap dengan tissue 8. Pemeriksa cuci tangan

III. JENIS PELAYANAN DI POLI GIGISOP PELAYANAN PEMERIKSAA KESEHATAN GIGI DAN MULUTPELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

NO. DOKUMENNO. REVISIHALAMAN

PROSEDUR TETAPTANGGAL TERBIT :

DIBUAT OLEHdrg. Fauzia NailulfithriMENGETAHUIKEPALA PUSKESMASdrg. WAHYU PRIMAWATI, MAPNIP.19650227 199201 2 003

PENGERTIANMemberikantata cara pemeriksaandanperawatankesehatan Gigi danMulutpenderitadengan baik dan benar

TUJUANUMUMSebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan pemeriksaan dan perawatan kesehatan Gigi danMulut di Puskesmas.

PELAKSANADokter gigi/ Perawat gigi

PROSEDURI. Persiapana. PersiapanRuangandanAlat :*Meja, kursidan dental unit.*Alat-alat Gigi.(Sterilisasi instrument)*Bahan-bahan / obat-obatanuntukgigi*Kompresor.*Borgigi.b. PersiapanPetugas :*Perlindungandiri (Jas lab, masker dan sarung tangan)

II. Persiapanpasiena.PemeriksaanPasien :*Anamnesa. (Keluhan utama dan Riwayat Kesehatan)*Pemeriksaanekstra oral (pipi,bibir dan kelenjar limphe)*Pemeriksaanintra oral (gigi, lidah,mukosa pipi, dasar mulut)

b.Klasifikasi Diagnosac.PersiapanTindakan :*Menjelaskantentangtindakan yang akandilakukan*Mengaturposisipasien yang nyaman

III. Pelaksanaana. MelakukanTindakan :*Konservasi (Penambalan sementara/tetap).*Pencabutan (Gigi tetap/Sulung)*Pembersihan karang gigi/Scalling*Pengobatan gigi

b.Konseling dan Rujukan

c.Pencatatandanpelaporan :*Karturawatjalan.(Catattindakan :Premedikasi, Medikasi dan Post medikasi).*Register rawatjalan.*Sensusharianpenyakit (Laporan GILUT)

IV. JENIS PELAYANAN DI KIASOP ASUHAN ANTENATAL CARE / PEMERIKSAAN KEHAMILANPEMERIKSAAN KEHAMILAN

NO. DOKUMENNO. REVISIHALAMAN

PROSEDUR TETAPTANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013

DIBUAT OLEHYULI ROCHMATINNIP. 19670702 198901 2 001MENGETAHUIKEPALA PUSKESMASdrg. WAHYU PRIMAWATI, MAPNIP.19650227 199201 2 003

PENGERTIANANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama kehamilannya, mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, serta mendeteksisecara dinifaktorresikodanmenanganimasalahtersebutsecaradini.

TUJUANUMUMMemantau perkembangan ibu hamil dan bayinya serta mendeteksi secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan

KHUSUS1. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental serta sosial ibu3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum dan kebidanan.4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal

PELAKSANABidan

PROSEDURa. Persiapanalat Meja Kursi Tempat tidur Timbangan BB dan pengukur TB Tensimeter dan stetoskop Selimut Meteran pengukur LILA Metline Funanduscope Alat cuci tangan (air, desinfektan, sabun, handuk) Kartu pemeriksaan : Kartu Ibu, KMS Bumil, surat pengantar untuk rujukan Lembar Resep Pencatatan (Buku KIA, Register, kohort Bumil) Reflek Hammer Jangka panggul

b. PersiapanpasienPasien di persilahkan untuk tidur di atas tempat tidur Selimuti pasienMempersilahkan pasien untuk membuka bagian tubuh yang akan di periksaMengatur posisi ibu

c. Pelaksanaan- Anamnesa:- Riwayatperkawinan.- Riwayatpenyakitibudankeluarga.- Status riwayatHaid, HPHT.- RiwayatimunisasiIbusaatini- Kebiasaanibu.- Riwayatpersalinanterdahulu- Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan.Pemeriksaan- PemeriksaanUmum. KeadaanumumBumil Ukur TB, BB, Lila. Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas).Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi,Kaki :Oedema kaki , dst.- Pemeriksaankhusus.UMUR KEHAMILAN 20 mgg :a). Inspeksi.1. Tinggi fundus uteri2.Hypergigmentasidanstriae3. Keadaandindingperutb). Palpasi.Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :Pemeriksan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.a. Leopold 1.1.Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis)2.Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu.3.Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantianb. Leopold 2.1.Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.2.Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas).c. Leopold 3.1.Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu.2.Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong).d. Leopold 4.1.Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.2.Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus.3.Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen)4.Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)5.Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.c). Auskultasi.Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.d). PemeriksaanTambahan.Laboratoriumrutin :PP Test, Gol. Darah, Hb, Albumin, reduksi dan USGAkhirpemeriksaan :- Buatkesimpulanhasilpemeriksaan- Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan.- Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien.- Jelaskanhasilpemeriksaankepadabumil yang meliputi :usiakehamilan, letakjanin, posisijanin, Tafsiranpersalinan, Resiko yang ditemukanatauadanyapenyakit lain.- Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.- Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan- Jelaskanpentingnyaimunisasi TT- Jelaskan pentingnya pemberian tablet Fe hingga 90 tablet- Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan- Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit

V. JENIS PELAYANAN DI APOTEKSOP PELAYANAN RESEPPELAYANAN RESEP

NO. DOKUMENNO. REVISIHALAMAN

PROSEDUR TETAPTANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013

DIBUAT OLEHRA. ROHANIAHNIP. 19670310 199203 2 013MENGETAHUIKEPALA PUSKESMASdrg. WAHYU PRIMAWATI, MAPNIP.19650227 199201 2 003

PENGERTIANMelayani resep yang datangnya dari BP atau KIA

TUJUANUMUMMelayani resep dari BP dan KIA

KHUSUSMelayani kebutuhan klien akan obat sesuai dengan apa yang ditulis petugas BP atau KIA

PELAKSANAAsisten Apoteker

a. Persiapan alatResepKlip obatSpidolObatBuku melidi/ simpus

b. PersiapanklienKlien datang dengan membawa resep

PROSEDURc. PelaksanaanMenerima resep rawat jalan dari masing-masing tempat pelayananApabila resep kurang jelas/ obat tidak tersedia,prtugas Apotek melakukan konfirmasi pada penulis resepResep dikerjakan sesuai dengan protap pengerjaan resep puyer dan resep non puyerPenulisan etiketPengecekan obat sebelum diserahkan kepada klienPenyerahan obat kepada klienSetiap akhir pelayanan, resep dicatat di buku melidi obat bila nama obat tidak ada dalam simpus

Share this: Twitter Facebook Berikan Balasan Top of Form

Bottom of FormPhotos

Blog di WordPress.com. | The Ideation and Intent

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBODINAS KESEHATANUPTD PUSKESMAS GARUNG KEC.GARUNGJl. Dieng KM 09 Telp. ( 0286 ) 3325805KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS GARUNGTENTANGMEDIA KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENANGKAP KELUHANMASYARAKAT ATAU SASARAN PROGRAMNOMOR: / / 2013Menimbang: a.Bahwa umpan balik yang berupa kepuasan maupun ketidakpuasan sasaran program yang berupa keluhan diperlukanuntuk melakukan perbaikan baik dalam pengelolaanmaupun pelaksanaan program agar sesuai dengankebutuhan dan harapan masyarakat atau sasaran program.b.Bahwa keluhan masyarakat atau sasaran program dapatdiperoleh secara pasif, yaitu masyarakat atau sasaranprogram menyampaikan langsung dengan kehendaksendiri kepada kepala puskesmas, penanggung jawabprogram, atau pelaksana program, ataupun secara aktifdilakukan oleh puskesmas.Mengingat:a. Undang Undang Nomer 25 tahun 2009 tentang Pelayananpublikb. Undang undang Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.MEMUTUSKANMenetapkan:PERTAMA:Menentukan tata cara untuk memperoleh keluhan masyarakatatau sasaran Program dapat dilakukan dengan menyediakanmedia komunikasi untuk menerima keluhan melalui sms, kotaksaran, pertemuan dengan tokoh masyarakat maupun Forumkomunikasi dengan masyarakatKEDUA:Tindak lanjut keluhan yang disampaikan masyarakat dilakukansecara rasional Sesuai dengan kemampuan PuskesmasKETIGA:Keputusan ini berlaku sejak tanggal 2013Ditetapkan di : GarungPada tanggal:2013Kepala UPTD Puskesmas Garungdr. Lilis Handayani UjiatiNIP: 19690310 200212 2 003TEMBUSAN: Keputusan ini disampaikan kepada Yth:1.Penanggung Jawab Yanmed2.Penanggung Jawab Program