Hafal Kan Gugus Fungsi Dan Nama Iupac
-
Upload
aliansuhendra -
Category
Documents
-
view
111 -
download
5
description
Transcript of Hafal Kan Gugus Fungsi Dan Nama Iupac
Gugus fungsi
Disusun oleh :
Nama :Wanda yutiono
Kelas : X alpha
Laboran :Erli novrianti. S.pd
Guru :welly juwita M.Tpd
SMA NEGERI 10 PENTAGON KAUR
2015
Hafal kan gugus fungsi dan nama iupac
1. Alkhohol2. Aldehid3. Eter4. Asam karbonat5. Ester6. Anina7. Halida
2 Apa itu gugus fungsi3 Cari literatur tentang tata nama, reaksi, kegunaan sumber senyawa alakohol dari senyawa alkohol sampai halida dari 2 sumber webside
4 Tuliskan isomer yag mungkin dari C5H12O sebagai alkohol dan eter. Dan tentukan jenis senyawa yang terbentuk serta apa yang memebedakan senyawa alkohol dengan senyawa eter . tuliskan beserta reaksi kimianya,,,
Gugus Fungsi Alkohol1. Gambaran Umum:
Dalam ilmu kimia Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen
dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Kelas penting dari gugus fungsi
alkohol adalah alkohol asiklik sederhana, dengan rumus umum CnH2n +1OH. Dari rumus
tersebut, etanol (C2H5OH) adalah jenis alkohol yang umum ditemukan dalam minuman
beralkohol, dan dalam bahasa sehari-hari kata alkohol merujuk pada kata khusus untuk
etanol.
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau
cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan
alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol
membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil
baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik
didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol
yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air
dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Sebagai contoh:
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada
panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil). Kelarutan
alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini
disebabkan karena alkohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang
bersifat nonpolar, sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya.
2. Jenis-jenis alkohol
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai
karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer
yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH
(C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C
sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus
–OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain
(Fessenden, 1997).
3. Tatanama
a. Nama berdasarkan IUPAC
Dalam sistem IUPAC, nama rantai alkana kehilangan terminal "a" dan menambahkan "ol",
misalnya, "metanol" dan "etanol" yang berasal dari metana dan etana. Bila perlu, posisi
gugus hidroksil ditandai dengan nomor antara nama alkana dan "ol": propan-1-ol untuk
CH3CH2CH2OH, propan-2-ol untuk CH3CH (OH) CH3. Kadang-kadang, nomor posisi ditulis
sebelum nama IUPAC: 1-propanol dan 2-propanol. Jika kelompok prioritas yang lebih tinggi
hadir (seperti keton, aldehida, atau asam karboksilat), maka perlu untuk menggunakan
awalan "hidroksi", [2] misalnya: 1-hidroksi-2-propanon (CH3COCH2OH).
Contoh penamaan :
Tata nama berdasarkan IUPAC yang hanya boleh digunakan dalam publikasi ilmiah. Dalam
konteks lain yang kurang formal, alkohol sering disebut dengan nama grup alkil yang sesuai
diikuti oleh "alkohol" kata, misalnya, alkohol metil, etil alkohol. Alkohol Propyl mungkin n-
propil alkohol atau alkohol isopropil, tergantung pada apakah kelompok hidroksil yang terikat
pada karbon 1 atau 2 pada rantai propana.
Alkohol diklasifikasikan menjadi primer, sekunder, dan tersier, berdasarkan jumlah atom
karbon terhubung ke atom karbon yang menanggung gugus hidroksil. Para alkohol primer
memiliki rumus umum RCH2OH; yang sekunder RR'CHOH, dan tersier yang RR'R "COH,
dimana R,, R 'dan R" berdiri untuk kelompok alkil. Etanol dan alkohol n-propil adalah alkohol
primer, alkohol isopropil adalah satu sekunder. Awalan second-(atau s-) dan tert-(atau t-),
konvensional dalam huruf miring, dapat digunakan sebelum nama gugus alkil untuk
membedakan alkohol sekunder dan tersier, masing-masing, dari yang utama. Sebagai
contoh, isopropil alkohol kadang-kadang disebut sec-propil alkohol, dan alkohol tersier
(CH3) 3COH, atau 2-metilpropan-2-ol dalam tata nama IUPAC umumnya dikenal sebagai
tert-butil alkohol atau tert-butanol.
b.Tata nama berdasarkan merk dagang
Selain memiliki tata nama IUPAC, alkohol memiliki nama sendiri yang lebih umum
digunakanChemical Formula
IUPAC Name Common Name
Monohydric alcoholsCH3OH Methanol Wood alcoholC2H5OH Ethanol Grain alcoholC3H7OH Isopropyl alcohol Rubbing alcoholC5H11OH Pentanol Amyl alcohol
C16H33OH Hexadecan-1-ol Cetyl alcoholPolyhydric alcohols
C2H4(OH)2 Ethane-1 ,2-diol Ethylene glycolC3H5(OH)3 Propane-1 ,2,3-triol GlycerinC4H6(OH)4 Butane-1 ,2,3,4-tetraol ErythritolC5H7(OH)5 Pentane-1 ,2,3,4,5-pentol XylitolC6H8(OH)6 Hexane-1 ,2,3,4,5,6-hexol Mannitol, SorbitolC7H9(OH)7 Heptane-1 ,2,3,4,5,6,7-heptol Volemitol
Unsaturated aliphatic alcoholsC3H5OH Prop-2-ene-1-ol Allyl alcohol
C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol GeraniolC3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargyl alcohol
Alicyclic alcoholsC6H6(OH)6 Cyclohexane-1 ,2,3,4,5,6-geksol InositolC10H19OH 2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol Menthol
ALDEHID.
Aldehid atau alkanal termasuk senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi –CHO
yang memiliki rumus umum CnH2nO. Aldehid memiliki gugus karbonil, yaitu ikatan
rangkap
Català: Esquema de l’addició d’un nucleòfil a un grup aldehid (Photo credit: Wikipedia)
pada ikatan antara karbon dan oksigen (C=O). Penamaan aldehid secara IUPAC
umumnya dilakukan dengan mengganti akhiran –a nama alkana menjadi –al.
Contohnya adalah CH2O disebut metanal dan C2H4O disebut etanal. Sedangkan
berdasarkan penamaan sederhana, nama aldehid diturunkan dari nama asam
karboksilat yang sesuai dengan mengganti akhiran –at menjadi aldehid tanpa kata
asam. Contohnya adalah metanal (CH2O) yang asam karboksilatnya berupa asam
format, diberi nama menjadi formaldehid. Demikian juga dengan asam asetat yang
penamaannya menjadi asetaldehid, dan seterusnya.
Rumusan penentuan tata nama untuk senyawa aldehid didasarkan pada beberapa
hal:
1. Untuk rantai C yang tidak bercabang, nama aldehid diturunkan
langsung dari nama alkana yang sesuai, dengan akhiran –a diganti –al
seperti contoh di atas.
2. Untuk rantai C yang bercabang, maka:
-. Rantai terpanjang yang mengandung gugus –OH dan memiliki cabang terbanyak
dianggap sebagai rantai utama.
-. Rantai utama diberi nomor yang dimulai dari gugus fungsi
Rumus penentuan tata nama aldehid secara umum adalah:
(no.cabang)-(nama cabang)-(nama rantai induk aldehid)
Contohnya adalah:
H-CHO: metanal = formaldehid
CH3-CH2-CH2-CHO: butanal = butiraldehid
CH3-CH2-CH(CH3)-CH2-CHO: 3-metil-pentanal
Aldehid memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:
1. Sifat Fisis
Aldehid sederhana dapat larut dalam air. Formaldehid (metanal) dan
asetaldehid (etanal) dapat larut sempurna
Dapat terdegradasi di udara melalui proses autooksidasi
Bersifat volatil/mudah menguap dengan bau khas sedikit apak
2. Sifat Kimia
Mudah mereduksi oksidator lemah
Ikatan rangkap dari gugus karbonil dapat diadisi oleh gas hidrogen
,Tata nama aldehid di dalam iupac. Aturan Penamaan, IUPAC, Trivial, Contoh, Senyawa Kimia -
Aldehid atau alkanal merupakan gugus karbonil yang terikat pada atom hidrogen dan gugus
hidrokarbon (CHO).
Gambar 1. gugus karbonil.
Contoh :
Jadi, aldehid mempunyai rumus umum.
Perhatikan contoh di atas! Jumlah atom C = 2, H = 4, dan O = 1. Jika dituliskan rumus molekulnya
adalah C2H4O. Secara umum rumus molekul aldehid adalah seperti berikut.
CnH2nO
Bagaimana tata nama aldehid? Tata nama aldehid dilakukan dengan dua cara yaitu menurut sistem
IUPAC dan nama trivial. Tata nama aldehid berdasarkan sistem IUPAC diturunkan dari nama alkana
induknya dengan mengubah huruf terakhir -a pada alkana dengan huruf -al untuk aldehida. Tentukan
rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi. Penomoran selalu dari atom C pada gugus fungsi
sehingga atom karbon pada
gugus –CHO selalu memiliki nomor 1.
Contoh :
Penomoran atom karbon pada aldehida dapat menggunakan huruf Yunani. Karbon terdekat dengan
gugus –CHO disebut karbon alfa (α). Karbon berikutnya beta (β), kemudian gamma (δ) atau delta (Δ),
dan seterusnya.
Contoh :
β metil butanal
Tata nama trivial senyawa aldehid diambilkan dari nama asam karboksilat induknya dengan
mengubah asam-at menjadi akhiran aldehida. Misalnya asam asetat menjadi asetaldehid.
Perhatikan tata nama IUPAC dan trivial dari beberapa senyawa aldehida berikut.
Tabel 1. Nama IUPAC dan Trivial Aldehid
Rumus
MolekulStruktur Nama IUPAC Nama Trivial
C1H2O Metanal Formaldehid
C2H4O Etanal Asetaldehid
C3H6O Propanal Propionaldehid
C4H8O Butanal Butiraldehid
Anda sekarang sudah mengetahui Tata Nama Aldehid. Terima kasih
Struktur Gugus Fungsi Eter (R–O–R’). Eter adalah senyawa yang memiliki dua
residu hidrokarbon yang dapat sama atau berbeda, seperti ditunjukkan berikut ini.
CH3 ⎯ O ⎯ CH3
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3
Berdasarkan ketiga contoh tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rumus
umum eter adalah R–O–R’.
a. Tata Nama Eter.Menurut trivial tata nama eter didasarkan pada nama gugus alkil atau aril yang
terikat pada atom oksigen. Urutan namanya sesuai dengan abjad dan diakhiri
dengan kata –eter. Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus
alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi
diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang
terikat pada rantai induk. Beberapa contoh penamaan eter dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 6.5 Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter Nama Trivial Nama IUPAC
CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Dietil eter Etoksi etena
Isopentil etil eter 2-etoksi pentana
Fenil propil eter Fenoksi propana
Senyawa eter dapat juga berbentuk siklik. Eter siklik yang beranggotakan tiga
termasuk golongan epoksida, dan merupakan hasil oksidasi dari alkena. Contoh yang
paling sederhana adalah, etilen oksida atau lebih dikenal dengan nama oksirana.
Oleh karena itu, nama senyawa epoksida sering diturunkan dari nama alkenanya
sebelum dioksidasi menjadi eter, dan diberi akhiran –oksida atau dengan nama
kedua alkil yang terikat pada oksirana dan diberi akhiran –oksirana.
Contoh Tata Nama Eter
Sebutkan nama senyawa eter berikut.
Jawab
Gugus sebelah kiri adalah isopropil dan gugus kanan adalah etil. Jadi, penataan
nama senyawa itu adalah
IUPAC : 2–etoksi isopropana
Trivial : isopropil etil eter
Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus
karboksil. Asam karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor
proton). Garam dan anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam
karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen
satu sama lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer.
Dalam larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian
molekulnya terdisosiasi menjadi H+ dan RCOO-. Contoh : pada
temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang
terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom
karbon <18) dibuat dengan karbonilasi alkohol dengan karbon
monoksida. Untuk rantai panjang dibuat dengan hidrolisis trigliserida
yang biasa terdapat pada minyak hewan dan tumbuhan.
1. Struktur
Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau Ar-COOH, dimana :
R : Alkil
Ar : Aril
-COOH : Gugus karboksil
Contoh :
Ciri khusus dalam asam karboksilat adalah terdapatnya gugus fungsi
karboksil (-COOH), karboksil diambil dari karbonil (-CO-) dan hidroksil (-
OH).
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –COOH- sebesar 120 derjat dan
panjang ikatan C=O sebesar 0,121 nm.
Contoh :
2. Tatanama Asam karboksilat
a. IUPAC
Pemberian nama asam karboksilat dilakukan dengan mengganti akhiran –a
pada nama alkana dengan –oat.
Contoh :
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang
yang mengandung gugus karboksil).
Contoh :
Tentukan substituen yang terikat rantai utama.
Contoh :
Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karboksil.
Contoh :
Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun
berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Contoh :
Penambahan kata “asam” pada awal nama senyawa.
Contoh :
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan
abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung
(antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh : bukan Asam-3-neopentil-2-metilheksanoat tetapi Asam 2-
metil-3-neopentilheksanoat
b. Trivial (Nama Umum)
Tak bercabang
Berikut ini daftar nama trivial beberapa asam karboksilat yang tidak
bercabang :
Bercabang
a) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang
yang terdapat gugus karboksil).
Contoh :
b) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contoh:
c) Penambahan kata “asam” pada awal nama senyawa.
d) Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus
karboksil dengan huruf α, β, γ.
Contoh :
Gugus Fungsional Ester (R–COOR’) – Ester adalah senyawa yang dapat dianggap
turunan dari asam karboksilat dengan mengganti ion hidrogen pada gugus hidroksil
oleh radikal hidrokarbon. Beberapa contoh ester ditunjukkan berikut ini.
Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa rumus umum ester adalah
Gugus –OH dari gugus karboksil diganti oleh gugus –OR’. Dalam ester, R dan R’
dapat sama atau berbeda.
a. Tata Nama Ester
Penataan nama ester dimulai dengan menyebutkan gugus alkil diikuti gugus asam
karboksilat yang menyusun ester dengan menghilangkan kata –asam. Contoh
penataan nama ester ditunjukkan berikut ini.
Dari asam format (HCOOH):
HCOO–CH3 Metil format
HCOO–CH2CH3 Etil format
HCOO–CH2CH2CH3 n–propil format
Dari asam asetat (CH3COOH):
CH3COO–CH3 Metil asetat
CH3COO–CH2CH3 Etil asetat
CH3COO–CH2CH2CH3 n–propil asetat
Contoh Penamaan Ester
Tuliskan nama senyawa ester berikut.
Jawab
Residu alkil adalah suatu isobutil, sedangkan gugus karboksilatnya adalah suatu
butanoat atau butirat. Jadi, nama ester tersebut adalah isobutil butanoat atau
isobutil butirat.
b. Isomer Ester
Ester memiliki isomer struktural dan isomer fungsional dengan asam karboksilat.
Contoh isomer struktur dan isomer fungsional ester untuk rumus molekul
C4H8O2 adalah sebagai berikut.
Isomer struktur:
Isomer fungsional:
Keenam rumus struktur di atas memiliki rumus molekul sama, yaitu C4H8O2, tetapi
berbeda baik dari aspek struktur maupun fungsionalnya. Jadi, ester dan asam
karboksilat berisomer fungsional satu dengan lainnya.
Senyawa Amina
Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang dapat digantikan oleh gugus alkil, yaitu
amina primer (R–NH2), amina sekunder (R2–NH), dan amina tersier (R3–N). Tata nama trivial untuk
ketiga senyawa tersebut diturunkan dari nama gugus alkilnya. Contoh :
Penataan nama secara sistematis (IUPAC), amina primer diturunkan dari alkana dengan
menambahkan kata –amino. Nomor atom karbon terkecil diberikan kepada atom karbon yang
mengikat gugus –NH2.
Contoh :
Senyawa amina dianggap turunan dari amonia sehingga sifat-sifatnya ada kemiripan dengan amonia.
Amina adalah basa lemah yang dapat mengikat proton (H+) membentuk garam amonium. Misalnya,
trimetilamina bereaksi dengan asam membentuk kation trimetilamonium.
(CH3)3N + H+ → (CH3)3NH+
Garam dari trimetilamonium lebih larut dalam air daripada amina yang sederajat. Reaksinya dapat
digunakan untuk melarutkan amina lain dalam larutan air. Garam amonium dari senyawa amina
berperan penting dalam obat-obatan yang tergolong daftar G (psikotropika). Misalnya, kokain
dipasarkan berupa garam hidroklorida berbentuk kristal padat berwarna putih. Obat batuk
dextromethorphan hidrobromine dibuat dalam bentuk garam amonium bromida.
Pada panel counter farmasi biasanya disediakan sampel garam amonium dari amina yang digunakan
untuk meyakinkan bahwa obatobatan tersebut larut dalam air.
halida adalah suatu senyawa yang diturunkan dari sebuah asam karboksilat dengan
menggantikan gugus hidroksil dengan gugus halida.
Jika asam tersebut adalah asam karboksilat, senyawa tersebut mengandung gugus fungsional -
COX, yang terdiri dari gugus karbonil terikat pada atom halogen seperti pada klorin. Rumus
umum untuk sebuah asil halida dapat dituliskan dengan RCOX, di mana R dapat sebuah
gugus alkil, CO adalah gugus karbonil, dan X menunjukkan atom halogen.
Contoh asil halida:
Asetil klorida
Gugus RCO- adalah sebuah asil halida. Asol klorida adalah asil halida yang sering digunakan.
Asil halida dibuat dengan halogenasi sebuah asam karboksilat, maka dari itu dinamakan asam
halida.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sintesis
2 Reaksi
3 Gugus fungsional ganda
4 Lihat pula
5 Pranala luar
Sintesis[sunting | sunting sumber]
Cara yang umum dalam sintesis asil halida dalam laboratorium adalah dengan menggunakan
reaksi antara asam karboksilat dengan reagen-reagen seperti tionil klorida dan foforus
pentaklorida untuk asok halida,fosforus tribromida untuk asil bromida, dan asam sianurat untuk
asil florida.
Reaksi[sunting | sunting sumber]
Asil halida adalah senyawa buatan yang dibuat dalam reaksi tertentu dari senyawa organik
lainnya. Asil halida dapat bereaksi dengan:
air untuk membentuk asam karboksilat
alkohol untuk membentuk ester
amina untuk membentuk amida
senyawa aromatik, menggunakan katalis AlCl3, untuk membentuk keton aromatik.
Dalam reaksi di atas, HX atau hidrogen halida juga terbentuk. Contohnya, jika asil halida adalah
asil klorida, juga akan terbentuk HCl atau asam klorida dalam reaksi.
Karena asil halida adalah senyawa agak reaktif, senyawa ini memiliki sifat racun dan harus
berhati-hati. Asil halida dapat beraksi dengan air pada permukaan mata dan membentuk
hidrohalat dan asam organik yang mengiritasi mata.
Tata Nama Haloalkana, Aturan Penamaan, IUPAC, Trivial, Contoh, Senyawa Kimia - Haloalkana terbentuk karena reaksi senyawa alkana dengan unsur golongan halogen (F, Cl, Br, dan I). Senyawa
halogen organik diciptakan di laboratorium melalui reaksi substitusi dan reaksi eliminasi.
Bagaimana penamaan haloalkana? Tata nama senyawa haloalkana menggunakan nama IUPAC dan
nama trivial. Tata nama trivial biasanya digunakan dalam perdagangan. Tata nama menurut IUPAC
digunakan rumus sebagai berikut.
Awalan – haloalkana
Contoh :
Apabila dalam senyawa haloalkana terdapat lebih dari satu zat halogen, maka pemberian namanya
diurutkan menurut abjadnya.
Contoh :
Dalam penentuan nomor selalu diberi nama dari ujung rantai yang paling dekat dengan halogen.
Contoh :
Tata nama trivial haloalkana dirumuskan seperti berikut.
Alkil + awalan halida
Contoh :
Nama trivial senyawa tersebut adalah butil klorida. Akan tetapi kebanyakan nama trival dipakai tidak
berdasarkan rumus, tetapi berdasarkan nama lazimnya.
Contoh :
Senyawa tersebut disebut dengan gas freon.
Perhatikan nama IUPAC dan nama trivial senyawa haloalkana berikut.
Tabel 1. Nama IUPAC dan Trivial Haloalkana
No. Rumus
Molekul
Nama IUPAC Nama Trivial
1. CH3Cl Kloro Metana Metil Klorida
2. CH3CH2I Iodo Etana Etil Klorida
3. CH2Cl2 Dikloro Metana Metil Diklorida
4. CHCI3 Trikloro Metana Kloroform
5. CHI3 Triodo Metana Iodoform
6. CCl4 Tetrakloro Metana Karbon Tetraklorida
7. CCl2F2 Dikloro Difluro Metana Freon
8. CH3Br Bromo Metana Metil Bromida
Anda sekarang sudah mengetahui Tata Nama Haloalkana.
2. Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.
Berikut adalah daftar gugus fungsional yang sering dijumpai. Di dalam penulisan rumus, simbol R dan R' selalu menyatakan ikatan hidrogen atau rantai hidrokarbon, atau suatu gugus atom.
Kelas kimiawi
Gugus RumusRumus
struktural
Awalan Akhiran Contoh
Asil halida
Haloformil
RCOXhaloform
il--oil halida
Asetil klorida(Etanoil klorida)
Alkohol Hidroksil ROH hidroksi- -ol
Metanol
Aldehida Aldehida RCHO okso- -alAsetaldehida
(Etanal)
Alkana Alkil RH alkil- -ana
Metana
Alkena Alkenil R2C=CR2 alkenil- -enaEtilena(Etena)
Alkuna Alkinil RC≡CR' alkinil- -una Asetiluna(Etuna)
AmidaKarboksamida
RCONR2karboksa
mido--amida
Asetamida(Etanamida)
Amina
Amina primer
RNH2 amino- -amina Metilamina(Metanamin
a)
Amina sekunde
rR2NH amino- -amina
Dimetilamina
Amina tersier
R3N amino- -aminaTrimetilamin
a
Ion amoniu
m 4°R4N+ amonio- -amonium
Kolin
Senyawa azo
Azo(Diimida
)RN2R' azo- -diazene
Metil oranye(asam p-
dimetilamino-
azobenzenasulfonat)
Turunan toluen
Benzil RCH2C6H5
RBn
benzil- 1-(
substituen)tolu Benzil
en
bromida(1-
Bromotoluen)
KarbonatEster
karbonatROCOOR alkil karbonat
Karbosilat
Karbosilat
RCOO− karboksi- -oatNatrium asetat
(Natrium etanoat)
Asam karboksil
at
Karboksil
RCOOH karboksi- asam -oat Asam asetat(Asam
etanoat atau asam cuka)
Sianat
Sianat ROCN sianato- alkil sianat
Tiosianat
RSCNtiosianat
o-alkil tiosianat
Eter Eter ROR' alkoksi- alkil alkil eterDietil eter
(Etoksi etana)
Ester Ester RCOOR' alkil alkanoat Etil butirat(Etil
butanoat)
Haloalkana
Halo RX halo- alkil halida Kloroetana(Etil klorida)
Hidroperoksida
Hidroperoksi
ROOHhidroper
oksi-alkil hidroperok
sidaMetil etil
keton peroksida
Imina
Ketimina primer
RC(=NH)R'
imino- -imina
Ketimina sekunde
r
RC(=NR)R'
imino- -imina
Aldimina primer
RC(=NH)H
imino- -imina
Aldimina sekunde
r
RC(=NR')H
imino- -imina
Isosianida
Isosianida
RNC isosiano- alkyl isosianida
Isosianat
Isosianat RNCOisosianat
o-alkil isosianat
Metil isosianat
Isotiosianat
RNCSisotiosian
ato-alkyl isotiosian
at Alil isotiosianat
Keton Keton RCOR'keto-, okso-
-on Metil etil keton
(Butanon)
Nitrat Nitrat RONO2
nitrooksi-,
nitroksi-alkil nitrat
Amil nitrat(1-
nitrooksipentana)
Nitril Nitril RCN siano- alkananitrilalkil sianida
Benzonitril(Fenil
sianida)
Nitrit Nitrit RONOnitrosoo
ksi- alkil nitritAmil nitrit(3-metil-1-
nitrosooksibutana)
Senyawa nitro
Nitro RNO2 nitro-
Nitrometana
Senyawa nitroso
Nitroso RNO nitroso- Nitrosobenze
na
Peroksida Peroksi ROOR peroksi- alkil peroksida Di-tert-butil peroksida
Turunan benzena
Fenil RC6H5 fenil- -benzena
Kumen(2-
fenilpropana)
Fosfina Fosfino R3P fosfino- -fosfana Metilpropilfosfana
Fosfodiester
FosfatHOPO(O
R)2
asam fosforat
di(substituen) ester
di(substituen) hidrogenfosfat
DNA
Asam fosfonat
FosfonoRP(=O)(OH)2
fosfono-asam substitue
n fosfonatAsam
benzilfosfonat
Fosfat FosfatROP(=O)
(OH)2fosfo- Gliseraldehid
a 3-fosfat
Turunan piridin
Piridil RC5H4N 4-piridil(piridin-
4-yl)
3-piridil
-piridin
Nikotin
(piridin-3-yl)
2-piridil(piridin-
2-yl)
Sulfida RSR'di(substituen)
sulfida Dimetil sulfida
Sulfona Sulfonil RSO2R' sulfonil-di(substituent)
sulfonaDimetil sulfona
(Metilsulfonil
metana)
Asam sulfonat
Sulfo RSO3H sulfo-asam substitue
n sulfonat Asam benzensulfon
at
Sulfoksida
Sulfinil RSOR' sulfinil-di(substituen) s
ulfoksidaDifenil
sulfoksida
Tiol Sulfhidril RSHmerkapt
o-, sulfanil-
-tiol Etanatiol(Etil
merkaptan)
3. REAKSI-REAKSI SENYAWA ALKOHOL1. Reaksi Oksidasi
Alkohol primer (R-CH2OH) Aldehida (R-CHO) Asam karboksilat (R-COOH)
Alkohol sekunder (R-CHOH-R Keton (R-CO-R)
Alkohol tersier (R3COH), tidak dapat dioksidasi
2. Reaksi dengan Na
Semua alkohol bereaksi dengan logam Na, menurut persamaan reaksi berikut :
2R-OH + 2Na –> 2R-ONa + H2
3. Reaksi dengan fosfortriklorida (PCl3)
Semua alkohol bereaksi dengan PCl3, menurut persamaan reaksi berikut :
3R-OH + PCl3 –> 3R-Cl + H3PO3
4. Reaksi dengan Asam Sulfat (H2SO4)
a. Pada suhu sekitar 1300C terjadi penggabungan dua molekul alkohol menjadi eter (eterifikasi)
2R-OH R-O-R + H2O
1. Pada suhu sekitar 1800C terjadi eliminasi air dari alkohol membentuk suatu alkena
CH3-CH2-OH CH2=CH2 + H2O
Aldehida adalah reduktor kuat yang dapat bereaksi dengan oksidator lemah seperti larutan Fehling dan larutan Tollens. Sedangkan keton/alkanon adalah reduktor lemah yang tidak dapat mengoksidasi larutan fehling dan larutan tollens.
Berikut ini adalah reaksi identifikasi aldehida dengan larutan fehling dan larutan tollens
untuk membedakkannya dengan isomer fungsinya yaitu keton.
Larutan FehlingLarutan fehling adalah larutan basa bewarna biru tua. Larutan fehling dibuat dari Cu(II)
sulfat dalam larutan basa yang mengandung garam Rochelle, sehingga diperoleh ion
kompleks Cu(II) tartrat.
Rekasinya adalah sebagai berikut:
Jika terbentuk endapan merah bata Cu2O, berarti aldehida/alkanal telah mereduksi ion
Cu2+ dalam ion kompleks Cu(II) menjadi Cu+ dalam Cu2O
Larutan TollensLarutan tollens dibuat dengan mencampur NaOH, AgNO3, dan NH3 sehingga terbentuk
ion kompleks [Ag(NH3)2]+. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ion kompleks [Ag(NH3)2]+ direduksi oleh aldehida/alkanal menjadi Ag, membentuk
endapan Ag menyerupai cermin perak pada dinding tabung.
REAKSI SENYAWA ETER
Reaksi Subtitusi Eter, eterdapat mengalami reaksi subtitusi dengan HBr atau HI menghasilkan
suatu alkohol dan alkil halida; R-O-R’ +HX à R-OH + R’-X (Catatan : R yang lebih panjang
membentuk alkohol sedangkan R’ yang lebih pendek membentuk alkil halida).
Contoh :
CH3-CH2-O-CH2-CH3 + HI –> CH3-CH2-OH + CH3-CH2I
CH3-CH2-CH2-O-CH2-CH3 + HBr –> CH3-CH2-CH2-OH + CH3-CH2Br
REAKSI-REAKSI SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER1. Reaksi Penetralan, reaksi antara asam karboksilat dengan basa mengahsilkan garam dan air
R-COOH + NaOH –> R-COONa + H2O
2. Reaksi Esterifikasi, reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan ester
dan air
R-COOH + R’-OH–> R-COOR’ + H2O
3. Reaksi Hidrolisis, reaksi antara ester dengan air dalam suasana asam
menghasilkan asam karboksilat dan alkohol
R-COOR’ + H2O –> R-COOH + R’-OH
4. Reaksi Safonifikasi
(Penyabunan), reaksi antara ester dengan basa menghasilkan garam danalkohol
R-COOR’ + NaOH –> R-COONa + R’-OH
Pada reaksi pembuatan sabun, maka ester yang digunakan adalah suatu lemak
(trigliserida) denganKOH menghasilkan suatu garam lemak (sabun) dan gliserol
Contoh :
CH2-OOC-C17H35 CH2-OH
CH-OOC-C17H35 + 3KOH –> 3C17H35COOK + CH-OH
CH2-OOC-C17H35 CH2-OH
Gliseril tristrearat Kalium stearat Gliserol
(Suatu Lemak) (Suatu Sabun) (Alkohol hasil sampingan)
Reaksi-reaksi AminaReaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkan alkohol disertai pembebasan gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :CH3-CH-NH2 + HNO2→ CH3-CH-OH + N2 + H2O │ │ CH3 CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°)
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=OContoh :H N=O N + HNO2 → N + H2OCH3CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenis amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya substitusi cincin aromatik oleh gugus –NO.Contoh :CH3 CH2 N + HNO2 → N + H2O CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam diazonium.Contoh:NH2 + HNO2 + HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida
REAKSI ALKIL HALIDA Alkil halida paling banyak ditemui sebagai zat antara dalam sintesis. Mereka dengan mudah diubah ke dalam berbagai jenis senyawa lain, dan dapat diperoleh melalui banyak cara. Reaksi alkil halida yang banyak itu dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu reaksi substitusi dan reaksi eliminasi. Dalam reaksi substitusi, halogen (X) diganti dengan beberapa gugus lain (Z). Reaksi eliminasi melibatkan pelepasan HX, dan hasilnya adalah suatu alkena. Banyak sekali modifikasi terhadap reaksi ini, tergantung pada pereaksi yang digunakan.
Penggunaan Alkohol
Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1) Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut.
Misal : lak dan vernis
2) Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.
3) Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.
4) Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal
dengan nama Spirtus.
5) Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras.
Aldehid
digunakan untuk memproduksi resin, zat warna, dan obat-obatan. Salah satu contoh senyawa
aldehida adalah formaldehid. Penggunaan terbesar formaldehid adalah sebagai pereaksi untuk
penyiapan senyawa organik lain dan untuk pembuatan polimer seperti bakelit, formika, dan melmac.
Formaldehid dapat mengubah sifat protein, sehingga protein tidak dapat larut dalam air dan tahan
terhadap bakteri pembusuk. Alasan inilah yang menyebabkan formaldehid digunakan sebagai
pengawet spesimen biologis.
Senyawa aldehida yang paling banyak digunakan dalam kehidupan adalah Formaldehida dan
Asetaldehida, antara lain sebagai berikut :
1) Larutan formaldehida dalam air dengan kadar ±40% dikenal dengan nama formalin. Zat ini
banyak digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium musium.
2) Formaldehida juga banyak digunakan sebagai :
a) Insektisida dan pembasmi kuman
b) Bahan baku pembuatan damar buatan
c) Bahan pembuatan plastik dan damar sintetik seperti Galatin dan Bakelit
3) Asetaldehida dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan sebagai :
a) Bahan untuk membuat karet dan damar buatan
b) Bahan untuk membuat asam asetat (As. Cuka)
c) Bahan untuk membuat alkohol
Eter yang paling banyak digunakan adalahdietil eter atau etoksi etana
Eter digunakan sebagai pelarut senyawakarbon
zat disinfektan (pembunuh kuman)
zat anastesi
senyawa aditif pada bahan bakar untukmenaikan bilangan okta
Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1) Dietil eter (etoksi etana) biasanya digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa organik.
Selain itu dietil eter banyak digunakan sebagai zat arestesi (obat bius) di rumah sakit,
pelarut dari minyak, dsb.
Senyawa eter ini digunakan untuk menaikan angka oktan besin menggantikan kedudukan
TEL/TML, sehingga diperoleh bensin yang ramah lingkungan. Sebab tidak menghasilkan
debu timbal (Pb2+) seperti bila digunakan TEL/TML
3. Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.
4.metoksi propane(metal propel eter)
5.metoksi metana(dimetil eter)
Beberapa Asam Karboksilat yang Dapat Digunakan Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1) Asam Formiat (asam semut/asam metanoat)
Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut dalam air dan berbau tajam. Dalam jumlah sedikit terdapat dalam keringat, olehkarena itu keringat baunya asam. Asam ini juga menyebabkan lecet atau lepuh pada kulit. Sifat khusus yang dimiliki asam formiat yaitu dapat mereduksi, karena mempunyai gugus aldehid.
O O
// //
H — C — OH H — C — OH
gugus asam gugus aldehid
Contoh :
a) Mereduksi larutan Fehling membentuk endapan merah bata
O
//
H — C — OH + 2CuO → H2O + CO2 + Cu2O(s)
merah bata
b) Mereduksi larutan Tollens membentuk cermin perak
O
//
H — C — OH + Ag2O → H2O + CO2 + Ag(s)
cermin perak
Kegunaan asam format yaitu untuk mengumpulkan lateks, penyamakan kulit, dan pada proses pencelupan tekstil.
2) Asam Asetat (asam cuka/asam etanoat)
Asam asetat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan asam formiat yaitu: berwujud cair, tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan berbau tajam.
Larutan cuka sebagai makanan yang umum digunakan sehari-hari mempunyai kadar 25% volume asam asetat, sedangkan asam asetat murni disebut asam asetat glasial digunakan untuk membuat selulosa asetat dalam industri rayon.
3) Asam Sitrat
Asam sitrat juga terdapat pada jeruk, biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng.
4) Asam Stearat
Asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan sehari-hari terutama digunakan untuk pembuatan lilin.
5) Asam karboksilat lainnya
a) Asam laktat pada susu
b) Asam tartrat pada anggur
c) Asam valerat pada mentega
d) asam glutamat pada kecap (garam glutamat dikenal dengan nama MSG atau monosodium glutamat dipakai untuk penyedap masakan).
Ester banyak digunakan dalam kehiduapn sehari-hari antara lain :1) Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak2) Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan poliesteryang digunakan sebagai bahan pembuat kain.3) Karena baunya yang sedap maka ester banyak digunakan sebagai esen pada makananantara lain :
Tabel CONTOH AROMA SENYAWA ESTER
Rumus Struktur Jenis Ester AromaCH3COOC5H11C4H9COOC5H11C3H1COOC5H11C3H7COOC4H9C3H7COOC3H7
Amil AsetatAmil ValeratAmil ButiratButil ButiratPropil Butirat
Buah PisangBuah ApelBuah JambuBuah NanasBuah Mangga
Sifat dan Kegunaan EsterEster dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Misalnya, hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida mengikat proton dari asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk kesetimbangan.C2H5COOC2H5 + H2O⎯H2SO4→ C2H5COOH + C2H5OHC2H5COOC2H5 + NaOH ⎯⎯→C2H5COONa + C2H5OHEster asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya tidak berwarna, berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap. Ester-ester ini umumnya memiliki rasa buah. Ester-ester ini banyak ditemukan dalam buah-buahan atau bunga. Beberapa ester minyak dan makanan ditunjukkan berikut ini. Ester banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah-buahan (Gambar 6.23). Misalnya, etil asetat (rasa pisang), amil asetat (rasa nanas), oktil asetat (rasa jeruk orange), dan etil butirat (rasa stroberi).
Senyawa Amina (R – NH2)
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa amina adalah senyawa organik yang luas
kegunaannya antara lain :
Untuk menghambat korosi pada logam
Untuk membuat insektisida
Untuk membuat bahan flotasi
Dan digunakan dalam pembuatan zat warna
KEGUNAAN ALKIL HALIDA
Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene).
Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.
4. alkohol isomer
(1) CH3CH2CH2CH2CH2OH = n-pentanol (2) CH3CH2CH2CH(OH)CH3 = 2-pentanol (3) CH3CH2CH(OH)CH2CH3 = 3-pentanol (4) CH3CH2CH(CH3)CH2OH = 2-metil-1-butanol (5) CH3CH2C(CH3)(OH)CH3 = 2-metil-2-butanol (6) CH3CH(OH)CH(CH3)CH3 = 3-metil-2-butanol (7) CH2(OH)CH2CH(CH3)CH3 = 4-metil-1-butanol (8) CH3CH(CH3)CH2CH2OH = 3-metil-1-butanol (9) CH3C(CH3)2CH2OH = 2,2-dimetil-1-propanol
Eter isomer(1) CH3CH2CH2CH2-O-CH3 = metil butil eter (2) CH3CH2CH2-O-CH2CH3 = etil propil eter (3) CH3CH(CH3)CH2-O-CH3 = metil isobutil eter (4) CH3CH2CH(CH3)-O-CH3 = metil sec-butil eter (5) CH3CH2-O-CH(CH3)CH3 = metil isopropil eter
Jenis-jenis alkoholberdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus -OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersiaer.
a) Alkohol primeryaitu jika gugus -OH terikat pada atom C primer ( atom C yang mengikat atom C lainnya)
ex; CH3-CH2-CH2-OH 1-Propanolciri khas alkohol primer, yaitu atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan dua atom H.
b) Alkohol Sekunderjika gugus -OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C lainnya).
Ex; CH3-CH-CH2-CH2-CH3
OH
2-pentanol
Ciri khas alkohol sekunder ialah atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan satu atom H.
b) Alkohol tersierjika gugus -OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya).
Ex: CH3
CH3-C-CH2-CH2-CH3
OH
2 metil-2pentanol
Ciri khas alkohol tersier ialah atom C yang berikatan dengan gugus -OH tidak mengikat atom H.
Isomer FungsionalAlkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
reaksi-reaksi yang digunakan untuk membedakan antara alcohol dan eter yang saling berisomer fungsi.
Reaksi dengan logam reaktifAlcohol dapat bereaksi dengan logam reaktif melepaskan gas hydrogen, sementara eter tidak dapat bereaksi. Contoh logam reaktif adalah Natrium.
Alcohol: 2R - OH + 2Na --> 2R - ONa + H2
Eter: R - O - R’ + Na --> tidak dapat bereaksi
Contoh etanol dan dimetil eter yang saling berisomer fungsi:
2C2H5 - OH etanol + 2Na --> 2C2H5 - ONa + H2
CH3 - O - CH3 dimetil eter + Na --> tidak dapat bereaksi
Gugus fungsi yang kurang reaktif pada eter menyebabkan eter sukar bereaksi/tidak
dapat bereaksi dengan logam natrium. Tapi eter sangat mudah terbakar karena sangat
mudah menguap. Hal ini disebabkan karena titik didihnya yang rendah serta kepadatan
uapnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan udara.
Reaksi dengan PCl5Alcohol bereaksi dengan PCl5 membebaskan gas HCl; sedangkan eter tidak melepas gas
HCl melainkan membentuk dua alkil clorida
Alcohol: R - OH + PCl5 --> R - Cl + POCl3 + HCl
Eter: R - O - R’ + PCl5 --> R - Cl + R’ - Cl + POCl3
Contoh:
C2H5 - OH + PCl5 --> C2H5 - Cl + POCl3 + HCl
CH3 - O - CH3 + PCl5 --> CH3 - Cl + CH3 - Cl + POCl3