Hadits

9

Click here to load reader

description

hadits

Transcript of Hadits

Page 1: Hadits

HADITS

Pengertian

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam

Macam–macam hadits :

1. Hadits Shohih (Sah/benar/sehat)2. Hadits Hasan (Bagus/Baik)3. Hadits Dho’if (Lemah)4. Hadits Marfu’ (Semua sanadnya bersandar kepada Rasulullah Saw)5. Hadits Mushahhaf (Kesalahan terjadi pada catatan / bacaannya)6. Hadits Muttasil (Sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah Saw)7. Hadits Mauquf (Sanadnya boleh jadi bersambung, boleh jadi terputus)8. Hadits Mun-qoti’ (Dho’if, karena terputus sanadnya)9. Hadits Mursal (Dho’if dan Mardud)10. Hadits Mu’allal (Terselubung cacatnya / merusak keshohihan Hadits)11. Hadits Ghorib (Yang menyendiri)12. Hadits Masyhur (Nyata)13. Hadits Mudallas (Gelap / Menyembunyikan cacat dalam sanad)14. Hadits Mutawatir (Berturut Sanadnya)15. Hadits Syadz (Bertentangan)16. Hadits Mudraj (Ada tambahan, yang bukan bagian dari Hadits)17. Hadits Maqlub (Dho’if. Karena ada pergantian lafaz)18. Hadits Mudhtorib (Rusak susunan)19. Hadits Mu’adhal (Menggugurkan dua Perawi aslinya)(Hukumnya Dho’if)20. Hadits Matruk (Dho’if yang paling buruk. Perawinya tertuduh Pendusta)21. Hadits Maudhu’ (Palsu. Kebohongan yang diciptakan dan disandarkan kepada Rasul Saw)22. Hadits Munkar (Cacat dan Palsu perawinya kedapatan berbuat Fasiq)

Penggolongan Hadits

Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi

o Hadits Mutawatiro Hadits Ahad

Hadits Shahih Hadits Hasan Hadits Dha’if

Menurut Macam Periwayatannyao Hadits yang bersambung sanadnya (hadits Marfu’ atau Maushul)o Hadits yang terputus sanadnya

Hadits Mu’allaq Hadits Mursal Hadits Mudallas

Page 2: Hadits

Hadits Munqathi Hadits Mu’dhol

Hadits-hadits dha’if disebabkan oleh cacat perawio Hadits Maudhu’o Hadits Matruko Hadits Mungkaro Hadits Mu’allalo Hadits Mudhthoribo Hadits Maqlubo Hadits Munqalibo Hadits Mudrajo Hadits Syadz

Beberapa pengertian dalam ilmu hadits Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer

I. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya PerawiI.A. Hadits MutawatirYaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:

1. Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.2. Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan,

tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath’iy.3. Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.

I.B. Hadits AhadYaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah “zhonniy”. Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha’if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:I.B.1. Hadits ShahihMenurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu’allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

1. Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.2. Harus bersambung sanadnya3. Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.4. Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)5. Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.

I.B.2. Hadits HasanIalah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.I.B.3. Hadits Dha’ifIalah hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.II. Menurut Macam PeriwayatannyaII.A. Hadits yang bersambung sanadnya

Page 3: Hadits

Hadits ini adalah hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini disebut hadits Marfu’ atau Maushul.II.B. Hadits yang terputus sanadnyaII.B.1. Hadits Mu’allaqHadits ini disebut juga hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dha’if.II.B.2. Hadits MursalDisebut juga hadits yang dikirim yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadits itu.II.B.3. Hadits MudallasDisebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad ataupun pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.II.B.4. Hadits MunqathiDisebut juga hadits yang terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi’in.II.B.5. Hadits Mu’dholDisebut juga hadits yang terputus sanadnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’it dan tabi’in dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi’in yang menjadi sanadnya. Kesemuanya itu dinilai dari ciri hadits Shahih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dha’if.III. Hadits-hadits dha’if disebabkan oleh cacat perawiIII.A. Hadits Maudhu’Yang berarti yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.III.B. Hadits MatrukYang berarti hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.III.C. Hadits MungkarYaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.III.D. Hadits Mu’allalArtinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu’allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits Ma’lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu’tal (hadits sakit atau cacat).III.E. Hadits MudhthoribArtinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.III.F. Hadits MaqlubArtinya hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).III.G. Hadits MunqalibYaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.III.H. Hadits Mudraj

Page 4: Hadits

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.III.I. Hadits SyadzHadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits Mahfudz.IV. Beberapa pengertian (istilah) dalam ilmu haditsIV.A. Muttafaq ‘AlaihYaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari – Muslim.IV.B. As Sab’ahAs Sab’ah berarti tujuh perawi, yaitu:

1. Imam Ahmad2. Imam Bukhari3. Imam Muslim4. Imam Abu Daud5. Imam Tirmidzi6. Imam Nasa’i7. Imam Ibnu Majah

IV.C. As SittahYaitu enam perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal.IV.D. Al KhamsahYaitu lima perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Bukhari dan Imam Muslim.IV.E. Al Arba’ahYaitu empat perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.IV.F. Ats tsalatsahYaitu tiga perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.IV.G. PerawiYaitu orang yang meriwayatkan hadits.IV.H. SanadSanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa disebut juga dengan Isnad berarti penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga.IV.I. MatanMatan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.

Page 5: Hadits

Nama lain :

- Sabda- Sunah Rasul- Atsar- Khobar- Nas

Fungsi Hadits :

1. Hujjah atau dalil agama islam yakni sebagai argumentasi yang bersifat aqliyah (pemikiran) disamping al-Qur'an. 2. Bayan yakni yang menjelaskan kandungan Al-Qur'an yang masih global dan umum yang belum rinci.3. Taqyid yakni memperkuat sesuatu yang telah ditetapkan oleh Al-Qur'an. 4. Manhaj yakni pedoman amaliyah bagi kaum muslimin.

Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :

1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an.

2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44:

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44

3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

Kedudukan (Rule) Hadits Sebagai Dasar Tasyri

Dasar tasyri (syari'at Islam) tidaklah asing bagi kaum muslimin dan tidak diragukan lagi bahwa As-Sunnah merupakan salah satu sumber hukum Islam disamping Al-Qur'an dan dia mempunyai cabang-cabang yang sangat luas, hal ini disebabkan karena Al-Qur'an kebanyakan hanya mencantumkan kaidah-kaidah yang bersifat umum serta hukum-hukum yang sifatnya global yang mana penjelasannya didapatkan dalam As-Sunnah An-Nabawiyah.

Page 6: Hadits

Oleh karena itu As-Sunnah mesti dijadikan landasan dan rujukan serta diberikan inayah (perhatian) yang sepantasnya untuk digali hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Dan pembahasan tentang sunnah Nabi Shallallhu ‘alaihi wa sallam merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan fikrah islamiyah serta upaya untuk mengenal salah satu mashdar syari'at Islam, apalagi As-Sunnah sejak dulu selalu menjadi sasaran dari serangan-serangan firqah yang menyimpang dari manhaj yang haq, yang bertujuan untuk memalingkan ummat Islam dari manhaj Nabawi dan menjadikan mereka ragu terhadap As-Sunnah.

Dalil yang menetapkan tentang kedudukan hadits sebagai dasar tasyri sangat banyak baik berdasarkan Al-Qur'an, hadits itu sendiri maupun ijma (kesepakatan) para sahabat diantaranya;

�ع�ق�اب ال د�يد ش� �ه� الل �ن� إ �ه� الل �قوا و�ات �هوا �ت ف�ان �ه ع�ن م� �ه�اك ن و�م�ا ف�خذوه سول الر� م �اك ء�ات و�م�ا

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah Ta'ala. Sesungguhnya Allah Ta'ala sangat keras hukuman-Nya". (QS.Al Hasyr:7)

ح�ف�يظ&ا �ه�م� �ي ع�ل �اك� �ن ل س� ر�� أ ف�م�ا �و�ل�ى ت و�م�ن� �ه� الل ط�اع�

� أ ف�ق�د� سول� الر� ط�ع� ي م�ن�

"Barangsiapa yang menta`ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta`ati Allah Ta'ala. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta`atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka."(QS.An Nisaa;80)

�ة� ن �ج� ال د�خ�ل� �ي �ط�اع�ن أ م�ن� ق�ال� �ى ب� �أ ي و�م�ن� �ه� الل سول� ر� �ا ي وا ق�ال �ى ب

� أ م�ن� �ال� إ �ة� ن �ج� ال لون� �د�خ ي �ي م�ت أ ل? ك

ومسلم ] البخاري رواه �ى �ب أ ف�ق�د� �ي ع�ص�ان و�م�ن�

" Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. (Para sahabat) bertanya, "Siapa mereka itu yang enggan wahai Rasulullah"? Beliau bersabda : "Barangsiapa yang mentaatiku maka dia akan masuk surga dan siapa yang mendurhakaiku maka dialah yang enggan masuk surga " (H.R. Bukhari - Muslim)

Umumnya kaum muslimin menerima kedudukan hadits sebagai dasar tasyri itu dan hanya sebaigian kecil yang menolaknya (inkarusunnah) namun demikian persoalan yang terpenting adalah bagaimana dalam pelaksanaannya, sebab ayat-ayat dan hadits yang menetapkan kedudukan hadits itu umumnya bersifat teologis sedangkan cara dalam melaksanaannya tidak disebutkan secara eksplisit. Pelaksanaan atau bagaimana hadits diamalkan dikaji dari sudut ilmu hadits atau musthalahul hadits yang niscaya dipelajari bagi setiap muslim yang menginginkan hanifan lidinihi (benar dan lurus dalam agamanya)