Hadiratul Amalia_Universitas Halu Oleo_PKMP

download Hadiratul Amalia_Universitas Halu Oleo_PKMP

of 21

description

hdhgfxgxg

Transcript of Hadiratul Amalia_Universitas Halu Oleo_PKMP

  • i

    USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    Fungi Mikoriza Arbuskula dari Vegetasi Suksesi di Lahan Pasca

    Tambang Nikel PT. Perusda, Kabupaten Kolaka

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM-P

    Diusulkan Oleh:

    Ketua Kelompok: Hadiratul Amalia/ NIM. F1D113013 (2013)

    Anggota : 1. Indriani/ NIM. F1D113021 (2013)

    2. Kholifath/ NIM. F1D112006 (2012)

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI

    2014

  • ii

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

    ABSTRAK ................................................................................................. iii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

    BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1

    B. RUMUS MASALAH ..................................................................... 2

    C. TUJUAN ........................................................................................ 2

    D. LUARAN YANG DIHARAPKAN ............................................... 2

    E. KEGUNAAN PROGRAM ............................................................ 2

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 2

    1. Fungi Mikoriza Arbuskula ............................................................. 2

    2. Tumbuhan Akumulator Ni ............................................................. 3

    3. Suksesi Vegetasi ............................................................................. 4

    BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 4

    1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ...................................................... 4

    2. Bahan dan Alat Penelitian .............................................................. 4

    3. Metode Pelaksanaan ....................................................................... 5

    1. Persiapan Penelitian ................................................................. 5

    2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 5

    a. Eksplorasi FMA ................................................................. 5

    b. Koleksi dan Identifikasi Jenis Tumbuhan di Lahan Tambang Nikel PT Perusda Kabupaten Kolaka .................

    5

    c. Ekstraksi dan Identifikasi Spora ......................................... 5

    d. Pengamatan Kolonisasi Akar ............................................. 5

    3. Peubah yang diamati ................................................................ 7

    4. Analisis Data ............................................................................ 7

    BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ....................................... 8

    4.1. Anggaran Biaya ................................................................................ 8

    4.2. Jadwal Kegiatan ................................................................................ 9

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

    LAMPIRAN ............................................................................................... 12

  • iv

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kolonisasi dan jenis-jenis FMA

    yang bersimbiosis dengan vegetasi suksesi di lahan pasca tambang nikel. Target

    yang dicapai dalam penelitian adalah diperoleh informasi dan data terkait tingkat

    kolonisasi FMA pada sistem perakaran tumbuhan dan jenis-jenis FMA yang

    bersimbiosis dengan vegetasi. Selain itu, koleksi jenis-jenis FMA berpeluang untuk

    dikembangkan sebagai pupuk hayati.

    Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey yang

    dilakukan secara random acak purposive yaitu pada lahan suksesi pasca tambang

    PT Perusda Kabupaten Kolaka, ekstraksi dan identifikasi spora FMA di

    Laboratorium Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas

    Halu Oleo Kendari

    Kata Kunci : FMA, Lahan Tambang, Suksesi vegetasi

  • 1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sulawesi Tenggara adalah salah satu daerah yang memiliki potensi

    sumber daya alam yang melimpah termasuk potensi tambang nikel.

    Sumberdaya tersebut terus eksplorasi dan eksploitasi secara besar-besaran.

    Kegiatan pertambangan dapat meninggalkan lahan pasca tambang yang

    kahat unsur hara, kompaksi tanah, pengikatan P, Ca

  • 2

    serta juga berpotensi dikembangkan sebagai pupuk hayati untuk mendukung

    kegiatan revegetasi lahan pasca tambang.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di pendahuluan maka dapat dirumuskan

    permasalahan penelitian sebagai berikut : 1) apakah sistem perakaran

    vegetasi suksesi di lahan pasca tambang nikel dikolonisasi oleh FMA dan

    2) jika terkolonisasi maka jenis-jenis FMA apa yang bersimbiosis dengan

    vegetasi tersebut.

    1.3. Tujuan

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kolonisasi dan

    jenis-jenis FMA yang bersimbiosis dengan vegetasi suksesi dilahan pasca

    tambang nikel

    1.4. Luaran Yang Diharapkan

    Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh

    informasi dan data terkait tingkat kkolonisasi FMA pada sistem perakaran

    tumbuhan dan jenis-jenis Fma yang bersimbiosis dengan vegetasi. Selain

    itu, koleksi jenis-jenis FMA berpeluang untuk dikembangkan sebagai pupuk

    hayati.

    1.5. Kegunaan Program

    Kegunaan dari PKMP ini adalah memperkaya informasi kekayaan

    jenis FMA di Sultra serta FMA yang dieksplorasi dan dikoleksi berpotensi

    dikembangkan sebagai pupuk hayati untuk mendukung kegiatan revegetasi

    lahan pasca tambang.

  • 3

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Fungi Mikoriza

    Mikoriza berasal dari bahasa yunani asal kata mykes yaitu fungi , dan rhiza

    yang berarti akar. Mikoriza adalah suatu bentuk hubungansimbiosis

    mutualisme antara fungi dan perakaran tumbuhan tingkat tinggi (Smith and

    Read 2008). Defenisi mikoriza secara luas dikemukakan oleh Brundrett (2004),

    yang mencakup seluruh keanekaragaman mikoriza sebagai suatu asosiasi

    simbiotik yang esensial bagi satu atau kedalam mitra, antara suatu fungi

    (terspesialisasi untuk hidup dalam tanah dan tumbuhan) dan akar yang

    terutama bertanggung jawab untuk transfer hara. Simbiosis yang terjadi saling

    menguntungkan, fungi memperoleh karbohidrat dan factor pertumbuhan lain

    dari tanaman inang, sebaliknya fungi memberi keuntungan kepada tanaman

    inang, dengan cara membantu tanaman dalam menyerap unsur hara terutama P

    (Smith and Read 2008).

    Morton dan Benny (1990) dalam Brundett at al, (1996) menjelaskan

    bahwa FMA termasuk kedalam kelas Zygomycetes, ordo Glomales

    (Glomerymicota) yang terbagi kedalam 2 sub ordo yaitu Gigasporinae dan

    Glamineae. Sub ordo Gigasporinae memiliki 1 famili yaitu Gigasporaceae

    yang memiliki 2 genus yaitu Gigaspora dan Scutellospora. Sedangkan sub

    ordo Glamineae terdiri atas 2 famili yaitu Acaulosporaceae dan

    Glomaceae.Acaulosporaceae terdiri dari 2 genus yaitu Acaulospora dan

    Entrophospora . Sedangkan glomaceae terdiri atas Glomus dan Sclerocystis.

    Fungi Mikoriza Arbuskula ( FMA ) adalah salah satu tipe fungi pembentuk

    mikoriza, bersimbosis dengan akar tanaman yang telah diketahui mempunyai

    pengaruh yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman (Smith dan Read,

    2008). Fungi ini termasuk dalam golongan endomikoriza yang dicirikan oleh

    adanya struktur vesikula atau arbuskula (Brundrett, 2008). Fungi mikoroza

    arbuskula dapat melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu yang bersifat

    racun seperti logam berat. Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan

    unsur beracun yang diberikan FMA dapat melalui efek filtrasi .menonaktifkan

    secara kimiawi atau penimbunan unsur tersebut dalam hifa cendawan. FMA

    juga bias memberikan kekebalan bagi tumbuhan inang. FMA menjadi

    pelindung fisik yang kuat , sehingga perakaran sulit ditembus penyakit

    (pathogen), sebab fungsi ini mampu membuatbahan antibiotic untuk melawan

    penyakit (Novriani dan Madjid, 2009 ).

    Pada kondisi tanah tercemari logam berat FMA dapat membantu

    tanaman dalam imobilisasi dan pengkelatan logam berat, penyerapan unsur

    hara dan air, membantu pertumbuhan dan keberhasilan tanaman (Husna et al.

    2011; Tuheteru 2011). Menurut hasil review Husna et al (2011) dan Arif et al

    (2013) bahwa FMA diduga berperan dalam mereduksi dan atau menstabilkan

    kandungan logam berat dengan cara : 1) menahan dan tidak meneruskannya ke

  • 4

    dalam tanaman, 2) kemampuan eksplorasi hifa eksternal yang luas dalam

    mengeksplorasi volume tanah sehingga dapat menyerap logam berat sebanyak-

    banyaknya, 3) Selain itu, glomalin (senyawa glycoprotein) yang diproduksi di

    dinding hifa eksternal FMA di dalam tanah secara tidak langsung dapat

    mereduksi kadar potensial logam berat seperti Cd, Mn, Pb, dan Fe yang akan

    diserap oleh tanaman serta 4) menghasilkan pengkelat logam berupa ligand

    seperti polyphosphates.

    2.2. Tumbuhan akumulator Ni

    Jenis hiperakumulator Ni adalah jenis dimana konsentrasi Ni di bahan

    kering terutama bagian atas jaringan tanaman lebih 1,000 mg/kg (Reeves

    (1992) dalam Reeves et al.1999). Marga Alyssum dan Thlaspi dari family

    Brassicaceae merupakan genus dengan jenis yang dominan dibanding jenis lain

    (Purkayastha &Chhonkar 2010). Tumbuhan hiperakumulator Ni dilaporkan

    dapat berasosasi dengan fungi mikoriza arbuskula (FMA). Amir et al (2007)

    beberapa jenis hiperakumulator Ni di New Caledonia dikolonisasi oleh FMA

    diantaranya Sebartia acuminate, Psychotria douarrei dan Phyllanthus favieri.

    Dilaporkan juga FMA berasosasi baik dengan jenis hiperakumulator Ni

    Berkheya codii dan tiga jenis lain dari family Asteraceae seperti Senecio

    anomalochrous, S. coronatus, dan B. zeyherri di Afrika Selatan (Turnau and

    Mesjasz-Przbylowicz, 2003).

    2.3. Suksesi Vegetasi

    Suksesi didefenisikan sebagai perubahan secara langsung komunitas

    komposisi, struktur dan fungsi dalam waktu lama yang diawali dengan kejadian

    gangguan (Ghazoul & Sheil, 2010). Suksesi vegetasi menurut Odum (1971)

    adalah urutan proses pergantian komu-nitas tanaman di dalam satu kesatuan

    habitat, adanya pergantian komunitas cenderung mengubah lingkungan fisik

    sehingga habitat cocok untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan

    abiotik tercapai. Tahapan akhir dari suksesi adalah tingkat klimaks (hutan

    klimaks). Suksesi mencerminkan interaksi komponen jenis dan responnya

    terhadap perubahan kondisi lingkungan.

  • 5

    BAB 3. METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

    Pengambilan sampel tanah dan akar tanaman contohakan dilakukan di

    Lahan Pasca Tambang Nikel PT Perusda, Kabupaten Kolaka (Gambar 1).

    Ekstraksi spora, identifikasi spora dan kolonisasi FMA dilaksanakan

    diLaboratorium Kehutanan Fakultas Kehutanan dan ILmu Lingkungan

    Universitas Halu Oleo Kendari. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5

    bulan.

    Gambar 1. Rencana l

    Gambar 1. Lokasi Penelitian

    3.2. Bahan dan Alat Penelitian

    Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman

    inang, larutan glukosa 60 %, larutan PVLG, larutan Melzer reagent, KOH 10

    %, HCI 2 %, larutan staining (Trypan blue 0,05 %) dan aquades. Sedangkan

    alat-alat yang digunakan adalah GPS, kompas,tali plastik, cangkul, parang,

    kantong plastik, spidol serta kertas label. Sedangkan peralatan untuk

    pengamatan di Laboratorium adalah saringan spora (berukuran 710 m , 125

    m, 45 m), mikroskop compound, mikroskop dissecting, cawan petri, pinset

    spora mikro, gelas ukur, pengaduk, kaca preparat,cover glass, tabung film,

    gunting dan alat tulis menulis.

    3.3. Metode Pelaksanaan

    Adapun prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah :

    3.3.1. Persiapan Penelitian

    Persiapan penelitian ini dilakukan dengan membuat petak. Setiap

    petak masing-masing dibuat garis sepanjang 20 meter dengan lebar 5 m

    dengan sebanyak 5 petak. Petak pengambilan contoh tanah dan tumbuhan

    dilakukan secara purposive sampling pada lahan suksesi pasca tambang.

    Setiap penentuan titik lokasi pengambilan sampel tanah ditandai dengan

    menggunakan GPS dan kompas sebagai penunjuk arah Utara- Selatan.

  • 6

    3.3.2. Pelaksanaan Penelitian

    a) Eksplorasi FMA

    Pada setiap petak contoh diambil contoh tanah sebanyak 700 -1000

    gr dari zona rizosfir pada kedalaman 0-20 cm denganmenggunakan parang.

    Sampel tanah tersebut dimasukan kedalam kantong plastik. Selain tanah,

    pengambilan contoh tumbuhan di lapangan masingmasing diambil

    sebanyak 4 anakan yang di dominan pada setiap petak, untuk mempelajari

    kolonisasi, asosiasi dan diversitas FMA dengan tanaman inang pada setiap

    petak ukur. Sampel tumbuhan dimasukan beserta akar dan tanah kedalam

    kantong plastik yang telah disediakan dan ujung plastik diikat sebaik

    mungkin agar sampel yang satu dengan yang lain tidak saling

    terkontaminasi. Selanjutnya lokasi pengambilan, tanggal pengambilan, jam

    pengambilan dan nama yang melakukan pengambilan ditulis label.

    Selanjutnya sampel dibawah ke Laboratorium untuk diisolasi FMA-nya.

    b) Koleksi dan Identifikasi jenis tumbuhan di Lahan Tambang Nikel PT Perusda, Kabupaten Kolaka.

    Tumbuhan yang diambil dari lapangan kemudian diidentifikasi

    dengan cara pembuatan spesimen herbarium dan spesimen herbarium

    tersebut akan dikirm ke herbarium bogoriense untuk identifikasi jenis

    tumbuhan.

    c) Ekstraksi dan Identifikasi Spora

    Teknik yang digunakan dalam mengekstraksi spora FMA adalah

    teknik tuang sari dari Pacioni (1992) dan metode panyaringan basah (wet

    sieving) dari Gardeman dan Nielsen (1963) dalam Delvian (2003)

    kemudian dilanjutkan dengan teknik sentrifugasi dari Brundrett et al.

    (1996). Prosedur teknik tuang saring adalah sebagai berikut:

    - Sebanyak 100 g tanah contoh dengan 200 300 ml air lalu diaduk sampai

    campuran homogen.

    - Campuran disaring ke dalam satu set saringan berukuran 720 m, 125 m,

    63 m dan 45 m. secara berurutan dari saringan bagian atas dengan air

    keran lalu saringan paling atas dilepas, sedangkan supernatan pada saringan

    63 m dan 45 m dimasukkan ke dalam cawan petri masing-masing secara

    terpisah.

    Ekstraksi spora teknik tuang saring ini kemudian diikuti dengan

    teknik sentrifugasi dari Brundrett et.al., (1996).

    - Supernatan hasil saringan dalam tabung sentrifise ditambahkan dengan

    glukosa 60 %, yang diletakkan pada bagian bawah dari larutan tanah dengan

    menggunakan pipet.

    - Tabung sentrifuse ditutup rapat dan disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm

    selama 3 menit.

  • 7

    - Larutan supernatant tersebut dituang ke dalam saringan 45 m, dicuci

    dengan air mengalir untuk menghilangkan glukosa. Endapan yang tersisa

    dalam saringan diatas dituangkan ke dalam cawan petri.

    - Untuk pengamatan spora menggunakan mikroskop dilakukan penghitungan

    jumlah spora menurut jenis berdasarkan perbedaan cirri morfologis spora.

    Identifikasi morfologi tersebut meliputi bentuk, warna dan ada tidaknya

    aksesoris, dimana dicirikan dengan gambar-gambar spora yang ada.

    - Identifikasi spora secara anatomi dilakukan dengan menggunakan bahan

    pewarnaan melzers dan PVLG yang diletakkan secara terpisah pada satu

    kaca praparat, atas reaksi terhadap bahan pewarnaan tersebut dan jumlah sel

    spora.

    - Spora-spora tersebut dipecahkan secara hati-hati dengan cara menekan kaca

    penutup preparat menggunakan ujung lidi. Perubahan warna spora

    (Topografi spora) larutan Melzers adalah salah satu indicator untuk

    menentukan tipe spora yang ada.

    d) Pengamatan Kolonisasi Akar

    Pengamataan kolonisasi FMA pada contoh akar tanaman dilakukan

    melalui teknik pewarnaan akar (staining) menurut Kormanik dan McGraw

    (1982) dengan tahapan sebagai berikut :

    - Akar-akar segar dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Contoh akar

    tersebut direndam dalam larutan KOH 10 % sampai akar menjadi jernih.

    - Larutan KOH kemudian dibuang dan sampel akar dicuci pada air mengalir

    selama 5 sampai 10 menit.

    - Contoh akar direndam dalam larutan HCl 2 % selama 30 menit, dan pada

    proses ini akar berwarna putih atau pucat. Larutan HCl 2 % kemudian

    dibuang dengan mengalirkannya secara berlahan-lahan.

    - Selanjutnya direndam dalam larutan staining (Trypan Blue 0,05 %)

    kemudian larutan trypan Blue 0,05 % dibuang dan diganti dengan larutan

    lacto glycerol untuk proses destaining.

    - Potongan-potongan akar yang telah diwarnai ditempatkan pada gelas obyek

    masing-masing sebanyak 10 potong akar dengan panjang 1 cm, sebanyak

    3 kali ulangan pada setiap jenis tumbuhan dan akar tersebut disusun pada

    preparat slide.

    Adanya kolonisasi FMA dilakukan berdasarkan ada tidaknya

    distribusi FMA meliputi hifa, Vesikel, arbuskula, auxilari.Persentase

    kolonisasi akar dibuatkan pada bidang pandang.Atribut FMA diberi symbol

    (+), sedangkan pada daerah bidang pandang tanpa atribut FMA diberi

    symbol (-).

    3.3.3. Peubah yang Diamati

    Peubah yang diamati meliputi :

    1) Jumlah spora 100 gram tanah menurut tumbuhan inang.

    2) Jenis FMA ( identifikasi dibatasi sampai marga)

  • 8

    3) Presentase kolonisasi akar, dihitung dengan menggunakan metode panjang slide

    dari Giovanetti dan mosse (1980) :

    % Kolonisasi = bidang pandang bertanda (+)

    X 100 % bidang pandang keseluruhan

    4) Indeks keragaman yang dipilih dalam analisis komunitas mengacu pada metode

    Shannon (Odum, 1993)

    H =- {(n.i / N)log(n.i /N)}

    Ket:

    H = Indeks keanekaragaman Shannon- Whienner

    n. i= Jumlah individu jenis ke-i

    n = Total nilai individu

    Tabel.1. Kategori Indeks Keanekaragaman jenis Menurut Shannon- Whienner

    dalam Odum, (1993).

    Kriteria Indeks Keanekaragaman (H) Shannon-Whienner

    Sangat Tinggi >2,5

    Tinggi 2,0 - 2,5

    Sedang 1,6 - 2,0

    Rendah 1,0 1,6

    Sangat Rendah < 1,0

    3.3.4. Analisis Data

    Data hasil pengamatan di analisis secara deskriptif dan di sajikan dalam

    bentuk grafik, tabel dan gambar.

  • 9

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1. Anggaran Biaya

    Rencana anggaran kegiatan disajikan pada tabel berikut :

    Tabel 2 .rencana anggaran

    No Jenis barang Satuan Harga (Rp) Jumlah

    kebutuhan

    Totol

    penggunaan

    (Rp)

    A . Bahan Habis Pakai

    1 Kertas A4 RIM 40.000 5 200.000

    2 Alat Tulis Menulis Paket 50.000 1 50.000

    3 Tinta Prin Paket 150.000 1 150.000

    4 Fhotocopy dan jilid Paket 20.000 4 80.000

    5 Kertas label Pack 5.000 1 5.000

    6 CD-R Buah 5.000 1 5.000

    7 Plastik sampel Pack 10.000 1 10.000

    8 Rental komputer Paket 250.000 1 250.000

    9 Bahan dalam

    pengamatan leb

    Paket 1.418.000 1 1.500.000

    10 Tali rapiah Gulung 20.000 2 40.000

    Sub total A 2.290.000

    B . Peralatan pokok

    1 Alat pengamatan lab. Paket 1.800.000 1 1.800.000

    Sub total B 1.800.000

    C . Transfortasi

    1 Transportasi tim pkm Per orang 700.000 3 2.100.000

    2 Transportasi dosen

    pembimbing

    Per orang 800.000 1 800.000

    3 Pengiriman online

    proposal okm

    Perjam 5000 2 10.000

    Sub Total C 2. 910.000

    D . Lain lain

    1 Komsumsi pkm perorang 700.000 3 2.100.000

    2 Komsumsi dosen

    pembimbing

    perorang 700.000 1 700.000

    3 Dokumentasi dan laporan

    A . sewa kamera digital Paket 245.000 1 245.000

    Sub totaL D 3.000.000

    Total ( A+B+C+D ) 2.290.000+1.800.000+2.910.000+3.000.000

    10.000.000

    Terbilang : Sepuluh Juta Rupiah

  • 10

    4.2. Jadwal Kegiatan

    Jadwal pelaksanaan kegiatan pada PKMP ini dapat dilihat pada tabel 1

    berikut :

    Tabel 2. Rincian kegiatan dan tahapan yang telah dilakukan selama penelitian.

    No Kegiatan Bulan

    1 2 3

    1. Perencanaan

    Kegiatan

    2.

    Persiapan

    kelompok,

    persiapan alat

    dan bahan.

    3. Pelaksanaan

    penelitian

    4.

    Pengolahan data

    dan pembuatan

    laporan PKMP

    (Lap. Kemajuan

    & Lap. Akhir)

  • 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Al Basri. 2008. Diversitas Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) di lahan Tambang PT.

    Inco Pomalaa Kab. Kolaka. Skripsi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

    Unhalu. Kendari.

    Amir, H., N. Perrier., F. Rigault and T. Jaffre. 2007. Realationships between Ni-

    hyperaccumaltion and mycorrhizal status of different endemic plant

    species from New Caledonian ultramafic soil. Plant Soil 293:23-35.

    Arif A, Husna dan Tuheteru FD. 2013. Peran Fungi Mikoriza dalam Mendukung

    Kegiatan Fitoremediasi di Indonesia. Makalah dipresentasikan pada

    Seminar Nasional Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas

    Hasanuddin. Makassar, 28-29 Agustus 2013.

    Azwirni. 2011. Diversitas Fungi Mikoriza Arbuskula pada Lahan Bekas Tambang

    Nikel PT. Stargate Pasific Resources di Kabupaten Konawe Utara. Skripsi

    Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unhalu. Kendari.

    Brundrett M, N Bougher, B Dell, T Grove and N Majalaczuk. 1996. Working with

    mycorrhizas in forestry and agriculture, 174-208. Australian Centre for

    International Agriculture Research, Canberra.

    Delvian. 2003. Keanekaragaman Cendawan Mikorisa Arbuskula (CMA) di Hutan

    Pantai dan Potensi Pemanfaatannya. Studi Kasus di Hutan Cagar Alam

    Leuweung Sancang Kabupaten Garut, Jawa Barat. Desertasi. Program

    Pascasarjana IPB. Bogor.

    Ghazoul J and D Sheil.2010. Tropical Rain Forest Ecology, Diversity and

    Conservation.Oxford University Press. New York. 516 pp

    Husna, Tuheteru FD danArif A. 2011.Post-Mine Land Revegetation in Southeast

    Sulawesi, Biotechnology Based MycorrhizallFungy. Prosiding

    International Conference: New Perspective of Tropical Forest

    Rehabilitation for Better Forest Functions and Management. Forestry of

    Faculty, UGM. Yogyakarta.

    Kormanik, PP dan McGraw. 1982. Quantificatin of VA Mycorrhizae in Plant Root.

    Di Dalam : N.C. Schenk (Ed.) Methods and Principles of

    Mycorrhizaeesearch. The American O(Eds). Method in Microbiology.

    Vol. 24 Academic Press Inc. San Diego.

    Purakayastha TJ and P.K Chhonkar. 2010. Phytoremediation of heavy metal

    contaminated soils [chapter 18]. In :Sherameti I, Varma A (editors). Soil

    Heavy metals.Springer. New York.

  • 12

    Reeves, Rd., A. J.M. Baker., A. Borhidi.And R. BerazaiN. 1999. Nickel

    Hyperaccumulation in the Serpentine Flora of Cuba Annals of Botany 83:

    2938

    Setiadi Y. 2013. Karakteristik Tanah Pasca tambang. Materi Kuliah Ekologi

    Restorasi. Departemen Silvikultur IPB. Bogor.

    Smith SE and DJ Read. 2008. Mycorrhizal symbiosis. Third ed. Academic Press.

    USA.

    Tuheteru FD, Husna, danArif A. 2011. Respon Pertumbuhan dan Ketergantungan

    Albizia saponaria (LOUR.) MiQ terhadap Inokulasi FMA Lokal Sulawesi

    Tenggara pada Media Tanah Pasca Tambang Nikel. Berita Biologi 10 (5)

    : 605-612

    Turnau, K. and J. Mesjasz-Przby;owicz. 2003. Arbuscular mycorrhiza of

    Berkheyacoddii and other Ni-hyperaccumalating members of Asteraceae

    from ultramafic soils in South Africa. Mycorrhiza 13:185-190.

  • xii

  • xiii

  • xiv

  • xv

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran

    JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN

    4.1. Anggaran Biaya

    Rencana anggaran kegiatan disajikan pada tabel berikut :

    Tabel 2 .rencana anggaran

    No Jenis barang Satuan Harga (Rp) Jumlah

    kebutuhan

    Totol

    penggunaan

    (Rp)

    A . Bahan Habis Pakai

    1 Kertas A4 RIM 40.000 5 200.000

    2 Alat Tulis Menulis Paket 50.000 1 50.000

    3 Tinta Prin Paket 150.000 1 150.000

    4 Fhotocopy dan jilid Paket 20.000 4 80.000

    5 Kertas label Pack 5.000 1 5.000

    6 CD-R Buah 5.000 1 5.000

    7 Plastik sampel Pack 10.000 1 10.000

    8 Rental komputer Paket 250.000 1 250.000

    9 Bahan dalam

    pengamatan leb

    Paket 1.418.000 1 1.500.000

    10 Tali rapiah Gulung 20.000 2 40.000

    Sub total A 2.290.000

    B . Peralatan pokok

    1 Alat pengamatan lab. Paket 1.800.000 1 1.800.000

    Sub total B 1.800.000

    C . Transfortasi

    1 Transportasi tim pkm Per orang 700.000 3 2.100.000

    2 Transportasi dosen

    pembimbing

    Per orang 800.000 1 800.000

    3 Pengiriman online

    proposal okm

    Perjam 5000 2 10.000

    Sub Total C 2. 910.000

    D . Lain lain

    1 Komsumsi pkm perorang 700.000 3 2.100.000

    2 Komsumsi dosen

    pembimbing

    perorang 700.000 1 700.000

    3 Dokumentasi dan laporan

    A . sewa kamera digital Paket 245.000 1 245.000

    Sub totaL D 3.000.000

    Total ( A+B+C+D ) 2.290.000+1.800.000+2.910.000+3.000.000

    10.000.000

    Terbilang : Sepuluh Juta Rupiah

  • xvi

    1.pdf (p.1-4)2.pdf (p.5-16)3.pdf (p.17-21)