Habitat Dan Relung

download Habitat Dan Relung

of 9

Transcript of Habitat Dan Relung

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    1/9

    HABITAT DAN RELUNG

    HABITAT

    Definisi habitat : Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup, atau

    tempat kemana seseorang harus pergi untuk menemukan organisme tersebut. Istilah habitatbanyak digunakan , tidak saja dalam ekologi tetapi dimana saja. Tetapi pada umumnya istilah

    ini diartikan sebagai tempat hidup suatu makhluk hidup. Contohnya habitatNotonecta

    (sejenis binatang air) adalah daerah-daerah kolam, danau dan perairan yang dangkal yang

    penuh ditumbuhi vegetasi. Habitat ikan mas (Cyprinus carpio) adalah di perairan tawar,

    habitat pohon durian (Durio zibhetinus) adalah di tanah darat dataran rendah. Pohon enau

    tumbuh di tanah darat dataran rendah sampai pegunungan, dan habitat eceng gondok di

    perairan terbuka.

    Menurut Sambas Wirakusumah dalam Dasar-Dasar Ekologi, habitat adalah toleransi

    dalam orbit dimana suatu spesies hidup termasuk faktor lingkungan yang cocok dengan

    syarat hidupnya. Orbit adalah ruang kehidupan spesies lingkungan geografi yang luas,

    sedangkan habitat menyatakan ruang kehidupan lingkungan lokasinya.

    Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai sumberdaya dan kondisi yang ada di

    suatu kawasan yang berdampak ditempati oleh suatu species. Habitat merupakan organism-

    specific: ini menghubungkan kehadiran species, populasi, atau idndividu (satwa atau

    tumbuhan) dengan sebuah kawasan fisik dan karakteristik biologi. Habitat terdiri lebih dari

    sekedar vegatasi atau struktur vegetasi; merupakan jumlah kebutuhan sumberdaya khusus

    suatu species. Dimanapun suatu organisme diberi sumberdaya yang berdampak pada

    kemampuan untuk bertahan hidup, itulah yang disebut dengan habitat.

    Tipe Habitat: Habitat tidak sama dengan tipe habitat. Tipe habitat merupakan sebuah

    istilah yang dikemukakan oleh Doubenmire (1968:27-32) yang hanya berkenaan dengan tipe

    asosiasi vegetasi dalam suatu kawasan atau potensi vegetasi yang mencapai suatu tingkat

    klimaks. Habitat lebih dari sekedar sebuah kawasan vegetasi (seperti hutan pinus). Istilah tipe

    habitat tidak bisa digunakan ketika mendiskusikan hubungan antara satwa liar dan habitatnya.

    Ketika kita ingin menunjukkan vegetasi yang digunakan oleh satwa liar, kita dapat

    mengatakan asosiasi vegetasi atau tipe vegetasi didalamnya.

    Penggunaan Habitat: Penggunaan habitat merupakan cara satwa menggunakan (atau

    mengkonsumsi dalam suatu pandangan umum) suatu kumpulan komponen fisik dan biologi

    (sumber daya) dalam suatu habitat. Hutto (1985:458) menyatakan bahwa penggunaan habitat

    merupakan sebuah proses yang secara hierarkhi melibatkan suatu rangkaian perilaku alami

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    2/9

    dan belajar suatu satwa dalam membuat keputusan habitat seperti apa yang akan digunakan

    dalam skala lingkungan yang berbeda.

    Kesukaan Habitat: Johnson (1980) menyatakan bahwa seleksi merupakan proses

    satwa memilih komponen habitat yang digunakan. Kesukaan habitat merupakan konsekuensi

    proses yang menghasilkan adanya penggunaan yang tidak proporsional terhadap beberapa

    sumberdaya, yang mana beberapa sumberdaya digunakan melebihi yang lain.

    Ketersediaan Habitat: Ketersediaan habitat menunjuk pada aksesibiltas komponen

    fisik dan biologi yang dibutuhkan oleh satwa, berlawanan dengan kelimpahan sumberdaya

    yang hanya menunjukkan kuantitas habitat masing-masing organisme yang ada dalam habitat

    tersebut (Wiens 1984:402). Secara teori kita dapat menghitung jumlah dan jenis sumberdayayang tersedia untuk satwa; secara praktek, merupakan hal yang hampir tidak mungkin untuk

    menghitung ketersediaan sumberdaya dari sudut pandang satwa (Litvaitis et al., 1994). Kita

    dapat menghitung kelimpahan species prey untuk suatu predator tertentu, tetapi kita tidak

    bisa mengatakan bahwa semua prey yang ada di dalam habitat dapat dimangsa karena adanya

    beberapa batasan, seperti ketersediaan cover yang banyak yang membatasi aksesibilitas

    predator untuk memangsa prey. Hal yang sama juga terjadi pada vegetasi yang berada di luar

    jangkauan suatu satwa sehingga susah untuk dikonsumsi, walaupun vegetasi itu merupakan

    kesukaan satwa tersebut. Meskipun menghitung ketersediaan sumber daya aktual merupakan

    hal yang penting untuk memahami hubungan antara satwa liar dan habitatnya, dalam praktek

    jarang dilakukan karena sulitnya dalam menentukan apa yang sebenarnya tersedia dan apa

    yang tidak tersedia (Wiens 1984:406). Sebagai konsekuensinya, mengkuantifikasi

    ketersediaan sumberdaya biasanya lebih ditekankan pada penghitungan kelimpahan

    sumberdaya sebelum dan sesudah digunakan oleh satwa dalam suatu kawasan, daripada

    ketersediaan aktual. Ketika aksesibilitas sumber daya dapat ditentukan terhadap suatu satwa,

    analisis untuk menaksir kesukaan habitat dengan membandingkan penggunan dan

    ketersediaan merupakan hal yang penting.

    Kualitas Habitat: Istilah kualitas habitat menunjukkan kemampuan lingkungan

    untuk memberikan kondisi khusus tepat untuk individu dan populasi secara terus menerus.

    Kualitas merupakan sebuah variabel kontinyu yang berkisar dari rendah, menengah, hingga

    tinggi. Kualitas habitat berdasarkan kemampuan untuk memberikan sumberdaya untuk

    bertahan hidup, reproduksi, dan kelangsungan hidup populasi secara terus menerus. Para

    peneliti umumnya menyamakan kualitas habitat yang tinggi dengan menonjolkan vegetasi

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    3/9

    yang memiliki kontribusi terhadap kehadiran (atau ketidak hadiran) suatu spesies (seperti

    dalam Habitat Suitability Index Models dalam Laymon dan Barrett 1986 dan Morrison et al.

    1991). Kualitas secara eksplisit harus dihubungkan dengan ciri-ciri demografi jika

    diperlukan. Leopold (1933) dan Dasman et al. (1973) menyatakan bahwa suatu habitat

    diaktakan memiliki kualitas yang tinggi apabila kepadatan satwa seimbang dengan

    sumberdaya yang tersedia, di lapangan pada umumnya habitat yang memiliki kualitas

    ditunjukkan dengan besarnya kepadatan satwa (Laymon dan Barrett 1986). Van Horne (1983)

    mengatakan bahwa kepadatan merupakan indikator yang keliru untuk kulitas habitat. Oleh

    sebab itu daya dukung dapat disamakan dengan level kualitas habitat tertentu, kualitasnya

    dapat berdasarkan tidak pada jumlah organisme tetapi pada demografi populasi secara

    individual. Kualitas habitat merupakan kata kunci bagi para ahli restorasi.

    Makrohabitat dan mikrohabitat : Beberapa istilah seperti makrohabitat dan

    mikrohabitat penggunaannya tergantung dan merujuk pada skala apa studi yang akan

    dilakukan terhadap satwa menjadi pertanyaan. (Johnson, 1980). Dengan demikian

    makrohabitat dan mikrohabitat harus ditentukan untuk masing-masing studi yang berkenaan

    dengan spesies spesifik. Secara umum, macrohabitat merujuk pada ciri khas dengan skala

    yang luas seperti zona asosiasi vegetasi (Block and Brennan, 1993) yang biasanya disamakan

    dengan level pertama seleksi habitat menurut Johnson. Mikrohabitat biasanya menunjukkan

    kondisi habitat yang sesuai, yang merupakan faktor penting pada level 2-4 dalam hierarkhi

    Johnson. Oleh sebab itu merupakan hal yang tepat untuk menggunakan istilah mikrohabitat

    dan makrohabitat dalam sebuah pandangan relatif, dan pada skala penerapan yang ditetapkan

    secara eksplisit.

    Batas antara mikrohabitat yang satu dengan mikrohabitat yang lain tidaklah nyata,

    namun demikian mikrohabitat memegang peranan penting dalam menentukan

    keanekaragaman jenis yang mempengaruhi habitat itu.

    Contoh makrohabitat dan mikrohabitat : Organisme penghancur (pembusuk) daun

    hanya hidup pada lingkungan sel-sel daun lapisan atas fotosintesis, sedangkan spesies

    organisme penghancur lainnya hidup pada sel-sel daun bawah pada lembar daun yang sama

    hingga mereka hidup bebas tidak saling mengganggu. Lingkungan sel-sel dalam selembar

    daun di atas disebut mikrohabitat sedangkan keseluruhan daun dalam lingkungan makro

    disebut makrohabitat.

    Habitat dalam batas tertentu sesuai dengan persyaratan makhluk hidup yang

    menghuninya. Batas bawah persyaratan hidup itu disebut titik minimum dan batas atas

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    4/9

    disebut titik maksimum. Antara dua kisaran itu terdapat titik optimum. Ketiga titik itu yaitu

    titik minimum, titik maksimum dan titik optimum disebut titik cardinal.

    Apabila sifat habitat berubah sampai diluar titik minimum atau maksimum, makhluk

    hidup itu akan mati atau harus pindah ke tempat lain. Misalnya jika terjadi arus terus-menerus

    di pantai habitat bakau, dapat dipastikan bakau tersebut tidak akan bertahan hidup . Apabilaperubahannya lambat, misalnya terjadi selama beberapa generasi, makhluk hidup umumnya

    dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru di luar batas semula.Melalui proses adaptasi itu

    sebenarnya telah terbentuk makhluk hidup yang mempunyai sifat lain yang disebut varietas

    baru atau ras baru bahkan dapat terbentuk jenis baru.

    Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dibagi menjadi 4 macam

    (Kramadibrata,1996) yaitu :

    1. Habitat yang konstan

    Yaitu habitat yang kondisinya terus-menerus relatif baik atau kurang baik.

    2. Habitat yang bersifat memusim

    Yaitu habitat yang kondisinya relatif teratur berganti-ganti antara baik dan kurang baik.

    3. Habitat yang tidak menentu

    Yaitu habitat yang mengalami suatu periode dengan kondisi baik yang lamanya bervariasi

    diselang-selingi oleh periode dengan kondisi kurang baik yang lamanya juga bervariasi

    sehingga kondisinya tidak dapat diramal.

    4. Habitat yang efemeral

    Yaitu habitat yang mengalami periode dengan kondisi baik yang berlangsung relatif

    singkat diikuti oleh suatu periode dengan kondisi yang kurang baik yang berlangsungnya

    lama sekali. ( Kramadibrata, 1996 ).

    Habitat makhluk hidup dapat lebih dari satu, misalnya burung pipit, habitat untuk mencari

    makannya adalah di sawah dan habitat untuk bertelur adalah pohon-pohonan di kampung.

    Ikan salem yang terkenal di Eropa dan Amerika utara, waktu dewasa mempunyai habitat di

    laut. Waktu akan bertelur ikan itu berenang ke sungai sampai ke hulu. Di daerah hulu ikan

    bertelur. Anak ikan untuk beberapa tahun tinggal di sungai. Kemudian pergi ke laut untuk

    menjadi dewasa sampai saatnya ikan akan bertelur.

    Istilah habitat dapat dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme

    dari berbagai jenis yang membentuk suatu komunitas. Misalnya, kita boleh mengunakan

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    5/9

    istilah habitat padang rumput, habitat hutan mangrove, dan sebagainya. Dalam hal ini habitat

    sekelompok organisme mencakup lingkungan abiotik dan lingkungan biotik.

    RELUNG

    Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927) ilmuwan Inggris,

    dengan pengertian relung adalah status fungsional suatu organisme dalam komunitas

    tertentu. Dalam penelaahan suatu organisme, kita harus mengetahui kegiatannya, terutama

    mengenai sumber nutrisi dan energi, kecepatan metabolisme dan tumbuhnya, pengaruhterhadap organisme lain bila berdampingan atau bersentuhan, dan sampai seberapa jauh

    organisme yang kita selidiki itu mempengaruhi atau mampu mengubah berbagai proses

    dalam ekosistem.

    Relung menurut Resosoedarmo (1992) adalah profesi (status suatu organisme) dalam

    suatu komunitas dan ekosistem tertentu yang merupakan akibat adaptasi struktural,

    fungsional serta perilaku spesifik organisme itu. Berdasarkan uraian diatas relung ekologi

    merupakan istilah lebih inklusif yang meliputi tidak saja ruang secara fisik yang didiami oleh

    suatu makhluk, tetapi juga peranan fungsional dalam komunitas serta kedudukan makhluk itu

    di dalam kondisi lingkungan yang berbeda (Odum, 1993). Relung ekologi merupakan

    gabungan khusus antara faktor fisik (mikrohabitat) dan kaitan biotik (peranan) yang

    diperlukan oleh suatu jenis untuk aktivitas hidup dan eksistensi yang berkesinambungan

    dalam komunitas (Soetjipto, 1992).

    Niche (relung) ekologi mencakup ruang fisik yang diduduki organisme , perananfungsionalnya di dalam masyarakatnya (misal: posisi trofik) serta posisinya dalam kondisi

    lingkungan tempat tinggalnya dan keadaan lain dari keberadaannya itu. Ketiga aspek relung

    ekologi itu dapat dikatakan sebagai relung atau ruangan habitat, relung trofik dan relung

    multidimensi atau hypervolume. Oleh karena itu relung ekologi sesuatu organisme tidak

    hanya tergantung pada dimana dia hidup tetapi juga apa yang dia perbuat (bagaimana dia

    merubah energi, bersikap atau berkelakuan, tanggap terhadap dan mengubah lingkungan fisik

    serta abiotiknya), dan bagaimana jenis lain menjadi kendala baginya. Hutchinson (1957) telah

    membedakan antara niche pokok (fundamental niche) dengan niche yang sesungguhnya

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    6/9

    (relized niche). Niche pokok didefinisikan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang

    memungkinkan populasi masih dapat hidup. Sedangkan niche sesungguhnya didefinisikan

    sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang ditempati oleh organisme-organisme tertentu

    secara bersamaan.

    Relung (niche) adalah posisi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan

    ekosistem tertentu, yang merupakan akibat adaptasi struktural, tanggap fisiologis serta

    perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu organisme bukan hanya ditentukan oleh

    tempat organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang dimilikinya. Dapat

    dikatakan, bahwa secara biologis, relung adalah profesi atau cara hidup organisme dalam

    lingkungan hidupnya.

    Dimensi-dimensi pada niche pokok menentukan kondisi-kondisi yang menyebabkan

    organisme-organisme dapat berinteraksi tetapi tidak menentukan bentuk, kekuatan atau arah

    interaksi. Dua faktor utama yang menetukan bentuk interaksi dalam populasi adalah

    kebutuhan fisiologis tiap-tiap individu dan ukuran relatifnya. Empat tipe pokok dari interaksi

    diantara populasi sudah diketahui yaitu: kompetisi, predasi, parasitisme dan simbiosis.

    Agar terjadi interaksi antar organisme yang meliputi kompetisi, predasi, parasitisme

    dan simbiosis harusnya ada tumpang tindih dalam niche. Pada kasus simbion, satu atau

    semua partisipan mengubah lingkungan dengan cara membuat kondisi dalam kisaran kritis

    dari kisaran-kisaran kritis partisipan yang lain. Untuk kompetitor, predator dan mangsanya

    harus mempunyai kecocokan dengan parameter niche agar terjadi interaksi antar organisme,

    sedikitnya selama waktu interaksi.

    Menurut Odum (1993) tidak ada dua spesies yang adaptasinya identik sama antara

    satu dengan yang lainnya, dan spesies yang memperlihatkan adaptasi yang lebih baik danlebih agresif akan memenangkan persaingan. Spesies yang menang dalam persaingan akan

    dapat memanfaatkan sumber dayanya secara optimal sehingga mampu mempertahankan

    eksistensinya dengan baik. Spesies yang kalah dalam persaingan bila tidak berhasil

    mendapatkan tempat lain yang menyediakan sumber daya yang diperlukannya dapat

    mengalami kepunahan lokal

    Populasi beraneka jenis hewan yang berkoeksistensi dalam habitat yang sama

    mempunyai keserupaan pula dalam kisaran toleransinya terhadap beberapa faktor lingkungan

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    7/9

    dalam mikrohabitat. Berdasarkan konsep relung ekologi menurut Hutchinson keserupaan

    menunjukkan adanya keselingkupan dalam satu atau beberapa dimensi relung (Kramadibrata,

    1996).

    Berjenis makhluk hidup dapat hidup bersama dalam satu habitat . Akan tetapi apabila

    dua jenis makhluk hidup mempunyai relung yang sama, akan terjadi persaingan. Makin besar

    tumpang tindih relung kedua jenis makhluk hidup, makin intensif persaingannya. Dalam

    keadaan itu masing-masing jenis akan mempertinggi efisiensi cara hidup atau

    profesinya.Masing-masing akan menjadi lebih spesialis, yaitu relungnya menyempit. Jadi

    efek persaingan antar jenis adalah menyempitnya relung jenis makhluk hidup yang bersaing,

    sehingga terjadi spesialisasi.

    Akan tetapi bila populasi semakin meningkat, maka persaingan antar individu di

    dalam jenis tersebut akan terjadi pula. Dalam persaingan ini individu yang lemah akan

    terdesak ke bagian niche yang marginal. Sebagai efeknya ialah melebarnya relung, dan jenis

    tersebut akan menjadi lebih generalis. Ini berarti jenis tersebut semakin lemah atau kuat.

    Makin spesialis suatu jenis semakin rentan makhluk tersebut.

    Makin spesialistis suatu jenis, makin rentan populasinya misalnya wereng yang

    monofag dan hidup dari tanaman padi, populasinya kecil setelah masa panen dan memesar

    lagi setelah sawah ditanami dengan padi. Populasi yang kecil setelah panen menanggung

    resiko kepunahan. Sebaliknya jenis makhluk yang generalis, populasinya tidak banyak

    berfluktuasi, ia dapat berpindah dari jenis makanan yang satu ke jenis makanan yang lain.

    Pada manusia kita dapatkan hal yang serupa. Bangsa yang makanan pokoknya hanya beras,

    hidupnya amat rentan , apabila produksi beras menurun misalnya karena iklim yang buruk,

    kehidupannya mengalami kegoncangan.

    Pengetahuan tentang relung suatu organisme sangat perlu sebagai landasan untuk

    memahami berfungsinya suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat utama. Untuk dapat

    membedakan relung suatu organisme, maka perlu diketahui tentang kepadatan populasi,

    metabolisme secara kolektif, pengaruh faktor abiotik terhadap organisme, pengaruh

    organisme yang satu terhadap yang lainnya.

    Banyak, organisme, khususnya hewan yang mempunyai tahap-tahap perkembangan

    hidup yang nyata, secara beruntun menduduki relung yang berbeda. Umpamanya jentik-jentik

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    8/9

    nyamuk hidup dalam habitat perairan dangkal, sedangkan yang sudah dewasa menempati

    habitat dan relung yang samasekali berbeda Relung atau niche burung adalah pemakan buah

    atau biji, pemakan ulat atau semut, pemakan ikan atau kodok.

    Niche ada yang bersifat umum dan spesifik. Misalnya ayam termasuk mempunyai

    niche yang umum karena dapat memakan cacing, padi, daging, ikan, rumput dan lainnya.

    Ayam merupakan polifag, yang berarti makan banyak jenis. Makan beberapa jenis disebut

    oligofag, hanya makan satu jenis disebut monofagseperti wereng, hanya makan padi.

    Apabila terdapat dua hewan atau lebih mempunyai niche yang sama dalam satu

    habitat yang sama maka akan terjadi persaingan. Dalam persaingan yang ketat, masing-

    masing jenis mempertinggi efisiensi cara hidup, dan masing-masing akan menjadi lebihspesialis yaitu relungnya menyempit.

    Hutchinson (dalam Odum,1993) membedakan antara relung dasar (Fundamental

    Niche) dengan relung nyata (Realized Niche). Relung dasar didefinisikan sebagai sekelompok

    kondisi-kondisi fisik yang memungkinkan populasi masih dapat hidup, tanpa kehadiran

    pesaing, relung nyata didefinisikan sebagai kondisi-kondisi fisik yang ditempati oleh

    organisme-organisme tertentu secara bersamaan sehingga terjadi kompetisi. Keterbatasan

    suatu organisme pada suatu relung tergantung pada adaptasinya terhadap kondisi lingkungan

    tersebut.

    Relung dasar (Fundamental Niche) tidak dapat dengan mudah ditentukan karena

    dalam suatu komunitas persaingan merupakan proses yang dinamis dan kondisi fisik

    lingkungan yang beragam mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Mc Arthur (1968)

    dalam Soetjipta (1992) menyarankan penelitian tentang perbedaan antara relung ekologi

    dibatasi dalam satu atau dua dimensi saja seperti hanya diamati perbedaan relung makan sajaatau perbedaan relung aktivitas saja.

    Jenis-jenis popilasi yang berkerabat dekat akan memiliki kepentingan serupa pada

    dimensi-dimensi relung sehingga mempunyai relung yang saling tumpang tindih. Jika relung

    suatu jenis bertumpang tindih sepenuhnya dengan jenis lain maka salah satu jenis akan

    tersingkir sesuai dengan prinsip penyingkiran kompetitif.Jika relung-relu ng itu bertumpang

    tindih maka salah satu jenis sepenuhnya menduduki relung dasarnya sendiri dan

    menyingkirkan jenis kedua dari bagian relung dasar tersebut dan membiarkannya menduduki

  • 7/30/2019 Habitat Dan Relung

    9/9

    relung nyata yang lebih kecil , atau kedua jenis itu mempunyai relung nyata yang terbatas dan

    masing-masing memanfaatkan kisaran yang lebih kecil dari dimensi relung yang dapat

    mereka peroleh seandainya tidak ada jenis lain. (Desmukh, 1992).