BAB V. HABITAT MERAK HIJAU JAWA - repository.ipb.ac.id · kharakteristik fungsi habitat, habitat...

37
BAB V. HABITAT MERAK HIJAU JAWA 5.1 PENDAHULUAN 5.1.1 Latar Belakang Merak hijau jawa (Pavo muticus muticus) tersebar di beberapa tipe habitat yaitu hutan hujan tropika dataran rendah di jawa, hutan musim, savanna dan hutan jati. Sebaran merak hijau di Jawa menjadi terpencar dan terkelompok di areal yang sempit disetiap penyebaran lokalnya (Hernowo, 1995). Pada saat ini habitat yang memungkinkan untuk mendukung kehidupan merak hijau jawa pada hutan konservasi dan lindung (Taman Nasional, Suaka Margasatwa, Cagar Alam, Hutan Lindung) serta sebagian hutan jati. Habitat merak hijau jawa tersebar secara terfragmentasi dan terisolasi secara bentang alam yang luas. Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo merupakan salah satu tempat penyebaran merak hijau jawa di Ujung Timur P Jawa. Taman Nasional Baluran memiliki tipe habitat yang khas savanna dan hutan musim, tetapi taman nasional Alas Purwo memiliki tipe habitat lebih beragam diantaranya hutan hujan dataran rendah, padang rumput hutan tanaman jati serta hutan jati tumpangsari. Berkaitan dengan tipe habitat, kelimpahan populasi merak hijau jawa memiliki perbedaan. Menurut Hernowo (1997), kelimpahan populasi merak hijau jawa di TN Baluran paling banyak pada tipe habitat savana-hutan musim dibandingkan tipe habitat lainnya. Hernawan (2003), mendapatkan kelimpahan merah hijau jawa di hutan jati KPH Sumedang di perbatasan hutan jati tumpang sari dengan hutan jati klas umur IV ke atas. Tekanan terhadap habitat merak hijau jawa cukup besar, namun demikian faktanya merak hijau jawa di lapang masih ada. Tentunya merak hijau jawa memiliki strategi ekologi dalam menggunakan habitat untuk tetap bertahan hidup dari berbagai gangguan. Untuk mengetahui lebih lanjut terhadap strategi merak hijau jawa dalam menggunakan habitat tersebut sangat menarik menganalisis fungsi habitat seperti tempat makan, peneduh, tempat berlindung, tempat tidur, menari dan tempat bersarang serta mengetahui kharakteristik fungsi habitat, habitat kesukaan serta habitat yang ideal bagi merak hijau jawa.

Transcript of BAB V. HABITAT MERAK HIJAU JAWA - repository.ipb.ac.id · kharakteristik fungsi habitat, habitat...

BAB V. HABITAT MERAK HIJAU JAWA

5.1 PENDAHULUAN 5.1.1 Latar Belakang Merak hijau jawa (Pavo muticus muticus) tersebar di beberapa tipe habitat yaitu hutan hujan tropika dataran rendah di jawa, hutan musim, savanna dan hutan jati. Sebaran merak hijau di Jawa menjadi terpencar dan terkelompok di areal yang sempit disetiap penyebaran lokalnya (Hernowo, 1995). Pada saat ini habitat yang memungkinkan untuk mendukung kehidupan merak hijau jawa pada hutan konservasi dan lindung (Taman Nasional, Suaka Margasatwa, Cagar Alam, Hutan Lindung) serta sebagian hutan jati. Habitat merak hijau jawa tersebar secara terfragmentasi dan terisolasi secara bentang alam yang luas. Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo merupakan salah satu tempat penyebaran merak hijau jawa di Ujung Timur P Jawa. Taman Nasional Baluran memiliki tipe habitat yang khas savanna dan hutan musim, tetapi taman nasional Alas Purwo memiliki tipe habitat lebih beragam diantaranya hutan hujan dataran rendah, padang rumput hutan tanaman jati serta hutan jati tumpangsari. Berkaitan dengan tipe habitat, kelimpahan populasi merak hijau jawa memiliki perbedaan. Menurut Hernowo (1997), kelimpahan populasi merak hijau jawa di TN Baluran paling banyak pada tipe habitat savana-hutan musim dibandingkan tipe habitat lainnya. Hernawan (2003), mendapatkan kelimpahan merah hijau jawa di hutan jati KPH Sumedang di perbatasan hutan jati tumpang sari dengan hutan jati klas umur IV ke atas.

Tekanan terhadap habitat merak hijau jawa cukup besar, namun demikian faktanya merak hijau jawa di lapang masih ada. Tentunya merak hijau jawa memiliki strategi ekologi dalam menggunakan habitat untuk tetap bertahan hidup dari berbagai gangguan. Untuk mengetahui lebih lanjut terhadap strategi merak hijau jawa dalam menggunakan habitat tersebut sangat menarik menganalisis fungsi habitat seperti tempat makan, peneduh, tempat berlindung, tempat tidur, menari dan tempat bersarang serta mengetahui kharakteristik fungsi habitat, habitat kesukaan serta habitat yang ideal bagi merak hijau jawa.

V- 2

Tujuan Tujuan dari topik penelitian adalah untuk mendapatkan data dan informasi mengenai parameter habitat merak hijau jawa dengan menganalisis dan mensintesis mengenai 1. Kharakteristik fungsi habitat pakan, berteduh, berlindung, tengger, tempat menari, dan

tempat bersarang di TNB dan TNAP

2. Habitat ideal bagi merak hijau jawa berkaitan dengan komponen habitat penting bagi kehidupan merak hijau jawa

3. Strategi adaptasi ekologi terhadap kondisi tipe habitat, serta faktor habitat penentu dan habitat ideal merak hijau jawa

V- 3

5.2 METODA Kajian tetang habitat merak hijau jawa di Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo telah dilakukan selama 10 bulan dari Juni sampai Oktober 2006 dan Agustus sampai Desember 2007. Fokus kajian habitat merak hijau jawa di kedua taman nasional tersebut dengan pendekatan tipe habitat. Di Taman Nasional Baluran studi difokuskan di resort Bekol yang mencakup tipe habitat savanna, hutan pantai, hutan musim dan hutan selalu hijau, sedangkan di Taman Nasional Alas Purwo dipusatkan pada resort Rowobendo mencakup hutan tropika dataran trendah dan padang rumput Sadengan, hutan campuran dan tumpangsari Rowobendo, hutan jati dan tumpangsari Gunting dan hutan jati Ngagelan serta Sumber Gedang. Contoh lokasi pengamatan untuk kajian habitat merak hijau jawa di Taman Nasional Baluran meliputi areal seluas 4 km x 3 km (1 200) yang memiliki empat tipe habitat utama yaitu savanna, hutan pantai, hutan musim, dan hutan selalu hijau mengikuti Hernowo 1999. Pada setiap tipe habitat digunakan jalur secara kontinyu untuk mengetahui komposisi dan struktur vegetasi. Disamping itu dilakukan pengamatan di tempat minum, tempat istirahat, tempat bertengger untuk mengetahui fungsi habitat dalam mendukung kehidupan merak hijau jawa. Analisis terhadap habitat merak hijau jawa difokuskan di lima tempat sebaran lokal merak di resort Rowobendo yaitu di padang rumput Sadengan dan hutan tropik dataran rendah, hutan tanaman campuran, hutan tanaman jati dan tumpangsari Gunting, hutan tanaman jati Ngagelan dan Sumber Gedang. Habitat merak hijau jawa dipertelakan dengan pendekatan analisis vegetasi. Untuk analisis data, nilai kuantitatif vegetasi digunakan dalam menggambarkan komposisi dan struktur vegetasi di setiap tipe habitat. Indeks nilai penting vegetasi yang menggambarkan kondisi habitat tersebut. (Mueller and Dumbois 1983, Soerianegara dan Indrawan 1985)

INP = FR+KR+DR where: FR= Frekuensi Relatif KR= Kerapatan Relatif DR= Dominansi Relatif INP = Indeks Nilai Penting

V- 4

Untuk menggambarkan penggunaan fungsi habitat (tempat makan, minum, berlindung, berteduh, istirahat, tidur dan bersarang) pada setiap tipe vegetasi/habitat dilakukan pengamatan secara langsung dicatat mengenai tipe aktivitas serta lama,frekuensi) fungsi habitat. Untuk menggambarkan penggunaan tipe habitat oleh aktivitas merak hijau jawa dianalisis denga pendekatan prosentase, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Fh = F/TF dimana:

Fh = Fungsi suatu tipe habitat bagi merak hijau jawa (tempat makan, tidur, istirahat, berlindung dan bersarang) berdasarkan lamanya/frekuensi penggunaannya

F = Frekuensi/lamanya merak hijau jawa menggunakan tipe habitat TF = Total Frekuensi/lamanya merak hijau jawa menggunakan tipe habitat

Hipotesis Ho = 0, Merak hijau jawa tidak menyukai tipe habitat tertentu berdasarkan penggunaannya H1 ≠ 0, Merak hijau jawa menyukai tipe habitat tertentu berdasarkan penggunaannya χ² = Σ( O – E ) ² / E O = Jumlah Individu merak hijau jawa teramati E = Jumlah Individu merak hijau jawa harapan Kriteria test χ² Rhitung >R χ² R tabel → tolak Ho χ² Rhitung <R χ² R tabel → terima Ho Komponen habitat yang paling berpengaruh atau menentukan kehadiran merak hijau di suatu tipe habitat berdasarkan fungsi habitat, dianalisis dengan menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis) dengan persamaan matriks kovarian (Rencher, 2002) Peubah yang menentukan kelimpahan populasi merak hijau disuatu tipe habitat adalah sebagai berikut : YR R= Populasi merak hijau (N)

XR1 R= Jumlah jenis pakan (n) XR5 R= Jumlah air kontinyu (L) XR2 R= Kerapatan pakan (ind/m P

2P) XR6 R= Luas arena tari (m P

2P)

XR3 R= Jumlah pohon tidur (n) XR7 R= Kerapatan tempat berteduh (ind/m P

2P)

XR4 R= Ketinggian pohon tidur (m) X8 = Kerapatan tempat berlindung (ind/m P

2P)

V- 5

5.3 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.3.1 HASIL 5.3.1.1. Penggunaan Habitat oleh Merak Hijau Jawa Merak hijau jawa di TNB menggunakan berbagai tipe habitat di resort Bekol seperti tipe habitat savana, hutan musim, hutan musim selalu hijau dan hutan pantai. Meskipun merak hijau jawa di TNB menggunakan berbagai tipe habitat tersebut namun, kelimpahan individu merak hijau jawa pada masing-masing habitat berbeda. Ternyata merak hijau jawa di TNB lebih menyukai menggunakan tipe habitat savana ketimbang tipe habitat lainnya (hutan musim, hutan pantai). Hal ini diindikasikan oleh kelimpahan individu merak hijau jawa tipe habitat savanna, secara mencolok tinggi jumlahnya dibandingakan jumlah individu merak hijau jawa yang menggunakan tipe habitat lainnya . .

Gambar V-1. Berbagai tipe habitat dalam kaitannya dengan kelimpahan populasi merak hijau jawa di TNB tahun 2006 dan 2007 Adapun luas masing-masing tipe habitat merak hijau jawa di areal contoh pengamatan di TNB yaitu tipe habitat savanna sekitar 324 ha, tipe habitat hutan pantai dan mangrove seluas 167 ha dan tipe habitat hutan musim dan hutan selalu hijau 675 ha.

V- 6

Tipe habitat yang digunakan oleh merak hijau jawa di resort Rowobendo TNAP meliputi tipe habitat hutan hujan dataran rendah dan padang rumput, hutan jati dengan tumpangsari, hutan pantai serta hutan jati. Kelimpahan merak hijau jawa pada masing-masing tipe habitat berbeda. Hal ini terkait dengan tingkat kesukaan merak hijau jawa terhadap tipe habitat. Tipe habitat yang disukai merak hijau jawa di TNAP adalah tipe habitat padang rumput dikelilingi hutan tropik dataran rendah Sadengan dan hutan jati tumpangsari Gunting. Hal ini diindikasikan oleh kelimpahan individu merak hijau jawa yang menggunakan tipe habitat tersebut paling tinggi jumlah individunya.

Gambar V-2. Berbagai tipe habitat dalam kaitannya dengan kelimpahan populasi merak hijau jawa di TNAP tahun 2006 dan 2007 Luas masing-masing tipe habitat merak hijau jawa di areal contoh pengamatan di TNAP yaitu tipe habitat hutan alam dataran rendah yang berbatasan dengan padang rumput sekitar 67 ha, tipe habitat hutan pantai seluas 297 ha dan padang rumput Sadengan 80 ha, tipe habitat hutan jati dan hutan campuran 473 ha, serta tipe habitat mangrove belakang adalah 294 ha. Berdasarkan hasil pengamatan lapang, merak hijau jawa di TNB maupun TNAP dalam menggunakan berbagai tipe habitat tersebut terpusat pada tempat terbuka tidak terlalu luas (< 20 ha) yang tidak jauh dari tempat terbuka terdapat pohon-pohon untuk

V- 7

tempat bertengger (tidur). Pohon tempat untuk tidur bisa berupa kumpulan ataupun individu bahkan hutan. Tempat-tempat terbuka tersebut ditumbuhi rumput dan semak. Tipe habitat yang memiliki tempat-tempat terbuka serta terdapat pohon tengger bahkan tersedia sumber air minum merak di TNB adalah tipe habitat savana, sedangkan di TNAP adalah tipe habitat padang rumput yang dikelilingi hutan alam dataran rendah serta areal tumpangsari pada hutan tanaman jati. Gradien habitat merak hijau jawa di TNB dan TNAP diekpresikan oleh penggunaan komponen habitat oleh merak hijau jawa pada tipe habitat yang digunakannya. Merak hijau jawa menggunakan tempat-tempat terbuka sebagai tempat mencari pakan, pada areal terbuka yang didominasi semak digunakan untuk bersarang, hutan ataupun areal semak rapat dijadikan untuk tempat berlindung merak hijau, tempat yang teduh serta pinggiran hutan digunakan oleh merak hijau jawa untuk berteduh, tempat terbuka yang bersih digunakan merak hijau jantan menari. Pohon-pohon tertentu di pinggir tempat terbuka digunakan oleh merak hijau jawa sebagai tempat tidur. Sumber air yang terdekat, berupa sungai, cekungan berisi air digunakan merak hijau jawa sebagai tempat minum. Gradien habitat merak hijau jawa di TNB maupun di TNAP adalah hutan, gerombol pohon, tempat terbuka ditumbuhi rumput dan semak tidak luas,serta adanya sumber air. 5.3.1.2. Tempat Makan

Merak hijau jawa memilih tempat makan di areal terbuka yang didominasi oleh rerumputan pada berbagai tipe habitat di ke dua taman nasional Alas Purwo dan Baluran. Di TNAP, merak hijau jawa sering ditemukan makan (n = 120) di padang rumput Sadengan. Padang rumput Sadengan merupakan padang rumput buatan yang dikelilingi oleh hutan, yang dulunya merupakan tipe hutan hujan dataran rendah yang dibuka dan ditanami dengan beberapa jenis rumput. Luas padang rumput Sadengan sekitar 80 ha. Areal tumpangsari hutan jati di resort Rowobendo merupakan salah satu tipe habitat yang digunakan oleh merak hijau jawa untuk makan. Selain itu merak hujau jawa juga menggunakan habitat hutan tanaman jati. Merak hijau jawa makan berbagai jenis rumput dan semak yang tumbuh di berbagai tipe habitat tersebut, dicatat pada Tabel V-1.

V- 8

Tabel V-1. Hasil analisis jenis tumbuhan pakan merak hijau jawa di berbagai tipe habitat di TNAP 2006 dan 2007 No Jenis Tumbuhan Tipe Habitat

Padang Rumput Sadengan

Tumpangsari Rowobendo

Tumpangsari Gunting

Hutan Jati Sumber Gedang

Hutan Jati Ngagelan

K F K F K F K F K F 1 Paspalum conjugatum 32 0.63 12 0.3 20 0.5 8 0.2 8 0.2 2 Cyperus rotundus 38 0.73 16 0.2 24 0.6 10 0.3 8 0.2 3 Ischaemum timorense 28 0.33 4 Axonopus compresus 22 0.46 8 0.2 16 0.2 9 0.2 7 0.2 5 Polytrias amaura 30 0.46 10 0.2 16 0.7 6 0.1 6 Brachiaria mutica 22 0.33 8 0.2 14 0.3 6 0.1 7 Euleusine indica 20 0.33 10 0.3 6 0.2 5 0.2 8 Dactyloctenium aegyptium 18 0.43 9 Cyonodon dactylon 20 0.36 10 0.2 12 0.2 10 Andropogon aciculatus 30 0.33 11 Echinocloa colona 16 0.26 12 Panicum stagnitium 8 0.16 13 Panicum crusgalli 8 0.16 14 Optimenus broimanii 12 0.23 15 Centrella asiatica 10 0.16 16 Sida acuta 8 0.63 6 0.2 8 0.2 4 0.1 17 Mikania micrantha 4 0.16 2 0.2 18 Ageratum conyzoides 18 0.26 8 0.3 10 0.3 6 0.1 4 0.1 19 Amaranthus spinosus 10 0.23 4 0.2 20 Phyllanthus niruri 18 0.43 10 0.3 12 0.3 21 Euphorbia hirta 6 0.16 22 Eupathorium odoratum 20 0.36 23 Cassia tora 30 0.5 24 Fassiflora foetida 12 0.3 25 Glycine max 30 0.3 26 Zea mays 4 0.3 27 Capsium frutescens 9 0.3 28 Arachis hypogea 25 0.3 29 Vigna sinensis 9 0.3 30 Phaseolus radiatus 9 0.3 Keterngan: K = kerapatan (ind/m2), F = Frekuensi (%)

Jenis-jenis rumput yang dominan di padang rumput di beberapa tipe habitat antara lain lamuran (Polytrias amaura), tekirawa (Cyperus rotundus) dan paitan (Paspalum

conjugatum), Namun demikian jenis semak yang tergolong melimpah di padang rumput Sadengan adalah enceng-enceng (Cassia tora) dan kirinyuh (Eupathorium odoratum). Jenis rumput dan semak yang disukai sebagai pakan merak hijau jawa di TNAP antara lain lamuran (Polytrias amaura), paitan (Paspalum conjugatum), kolonjono (Brachiaria mutica), tekirawa (Cyperus rotundus), sidaguri (Sida acuta) dan bayeman (Amaranthus spinosus). Merak hijau jawa di TNB mencarai makan lebih terkonsentrasi di tipe habitat savana, yang sebagian besar tipe habitatnya merupakan areal terbuka. Merak hijau makan rerumputan dan semak, yang tumbuh pada areal terbuka tersebut (Gambar V-3)

V- 9

(a) (b) Gambar V-3 Merak hijau jawa makan di (a) Padang rumput Sadengan TNAP (b) Savana Bekol TNB Adapun jenis rumput dan semak yang tercatat di areal contoh pengamatan di tipe habitat savanna, hutan pantai, hutan musim dan hutan selalu hijau Bekol TNB disajikan pada Tabel V-2. Tabel V- 2. Hasil analisis jenis tumbuhan pakan merak hijau jawa di berbagai tipe habitat di TNB tahun 2006 dan 2007 No Jenis Tumbuhan Tipe Habitat

Savana Hutan Pantai Hutan Musim Hutan selalu Hijau K F K F K F K F 1 Abutilon cripum 30 0.76 14 0.3 22 0.3 12 0.3 2 Ocmum amaricanum 25 0.46 12 0.2 18 0.3 9 0.2 3 Vernonia cinerea 25 0.43 8 0.2 7 0.2 4 Barleria prionithis 8 0.2 5 0.2 5 Stachyrtapeta jamaicensis 20 0.76 10 0.5 14 0.4 8 0.3 6 Thespesia lampas 18 0.43 12 0.3 10 0.2 7 Amaranthus spinosus 8 0.33 8 Callotropis gigantea 5 0.16 3 0.2 9 Capparis separia 2 0.2 2 0.2 2 0.2 10 Ipomoea obscura 4 0.13 11 Acalypha indica 12 0.36 4 0.3 4 0.2 12 Euphorbia hirta 8 0.16 13 Phyllanthus niruri 17 0.56 14 Bauhinia angulata 2 0.2 2 0.2 15 Cassia mimosoides 4 0.2 16 Cassia obtusifolia 3 0.16 17 Clitoria ternatea 7 0.16 5 0.3 18 Flemingia lineata 9 0.2 19 Indigofera sumatrana 16 0.36 10 0.3 20 Tephrosia pumila 3 0.16 21 Sida acuta 14 0.5 6 0.4 8 0.4 4 0.3 22 Wisadula acidula 4 0.16 23 Streblus asper 0.03 0.03 0.03 24 Corypha utan 0.03 25 Passiflora foetida 6 0.3 4 0.3 2 0.2 26 Plumbago zeylanica 2 0.13 2 0.2 27 Glucosmis cochinchinensis 4 0.36 4 0.2 4 0.3 28 Zyzyphus rotundifolia 2 0.2 2 0.2 29 Morinda tinctoria 2 0.3 30 Azima sarmentosa 3 0.33 2 0.2 31 Mimosa pudica 4 0.3 2 0.2 4 0.2 32 Ageratum conyzoides 11 0.2 33 Eleucine indica 15 0.4 12 0.3 34 Cynodon dactylon 22 0.4 12 0.3 8 0.2 35 Cyperus rotundus 32 0.36 12 0.2

V- 10

No Jenis Tumbuhan Tipe Habitat Savana Hutan Pantai Hutan Musim Hutan selalu Hijau

K F K F K F K F 36 Paspalum conjugatum 30 0.33 12 0.2 37 Polytrias amaura 42 0.4 12 0.2 8 0.2 38 Brachiaria mutica 28 0.3 8 0.2 39 Andropogon aciculatus 13 0.2 16 0.2 40 Optimenus broimanii 16 0.16 41 Dactylocteniun aegyptium 14 0.2 Keterngan: K = kerapatan (ind/m2

No

), F = Frekuensi (%)

Jenis semak dan rumput yang dominan di tipe habitat savana adalah cemplak (Abutilon crispum), jarong (Stachyrtapeta jamaicensis) dan meniran (Phyllanthus niruri). Adapun jenis semak yang merupakan pakan yang disukai merak hijau jawa di TNB adalah jarong (Stachyrtapeta jamaicensis), Othok-othok (Flemingia lineata) dan santiet (Passiflora

foetida) Merak hijau jawa merupakan jenis burung yang tergolong burung herbivora.

Meskipun demikian merak hijau jawa juga makan serangga. Pakan utama merak hijau jawa berupa rumput dan sesemakan. Merak hijau jawa memakan biji, buah, bunga dan daun rumput dan semak. Merak hijau jawa merupakan jenis burung yang opportunist. Merak hijau jawa memanfaatkan kesempatan memakan dengan jumlah menonjol pada jenis tersedia cukup banyak. Ketersediaan pakan merak hijau jawa baik TNAP maupun di TNB sangat dipengaruhi musim. Secara umum pada musim penghujan makanan merak hijau jawa di TNAP maupun di TNB cukup melimpah baik dari segi jenis maupun jumlah, tetapi pada musim kemarau pakan menjadi relative terbatas. Jenis pakan merak hijau yang tercatat pada areal contoh pengamatan di kedua taman nasional disajikan pada Tabel V-3. Tabel V-3. Jenis tumbuhan yang dimakan oleh merak hijau jawa padang rumput Sadengan areal tumpangsari hutan tanaman jati Rowobendo TNAP dan savana serta hutan musim TNB tahun 2006 dan 2007

Jenis Vegetasi Nama Lokal Bentuk Kehidupan

Bagian Vegetasi yang dimakan Lokasi

1 Claome rutidosperma Bohbohan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP 2 Paspalum conjugatum** Pahitan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 3 Cyperus rotundus** Teki Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 4 Ischaemum timorense Bangbangan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 5 Axonopus compresus Putihan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 6 Polytrias amaura Lamuran Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 7 Brachiaria mutica Kolonjono Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 8 Euleusine indica Lulangan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 9 Dactyloctenium aegyptium Katelan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 10 Cyonodon dactylon Kerawatan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 11 Andropogon aciculatus Domdoman Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 12 Echinocloa colona Tuton Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 13 Panicum stagnitium Jawen Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 14 Panicum crusgalli Kejawen Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 15 Optimenus broimanii Rayapan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 16 Althernanthera phyloxeroides Kremah Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB

V- 11

No Jenis Vegetasi Nama Lokal Bentuk Kehidupan

Bagian Vegetasi yang dimakan Lokasi

17 Centrella asiatica Pegagan Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 18 Pseudoranthenum diversifolium Kaki kambing Rumput Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 19 Sida acuta** Sidaguri Semak Daun, Biji TNAP, TNB 20 Mikania micrantha Uwi-uwian Semak Daun, Bunga TNAP, TNB 21 Ageratum conyzoides Wedusan Semak Bunga, Biji TNAP, TNB 22 Amaranthus spinosus Bayam duri Semak Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 23 Phyllanthus niruri** Meniran Semak Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 24 Euphorbia hirta Patikan Kebo Semak Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 25 Fassiflora foetida Santiet Semak Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 26 Eupathorium odoratum Kirinyuh Semak Daun, Bunga TNAP, TNB 27 Stachyrtapeta jamaicensis** Jarong Semak Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 28 Cassia tora Orok-orok Semak Daun, Bunga, Biji TNAP, TNB 29 Glycine max Kedelai Tanaman Daun, Buah TNAP 30 Zea mays Jagung Tanaman Daun, Buah TNAP 31 Capsium frutescens Cabe rawit Tanaman Daun, Buah TNAP 32 Arachis hypogea Kacang tanah Tanaman Daun, Buah TNAP 33 Vigna sinensis Kacang panjang Tanaman Daun, Buah TNAP 34 Phaseolus radiatus Kacang hijau Tanaman Daun, Buah TNAP 35 Abutilon cripum Cemplak Semak Daun TNB 36 Ocmum amaricanum Selasih Semak Daun TNB 37 Vernonia cinerea Nyawonan Semak Daun TNB 38 Thespesia lampas Kapasan Semak Daun TNB 39 Acalypha indica Sangkep Semak Daun, Bunga, Biji TNB 40 Azima sarmentosa Sokdoy Semak Daun, Bunga, Biji TNB 41 Flemingia lineate** Othok-othok Semak Daun, Bunga, Biji TNB 42 Wisadula aciula Rayutan Kangkung Semak Daun, Bunga, Biji TNB 43 Indigofera sumatrana Tarum Semak Daun, Bunga, Biji TNB 44 Barleria prionitis Berduri banyak Semak Daun, Bunga, Biji TNB 45 Callotropis giganthea Widuri Semak Daun, Bunga, Biji TNB 46 Jasminum funale Melati hutan Semak Daun, Bunga, Biji TNB 47 Morinda tinctoria Mengkuduan Pohon Buah TNB 48 Zyzyphus rotundifolia Bukol Pohon Buah TNB 49 Glycosmis cochinchinensis Jerukan Pohon Buah TNB 50 Corypha utan Gebang Palm Buah TNB 51 Streblus asper Serut Pohon Buah TNB 52 Ficus spp Beringin Pohon Buah TNB Keterangan * jenis pakan yang disukai ** jenis pakan yang paling disukai

Cukup banyak jenis rumput (18 jenis) dan semak (22 jenis), jenis pohon dan palm (6 jenis) dan tanaman budidaya (6 jenis) yang dimakan oleh merak hijau jawa. Variasi jenis pakan merak hijau jawa baik di TNB maupun di TNAP cukup menonjol. Sebagain besar jenis pakan merak hijau jawa tersebut didapatkan pada areal terbuka (open area) pada masing-masing tipe habitat di kedua taman nasional tersebut. Meskipun merak hijau jawa banyak mengkonsumsi jenis rerumputan dan semak tetapi juga memakan jenis buah yang tersedia. Salah satu contoh buah yang dimakan oleh merak hijau jawa di TNB adalah buah gebang (Corypha utan) Gambar V-4.

V- 12

Gambar V- 4. Merak hijau jawa betina mencari pakan buah gebang di TNB.

Tabel V-4. Frekuensi merak hijau jawa dijumpai makan di padang rumput Sadengan dan di areal tumpangsari jati di TNAP serta di savana dan hutan musim di TNB tahun 2006 dan 2007

Aktivitas Jenis Pakan Frekuensi Pengamatan Keterangan

Makan Pagi Rerumputan & Semak 120 05.30 – 9.30 pagi di TNAP Makan Sore Rerumputan & Semak 120 14.00 – 17.30 sore di TNAP Makan Pagi Rerumputan & Semak 120 05.30 – 9.30 pagi di TNB Makan Sore Rerumputan & Semak 120 14.00 – 17.30 sore di TNB

Hasil uji chi-kuadrat untuk kelimpahan jenis pakan merak hijau jawa di beberapa tipe

habitat di TNAP menunjukkan bahwa kelimpahan jenis pakan yang berbeda nyata (χ2 =

19.59, P<0.01) pada berbagai tipe habitat tersebut. Demikian juga uji chi-kuadrat terhadap kelimpahan jenis pakan di beberapa tipe habitat di TNB menunjukan hasil yang berbeda

nyata (χ2

Air merupakan salah satu komponen habitat penting bagi kehidupan merak hijau jawa. Merak hijau jawa mendatangi tempat-tempat minum buatan di padang rumput Sadengan TNAP, bekas jejak banteng yang terisi air atau sungai Sadengan untuk minum. Merak hijau jawa yang terdapat di areal tumpangsari mencari sumber air untuk minum ke saluran air yang terdekat atau ke sumber air di dekat daerah mangrove. Pada musim kering air menjadi terbatas, di padang rumput Sadengan terdapat pada bak minum buatan

= 12.18, P<0.05) kelimpahan jenis pakan di tempat tersebut.

5.3.1.3. Tempat Minum

V- 13

dan sprinkler yang dialirkan dari Gua Basori sehingga air masih tersedia di tempat tersebut, namun sungai Sadengan telah mengering. Di areal tumpangsari Rowobendo dan Gunting pada musim kemarau air tersedia di areal mangrove.

Pada musim kemarau kondisi TNB sangat kritis tampak seperti gersang. Pada musim kemarau, hampir 7 – 8 bulan kering air terdapat secara terbatas di tempat-tempat tertentu, yaitu di Bekol, Bama, Kelor dan Manting. Di Bekol, air terdapat pada bak-bak air minum yang dipompa atau dialirkan dari Kacip, tetapi pada musim penghujan air terdapat diberbagai tempat (Gambar V-5a).

(a) (b) Gambar V-5.Merak hijau jawa jantan minum (a) Di bak minum Bekol TNB, (b) Di cekungan padang rumput Sadengan TNAP Tabel V-5. Frekuensi dan lamanya merak hijau jawa dijumpai minum di padang rumput Sadengan TNAP dan di bak minum Bekol TNB tahun 2006 dan 2007

No Aktivitas

Waktu Pengamatan

Frekuensi Pengamatan

Lamanya (menit) Keterangan

1 Minum di TNAP Pagi 120 2 - 8 Cekungan Sore 120 2 - 3 Bak Minum

2 Minum diTNB Pagi 120 1 - 18 Bak Minum Sore 120 6 -18 Bak Minum

5.3.1.4. Tempat Berteduh dan Beristirahat

Setelah suhu udara mencapai sekitar 28 - 29 0 C, areal pakan merak hijau jawa menjadi panas, merak hijau jawa akan berteduh di bawah pohon, di pohon atau di areal semak belukar yang rapat. Pohon yang digunakan untuk berteduh dan istirahat di padang rumput Sadengan TNAP, adalah pohon di tengah padang tersebut adalah walikukun (Schoutenia ovata), laban (Vitex pubescens), dan sonokeling (Dalbergia latifolia).

V- 14

Disamping pohon tersebut, merak hijau jawa juga beristirahat di pohon pinggir padang rumput Sadengan pada pohon apak (Ficus infectoria), serut (Strepblus asper), dan bambu. Merak hijau jawa di areal tumpangsari Rowobendo dan Gunting berteduh di pohon jati sekitar areal hutan tersebut.

Semantara itu di TNB merak hijau jawa berteduh dan istirahat di bawah pohon widoro bukol (Zyzyphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), asem (Tamarindus

indica), pilang (Acacia leucophloea), kesambi (Schleichera oleosa), dan areal semak. Tabel V-6. Waktu dan frekuensi merak hijau jawa dijumpai berteduh dan istirahat di

padang rumput Sadengan dan di areal tumpangsari jati di TNAP serta di savana dan hutan musim TNB tahun 2006 dan 2007

Aktivitas Waktu Pengamatan

Frekuensi Pengamatan Keterangan

Berteduh dan istirahat di TNAP

9.30 – 13.00 60 walikukun,sonokeling laban, apak, rengas, jati, mahoni, herb and shrub

Berteduh dan istirahat di TNB

9.00 – 14.00 60 widorobukol,mimba, pilang, asem, kesambi, herb and shrub

Pohon untuk berteduh dipilih yang tajuknya rimbun (rindang), ataupun naik ke cabang pohon tengah atau masuk ke semak belukar yang rapat yang kesemuanya aman dari gangguan. Merak hijau jawa akan berteduh antara 9.30 – 14.00 sore. .

(a) (b)

Gambar V-6 Merak hijau jawa berteduh dan istirahat (a) Di pohon TNAP (b) Di bawah pohon.

Hasil uji chi-kuadrat untuk kelimpahan jenis tumbuhan yang digunakan oleh merak hijau jawa berteduh dan istirahat di beberapa tipe habitat di TNAP menunjukkan bahwa

kelimpahan jenis tumbuhan yang digunakan untuk berteduh tidak berbeda nyata (χ2 = 8.8,

V- 15

P>0.05). Berdasarkan hasil uji chi-kuadrat terhadap kelimpahan tumbuhan untuk berteduh dan istirahat di berbagai habitat di TNB menunjukkan bahwa kelimpahan jenis tumbuhan

yang digunakan untuk berteduh tidak berbeda nyata di berbagai tipe habitat, (χ2

Aktivitas

= 8.3,

P >0.05)

5.3.1.5. Tempat Berlindung Untuk berlindung, merak hijau jawa menggunakan hutan ataupun semak belukar. Tempat berlindung berfungsi dalam melindungi merak hijau jawa dari berbagai gangguan yang mengancam. Pemilihan tempat berlindung tergantung pada jenis gangguan dan ketersedian tempat berlindung. Untuk mencapai tempat berlindung merak melakukan jalan cepat, berlari bahkan terbang (Gambar V-7). Tabel V-7. Frekuensi merak hijau jawa berlindung dari berbagai gangguan di TNAP dan TNB tahun 2006 dan 2007

Waktu Pengamatan

Frekuensi Pengamatan

Sumber Gangguan Keterangan

Berlindung di TNAP

Pagi 60 Masyarakat, Burung Elang

jalan, lari ke semak atau terbang hinggap di cabang pohon di Sadengan dan areal tumpangsari rowobendo Sore 30 Masyarakat

Berlindung di TNB

Pagi 60 Masyarakat jalan, lari ke semak atau terbang hinggap di cabang pohon di savanna, hutan musim dan sisi jalan Bekol - Batangan

Sore 60 Masyarakat

Berdasarkan hasil uji chi-kuadrat terhadap kelimpahan pohon maupun hutan dan semak yang digunakan merak hijau jawa berlindung di beberapa tipe habitat di TNAP dan TNB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, χ² = 2.16, P> 0.05 untuk TNAP dan χ² = 0,65, P> 0.05 untuk TNB.

(a) (b)

Gambar V-7. Merak hijua jawa betina terbang (a) Mencari tempat perlindungan (b) Diganggu menjauhi sarang

V- 16

5.3.1.6. Tempat Tidur (Tengger) Merak hijau jawa tidur di pohon dan tidak semua pohon digunakan untuk tempat

tidur oleh merak tersebut, mereka memilih pohon tertentu. Beberapa jenis pohon yang digunakan sebagai tempat tidur (tengger) di Sadengan TNAP seperti randu alas (Bombax

valetoni), bendo (Artocarpus elastica), apak (Ficus infectoria), jambu hutan (Syzigium

samarangense), laban (Vitex pubescens.) and gempol (Nauclea siamea). Pohon yang digunakan merak hijau jawa tidur memiliki ketinggian antara 14 – 24 m.

Tabel V-8. Frekuensi merak hijau jawa memilih pohon untuk tidur di Sadengan dan Tumpangsari Rowowbendo dan Gunting TNAP tahun 2006 dan 2007

No Pohon untuk tidur Nama Lokal Frekuensi Pengamatan

Keterangan

1 Bombax valetoni Randu alas 30 16-19 Betina, 1 jantan 2 Vitex pubescens Laban 60 1 jantan 3 Ficus elastica Bendo 60 2-6 betina 4 Nauclea siamea Gempol 8 2 betina 5 Ficus infectoria Apak 60 4 betina 6 Syzigium samarangense Jambu Hutan 15 2 betina 7 Swietenia macrophylla Mahoni 30 2 – 4 betina 8 Tectona grandis Jati 60 1 jantan

Pohon yang dipilih sebagai tempat tidur merak hijau di savanna TNB telah dicatatkan pada tabel V-9. Jenis pohon yang disukai merak untuk tidur di TNB adalah gebang dan pilang. Ketinggian pohon yang digunakan tidur berkisar antara 12 – 20 m (Gambar V-8)

(a) (b) Gambar V-8 Merak hijau jawa betina tidur di pohon (a) Gebang (b) Pilang Tabel V- 9. Frekuensi merak hijau jawa tidur pada pohon yang terpilih di Savana TNB Tahun 2006 dan 2007

No Jenis Pohon Untuk Tidur Nama Lokal Frekuensi Pengamatan

Keterangan

1 Acacia leucophloea Pilang 120 1 jantan, 4 betina 2 Azadirachta indica Mimba 90 1 jantan, 3 betina 3 Tamarindus indica Asem 40 1 jantan

V- 17

No Jenis Pohon Untuk Tidur Nama Lokal Frekuensi Pengamatan

Keterangan

4 Albizia lebekkoides Tekik 25 1 jantan 5. Acacia tomentosa Klampis 20 1 jantan 6 Corypha utan Gebang 120 1 jantan, 4 – 6 betina

Kharakteristik pohon yang dipilih sebagai tempat tidur a. Pohon cukup tinggi (lebih dari 12 m) atau pohon mencuat (pohon tertinggi diantara

pohon sekitarnya b. Tidak jauh dari pohon tempat tidur terdapat areal terbuka atau rumpang c. Percabangan relatif tegak lurus d. Biasanya, tajuk tidak rapat,jarang, bahkan pohon yang telah gugur daunya e. Dekat pohon tidur terdapat pohon yang lebih pendek.

Analisis vegetasi pada tempat tidur merak hijau jawa di Sadengan TNAP tercatat pada Tabel V-10. Pohon yang mendominasi areal tersebut adalah randu alas (Bombax

valetoni), Apak (Ficus infectoria) dan Bendo (Artocarpus elastica)

Tabel V-10. Indeks Nilai Penting (INP) pohon disekitar tempat tidur merak hijau jawa di Sadengan TNAP tahun 2006 dan 2007

No.

Jenis Pohon Nama Lokal KR

(%) FR (%)

DR (%)

INP (%)

1 Artocarpus elastica Bendo 6.50 14.28 27.96 48.64 2 Bombax valetoni Randu alas 21.25 14.28 35.40 70.93 3 Dalbergia latifolia Sonokeling 1.50 14.28 1.35 17.10 4 Ficus infectoria Apak 8.40 42.84 13.20 64.34 5 Kleinhovia hospita Timongo 1.77 14.28 1.29 17.34 6 Lagerstroemia speciosa Ketangi 3.33 28.56 1.63 33.42 7 Strebulus asper Serut 12.80 28.56 6.87 48.23

Jenis pohon yang dominan disekitar pohon tempat tidur merak hijau jawa di TNB di savana Bekol diantaranya pilang (Acacia leucophloea), mimba (Azadirachta indica) dan klampis (Acacia tomentosa) Tabel V-11. Indeks Nilai Penting (INP) pohon disekitar tempat tidur merak hijau jawa di Savana Bekol TNB tahun 2006 dan 2007

No.

Jenis Pohon Nama Lokal KR

(%) FR (%)

DR (%)

INP (%)

1 Acacia tomentosa Klampis 28.67 20.00 10.33 59.00 2 Acacia leucophloea Pilang 42.33 40.00 34.22 116.55 3 Azadirachta indica Mimba 18.50 20.00 8.45 46.95 4 Corypha utan Gebang 16.35 10.00 14.15 40.50 5 Zizyphus rotundifolia Bukol 16.00 10.00 11.00 37.00

V- 18

Berdasarkan hasil uji chi-kuadrat terhadap jumlah jenis pohon yang digunakan sebagai tempat tidur oleh merak hijau jawa di beberapa tipe habitat di TNB dan TNAP menunjukkan bahwa jumlah jenis pohon untuk tidur tidak berbeda nyata di kedua taman nasional baik TNB maupun TNAP, χ² = 2, P>0.05 untuk TNB dan χ² = 7, P>0.05 untuk

TNAP.

5.3.1.7. Tempat Berjemur

Apabila merak hijau jawa basah, mereka berjemur pada tempat yang langsung terkena sinar matahari. Pada umumnya merak hijau jawa umumnya berjemur diwaktu pagi hari. Merak hijau jawa di TNB dan TNAP dapat berjemur di atas pohon, di tonngak kayu atau tempat yang terkena sinar matahari pagi (Gambar V-9). Selain berjemur merak hijau jawa juga melakukan aktivitas menyelisik untuk merapikan bulu-bulu tubuhnya. Lamanya waktu berjemur merak hijau jawa berkisar antara 0.5-3 jam, tergantung pada tingkat kebasahan tubuh merak hijau jawa dan adanya sinar matahari. Secara umum lamanya berjemur dan frekuensi berjemur merak hijau jawa lebih sering dan lama dilakukan pada musim penghujan ketimbang musim kemarau.

(a) (b) Gambar V-9. Merak hijau jawa berjemur (a) Merak jantan di TNAP (b) Merak jantan di TNB 5.3.1.8. Tempat Mandi Debu Merak hijau jawa memilih tempat tertentu untuk mandi debu yaitu pada tanah remah, kering dan berdebu. Pada umumnya tempat mandi debu tersebut langsung terkena sinar matahari. Aktivitas mandi debu kebanyakan dilakukan pada pagi hari 05.00 – 8.00. Mandi

V- 19

debu dilakukan dalam rangka memelihara bulu dan kulit dari parasite. Aktivitas mandi debu hanya dilakukan oleh merak hijau jawa pada musim kemarau (Gambar V-10). Tabel V-12. Frekuensi dan lamanya merak hijau jawa mandi debu di TNAP dan TNB tahun 2006 dan 2007

Aktivitas Waktu Pengamatan

Frekuensi Pengamatan

Lamanya (menit) Keterangan

Mandi debu di TNAP Pagi 16 5 - 58 Areal terbuka Sadengan dan Tumpang

sari Rowobendo Mandi debu di TNB Pagi 20 15 - 35 Areal terbuka savana Bekol, Sisi jalan

HM 100 – 110 Bekol - Batangan (a) (b) Gambar V-10. Areal mandi debu (a) Merak hijau jawa jantan mandi debu di TNAP (b)

Tempat mandi debu di TNB

5.3.1.9. Tempat Tari Areal terbuka yang relatif bersih disukai oleh merak jantan dewasa pada musim kawin untuk menari seperti tipe habitat savana, bahkan jalan di TNB, areal tumpangsari Gunting dan Rowobendo,padang rumput Sadengan dan rumpang pada hutan jati di TNAP (Gambar V-11). Menari yang dilakukan oleh merak hijau jawa jantan dewasa untuk menarik perhatian betina. Di padang rumput Sadengan merak jantan lebih sering kelihatan menari di tengah padang di bawah atau didekat pohon peneduh seperti bungur (Lagerstroemia speciosa), walikukun (Schoutenia ovata) and laban (Vitex pubescens). Areal yang digunakan untuk menari di TNAP dan TNB disajikan pada Tabel V-13.

V- 20

Tabel V-13. Frekuensi merak hijau jawa dijumpai menari di TNAP dan TNB tahun 2006 dan 2007

Aktivitas Waktu Pengamatan Frekuensi Keterangan

Menari di TNAP

Pagi 86 Areal terbuka, dibawah pohon teduh di Sadengan dan Areal tumpangsari Jati

Sore 62 Areal terbuka, dibawah pohon teduh di Sadengan dan Areal tumpangsari Jati

Menari di TNB

Pagi 76 Areal terbuka,di bawah pohon teduh , di savanna, hutan musim, jalan Batangan- Bekol Hm 70-117, Bekol-Bama Hm 2-4, Hm 12-21

Sore 54 Areal terbuka,di bawah pohon teduh , di savanna, hutan musim, jalan Batangan- Bekol Hm 70-117, Bekol-Bama Hm 2-4, Hm 12-21

Tempat untuk menari, dimana merak hijau jawa jantan dapat berkumpul menari disebut lek (arena tari). Arena tari (lek) hanya ditemukan di TNB yaitu di jalan Batangan-Bekol. Jalan Batangan – Bekol terutama pada Hm 70 to HM 117 dan Bekol – Bama HM 2 - 4, 12 – 21 TNB disukai merak jantan untuk menari.

(a) (b) Gambar V-11 Merak hijau jawa jantan menari di areal terbuka (a) Sadengan TNAP(b) Bekol TNB 5.3.1.10. Tempat Bersarang Merak hijau jawa memilih tempat bersarang pada tempat terbuka yang ditumbuhi oleh sesemakan. Sinar matahari dapat langsung menyinari telur di sarang. Sarang sederhana berbetuk oval (lonjong=bhs jawa) diletakan langsung ke tanah. Sarang kadang dibangun sedikit alas batang semak kering atau bahkan tidak ada bahan alasnya. Merak hijau jawa bertelur 2- 6 butir per sarang, namun kabanyakan bertelur 3 – 4 butir (Gambar V-12).

V- 21

(a) (b) Gambar V-12 Sarang merak hijau jawa (a) Sarang di semakan TNB (b) Telor merak hijau jawa di sarang 5.3.1.11. Pengaruh Tipe Habitat pada Kelimpahan Merak Hijau Jawa

Kelimpahan individu merak hijau jawa pada berbagai tipe habitat di TNB memiliki jumlah individu yang berbeda. Berdasarkan hasil uji F,diperoleh indikasi bahwa tipe habitat di TNB berpengaruh nyata (F = 68.74 , P<0.01) terhadap kelimpahan individu merak hijau jawa yang menggunakan tipe habitat tersebut Tabel V-14 Uji F untuk jumlah individu merak hijau jawa pada berbagai tipe (tahun 2006 dan 2007) yang menggunakan tipe habitat di TNB

Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Rerata Kuadrat Nilai F Pr > F Tipe habitat 3 79.596 26.532 68.74 <.0001 Kesalahan 76 29.333 0.386 Total terkoreksi 79 108.929

Berdasarkan hasil uji analisis keragaman jumlah individu dalam penggunaan habitat dengan Duncan`s Multiple Range Test dapat dikelompokkan beda kisarannya, bahwa kelimpahan individu merak hijau jawa di tipe habitat savana, berbeda dengan hutan pantai, hutan musim dan hutan selalu hijau. Sedangkan hutan pantai, hutan musim dan hutan selalu hijau memiliki kisaran kelimpahanyang tidak berbeda

Tabel V-15. Analisis Keragaman berdasarkan kelimpahan individu merak hijau jawa yang menggunakann tipe habitat berdasarkan Duncan`s Multiple Range Test untuk peubah : kelimpahan individu dalam menggunakan tipe habitat di TNB Pengelompokan Duncan`s

Rerata Kelimpahan Tipe Habitat

A 47.20 Savana Bekol B 7.65 Hutan Pantai Bama-Manting B 7.80 Hutan Musim Bekol B 7.25 Hutan Selalu Hijau Bekol

V- 22

Kelimpahan individu merak hijau jawa di TNAP dalam menggunakan tipe habitat memiliki perbedaan berdasarkan tipenya. Berdasarkan hasil uji F, ditunjukan bahwa tipe habitat berpengaruh nyata (F=163.55, P <0.001) terhadap kelimpahan individu merak hijau jawa yang menggunakan habitat tersebut Tabel V-16 Uji F untuk jumlah individu merak hijau jawa pada berbagai tipe (tahun 2006 dan 2007) yang menggunakan tipe habitat di TNAP

Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Rerata Kuadrat Nilai F Pr > F Tipe habitat 4 347.812 86.953 163.55 <.0001 Kesalahan 95 50.507 0.532 Total terkoreksi 99 398.319

Berdasarkan hasil uji analisis keragaman jumlah individu dalam penggunaan habitat dengan Duncan`s Multiple Range Test dapat dikelompokan beda kisarannya bahwa kelimpahan individu merak hijau jawa di hutan tanaman jati Sumber Gedang serta hutan jati Ngagelan memiliki kelimpahan individu yang setara, tetapi berbeda dengan kelimpahan individu merak hijau jawa pada padang rumput Sadengan dan areal tumpangsari Gunting serta tumpangsari hutan tanaman campuran Rowobendo. Tabel V-17. Analisis Keragaman berdasarkan kelimpahan individu merak hijau jawa yang

menggunakann tipe habitat berdasarkan Duncan`s Multiple Range Test untuk peubah : kelimpahan individu dalam menggunakan tipe habitat di TNAP

Pengelompokan Duncan`s

Rerata Kelimpahan

Tipe Habitat

B 27.85 Padang rumput sadengan dengan hutan hujan dataran rendah

A 36.90 Hutan tanaman Jati & Areal tumpangsari, Gunting

C 8.55 Hutan tanaman campuran & Areal tumpangsari, Rowobendo

D 2.50 Hutan tanaman Jati, Sumber Gedang D 2.35 Hutan tanaman Jati, Ngagelan

5.3.1.12. Analisis Faktor Penentu Komponen Habitat Pada Berbagai Tipe Habitat di Taman Nasional Baluran

Hasil Analisis terhadap peubah komponen utama pada berbagai tipe habitat di Taman Nasional Baluran (TNB) menunjukkan bahwa dari delapan peubah komponen habitat, dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen utama dengan nilai keterwakilan 61.60 % dari nilai proporsi total (Tabel V-17).

V- 23

Tabel V-18 Analisis terhadap faktor penentu pada berbagai tipe habitat merak hijau jawa di TNB tahun 2006 dan 2007

Peubah Komponen Utama

Akar Ciri Total % Proporsi % Kumulatif

X 2.0062 1 0.251 0.251 X 1.7171 2 0.215 0.465 X 1.1999 3 0.150 0.615 X 0.9732 4 0.122 0.737 X 0.7996 5 0.1000 0.8370 X 0.6044 6 0.0760 0.9130 X 0.4396 7 0.0550 0.9670 X 0.2601 8 0.0330 1.0000

Ketinggian pohon tidur (x4), Jumlah air kontinyu (x5) dan Kerapatan tempat berlindung (x8) merupakan komponen utama pertama penentu pada berbagai tipe habitat merak hijau jawa di TNB. Komponen utama kedua meliputi jumlah jenis pakan (x1) dan kerapatan tempat berteduh (x7), sedangkan kerapatan pakan (x2), jumlah pohon tidur (x3) dan luas arena tari (x6

Peubah Habitat

) termasuk ke dalam komponen utama ketiga (Tabel V-18). Tabel V-19. Komponen utama faktor penentu pada berbagai tipe habitat merak hijau jawa di TNB tahun 2006 dan 2007

Komponen Utama (PC) 1 2 3

Jumlah jenis pakan (n) -0.464 0.391 -0.086 Kerapatan pakan (ind/m2 0.072 ) 0.472 0.540 Jumlah pohon tidur (ind) 0.450 0.094 0.506 Ketinggian pohon tidur (m) 0.327 0.140 -0.578 Jumlah air kontinyu (L) 0.450 0.396 -0.126 Luas arena tari (m2 -0.425 ) 0.141 0.177 Kerapatan tempat berteduh (ind/m2 -0.029 ) 0.632 -0.252 Kerapatan tempat berlindung (ind/m2 0.293 ) -0.138 0.026

5.3.1.13. Analisis Faktor Penentu Komponen Habitat Pada Berbagai Tipe Habitat di

Taman Nasional Alas Purwo

Hasil analisis terhadap peubah komponen utama pada berbagai tipe habitat di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) menunjukkan bahwa dari delapan peubah komponen habitat yang dianalisis, dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen utama dengan nilai keterwakilan 63.40 % dari nilai proporsi total (Tabel V-19).

V- 24

Tabel V-20. Analisis terhadap faktor penentu pada berbagai tipe habitat merak hijau jawa di TNAP tahun 2006 dan 2007

Peubah Komponen Utama Akar Ciri Total % Proporsi % Kumulatif

X 2.1724 1 0.272 0.272 X 1.6374 2 0.205 0.476 X 1.1766 3 0.147 0.623 X 0.8920 4 0.111 0.735 X 0.7357 5 0.0920 0.8270 X 0.6307 6 0.0790 0.9060 X 0.4248 7 0.0530 0.9590 X 0.3304 8 0.0410 1.0000

Dari 8 peubah habitat yang dianalisi ternyata hanya 5 peubah yang menjadi penentu di berbagai tipe habitat di TNAP. Peubah habitat yang termasuk dalam komponen utama pertama adalah jumlah air kontinyu (x5) dan luas arena tari (x6), Komponen utama kedua adalah jumlah jenis pakan (x1) dan kerapatan pakan (x2). Komponen utama ketiga adalah kerapatan tempat berlindung (x8)

Peubah Habitat

.

Tabel V-21. Komponen utama faktor penentu pada berbagai tipe habitat merak hijau jawa di TNAP tahun 2006 dan 2007

Komponen Utama (PC) 1 2 3

Jumlah jenis pakan (n) -0.398 0.487 -0.086 Kerapatan pakan (ind/m2 -0.401 ) 0.347 -0.352 Jumlah pohon tidur (ind) -0.547 -0.185 -0.149 Ketinggian pohon tidur (m) -0.056 -0.572 -0.024 Jumlah air kontinyu (L) 0.075 -0.255 -0.710 Luas arena tari (m2 0.342 ) 0.336 -0.389 Kerapatan tempat berteduh (ind/m2 -0.333 ) -0.321 -0.217 Kerapatan tempat berlindung (ind/m2 -0.381 ) 0.008 0.379

5.3.1.14. Habitat Ideal untuk Merak Hijau Jawa Habitat merak hijau jawa yang ideal adalah habitat yang memenuhi kebutuhan hidup merak hijau jawa secara cukup, aman dan nyaman. Berdasarkan hasil pengamatan di TNAP dan TNB, bahwa merak hijau jawa makanan utamanya adalah berbagai jenis tumbuhan rumput dan semak. Jenis-jenis pakan tersebut tumbuh di areal terbuka (open area) yang tidak terlalu luas, yaitu antara 10 - 20 ha. Bila hari telah mulai panas, merak hijau jawa berteduh dan istirahat di bawah pohon, atau di pohon atau di areal semak yang rapat di dekat areal pakan. Merak hijau jawa memilih tempat tidur di pohon tertentu di dekat areal terbuka. Bila bulu basah misalnya terkena hujan merak hijau jawa berjemur di

V- 25

pohon yang terkena matahari. Merak hijau jawa bersarang di areal semak yang terkena sinar matahari. Hutan, semak yang rapat merupakan tempat pilihan untuk merak hijau jawa berlindung dari berbagai gangguan. Areal untuk menari adalah areal terbuka yang relative bersih. Merak hijau jawa mandi debu di tanah yang berdebu di areal terbuka. Merak hijau jawa memerlukan air secara kontinyu di cekungan air, sungai ataupun bak air buatan. Secara keseluruhan gradient fingsi habitat seperti tempat pakan (feeding site), tempat minum (drinking site), tempat berteduh dan istirahat (sheltering and resting site), tempat berlindung (covering site),tempat berjemur (sunning site), tempat mandi debu (dusting site), adanya arena tari (dancing area) dan tempat bersarang (nesting site) menjadi satu-kesatuan dengan tata letak seperti gambar V-12 dengan kualitas dan kuantitas komponen habitat yang cukup memadai merupakan habitat ideal merak hijau jawa. Tabel V-22. Komponen habitat ideal merak hijau jawa

No Fungsi Habitat Komponen Habitat 1 Pakan Berbagai jenis rumput dan semak di tempat terbuka, rumpang paling sedikit

1ha 2 Minum Cukungan air, sungai, sumber air, bak minum 3 Berteduh dan Istirahat Pohon-pohon rindang di dekat atau di tempat terbuka 4 Berlindung Gerombol pohon atau hutan atau semak rapat 5 Tidur Pohon tinggi, daun jarang, bahkan meranggas 6 Menari Tempat terbuka bersih, rumpang, jalan 7 Bersarang Tempat terbuka,terkena sinar matahari, berisi semak 8 Berjemur Tempat terbuka agak tinggi, di puncak pohon 9 Mandi Debu Hamparan terdapat debu

V- 26

Gambar V-12. Sketsa habitat ideal merak hijau jawa

V- 27

5.3.2 PEMBAHASAN 5.3.2.1. Kharakteristik Habitat Merak Hijau Jawa Merak hijau jawa menggunakan berbagai tipe habitat seperti hutan hujan dataran rendah, hutan musim savanna, dan hutan jati bahkan hutan pegunungan di sebaran lokalnya (van Balen dkk 1991, Hernowo 1995). Namun demikian tidak setiap tipe habitat dipilih oleh merak hijau jawa sebagai tempat hidupnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap berbagai tipe habitat yang digunakan merak hijau jawa (Hernowo 1995, Hernowo 1999, Hernowo and Hernawan 2003, Hernowo and Palita 2004, Hernowo and Wasono 2005) serta studi ini bahwa merak hijau jawa memilih tipe habitat tertentu dan adanya tingkat kesukaan terhadap tipe habitat yang dipilih. Merak hijau jawa menyukai tempat untuk mencari pakan di areal terbuka (Pattaratuma 1977, Mulyana 1988, Ponsena 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernowo 1999, Supratman 1998, Palita 2002, Hernawan 2003, Rini 2005, Wasono 2005, Sumbara 2006, Yuniar 2007 dan Risnawati 2008). Dedaunan, buah serta biji rerumputan serta semak merupakan pakan utama dari merak hijau jawa. Sembilan belas jenis rumput dan 16 jenis semak serta enam jenis tanaman hortikultura serta lima jenis buah dari pohon tercatat dimakan oleh merak hijau jawa di TNAP dan TNB. Merak hijau jawa memakan berbagai jenis tumbuhan yang cukup banyak variasinya atau lebar kisaran jenisnya (Rini, 2005). Menurut Septania (2009) merak hijau jawa merupakan polyphag species, yang berarti merak hijau jawa memakan jenis pakan yang memiliki kisaran jenis pakan yang beranekaragam. Merak hijau jawa merupakan jenis burung memerlukan pakan yang cukup banyak, karena ukuran tubuhnya cukup besar. Karakteristik tempat makan (feeding site) merak hijau jawa adalah tempat terbuka yang ditumbuhi oleh rerumputan dan semak serta dikelilingi oleh pepohonan (hutan). Bentuk dari areal terbuka adalah padang rerumputan yang dikelilingi hutan, areal tumpang sari, savanna dan hutan yang memiliki rumpang paling sedikit 1 ha. Selain memakan rumput, semak dan buah, merak hijau jawa juga makan rayap, laron dan belalang seperti dikemukan oleh Hernowo 1995, Supratman 1998 dan Hernawan 2003. Tempat minum merak hijau jawa tidak memiliki kekhasan, yang penting terdapat air secara berkelanjutan, tidak asin dan bersih serta dapat dijangkau oleh merak hijau jawa. Pada musim kemarau air tersedia terbatas di tempat-tempat tertentu saja. Merak hijau jawa akan mendatangi tempat minum setiap hari untuk minum. Tempat minum merak hijau

V- 28

jawa di TNB dan TNAP berupa bak air minum, sumber air, sungai, cekungan yang bersisi air serta air tergenang. Pergerakan populasi merak (kelompok) juga dipengaruhi oleh ketersediaan air. Berdasarkan hasil pengamatan Brickle 2002, bahwa merak hijau di propvinsi Dak Lak, Vietnam semakin melimpah jumlahnya dengan semakin dekat terhadap sumber air. Setelah tempat makan merak hijau jawa menjadi panas dengan suhu mencapai sekitar 28-29 0

Merak hijau jawa memilih pohon sebagai tempat tidur (Pattaratuma 1977, Mulyana 1988, Ponsena 1988, Hernowo 1995). Menurut Hernowo (1999), merak hijau jawa memilih pohon tertentu untuk bertengger tidur. Pohon yang disukai oleh merak hijau jawa untuk tidur di TNB adalah pohon pilang dan gebang yang telah meranggas (Risnawati 2008, Yuniar 2007, Hernowo 1995, Mulyana 1988, Pattaratuma 1977), sementara itu di TNAP yang disukai unutk bertengger tidur adalah pohon apak (Supratman 1998, Wasono 2005, Yuniar 2007, Risnawati 2008). Merak biru India (Pavo cristatus) dilaporkan oleh Subramanian and John (2001) di hutan lindung taman Rusa Tirunevelvi Tamil Nadu menyukai pohon asem (Tamarindus indicus), Tekik (Albizia lebbeck), Mimba (Azadirachta

indica), jenis sengon (Albizia amara), dan Lontar (Borrassus flabellifer) serta agak kurang pada pohon mengkudu hutan (Morinda tenctoria) dan pilang (Acacia leucophloea). Di Vivekananda Kendra, merak biru menyukai kelapa (Cocos nucifera) sebagai pohon tidur utama, sedangkan yang ke dua adalah asam, mimba, mangga (Mangifera indica) dan akasia duri (Acacia planifrons). Bahkan tiang telekominikasi juga digunakan oleh merak biru jantan sebagai tempat tidur. Ketinggian pohon yang dipilih untuk tidur merak hijau jawa di TNB dan TNAP antara 8 – 24 m (Hernowo 1995, Hernowo 1999, Yuniar 2007,

C merak hijau jawa akan berteduh. Merak hijau jawa bisa berteduh di pohon atau dibawah pohon yang teduh. Merak hijau jawa di TNB memilih widoro bukol, pilang, asem, kesambi dan mimba sebagai pohon peneduh (Risnawati 2008, Yuniar 2007, Hernowo 1995, Mulyana 1988). Sementara itu di TNAP merak hijau jawa memilih tempat berteduh pohon walikukun, laban, sonokeling, apak serta jati (Supratman 1998, Wasono 2005, Yuniar 2007, Risnawati 2008). Merak hijau jawa memilih pohon yang rimbun tajuknya, sebagai pohon teduh. Pohon teduh atau tempat berteduh yang dipilih adalah berjarak tidak jauh dari tempat makan. Kharakteristik tempat berteduh (sheltering site) yaitu pohon rimbun atau tempat teduh, serta tempat teduh atau pohon teduh dekat dengan tempat pakan.

V- 29

Risnawati 2008). Sementara itu Subramanian and John (2001) mencatat bahwa merak biru India tidur pada pohon yang ketinggiannya 8-14 m. Adapun kharakteristik pohon tidur adalah pohon yang tinggi (emergent tree), tidak rimbun tajuknya bahkan meranggas, percabanagan relatif tegak lurus batang, tidak jauh dari pohon tidur terdapat tempat terbuka. Merak hijau jawa jantan memilih tempat untuk menari pada areal terbuka yang relatif bersih. Di TNB dan TNAP merak hijau jawa menari di padang rumput, areal tumpangsari, savana dan rumpang di hutan (Mulyana 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernawan 2003, Yuniar 2007, Risnawati 2008). Hernowo 1995, melaporkan bahwa merak hijau di TNB menari di Jalan antara Batangan- Bekol Hm 70 – 120 dan jalan Bekol Bama. Tempat yang disukai untuk tempat menari adalah areal terbuka dimana merak betina mudah menemukan merak jantan yang menari atau tempat dimana jantan mudah melakukan tariannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, merak hijau jawa menari di areal terbuka yang relatiif bersih di savana bekol, atau di dekat tempat minum Bekol, bahkan jalan antara Batangan Bekol dan Bekol Bama di TNB. Di TNAP merak hijau jawa menari di padang rumput Sadengan, areal terbuka tumpangsari Gunting TNAP. Areal terbuka yang dipilih untuk menari diduga berkaitan dengan kemudahan terhadap gerakan tarian dan penampakan bulu hias merak hijau jantan. Areal terbuka akan mudah menerima cahaya matahari ataupun pantulan cahaya matahari sehingga keindahan bulu hias merak hijau jantan mudah teramati oleh merak hijau betina. Areal terbuka juga memberikan peluang, merak hijau betina mudah menjumpai merak hijau jantan. Dakin 2008, mencatat bahwa secara umum merak biru jantan menari di areal terbuka, dan selanjutnya 74 % dari jumlah tarian merak biru yang diamati langsung terkena sinar matahari. Kharakteristik tempat untuk menari/arena tari merak hijau jawa jantan adalah areal terbuka, relative bersih, mudah ditemukan oleh merak hijau jawa betina. Merak hijau jawa memilih tempat bersarang pada areal terbuka yang ditumbuhi oleh sesemakan (Mulyana 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernawan 2003). Sering sarang dan telur terkena sinar matahari langsung bila sedang tidak dierami oleh merak betina (Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernawan 2003). Bentuk dari sarang sangat sederhana dan kontak langsung dengan tanah. Terkenanya langsung sinar matahari dan kontak langsung dengan tanah telor-telor merak hijau jawa tersebut diduga untuk membantu proses penetasan telurnya. Berdasarkan hasil studi ini sarang dan telor merak hijau jawa

V- 30

secara langsung adalah sulit ditemukan. Sulitnya sarang merak hijau jawa ditemukan, karena pencurian telor-telor merak tersebut terus berlangsung. Van Balen dkk 1995, menyatakan bahwa masalah yang serius bagi populasi merak hijau di Jawa adalah perburuanliar seperti pencurian telor. Kharakterstik tempat bersarang merak hijau jawa adalah areal terbuka yang ditumbuhi semak dan bentuk sarang oval, telornya bisa langsung terkena sinar matahari. 5.3.2.2. Penggunaan Habitat Oleh Merak Hijau Jawa Berdasarkan hasil studi ini bahwa merak hijau jawa menggunakan berbagai tipe habitat di TNB maupun di TNAP. Tipe habitat yang digunakan merak hijau jawa di TNB yaitu savana, hutan musim, hutan pantai dan hutan selalu hijau. Namun demikian terdapat perbedaan dalam menggunakan tipe habitat tersebut berdasarkan kelimpahan individu merak hijau jawa yang terdapat di tipe habitat tersebut. Pada tipe habitat savana kelimpahan merak hijau jawa cukup menonjol. Hal ini sesuai dengan pengamatan (Pattaratuma 1977, Mulyana 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Yuniar 2007 dan Risnawati 2008) bahwa merak hijau jawa melimpah di tipe habitat savana. Di TNAP, merak hijau jawa menggunakan tipe habitat hutan hujan dataran rendah, padang rumput, hutan jati dan hutan jati dengan areal tumpangsari. Kelimpahan merak hijau jawa di TNAP pada tipe habitat padang rumput Sadengan dan hutan jati areal tumpangsari Gunting paling tinggi. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil pengamatan Supratman 1998, Wasono 2005, Yuniar 2007 dan Risnawati 2008. Brickle 2002 mencatat bahwa kelimpahan merak hijau di propinsi Dak Lak Vietnam tertinggi di hutan gugur daun (deciduous forest) dibandingkan dengan hutan campuran dan hutan selalu hijau. Selanjutnya Ponsena 1988, menyebutkan bahwa merak hijau di Cagar Satwaliar Hui Ka Khaeng Thailand umum dijumpai di hutan gugur daun (deciduous forest) dan daerah riparian sungai dengan kelimpahan cukup menonjol. Martin dan Suphawan 2005, melaporkan bahwa dalam mempelajari habitat merak hijau yang akan dilepasliarkan di taman nasional Mae Wong, mendapati hutan daun lebar yang ada sudah terganggu, tetapi regenerasinya cukup baik, terdapat sumber air yang kontinyu berupa sungai, dan tercatat 18 jenis rumput tetapi sering terbakar. Merak hijau di lembah Shiyangjiang DAS atas Yuanjiang, Yunan memilih tempat makan baik musim gugur maupun semi pada areal yang banyak menghasilkan buah-buahan, dekat dengan sungai, arealnya datar-bergelombang, dikelilingi pohon besar, ditumbuhi rumput

V- 31

dan semak, berjarak dari jalan dan gangguan manusia telah mempengaruhi pemilihan tempat makan (Liu dkk, 2008). Dengan adanya perbedaan kelimpahan merak hijau jawa pada masing-masing tipe habitat di kedua taman nasional mengindikasikan adanya tingkat kesukaan terhadap tipe habitat oleh merak hijau jawa. Dalam hubungannya dengan tipe habitat kesukaan, merak hijau jawa lebih menyukai habitat savanna atau areal tumpangsari di hutan tanaman jati maupun di padang rerumputan yang dikelilingi oleh hutan, disebabkan karena pada tipe-tipe habitat tersebut terdapat areal-areal terbuka yang ditumbuhi oleh rerumputan dan semak yang merupakan pakan utama merak hijau. Selain itu pada tipe habitat tersebut terdapat komponen habitat lainya yang penting bagi kehidupan merak hijau jawa seperti tersedianya tempat berteduh, tempat bertengger tidur, tempat berlindung, tempat bersarang maupun sumber air minum. Merak hijau jawa baik di TNAP maupun di TNB dapat bergerak bebas ke berbagai tipe habitat karena tidak ada fragmentasi habitat ataupun isolasi habitat di ke dua taman nasional. Hal ini merupakan indikator bahwa populasi ataupun sub populasi merak hijau jawa di TNB dan TNAP tidak terjadi metapopulasi. 5.3.2.3. Faktor Penentu Komponen Habitat Merak Hijau Jawa Berdasarkan hasil analisis terhadap komponen habitat merak hijau jawa di TNB dengan PCA, didapatkan hasil bahwa tiga komponen utama yang berpengaruh terhadap kelimpahan individu merak hijau jawa di berbagai tipe habitat. Komponen utama yang pertama pada habitat tersebut adalah ketinggian pohon tidur, jumlah air kontinyu dan kerapatan tempat berlindung. Komponen utama habitat yang kedua adalah jumlah jenis pakan dan kerapatan tempat berteduh, dan komponen utama habitat yang ketiga adalah kerapatan pakan, jumlah pohon tidur dan luas arena tari. Pohon yang digunakan untuk tidur di TNB dengan kisaran ketinggian 12 – 20 m dengan pohon tidur yang disukai antara lain Pilang dan Gebang. Ketersediaan air secara kontinyu di TNB merupakan komponen penting habitat bagi kehidupan merak hijau jawa. Pada musim kemarua pergerakan merak hijau jawa di TNB sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air di suatu tipe habitat. Kelimpahan merak hijau di propvinsi Dak Lak, Vietnam semakin banyak jumlahnya dengan semakin dekat terhadap sumber air (Brickle 2002). Posena 1988, menyatakan kelimpahan merak hijau di Cagar Satwaliar Huai Kang Khaeng Thailand tinggi di areal riparian.

V- 32

Kerapatan tempat berlindung di TNB berupa kerapatan pohon dan semak merupakan komponen habitat yang sangat penting di TNB dalam rangka melindungi merak hijau jawa dari berbagai gangguan. Merak hijau jawa di TNB sangat sering menerima gangguan dari manusia. Jumlah jenis pakan merak hijau jawa di TNB cukup menonjol dari jenis rumput dan semak yang tersedia di areal terbuka savana. Kerapatan tempat berteduh di TNB sangat penting bagi kehidupan merak hijau jawa terutama di musim kemarau. Pada musim kemarau di TNB, sebagian besar areal savana dan hutan musim menjadi gersang, merak hiujau jawa di TNB berteduh dari jam 9.30 – 14.00, sehingga ketersediaan dan kerapatan tempat berteduh sangat diperlukan oleh merak tersebut. Kerapatan pakan yang berupa rumput dan semak di savana Bekol cukup menonjol, sehingga kelimpahan individu di tempat btersebut juga tinggi. Merak hijau jawa di TNB tidur menyukai pada pohon Pilang (Acacia leucophloea) atau Gebang (Corypha utan) mati, Pohon-pohon tersebut terdapat secara seporadik dan kerapatannya tidak banyak terutama yang memiliki ketinggian di atas 12 m. Arena tari merupakan bagian penting dari habitat merak hijau jawa, perkawinan tidak berlangsung bila tidak ada tarian merak, luas dan ketersediaan arena sangat penting artinya bagi kehidupan merak hijau jawa. Hasil analisis terhadap komponen habitat merak hijau jawa menggunakan PCA di TNAP, menunjukan bahwa tiga komponen utama yang berpengaruh terhadap kelimpahan individu merak hijau jawa pada berbagai tipe habitat. Jumlah air kontinyu dan luas arena tari merupakan komponen utama habitat tersebut. Komponen utama habitat yang kedua adalah jumlah jenis pakan dan kerapatan pakan. Kerapatan tempat berlindung merupakan komponen utama habitat yang ketiga. Jumlah air kontinyu merupakan komponen habitat penting bagi kehidupan merak hijau jawa terutama ketersediaannya terbatas pada musim kemarau. Di TNAP terdapat air kontinyu di padang rumput Sadengan karena air dikelola dengan mengalirkan sumber air dari gua Basori ke padang rumput tersebut. Di areal tumpangsari air kontinyu didapatkan di dekat mangrove. Di padang rumput sadengan, areal tari tersedia cukup luas, sedangkan di areal tumpangsari arena tari terdapat di tempat terbuka dan di rumpang hutan jati. Jumlah jenis pakan dan kerapatan pakan bagi merak hijau jawa yang cukup melimpah adalah di padang rumput sadengan dan di areal tumpangsari Gunting. Di kedua tempat tersebut areal terbuka yang ditumbuhi rumput dan semak cukup tersedia bagi kebutuhan pakan merak hijau jawa. Kerapatan tempat

V- 33

berlindung bagi merak hijau jawa di TNAP cukup tersedia areal semak rapat dan hutan di padang rumput Sadengan serta hutan di sekitar areal tumpangsari Gunting. 5.3.2.4. Habitat Ideal Merak Hijau Jawa Berdasarkan hasil pengamatan terhadap merak hijau jawa dalam memanfaatkan komponen habitat pada berbagai tipe habitat di TNB dan TNAP, ternyata merak hijau jawa memilih tempat tertentu yang disukai. Berdasarkan berbagai fungsi habitat yang digunakan oleh merak hijau jawa dalam rangka memenuhi keperluan hidupnya ternyata terdapat bagian habitat yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan merak hijau jawa yaitu adanya areal terbuka (open area) tidak terlalu luas. Tempat-tempat terbuka yang ditumbuhi rumput dan semak merupakan pusat dari berbagai fungsi habitat. Tidak jauh dari tempat terbuka terdapat tempat untuk berteduh dan istirahat, tempat bertengger tidur, tempat terbuka tersebut dapat digunakan untuk menari, bahkan bila semak agak luas dan rapat dapat digunakan sebagai tempat bersarang ataupun tempat berlindung. Secara keseluruhan fungsi-fungsi habitat tersebut menjadi satu-kesatuan fungsi habitat, sehingga kebutuhan hidup merak hijau jawa terpenuhi baik secara kuantitas dan kualitas. Apabila semua fungsi habitat telah berperanan dengan baik maka kenyamanan habitat bagi merak hijau jawa tercapai, demikian juga keamanan dari segi habitat dapat diperoleh bagi merak hijau jawa. Tata letak (lay out) masing-masing fungsi komponen habitat saling berdekatan akan menjamin efisiensi penggunaan habitat oleh merak hijau jawa. 5.3.2.5. Strategi Merak Hijau Jawa Terhadap Habitat Strategi merak hijau jawa yang berkaitan dengan kondisi habitat merupakan cara ataupun taktik dalam memilih, mengekplorasi dan menggunakan habitat sehingga dicapai kecukupan terhadap keperluan hidupnya, didapatkan kenyamanan dan keamanan dari dari komponen habitat yang diperlukan oleh merak hijau jawa tersebut. Merak hijau jawa dalam memenuhi tuntutan hidupnya menggunakan habitat sederhana yaitu tempat terbuka berisi rumput dan semak yang dikelilingi hutan. Pakan utamanya berupa tumbuhan (semak & rumput), sehingga termasuk burung herbivora meskipun juga makan serangga pada saat serangga (belalang, jangkerik, laron, rayap) melimpah dan digolongkan sebagai edge

species. Memilih pohon tertentu untuk tidur yaitu pohon yang tinggi, daun jarang bahkan

V- 34

meranggas, tipe percabangan tegak lurus batang dan tumbuh di dekat tempat terbuka. Berteduh di bawah pohon yang rindang atau di pohon yang dekat dengan tempat makan. Hutan maupun semak yang rapat dipilih untuk berlindung. Areal terbuka yang ditumbuhi semak dipilih sebagai tempat bersarang. Merak hijau jawa menggunakan berbagai tipe habitat di TNB maupun di TNAP dan pilihan terhadap tipe habitat tersebut merupakan strategi merak hijau jawa dalam menghadapi berbagai kondisi habitat yang dipilih sebagai tempat melangsungkan kehidupannya..

5.4 SIMPULAN

1. Kharakteristik habitat merak hijau jawa adalah areal terbuka yang dikelilingi oleh

hutan. Merak hijau jawa menyukai habitat terbuka sebagai tempat mencari pakan. Merak hijau jawa sebagai burung herbivora yang banyak memakan daun, bunga,biji rumput dan sesemakan. Merak hijau jawa memilih pohon yang rindang ataupun tempat yang teduh untuk berteduh dan istirahat bila hari telah panas. Merak hijau jawa memilih pohon tertentu yaitu pohon yang tinggi atau yang mencuat untuk tidur dan tidak jauh dari pohon tidur terdapat tempat terbuka. Tempat bersarang merak hijau jawa adalah tempat terbuka yang ditumbuhai oleh semak. Merak hijau jawa menyukai habitat savana, padang rumput yang dikelilingi hutan serta areal tumpang sari hutan tanaman jati.

2. Habitat ideal bagi merak hijau jawa adalah areal terbuka yang tidak begitu luas berisi rumput dan semak dikelilingi hutan dan dekat dengan sumber air minum yang kontinyu, terdapat tempat berteduh, berlindung, mandi debu, bersarang dalam satu kesatuan habitat.

3. Strategi ekologi merak hijau jawa dalam mengahadapi beragai tekanan terhadap habitat adalah memilih habitat sederhana terbuka yang dikelilingi hutan, memakan makanan sebagian besar dari daun, bunga, biji, buah rumput dan semak, bersarang di tanah bersemak, tidur pada pohon dekat pada areal terbuka. Merak hijau jawa dari penggunaann habitat dapat digolongkan sebagai jenis satwaliar menyukai habitat tepi (edge species).

V- 35

DAFTAR PUSTAKA

Brickle, N. W. 2002. Habitat use, predicted distribution and conservation of green peafowl

(Pavo muticus) in Dak Lak Province, Vietnam. Biological Conservation Journal . 105 : 189-197

Collar, N.J. and Andrew, P. 1998. Birds To Watch. ICBP Tech. Publication 8. Cambridge.

U K. Dakin, R. 2008. The role of the visual train ornament in the courtship of peacock, Pavo

cristatus. Thesis Master. Department of Biology Queen's University. Kingstons. Ontario. Canada.

Hernawan, E. 2003. Studi Populasi dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus

1766), Di Hutan Ciawitali BKPH Buah Dua dan BKPH Songgom KPH Sumedang. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Hernowo, J. B. 1995. Ecology and Behaviour of the Green Peafowl (Pavo muticus

Linnaeus 1766) In the Baluran National Park. East Java, Indonesia. Master Thesis Faculty of Forestry Science, Goerg August University Gottingen. Germany.

--------------------. 1997. Population Study of Javan Green Peafowl (Pavo muticus muticus

Linnaeus 1758) With Three Different Methods In Baluran National Park, East Java Indonesia. Media Konservasi Vol. V, No 2, P: 61- 66.

-------------------.--1999. Habitat and Local Distribution of Javan Green Peafowl (Pavo

muticus muticus Linnaeus 1758) In Baluran National Park, East Java. Media Konservasi Vol. VI, No 1, P : 15 – 22.

Kuroda, N. 1936. Birsds of Island of Java. Vol 2. Non – Passeres. Published By The

Author. Tokyo. Liu, Y. Han, L. Xie, Y. Wen, Y. and Ziang, R. 2007. The status and habitat use of green

peafowl Pavo muticus in Shuangbai Konglonghe Nature Reserve, China. © 2009 World Pheasant Association International Journal of Galliformess Conservation, 1, 32 – 35.

Liu, Z. Zhou, W. Zhang, R. Xie, Y. Huang, Q and Wen, Y. 2008. Foraging site selection

of green peafowl (Pavo muticus imperator) in different seasons in Shiyangjiang valley of upper Yuanjiang drainage, Yunan. http://www.biodiversitry-science.net/qikan/epaper/zhaiyao.asp?bsid=1080 2008 16 (6) : 539 -546 ISSN : 1005-0094 CN :11-3247/Q

V- 36

Martin v B. and Suphawan. V. 2005. Habitat study of release site of green peafowl in Mae Wong national Park. Paper. 31st Congress on Science and Technology at Suranare University of Technology 18 – 20 October 2005.

Mueller–Dumbois, D and Ellenberg, H. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology.

John Wiley & Sons. New York USA. Mulyana. 1988. Studi Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) di Resort Bekol,

Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Palita, Y. 2002. Kajian Penyebaran Lokal, Habitat dan Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus

muticus Linnaeus 1758) Di Taman Nasional Meru Betiri. Jawa Timur. Skripsi Program Diploma IV Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Pattaratuma, A. 1977. An ecological study on the green peafowl in the game reserve of

Baluran, Banyuwangi, East Java- Indonesia. BIOTROP SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology. Bogor

Ponsena P. 1988. Biological characteristics and breeding behaviours of green peafowl

(Pavo muticus Linnaeus in Huai Kha Khaeng Wildlife Sanctuary. Thai J. For. 7 : 303 – 313.

Ramadhan G, F. 2009. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) Di

Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan

Rencher, A. C. 2002. Methods of Multivariate Analysis. John Wiley & Sons. Canada. Rini, I.S. 2005. Studi Ekologi Pakan dan Perilaku Makan Merak Hijau (Pavo muticus

Linnaeus 1766) Di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumber daya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Risnawati, R. 2008. Analisis Population dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus,

1766) Di Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Septania. K. A. 2009. Potensi Jenis Tumbuhan Sebagai Pakan Merak Hijau Jawa (Pavo

muticus muticus Linnaeus 1766) di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Thesis Master. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. (Tidak Diterbitkan)

Soerianegara I dan Indrawan, A. 1985. Analisis Vegetasi. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

V- 37

Subramanian, K. S and John, M. C. 2001. Roosting and Nesting Habits of Free Ranging Indian Peafowl (Pavo cristatus) in Southern Tamil Nadu. Zoos' Print Jurnal 16 (7) 537-538.

Supratman, A.1998. Kajian Pola Penyebaran dan Kharakteristik Habitat Merak Hijau (Pavo

muticus Linnaeus 1766) Pada Musim Tidak Berbiak Di Resort Rowobendo Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.

van Balen, S. Prawiradilaga, D.M, Indrawan M, Marakarmah A, Dirgayusa I.W.A. and. Isa

M.A. 1991. Notes on the Distribution and Status of green Peafowl on Java. World Pheasant Association – Worldwide Fund for Nature, Indonesia Programme. Bogor.

van Balen, S. Prawiradilaga, D.M. and Indrawan, M. 1995. The Distribution and Status of

Green peafowl In Java. Biological Conservation Journal 71 (1995) 289-297. Wasono, W. T. 2005. Populasi dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) Di

Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan

Winarto, R. 1993. Beberapa Aspek Ekologi Merak Hijau ( Pavo muticus Linnaeus 1766)

Pada Musim Berbiak Di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan

Yuniar, A. 2007. Studi Population dan Habitat Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766)

Di Taman Nasinal Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Diterbitkan