Gout Arthritis
-
Upload
adithya-stephana-mahendra -
Category
Documents
-
view
169 -
download
13
description
Transcript of Gout Arthritis
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai penyakit gout merupakan
suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di
dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil samping dari pembecahan sel yang
terdapat di dalam darah, karena tubuh secara berkesinmabungan memecah dan
membentuk sel yang baru. Kadar asam urat meningkat atau abnormal ketika ginjal
tidak mampu mengeluarkannya melalaui urin, sehingga dapat menyebabkan nyeri
sendi, terbentuknya benjolan-benjolan pada bagian tubuh tertentu (thopi) seperti
pada jari kaki, serta gangguan pada saluran kemih. Oleh karena itu penyakit gout
terutama Gout Arthritis merupakan penyakit metabolik, yaitu penyakit yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme, yang dalam hal ini ialah gangguan
metbabolisme asam urat.1
Kondisi klinis dari asam urat, yang merupakan manifestasi dari kesalahan
dalam metabolisme purin, mempunyai karakteristik meningkatnya serum asam
urat (hyperuricemia), serangan terjadi berulang dari gout arthritis akut pada sendi
peripheral dan pada akhirnya, gout arthritis kronis yang berhubungan dengan
periarticular dan menurunnya jaringan subkutan, atau topus, garam urat, gout juga
dapat berhubungan dengan penyakit ginjal dan nefrolitiasis asam urat.2
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Gout atau asam urat adalah penyakit yang sering ditemukan, merupakan
kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Kristal monosodium urat
pada jaringan, akibat gangguan metabolism berupa hiperurisemia. Manifestasi
klinik deposit urat meliputi arthritis gout, akumulasi Kristal di jaringan yang
merusak tulang (tofus), batu urat dan nefropati gout.1
Meskipun secara klasis gout relatif jarang, merupakan bentuk ringan dari
penyakit, yang sering lolos saat di diagnostik, mungkin lebih umum daripada yang
diperkirakan sebelumnya. Gout adalah penyakit yang didominasi oleh laki-laki,
rasio menjadi 20:1. Ini mungkin ada selama masa muda, namun kejadian
puncaknya setelah usia 40 tahun, dan perempuan jarang menderita penyakit ini
sebelum menopause. Gouty arthritis terutama melibatkan sendi peripheral dari
kaki dan tangan, sejauh ini keadaan yang paling umum adalah sendi
metatarsophalangeal dari kaki.2
Etiologi3
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat di golongkan menjadi 2,
yaitu :
a. Penyakit gout primer.
Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini di duga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
3
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat. Atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Penyakit gout sekunder.
1) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan yang tidak
terkontrol, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang berkadar purin
tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam
nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk salam kelompok asam amino,
yang merupakan unsur pembentukan protein.
2) Produksi asam urat juga dapat meningkat. Karena penyakit pada darah
(penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan
(alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, dosis rendah asam
salisilat).
3) Obesitas (kegemukan).
4) Intoksikasi (keracunan timbal).
5) Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik.
Dimana akan ditemukan mengandung benda-benda keton (hasil buangan
metabolisme lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton
yang meninggi akan menyebabkan kadar asam urat juga ikut meninggi.
4
Patofisiologi
Dalam keadaan
normal, kadar asam urat di
dalam darah pada pria
dewasa kurang dari 6
mg/dL dan pada wanita
kurang dari 5.5 mg/dL.
Dan apabila konsentrasi
asam urat dalam serum
lebih besar dari 7,0 mg/dl
dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak
kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan
terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan
adanya serangan yang berulang-ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang
dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan dan telinga. Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan
disertai penyakit ginjal kronis.4
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik
menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan
reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
immunoglobulin yang terutama berupa IgG. Dimana IgG akan meningkatkan
Gambar 2.1 Pasien dengan Gout Arthritis
5
fagositosis kristal dan dengan demikian dapat memperlihatkan aktifitas
imunologik.
Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu :1,5
a. Tahap 1 (Tahap Gout Arthritis akut)
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada laki-laki,
dan setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25 tahun merupakan bentuk
tidak lazim arhtitis gout, yang mungkin merupakan manifestasi adanya gangguan
enzimatik spesifik, penyakit ginjal atau penggunaan siklosporin. Pada 85-90%
6
kasus, serangan berupa arthritis monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang
biasa disebut podagra. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang
sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada
gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang hebat dan tidak dapat
berjalan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat,
disertai keluhan sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah, disertai
lekositosis dan peningkatan endap darah. Sedangkan gambaran radiologis hanya
didapatkan pembengkakan pada jaringan lunak periartikuler. Keluhan cepat
membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi sekalipun.1
Pada perjalanan penyakit selanjutnya, terutama jika tanpa terapi yang
adekuat, serangan dapat mengenai sendi-sendi yang lain seperti pergelangan
tangan/kaki, jari tangan/kaki, lutut dan siku, atau bahkan beberapa sendi
sekaligus. Serangan menjadi lebih lama durasinya, dengan interval serangan yang
lebih singkat, dan masa penyembuhan yang lama. Diagnosis yang definitive/gold
standard, yaitu ditemukannya Kristal urat (MSU) di cairan sendi atau tofus.1
b. Tahap 2 (Tahap Gout interkritikal)
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu
tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1-10
tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang
waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah
menderita serangan gout Arthritis akut. Atau menyangka serangan pertama kali
yang dialami tidak ada hubungannya dengan penyakit Gout Arthritis.
7
c. Tahap 3 (Tahap Gout Arthritis Akut Intermitten)
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-tahun tanpa
gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan serangan
arthritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat
serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan
berikutnya makin lama makin rapat dan lama serangan makin lama makin
panjang, dan jumlah sendi yang terserang makin banyak. Misalnya seseorang
yang semula hanya kambuh setiap setahun sekali, namun bila tidak berobat
dengan benar dan teratur, maka serangan akan makin sering terjadi biasanya tiap 6
bulan, tiap 3 bulan dan seterusnya, hingga pada suatu saat penderita akan
mendapat serangan setiap hari dan semakin banyak sendi yang terserang.
d. Tahap 4 (tahap Gout Arthritis Kronik Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau
lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang sering
meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi
serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Thopi
ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila
ukuran thopi semakin besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakana sepatu lagi.
8
Faktor Resiko6
Tidak semua orang dengan peningkatan asam urat dalam darah
(hiperuremia) akan menderita penyakit asam urat. Namun ada beberapa kondisi
yang dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit asam urat, diantaranya :
a. Pola makan yang tidak terkontrol. Asupan makanan yang masuk ke dalam
tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang
mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat.
b. Seseorang dengan berat badan yang berlebihan (obesitas).
c. Suku bangsa tertentu. Menurut penelitian, suku bangsa di dunia yang paling
tinggi prevalensinya terserang asam urat adalah orang maori di Australia.
Prevalensi orang maori terserang penyakit asam urat tinggi. Sedangkan di
Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di
daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan
mengkonsumsi alkohol.
d. Peminum alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat
urine ikut berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan di dalam darah.
e. Seseorang yang berumur ≥ 45 tahun biasanya pada laki-laki, dan perempuan
saat umur menepouse.
f. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit asam urat.
g. Seseorang kurang mengkonsumsi air putih.
h. Seseorang dengan gangguan ginjal dan hipertensi.
i. Seseorang yang menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama.
j. Seseorang yang mempunyai penyakit diabetes mellitus.
9
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara lain
adalah sebagai berikut :1,2
a. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun saat tidur.
b. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan teraba
panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 hingga 10 hari, dilanjutkan
dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi berulang
kali dan makin lama makin berat. Dan bila berlanjut akan mengenai beberapa
sendi dan jaringan bukan sendi.
c. Disertai pembentukan
kristal natrium urat
yang dinamakan thopi.
d. Terjadi deformitas
(kerusakan) sendi
secara kronis.
e. Berdasarkan diagnosis
dari American Rheumatism Association (ARA), seseorang dikatakan
menderita asam urat jika memenuhi beberapa kriteria berikut :
1) Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam cairan sendi.
2) Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam thopi, di tentukan
berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar
terpolarisasi.
3) Di dapatkan 6 dari 12 kriteria di bawah ini :5,6
Gambar 2.2 Pasien dengan tofus
10
a) Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali.
b) Terjadi peradangan secara maksimal pada hari pertama gejala atau
serangan datang.
c) Merupakan arthritis monoartikuler (hanya terjadi di satu sisi
persendian).
d) Sendi yang terserang berwarna kemerahan.
e) Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau
membengkak.
f) Serangan nyeri unilateral (di salah satu sisi) pada sendi
metatarsophalangeal.
g) Serangan nyeri unilateral pada sendi tarsal (jari kaki).
h) Adanya topus (Deposit besar dan tidak teratur yang berasal dari natrium
urat) di kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
i) Terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah (lebih dari
7mg/dL).
j) Pada gambaran radiologis tampak pembengkakan sendi secara asimetris
(satu sisi tubuh saja).
k) Pada gambaran radiologis tampak kista subkortikal tanpa erosi.
l) Hasil kultur cairan sendi menunjukkan nilai negative.
Bengkak, kemerahan, panas dan rasa nyeri yang hebat pada sendi
metatarsofalangeal ibu jari kaki (podagra) adalah tanda khas gout. Keadaannya
dapat amat menyerupai arthritis sepsis, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi
sistemik. Kadar asam urat dalam serum dapat meningkat.7
11
Kadang-kadang sendi pergelangan kaki, atau salah satu jari kaki, dapat
terkena terutama setelah suatu cedera kecil. Nyeri dibawah tumit akibat fasiitis
plantaris adalah manifestasi lain dari gout, meskipun kaitannya mungkin sulit
dibuktikan dalam sautu kasus khusus.7
Diagnosa8
Setelah kita mengetahui faktor penyebab dan gejala asam urat, tugas kita
sekarang ialah bagaimana cara mengetahui atau mendiagnosa asam urat dan
komplikasinya. Hal inilah yang menjadi penanda dan penetapan apakah kita
benar-benar terserang penyakit asam urat ataukah tidak. Sebab dalam hal ini, kita
melakukan diagnosa dengan berbagai cara untuk mendapatkan kesimpulan yang
valid dan akurat.
Diagnosa asam urat dilakukan dengan pemeriksaan lewat laboratorium,
pemeriksaan radiologis, dan cairan sendi. Selain itu, kita juga bisa melakukan
diagnosa melakukan diagnosa melalui roentgen.
a. Pemeriksaan Laboratorium
Seseorang dikatakan menderita asam urat ialah apabila pemeriksaan
laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah diatas 6 mg/dL untuk
pria dan lebih dari 5,5 mg/dL untuk wanita. Bukti adanya kristal urat dari cairan
sinovial atau dari topus melalui mikroskop polarisasi sudah membuktikan,
bagaimanapun juga pembentukan topus hanya setengah dari semua pasien dengan
gout.2
Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk mendeteksi ada dan tidaknya
penyakit diabetes mellitus. Ureum dan kreatinin diperiksa untuk mengetahui
12
normal dan tidaknya fungsi ginjal. Sementara itu pemeriksaan profil lemak darah
dijadikan penanda ada dan tidaknya gejala aterosklerosis.
b. Pemeriksaan Cairan Sendi
Pemeriksaan cairan sendi dilakukan di bawah mikroskop. Tujuannya ialah
untuk melihat kristal urat atau monosodium urate (kristal MSU) dalam cairan
sendi. Untuk melihat perbedaan jenis arthritis yang terjadi perlu dilakukan kultur
cairan sendi.
Dengan mengeluarkan cairan sendi yang meradang maka pasien akan
merasakan nyeri sendi yang berkurang. Dengan memasukkan obat ke dalam sendi,
selain menyedot cairan sendi tentunya, maka pasien akan lebih cepat sembuh.
Mengenai metode penyedotan cairan sendi ini, ketria mengatakan bahwa titik
dimana jarum akan ditusukkan harus dipastikan terlebih dahulu oleh seorang
dokter. Tempat penyedotan harus disterilkan terlebih dahulu, lalu jarum tersebut
disuntikkan dan cairan disedot dengan spuite. Pada umunya, sehabis penyedota
dilakukan, dimasukkan obat anti-radang ke dalam sendi. Jika penyedotan ini
dilakukan dengan cara yang tepat maka pasien tidak akan merasa sakit. Jarum
yang dipilih juga harus sesuai kebutuhan injeksi saat itu dan lebih baik dilakukan
pembiusan pada pasien terlebih dahulu.
Gambar 2.3 Kristal monosodium urate
13
Jika lokasi penyuntikan tidak steril maka akan mengakibatkan infeksi sendi.
Perdarahan bisa juga terjadi jika tempat suntikan tidak tepat dan nyeri hebat pun
bisa terjadi jika teknik penyuntikan tidak tepat.
Selain memeriksa keadaan sendi yang mengalami peradangan, dokter
biasanya akan memeriksa kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang
tinggi adalah sangat sugestif untuk diagnosis gout arthritis. Namun, tidak jarang
kadar asam urat ditemukan dalam kondisi normal. Keadaan ini biasanya
ditemukan pada pasien dengan pengobatan asam urat tinggi sebelumnya. Karena,
kadar asam urat sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh pengobatan maka kadar
standar atau kadar normal di dalam darah adalah berkisar dari 3,5 – 7 mg/dL.
Pemeriksaan cairan sendi ini merupakan pemeriksaan yang terbaik. Cairan
hasil aspirasi jarum yang dilakukan pada sendi yang mengalami peradangan akan
tampak keruh karena mengandung kristal dan sel-sel radang. Seringkali cairan
memiliki konsistensi seperti pasta dan berkapur. Agar mendapatkan gambaran
yang jelas jenis kristal yang terkandung maka harus diperiksa di bawah mikroskop
khusus yang berpolarisasi. Kristal-kristal asam urat berbentuk jarum atau
batangan ini bisa ditemukan di dalam atau di luar sel. Kadang bisa juga ditemukan
bakteri bila terjadi septic arthritis.
c. Pemeriksaan dengan Roentgen11
Selain ketiga diagnosa tersebut, kita juga bisa
melakukannya dengan cara Roentgen.
Pemeriksaan ini baiknya dilakukan pada awal
Gambar 2.4 Rontgen kaki Gout Arthritis
14
setiap kali pemeriksaan sendi. Dan, jauh lebih efektif jika pemeriksaan roentgen
ini dilakukan pada penyakit sendi yang sudah berlangsung kronis. Pemeriksaan
roentgen perlu dilakukan untuk melihat kelainan baik pada sendi maupun pada
tulang dan jaringan di sekitar sendi.
Seberapa sering penderita asam urat untuk melakukan pemeriksaan roentgen
tergantung perkembangan penyakitnya. Jika sering kumat, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan roentgen ulang. Bahkan kalau memang tidak kunjung membaik, kita
pun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging
(MRI).
Tetapi demikian, dalam melakukan pemeriksaan roentgen, kita jangan terlalu
sering. Sebab, pemeriksaan roentgen yang terlalu sering mempunyai risiko
terkena radiasi semakin meningkat. Pengaruh radiasi yang berlebihan bisa
mengakibatkan kanker, kemandulan, atau kelainan janin dalam kandungan pada
perempuan. Oleh karena itu, kita harus ekstra hati-hati dan harus bisa
meminimalisasi dalam melakukan pemeriksaan roentgen ini untuk menghindari
kemungkinan terjadinya berbagai risiko tersebut.
Sebuah sumber lain mengatakan bahwa berdasarkan diagnosis dari
American Rheumatism Association (ARA), seseorang dikatakan menderita asam
urat jika memenuhi beberapa kriteria berikut :12
1) Terdapat kristal MSU di dalam cairan sendi.
2) Terdapat kristal MSU di dalam cairan tofus.
3) Didapatkan 6 dari 12 kriteria di bawah ini :
a) Terjadi inflamasi maksimal pada hari pertama gejala atau serangan datang.
15
b) Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali.
c) Merupakan arthritis monoartikuler yaitu hanya terjadi di satu sisi persendian.
d) Sendi yang terserang berwarna kemerahan.
e) Pembengkakan dan sakit sendi di sendi pangkal ibu kaki.
f) Serangan nyeri di salah satu sisi sendi metatarsofalangeal.
g) Serangan nyeri di salah satu sisi sendi tarsal.
h) Adanya tofus.
i) Terjadi peningkatan asam urat dalam darah.
j) Pada gambar radiologis tampak ada pembengkakan sendi asimetris.
k) Pada gambar radiologis tampak kista subkortikal tanpa erosi.
l) Hasil kultur cairan sendi positif.
Jadi, dalam diagnosa asam urat ini, kita bisa melakukan dengan empat cara
sebagaimana telah dijelaskan di atas. Kita bisa melakukan salah satu dari keempat
diagnosa dan juga bisa melakukannya dengan cara berurutan kalau memang
sangat dibutuhkan. Di samping itu, kita pun bisa melakukan diagnosa lain dengan
cara penyelidikan kriteria diagnosa sebagaimana ditetapkan oleh American
Rheumatism Association (ARA) di atas.
Komplikasi5
a. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul
di cairan sendi ataupun jaringan ikat longgar. Meskipun hiperurisemia merupakan
16
faktor resiko timbulnya gout, namun hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia
dengan serangan gout akut masih belum jelas. Athritis gout akut dapat terjadi pada
keadaan konsentrasi asam urat serum yang normal. Akan tetapi, banyak pasien
dengan hiperurisemia tidak mendapat serangan athritis gout.
Gejala klinis dari Gout bermacam-macam yaitu, hiperurisemia tak
bergejala, serangan akut gout, gejala antara(intercritical), serangan gout berulang,
gout menahun disertai tofus.
Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi yang amat
sangat yang disertai tanda peradangan (bengkak, memerah, hangat dan nyeri
tekan). Adanya peradangan juga dapat disertai demam yang ringan. Serangan akut
biasanya puncaknya 1-2 hari sejak serangan pertama kali. Namun pada mereka
yang tidak diobati, serangan dapat berakhir setelah 7-10 hari. Serangan biasanya
berawal dari malam hari. Awalnya terasa nyeri yang sedang pada persendian.
Selanjutnya nyerinya makin bertambah dan terasa terus menerus sehingga sangat
mengganggu.
Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain dari ekstremitas bawah
merupakan persendian yang pertama kali terkena. Persendian ini merupakan
bagian yang umumnya terkena karena temperaturnya lebih rendah dari suhu tubuh
dan kelarutan monosodium uratnya yang berkurang. Trauma pada ekstremitas
bawah juga dapat memicu serangan. Trauma pada persendian yang menerima
beban berat tubuh sebagai hasil dari aktivitas rutin menyebabkan cairan masuk ke
sinovial pada siang hari. Pada malam hari, air direabsorbsi dari celah sendi dan
meninggalkan sejumlah MSU.
17
Serangan gout akut berikutnya biasanya makin bertambah sesuai dengan
waktu. Sekitar 60% pasien mengalami serangan akut kedua dalam tahun pertama,
sekitar 78% mengalami serangan kedua dalam 2 tahun. Hanya sekitar 7% pasien
yang tidak mengalami serangan akut kedua dalam 10 tahun.
Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentukan tofi. Tofi adalah
benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh.
Tofi merupakan komplikasi lambat dari hiperurisemia. Komplikasi dari tofi
berupa nyeri, kerusakan dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan
sindrom penekanan saraf.
b. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan
ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien
dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin
yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan
mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus
koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka
panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.
Penatalaksanaan
18
Penatalaksanaan asam urat secara umum, dapat diatasi dengan
menggunakan pengobatan modern (kimia) atau pun pengobatan tradisional :9
a. Pengobatan Modern (Konvensional/Kimia)
Pengobatan modern ini biasa diperoleh dengan menggunakan resep dokter.
Obat-obatannya antara lain :
1) Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi untuk
mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.
2) Kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan
reaksi imun. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan
dibagian sendi yang sakit.
3) Imunosupresif, yang berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang
digunakan karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan
penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.
4) Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral
yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan mineral
dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayuran segar atau
orange, seperti wortel.
Selain obat-obatan tersebut, pengobatan secara medis dapat juga
dilakukan melalui program rehabilitasi. Rehabilitasi ini berfungsi untuk
mengembalikan kemampuan penderita seperti semula sehingga dapat
menjalankan kehidupan sehari-hari dengan lancar. Caranya adalah dengan
mengistirahatkan sendi yang sakit, melakukan pemanasan atau
19
pendinginan, dan memanfaatkan arus listrik untuk meningkatkan ambang
rasa sakit.
b. Pengobatan Tradisional (Herbal)
Tanaman obat yang digunakan untuk penyakit asam urat/gout berfungsi
sebagai anti radang, penghilang rasa sakit (analgesik), membersihkan darah
dari zat toksik, peluruh kemih (diuretik) sehingga memperbanyak urin, dan
menurunkan asam urat. Adapun jenis tanaman berkhasiat obat yang dapat
digunakan untuk mengatasi asam urat diantaranya yaitu :10
1) Sambiloto. Efeknya adalah anti-radang, menghilangkan nyeri, dan anti
dotum.
2) Temulawak. Efeknya adalah anti-radang, menghilangkan nyeri, dan
diuretik, anti-radangnya diperoleh dari kandundan kurkuminoidnya.
3) Komfrey. Efeknya adalah anti-radang dan antirematik. Digunakan untuk
mengobati asam urat, dan hematom akibat fraktur tulang
Pencegahan5
Asam urat darah adalah hasil pemecahan dari protein yang secara khusus
disebut purin dan selanjutnya 75 persen asam urat dibuang oleh tubuh melalui
urine. Peningkatan kadar asam urat dapat terjadi akibat produksi lebih banyak dari
pada pembuangan asam urat.
Penyakitnya sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor pencetusnya
bisa dihindari (misalnya cedera, alkohol, makanan kaya protein).
20
Untuk mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air,
menghindari minuman beralkohol dan mengurangi makanan yang kaya akan
protein. Banyak penderita yang memiliki kelebihan berat badan, jika berat badan
mereka dikurangi, maka kadar asam urat dalam darah seringkali kembali ke
normal atau mendekati normal.
Atur pola makan yang sehat, banyak mengkonsumsi kedelai. Sering
berolahraga, dan menikmati hidup dalam batas yang proporsional.
Pastikan sepatu tidak terlalu ketat atau teralu longgar. Upayakan ibu jari
kaki dapat digerakkan dengan mudah. Trauma ringan pada ibu jari kaki dapat
memicu serangan gout.
Beberapa penderita (terutama yang mengalami serangan berulang yang
hebat) mulai menjalani pengobatan jangka panjang pada saat gejala telah
menghilang dan pengobatan dilanjutkan sampai diantara serangan.
Kolkisin dosis rendah diminum setiap hari dan bisa mencegah serangan atau
paling tidak mengurangi frekuensi serangan. Mengkonsumsi obat anti peradangan
non-steroid secara rutin juga bisa mencegah terjadinya serangan. Kadang kolkisin
dan obat anti peradangan non-steroid diberikan dalam waktu yang bersamaan.
Tetapi kombinasi kedua obat ini tidak mencegah maupun memperbaiki kerusakan
sendi karena pengendapan kristal dan memiliki risiko bagi penderita yang
memiliki penyakit ginjal atau hati.
21
BAB III
KESIMPULAN
Gout dengan latar belakang masalah gangguan metabolic yaitu
hiperurisemia, masih menjadi masalah yang serius. Hal ini karena manifestasinya
yang tidak hanya terbatas pada sendi, namun juga bisa menimbulkan gangguan
fungsi ginjal hingga kondisi gagal ginjal kronik, jantung dan mata. Penegakkan
diagnosis dan penaganan yang tepat diperlukan untuk meminimalisir sebagai
22
komplikasi akibat keadaan ini. Edukasi yang baik dan perubahan pola hidup
termasuk diet harus dilakukan. Selanjutnya diperlukan juga terapi farmakologis
untuk serangan akut, terapi pencegahan dan terapi jangka panjang berupa urate-
lowering agent, baik golongan xanthine oxidase inhibitor maupun uricosuric
agent.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wortmann RL. Gout and hyperuricemia. Kelley`s Textbook of Rheumatlogy.
8thed.Philadeplhia:Saunders;2001.p.1481-506.
2. Robert B. Salter, MD. Textbook of Disorders and Injuries of the
Musculoskeletal System. 3rded. Lippincott Williams & Wilkins.
USA:1999.p247-250.
23
3. Poor G, Mituszova M. History, Classification and epidemiology of crystal-
related artropathies. Rheumatology. 2rded. Edinburg: Elsevier;2003.p.1893-
1901.
4. Choi HK. Gout: Epidemology, pathology and pathogenesis. New
York:Springer:2008.p.250-7.
5. Tehupeiroy ES. Artrtritis pirai (arthritis gout). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI;
2006.hal.1218-20.
6. Gibson T. Clinical features of gout. Rheumatology. 3rded. Edinburg:
Elsevier;2004.p.1919-28.
7. A. Graham Apley, Louis Solomon. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Edisi 7. Jakarta: Perpustakaan Nasional;1995.hal.214.
8. Wang J.G., Staessen J.A., Fagard RH et al. Prognostic
Significance of Serum Creatinin and Uric Acid in Older
Chinese Patients with Isolated Hypertension.
Hypertension.2001; 37:1069.
9. Terkeltaub RA, Gout: treatment. New York:Springer:2008.p.258-262.
10. Utami, Prapti. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat.
Tangerang : PT Agromedia Pustaka;2003 Hal.25,53.
11. Wortmann RL. Gout and Other Disorders of Purine
Metabolism. New York.2005, pp. 2079-2088.
12. Altman R et al. The American College of Rheumatology
criteria for the classification and reporting of osteoarthritis os
the knee. Arthritis Rheum.1986.