Golput dan peran pengawas

3
GOLPUT DAN PERAN PENGAWAS PEMILU Oleh : Muhammad Yunus 1 Dari Pemilu ke Pemilu, trend golput memiliki kecenderungan semakin meningkat jumlahnya. Ada beberapa pendapat tentang meningkatnya fenomena jumlah golput. Ada pendapat yang memaknai peningkatan jumlah golput terkait dengan ketidakpuasan terhadap partai politik. Partai politik dianggap hanya berorientasi kekuasaan dibanding memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sedangkan pendapat lain menyatakan golput tidak terkait dengan persoalan perlawanan rakyat. Golput lebih banyak karena persoalan administratif seperti, tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Golput dalam artian sederhana adalah warga masyarakat yang “sengaja atau tidak sengaja” tidak berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan bernama Pemilu. Dalam konteks kekinian, Golput dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu : a.Golput by choice, pada dasarnya kelompok ini memang secara sadar menggunakan hak politiknya dengan pilihan untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Pertimbangan utama dari pilihan tersebut disebabkan oleh sikap kritis yang menginginkan perubahan pasca pesta demokrasi tetapi tak kunjung datang. Asumsinya bahwa selama yang mencalonkan diri adalah orang- orang yang itu-itu saja maka perubahan tidak akan pernah terjadi, malah dikhawatirkan akan menjadi semakin buruk. Bahwa memilih maupun tidak memilih tidak akan memberi arti apapun bagi sendi-sendi kehidupan mereka selanjutnya. Sehingga golongan ini mengambil keputusan untuk tidak menjadi bagian dari kegagalan tersebut dengan tidak menggunakan hak pilihnya meskipun tercatat dalam daftar pemilih. b.Golput by accident, umumnya kelompok ini merupakan korban dari kelalaian atau ketidaksengajaan penyelenggara Pemilu pada saat pemutakhiran data pemilih. Faktornya bisa dipengaruhi oleh berbagai sebab diantaranya yang bersangkutan tidak sedang berada di rumah pada saat pemutakhiran data pemilih sehingga tidak tercacat dalam daftar pemilih serta kurangnya profesionalisme petugas pemutakhiran data pemilih yang hanya melakukan verifikasi administrasi tanpa melakukan verifikasi faktual. Ditambah lagi dengan sikap apatis sebagian masyarakat yang secara acuh tak acuh tidak mau peduli dengan hak-hak politiknya. Jadi ketika mendapati namanya tidak tercatat dalam daftar pemilih, merekapun tidak mau ambil pusing dengan melakukan upaya-upaya pemenuhan hak-hak politiknya. 1 Penulis adalah Anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat

Transcript of Golput dan peran pengawas

Page 1: Golput dan peran pengawas

GOLPUT DAN PERAN PENGAWAS PEMILUOleh : Muhammad Yunus1

Dari Pemilu ke Pemilu, trend golput memiliki kecenderungan semakin meningkat jumlahnya. Ada beberapa pendapat tentang meningkatnya fenomena jumlah golput. Ada pendapat yang memaknai peningkatan jumlah golput terkait dengan ketidakpuasan terhadap partai politik. Partai politik dianggap hanya berorientasi kekuasaan dibanding memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sedangkan pendapat lain menyatakan golput tidak terkait dengan persoalan perlawanan rakyat. Golput lebih banyak karena persoalan administratif seperti, tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Golput dalam artian sederhana adalah warga masyarakat yang “sengaja atau tidak sengaja” tidak berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan bernama Pemilu.

Dalam konteks kekinian, Golput dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu :

a. Golput by choice, pada dasarnya kelompok ini memang secara sadar menggunakan hak politiknya dengan pilihan untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Pertimbangan utama dari pilihan tersebut disebabkan oleh sikap kritis yang menginginkan perubahan pasca pesta demokrasi tetapi tak kunjung datang. Asumsinya bahwa selama yang mencalonkan diri adalah orang-orang yang itu-itu saja maka perubahan tidak akan pernah terjadi, malah dikhawatirkan akan menjadi semakin buruk. Bahwa memilih maupun tidak memilih tidak akan memberi arti apapun bagi sendi-sendi kehidupan mereka selanjutnya. Sehingga golongan ini mengambil keputusan untuk tidak menjadi bagian dari kegagalan tersebut dengan tidak menggunakan hak pilihnya meskipun tercatat dalam daftar pemilih.

b. Golput by accident, umumnya kelompok ini merupakan korban dari kelalaian atau ketidaksengajaan penyelenggara Pemilu pada saat pemutakhiran data pemilih. Faktornya bisa dipengaruhi oleh berbagai sebab diantaranya yang bersangkutan tidak sedang berada di rumah pada saat pemutakhiran data pemilih sehingga tidak tercacat dalam daftar pemilih serta kurangnya profesionalisme petugas pemutakhiran data pemilih yang hanya melakukan verifikasi administrasi tanpa melakukan verifikasi faktual. Ditambah lagi dengan sikap apatis sebagian masyarakat yang secara acuh tak acuh tidak mau peduli dengan hak-hak politiknya. Jadi ketika mendapati namanya tidak tercatat dalam daftar pemilih, merekapun tidak mau ambil pusing dengan melakukan upaya-upaya pemenuhan hak-hak politiknya.

c. Golput by design, diantara kelompok-kelompok lainnya maka kelompok inilah yang persentase jumlahnya paling kecil diantara dua kelompok di atas. Kelompok ini terjadi sangat dimungkinkan oleh karena kesengajaan penyelenggara Pemilu dalam pemutakhiran data pemilih terkhusus pada saat penyelenggaraan Pemilukada. Ketika terjadi perbedaan pandangan atau pilihan antara penyelenggara Pemilu dengan si pemilih maka keberpihakan penyelenggara Pemilu pun terjadi. Modusnya biasanya yang bersangkutan tidak dicatat dalam DP4, DPS maupun DPT atau tercatat dalam DP4 tapi tidak tercatat dalam DPS dan DPT atau tercatat dalam DP4 maupun DPS tetapi namanya hilang

1 Penulis adalah Anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat

Page 2: Golput dan peran pengawas

dalam DPT, tentu ini dilakukan melalui berbagai cara dengan tujuan untuk memenangkan salah satu pasangan calon tertentu.

Bagaimana peran Pengawas Pemilu menyikapi kondisi-kondisi tersebut di atas ?

a. Salah satu strategi yang diterapkan oleh Pengawas Pemilu dalam rangka penegakan hukum Pemilu adalah strategi preventif. Menjadi wajib hukumnya bagi Pengawas Pemilu untuk lebih banyak terjun ke tengah-tengah masyarakat memberikan pembelajaran politik yang baik utamanya tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara. Sosialisasi sangat diperlukan untuk membangun kesepahaman bahwa keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pesta demokrasi bernama Pemilu adalah sangat penting untuk membuat perubahan ke depan, sekecil apapun. Lebih tegasnya lagi bahwa, terlibat langsungpun belum tentu membawa perubahan yang berarti, apalagi tidak terlibat sama sekali.

b. Pengawas Pemilu mengemban tugas untuk melakukan pengawasan terhadap persiapan dan pelaksanaan Pemilu dengan fokus utama terhadap kepatuhan dan ketaatan penyelenggara Pemilu dan peserta Pemilu terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu. Salah satu tahapan yang menjadi permasalahan klasik adalah pemutakhiran data pemilih. Sejatinya bahwa pada saat pemutakhiran data pemilih, petugas pemutakhiran data pemilih perlu didampingi melalui pengawasan melekat oleh petugas pengawas Pemilu untuk mencegah kelalaian maupun kesengajaan petugas pemutakhiran data pemilih yang dapat merugikan hak-hak politik warga masyarakat. Meskipun keterbatasan kewenangan dan keterbatasan personil yang diamanatkan oleh undang-undang menjadi kendala terhadap hal ini. Belum lagi pada beberapa daerah, pengawas Pemilu terlambat dibentuk sementara tahapan pemutakhiran data pemilih telah berjalan dikarenakan berbagai alasan seperti anggaran pengawasan Pemilu yang tidak jelas. Tentu saja dengan itikad baik hal-hal tersebut tidak menjadi halangan untuk menegakkan demokrasi Pemilu yang bermartabat.

c. Strategi lain yang menjadi tugas dan kewenangan pengawas Pemilu adalah langkah represif berupa penindakan terhadap pelaku pelanggaran dalam Pemilu. Perbuatan penyelenggara Pemilu yang menyebabkan seseorang kehilangan hak pilihnya merupakan pelanggaran pidana yang diatur dalam undang-undang Pemilu. Selain sosialisasi yang intensif untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi memilih maka diperlukan pula sosialisasi tentang mekanisme penegakan hukum Pemilu berikut sanksi-sanksinya. Disamping secara aktif terjun melakukan pengawasan di tengah-tengah masyarakat diperlukan pula integritas yang kokoh dari pengawas Pemilu sebagai jembatan antara perbuatan melawan hukum dengan proses penegakannya dalam Pemilu. Pengawasan harus didaulat sebagai wasit yang adil dan jujur dalam sebuah kontestasi demokrasi.