BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

123
33 BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian, Fungsi dan Tugas KKG 1. Pengertian KKG Kelompok Kerja Guru (KKG), adalah suatu organisasi profesi guru yang bersifat non struktural yang, dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Dasar,di suatu wilayah atau gugus sekolah,sebagai sarana untuk saling bertukar pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran. 1 Dari pengertian tersebut di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kelompok kerja guru adalah ajang perkumpulan untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar sehingga guru tersebut lebih profesional dan meningkatkan mutu dari proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, pemberdayaan KKG sangat dimungkinkan untuk menjadi sarana efektif guna 1 Depdiknas,Buku IV Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. (Jakarta Dirjen Dikdasmen Direktorat Pend, TK SD) h. 3

Transcript of BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

Page 1: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

33

BAB II

PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH

A. Pengertian, Fungsi dan Tugas KKG

1. Pengertian KKG

Kelompok Kerja Guru (KKG), adalah suatu organisasi

profesi guru yang bersifat non struktural yang, dibentuk oleh

guru-guru di Sekolah Dasar,di suatu wilayah atau gugus

sekolah,sebagai sarana untuk saling bertukar pengalaman

guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki

kualitas pembelajaran.1

Dari pengertian tersebut di atas dapat kita tarik

kesimpulan bahwa kelompok kerja guru adalah ajang

perkumpulan untuk membicarakan masalah-masalah yang

dihadapi dalam proses belajar mengajar sehingga guru

tersebut lebih profesional dan meningkatkan mutu dari proses

pembelajaran itu sendiri.

Oleh karena itu, pemberdayaan KKG sangat

dimungkinkan untuk menjadi sarana efektif guna

1Depdiknas,Buku IV Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Untuk

Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. (Jakarta Dirjen

Dikdasmen Direktorat Pend, TK SD) h. 3

Page 2: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

34

meningkatkan kinerja para guru di lapangan. Karenanya,

diperlukan reformasi organisasi dan manajemen KKG agar

organisasi ini memiliki kemampuan untuk menjadi wadah

yang efektif untuk meningkatkan mutu dan kinerja guru di

daerah.2.

Tangyong dan kawan-kawan,3

mengemukakan

bahwa:Kelompok kerja guru berguna sebagai sarana

kreatifitas guru yang, membantu guru mengembangkan topik,

menunggu sumbangan gagasan baru daru guru, sumber

informasi, sarana komunikasi, bengkel kerja yang berguna,

merupakan laboratorium tempat percobaan guru, tempat

pembinaan kekeluargaan, dan merupakan pusat perpustakaan

bagi guru:

Pendapat berbeda disampaikan Supriadi. Menurutnya,4

penyusun program gugus dan Kelompok Kerja Guru (KKG)

yang kurang jelas, pembiayaan dan sarana prasarana yang

kurang mendukung, tingkat kebersamaan diantara guru

2Depdiknas,Ibid. h. 3

3A.F. Tangyong dkk., Buku Panduan Kelompok Kerja Guru,

(Jakarta:Depdikbud, 1990), h. 9. 4Dedi Supriadi., Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Adicita

Karya Nusa, 1998), h. 240

Page 3: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

35

dirasakan kurang mendukung, waktu pelaksanaan sedikit,

kurang tepat memilih pengurus, menjadikan KKG lesu.

Programnya menjadi kegiatan yang rutin, tidak bervariasi dan

mengakibatkan kejenuhan; pertemuan-pertemuan tidak

menghasilkan sesuatu yang konkkrit yang bermanfaat bagi

anggota. Anggota dan pengurus belum dapat

mengidentifikasikan permasalahan lapangan sehari-hari.

Permasalahan-permasalahan tersebut sangat dirasakan

bukan hanya oleh guru itu sendiri, akan tetapi oleh para

pembina teknis dan pihak-pihak terkait lainnya. Secara teoritis

upaya perubahan perilaku guru melalui kegiatan kelompok

kerja guru merupakan pendekatan yang paling efektif dan

terarah dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan

pembelajaran dan kemampuan mengembangkan diri yang

sekaligus berdampak bagi kinerja guru.

2. Fungsi KKG

Adapun fungsi KKG menurut Mangkoesapoetra

adalah:5

(1) menyusun program jangka panjang, jangka

5

Arif Mangkoesapoetra, “Memberdayakan MGMP Sebuah

Keniscayaan”, Artikel.http/www.Artikel.us/art 05-14.html. Diunduh 17

Agustus 2019.

Page 4: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

36

menengah dan jangka pendek serta mengatur jadwal dan

tempat kegiatan secara rutin, (2) memotivasi para guru untuk

megikuti kegiatan KKG secara rutin baik ditingkat sekolah,

wilayah maupun kabupaten (3) meningkatkan mutu

kompetensi profesionalisme guru dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pengujian/Penilaian pembelajaran dikelas

sehingga mampu mengupayakan peningkatan dan pemerataan

mutu pendidikan di sekolah

3) Tugas KKG

Tugas KKG menurut buku pedomanya adalah:6 (1)

mengakomodir aspirasi dari, oleh dan untuk anggota, (2)

mengakomodir aspirasi masyarakat, steakholder dan siswa,

(3) melaksanakan perubahan yang lebih kreatif dan inovatif

dalam proses pembelajaran, (4) mitra kerja Dinas Pendidikan

dalam menyebarkan informasi kebijakan pendidikan.

Sedangkan menurut Mangkoesapoetra tugas KKG

adalah: (1) reformator dalam claissroom reform, terutama

dalam oerientasi pembelajaran efektif, (2) mediator dalam

6Depdiknas, Op. Cit. h. 4

Page 5: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

37

pengembangan dan peningkatan kompetensi guru terutama

dalam pengembangan kurikulum dan sistim pengujian, (3)

suproting agency dalam inovasi manajemen kelas dan

manajemen sekolah, (4) collabolator terhadap unit terkait dan

organisasi profesi yang relevan, (5) evaluator dan develover

school reform dalam konteks MPMBS (6) clinical dan

academic supervisor dengan pendekatan penilaian appiraisal.

B. Pengertian, Fungsi dan Tugas Pengawas

1. Pengertian Pengawas Sekolah.

Pengawas Sekolah adalah pejabat fungsional yang

berkedudukan sebagai pelaksana teknis, untuk melaksanakan

kepengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu

yang telah ditunjuk/ditetapkan.7

2. Fungsi Pengawas

Oteng Sutisna (1998),8

memposisikan pengawasan

sekolah sebagai pengawasan pengajaran yang memiliki

fungsi-fungsi pokok sebagai berikut :

7Djam‟an Satori, Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan,

(Bandung: Alfabeta,2016), h. 96 8

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar dan Teori untuk

Praktik Profesional, (Bandung: Angkasa, 1998)

Page 6: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

38

a. Memberi bantuan teknologis dan psikologis bagi para guru

dan kepala sekolah.

b. Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum.

c. Memberikan bantuan pengembangan kemampuan kepada

guru.

d. Menilai pengadaan, alokasi dan penyebaran alat dan

perlengkapan pelajaran.

e. Mengevaluasi dan mengembangkan tujuan-tujuan

pendidikan.

f. Mengkoordinasikan program-program pendidikan.

g. Melakukan penelitian.

h. Menyebarkan informasi mengenai penemuan-penemuan

baru di bidang pendidikan,

i. Melakukan bimbingan pelaksanaan program-program baru

di bidang pendidikan.

Jika memperhatikan kewenangan pengelolaan

pendidikan, maka dengan sendirinya kedudukan pengawas

berada di tingkat kabupaten/kota. Pengawas Sekolah sebagai

pejabat fungsional adalah mitra kerja Kepala Dinas

Page 7: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

39

Pendidikan Kabupaten/Kota. Pengawas Sekolah adalah ujung

tombak pada sasaran dalam rangka pembinaan, penilaian, dan

pemantauan proses berlangsungnya pendidikan dan

pengajaran di tiap-tiap sekolah.

3. Tugas Pengawas.

Pengawas Sekolah mempunyai tugas pokok menilai

dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah

sekolah tertentu, baik negeri maupun swasta yang menjadi

tanggung jawabnya. Tanggung jawab utama Pengawas

Sekolah adalah meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar. Spektrum kegiatan Pengawas Sekolah meliputi :

a. Menyusun program pengawasan sekolah.

b. Menilai hasil belajar / bimbingan siswa dan kemampuan

guru.

c. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya

pendidikan, proses belajar mengajar / bimbingan, dan

lingkungan sekolah.

d. Menganalisis hasil belajar / bimbingan siswa, guru dan

sumber daya pendidikan.

Page 8: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

40

e. Melaksanakan pembinaan kepada guru dan tenaga lainnya

di sekolah.

f. Menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan.

g. Melaksanakan pembinaan lainnya di sekolah selain proses

belajar mengajar/ bimbingan siswa, dan

h. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan dari seluruh

sekolah yang ada di lingkungan kabupaten / kota.

C. Pengertian Kesiapan

Dalam Kamus Psikologi, kata kesiapan (readiness)

diartikan dengan tingkat kematangan atau kedewasaan yang

menguntungkan untuk mempraktikkan sesuatu.9

Menurut

Slameto, kesiapan diartikan dengan keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respons atau

jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian

kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau berkecenderungan

untuk memberi respons. James Drever, seperti dikutip Slameto,

Readiness diartikan dengan preparedness to respond or react.

9

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta:Raja

Rafiondo,2006), 419.

Page 9: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

41

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi rsepon atau bereaksi.

Dan Thorndike mengartikan „Kesiapan‟ dengan prasyarat untuk

belajar ke tahap berikutnya.10

Menurut Hamalik kesiapan adalah keadaan kapasitas yang

ada pada diri siswa dalam hubunngan dengan tujuan pengajaran

tertentu.11

Cronbach seorang ahli pendidikan yang dikutip oleh

Seomanto mengartikan Readiness dengan segenap sifat atau

kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara

tertentu.12

D. Peran KKG dan Pengawas

1. Peran KKG

UU No. 14/2005 mengamanatkan guru untuk memiliki

(a) kualifikasi akademik minimum S1/ DIV, (b) kompetensi

sebagai agen pembelajarn yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional, dan (c) sertifikat

10

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya

(Jakarta: Rineka Cipta, 2003). 11

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan

Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 94. 12

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,

1998).

Page 10: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

42

pendidik. Agar guru dapat memilki kompetensi sebagai agen

pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan dalam undang-

undang tersebut, maka harus senantiasa meningkatkan

kompetensinya secara terus menerus melalui berbagai upaya

antara lain melalui pelatihan, kegiatan karya tulis ilmiah,

pertemuan di kelompok kerja dan musyawarah kerja

diantaranya melalui Kelompok kerja Guru (KKG).

KKG sebagai salah satu wadah profesional guru (baik

guru kelas maupun guru mata pelajaran) yang berada pada

satuan wilayah Kabupaten/ Kota/Kecamatan/gugus sekolah

adalah organisasi sekolah nonstruktural yang bersifat mandiri,

berasaskan kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan

hirarkis dengan lembaga lain. KKG mewadahi kegiatan

profesional guru terutama yang bertanggung jawab untuk

mengelola kegiatan belajar mengajar di kelas.

Menurut pedoman KKG (Depdiknas, 2004:4)13

KKG

berperan untuk (1) mengakomodir aspirasi dari, oleh dan

untuk anggota, (2) mengakomodir aspirasi masyarakat,

13

Depdiknas, Ibid., h. 4.

Page 11: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

43

steakholder dan siswa, (3) melaksanakan perubahan yang

lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran, (4) mitra

kerja Dinas Pendidikan dalam menyebarkan informasi

kebijakan pendidikan.

Sedangkan menurut Mangkoesapoetra (2004)14

peranan

KKG adalah: (1) reformator dalam claissroom reform,

terutama dalam oerientasi pembelajaran efektif, (2) mediator

dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru

terutama dalam pengembangan kurikulum dan sistim

pengujian, (3) suproting agency dalam inovasi manajemen

kelas dan manajemen sekolah, (4) collabolator terhadap unit

terkait dan organisasi profesi yang relevan, (5) evaluator dan

develover school reform dalam konteks MPMBS (6) clinical

dan academic supervisor dengan pendekatan penilaian

appiraisal.

Jaringan kerja guru yang selama ini diakui dan tengah

berjalan di Indonesia dinamakn Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) untuk guru SMP/SMA/SMK, dan

14

Mangkoesapoetra, Op. Cit.,h. 3

Page 12: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

44

Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk guru SD yaitu organisasi

non struktural di tingkat kabupaten/kota.

Tujuan umum dari pembentukan MGMP dan KKG

adalah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam

meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan tujuan khusus

pembentukan MGMP/KKG menurut Suyanto &Asep Djihad

adalah:15

1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata

pelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang

efektif, efisien dan menyenangkan.

1. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai

tempat proses pembelajarn yang menyenangkan,

mengasyikan dan mencerdaskan siswa, dan

2. Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Kegiatan MGMP dan KKG dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa jenis kegiatan yaitu :

1. Peningkatan penguasaan materi mata pelajaran

15

Suyanto dan Asep Djihad, Calon Guru dan Guru Profesional,

(Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013), h. 275-276.

Page 13: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

45

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

guru terhadap materi ajar.

2. Peningkatan pemahaman kurikulum

3. Peningkatan kualitas pembelajaran

Kegiatan ini bertujuan agar guru mempunyai keterampilan

dan kemampuan melaksanakan pembelajaran yang efektif

dan efisien.

4. Peningkatan kemampuan evaluasi

2. Peran Pengawas

Pengawas sekolah berkedudukan sebagai pelaksana

teknis fungsional di bidang pengawasan akademik dan

manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan.

Merujuk pada satuan pendidikan, maka kemudian jabatan

pengawas dibedakan menjadi pengawasan TK, pengawasan

SD, pengawasan SMP, pengawasan SMA, dan pengawasan

SMK.16

Pengawas yang profesional memiliki kemampuan

melaksanakan supervisi akademik dan manajerial secara

16

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru, SD,

SLB, TK, (Yrama Widya: Bandung), h. 5-6.

Page 14: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

46

efektif dan efisien yang mampu membawa peningkatan mutu

pendidikan. Dengan memperhatikan PERMENPAN dan RB

Nomor 21 Tahun 2010 Pasal 5 maka tugas pokok dan fungsi

pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan

akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang

meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan

pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 Standar Nasional

Pendidikan (SNP). Penilaian, pembimbingan dan pelatihan

profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program

pengawasan.

Secara umum kompetensi adalah seperangkat

kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan,

kecakapan atau kapabilitas yang dimiliki seseoang, sehingga

ia mampu menampilkan perilaku kognitif, afektif, dan

psikomotor tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya secara optimal. Dari pengertian di atas dapat

dipaparkan bahwa17

“kompetensi pengawas mencakup

kemampuan yang direfleksikan pada pengetahuan, sikap, dan

17

Nana Suidjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 53-55.

Page 15: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

47

keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan

fungsi jabatan profesional sebagai pengawas sekolah”.

Dengan memperhatikan kemampuan yang harus dimiliki

pengawas sekolah tersebut sesuai dengan kebutuhan

pengelolaan manajemen di sekolah, tuntutan kurikulum 2013,

kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

Selanjutnya paradigma yang digunakan dalam

menyusun kompetensi pengawas dikembangkan atas dasar

tugas pokok dan fungsi pengawas sebagai supervisor.

Evaluasi supervisi pendidikan adalah suatu proses

menentukan tingkat keberhasilan supervisi akademik dengan

menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.18

Menurut Aqib,19

“pengawasan dengan meliputi :

(1) Pengawasan sekolah,

(2) Pengembangan Profesi,

(3) Teknis operasional, dan wawasan kependidikan.

18

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta:

Bumi Aksara 2012), h.196. 19

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Op. Cit., h. 102

Page 16: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

48

Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme

pengawas sekolah melakukan pengembangan profesi secara

berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia

pendidikan yang semakin komplek dan untuk lebih

mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan

yang efektif, efisien, dan produktif.

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada

perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Chester Harris

menyatakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina

program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu

ada usaha perbaikan. Sedangkan Briggs mengungkapkan

bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran

saja, tapi untuk mengakomodasi, menstimulasi, dan

mendorong kearah pertumbuhan profesi guru.20

a. Prinsip KKG

Prinsip KKG adalah: (1) merupakan organisasi yang

mandiri, (2) dinamika organisasi yang dinamis

berlangsung secara alamiah sesuai dengan kondisi dan

20

Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2008), h. 21.

Page 17: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

49

kebutuhan, (3) mempunyai visi dan misi dalam upaya

mengembangkan pelayanan pendidikan khususnya proses

pembelajaran efektif dan efisien, (4) kreatif dan inovatif

dalam mengembangkan ide-ide pembelajaran yang efektif

dan efisien, (5) memiliki anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga (AD/ART).21

b. Kegiatan KKG

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam

pertemuan KKG menurut pedoman KKG (Depdinas,2004)

antara lain: (1) meningkatkan pemahaman kurikulum.

Kegiatan KKG dilaksanakan dalam rangka untuk

meningkatkan pemahaman guru mengenai kurikulum yang

dipakai dalam proses pembelajaran beserta perangkat yang

dibutuhkan dalam mengajar sesuai dengan tuntunan

kurikulum, sehingga setelah mengikuti KKG guru

diharapkan dapat membuat perangkat pembelajaran dan

dapat menjalankan kurikulum yang digunakan dengan

benar, (2) mengembangkan silabus dan sistim

21

Depdiknas, Loc. Cit.

Page 18: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

50

penilaian.Guru diharapkan mampu mengembangkan silabus

yang sudah ada dan diharapkan mampu memilih metode

penilaian pembelajaran disesuaikan dengan materi,

kemampuan siswa, media alat bantu pembelajaran, (3)

mengembangkan dan merancang bahan ajar. Guru dilatih

untuk dapat mengembangkan bahan pelajaran pokok

sehingga guru diharapkan mampu menyusun rancangan

bahan pelajaran, (4) meningkatkan pemahaman tentang

pendidikan berbasis luas (broadbased education) dan

pendidikan berorientasi kecakapan hidup (lifeskill). Bahwa

guru dalam mengajar tidak hanya berfokus pada materi

yang diajarkan tetapi mampu menanamkan keterampilan

kepada siswa (5) mengembangkan model pembelajaran

efektif. Guru dalam mengajar harus fokus terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran yang bervariasi. (6) mengembangkan

dan melaksanakan analisis saran pembelajaran. Guru

mampu merencanakan sarana pembelajaran yang tepat

untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. (7)

Page 19: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

51

mengembangkan dan melaksanakan pembuatan alat

pelajaran sederhana. Guru dapat membuat alat pembelajaran

sesuai dengan materi dan kemampuan sekolah guna

menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. (8)

mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran

berbasis komputer. Penerapan sistim komputer terhadap

materi yang diajarkan, (9) mengembangkan media dalam

melaksanakan proses belajar mengajar. Guru mampu

merencanakan dan mengembangkan media apa yang cocok

untuk digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat

mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Peningkatan Kompetensi Guru

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

pasal 28 dinyatakan bahwa: Pendidikan harus memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Page 20: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

52

Sebagai agen pembelajaran, dimana seorang guru

memiliki beberapa fungsi yaitu: guru sebagai fasilitator, guru

sebagai motivator, guru sebagai pemacu, dan guru sebagai

pemberi inspirasi.Beberapa kemampuan yang harus dimiliki

oleh seorang guru berkaitan dengan kompetensi pedagogik

adalah: kemampuan mengelola pembelajaran, pemahaman

terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dialogis,

pemanfaatan teknologi pembelajaran, Penilaian hasil belajar

dan pengembangan peserta didik. Sementara untuk

kompetensi profesional kemampuan mencakup: memahami

jenis materi pembelajaran, mengurutkan materi pembelajaran,

mengorganisasikan materi pembelajaran, mendayagunakan

sumber pembelajaran, memilih dan menentukan materi

pembelajaran.

Kualifikasi akademi adalah tingkat pendidikan minimal

yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan

dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi

Page 21: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

53

sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi Profesional merupakan kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang meliputi: (a) dalam menyampaikan pembelajaran

mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang

tidak kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan

mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni

pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui

pelatihan, pengalaman dan kemauan belajar yang tidak pernah

putus, (b) dalam melaksanakan proses pembelajaran keaktifan

siswa harus diciptakan dan belajar terus dengan menggunakan

metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan

suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya,

mengamati, mengadakan experiment serta menemkan fakta

dan konsep yang benar. Karena itu guru harus melakukan

kegiatan pembelajaran menggunakan multi media, sehingga

terjadi suasana belajar sambil bekerja, beajar sambil

mendengar, dan belajar sambil bermain sesuai konteks

Page 22: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

54

materinya, (c) didalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru

harus mmperhatikan prinsip-prinsip didaktif metodik sebagai

ilmu keguruan.misalnya bagaimana menerapkan prinsip

apresepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi dan prinsip-

prinsip lainnya, (d) daam hal Penilaian, secara teori dan

praktik guru harus dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan

yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk

mengukur hasil belahar harus benar dan tepat. Diharapkan

pula guru dapat menyusun butir soal secara benar, agar tes

yang digunakan dapat memotivasi siswa belajar.

4. Kemampuan Pembelajaran Guru

Dalam kegiatan pembelajaran perlu ada langkah-

langkah kongkrit, agar tujuan dan sasaran tercapai seoptimal

mungkin. Langkah-langkah itu diantaranya adalah :

a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran disusun sebelum terjadi

interaksi antara pendidik dan peserta didik, yang dimulai

setelah manganalisis tujuan dan bahan pembelajaran, serta

metode dan media pembelajaran yang akahn digunakan

Page 23: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

55

agar sesuai dengan kebutuhan yang akan diinformasikan

melalui proses pembelajaran.

Seperti diungkapkan M. Sobry Sutikno,22

bahwa:

“kegiatan penting pada tahapan perencanaan pembelajaran adalah : a. mengecek atau membuat silabus

b. menentukan tujuan instruksional umum

c. menentuka tujuan instruksional khusus d. menentuka cara penilaian atau evalusi yang

akan dipakai untuk mengetahui kemampuan belajar peserta didik

e. menentukan waktu pelaksanaan

f. menentukan buku wajib dan pilihan

g. membuat ringkasan informasi atau hand out.

Disamping mempersiapkan hal-hal yang bersifat

teknis, guru pun perlu juga mempersiapkan kompetensi

akademis, maksudnya bahwa guru juga harus mau belajar

sehingga mampu dan menguasai apa yang akan diajarkan.

b. Pengorganisasian Kelas

Setelah guru merencanakan dengan seperangkat

kesiapannya dalam proses pembelajaran, guru juga

hendaknya melakukan pengorganisasian siswa di kelas

22

M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran: Upaya Kreatif dalam

Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil,(Bandung: Prospect, 2007), h. 44-45.

Page 24: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

56

sesuai dengan situasi dan kondisi dimana siswa itu akan

mengikuti kegiatan.

Kegiatan ini tentu sudah dirancang sedemikian rupa

oleh guru guna memudahkan siswa mencerna apa yang

disampaikan guruseperti tercantum dalam tujuan

pembelajaran yang sudah disiapkan guru sebelumnya.

Dalam kegiatan ini guru harus dapat menciptakan situasi

yang kondusif, sehingga proses pembelajaran berjalan

sesuai rencana yaitu aktif, kreatif dan menyenangkan.

Pengorganisasian siswa di kelas dapat dilakukan

dengan cara klasikal, berkelompok, berpasangan atau

peserta didik memilih diantara teman sesuai dengan

pilihannya. Pengorganisasian ini semata-mata untuk

mengkondusipkan suasana kelas dalam rangka mencapai

keberhasilan pendidik dan peserta didik dalam satu paket

pembelajaran yang sudah direncanakan, ringkasnya

pengorganisasian ini bertujuan untuk melatih bekerjasama,

menanamkan jiwa kepemimpinan dan saling membantu

serta terjadinya pertukaran pengetahuan antar peserta didik.

Page 25: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

57

Dari kegiatan ini guru akan dapat menghasilkan

catatan dari pengamatannya bahwa kreatifitas peserta

didik dalam satu paket pembelajaran dari mulai

pengorganisasian kelas, berkelompok sampai ke individu

dapat dimonitor sehingga diketahui siswa secara

perorangan atau kelompok mana yang dapat bekerjasama

untuk menghasilkan sesuatu dengan baik.

c. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Untuk memulai proses ini guru hendaknya

memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa,

untuk tetap bisa melaksanakan tugas yang akan

dikerjakan sesuai dengan petunjuk guru atau di dalam

lembar kerja siswa, dan siswa pasti akan memulai

pekerjaan dengan berbagai aktifitas yang akan

dilakukannya, di sini guru hendaknya berfunfgsi sebagai

fasilitator (memonitor dan mengawasi serta memfasilitasi

pembelajaran) untuk membantu para peserta didik

apabila ada peserta didik atau kelompok yang perlu

penjelasan, namun jangan lupa guru juga harus

Page 26: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

58

berpandangan menyeluruh pada saat memperhatikan

kerja siwa agar para siswa merasa dirinya bukan hanya

diawasi tapi juga merasa dibimbing dan diperhatikan,

sehingga tidak akan menyebabkan para peseta didik kaku

dalam berbuat dan bertindak pada saat bekerja.

Seorang guru yang baik harus dapat

membangkitkan semangat peserta didiknya sehingga

terhindar dari rasa jenuh, dan sebaliknya akan timbul

gairah untuk belajar. Guru hendaknya menciptakan

suasana manis di kelas sehingga para siswa akan merasa

senang tapi mempunyai tanggungjawab yang besar

apalagi peserta didik yang ditunjuk sebagai ketua

kelompok misalnya, akan memantau bagaimana cara

kerja teman-temannya atau kondisi teman-temannya. Di

samping itu juga guru harus kreatif untuk dapat

mendorong belajar peserta didik, misalnya dengan

menggunakan media pembelajaran sebagai salah satu

pendukung suksesnya pembelajaran, media ini bisa

dibuat oleh guru sekalipun sederhana. Menurut

Page 27: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

59

Heinich,23

”Dalam aktifitas pembelajaran, media dapat

didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat memberikan

informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang

berlangsung antara pendidik dan peserta didik” Beberapa

jenis media pembelajaran yang digambarkan M. Sobry

Sutikno 24

adalah:

a. Media grafis, gambar, photo,grafik,bagan atau

diagram,poster dan kartun, media ini juga sering

disebut media dua dimensi yaitu media yang

mempunyai ukuran panjang dan lebar.

b. Media tiga diomensi, yaitu dalam bentuk model

seperti model padat, model penampang, model

susun, model kerja, mick up, diorama.

c. Media proyeksi, seperti slide, film, strips,

penggunaan OHP, in focus, dll.

d. Penggunaan lingkungan sebagai media

pembelajaran.

23

Molenda & Russel Heinich, Teaching Reading Today’s In

Elementry Schools, (New Jersey Palo Alto, 1996). 24

M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,Op. Cit, h. 5.

Page 28: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

60

Kemudian perlu juga ditegaskan kepada para

peserta didik bahwa belajar itu tidak mesti terjadi di dalam

ruang kelas semata tetapi dapat juga dilakukan di luar

kelas atau lingkungan sekolah, karena sumber belajar itu

begitu luas, tidak hanya dibatasi oleh empat dinding

tembok saja, bahkan sesekali para siswa harus dibawa ke

tempat-tempat yang dianggap ada manfaat pendidikannya,

sehingga secara langsung obyek itu dapat diamati, di sini

pun daya imajinasi peserta didik dan apresiasi sumber

belajar sangat membantu para peserta didik, jelas ini akan

menambah pengalaman belajar peserta didik bahkan

bukan hanya itu saja, tetapi akan dapat pula menambah

pemahaman terhadap materi yang sedang ia pelajari atau

dibahas.

d. Penilaian Pembelajaran

Penilaian merupakan pengukuran ketercapaian

program pendidikan,proses penilaian mencakup

pengumpulan sejumlah bukti-bukti yang menunjukkan

pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian berbasis kelas

Page 29: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

61

menggunakan pengertian penilaian sebagai “assessment”

yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan

mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada

tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar. Data

atau informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan

salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan suatu program pendidikan.

Penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya

keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar

mengajar (PBM). Dengan demikian pula, PBM akan

berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas

yang efektif oleh guru.

Ragam penilaian kelas terdiri dari 1). Tes tertulis

yang merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan ( baik

soal maupun jawabannya). Yang digunakan pada formatif

atau sumatif tes. Berbentuk objektif: pilihan ganda, benar

salah, menjodohkan. Non objektif; jawaban singkat atau

isian singkat, soal uraian, uraian bebas, pertanyaan lisan.

2). Penilaian Kinerja (Performance Assessment) adalah

Page 30: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

62

penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi

dimana peserta tes diminta untuk mendemontrasikan dan

mengaplikan pengetahuan keberbagai macam kontek. 3).

Penilaian Fortofolio: kumpulan atau berkas pilihan yang

dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian. 4).

Penilaian Proyek ; tugas yang harus diselesaikan dalam

periode/ waktu tertentu. 5). Penilaian hasil kerja adalah

penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat

suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut.

6). Penilaian sikap merupakan penilaian yang

berhubungan dengan sifat bawaan, missal kecerdasan,

temperamen.25

e. Progam Perbaikan dan Pengayaan

Hasil belajar siswa adalah bentuk keberhasilan

dalam proses pembelajaran setelah berlangsung dalam

satu proses tatap muka yang diakhiri dengan Penilaian.

Tentu dalam Penilaian ini guru juga akan penuh kehati-

hatian karena latar belakang para siswa pun berbeda.

25

J.M. Olso, dan M.P. Zanna, Attitudes and Attitude Change. Annual

Review of Psychology, Refrences, Scientific Publishing, 1993, h. 44, 117-154

Page 31: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

63

Secara sederhana hasil belajar yang mudah dilihat secara

keseluruhan adalah adanya siswa yang kurang atau lambat

dan siswa yang lebih cepat dalam belajarnya.

Progam perbaikan dan pengayaan ini dilaksanakan

setelah mengetahui kelemahan dan kekurangan peserta

didik baik dari dalam maupun dari luar. Karena itu

menelusuri kelemahan peserta didik harus dilakukan

secara cermat, tidak tertutup kemungkinan bagi para

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar perlu

mendapat penanganan dan perhatian secara khusus pula

dari guru.

Khusus untuk peserta didik di sekolah dasar

biasanya banyak mengalami kesulitan belajar pada

membaca, menulis dan berhitung, ini semua memerlukan

kesabaran guru dalam membimbingnya, namun kesulitan

tersebut biasanya hanya berlangsung sesaat, namun jika

tidak ditangani dengan kesabaran maka akan mengganggu

proses pembelajran selanjutnya dan bisa pula menjadi

kesulitan belajar secara permanen.

Page 32: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

64

f. Lingkungan sebagai sumber belajar

Seperti dikatakan dimuka bahwa pendidikan itu

bukan hanya tanggungjawab sekolah saja namun orang tua

dan masyarakat pun ikut bertanggungjawab di dalamnya,

karena itu keberhasilan pendidikan secara keseluruhan

adalah keberhasilan yang sesuai dengan harapan semua

pihak.

5. Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective

yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil

dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas

sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang

tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai

tujuan atau sasaran yangtelah ditentukan di dalam setiap

organisasi, kegiatan ataupun program.

Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran

seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat

H. Emerson yang dikutip SoewarnoHandayaningrat S yang

Page 33: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

65

menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti

tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”26

Sedangkan Georgopolous dan Tannembaum mengemukakan

bahwa27

“Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana

keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan

bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme

mempertahankan diri dalam mengejar sasaran. Dengan

kata lain,penilaian efektivitas harus berkaitan dengan

mesalah sasaran maupun tujuan.”

Selanjutnya Steersmengemukakan bahwa28

“Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana

tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap

pelaksanaannya”.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas,

dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran

yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan

26

Soewarno Handayaningrat. Pengantar Studi Administerasi dan

Manajemen, (Jakarta: Haji Masagung, 1994), h. 16 27

Georgopolous Dan Tannenbaum, Efektifitas Organisasi, (Jakarta:

Erlangga, 1985), h. 50 28

M. Richard Steers, Efektifitas Organisasi, (Jakarta: Erlangga,

1985), h. 87

Page 34: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

66

waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana yang

dikemukakan oleh Hidayat yang menjelaskan bahwa29

“Efektivitas adalah suatuukuranyang menyatakan

seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah

tercapai. Semakin makin besar persentase target yang

dicapai, makin tinggi efektivitasnya”. tercapai. Dimana

makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi

efektivitasnya”.

Upaya mengPenilaian jalannya suatu organisasi,

dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini

adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu

dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan

manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas

merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien,

ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran

output). Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi

ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan

29

Hidayat, Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta:

Gajah Mada Press, 1986).

Page 35: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

67

model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien

apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur

sedangkan dikatakan efektif prosedur sedangkan dikatakan

efektif dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal

yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari

berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang

menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari

sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi

memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas

dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat efektivitas

juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana

yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah

diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan

tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan

tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal

itu dikatakan tidak efektif.

Page 36: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

68

E. Pengertian Kurikulum 2013

Sebelum mengkaji lebih jauh tentang penerapan

kurikulum 2013 bagi para guru, perlu dikemukakan terlebih

dahulu apa itu kurikulum. Kata “kurikulum” berasal dari bahasa

Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu

currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus

ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish.

Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan.

Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum” diartikan dengan

Manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui

oleh manusia ada bidang kehidupannya. Dalam konteks

pendidikan kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh

pendidikan/guru dengan peserta didik untuk mengembangkan

pengetahuan keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. Al-Khauly

seperti dikutip Muhaimin menjelaskan bahwa al-Manhaj sebagai

seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga

pendidikan dalam mewujudkan pendidikan yang diinginkan.30

30

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Madrasah dan Perguruan Tinggi, (T.t. Rajawali Press, 2014), h. 1

Page 37: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

69

Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli

rupanya sangat bervariasi, tetapi dari beberapa definisi itu ditarik

benang merah, bahwa di satu pihak ada yang menekankan pada

isi pelajaran atau mata kuliah, dan di lain pihak lebih

menekankan pada proses atau pengalaman belajar.

Pengertian yang lama tentang kurikulum lebih menekankan pada

isi pelajaran atau mata kuliah, dalam arti sejumlah mata pelajaran

atau kuliah di sekolah atau perguruan tinggi, yang harus ditempuh

untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat; juga keseluruhan

pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan.31

Atau

menuru al-Syaibany,32

terbatas pada pengetahuan-pengetahuan

yang dikemukakan oleh guru atau sekolah atau institusi

pendidikan lainnya dalam bentuk mata pelajaran-mata pelajaran

atau kitab-kitab karya ulama terdahulu, yang dikaji begitu lama

oleh para peserta didik dalam tiap tahap pendidikannya. Definisi

yang dikemukakan oleh Kemp, Morrison dan Ross,33

31

S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar –

Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1982). 32

O. al-Saibany, Falsafah Pendidikan, terj. Hasan Langgulung,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1979). 33

E. I. Kemp, G.R. Morisson & S.M. Ross, Desaing Effective

Intruction, (New York: Merril Macmillan College, 1994).

Page 38: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

70

menekankan pada isi mata pelajaran dan keterampilan-

keterampilan yang termuat dalam suatu program pendidikan.

Demikian pula definisi yang tercantum dalam UU Sisdiknas

Nomor 2/1989. Definisi kurikulum yang tertuang dalam UU

Sisdiknas Nomor 20/2003 dikembangkan ke arah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Dengan demikian, ada tiga komponen yang termuat

dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara

pembelajaran, baik yang berupa strategi pembelajaran maupun

evaluasinya.

Definisi yang dikemukakan oleh Sarhan,34

menekankan

kepada sejumlah pengalaman pendidikan, budaya, sosial,

olahraga, dan seni yang disediakan oleh sekolah bagi para peserta

didiknya di dalam dan diluar sekolah, dengan maksud mendorong

mereka untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan

mengubah tingkat laku mereka sesuai dengan tujuan pendidikan

34

Munir Sarhan al-Murshi, Fi al-Ijtima’ al-Tarbiyah, (Mesir:

Maktabah al-Anglo al-Misriyyah, 1978).

Page 39: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

71

yang ditetapkan. Doll,35

menekankan pada semua pengalaman

yang ditawarkan kepada peserta didik dibawah bantuan atau

bimbingan sekolah atau perguruan tinggi itu sendiri, di rumah

ataupun di masyarakat. Termasuk di dalamnya berbagai upaya

guru/dosen dalam mendorong terjadinya pengalaman tersebut

serta berbagai fasilitas yang mendukungnya. Definisi yang senada

dengan dikemukakan oleh Saylor dan Alexander,36

bahwa

kurikulum adalah segala usaha sekolah/perguruan tinggi yang

bisa menghasilkan atau menimbulkan hasil belajar yang

dikehendaki, apakah di dalam situasi-situasi sekolah ataupun di

luar sekolah/perguruan tinggi. Demikian pula Oliva,37

yang

mendefinisikan kurikulum sebagai rencana atau program yang

menyangkut semua pengalaman yang dihayati peserta didik

dibawah pengarahan sekolah atau perguruan tinggi.

Masing-masing definisi dengan penekanannya tersebut

akan mempunyai implikasitertentu dalam pengembangan

35

Ronald C. Doll, Curriculum Improvement, Decision Making and

Process, (Boston: Ally and Bacon, Inc., 1974) 36

J. Galen Saylor dan William M. and Lewis Arthur J. Alexander,

Curriculum Planing for Better Teaching and Learning, (Holt-Reinhart and

Winston, 1981). 37

Peter Oliva, Developping the Curriculum, (New York: Longman,

1992).

Page 40: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

72

kurikulum. Kurikulum yang menekankan pada isi bertolak dari

asumsi bahwa masyarakat bersifat statis, sedangkan pendidikan

berfungsi memelihara dan mewariskan pengetahuan, konsep-

konsep dan nilai-nilai yang telah ada, bagik nilai Ilahi maupun

nilai insani. Karena itu, kurikulum biasanya ditentukan oleh

sekelompok orang ahli, disusun secara sistematis dan logis sesuai

dengan disiplin-disiplin ilmu atau sistematsi ilmu yang dianggap

telah mapan, tanpa melibatkan guru/dosen apalagi peserta

didik/mahasiswa. Fungsi guru/dosen sebagai penjabar atau

penjelas dan pelaksana dalam pembelajaran baik dalam hal isi,

metode maupun evaluasi. Guru/dosen berperan sebagai

penyamp[ai informasi atau sebagai model dan ahli dalam disiplin

ilmu. Peran peseta didik bersifat pasif, sebagai penerima

informasi dan tugas-tugas dari guru/dosen.

Sedangkan kurikulum yang menekankan pada proses atau

pengalaman bertolak dari asumsi bahwa peserta didik sejak

dilahirkan telah memiliki potensi-potensi, baik potensi untuk

berpikir, berbuat, memcahkan masalah, maupunun belajar dan

berkembang sendiri. fungsi pendidikan adalah menciptakan

Page 41: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

73

situasi atau lingkungan yang menunjang perkembangan potensi-

potensi tersebut. Karena itu, kurikulum dikembangkan dengan

bertolak pada kebutuhan dan minat peserta didik. Materi ajar

dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Peserta didik

menjadi subjek pendidikan. Guru/dosen berfungsi sebagai

psikolog yang memahami segala kebutuhan dan masalah peserta

didik, ia berperan sebagai bidan yang membantu peserta didik

melahirkan ide-idenya, dan/atau sebagai pembimbing, pendorong,

fasilitator dan pelayan bagi peserta didik. Pengembangan

kurikulum dilakukan oleh guru dosen dengan melibatkan peserta

didik. Tidak ada kurikulum standar yang ada hanyalah kurikulum

minimal yang dalam implementasinya dikembangkan bersama

peserta didik. Isi dan proses pembelajarannya selalu berubah

sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

Dari kedua pihak,yakni pihak yang menekankan isi dan

yang menekankan proses dan pengalaman, tersebut muncul pihak

ketiga yang berusaha memadukan kedua-duanya, dalam arti ia

menekankan baik pada isi maupun proses pendidikan atau

pengalaman belajar sekaligus. Pihak ini berasumsi bahwa

Page 42: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

74

manusia adalah sebagai makhluk sosial yang dalam

kehidupannya selalu membutuhkan manusia lain, selalu hidup

bersama berinteraksi dan bekerja sam. Melalui kehidupan

bersama dan kerja sama itulah manusia dapat hidup, berkembang

dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan

berbagai masalah yang dihadapi. Tugas pendidikan terutama

membantu agar peserta didik menjadi cakap dan selanjutnya

mampu ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan dan

pengembangan masyarakatnya.

Isi pendidikan terdiri atas problem-problem yang aktual

yang dihadapi dalam kehidupan nyata di masyarakat. Proses

pendidikan atau pengalaman belajar peserta didik b erbentuk

kegiatan-kegiatan belajar kelompok yang mengutamakan kerja

sama, baik antar peserta didik, peserta didik dengan guru/dosen,

maupun antara peserta didik dan guru/dosen dengan sumber-

sumber belajar yang lain. Karena itu, dalam menyusun kurikulum

atau program pendidikan bertolak dari problem yang dihadapi

dalam masyarakat sebagai isi pendidikan, sedangkan proses atau

pengalaman belajar peserta didik adalah dengan cara

Page 43: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

75

memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta bekerja secara

kooperatif dan kolaboratif,

berupaya mencari pemecahan terhadap problem tersebut

menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Adapun

kegiatan penilaian dilakukan untuk hasil maupun proses belajar.

Guru/dosen melakukan kegiatan penilaian sepanjang kegiatan

belajar.38

Sebagaimana di sebutkan di dalam Undang-undang

Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidika tertentu. Berdasarkan pengertian

tersebut, kurikulum mempunyai dua dimensi, pertama, berkaitan

denngn rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran, kedua berkaitan dengan rencana dan pengaturan

mengenai bagaimana cara menyampiakan tujuan , isi, dan bahan

pelajaran itu kepada peserta didik. Dengan demikian, kurikulum

38

Muhaimin, Ibid. h. 5.

Page 44: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

76

berisi tentang apa (what) tujuan, isi, dan bahan pelajaran dan

bagaimana (how) cara menyampaikannya. Kurikulum 2013 yang

diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua

dimensi tersebut.39

Dalam konsep kurikulum 2013 dikenal Kompetensi Inti

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi adalah

seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah

mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu

program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) Adalah kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup

materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Komletensi

lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan teretentu

(PP32/2013:pasal 1, ayat 4). Kompetensi Inti adalah tingkat

kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang

harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkta kelas

39

Panitia Sertifikasi Guru, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG), (Semarang: LPTK Rayon 206 IAIN Wali Songo, 2013), h. 23.

Page 45: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

77

atau program (PP32/2013:pasal 1, ayat 13), sedangkan pengertian

kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai

Kompetensi Inti yang harus diperoleh Peserta Didik melalui

pembelajaran (PP32/2013 : pasal 1 ayat 14).

Landasan Yuridis Implementasi Kurikulum 2013

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

2. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional.

3. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang perubahan

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik

Indonesia no 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi

lulusan pendidikan dasar dan menengah.

5. Peraturan menteri Pendidikan dan kebidayaan republik

Indonesia no 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan

dasar dan menengah.

6. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik

indonesia no 66 tahun 2013 tentang standar penilaian

pendidikan.

Page 46: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

78

7. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik

indonesia no 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan

struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.

8. Peraturan menteri pendidikna kebudayaan republik indonesia

no 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur

Kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah.

9. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik

indonesia no 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan

struktur kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah.

10. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik

indonesia no 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan

struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan/madrasah

aliyah kejuruan.

11. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik

indonesia nomor 71 tahun 2013 tentang buku pembelajaran

sebagai sumber utama.

Rasionalitas Pengembangan Kurikulum 2013

Sebagaimana disebutkan di dalam Permendikbud Nomor

67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasardan Struktur Kurikulum

Page 47: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

79

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyyah, Nomor 68 tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyyah, Nomor 69 tahun

2013 tentang Kerangka Dasardan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan bahwa faktor-

faktor yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013

adalah:

1. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi

pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang

mengacu pada 8 (delapan) Standar Nasional pendidikan yang

meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi

lulusan, standar pendidik dan pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan

penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia

usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak

produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia

Page 48: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

80

65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini

diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-

2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu

tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana

mengupayakan agar sumber daya manusia usia produk yang

melimpah ini daapt ditransformasikan menjadi sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui

pendidikan agar tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus

globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah

lingkungan hidup,, kemajuan teknologi dan informasi,

kebangkitan industry kreatif dan budaya, dan perkembangan

pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan

menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan

tradisional menjadi masyarakat industry dan perdagangan

modern seperti dapat telrihat di World Trade Organization

(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran

Page 49: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

81

kekuatan ekonomi dunia, pengaruhg dan imbas teknosains

terkait serta mutu, investasi, dan transformasi bidang

pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi

International Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) dan Program for International

Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga

menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak

menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang

dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain

banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA

tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan

penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi

pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik

harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang

dipelajari untuk memliki kompetensi yang sama;

Page 50: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

82

2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)

menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta

didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media

lainnya);

3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara

jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja

dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh

melalui internet);

4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-

mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin

diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis

tim)

6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran

berbasis alat multimedia;

7) Pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan

pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan

potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

Page 51: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

83

8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal

(monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan

jamak (multi disciplines); dan

9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan Kurikulum selama ini telah

menempatkan kurikulum sebagai daftar mata

pelajaran.Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah

sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu

dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola

sebagai berikut:

1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi

tata kerja yang bersifat kalaboratif;

2) Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan

kemampuan manajamen kepala sekolah sebagai pimpinan

kependidikan (educational leader); dan

3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan

manajemen dan proses pembelajaran.

Page 52: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

84

5. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman

dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai

berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan

sikap spiritual dan social, rasa ingin tahu, kreativitas,

kerja sama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotorik;

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang

memberikan pengalaman belajar terencana dimana

peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah

ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai

sumber belajar;

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan

serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah

dan masyarakat;

Page 53: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

85

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk

mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan

keterampilan;

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti

kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar

mata pelajaran

6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi

(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua

kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan

untuk mencapai kompetensi inti;

7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan

memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang

pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).

6. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan

manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada

Page 54: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

86

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan

peradaban dunia.

7. Struktur Kurikulum

1. Kompetensi Inti (dari SD hingga SMA sama)

Kompetensi inti dirancang sering dengan meningkatnya

usia peserta didik pada kelas tertentu, Melalui kompetensi

inti, integrasi vertical berbagai kompetensi dasar pada

kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi

sebagia berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1)untuk kompetensi inti sikap

spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap

sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3)untuk kompetensi inti

pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti

keterampilan.

Page 55: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

87

Kompetensi Inti (KI 1-4) selanjutnya dijabarkan menjadi

beberapa Kompetensi Dasar (KD). KD ini sudah ditentukan

di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum sebagaimana

Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 untuk SD/MI, Nomor

68 tahun 2013 untuk SMP/MTs, Nomor 69 tahun 2013 untuk

jenjang SMA/MA, Nomor 70 tahun 2013 untuk

SMK/MAK.40

F. Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah

Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep,

kebijaka atau inovasi dalam suatu tindakanpraktis sehingga

memberikan dampak, baik berupa perubahan

pengetahuan,keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi

kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis

dalam bentuk pembelajaran.41

Implementasi kurikulum adalah penerapan atau

pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam

40

Panitia Sertifikasi Guru, Ibid., h. 41

Kusnandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada), 2007, h. 211.

Page 56: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

88

tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan

dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian

terhadap siyuasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik

perkembangan intelektual, emosional maupun fisiknya.42

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya

dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan

pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan

tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan

pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah,

tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum

tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas, mau dibawa ke

mana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut.

Sehubungan dengan itu, sejak wacana perubahan dan

pengembangan Kurikulum 2013 digulirkan, telah muncul

berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang pro

maupun kontra.43

42

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), 328. 43

Anonimous, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 13, h. 59.

Page 57: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

89

Menghadapi berbagai tanggapan tersebut, terutama “nada

miring” dari yang kontra terhadap perubahan kurikulum; Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dalam berbagai

kesempatan menegaskan perlunya perubahan dan pengembangan

Kurikulum 2013.Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan

dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat

penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan

tuntutan zaman.Perlunya perubahan dan pengembangan

Kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi international

tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah

international. Hasil survey “Trends in International Math and

Science” tahun 2007, yang dilakukan oleh Global Institute,

menunjukkan hanya lima persen peserta didik Indonesia yang

mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi; padahal

peserta didik Korea dapat mencapai 71 persen. Sebaliknya, 78

persen peserta didik Indonesia dapat mengerjakan soal hapalan

berkategori rendah, sementara siswa Korea 10 persen. Data lain

diungkapkan oleh Programme for International Student

Assessment (PISA), hasil studinya tahun 2009 menempatkan

Page 58: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

90

Indonesia pada peringkat bahwa 10 besar, dari 65 negara peserta

pelajaran sampai level tiga saja, sementara banyak peserta didik

dari Negara lain dapat menguasai pelajaran sampai level empat,

lima, bahkan enam. Hasil dari kedua survey tersebut merujuk

pada suatu simpulan bahwa: prestasi peserta didik Indonesia

tertinggal dan terbelakang. Dalam kerangka inilah perlunya

perubahan dan pengembangan kurikulum, yang dimulai dengan

penataan terhadap empat elemen standar nasional, yaitu standar

kompetensi kelulusan (SKL), standar isi, standar proses, dan

standar penilaian. Dalam padaitu dilakukan penataan terhadap

empat mata pelajaran, yakni: agama, PPKN, matematika, dan

bahasa Indonesia.

Perlunya perubahan kurikulum juga karena adanya

beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai

berikut (diadaptasi dari materi sosialisasi Kurikulum 2013).44

1. Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang

ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak

44

Anonimous, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 13, h. 60.

Page 59: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

91

materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat

perkembangan usia anak.

2. Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh

sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.

3. Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek

pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi

peserta didik (pengetahuan, keterampilan dan sikap).

4. Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan

perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter,

kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran

konstruktifistik, keseimbangan soft skills and hard skills, serta

jiwa kewirausahaan, belum terakomoadsi di dalam kurikulum.

5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai

perubahan social yang terjadi pada tingkat local, nasional

maupun global.

6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan

pembelajarna yang rinci sehingga membuka peluang

penafsiran berpusat pada guru.

Page 60: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

92

Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis

kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi

dan pengayaan secara berskala.45

Dalam kerangka inilah perlunya pengembangan

kurikulum 2013, untuk menghadapi berbagai masalah dan

tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan

kompleks. Berbagai tantangan masa depan tersebut antara lain

berkaitan dengan globalisasi dan pasar bebas, masalah

lingkungan hidup, pesatnya kemajuan teknologi informasi,

konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan,

kebangkitan industry kreatif dan budaya.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, kurikulum harus

mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi.

Kompetensi yang diperlukan di masa depan sesuai dengan

perkembangan global antara lain: kemakpuan berkomunikasi,

kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan

mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan

45 Imas Kurniasih dan Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum

2013: Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata

Pena), h. 2014, 5-7.

Page 61: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

93

menjadi warga Negara yang bertanggungjawab, kemampuan

mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang

berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal,

memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk

bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan

memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis,

yuridis, dan konseptual sebagai beriut.

1. Landasan filosofis

a. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip

dasar dalam pembangunan pendidikan.

b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai

luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat.

2. Landasan yuridis

a. RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang

Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penatan

Kurikulum

Page 62: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

94

b. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

c. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan

Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional,

penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran

aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk

membentuk daya saing dan karakter bangsa.

3. Landasan Konseptual

a. Relevansi Pendidikan (link and match)

b. Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter

c. Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching and

learning)

d. Pembelajaran aktif (student active learning)

e. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan

memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan

ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang

berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.Untuk kepentingan

tersebut Pemerintah melakukan penataan kurikulum.Kurikulum

Page 63: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

95

2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakanpada tahun

2004.KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan

dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk

mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,

keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur

pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.46

Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Burke (1995)

mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills,

and abilities that a person achieves, which become part of his or

her being to the exent he or she can satisfactorily perform

particular cognitive, affective, and psychomotor behaviros”.

Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang

telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan

perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan

46

M. Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran

SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), 2014, 187-188.

Page 64: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

96

sebaik-baiknya. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa

kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas,

keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta

didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai

dengan jenis pekerjaan tertentu.Dengan demikian, terdapat

hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didi di

sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.

Untuk itu, kurikulum menuntut kerja sama yang baik antara

pendidikan dengan dunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi

dan menganalisis kompetensi yang perlu diajarkan kepada peserta

didik di sekolah.47

Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu

dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud

hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman

langsung, Peserta didik perlumengetahui tujuan belajar, dan

tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria

pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap

47 M. Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, h. 190.

Page 65: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

97

kompetensi-komptensi perlu dilakukan secara objektif,

berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasan

mereka terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap

sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang

dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan

berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif.

Beberapa aspek atau ranah yang terkadung dalam konsep

kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang

kognitif, misalnya seorang gurumengetahui cara

melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana

melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai

dengan kebutuhannya.

2. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif

dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang

guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus

memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan

kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dan efisien.

Page 66: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

98

3. Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki

olehindividu untuk melakukan tugas atau pekerjaan

ydibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru

dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk

memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

4. Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah

diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri

seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam

pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan

lain-lain).

5. Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang-

suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan

yang dating dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis

ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gajih, dan

sebagainya.

6. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk

melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk

mempelajari atau melakukan sesuatu.48

48 M. Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 190-191

Page 67: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

99

Berdasarkan analisis kompetensi di atas, Kurikulum 2013

berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kur

yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan

(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum

ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

kemampuan, nilai, siap dan minat peserta didik, agar dapat

melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, kettepatan, dan

keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada

pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik.

Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah

kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang

dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat

diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik

sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu

diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai sekurang-

kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat

Page 68: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

100

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.Sesuai dengan

konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta

didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai

dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.49

Paling tidak terdapat dua landasan teoretis yang

mendasari Kurikulum 2013 berbasis kompetensi.Pertama, adanya

pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran

individual.Dalam pembelajaran individual setiap peserta didik

dapat belajar sendiri, sesuai dengan cara dan kemampuan masing-

masing. Untuk itu, diperlukan pengaturan kelas yang fleksibel,

baik sarana maupun waktu, karena dimungkinkan peserta didik

belajar dengan kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang

berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula.Kedua,

pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau

belajar sebagai penguasaan (learning for matery) adalah suatu

falsafah pembelajaran ymengatakan bahwa dengan system

pembelajarna yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari

semua bahan yang diberikan dengna hasil yang baik.Dengan

49 M. Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, h. 193.

Page 69: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

101

demikian, setiap peserta didik dapat mencapai tujuan

pembelajaran secara optimal, jika diberikan waktu yang

cukup.Jika asumsi tersebut diterima maka perhatian harus

dicurahkan kepada waktu yang diperlukan untuk kegiatan

belajar.Dalam hal ini, perbedaan antara peserta didik yang pandai

dengan yang kurang (bodoh) hanya terletak pada masalah waktu,

peserta didik yang bodoh memerlukan waktu yang cukup lama

untuk mempelajari sesuatu atau memecahkan suatu masalah,

sementara yang pandai bisa cepat melakukannya.50

Landasan pemikiran di atas memberikan beberapa

implikasi terhadap pembelajaran.Pertama, meskipun

dilaksanakan secara klasikal, pembelajaran harus lebih

menekankan pada kegiatan individual, dengan memperhatikan

perbedaan peserta didik.Dalam hal ini misalnya tugas diberikan

secara individu, bukan secara kelompok.Kedua, perlu diupayakan

lingkungan belajar ykondusif denan metode dan media yang

bervariasi, sehingga memungkinkan setiap peserta didik belajar

dengan tenang dan menyenangkan.Ketiga, agar setiap peserta

50

Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep

Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (T.Tp.: Teras: 2009), 147-148.

Page 70: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

102

didik dapat mengerjakan tugas dengan baik dalam pembelajaran

perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian

tugas atau praktek.Jika alokasi waktu yang tersedia di sekolah

tidak mencukupi, maka berilah kebebasan kepada peserta didik

untuk menyelesaikan tugas di luar kelas, pada kegiatan ekstra

kurikuler.

Sedikitnya terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam

pengembangan Kurikulum 2013 berbasis kompetensi, yaitu

penetapan kompetensi yang akan dicapai, pengembangan strategi

untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi. Kompetensi yang

ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan (goal statement) yang

hendak diperoleh peserta didik, menggambarkan hasil belajar

(learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap. Strategi mencapai kompetensi adalah upaya untuk

membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang

ditetapkan, misalnya: membaca, menulis, mendengarkan,

berkreasi, dan mengobservasi, sampai terbentuk suatu

Page 71: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

103

kompetensi. Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan penilaian

terhadap pencapaian kompetensi bagi setiap peserta didik.51

Kurikulum 2013 berbasis kompetensi antara lain

mencakup seleksi kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-

indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapai

kompetensi; dan pengembangan sistem pembelajaran. Di

samping itu, kurikulum berbasis kompetensi memiliki sejumlah

kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, penilaian

dilakukan berdasarkan standar khusus sebagai hasil demonstrasi

kompetensi yang ditunjukkan oleh peserta didik, hasil

demonstrasi kompetensi yang ditunjukkan oleh peserta didik,

pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual

personal untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan,

peserta didik dapat dinilai kompetensinya kapan saja bila mereka

telah siap, dan dalam pembelajaran peserta didik dapat maju

sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.52

Dari berbagai sumber, sedikitnya dapat diidentifikasikan

lima karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yaitu:

51 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, h. 150-151. 52 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, h. 152.

Page 72: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

104

mendayagunakan keseluruhan sumber belajar: pengalaman

lapangan; strategi individual personal; kemudahan belajar; dan

belajar tuntas.

Suatu factor yang menyebabkan rendahnya kualitas

pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber belajar

secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peseta didik. Hal

tersebut lebih dipersulit lagi oleh suatu kondisi yang turun

termurun, dimana guru mendominasi kegiatan pembelajaran.

Dalam Kurikulum 2013 berbasis kompetensi, guru hendaknya

tidak lagi berperan sebagai actor/aktris utama dalam proses

pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan

mendayagunakan aneka ragam sumber belajar. Dengan demiian,

tidak ada lagi anggapan bahwa kegiatan pembelajaran baru

dikatakan sempurna kalau ada ceramah dari guru. Untuk

memperoleh hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut

tidak hanya mengandalkan diri dari apa yang terjadi di dalam

kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam

sumber belajar yang diperlukan.

Page 73: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

105

Pendayagunaan sumber belajar memiliki arti yang sangat

penting, selain melengkapi, memelihara dan memperkaya

khasanah belajar, sumber belajar juga dapat meningkatkan

aktivitas dan kreativitas belajar, yang sangat menguntungkan baik

guru maupun bagi para peserta didik.Dengan didayagunakannya

sumber belajar secara maksimal, dimungkinkan orang yang

belajar menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan yang sesuai

dengan bidangnya,

sehingga pengetahuannya senantiasa actual, serta mampu

mengikuti akselerasi teknologi dan seni yang senantiasa

berubah.53

Pada hakikatnya tidak ada satu sumber belajar pun yang

dapat memenuhi segala macam keperluan belajar

mengajar.Dengan demikian, berbiacara sumber belajar perlu

dipandang dalam arti luas, jamak dan beraneka ragam.

Momentum pemilihan sumber suatu belajar, perlu dikaitkan

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.

53 Imas Kurniasih dan Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum

2013, 45-46.

Page 74: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

106

Dengan kata lain, sumber belajar dipilih dan digunakan dalam

proses belajar apabila sesuai dengan menunjang tercapainya

tujuan. Dalam keanekaragaman sifat dan kegunaan sumber

belajar, secara umum dapat dirumuskan kegunaanya sebagai

berikut.

a. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan

wawasan terhadap proses belajar mengajar yang akan

ditempuh. Di sini sumber belajar merupakan peta

dasar yang perlu dijajaki secara umum agar wawasan

terhadap proses pembelajaran yang akan

dikembangkan dapat diperoleh lebih awal.

b. Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-

langkah operasional untuk menelusuri secara lebih

teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara tuntas.

c. Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-

contoh yang berkaitan dengan aspek-aspek bidang

keilmuan yang dipelajari.

Page 75: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

107

d. Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang

keilmuan yang sedang dipelajari dengan berbagai

bidang keilmuan lainnya.

e. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang

pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan

bidang keilmuan tertentu.

f. Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul

yang merupakan konsekuensi logis dalam suatu

bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan

pemecahan dari orang yang mengabdikan diri dalam

bidang tersebut.54

Dalam kegiatan pembelajaran, pendayagunaan sumber

belajar secara optimal sangatlah penting, karena keefektifan

proses pembelajaran ditentukan pula oleh kemampuan peserta

didik dalam mendayagunakan sumber-sumber belajar. Pada

umumnya terdapat dua cara mendayagunakan sumber belajar

dalam pembelajaran di sekolah

54

Anonomous,Ibid., h. 71.

Page 76: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

108

a. Membawa sumber belajar ke dalam kelas. Dari aneka

ragam macam dan bentuknya sumber-sumber belajar

dapat digunakan dalam proses pembelajaran di dalam

kelas. Hal tersebut misalnya membawa tape recorder ke

dalam kelas, dan memanggil manusia sumber.

b. Membawa kelas ke lapangan dimana sumber belajar

berada. Adakalanya terdapat sumber belajar yang sangat

penting dan menunjang tujuan belajar tetapi tidak dapat

dibawa ke dalam kelas karena mengandung risiko yang

cukup tinggi, atau memiliki karakteristik yang tidak

memungkinkan untuk dibawa ke dalam k elas. Hal

tersebut misalnya museum, apabila kita mau

menggunakan museum sebagai sumber belajar tidak

mungkin museum tersebut ke dalam kelas, oleh karenanya

kita harus mendatangi museum tersebebut. Pemanfaatan

sumber belajar dengan cara yang kedua ini biasanya

dilakukan dengan metode karyawisata, hal ini dilakukan

terutama untuk mengefektifkan biaya yang dikeluarkan. 55

55 Imas Kurniasih dan Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum

2013, 47.

Page 77: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

109

Tidak ada satu sumber belajar pun yang dapat memenuhi

berbagai kebutuhan, maka dalam proses belajar diperlukan

kesiapan mental dan kemauan, serta kemampuan menjelajahi

aneka ragam sumber belajar yang ada mungkin ada.56

Dalam rencana strategi pendidikan nasional, sedikitnya

terdapat lima permasalahan utama yang pemecahannya harus

diprioritaskan. Permasalahan tersebut berkaitan dengan

peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan

pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, pemerataan

layanan pendidikan, dan pendidikan berkarakter.Pertama upaya

peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan

tujuan dan standar kompetensi pendidikan, yaitu melalui

konsensus nasional antara pemerintah dengan seluruh lapisan

masyarakat. Standar kompetensi yang mungkin akan berbeda

antar sekolah atau antar daerah akan menghasilkan standar

kompetensi nasional dalam tingkatan standar minimal, normal

(mainstream), dan unggulan. Kedua; peningkatan efisiensi

pengelolaan pendidikan mengarah pada penataan kurikulum yang

56

Anonimous, Ibid., h. 72.

Page 78: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

110

lebih luas kepada sekolah untuk mengoptimalkan sumber daya

yang tersedia bagi tercapainya tujuan pendidikan yang

diharapkan. Ketiga, peningkatan relevansi pendidikan mengarah

pada pendidikan berbasis masyarakat, dengan pendekatan

partisipatif. Peningkatan peran serta partisipasi orang tua dan

masyarakat pada level kebijakan (pengambilan keputusan) dan

level operasional melalui komite (dewan) sekolah. Keempat,

pemerataan layanan pendidikan mengarah pada pendidikan yang

berkeadilan. Hal ini berkenaan dengan penerapan formula

pembiayaan pendidikan yang adil dan transparan, upaya

pemerataan mutu pendidikan dengan adanya standar kompetensi

minial serta pemerataan pelayanan pendidikan bagi peserta didik

pada semua lapisan masyarakat. Kelima; pendidikan berkarakter

untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai filosofis dan jenjang

pendidikan secara utuh dan menyeluruh (kaffah). Dalam konteks

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); pendidikan

karakter harus mengandung perekat bangsa yang memiliki

Page 79: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

111

beragam budaya dalam wujud kesadaran, pemahaman,

kepedulian, dan komitmen masyarakat.57

Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan

global dan persaingan pasar bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu

pengetahuan, dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang

semakin hari semakin canggih, pemerataan layanan pendidikan

perlu diarahkan pada pendidikan yang transfaran, berkeadilan,

dan demokratis (democatic education). Hal tersebut harus

dikondisikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Dalam hal ini, sekolah sebagai sebuah masyarakat

kecil (mini society) yang merupakan wahana ppengembangan

peserta didik, dituntut untuk menciptakan iklim pembelajaran

yang demokratis (democatic instruction), agar terjadi proses

belajar yang menyenangkan (joyfull learning). Dengan ikllim

pendidikan yang demikian diharapkan mampu melahirkan calon-

calon penerus pembangunan masa depan yang sabar, kompeten,

mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

berbagai macam tantangan, dengan tetap bertawakal terhadap

57

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (t.t.

Rosda Karya: 2016), h. 6.

Page 80: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

112

sang penciptanya. Bahwa apa yang dihadapi, apa yang terjadi,

merupakan kehendak ilahi yang harus dihadapi dan disyukuri.

Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang

cukup medasar dalam sistem pendidikan nasional, yang

dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif, bahkan dari

segi mata pelaajran yang diberikan dianggap kelebiyhan muatan

(overload) tetapi tidak mampu memberikan bekal, serta tidak

mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-

bangsa lain di dunia, perubahan mendasar tersebut berkaitan

dengan kurikulum, yang dengan sendirinya menuntut dan

mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen

pendidikan lain.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak

menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis

kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and

character based curricculum), yang dapat membekali peserta

didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan

tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Hal

tersebut penting, guna menjawab tantangan arus globalisasi,

Page 81: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

113

berkontribusi pada pembangunan masayrakat dan kesejahteraan

sosial, lentur, serta adaptif terhadap berbagai perubahan.

Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu

memcahkan berbagai karakter dan kompetensi diharapkan

mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya

dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik,

melalui perencanaan pelaksanaan, dan evaluasi terhadap sistem

pendidikan secara efektif, efisien, dan berhasil guna. Oleh karena

itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah

(Mendikbud) merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh

jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam pengembangan

kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada

pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan

menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan

kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi,

kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan

masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai

jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain dan

dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding

Page 82: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

114

dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global. Hal ini

dimungkinkan, kalau implementasi Kurikulum 2013 betul-betul

dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif dan

berkarakter.

Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang

mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang, sesuai dengan

standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi

sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan

kontekstual diahrapkan peserta didik mampu secara mandiri

meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakteri dan

akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-har

Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan

karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada

setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi

pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada

Page 83: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

115

setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan,

dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, pendidikan nilai, dan pembentukan karakter tidak

hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh

internaslisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan

mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu

nilai-nilai yang melandasari perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-

hari serta simbol-simbol yang dipraktikan oleh semua warga

sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/

madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra

sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas. Pada

umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan,

penciptaan lingkungan dan pembiasaan; melalui berbagai tugas

keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian; apa yang

dilihat, didengar dirasakan dan dikerjakan oleh peserta didik

dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadikan

keteladanan dan pembiasaan sebagai metode pendidikan utama,

Page 84: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

116

penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan yang kondusif juga

sangat penting dan turut membentuk karakter peserta didik.58

Penciptaan lingkungan yang kondusif dapat dilakukan

melalui berbagai variasi metode, yang mencakup: penugasan,

pembiasaan, pelatihan, pembelajaran, pengarahan, dan

keteladanan. Berbagai variasi metode tersebut berpengaruh

terhadap pembentukan karakter peserta didik. Pemberian tugas

disertai pemahaman akan dasar-dasar filosofisnya, sehingga

peserta didik akan mengerjakan berbagai dasar filosofisnya,

sehingga peserta didik akan mengerjakan berbagai tugas dengan

kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan komitmen yang

tinggi. Setiap kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan,

sebagai contoh dalam kegiatan kepramukaan, terdapat pendidikan

kesederhanaan, kemandirian, kesetiakawanan dan kebersamaan,

kecintaan pada lingkungan dan kepemimpinan. Dalam kegiatan

olahraga terdapat pendidikan kesehatan jasmani, penanaman

sportivitas, kerja sama (team work) dan kegigihan dalam

berusaha.

58

E. Mulyasa, Ibid., 8.

Page 85: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

117

Revitalisasi dan penekanan karakter dalam pengembangan

Kurikulum 2013; diharapkan dapat menyiapkan SDM yang

berkualitas, sehingga masyarakat dan bangsa Indonesia bisa

menjawab berbagai masalah dan tantangan yang semakin rumit

dan kompleks. Hal ini penting, karena dalam era globalisasi,

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berlangsung

begitu pesat dan tingginya mobilitas manusia karena jarak ruang

dan waktu menjadi sangat relatif. Berbagai masalah dan

tantangan yang datang silih berganti dalam era globalisasi tidak

mungkin dihindari, karena meskipun kita menutup pintu,

pengaruh globalisasi akan masuk lewat jendela atau merasuk

melalui berbagai cara. Bangsa Indonesia harus masuk dalam arus

perubahan tersebut, dan ikut bermain dalam era globalisasi;

bahkan harus mampu mengambil peluang agar dapat

memanfaatkannya demi peningkatan kesejahteraan masayrakat

dan bangsa secara keseluruhan. Dalam rangka mempertinggi daya

saing, kemampuan memahami hakikat perubahan, dan

memanfaatkan peluang yang timbul, serta mengantisipasi

terkikisnya rasa nasionalisme dan erosi ideologi kebangsaan,

Page 86: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

118

serta penanaman ssitem nilai bangsa Indonesia diperlukan

pengkajian kembali terhadai kurikulum sebagai ruhnya

pendidikan, terutama berkaitan dengan pendidikan karakter, yang

selama ini dipandang sudah hilang dari kehidupan bangsa

Indonesia. Kalaupun karakter tersebut masih ada, maka hanya

dilimiki dan diamalkan di daerah-daerah atau lokasi-lokasi

tertentu saja, seperti di lingkungan pondok pesantren.

Implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan

kompetensi-kompetensi harus melibatkan semua komponen

(stakeholders) termasuk komponen-komponen yang ada dalam

sistem pendidikan itu sendiri. komponen-komponen tersebut

antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses

pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan,

pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah,

pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan

sarana prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan

lingkungan sekolah/madrasah.

Implementasi kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang

optimal diantara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran

Page 87: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

119

berbentuk tim, dan menuntut kerjasama yang kompak di antara

para anggota tim. Kerjasama antara para guru sangat penting

dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami

perubahan yang sangat pesat. Implementasi Kurikulum 2013 akan

dilaksanakan secara terbatas dan bertatap, mulai tahun ajaran

2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,

dimulai di kelas I dan IV untuk SD, kelas VII SMP, dan kelas IX

SMA. Semula, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada

30% SD, dan 100% untuk SMP, SMA dan SMK, sehingga tahun

2016 semua sekolah diharapkan sudah menggunakan dan

mengembangkan kurikulum baru, baik negeri maupun swasta.

Apa yang diungkapkan di atas berdasarkan asumsi bahwa

Kurikulum 2013 dapat diterapkan pada setiap jenis dan jenjang

pendidikan dan pada berbagai ranah pendidikan. Meskipun

demikian, kurikulum ini tidak dapat digunakan untuk

memecahkan seluruh permasalahan pendidikan, namun memberi

makna yang lebih signifikan kepada perbaikan pendidikan.

Waktu terus berlalu tanpa kompromi, tinggal beberapa hari lagi

menjelang bulan Juli, tetapi DPR belum menyetujui rencana

Page 88: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

120

kemendikbud untuk melakukan perubahan kurikulum.

Rencanapun telah diubah kembali, yang semula Kurikulum 2013

akan diimplementasikan pada 30% SD, dan 100% untuk SMP,

SMA dan SMK, diubah hanya menjadi 5% SD, dan 7% untuk

SMP, SMA, dan SMK, itupun masih tarik ulur, belum mendapat

restu DPR. Tahun 2013 dilakukan pilot projek pada beberapa

sekolah unggulan yang dipandang siap untuk

mengimplementasikan Kurikulum 2013, seperti sekolah mantan

RSBI.59

Kurikulum 2013 yang ditawarkan merupakan bentuk

operasional penataan kurikulum dan SNP yang akan memberikan

wawasan baru terhadap sistem yang sedangberjalan selama ini.

Kebaruan ini harus diwaspadai dengan mengkaji berbagai sumber

dan mendesiminasikannya kepada berbagai pihak terutama para

pelaksana dan calon pelaksana di lapangan, agar tidak salah tafsir

dan salah kaprah dalam implementasinya. Faktor lain yang perlu

diperhatikan berkaitan dengan kesiapan para pelaksananya.

Kesiapan ini juga menyangkut kemampuan dalam mengajukan

59

E. Mulyasa, Ibid., h. 9.

Page 89: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

121

argumentasi dan rasionalisasi dari berbagai sudut pandang untuk

mendukung perlunya pengembangan dan perubahan kurikulum

2013.60

Untuk kepentingan tersebut, diperlukan berbagai pelatihan

dan sosialisasi yang matang kepada berbagai pihak, agar

kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan

secara optimal. Sosialisasi merupakan langkah penting yang akan

menunjang dan menentukan keberhasilan kurikulum. Lebih dari

itu, sosialisasi ini perlu dilakukan oleh berbagai pihak yang

memiliki kewenangan untuk itu. Untuk Kurikulum 2013,

berkaitan dengan sosialisasi ini bahkan dilakukan uji publik, baik

secara langsung maupun secara online, dengan harapan

kurikulum ini akan mendapat dukungan dari berbagai pihak

sehingga dapat diimplementasikan pada waktunya secara optimal.

Tidak hanya itu, Kurikulum 2013 juga dikawal langsung oleh

Wakil Presiden dengan Menteri Pendidikan bersama tim

intinya.Jadi kalau kurikulum ini tidak mampu memberikan

dampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan

60

E. Mulyasa, Ibid., h. 9.

Page 90: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

122

kualitas sumber daya manusia di masa mendatang “sungguh

terlaaluu,” bahwa kurikulum ini akan berhasil secara efektif?

Siapa yang berani digantung di monas kalau ternyata dalam

implementasinya kurikulum ini gagal lagi?

Dalam kerangka inilah buku ini ditulis agar dapat

dijadikan sebagai salah satu sumber untuk memperkaya

pemahaman para pelaksana di lapangan, khususnya para guru,

calon guru, kepala sekolah, komite sekolah, dewan pendidikan,

komisi pendidikan, dan tenaga kependidikan lain yang

bertanggung jawab dan terlibat secara langsung maupun tidak

langsung dalam kegiatan pendidikan khususnya dalam rangka

menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 di sekolah.61

Keberhasilan kurikulum 2013 dapat diketahui dari

perwujudan indikator Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam

pirbadi peserta didik secara utuh. Kata utuh perlu ditekankan,

karena hasil pendidikan sebagai output dari setiap satuan

pendidikan belum menunjukkan keutuhan tersebut. Bahkan dapat

dikatakan bahwa lulusan-lulusan dari setiap satuan pendidikan

61

E. Mulyasa, Ibid., h. 11.

Page 91: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

123

tersebut baru menunjukkan SKL pada permukaanya saja, atau

hanya kulitnya saja. Kondisi ini juga boleh jadi disebabkan

karena alat ukur atau penilaian keberhasil peserta didik dari setiap

satuan pendidikan hanya menilai permukaan saja, sehingga hasil

penilaian tersebut belum menggambarkan kondisi yang

sebenarnya.

Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk

kompetensi dan karakter di sekolah dapat diketahui dari berbagai

perilaku sehari-hari yang tampak dalam setiap aktivitas para

peserta didik dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara

lain diwujudkan dalam bentuk: kesadaran, kejujuran, keikhlasan,

kesederhanaan, kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam

bertindak, kecermatan, ketelitian, dan komitmen.

Apa yang diungkapkan di atas harus menjadi milik

seluruh warga sekolah. Untuk kepentingan tersebut, guru, kepala

sekolah, pengawas, bahkan komite sekolah harus memberi contoh

dan menjadi suri tauladaan dalam mempraktekkan indikator-

indikator pendidikan karakter dalam perilaku sehari-hari. Dengan

demikian akan tercipta iklim yang kondusif bagi pembentukan

Page 92: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

124

karakter peserta didik, dan seluruh warga sekolah; sehingga

pendidikan karakter tidak hanya dijadikan ajang pembelajaran,

tetapi menjadi tanggung jawab semua warga sekolah untuk

membina dan mengembangkannya.

Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 juga dapat

dilihat dari indikator-indikator perubahan sebagai berikut:

1. Adanya lulusan yang berkualitas, produktif, kreatif dan

mandiri

2. Adanya peningkatan mutu pembelajaran

3. Adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dan

pendayagunaan sumber belajar.

4. Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi masyarakat.

5. Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah.

6. Tumbuhnya sikap, keterampilan dan pengetahuan secara utuh

di kalangan peserta didik

7. Terwujudnya pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAKEM)

Page 93: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

125

8. Terciptanya iklim yang aman, nyaman dan tertib, sehingga

pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan

menyenangkan (joyfull learning).

9. Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan

(continuous quality improvement).

Dalam implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis

karakter dan kompetensi; pendidikan karakter bukan hanya

tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan

tanggungjawab semua pihak: orang tua, pemerintah, dan

masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan rencana,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dimulai dari analisis

karakter dan kompetensi yang akan dibentuk, atau yang

diharapkan, muncul setelah pembelajaran. Bedanya dengan

kurikulum lain, Kurikulum 2013 lebih fokus dan berangkat dari

karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan

untuk mengembangkan tujuan yang akan dicapai. Semua

komponen lebih diarahkan pada pembentukan karakter dan

kompetensi peserta didik yang diharapkan, baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang; baik dalam real curriculum,

Page 94: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

126

maupun dalam hidden curriculum. Dalam hal ini, semakin

banyak pi hak yang terlibat dalam pembentukan k arakter dan

kompetensi, akan semakin efektif hasil yang diperoleh. Oleh

karena itu, untuk mengefektifkan program pendidikan karakter

dan meningkatkan kompetensi dalam Kurikulum 2013 diperlukan

koordinasi, komunikasi dan jalinan k erja sama antara sekolah,

orang tua, masyarakat, dan pemerintah; baik dalam perencanaan,

pelaksanaan, maupun evaluasi dan pengawasannya.62

G. Implementasi Kurikulum Terhadap Kesiapan Guru

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus

bangsa yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter. Dengan

kreativitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif

untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan

kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan Kurikulum 2013

dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan inovatif,

serta dalam meralisasikan tujuan pendidikan nasional untuk

membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci

62

E. Mulyasa, Ibid., h. 12.

Page 95: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

127

sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan

kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik,

sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang

kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.

Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan

implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala

sekolah, terutama dalam mengoordinasikan, menggerakkan, dan

menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor

penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah

untuk dapat mewujudkan visi, misi tujuan dan sasaran sekolah

melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana

dan bertahap. Oleh karena itu, dalam menyukseskan

implementasi Kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang

mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta

kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan

dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepemimpinan

kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber

daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi

Page 96: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

128

program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana

dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa serta hubungan

sekolah dengan masyarakat.63

Keberhasilan kurikulum 2013, menuntut kepala sekolah

yang demokratis profesional, sehingga mampu menumbuhkan

iklim demokratis di sekolah, yang akan mendorong terciptanya

ikllim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan

pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh

potensi peserta didik.

Kepala sekolah yang mandiri, demokratis, dan profesional

harus berusaha menanamkan, menanamkan, memajukan dan

meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan

mental, moral dan fisik dan artistik.

1. Pembinaan mental; yaitu membina para tenaga

kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap

batin dan watak. Dalam hal ini, kepala sekolah harus

mampu menciptakan iklim yang kondusif agar setiap

tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan

63

E. Mulyasa, Ibid., h. 40.

Page 97: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

129

baik, secara proporsional dan profesional. Untuk itu,

kepala sekolah harus berusaha melengkapi sarana,

prasarana, dan sumber belajar agar dapat memberi

kemudahan kepada apra guru dalam melaksanakan tugas

utamanya mengajar. Untuk kepentingan tersebut, kepala

sekolah bisa bekerjasama dengan komite sekolah dalam

menggandeng masyarakat untuk ikut memikirkan

pendidikan di sekolah, terutama yang menyangkut

masalah pendanaan (dana).

2. Pembinaan moral; yaitu membina para tenaga

kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

ajaran baik guruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan

kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga

kependidikan. Kepala sekolah harus berusaha

memberikan nasihat kepada seluruh warga sekolah,

misalnya apda setiap upacara bendera atau pertemuan

rutin.

3. Pembinaan fisik; yaitu membina para tenaga kependidikan

tentang hal-hal yang berkaitan engan kondisi jasmani atau

Page 98: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

130

badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah.

Kepala sekolah harus mampu memberikan dorongan agar

para tenaga kependidikan terlibat secara aktif dan kreatif

dalam berbagai kegiatan olahraga, bak yang

diprogramkan di sekolah maupun yang diselenggarakan

oleh masyarakat sekitar sekolah.

4. Pembinaan artistik; yaitu membina tenaga kependidikan

tentang hal-hal yang berkaitanj dengan kepekaan manusia

terhadap seni dan keindahan. Hal ini biasanya dilakukan

melalui kegiatan karya wisata yang bisa dilaksanakan

setiap akhir tahun ajaran. Dalam hal ini, kepala sekolah

dibantu oleh para pembantunya harus mampu

merencanakan berbagai program pembinaan artistik,

seperti karyawisata, agar dalam pelaksanaannya tidak

menganggu kegiatan pembelajaran. Lebih dari itu,

pembinaan artistik harus terkait atau merupakan

pengayaan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.64

64

E. Mulyasa, Ibid., h. 41.

Page 99: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

131

Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan

implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena

merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan

sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.

Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah

karena sebagian besar guru belum siap. Ketidaksiapan guru itu

tidak hanya terkait dengan urusan kompetensinya, tetapi

berkaitan dengan masalah kreativitasnya, yang juga disebabkan

oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan oleh

Pemerintah. Dalam hal ini, guru-guru yang bertugas di daerah

dan dipedalaman akan sulit mengikuti hal-hal baru dalam waktu

singkat, apalagi dengan pendekatan tematik integratif yang

memerlukan waktu untuk memahaminya.

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi,

antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi

terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui

pendekatan tematik integratif dengan contextual teaching and

learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak

mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu

Page 100: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

132

bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali

berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka

inilah perlunya kreativitas guru, agar mereka mampu menjadi

fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik. Tugas guru tidak

hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus

kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate

learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar

dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat,

tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.

Rasa gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani

mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar

bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi

manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai

kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai

tantangan.

Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7

(tujuh) sikap seperti yang diidentifikasi Rogers sebagai berikut:65

65

E. Mulyasa, Ibid., h. 42.

Page 101: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

133

1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan

keyakinannya, atau kurang terbuka;

2. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang

aspirasi dan perasaannya;

3. Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang

inovatif, dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun;

4. Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan

dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan

pembelajaran;

5. Dapat menerima balikan (feedback) baik yang sifatnya

positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai

pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya

6. Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik

selama proses pembelajaran; dan

7. menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya

mereka sudah tahun prestasi yang dicapainya.

Beberapa hal yang harus dipahami guru dari peserta didik

antara lain; kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian,

kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga dan

Page 102: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

134

kegiatannya di sekolah. Agar implementasi Kurikulum 2013

berhasil memperhatikan perbedaan individual peserta didik, guru

perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. menggunakan metode yang bervariasi;

2. memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik;

3. mengelompokkan peserta didik berdasarkan

kemampuannya, serta disesuaikan dengan mata pelajaran;

4. memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran;

5. menghubungi spesialis, bila ada peserat didik yang

mempunyai kelainan;

6. menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat

penilaian dan laporan;

7. memahami bahwa peserta didik tidak berkembang dalam

kecepatan yang sama;

8. mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan

setiap anak bekerja dengan kemampuan masing-masing

pada setiap pelajaran; dan

9. mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai

kegiatan pembelajaran.

Page 103: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

135

Guru yang berhasil mengajar berdasarkan perbedaan

tersebut, biasanya memahami mereka melalui kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

1. mengamati peserta didik dalam berbagai situasi, baik di

kelas maupun di luar kelas;

2. menyediakan waktu untuk mengadakan pertemuan

dengan peserta didik, sebelum, selama dan setelah

pembelajaran;

3. mencatat dan mengecek seluruh pekerjaan peserta didik,

dan memberikan komentar yang konstruktif;

4. mempelajari catatan peserta didik yang adekuat;

5. membuat tugas dan latihan untuk kelompok;

6. memberikan kesempatan khusus bagi peserta didik yang

memiliki kemampuan yang berbeda; serta

7. memberikan penilaian secara adil dan transparan.66

Beberapa haly perlu dimiliki guru, untuk mendukung

implementasi Kurikulum 2013 antara lain sebagai berikut.

66

E. Mulyasa, Ibid., h. 43.

Page 104: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

136

1. Menguasai dan memahami kompetensi inti dalam

hubungannya dengan kompetensi lulusan;

2. Menyukai apa yang diajarkannya dan menyenangi

mengajar sebagai suatu profesi;

3. Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan,

dan prestasinya;

4. Menggunakan metoda dan media yang bervariasi

dalam mengajar dan membentuk kompetensi peserta

didik;

5. Memodifikasi dan mengeliminasi bahan yang kurang

penting bagi kehidupan peserta didik;

6. Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir;

7. Menyiapkan proses pembelajaran

8. Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil

yang lebih baik; serta

9. Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan

kompetensi dan karakter yang akan dibentuk.

Page 105: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

137

Adapun karakteristik guru yang berhasil mengembangkan

pembelajaran secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai

berikut.

1. Respek dan memahami dirinya, serta dapat

mengontrol dirinya (emosinya stabil);

2. Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas dan

seluruh kegiatan pembelajaran;

3. Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat

mengkomunikasikan idenya terhadap peserta didik);

4. Memperhatikan perbedaan individual peserta didik;

5. Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan

banyak akal;

6. Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta

didik; serta

7. Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi

peserta didik.

Dalam rangka menyukseskan implementasi Kurikulum

2013, dan menyiapkan guru yang siap menjadi fasilitator

pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas; hendaknya diadakan

Page 106: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

138

musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,

pengawas sekolah, dan komite sekolah. Musyawarah tersebut

diperlukan, terutama untuk menganalisis, mendiskusikan dan

memahami buku pedoman dan berbagai hal yang terkait dengan

implementasi Kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut:67

1. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

2. Pedoman Implementasi Kurikulum 2013

3. Pedoman Pengelolaan

4. Pedoman Evaluasi Kurikulum

5. Standar Kompetensi Kelulusan

6. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

7. Buku Guru

8. Buku SIswa

9. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

10. Standar Proses dan Model pembelajaran

11. Dokumen Standar Penilaian

12. PEdoman Penilaian dan Rapor

13. Buku Pedoman Bimbingan dan Konseling

67

E. Mulyasa, Ibid., h. 44.

Page 107: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

139

Buku pedoman dan dokumen-dokumen tersebut, bagi

guru yang sudah ikut pelatihan (diklat), mungkin tidak terlalu

masalah, karena sudah ada sedikit pencerahan, tetapi bagi guru

yang belum ikut diklat merupakan masalah besar, dan akan

menjadi batu sandungan dalam implementasi Kurikulum 2014.

Oleh karena itu, alangkah bijaknya seandainya guru-guru yang

sudah mengikuti diklat, berinisiatif secara kreatif untuk

memahamkan guru-guru lain di sekolahnya, sehingga semuanya

siap mendukung keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.68

Kunci sukses ketiga yang menentukan keberhasilan

implementasi Kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta

didik.Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas

peserta didik, guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik,

terutama disiplin diri (self-discipline).Guru harus mampu

membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya;

meningkatkan standar perilakunya; dan melaksanakan aturan

sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam setiap aktivitasnya.

Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai dengan prinsip

68

E. Mulyasa, Ibid., h. 45.

Page 108: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

140

yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap

demokratis; sehingga peraturan disiplin perlu berpedoman pada

hal tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan

guru tut wuri handayani.Dalam hal ini, guru harus mampu

memerankan diri sebagai pengemban ketertiban, yang patut

digugu, ditiru, dan diteladani, tetapi tidak bersikap otoriter.

Memperhatikan pendapat Reaisman and Payne (1987:

239-241). Peserta didik, sebagai berikut:

1. Konsep diri (self-concept); Strategi ini menekankan

bahwa konsep-konsep diri masing-masing individu

merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk

menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersikap

empatik, menerima, hangat dan terbuka, sehingga peserta

didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya

dalam memecahkan masalah.

2. Keterampilan berkomunikasi (communication skills); guru

harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar

mampu menerima semua perasaan dan mendorong

timbulnya kepatuhan peserta didik.

Page 109: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

141

3. Konsekuensinya-konsekuensi logis dan alami (natural

and logical consequences); perilaku-perilaku yang salah

terjadi karena peserta didik telah mengembangkan

kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini

mendorong munculnya perilaku-perilaku salah. Untuk itu,

guru disarankan: a) menunjukkan secara tepat tujuan

perilaku yang salah, sehingga membantu peserta didik

dalam mengatasi perilakunya, dan b) memanfaatkan

akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.

4. Klarifikasi nilai (values clarification); strategi ini

dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menjawab

pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk

system nilainya sendiri.

5. Analisis transaksional (transactional analysis); disarankan

agar guru belajar sebagai orang dewasa, terutama apabila

berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi

masalah.

6. Terapi realitas (reality therapy); sekolah harus berupaya

mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan.

Page 110: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

142

Dalam hal ini guru harus bersikap positif dan

bertanggung-jawab.

7. Disiplin yang terintegrasi (assertive discipline); metode

ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk

mengembangkan dan mempertahankan peraturan. Prinsip-

prinsip modifikasi perilaku yang sistematik

diimpementasikan di kelas, termasuk pemanfaatan papan

tulis untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang

berperilaku menyimpang.

8. Modifikasi perilaku (behavior modification); perilaku

salah disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan

remidiasi, sehubungan denan hal tersebut, dalam

pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.

9. Tantangan bagi disiplin (dare to discipline); guru

diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan dalam

pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan

bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai

keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah. Dan guru

Page 111: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

143

perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang

berada dalam posisi sebagai pemimpin.

Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan 9 (Sembilan)

strategi tersebut, harus mempertimbangkan berbagai situasi dan

memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena

itu, disarankan kepada guru untuk melakukanhal-hal sebagai

berikut:

a. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui

kartu catatan kunulatif;

b. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung,

misalnya melalui daftar hadir di kelas;

c. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan

lingkungan peserta didik;

d. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana

dan tidak bertele-tele.

e. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan

dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan,

tidak terjadi banyak penyimpangan

Page 112: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

144

f. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran,

agar dijadikan teladan oleh peserta didik;

g. Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan

monoton; sehingga membantu disiplin dan gairah belajar

peserta didik;

h. Menyesesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta

didik, jangan memaksakan peserta didik sesuai dengan

pemahaman guru, atau mengukur peserta didik sesuai

dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik

dari kemampuan gurunya; dan

i. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bias

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik

dan lingkungannya.69

Melalui berbagai upaya diharapkan tercipta iklim yang

kondusif bagi implementasi Kurikulum 2013, sehingga peserta

didik dapat menguasai berbagai kompetensi sesuai dengan tujuan.

Kunci sukses keempat yang menentukan keberhasilan

implementasi Kurikulum 2013 adalah sosialisasi. Sosialisasi

69

E. Mulyasa, Ibid., h. 47.

Page 113: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

145

dalam implementasi kurikulum sangatlah penting dilakukan, agar

semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan

paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka

memberikan dkungan terhadap perubahan yang harus dilakukan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing,

sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan

kurikulum yang dilakukan. Dalam hal ini seharusnya pemerintah

mengembangkan grand design yang jelas dan menyeluruh, agar

konsep kurikulum yang diimplementasikan dapat dipahami oleh

para pelaksana secara utuh, tidak ditangkap secara parsial, keliru

atau salah faham.

Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap berbagai

pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh

warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta

didik. Sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga

sekolah mengenal dan memahami visi dan misi sekolah, serta

kurikulum yang akan diimplementasikan. Sosialisasi bisa

dilakukan oleh jajaran pendidikan di pemerintah pusat maupun

Page 114: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

146

pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang pendidikan

(Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) secara proporsional dan

professional.Di tingkat sekolah, sosialisasi bisa langsung oleh

kepala sekolah apabila yang bersangkutan sudah mengenal dan

cukup memahaminya. Namun demikian, jika kepala sekolah

belum begitu memahami, atau masih belum mantap dengan

konsep-konsep perubahan kurikulum yang akan dilakukan, maka

bisa mengundang ahlinya yang ada di masyarakat, baik dari

kalangan pemerintah, akademisi, maupun dari kalangan penulis

atau pengamat pendidikan. Sebaiknya dalam sosialisasi juga

dihadirkan komite sekolah, bahkan bila memungkinkan seluruh

orang tua, untuk mendapat masukan, dukungan dan pertimbangan

tentang impelentasi kurikulum.70

Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai

pihak agar kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan

diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan langkah

penting akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan

kurikulum. Setelah sosialisasi, kemudian mengadakan

70

E. Mulyasa, Ibid., h.48.

Page 115: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

147

musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,

dan komitesekolah untuk mendapatkan persetujuan dan

pengesahan dari berbagai pihak dalam rangka menyukseskan

implementasi Kurikulum 2013.

Kunci sukses kelima yang menentukan keberhasilan

implementasi Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar

yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat

dilaksanakan secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar yang

perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi

kurikulum antara lain dalam mendukung suksesnya implementasi

kku antara lain dalam mendukung suksesnya implementasi

kurikulum antara lain laboratorium, pusat sumber belajar dan

perpustakaan, serta tenaga penngelola dan peningkatan

kemampuan pengelolaannya. Fasilitas dan pengelola dan

peningkatan kemampuan pengelolaannya.Fasiltas dan sumber

belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal

mungkin.Dipelihara, dan disimpan dengan sebaik-bbaiknya.

Dalam pada itu, kreativitas guru dan peserta didik perlu

senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan

Page 116: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

148

alat-alat pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna bagi

peningkatan kualitas pembelajaran. Kreativitas tersebut

diperlukan, bukan semata-mata karena keterbatasan fasilitas dan

dana dari pemerintah, tetapi merupakan kewajiban yang harus

melekat pada setiap guru untuk berkreasi, berimprovisasi,

berinisiatif dan inovatif.

Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru

di samping harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan

alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan

sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkret.

Pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar, misalnya

memanfaatkan batu-batuan, tanah, tumbuh-tumbuhan, keadaan

alam, pasar, kondisi masyarakat. Untuk kepentingan tersebut,

perlu senantiasa diupayakan peningkatan pengetahuan guru dan

dorong terus untuk menjadi peningkatan pengetahuan guru dan

didorong terus untuk menjadi guru yang kreatif dan professional

terutama dalam pengadaan serta pendayagunaan fasilitas dan

sumber belajar secara luas, untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik secara optimal.Upaya ini harus menjadi kepedulian

Page 117: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

149

bersama antara kepala sekolah, komite sekolah dan pengawas

sekolah secara proporsional.71

Harus disadari bahwa sampai saat ini, buku pelajaran

masih merupakan sumber belajar yang sangat pentin bagi para

peserta didik, meskipun masih banyak yang tidak memilikinya

terutama bagi sekolah-sekolahh yang berada di luar kota, di

pedesaan, dan bagi daerah-daerah terpencil. Dalam implementasi

Kurikulum 2013 pemerintah sudah menyiapkan sebagian besar

buku-buku wajib yang harus dipelajari oleh peserta didik,

termasuk buku guru, dan pedoman belajar peserta didik. Oleh

karena itu, pemilihan buku guru, dan peedoman belajar peserta

didik.Oleh karena itu, pemilihan buku pelajaran hendaknya

mengutamakan buku wajib yang langsung berkaitan dengan

pencapaian kompetensi tertentu. Sedangkan pemilihan buku

pelengkap hendaknya tetap berpedoman pada rekomendasi atau

pengesahan dari dinas pendidikan, dan pertimbangan lain yang

tidak memberatkan orang tua, sehhubungan dengan itu,

hendaknya kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah tidak

71

E. Mulyasa, Ibid., h. 49.

Page 118: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

150

memaksakan kepada peserta didik untuk membeli buku terbiatan

tertentu setiap tahun. Sebaiknya peserta didik dianjutkan

menggunakan buku-buku bekas milik kakak atau keluarga lain

yang sudah tidak dipakai lagi. Ini penting, karena dalam kondisi

ekonomi nasional yang carut marut sekarang ini banyak orang tua

yang tidak mampu lagi untuk membiayai pendidikan anaknya.Di

samping itu, hal ini mendukung tuntutan reformasi dalam bidang

pendidikan, yakni “mengembangkan atau menyediakan

pendidikan yang murahh dan berkualitas bagi seluruh lapisan

masyarakat.”

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran (actual

curriculum) idealnya dikembangkan ruang kelas yang dilengkapi

dengan fasilitas dan suber belajar untuk pembentukkan

kompetensi dan karakter peserta didik, dan pencapaian setiap

tujuan pembelajaran. Kelas-kelas lengkap ini terutama

diperlukan untuk melaukkan pembelajaran kontekstual (CTL)

tematik integrative, dan team teaching. Kelas yang ideal hanya

bisa dikembangkan oleh sekolah-sekolah yang berstatus social

ekonomi menengah ke atas. Namun demikian, jika pemerintah

Page 119: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

151

sudah mampu dan mau mrealisasikan anggaran pendidikan

minimal 20% dari APBN dan APBD, maka kelas yang ideal ini

akan dapat direalisasikan di seluruh sekolah dalam berbagai

lapisan masyarakat. Kondisi inilah yang memungkinkan seluruh

lapisan masyarakt menikmati pendidikan secara adil dan merata,

menuju terwujudnya keadilan social bagi seluruh rakyat

Indonesia.Amin.

Seccara umum fasilitas dan sumber belajar terdiri dari dua

kelompok besar, yakni fasilitas dan sumber belajar yang

direncanakan (by design) dan yang dimanfaatkan (by

utilation).Kedua jenis fasilitas dan sumber belajar tersebut dapat

didayagunakan seccara efektif dalam menyukseskan

implementasi Kurikulum 2013.Pendayagunaan fasilitas dan

sumber belajar memiliki arti yang sanggat penting, seliiain

melengkapi, memelihara, dan memperkaya khasanah belajar,

sumber belajar juga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas

belajar, yang sangat menguntungkan baik bagi guru maupun

peserta didik.Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar seccara

maksimal, memungkin peserta didik menggali berbagai konsep

Page 120: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

152

yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari,

sehingga menambah wawasan dan pemahaman yang senantiasa

actual, serta mampu menggikuti berbagai perubahan yang terjadi

di masyarakat dan lingkungannya. Kondisi inilah yang

memungkinkan peserta didik memiliki kemampuan unbertindak

seccara local, sesuai dengan kebutuhan lingkungan, dan berpikir

dalam prespektif global sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni (act locally think globally).72

Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu

dikaitkan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses

pembelajaran. Dengan kata lain, fasilitas dan sumber belajar

dipilih dan digunakan dalam proses belajar apabila sesuai dan

menunjang tercapainya kompetensi. Dalam menyukseskan

implementasi Kurikulum 2013, fasilitas dan sumber belajar

memiliki kegunaan sebagai berikut.

1. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan

terhadap proses pembelajaran yang akan ditempuh. Disini

sumber belajar meurpakan peta dasar yang perlu dijajagi

72

E. Mulyasa, Ibid., h. 51.

Page 121: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

153

seccara umum agar wawasan terhadap proses

pembelajaran yang akan dikembangkan dapat diperoleh

lebih awal.

2. Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah

operasional untuk menelusuri secara lebih teliti menuju

pada pembentukan kompetensi secara tuntas.

3. Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh

yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang akan

dikembangkan.

4. Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan kompetensi

dasar yang sedang dikembangkan dengan kompetensi

dasar lainnya

5. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah

diperoleh orang lain yang berhubungan dengan mata

pelajaran tertentu.

6. Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul,

sebagai konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan

Page 122: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

154

yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari

orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut.73

Secara umum dapat dikemukakan dua cara memanfaatkan

fasilitas dan sumber belajar dalam menyukseskan implementasi

kurikulum. Pertama; membawa sumber belajar ke dalam kelas.

Dari aneka ragam macam dan bentuknya sumber belajar dapat

digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, terutama

dalam pembentukan kompetensi dasar peserta didik. Hal tersebut

misalnya membawa tape recorder kedalam kelas, atau

menghadirkan anggotanya di kelas dan memberi penjelasan

kepada peserta didik. Penjelasan ini akan lebih bermakna

daripada ceramah yang dilakukan guru atau diskusi yang kurang

jelas arahnya. Kedua; membawa kelas ke lapangan yang kurang

jelas arahnya.Kedua; membawa kelas ke lapangan tempat sumber

belajar berada.Adakalanya terdapat sumber belajar yang sangat

penting dan menunjang tujuan belajar tetapi tidak dapat dibawa

ke dalam kelas karena mengandung resiko yang cuup tinggi, atau

memiliki karakteristik yang tidak memungkinkan untuk dibawa

73

Anonimous, Ibid., h. 71.

Page 123: BAB II PERAN KKG DAN PENGAWAS SEKOLAH A. Pengertian ...

155

ke dalam kelas.Hal tersebut misalnya museum, apabila kita mau

menggunakan museum sebagai sumber belajar tidak mungkin

membawa museum tersebut ke dalam kelas, oleh karenanya kita

dengan cara yang kedua ini dapat dilakukan dengan metoded

karyawisata, hal ini dilakukan terutama untuk mengefektifkan

biaya yang dikeluarkan.

Fasilitas dan sumber belajar sudah sewajarnya

dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan apa yang digariskan

dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP/PP.19/2005), mulai

dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan. Hal ini didasari

oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui

kebutuuhhan fasilitas dan sumber belajjar, baik kecukupan,

kesesuaian, maupun kemutakhirannya, terutama sumber-sumber

belajar yang dirancang (by design) secara khusus untuk

kepentingan pembelajaran.74

74

E. Mulyasa, Ibid., h. 52.