Go Green

9
Go Green: Masalah Kemasan Plastik Terkait Dengan Kelestarian Lingkungan Pengemasan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam industri pangan. Dalam industri pangan, pengemasan berkaitan langsung dengan keamanan produk disamping pada aspek lainnya. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan yang ditimbulkan oleh lingkungan. Hal ini sangat jelas mengingat produk-produk pertanian dan industri pertanian kebanyakan sangat rentan mengalami kerusakan yang berakibat pada turunnya kualitas produk.Selain untuk menjaga kualitas produk, kemasan juga berfungsi sebagai media informasi produk kepada konsumen. Dalam kemasan dapat dicantumkan segala macam informasi tentang produk seperti komposisi, kandungan nilai gizi dan standard mutu yang digunakan. Selain itu, kemasan juga memiliki nilai penting dalam bidang pemasaran. Karena itu, selain mempertimbangkan aspek keamanan produk juga harus diperhatikan aspek estetika dan preferensi konsumen yang berhubungan dengan kemasan produk. Salah satu bahan pengemas yang paling populer digunakan adalah plastik. Plastik merupakan salah satu bahan yang paling umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu ringan, kuat dan mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dan dapat dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah. Salah satu contoh kemasan plastik yang sering digunakan adalah kemasan botol. Popularitas botolplastik telah menggeser popularitas botol gelas karena lebih murah, lebih ringan dan lebih fleksibel. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua

description

ssss

Transcript of Go Green

Go Green: Masalah Kemasan Plastik Terkait Dengan Kelestarian Lingkungan

Pengemasan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam industri pangan. Dalam industri pangan, pengemasan berkaitan langsung dengan keamanan produk disamping pada aspek lainnya. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan yang ditimbulkan oleh lingkungan. Hal ini sangat jelas mengingat produk-produk pertanian dan industri pertanian kebanyakan sangat rentan mengalami kerusakan yang berakibat pada turunnya kualitas produk.Selain untuk menjaga kualitas produk, kemasan juga berfungsi sebagai media informasi produk kepada konsumen. Dalam kemasan dapat dicantumkan segala macam informasi tentang produk seperti komposisi, kandungan nilai gizi dan standard mutu yang digunakan. Selain itu, kemasan juga memiliki nilai penting dalam bidang pemasaran. Karena itu, selain mempertimbangkan aspek keamanan produk juga harus diperhatikan aspek estetika dan preferensi konsumen yang berhubungan dengan kemasan produk.Salah satu bahan pengemas yang paling populer digunakan adalah plastik. Plastik merupakan salah satu bahan yang paling umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu ringan, kuat dan mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dan dapat dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah. Salah satu contoh kemasan plastik yang sering digunakan adalah kemasan botol. Popularitas botolplastik telah menggeser popularitas botol gelas karena lebih murah, lebih ringan dan lebih fleksibel.

Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer.

Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu lastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas. Yang termasuk plastikthermoplast antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan palstik thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisitertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastic thermoset adalah : PU (Poly Urethene), UF (Urea Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, dan epoksi (Mujiarto, 2008).Plastik adalah salah satu polimer yang paling sukar terurai secara alami. Beberapa sumber menyatakan rata-rata plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami. Sehingga masalah terbesar yang ditimbulkan dari kemasan plastik adalah masalah sampah. Sampah plastik menjadi salah satu polutan yang sangat mengancam kelestarian lingkungan. Sebagai contoh menurut www.reusablebags.com fakta mengenai permasalahan botol plastik antara lain adalah:

1. Orang amerika membeli rata-rata 25 milyar minuman botol plastik per tahun dan 22 milyar botol akan berakhir di tempat sampah.

2. Pembotolan air adalah pemborosan. Konsumen membayar $ 7 milyar untuk air botolan di amerika tiap tahun.

3. 2,7, juta ton plastik dunia digunakan untuk pembotolan air tiap tahun.

4. 1,5 juta barrel minyak digunakan untuk memproduksi botol plastik untuk amerika. Hal ini sama dengan bahan bakar untuk 100.000 mobil amerika untuk satu tahun.

5. Botol air minum dapat menjadi karsinogenik jika digunakan lebih dari satu kali karena mengandung polyethylene terephthalate.

6. Seperti semua plastik, botol akan terus bersama kita selamanya karena tidak dapat terurai secara biologis (non biodegradable). Botol akan terpecah menjadi serpihan kecil yang meracuni tanah dan air.

7. Sampah botol akan menjadi polutan.

Sedangkan menurut sumber dari www.coolcitibag.com permasalahan utama plastik yang terkait dengan kelestarian lingkungan antara lain adalah:

1. Tas plastik dibuat dari sumber daya alam yang langka yaitu minyak dan menciptakan polusi mulai dari pembuatan sampai pembuangannya. 120 juta barel minyak mentah , sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, diperlukan untk produksi satu trilion kantong plastik setiap tahun diseluruh dunia.

2. Plastik menimbulkan masalah sampah di jalan-jalan , sungai dan saluran air, pantai dan lingkungan kelautan. 47% sampah yang terbawa angin dari tempat pembuangan akhir, sebagian besar adalah kantong plastik

3. Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik. Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan setiap mil persegi ada 46,000 sampah plastik mengambang dilautan.

4. Suatu laporan. Sampah Plastik Dilaut Dunia, oleh Greenpeace, menyatakan bahwa sedikitnya 267 jenis biota laut telah menderita dari jeratan atau mencerna sampah laut. Diperkirakan 1 juta burung laut menelan atau terjerat jaring plastik atau sampah lainnya setiap tahun.

5. Kantong plastik dianggap sebagai produk yang dapat dibuang dan tidak hancur ditempat pembuangan. Diperlukan 1,000 tahun bagi plastik untuk terurai dan hancur.

6. Hanya 0.6% s/d 1% kantong plastik yang dapat didaur ulang diseluruh dunia, sisanya tetap mengendap ditanah.

7. Sampah plastik yang dibuang sem barangan menyumbat sa luran air dan menyebab kan banjir.

8. Sampah tas plastik yang dibuang ke saluran air mengakibat kan genangan air yang menjadi sarang pembiak an nyamuk penyebab pe nyakit demam berdarah.9. Negara dan kota-kota yang telah melarang atau mengu rangi penggunaan kan tong plastik adalah San Francisco, Hong Kong, Singapura, Australia, Irelandia,Taiwan, Mumbai Scotlandia, Perancis, Tanzania, Switzerland, Denmark, Jerman, Afrika Selatan, Philippina.10. Pengenaan cukai sebesar 15 sen atas tas belanja plastik di Republik Irlandia telah menurunkan pemakaian nya sampai dengan 90%.

PermasalahanSampai saat ini, belum ada solusi yang benar-benar efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah polusi akibat sampah plastik. Usaha yang paling populer dilakukan adalah 3 R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Reduce atau pengurangan merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan penggunaan penggunaan plastik yang tidak ramah lingkungan. Hal ini telah banyak dilakukan dengan berbagai cara antara lain membawa tas sendiri saat berbelanja, mengganti kantong plastik dengan kertas. Selain itu juga dilakukan usaha-usaha untuk mecari bahan pengganti plastik yang lebih ramah lingkungan. Reuse atau penggunaan kembali merupakan langkah yang dilakukan untuk menekan penggunaan plastik yang merupakan sebuah pemborosan. Karena produk plastik merupakan sebuah produk yang awet dan tahan lama, produk plastik dapat digunakan secara berulang-ulang. Recycle atau daur ulang adalah sebuah langkah yang dapat diimplementasikan dalam skala besar. Daur ulang terbukti adalah sebuah langkah yang paling efektif dalam menekan sampah plastik saat ini. Tetapi daur ulang sampah plastik tidak begitu saja menyelesaikan masalah karena tidak 100% dari sampah plastik dunia berhasil melalui proses daur ulang.Selain 3 R, solusi penanganan sampah plastik adalah seperti kebanyakan sampah lainnya. Di negara maju proses pengolahan sampah dilakukan dengan incinerator yang dapat menghasilkan energi (listrik). Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, kebanyakan pengolahan sampah masih menggunakan metode landfill tidak peduli apakah itu sampah organik atau sampah anorganik termasuk juga plastik. Tetapi proses pengolahan sampah dengan incinerator tidak dapat dikatakan ideal. Meskipun dapat menghasilkan energi listrik, incinerator juga menghasilkan emisi gas yang berasal dari pembakaran sampah yang dapat menyebabkan polusi udara. Sedangkan metode landfill terbukti sangat tidak efektif untuk mengurai sampah plastik.Untuk mereduksi penggunaan minyak dan gas sebagai bahan baku plastik, dalam perkembangannya plastik dibuat dari bahan-bahan sintetis. Tetapi hal ini tidak dapat mereduksi masalah sampah yang ditimbulkan oleh plastik.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan plastik sebagai bahan kemasan produk pangan berdampak besar bagi kelestarian lingkungan. Masalah terbesar yang ditimbulkan adalah masalah sampah plastik yang tidak dapat terurai secara alami dan dapat menjadi polutan bagi tanah dan air.Solusi masalah sampah plastik terbaik untuk saat ini adalah dengan metode 3 R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Karena pengolahan sampah menggunakan incinerator dapat menimbulkan masalah pencemaran udara.Perlu dilakukan upaya-upaya untuk mecari pengganti plastik sebagai bahan kemasan produk pangan yang lebih ramah lingkungan. Sebuah keputusan yang sangat logis mengingat produk industri pertanian memiliki shelf life yang sangat pendek jika dibandingkan dengan kemasan plastik yang dapat bertahan selama ratusan tahun.

http://ceriwis.us/showthread.php?t=22504http://riekonaicha.co.cc/2010/03/plastik-ramah-lingkungan/Plastik Ramah Lingkungan

Posted on March 12, 2010 by Jendral Berani Mati

Bioplastik atau plastik organik adalah salah satu jenis plastik yang terbuat dari sumber biomassa terbarukan, seperti minyak nabati, pati jagung, pati kacang polong dan mikrobiota, jika dibandingkan dengan plastik konvensional yang terbuat dari bahan baku petroleum. Bioplastik pada umumnya bersifat dapat terdegradasi secara alami.

Plastik biodegradable telah berkembang lebih dari 10 tahun lalu, dan perkembangan kearah plastik komersial sangat lambat. Hal ini disebabkan umumnya karena harga mahal dan sifat agak lain dari plastik konvensional. Namun dengan isu menipisnya cadangan minyak bumi maka bioplastik akan segera menjadi kompetitif dibanding plastik lainnya. Kelebihan lain dari plastik biodegradable adalah diproduksi dari sumber terbarukan bukan dari minyak dan mempunyai sifat dapat terdegradasi secara alami. Hal ini menjadi salah satu poin penting karena besarnya angka polusi lingkungan oleh sampah plastik seperti global warming yang disebabkan oleh panas dan gas yang dibebaskan pada saat pembakaran. Selain itu, pembebasan gas-gas beracun pada saat pembakaran sampah plastik dapat mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Biodegradable Plastic Bag

Banyak polimer yang disebaut biodegradable, namun pada kenyataannya polimer tersebut adalah bioerodable, hydro-biodegradable atau photo-biodegradable. Untuk itu plastik yang ramah lingkungan dapat disimpulkan sebagai: terdegradasi karena biodegradable, compostable, hydro-biodegradable, photo-biodegradable dan bioerodable. Di pasaran jenis plastik tersebut dapat sebagai Fotodegradable Polimer, Polimer bebasis pati, polimer terlarut dalam air, biodegradable polyester.

Foto degradasi pada palastik disebabkan oleh ketidak beraturan dalam polimer atau ditambahkan bahan yang sensitif terhadap sinar UV atau sinar matahari. Kecepatan degradasi biasanya bertambah dengan adanya bahan tambahan ini yang disebut juga promotor. Promotor yang umum digunakan adalah dari gugus karbonil atau karbon, C, berikatan rangkap (double bonded) dengan oksigen, O, dan logam komplek yaitu logam yang dicampurkan dengan berbagai kompon. Degradasi ini masih menyisakan pertanyaan apakah produk degradasi akan benar-benar menjjadi produk non plastik atau hanya terdegradasi menjadi partikel yang lebih kecil. Bahan kopolimer yang ditambahkan untuk membantu proses fotodegradasi dapat sebagai monomer ketika proses kopolimerisasi. Komonomer yang ditambahkan biasanya yang mempunyai gugus keton dan karbonmonoksida. Bahan logam biasanya ditambahkan kketika proses sebagai aditif.

Kopolimer karbonil keton diperoleh dengan penambahan komonomer vinil keton dalam polimerisasi polietilena dan polistirena. Hasil kopolimer akan terdegradasi jika gugus karbonil mengabsorb sinar matahari. Selanjutnya hasil degradasi memerlukan bantuan mikroba untuk merubah menjadi CO2 dan air. Karena degradasi memerlukan sinar matahari langsung maka produk ini sesuai untuk penggunaan film mulsa yang biasanya berakhir menjadi sampah.

Kopolimer dengan karbonmonoksida dikomersialisasikan oleh Dow Chemical, DuPont dan Union Carbide. Kopolimer yang diperoleh biasanya dari jenis PE, kemudian dengan bantuan sinar matahari plastik akan terdegradasi.

Aditif komplek logam ditambahkan dalam plastik untuk inisiasi proses dekomposisi. Kelebihan dari aditif ini tidak terlalu tergantung pada sinar matahari. Pada kenyataannya jika plastik ini telah menerima sinar UV yang cukup, ketika ditimbun dalam tanah, plastik dapat teregradasi. Masalah yang menjadi perhatian dari jenis aditif ini adalah kemungkinan adanya sisa logam berat yang bersifat racun setelah proses degradasi. Aditif ini dikenal dengan prodegradant konsentrat biasanya berupa katalis berbasis logam transisi sepertii Co-stearat, Mn-stearat. Bahan tersebut ditambahkan dalam jumlah 1-3% dan akan menambah biaya antara 10-35% dari harga polietilena.

Penambahan pati dalam plastik diharapkan akan terjadi proses degradasi yang diawali dengan proses biologi dilanjutkan dengan fotodegradasi dan terakhir biodegradasi lagi. Degradasi pati akan meninggalkan ruang kosong dalam plastik sehingga memperluas permukaan kontak antara plastik dan logam dalam tanah. Energy dari sinar matahari bersama katalis logam dalam tanah akan merusak polimer menjadi rantai yang lebih pendek. Jika molekul telah ppendek maka mikroba akan dapat mencerna polimer sebagai sumber karbon. Pati dapat diperoleh dari sumber pertanian seperti jagung, kentang dan beras yang mudah dicerna oleh mikroba. Setiap pati akan memberikan produk film dengan ketebalan yang berbeda. Ada tiga metoda untuk penambahan pati dalam polimer.

Pati merupakan polimer linear dari monomer glukosa membentuk polisakarida dihubungkan pada posisi karbon 1-4. Panjang rantai pati bervariasi tergantung sumber tanaman antara 200-2000 unit glukosa. Pada dasarnya ada dua macam molekul pati yaitu amilosa dan amilopektin. Ikatan pati alfa amilosa membuat flekksibel dan dapat dicerna oleh mikroba.

Modifikasi permukaan pati sebagai aditif, dimana dilakukan proses dengan penambahan sedikit lemak tak jenuh atau oksidator asam lemak dari minyak sayur. Bahan tersebut ditambahkan ke dalam campuran untuk memperbaiki kompatibilitas dengan polimer. Campuran akan dapat dicetak dengan injection molding, film blowing dan blow molding. Waktu dan kecepatan degradasi tergantung dari polimer dan ketebalan serta suasana lingkungan.

Aditif pati tergelatinasi didorong oleh pemerintah Amerika Serikat untuk fil PE ko-asam akrilat (EAA) dan dalam campuran EAA dan LDPE. Pencampuran dilakukan dengan 40% pati, 60% EAA dan air. Penambahan EAA hharus diperlukan untuk membuat sejumlah besar pati kompatibel dengan PE. Bahan campuran bersifat transparan dan lentur, yang berguna untuk penggunaan mulsa.

Bahan thermoplastic pati, biasanya pati dengan kandungan amilosa lebih besar dari 70% yang kemudian di-gelatinasi dengan solven spesifik. Bahan ini tidak hanya menggunakan pati dalam jumlah besar tetapi kelarutan dalam air bertambah. Selain itu bahan ini sangat mudah dikonsumsi oleh mikroba. Pati ini dapat kurang tahan terhadap air dengan melakukan asetilisasi, esterifikasi atau esterifikasi pada gugus OH yang terkandung pada pati. Jenis ini kemungkinan dapat digunakan untuk mulsa, tas, untuk makanan binatang, pupuk dan produk yang akan terbuang di saluran air atau fasilitas pengolahan air buangan.

Pendidikan pengelolaan sampah rumah tangga : ; suatu eksperimen tentang pemilahan sampah bagi ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Kebon Bawang Jakarta Utara; Paskhalis Riberu